VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

16
* Corresponding author. Peer review under responsibility UIN Imam Bonjol Padang. © 2020 UIN Imam Bonjol Padang. All rights reserved. p-ISSN: 2580-6726 e-ISSN: 2598-2133 VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBENTUK VIDEO PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 1 Yuliani Fitri, 2 Anike Putri 1,2 Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ekasakti Padang, Indonesia Email: 1 [email protected], 2 [email protected] Received: January 2020; Accepted: March 2020; Published: April 2020 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan validitas media pembelajaran berbentuk video pada materi sistem linear dua variabel pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) .Media pembelajaran video ini dikembangkan menggunakan model prosedural menurut pandangan Alessi & Trollip (2001), yaitu Planning, Design, Development. Produk dari penelitian ini yaitu media pembelajaran matematika berbentuk video pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa kelas X Teknik Audio Video (TAV) SMKN 5 Padang. Validasi melibatkan lima orang validator yaitu 2 orang dosen pendidikan matematika dan 1 orang guru matematika, 1 orang dosen Bahasa Indonesia, dan 1 orang lagi dosen media pembelajaran, menggunakan lembar validasi media pembelajaran berbentuk skala likert terhadap video pembelajaran matematika. Hasil penelitian terhadap validitas dinyatakan sangat valid oleh para validator dilihat dari segi aspek isi dan konstruk, yang mana dari aspek isi memperoleh skor rata- rata 3,5 aspek konstruk memperoleh skor 3,5 juga, aspek bahasa memperoleh skor 3,3 dan aspek media memperoleh skor 3,4. Kata kunci: Validitas, Media Pembelajaran Matematika, Video. Abstract The purpose of this study is to describe the validity of video learning media in two variable linear system course for vocational school students. The video learning media is developed by using procedural model of Alessi & Trollip (2001); planning, design, development. Product of the study is mathematics learning media in the form of video on two variable linear equation system for students of grade X of TAV SMKN 5 Padang. Validation involved five validators, two of them were lecturers of mathematics education and a mathematics teacher, an Indonesian language lecturer, and a learning media lecturer by using learning medium validating sheets in the form of likert toward mathematics learning video. The validators stated that the result of the study toward validity is very valid in term of the content and constructive aspects; content aspect scored for 3,5 and constructive one also 3,5, indonesian language aspect scored for 3,3 and learning media aspect scored 3,4. Key words : Validity, Mathematics learning media, Video Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Website: http://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/matheduca Email: [email protected] Math Educa Journal 4(1)(2020):31-46

Transcript of VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

Page 1: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

*Corresponding author.

Peer review under responsibility UIN Imam Bonjol Padang.

© 2020 UIN Imam Bonjol Padang. All rights reserved.

p-ISSN: 2580-6726

e-ISSN: 2598-2133

VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBENTUK VIDEO

PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

1Yuliani Fitri, 2Anike Putri 1,2 Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ekasakti Padang, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

Received: January 2020; Accepted: March 2020; Published: April 2020

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan validitas media pembelajaran berbentuk video pada

materi sistem linear dua variabel pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).Media pembelajaran

video ini dikembangkan menggunakan model prosedural menurut pandangan Alessi & Trollip (2001),

yaitu Planning, Design, Development. Produk dari penelitian ini yaitu media pembelajaran matematika

berbentuk video pada materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa kelas X Teknik Audio

Video (TAV) SMKN 5 Padang. Validasi melibatkan lima orang validator yaitu 2 orang dosen pendidikan

matematika dan 1 orang guru matematika, 1 orang dosen Bahasa Indonesia, dan 1 orang lagi dosen

media pembelajaran, menggunakan lembar validasi media pembelajaran berbentuk skala likert

terhadap video pembelajaran matematika. Hasil penelitian terhadap validitas dinyatakan sangat valid

oleh para validator dilihat dari segi aspek isi dan konstruk, yang mana dari aspek isi memperoleh skor

rata- rata 3,5 aspek konstruk memperoleh skor 3,5 juga, aspek bahasa memperoleh skor 3,3 dan aspek

media memperoleh skor 3,4.

Kata kunci: Validitas, Media Pembelajaran Matematika, Video.

Abstract

The purpose of this study is to describe the validity of video learning media in two variable linear

system course for vocational school students. The video learning media is developed by using procedural

model of Alessi & Trollip (2001); planning, design, development. Product of the study is mathematics learning

media in the form of video on two variable linear equation system for students of grade X of TAV SMKN 5

Padang. Validation involved five validators, two of them were lecturers of mathematics education and a

mathematics teacher, an Indonesian language lecturer, and a learning media lecturer by using learning

medium validating sheets in the form of likert toward mathematics learning video. The validators stated that

the result of the study toward validity is very valid in term of the content and constructive aspects; content

aspect scored for 3,5 and constructive one also 3,5, indonesian language aspect scored for 3,3 and learning

media aspect scored 3,4.

