V.docx

8
V. DATA PENGAMATAN No Perlakuan Pengamatan 1 50 ml air liur tidak disaring a. Uji dengan lakmus/ indikator universal b. - Tes Molisch - Tes biuret - Tes Millon pH = 8 Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas orange dan lapisan bawah keruh Larutan Ungu Larutan keruh, ada endapan 2 Uji air liur yang disaring. a. 2 ml air liur + 1 tetes asam sulfat. b. Tes Sulfat - Air liur + HCl - + BaCl 2 c. Tes Phospat - Air liur + 1 ml larutan urea - + 1 ml molibdat - + FeSO 4 Putih keruh Larutan jernih Larutan agak keruh Larutan jernih Larutan agak kuning Lama kelamaan larutan biru 3 Hidrolisis pati oleh air liur - 2 ml air liur + 10 ml larutan pati 1% (diaduk dan dipanaskan) - Setelah 1 menit dipanaskan kemudian + iodin - Setiap 1 menit air liur diteteskan pada iodin sampai coklat hilang Sedikit mengental Larutan coklat lebih mengental 6 tetes pada menit ke 3 warna iodin hilang 4 Pengaruh pH a. - 2 ml HCl pH 1 + pati Larutan jernih dan endapan

Transcript of V.docx

Page 1: V.docx

V.      DATA PENGAMATAN

No Perlakuan Pengamatan

1 50 ml air liur tidak disaring

a.     Uji dengan lakmus/ indikator

universal

b.     -  Tes Molisch

- Tes biuret

- Tes Millon

pH = 8

Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas orange

dan lapisan bawah keruh

Larutan Ungu

Larutan keruh, ada endapan

2 Uji air liur yang disaring.

a.    2 ml air liur + 1 tetes asam sulfat.

b.    Tes Sulfat

-      Air liur + HCl

-      + BaCl2

c.    Tes Phospat

-      Air liur + 1 ml larutan urea

-      + 1 ml molibdat

-      + FeSO4

Putih keruh

Larutan jernih

Larutan agak keruh

Larutan jernih

Larutan agak kuning

Lama kelamaan larutan biru

3 Hidrolisis pati oleh air liur

-   2 ml air liur + 10 ml larutan pati 1%

(diaduk dan dipanaskan)

-   Setelah 1 menit dipanaskan kemudian

+ iodin

-   Setiap 1 menit air liur diteteskan pada

iodin sampai coklat hilang

Sedikit mengental

Larutan coklat lebih mengental

6 tetes pada menit ke 3 warna iodin

hilang

4 Pengaruh pH

a.    - 2 ml HCl pH 1 + pati + air liur

- Dipanaskan

- Tes iodin

- Tes benedict

b.    - 2 ml asam laktat + pati + air liur

- Dipanaskan

Larutan jernih dan endapan putih diatas.

Tetap

Larutan kuning jernih dan endapan

masih.

Larutan biru.

Larutan putih keruh

Tetap

Page 2: V.docx

- Tes iodin

- Tes benedict

c.    – 2 ml air suling + pati + air liur

- Dipanaskan

- Tes iodin

- Tes benedict

d.   – 2 ml Na2CO3 + pati+air liur

- Dipanaskan

- Tes iodin

- Tes Benedict

Warna kuning jernih, endapan kuning

Larutan biru dan endapan sedikit larut

Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas air dan

lapisan bawah air liur.

Tetap

Larutan jernih dan endapan larut

Terbentuk 2 lapisan , larutan atas

berwarna biru muda dan lapisan bawah

biru tua.

Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas

kekuningan dan lapisan bawah keruh.

Tetap

Larutan biru jernih dan endapan hilang

Larutan berwarna biru jernih.

