Validitas dan Reliabilitas Soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMAN 7 Malang

9
VALIDITAS DAN RELIABILITAS SOAL UAS BAHASA JERMAN KELAS XI IPS SMA NEGERI 7 MALANG Priska Putri Lestari Dra. Rosyidah, M.Pd. Dr. Rizman Usman, M.Pd. Universitas Negeri Malang Email: [email protected] ABSTRAK: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan validitas dan reliabilitas butir soal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dengan instrumen berupa tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal UAS bahasa Jerman kelas XI IPS 2013/2014 memiliki validitas 97% berdasarkan yakni kesesuaian antara indikator dengan pertanyaan. Selain itu, tingkat reliabilitas soal tersebut pun sangat tinggi. Namun, dilihat dari segi analisis butir soal, soal UAS bahasa Jerman tersebut memiliki butir-butir soal yang tidak baik. Kata Kunci: validitas, reliabilitas, analisis butir soal ABSTRACT: This research is a descriptive quantitative research, which purposed to describe the item validity and reliability of German final exam for XI social class at SMA Negeri 7 Malang. The data collection technique used in this research is documentation using table as the instrument. The results showed that the final exam of German for 11 th grade of social program in school year 2013/2014 has validity 97% based on the correspondence between indicator and the question. This final exam also has very high reliability. However, the result of item analysis show, that many items that are not good. Keyword: validity, reliability, item analysis Di dunia ini, terdapat beberapa bahasa yang menjadi bahasa komunikasi internasional. Selain bahasa Inggris, yang berada di urutan pertama, bahasa Jerman juga mulai diperhitungkan keberadaannya sebagai bahasa pengantar internasional di lingkup Eropa. Pada kenyataannya, bahasa Jerman juga digunakan sebagai bahasa nasional di beberapa negara, seperti Swiss, Austria, Luxemburg, Belgia, dan Liechtenstein. Popularitas bahasa Jerman juga semakin terangkat melalui kemajuan ekonomi dan teknologinya yang semakin mendunia. Semua orang pasti mengenal merk-merk kendaraan Jerman, seperti BMW, Mercedes Benz, Opel, dan bahkan Airbus yang merupakan segelintir contoh produk Jerman yang sudah terjamin kualitasnya. Kemajuan teknologi ini akhirnya berdampak juga pada sektor ketenagakerjaan dan pendidikan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika semakin hari semakin banyak kebutuhan akan para ahli bahasa Jerman.

description

Membahas tentang validitas dan reliabilitas soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Malang

Transcript of Validitas dan Reliabilitas Soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMAN 7 Malang

Page 1: Validitas dan Reliabilitas Soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMAN 7 Malang

VALIDITAS DAN RELIABILITAS SOAL UAS BAHASA JERMAN

KELAS XI IPS SMA NEGERI 7 MALANG

Priska Putri Lestari

Dra. Rosyidah, M.Pd.

Dr. Rizman Usman, M.Pd.

Universitas Negeri Malang

Email: [email protected]

ABSTRAK: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yang

bertujuan untuk mendeskripsikan validitas dan reliabilitas butir soal. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dengan instrumen

berupa tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal UAS bahasa Jerman

kelas XI IPS 2013/2014 memiliki validitas 97% berdasarkan yakni kesesuaian

antara indikator dengan pertanyaan. Selain itu, tingkat reliabilitas soal tersebut

pun sangat tinggi. Namun, dilihat dari segi analisis butir soal, soal UAS bahasa

Jerman tersebut memiliki butir-butir soal yang tidak baik.

Kata Kunci: validitas, reliabilitas, analisis butir soal

ABSTRACT: This research is a descriptive quantitative research, which

purposed to describe the item validity and reliability of German final exam for

XI social class at SMA Negeri 7 Malang. The data collection technique used in

this research is documentation using table as the instrument. The results showed

that the final exam of German for 11th grade of social program in school year

2013/2014 has validity 97% based on the correspondence between indicator and

the question. This final exam also has very high reliability. However, the result

of item analysis show, that many items that are not good.