Key words : Validity, Mathematics learning media, Video

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika

Website: http://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/matheduca

Email: [email protected]

Math Educa Journal 4(1)(2020):31-46

Page 2: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

32 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.31-46

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, peran

matematika sangat penting. Oleh sebab itu,

matematika diajarkan di setiap tingkatan

sekolah. alah satunya di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK). Di SMK, banyak jurusan

yang bisa dipilih oleh calon peserta didik, di

antaranya elektro, otomotif, mesin, tata

boga, Teknik Audio Video (TAV), dan yang

lainnya, yang mana setelah tamat dari SMK,

peserta didik bisa langsung terjun ke dunia

pekerjaan. Menurut penjelasan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15,

pendidikan kejuruan merupakan pendidikan

menengah yang mempersiapkan peserta

didik terutama untuk bekerja dalam bidang

tertentu. Pendidikan kejuruan terdiri dari

Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah

Aliyah Kejuruan. Dalam tulisan ini, lebih

khusus dibahas pada jurusan TAV.

Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara dengan guru matematika pada

bulan Oktober 2018 di SMKN 5 Padang,

diperoleh informasi bahwa pada saat

pembelajaran berlangsung masih banyak

peserta didik yang kurang memperhatikan

dan tidak mengikuti pembelajaran dengan

baik, sehingga ketika mengerjakan latihan

peserta didik banyak bertanya kepada guru.

Selain itu, pelaksanaan proses pembelajaran

di kelas hanya menggunakan buku cetak

yang dipinjam dari perpustakaan kemudian

dibagikan kepada setiap peserta didik.

Namun, kenyataannya peserta didik masih

kurang mampu memahami dan memaknai

pembelajaran. Berikut data hasil Ujian Mid

Semester Kelas X semester ganjil Tahun

Pelajaran 2018/2019 yang dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Matematika Mid Semester Ganjil Kelas X TAV Tahun Pelajaran 2019/2020

Kelas TAV1 TAV2 TAV3

Rata-Rata 63,7 68,2 65,4

Berdasarkan tabel tersebut, rata-rata

nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 75. Berarti kemampuan

siswa masih kurang. Hal tersebut bisa juga

diakibatkan karena pembelajaran masih

berpusat pada guru (teacher centered),

sehingga ketika guru meminta siswa

mengerjakan soal latihan di depan kelas,

siswa masih belum bisa mengerjakan dengan

baik dan benar. Penyebab kurang aktifnya

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

dikarenakan oleh anggapan siswa bahwa

matematika merupakan mata pelajaran yang

membosankan, sulit, dan menakutkan. Selain

itu, bahan ajar yang tersedia pada saat

pembelajaran tidak bervariasi dan masih

terbatas. Gambar 1 menunjukkan contoh

buku ajar yang dipakai.

Page 3: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

Validitas Media Pembelajaran … (Yuliani Fitri, Anike Putri) 33

Gambar 1. Penyajian Contoh Soal Pada Buku

Pada buku disajikan contoh soal dan

langsung jawabannya. Hal tersebut belum

menantang siswa untuk berfikir terlebih

dahulu. Hal tersebut berdampak pada

kemampuan peserta didik dalam

menyelesaikan masalah, yang mana lebih

banyak menunggu jawaban dari teman atau

guru daripada mencarinya terlebih dahulu.

Supaya proses belajar mengajar

berjalan dengan lancar maka diperlukan

suatu media yang sesuai dengan karakter

peserta didik, mata pelajaran yang

disampaikan, suasana dan prasarana

penunjang. Untuk itu, pada peserta didik

kelas X TAV SMKN 5 Padang,

dikembangkanlah media pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristiknya yang dapat

meningkatkan hasil belajar dengan baik.

Menurut Miarso (2004)

berpendapat bahwa “Media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang digunakan untuk

menyalurkan pesan serta dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si

belajar sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar”.

Banyak jenis media pembelajaran

yang bisa digunakan, diantaranya yaitu video.

Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin,

video-vidi-visum yang artinya melihat

(mempunyai daya penglihatan); dapat

melihat (K. Prent dkk., Kamus Latin-

Indonesia, 1969: 926). Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1995: 1119) mengartikan video

dengan: 1) bagian yang memancarkan

gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman

gambar hidup untuk ditayangkan pada

pesawat televisi. Video mampu merangkum

banyak kejadian dalam waktu yang lama

menjadi lebih singkat dan jelas dengan

disertai gambar dan suara yang dapat

diulang-ulang dalam proses penggunaanya.

Senada dengan itu, Peter Salim dalam The

Contemporary English-Indonesian Dictionary

(1996:2230) memaknainya dengan sesuatu

yang berkenaan dengan penerimaan dan

pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda

dengan dua definisi tersebut, Smaldino

(2008: 374) mengartikannya dengan “The

storage of visuals and their display on

television-type screen” (penyimpanan/

perekaman gambar dan penanyangannya

pada layar televisi). Dari beberapa definisi di

atas, dapat disimpulkan bahwa video itu

berkenaan dengan apa yang dapat dilihat,

utamanya adalah gambar hidup (bergerak;

motion), proses perekamannya, dan

penayangannya yang tentunya melibatkan

teknologi.

