UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta... · 2020. 2. 24. · UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak...
Transcript of UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta... · 2020. 2. 24. · UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak...
UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Ketentuan Pidana
Pasal 113
(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komerial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
MUHAMMAD JUFRISITTI RAKHMAN
PUADISITI KHOPIPAH
MAHYUDINIRWAN SUPRIADI RAMBE
BURHANUDDIN
Cetakan I Desember 2019xii+171 hlm.; 15,5 cm x 23 cm
ISBN: 978-623-7362-05-0
TIM PENYUSUNPengarah :
Muhammad JufriSi Rakhman
PuadiSi Khopipah
MahyudinIrwan Supriadi Rambe
Burhanuddin
Penanggung Jawab:Maskur
Penyusun:Bahrur Rosi
Eko SudiantoAndi MaulanaAndi Hugen
Layout:Eko Taufi q
Desain Cover:Akanta Muhammad
Gambar Cover:(www.freepik.com)
Penerbit:CV. CAKRAWALA
Rejowinangun KG I/385, RT. 27 RW 09 Kotagede YogyakartaTelp. : 0818-0403-0742
Email : samaraoff [email protected]
Bekerjasama dengan:BAWASLU PROVINSI DKI JAKARTA
Jl. Letjen M.T. Haryono No. Kav 52-53, RT/RW: 3/4 , Cikoko, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, 12770
Telepon/Fax : 021-6459767Email : [email protected]
v
Dari persfektif liberalisme, demokrasi merupakan bentuk dari paham
kebebasan (liberalism) yang masuk ke dalam dunia politik.Hal itulah
membuat demokrasi mencakup konsep kebebasan (freedom) dan
konsep kesetaraan (equality).Pada kedua konsep tersebut, persyaratan-
persyaratan kedaulatan rakyat meliputi aspek kebebasan berbicara-
berpendapat, kebebasan berkumpul-berserikat dan kebebasan
memerintah-yang diperintah. Berkaitan ketiga persyaratan tersebut,
Negara demokrasi memiliki ciri atas 4 (empat) hal: (1) kebebasan pers
sebagai saluran bagi kebebasan dalam berbicara-berpendapat; (2)
partisipasi politik yang bermakna sebagai saluran bagi kebebasan
dalam berkumpul-berserikat; (3) pemilu yang bebas, terbuka, adil,
jujur, berskala dan kompetitif sebagai saluran bagi kebebasan dalam
memerintah-yang diperintah; (4) pemerintah yang tergantung pada
suatu majelis (parlemen) sebagai kebutuhan minimum.
Pemilihan umum (Pemilu) merupakan ciri utama sistem politik
demokratis. Melalui pemilihan umum sirkulasi elit berlangsung
secara periodik. Pemilu memberikan peluang terjadinya pergantian
kepemimpinan dan/atau wakil rakyat berlangsung secara damai dan
demokratis.
Pada dasarnya, prinsip demokrasi yang utama adalah kedaulatan
berada ditangan rakyat. Dengan demikian dalam sistem demokrasi,
rakyat menempati posisi yang sangat penting. Hal tersebut terkait
dengan prinsip kebebasan (liberty) dan persamaan (equality). Semua
rakyat dalam sistem demokrasi memiliki persamaan terkait dengan
haknya sebagai warga negara dan hal tersebut dijamin oleh konstitusi.
Hak-hak tersebut juga termasuk hak untuk menentukan para
pemimpin negara. Penghormatan untuk hal tersebut diwujudkan dalam
K ATA P E N G A N TA R
vi BINGKAI PEMILU
suatu proses yang disebut pemilu.Arah penyelenggaraan pemilu harus
dapat mengayomi dan mewadahi semua hak-hak politik warga Negara
dan pemilih sesuai dengan prinsip kesetaraan, one person, one vote,
one value (OPOVOV) dan prinsip-prinsip keadilan politik.
Sebagai Institusi yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Bawaslu mempunyai
peran strategis dalam penyelenggaraan Pemilu, tidak terkecuali
Bawaslu Provinsi DKI Jakarta yang salah satu peran tersebut adalah
(1) Menegakkan Integritas, kredibiltas penyelenggara, transparansi
penyelenggaraan dan akuntabilitas hasil pemilu, (2) mewujudkan
pemilu yang demokratis, (3) memastikan terselenggaranya pemilu
secara langsung umum, bebas dan rahasia, jujur, adil dan berkualitas,
serta dilaksanakannya peraturan perundang-undangan mengenai
pemilu secara menyeluruh, apalagi pemilu tahun 2019 ini pertama
kali bangsa Indonesia melaksanakan pemilu yang bersamaan antara
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presdien dengan Pemilihan
Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD, sehingga butuh pengawasan
ekstra.
Pada Pemilihan Umum Tahun 2014 tugas Bawaslu, Khususnya
Bawaslu Prov. DKI Jakarta secara umum terbagi menjadi dua yakni,
(a) Pencegahan terhadap potensi pelanggaran dengan melakukan
tindakan dan upaya mencegah sedini mungkin (early warning system)
terhadap potensi pelanggaran, dan (b) melakukan penindakan terhadap
dugaan pelanggaran dengan melakukan tindakan penanganan secara
tepat dan cepat atas temuan dan atau laporan dugaan pelanggaran
pemilu
Pengalaman Bawaslu Prov. DKI Jakarta dalam melakukan
pengawasan pada pemilu-pemilu sebelumnya baik pemilu DPR, DPD
dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Walikota, menjadi pelajaran
penting guna meningkatkan peran strategis Bawaslu itu sendiri,
Bawaslu Prov. DKI Jakarta menyadari masih banyak kekurangan dari
berbagai aspek namun demkian ikhtiar dan upaya memaksimalkan
fungsi dan peran pengawasan pemilu khusus di Prov. DKI Jakarta tetap
viiKata Pengantar
dilakukan baik dari aspek Sumber Daya Manusia dan juga strategi-
strategi lainnya.
Buku kinerja Bawaslu Prov. DKI Jakarta ini disusun untuk dapat
menggambarkan semua proses pelaksanaan pengawasan di Ibukota
Negara sebagai bentuk pertanggung jawaban publik, tentu saja masih
banyak kekurangan karenanya kritik dan saran menjadi keharusan
bagi kami untuk dapat meningkatkan kinerja pengawasan dikemudian
hari dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu Bawaslu Prov.
DKI Jakarta beserta dengan jajarannya dalam memberikan dukungan
dan masukannya dan akhiranya seraya mengharap Rahmat dan Ridho
Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa semoga kedepannya Bawaslu Prov.
DKI Jakarta menjadi lebih baik.
Muhammad Jufri, S.Sos. M.Si
Ketua
ix
P E N D A H U L U A N
Pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna
menghasilkan pemerintahan Negara yang demokratis berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sesuai Pasal 1 ayat (2)
yang berbunyi, “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”. Pasal 22E Ayat (1) UUD 1945
menggariskan enam kriteria pemilu demokratis, yaitu langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil. Selanjutnya, UU Pemilu menambah dua
kriteria lagi, yakni transparan dan akuntabel.
Salah satu fungsi Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)
dalam hal ini Bawaslu Prov. DKI Jakarta adalah melakukan pengawasan
tahapan dan pencegahan pelanggaran pemilu. Terdapat fungsi Bawaslu
Prov. DKI Jakarta yang strategis dan signifikan, yakni bagaimana
menghindari potensi pelanggaran pemilu muncul dengan menjalankan
strategi pencegahan yang optimal. Bawaslu Prov. DKI Jakarta juga
diharapkan mampu melakukan penindakan tegas, efektif, dan menjadi
hakim pemilu yang adil. Secara historis, kelahiran Bawaslu diharapkan
dapat mendorong dan memperkuat pengawasan masyarakat dengan
memberikan penguatan berupa regulasi, kewenangan, sumber daya
manusia, anggaran, serta sarana dan prasarana. Agar berperan efektif,
setiap laporan pengawasan dapat lebih tajam dan menjadi fakta
hukum yang dapat ditindaklanjuti sesuai mekanisme regulasi yang ada
serta mampu memberikan efek jera bagi upaya mengurangi potensi
pelanggaran sehingga tujuan keadilan pemilu dapat tercapai.
Tak hanya menjadi pengawas, Bawaslu pun punya kewenangan
sebagai pengadil pemutus perkara kepemiluan. Salah satunya terkait
Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu (PSPP) yang didefinisikan Pasal
466 UU Pemilu 7/2017 tentang Pemilihan Umum sebagai sengketa
x BINGKAI PEMILU
proses sebagai sengketa yang terjadi antara calon maupun peserta
pemilu dengan keputusan KPU selaku penyelenggara pemilu.
Berbeda dengan sengketa pada pilkada, dalam Pemilu sengketa
proses pemilu di Bawaslu bisa dilakukan proses mediasi sebelum
dilanjutkan pada proses adjudikasi untuk mengeluarkan putusan
sengketa. Sengketa proses pemilu di Bawaslu harus diselesaikan
selama 12 hari. Semua proses dalam penyelesaian sengketa, mulai
dari menerima permohonan penyelesaian sengketa, memverifikasi
secara formal, melakukan mediasi, adjudikasi, sampai pada memutus
penyelesaian sengketa, harus dilakukan secara cepat agar tidak lewat
dari 12 hari.
Ada momen historis saat Bawaslu Provinsi dengan tugas
barunya menetapkan John Muhammad lolos dalam verifikasi awal
pendaftaran calon anggota DPD Dapil DKI Jakarta dalam Pemilu 2019
yang sebelumnya sempat dinyatakan gagal verifikasi. KPU Prov. DKI
Jakarta menaati hal itu dan ahirnya menindaklanjuti putusan Bawaslu
Prov. DKI Jakarta. UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
juga memperkuat wewenang Bawaslu. Lembaga ini tak lagi sekadar
pemberi rekomendasi, tetapi sebagai eksekutor atau pemutus perkara.
Hal itu sesuai ketentuan Pasal 461 ayat (1) UU No 7 Tahun 2017, di
mana Bawaslu, Bawaslu provinsi/kabupaten/kota memiliki wewenang
menerima, memeriksa, mengkaji, dan memutuskan pelanggaran
administrasi Pemilu.
Terbentang ke depan tantangan akan eksistensi dan peran
strategis bagi Bawaslu Prov. DKI Jakarta berdasarkan UU No 7 Tahun
2017 sehingga memiliki kewenangan besar, tidak hanya sebagai
pengawas, sekaligus sebagai eksekutor dan pemutus perkara untuk
membuktikan peran dan eksistensinya mengawal pemilu yang
berintegritas bagi kemajuan bangsa. Tentu, peran konstruktif dan aktif
dari kita semua diperlukan demi terwujudnya pemilu berintegritas.
xi
D A F TA R I S I
KATA PENGANTAR .......................................................................... vPENDAHULUAN .............................................................................. ixDAFTAR ISI ...................................................................................... xi
BAB I TATAKELOLA ORGANISASI DAN PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA ..................................................................... 1BAB II PENGAWASAN TAHAPAN PEMILU DAN IMPLEMENTASI FUNGSI KEHUMASAN DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA
MELALUI PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF .................... 25BAB III PENINDAKAN PELANGGARAN PEMILU ................................. 109BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILU .......................... 123BAB V PEMBERIAN KETERANGAN PERSELISIHAN HASIL PEMILU DI MAHKAMAH KONSTITUSI ................................................. 131
1
1. Program dan Anggaran
A. Program dan Kegiatan Bawaslu Provinsi
Tabel 1.1 Kegiatan Bawaslu Prov. DKI Jakarta
NO KEGIATAN WAKTU
1 Raker Peningkatan Kapasitas Pengawasan Pemilu
13-14 Februari 2019
2 Sosialisasi Pengawasan Pemilu 8 & 19 Februari 2019
3 Raker Peningkatan Kapasitas SDM Sekretariat Kab/Kota/ Peningkatan Kapasitas SDM Untuk Pengawasan
22-23 Februari 2019
4 TOT Pengawas Pemilu Di Kabupaten/Kota/Kecamatan
11-16 Maret 2019
5 Pelatihan Saksi DPD 31 Maret 2019
6 Pelatihan Saksi Parpol Maret – April 2019
7 RDK Sosialisasi Pengawasan Pemilu I April 2019
8 Peningkatan Kapasitas Sdm Pengawasan (Sigaru)
25 Juni 2019
9 Penyusunan Jurnal Hasil Pengawasan Juni 2019
10 Rapat Gugus Tugas Pengawasan Pemilu Legislatif Dan Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden Di Provinsi
12 Februari 2019
11 Rapat Kerja Teknis Persiapan Kampanye Rapat Umum Pemilu
24 Februari 2019
B A B ITATAKELOLA ORGANISASIDAN PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA
2 BINGKAI PEMILU
NO KEGIATAN WAKTU
12 Pelatihan Humas, Protokoler Dan Public Speaking
25-27 Februari 2019
13 Koordinasi Pengawasan Tahapan Pemilu
28 Februari-1 Maret & 21-22 Maret 2019
14 Fasilitasi Pelaksanaan Pengawasan Partisipatif Dan Akreditasi Pemantau Pemilu
29 Maret 2019
15 Rapat Gugus Tugas Pengawasan Pemilu Legislatif Dan Pemilu Presiden Dan Wakil Presiden
5 April 2019
16 Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif
6 April 2019
17 Rapat Kerja Teknis Pengawasan Pemungutan Dan Penghitungan Suara
10 April 2019
18 Rapat Persiapan Pengawasan Pemungutan Dan Penghitungan Suara
14 April 2019
19 Rapat Dalam Kantor Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Program Dan Finalisasi Laporan Akhir Pengawasan Pada Pemilu Tahun 2019
21 Juni 2019
20 Rakernis Tindak Pidana Pemilu Di Provinsi
12 Februari 2019
21 Rakernis Penyelesaian Sengketa 15-17 dan 18-20 Februari 2019
22 Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Media Informasi Untuk Pengawasan Tahapan Pemilu
23-24 Februari 2019
23 Rakor Penanganan Temuan Dan Laporan
18 Maret 2019
24 Rakor Penyelesaian Penanganan Money Politic (TSM)
20 Maret 2019
25 Rakernis Tindak Pidana Pemilu 27 Maret 2019
26 Rapat Koordinasi Peserta Pemilu 2-3 April 2019
27 Rakor Penanganan Temuan Dan Laporan
9 April 2019
3Tatakelola Organisasi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia
NO KEGIATAN WAKTU
28 Fasilitasi Dan Koordinasi Dengan Mitra Kerja
10 April 2019
29 Bimtek Penyusunan Keterangan Tertulis Dalam Sidang PHPU Di MK
2-4 Mei 2019
30 Rakor PHPU 14-15 Juni 2019
31 Sosialisasi Pelaksanaan Produk Hukum
23 Juni 2019
32 Evaluasi Pengawasan Pemilu/Pemilihan
24 Juni 2019
33 Fasilitasi PPID 4 April & 8 Mei 2019
34 Koordinasi Pengawasan Tahapan Pemilu
4 Maret & 16 April
35 Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan 8-10 November 2019
36 Penguatan Mental Spiritual Aparatur Pengawas
15-16 November 2019
Sumber Data: Dioleh dari Sekretariat Tahun 2019
B. Jumlah dan Realisasi Anggaran
Berikut adalah tabel terkait pagu dan realisasi anggaran dalam
tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan
DPRD serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019.
Tabel 1.2 Pagu dan Serapan Anggaran Bawaslu Prov. DKI Jakarta
Tahun Pagu Realisasi %
2017 15.512.577.000 12.352.172.760 79,63%
2018 20.015.917.000 15.631.940.918 78,10%
2019/(per Juli 2019) 17.467.472.000 8.343.711.126 47,77%
Sumber Data: Dioleh dari Sekretariat Tahun 2017-2019
Anggaran Bawaslu Prov. DKI Jakarta Tahun 2017 sejumlah
15.512.577.000 (lima belas miliar lima ratus dua belas juta lima ratus
tujuh puluh tujuh ribu), anggaran yang dapat direalisasikan atau
terserap sebasar 12.352.172.760 (dua belas miliar tiga ratus lima puluh
4 BINGKAI PEMILU
dua juta seratus tujuh puluh dua ribu tujuh ratus enam puluh rupiah)
atau 79,63 persen.
Tahun 2018 anggaran Bawaslu Prov. DKI Jakarta Tahun 2018
sebesar 20.015.917.000 (dua puluh miliar lima belas juta sembilan
ratus tujuh belas ribu rupiah), sedang yang terserap pada akhir tahun
sebesar 15.631.940.918 (lima belas miliar enam ratus tiga puluh satu
juta sembilan ratus delapan belas rupiah), atau 78,10 persen dari total
anggaran untuk Tahun 2018.
Anggaran Bawaslu Prov. DKI Jakarta untuk tahun 2019 sesuai
dengan pagu sebesar Rp 17.467.472.000,-00 (tujuh belas miliar empat
enam puluh tujuh juta empat ratus tujuh puluh dua ribu). Serapan
anggaran dari pagu anggaran tahun 2019 sampai saat ini sejumlah
Rp 8.343.711.126 (delapan miliar tiga ratus empat puluh tiga juta tujuh
ratus sebelas ribu seratus dua puluh enam rupiah) atau baru terealisasi
47,77% sampai dengan bulan Juli dari pagu anggaran 2019.
Dari keseluruh anggaran dan serapan anggaran diatas, sisa
anggaran Bawaslu Prov. DKI Jakarta yang belum terserap sejumlah Rp
9.123.760.874 (sembilan miliar seratus dua puluh tiga juta tujuh ratus
enam puluh ribu delapan ratus tujuh puluh empat rupiah ) atau 52,23%.
Ini menjadi target bersama agar anggaran Bawaslu Provinsi DKI Jakarta
untuk Tahun 2019 bisa terserap secara maksimal.
2. Pembagian Tugas dan Fungsi
A. Proses Pembagian Tugas dan Fungsi
Pembagian tugas dan fungsi bagi seluruh pimpinan Bawaslu
Prov. DKI Jakarta dilakukan pasca pelantikan 5 (lima) pimpinan baru.
Rapat musyawarah dan mufakat penetepan Koordinator Divisi pada
Badan Pengawas Pemilihan Umum Prov. DKI Jakarta dilaksanakan
pada tanggal Satu bulan Agustus tahun Dua Ribu Delapan Belas
yang dihadiri oleh 7 (tujuh) Pimpinan yang kemudian dimuat dalam
berita acara tertanggal 1 Agustus 2018. Selanjutnya hasil pembagian
tugas divisi pada Bawaslu Prov. DKI Jakarta sebagaimana terlampir
dalam Berita Acara dilaporkan kepada Bawaslu Prov. DKI Jakarta
dengan Nomor Surat 196/K.JK/TU.00/VIII/2018 Perihal Penyampaian
5Tatakelola Organisasi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia
tertanggal 1 Agustus 2018 yang ditandatangani oleh Ketua Bawaslu
Prov. DKI Jakarta.
B. Hasil Pembagian Tugas
Berikut adalah hasil musyawarah dan mufakat penetapan
Koordinator Divisi pada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)
Prov. DKI Jakarta:
Tabel 1.3 Pembagian Koordiantor Divisi Bawaslu Prov. DKI Jakarta
No Divisi Koordinator dan Wakil Koordinator
1 Sumber Daya Manusia Kordiv
Wakordiv
:
:
Sitti Rakhman
Siti Khopipah
2 Organisasi Kordiv
Wakordiv
:
:
Irwan Supriadi Rambe
Muhammad Jufri
3 Pengawasan Kordiv
Wakordiv
:
:
Burhanuddin
Sitti Rakhman
4 Hubungan Masyarakat dan Hubungan Antar Lembaga
Kordiv
Wakordiv
:
:
Siti Khopipah
Irwan Supriadi Rambe
5 Hukum, Data & Informasi
Kordiv
Wakordiv
:
:
Muhammad Jufri
Mahyudin
6 Penindakan Pelanggaran
Kordiv
Wakordiv
:
:
Puadi
Burhanuddin
7 Penyelesaian Sengketa Kordiv
Wakordiv
:
:
Mahyudin
Puadi
Sumber Data: Dioleh dari SDM Tahun 2018
3. Pembentukan
A. Pembentukan Bawaslu Kab/Kota
1. Proses Seleksi
Pembentukan Bawaslu Kab/Kota untuk pengawasan
pelaksanaan Penyelenggaran pemilihan Umum Anggota
DPR, DPD, dan DRPD serta Pemilihan Umum Presiden dan
6 BINGKAI PEMILU
Wakil Presiden Tahun 2019 berdasarkan Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Pada mulanya Bawaslu Prov. merupakan lembaga
Pengawas Pemilu ditingkat Prov. yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011
tentang Penyelenggara Pemilu dan masih bersifat Ad Hoc.
Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum dengan semangat penguatan
kelembagaan bagi pengawas Pemilu maka Bawaslu Provinsi
dibentuk menjadi lembaga yang bersifat permanen.
Proses seleksi Bawaslu Kab/Kota dilakukan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum. Sebagaiman diatur dalam UU tersebut,
proses seleksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Seleksi adminstrasi
b. Melakukan tes tertulis; dan
c. melakukan serangkaian test psikologi;
d. pengumuman hasil tes seleksi tertulis, dan tes
psikologi;
e. melakukan test kesehatan dan wawancara;
f. pengumuman hasil tes kesehatan dan wawancara.
Seleksi anggota Bawaslu Kab/Kota se-Prov. DKI
Jakarta masa jabatan 2018-2023 sepenuhnya dilakukan
oleh Tim Seleksi (timsel) yang dibentuk oleh Bawaslu RI
dan bekerja secara mandiri dan independen. Bawaslu Prov.
DKI Jakarta dalam hal ini hanya bertugas dan bertanggung
jawab untuk memfasilitasi seluruh tahapan mulai tahapan
pengumuman hingga sebelum tahap Fit and Propertest (FPT).
Tahap FPT oleh Bawaslu RI dimandatkan untuk dilakukan
oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, yang selanjutnya hasil
dari FPT dari masing Kab/Kota diserahkan dan dilaporkan
kepada Bawaslu RI untuk selanjutnya ditetapkan yang lolos
7Tatakelola Organisasi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia
menjadi Anggota Bawaslu Kab/Kota se-Prov. DKI Jakarta
masa jabatan 2018-2023.
Berikut adalah tabel hasil dari peserta yang lolos pada
tahap seleksi Administrasi yang dilakukan oleh Timsel
terhadap seluruh berkas peserta yang mendaftarkan diri
untuk menjadi Anggota Bawaslu Kab/Kota se-Provinsi DKI
Jakarta.
