waspaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewMari Belajar Mengartikan Ayat Arti Harfiah/ Kosa kata...

31
MARI MENGAJI QUR’AN SURAT AL BAYYINAH(98) BELAJAR ISTIQOMAH A. Mari Belajar Membaca Al-Qur’an Surat Al Bayyinah Kegiatan pembelajaran 1. Membentuk kelompok, 3 – 4 orang per kelompok 2. Pilihlah teman yang dapat membimbing kamu membaca Al quran. 3. Bukalah Al Quran dan carilah surat Al Bayyinah 4. Bacalah Qs. Al Bayyinah secara bergantian diawali dengan teman pembimbingmu. 5. Lakukan secara berulang-ulang 1- 3 kali. 6. Perhatikan tanda baca ( harakat) panjang dan pendeknya. 7. Guru membimbing peserta didik dan meluruskan serta mendemonstrasikan bacaan. B. Mari Belajar Mengartikan Ayat Arti Harfiah/ Kosa kata Lapal Arti Lapal Arti tidak ada orang-orang yang mereka kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik melepaskan/ meninggalkan sehingga datang pada mereka bukti nyata seorang rosul dari Allah dia membacakan lembaran-lembaran yang suci

Transcript of waspaisukabumi.files.wordpress.com · Web viewMari Belajar Mengartikan Ayat Arti Harfiah/ Kosa kata...

MARI MENGAJI

QURAN SURAT AL BAYYINAH(98) BELAJAR ISTIQOMAH

A. Mari Belajar Membaca Al-Quran Surat Al Bayyinah

Kegiatan pembelajaran

1. Membentuk kelompok, 3 4 orang per kelompok

2. Pilihlah teman yang dapat membimbing kamu membaca Al quran.

3. Bukalah Al Quran dan carilah surat Al Bayyinah

4. Bacalah Qs. Al Bayyinah secara bergantian diawali dengan teman pembimbingmu.

5. Lakukan secara berulang-ulang 1- 3 kali.

6. Perhatikan tanda baca ( harakat) panjang dan pendeknya.

7. Guru membimbing peserta didik dan meluruskan serta mendemonstrasikan bacaan.

B. Mari Belajar Mengartikan Ayat

Arti Harfiah/ Kosa kata

Lapal

Arti

Lapal

Arti

tidak ada

orang-orang yang

mereka kafir

dari ahli kitab

dan orang-orang musyrik

melepaskan/meninggalkan

sehingga

datang pada mereka

bukti nyata

seorang rosul

dari Allah

dia membacakan

lembaran-lembaran

yang suci

di dalamnya

kitab

yang lurus

dan tidak berpecah belah

Lapal

Arti

Lapal

Arti

(mereka) diberi Al kitab

kecuali dari sesudah

apa yang datang pada mereka

dan tidak mereka diperintah

supaya mereka menyembah

memurnikan

kepadaNya ketaatan/agama

ikhlas/ lurus

dan mereka mendirikan

Shalat

dan mereka menunaikan

zakat

dan demikian itu

agama yang betul/lurus

sesungguhnya orang-orang yang kafir

dalam api/neraka Jahannam

mereka kekal

mereka itulah

seburuk-buruk makhluk

sebaik-baik makhluk

balasan mereka

di sisiTuhan mereka

surga And

mengalir

dari bawahnya sungai-sungai

selamanya

Allah meridhai/ suka

terhadap mereka

dan mereka ridha/ suka dari padaNya

demikian itu

bagi orang

ia takut

Tuhan-Nya

Terjemahan Ayat

1. Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),

3. Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.

4. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang ahlu Al Kitab melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.

5. Padahal mereka tidak diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan untukNya- ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus (benar).

6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.

7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.

8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

C. Mari Belajar Memahami Kandungan Makna Qs. Al-Bayyinah

Surah al-Bayyinah terdiri dari 8 ayat, termasuk kelompok surah Madaniyah, diturunkan sesudah surah at-Talaq. Nama al-Bayyinah diambil dari perkataan al-Bayyinah yang berarti bukti yang nyata, yang terdapat pada ayat pertama surah ini.

Kandungan maknanya:

1. Orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak goyah kepercayaan mereka dan berselisih pendapat sesudah datangnya Nabi Muhammad saw.

2. Mereka hanya diperintahkan untuk menyembah Allah dengan ikhlas, mendirikan shalat, dan mengeluarkan zakat yang merupakan ajaran agama yang lurus.

3. Ancaman terhadap orang-orang kafir itu akan dimasukan ke dalam neraka Jahanam.

4. Balasan terhadap orang yang beriman dan beramal saleh ialah akan dimasukan ke dalam surga dan mendapat rida Allah.

5. Mengerjakan shalat, puasa, dan zakat yang berhubungan dengan gerak lahir dan batin harus dilakukan dengan ikhlas dan taqwa untuk mencapai balasan yang disediakan bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh.

6. Ibadah tidak akan diterima jika tidak didasari dengan keikhlasan.

D. Mari belajar menyalin/ menuliskan Qs. Al-Bayyinah

Salinlah surat Al-Bayyinah ke dalam buku catatanmu! (tugas di rumah)

Sebelum menyalin surat di atas, perhatikan hal-hal berikut ini!

1. Telaah bentuk tulisan huruf, kata dan kalimat dengan teliti sehingga sesuai dengan struktur kalimat berikut artinya.

2. Telitilah perubahan huruf- huruf hijaiyah setelah dirangkai dengan huruf lain.

3. Perhatikan huruf-huruf yang harus ditulis tapi tidak dibaca.

4. Perhatikan huruf-huruf yang dibaca panjang dengan harakat panjang/fathah dan kasroh berdiri atau dlomah terbalik.

5. Lakukan/ latihlah secara berulang-ulang.

6. Sesekali guru bisa membimbing dengan imla untuk mengevaluasi hasil tulisannya.

BELAJAR BAHASA ARAB

ISIM ISYARAH

Isim Isyarah adalah isim yang digunakan untukmenunjuksesuatu.Menunjuk bagaimana maksudnya?. Misalnya ada sebuah Meja. Bagaimana cara Anda menunjuk meja tersebut? Yupz benar sekali. Kita akan mengatakan "Ini Meja..." atau "Itu Meja...". Jadi isim isyarah jika saya jelaskan dengan bahasa yang sederhana, adalah kata yang digunakan untuk menunjuk "ini" dan "itu" dalam Bahasa Arab tentunya. Apa susahnya bilang ini dan itu?

Memang tidak susah. Tetapi ada beberapa aturan yang harus kita pelajari dalam pembahasan Isim Isyarah ini. DalamBahasa Arab Pemula 5kita sudah belajar tentang Isim Mudzakkar dan Muannats, sedangkanBahasa Arab Pemula 6kita belajar tentang Isim Mufrod, Mutsanna, dan Jamak. Kedua pembahasan itu akan kita terapkan secara bersama-sama dalam Isim Isyarah ini.

Agar lebih mudah dalam mempelajarinya, Isim Isyarah diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:

A. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Mufrad (berjumlah 1)

1.Untuk menunjuk Dekat (ini): Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar menggunakanContohnya : (Ini sebuah buku), Pada contoh tersebutisim yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar dan jumlahnya adalah tunggal. Jika benda yang ditunjukadalah Mutsanna maka menggunakan Contohnya: (ini sebuah sekolah), Pada contoh tersebut isim yang ditunjuk adalah isim Muannats tunggal.

2. Untuk menunjuk Jauh (itu):Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar, maka menggunakanContohnya adalah (Itu sebuah buku). Pada contoh tersebut yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar Mufrod. Jika benda yang ditunjuk adalah Muannats, maka menggunakan Contohnya adalah (Itu sebuah sekolah). Kata yang ditunjuk adalah Muannats Mufrod.

B. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Mutsanna (berjumlah 2)

1.Untuk menunjuk Dekat (ini): Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar menggunakanContohnya : (ini dua buah buku),

Pada contoh tersebutisim yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar dan jumlahnya adalah tunggal. Jika benda yang ditunjuk adalah Mutsanna maka menggunakan Contohnya: (ini dua buah sekolahan), Pada contoh tersebut isim yang ditunjuk adalah isim Muannats tunggal.

