VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN...
Transcript of VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN...
1
VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN
DAN BAHAN INDUSTRI
Ubi kayu dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan, pakan maupun
bahan dasar berbagai industri. Oleh karena itu pemilihan varietas ubi kayu harus
disesuaikan untuk peruntukannya. Di antara komponen teknologi produksi,
varietas unggul mempunyai peran penting serta strategis, mengingat varietas
unggul terkait dengan potensi hasil per satuan luas, kualitas produk yang
menentukan preferensi pengguna, serta potensial mudah diadopsi petani apabila
bibitnya tersedia. Karena varietas unggul merupakan komponen teknologi
essensial dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Dalam
makalah ini disampaikan ketersediaan varietas-varietas unggul ubi kayu untuk
bahan pangan dan bahan baku industri.
VARIETAS UNGGUL UBI KAYU UNTUK BAHAN PANGAN
Ubi kayu dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan, pakan maupun
bahan dasar berbagai industri. Oleh karena itu pemilihan varietas ubi kayu harus
disesuaikan untuk peruntukannya. Di daerah dimana ubikayu dikonsumsi secara
langsung untuk bahan pangan diperlukan varietas ubi kayu yang rasanya enak
dan pulen dan kandungan HCN rendah. Berdasarkan kandungan HCN ubi kayu
dibedakan menjadi ubi kayu manis/tidak pahit, dengan kandungan HCN < 40
mg/kg umbi segar, dan ubikayu pahit dengan kadar HCN ≥ 50 mg/kg umbi segar.
Kandungan HCN yang tinggi dapat menyebabkan keracunan bagi manusia
maupun hewan, sehingga tidak dianjurkan untuk konsumsi segar. Untuk bahan
tape (peuyem) para pengrajin suka umbi ubi kayu yang tidak pahit, rasanya enak
dan daging umbi berwarna kekuningan seperti varietas lokal Krentil, Mentega,
atau Adira-1. Tetapi untuk industri pangan yang berbasis tepung atau pati
ubikayu, diperlukan ubi kayu yang umbinya berwarna putih dan mempunyai
kadar bahan kering dan pati yang tinggi. Untuk keperluan industri tepung tapioka,
umbi dengan kadar HCN tinggi tidak menjadi masalah karena bahan racun
tersebut akan hilang selama pemrosesan menjadi tepung dan pati, misalnya UJ-
3, UJ-5, MLG-4, MLG-6 atau Adira-4. Hingga tahun 2009, Departemen
Pertanian secara resmi baru melepas 10 varietas unggul dan lima di antaranya
sesuai untuk pangan (Tabel 1).
2
Tabel 1. Varietas unggul ubikayu yang sesuai untuk pangan beserta
karakteristiknya
Varietas Tahun Karakteristik
Dilepas Umur
(bln)
Hasil
umbi
(t/ha)
Kadar
pati
(% bb)
Kadar
HCN
(mg/kg)
Keterangan
Adira 1 1978 7-10 22 45* 27,5 - Tidak pahit
- Sesuai untuk pangan
- Agak tahan tungau merah
(Tetranichus bimaculatus)
- Tahan bakteri hawar daun, penyakit
layu Pseudomonas solanacearum,
dan Xanthomonas manihotis
Malang 1 1992 9-10 36,5 32-36* < 40,0 - Tidak pahit
- Sesuai untuk pangan
- Toleran tungau merah (Tetranichus
bimaculatus)
- Toleran bercak daun (Cercospora
sp.)
-Adaptasi cukup luas
Malang 2 1992 8-10 31,5 32-36* < 40,0 - Tidak pahit
- Sesuai untuk pangan
- Agak peka tungau merah
(Tetranichus bimaculatus)
- Toleran penyakit bercak daun
(Cercospora sp.)
Darul
Hidayah
1998 8-12 102,1 25-31 < 40,0 - Tidak pahit
- Sesuai untuk pangan
- Agak peka tungau merah (Tetranichus
sp.)
- Agak peka busuk jamur (Fusarium
sp.)
Selain peruntukannya, pemilihan dan penerimaan suatu varietas ubi kayu
oleh petani dan pengguna lainnya juga ditentukan oleh umur tanaman, keragaan
dan sifat ketahanannya terhadap gangguan hama dan penyakit tanaman. Pada
umumnya petani sangat fanatik terhadap varietas lama maupun unggul lokal
yang telah dikenal luas oleh masyarakat luas sehingga pasarnya jelas.
3
VARIETAS UNGGUL UBI KAYU UNTUK BAHAN BAKU INDUSTRI
Dari produk antara berupa tepung dan pati ubikayu dapat dikembangkan
berbagai produk industri baik melalui proses dehidrasi, hidrolisis, maupun
fermentasi. Sebagai bahan baku industri, jenis ubi kayu yang memiliki potensi
hasil tinggi, kadar bahan kering dan kadar pati tinggi, dianggap paling sesuai
untuk bahan baku industri. Beberapa varietas unggul yang telah dilepas
Pemerintah dan sesuai untuk bahan baku industri antara lain: Varietas Adhira-4,
MLG-6, UJ-3, UJ-5, MLG-4 yang telah banyak ditanam petani di propinsi Jawa
Timur dan Lampung (Tabel2).