Grafik 1.1 Peserta Lolos Seleksi Adminstrasi
Sumber Data: Diolah dari Divisi SDM Tahun 2018
Data diatas menunjukkan jumlah peserta baik laki-laki
dan perempuan yang lolos dalam seleksi administrasi yang
sudah dilakukan oleh timsel Rekrutmen Anggota Bawaslu
Kab/Kota se-Prov. DKI Jakarta. Dari data diatas jumlah
peserta yang lolos administrasi ada 124 orang dengan
sebaran laki-laki 104 orang dan perempuan 20 orang. Hanya
untuk Bawaslu Kep. Seribu yang tidak terdapat perempuan
dalam pendaftaran.
8 BINGKAI PEMILU
Grafik 1.2 Peserta Lolos test CAT & Psikologi
Sumber Data: Diolah dari SDM Tahun 2018
Tabel diatas menunjukkan jumlah sebaran perempuan
dan laki-laki yang lolos dalam tahap test CAT & Psikologi
dari masing-masing Kabupaten/Kota se-Prov. DKI Jakarta.
Data diatas menunjukkan jumlah peserta laki-laki dan
perempuan yang lolos dalam test CAT & Psikologi untuk
masing-masing Bawaslu Kab/Kota se-Prov. DKI Jakarta.
Jumlah total ada 96 orang yang lolos dalam test CAT dan test
Psikologi dengan jumlah laki-laki 78 orang dan perempuan
18 orang.
Tabel 1.4 Peserta lolos Anggota Bawaslu Kab/Kota
No Kab/Kota Nama Jabatan
1
Jakarta Pusat
M. Halman Muhdar Ketua
2 Cecep A. Rukman Anggota
3 Jomson Saut Martinus Samosir Anggota
4 Budi Iskandar Pulungan Anggota
5 Jakarta Pusat Roy Sofia Fatra Sinaga Anggota
9Tatakelola Organisasi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia
No Kab/Kota Nama Jabatan
6
Jakarta Barat
Oding Junaidi Sh Ketua
7 Ahmad Zubadilah Anggota
8 Abdul Roup S.P Anggota
9 Syukur Yakub Anggota
10 Fitriani M.Pd Anggota
11
Jakarta Selatan
Muchtar Taufiq Ketua
12 Hj. Siti Amina Anggota
13 Ardhana Ulfa Azi Anggota
14 Abdul Salam Anggota
15 Munandar Nugraha Anggota
16
Jakarta Timur
Sakhroji Ketua
17 Marhad Anggota
18 Tami Widi Astuti Anggota
19 Ahmad Syarifudin Fajar Anggota
20 Prayogo Bekti Utomo Anggota
21
Jakarta Utara
Mochamad Dimiyati S. Pd Ketua
22 Agustinus Benny Sabdo S.H, M.H Anggota
23 Sali Imaduddin, S.T Anggota
24 Rini Rianti Andriani, S.Sos. Anggota
25 Nur Hamidah, S. Sos Anggota
26
Kep. Seribu
Syaripudin Ketua
27 Ahmad Fiqri Anggota
28 Ulil Amri Anggota
Sumber: Surat Keputusan Bawaslu Tahun 2018
10 BINGKAI PEMILU
Grafik 3 Sebaran Anggota Bawaslu Kab/Kota se-Provinsi DKI Jakarta
82%
18% 0%0%
Sebaran Anggota Bawaslu Kab/Kota se-Provinsi DKI Jakarta
Laki-Laki Perempuan
Sumber Data: Diolah dari Data Divisi SDM Tahun 2018
Tabel diatas adalah nama-nama yang lolos tahap akhir
seleksi dan ditetapkan menjadi Anggota Bawaslu Kab/
Kota se-Prov. DKI Jakarta masa Jabatan 2018-2023. Sesuai
lampiran Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum, jumlah anggota Bawaslu Kab/Kota
se-Prov. DKI Jakarta ditetapkan masing-masing 5 orang
komisioner yang mulanya berjumlah 3 orang komisioner
namun untuk Bawaslu Kab Kep. Seribu tetap berjumlah 3
orang komisioner seperti sebelumnya. Anggota Bawaslu
Kab/Kota se-Provinsi DKI Jakarta yang terpilih secara resmi
dilantik pada di Jakarta, 15 Agustus 2018 beserta seluruh
Bawaslu Kab/Kota terpilih lainnya diseluruh Indonesia.
Anggota Bawaslu Kab/Kota se-Prov. DKI Jakarta
yang lolos dalam tahap akhir dan secara resmi dilantik oleh
Bawaslu sejumlah 28 orang, terdiri dari 23 orang laki-laki dan
5 orang perempuan, sebagaimana tabel dan grafis diatas
hanya 18% perempuan dari keseluruhan anggota Bawaslu
Kab/Kota se-Prov. DKI Jakarta.
11Tatakelola Organisasi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia
2. Hambatan dan Kendala
Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh Bawaslu
Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan tahapan seleksi
Bawaslu Kab/Kota adalah sebagai berikut:
a. Tim Seleksi (timsel) yang bersifat mandiri dan
independen disisi lain menjamin kualitas proses
rekrutmen, tapi disisi lain Bawaslu Provinsi tidak
diperkenankan untuk menyimpan file hasil dari
seluruh tahapan atau proses seleksi calon anggota
Bawaslu Kab/Kota sehingga menjadi kendala dalam
laporan akhir yang harus dibuat oleh Bawasu Prov. DKI
Jakarta karena Bawaslu Provinsi DKI Jakarta hanya
terbatas untuk memfasilitasi kebutuhan timsel selama
proses seleksi rekrutmen.
b. Keterpenuhan 3 (tiga) kali kebutuhan untuk
pendaftaran awal menjadi kendala terutama untuk
Kep. Seribu yang pada awal pendaftaran tidak
memenuhi 3 (tiga) kali kebutuhan sehingga harus
dilakukan perpanjangan pendaftaran.
c. Kurangnya Media Sosialisasi Pendaftaran, media
sosialisasi pendaftaran yang kurang dan terbatas
menyebabkan kurangnya info dan pemberitaan
kepada masyarakat terkait pendaftaran Bawaslu Kab/
Kota se-Prov. DKI Jakarta. Hal ini berpengaruh terhadap
antusias dan jumlah pendaftar untuk masing-masing
Bawaslu Kab/Kota. Apalagi target keterpenuhan
pendaftar berjumlah 3 kali dari kebutuhan.
d. Jumlah SDM Sekretariat Timsel yang terbatas meski
proses rekrutmen untuk anggota Bawaslu Kab/Kota
dilakukan secara independen oleh tim seleksi namun
secara harus didukung oleh Sekretariat Bawaslu
Prov. DKI Jakarta. Seperti diketahui bahwa jumlah
sta Bawaslu Prov. DKI Jakarta cukup terbatas untuk
membantu seluruh kinerja tim seleksi ditambah
12 BINGKAI PEMILU
bahwa saat rekrutmen anggota Bawaslu Kab/Kota,
Bawaslu Prov. DKI Jakarta juga sedang berjalan
tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun
2019 sehingga sta Sekretariat juga terfokus untuk
melakukan pengawasan tahapan penyelenggaraan
pemilihan umum Tahun 2019.
3. Pembentukan Panwaslu Ad Hoc
Pembetukan Panwaslu Ad Hoc dilingkungan Bawaslu
Prov DKI Jakarta dalam hal ini Pembentukan Panwaslu
Kecamatan, Panwaslu Kelurahan, dan Pengawas TPS
dalam rangka melakukan proses pengawasan tahapan
penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan
DPRD serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2019.
Dalam proses seleksi dari ketiga Panwaslu Ad Hoc
dilingkungan Bawaslu Prov. DKI Jakarta, Bawaslu Prov.
DKI Jakarta melakukan supervisi proses rekrutmen mulai
tahapan pengumuman, pendaftran, seleksi hingga tahap
pengumuman akhir dilakukan oleh Pokja rekrutmen. Dari
supervisi yang dilakukan oleh Bawaslu Prov. DKI Jakarta
dapat disampaikan catatan sebagai berikut:
a. seluruh tahapan seleksi pembentukan Panwaslu Ad
Hoc berjalan lancar sesuai dengan pedoman timeline
yang sudah ditentukan oleh Bawaslu.
b. dalam Pembentukan Panwaslu Keluruhan, persyaratan
menyerahkan surat keterangan sehat dan rohani oleh
peserta dirasa cukup memberatkan, mengingat biaya
yang harus dilakukan oleh peserta untuk mengikuti
test kesehatan jiwa dan bebas narkoba cukup mahal
dan ini tidak sebanding dengan hak bulanan yang
akan diterima oleh Panwaslu Kelurahan.
13Tatakelola Organisasi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia
c. persyaratan umur minimal 25 tahun dan pendidikan
minimal SMA untuk pengawas TPS dirasa menyulitkan
terutama untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta karena
dengan pendidikan dan usia tersebut sebagian besar
telah memiliki pekerjaan tetap, hal ini berpengaruh
pada jumlah peserta yang mendaftar untuk menjadi
pengawas TPS guna keterpenuhan kuota minimal
pendaftar yakni 2 kali dari kebutuhan.
d. pada saat pendaftaran pengawas TPS, disaat yang
bersamaan juga ada pendaftaran untuk petugas
KPPS KPU hal ini membuat Bawaslu seakan harus
berebut peminat dengan KPU untuk memenuhi
jumlah pengawas TPS yang dibutuhkan yakni 29.063
pengawas TPS.
e. kurangnya waktu sosialisasi kepada publik untuk
pendaftaran Panwaslu Ad Hoc, hal ini berpengaruh
pada pemerataan informasi kepada seluruh pihak
yang berakibat pada minimnya orang yang mendaftar
menjadi Panwaslu Ad Hoc.
f. Pendaftaran Panwaslu Ad Hoc untuk Panwaslu
Kecamatan, Panwaslu Kelurahan, dan Pengawas TPS
tidak memenuhi jumlah minimal 2 kali kebutuhan
sehingga yang dilakukan adalah proses rekrutmen
bukan merupakan proses seleksi dimana diharapkan
dalam proses seleksi tersebut dapat dipilih kualitas
terbaik dari pengawas ad Hoc.
4. Pelatihan Saksi
Pelatihan bagi saksi peserta pemilu Tahun 2019 oleh
Bawaslu Prov. DKI Jakarta merupakan perintah Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pemilihan Umum,
berikut adalah tabel pelatihan saksi peserta pemilu.
14 BINGKAI PEMILU
Tabel 1.5 Daftar Peserta Pelatihan Saksi
NO PARTAI JUMLAH
SEHARUSNYA (dianggarkan)
JUMLAHSELISIH Waktu
Usulan Hadir
1 PKB 29063 120 150 -30 7 April 2019
2 Gerindra 29063 20103 12411 7692 3 April 2019
3 PDIP 29063 0 0 0 -
4 Golkar 29063 350 350 0 -
5 Nasdem 29063 1520 376 1144 31 Maret 2019
6 Garuda 29063 27 27 0 5 April 2019
7 Berkarya 29063 0 0 0 -
8 PKS 29063 4624 764 3860 8 April 2019
9 Perindo 29063 1700 303 1397 7 April 2019
10 PPP 29063 2225 981 1244 7 April 2019
11 PSI 29063 0 0 0 -
12 PAN 29063 4303 2255 2048 6 April 2019
13 Hanura 29063 100 90 10 5 April 2019
14 Demokrat 29063 6488 1879 4609 6 April 2019
19 PBB 29063 42 70 -28 3 April 2019
20 PKPI 29063 800 288 512 10 April 2019
Paslon 01 29063 0 0 0 -
Paslon 02 29063 0 0 0 -
Total 523134 42402 19944 22458 -
Persentase jumlah usulan dari jumlah saksi peserta pemilu yang dianggarkan (%)
8,10
Persentase yang hadir dari usulan peserta pemilu (%)
47,04
Persentase yang hadir dari yang dianggarkan(%)
3,81
Sumber Data: Diolah dari SDM Tahun 2019
15Tatakelola Organisasi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia
Grafik1.3 Peserta Hadir Pelatihan Saksi
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Peserta Hadir
Peserta Hadir
Sumber Data: Diolah dari Divisi SDM Tahun 2019
a. Pelaksanaan Pelatihan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum mengamanahkan bahwa saksi peserta
pemilu dalam saksi calon anggota DPR dan DPRD serta
saksi calon Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan
oleh Bawaslu. Selanjutnya Bawaslu mengkonsolidasikan
dan memerintahkan Bawaslu Prov. se-Indonesia termasuk
dalam hal ini Bawaslu Prov. DKI Jakarta untuk melaksanakan
kegiatan pelatihan bagi saksi peserta pemilu di masing-
masing wilayah.
Pelatihan saksi peserta pemilu yang dilakukan oleh
Bawaslu Prov. DKI Jakarta diperuntukkan bagi seluruh saksi
paserta pemilu baik dari partai politik maupun pasangan
calon yang tersebar 29.063 TPS. Pelatihan diawali dengan
mengumpulkan seluruh pimpinan Dewan Pimpinan Wilayah
(DPW) masing-masing partai politik untuk melaksanakan
rapat koordinasi dikantor Bawaslu Prov. DKI Jakarta pada 4
Maret 2019 untuk membicarakan terkait persiapan pelatihan
bagi saksi peserta pemilu.
Pada tanggal 18 Februari 2019 Bawaslu Prov.DKI
Jakarta berkirim surat kepada seluruh Ketua Partai Politik
16 BINGKAI PEMILU
tingkat Prov. DKI Jakarta dengan nomor surat 0100/K.JK/
PM.01.01/II/2019 perihal Permohonan nama-nama Saksi
TPS yang pada dan ditandatangani oleh Ketua Bawaslu
Prov. DKI Jakarta. surat tersebut pada pokoknya meminta
daftar nama-nama saksi dari masing-masing Partai Politik
tingkat Prov. DKI Jakarta untuk mendapat pelatihan dan
nama tersebut disertai dengan Surat Mandat dari masing-
masing parpol diserahkan paling lambat tanggal 28 Februari
2019 ke Bawaslu Prov. DKI Jakarta.
Untuk menindaklanjuti surat tanggal 18 Februari
2019, tanggal 28 Februari mengirimkan surat nomor 156/K.
JK/PM.01.01/II/2019 Perihal Undangan Rapat Koordinasi
yang dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2019 dikantor
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dengan mengundang Ketua
Partai Politik, Ketua Pemenangan pasangan calon, dan para
Calon Anggota DPD guna persiapan pelaksanaan pelatihan
saksi peserta pemilu yang akan dilakukan oleh Bawaslu
Prov. DKI Jakarta.
Hasil rapat berkesimpulan bahwa pelatihan saksi
peserta untuk waktu akan dilaksanakan sesuai dengan
tabel diatas dan untuk tempat ada diakan dilaksanakan
dikantor kecamatan dan di masing-masing kantor partai
politik. Tabel diatas merupakan sebaran waktu pelaksanaan
pelatihan bagi masing-masing saksi peserta pemilu. Dalam
hasil rapat tersebut disepakati bahwa Bawaslu Prov. DKI
Jakarta akan mengirimkan surat permohonan nama-nama
saksi peserta yang akan diikutkan dalam pelatihan saksi
peserta pemilu.
Tabel diatas adalah jumlah TPS se-Prov. DKI Jakarta
yakni 29.063, sehingga pada dasarnya seluruh partai politik
dan pasangan calon yang akan mengikuti pemilihan umum
Tahun 2019 harus mengirimkan saksi sejumlah sebaran
TPS yakni 29.063 dengan estimasi bahwa setiap satu TPS
akan diisi oleh satu saksi masing parpol dan pasangan
17Tatakelola Organisasi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia
calon sehingga saksi peserta pemilu yang harus dilatih oleh
Bawaslu Prov. DKI Jakarta secara keseluruhan berjumlah
523.134.
Tapi dari jumlah saksi dari masing-masing parpol dan
pasangan calon yang harusnya dikirim, setiap parpol dan
pasangan calon pada kenyataannya seluruh tidak sanggup
memenuhi batas maksimal jumlah saksi untuk setiap TPS.
Masing-masing parpol mengirimkan saksi dengan jumlah
yang sangat berfariatif sesuai tabel diatas, hanya partai
PDIP dan kedua pasangan calon yang sedari awal sudah
menentukan sikap tidak akan mengirimkan saksi untuk
diberikan pelatihan oleh Bawaslu Prov. DKI Jakarta.
Saat penyerahan seluruh nama-nama saksi peserta
pemilu beserta surat mandat yang akan mengikuti pelatihan
kepada Bawaslu Prov. DKI Jakarta, masing-masing parpol
mengirimkan jumlah saksi secara bervariatif, melihat dari
tabel partai Gerindra mengusulkan saksi paling banyak
dengan jumlah 20103 saksi, dan paling sedikit adalah partai
garuda dengan hanya 27 saksi yang di usulkan. Total seluruh
saksi yang diusulkan oleh seluruh partai politik berjumlah
42.402 saksi.
Pelaksanaan pelatihan saksi masing-masing partai
politik pada awalnya direncanakan untuk dilakukan satu
hari untuk satu partai politik, namun melihat terbatasnya hari
pelaksanaan pelatihan apalagi menjelang hari pemungutan
suara, akhirnya disepakati bahwa hari pelaksanaan
pelatihan saksi peserta pemilu ada untuk satu hari ada
yang dilakukan untuk beberapa parpol sebagaimana dalam
tabel diatas.
Pelatihan saksi peserta pemilu dilakukan ditingkat
kecamatan, sehingga yang mengisi dan menjadi narasumber
dalam pelatihan saksi peserta pemilu adalah seluruh
Panwaslu Kecamatan se-Prov. DKI Jakarta dengan materi
yang sudah disamakan secara kurikulum dan disampaikan
18 BINGKAI PEMILU
saat Panwaslu Kecamatan mengikuti ToT Gelombang I
hingga Gelombang V yang dilaksanakan oleh Bawaslu Prov.
DKI Jakarta.
Untuk memperlancar dan mensukseskan pelaksanaan
pelatihan saksi parpol yang tersebar diseluruh wilayah
Prov. DKI Jakarta, Bawaslu Prov. DKI Jakarta membentuk
kepanitiaan untuk masing-masing tempat pelaksanaan
pelatihan yang terdiri dari unsur Bawaslu Prov., Bawaslu
Kab/Kota dan Panwaslu Kecamatan. Tugas utama panitia
yang dibentuk untuk membantu hal hal yang berkaitan
dengan administratif pelaksanaan pelatihan peserta pemilu
di masing-masing tempat.
Pada saat pelaksanaan pelatihan peserta pemilu,
narasumber dalam hal ini Panwaslu Kecamatan pertama-
tama memutarkan video tutorial saksi parpol yang disusun
dan dibuat oleh Bawaslu RI selanjutnya narasumber akan
menyampaikan hal-hal teknis yang berkaitan dengan
pemungutan dan penghitungan suara terutama hal-hal yang
menjadi pokok pengawasan dan harus diperhatikan secara
seksama oleh seluruh saksi peserta pemilu di masing-
masing TPS saat hari pemungutan suara.
Peserta yang hadir saat pelatihan saksi tidak
seluruhnya sesuai dengan jumlah yang diusulkan oleh
masing-masing parpol, ada yang lebih banyak dan ada yang
lebih kecil jumlahnya dari yang diusulkan ke Bawaslu Prov.
DKI Jakarta. salah satunya untuk masing partai Gerindra
dari 20.103 saksi yang diusulkan hanya 12.411 yang hadir
saat pelaksanaan pelatihan, ada selisih sekitar 7.692 saksi
yang tidak hadir.
Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa masing-
masing ada yang kurang dan ada yang lebih peserta yang
hadir dari jumlah yang diusulkan. Jika partai Gerindra yang
hadir kurang dari yang diusulkan, sebalinya justru untuk
PKB jumlah yang hadir lebih banyak dari jumlah yang
19Tatakelola Organisasi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia
diusulkan. PKB hanya mengusulkan 120 saksi, namun yang
hadir saat pelatihan saksi berjumlah 150 saksi.
Dari tabel diatas, menunjukkan sebaran jumlah saksi
yang diusulkan oleh masing-masing partai politik dan yang
hadir saat pelaksanaan pelatihan saksi. Total keseluruhan
partai politik mengusulkan 42.402 saksi kepada Bawaslu
Prov. DKI Jakarta. keseluruhan yang hadir saat pelaksanaan
pelatihan saksi oleh Bawaslu Prov. DKI Jakarta hanya 19.944
saksi, ada selisih sekitar 22.458 saksi dari jumlah total
saksi yang diusulkan dengan jumlah total saksi yang hadir
mengikuti pelatihan.
Jika dipersentasekan didapat hanya 8,10% jumlah
peserta pemilu yang diusulkan oleh seluruh peserta pemilu
dari jumlah seharusnya yang dianggarkan oleh Bawaslu
Prov. DKI Jakarta, dan hanya 47,04% yang hadir dari jumlah
saksi yang diusulkan oleh seluruh peserta pemilu, serta
hanya 3,81% yang hadir mendapatkan pelatihan saksi dari
yang semestinya (dianggarkan). Hal ini dapat dimaknai
bahwa peserta pemilu belum dapat mengimkan jumlah
saksi sesuai dengan jumlah yang dianggarkan oleh Bawaslu
Prov. DKI Jakarta sehingga belum dapat mengoptimalkan
pelaksanaan anggaran pelatihan saksi peserta pemilu.
Pelatihan saksi peserta pemilu sudah dilaksanakan
menjelang hari pemungutan dan penghitungan suara yakni
mulai tanggal 31 Maret s.d 10 April Tahun 2019.
b. Supervisi Pelaksanaan Pelatihan
dalam rangka memastikan bahwa pelaksanaan
pelatihan saksi peserta pemilu berjalan secara baik
dan lancar, Bawaslu Prov. DKI Jakarta melakukan rapat
koordinasi dengan Bawaslu Kab/Kota serta melakukan
supervisi dengan turun secara langsung ke lokasi pelatihan
secara acak.
20 BINGKAI PEMILU
Supervisi terhadap Pelatihan saksi peserta pemilu
dilakukan secara langsung oleh 7 Komisioner Bawaslu
Prov. DKI Jakarta, untuk memastikan apakah pelaksanaan
pelatihan sudah sesuai dengan perencanaan.
Selain supervisi yang dilakukan, Bawaslu Prov.