Ada banyak kelebihan video ketika

digunakan sebagai media pembelajaran di

antaranya menurut Nugent (2005) dalam

Page 4: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

34 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.31-46

Smaldino dkk. (2008: 310), video merupakan

media yang cocok untuk pelbagai ilmu

pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil,

bahkan satu siswa seorang diri sekalipun. Hal

itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi para

siswa saat ini yang tumbuh berkembang

dalam dekapan budaya televisi, di mana

paling tidak setiap 30 menit menayangkan

program yang berbeda. Dari itu, video

dengan durasi yang hanya beberapa menit

mampu memberikan keluwesan lebih bagi

guru dan dapat mengarahkan pembelajaran

secara langsung pada kebutuhan siswa.

Selain itu, menurut Smaldino sendiri,

pembelajaran dengan video multi-suara bisa

ditujukan bagi beragam tipe pebelajar. Teks

bisa didisplay dalam aneka bahasa untuk

menjelaskan isi video.

Keuntungan menggunakan media

video menurut Daryanto (2010:90) antara

lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel

dan dapat diatur sesuai kebutuhan, video

merupakan bahan ajar non cetak yang kaya

informasi dan lugas karena dapat sampai

kehadapan siswa secara langsung, dan video

menambah suatu dimensi baru terhadap

pembelajaran.

Oleh sebab itu, dikembangkan media

pembelajaran berbentuk video pada materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

(SPLDV) di kelas X TAV SMKN 5

Padang.Adapaun tujuannya untuk

menghasilkan video pembelajaran

matematika pada materi SPLDV yang valid

atau memiliki yang validitas yang

layak.Menurut Azwar (2016: 173), validitas

berasal dari kata validity yang mempunyai

arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Arikunto (1995:63) menjelaskan

bahwa validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat keandalan atau

kesahihan suatu alat ukur. Dengan demikian

validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kesahihan suatu yang

diukur dengan tepat dan cermat. Supaya

video yang dirancang valid, terlebih dahulu

harus diketahui karakteristik video tersebut .

Video pembelajaran tersebut

memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Video sebagai media pembelajaran

disajikan dalam bentuk kepingan DVD

dengan format Moving Picture Experts

Group (MPEG).

2. Video pembelajaran ini berisikan cerita

tentang materi sistem persamaan linear

dua variabel, dimana dua orang

mahasiswa yang tidak sengaja bertemu

melakukan percakapan mengenai

perlengkapan alat tulis yang mereka beli

di toko Graha Media.

3. Video yang dibuat memuat hal-hal yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

4. Penugasan dalam video ini yaitu

mendorong siswa untuk memahami

Page 5: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

Validitas Media Pembelajaran … (Yuliani Fitri, Anike Putri) 35

cerita dari video yang kemudian dirubah

kedalam bentuk soal matematika.

Sedangkan karakteristik media video

pembelajaran menurut Cheppy Riyana

(2007:8-11) yaitu untuk menghasilkan video

pembelajaran yang mampu meningkatkan

motivasi dan efektivitas penggunanya maka

pengembangan video pembelajaran harus

memperhatikan karakteristik dan kriterianya.

Karakteristik video pembelajaran yaitu:

1) Clarity of massage (kejelasan pesan)

2) Stand Alone (berdiri sendiri)

3) User Friendly (bersahabat/akrab dengan

pemakainya).

4) Representasi Isi

5) Visualisasi dengan Media

6) Menggunakan kualitas resolusi yang

tinggi

7) Dapat digunakan secara klasikal dan

individual

Adapun karakteristik media video

pembelajaran menurut Azhar Arsyad

(2004:37-52) adalah sebagai berikut:

1) Dapat disimpan dan digunakan berulang

kali.

2) Harus memiliki teknik khusus untuk

pengaturan urutan baik dalam hal

penyajian maupun penyimpanan.

3) Pengoperasiannya relatif mudah

4) Dapat menyajikan peristiwa masa lalu

atau peristiwa ditempat lain

Keuntungan menggunakan media

video menurut Daryanto (2010:90) antara

lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel

dan dapat diatur sesuai kebutuhan, video

merupakan bahan ajar non cetak yang kaya

informasi dan lugas karena dapat sampai

kehadapan siswa secara langsung, dan video

menambah suatu dimensi baru terhadap

pembelajaran.

Menurut Cheppy Riyana (2007:11-14)

pengembangan dan pembuatan video

pembelajaran harus mempertimbangkan

kriteria sebagai berikut:

1) Tipe Materi

2) Durasi Waktu

3) Format Sajian Video

4) Ketentuan Teknis

Menurut Cheppy Riyana (2007:13)

media video tidak terlepas dari aspek teknis

yaitu kamera, teknik pengambilan gambar,

teknik pencahayaan, editting, dan suara.

Pembelajaran lebih menekankan pada

kejelasan pesan, dengan demikian, sajian-

sajian yang komunikatif perlu dukungan

teknis. Misalnya:

a) Gunakan pengambilan dengan teknik

zoom atau extrem close up untuk

menunjukan objek secara detail.

b) Gunakan teknik Out of focus atau in focus

dengan pengaturan def of file untuk

membentuk image focus of interest atau

memfokuskan objek yang dikehendaki

dengan membuat sama (blur) objek yang

lainnya.

Page 6: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

36 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.31-46

c) Pengaturan properti yang sesuai dengan

kebutuhan, dalam hal ini perlu

menghilangkan objek-objek yang tidak

berkaitan dengan pesan yang

disampaikan.

d) Penggunaan tulisan (text) dibuat dengan

ukuran yang proporsional.