Secara umum, jenis ubi kayu yang memiliki potensi hasil dan kadar pati
tinggi, dianggap paling sesuai untuk bahan baku industri. Sebagai bahan baku
industri, kadar HCN yang tinggi tidak menjadi masalah karena sebagian besar
HCN akan hilang pada proses pencucian, pemanasan maupun pengeringan.
Sifat fisik, seperti ukuran granula pati dan sifat kimia lainnya, seperti kadar
amilosa/amilopektin yang berperan dalam proses gelatinisasi dan sifat amilografi,
yang meliputi suhu dan waktu gelatinisasi serta viskositas puncak, belum banyak
diteliti dalam kaitannya dengan produksi bioetanol. Pati dengan ukuran granula
kecil dilaporkan memiliki daya serap air yang lebih baik dan lebih mudah dicerna
oleh enzim. Sementara rendemen glukosa yang dihasilkan, dipengaruhi oleh
tinggi dan panjang rantai amilosa. Semakin panjang rantai amilosa akan
dihasilkan rendemen gula yang semakin tinggi karena diduga berkaitan dengan
kemudahan enzim -amilase untuk memecah ikatan lurus 1,4 glikosidik
dibanding ikatan cabang 1,6 glikosidik pada amilopektin. Pati dengan kadar
amilosa tinggi lebih sesuai karena proporsi partikel pati tidak larutnya (insoluble
starch particles) lebih rendah sehingga relatif lebih mudah dihidrolisis baik
dengan asam maupun enzim. Oleh karena itu selain kadar pati, kadar gula total
juga menentukan kesesuaiannya sebagai bahan baku etanol (Tabel 3).
4
Tabel 2. Varietas unggul ubikayu yang sesuai untuk bahan baku industri beserta
karakteristiknya
Varietas Tahun Karakteristik
Dilepas Umur
(bln)
Hasil
umbi
(t/ha)
Kadar
pati
(% bb)
Kadar
HCN
(mg/kg)
Keterangan
Adira 2 1978 8-12 22 41* 124,0 - Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industri
- Cukup tahan tungau merah
(Tetranichus bimaculatus)
- Tahan penyakit layu Pseudomonas
solanacearum
Adira 4 1978 10 35 20-22 68,0 - Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industri
- Cukup tahan tungau merah
(Tetranichus bimaculatus)
- Tahan terhadap Pseudomonas
solanacearum dan Xanthomonas
manihotis
UJ-3 2000 8-10 20-
35
20-27 > 100,0 - Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industri
- Agak tahan bakteri hawar daun
(Cassava Bacterial Blight)
UJ-5 2000 9-10 25-
38
19-30 > 100,0 - Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industri
Agak tahan CBB (Cassava Bacterial
Blight)
Malang 4 2001 9 39,7 25-32 > 100,0 - Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industri
- Agak tahan tungau merah
(Tetranichus sp.)
-Adaptif terhadap hara sub-optimal
Malang 6 2001 9 36,4 25-32 > 100,0 - Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industri
- Agak tahan tungau merah
(Tetranichus sp.)
-Adaptif terhadap hara sub-optimal
5
Tabel 3. Kadar bahan kering, gula total, pati dan amilosa empat varietas unggul,
Lokal dan klon harapan ubi kayu
Klon
Ubi kayu
Kadar
air
(%)
Kadar
bahan
kering
(%)
Kadar
gula
total
(% bb)
Kadar
pati
(% bk)
Kadar
serat
(% bk)
Kadar
amilosa
(% bk)
Adira-4
CMM 99023-
12
CMM 9906-12
CMM 9908-4
CMM 99023-4
CMM 99008-3
Malang-6
Kaspro
UJ-3
UJ-5
58,85 cd
67,36 a
61,21 bc
54,18 f
61,99 b
48,95 g
55,94 ef
53,77 f
57,35 de
53,97 f
39,51 ef
30,48 h
35,49 g
43,41 cd
38,90 f
49,36 a
43,07 d
45,49 bc
41,34 de
46,31 b
40,93 bcd
31,92 h
33,70 gh
42,38 b
36,59 ef
45,28 a
39,12 cde
41,29 bc
36,22 fg
43,47 ab
80,31 e
78,85 g
80,41 d
80,48 d
80,41 d
82,13 a
80,46 d
80,93 c
79,57 f
80,24 e
2,49 a
1,63 b
1,60 b
1,28 bc
1,37 bc
1,00 c
1,39 bc
1,63 b
1,70 b
1,32 bc
25,83 fg
24,72 h
25,59 g
26,99 de
27,11 de
29,96 b
26,58 de
27,16 d
25,66 g
31,05 a
KK (%) 2,11 2,49 3,24 1,06 6,87 1,17
BNT 5 % 2,67 2,26 2,75 0,01 0,57 0,70
Angka selajur yang diikuti huruf sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Sumber: Ginting et al., 2006
Kadar amilosa tertinggi diperoleh pada varietas UJ-5 dan terendah pada
klon CMM 99023-12. Pati dengan kadar amilosa tinggi lebih sesuai untuk
pembentukan glukosa karena proporsi partikel pati tidak larut (insoluble starch
particles), yakni amilopektin lebih rendah sehingga relatif lebih mudah dihidrolisis
baik dengan asam maupun enzim.
6
Gambar 1. Varietas UJ-5 dan Malang 6 yang sesuai untuk bahan baku industri
(foto atas) dan Panen ubikayu untuk bahan baku industri (foto bawah)
7
Gambar 2. Beberapa produk pangan berbahan ubikayu