2.Untuk menunjuk Jauh (itu):Jika benda yang ditunjuk adalah Mudzakkar, maka menggunakan Contohnya adalah(Ituduabuah buku).

Pada contoh tersebut yang ditunjuk adalah isim Mudzakkar Mufrod. Jika benda yang ditunjuk adalah Muannats, maka menggunakan Contohnya adalah(Ituduabuah sekolah). Kata yang ditunjuk adalah Muannats Mufrod.

C. Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak (berjumlah lebih dari 2).Isim Isyarah dalam bentuk Jamak ini pembagiannya bukan berupa Mudzakkar dan Muannats, tetapi untuk Isim yangBerakaldanTidak Berakal.

1.Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak yang Berakal Jika Isim Jamak yang berakal tersebut berada dekat, maka menggunakan Contohnya: (Mereka ini para siswa).

Jika Isim Jamak yang berakal tersebut berada Jauh, maka menggunakan Contohnya: (Mereka itu para siswa)

2.Isim Isyarah untuk menunjuk isim Jamak yang TIDAK Berakal Jika Isim Jamak yang Tidak Berakal tersebut berada dekat, maka menggunakan Contohnya: (Ini adalah buku-buku).

Jika Isim Jamak yang TidakBerakal tersebut berada Jauh, maka menggunakan Contohnya: (itu adalah buku-buku)

Keterangan:

IsimBerakal adalah isim dari Manusia, misalnya orang muslim, orang mu'min, pembeli, guru dan lainnya.

IsimTidak Berakal adalah Isim yang berupa bendamati atau hewan (selain manusia)

Katapada contoh Isim Jamak Tidak berakal, adalah bentuk jamak dari buku ()

QS. Al Bayyinah (98) : 1-8

Tulislah dari QS. Al Bayyinah di atas, ayat yang mengandung isim isyarah !

MENGHINDARI PERBUATAN KORUPSI

)) : : : (( )) : : ((

Barangsiapa di antara kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan), lalu dia menyembunyikan dari kami sebatang jarum atau lebih dari itu, maka itu adalah ghulul (belenggu, harta korupsi) yang akan dia bawa pada hari kiamat. (Adiy) berkata : Maka ada seorang lelaki hitam dari Anshar berdiri menghadap Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam , seolah-olah aku melihatnya, lalu dia berkata,"Wahai Rasulullah, copotlah jabatanku yang engkau tugaskan." Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya,"Ada apa gerangan? Dia menjawab,"Aku mendengar engkau berkata demikian dan demikian (maksudnya perkataan di atas, Pen.)." Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam pun berkata,"Aku katakan sekarang, (bahwa) barangsiapa di antara kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan), maka hendaklah dia membawa (seluruh hasilnya), sedikit maupun banyak. Kemudian, apa yang diberikan kepadanya, maka dia (boleh) mengambilnya. Sedangkan apa yang dilarang, maka tidak

Mufrodat :

Kalimat

Arti

Kalimat

Arti

Kami tugaskan

Copotlah

Diantara kalian

Dariku

Pekerjaan

Pekerjaanku

Menyembunyikan

Lihatlah

Sebatang jarum

Diantara kalian

Belenggu/korupsi

Aku dengar

Akan datang

Berkata

Hari kiamat

Hasil

Laki-laki

Pekerjaan

Membawa hasil

Mengambil

Sedikit

Dilarang

Banyak

Daripadanya

Mengambil

Dilarang

Darinya

A.Pengertian Korupsi

Istilah korupsi sebenarnya bukan istilah yang berasal dari istilah yang terdapat dalam bahasa Arab; bahasa Kitab Suci al-Quran, dan bukan pula istilah yang berasal dari bahasa Indonesia, hanya saja sudah menjadi bahasa Indonesia. Kata korupsi berasal dari bahasa Inggris yaitu Corrupt yang secara harfiah berarti disuap, jahat, buruk, curang, atau merusak. Di dalam kamus bahasa Indonesia, korupsi berarti perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan lain sebagainya.

Istilah ini kemudian dikaitkan dengan perilaku jahat, buruk atau curang dalam hal keuangan dimana individu berbuat curang ketika mengelola uang milik bersama. Oleh karena itulah maka korupsi adalah merupakan pemanfaatan dana publik yang seharusnya untuk kepentingan umum dipakai secara tidak sah untuk memenuhi kebutuhan peribadi. Dan inilah istilah korupsi yang lazim dipakai dalam istilah sehari-hari.

Dalam terminologi Islam dikenal istilah yang hampir sama dengan korupsi yaitu Risywah (suap), hanya saja risywah ini hanya menyangkut sebahagian dari istilah korupsi yaitu suap menyuap antara seseorang dengan orang lain dengan imbalan uang tertentu guna memperoleh pekerjaan atau jabatan. Istilah korupsi ini jauh lebih dari sekedar suap menyuap sebab korupsi termasuk di dalamnya manipulasi, pungli, mark up, dan pencairan dana pubik secara terselubung dan bersembunyi di balik dalil-dalil konstitusi, dengan niat untuk memperoleh keuntungan yang lebi besar secara tidak sah dari apa yang seharusnya diperoleh menurut kadar dan derajat pekerjaan seseorang.

Namun demikian sekalipun istilah korupsi berasal dari bahasa asing dalam hal ini bahasa Inggris, istilah korupsi ini telah menjadi sebuah istilah yang sangat akrab di telinga kita, baik dalam kehidupan kita sebagai ummat, sebagai bangsa maupun sebagai negara. Bahkan saking akrabnya istilah ini dengan kita, pekerjaan korupsi sudah menjadi suatu yang lumrah dan biasa dalam perilaku sehari-hari, akibatnya yang melakukan korupsi kita anggap biasa-biasa saja, dan bahkan akan dijunjung setinggi langit manakala uang yang dikorupsi itu disumbangkan untuk kepentingan sosial, baik sosial keagamaan maupun soisial kemasyarakatan. Padahal kita semua tahu dan sadar bahwa yang menyebabkan keterpurukan bangsa dan negara ini ke jurang kehancuran adalah disebabkan peraktek korupsi yang dilakukan oleh seuruh lapisan masyarakat, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi, baik secara perorangan maupun secara berjamaah. Kitapun tidak pernah menolak sumbangan orang untuk kegiatan sosial yang bersumber dari korupsi, sikap kita justru sebaliknya.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa korupsi itu adalah merupakan perbuatan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri, orang lain dan atau koprorasi, ataupun dapat disebut sebagai pemanfataan dana publik untuk kepentingan peribadi secara tidak sah (melawan hukum). Sebagai contoh dalam masalah ini adalah mempergunakan uang negara dan atau pasilitas negara untuk kepentingan peribadi, keluarga dan ataupun golongan tertentu, yang seharusnya dipergunakan untuk kepentingan negara.

B.Penyebab Terjadinya Korupsi

Korupsi sebagaimana digambarkan di atas telah menjadi sebuah peraktek kebiasaan di kalangan masyarakat dan pemerintah yang sulit dicegah dan dibendung penularannya. Hal ini adalah merupakan sebuah akibat langsung dari kondisi riel masyarakat Indonesia yang sangat rendah mentalitasnya yang barangkali dapat disebabkan oleh minimnya penghasilan, rendahnya pengetahuan dan pengamalan agama, sikap tamak dan rakus yang menghantui setiap anggota masyarakat dan lain-lain sebagainya. Kondisi riel inilah barangkali yang menyebabkan suburnya peraktek korupsi pada masyarakat dan pemerintah.