5) Penggunaan Musik dan Sound Effect

Penelitian yang relevan dengan

penelitian ini yaitu Penelitian yang dilakukan

oleh Ifa Datus Saadah (2018) berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran

Matematika Berbasis video Animasi Dengan

Menggunakan Adobe After Effect, dan

Penelitian yang dilakukan oleh Anindita

Agustania (2014) berjudul “Pengembangan

Video Pembelajaran Pada Mata Pelajaran

Promosi Dinamis.Dari kedua penelitian

tersebut terdapat persamaan yaitu sama-

sama menggunakan media pembelajaran

berbentuk video. Setiap persamaan juga

terdapat perbedaan yaitu penelitian

sebelumnya mengambil materi yang

berbeda, sedangkan pada penelitian ini

mengambil materi tentang SPLDV.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada Kelas X

TAV SMKN 5 Padang bulan November 2019.

Sasaran penelitian ini adalah media

pembelajaran matematika berbentuk video

pada materi SPLDV.

Penelitian ini menggunakan

pengembangan dengan menggunakan

model pengembangan prosedural menurut

pandangan Alessi & Trollip (2001), yaitu

Planning, Design, Development. Model

prosedural adalah model yang bersifat

deskriptif, menunjukkan langkah-langkah

yang harus diikuti untuk menghasilkan

produk. Pada penelitian pengembangan ini

menghasilkan suatu produk media video

pembelajaran matematika pada materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

dengan langkah-langkah yang dilakukan,

yaitu:

1. Planning (perencanaan)

a. Menentukan kebutuhan dan tujuan,

kebutuhan dan tujuan meliputi apa

yang akan diketahui atau bisa dilakukan

siswa setelah menyelesaikan

pembelajaran.

b. Mengumpulkan sumber, sumber yang

dimaksud seperti buku referensi,

materi-materi sumber asli, film maupun

pengetahuan dari orang lain di bidang

tersebut yang mendukung pembuatan

video.

c. Menghasilkan gagasan, tahap ini

merupakan curah pendapat

(brainstorming) untuk menghasilkan

gagasan kreatif dalam pengembangan.

2. Design (tujuan)

a. Membuat flowchart, pembuatan

flowchart untuk mempermudah

Page 7: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

Validitas Media Pembelajaran … (Yuliani Fitri, Anike Putri) 37

jalannya program khususnya operasi

pelaksanaan pada komputer.

b. Membuat storyboard secara tertulis,

tahap ini meliputi merencanakan

(drafting), menulis dan merevisi

storyboard beserta tampilan,

animasi,grafik, dan musik, kemudian

memvalidasinya.

3. Development (pengembangan)

a. Memproduksi video dan audio , dalam

tahap ini pembuatan tampilan, animasi,

grafik, musik, narasi, dan instrument

yang dapat mendukung

pengembangan.

b. Menyiapkan komponen pendukung.

Memprogram materi, tahap ini

merupakan tahap penggabungan

semua materi yang dikembangkan

termasuk aplikasi program yang akan

digunakan.

c. Mengevaluasi dan meninjau kembali

(pengujian dan pengesahan)

Prosedur Pengembangan Video

Pembelajaran

a) Kerangka (out line) media video, terdiri

dari Pendahuluan, Tayangan pembuka,

Pengantar, Isi video, Penutup

b) Keterlibatan Tim, yaitu Ahli Substansi

(subject matter expert), Ahli Media

Instruksional (Sedia Spesialis), Ahli

Metode Instruksional (Instructional

Methods Spesialis), Sutradara, Ahli

Komputer Editing Video dan Desain

Grafis (Computer Grafics Specialist)

Menurut Daryanto (2010:104-106)

langkah-langkah umum yang lazim

ditempuh dalam membuat naskah video

pembelajaran adalah:

a) Tentukan Ide

Ide yang baik biasanya timbul dari

adanya masalah. Masalah dapat

dirumuskan sebagai kesenjangan antara

kenyataan yang ada dengan apa yang

seharusnya ada.

b) Rumusan Tujuan

Rumusan tujuan yang dimaksud

disini adalah rumusan mengenai

kompetensi seperti apa yang diharapkan

oleh kita, sehingga setelah menonton

program ini siswa benar-benar

menguasai kompetensi yang kita

harapkan tadi. Selain itu kita perlu

menentukan sasarannya siapa.

c) Buat Survey

Survey ini bertujuan dengan maksud

untuk mengumpulkan informasi dan

bahan-bahan yang dapat mendukung

program yang akan dibuat.

d) Buat garis besar isi

Bahan/informasi/data yang sudah

terkumpul melalui survey tentu harus

berkaitan erat dengan tujuan yang sudah

dirumuskan. Dengan kata lain, bahan-

bahan yang akan disajikan melalui

program kita harus dapat mendukung

Page 8: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

38 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.31-46

tercapainya tujuan yang sudah

dirumuskan. Untuk itu susunlah bahan-

bahan tersebut dalam bentuk out-line

(garis besar). Tentunya dengan

memperhatikan siapa sasaran kita,

bagaimana karakteristik mereka,

kemampuan apa yang sudah dan belum

dimiliki mereka.

e) Buat Sinopsis

Sinopsis adalah ikhtisar cerita yang

menggambarkan isi program secara

singkat dan masih bersifat secara umum.

f) Buat treatment

Treatment adalah pengembangan

lebih jauh dari sinopsis yang sudah

disusun sebelumnya. Berbeda dengan

sinopsis yang penuturannya masih

bersifat literature. Treatment disusun

lebih mendekati rangkaian adegan film.

