SKALA PENGUKURAN, VALIDITAS & RELIABILITAS
Transcript of SKALA PENGUKURAN, VALIDITAS & RELIABILITAS
Pengukuran
W. Wiersma & Jurs
(1990)
Pengukuran adalah penilaian
numerik pada fakta-fakta dari
obyek yang hendak diukur
menurut kriteria atau satuan-
satuan tertentu.
Allen & Yen
(1997)
Pengukuran adalah penetapan
angka bagi individu dengan cara
sistematis yang mencerminkan sifat
atau karakteristik dari individu
tersebut
Calongesi
(1995)
Pengukuran adalah suatu proses
pengumpulan data melalui
pengamatan empiris untuk
mengumpulkan informasi yang
relevan dengan tujuan yang telah
ditentukan
Komponen dalam Proses Pengukuran
• Kejadian empiris (emprical events) yang dapat diamati yaitu
mengidentifikasi unit analisis yang menjadi objek penelitian, misalnya
individu, kelompok dan lain-lain.
• Penggunaan angka (use of numbers) atau bentuk lainnya. Penggunaan
angka atau bentuk lainnya bertujuan untuk memberi arti bagi
karekteristik atau cirri-ciri variable yang menjadi pusat perhatian peneliti.
• Sejumlah aturan pengukuran (set of rules) yang merupakan syarat-
syarat atau penentuan dalam rangka melakukan pengukuran. Misalnya
untuk mengukur berat orang, maka alat ukurnya harus timbangan badan
dan menggunakan ukuran kilogram bukan ton atau gram. Atau dalam
bentuk lain dalam bentuk penilaian kepuas-an kerja dengan alat
pengukuran tingkat kepuasan (sangat memuaskan, memuaskan, kurang
memuaskan, dan sangat tidak memuaskan)
Mudrajad
(2003)
Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif
Sugiyono
(2004)
JENIS SKALA PENGUKURAN
Jenis Skala Pengertian Contoh
Skala Nominal
(Normal Scale)
Skala pengukuran yang menyatakan kategori (ciri atau sifat)
sutu kelompok atau klasifikasi dari objek penelitian yang
diukur dalam bentuk variabel. Skala ini digunakan untuk
mengklasifikasi obyek, individu atau kelompok (jenis kelamin,
agama, pekerjaan, dll)
Jawabn pertanyaan berupa dua pilihan ya dan
tidak yang bersifat kategorikan dapat diberi simbol
angka-angka sebagai berikut: jawaban ya diberi
angka 1 dan tidak diberi angka 2
Skala Ordinal
(Ordinal Scale)
Skala ordinal (ordinal scale) adalah skala pengukuran yang
menyatakan kategori sekaligus menyatakan peringkat dari
variabel penelitian yang diukur.
tingkat pendidikan diurutkan berdasarkan jenjang
pendidikan:TK = 1; SD= 2; SMP = 3; SMA = 4;
Diploma = 5; Sarjana = 6
Skala Interval
(Interval Scale)
Skala pengukuran yang menyatakan kategori dengan jarak.
Ini berarti bahwa skala interval tidak hanya mengukur
perbedaan subyek atau objek penelitian secara kualitatif
dengan preferensi tetapi juga mengukur jarak antara pilihan
yang satu dengan pilihan yang lain.
Jawaban pertanyaan meliputi STS, TS, N, S, ST
dengan nilai 5, 4, 3, 2 dan 1
Skala Rasio
(Ratio Scale)
Skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat,
jarak dan perbandingan variabel yang diukur. skala interval
yang memiliki nilai dasar (based value) yang tidak dapat
diubah atau suatu skala yang memiliki sifat skala nominal,
skala ordinal, dan skala interval dilengkapi dengan titik nol
absolut dengan makna empiris.
berat badan Amri 70 Kg adalah 2 kali dari berat
anaknya yang bernama Irma. Contoh lain misalnya
tingkat pengangguran di Indonesia tahun 2009
adalah 9,3 % atau tingkat inflasi Indonesia tahun
2008 yang lalu sebesar 7,6 %. Atau IPK 0.0; 4.0;
3,50, dll
Pengelompokan Data berdasarkan Sifatnya
Data
Kuantitatif
Diskrit Nominal
Kontinum
Ordinal
Interval
Rasio
Kualitatif
SKALA PENGUKURAN
BERDASARKAN PENGGUNAANNYA
Skala Likert
Skala Guttman
Semantic Deferential
Rating Scale
Skala Likert
Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
• Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena.