Untuk lebih lanjut dalam masalah ini dapat diuraikan penyebab-penyebab terjadinya peraktek korupsi, antara lain adalah sebagai berikut :

1.Lemahnya Keyakinan Agama

Lemahnya keyakinan agama adalah merupakan salah satu faktor penyebab seseorang melakukan korupsi. Kita semua mengetahui bahwa penduduk Indonesia 100 adalah beragama dan 88 di antaranya adalah penganut agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa sesunguhnya pelaku-pelaku korupsi itu adalah orang yang memiliki dan meyakini agama, dan sebahagian besar di antaranya adalah penganut agama Islam. Atas dasar itu dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya pelaku tindak pidana korupsi itu adalah penganut agama Islam. Padahal sesungguhnya ajaran agama Islam itu dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar termasuk di dalamnya mencegah perbuatan korupsi. Yang jadi masalah adalah ada beberapa orang tertentu yang rajin melaksanakan ibadah sesuai ajaran agamanya, namun peraktek korupsinya tetap juga jalan. Hal ini disebabkan oleh karena pelaksanaan ajaran agama itu tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sekaligus tidak mendalami makna yang terkandung dalam ibadah itu. Akibatnya ibadah yang dilaksanakan baru sebatas ibadah ritual ceremonial, belum menjalankan ibadah sebagai ibadah ritual dan aktual.

2.Pemahaman Keagamaan yang keliru

Pemahaman keagamaan yang keliru yang dimaksudkan di sini adalah adanya satu pemahaman bahwa setiap berbuat satu kebaikan akan diberikan pahalanya tujuh ratus kali lipat pada satu pihak, sebagaimana tercermin dalam Firman Allah SWT. Yang artinya : Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di Jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (kurniaNya) lagi Maha Mengetahui.

Dan adanya pemahaman bahwa berbuat satu kejahatan akan diberikan satu ganjaran / balasan pada pihak yang lain. Kedua pemahaman ini digabungkan menjadi satu dalam hal kejahatan. Akibatnya seseorang berpikir bahwa kalau dia melakukan korupsi Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) akan diberikan dosa sebanyak seratus juta dosa. Untuk itu maka dia berpikir alangkah baiknya uang yang dikorupsi itu disedekahkan sebanyak Rp. 1.000.000,00 (Satu juta rupiah) dan akan mendapatkan pahala sebanyak 700.000.000,00 kebaikan. Dan masih untung sebanyak 600.000.000,00 kebaikan. Padahal dia tidak sadar bahwa uang yang disedekahkan itu harus bersumber dari yang halal, bukan dari yang haram sebagaimana Sabda Rasulullah SAW yang artinya : Tidak diterima sholat seseorang kecuali dalam keadaan suci dan tidak diterima sedekah seseorang yang bersumber dari penipuan.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya pemahaman yang keliru tentang ganjaran pahala dan dosa yang dipahami oleh seseorang, akibatnya dia rajin korupsi dan rajin pula memberikan infaq/shodaqah.

3.Adanya Kesempatan dan Sistem yang Rapuh

Seseorang melakukan tindak pidana korupsi salah satunya adalah disebabkan adanya kesempatan dan peluang serta didukung oleh sistem yang sangat kondusif untuk berbuat korupsi. Adanya kesempatan dan peluang itu antara lain adalah dalam bentuk terbukanya kesempatan dan peluang untuk berbuat korupsi karena tidak adanya pengawasan melekat dari atasannya dan terkadang justru atasannya mengharuskan seseorang untuk berbuat korupsi. Atau bisa dalam bentuk sistem penganggaran yang memang mengharuskan seseorang berbuat korupsi seperti diperlukannya uang pelicin untuk menggolkan anggaran kegiatan, atau dalam bentuk lain diperlukannya uang setoran kepada atasan di akhir pelaksanaan kegiatan.

4.Mentalitas yang rapuh

Mentalitas ataupun sikap mental yang rapuh adalah disebabkan pengetahuan dan pengamalan agama yang kurang, disamping penyebab-penyebab lainnya. Apabila pengetahuan dan pengamalan agama seseorang baik, maka dapat dipastikan bahwa sikap mental orang tersebut akan baik, namun demikian tidak semua yang bermental baik berarti memiliki pengetahuan dan pengamalan agama yang baik, sebab masih banyak penyebab-penyebab lainnya yang menyebabkan seseorang bermental baik. Perlu diketahui bahwa faktor mentalitas ini adalah merupakan faktor yang paling dominan yang menyebabkan terjadinya korupsi, sebab dalam kenyataannya yang melakukan peraktek korupsi itu biasanya yang paling tinggi jabatannya, disamping yang mempunyai peluang dan kesempatan untuk melakukannya.

5.Faktor Ekonomi / Gaji Kecil

Faktor ekonomi / gaji kecil ditengarai adalah salah satu faktor penyebab orang melakukan korupsi, sebab bagaimana mungkin seseorang tidak melakukan korupsi, sementara gajinya relatif kecil, kebutuhannya banyak, dan dia mengelola uang. Sebagaimana diketahui bahwa gaji Pegawai Negeri Sipil di Indonesia adalah merupakan salah satu gaji terendah di dunia dan jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia, akibatnya untuk mencari tambahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan anak-anak sekolah, maka dicarilah jalan pintas dengan mengambil uang negara secara tidak sah (melawan hukum). Hal ini sepintas kilas dapat dibenarkan, tetapi karena yang melakukannya hampir semua orang yang mempunyai kesempatan dan peluang, maka keuangan negara habis dikorupsi orang-orang tertentu untuk selanjutnya dinikmati oleh orang-orang tertentu pula.

6.Faktor Budaya

Adalah sebuah kebiasaan bagi kita orang Indonesia bahwa setiap seseorang menjadi pejabat tinggi dalam sebuah pemerintahan, maka yang bersangkutan akan menjadi sandaran dan tempat bergantung bagi keluarganya, akibatnya dia diharuskan melakukan perbuatan korupsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarganya tersebut, apalagi permintaan akan kebutuhan itu datang dari orang yang sangat berpengaruh bagi dirinya seperti mamak umpamanya. Selain daripada itu dalam budaya kita akan dianggap bodoh seseorang manakala dia tidak mempunyai apa-apa di luar penghasilannya, sementara dia menduduki suatu jabatan penting, akibatnya dipaksa untuk melakukan korupsi.

7.Faktor Kebiasaan dan Kebersamaan

Peraktek korupsi sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi yang mempunyai peluang dan kesempatan melakukannya, ditambah lagi peraktek korupsi ini telah dilakukan oleh banyak orang, dan bahkan dilakukan secara berjamaah. Akibatnya peraktek ini menjadi kebiasaan yang tak perlu diusik dan diutak-atik. Akhirnya terjadilah pembiasaan terhadap yang salah, padahal seharusnya kita membiasakan yang benar dan bukan membenarkan yang biasa apalagi perbuatan yang salah itu merugikan dan menjadi wabah penyakit serius bagi bangsa Indonesia seperti korupsi. Kebiasaan ini harus dicegah dan bila perlu dibasmi sampai ke akar-akarnya, sehingga hilang sama sekali dari bumi Indonesia.

8.Penegakan Hukum yang Lemah

Orang tidak kapok melakukan korupsi secara berulang-ulang, salah satu penyebabnya adalah karena tidak adanya sanksi hukum yang jelas yang diberikan kepada pelaku korupsi, padahal hukuman terhadap mereka telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi karena penegakan hukumnya lemah, ditambah dengan aparat penegak hukumnya juga pelaku korupsi, maka pelaku korupsi tadi tidak merasa jera dengan perbuatannya dan bahkan semakin menjadi-jadi, akibatnya menjadi sebuah kebiasaan yang sulit dihindari apalagi untuk dihentikan.

9.Hilangnya Rasa Bersalah

Seorang koruptor tidak merasa bersalah atas perilakunya memakan uang negara, sebab dia merasa bahwa korupsi tidak sama dengan mencuri. Baginya korupsi berbeda dengan mencuri. Orang seperti ini sering berdalih, kalau yang dirugikan itu negara maka negara tidak bisa bersedih apalagi menangis, apalagi saya ini termasuk bahagian dari negara. Kalau yang dicuri uang rakyat, maka rakyat yang mana ? sebab saya sendiri juga adalah rakyat, hal itu berarti bahwa saya juga mencuri uang saya sendiri. Akibatnya para pelaku korupsi itu tidak pernah merasa bersalah atas perbuatannya, padahal kalaulah ia merasa bersalah atas perbuatannya maka besar kemungkinan ia akan mengembalikan uang yang dikorupsinya itu atau minimal dia tidak akan mengulangi lagi perbuatnnya di kemudian hari. Perasaan hilangnya rasa bersalah atau tidak punya rasa malu ini, harus ditumbuh kembangkan lagi, sehingga menjadi bahagian dari hidup ataupun menjadi budaya bangsa. Namun inilah yang sudah hilang dari diri bangsa ini.