Rangkaian adegan lebih terlihat secara

kronologis atau urutan kejadiannya lebih

terlihat secara jelas, dengan begitu orang

yang membaca treatment kita sudah bisa

membayangkan secara global visualisasi

yang akan tampak dalam program.

g) Buat Storyboard

Menurut Vaughan (2011:295)

storyboard merupakan gambaran

arsitektual untuk projek multimedia kita.

Storyboard mirip dengan rangkaian

komik yang beruntun yang kita baca

sehari-hari. Storyboard membantu

mengorganisir suatu proyek dan

memfokuskan ruang lingkup proyek yang

akan dipakai. Karena mendesain tampilan

dan urutan navigasi kadang

membutuhkan perencanaan dan

pemrograman yang sulit maka

storyboard tidak hanya berisi elemen-

elemen interaktif. Storyboard sebaiknya

dibuat secara lembar perlembar, dimana

perlembarnya berisi satu scene dan

setting, namun bagi yang masih amatir,

dalam setiap lembarnya bisa diisi dengan

2 sampai 3 scene/setting. Storyboard ini

didalamnya memuat unsur-unsur visual

maupun audio, juga istilah-istilah yang

terdapat dalam video

h) Menulis naskah

Menurut Jaka Warsihna (2009:12),

naskah tidak jauh berbeda dengan

storyboard. Bedanya ialah bahwa urutan

penyajian visualisasi maupun audionya

sudah pasti dan penuturannya sudah

bersifat lebih rinci. Ada beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan dalam

menulis naskah yang ada pada Tabel 2.

Tabel 2. Menulis Naskah

1) Pergunakan gaya percakapan sehari-hari bukan gaya bahasa sastra.

2) Kalimat harus jelas, singkat dan informatif.

3) Pergunakan pembendaharaan kata yang sesuai dengan latar belakang audiens.

Page 9: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

Validitas Media Pembelajaran … (Yuliani Fitri, Anike Putri) 39

Langkah praktis menyusun naskah

menurut Jaka Warsihna (2009:16-17) daapt

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Langkah Menyusun Naskah

1) Lihat indikator atau materi yang akan disajikan

2) Pilih format sajian sesuai karakteristik materi yang disajikan.

3) Bumper tune, merupakan penanda singkat mengenai sebuah program acara

4) Teaser (pembuka) berupa adegan yang menggambarkan materi yang akan dibahas atau cuplikan gambar dan bisa juga dalam bentuk komedi atau tragedi untuk menarik perhatian penonton.

5) Isi bagian visual dengan perintah deskripsi atau gunakan istilah teknis pertelevisian

6) Utamakan visual gerak, berwarna, kalau bisa tiga dimensi, dan detail

7) Sesuai narasi

8) Penulisan caption harus sesuai kaidah bahasa dan singkat, tidak lebih dari lima baris

9) Sajikan materi dengan menarik, jelas, dan mudah diingat oleh penonton

10) Repetisi atau pengulangan tidak sama persis dengan sajian materi

11) Latihan dibuat dalam bentuk soal tertutup, sebagai bentuk penguat sajian materi.

12) Kolom audio diberi musik, sound effect, dialog, presenter, direct sound, embience, narator sesuai kebutuhan. Audio sebagai penguat atau penjelasan visual yang masih belum jelas

13) Narasi sebaiknya tidak menggurui, dialog disesuaikan dengan situasi dan kondisi, kalau presenter sebaiknya komunikatif, singkat dan lain-lain.

Pakar yang memvalidasi terdiri dari

expertjudgment yang terdiri dari 2 dosen

yang mempunyai kepakaran dalam bidang

pendidikan matematika dan 1 orang guru

matematika yang mengajar di SMKN 5

Padang. Media pembelajaran video

dinyatakan valid apabila rata-rata skor tiap

kriteria dari ketiga validator mencapai 2,4 -

3,2 dan sangat valid lebih dari 3,2. Analisis

ini dilakukan pada setiap aspek pada setiap

kriteria.Nilai yang didapat berdasarkan

perhitungan skala Likert seperti tertera

pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Skala Likert

Penilaian Nilai Skala

Kurang Baik 1

Cukup Baik 2

Baik 3

Sangat Baik 4

Sumber: (Riduwan, 2013)

Data penelitian kemudian dianalisis

menggunakan rumus:

Nilai yang diperoleh selanjutnya

diinterpretasi berdasarkan kriteria. Kriteria

dinyatakan layak/valid apabila mencapai

skor 2,41-4,00 dengan interpretasi data

yang tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. Kategori Validitas Perangkat Pembelajaran

Interval Kategori

Tidak valid

Kurang valid

Cukup valid

Valid

Page 10: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

40 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.31-46

Sangat valid

Sumber: (Muliyardi, 2006: 82)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, yang

dikembangkan adalah media pembelajaran

matematika berbentuk video.Terdiri dari tiga

tahap, yaitu planning, design, dan

development.Pada tahap planning,

merupakan hasil analisis karakteristik siswa,

kurikulum matematika pada SMKN 5 Padang.

