Vaksin Hepatitis B Yayu H.

27
Juni 2015 PKMRS VAKSIN HEPATITIS B OLEH : Sri Rahmawaty Pratiwi Husain C111 11 109 PEMBIMBING : Dr. Trisna Silawati Dr. Destya Maulani SUPERVISOR : Dr. dr. Martira Maddeppungeng, Sp.A(k) DILAKSANAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

description

vaksin hepatitis B, PKMRS bagian anak, FK UH

Transcript of Vaksin Hepatitis B Yayu H.

Juni 2015 PKMRS

VAKSIN HEPATITIS B

OLEH :Sri Rahmawaty Pratiwi HusainC111 11 109

PEMBIMBING :Dr. Trisna SilawatiDr. Destya Maulani

SUPERVISOR :Dr. dr. Martira Maddeppungeng, Sp.A(k)

DILAKSANAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KEDOKTERAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR 2015

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa :Nama: Sri Rahmawaty Pratiwi HusainStambuk: C111 11 109Judul PKMRS: Vaksin Hepatitis BTelah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar, Juni 2015PEMBIMBING IPEMBIMBING II

Dr. Trisna SilawatiDr. Destya Maulani

SUPERVISOR

Dr. dr. Martira Maddeppungeng, Sp.A(k)

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa :Nama: Sri Rahmawaty Pratiwi HusainStambuk: C111 11 109Judul PKMRS: Vaksin Hepatitis BTelah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar, Juni 2015PEMBIMBING IPEMBIMBING II

Dr. Trisna SilawatiDr. Destya Maulani

SUPERVISOR

Dr. dr. Martira Maddeppungeng, Sp.A(k)

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN1ETIOLOGI1EPIDEMOLOGI1GEJALA KLINIS2PENANDA SEROLOGIK 3CARA PENULARAN 3IMUNISASI41. Definisi Imunisasi dan Vaksin42. Deskripsi Vaksin Hepatitis B43. Strategi Imunitas Tubuh Memproteksi Infeksi Virus Hepatitis B44. Efektivitas dan Lama Proteksi Vaksin Hepatitis B55. Sasaran Pemberian Imunisasi Hepatitis B56. Vaksin Pilihan untuk Memproteksi Infeksi Virus Hepatitis B67. Jadwal Pemberian Imunisasi Hepatitis B78. Dosis89. Tempat Penyuntikan1010. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hepatitis B1011. Kontraindikasi Pemberian Vaksin Hepatitis B1112. Penyimpanan Vaksin Hepatitis B11KESIMPULAN11Daftar Pustaka12

PENDAHULUANPenyakit hepatitis B merupakan penyakit endemik yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Secara epidemiologi penyakit ini tersebar di seluruh dunia, Indonesia termasuk negara dengan kategori tingkat endemik yang tinggi dimana prevalensi HbsAg lebih dari 8%. Infeksi hepatitis B ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Risiko terjadinya hepatitis B kronis jauh lebih besar (90%) bila infeksi terjadi pada awal kehidupan dibandingkan dengan infeksi yang terjadi pada usia dewasa. Sementara infeksi pada masa dewasa muda biasanya menimbulkan hepatitis yang akut secara klinis tetapi risiko menjadi kronik hanya 1% - 2 %.1 Pencegahan merupakan kunci utama untuk mengurangi sumber penularan serta penurunan angka mortalitas dan morbiditas akibat penyakit hepatitis B. Pencegahan ini dapat dilakukan sedini mungkin pada bayi dan balita melalui pemberian vaksin/ imunisasi hepatitis B.2Pemberian Vaksin hepatitis B sangat efektif dalam mencegah infeksi. Vaksinasi hepatitis B secara rutin pada anak-anak di AS dimulai pada tahun 1991. Sejak saat itu, kasus hepatitis B akut di kalangan anak-anak dan remaja dilaporkan mengalami penurunan hingga lebih dari 95% dan hingga 75% pada semua kelompok usia.3

ETIOLOGIMenurut National Institutes of Health (2006) etiologi Hepatitis B adalah virus dan disebut dengan Hepatitis B Virus. Virus Hepatitis B terbungkus serta mengandung genoma DNA melingkar. Virus ini merusak fungsi hati dan sambil merusak terus berkembang biak dalam sel-sel hati (hepatocytes).4

EPIDEMOLOGIMenurut hasil Riskerdas tahun 2013 bahwa jumlah orang yang didiagnosis Hepatitis di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan gejala-gejala yang ada, menunjukkan peningkatan 2 kali lipat apabila dibandingkan dari data tahun 2007 dan 2013. Pada tahun 2013, lima provinsi di Indonesia dengan prevalensi tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Karakteristik prevalensi Hepatitis tertinggi terdapat pada kelompok umur 45-54 dan 65-74. Penderita hepatitis baik pada laku-laki maupun perempuan, proporsinya tidak berbeda secara bermakna. Jenis pekerjaan juga mempengaruhi prevalensi hepatitis, penderita hepatitis banyak ditemukan pada petani/nelayan.buruh dibandingkan dengan pekerjaan lain.5