10.Hilangnya Nilai Kejujuran

Nilai kejujuran adalah merupakan satu asset yang sangat berharga bagi seseorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, sebab kejujuran akan mampu menjadi benteng bagi seseorang untuk menghindari perbuatan-perbuatan munkar seperti perbuatan korupsi ini. Hanya saja memang harus diakui bahwa nilai-nilai kejujuran telah hilang dari pelaku-pelaku korupsi itu. Oleh karena itulah maka sejak kecil dalam rumah tangga sudah harus ditanamkan nilai-nilai kejujuran kepada anak-anak sesuai dengan hadis Nabi, Katakanlah yang benar itu walau pahit sekalipun.

11.Sikap Tamak dan Serakah

Sikap tamak dan serakah adalah merupakan dua sikap yang sering menjerumuskan ummat manusia ke jurang kehinaan dan keghancuran sebab kedua sikap ini mengantar manusia kepada sikap tidak pernah merasa puas dan tidak pernah merasa cukup sekalipun harta yang telah dimilikinya sudah melimpah ruah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Quran. yang artinya : Bagi orang-orang yang memenuhi seruan TuhanNya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi, dan ditambah sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahannam dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.

12.Ingin Cepat Kaya, Tanpa Usaha dan Kerja Keras

Korupsi cepat tumbuh da berkembang biak dengan pesat adalah disebabkan sikap manusia yang ingin cepat mendapatkan kekayaan, tanpa melalui usaha dan kerja keras, akibatnya korupsi menjadi pilihan utama untuk dilaksanakan, sebab pekerjaan korupsi tidak memerlukan kerja keras dan tidak memerlukan waktu lama. Dalam sekejap seseorang bisa cepat kaya dan mendapat harta yang berlimpah ruah, hanya dengan melakukan korupsi. Korupsi nampaknya menjadi jalan pintas untuk mendapatkan harta kekayaan yang berlimpah, padahal dalam konsep agama Islam, untuk mendapatkan harta kekayaan haruslah melalui kerja keras dan halal.

13.Terjerat Sifat Materialistik, Kapitalistik dan Hedonistik

Materialistik, Kapitalistik dan hedonistik adalah tiga sifat yang siap siaga mengantarkan ummat manusia untuk menghalalkan segala macam cara agar mendapatkan harta yang berlimpah. Harta yang berlimpah inipun tidak pernah merasa puasa dan cukup, selalu kehausan dan kekurangan setiap saat. Sudah punya mobil satu maka ingin punya mobil dua, sudah punya mobil dua maka iapun berhasrat untuk memiliki tiga dan seterusnya, akibatnya apapun dilakukan untuk mendapatkannya termasuk di dalamnya dengan melakukan korupsi yang jelas-jelas menyengsarakan rakyat dan negara. Oleh karena itulah maka Nabi memperingatkan kepada yang haus akan harta melalui sabda beliau yang artinya : Rasulullah SAW bersabda, : Celakah hamba dinar dan hamba dirham, hamba permadani, dan hamba baju. Apabila ia diberi maka ia puas dan apabila ia tidak diberi maka iapun menggerutu kesal.

C.Bentuk-Bentuk Korupsi

Korupsi sebagaimana dalam pembahasan tersebut di atas adalah merupakan sebuah penyalahgunaan wewenang ataupun kekuasaan dari kepentingan publik kepada kepentingan peribadi, kelompok dan atau golongan yang dapat merugikan kekayaan negara ataupun perekonomian negara. Penyalahgunaan wewenang ini dapat diperluas bukan hanya dalam lingkup pemerintahan semata. Tetapi juga dalam semua lingkup kehidupan masyarakat seperti lembaga sosial kemasyarakatan. Oleh karena itulah maka Syeh Husen Alatas dalam bukunya Korupsi, Sifat, Sebab dan Fungsi, menyatakan bahwa inti dari korupsi itu adalah penyalahgunaan kepercayaan untuk kepentingan peribadi.

Lebih lanjut Syed Husen Alatas menyatakan bahwa korupsi itu dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bentuk, sebagai berikut :

1. Korupsi Transaktif. Korupsi ini adalah suatu bentuk korupsi yang dilakukan atas dasar kesepakatan timbal balik antara pihak pemberi dan pihak penerima dari keuntungan peribadi masing-masing pihak dan kedua pihak sama-sama aktif melakukan usaha untuk mencapai keuntungan tersebut.

2. Korupsi Ekstortif (Memeras). Korupsi ini adalah suatu bentuk korupsi dimana terdapat unsur paksaan, yaitu pihak pemberi dipaksa untuk melakukan penyuapan guna mencegah terjadinya kerugian bagi dirinya, kepentingannya, orang-orang, atau hal-hal yang penting baginya.

3.Korupsi Nepotistik (Perkerabatan). Korupsi ini adalah suatu bentuk korupsi dengan melakukan penunjukan secara tidak sah terhadap kawan atau kerabat untuk memegang suatu jabatan publik, atau tindakan yang memberikan perlakuan istimewa dalam bentuk uang atau bentuk lain kepada mereka secara bertentangan dengan norma atau ketentuan yang berlaku.

4.Korupsi Investif. Korupsi ini adalah suatu bentuk korupsi yang berwujud pemberian barang atau jasa tanpa ada keterkaitan langsung dengan keuntungan tertentu, melainkan mengharapkan suatu keuntungan yang akan diperoleh di masa depan.

5.Korupsi Suportif (Dukungan). Korupsi ini adalah suatu bentuk korupsi yang berbetuk upaya penciptaan suasana yang dapat melanggengkan, melindungi dan memperkuat korupsi yang sedang dijalankan.

6.Korupsi Autogenik. Korupsi ini adalah suatu bentuk korupsi yang dilakukan secara individual untuk mendapatkan keuntungan karena memahami dan mengetahui serta mempunyai peluang terhadap obyek korupsi yang tidak diketahui oleh orang lain.

7.Korupsi Defensif. Korupsi ini adalah suatu bentuk korupsi yang dilakukan oleh korban korupsi dalam rangka mempertahankan diri terhadap upaya pemerasan terhadap dirinya.

Mengingat bahwa peraktek korupsi yang sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat ini menyebabkan bahwa korupsi itu dianggap biasa-biasa saja, sekalipun dampak yang ditimbulkannya sangat besar dan luas biasa. Korupsi seperti perbuatan jahat pada umumnya adalah merupakan sesuatu yang berbau busuk dan bahkan sangat busuk, namun karena sudah menjadi kebiasaan maka kebusukannya itu tidak terasa lagi di hidung sebab sudah kebiasaan dan bahkan sudah menjadi bahagian dari kebusukan itu. Sebagai contoh orang yang sudah lama berada di kandang sapi, dia tidak lagi merasa bau dengan kotoran sapi itu sebab kandang dan kotoran sapi itu sudah menjadi kebiasaan baginya dan bahkan sudah menjadi bahagian dari hidupnya sehari-hari.

D.Pandangan Hukum Islam

Istilah korupsi sebagaimana disebutkan di atas adalah merupakan sebuah istilah yang telah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari, namun sebagaimana juga disebutkan pada pembahasan terdahulu bahwa istilah korupsi bukanlah merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab yang adalah merupakan bahasa al-Quran dan Al-Hadis yang adalah merupakan sumber utama hukum Islam. Namun demikian di dalam al-Quran terdapat istilah-istilah yang pengertian dan unsurnya terkandung di dalam pengertian korupsi.

Istilah-istilah tersebut adalah Risywah yang artinya suap, Saraqah yang artinya Pencurian, al-Gasysy ataupun al-Ghulul yang artinya Penipuan, dan Khiyanah yang artinya Penghianatan. Keempat istilah ini adalah merupakan bahasa moral dan kemanusiaan yang secara tegas terkandung dalam al-Quran dan al-Hadis Rasulullah SAW.

