himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi....

23
MAKALAH TENTANG WORLD TRADE ORGANIZATION (Dilihat dari Segi Sejarah dan Latar Belakang Pendirian, Tujuan,Fungsi, Sasaran, dan Struktur Organisasi) Guna memenuhi Tugas Terstruktur 2 Mata Kuliah Hukum Ekonomi Internasional DOSEN : 1. Hanif Nur Widhiyanti, S.H., M.Hum, Ph.D 2. Rika Kurniaty, S.H., M.A. OLEH: 1. Indoko Pujiharbowo 135010100111022 2. Reza Himawan 135010100111027 3. Linda Dewi Rahayu 135010100111028 4. Aziza Winda A.W. 135010100111039 5. Abdurahman 155010109111007 6. Tirto Pujo Pratomo 155010109111009 7. Sani Nur Imamy 155010109111017 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi....

Page 1: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

MAKALAH TENTANG WORLD TRADE ORGANIZATION

(Dilihat dari Segi Sejarah dan Latar Belakang Pendirian, Tujuan,Fungsi, Sasaran, dan Struktur Organisasi)

Guna memenuhi Tugas Terstruktur 2

Mata Kuliah Hukum Ekonomi Internasional

DOSEN :

1. Hanif Nur Widhiyanti, S.H., M.Hum, Ph.D2. Rika Kurniaty, S.H., M.A.

OLEH:

1. Indoko Pujiharbowo 1350101001110222. Reza Himawan 1350101001110273. Linda Dewi Rahayu 1350101001110284. Aziza Winda A.W. 1350101001110395. Abdurahman 1550101091110076. Tirto Pujo Pratomo 1550101091110097. Sani Nur Imamy 155010109111017

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS HUKUM

MALANG

2015

Page 2: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

A. SEJARAH DAN LATAR BELAKANG PENDIRIAN WTO

World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan

Dunia merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus

mengatur masalah perdagangan antar negara. Sistem perdagangan

multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan-

aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang

telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan tersebut

merupakan kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk

mematuhinya dalam pelaksanaan kebijakan perdagangan di negaranya

masing-masing. Walaupun ditandatangani oleh pemerintah, tujuan

utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa,

eksportir dan importir dalam kegiatan perdagangan. Pemerintah Indonesia

merupakan salah satu negara pendiri Word Trade Organization (WTO)

dan telah meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO melalui Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1994.

Gagasan untuk mendirikan suatu organisasi perdagangan

multilateral telah mulai dirintis dengan disepakatinya General Agreement

on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947, sebagai awal dari rencana

pembentukan International Trade Organization (ITO), yang merupakan

satu dari 3 (tiga) kerangka Bretton Woods Institution. Kedua organisasi

lainnya adalah International Monetary Fund (IMF) dan International Bank

for Reconstruction and Development (IBRD) yang sering dikenal dengan

World Bank.

GATT sebenarnya hanya salah satu dari IX Chapters yang

direncanakan menjadi isi dari Havana Charter mengenai pembentukan

International Trade Organization (ITO) pada tahun 1947, yaitu Chapter

IV: Commercial Policy. Namun International Trade Organization (ITO)

tidak berhasil didirikan, walaupun Havana Charter sudah disepakati dan

ditandatangani oleh 53 negara pada Maret 1948. Hal tersebut dikarenakan

Amerika Serikat menolak untuk meratifikasinya di mana Kongres

Amerika Serikat khawatir wewenangnya dalam menentukan kebijakan

Amerika Serikat semakin berkurang. GATT kemudian dimasukkan hanya

Page 3: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

sebagai perjanjian sementara (interim) melalui sebuah Protocol of

Provisional Application sampai Havana Charter dapat diberlakukan dan

sebagai badan pelaksana GATT adalah Committee-ITO/GATT yang

dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal.

Memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam

hubungan perdagangan internasional sejak berdirinya GATT menimbulkan

pandangan perlunya beberapa peraturan dan prosedur diperbaharui,

khususnya didasarkan akan kebutuhan untuk memperketat prosedur

penyelesaian sengketa. Timbul pemikiran untuk membentuk suatu badan

tingkat tinggi yang permanen untuk mengawasi bekerjanya sistem

perdagangan multilateral dan diarahkan pula untuk menjamin agar negara-

negara peserta (Contracting parties) GATT mematuhi peraturan-peraturan

yang telah disepakati dan memenuhi kewajiban-kewajibannya.

Dalam Perundingan Perdagangan Multilateral Putaran Uruguay

(Uruguay Round), Punta Del Este, 20 September 2006, pemikiran tentang

pembentukan suatu organisasi perdagangan multilateral dimaksud secara

implisit termuat di dalam Deklarasi Punta del Este. Hal tersebut

merupakan salah satu dari 15 bidang perundingan dalam Putaran Uruguay,

yaitu negosiasi mengenai upaya untuk meningkatkan fungsi sistem GATT.

Tujuan yang hendak dicapai dalam negosiasi fungsi sistem GATT ini

adalah: (1) meningkatkan fungsi pengawasan GATT agar dapat memantau

kebijakan dan perdagangan yang dilakukan oleh contracting parties (CPs)

dan implikasi terhadap sistem perdagangan internasional. (2) memperbaiki

seluruh aktivitas dan pengambil keputusan GATT sebagai suatu lembaga,

termasuk  keterlibatan para menteri yang berwenang menangani masalah

perdagangan, (3) meningkatkan kontribusi GATT untuk mencapai “greater

coherence” dalam pembuatan kebijakan ekonomi global melalui

peningkatan hubungan dengan organisasi internasional lainnya yang

berwenang dalam masalah moneter dan keuangan.

Sesudah melalui tahapan-tahapan proses perundingan yang alot

dan konsultasi-konsultasi maraton yang intensif atas draft-draft yang

diusulkan lebih dari 120 negara, akhirnya pada Pertemuan Tingkat Menteri

Page 4: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

Contracting Parties GATT di Marrakesh, Maroko, pada tanggal 12-15

April 1994, disahkan Final Act tanggal 15 April 1994 dan tanggal

berlakunya WTO. Persetujuan pembentukan WTO terbuka bagi ratifikasi

oleh negara-negara dan diharapkan dapat diberlakukan efektif pada 1

Januari 1995. Untuk mengatasi adanya kekosongan antara Pertemuan

Tingkat Menteri di Marrakesh, Maroko sampai dengan tanggal berlakunya

WTO, dibentuklah suatu lembaga sementara yaitu Implementation

Committee yang bertugas antara lain memperhatikan program kerja WTO,

masalah anggaran dan kontribusi serta masalah keanggotaan WTO. Pada 

pertemuan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) IV di Doha (Doha Round),

Qatar dari tanggal 9-14 November 2001, Indonesia mengikutsertakan 32

orang delegasi. Putaran Doha merupakan putaran kesembilan negosiasi

perdagangan yang diluncurkan sejak sistem multilateral terbentuk tahun

1947. Delapan putaran selanjutnya diluncurkan di bawah payung GATT,

yang kemudian  berganti nama menjadi WTO tahun 1995.

Oleh sebab itu, muncul pertanyaan, apakah GATT sama dengan

WTO? Tidak. WTO adalah GATT ditambah dengan banyak kelebihan

lainnya. Untuk lebih jelasnya, General Agreement on Tariffs and Trade

(GATT) adalah: sebagai suatu persetujuan internasional, yaitu dokumen

yang memuat ketentuan-ketentuan mengatur perdagangan internasional.

Walaupun upaya untuk menciptakan suatu badan perdagangan

internasional pada tahun 1940-an mengalami kegagalan, para perumus

GATT sepakat bahwa mereka menginginkan suatu aturan perdagangan

yang bersifat multilateral. Para pejabat pemerintah juga mengharapkan

adanya pertemuan/forum guna membahas isu-isu yang berkaitan dengan

persetujuan perdagangan. Keinginan tersebut memerlukan dukungan suatu

sekretariat yang jelas dengan perangkat organisasi yang lebih efektif. Oleh

karena itu, GATT sebagai badan Internasional, tidak lagi eksis. Badan

tersebut kemudian digantikan oleh WTO.