Keyword: validity, reliability, item analysis

Di dunia ini, terdapat beberapa bahasa yang menjadi bahasa komunikasi

internasional. Selain bahasa Inggris, yang berada di urutan pertama, bahasa

Jerman juga mulai diperhitungkan keberadaannya sebagai bahasa pengantar

internasional di lingkup Eropa. Pada kenyataannya, bahasa Jerman juga

digunakan sebagai bahasa nasional di beberapa negara, seperti Swiss, Austria,

Luxemburg, Belgia, dan Liechtenstein.

Popularitas bahasa Jerman juga semakin terangkat melalui kemajuan

ekonomi dan teknologinya yang semakin mendunia. Semua orang pasti mengenal

merk-merk kendaraan Jerman, seperti BMW, Mercedes Benz, Opel, dan bahkan

Airbus yang merupakan segelintir contoh produk Jerman yang sudah terjamin

kualitasnya. Kemajuan teknologi ini akhirnya berdampak juga pada sektor

ketenagakerjaan dan pendidikan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika

semakin hari semakin banyak kebutuhan akan para ahli bahasa Jerman.

Page 2: Validitas dan Reliabilitas Soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMAN 7 Malang

Mempelajari bahasa Jerman sebagai bahasa asing tidak mudah. Selain

membutuhkan kesabaran, mempraktikkan bahasa yang dipelajari membutuhkan

ketekunan dan keberanian. Namun belajar bahasa Jerman bukanlah sesuatu yang

sulit jika dibandingkan dengan bahasa Spanyol atau Prancis, karena tata

bahasanya yang mudah dan praktis (Yuniawati, 2010). Saat ini bahasa Jerman

banyak diajarkan untuk tetap menjaga adanya kerjasama bilateral maupun

multilateral. Di Indonesia, bahasa Jerman diajarkan sebagai bahasa asing kedua

setelah bahasa Inggris di tingkat SMA.

Di SMA Negeri 7 Malang juga diajarkan bahasa Jerman sebagai bahasa

asing kedua bersamaan dengan bahasa Jepang. Selain diajarkan pada kelas bahasa,

bahasa-bahasa asing tersebut juga diajarkan di kelas non-bahasa. Bahasa Jerman

diajarkan di kelas X, XI IPS, dan XII IPS, sedangkan bahasa Jepang diajarkan di

kelas X, XI IPA, dan XII IPA. Untuk mengetahui pencapaian siswa dalam

mempelajari bahasa asing, guru melakukan evaluasi setiap selesai mengajarkan

materi, baik di tengah semester maupun di akhir semester.

Setiap tes, seperti ulangan harian, UTS, dan UAS, disusun sendiri oleh

guru pengampu mata pelajaran bahasa Jerman. Tetapi penyusunannya tanpa

didampingi oleh pakar atau ahlinya. Guru menyusun kisi-kisi terlebih dahulu,

sebelum menyusun soalnya. Soal UAS bahasa Jerman kelas XI program pilihan

yang berisi 40 butir soal, disusun satu jenis untuk lima kelas. Dari hasil

pengerjaan soal UAS tersebut terdapat 161 siswa terdapat 9 siswa yang mendapat

nilai di bawah SKM. Artinya, hampir 6 persen siswa belum melampaui nilai

SKM.

Sesuai peraturan yang berlaku di SMA Negeri 7 Malang, guru diharuskan

menganalisis hasil tes setelah melaksanakan tes/ulangan maupun ujian. Guru

diminta mengisi tabel dengan skor yang diperoleh siswa. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui prosentase pencapaian siswa dalam memahami materi yang telah

disampaikan guru.

Dari fakta yang ada di lapangan seperti yang telah dipaparkan sebelumnya,

peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas soal UAS

Bahasa Jerman kelas XI IPS.

Page 3: Validitas dan Reliabilitas Soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMAN 7 Malang

METODE

Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam hal

ini, digunakan perhitungan statistik untuk mendeskripsikan validitas dan

reliabilitas tes. Sugiyono (2013:147) mengungkapkan bahwa “statistik deskriptif

adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.” Populasi untuk mencari validitas dan reliabilitas dalam penelitian

ini adalah soal UAS bahasa Jerman kelas XI. Sampel untuk menentukan validitas

isi dan analisis butir soal dalam penelitian ini berupa butir-butir soal UTS yang

berjumlah 40 buah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

dokumentasi dengan tabel sebagai instrumen. Terdapat tiga hal yang dianalisis

dalam penelitian ini, yaitu validitas isi dengan meminta pertimbangan ahlli,

reliabilitas dengan rumus Cronbach Alpha, dan analisis butir soal dengan mencari

tingkat kesukaran, daya beda, dan fungsi distraktor. Reliabilitas dan analisis butir

soal dianalisis dengan bantuan program ITEMAN versi 3.0.