Secara teoritis kedudukan korupsi dalam hukum Islam adalah merupakan tindakan kriminal yang dalam istilah Islam disebut dengan Jinayah dan atau Jarimah. Asas legalitas hukum Islam tentang korupsi sangatlah jelas dan tegas. Ia merupakan suatu tindakan pencurian dan karenanya pelaku korupsi haruslah dihukum. Di dalam al-Quran Allah SWT berfirman yang artinya : Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.

Dari ayat tersebut di atas dapatlah kita pahami bahwa Allah SWT sangat melarang hambanya untuk mengambil dan memakan harta yang diperoleh dari jalan yang tidak benar. Selain itu, ayat tersebut juga bermakna bahwa Allah SWT membenci dan melarang hambaNya untuk menguasai harta orang lain tanpa melalui cara-cara yang benar. Perlindungan terhadap harta adalah merupakan salah satu pokok pertimbangan dalam menetapkan hukum Islam yang terkenal dengan Asasul Khomsah (prinsip-prinsip yang lima) yaitu memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan / kehormatan dan memelihara harta .

Selain itu korupsi adalah salah satu bentuk pengkhianatan terhadap agama sebab ia mengkianati amanah yang dibebankan di pundaknya. Ia juga menyelewengkan dan menyalahgunakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu ia harus dihukum dan diberikan sanksi hukum yang jelas dan berat sebab dalam hal ini ada dua dosa yang dia pikul. Pertama adalah dosa kepada bangsa dan negara sebab dia menyalahgunakan keuangan dan perekonomian negara, dan kedua adalah dosa kepada Allah SWT sebab dia mengkhianati amanah yang dibebankan kepadanya. Di Dalam al-Quran Allah SWT berfirman yang artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetakan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Di dalam ayat lain disebutkan :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

Di dalam salah satu Hadis Rasulullah SAW bersabda: Laksanakanlah amanah kepada orang yang memberikannya kepadamu dan janganlah kamu melakukan pengkhianatan (sekalipun) terhadap orang yang pernah mengkhianatimu.

Di dalam hadis lain juga disebutkan : Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah dan tidak sempurna agama seseorang yang tidak menunaikan janji.

Korupsi dalam pandangan agama Islam dapat juga dimasukkan dalam kategori al-Gosysy dan atau al-Ghulul (penipuan), sebab korupsi termasuk dalam kategori menipu orang banyak ataupun menipu negara untuk kepentingan peribadinya.

Di dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang menipu, maka dia tidak termasuk ummatKu.

Pada hadis lain disebutkan : Tidak diterima sholat seseorang kecuali dalam keadaan suci dan tidak sah sedekah seseorang yang bersumber dari penipuan.

Selain hal tersebut di atas, korupsi sangat dekat dengan istilah Risywah (suap menyuap) dalam ajaran agama Islam, sebab korupsi itu salah satu bentuknya adalah melakukan penyuapan atas seseorang dengan imbalan tertentu untuk mendapatkan jabatan tertentu pula. Masalah suap menyuap ini mendapat perhatian yang sangat serius dari Rasulullah SAW, sehingga banyak sekali hadis-hadis yang disampaikan oleh Rasulullah SAW berkaitan dengan suap menyuap (risywah).

Di dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW bersabda: Dari Abdullah ibnu Amar berkata : Rasulullah SAW melaknat orang yang menyuap dan penerima suap.

Al-Khatibi Rahimahullohu dalam Syarh Sunan Abu Daud yang berjudul Maalim As-Sunan berkata, Ar-Rosyi adalah orang yang memberikan suap dan al-Murtasyi adalah orang yang menerima suap. Keduanya diberi hukuman kalau mereka benar terlibat dalam persekongkolan suap menyuap dengan maksud bathil dari orang yang menyuap, dan memberikannya pada orang yang menerima dengan cara yang tidak benar pula. Tapi jika memberikannya pada orang yang berhak, atau memberi untuk menebus dirinya dari suatu kezhaliman, maka hal itu tidak dilarang.

Atas dasar penjelasan-penjelasan tersebut di atas, dan menghubungkannya dengan sumber-sumber hukum Islam, baik yang tertuang dalam al-Quran maupun dalam al-Hadis, maka dapat disimpulkan bahwa korupsi hukumnya adalah HARAM. Keharamannya ini bersifat mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi, apalagi di dalamya terdapat dua dosa sekaligus yaitu pertama, dosa kepada bangsa dan negara dan yang kedua dosa kepada Allah SWT.

MENGENAL NAMA ALLAH

Dari 99 Nama Allah ( Asmaul Husna ), sebanyak 86 sudah kita pelajari pada Bab sebelumnya di kelas 7 dan 8. Kali ini kita akan mempelajari 13 Asmaul Husna yang lainnya

1. AL-JAMI' ( )

Artinya: Allah Yang Maha Menghimpun. Firman Allah ;

Artinya: Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji ( Q.S. Ali Imron, 3 : 9)

Menurut Al Qusyairi, dalam Al Jami terkandung :

a. Makna Al Hasyir (yang Menghimpun mahluk)

b. An Nasyir ( yang menghidupkan orang mati )

2. AL-GHANIY ( )

Artinya Allah Maha Kaya, Zat Yang mencukupi diri-Nya sendiri. Malah sebaliknya, bukan Allah yang membutuhkan sesuatu, sesuatu itulah yang sangat membutuhkan Allah. Firman Allah QS Muhammad, 47:38

Artinya: Ingatlah, kamu Ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir Sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.( Q.S. Muhammad, 47 : 38 ).

3. AL-MUGHNI ( )

Artinya : Allah Yanag Maha Memberi Kekayaan. Allah berfirman :

Artinya: Dan bahwasanya dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan, ( Q.S. An Najm, 53 : 48 ).

Allah Swt Al Ghaniy, Zat Yang Mahakaya. Karena kepemilikan-Nya yang disertai sifat kedermawanan dan kasih saying-Nya, Allah SWT Sangat kuasa memberikan kekakyaaan kepada siapa pun yang menghendaki-Nya tanpa kecuali. Kepada orang kafir, Dia berikan Kekayaan. Walaupun Harus kita pahami, karena kemaha tepatan dan kemaha adilan-Nya, kekayaan yang Allah karuniakan tersebut berbeda kadar dan kualitas antara satu orang dengan yang lain.

4. AL-MAANI' ( )

Artinya : Allah Yang Maha Mencegah atau Maha Menolak. Yang dapat mencegah dan mempertahankan sesuatu. Pada akhirnya, hanya Allah jualah yang mampu menahan sesuatu sehingga batal. Allah membatalkan atau menolak doa seorang hamba-Nya pada hakikatnya adalah untuk kebaikan si pendoa tersebut, jadi, seluruh penolakkan Allah di alam ini adalah untuk kebaikan. Allah berfirman :

Artinya: Dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk Telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang Telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata. ( Q.S. Al Kahfi, 18 : 55 )

5. ADH-DHAARRU ( )

Artinya Allah Yang Maha Pemberi Derita, ketika Allah Memberi derita, teguran, siksaan dan balasan kepada para pendosa pada saat bersamaan, Dia pun kuasa memberi manfaat sebesar-besarnya, pengampunan, dan hal-hal yang terasa menyenangkan. Firman Allah dalam QS Al Anam, 6:17

Artinya: jika Allah menyentuhkan suatu kemudaratan kepadamu, tidak ada yang menghilangkan selain Dia sendiri. Jika dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu. ( Q.S. Al Anam, 6 : 17 ).

Dalam ayat lain Allah berfirman :

Artinya: Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. dan sekiranya Aku mengetahui yang ghaib, tentulah Aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan Aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman". (Q.S. Al Araf, 7 : 188 )

Seseorang yang meneladani Asmaul Husna Adh Dhaarru meyakini, bahwa hanya Allah lah yang berkuasa menolak mudharat agar tidak menimpa hamba hamba-Nya yang taat. Dia menciptakan sebab-sebab sehingga yang melanggar ketentuan-Nya baik yang terkait dengan syariat ataupun hukum akan ditimpa mudharat.