Page 5: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

Sebelum berdirinya WTO masih banyak perundingan yang

dilakukan dalam rangka memujudkan perjanjian multilateral berkaitan

dengan perdagangan antara lain:

1. Tahun 1947-1948: Untuk pertama kalinya sejak PD II berakhir,

negara-negara di dunia terutama dari Blok Barat menginginkan

adanya suatu bentuk sistem perdagangan internasional yang lebih

adil dan komprehensif untuk membangun ekonomi dunia yang

hancur akibat perang. Pada tahun 1947 di Geneva diadakan

perundingan perumusan perjanjian GATT yang menetapkan

penurunan 45.000 jenis tarif dengan nilai 10 miliar dolar AS.

Perundingan ini diikuti 23 negara.

2. 1949: Pada tahun 1949 di Kota Annecy berlangsung perundingan

yang lebih dikenal sebagai “Perundingan Annecy”. Dalam

perundingan kali ini, telah disepakati untuk meratifikasi 5000

jenis tarif yang diikuti 33 negara.

3. 1950-1951: Pada periode ini berlangsung “Perundingan Torquay”

yang diselenggarakan di Kota Torquay dimana disepakati untuk

meratifikasi 5,500 jenis tarif yang diikuti oleh 34 negara.

4. 1955-1956: Pada periode ini berlangsung “Perundingan Jenewa”

yang diselenggarakan di Kota Jenewa di mana disepakati untuk

meratifikasi sejumlah jenis tarif dengan nilai perdagangan

sejumlah 2,5 miliar dolar AS, yang diikuti oleh 34 negara.

5. 1960-1961: Pada periode ini berlangsung Perundingan yang lebih

dikenal sebagai “Putaran Dillon”, yang diselenggarakan di Kota

Jenewa, putaran GATT kali ini diikuti oleh 45 negara yang

menghasilkan kesepakatan untuk meratifikasi 4.400 jenis tarif

dengan nilai perdagangan sejumlah 4,9 miliar dolar AS, yang

diikuti oleh 34 negara.

6. 1964-1967: Putaran GATT kali ini lebih dikenal sebagai “Putaran

Kennedy”, yang diselenggarakan di Jenewa. Perundingan ini

menyepakati penurunan sejumlah jenis tarif dengan nilai

Page 6: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

perdagangan sejumlah 40 miliar dolar AS dan kesepakatan anti-

dumping yang diikuti 48 negara.

7. 1973-1979: Putaran GATT yang lebih dikenal sebagai “Putaran

Tokyo”, Jepang dengan menghasilkan beberapa kesepakatan

antara lain; ratifikasi sejumlah jenis tarif dan non-tarif dengan

nilai perdagangan sejumlah 155 miliar dolar AS. Perundingan kali

ini diikuti oleh 99 negara.

8. 1986-1988: Dalam periode ini, negara-negara peserta

mengadakan perundingan di Jenewa berdasarkan mandat

Deklarasi Punta Del Este. Perundingan kali ini tidak hanya

membahas peratifikasian tarif dan non-tarif sejumlah komoditas,

namun juga telah membahas bidang jasa dalam perdagangan

dunia. Di tahun 1980-an, Indonesia memainkan peranan aktifnya

dalam putaran GATT ini dengan ditariknya suatu konklusi bahwa

Indonesia harus mengubah haluan dari orientasi yang berbasis

impor ke arah strategi orientasi ekspor.

9. 1988: Pada bulan Desember tahun 1988 di Montreal, Kanada

telah diadakan pertemuan tingkat meneteri yang dikenal sebagai

Mid-Term Ministerial Meeting untuk mereview kembali beberapa

poin yang telah dicapai dalam perundingan sebelumnya. Pada

sidang tersebut telah dicapai kemajuan pada 11 bidang kecuali

pertanian. Dalam periode ini, Indonesia mulai memainkan

peranan aktifnya dalam Putaran Uruguay.

10. 1989: Perundingan ini diselenggarakan pada April 1989 untuk

meneruskan kembali kemaetan perundingan pada putaran

sebelumnya yang deadlock pada masalah pertanian.