Pada tahap design merupakan

pembuatan video. Berikut langkah-langkah

pembuatan video:

1) Membuat flowchart

Tahap desain dimulai dengan membuat

flowchart sebagai alur dari pemikiran

peneliti agar mempermudah proses

pengembangan. Flowchart dibuat untuk

memudahkan pekerjaan dalam

mendesain pembuatan video.

2) Membuat storyboard

Setelah membuat flowchart kemudian

dilanjutkan dengan membuat storyboard

secara tertulis. Storyboard dibuat untuk

mempermudah memvisualisasikan ide

yang dimiliki agar lebih tertata,

dilanjutkan dengan tahap

pengembangan atau produksi video.

Pada tahap development

(pengembangan) yaitu

1) Memproduksi video dan audio

Pada kegiatan pengembangan ini sudah

dihasilkan storyboard dan skrip. Tahap

yang terdapat dalam pengembangan

yaitu produksi audio dan video,

memprogram materi, menyiapkan

komponen pendukung, dan

mengevaluasi dan meninjau kembali.

Proses produksi audio dan video ini

berisi pengambilan gambar (shooting

video) yang sesuai dengan tuntutan

storyboard dan skrip yang telah dibuat

sebelumnya. Tahap awal yang dilakukan

adalah pengambilan gambar atau

shootingvideo. Pengambilan gambar

merupakan tahap yang menterjemahkan

skrip menjadi tampilan yang sebenarnya.

Setelah shooting video dilanjutkan

dengan mengunduh gambar dan musik

yang diperlukan. Kemudian tahap

selanjutnya adalah merekam suara

narator yang dilakukan dengan teknik

dubbing.

2) Menyiapkan komponen pendukung

Persiapan komponen pendukung untuk

pengembangan video mulai disiapkan

sejak video sudah diproduksi.

Komponen pendukung yang digunakan

untuk pengeditan video menggunakan

InShot, sedangkan untuk pengeditan

gambar menggunakan Meitu dan Line

Camera.

Page 11: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

Validitas Media Pembelajaran … (Yuliani Fitri, Anike Putri) 41

Setelah komponen pendukung lengkap

kemudian dilakukan proses editting dan

mixing. Proses editting dan mixing

dilakukan sesuai dengan tuntutan

storyboard yang telah dibuat

sebelumnya. Pada kegiatan editting,

kegiatan yang dilakukan adalah memilih

hasil shooting yang terbaik kemudian

memotong dan membuang bagian yang

tidak diperlukan. Pengaturan

pencahayaan dan animasi seperti

tambahan tulisan atau sound effect untuk

video juga dilakukan pada saat proses

editting ini.

Setelah proses editting selesai

dilanjutkan dengan mixing, proses

mixing dilakukan untuk menggabungkan

rekaman narator dengan video yang

telah diedit sebelumnya. Setelah

menggabungkan antara narasi,

instrumen, sound effect dengan video

kemudian dilakukan proses penyesuaian

suara terhadap instrument agar suara

narator terdengar jelas dan instrumen

tidak mengganggu jalannya video.

3) Mengevaluasi dan meninjau kembali

Setelah menghasilkan produk berupa

video pembelajaran, maka sebelum

melakukan uji coba terlebih dahulu

dilakukan validasi terhadap ahli media

dan melakukan revisi apabila ada saran

dari para ahli.

Awalnya satu video yang dibuat,

namun setelah divalidasi, validator

menyarankan agar dibuat video satu buah

lagi.Jadi, di akhir tahap validitasnya, terdapat

dua video pembelajaran matematika pada

materi SPLDV.

Selama tahap validasi media

pembelajaran videoterdapat beberapa revisi

yang dilakukan berdasarkan saran-saran dari

validator. Berikut saran validator untuk

media pembelajaran video dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Saran dan Revisi pada Media Pembelajaran Video.

Validator Saran Sebelum

revisi

Setelah

revisi

Ahli

Materi

1

Tambah-

kan video

dengan

model yang

berbeda

Ahli

materi 2

Tambah-

kan contoh

soal pada

video

Ahli

Materi 3

Ilustrasi-

kan dialog

dengan

gambar

yang

berkaitan

dengan

materi

SPLDV

.

Page 12: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

42 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.31-46

Ahli

Media

Jenis

huruf

ditukar dan

volume

suara

diperbesar

lagi

Ahli

Bahasa

Gunakan

kalimat

pada soal

dan

jawaban

sesuai

dengan

kaidah

bahasa

Indonesia

Ilustrasi video pertama, diawali

dengan pengantar yang menyampaikan judul

materi pelajaran yang dibahas dalam video.