DKI Jakarta juga melakukan rapat persiapan dan rapat
evaluasi setelah pelaksanaan pelatihan peserta pemilu
dikantor Bawaslu Prov. DKI Jakarta dengan menghadirkan
Koordinator Divisi SDM dari masing-masing Bawaslu Kab/
Kota se-Prov. DKI Jakarta untuk mendiskusikan kendala
dan pelaksanaan pelatihan saksi peserta di masing-masing
Kab/kota.
Dari hasil supervisi yang dilakukan dan rapat
koordinasi yang dilakukan oleh Bawaslu Prov. DKI Jakarta
dengan Bawaslu Kab/kota se-Prov. DKI Jakarta terhadap
pelaksanaan pelatihan saksi peserta pemilu, ada beberapa
catatan sebagai berikut:
1. jumlah saksi yang hadir untuk masing-masing partai
politik berbeda jumlahnya dengan jumlah yang parpol
usulkan ke Bawaslu Prov. DKI Jakarta, ada yang
lebih banyak ada juga yang lebih sedikit. Bawaslu
mempersiapkan jumlah konsumsi sejumlah dengan
saksi yang diusulkan oleh masing-masing partai
politik, sehingga banyak kelebihan konsumsi yang
sudah disediakan oleh Bawaslu Prov. DKI Jakarta.
2. kendala dalam mencari tempat dan lokasi pelatihan
saksi, karena disaat yang bersamaan seluruh gor dan
gelanggang remaja yang memiliki kapasitas besar
sudah dipakai untuk tempat penyimpanan logistik
Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memang ditaruh
di seluruh kecamatan.
3. tempat pelatihan saksi yang kurang begitu
representatif,dalam arti tempat yang dipergunakan
untuk pelatihan saksi tidak cukup untuk menampung
21Tatakelola Organisasi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia
seluruh saksi yang hadir dalam pelatihan untuk setiap
sesinya mengingat kapasitas tempat yang terbatas
yang rata-rata memakai aula kecamatan, karena
kegiatan pelatihan saksi dijadwalkan menjelang hari
pemungutan dan penghitungan suara disaat yang
bersamaan Panwaslu Kecamatan memiliki tugas
untuk melakukan bimbingan teknis bagi Pengawas
TPS yang disyaratkan oleh Undang-Undang Nomor
7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dibentuk 23
hari sebelum hari pemungutan dan penghitungan
suara. Sehingga pelaksanaan pelatihan saksi peserta
pemilu bersamaan dengan bimtek Pengawas TPS
dimana tempat dan narasumber tidak terkonsentrasi
dan harus diatur lebih seimbang.
4. tempat pelatihan tidak memadai dikarenakan peserta
pemilu mengusulkan jumlah saksi peserta pemilu
untuk ikut dalam pelatihan tidak sesuai dengan jumlah
saksi yang hadir, baik dari segi keterpenuhan jumlah
dan kesesuaian waktu kehadiran.
secara umum terlepas dari catatan dan kekurangan,
pelaksanan pelatihan saksi peserta pemilu berjalan dengan
lancar. Seluruh saksi peserta pemilu diharapkan mampu
menyerap materi secara baik dan diterapkan saat proses
pemungutan dan penghitungan suara.
5. Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas
Tabel 1.6 Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas
No Kegiatan Waktu Bentuk Peserta Tujuan
1 Raker Peningkatan Kapasitas Pengawasan Pemilu
13-14 Februari 2019
Rapat Kerja
Bawaslu Prov. dan Bawaslu Kab Kota
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait teknis pengawas pemilu
22 BINGKAI PEMILU
No Kegiatan Waktu Bentuk Peserta Tujuan
dalam rangka melakukan pengawasan tahapan penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2019
2 Raker Peningkatan Kapasitas SDM Sekretariat untuk Pengawasan
22-23 Februari 2019
Rapat Kerja
Bawaslu Prov. dan Bawaslu Kab Kota
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar SDM Sekretariat dapat bekerja secara baik dalam memfasilitasi seluruh proses pengawasan tahapan pemilu yang dilakukan oleh Bawaslu Prov. dan Bawaslu Kab/Kota.
3 ToT Pengawas Pemilu I-V
11-16 Maret 2019
ToT Bawaslu Kab/Kota dan Panwaslu Kecamatan
ToT ini bertujuan untuk mempersiapkan Bawaslu Kab/Kota dan Panwaslu Kecamatan secara materi dalam rangka untuk memberikan materi bagi Pengawas TPS dan saksi Peserta Pemilu.
4 Peningkatan Kapasitas SDM Pengawasan (SIGARU)
25 Juni 2019
Rapat Kerja
Bawaslu Prov. dan Bawaslu Kab/Kota
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM terhadap penggunaan
23Tatakelola Organisasi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia
No Kegiatan Waktu Bentuk Peserta Tujuan
dan pengelolaan aplikasi Sigaru.
5 Peningkatan Kapasitas SDM (Kehumasan)
25 Juli 2019
Bimbi-ngan
Bawaslu Prov. dan Bawaslu Kab/Kota
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk meningkatan kualitas SDM yang bertugas dibidang kehumasan khusunya yang mengelola website dan media sosial Bawaslu Prov. dan Bawaslu Kab/Kota.
6 Pengelolaan Ketatausahaan dan Kearsipan
26 Juli 2019
Bimbi-ngan
Bawaslu Prov. dan Bawaslu Kab/Kota
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait penataan kearsipan yang dimiliki oleh Bawaslu Prov. dan Bawaslu Kab/Kota.
Sumber Data: Diolah dari Divisi SDM Tahun 2019
Tabel diatas adalah Seluruh kegiatan yang dilakukan
oleh Bawaslu Prov. DKI Jakarta berkaitan dengan
peningkatan Kapasitas SDM terkait penguatan pelaksanaan
tugas dan fungsi organisasi serta tata kelola kelembagaan
bertujuan untuk menjalankan amanah undang-undang
yang memberikan penguatan bagi kelembagaan dan fungsi
Bawaslu dalam pengawasan penyelengaraan Pemilihan
Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden Tahun 2019.
Penguatan fungsi dan kelembagaan memanglah harus
di dukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas
dalam pengelolaan dan manajemen organisasi. Penguatan
24 BINGKAI PEMILU
fungsi dan lembaga sebagaimana perintah undang-undang
bisa terealisasi dengan baik.
6. Pendaftaran dan Verifikasi Berkas Pendaftaran Pemantau
pemilu
Berdasarkan Pasal 435-447 UU Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum, Pemantau Pemilu harus
memenuhi syarat untuk bersifat independen, mempunyai
sumber dana yang jelas dan teregistrasi serta memperoleh
izin dari Bawaslu, Bawaslu Prov., atau Bawaslu Kabupaten/
Kota sesuai dengan cakupan wilayah pemantauannya.
Sedangkan khusus pemantau dari luar negeri harus
memenuhi persyaratan tambahan yakni mempunyai
kompetensi dan pengalaman sebagai pemantau Pemilu
di negara lain, memperoleh visa untuk menjadi pemantau
pemilu dari perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dan
memenuhi tata cara melakukan pemantauan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sampai akhir masa pendaftaran pemantau pemilu
yakni tanggal 10 April 2019 atau satu minggu sebelum
hari pemungutan suara, tidak ada pemantau pemilu yang
mendaftarkan diri secara langsung kepada Bawaslu Prov.
DKI Jakarta. seluruh pemantau pemilu yang terdaftar meski
sebagian berdomisili di wilayah Prov. DKI Jakarta tapi
melakukan proses pendaftaran langsung kepada Bawaslu
RI untuk mendapatkan akreditasi.
Selain tidak menerima pendaftaran pemantau
pemilu, Bawaslu Prov. DKI Jakarta juga tidak dapat
melakukan pelatihan dalam rangka persiapan pengawasan
pemungutan dan penghitungan suara khususnya di seluruh
TPS di wilayah Prov. DKI Jakarta.
25
1. PENGAWASAN PARTISIPATIF
Badan Pengawas Pemilu Prov., sebagai lembaga yang mengawasi
proses penyelenggaraan Pemilu di Indonesia diberi mandat untuk
melakukan upaya upaya pencegahan yang antara lain dilakukan
melalui cara koordinasi dengan instansi pemerintah daerah dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengawasi Pemilu di
wilayah Prov. (pasal 98 ayat (1) UU 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum). Dalam implementasinya kemudian dibangun strategi
pengawasan partisipatif melalui7 model pusat pengawasan partisipatif
yang diharapkan dapat meningatkan kesadaran masyarakat dalam
berpartisipasi mengawasi tahapan Pemilu. Ke tujuh strategi tersebut
adalah pengawasan berbasi aplikasi/TI GOWASLU, Pojok Pengawasan,
Forum Warga, Saka Adhayasta Pemilu, Pengabdian Masyarakat, Media
Sosial dan rekrutmen Gerakan Pengawas Partisipatif Pemilu (GEMPAR).
Bawaslu Prov. DKI Jakarta melaksanakan 5 dari 7 strategi
tersebut dengan beberapa pengembangan dan “modifikasi’ konsep
menyesuaikan dengan kondisi local dan ketersediaan dana. Divisi
Hubungan Masyarakat & Hubungan Antar Lembaga merupakan
salah satu divisi yang bertugas untuk mewujudkan amanah Undang
Undang terkait upaya pencegahan dan peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pengawasan Pemilu yang diimplementasikan
dengan melakukan kerjasama bersama lembaga mitra dan
masyarakat . Upaya-upaya peningkatan partisipasi masyarakat selain
berupa kegiatan atau program yang sudah disusun dan berbasis pada
B A B IIPENGAWASAN TAHAPAN PEMILU DANIMPLEMENTASI FUNGSI KEHUMASAN DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA MELALUI PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF
26 BINGKAI PEMILU
anggaran APBN, ada pula beberapa kegiatan yang berbasis kerja sama
dengan pemerintah dan mitra kerja dan tidak berbasis anggaran pada
DIPA Bawaslu Prov.. Kegiatan kegiatan tersebut akan dilaporkan dalam
bagian ini. Pengembangan sosialisasi pengawasan partisipatif yang
dilaksanakan sebagaimana ditulis dalam laporan ini dilaksanakan
dengan melakukan kerjasma dengan mitra kerja baik dari pemerintah
daerah, maupun masyarakat. Kerjasama dengan pemerintah daerah
dalam melakukan sosialisasi pengawasan partisipatif dilakukan
dengan cara berkoordinasi dan bersepakat untuk menjadikan materi
pengawasan partisipatif dan kepemiluan menjadi salah satu materi
yang disampaikan pada kegiatan sosialisasi UU Pemilu 2019 yang
dilakukan oleh pemerintah daerah. Bila bicara kuantitas sebagai tolak
ukur dari keberhasilan sosialisasi pengawasan partisipatif dengan
jumlah masyarakat yang terpapar informasi, maka kegiatan kerjasama
ini menjadi salah satu kegiatan yang sangat signifikan karena kegiatan
ini dilaksanakan sebanyak 14 kali dengan jumlah peserta masing-
masing 300 orang. Jadi ada 42.000 orang dengan latar belakang yang
beragam yang terpapar informasi mengenai pengawasan partisipatif.
Rincian detail jumlah masyarakat yang terpapar informasi pengawasan
partisipatif dapat dilihat pada tabel ataupun grafik terlampir.
Gugus Tugas yang dimotori oeh 3 lembaga yaitu Bawaslu DKI
Jakarta, KPID Jakarta, dan KPUD DKI Jakarta juga merupakan sebuah
strategi kelembagaan yang penting untuk tetap dilaksanakan di masa
masa yang mendatang dalam melakukan pengawasan iklan kampanye
pemilu di media massa cetak dan elektronik karena kewenangan
masing masing lembaga dalam gugus tugas ini bisa saling melengkapi
dalam menegakan peraturan dengan obyek yang berbeda.
Di satu sisi, sebagai evaluasi kami sampaikan bahwa saat ini
yang bisa kami lakukan baru pada tahap kognitif yaitu memberikan
pengetahuan mengenai pengawasan pemilu dan cara melaporkannya,
belum secara maksimal berdampak pada meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk turut berpartisipasi secara maksimal untuk turut
mengawasi dan melaporkan hasilnya pada Pengawas Pemilu. Untuk
bisa membangun kesadaran masyarakat hingga mereka kemudian
mampu mengadopsi nilai nilai tersebut (melakukan aksi) dengan
27Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
mengawasi dan melapor, memang perlu waktu dan usaha yang lebih
besar. Dalam teori perubahan perilaku, ada lima tahap yang harus
dilewati oleh seseorang untuk bisa sampai pada tahap akhir , yaitu
awerness, interest, evaluation, trial dan adoption. Bawaslu Prov. DKI
Jakarta baru pada sampai pada upaya untuk menciptakan tahap
pertama dan kedua yaitu membangun kesadaran dan ketertarikan
masyarakat untuk .berpartisipasi dan berkolaborasi dalam mengawal
demokrasi.
28 BINGKAI PEMILU
Tab
el 2
.1 P
rog
ram
Pu
sat P
eng
awas
an P
arti
sip
atif
PR
OG
RA
MTU
JUA
ND
ES
AIN
MA
TER
IM
ETO
DE
AK
TIF
ITA
SK
ELO
MP
OK
S
AS
AR
AN
Pen
gaw
asan
B
erb
asis
A
plik
asi/
TI
(GO
WA
SLU
)
Mem
per
mu
dah
in
form
asi a
wal
du
gaa
n
pel
ang
gar
an P
emilu
d
ari m
asya
rak
at
kep
ada
Pen
gaw
as
Pem
ilu
Ap
likas
i b
erb
asis
an
dro
id d
eng
an
men
yed
iak
an
form
lap
ora
n
1. S
osi
alis
asi
2. P
elat
ihan
Pen
gg
un
aan
u
ntu
k P
eng
awas
P
emilu
3. U
ji co
ba
4. P
ener
imaa
n la
po
ran
5. T
ind
ak la
nju
t la
po
ran
6. P
ub
likas
i
1. P
eman
tau
P
emilu
/ ak
tivi
s
2. M
ahas
isw
a/K
amp
us
Tah
apan
yan
g
dia
was
i
1. D
ata
Pem
ilih
2. K
amp
anye
3. M
asa
Ten
ang
4. P
olit
ik U
ang
5. H
ari P
emu
ng
uta
n
Su
ara
Po
jok
P
eng
awas
an1.
Sar
ana
pen
yed
iaan
in
form
asi t
enta
ng
p
eng
awas
an p
emilu
2. M
eng
emb
ang
p
eng
etah
uan
p
eng
awas
an P
emilu
3. M
enin
gk
atk
an
Info
rmas
i pu
blic
p
eng
awas
an p
emilu
Tem
pat
(rak
b
uk
u, m
eja,
co
mp
ute
r, e
libra
ry)
Pen
yed
iaan
su
mb
er
info
rmas
i k
epn
egaw
asan
p
emilu
- M
eng
um
pu
lkan
dat
a d
igit
al
- M
igra
si d
ata
web
site
m
enyu
sun
tam
pila
n
dat
a
- Te
rsed
ian
ya p
usa
t d
ata
pen
gaw
asan
pem
ilu
Um
um
-
So
ft fi
le d
ata
pen
gaw
asan
- D
ok
um
en
pen
gaw
asan
- M
ater
i ten
tan
g
pen
gaw
asan
p
emilu
Fo
rum
W
arg
a1.
Med
ia k
om
un
ikas
i an
tara
pen
gaw
as
pem
ilu d
an
kel
om
po
k
mas
yara
kat
- D
isk
usi
- F
oru
m w
arg
a
- F
oru
m
ko
mu
nit
as
- M
emet
akan
kel
om
po
k
mas
yara
kat
ter
kai
t
- K
esia
pan
dae
rah
- M
enyi
apk
an m
ater
i
- K
om
un
itas
ho
bi
- P
eng
ajia
n
- P
KK
- K
elo
mp
ok
A
gam
a
- Ta
hap
an P
emilu
/P
ilkad
a
- S
iste
m
PE
ng
awsa
n d
an
pel
apo
ran
dar
i M
asya
rak
at
29Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
PR
OG
RA
MTU
JUA
ND
ES
AIN
MA
TER
IM
ETO
DE
AK
TIF
ITA
SK
ELO
MP
OK
S
AS
AR
AN
2. M
edia
so
sial
isas
i p
eng
awas
an p
emilu
k
epad
a k
elo
mp
ok
m
asya
rak
at
- M
enja
lin k
om
un
ikas
i d
eng
an k
elo
mp
ok
m
asya
rak
at
- G
erak
jala
n
pen
gaw
asan
- R
on
da
pen
gaw
asan
p
emilu
- O
bo
r p
eng
awas
an
- K
elo
mp
ok
d
iasb
ilita
s
- A
par
at
pem
erin
tah
- LP
MK
- O
rmas
Sak
a A
dh
yast
a P
emilu
- M
emp
erlu
as
pen
get
ahu
an
pen
gaw
asan
pem
ilu
ke
pem
ilih
pem
ula
- M
ewu
jud
kan
ca
lon
ap
arat
ur
pen
gaw
asan
pem
ilu
- M
enci
pta
kan
ac
tor
pen
gaw
as
par
tisi
pat
if
Rai
mu
na/
jam
bo
ree
pra
mu
ka
pen
gaw
as
pem
ilu
- R
ekru
tmen
an
gg
ota
p
ram
uk
a (s
aka
pen
gaw
asan
pem
ilu)
- P
elat
ihan
pen
gaw
asan
- K
oo
rdin
asi h
asil
pen
gaw
asan
pem
ilu
- P
ram
uk
a
- S
Mu
kel
as X
I
- M
ahas
isw
a se
mes
ter
II
Pen
ing
kat
an
pen
get
ahu
an
pen
gaw
asan
pem
ilu
Pen
gab
dia
n
Mas
yara
kat
Mew
uju
dk
an c
alo
n
apar
atu
r p
eng
awas
an
pem
ilu
Tug
as-t
ug
as
ku
liah
ter
kai
t P
eng
awas
ann
P
emilu
- M
oU
den
gan
per
gu
ruan
T
ing
gi
- D
isk
usi
pen
gaw
asan
- K
oo
rdin
asi h
asil
pen
gaw
asan
pem
ilu
Mah
asis
wa
per
gu
ruan
tin
gg
ip
eng
awas
an
par
tisi
pat
if
30 BINGKAI PEMILU
PR
OG
RA
MTU
JUA
ND
ES
AIN
MA
TER
IM
ETO
DE
AK
TIF
ITA
SK
ELO
MP
OK
S
AS
AR
AN
Med
ia s
oci
al-
Mem
ban
gu
n
kep
edu
lian
pel
aku
m
edia
so
cial
dal
am
pen
gaw
asan
p
arti
si[a
tif p
emilu
- M
emb
ang
un
k
erja
sam
a p
eru
sah
aan
med
ia
soci
al d
alam
p
eng
awas
n p
emilu
- A
nal
isis
p
erb
inca
ng
an
di m
edia
so
cial
Sh
arin
g in
form
asi
pem
ber
itaa
n d
alam
p
emilu
Twit
ter
Fac
ebo
ok
go
og
le
Rek
rutm
en
Ger
akan
P
eng
awas
p
arti
sip
atis
P
emilu
(G
EM
PAR
)
Mem
bu
ka
kes
emp
atan
un
tuk
p
arti
sip
asi m
asya
rak
at
dal
am m
emb
ang
un
k
erel
awan
an
pen
gaw
asan
pem
ilu
Rek
rutm
en
- A
ud
ien
si k
e k
elo
mp
ok
mas
yara
kat
si
pil,
, orm
as b
erb
asis
k
eag
amaa
n ,
per
gu
ruan
ti
ng
gi d
an k
elo
mp
ok
h
ob
i
- Tr
ain
ing
gem
par
m
elal
ui o
nlin
e d
an
o
ine
- P
rose
s p
eng
awas
an
pem
ilu p
arti
sip
atif
- P
ub
likas
i has
il p
eng
awas
an
par
tisi
pat
if
- M
ahas
isw
a
- P
elaj
ar
- U
mu
m
Pen
gaw
asan
p
arti
sip
aif s
epan
jan
g
pem
ilu
Su
mb
er d
ata:
dio
lah
dar
i Div
isi H
um
as d
an H
ub
al T
ahu
n 2
019
31Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
A. Koordinasi Antar Lembaga
Tabel 2.2 Koordinasi Antar Lembaga
NOLEMBAGA/ MITRA
BENTUK KEGIATAN
TUJUAN
1. KESBANG
POL
RAPAT KOORDINASI
a) Menyamakan persepsi dan membuat kesepakatan terkait dengan Penertiban APK,
b) fasilitasi untuk kota (Gedung dan SDM /korsek dan benda-hara) - kantor, kasek (kasi) dan bendahara panwascam,
c) Tempat untuk pelatihan saksi
d) Keterpenuhan PTPS.
e) Gedung untuk bawaslu Prov.
Bekerjasama dalam melakukan sosialisasi pengawasan partisipatif
2. SATPOL PP PROV. DKI
Rapat Koordinasi
Menyamakan persepsi dan membangun kesepakatan terkait tugas dan kewenangan dalam pengawasan tahapan kampanye pemilu 2019 khususnya terkait apk
GUGUS TUGAS (Bawaslu DKI, KPID JAKARTA, KPUD)
-Rapat Koordinasi
Sosialisasi
Bersama-sama melakukan pengawasan penayangan iklan kampanye di media sesuai tugas dan kewenangan
Sumber Data: diolah dari Divisi Humas & Hubal Tahun 2019
32 BINGKAI PEMILU
B. Pusat Pengawasan Partisipasi Masyarakat
Tabel 2.3 Pusat Pengawasan Partisipasi Masyarakat
NO LEMBAGA MITRA BENTUK KEGIATAN SASARAN
1. Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi
Seminar & Dialog
(Bawaslu Goes To campus)
Pemilih pemula
2. PGI (Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia)
Seminar & Dialog Warga Gereja
3. Perguruan Tinggi Seminar & Dialog Akademisi dan Mahasiswa
4. Ikatan Guru Indonesia DKI Jakarta
Sosialisasi Guru, Siswa/ siswi kelas XI dan XII (Pemilih Pemula)
5. SM Project (swasta)
a) Deklarasi Fata-hillah (deklarasi Pemilu damai, anti hoaks, Tolak Politik Uang dan Politisasi SARA) serta Launching “Bawaslu Corner”
b) Sosialisasi Pengawasan Partisipatif secara berkeliling di CFD dan tempat wisata
(Bawaslu Corner)
Masyarakat Umum
6. Pengabdian masyarakat
Kegiatan magang mahasiswa di Bawaslu DKI Jakarta selama satu bulan, yaitu dari :
- Universitas Diponegoro Semarang (3 orang)
Mahasiswa
33Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
NO LEMBAGA MITRA BENTUK KEGIATAN SASARAN
7. Membuat KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)
a) Flyer
b) Profil Lembaga
c) Poster
d) Stiker
e) Gelas
f) Jam dinding
Masyarakat Umum
Sumber Data: diolah dari Divisi Humas & Hubal Tahun 2019
C. Kerjasama (MOU)
Tabel 2.4 Kerjasama
NOLEMBAGA MITRA
MOU KETERANGAN/TUJUAN
SM PROJECT NOMOR: 391/KJK/PM.00.00/X/2018
NOMOR: SM/kjsm1/2018
Membangun kemitraaan strategis antara Bawaslu Prov. DKI Jakarta dengan berbagai pihak yang berkomitmen mewujudkan pemilu yang berintegritas dan bermartabat.