11. 1990: Pada bulan Desember 1990 di Brussel, telah

diselenggarakan sidang tingkat menteri. Namun, kali ini tidak

dihasilkan kesepakatan apapun, karena Amerika Serikat dan Uni

Eropa sebagai negara utama menolak untuk meratitikasi bidang

pertaniannya. Dengan demikian, perundingan pada semua bidang

mencapai deadlock.

Page 7: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

12. 1991: Pada bulan Desember 1991, Direktorat Jenderal GATT

selalu ketua Trade Negotiations Committee (TNC) pada tingkat

pejabat tinggi telah menyerahkan Draft Final Act sebagai hasil

akhir dari Uruguay Round.

13. 1992-1993: Pada tanggal Januari 1992, TNC bersidang untuk

menampung reaksi negara-negara peserta dan menentukan

langkah selanjutnya dalam perundingan. Negara-negara perserta

menyatakan kesulitannya untuk menerapkan DFA pada berbagai

bidang termasuk kewajiban menghapus subsidi pertanian dan

sistem proteksi atas beberapa jenis komoditas. Dalam

perundingan yang berlangsung di Jenewa ini, telah dilakukan

pembahasan antara lain; tariff dan non-tarif, perdagangan jasa,

hak atas kekayaan intelektual (hak cipta), komoditas tekstil, serta

pertanian. Dalam periode ini juga telah disepakati untuk

membentuk kerangka kerja WTO yang merupakan kelanjutan dari

GATT. Pada tanggal 14 Desember 1993, Indonesia telah

menyatakan komitmennya untuk mulai membuka akses pasar

secara bertahap pada sector telekomunikasi, industri, angkutan

laut, turisme dan jasa keuangan.

14. 1994: Pada tanggal 15 April 1994 di Marrakesh tercapai

kesepakatan mengenai hasil perundingan dari Putaran Uruguay

sebagai suatu paket yang ditandatangani oleh Negara peserta yang

kemudian melahirkan WTO. Sementara dalam tahun yang sama,

Indonesia telah menyelesaikan prosedur ratifikasi dengan DPR

pada bulan Oktober 1994. Sehingga Indonesia siap

memberlakukan kewajiban perjanjian sesuai ketentuan dalam

perjanjian tersebut, antara lain; perlindungan terhadap hak atas

kekayaan intelektual, perdagangan jasa, turisme, telekomunikasi,

dan beberapa sektor lain.

15. 1995: Sesuai dengan hasil kesepakatan dari Putaran Uruguay,

maka pada tanggal 1 Januari 1995 di Jenewa Swiss, WTO resmi

berdiri dengan beranggotakan 146 negara termasuk Indonesia.

Page 8: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

Berdasarkan hasil kesepakatan Putaran Uruguay, terdapat

beberapa hal yang bersifat new issues, antara lain; trade in

services, intellectual property rights, dan trade-related investment

measures (TRIMs). Beberapa hal yang menjadi perhatian

Indonesia sebagai konsekuensi logis dari keikutsertaannya dalam

WTO antara lain; masalah tarif, akses pasar, komiditas tekstil,

produk pertanian, regulasi dan penyelesaian sengketa, hak atas

kekayaan intelektual, bidang jasa dan investasi.

B. FUNGSI , TUJUAN, DAN SASARAN WTO

Mengenai fungsi atau tujuan WTO dapat dilihat dalam Article III

WTO, yaitu: (1) mendukung pelaksanaan, pengaturan, dan

penyelenggaraan persetujuan yang telah dicapai untuk memujudkan

sasaran perjanjian tersebut, (2) sebagai forum perundingan bagi negara-

negara anggota mengenai perjanjian-perjanjian yang telah dicapai beserta

lampiran-lampirannya, termasuk keputusan-keputusan yang ditentukan

kemudian dalam Perundingan Tingkat Menteri, (3) mengatur pelaksanaan

ketentuan mengenai penyelesaian sengketa perdagangan; (4) mengatur

mekanisme peninjauan kebijakan di bidang perdagangan, dan (5)

menciptakan kerangka penentuan kebijakan ekonomi global berkerja sama

dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank),

serta badan-badan yang berafiliasi.