HASIL PENELITIAN

Validitas isi soal UAS bahasa Jerman ini didapat dari analisis kisi-kisi dan

expert judgement. Dari kisi-kisi yang disusun oleh guru matapelajaran bahasa

Jerman kelas XI IPS SMA Negeri 7 Malang, dapat diketahui bahwa soal tersebut

disusun atas dua tema (kehidupan sekolah dan keluarga) dan dua kompetensi

bahasa (membaca dan menulis). Tema yang dibahas pada semester I di kelas XI

program pilihan, dalam hal ini kelas XI IPS, adalah tema keluarga. Namun, guru

menuliskannya dalam kisi-kisi dua tema sekaligus. Dilihat dari tingkat kesukaran

soal, guru tidak merencanakan soal dengan tingkat kesukaran soal tinggi (sulit).

Guru hanya menyusun soal dengan tingkat kesukaran rendah (45%) dan sedang

(55%). Selain itu, guru hanya menyusun soal pada aspek mengetahui (C1).

Adapun penggunaan kata tujuan operasional pada indikator soal menunjukkan

bahwa aspek yang digunakan tidak hanya mengetahui (C1), tetapi juga memahami

(C2) dan mengaplikasikan (C3). Seperti pada soal no. no 11 hingga no 15, siswa

diminta membuat pertanyaan dengan tepat, kata „membuat‟ termasuk dalam aspek

Page 4: Validitas dan Reliabilitas Soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMAN 7 Malang

memahami (C2). Adapun pada soal no 6 hingga no. 10, siswa diminta untuk

menyusun kalimat dengan tepat, kata „menyusun‟ termasuk dalam aspek

mengaplikasikan (C3). Selain itu, guru juga menyebutkan kata operasional dari

aspek afektif, yakni menjawab, yang termasuk dalam kategori menerima.

Selain menentukan validitas isi soal UAS dari segi kisi-kisi, peneliti juga

meminta pertimbangan ahli untuk menentukan validitas isi soal tersebut. Ada tiga

orang ahli yang dimintai pertimbangan dalam penentuan validitas isi. Yang

dimaksud dengan valid dalam penelitian ini adalah kesesuaian antara indikator

dengan pertanyaan pada soal. Dari hasil penentuan tersebut diketahui 39 butir soal

atau 97 % soal sesuai dan 1 butir soal atau 3 % soal tidak sesuai dengan kisi-kisi.

Soal yang sesuai terdapat pada soal no 1 sampai dengan 37, 39, dan 40. Terdapat

banyak kesalahan pengetikan dan ketidaksesuaian antara pertanyaan dengan

pilihan jawaban yang disediakan. Selain itu, beberapa fungsi distraktor pun tidak

sesuai dengan prinsip penyusunan tes yang benar. Adapun soal yang tidak sesuai

terdapat pada soal no 38.

Kesalahan pengetikan ditunjukkan pada (a) pilihan jawaban „b‟ di no. 2,

Dientag seharusnya ditulis Dienstag; (b) pilihan jawaban pada no. 2 dan 4

sebaiknya diawali dengan kata Am; (c) soal no 5, kata Stunde seharusnya dalam

bentuk plural, yaitu Stunden; (d) pilihan jawaban pada no. 6, 9, dan 10 seharusnya

diawali dengan huruf kapital; (e) pada no. 13, seharusnya pada pilihan jawaban „a‟

zeit ditulis dengan Zeit, pada pilihan jawaban „b‟ seharusnya siehst du Fern ditulis

dengan Siehst du fern, pada pilihan jawaban „c‟ seharusnya viel ditulis dengan

viele; (f) pada soal no. 21 Was machen Sie? seharusnya ditulis Was machen sie?;

(g) pada soal no. 22 Was ist das Rudy? seharusnya ditulis Was ist das, Rudy?; (h)

23 kannst du mir helfen, Was ist das? seharusnya ditulis Kannst du mir sagen, was

ist das?; dan (i) pada soal no 26 brings du meine ... ? seharusnya ditulis Bringst

du meine ... ? dan entschuldigung seharusnya ditulis dengan Entschuldigung.