IGI PROV. DKI JAKARTA
NOMOR: 003/IGI.DKI.01/I/2019
NOMOR: 007/KJK.HM.02.04/I/2019
Meningkatkan kemitraan dan partisipasi aktif antara Bawaslu Prov. DKI Jakarta dengan guru serta siswa/i sebagai perwujudan rasa tanggung jawab Bersama dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan pemilu 2019 yang berkualitas , partisipatif dan akuntabel.
UNIVERSITAS IBNNU CHALDUN
NOMOR: 070/K.JK/HM.02.04/IV/2019
NOMOR: 450/031-UIC.JKT/RI/TU/IV/2019
Membangun kemitraaan antara Bawaslu Prov. DKI Jakarta dengan jajaran perguruan tinggi sebagai perwujudan rasa tanggung jawab Bersama dalam
34 BINGKAI PEMILU
NOLEMBAGA MITRA
MOU KETERANGAN/TUJUAN
upaya mewujudkan penyelenggaraan pemilu 2019 yang berkualitas , partisipatif dan akuntabel.
BAWASLU PROV. DKI JAKARTA, KPID DKI JAKARTA, KPUD DKI JAKARTA
KEPUTUSAN BERSAMA GUGUS TUGAS
Keputusan Bersama dalam mengawasi iklan kampanye di Media sesuai dengan kewenangan masing masing lembaga
Sumber Data: diolah dari Divisi Humas & Hubal Tahun 2019
Tabel 2.5 alamat media informasi Bawaslu Provinsi DKI Jakarta
JENIS MEDIA ALAMAT / AKUN
Website http://Jakarta.bawaslu.go.id/
Twitter @BAWASLUDKI_JKT
Instagram @bawasludkijakarta
Facebook Bawaslu Provinsi DKI Jakarta
Youtube Channel Bawaslu DKI Jakarta
Sumber data: data diolah dari Divisi Humas dan Hubal Tahun 2019
Tabel 2.6 Ketersediaan media Informasi BawasluKab/Kota se-DKI Jakarta
Sumber data: data diolah dari Divisi Humas dan Hubal Tahun 2019
35Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
Tabel 2.7 Pengelolaan Media Bawaslu Provinsi Dki Jakarta pertanggal 31 Oktober 2019 (Website & Medsos)
Sumber data: data diolah dari Divisi Humas dan Hubal Tahun 2019
Tabel 2.8 Perkiraan Jumlah Masyarakat Yang Terpapar Informasi Dalam Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Melalui Hubungan
Kelembagaan
NO KEGIATAN JUMLAH PESERTA
1. PENINGKATAN PEMAHAMAN UU POLITIK (KESBANGPOL)
4420
2. SOSIALISASI PENAYANGAN IKLAN KAMPANYE PEMILU 2019 (KPID/GUGUS TUGAS)
68
3. SOSIALISASI PENAYANGAN IKLAN KAMPANYE PEMILU 2019 (KPID/GUGUS TUGAS)
44
4. BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERGURUAN TINGGI UNJ
150
5. BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS BAKRIE
100
6 BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS JAYABAYA
50
7 PGI (8 GEREJA) 400
8 MAN 7 JAKARTA SELATAN (IGI DKI JAKARTA) 100
Total 5332
Sumber data: data diolah dari Divisi Humas dan Hubal Tahun 2019
Pada Pengawasan Pemilu 2019 ini, Bawaslu Provinsi DKI Jakarta
juga membuka media center melalui SMS (Short Messages Services)
dan WA (Whatsapplication) sebagai media yang diharapkan dapat
36 BINGKAI PEMILU
menjembatani dan mempermudah masyarakat dalam berpartisipasi
melakukan pengawasan tahapan penyelenggaraan khususnya pada
hari H. Untuk tahun ini, media center tersebut baru dikhususkan pada
hari H yaitu tahapan Pemungutan Suara ditanggal 17 April 2019 dengan
menggunakan nomor +6282114340643.
Berikut adalah rekapitulasi jumlah pengirim, asal daerah dan jenis
informasi yang disampaikan melalui media center tersebut;
Grafik 2.1 Jumlah Pengirim pesan
Jumlah Pembe
20; 13
136; 87%
eri Informa
sms wa
3%
asi Pada HHari H
Sumber data: data diolah dari Divisi Humas dan Hubal Tahun 2019
Grafik 2.2 Asal Daerah
DKI JAKARTA
38;
AS
LUAR DKI JA
48
50; 37%
28%
SAL DAERA
KARTA TIDA
8; 35%
AH
AK MENYEBUTKKAN ASAL DAERRAH
Sumber data: data diolah dari Divisi Humas dan Hubal Tahun 2019
37Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
Grafik 2.3 Jenis dan Jumlah Informasi yang disampaikan melalui SMS CENTER
Adamen
P
Di
a Petugas KPPS nandatangani S
Penggun
Kehab
Petugas KPPS ti
ihalangi mengg
yang menyuruurat Suara yang
Tid
aan EKTP dan A
Politik Uan
bisan Surat Sua
idak profession
gunakan Hak Pil
uh Pemilih untug sudah di coblo
dak mendapat C
Lain-La
Jenis dan J
2
1
2
1
3
0 10
A5
ng
ra
nal
lih
k os
C6
ain
umlah Informa
16
10
20 3
si melalui SMS
44
0 40
58
4
50 60 70
Sumber data: data diolah dari Divisi Humas dan Hubal Tahun 2019
Grafik 2.4 Jenis dan Jumlah Informasi yang disampaikan melalui WA CENTER
1
15
2
1
1
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Kekurangan Surat Suara
Perihal Penggunaan E-KTP dan A5
Pemilih DPK tidak boleh memilih pada saat di TPS
Petugas KPPS tidak Professional
Lain lain
JENIS DAN JUMLAH INFORMASI MELALUI SMS
JENIS DAN JUMLAH INFORMASI MELALUI SMS
Sumber data: data diolah dari Divisi Humas dan Hubal Tahun 2019
38 BINGKAI PEMILU
2. PENGAWASAN TAHAPAN PEMILU
A. Pengawasan Pemutakhiran Data dan Da ar Pemilih.
1. Persiapan Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar
Pemilih.
a. Kerawanan-kerawanan dalam pemutakhiran data dan daftar
pemilih.
pemutakhiran data pemilih merupakan tahapan krusial
dalam penyelenggaraan Pemilu, sehingga permasalahan
daftar pemilih dari Pemilu ke Pemilu selalu menjadi
persoalan klasik dan tak pernah kunjung selesai. Problem
yang seringkali muncul pada tahapan pemutakhiran
data pemilih adalah petugas pemutakhiran data pemilih
(PPDP) tidak melakukan pencocokan dan penelitian
(Coklit) atau bisa juga coklit dilakukan oleh oknum lain
yang tidak tercantum dalam surat keputusan KPU. Selain
itu, petugas pemutakhiran tidak mencoret pemilih yang
sudah tidak memenuhi syarat dan tidak mencatat pemilih
yang memenuhi syarat untuk terdaftar dalam DPT. Di
samping itu, masalah yang sering muncul di lapangan
pada pemutakhiran data pemilih juga terjadi pada sistem
yang dimiliki oleh KPU yakni sistem informasi data pemilih
(Sidalih), sehingga terkadang pada saat PPDP melakukan
pencocokan dan penelitian dengan sistem door to door,
beberapa pemilih yang tidak memenuhi syarat sudah
dicoret, namun pada saat penetapan data pemilih sementara
(DPS), data itu masih muncul kembali untuk dilakukan
perbaikan. Persoalan daftar pemilih seperti ini ternyata
memiliki implikasi yang cukup besar, tidak hanya pada hak
konstitusional warga negara, tetapi juga penentuan jumlah
tempat pemungutan suara dan surat suara.
b. Perencanaan Pengawasan.
Untuk menjawab permasalahan titik rawan pada
pemutakhiran data pemilih, Badan Pengawas Pemilu
39Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
melakukan gerakan awasi coklit, di mana seluruh pihak
melibatkan diri untuk melakukan pengawasan pada
tahapan pencocokan dan penelitian untuk memastikan
agar seluruh warga negara yang memenuhi syarat dapat
tercatat di DPT. Titik fokus pengawasan yang dilakukan
oleh pengawas Pemilu, baik pengawas di tingkat Prov.,
Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kelurahan di antaranya
adalah pemetaan daerah/TPS rawan, pencermatan
dokumen/data, pemeriksaan akurasi, penilaian kepatuhan
prosedur dan keterlibatan stakeholder.
Pertama, pemetaan daerah / tempat pemungutan
suara (TPS) rawan dilakukan untuk mengetahui
permasalahan awal yang muncul sebelum coklit dilakukan.
Kedua, pencermatan dokumen/data dilakukan dengan
memastikan penyerahan daftar penduduk potensial
pemilih Pemilu (DP4) telah dikonsolidasi, diverifikasi dan
divalidasi oleh Pemerintah kepada KPU, pencermatan
dilakukan dengan memastikan penyusunan daftar pemilih
dengan menggunakan konsolidasi DP4 dan DPT Pemilu
terakhir, memastikan proses sinkronisasi DP4 dan DPT
Pemilu terakhir dilakukan oleh KPU serta daftar pemilih
yang dimutakhirkan diumumkan secara luas oleh PPS
dan memastikan seluruh berkas dokumen daftar pemilih
memuat identitas kependudukan pemilih yang memenuhi
syarat secara lengkap.
Ketiga, pemeriksaan akurasi yakni pemeriksaan yang
dilakukan oleh pengawas Kelurahan yang dibantu oleh
pengawas Pemilu tingkat Kecamatan dengan pengujian
secara sampling untuk menguji keabsahan proses coklit
telah dilakukan oleh petugas pemutakhiran daftar pemilih
dengan menanyakan secara langsung kepada pemilih.
Keempat, penilaian kepatuhan prosedur yakni pengawasan
dilakukan kepada PPDP menjalankan standar prosedur
operasional (SOP) dengan baik dan benar, memastikan KPU
dan jajarannya melakukan keterbukaan informasi publik
40 BINGKAI PEMILU
atas penyelenggaraan tahapan pemutakhiran data pemilih
yang dilaksanakan, memastikan rekomendasi pengawas
Pemilu ditindaklanjuti oleh KPU di tingkatannya, serta
memastikan seluruh pemilih memenuhi syarat terdaftar dan
yang tidak memenuhi syarat dilakukan pencoretan.
Kelima, keterlibatan stakeholder yakni seluruh
elemen masyarakat yang menjadi pengawas partisipatif
diharapkan terlibat dalam melakukan pengawasan, paling
tidak memastikan bahwa dirinya terdaftar dalam DPT
serta melaporkan jika ada petugas yang tidak benar dalam
melakukan coklit di lapangan.
2. Kegiatan Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar
Pemilih
a. Pencegahan
Bawaslu Prov. DKI Jakarta telah menyampaikan dalam
berbagai pertemuan yang dilakukan oleh KPU Prov. DKI
Jakarta beserta seluruh jajarannya, terkait sanksi-sanksi
terhadap pelanggaran yang dilakukan selama pemutakhiran
data pemilih, sebagaimana yang didalilkan dalam Undang
Undang 7 Tahun 2017 pada Pasal 489 yaitu bahwa “Setiap
anggota PPS atau PPLN yang dengan sengaja tidak
mengumumkan dan/atau memperbaiki daftar pemilih
sementara setelah mendapat masukan dari masyarakat
dan/atau Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 206, Pasal 207 dan Pasal 213, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) bulan dan denda paling
banyak Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah)”.
b. Aktivitas Pengawasan
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan seluruh jajarannya
melakukan pengawasan pemutakhiran data pemilih sejak
tanggal 17 April – 17 Mei 2018. Dalam proses pemutakhiran
data pemilih tersebut, pengawas pemilu tingkat Kecamatan
41Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
dan Kelurahan berkordinasi dengan PPK dan PPS untuk
memastikan petugas pantarlih melakukan pencoklitan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dalam proses
pengawasan pemutakhiran data pemilih, pengawas pemilu
menyarankan untuk mencoret nama yang sudah meninggal,
TNI/Polri dan pindah domisili yang masih terdapat dalam
data hasil sinkronisasi DP4 dan DPT terakhir Pilkada DKI
Jakarta.
Sete lah melakukan pengawasan terhadap
pemutakhiran data pemilih, jajaran pengawas pemilu di
Prov. DKI Jakarta melakukan pengawasan terhadap tahapan
penyusunan daftar pemilih sementara hasil pemutakhiran
yang dilakukan oleh PPS dimulai pada tanggal 18 Mei 2018
– 8 Juni 2018. Selanjutnya ditetapkan menjadi daftar pemilih
sementara pada tanggal 17 Juni 2018 oleh masing-masing
KPU Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta, dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 2.9 Daftar Pemilih Sementara
NO KAB/KOTA JUMLAH TPS
LAKI-LAKI
PEREM-PUAN JUMLAH
1 Jakarta Barat 6,707 835,054 825,504 1,660,558
2 Jakarta Pusat 3,003 379,828 382,071 761,899
3 Jakarta Selatan 6,386 804,246 812,420 1,616,666
4 Jakarta Timur 7,818 1,012,937 1,040,717 2,053,654
5 Jakarta Utara 4,341 560,385 560,147 1,120,532
6 Kep. Seribu 72 9,244 9,187 18,431
TOTAL 28,327 3,601,694 3,630,046 7,231,740
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019.
Pada tanggal 22 Juli 2018, Bawaslu Prov. DKI Jakarta
menginstruksikan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota se-
DKI Jakarta beserta seluruh jajarannya untuk melakukan
42 BINGKAI PEMILU
pengawasan terhadap penetapan daftar pemilih sementara
hasil perbaikan, yang hasilnya sebagai berikut :
Tabel 2.10 Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan
NO KAB/KOTA JUMLAH TPS
LAKI-LAKI
PEREM-PUAN JUMLAH
1 Jakarta Barat 6,713 841,923 833,724 1,675,647
2 Jakarta Pusat 2,995 377,762 379,883 57,645
3 Jakarta Selatan 6,348 801,613 810,082 1,611,695
4 Jakarta Timur 7,818 1,011,821 1,025,801 2,037,622
5 Jakarta Utara 4,341 561,320 562,374 1,123,694
6 Kep. Seribu 70 8,993 8,923 17,916
TOTAL 28,285 3,603,432 3,620,787 7,224,219
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019.
Kemudian pada tanggal 21 Agustus 2018 dilakukan
penetapan daftar pemilih tetap di tingkat Kabupaten/Kota dan
pada tanggal 30 Agustus 2018 dilakukan penetapan daftar
pemilih tetap di tingkat Prov., dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.11 Daftar Pemilih Tetap
NO KAB/KOTA JUMLAH TPS
LAKI-LAKI
PEREM-PUAN JUMLAH
1 Jakarta Barat 6,712 837,380 828,727 1,666,107
2 Jakarta Pusat 2,978 380,500 382,515 763,015
3 Jakarta Selatan 6,345 800,045 808,608 1,608,653
4 Jakarta Timur 7,796 1,005,608 1,021,874 2,027,482
5 Jakarta Utara 4,342 563,862 564,357 1,128,219
6 Kep. Seribu 70 9,245 9,170 18,415
TOTAL 28,243 3,596,640 3,615,251 7,211,891
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019.
Setelah dilakukan penetapan DPT tingkat Prov. DKI
Jakarta, Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan Jajaran Bawaslu
Kabupaten/Kota se-dKI Jakarta menemukan adanya data
43Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
pemilih bermasalah untuk wilayah DKI Jakarta sebesar
66.089 NIK invalid, sehingga Bawaslu Prov. DKI Jakarta
merekomendasi perbaikan NIK invalid dan perbaikan DPT.
Selanjutnya dilakukan penetapan DPTHP I, dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 2.12 Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan-1
NO KAB/KOTA JUMLAH TPS
LAKI-LAKI
PEREM-PUAN JUMLAH
1 Jakarta Barat 6,712 836,350 827,358 1,663,708
2 Jakarta Pusat 2,992 405,030 406,236 811,266
3 Jakarta Selatan 6,345 799,972 808,333 1,608,305
4 Jakarta Timur 7,797 1,004,380 1,020,967 2,025,347
5 Jakarta Utara 4,342 564,052 564,412 1,128,464
6 Kep. Seribu 70 9,230 9,169 18,399
TOTAL 28,258 3,619,014 3,636,475 7,255,489
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019.
Pada tanggal 21 Maret 2019 dilakukan rekapitulasi
perbaikan daftar pemilih tetap hasil perbaikan II oleh KPU
Prov. DKI Jakarta berdasarkan hasil rekomendasi yang
disampaikan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta,
terkait ditemukannya pemilih potensial yang belum terdaftar
dalam DPTHP I serta berdasarkan laporan dari peserta pemilu
dan data yang disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2.13 Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan-2
NO KAB/KOTA JUMLAH TPS
LAKI-LAKI
PEREM-PUAN JUMLAH
1 Jakarta Barat 6,730 876,147 864,798 1,740,945
2 Jakarta Pusat 3,002 404,465 405,537 810,002
3 Jakarta Selatan 6,453 844,221 854,214 1,698,435
4 Jakarta Timur 8,234 1,115,537 1,132,696 2,248,233
44 BINGKAI PEMILU
NO KAB/KOTA JUMLAH TPS
LAKI-LAKI
PEREM-PUAN JUMLAH
5 Jakarta Utara 4,563 628,487 625,266 1,253,753
6 Kep. Seribu 81 9,569 9,479 19,048
TOTAL 29,063 3,878,426 3,891,990 7,770,416
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019.
Setelah rekapitulasi DPTHP II di tingkat Prov. DKI
Jakarta yang selanjutnya dilakukan rekapitulasi tingkat
Nasional oleh KPU RI, namun dalam proses rekapitulasi
tingkat Nasional, KPU RI menyatakan bahwa perubahan
DPTHP II yang dilakukan di tingkat Prov. yang berdasarkan
rekomendasi dari Bawaslu Kab/Kota maupun Bawaslu
Prov., dinyatakan tidak dapat direkapitulasi secara nasional,
karena KPU RI tidak dapat melakukan pengadaan logistik,
khususnya surat suara yang disebabkan oleh keterbatasan
waktu dan tidak adanya bahan baku. Oleh karena itu KPU
Prov. DKI Jakarta dan KPU Kabupaten/Kota se-Prov. DKI
Jakarta kembali melakukan penetapan rekapitulasi DPTHP
III sekaligus penetapan DPTb Prov. DKI Jakarta. Dalam
penetapan tersebut ditetapkan penambahan TPS berbasis
DPTb di KPU Prov. DKI Jakarta sebanyak 53 TPS yang
tersebar di 10 Kelurahan, 7 Kecamatan dan 4 Kabupaten/
Kota. Sehingga jumlah TPS di wilayah DKI Jakarta sebanyak
29.063 TPS.
Rekapitulasi tersebut dilaksanakan pada tanggal 12
April 2019 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.14 Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan-3
NO KAB/KOTA JUMLAH TPS
LAKI-LAKI
PEREM-PUAN JUMLAH
1 Jakarta Barat 6,730 874,776 863,486 1,738,262
2 Jakarta Pusat 2,992 404,438 405,537 809,975
3 Jakarta Selatan 6,449 842,277 852,039 1,694,316
45Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
NO KAB/KOTA JUMLAH TPS
LAKI-LAKI
PEREM-PUAN JUMLAH
4 Jakarta Timur 8,206 1,114,490 1,131,789 2,246,279
5 Jakarta Utara 4,563 628,487 625,266 1,253,753
6 Kep. Seribu 70 9,553 9,460 19,013
TOTAL 29,010 3,874,021 3,887,577 7,761,598
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019.
Pada penetapan DPTHP-3 jumlah TPS sebesar 29.010
dan kemudian tetap ada penambahan TPS berbasis DPTb di
KPU Prov. DKI Jakarta sebanyak 53 TPS yang tersebar di 10
Kelurahan, 7 Kecamatan dan 4 Kabupaten/Kota. Sehingga
jumlah TPS di wilayah DKI Jakarta pada saat penetapan
DPTHP-3 sebanyak 29.063 TPS.
3. Hasil Pengawasan dan Rekomendasi Pemutakhiran Data
dan Daftar Pemilih.
a. Hasil Pengawasan
Setelah penetapan DPT hasil perbaikan (DPTHP)
Pemilihan Umum Tahun 2019, Bawaslu Prov. DKI Jakarta
dan Bawaslu Kabupaten/Kota menemukan hal-hal sebagai
berikut:
Tabel 2.15 Hasil Pengawasan Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih
Prov. DKI DPTHP
Kegiatan pengawasan
pengawasan DPTHP-1
Hasil pengawasan
- sejumlah 958 pemilih yang diidentifikasi ganda di tingkat kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota.
- mengidentifikasi adanya pemilih berusia di atas 70 tahun sejumlah 187.385 pemilih
- mengidentifikasi pemilih berusia di atas 150 tahun sejumlah 212 pemilih
rekomendasi perbaikan terhadap DPTHP-1
46 BINGKAI PEMILU
Jakarta Timur DPT
Kegiatan pengawasan
pengawasan DPT
Hasil pengawasan
adanya pemilih yang belum terdaftar dalam DPT sejumlah 1954 pemilih, dengan rincian: 1898 pemilih dari warga masyarakat dan 56 pemilih dari warga binaan lembaga pemasyarakatan
rekomendasi perbaikan terhadap DPT
Jakarta Barat DPT
Kegiatan pengawasan
pengawasan dan sinkronisasi data dengan Sudin Dukcapil Kota Jakarta Barat
Hasil pengawasan
menemukan adanya 11 orang pemilih yang memiliki NIK dan Nama yang berbeda dan menemukan 3 NIK yang tidak terdaftar di database Sudin Dukcapil Kota Administrasi Jakarta Barat dan 1 orang dinyatakan pindah domisili keluar DKI Jakarta
rekomendasi dilakukan koreksi perbaikan dalam rangka pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara berkelanjutan.