Dari sini akan lahir sikap ridha ketika kemudharatan menimpa kita, yaitu sikap hati untuk menerima kemudharatan tersebut, sebab walaupun tidak ridha, kejadian tersebut tetap menimpa kita, dan Allah ingin menguji hamba-Nya yang beriman.

6. ANN-NAAFI' ( )

Artinya Allah Yang Maha Pemberi Manfaat. Melalui tanda tanda kekuasaan-Nya di alam semesta maupun dalam diri sendiri, Allah Swt memperkenalkan diri-Nya sebagai An Nafi yaitu sebagai pemberi manfaat.

Tidak ada satu pun ciptaan Allah yang sia sia, semuanya membawa manfaat dan kebaikan. Apa yang kita lihat, dengar dan rasakan semuanya adalah karunia Allah Swt yang jauh dari kesia-siaan. Semuanya memperlihatkan kemanfaatan yang besar. Firman Allah dalam QS. Al Fath ayat 11,

...

Artinya: ...Katakanlah : "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Q.S. Al Fath, 48 : 11 )

Dalam ayat lain Allah berfirman :

Artinya: Dan Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat manfaat yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan, ( Q.S. Al Muminuun, 23 : 21 ).

7. AN-NUUR ( )

Artinya Yang Maha Pemilik dan Pemberi Cahaya. Cahaya ( An Nuur ) adalah simbol kebenaran, sedangkan kegelapan merupakan simbol keburukan. Allah SWT menyatakan diri-Nya sebagai An Nuur, yaitu sebagai zat yang Maha memiliki cahaya dan Maha Pemberi Cahaya. Dia adalah sumber cahaya keabadian. Allah lah sumber kebenaran yang menyebarkan cahaya cahaya kebenaran kepada hamba-hamba-Nya. Allah berfirman :

Artinya: Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada Pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

8. Al Hadi ( )

Artinya Allah SWT Maha Pemberi hidayah (petunjuk) pada orang-orang yang dikehendaki-Nya, dengan jalan menurunkan kitab suci-Nya dan mengutus rasul-Nya. Allah berfirman dalam surat Al-Hajj :

Artinya : Dan bahwa sesungguhnya Allah memberi petunjuk bagi orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (Al-Hajj : 54)

Demikian pula dalam surat Al-Qashas Allah berfirman :

Artinya : Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang lain yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau memberi petunjuk. (Al-Qashas : 56)

9. AL-BADIIU ( )

Artinya; Allah Yang Maha Pencipta yang baru. Allah Swt menciptakan alam semesta dalam bentuk yang indah yang belum pernah dibuat oleh siapa pun. Dia yang Menciptakan segala sesuatu yang benar-benar asli tanpa ada contoh terlebih dahulu. Dia tidak membutuhkan pengetahuan terlebih dahulu untuk berfikir, Dia cukup mengatakan Kun Fayakun maka jadilah suatu ciptaan-Nya yang baru.

Semua ciptaan-Nya unik, tiada tara, tidak dapat disamakan dengan apa pun, dan tidak ada yang serupa dengan-Nya. Quraish Shihab menjelaskan, bahwa ; Allah Al Badi dapat dipahami sebagai pencipta langit dan bumi beserta isinya tanpa ada contoh sebelumnya, Allah lah yang menciptakan sistem reproduksi, sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem saraf, dan sistem lainnya dalam tubuh manusia tanpa ada contoh sebelumnya. Padahal kita tahu sistem sistem tersebut sangat super canggih.

Allah pulalah yang menciptakan beraneka makhluk hidup tanpa ada makhluk sejenis sebelumnya. Dari sekian milyar makhluk ciptaan-Nya masing-masing memiliki keunikan masing-masing, walaupun pada sepasang manusia yang kembar, Allah berfirman :

Artinya: Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) dia Hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu jadilah ia.

(QS. Al Baqarah, 2 :117)

10. AL-BAAQI ( )

Artinya : Allah Yang Maha Kekal . Allah Yang Maha Kekal Wujud-Nya; Yang Maha Tetap. Meskipun segala sesuatu akan habis, tetapi Dia tidak akan berkesudahan. Zat Yang Maha Kekal. Wujud Allah SWT berkesinambungan tanpa akhir, sedangkan wujud selain-Nya tidak sinambung, ia memiliki awal dan akhir. Allah berfirman :

Artinya: Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan ( Q.S. Ar Rahman, 55 : 27 ).

Allah adalah zat yang Maha Kekal karena Dia pencipta segala yang ada, oleh karena itu sifat kekal adalah sifat yang wajib bagi Allah SWT,

11. AL-WAARITS ( )

Artinya : Allah yang Maha Mewarisi. Allah sebagai Al Warits menurut Imam Ghazali berarti yang kembali pada-Nya kepemilikan setelah kematian para pemiliknya. Allah adalah penerima kepemilikan atau yangmewarisi setelah kematian makhluk, serta yang abadi dan yang berhak memiliki segala sesuatu. Dia mewarisi apa saja yang dikehendaki-Nya, dan meminjamkan apa saja yang dikehendaki-Nya. Allah berfirman :

Artinya: Sesungguhnya kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan Hanya kepada kamilah mereka dikembalikan. ( Q.S. Maryam, 19 : 40 ).

12. AR-ROSYIID ( )

Artinya Allah Yang Maha Tepat Tindakan-Nya, atau Yang Maha Cendikia, Yang Maha Pandai dan Bijaksana; Atau Yang Maha Penyuluh; Atau Yang Maha Pemandu yang merintis Jalan yang Benar.

Karena Allah Swt memiliki sifat Ar Rasyiid, maka semua tindakannya tepat, cermat dan tidak akan meleset. Ketentuan Allah tidak akan terlambat dan tidak pula terlalu cepat, tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, tidak lebih, tidak kurang. Allah memberi pahala atau siksa dengan ukuran yang tepat sebanding dengan berat timbangan amal pelakunya. Allah berfirman :

Artinya: Dan Sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka. ( Q.S. Al Jin, 72 : 10 )

13. ASH SHABUUR ( )

Artinya : Allah Yang Maha Penyabar, As Shabur adalah nama Allah yang terakhir dalam Asmaul Husna. Allah SWT tidak pernah menunda sesuatu di luar waktu yang telah ditentukan-Nya. Dia tidak tergesa gesa dan menyelesaikan sesuatu secara tidak sempurna sebagaimana manusia yang ceroboh. Dia melakukan segala sesuatu pada saat yang tepat dan dengan cara yang semestinya, dengan ke Maha Sabaran-Nya.

Imam hasan Al Bashri menjelaskan : Kesabaran itu adalah salah satu dari berbagai harta simpanan yang baik, Allah Swt tidak memberikannya kecuali kepada hamba-Nya yang mulia di sisi-Nya, yang meneladani kesabaran tuhan-Nya. Allah berfirman :

Artinya: Dan taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ( Q.S. Al Anfal, 8 : 46 )

LATIHAN SOAL

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI !

1. Jelaskan arti asmaul husna ; Al Jami, Al Ghaniy, Al Mughniy, Al Mani, Adh Dharr An Nafi, An Nur, Al Hadi, Al Badi, Al Baqi, Al Warits, Ar Rasyid, As Shabur !

2. Tulislah salah satu dalil yang menunjukkan asmaul husna : Al Jami, Al Ghaniy, Al Mughniy, Al Mani, Adh Dharr An Nafi, An Nur, Al Hadi, Al Badi, Al Baqi, Al Warits, Ar Rasyid, As Shabur !

3. Tulislah terjemahan salah satu dalil yang menunjukkan asmaul husna : Al Jami, Al Ghaniy, Al Mughniy, Al Mani, Adh Dharr An Nafi, An Nur, Al Hadi, Al Badi, Al Baqi, Al Warits, Ar Rasyid, As Shabur !