Pada indikator pertama, yakni mengenali jadwal pelajaran dengan tepat,

ahli berpendapat bahwa jumlah soal yang ditulis terlalu banyak. Soal yang

disajikan pun sangat mudah, karena tidak menuntut pemahaman siswa. Pada

indikator kedua, yaitu menyebutkan mata pelajaran dengan tepat, ahli menyatakan

Page 5: Validitas dan Reliabilitas Soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMAN 7 Malang

bahwa indikator tersebut tidak cocok untuk digunakan dan dijadikan sebagai

bahan UAS.

Soal no. 21 memiliki distraktor yang tidak sesuai dengan prinsip

penyusunan tes yang benar. Seharusnya yang menjadi distraktor berupa kegiatan,

bukan nama benda. Soal no. 22 dan 23 seharusnya menggunakan distraktor dalam

bentuk unbestimmter Artikel. Distraktor pada soal no. 24 dan 25 seharusnya

dikonjugasikan sesuai subyek (er). Terdapat kekurangan berupa Akkusativobject

(sie) pada soal no. 26. Distraktor „b‟ pada soal no. 6 tidak memenuhi syarat,

karena terdapat kata kommst yang tidak tertera di soal. Soal no. 8 dan 14 memiliki

dua kunci jawaban yang dapat membingungkan siswa. Adapun soal no. 9 dan 10

memiliki distraktor yang kurang bagus. Soal no. 11 dan 13 memiliki distraktor

yang kurang bagus, karena jawaban mudah dikenali. Distraktor pada soal no 12

dan 15 tidak menyediakan jawaban yang benar. Soal no 27 hingga 36 memiliki

distraktor yang tidak bagus, seharusnya pengecoh menunjukkan jenis kelamin

yang sama. Pada soal no 36, distraktor „a‟ tidak bagus, karena terdapat kata Nein,

dan distraktor „b‟ tidak termasuk dalam hubungan keluarga. Soal pada no 37 tidak

sesuai dengan indikator yang dibuat. Distraktor pada soal no 39 dan 40 termasuk

distraktor yang buruk.

Reliabilitas butir soal UAS didapat dengan menggunakan rumus Cronbach

Alpha. Hal yang pertama dilakukan peneliti adalah mengumpulkan 161 lembar

jawaban siswa, kemudian memasukkan data pilihan jawaban ke dalam notepad.

Setelah itu, data tersebut dianalisis oleh program ITEMAN 3.0. Dari hasil analisis

tersebut diketahui bahwa reliabilitas butir soal UAS bahasa Jerman memiliki

koefisien sebesar 0,9. Berdasarkan tabel urutan tingkat korelasi, koefisien korelasi

sebesar 0,9 berarti tes tersebut memiliki tingkat reliabilitas butir soal yang sangat

tinggi.

Tingkat kesulitan soal UAS bahasa Jerman ini ditentukan dengan rumus

berikut 𝑃 =𝐵

𝐽. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 40 butir soal UAS bahasa

Jerman terdapat 32 butir atau sebesar 80% dinyatakan mudah, 6 butir soal atau

sebesar 15% memiliki tingkat kesulitan sedang, dan 2 butir soal atau sebesar 5%

dinyatakan sukar.

Page 6: Validitas dan Reliabilitas Soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMAN 7 Malang

Langkah awal untuk menentukan daya beda adalah membagi responden

menjadi dua kelompok, kelompok tinggi dan rendah. Masing-masing kelompok

berjumlah 43 siswa. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 27 butir soal atau

sebesar 68% memiliki daya beda sangat memuaskan, 8 butir atau 20% soal

memiliki daya beda memuaskan, 3 butir atau 8% soal memiliki daya beda cukup

memuaskan, dan 2 butir soal atau sebesar 5% memiliki daya beda tidak

memuaskan. Daya beda pada soal no 34 berupa bilangan negatif yang berarti

kelompok bawah banyak menjawab benar pada no tersebut, sedangkan kelompok

atas tidak (kunci terbalik).