Dari fungsi-fungsi WTO, tampak fungsi-fungsi tersebut merupakan

upaya untuk menafsirkan dan menjabarkan lebih lanjut tentang

Multilateral Trade Agreements (MTAs) dan Plurilateral Trade

Agreements (PTAs), termasuk mengawasi pelaksanaan maupun

penyelesaian sengketa serta perbedaan pendapat mengenai perjanjian-

perjanjian yang disepakati. WTO juga akan melakukan peninjauan atas

implementasi perjanjian-perjanjian oleh setiap negara anggota dan

menjatuhkan sanksi atas pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan-

ketentuan dalam perjanjian. Dengan demikian, seperti halnya IMF dan

World Bank, WTO memiliki alat untuk memaksa negara-neara anggota

untuk mengikuti ketentuan-ketentuannya. Dengan fungsi-fungsi yang

Page 9: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

dipunyai WTO tersebut, menjadikan WTO sekaligus sebagai forum bagi

perundingan-perundingan selanjutnya di masa mendatang dalam perjanjian

multilateral.

Adapun sasaran yang ingin dicapai WTO dalam bekerja yaitu:

1. Non-diskriminasi

Sebuah negara tidak harus membedakan antara mitra

dagang dan seharusnya tidak membedakan antara produk,

jasa sendiri dan asing atau warga negara.

2. Lebih terbuka

Menurunkan hambatan perdagangan adalah salah satu cara

yang paling jelas untuk mendorong perdagangan; hambatan

ini termasuk bea masuk (atau tarif) dan langkah-langkah

seperti larangan impor atau kuota yang membatasi jumlah

selektif.

3. Diprediksi dan transparan

Perusahaan asing, investor dan pemerintah harus yakin

bahwa hambatan perdagangan tidak harus ditingkatkan

secara sewenang-wenang. Dengan stabilitas dan

prediktabilitas, investasi didorong, pekerjaan diciptakan dan

konsumen dapat sepenuhnya menikmati manfaat dari

persaingan - pilihan dan harga yang lebih rendah.

4. Lebih kompetitif

Mengecilkan praktek 'tidak adil', seperti subsidi ekspor dan

pembuangan produk di bawah biaya untuk mendapatkan

pangsa pasar; masalah yang kompleks, dan aturan mencoba

untuk menetapkan apa yang adil atau tidak adil, dan

bagaimana pemerintah dapat merespon, khususnya dengan

pengisian bea masuk tambahan dihitung untuk

mengimbangi kerusakan yang disebabkan oleh perdagangan

yang tidak adil.

Page 10: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

5. Lebih bermanfaat bagi negara-negara kurang berkembang

Memberi mereka lebih banyak waktu untuk menyesuaikan,

fleksibilitas yang lebih besar dan hak-hak istimewa; lebih

dari tiga perempat dari anggota WTO negara berkembang

dan negara dalam transisi ke ekonomi pasar. Perjanjian

WTO memberi mereka periode transisi untuk menyesuaikan

diri dengan mungkin, ketentuan WTO sulit lebih asing dan,.

6. Lindungi Lingkungan

Perjanjian WTO mengizinkan anggota untuk mengambil

langkah-langkah untuk melindungi tidak hanya lingkungan

tapi juga kesehatan masyarakat, kesehatan hewan dan

kesehatan tanaman. Namun, langkah-langkah ini harus

diterapkan dengan cara yang sama untuk kedua bisnis

nasional dan asing. Dengan kata lain, anggota tidak harus

menggunakan langkah-langkah perlindungan lingkungan

sebagai sarana menyamarkan kebijakan proteksionis.

Page 11: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

16. STRUKTUR ORGANISASI WTO

Page 12: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian
Page 13: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian
Page 14: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian
Page 15: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian

D. KESEPAKATAN WTO

Page 16: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian
Page 17: himawanreza5.files.wordpress.com  · Web viewkementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi. universitas brawijaya. fakultas hukum. malang . 2015. sejarah dan latar belakang pendirian