• Dengan skala likert, variabel dijabarkan sebagai indikator, kemudian indikator
dijadikan item-item pertanyaan.
• Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
sangat negatif.
Skala Likert
Contoh alternatif jawaban dalam sekala likert
a. Sangat setuju a. Sangat positif
b. Setuju b. Positif
c. Ragu-ragu c. Negatif
d. Tidak Setuju d. Sangat Negatif
e. Sangat Tidak setuju
a. Selalu a. Sangat baik
b. Sering b. Baik
c. Kadang-kadang c. Tidak baik
d. Tidak pernah d. Sangat tidak baik
Skala Likert
Penskoran:
Pernyataan Positif:
a. Sangat setuju/Selalu/Sangat positif diberi skor 5
b. Setuju/Sering/Positif diberi skor 4
c. Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral diberi skor 3
d. Tidak Setuju/Hampir tdk pernah/Negatif diberi skor 2
e. Sangat Tidak setuju/Tidak pernah diberi skor 1
Pernyataan Negatif
a. Sangat setuju/Selalu/Sangat positif diberi skor 1
b. Setuju/Sering/Positif diberi skor 2
c. Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral diberi skor 3
d. Tidak Setuju/Hampir tdk pernah/Negatif diberi skor 4
e. Sangat Tidak setuju/Tidak pernah diberi skor 5
Skala Guttman
• Skala pengukuran dengan dua jawaban yang tegas, data yang didapat interval
atau rasio.
• Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda juga dalam bentuk
checklist, Jawaban dibuat skor tertinggi 1 dan terendah 0.
Contoh:
Bagaimana pendapat anda, bila Tn X menjabat pimpinan di perusahaan ini ?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
Semantic Deferentian
• Skala ini untuk mengukur sikap, bentuk tersusun dalam satu garis kontinum, jawaban
“sangat positif” terletak pada sisi kanan, jawaban “sangat negatif” terletak pada sisi kiri.
Data yang terkumpul dengan sekala ini berbentuk data interval.
Contoh:
Gaya Kepemimpinan
Bersahabat 5 4 3 2 1 Tdk brsahabat
Tepat janji 5 4 3 2 1 Lupa Janji
Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi
Memberi pujian 5 4 3 2 1 Mencela
Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi
Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran sebelumnya, semua datanya kualitatif yang
dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh
berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Data yang
dihasilkan berupa data interval.
Jawaban pertanyaan bertingkat.
Contoh: berkaitan dengan ruang kerja
4 bila ruangan sangat baik
3 bila ruangan cukup baik
2 bila ruangan kurang baik
1 bila ruangan sangat kurang baik
Pengertian Validitas
Azwar
(1987)
Sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen
pengukur (tes) dalam
melakukan fungsi ukurnya.
Suatu tes dikatakan memiliki
validitas yang tinggi apabila
alat tersebut menajalankan
fungsi ukur secara tepat atau
memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran
tersebut.
Suryabrata
(2000)
Derajat fungsi pengukuran suatu
tes, atau derajat kecermatan
ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu
tes mempermasalahkan apakah tes
tersebut benar-benar mengukur atap
yang hendak diukur.
Kusaeri
(1995)
Ketepatan (appropriateness),
kebermaknaan (meaningfull) dan
kemanfaatan (usefulness) dari
sebuah kesimpulan yang didapatkan
dari interpretasi skor tes.
Validitas isi (content validity) adalah
tingkat kebenaran skala
pengukuran yang dilakukan dengan
telah memasukkan sejumlah item
yang refresentatif dalam menyusun
variabel. Semakin besar skala item
dalam mewakili variabel yang
diukur, maka semakin tinggi
tingkat kebenaran isinya. Vaaliditas
isi merupakan sebuah fungsi yang
menunjukkan seberapa baik
dimensi dan elemen sebuah
variabel didefenisikan atau
operasionalisasi-nya.
Validitas kriteria (Criterion validity)
adalah konsep pengukuran tingkat
kebenaran (validitas) yang bertujuan
untuk melihat tingkat akurasi dari alat
pengukuran yang digunakan.
Validitas kriteria ini dapat dibagi dalam
dua kategori yaitu 1). Concurent validity
dan 2). Predictive validity.
Concurent validity adalah terjadi
apabila skala pengukuran yang
ditetapkan dapat membedakan
individual yang telah diketahui berbeda,
sehingga skor untuk masing-masing
atribut atau instrumen harus berbeda
pula. Contoh: pengukuran “tingkat
kerajinan” karyawan tetap berbeda
dengan “tingkat kerajinan” karyawan
tidak tetap.