GEJALA KLINISInfeksi hepatitis B yang akut akan terjadi dalam waktu 30-180 hari setelah virus memasuki tubuh. Pengaruh infeksi hepatitis B banyak kasus yang tidak menunjukkan gejala klin is yang khas. Namun, [pada sebagian orang akan menunjukkan gejala prodormal atau gejala pertama yang dirasakan oleh pasien adalah demam yang tidak terlalu tinggi, rasa tidak selera makan, mual, dan kadang-kadang muntah. Gejala lain juga akan terjadi lemas, sakit kepala, rasa takut cahaya, sakit menelan, batuk dan pilek.4Gejala hepatitis sangat mirip dengan flu dimana 1 sampai 2 minggu kemudian barulah timbul kuning pada seluruh badan penderita. Saat ini biasanya penderita sudah pergi berobat karena merasa ada kelainan pada tubuhnya yang berwarna kuning. Warna kuning diikuti oleh perubahan fungsi hati ( biasanya meningkat) pada pemeriksaan laboratorium. Fungsi hati biasanya digambarkan oleh kenaikan SGOT dan SGPT. Satu sampai lima hari sebelum badan kuning, keluhan kencing seperti the pekat dan warna buang air besar yang pucat seperti diliputi lemak juga dirasakan oleh penderita.4Pada saat badan kuning, biasanya diikuti pula dengan pembesaran hati dan diikuti oleh rasa sakit bila ditekan di bagian perut kanan atas. Setelah gejala tersebut akan timbul fase resolusi yang biasanya berada dalam rentang waktu 2-12 minggu. Pada fase ini, badan kuning dan ukuran hati berangsur kembali normal. Demikian juga dengan kenaikan fungsi hati dan hasil pemeriksaan laboratorium akan berangsur-angsur mencapai normal kembali.4,6Hepatitis B akut tidak ada komplikasi akan mengalami resolusi lengkap berkisar 3 sampai 4 bulan. Bila fungsi hati ini tidak mencapai normal dalam waktu 6 bulan atau lebih maka inilah yang disebut hepatitis B kronik.4,6

PENANDA SEROLOGIK Pada infeksi dengan hepatitis B ada 5 penanda serologik (five immunologic markers), yaitu: 141. Hepatitis B surface antigen (HBsAg) Merupakan penanda serologik yang pertama sekali dikenal. Blumberg yang menemukannya pada tahun 1967 dan disebutnya Australia antigen. Seseorang dikatakan carriers atau pengidap apabila dijumpai HBsAg yang menetap selama 6 bulanPada ibu hamil, penanda serologik yang diperiksa adalah HBsAg dan anti HBs. Bila HBsAg positip perlu diperiksa HBeAg, untuk menentukan daya penularannya. Hal ini perlu diketahui dalam rangka pemberian imunisasi pada bayi yang dilahirkannya. 2. Antibody against surface antigen (Anti HBs) Didapati dalam tubuh setelah HBsAg berhasil dieliminasi oleh tubuh dan bila berlangsung seumur hidup. Pada dewasa, beberapa orang akan kehilangan Anti HBs dan hanya dijumpai Anti HBc, ini hanya sebagai penanda adanya infeksi yang telah lewat. 3. Antibody againts core antigen (Anti HBc) Anti HBc didapati didalam serum apabila terjadi replikasi aktif dari virus. Segera setelah infeksi akut, Anti HBc dibentuk dan terus menerus dijumpai beberapa tahun (kadang seumur hidup). Namun Anti HBc bukanlah antibodi yang protektif. 4. e Antigen (HBeAg) Hanya dijumpai bersamaan dengan adanya HBsAg, merupakan infeksi akut dengan daya penularan yang tinggi, serta bentuk penyakit yang berat. 5. Antibody against e antigen. (Anti HBe) Hilangnya HBeAg dalam serum akan digantikan dengan Anti Hbe. Hal ini merupakan pertanda berkurangnya daya penularan.

CARA PENULARAN Virus hepatitis bisa bertahan di luar tubuh selama 7 hari. Pada waktu tersebut, virus masih bisa menyebabkan infeksi jika masuk ke dalam tubuh yang tidak dilindungi oleh vaksin. Masa inkubasi birus hepatitis B rata-rata 75 hari, dainata 30-180 hari. Virus bisa terdeteksi diantara hari ke 30-60 setelah terinfeksi dan bisa bertahan dan berkembang menjadi hepatitis B kronik.7Penularan penyakit dapat terjadi dengan cara:8 Kontak dengan darah dan cairan tubuh si ibu saat kelahiran Kontak dengan darah dan cairan tubuh melalui kulit yang terbuka seperti gigitan, sayatan, atau luka memar Kontak dengan benda-benda yang bisa dihinggapi oleh darah atau cairan tubuh manusia, misalnya sikat gigi atau alat cukur Melakukan hubungan seks tanpa pengaman dengan orang yang tertular Berbagi jarum saat menyuntikkan obat Tertusuk jarum bekas saat bekerja.8