Jakarta Selatan DPK, DPTb, DPTHP
Kegiatan pengawasan
akurasi data pemilih
Hasil pengawasan
sebanyak 1951 orang belum masuk DPT
rekomendasi dilakukan koreksi/perbaikan terhadap DPT
Jakarta pusat DPK, DPTb, DPTHP
Kegiatan pengawasan
pemilih yang berada dalam lapas dan rutan Salemba sampai dengan tanggal 17 April 2019
Hasil pengawasan
ditemukan pemilih yang belum terdaftar dalam DPT sebanyak 27 warga binaan dengan e-KTP berdomisili Kota Jakarta Pusat
rekomendasi dilakukan koreksi/perbaikan terhadap DPT, khususnya di lapas dan rutan
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019
47Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
b. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pengawasan terkait dengan daftar
pemilih Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan Bawaslu Kabupaten/
Kota se-DKI Jakarta menyampaikan rekomendasi kepada
KPU DKI Jakarta dan KPU Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta.
Adapun rekomendasi yang dikeluarkan oleh Bawaslu Prov.
DKI Jakarta maupun Bawaslu Kabupaten/Kota se-DKI
Jakarta sebagai berikut
Tabel 2.16 Rekomendasi Bawaslu DKI Jakarta terkait Daftar Pemilih
NAMA NO. SURATTANGGAL
SURATKETERANGAN
Bawaslu Prov. DKI Jakarta
376/K.JK.PM.07.01/
X/2018
17 Oktober 2018
- Menghapus dan memperbaiki data ganda.
- Memastikan kebenaran data Pemilih yang berusia di atas 70 tahun.
- Memastikan data pemilih yang berusia usia di atas 150 tahun.
Bawaslu Prov. DKI Jakarta
406/K.JK/PM.01.01/
X/2018
14 Nopember
2018
Karena Sidalih tidak dapat melakukan aktivasi terhadap Data Data DPTHP2 di 87 Kelurahan yang tersebar di Kota Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat, sehingga tidak mungkin KPU Prov. DKI Jakarta dapat menyajikan data DPTHP II manual yang sinkron dengan DPTHP II dari Sidalih, sehingga Bawaslu Prov. DKI Jakarta merekomendasikan untuk dilakukan penundaan terhadap rekapitulasi DPTHP II Pemilu 2019 di Tingkat Prov. DKI Jakarta.
Bawaslu Kota Jakarta Timur
114/K.JK-05/PM.00.02/III/2019
19 Maret 2019
- Memastikan sebanyak 1954 Pemilih yang belum terdaftar dalam DPT untuk dimasukkan kedalam DPT.
- Memastikan bahwa nama-nama warga Pemilih sebanyak 1954 tersebut, benar berdomisili di wilayah Kota Jakarta Timur.
48 BINGKAI PEMILU
NAMA NO. SURATTANGGAL
SURATKETERANGAN
- Memastikan nama-nama warga Pemilih tersebut bukan warga negara asing.
Bawaslu Kota Jakarta Barat
043/K.JK-02/HM.00.00/III/2019
11 Maret 2019
Melakukan pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara berkelanjutan
Bawaslu Kota Jakarta Selatan
103/K.JK-04/PM.02.00/III/2019
20 Maret 2019
- Mengklasifikasikan rincian jumlah Pemilih yang masuk dan keluar.
- Memastikan kesesuaian jumlah Pemilih dengan proyeksi kebutuhan dan distribusi surat suara dengan baik.
- Memastikan penggunaan Sidalih tidak terkendala dalam proses penginputan.
- Memastikan secara keseluruhan berjalan baik dan tidak membuat rekapitulasi di tingkat Prov. terganggu.
Bawaslu Kota Jakarta Pusat
59/K.JK-03/PM.00.02/III/2019
19 Maret 2019
Untuk warga binaan yang belum terdaftar sebanyak 27 orang di rutan dan lapas Salemba agar dimasukkan ke dalam DPT.
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019.
4. Dinamika dan Permasalahan Pemutakhiran Data dan Daftar
Pemilih.
Selama Tahapan Pemutakhiran Data Pemilih banyak
dinamika dan permasalahan yang terjadi, antara lain:
banyaknya pantarlih yang belum memahami cara
melakukan pencocokan dan penelitian data pemilih,
kurangnya stiker coklit serta pantarlih tidak melaporkan
hasil pencocokan dan penelitiannya sesuai jadwal yang
ditentukan, masyarakat kurang pro-aktif dalam melakukan
pengecekan data pemilih sehingga dia tidak mengetahui
apakah sudah terdaftar atau belum, sistem Sidalih yang
49Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
dimiliki oleh KPU tidak menjamin keakuratan data pemilih,
terbukti banyaknya pemilih yang sudah mendaftar di PPS
namun belum terdata dalam sistem sidalih.
Banyaknya permasalahan dalam pemutakhiran
data pemilih berimbas pada keakuratan data pemilih
yang disajikan oleh KPU Prov. DKI Jakarta dan jajarannya,
sehingga pada saat rekapitulasi penetapan DPS, DPT
dan DPTHP Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan jajarannya
masih banyak menemukan data ganda, NIK Invalid, orang
meninggal atau TNI/Polri sehingga direkomendasikan
untuk dilakukan perbaikan. Hal tersebut dibuktikan dengan
beberapa kali penetapan DPT yang mengalami perubahan
menjadi DPTHP-1, DPTHP-2 dan DPTHP-3.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Pemutakhiran Data dan
Daftar Pemilih
Berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh
Bawaslu Prov. DKI Jakarta, Bawaslu Kabupaten/Kota se-
DKI Jakarta, Panwaslu Kecamatan se-DKI Jakarta dan
Panwaslu Kelurahan se-DKI Jakarta, kami menilai bahwa
pemutakhiran data pemilih yang dilakukan oleh KPU Prov.
DKI Jakarta dan jajarannya belum maksimal, terbukti dengan
adanya rekomendasi Bawaslu Prov. DKI Jakarta maupun
Bawaslu Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta terkait dengan
temuan adanya data ganda, NIK Invalid, orang meninggal
atau TNI/Polri yang masih terdaftar dalam DPS, DPT dan
DPTHP selama proses pemutakhiran dan rekapitulasi data
pemilih di DKI Jakarta. Oleh karena itu, seharusnya KPU
Prov. DKI Jakarta dan jajarannya melakukan perbaikan
terhadap metode pemutakhiran data pemilih sehingga
diperoleh data pemilih benar dan akurat.
50 BINGKAI PEMILU
B. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Verifikasi Partai Poli k.
1. Pelaksanaan Pengawasan dalam Tahapan dan Subverifikasi
Partai Politik
a. Kerawanan-kerawasan dan IKP
Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2018 Perubahan atas
Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan,
Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum
Tahun 2019, menyatakan bahwa tahapan verifikasi partai
politik terjadwal pada tanggal 15 Desember 2017.
Beberapa indikasi kerawanan-kerawanan pada
tahapan verifikasi partai politik ini, antara lain:
• Ketidakpatuhan Partai Politik dalam penyerahan
dokumen persyaratan sesuai jadwal tahapan;
• Pemenuhan 30 % keterwakilan perempuan dalam
kepengurusan Partai Politik;
• Status dan domisili kantor Partai Politik calon peserta
Pemilu yang sering berpindah setelah dilakukan
verifikasi faktual sehingga status kepemilikan atau
sewanya harus dipastikan sampai dengan selesainya
Pemilu.
• Keterpenuhan syarat memiliki 50% kepengurusan di
tingkat Kecamatan;
• Keterpenuhan syarat memiliki anggota paling sedikit
1.000 (seribu) orang atau 1/1.000 (satu perseribu) dari
jumlah Penduduk pada kepengurusan Partai Politik
(diawasi oleh Bawaslu Kabupaten/Kota).
b. Perencanaan Pengawasan
Untuk kegiatan pengawasan verifikasi faktual Partai
Politik tingkat Prov. DKI Jakarta, maka Bawaslu Prov. DKI
Jakarta telah membagi tim untuk melakukan pengawasan
melekat langsung ke kantor Partai Politik tingkat Prov. DKI
Jakarta untuk memastikan bahwa Partai Politik mengikuti
51Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
prosedur dan syarat yang telah ditentukan. Kegiatan
pengawasan verifikasi faktual Partai Politik secara melekat
mengikuti jadwal KPU Prov. DKI Jakarta.
2. Kegiatan Pengawasan dalam Tahapan dan Sub Tahapan
Verifikasi Partai Politik.
a. Pencegahan
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dalam melakukan
pengawasan melekat terhadap verifikasi faktual Partai
Politik tingkat Prov. DKI Jakarta yang dilakukan di Kantor
Partai Politik tingkat Prov. DKI Jakarta selalu berkordinasi
dengan KPU Prov. DKI Jakarta untuk mengingatkan berbagai
hal terkait tahapan verifikasi faktual, seperti memastikan
status dan domisili kantor Partai Politik, pemenuhan
kepengurusan Partai Politik secara faktual, pemenuhan
kuota 30% keterwakilan perempuan.
b. Aktifitas Pengawasan
Pengawasan pelaksanaan verifikasi faktual Partai
Politik calon peserta Pemilu tahun 2019 tingkat Prov. DKI
Jakarta, khusus Partai Berkarya dilaksanakan pada hari
Sabtu, 30 Desember 2017, Pukul 14.00 WIB, bertempat
di Kantor DPW Partai Beringin Karya (Berkarya), Jl. Tanah
Merdeka Raya, RT.11 RW.04 Kel. Rambutan, Kec. Ciracas -
Jakarta Timur. Bawaslu Prov. DKI Jakarta dipimpin langsung
oleh Bapak Muhammad Jufri (Ketua Bawaslu DKI Jakarta)
untuk melakukan pengawasan secara melekat terhadap
verifikasi faktual Partai Berkarya. Tim verifikasi faktual dari
KPU Prov. DKI Jakarta maupun tim pengawasan verifikasi
faktual dari Bawaslu DKI Jakarta diterima langsung oleh
ketua Partai Berkarya di Kantor DPW Partai tersebut. Dalam
kesempatan tersebut, KPU DKI Jakarta menyampaikan
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Partai
Politik untuk menjadi peserta Pemilu tahun 2019, termasuk
52 BINGKAI PEMILU
melihat secara langsung fisik dari kantor DPW Partai
Berkarya, antara lain ruangan pimpinan, peralatan kantor
dan lain-lain. Selain itu dilakukan juga verifikasi untuk
mengecek Kepengurusan Partai Berkarya tingkat Prov. DKI
Jakarta, khususnya Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta
keterpenuhan 30% keterwakilan perempuan.
Verifikasi faktual terhadap partai Garuda sebagai calon
peserta Pemilu tahun 2019 juga dilaksanakan pada hari
Sabtu, 30 Desember 2017, pukul 10.00 WIB, bertempat di
kantor DPD Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda),
Gedung Senatama, Lt.2 Jl. Kwitang Raya, No. 8 - Jakarta
Pusat. Kegiatan ini dihadiri oleh Bapak Muhammad Jufri
(Ketua Bawaslu DKI Jakarta), Ibu Siti Khopipah (Anggota
Bawaslu Prov. DKI Jakarta) dan Burhanudin (Tim Asistensi
Bawaslu Prov. DKI Jakarta). Kemudian dari pihak KPU Prov.
DKI Jakarta dihadiri oleh Bapak Sumarno (Ketua KPU Prov.
DKI Jakarta) dan Anggota KPU DKI Jakarta lainnya beserta
jajarannya sebagai tim verifikator. Sebagaimana yang
telah dilakukan untuk dua partai sebelumnya yaitu Partai
Perindo dan Partai PSI, tim verifikasi faktual dari KPU Prov.
DKI Jakarta maupun tim pengawasan verifikasi faktual
dari Bawaslu Prov. DKI Jakarta diterima langsung oleh
ketua Partai Garuda di Kantor DPD Partai tersebut. Dalam
kesempatan tersebut, tim verifikator menyampaikan syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh partai politik untuk menjadi
peserta pemilu tahun 2019. Selain melakukan verifikasi
terhadap kepengurusan, khususnya ketua, sekretaris dan
bendahara, juga melakukan verifikasi terhadap keberadaan
dan administrasi kantor partai politik serta pemenuhan
keterwakilan 30% perempuan.
Selain partai Berkarya dan Partai Garuda, beberapa
partai politik tingkat Prov. DKI Jakarta antara lain Partai
Nasdem yang berkantor di Gondangdia Jakarta Pusat, Partai
Perindo yang berkantor di Jl. Abdul Muis Jakarta Pusat, Partai
Solidaritas Indonesia yang berkantor di Cideng Jakarta
53Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
Pusat, Partai Hanura yang berkantor di Rawamangun Jakarta
Timur, Partai Amanat Nasional yang berkantor di Tebet
Jakarta Selatan, Partai Golkar yang berkantor di Menteng
Jakarta Pusat, Partai Demokrat yang berkantor di Bambu
Apus Jakarta Timur, PKB yang berkantor di Jl. Murtado
Paseban Jakarta Pusat, PDIP yang berkantor di Tebet Jakarta
Selatan, PPP yang berkantor di Jl. Gusti Ngurah Rai Klender
Jakarta Timur, PKS yang berkantor di Jl. R. Suprapto Jakarta
Pusat, Partai Gerindra di Jl. R. Suprapto Jakarta Pusat, PBB
yang berkantor di Kembangan Jakarta Barat. Juga dilakukan
verifikasi faktual yang sama untuk memastikan status dan
domisili kantor, keterpenuhan kepengurusan partai politik
dan keterpenuhan 30% keterterwakilan perempuan.
Berdasarkan verifikasi faktual Partai Politik tingkat
Prov. DKI Jakarta yang telah dilakukan oleh KPU Prov. DKI
Jakarta dan diawasi secara melekat oleh Bawaslu Prov. DKI
Jakarta yang dituangkan dalam formulir pengawasan
3. Hasil dan Rekomendasi Pengawasan Tahapan Verifikasi
Partai Politik.
a. Hasil Pengawasan
Berdasarkan hasil pengawasan verifikasi faktual Partai
Politik tingkat Prov. DKI Jakarta, Bawaslu Prov. DKI Jakarta
menemukan beberapa partai politik yang awalnya tidak
memenuhi syarat terkait pemenuhan keterwakilan 30%
perempuan, seperti PAN, Partai Hanura dan Partai Demokrat
serta beberapa partai politik yang tidak bisa menghadirkan
secara faktual pengurusnya pada saat dilakukan verifikasi
faktual di Kantor Partai Politik tingkat Prov. DKI Jakarta.
b. Rekomendasi
Terkait dengan tidak terpenuhinya kuota 30%
keterwakilan perempuan dan ketidakhadiran pengurus
Partai Politik pada saat dilakukan verifikasi faktual karena
54 BINGKAI PEMILU
berbagai macam alasan yang bisa dipertanggungjawabkan,
maka Bawaslu Prov. DKI Jakarta merekomendasikan
kepada KPU Prov. DKI Jakarta untuk memberikan waktu
kepada Partai Politik untuk melengkapi atau memenuhi
syarat tersebut sampai batas waktu yang telah ditentukan
oleh KPU Prov. DKI Jakarta.
c. Tindaklanjut Rekomendasi
KPU Prov. DKI Jakarta menindaklanjuti rekomendasi
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dengan memberikan waktu
kepada partai politik untuk memperbaiki dan melengkapi
berkas administrasi kepengurusan, termasuk syarat kuota
30% perempuan bagi partai politik yang belum memenuhi
syarat serta menghadirkan secara langsung pengurus partai
politik Tingkat Prov. DKI Jakarta untuk dilakukan verifikasi
faktual di Kantor KPU DKI Jakarta, dalam proses perbaikan
verifikasi faktual tersebut, Bawaslu Prov. DKI Jakarta
melakukan pengawasan secara melekat untuk memastikan
proses tersebut berjalan sesuai dengan prosedur.
4. Dinamika dan Permasalahan Tahapan Verifikasi Partai
Politik.
Proses pengawasan verifikasi faktual partai politik
peserta pemilu 2019 tingkat Prov. DKI Jakarta dilakukan
secara melekat dengan mendatangi langsung kantor partai
politik tingkat Prov. DKI Jakarta. Dalam verifikasi faktual
tersebut ditemukan beberapa kendala yang dialami oleh
partai politik misalnya ada beberapa partai politik yang
kesulitan menghadirkan pengurusnya karena sedang
berada di luar kota, padahal KPU Prov. DKI Jakarta sudah
menjadwalkan jauh hari sebelumnya untuk dilakukan
verifikasi faktual di kantor partai tersebut. Sementara
syarat untuk verifikasi kepengurusan Partai Politik selain
administrasi (identitas) juga harus dihadirkan pengurus
55Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
yang bersangkutan, sehingga partai politik yang tidak bisa
menghadirkan pengurusnya pada saat verifikasi di kantor
partainya diberikan kesempatan untuk datang ke Kantor
KPU Prov. DKI Jakarta untuk dilakukan verifikasi lanjutan.
Dalam proses verifikasi faktual tersebut, diketahui
status kantor beberapa partai politik masih dalam bentuk
sewa, sehingga dikhawatirkan setelah verifikasi faktual
selesai dan dinyatakan sebagai peserta pemilu 2019 yang
sah, maka partai politik tersebut bisa saja berpindah domisili.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Verifikasi
Partai Politik.
Dalam verifikasi partai politik seharusnya semua
syarat pendaftaran partai politik sebagai calon peserta
pemilu dipastikan terpenuhi, baik secara administrasi
maupun secara faktual. Salah satu syarat adanya kantor
partai politik yang representatif untuk digunakan selama
tahapan pemilu berlangsung. Hal ini seharusnya menjadi
perhatian serius dalam verifikasi partai politik, karena
berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Bawaslu
Prov. DKI Jakarta setelah partai politik tersebut sudah
ditetapkan menjadi peserta pemilu 2019.
C. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pencalonan Anggota DPD dan DPRD Prov.
1. Persiapan Pengawasan Tahapan Pencalonan Anggota DPD
dan DPRD Prov.
a. Kerawanan-kerawanan dan IKP.
Kerawanan-kerawanan dalam proses pencalonan
tidak terlepas dari beberapa aspek, di antaranya adalah
penyelenggaraan, kepesertaan serta syarat calon. Karenanya
Bawaslu Prov. DKI Jakarta melakukan berbagai upaya untuk
mengklasifikasi beberapa aspek kerawanan tersebut
sebagai kesiapan pengawasan, guna memastikan proses
56 BINGKAI PEMILU
tahapan pencalonan dapat diawasi secara maksimal sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, serta
mengacu kepada Peraturan Bawaslu Nomor 23 Tahun 2018
tentang Pengawasan Pencalonan Peserta Pemilu anggota
DPR, Anggota DPRD Prov., Dan Anggota DPRD Kabupaten/
Kota dan PKPU Nomor 14 Tahun 2018 tentang Pencalonan
DPD dan PKPU Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan
Anggota DPR, DPRD Prov. dan DPRD Kabupaten/Kota. Hal
ini bagian dari kesiapan pengawasan pencalonan yang
dilakukan oleh Bawaslu Prov. DKI Jakarta beserta dengan
jajaran di bawahnya. Berikut ini adalah beberapa aspek
kerawanan dalam proses tahapan pencalonan:
1. Dari sisi penyelenggaraan ada beberapa kerawanan
dalam tahapan Pencalonan yaitu:
• Terkait dengan ketidakpatuhan penyelenggara
terhadap prosedur penerimaan pendaftaran
calon,
• Tidak menindaklanjuti masukan dan tanggapan
masyarakat terhadap calon,
• Keterlambatan atau tidak dilaksanakannya
putusan pengadilan atau putusan Bawaslu
terkait dengan sengketa pencalonan.
2. Dari sisi kepesertaan ada beberapa kerawanan dalam
tahapan pencalonan yaitu:
• Pendaftar melakukan pendaftaran di akhir waktu,
• Berkas pencalonan dan syarat calon tidak
lengkap,
• Dokumen pencalonan dan syarat calon tidak sah,
3. Persyaratan Calon dan Pencalonan.
• Inventarisasi data calon pendaftar yang berbeda
partai politik.
57Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
• Inventarisasi daftar calon terkait adanya indikasi
mantan terpidana kasus korupsi, narkoba dan
tindak kekerasan terhadap anak.
• Inventarisasi keabsahan syarat administrasi
calon, berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait
seperti Perguruan Tinggi, Pengadilan Tinggi,
Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan serta
Pimpinan Partai Politik.
b. Perencanaan Pengawasan.
Perencanaan Pengawasan yang dilakukan Bawaslu
Prov. DKI Jakarta sebagai acuan untuk melakukan upaya
kesiapan sekaligus pencegahan pengawasan pencalonan.
Bawaslu Prov. DKI Jakarta melakukan perencanaan
pengawasan pencalonan, di antaranya:
1. Bekerjasama dengan pihak terkait, seperti Dinas
Pendidikan dan Perguruan Tinggi untuk berkoordinasi
terkait keabsahan syarat calon, baik calon anggota
DPD dan calon Anggota DPRD Prov. guna memastikan
bahwa syarat calon dalam hal legalitas formal syarat
pendidikan dapat terpenuhi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, seperti ijazah SMA
atau sederajat.
2. Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, hal ini untuk
memastikan setiap calon harus memenuhi syarat
kesehatan yang diatur dalam perundang-undangan
yang berlaku.
Untuk memaksimalkan perencanaan pengawasan,
Bawaslu DKI Jakarta membuat timeline pengawasan
pencalonan yang disesuaikan dengan jadwal tahapan
pencalonan, baik DPD maupun DPRD Prov. yang melibatkan
jajaran Panwaslu Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta beserta
jajaran di bawahnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengawasi
58 BINGKAI PEMILU
proses pengawasan verifikasi faktual yang dilakukan oleh
KPU DKI Jakarta dan jajarannya dalam proses pencalonan
DPD. Berikut ini adalah timeline perencanaan pengawasan
yang dilakukan Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan Panwaslu
Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta beserta seluruh jajarannya:
Tabel 2.17 Jadwal Petugas Pengawasan Pencalonan
NO BAWASLU/
PANWASLU
JADWAL TAHAPAN (27 April – 10 Mei 2018)
27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 DKI Jakarta
2 Kota Jakarta Pusat
3 Kota Jakarta Selatan
4 Kota Jakarta Timur
5 Kota Jakarta Barat
6 Kota Jakarta Utara
7 Kab. Kep. Seribu
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2018
2. Kegiatan Pengawasan Tahapan Pencalonan Anggota DPD
dan DPRD Prov.
a. Pencegahan
Bawaslu Prov. DKI Jakarta selalu melakukan koordinasi
dengan KPU Prov. DKI Jakarta sebagai bentuk pencegahan
dalam tahapan pencalonan dan melakukan kegiatan
sosialisasi dengan berbagai pihak termasuk mengundang
para Ketua Partai Politik tingkat Prov. DKI Jakarta untuk
melakukan rapat koordinasi terkait pencalonan Anggota
DPRD Prov. DKI Jakarta agar sesuai dengan prosedur dan
peraturan perundang-undangan. Begitu pula Bawaslu Prov.