Setelah itu, ditampilkan percakapan dua

orang mahasiswa yang berpapasan, mereka

saling menceritakan bahwa mereka membeli

perlengkapan alat tulis yang dibelinya di toko

Graha Media. Mahasiswa pertama membeli 3

buku dan 2 pena dengan harga Rp 21.000,00

dan mahasiswa kedua membeli 2 buku dan 1

pena dengan harga Rp 13.000,00. Setelah

bercakap, mereka saling berpamitan. Setelah

itu, peserta didik diminta untuk mencari

berapa harga masing-masing buku dan pena

berdasarkan cerita tersebut yang langkah

awal penyelesaiannya dapat dituliskan dalam

bahasa matematika, dengan

menentukanterlebih dahulu yang mana

variabel x dan yang mana variabel y,

kemudian menyelesaikannya dengan

menggunakan materi sistem persamaan

linear dua variabel. Setelah paham, peserta

didik diminta untuk memberikan contoh lain

dalam kehidupan sehari-hari dan

menyelesaikannya.

Ilustrasi video kedua diawali dengan

pembukaan kemudian menayangkan 3 orang

mahasiswa yang lagi duduk-duduk di taman,

kemudian datang satu orang lagi dan

bercerita bahwa dia mempunyai seorang adik

yang sebentar lagi berulang tahun. Dia

meminta temannya untuk menebak umur

adiknya. Supaya tebakannya tepat,

mahasiswa tersebut memberikan ilustrasi

bahwa

1) Satu tahun yang lalu usia adiknya banding

usia ibunya 1 : 3,

2) Sepuluh tahun yang akan datang usia

ibunya sama dengan dua kali selisih usia

ibunya dan usia adiknya sekarang

Pertanyaannya: berapa usia adiknya

sekarang?

Penyelesaiannya:

Misalkan x : menyatakan usia adiknya

sekarang

y: menunjukkan usia ibunya

Dengan menggunakan SPLDV diperoleh usia

adiknya sekarang 12 tahun. Setelah itu,

diakhiri dengan penutup.

Page 13: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

Validitas Media Pembelajaran … (Yuliani Fitri, Anike Putri) 43

Berikut akan dijelaskan hasil dari

penilaian dari beberapa validator. Video

pembelajaran matematika yang telah

dikembangkan divalidasi oleh 3 orang ahli

dengan hasil dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Rekapitulasi Validasi Media Pembelajaran Video untuk Aspek Isi.

No Aspek yang dinilai Rata- rata

Kate-gori

1 Materi yang disajikan pada media video telah sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

3,3 Sangat Valid

2 Isi media video sesuai dengan konsep yang terdapat pada materi SPLDV.

3,3 Sangat valid

3 Media video memuat ilustrasi, gambar, dan masalah konteks yang dekat dengan kehidupan sehari-hari

3,3 Sangat valid

4 Media video memudahkan siswa dalam mengingat pembelajaran

3,7 Sangat valid

5 Media video membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya.

3,7 Sangat valid

6 Media video memuat konsep matematika yang saling berkaitan

3,7 Sangat valid

Rata-rata 3,5 Sangat valid

Pada Tabel 7. terlihat bahwa nilai rata-

rata dari setiap indikator terhadap aspek

isi/materi yang diberikan validator berada

pada 3 sampai 4 dengan katagori valid dan

sangat valid. Secara keseluruhan rata-rata

nilai validasi media pembelajaran video dari

aspek isi/materi adalah 3,5 dengan katagori

sangat valid. Hal ini sesuai dengan pendapat

Muliyardi (2006: 82), bahwa rata-rata semua

aspek untuk validasi media pembelajaran

dengan interval R > 3,20 termasuk kategori

sangat valid. Dengan demikian hasil dari

validasi media pembelajaran video ini telah

valid dari aspek isi/materi yang mana materi

yang disajikan pada media video telah sesuai

dengan kompetensi yang ingin dicapai, isi

media video telah sesuai dengan konsep

yang terdapat pada materi SPLDV, media

video juga memuat adegan yang dekat

dengan kehidupan sehari-hari sehingga

memudahkan siswa dalam

mengkontruksikan pengetahuannya serta

media pembelajaran video mampu

memudahkan siswa dalam mengingat

pembelajaran.

Penilaian terhadap aspek konstruk

pada media pembelajaran video yang diamati

oleh validator. Berikut hasil validasi dari

aspek konstruk dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Rekapitulasi Validasi Media Pembelajaran Videountuk

Aspek Konstruk.

No Aspek yang dinilai Rata-rata

Kate-gori

1 Media video telah menuntun siswa untuk mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan nyata

3,7 Sangat valid

2 Kompetensi dasar telah disajikan secara

3,3 Sangat valid

Page 14: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

44 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.31-46

jelas

3 Media video telah menyajikan uraian materi yang jelas dan sistematis

3,7 Sangat valid

4 Penyajian gambar sesuai dengan konteksnya

3,7 Sangat valid

5 Penyajian contoh dan latihan relevan dengan materi

3,3 Sangat valid

6 Media video memuat latihan untuk melihat penguasaan siswa terhadap materi

3,3 Sangat valid

7 Umpan balik dan tindak lanjut mengajak siswa untuk mengetahui tingkat penguasaannya terhadap materi

3,3 Sangat valid

Rata-rata 3,5 Sangat valid

Pada Tabel 8 terlihat bahwa nilai rata-

rata validasi keseluruhan penilaian terhadap

aspek konstruk adalah 3,5 dengan katagori

sangat valid. Hal ini sesuai dengan pendapat

Muliyardi (2006: 82), bahwa rata-rata semua

aspek untuk validasi media pembelajaran

dengan interval R > 3,20 termasuk kategori

sangat valid. Dengan demikian media

pembelajaran video ini telah tersaji secara

jelas dengan mengaitkan pada kehidupan

nyata dan penyajian materi yang sistematis

serta adegan yang disajikan pada media

pembelajaran video sesuai dengan

konteksnya. Selain itu penyajian contoh dan

latihan relevan dengan materi pada media

pembelajaran tersebut. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran

video telah valid dari aspek konstruk.