Predictive validity menggambar tingkat
kemampuan suatu instrument
pengukuran dalam membedakan
individu dalam periode yang berbeda.
Sebagai contoh, hasil test sebelum
pendidikan atau pelatihan akan berbeda
dengan hasil test setelah yang di test
mengikuti pendidikan atau pelatihan.
Validitas kontruk (construct validity)
menunjukkan seberapa baik hasil
yang didapat dari pengukuran yang
telah dibangun dari teori yang telah
disusun dalam rancangan pengujian.
Validitas konstruktur ini dapat dinilai
atau dilihat dari convergent validity
dan dari discriminant validity.
Convergent validity adalah tingkat
kebenaran pengukuran yang
dihasilkan dari dua macam
pengukuran terhadap satu variabel
atau konsep yang sama. Atau
dengan kata lain, hasil pengukuran
dengan cara satu mempunyai
korelasi yang tinggi dengan hasil
pengukuran dengan cara kedua.
Discriminant validity menunjukkan
hasil pengukuran yang berbeda
pada satu konsep yang sama
dengan instrument pengukuran yang
berbeda. Misalnya pengukuran
variabel A dengan konsep X
menghasilkan pengukuran yang
berbeda bila menggunakan
pengukuran dengan konsep Y.
Valisitas Isi Validitas Kriteria Validitas Konstruk
Jenis/Kriteria Validitas
Pengertian Reliabilitas
Allen & Yen
(1979)
Kestabilan skor yang didapatkan oleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan satu
pengukuran ke pengukuran lainnya atau dengan tes yang sama pada situasi yang
berbeda
Tobari
(2015)
Tingkat keandalan suatu alat ukur berupa tes bila dilakukan pengukuran secara berulang-
ulang dengan yang sama pada waktu yang berbeda. Apabila alat ukurnya cukup
reliabilitas maka akan diperoleh hasil yang relative sama, sehingga hasilnya bisa
dipercaya
Sugiyono
(2005)
Serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes
adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat
dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan
pada situasi yang berbeda-beda.
Reliabilitas• Ketetapan skala pengukuran yang digunakan akan menentukan benar dan tepatnya hasil analisis. Reliabilitas
(reliability) menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skala pengukuran.
• Konsistensi ukuran menunjukkan adanya indikasi kesamaan (homogen) dari materi atau item-item dalam ukuran
yang akan digunakan dalam menetapkan konsep variabel. Ini berarti bahwa materi atau item-item yang digunakan
harus sama dan harus mampu mengukur konsep atau variabel yang sama secara independen. Konsistensi ukuran
dapat diketahui melalui reliabilitas konsistensi antar materi (interitems consistency reliability) dan konsistensi
antar dua materi (split-half reliability).
• Konsistensi antar materi atau item-item (interitems consistency reliability) menunjukkan konsistensi hasil
pengukuran terhadap semua materi dalam ukuran yang digunakan. Dengan demikian suatu materi atau item-item
ukuran yang independen digunakan untuk dua variabel yang sama maka materi tersebut menghasil ukuran yang
sama atau berkorelasi antara satu sama lain.
• Konsistensi antar dua materi (split-half reliability) menunjukkan hubungan atau korelasi antara dua materi yang
digunakan dalam skala pengukuran. Jadi bila suatu konsep atau variabel diukur dengan materi pengukuran yang
berbeda akan menghasilkan pengukuran yang sama atau berkorelasi.
• Stabilitas ukuran menunjukkan kemampuan suatu skala ukuran yang menghasilkan hasil pengukuran yang tidak
berubah atau tetap stabil meskipun terjadi perubahan situasi. Stabilitas ukuran menunjukkan bukti bahwa skala
ukuran yang digunakan mempunyai kebenaran atau kebaikan. Stabilitas ukuran terdiri dari dua kategori yaitu
reliabilitas uji dan uji ulang (test-retest reliability) dan reliabilitas paralel (paralel-form relibility).
• Reliabilitas uji dan uji ulang (test-retest reliability) menunjukkan hasil yang sama dari pengukuran yang
dilakukan secara berulang dalam kesempatan yang berbeda terhadap suatu variabel. Sedangkan reliabilitas
parallel (paralel-form relibility) menunjukkan dua hasil pengukuran yang sebanding dari dua pengukuran pada
suatu konsep atau variabel.