DKI Jakarta mengundang para calon Anggota DPD Dapil DKI
Jakarta untuk melakukan rapat koordinasi terkait dengan
pencalonan, walaupun di berbagai kesempatan hanya
dihadiri oleh para Liaison Ocer (LO).
59Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
Rapat koordinasi yang dilakukan oleh Bawaslu
Prov. DKI Jakarta yang menghadirkan para peserta
pemilu tahun 2019 tingkat Prov. DKI Jakarta difokuskan
untuk menyampaikan syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh calon anggota DPD maupun calon anggota DPRD
di Prov. DKI Jakarta, sehingga apabila suatu saat ada
ketidakpuasan terhadap proses pencalonan yang dilakukan
oleh calon anggota DPD maupun calon anggota DPRD bisa
mengajukan sengketa proses ke Bawaslu Prov. DKI Jakarta.
b. Aktifitas Pengawasan (pencalonan DPD)
1. KPU Prov. DKI Jakarta membuka pendaftaran Calon
Anggota DPD sejak tanggal 26 Maret 2018 s/d 8
April 2018, Bawaslu Prov. DKI Jakarta melakukan
pengawasan terhadap pendaftaran calon Anggota
DPD Dapil DKI Jakarta. Pada saat pendaftaran,
sebanyak 38 orang yang mendaftar sebagai calon
anggota DPD. Kemudian dilakukan penerimaan berkas
pendaftaran oleh KPU Prov. DKI Jakarta pada tanggal
22 – 26 April 2018, dari 38 orang pendaftar, hanya 32
orang calon anggota DPD yang menyerahkan berkas
kepada KPU Prov. DKI Jakarta, dan 1 orang diantaranya
tidak tidak memenuhi syarat (TMS). Setelah melihat
hasil verifikasi administrasi tersebut, ada 1 orang
bakal calon bernama John Muhammad mengadukan
gugatan ke Bawaslu Prov. DKI Jakarta dengan alasan
bahwa dia mengaku jumlah berkas dukungan yang
diserahkan sebanyak 3.235 dukungan, tetapi dalam
pemeriksaan administrasi tersebut hanya disebut
2.635 dukungan. Dia mengaku telah dirugikan karena
ada kehilangan berkas sebanyak 600 dukungan.
Terkait laporan gugatan tersebut, Bawaslu Prov. DKI
Jakarta melakukan sidang penyelesaian sengketa,
yang akhirnya memerintahkan KPU Prov. DKI Jakarta
untuk melakukan verifikasi administrasi. Setelah
60 BINGKAI PEMILU
melalui proses verifikasi ulang, bahwa Calon DPD John
Muhammad diputuskan lolos verifikasi administrasi
dan berhak untuk mengikuti verifikasi faktual,
sehingga total yang lolos verifikasi administrasi
menjadi 32 calon, dengan rincian: Laki-laki 25 orang,
perempuan 7 orang. Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.18 Nama-nama Pendaftar Calon Anggota DPD
NO NamaJenis
KelaminBerkas Dukungan Yang Diserahkan
Ket
1 M. Saleh Khalid L 3095 MS
2 Susana Suryani Sarumaha P 3100 MS
3 Edi Kusuma, SH, MH L 3106 MS
4 Dra. Hj. Soemintarsi Muntoro, M.Si P 3158 MS
5 Muhammad Taufik L 3164 MS
6 M. Mastur Anwar, S.Pd L 3167 MS
7 Sumarno L 3432 MS
8 Syaiful Ikhwan L 3431 MS
9 Moh. Ridwan SR L 3439 MS
10 Rijal L 3444 MS
11 Rif’ah P 3451 MS
12 Ardi Putra Baramuli L 3478 MS
13 H. Patrika Susana P 3673 MS
14 Endang Widuri P 3592 MS
15 Tino Rahardian L 3593 MS
16 Ir. H. Suyartono Suwandi, MSc L 3718 MS
17 Dr. Abdul Aziz Khafia L 3891 MS
18 H. Pardi, SH L 3969 MS
19 Sabam Sirait, SH L 3975 MS
20 Agus Salim L 4046 MS
21 Alwiyah Ahmad L 4066 MS
22 Prof. Dr. H. Jimly Asshiddiqie, SH L 4204 MS
23 H. Sudarto SM L 4333 MS
24 Slamet Abadi, Cpa L 4459 MS
25 M. Pradana Indraputra L 5103 MS
26 A. Syamsul Zakaria L 4751 MS
27 Prof. Dr. Dailami Firdaus L 4789 MS
61Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
NO NamaJenis
KelaminBerkas Dukungan Yang Diserahkan
Ket
28 Ardinto Demiyasa L 5044 MS
29 Ferry Iswan, SH, MH L 5901 MS
30 Fahira Idris, SE, MH P 9918 MS
31 Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, SH, MSi P 9833 MS
32 John Muhammad L 2635 TMS/MS
33 Agustino Yuniardi, SH L 3 TMS
34 Debby Veramasari P Tidak Menyerahkan Berkas
TMS
35 Dwi Susanto L Tidak Menyerahkan Berkas
TMS
36 Ir. Kondang Hadisasono L Tidak Sesuai Dengan F1
TMS
37 Irsan L 522 TMS
38 Isto Widodo L 1677 TMS
JUMLAH 30 8
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2018
2. Pada tanggal 27 April – 10 Mei 2018 dilakukan verifikasi
administrasi dan analisa dukungan ganda. Hasil
verifikasi administrasi tersebut disampaikan pada
tanggal 13 Mei 2018 pada acara penyampaian hasil
verifikasi administrasi dan analisa dukungan ganda
yang dilaksanakan oleh KPU Prov. DKI Jakarta. Pada
tahapan ini, jajaran Bawaslu Prov. DKI Jakarta dibantu
oleh Panwaslu Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta
melakukan pengawasan melekat pada kegiatan
verifikasi administrasi tersebut. Dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 2.19 Nama-nama yang Lolos Administrasi Calon Anggota DPD
No Nama Jenis Kelamin Ket
1 M. Saleh Khalid L MS
2 Susana Suryani Sarumaha P MS
3 Edi Kusuma, SH, MH L MS
62 BINGKAI PEMILU
No Nama Jenis Kelamin Ket
4 Dra. Hj. Soemintarsi Muntoro, M.Si P MS
5 Muhammad Taufik L MS
6 M. Mastur Anwar, S.Pd L MS
7 Sumarno L MS
8 Syaiful Ikhwan L MS
9 Moh. Ridwan SR L MS
10 Rijal L MS
11 Rif’ah P MS
12 Ardi Putra Baramuli L MS
13 H. Patrika Susana P MS
14 Endang Widuri P MS
15 Tino Rahardian L MS
16 Ir. H. Suyartono Suwandi, MSc L MS
17 Dr. Abdul Aziz Khafia L MS
18 H. Pardi, SH L MS
19 Sabam Sirait, SH L MS
20 Agus Salim L MS
21 Alwiyah Ahmad L MS
22 Prof. Dr. H. Jimly Asshiddiqie, SH L MS
23 H. Sudarto SM L MS
24 Slamet Abadi, Cpa L MS
25 M. Pradana Indraputra L MS
26 A. Syamsul Zakaria L MS
27 Prof. Dr. Dailami Firdaus L MS
28 Ardinto Demiyasa L MS
29 Ferry Iswan, SH, MH L MS
30 Fahira Idris, SE, MH P MS
31 Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, SH, MSi P MS
JUMLAH 24 7
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2018
3. Kemudian seluruh bakal calon dilakukan verifikasi
faktual pada rentang waktu tanggal 30 Mei 2018
63Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
s/d 19 Juni 2018. Yang pada tahapan ini, jajaran
Panwaslu Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta turut
melakukan pengawasan melekat. Hasil verifikasi
faktual menyatakan bahwa yang lolos verifikasi faktual
sebanyak 5 orang bakal calon.
Tabel 2.20 Hasil Verifikasi Faktual Calon Anggota DPD
No Nama Calon Stastus
1 M. Saleh Khalid BMS
2 Susana Suryani Sarumaha BMS
3 Dra. Hj. Soemintarsi Muntoro, M.Si BMS
4 Muhammad Taufik BMS
5 M. Mastur Anwar, SPd BMS
6 Sumarno BMS
7 Syaiful Ikhwan BMS
8 Rijal BMS
9 Rif’ah BMS
10 Ardi Putra Baramuli BMS
11 H. Patrika Susana BMS
12 Endang Widuri BMS
13 Tino Rahardian BMS
14 Ir. H. SUYARTONO SUWANDI, MSc MS
15 Dr. Abdul Aziz Khafia BMS
16 H. Pardi, SH BMS
17 Sabam Sirait, SH BMS
18 Agus Salim BMS
19 Alwiyah Ahmad BMS
20 Prof. Dr. H. Jimly Asshiddiqie, SH BMS
21 H. Sudarto SM BMS
22 Slamet Abadi, CPA BMS
23 M. Pradana Indraputra BMS
24 A. Syamsul Zakaria BMS
25 Prof. Dr. Dailami Firdaus MS
26 Ardinto Demiyasa MS
64 BINGKAI PEMILU
No Nama Calon Stastus
27 Ferry Iswan, SH, MH BMS
28 Fahira Idris, SE, MH MS
29 Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, SH, MSi MS
30 John Muhammad BMS
31 Moh. Ridwan SR TMS
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2018
4. Pada tahapan ini, Calon atas nama Moh. Ridwan
SR mengadukan gugatannya ke Bawaslu Prov. DKI
Jakarta, dengan alasan bahwa pada saat verifikasi
faktual, yang bersangkutan banyak dirugikan
karena banyak pendukung yang tidak diverifikasi
secara benar, misalnya ada pendukung yang benar-
benar mendukung namun tidak menandatangani
dikarenakan sudah renta, namun dinyatakan TMS,
dan lain-lain, hasil dari verifikasi faktual tersebut, calon
hanya kekurangan 6 dukungan saja untuk bisa lolos.
Bawaslu Prov. DKI Jakarta memediasi antara pihak
pelapor (Moh. Ridwan SR) dengan terlapor (KPU Prov.
DKI Jakarta) , sehingga terjadi suatu kesepakatan
dengan mendatangkan pendukung yang akhirnya
mendukung calon tersebut, sehingga mencukupi
untuk syarat lolos verifikasi faktual.
5. Sejak tanggal 21 – 26 Juli 2018, KPU Prov. DKI Jakarta
menerima berkas perbaikan calon anggota DPD
Dapil DKI Jakarta, bagi yang masih berstatus BMS,
diwajibkan untuk memperbaiki. Ada 25 calon yang
berstatus perbaikan berkas, secara rinci dijelaskan
sebagai berikut:
65Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
Tabel 2.21 Daftar nama perbaikan berkas calon DPD
No Tanggal Waktu Nama Calon
Jumlah Keku-rangan
Dukungan
Jumlah Dukungan
Yang Diserahkan
1. 21 Juli 2018 11.10 WIB Rijal 90 159
2. 21 Juli 2018 14.48 WIB Drs. Slamet Abadi 780 1792
3. 21 Juli 2018 15.00 WIB Sabam Sirait 820 1513
4. 22 Juli 2018 12.20 WIB H. Pardi, SH 480 1081
5. 23 Juli 2018 08.00 WIB Dr. Abdul Aziz, S.Si, M.Si 1290 1993
6. 23 Juli 2018 10.30 WIB Susana Suryani Sarumaha
1126 2209
7. 23 Juli 2018 11.25 WIB Syaiful Ikhwan 750 946
8. 23 Juli 2018 12.08 WIB H. Agus Salim 710 1663
9. 23 Juli 2018 12.55 WIB Ardi Putra Baramuli 300 811
10 23 Juli 2018 13.35 WIB Moh. Ridwan SR 140 371
11. 23 Juli 2018 15.46 WIB Ferry Iswan, SH, MH 640 1040
12. 24 Juli 2018 08.25 WIB Muhammad Taufik 1040 2597
13. 24 Juli 2018 08.57 WIB H. Sudarto SM 90 389
14. 24 Juli 2018 09.42 WIB A. Syamsul Zakaria, SH, MH
1368 2079
15. 24 Juli 2018 13.15 WIB Hj. Patrika Susana, SH, MH
1127 1494
16. 24 Juli 2018 13.40 WIB M. Saleh Khalid 836 1251
17. 24 Juli 2018 14.15 WIB Dra. Hj. Soemintarsi Muntoro, MSi
568 1954
18. 24 Juli 2018 17.23 WIB Sumarno 195 564
19. 24 Juli 2018 17.21 WIB M. Pradana Indraputra 1130 1949
20. 24 Juli 2018 19.23 WIB Prov. Dr. H. Jimly Asshiddiqie, SH
1433 3958
21. 24 Juli 2018 19.27 WIB Rif’ah 1300 1910
22. 24 Juli 2018 20.30 WIB Tino Rahardian 610 1605
23. 24 Juli 2018 21.12 WIB Endang Widuri 1780 2111
24. 24 Juli 2018 23.00 WIB John Muhammad Rasuly Suaidy
1241 1252
25. 24 Juli 2018 23.08 WIB Alwiyah Ahmad 819 1319
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2018
6. Pada tanggal 21 – 26 Juli 2018, dilakukan verifikasi
administrasi untuk 25 calon di atas, ada 3 calon yang
66 BINGKAI PEMILU
TMS yaitu John Muhammad, Syaiful Ikhwan dan M.
Pradana (juga tidak mencapai jumlah dukungan yang
dibutuhkan)
7. Setelah dilakukan verifikasi faktual terhadap semua
calon anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta, maka KPU
Prov. DKI Jakarta menyerahkan kepada KPU RI nama-
nama calon Anggota DPD Dapil DKI Jakarta yang
memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai daftar
calon tetap.
Tabel 2.22 Daftar nama yang memenuhi syarat calon DPD
No Nama Calon Stastus
1 Ir. HM. M. Saleh Khalid, MM MS
2 Susana Suryani Sarumaha MS
3 Dra. Hj. Soemintarsi Muntoro, M.Si MS
4 Muhammad Taufik MS
5 Drs. Sumarno, MSi MS
6 Rijal MS
7 Ardi Putra Baramuli MS
8 Hj. H. Patrika Susana, SH, MH MS
9 Endang Widuri MS
10 P.K. Tino Rahardian MS
11 Ir. H. SUYARTONO SUWANDI, MSc MS
12 Dr. Abdul Aziz MS
13 H. Pardi, SH MS
14 Sabam Sirait, SH MS
15 H. Agus Salim MS
16 Alwiyah Ahmad, SH, MH MS
17 Prof. Dr. H. Jimly Asshiddiqie, SH MS
18 H. Sudarto SM MS
19 Slamet Abadi, CPA MS
20 A. Syamsul Zakaria, SH, MH MS
21 Dr. H. Dailami Firdaus, SH, Ll.M MS
22 Ardinto Demiyasa MS
24 Ferry Iswan, SH, MH MS
67Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
No Nama Calon Stastus
25 Fahira Idris, SE, MH MS
26 Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, SH, MSi MS
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2018
3. Hasil Pengawasan Tahapan Pencalonan Anggota DPD dan
DPRD Prov.
a. Hasil Pengawasan
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dengan seluruh jajarannya
melakukan pengawasan secara melekat dan mendapatkan
beberapa permasalahan terkait dengan ketidakpuasan
calon Anggota DPD Dapil DKI Jakarta, menyangkut jumlah
syarat dukungan dan batas waktu pencalonan. Selain
itu beberapa calon anggota DPD Dapil DKI Jakarta yang
terlambat melengkapi berkas legalisir Ijazah sebagai salah
satu syarat kelengkapan dokumen.
Kemudian pengawasan pendaftaran pencalonan
anggota DPRD Prov. DKI Jakarta, terdapat beberapa
kendala terkait dengan penggunaan sistem informasi
pencalonan (SILON) sehingga menyulitkan partai politik
untuk melakukan penginputan data calon anggota DPRD
Prov. DKI Jakarta, hal ini menghambat pendaftaran calon
yang dilakukan oleh Partai Politik.
b. Rekomendasi
Terkait dengan beberapa permasalahan yang terjadi
pada saat pencalonan anggota DPD Dapil DKI Jakarta
maupun pencalonan anggota DPRD DKI Jakarta, Bawaslu
Prov. DKI Jakarta merekomendasikan kepada KPU DKI
Jakarta untuk melakukan perbaikan terhadap syarat-syarat
calon yang belum terpenuhi terutama terkait dengan
legalisir ijazah calon anggota DPD Dapil Prov. DKI Jakarta,
maupun perbaikan terhadap sistem informasi pencalonan
68 BINGKAI PEMILU
(SILON) agar tidak menghambat atau menyulitkan Partai
Politik dalam melakukan penginputan data pencalonan.
c. Tindaklanjut Rekomendasi
KPU Prov. DKI Jakarta menindaklanjuti rekomendasi
Bawaslu Prov. DKI Jakarta terkait perbaikan syarat calon
anggota DPD Dapil DKI Jakarta sehingga terdapat 26 Calon
Anggota DPD Dapil DKI Jakarta yang memenuhi syarat
administrasi pencalonan. Namun terkait dengan sistem
informasi pencalonan (SILON), KPU Prov. DKI Jakarta hanya
berharap adanya perbaikan server dari KPU RI.
4. Dinamika dan Permasalahan
Pada saat proses pengawasan pencalonan anggota
DPD Dapil DKI Jakarta, terdapat beberapa permasalahan
terkait dengan jumlah syarat dukungan calon anggota
DPD DKI Jakarta, sehingga calon anggota DPD atas
nama John Muhammad, Syaiful Ikhwan dan M. Pradana,
merasa dirugikan oleh KPU Prov. DKI Jakarta karena syarat
dukungan yang menurutnya sudah sesuai namun dianggap
tidak memenuhi syarat oleh KPU Prov. DKI Jakarta, sehingga
mengajukan gugatan penyelesaian sengketa kepada
Bawaslu Prov. DKI Jakarta.
Begitu pula pada saat pencalonan anggota DPRD
DKI Jakarta yang awalnya semua calon anggota DPRD
DKI Jakarta telah memenuhi persyaratan pencalonan
sebagaimana persyaratan administrasi yang harus
diajukan ke KPU Prov. DKI Jakarta, namun pada saat
penetapan daftar calon tetap anggota DPRD DKI Jakarta,
KPU Prov. DKI Jakarta mencoret calon anggota DPRD DKI
Jakarta atas nama Muhammad Taufik dari Partai Gerindra
yang sebelumnya sudah memenuhi administrasi syarat
pencalonan, kemudian dicoret karena dianggap tidak
memenuhi syarat sebagai calon anggota DPRD DKI Jakarta
69Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
sebab yang bersangkutan pernah tersangkut tindak pidana
korupsi yang dinyatakan inkracht oleh pengadilan, sehingga
Muhammad Taufik mengajukan gugatan penyelesaian
sengketa kepada Bawaslu Prov. DKI Jakarta.
Materi dan putusan gugatan penyelesaian sengketa
terkait pencalonan diatas dibahas dalam Bab Penyelesaian
sengketa.
5. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan
Berdasarkan pengawasan yang dilakukan oleh
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dalam pencalonan anggota
DPD Dapil DKI Jakarta, seharusnya KPU Prov. DKI Jakarta
lebih cermat dan teliti dalam memeriksa berkas syarat
dukungan calon anggota DPD, sehingga semua calon
anggota DPD merasa diperlakukan secara adil. Begitu
pula terkait dengan pencalonan anggota DPRD Prov. DKI
Jakarta, KPU seharusnya membuat aturan yang tegas terkait
dengan syarat pencalonan dan syarat calon sehingga tidak
menimbulkan multi tafsir terhadap aturan yang dibuat
dan terkait pembatasan hak seseorang mengacu pada
Undang-undang dan/atau putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap.
D. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Kampanye.
1. Persiapan Pengawasan Pelaksanaan Tahapan Kampanye.
a. Kerawanan-kerawanan Dalam Tahapan Kampanye.
Beberapa hal yang menjadi kerawanan dalam tahapan
kampanye yakni: Kampanye di luar jadwal, kampanye di
tempat ibadah, tempat pendidikan, kantor pemerintah,
penggunaan fasilitas negara, politik uang, isu SARA,
hoaks, pelibatan anak-anak, ASN dan TNI/POLRI serta
penggunaan anggaran negara.
70 BINGKAI PEMILU
b. Perencanaan Pengawasan.
Bawaslu Prov. DKI Jakarta selama proses kampanye
yang dimulai tanggal 23 September 2018 – 13 April 2019
telah membuat perencanaan untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kampanye di wilayah DKI Jakarta.
Rapat koordinasi dengan seluruh jajaran Bawaslu
Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta, Panwaslu Kecamatan se-
DKI Jakarta dan Panwaslu Kelurahan se-DKI Jakarta rutin
dilakukan untuk mengkoordinasikan strategi melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kampanye, salah
satunya yaitu seluruh pengawas pemilu harus hadir di
setiap kampanye yang terjadi di wilayah masing-masing
sehingga dalam proses kampanye tersebut tidak terjadi
dugaan pelanggaran dan apabila ada dugaan pelanggaran
maka dijadikan temuan untuk ditindak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Selain harus hadir di setiap
kampanye yang dilakukan oleh peserta pemilu, pengawas
pemilu juga harus mencatatkan hasil pengawasan-nya ke
dalam formulir A pengawasan dan mendokumentasikan
setiap pelaksanaan kampanye di wilayahnya masing-
masing.
Bimbingan teknis kepada seluruh jajaran pengawas
pemilu di wilayah DKI Jakarta juga terus dilakukan untuk
memberikan pemahaman terhadap aturan pelaksanaan
kampanye dan tata cara pengawasan kampanye yang
dilakukan oleh peserta pemilu tahun 2019, sehingga
pengawas pemilu di DKI Jakarta dalam melakukan
pengawasan sesuai dengan prosedur dan peraturan
perundang-undangan.
2. Kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Tahapan Kampanye.
a. Pencegahan
Bawaslu Prov. DKI Jakarta melakukan beberapa
kegiatan sebagai bentuk pencegahan dalam pelaksanaan
71Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
kampanye pada pemilu 2019 yakni melakukan sosialisasi
pengawasan partisipatif untuk mencegah politik uang, isu
sara dan hoaks. Kegiatan tersebut dalam bentuk deklarasi
tolak politik uang, isu SARA dan hoaks di Kota Tua Jakarta
Barat yang melibatkan peserta pemilu, KPU Prov. DKI
Jakarta, Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan stakeholder serta
seluruh masyarakat Jakarta.
Selain itu, untuk mencegah politik uang, isu SARA
dan hoaks dalam pelaksanaan kampanye, maka dilakukan
sosialisasi di car free day di seluruh wilayah DKI Jakarta
(di antaranya Taman Kota Tua - Jakarta Barat, Jl. Pemuda
Rawamangun, Taman Ismail Marzuki – Jakarta Pusat, Car
Free Day Thamrim – Jakarta Pusat, Taman BKT – Jakarta
Timur, Taman Ragunan – Jakarta Selatan, Taman BMW
– Jakarta Utara, Taman Setu Babakan – Jakarta Selatan,
Taman Jogging Kelapa Gading – Jakarta Utara) yang
dilaksanakan pada bulan Nopember sampai dengan
Desember 2018, dengan bekerjasama dengan salah satu
perusahaan penyedia kendaraan roda tiga yang disulap
menjadi warung kopi gratis. Dalam pelaksanaan sosialisasi
tersebut, Bawaslu Prov. DKI Jakarta menyampaikan kepada
masyarakat terkait dengan aturan pelaksanaan kampanye
dan hal-hal yang harus dihindari dalam pelaksanaan
kampanye serta sanksi bagi mereka yang melanggar
peraturan kampanye.
Deklarasi dan sosialisasi tolak politik uang, isu SARA
dan hoaks, Bawaslu Prov. DKI Jakarta juga intens untuk
mengajak masyarakat melalui media elektronik maupun
melalui media sosial seperti facebook, instagram, twitter dan
juga memasang spanduk anti politik uang, anti politisasi
SARA dan Hoaks ke seluruh wilayah DKI Jakarta sebagai
bentuk pencegahan dalam pelaksanaan kampanye pemilu
2019. Selain itu, juga menyebar pamflet, terkait anti politik
uang, politisasi SARA dan hoaks, yang dibagikan kepada
masyarakat Jakarta.
72 BINGKAI PEMILU
Bawaslu Prov. DKI Jakarta juga melakukan sosialisasi
pengawasan partisipatif kepada Ketua dan Anggota Forum
Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Ormas, Organisasi
Kepemudaan, Mahasiswa dan kelompok-kelompok
masyarakat di wilayah DKI Jakarta sebagai bagian untuk
mengajak kelompok masyarakat ikut terlibat dalam
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kampanye
dan pemilu tahun 2019. Kegiatan tersebut juga dilakukan
bekerjasama dengan beberapa organisasi kemahasiswaan
seperti: UKM Tinta di Jari Universitas Bakrie, BEM Universitas
Jayabaya, BEM Universitas Negeri Jakarta dan beberapa
kampus lainnya.
b. Aktivitas Pengawasan
Bawaslu Prov. DKI Jakarta menginstruksikan kepada
seluruh jajaran pengawas pemilu se-DKI Jakarta untuk
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kampanye
di wilayah DKI Jakarta.
Beberapa kegiatan kampanye yang dilakukan oleh
peserta pemilu di wilayah DKI Jakarta, langsung diawasi oleh
Anggota Bawaslu Prov. DKI Jakarta, seperti pengawasan
yang dilakukan pada saat kampanye akbar pasangan Calon
Presiden dan Wakil Presiden Ir. H. Joko Widodo dan Prof.
Dr.(H.C) KH Ma’ruf Amin dan pasangan Calon Presiden
dan Wakil Presiden H. Prabowo Subianto dan H. Sandiaga
Salahuddin Uno di GBK Senayan Jakarta. Selain itu beberapa
kegiatan yang mengumpulkan massa dan berpotensi
terjadinya kampanye di wilayah DKI Jakarta diawasi
langsung oleh Anggota Bawaslu Prov. DKI Jakarta, misalnya
pelaksanaan reuni 212 di Lapangan Monas, “Munajat 212”
yang dilaksanakan di Monas dan reuni Relawan Anis Sandi
yang dilaksanakan di Lapangan Banteng.
Pelaksanaan pengawasan kampanye di wilayah DKI
Jakarta dilakukan oleh seluruh jajaran pengawas pemilu
73Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
se-DKI Jakarta, dari beberapa aktifitas kampanye yang
dilakukan oleh peserta pemilu terdapat beberapa dugaan
pelanggaran politik uang yang ditangani sebagai dugaan
tindak pidana pemilu dan bahkan divonis inkracht di
pengadilan. Seperti yang terjadi di Jakarta Utara di mana
salah satu calon anggota legislatif dari Partai Perindo atas
nama David Rahardja membagikan minyak goreng secara
gratis kepada warga dan dijadikan temuan oleh Panwaslu
Kelurahan di Kecamatan Kelapa Gading dan ditindaklanjuti
sebagai dugaan pelanggaran pidana pemilu oleh Bawaslu
Kota Jakarta Utara serta dibahas di Sentra Gakkumdu dan
direkomendasikan untuk dilanjutkan di tingkat penyidikan
di Polres Jakarta Utara dan diteruskan ke Kejaksaan Jakarta
Utara untuk dilakukan penuntutan di Pengadilan Jakarta
Utara dan akhirnya kasus ini divonis pidana pemilu yang
pertama pada pelaksanaan kampanye di wilayah DKI
Jakarta.
Kasus politik uang lainnya diawasi dan ditindak oleh
Bawaslu Kota Jakarta Pusat dan Bawaslu Kota Jakarta
Selatan berupa penyelesaian dugaan tindak pidana pemilu
berdasarkan temuan Panwaslu Kecamatan terhadap salah
satu calon anggota legislatif Partai Amanat Nasional yang
menjanjikan kupon Umroh. Dugaan tindak pidana pemilu
ini divonis inkracht di pengadilan.
Berbagai dinamika yang terjadi pada saat pelaksanaan
kampanye di DKI Jakarta, Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan
jajarannya telah melaksanakan tugas, kewajiban, dan
kewenangannya sesuai dengan peraturan perundang
–undangan. 3. Hasil Pengawasan Pelaksanaan Tahapan
Kampanye.
a. Hasil Pengawasan
Bawaslu Prov. DKI Jakarta menemukan banyaknya
alat peraga kampanye yang melanggar ketentuan
74 BINGKAI PEMILU
pelaksanaan kampanye di wilayah DKI Jakarta sehingga
merekomendasikan kepada Satpol PP DKI Jakarta untuk
melakukan penertiban, begitu pula rekomendasi itu
disampaikan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta
kepada Satpol PP Tingkat Kota.
Jumlah alat peraga kampanye yang melanggar
ketentuan pelaksanaan kampanye dan ditertibkan oleh
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan jajarannya bersama Satpol
PP DKI Jakarta dan jajarannya yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.23 Penertiban Alat Peraga Kampanye DKI Jakarta
No Kab/Kota
Ben
der
a
Sp
and
uk
Bal
iho
Bilb
oar
d Pamflet, Stiker, Umbul-2
Atau Bahan Kampanye
Lainnya
Jum
lah
1 Kep. Seribu 293 195 21 788 1276
2 Jakarta Barat 3378 4383 259 3593 11613
3 Jakarta Selatan 15582 4317 592 811 7027 28329
4 Jakarta Timur 39425 14516 1771 1017 38415 95144
5 Jakarta Utara 5823 7049 1867 244 6341 21324
6 Jakarta Pusat 3105 13847 6972 9 21672 45605
Jumlah 67606 44307 11461 2081 77836 203291
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019
3. Dinamika dan Permasalahan Pelaksanaan Tahapan
Kampanye.
Pelaksanaan kampanye di wilayah DKI Jakarta
yang dimulai pada tanggal 23 September 2018 – 13 April
2019, diwarnai berbagai dinamika yang terjadi, mulai dari
kampanye di tempat ibadah, sarana pendidikan, pelibatan
anak-anak dan ASN, politik uang, sara dan penyebaran
hoaks.
Bawaslu Prov. DKI Jakarta sudah menghimbau kepada
peserta pemilu di wilayah Prov. DKI Jakarta untuk tidak
melanggar ketentuan kampanye seperti yang telah diatur
75Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
dalam peraturan perundang-undangan, hal ini disampaikan
di berbagai forum yang dihadiri oleh Bawaslu Prov. DKI
Jakarta untuk memastikan bahwa tahapan kampanye di
wilayah DKI Jakarta berjalan dengan tertib. Namun demikian
dalam pelaksanaan kampanye ternyata terjadi berbagai
macam dugaan pelanggaran yang ditangani oleh Bawaslu
Prov. DKI Jakarta maupun Bawaslu Kabupaten/Kota se-DKI
Jakarta.
Kampanye di tempat ibadah terjadi di beberapa
wilayah di DKI Jakarta dan sudah diproses sebagai dugaan
tindak pidana pemilu, namun hanya kasus di Jakarta Utara
yang naik ke meja hijau dan divonis bersalah hingga
berkekuatan hukum tetap. Begitu pula terkait kampanye
ditempat pendidikan, juga terjadi di beberapa wilayah di DKI
Jakarta dan sudah diproses sebagai dugaan tindak pidana
pemilu, tapi hanya kasus di Jakarta Barat yang naik ke meja
hijau dan divonis bersalah hingga berkekuatan hukum tetap.
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan jajarannya juga
menemukan pelibatan anak-anak dan ASN dalam
pelaksanaan kampanye. Pelibatan Aparatur Sipil Negara
(ASN) terjadi dalam pelaksanaan kampanye di wilayah
DKI Jakarta, namun hanya Bawaslu Jakarta Utara dan
Bawaslu Jakarta Timur yang menindaklanjuti hingga
merekomendasikan ke Komisi Aparatur Sipil Negara.
Terkait dengan politik uang dalam pelaksanaan
kampanye, hampir semua Bawaslu Kabupaten/Kota se-DKI
Jakarta menangani sebagai dugaan tindak pidana pemilu,
bahkan beberapa sudah dinyatakan inkracht sebagai tindak
pidana pemilu seperti di Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan
Jakarta Selatan.
Dinamika pelaksanaan kampanye di wilayah DKI
Jakarta juga dibumbui dengan banyaknya pengerahan
massa yang terindikasi mengarah pada dugaan kampanye
yang dilakukan oleh Organisasi Massa seperti pelaksanaan
76 BINGKAI PEMILU
Reuni 212 di Monas, Munajat 212 di Monas, Deklarasi
Alumni UI di Senayan, Deklarasi Alumni Perguruan Tinggi
di Taman Mini Indonesia Indah, Reuni Relawan Anis
Sandi, peresmian MRT yang melibatkan Calon Presiden
dan berbagai macam deklarasi dan pengumpulan massa.
Kegiatan yang mengumpulkan massa oleh ormas atau
organisasi manapun pada masa kampanye tetap dilakukan
pengawasan oleh Bawaslu DKI Jakarta dan jajarannya untuk
memastikan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut tidak
ada aktifitas yang mengarah pada pelanggaran kampanye.
Pelaksanaan kampanye di wilayah DKI Jakarta juga
dibumbui dengan berita-berita hoaks dan isu SARA, seperti
berita 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos di
pelabuhan Tanjung Priok dan isu SARA terkait dengan
kampanye yang dilakukan oleh salah satu calon anggota
legislatif di wilayah Jakarta Barat yang dianggap menginjak-
injak sajadah saat melakukan kampanye dan dilaporkan ke
Bawaslu Jakarta Barat.
4. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Pelaksanaan Tahapan
Kampanye.
Pelaksanaan kampanye di wilayah DKI Jakarta,
walaupun diwarnai dengan berbagai macam pelanggaran
kampanye terkait dengan kampanye di tempat ibadah,
tempat pendidikan, politik uang, pelibatan anak-anak dan
ASN, isu SARA dan Hoaks serta berbagai pengerahan
massa yang dilakukan oleh ormas maupun kelompok
masyarakat yang mengarah pada dugaan pelaksanaan
kampanye, namun secara umum masih dianggap relatif
aman.
Kampanye semestinya hanya untuk menyampaikan
visi misi dan program kerja peserta pemilu, kenyataannya
banyak peserta pemilu (calon anggota legislatif) yang
melakukan kampanye dengan menjanjikan sesuatu
77Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
kepada pemilih yang mengarah pada dugaan pelanggaran
kampanye. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi
pengawas pemilu untuk menegakkan aturan apabila terbukti
melakukan pelanggaran kampanye guna mewujudkan
keadilan pemilu.
E. Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Dana Kampanye
1. Persiapan Pengawasan Tahapan Dana Kampanye.
a. Kerawanan-kerawanan Dalam Tahapan Dana Kampanye.
Hal yang menjadi perhatian dalam Tahapan Dana
Kampanye antara lain:
1. Apakah kegiatan kampanye dilakukan oleh tim atau
relawan yang sudah terdaftar di KPU atau tidak?
2. Apakah dalam setiap kegiatan kampanye, ada surat
pemberitahuan, baik ke KPU, Bawaslu atau surat ijin
ke pihak kepolisian.
3. Apakah dalam setiap kegiatan kampanye, bebas dari
pegawai ASN, TNI/Polri, BUMN/BUMD dan juga
apakah melibatkan anak-anak.
4. Tempat kegiatan kampanye yang dilarang juga
menjadi rentan untuk dijadikan tempat kampanye,
seperti tempat-tempat ibadah, fasilitas pendidikan dan
pemerintahan, dan lain-lain.
b. Perencanaan Pengawasan Tahapan Dana Kampanye.
Dalam melakukan pengawasan laporan awal dana
kampanye (LADK), Bawaslu Prov. DKI Jakarta melakukan
pengawasan langsung terkait kepatuhan pelaporan tetap
waktu, penyerahan bukti syarat pelaporan, saldo awal
dana kampanye, penjelasan sumber saldo awal dana
kampanye, rincian penerimaan sumbangan dan rincian
pengeluaran dana kampanye. Seluruh informasi dalam
LADK menjadi focus pengawasan yang harus diawasi. Dan
78 BINGKAI PEMILU
item-item tersebut di atas menjadi acuan perencanaan yang
diperhatikan oleh Bawaslu DKI Jakarta.
Kemudian dalam hal pengawasan LPSDK, Bawaslu
Prov. DKI Jakarta melakukan pengawasan berkaitan
dengan kepatuhan pelaporan LPSDK, batasan sumbangan
bagi perseorangan dan pihak lain (kelompok dan badan
usaha), kebenaran identitas penyumbang dan kelengkapan
pelaporan LPSDK.
Kemudian dalam hal pengawasan LPPDK, Bawaslu
Prov. DKI Jakarta melakukan pengawasan yang berkaitan
dengan kepatuhan pelaporan LPPDK, kelengkapan
dokumen LPPDK, pembukuan dana kampanye yang
memuat seluruh penerimaan dan pengeluaran dana
kampanye pasangan calon dalam bentuk uang, barang,
dan jasa.
2. Kegiatan Pengawasan Tahapan Dana Kampanye.
a. Pencegahan.
Bawaslu Prov. DKI Jakarta selalu berkoordinasi
dengan KPU Prov. DKI Jakarta untuk memastikan peserta
pemilu menyerahkan berkas LADK, LPSDK dan LPPDK
sesuai dengan format yang telah diatur dan disampaikan
tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
oleh KPU. Kemudian Bawaslu Prov. DKI Jakarta juga
menyampaikan pada peserta pemilu di setiap forum-
forum yang dihadiri agar peserta pemilu melaporkan dana
kampanyenya karena bagi mereka yang tidak melaporkan
mendapatkan sanksi berupa tidak akan dilantik apabila
terpilih pada pemilu 2019.
b. Aktivitas Pengawasan.
Laporan Dana Kampanye ini dibagi menjadi beberapa
tahapan yaitu Laporan Awal Dana Kampanye (LADK),
Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye
79Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
(LPSDK) dan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana
Kampanye (LPPDK). Penyampaian LADK Prov. DKI Jakarta
dilaksanakan pada tanggal 23 – 28 September 2018,
sedangkan Penyampaian LPSDK dilakukan pada tanggal
2 – 3 Januari 2019. Selanjutnya penyampaian LPPDK yaitu
pada tanggal 26 April – 2 Mei 2019.
Pada tanggal 23 September 2018, Bawaslu Prov. DKI
Jakarta melakukan pengawasan terhadap Penerimaan
LADK yang disampaikan oleh Partai Politik Tingkat Prov. DKI
Jakarta dan Calon Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta kepada
KPU Prov. DKI Jakarta. Dari jumlah LADK yang disampaikan
terdapat 7 Parpol yang mengalami perbaikan berkas LADK1
yaiu Partai Nasdem, PKB, PSI, Gerindra, PKPI, Garuda dan
PAN. Sedangkan untuk Calon DPD, terdapat 8 Calon yang
mengalami perbaikan, yaitu atas nama Sabam Sirait, Abdul
Aziz, Agus Salim, Rijal, Ferry Iswan, Ardinto Demiyasa, Moh
Ridwan dan Slamet Abadi.
Berdasarkan pengawasan yang dilakukan pada saat
penyerahan Laporan Awal Dana Kampanye kepada KPU
Prov. DKI Jakarta, mayoritas peserta pemilu (Partai Politik
dan Calon Anggota DPD) bermasalah dalam hal pengisian
Form LADK 7 atau form Pencatatan Penerimaan dan
Pengeluaran (Partai Politik) dan penempatan angka-angka
pada Form LADK (Calon DPD) dan banyak kekurangan
berkas yang belum dirangkap atau dicopy oleh seluruh
peserta Pemilu (Partai Politik dan Calon DPD).
Dalam pengawasan Penerimaan Berkas LADK
tersebut, terdapat 1 calon DPD atas nama M. Ridwan, yang
saldo awalnya Rp. 0,- ini hal yang “aneh” dan menjadi
pertanyaan, tapi menurut keterangan yang bersangkutan,
bahwa pada saat pembukaan rekening tabungan, bisa
tanpa setoran awal. Hal ini dikarenakan yang bersangkutan
membuat rekening di sekolah yang tidak perlu melakukan
setoran awal
80 BINGKAI PEMILU
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana
Kampanye (LPPDK) bagi seluruh Partai Politik dan Calon
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta wajib menyerahkan pada
tanggal 26 April – 2 Mei 2019. Setelah seluruh Partai Politik
dan Calon Anggota DPD RI menyerahkan LPPDK nya maka
akan diserahkan ke Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah
ditunjuk oleh KPU untuk dilakukan audit selama 1 bulan
(2 – 31 Mei 2019).
Sesuai dengan PKPU Nomor 7 Tahun 2019, KPU DKI
Jakarta membuka waktu penyampaian LPPDK mulai tanggal
26 April – 2 Mei 2019 pukul 08.00 WIB s/d 18.00 WIB.
Berdasarkan hasil pengawasan Bawaslu Prov. DKI Jakarta
dalam Penyampaian LPPDK ke Kantor Akuntan Publik
(KAP), KPU DKI Jakarta membagi 7 meja penerimaan untuk
mengantisipasi penerimaan dari Calon DPD atau Parpol
yang berbarengan, dengan mekanisme bahwa peserta
pemilu yang datang untuk menyerahkan LPPDK diwajibkan
untuk mengisi absen terlebih dahulu kemudian diterima
oleh Petugas dari KPU DKI Jakarta. Setelah semua berkas
LPPDK dicek dan dinyatakan lengkap oleh Petugas KPU
DKI Jakarta, peserta pemilu diberikan Surat Tanda Terima
dari KPU DKI Jakarta.
Berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh
Prov. DKI Jakarta pada tanggal 25 April 2019 terdapat 5
Calon Anggota DPD yang menyerahkan LPPDK. Kemudian
pada 28 dan 29 April 2019 terdapat 2 calon Anggota DPD
yang menyerahkan. Sampai dengan batas waktu yang
telah ditentukan yakni tanggal 2 Mei 2019, dari 26 calon
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta, terdapat 5 calon yang
tidak menyerahkan LPPDKnya.
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dalam melakukan
pengawasan LPPDK menuangkan hasil pengawasannya
ke dalam form sebagai berikut:
81Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
a. DK.01 (Form Pengawasan Pelayanan KPU kepada
Peserta Pemilu pada Penyampaian LPPDK)
b. DK.02 (Form Pengawasan Penyerahan LPPDK Peserta
Pemilu kepada KPU)
c. DK.03 (Form Pengawasan Laporan Penerimaan dan
Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK)
d. DK.04 (Form Pengawasan Penyerahan LPPDK KPU
kepada Kantor Akuntan Publik/KAP
e. DK.05 (Pengawasan Kantor Akuntan Publik)
Tabel 2.24 Form Pengawasan Pelayanan KPU Kepada Peserta Pemilu pada Penyampaian LPPDK
(DK. 01) FORM PENGAWASAN PELAYANAN KPU
KEPADA PESERTA PEMILU PADA PENYAMPAIAN LPPDK
NO Prov./Kab/
Kota
PELAYANAN PENERIMAAN LPPDK PESERTA PEMILU1
KPU Menyediakan Helpdesk
(Iya/Tidak)
KPU Menerima LPPDK lebih dari pukul 18.00
(Iya/Tidak)
Waktu/hari/Tgl/Bln/th
1. DKI Jakarta Iya TidakMulai Pukul 08.00 -
18.00 wib/ Jumat/ 26 April 2019
2. DKI Jakarta Iya TidakMulai Pukul 08.00 - 18.00 wib/ Sabtu/ 27
April 2019
3. DKI Jakarta Iya TidakMulai Pukul 08.00 - 18.00 wib/ Minggu/
28 April 2019
4. DKI Jakarta Iya TidakMulai Pukul 08.00 - 18.00 wib/ Senin/ 29
April 2019
5. DKI Jakarta Iya TidakMulai Pukul 08.00 -
18.00 wib/ Selasa/ 30 April 2019
6. DKI Jakarta Iya TidakMulai Pukul 08.00 -
18.00 wib/ Rabu/ 1 Mei 2019
7. DKI Jakarta Iya TidakMulai Pukul 08.00 - 18.00 wib/ Kamis/ 2
Mei 2019
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019
82 BINGKAI PEMILU
Tab
el 2
.25
Fo
rm P
eng
awas
an P
enye
rah
an L
PP
DK
DK
. 02
)F
OR
M P
EN
GA
WA
SA
N P
EN
YE
RA
HA
N L
PP
DK
P
ES
ER
TA P
EM
ILU
KE
PAD
A K
PU
NO
Pro
v./K
ab/
Ko
taJe
nis
Pem
iluP
arta
i P
olit
ik
Pen
yera
han
LP
PD
K P
eser
ta P
emilu
Kep
ada
KP
U
Men
yera
hk
anTi
dak
M
enye
rah
kan
Tep
at
wak
tuTe
rl-
amb
atW
aktu
/har
i/Tg
l/B
ln/t
h
1.D
KI J
akar
taD
PD
– A
gu
s S
alim
-M
enye
rah
kan
-Te
pat
-0
9.2
0 W
IB /
Jum
’at,
26 A
pri
l 20
19
2.D
KI J
akar
taD
PD
– M
. Rid
wan
-M
enye
rah
kan
-Te
pat
-14
.50
WIB
/
Jum
’at,
26 A
pri
l 20
19
3.D
KI J
akar
taD
PD
– E
nd
ang
Wid
uri
-M
enye
rah
kan
-Te
pat
-14
.55
WIB
/
Jum
’at,
26 A
pri
l 20
19
4.