MENDEKATI ZINA

A. Laranagan mendekati zina

Allah SWT berfirman :

Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. (Al Israa, ayat 17 : 32 )

B. Macam-macam perbuatan zina

Zina adalah perbuatan haram, maka smua perantara yang dapet mengantarkan kepada zina juga haram hukumnya. Diantara contoh-contoh perilaku yang bisa dikategorikan mendekati zina adalah sebagai berikut:

1. Memandang wanita yang tidak halal baginya

Penglihatan adalah nikmat Allah SWT. yang wajib disyukuri hamba-hambaNya. Allah SWT. berfirman :

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An Nahl, 16 : 78)

Pandanagan adalah sebab menuju perbuatan zina. Atas dasar ini, Allah SWT. Memerintahkan kepada para hambanya yang beriman untuk menundukkan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan. Allah SWT. berfirman :

Artinya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. ( Q.S. An Nuur, 24 : 30-31)

2. Menyentuh wanita yang bukan mahramnya

Menyentuh wanita yang bukan mahram adalah perkara yag dianggap biasa dan lumran ditengah masyarakat kita. Disadari atau tidak, perbuatan tersebut merupkan pintu setan untuk menjerumuskan manusia kepada perbuatan fahisyah (keji), seperti zina. Oleh karena itu, islam melarang yang demikian itu, bahkan mengancamnya dengan ancaman yang keras.

3. Berkhalwat (berduaan) si tempat sepi

Rasulullah SAW telah memperingatkan dalam hadisnya yang : Bertapa banyak orang yang mengabaikan bimbingan yang mulia ini, akhirnya terjadilah apa yang terjadi. Kita berlindung kepada-Nya dari perbuatan tersebut. Tidaklah seorang laki-laki (berduaan) dengan wanita yang bukan mahramnya adalah haram. Tidaklah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya kecuali ketiga adalah setan. Apa maksudnya yang ketiga adalah setan ? maksudnya, laki-laki dan wanita yang berkhalwat akan dihadapkan kepada fitnah, atau bahkan tergoda bisikan setan untuk melakukan perbuatan zina.

4. Berpacaran

Berpacaran adalah salah satu hal yang dianggap lumrah dikalangan muda-mudi sekarang. Padahal, peruatan tersebut merupakan suatu perangkap setan untuk menjerumuskan anak cucu adam kedalam peerbuatan zina.

Dalam berpacaran itu sendiri sudah banyak kemaksiatan, seperti memandang, menyentuh, dan berduaan dengan wanita yang bukan mahramnya, yang kesemuanya itu merupakan zina mata, lisan, hati, pendengaran, tangan dan kaki.

Itulah diantara hal-hal yang dapat mengantarkan manusia terutama anak muda kepada perbuatan zina. Barangsiapa menjaganya, selamatlah agamanya, insya Allah. Sebaliknya, barangsiapa lalai dan menuruti hawa nafsunya, kebinasaanlah baginya. Kita berlindung kepada Allah SWT dari kejelekan diri kita.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh perbuatan zina adalah termasuk kerusakan yang sangat berat. Diantaranya adalah merusak tatanan masyarakat, baik dalam hal nasab (keturunan) maupun penjagaan kehormatan, dan penyebab permusuhan antara sesama manusia. Al Iman berkata : aku tidak mengetahui dosa besar apa lagi yang lebih besar setelah membunuh jiwa selain dari pada dosa zina.

Bagi para remaja yang pernah melakukan perbuatan tersebut di atas, segeralah bertaubat, sebelum ajal menjemputmu. Allah SAW berfirman

Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (QS. An Nisa, 04 : 17-18)

C. Membaca QS. Al-Isra ayat 32

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.

KETENTUAN NIKAH MENURUT SYARIAT ISLAM

1. Anjuran Menikah

Pernikahan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang sudah mempunyai kemampuan dan khawatir terjerumus ke dalam perbuatan dosa/ maksiat. Sebagaimana dalam Q.S. Ar-Ruum/ 30 : 21 berikut ini:

Artinya :Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya.

Nabi Muhammad SAW, bersabda (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim) ,

, , , .

Artinya: Wahai sekalian pemuda, jika di antara kalian sudah mampu menikah, hendaknya ia menikah karena lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan, dan barangsiapa belum mampu, hendaknya ia berpuasa karena puasa bisa menjadi perisai baginya.

Nabi Muhammad SAW, bersabda :

.

Artinya : Nikahilah wanita yang penuh kasih sayang dan subur karena aku bangga jika kalian menjadi umat terbanyak di antara umat-umat lain. (Riwayat Abu Dawud dan Nasai).

Dalil pensyariatan

1. Q.S. Annisa : 1,3

2. Q.S. An Nur : 32

3. Q.S. An-Nahl : 72

4. Q.S. Yasiin : 36

5. Q.S. Ar Ruum : 21

6. Q.S. Adz Dzariyaat :49

7. Q.S. Luqman : 10

8. Q.S. Qaf : 7

9. Q.S. Asy-Syuaraa : 7

2. Tujuan Nikah

Di antara tujuan-tujuan pernikahan adalah sebagai berikut:

a) Mengikuti sunnah Nabi Shallallhu alaihi wa sallam;

b) Menjaga kehormatan dan menundukka pandangan;

c) Mejaga dan memperbanyak keturunan;

d) Menjaga nasab (garis keturunan);

e) Mendapatkan ketentraman jiwa;

f) Memenuhi kebutuhan fitrah manusia.

3. Kriteria laki-laki yang baik :

a) Shaleh (baik agamanya dan memiliki akhlaknya terpuji).

b) Mempunyai ilmu agama yang cukup.

c) Mampu memberi nafkah lahir dan batin.

d) Berpenampilan menarik,bersifat lemah lembut, penyayang.

e) Sekufu dengan istri

f) Bertanggungjawab terhadap semua benda

g) Berilmu agama agar dapat membimbing bakal isteri dan anak-anak ke jalan yang benar

h) Tidak berpenyakit yang berat seperti gila, AIDS dan sebagainya

i) Rajin berusaha untuk kebaikan rumahtangga seperti mencari rezeki yang halal untuk kebahagiaan keluarga.

j) Tidak mandul.

4. Kriteria wanita yang baik

a) Shalihah (baik agamanya dan akhlaknya terpuji).

b) Cantik, dari keturunan mulia, dan kaya.

c) Memiliki sifat lemah lembut dan kasih sayang.

d) Menarik dan taat.

e) Bertanggungjawab terhadap semua benda.

f) Berilmu agama agar dapat membimbing anak-anak ke jalan yang benar

g) Tidak berpenyakit yang berat seperti gila, AIDS dan sebagainya

h) Rajin berusaha untuk kebaikan rumahtangga seperti mencari rezeki yang halal untuk kebahagiaan keluarga

i) Gadis

j) Subur

5. Hukum Nikah

Nikah termasuk sunnah muakkad dan mayoritas ulama berpendapat bahwa asal hukum nikah adalah mustahab (dianjurkan).

a. Wajib kepada orang yang mempunyai nafsu yang kuat sehingga boleh menjatuhkan ke lembah maksiat (zina dan sebagainya) sedangkan ia seorang yang mampu.disini mampu bermaksud ia mampu membayar mahar dan mampu nafkah kepad bakal isterinya. Dalam permasalahan ini boleh didahulukan perkawinan gusar penzinaan akan berlaku, tetapi jika dapat dikawal nafsunya, maka ibadat haji yang wajib perlu didahulukan kerana beliau seorang yang berkemampuan dalam segala aspek.

b. Sunat kepada orang yang mampu tetapi dapat mengawal nafsunya.

c. Harus kepada orang yang tidak ada padanya galakan dan bantahan untuk menikah dan ini merupakan hukum asal perkawinan

d. Makruh kepada orang yang tidak berkemampuan dari segi nafkah batin dan lahir tetapi atau tiada nafsu yang kuat

e. Haram kepada orang yang tidak berkempuan untuk memberi nafkah batin dan lahir dan ia sendiri tidak berkuasa (lemah), tidak punya keinginan nikah serta akan menganiaya isteri jika dia menikah.