Distraktor dianggap berfungsi apabila dipilih oleh minimal 5% dari jumlah

seluruh siswa. Jumlah siswa yang diteliti adalah 161 orang, sehingga opsi

pengecoh akan berfungsi apabila dipilih oleh minimal 8 siswa. Dari hasil analisis

fungsi pengecoh dapat disimpulkan bahwa dari 160 opsi pengecoh (opsi pengecoh

tiap soal x jumlah keseluruhan soal) yang telah dibuat, 100 opsi pengecoh atau

90% dari jumlah seluruh opsi pengecoh tidak berfungsi dengan semestinya,

sedangkan 60 opsi pengecoh atau 10% lainnya berfungsi dengan baik. Dari

masing-masing butir soal terdapat jawaban lain yang dipilih oleh 3,1% hingga

4,3% dari jumlah 161 siswa.

PEMBAHASAN

Validitas

Validitas isi soal UAS bahasa Jerman ini didapat dari analisis kisi-kisi dan

expert judgement. Dari hasil analisis kisi-kisi dapat diketahui bahwa guru

melakukan beberapa penyimpangan dalam penyusunan kisi-kisi. Penyimpangan

tersebut antara lain pemilihan tema, proporsi tingkat kesukaran, dan aspek

taksonomi Bloom yang diterapkan. Proporsi tingkat kesukaran yang disusun oleh

guru hanya tingkat mudah dan sedang. Hal tersebut kurang sesuai dengan

pendapat Sudjana (2010:136) yang menyatakan bahwa proporsi soal adalah 30%

soal mudah, 40% soal sedang, dan 30% soal sukar atau 30% soal mudah, 50%

soal sedang, dan 20% soal sukar. Perkiraan guru dalam menyebutkan aspek

taksonomi Bloom tidak sesuai dengan pilihan kata-kata operasionalnya. Guru

hanya menyebutkan aspek mengingat (C1), hal tersebut tidak sesuai dengan hasil

Page 7: Validitas dan Reliabilitas Soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMAN 7 Malang

analisis, karena dalam kisi-kisi soal tersebut juga terdapat aspek mengidentifikasi

(C3) dan memahami (C2). Selain itu, guru juga menyebutkan kata operasional

dari aspek afektif, yakni menjawab, yang termasuk dalam kategori menerima. Hal

tersebut bertentangan dengan aspek yang dimaksud. Aspek yang dimaksud dalam

penyusunan kisi-kisi adalah aspek kognitif.

Hasil identifikasi validitas isi berdasarkan pertimbangan ahli menunjukkan

bahwa 97% soal sesuai dan 3% tidak sesuai. Kesesuaian tersebut hanya berlaku

untuk indikator dengan pertanyaan soal saja. Terdapat banyak kesalahan

pengetikan dan ketidaksesuaian antara pertanyaan dengan pilihan jawaban yang

disediakan. Selain itu, juga terdapat fungsi distraktor yang tidak bagus. Hasil ini

bertentangan dengan penelitian yang dilaksanakan Anggraini (2010) mengenai

validitas soal UAS bahasa Jerman kelas XI bahasa di SMA Negeri 1 Lamongan.

Dalam penelitian yang dilaksanakan Anggraini, disimpulkan bahwa validitas soal

UAS bahasa Jerman sangat rendah. Dapat disimpulkan bahwa soal tes buatan guru

untuk matapelajaran bahasa Jerman memiliki tingkat validitas yang bervariasi.

Diharapkan guru maupun calon guru bahasa Jerman menguji validitas tes sebelum

diujikan, agar didapat soal dengan kualitas baik.

Reliabilitas

Reliabilitas soal UAS bahasa Jerman yang diteliti memiliki koefisien

korelasi sebesar 0,9. Berdasarkan tabel urutan tingkat korelasi, koefisien korelasi

sebesar 0,9 berarti tes tersebut memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Hasil

tersebut melemahkan pendapat Arikunto (2011:147) bahwa tes buatan guru

memiliki reliabilitas sedang atau rendah. Namun, hasil tersebut sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Muliawati (2010) mengenai reliabilitas soal

ulangan blok semester 1 bahasa Jerman di SMA kelas XII. Dari penelitian

tersebut, diketahui bahwa soal ulangan blok tersebut memiliki reliabilitas yang

tinggi. Dapat disimpulkan bahwa soal ulangan yang disusun oleh guru memiliki

reliabilitas yang tinggi.