Penilaian terhadap aspek bahasa

Indonesia, dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Hasil Rekapitulasi Validasi Media Pembelajaran Video untuk Aspek Bahasa.

No Aspek yang dinilai Nilai Kate- gori

1 Kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

3 Valid

2 Kalimat-kalimat melibatkan kemampuan

berpikir logis

4 SangatValid

3 Struktur kalimat sesuai dengan intelektual

siswa

3 Valid

4 Kalimat digunakan dengan menggunakan

ejaan yang baku

3 Valid

5 Kalimat yang digunakan komunikatif

4 SangatValid

6 Menggunakan bentuk dan ukuran huruf

yang sesuai dengan karakteristik siswa.

3 Valid

Rata-rata 3,3 SangatValid

Berdasarkan Tabel 9, diketahui nilai

validasinya adalah 3,3 dalam kategori sangat

valid dari segi bahasa, sesuai pendapat

Muliyardi yang sudah disampaikan

sebelumnya.

Page 15: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

Validitas Media Pembelajaran … (Yuliani Fitri, Anike Putri) 45

Tabel 10. Hasil Rekapitulasi Validasi Media Pembelajaran Video untuk Aspek Media.

No Aspek yang dinilai Nilai Kate- gori

1 Adanya pewarnaan pada tulisan mempermudah pengguna dalam mengingat materi pelajaran

3 Valid

2 Pewarnaan pada media tidak mengacaukan dalam memahami keseluruhan materi

3 Valid

3 Penggunaan font (jenis dan ukuran huruf) sudah sesuai dan mudah dibaca oleh pengguna

3 Valid

4 Isi/materi pada video jelas dan mudah dipahami

4 Valid

5 Gambar/grafis sesuai dengan tema yang disajikan

4 Valid

Rata-rata 3,4 Valid

Berdasarkan Tabel 10, diketahui nilai

validasinya adalah 3,4 dalam kategori sangat

valid dari segi tampilan media/ video. Secara

keseluruhan validasi dari media pembelajaran

video dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Validasi Media Pembelajaran Video secara Keseluruhan.

No Aspek Rata-rata

Katagori

1 Isi/materi 3,5 Sangat valid

2 Konstruk 3,5 Sangat valid

3

Bahasa

3,3

Sangat valid

4 Media 3,4 Sangat valid

Rata-rata 3,425 Sangat valid

Pada Tabel 11. terlihat bahwa nilai rata-

rata validasi secara keseluruhan adalah 3,425

dengan katagori sangat valid. Hal ini sesuai

dengan pendapat Muliyardi (2006: 82),

bahwa rata-rata semua aspek untuk validasi

media pembelajaran dengan interval R > 3,20

termasuk kategori sangat valid. Jadi dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran

menggunakan video sangat valid.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Media Pembelajaran Matematika

berbentuk video yang dikembangkan pada

penelitian ini sudah layak digunakan. Hal ini

terlihat secara rata-rata aspek penilaian pada

aspek isi/materi dan konstruk, bahasa dan

media pembelajaran, yang mana video

pembelajaran matematika yang telah

dirancang berkriteria sangat valid.

Saran

Diharapkan pada penelitian

selanjutnya media pembelajaran matematika

berbentuk video dapat diterapkan pada

proses pembelajaran untuk meningkatkan

hasil belajar peserta didik.

REFERENSI

Akker, J. (1999). Penelitian Pengembangan Dalam Bidang Pendidikan dan Pembelajaran

Page 16: VALIDITAS MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA …

46 Math Educa Journal Volume 4 No.1 Edisi April 2020, pp.31-46

Alessi & Trollip. Stephen M. Alessi & Stanley R. Trollip. (2001). Multimedia for Learning Method And Development. Massachusetts: Slin and Bacon.

Agustania, Anindita. (2014). “Pengembangan Video Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Promosi Dinamis”.Skripsi.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Damarjati, Taufiq. (2016). Konsep Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan. Diakses tanggal 12 April 2020 dari http://psmk.kemdikbud.go.id/konten/1869/konsep-pembelajaran-di-sekolah-menengah-kejuruan

Depdikbud. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Depdikbud. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rhineka Cipta.

Ifa Datus Saadah. (2018). “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Video Animasi Dengan Menggunakan Adobe After Effect”.Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Lismurtini. (2013). Media Audio Visual dan Multimedia. Diakses Tanggal 13 April 2020 dari https://lismurtini270992.wordpress.com/2013/06/18/media-audio-visual-dan-multimedia/

Riduwan. (2013). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian.Bandung: Alfabeta.

Riyana, Cheppy. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sungkono, dkk.(2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta:FIP UNY.

Suherman, Erman dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : PT Pema.