Versi Bahasa Indonesia Mangrove untuk Masa Depan Indonesia · menyediakan bentuk kolaborasi untuk...
-
Upload
nguyenngoc -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Versi Bahasa Indonesia Mangrove untuk Masa Depan Indonesia · menyediakan bentuk kolaborasi untuk...
Biasa dikenal dengan MFF merupakan kemitraan berbasis inisiatif mempromosikan
investasi di ekosistem pesisir untuk pembangunan berkelanjutan. MFF
menyediakan bentuk kolaborasi untuk membantu Negara-Negara, sektoral dan
lembaga di wilayah MFF dalam mengatasi tantangan yang berkembang untuk
keberlanjutan wilayah pesisir. MFF menggunakan mangrove sebagai ekosistem
unggulan atas peran penting hutan mangrove mengurangi dampak Tsunami
Samudra Hindia tahun 2004, serta dampak yang parah khususnya di mata
pencaharian wilayah pesisir karena kerusakan atau hilangnya mangrove.
Indonesia merupakan salah satu anggota MFF diantara beberapa Negara lain
seperti; Pakistan, India, Maldives, Sri Lanka, Seychelles, Thailand dan Vietnam. MFF
memiliki 3 (tiga) tujuan utama, yaitu;
1. Memperbaiki, membagi dan menerapkan pengetahuan untuk mendukung
konservasi, restorasi dan keberlanjutan ekosistem pesisir
2. Memperkuat institusi pengelola wilayah pesisir dan pemberdayaan
Masyarakat (termasuk Komunitas local) yang terhubung dalam pengambilan
keputusan dan pengelolaan untuk melestarikan, mengembalikan dan
melanjutkan penggunaan ekosistem pesisir.
3. Peningkatan tata kelola pada semua tingkatan (Regional, nasional, propinsi,
kabupaten dan Komunitas local) untuk mendorong program manajemen
terpadu dan investasi yang secara ekologis dan sosial-ekonomis, dan
mempromosikan kesejahteraan dan keamanan
Ketiga tujuan tersebut diterjemahkan lebih detail dalam 15 program kerja MFF yang
selanjutnya menjadi media untuk komunikasi dan pengetahuan.
Kehancuran yang disebabkan oleh tsunami di Samudera Hindia pada Desember 2004 menyingkap hubungan penting antara ekosistem pesisir dan mata pencaharian manusia.
Itu adalah visi Presiden Amerika Serikat Bill Clinton bahwa pembangunan kembali di daerah terkena tsunami harus meningkatkan infrastruktur dan memperkuat ketahanan alami
terhadap bencana alam dimasa depan. Menanggapi visi ini, International Union for Conservation Nature (IUCN) dan United Nations Development Programme (UNDP) membuat
Mangrove for the Future (MFF) pada tahun 2006.
© Copyright MFF Indonesia2010
Mangrove untuk Masa Depan Indonesia
Isu Lintas Sektoral:
Adaptasi dalam menyikapi perubahan iklim
Persamaan gender
Peningkatan taraf hidup Masyarakat dalam mengurangi
kemiskinan
Pengelolaan pengetahuan dan komunikasi
Kerjasama dengan pihak perusahahaan
Versi Bahasa Indonesia
© Copyright MFF Indonesia2010
Hasil Implementasi SGF Fase Pertama
Hasil pelaksanaan MFF dengan SGF tahap 1 menunjukkan hasil
yang sudah sesuai dalam upaya untuk menjembatani program kerja
dan NSAP serta beberapa isu lintas sektoral, antara lain: i)
persamaan gender, ii) pengelolaan wilayah pesisir, iii) adaptasi
terhadap perubahan iklim khususnya di wilayah pesisir pantai, iv)
pengelolaan sampah untuk menunjang perekonomian keluarga
(searah jarum jam, kiri atas ke kiri bawah)
Hasil implementasi pada tahap pertama ini diharapkan bisa
menjadi media pembelajaran baik di tingkat nasional dan regional
MFF.
Implementasi MFF Indonesia
Pelaksanaan program kerja MFF di Indonesia dilaksanakan sejak tahun 2010 dikelola dan diawasi oleh NCB (National Collaboration Body) yang merupakan perwakilan dari beberapa kementerian, ahli mangrove, LSM internasional dan lembaga penelitian mangrove. NCB juga membuat Strategi Nasional dan rencana Aksi atau National Strategy and Action Plan (NSAP) untuk implementasi MFF yang disesuaikan dengan prioritas nasional sebagai panduan dalam pelaksanaan MFF di Indonesia. Dalam perkembangannya, implementasi mekanisme dilakukan dengan proyek hibah dalam bentuk Small Grant Facility (SGF) dengan anggaran US$ 10,000 — 25,000 dan Large Grant Facility dengan anggaran US$ 50,000 — 100,000 yang ditujukan ke Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Organisasi Masyarakat dll. SGF pada tahap pertama ini dilakukan di 4 (empat) tempat, yaitu: 1. Jakarta Green Monster di Muara Angke, Jakarta (4
Mei 2010 - 4 Juli 2011) 2. Mitra Bahari di Desa Pesantren, Pemalang, Jawa
Tengah (4 Mei 2010 - 4 April 2011) 3. Community Based Disaster Risk Management–
Nahdatul Ulama (CBDRM-NU) di Desa Brondong, Lamongan, Jawa Timur (4 Mei 2010 - 4 Desember 2010)
4. Community Research and Development Institution (IPPM) di Makassar, Sulawesi Selatan (4 Mei 2010 - 20 April 2011)
Sedangkan LGF pada tahap pertama ini dilakukan oleh: 1. Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia
bekerjasama dengan pemerintah lokal dan lembaga penelitian Universitas Diponegoro (UNDIP - Semarang) di Demak, Jawa Tengah ( 1 November 2011 - Oktober 2013
Versi Bahasa Indonesia
© Copyright MFF Indonesia2010 © Copyright MFF Indonesia2010
© Copyright MFF Indonesia2010 © Copyright MFF Indonesia2011
National Coordinating Body (NCB) dari MFF Indonesia