VI.   PEMBAHASAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat / mengidentifikasi air liur

secara kualitatif. Dalam percobaan ini akan diketahui sifat dan susunan air liur serta

mengetahui hasil hidrolisis pati oleh air liur. Identifikasi yang dilakukan adalah :

1.      Uji  terhadap air liur yang tidak disaring

Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji pH air liur dengan indikator

universal dan ternyata air liur pada percobaan ini mempunyai pH 8. Hal ini sesuai dengan

teori yang menyatakan bahwa air liur seharusnya memiliki pH lebih dari 7 karena bersifat

basa. Hal ini karena air liur merupakan protein. Dalam air liur terkandung enzim amilase

yang berfungsi untuk memecah amilum menjadi maltosa dalam proses hidrolisis dengan pH

optimum 6,6.

Kemudian dilanjutkan dengan uji biuret yang berfungsi untuk menyelidiki ada

tidaknya protein dalam air liur (ikatan peptida). Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya

warna ungu. Dalam percobaan ini terbentuk larutan ungu (positif) karena memang air liur

terdiri atas musin yang merupakan suatu glikoprotein yaitu protein yang mengandung

karbohidrat yang terikat secara kovalen. Reaksinya :

Page 3: V.docx

Selanjutnya menguji dengan tes millon yang bertujuan untuk mengidentifikasi

adanya tirosin dan gugus fenol. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan putih.

Ternyata dalam percobaan setelah dilakukan tes millon diperoleh larutan keruh dan ada

endapan (reaksi positif). Hal ini berarti bahwa air liur mengandung tirosin. Reaksinya :

Uji berikutnya adalah dengan uji mollisch yang bertujuan untuk mengetahui

ada tidaknya karbohidrat (uji pendahuluan). Dari hasil percobaan ternyata terbentuk 2

lapisan. Lapisan atas berwarna orange dan lapisan bawah keruh (reaksi positif). Hal ini

berarti air liur terdapat karbohidrat.

2.      Uji air liur yang disaring

Uji ini dilakukan dengan menggunakan H2SO4 encer yaitu menetesi air liur yang

telah disaring  dengan H2SO4 encer, dari perlakuan tersebut timbul sedikit endapan dan warna

larutan tetap bening, adanya endapan putih ini menunjukkan uji positif terhadap air liur dan

membuktikan air liur mengandung protein.

Selain uji protein juga dilakukan tes sulfat dan tes fosfat. Tes sulfat dilakukan

dengan menambahkan HCL dan BaCl2. Setelah ditambah HCL dan BaCl2 air liur menjadi

keruh dan ada endapan putih. Adanya endapan putih tersebut menunjukkan uji positif

terhadap air liur dan membuktikan kalau air liur mengandung sulfat.

Selanjutnya dilakukan tes fosfat pada air liur yaitu dengan menambahkan urea

10% sehingga larutan berwarna jernih kemudian ditambah dengan reagen molibdat dan

didapat larutan menjadi kuning keruh. Langkah selanjutnya menambah FeSO4. Penambahan

FeSO4 ini bertujuan untuk membentuk kompleks. Warna larutan yang kuning keruh tersebut

menunjukkan bahwa air liur mengandung fosfat dalam bentuk ortofosfat.

Sesuai dengan reaksi dibawah ini :

Page 4: V.docx

3.      Hidrolisis pati oleh air liur

Pada percobaan hidrolisis pati ini dilkukan dengan menambahkan 10 ml larutan pati

1% ke dalam air liur yang sudah disaring dari perlakuan ini didapat larutan yang sedikit

kental, kemudian memanaskannya dalam penangas air dengan suhu 37⁰C. Hal tersebut

dilakukan karena hampir semua enzim mempunyai aktivasi optimal pada suhu 30⁰C - 40⁰C

dan akan mengalami denaturasi pada suhu 45⁰C. Pada umumnya semakin tinggi suhu maka

laju reaksi semakin cepat karena energi semakin besar dan melampaui energi aktivasinya.

Akan tetapi enzim merupakan suatu protein sehingga semakin tinggi suhu proses aktivasi

enzim ini juga meningkat. Pengaruh suhu yang terlalu tinggi dapat mempercepat pemecahan

atau kerusakan enzim, demikian juga sebaliknya.