6. Hikmah Nikah

a. Cara yang halal untuk menyalurkan nafsu seks melalui ini manakala perzinaan liwat dan pelacuran sebagainya dapat dielakkan.

b. Untuk memperoleh ketenangan hidup, kasih sayang dan ketenteraman

c. Memelihara kesucian diri

d. Melaksanakan tuntutan syariat

e. Menjaga keturunan

f. Sebagai media pendidikan: Islam begitu teliti dalam menyediakan persekitaran yang sihat bagi membesarkan anak-anak.Kanak-kanak yang dibesarkan tanpa perhubungan ibu bapa akan memudahkan si anak terjerumus dalam kegiatan tidak bermoral. Oleh itu, institusi kekeluargaan yang disyorkan Islam dilihat medium yang sesuai sebagai petunjuk dan pedoman kepada anak-anak

g. Mewujudkan kerjasama dan tanggungjawab

h. Dapat mengeratkan silaturahim

7. Sebab haram nikah

a. Perempuan yang diharamkan menikah oleh lelaki disebabkan keturunannya (haram selamanya) dan ia dijelaskan dalam surah an-Nisa: Ayat 23 yang bermaksud, Diharamkan kepada kamu menikahi ibu kamu, anak kamu, adik-beradik kamu, emak saudara sebelah bapa, emak saudara sebelah ibu, anak saudara perempuan bagi adik-beradik lelaki, dan anak saudara lelaki bagi adik-beradik perempuan.:

1) Ibu

2) Nenek sebelah ibu mahupun bapa

3) Anak perempuan & keturunannya

4) Adik-beradik perempuan seibu sebapa atau sebapa atau seibu

5) Anak perempuan kepada adik-beradik kandung lelaki mahupun perempuan, yaitu semua anak saudara perempuan

6) Emak saudara sebelah bapa (adik-beradik bapa)

7) Emak saudara sebelah ibu (adik-beradik ibu)

b. Perempuan yang diharamkan kawin oleh lelaki disebabkan oleh susuan ialah:

1) Ibu susuan

2) Nenek dari sebelah ibu susuan

3) Adik-beradik perempuan susuan

4) Anak perempuan kepada adik-beradik susuan lelaki atau perempuan

5) Emak saudara sebelah ibu susuan atau bapa susuan

c. Perempuan mahram bagi lelaki kerana persemendaan ialah:

1) Ibu mentua dan ke atas

2) Ibu tiri

3) Nenek tiri

4) Menantu perempuan

5) Anak tiri perempuan dan keturunannya

6) Adik ipar perempuan dan keturunannya

7) Emak saudara kepada isteri

d. Anak saudara perempuan kepada isteri dan keturunannya

8. Peminangan

Pertunangan atau bertunang merupakan suatu ikatan janji pihak lelaki dan perempuan untuk melangsungkan perkawinan mengikut sunah yang dipersetujui oleh kedua-dua pihak. Meminang merupakan adat kebiasaan masyarakat Melayu yang diterima oleh Islam. Peminangan adalah permulaan proses perkawinan. Hukum peminangan hendaklah bukan isteri orang, bukan mahram sendiri, tidak dalam dan bukan tunangan orang. Pemberian seperti cincin kepada wanita semasa peminangan merupakan tanda ikatan pertunangan. Apabila berlaku keingkaran yang disebabkan oleh lelaki, pemberian tidak perlu dikembalikan dan jika disebabkan oleh wanita, maka hendaklah dikembalikan, namun persetujuan hendaklah dibuat semasa peminangan dilakukan. Melihat bakal suami dan bakal isteri adalah sunat, karena tidak mengetahui ada penyesalan berlaku setelah berumahtangga

9. Akad Nikah :

a. Rukun nikah: Rukun nikah ada dua, yaitu : ijab dan qabul.

b. Syarat Syah Nikah:

1) Izin wali calon mempelai wanita.

2) Kerelaan calon mempelai wanita.

3) Adanya mahar (maskawin), dan

4) Minimal ada dua orang saksi yang adil.

10. Walimatul-Urs (Resepsi Pernikahan)

Melakukan resepsi pernikahan adalah wajib.

a. Resepsi pernikahan boleh dilakukan sampai tiga hari.

b. Anjuran mengundang orang-orang baik (shalih) ke acara resepsi pernikahan tanpa membedakan yang miskin dan kaya.

c. Diajurkan menyembelih kambing jika mampu.

d. Boleh mengadakan resepsi pernikahan meskipun tanpa hidangan daging. (Riwayat Bukhori).

11. Syarat wali

a. Islam, bukan kafir atau murtad

b. Lelaki dan bukan perempuan

c. Baligh

d. Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan

e. Bukan dalam ihram haji atau umrah

f. Tidak fasik

g. Tidak cacat akal fikiran,gila, terlalu tua dan sebagainya

h. Merdeka

i. Tidak ditahan kuasanya daripada membelanjakan hartanya

12. Syarat saksi

a. Sekurang-kurangya dua orang

b. Islam

c. Berakal

d. Baligh

e. Lelaki

f. Memahami kandungan lafaz ijab dan qabul

g. Dapat mendengar, melihat dan bercakap

h. Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak berterusan melakukan dosa-dosa kecil)

i. Merdeka

13. Syarat ijab

a. Pernikahan nikah ini hendaklah tepat

b. Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran

c. Diucapkan oleh wali atau wakilnya

d. Tidak diikatkan dengan jangka waktutertentu, seperti mutah(nikah kontrak (ikatan suami isteri) yang sah dalam waktu tertentu seperti yang dijanjikan dalam persetujuan nikah mutah)

e. Tidak secara taklik(tiada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafazkan)

Contoh bacaan Ijab:Wali/wakil Wali berkata kepada bakal suami:"Aku nikahkan engkau dengan Diana Binti Daniel dengan mas kawinnya/ sebanyak Rp 300.000 tunai".

14.THALAQ

Pengertian Thalaq: Menurut bahasa artinya berpisah. Menurut istilah thalaq artinya terlepasnya ikatan perkawinan, dan terputusnya hubungan antara suami dan isteri akibat dari salah satu dari beberapa sebab.

Maka ketentuan Iddahnya adalah sebagai berikut. Bagi perempuan hamil iddahnya adalah sampai lahir anak yang dikandungnya itu, baik cerai mati maupun cerai hidup. Firman Allah : Artinya : Dan perempuan yang hamil waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya (At Talaq : 4)

Perempuan yang tidak hamil adakalanya cerai mati atau cerai hidup. Cerai mati iddahnya adalah 4 bulan 10 hari Firman Allah Artinya : Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (beriddah) 4 bulan 10 hari ( Al Baqarah :234) Dan apabila dicerai hidup kalau dia haid maka iddahnya adalah tiga kali suci sebagaimana firman Allah : Artinya Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali suci ( Al Baqarah 228) . Kalau perempuan itu tidak haid maka masa iddahnya adalah selama tiga bulan hal ini berdasarkan firman Allah dalam surah At Talaq : 4. Artinya : Dan mereka yang telah putus haid karena usia di antara perempuan-perempuan, jika kamu ragu (tentang masa Iddah-nya) maka iddah mereka adalah tiga bulan dan begitu pula perempuan-perempuan yang tidak haid. ( At Talaq : 4)

Daftar Pustaka

1. Abul Hasan Ahmad, Kado Istimewa di hari Bahagia plus 40 doa pilihan,Kota gede bantul, Maktabah al-Hanif, 2013

2. Akhsan Muhammad Suga.Buku Pintar Rahasia IbadahMengungkap Makna dan Rahasia Ilmiah Dibalik Perintah Ibadah dan Sunah Rasul, Jakarta, Graha Grafindo, Cet.1 2011

3. Departemen Agama RI. Al Quran dan Terjemahnya. Jakarta, Departemen Agama RI. 2005

4. http://adyputramelayu.blogspot.com/2012/03/nikah-talaq-iddah-dan-rujuk-nikah.htmlSabiq, Sayid, Fikih Sunnah 13 cetakan pertama, Bandung, PT. Almaarif 1996.

5. Sulaiman Abdurrahim dan Abu Fawwaz, Asmaul Husna Effects, Bandung, 2009, Sygma Publishing.

6. Zakiah Darajat, dkk. Dasar Dasar Agama Islam, Jakarta 1986, Depdiknas Universitas Terbuka

7. Zuhaili, Wahbah. Prof. DR, Fiqh Islam Waadillatuhu, penerjemah Abdu Hayyi Al-Khattani, Depok: Gema Insani, 2011.