Page 8: Validitas dan Reliabilitas Soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMAN 7 Malang

Analisis Butir Soal

Dilihat dari segi analisis butir soal, dalam soal UAS tersebut terdapat 80%

soal yang dinyatakan mudah, 15% sedang, dan 5% sukar. Guru pun tidak

menyusun soal dengan tingkat kesukaran yang tinggi. Hasil ini tidak sesuai

dengan perkiraan guru, yakni 45% soal mudah dan 55% soal sukar. Selain itu,

hasil ini tidak sejalan dengan pendapat Sudjana (2010:136) mengenai proporsi

tingkat kesukaran dengan perbandingan 30%-40%-30% maupun 30%-50%-20%.

Sehubungan dengan daya beda, soal tersebut memiliki daya beda sebesar 68%

atau sangat memuaskan. Hal tersebut menandakan soal UAS tersebut dapat

membedakan siswa yang pandai dengan yang tidak. Sementara itu, fungsi

distraktornya juga tidak berfungsi dengan baik, sebab 90% dari 160 pilihan

jawaban dari soal tersebut tidak berfungsi. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa hasil analisis butir soal, menunjukkan bahwa soal UAS bahasa Jerman

tersebut memiliki kualitas yang tidak baik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

Muliawati (2010) bahwa soal ulangan blok bahasa Jerman semester 1 memiliki

74% butir soal yang jelek.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Validitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesesuaian antara

indikator dengan pertanyaan soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal UAS

semester I Bahasa Jerman Kelas XI SMAN 7 Malang tahun ajaran 2013/2014

memiliki tingkat validitas yang sangat tinggi, yaitu 97%. Selain itu, tingkat

reliabilitas soal tersebut pun sangat tinggi. Namun, dilihat dari segi analisis butir

soal, soal UAS bahasa Jerman tersebut memiliki butir-butir soal yang tidak baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sederhana ini, disarankan kepada guru

bahasa Jerman agar dalam menyusun tes mengikuti pedoman pembuatan tes yang

baik dan dikonsultasikan dengan pakar atau ahli dalam bidang evaluasi

pembelajaran bahasa Jerman. Guru juga diharapkan terlebih dahulu menguji soal

yang akan digunakan untuk UAS terlebih dahulu, sehingga didapat soal yang

Page 9: Validitas dan Reliabilitas Soal UAS Bahasa Jerman Kelas XI IPS SMAN 7 Malang

benar-benar sahih dengan apa yang diukur serta ajeg. Selain itu, soal yang disusun

oleh guru hendaknya sesuai dengan indikator, pilihan jawaban yang disediakan

seyogyanya menuntut pemahaman siswa, supaya siswa tidak menjawab hanya

dengan menebak, dan proporsi soal harus sesuai dengan pedoman yang ada.

Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti validitas lain, seperti validitas konstruk,

validitas konkuren, dan lain-lain. Selain itu, perlu diteliti pula hubungan antara

validitas dan reliabilitasnya. Peneliti selanjutnya juga diharapkan mampu meneliti

tes dengan lebih baik, baik tes terstandar maupun tes tidak terstandar.

DAFTAR RUJUKAN

Anggraini, N. 2010. Validitas Tes Ujian Akhir Semester Bahasa Jerman Kelas XI

SMA Negeri 1 Lamongan Tahun 2009. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:

Program Strata 1 Universitas Negeri Malang.

Arikunto, S. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Rineka Cipta.

Muliawati, V. 2010. Analisis Butir Soal Ulangan Blok Semester 1 Bahasa Jerman

di SMA Kelas XII. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Program Strata 1

Universitas Negeri Jakarta.

Sudjana, N. 2010, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Yuniawati, R. 2010. 30 Hari Menguasai Bahasa Jerman dengan Mudah dan

Lancar. Jakarta : Transmedia