Dalam percobaan, air liur ditambahkan pati dan diletakkan pada penangas kemudian

tiap menit larutan tersebut diteteskan pada piring spot test yang telah ditetesi iodin, awalnya

larutan berwarna ungu kehitaman kemudian pada menit ke-22 warna ungu yang terbentuk

menjadi hilang. Viskositas

4.       Pengaruh pH

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pH terhadap aktivitas

enzim amylase dalam hidrolisis pati. pH maksimum enzim amylase adalah 6,9 dan dapat

bekerja pada pH 6,7 – 7,2dan sebagai pengaktif diperlukan ion Cl-

Langkah percobaan ini adalah dengan menambahkan 2 ml larutan pati 1% dan 2 ml

air liur pada tiap tabung reaksi dan tiap tabung reaksi diisi dengan :

         2 ml HCl pH 1

         2 ml asam laktat pH 5

         2 ml air suling pH 7

         2 ml Na2CO3 pH 9

Kemudian memasukkan ke dalam penangas selama 15 menit  dan setelah itu larutan

disaring dan dibagi menjadi 2 bagian untuk dilakukan uji iodin dan uji benedict. Uji iodin

bertujuan untuk mengetahui adanya glukosa  yang ditandai dengan berwarna kuning.

Page 5: V.docx

Sedangkan uji benedict bertujuan untuk menunjukkan adanya fruktosa yang ditandai dengan

berwarna biru.

Hasil yang diperoleh adalah :

Larutan Uji iodin Uji Benedict

HCl pH 1 Berwarna kuning (+) Berwarna biru (+)

Asam laktat pH 5 Berwarna kuning(+) Berwarna biru (+)

Air suling pH 7 Berwarna kuning(+) Berwarna biru(+)

Na2CO3 pH 9 Biru jernih (-) Biru jernih (+)

Dari hasil percobaan diatas hampir semua larutan dengan pH yang berbeda – beda

menunjukkan hasil positif terhadap uji benedict maupun uji iodin. Hal ini menunjukkan

bahwa  pH tidak begitu berpengaruh terhadap kerja enzim. Hal ini tidak sesuai dengan teori

bahwa pH sangat mempengaruhi kerja enzim.  Dimana :

         Pada kondisi asam : kerja enzim amylase terhenti

         Pada kondisi netral : kerja enzim amylase berfungsi dengan baik

         Pada kondisi basa : kerja enzim amylase cukup aktif.

VII.     KESIMPULAN

1.        Air liur bersifat basa, mengandung protein, karbohidrat, tripsin dan ion phospat dengan pH 8

2.        Perubahan pH mengakibatkan air liur terhidrolisis, sehingga menghasilkan endapan kuning

dan pada tes benedict dihasilkan warna biru.

3.        Air liur mengandung tirosin yang ditandai adanya endapan putih saat tes mllon.

Page 6: V.docx

4.        Air liur mengandung protein (asam amino) yang mengandung ikatan peptida (uji positif

biuret) dan mengandung gugus fenol (uji positif dengan millon)

5.        Berdasarkan uji molisch, air liur mengandung karbohidrat.

6.        Pati terhidrolisis oleh enzim amilase dalam air liur.

7.        Berdasarkan uji positif H2SO4 encer, air liur mengandung ion organik seperti Ca2+, K+, dan

Mg2+

8.        Air liur mengandung phospat, tetapi tidak mengandung sulfat.

9.        Air liur mengandung enzim ptyalin yang dapat menghidrolisis pati menjadi gula sederhana,

yang optimum pada kondisi netral/ sedikit asam.

10.    Reaksi pada uji biuret :

11.    Reaksi tes Millon :

VIII.  DAFTAR PUSTAKA

         Fessenden dan Fessenden .1996. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

         Poedjiati, Anna. 1994. Dasar – dasar Biokimia. Jakarta : UI Press

         Subrata,Ganda. 1989. Penuntun Laboratorium Klinis. Jakarta : PT. Dian Rakyat

         Sugiharto. 1989. Biokimia. Jakarta : Erlangga

                                     Tim Dosen. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia I. Surakarta : Laboratorium Kimia FKIP

UNS