IMUNISASI13. Definisi Imunisasi dan VaksinImunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.9Vaksin adalah suatu produk biologik yang terbuat dari kuman (bakteri maupun virus), komponen kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan, atau tiruan kuman dan berguna untuk untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh seseorang. Tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan pada suatu antigen berasal dari suatu patogen disebut dengan vaksinasi.414. Deskripsi vaksin hepatitis BVaksin hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktifkan dan bersifat noninfeksius, berasal dari HBsAg dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorphal) menggunalan teknologi DNA rekombinan.9

15. Strategi imunitas tubuh memproteksi infeksi virus hepatitis BMenurut Bellamy (2005), menjelaskan agar imunitas tubuh muncul untuk memproteksi agent spesifik dapat dilakukan melalui strategi pemberian imunisasi secara pasif dan aktif. Imunisasi pasif dilakukan dengan memindahkan antibody seperti pemberian immune globulin (HBIg).4Imunisasi aktif adalah dengan memberikan paparan suatu antigen yang berasal dari suatu pathogen. Antigen yang diberikan telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun memproduksi limfosit yang peka, antibody dan sel memori. Cara ini menimbulkan infeksi alamiah yang tidak menimbulkan rasa sakit, namun cukup memberikan kekebalan.4Imunisasi pasif berupa immunoglobulin hepatitis B (HBIg) yang digunakan sebagai antibodi untuk melawan virus hepatitis B. HBIg digunakan untuk 4 kondisi yaitu (1) anak yang baru lahir dari ibu pengidap hepatitis B, (2) orang yang terpapar jarum suntik yang terinfeksi hepatitis B, (3) orang setelah melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang positive hepatitis B, (4) setelah transpantasi hati. Untuk bati baru lahir walaupun telah diberikan imunisasi pasif, kemungkinan untuk terinfeksi berskisar 3,7-9,9%. Pemberian kombinasi aktif dan pasif memberikan cukup tinggi proteksi yaitu lebih dari 90%.6

16. Efektivitas dan lama proteksi vaksin hepatitis BVaksin yang digunakan hatus betul-betul efektif dan harus ditinjau secara terus menerus. Suatu persyaratan sehingga vaksin dapat dinyatakan efektif bila dapat merangsang timbulnya imunitas yang tepat, stabil dalam penyimpanan dan mempunyai imunitas yang cukup. Efektifitas vaksin untuk mencegah infeksi VHB adalah lebih dari 95%, dimana memori sistem imun menetap minimal sampai dengan 12 tahun pasca imunisasi.4

17. Sasaran Pemberian Imunisasi Hepatitis BMenurut Ranuh (2005), sasaran pemberian vaksin Hepatitis B adalah semua bayi baru lahir tanpa memandang status VHB ibu, individu yang karena pekerjaannya beresiko tertular VHB, karyawan di lembaga perawatan cacat mental, pasien hemodialisis, pasien koagulopati yang membutuhkan transfusi berulang, individu yang serumah pengidap VHB atau kontak akibat hubungan seksual, Drug users, Homosexual, dan heterosexual.4

18. Vaksin Pilihan untuk Memproteksi Infeksi Virus Hepatitis BDalam pelaksanaan pemberian imunisasi hapatitis B, pemilihan vaksin Hepatitis B saat ini memiliki 2 pilihan yaitu vaksin Hepatitis B dan DPT/HB Kombo. Vaksin VHB merupakan vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-infectious, yang berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansanule polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan. Vaksin ini berindikasi untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B.9

Vaksin hepatitis B rekombinan10

Vaksin Hepatitis B rekombinan mengandung antigen virus Hepatitis B, HBsAg, yang tidak menginfeksi yang dihasilkan dari biakan sel ragi dengan teknologi rekayasa DNA. Vaksin Hepatitis B rekombinan berbentuk suspensi steril berwarna keputihan dalamprefill injection device, yang dikemas dalamaluminum foil pouch, and vial.10

Vaksin kombinasi DTP-HB 11

Vaksin DPT/HB Kombo merupakan vaksin DPT dan Hepatitis B yang dikombinasikan dalam suatu preparat tunggal dan merupakan sub unit virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious. Sehingga dengan adanya vaksin ini pemberian imunisasi menjadi lebih sederhana, dan menghasilkan tingkat cakupan yang setara antara HB dan DPT.9 Untuk bayi berumur < 6 minggu pemberian vaksin kombinasi ini tidak dianjurkan karena DPT hanya diberikan pada umur > 2 bulan jadi tidak dapat diberikan sebagai imunisasi HB pertama pada bayi baru lahir.12

19. Jadwal Pemberian Imunisasi Hepatitis BJadwal pemberian imunisasi Hepatitis B pada dasarnya sangat fleksibel sehingga tersedia beberapa pilihan untuk menyatukan dalam program imunisasi terpadu. Imunisasi Hepatitis B diberikan minimal 3 kali dan pertama diberikan segera setelah lahir. Jadwal yang dianjurkan adalah usia 0, 1, dan 6 bulan karena respons antibodi pada usia itu sangat optimal.4Imunisasi hepatitis B idealnya diberikan sedini mungkin (