DK
I Jak
arta
DP
D –
Sya
msu
l Zak
aria
-M
enye
rah
kan
-Te
pat
-17
.15 W
IB /
Jum
’at,
26 A
pri
l 20
19
5.
DK
I Jak
arta
DP
D –
Rija
l-
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
17.16
WIB
/
Jum
’at,
26 A
pri
l 20
19
6.
DK
I Jak
arta
DP
D –
Ard
i Pu
tra
Bar
amu
li-
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
10.3
0 W
IB /
Min
gg
u, 2
8 A
pri
l 20
19
7.D
KI J
akar
taD
PD
- F
erry
Isw
an-
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
11.3
0 W
IB /
Min
gg
u, 2
8 A
pri
l 20
19
8.
DK
I Jak
arta
DP
D -
H. P
ard
i-
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
10.3
0 W
IB /
Sen
in, 2
9 A
pri
l 20
19
9.
DK
I Jak
arta
DP
D -
H. P
atri
ka
Su
san
a-
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
15.3
0 W
IB /
Sen
in, 2
9 A
pri
l 20
19
83Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
DK
. 02
)F
OR
M P
EN
GA
WA
SA
N P
EN
YE
RA
HA
N L
PP
DK
P
ES
ER
TA P
EM
ILU
KE
PAD
A K
PU
NO
Pro
v./K
ab/
Ko
taJe
nis
Pem
iluP
arta
i P
olit
ik
Pen
yera
han
LP
PD
K P
eser
ta P
emilu
Kep
ada
KP
U
Men
yera
hk
anTi
dak
M
enye
rah
kan
Tep
at
wak
tuTe
rl-
amb
atW
aktu
/har
i/Tg
l/B
ln/t
h
10.
DK
I Jak
arta
DP
D -
Fah
ira
Idri
s-
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
14.0
0 W
IB /
Sel
asa,
30
Ap
ril 2
019
11D
KI J
akar
taD
PD
- S
lam
et A
bad
i-
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
16.3
0 W
IB /
Sel
asa,
30
Ap
ril 2
019
12D
KI J
akar
taD
PD
- S
oem
inta
rsih
-M
enye
rah
kan
-Te
pat
-16
.55
WIB
/
Sel
asa,
30
Ap
ril 2
019
13D
KI J
akar
taD
PD
- S
usa
na
Su
ryan
i S
aru
mah
a-
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
17.0
5 W
IB /
Sel
asa,
30
Ap
ril 2
019
14D
KI J
akar
taD
PD
- S
ylvi
ana
Mu
rni
-M
enye
rah
kan
-Te
pat
-17
.35
WIB
/
Sel
asa,
30
Ap
ril 2
019
15D
KI J
akar
taD
PD
- S
abam
Sir
ait
-M
enye
rah
kan
-Te
pat
-10
.25
WIB
/
Rab
u, 1
Mei
20
19
16D
KI J
akar
taD
PD
- D
aila
mi F
ird
aus
-M
enye
rah
kan
-Te
pat
-10
.55
WIB
/
Rab
u, 1
Mei
20
19
17D
KI J
akar
taD
PD
- A
bd
ul A
ziz
Kh
afia
-M
enye
rah
kan
-Te
pat
-11
.28
WIB
/
Rab
u, 1
Mei
20
19
18D
KI J
akar
taD
PD
- S
aleh
Kh
alid
-M
enye
rah
kan
-Te
pat
-13
.11 W
IB /
Rab
u, 1
Mei
20
19
19D
KI J
akar
taD
PD
– P
rof J
imly
A
ssh
idd
iqie
-M
enye
rah
kan
-Te
pat
-17
.19 W
IB/
Rab
u, 1
Mei
20
19
84 BINGKAI PEMILU
DK
. 02
)F
OR
M P
EN
GA
WA
SA
N P
EN
YE
RA
HA
N L
PP
DK
P
ES
ER
TA P
EM
ILU
KE
PAD
A K
PU
NO
Pro
v./K
ab/
Ko
taJe
nis
Pem
iluP
arta
i P
olit
ik
Pen
yera
han
LP
PD
K P
eser
ta P
emilu
Kep
ada
KP
U
Men
yera
hk
anTi
dak
M
enye
rah
kan
Tep
at
wak
tuTe
rl-
amb
atW
aktu
/har
i/Tg
l/B
ln/t
h
20D
KI J
akar
taD
PD
- S
um
arn
o-
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
13.4
1 WIB
/
Kam
is, 2
Mei
20
19
21D
KI J
akar
taD
PD
– A
luiy
ah A
hm
ad-
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
15.5
3 W
IB/
Kam
is, 2
Mei
20
19
22D
KI J
akar
taD
PR
DP
KB
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
16.0
2 W
IB/
Sen
in, 2
9 A
pri
l 20
19
23D
KI J
akar
taD
PR
DB
erk
arya
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
12.0
0 W
IB/
Sel
asa,
30
Ap
ril 2
019
24D
KI J
akar
taD
PR
DP
DI-
PM
enye
rah
kan
-Te
pat
-13
.15 W
IB/
Sel
asa,
30
Ap
ril 2
019
25D
KI J
akar
taD
PR
DP
KP
IM
enye
rah
kan
-Te
pat
-13
.28
WIB
/
Sel
asa,
30
Ap
ril 2
019
26D
KI J
akar
taD
PR
DG
aru
da
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
14.4
5 W
IB/
Rab
u, 1
Mei
20
19
27D
KI J
akar
taD
PR
DP
KS
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
16.0
7 W
IB/
Rab
u, 1
Mei
20
19
28D
KI J
akar
taD
PR
DP
SI
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
08
.39
WIB
/
Kam
is, 2
Mei
20
19
29D
KI J
akar
taD
PR
DD
emo
kra
tM
enye
rah
kan
-Te
pat
-11
.30
WIB
/
Kam
is, 2
Mei
20
19
85Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
DK
. 02
)F
OR
M P
EN
GA
WA
SA
N P
EN
YE
RA
HA
N L
PP
DK
P
ES
ER
TA P
EM
ILU
KE
PAD
A K
PU
NO
Pro
v./K
ab/
Ko
taJe
nis
Pem
iluP
arta
i P
olit
ik
Pen
yera
han
LP
PD
K P
eser
ta P
emilu
Kep
ada
KP
U
Men
yera
hk
anTi
dak
M
enye
rah
kan
Tep
at
wak
tuTe
rl-
amb
atW
aktu
/har
i/Tg
l/B
ln/t
h
30D
KI J
akar
taD
PR
DG
olk
arM
enye
rah
kan
-Te
pat
-13
.25
WIB
/
Kam
is, 2
Mei
20
19
31D
KI J
akar
taD
PR
DN
asd
emM
enye
rah
kan
-Te
pat
-14
.05
WIB
/
Kam
is, 2
Mei
20
19
32D
KI J
akar
taD
PR
DG
erin
dra
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
14.5
0 W
IB/
Kam
is, 2
Mei
20
19
33D
KI J
akar
taD
PR
DPA
NM
enye
rah
kan
-Te
pat
-15
.12 W
IB/
Kam
is, 2
Mei
20
19
34D
KI J
akar
taD
PR
DH
anu
raM
enye
rah
kan
-Te
pat
-15
.28
WIB
/
Kam
is, 2
Mei
20
19
35D
KI J
akar
taD
PR
DP
erin
do
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
16.4
7 W
IB/
Kam
is, 2
Mei
20
19
36D
KI J
akar
taD
PR
DP
PP
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
16.5
4 W
IB/
Kam
is, 2
Mei
20
19
37D
KI J
akar
taD
PR
DP
BB
Men
yera
hk
an-
Tep
at-
17.0
0 W
IB/
Kam
is, 2
Mei
20
19
Su
mb
er D
ata:
dio
lah
dar
i Div
isi P
eng
awas
an T
ahu
n 2
019
86 BINGKAI PEMILU
Tab
el 2
.26
Fo
rm P
eng
awas
an L
apo
ran
Pen
erim
aan
dan
Pen
gel
uar
an D
ana
Kam
pan
ye.
(DK
. 03)
FO
RM
PE
NG
AW
AS
AN
LAP
OR
AN
PE
NE
RIM
AA
N D
AN
PE
NG
ELU
AR
AN
DA
NA
KA
MPA
NY
E (L
PP
DK
)
NO
Jen
is P
emilu
Par
tai
Po
litik
Kep
atu
han
P
elap
ora
n
LPP
DK
Uang dalam Pembukaan Rekening
Jum
lah
Pen
erim
aan
Su
mb
ang
anP
eng
elu
aran
Saldo LPPDK
Mel
a-p
or
Tid
ak
Mel
a-p
or
Jumlah sumbangan dari
Partai Politik
Jumlah sumbangan dari
Peseorangan
Jumlah sumbangan dari
Kelompok
Jumlah sumbangan dari
Badan Usaha
Jumlah (Rp) dari Pertemuan
Terbatas
Jumlah (Rp) dari Pertemuan Tatap
Muka
Jumlah (Rp) dari Rapat Umum
Jumlah (Rp) dari APK
Jumlah (Rp) dari Bahan Kampanye
Jumlah (Rp) dari Kegiatan Lainnya
1D
PD
– A
gu
s S
alim
-M
elap
or
-10
.00
0.0
00
022
.250
.00
00
00
00
32.0
10.5
00
00
239.
500
2D
PD
- M
. Rid
wan
S R
-M
elap
or
-0
04.
00
0.0
00
00
00
04.
00
0.0
00
00
0
3D
PD
- E
nd
ang
Wid
uri
-M
elap
or
-0
00
00
07.
880
.00
00
24.6
37.5
00
014
.920
.00
0(4
7.43
7.50
0)
4D
PD
- S
yam
sul Z
akar
ia-
Mel
apo
r-
1.00
9.0
00
045
.124.
442
00
1.250
.00
00
041
.874
.442
02.
00
0.0
00
1.00
9.0
00
5D
PD
- R
ijal
-M
elap
or
-0
012
.00
0.0
00
00
00
00
012
.00
0.0
00
0
6D
PD
- F
erry
Isw
an-
Mel
apo
r-
2.0
00
.00
00
18.2
50.0
00
00
00
00
00
20.2
50.0
00
7D
PD
- H
. Par
di
-M
elap
or
-5.
00
0.0
00
06.
00
0.0
00
00
00
04.
838.
00
00
06.
162.
00
0
8D
PD
- P
atri
ka
Su
san
a-
Mel
apo
r-
49.9
00
.00
00
26.2
50.0
00
00
94
1.74
92.
068
.70
00
16.8
75.0
00
029
.478
.942
48.4
22.3
51
9D
PD
- F
ahir
a Id
ris
-M
elap
or
-5
00
.00
00
866.
874.
612
00
44.11
0.0
00
00
00
76.7
74.8
4880
6.93
2.18
8
10D
PD
- S
lam
et A
bad
i-
Mel
apo
r-
1.00
0.0
00
018
.183.
716
00
00
00
00
19.18
3.71
6
11D
PD
- S
oem
inta
rsi M
un
toro
-M
elap
or
-9.
990
.50
00
416.
816.
193
00
115.6
26.5
3921
.667
.031
07.
820
.50
017
5.5
41.5
00
106.
038
.123
22.8
59.3
57
12D
PD -
Susa
na S
urya
ni S
arum
aha
-M
elap
or
-10
.00
0.0
00
00
00
995.
00
00
08.
00
0.0
00
09
00
.40
038
9.60
0
13D
PD
- S
ylvi
ana
Mu
rni
-M
elap
or
-15
0.0
00
.00
00
130
.00
0.0
00
00
00
024
3.90
0.0
00
36.0
00
.00
00
100
.00
0
14D
PD
- S
abam
Sir
ait
-M
elap
or
-50
.00
0.0
00
01.7
00
.00
00
00
51.10
4.10
00
00
1.689
.126.
443
12.0
19.4
57
15D
PD
- D
aila
mi F
ird
aus
-M
elap
or
-5.
00
0.0
00
015
1.250
.00
00
09.
050
.00
049
.100
.00
00
72.6
00
.00
06.
250
.00
018
.65
0.0
00
600
.00
0
16D
PD
- A
bd
ul A
ziz
Kh
afia
-M
elap
or
-1.0
00
.00
00
51.0
00
.00
00
05.
00
0.0
00
2.50
0.0
00
030
0.0
00
2.50
0.0
00
29.7
00
.00
035
.50
0.0
00
17D
PD
- S
aleh
Kh
alid
-M
elap
or
-0
017
.031
.60
00
00
00
2.50
0.0
00
00
14.5
31.6
00
18D
PD
- A
rdi P
utr
a B
aram
uli
-M
elap
or
-50
0.0
00
038
5.0
00
.00
00
010
.250
.00
00
016
.62.
00
05.
00
0.0
00
155.
108.
490
34.7
88.7
90
87Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
(DK
. 03)
FO
RM
PE
NG
AW
AS
AN
LAP
OR
AN
PE
NE
RIM
AA
N D
AN
PE
NG
ELU
AR
AN
DA
NA
KA
MPA
NY
E (L
PP
DK
) NO
Jen
is P
emilu
Par
tai
Po
litik
Kep
atu
han
P
elap
ora
n
LPP
DK
Uang dalam Pembukaan Rekening
Jum
lah
Pen
erim
aan
Su
mb
ang
anP
eng
elu
aran
Saldo LPPDK
Mel
a-p
or
Tid
ak
Mel
a-p
or
Jumlah sumbangan dari
Partai Politik
Jumlah sumbangan dari
Peseorangan
Jumlah sumbangan dari
Kelompok
Jumlah sumbangan dari
Badan Usaha
Jumlah (Rp) dari Pertemuan
Terbatas
Jumlah (Rp) dari Pertemuan Tatap
Muka
Jumlah (Rp) dari Rapat Umum
Jumlah (Rp) dari APK
Jumlah (Rp) dari Bahan Kampanye
Jumlah (Rp) dari Kegiatan Lainnya
19D
PD
- J
imly
Ass
hid
diq
ie-
Mel
apo
r-
250
.00
00
1.055
.970
.00
038
6.50
0.0
00
581.9
99.9
7832
.790
.00
039
2.88
0.7
701.4
82.9
2988
2
20S
um
arn
o-
Mel
apo
r-
00
17.8
23.0
01
00
00
016
.450
.00
00
01.3
73.0
01
21A
lwiy
ah A
hm
ad-
Mel
apo
r-
10.0
00
.00
00
337.
00
0.0
00
00
2.60
0.2
00
2.25
0.0
00
019
1.476
.60
00
120
.50
0.0
00
31.17
3.20
0
22D
PR
D P
rov.
PK
BM
elap
or
-1.0
00
.00
011.
00
0.0
00
3.57
5.77
6.0
00
010
.171
00
010
.50
0.0
00
03.
576.
078
.015
208.
156
23D
PR
D P
rov.
Ber
kar
yaM
elap
or
-10
0.0
00
.00
010
0.0
00
.00
00
00
00
00
00
100
.00
0.0
00
24D
PR
D P
rov.
PD
I-P
Mel
apo
r-
12.0
00
.00
012
.00
0.0
00
8.64
9.76
7.80
30
2.52
4.0
07
00
00
09.
465.
364.
166
198.
927.
644
25D
PR
D P
rov.
PK
PI
Mel
apo
r-
1.00
0.0
00
38.5
00
.00
00
00
00
00
37.5
00
.00
01.0
00
.00
00
26D
PR
D P
rov.
Gar
ud
aM
elap
or
-1.5
00
.00
01.5
00
.00
00
05
.79
60
00
00
262.
50
01.2
43.2
96
27D
PR
D P
rov.
PK
SM
elap
or
-10
.00
0.0
00
10.0
00
.00
02.
960
.00
0.0
00
00
00
00
311.3
00
.00
02.
654.
500
.00
04.
095
.00
0
28D
PR
D P
rov.
PS
IM
elap
or
-1.0
00
.00
00
4.38
7.95
3.69
00
191.2
730
00
00
4.26
2.58
8.94
312
5.55
6.0
19
29D
PR
D P
rov.
Dem
ok
rat
Mel
apo
r-
1.00
0.0
00
434.
00
8.0
00
00
00
00
105.
400
.00
00
327.
608.
00
01.0
00
.00
0
30D
PR
D P
rov.
Go
lkar
Mel
apo
r-
5.0
00
.00
020
5.0
00
.00
015
.017
.066
.624
00
00
019
5.0
00
.00
00
15.0
17.0
66.6
1410
.00
0.0
00
31D
PR
D P
rov.
Nas
dem
Mel
apo
r-
1.00
0.0
00
93.7
50.0
00
8.89
4.35
2.21
90
00
00
092
.750
.00
08.
894.
352.
219
0
32D
PR
D P
rov.
Ger
ind
raM
elap
or
-10
.00
0.0
00
10.0
00
.00
00
00
10.0
00
.00
00
00
00
0
33D
PR
D P
rov.
PAN
Mel
apo
r-
2.16
0.19
80
12.3
82.3
50.0
00
00
00
00
012
.382
.350
.00
00
34D
PR
D P
rov.
Han
ura
Mel
apo
r-
1.00
0.0
00
624.
417.
700
8.91
0.5
59.3
100
00
00
124.
00
0.0
00
09.
409.
177.
010
1.80
0.0
00
35D
PR
D P
rov.
Per
ind
oM
elap
or
-1.0
00
.00
00
492.
860
.474
00
00
00
049
2.86
0.4
740
36D
PR
D P
rov.
PP
PM
elap
or
-1.0
00
.00
01.0
00
.00
00
00
00
00
00
1.00
0.0
00
37D
PR
D P
rov.
PB
BM
elap
or
-2.
00
0.0
00
1.264
.275
1.974
.916
.230
00
00
01.0
00
.00
00
1.974
.916
.230
264.
275
Su
mb
er D
ata:
dio
lah
dar
i Div
isi P
eng
awas
an T
ahu
n 2
019
88 BINGKAI PEMILU
Tab
el 2
.27
Fo
rmu
lir D
K.0
4 P
eng
awas
an P
enye
rah
an L
PP
DK
dar
i KP
U P
rov
DK
I Jak
arta
kep
ada
Kan
tor A
ku
nta
n P
ub
lik (K
AP
)
NO
Jen
is P
emilu
Par
tai
Po
litik
Pen
yera
han
LP
PD
K K
PU
Kep
ada
KA
P
Men
yera
hk
an
Tidak Menye-rahkan
KA
PW
aktu
/har
i/Tg
l/B
ln/t
h
1D
PD
– A
gu
s S
alim
-M
enye
rah
kan
--
16.0
2 W
IB/S
enin
, 29
Ap
ril 2
019
2.D
PD
– M
. Rid
wan
-M
enye
rah
kan
--
14.5
0 W
IB /
Ju
m’a
t, 26
Ap
ril 2
019
3.D
PD
– E
nd
ang
Wid
uri
-M
enye
rah
kan
--
14.5
5 W
IB /
Ju
m’a
t, 26
Ap
ril 2
019
4.
DP
D –
Sya
msu
l Zak
aria
-M
enye
rah
kan
--
17.15
WIB
/ J
um
’at,
26 A
pri
l 20
19
5.
DP
D –
Rija
l-
Men
yera
hk
an-
-17
.16 W
IB /
Ju
m’a
t, 26
Ap
ril 2
019
6.
DP
D –
Ard
i Pu
tra
Bar
amu
li-
Men
yera
hk
an-
-10
.30
WIB
/ M
ing
gu
, 28
Ap
ril 2
019
7.D
PD
- F
erry
Isw
an-
Men
yera
hk
an-
-11
.30
WIB
/ M
ing
gu
, 28
Ap
ril 2
019
8.
DP
D -
H. P
ard
i-
Men
yera
hk
an-
-10
.30
WIB
/ S
enin
, 29
Ap
ril 2
019
9.
DP
D -
H. P
atri
ka
Su
san
a-
Men
yera
hk
an-
-15
.30
WIB
/ S
enin
, 29
Ap
ril 2
019
10.
DP
D -
Fah
ira
Idri
s-
Men
yera
hk
an-
-14
.00
WIB
/ S
elas
a, 3
0 A
pri
l 20
19
11D
PD
- S
lam
et A
bad
i-
Men
yera
hk
an-
-16
.30
WIB
/ S
elas
a, 3
0 A
pri
l 20
19
12D
PD
- S
oem
inta
rsih
-M
enye
rah
kan
--
16.5
5 W
IB /
Sel
asa,
30
Ap
ril 2
019
13D
PD
- S
usa
na
Su
ryan
i Sar
um
aha
-M
enye
rah
kan
--
17.0
5 W
IB /
Sel
asa,
30
Ap
ril 2
019
14D
PD
- S
ylvi
ana
Mu
rni
-M
enye
rah
kan
--
17.3
5 W
IB /
Sel
asa,
30
Ap
ril 2
019
15D
PD
- S
abam
Sir
ait
-M
enye
rah
kan
--
10.2
5 W
IB /
Rab
u, 1
Mei
20
19
16D
PD
- D
aila
mi F
ird
aus
-M
enye
rah
kan
--
10.5
5 W
IB /
Rab
u, 1
Mei
20
19
17D
PD
- A
bd
ul A
ziz
Kh
afia
-M
enye
rah
kan
--
11.2
8 W
IB /
Rab
u, 1
Mei
20
19
18D
PD
- S
aleh
Kh
alid
-M
enye
rah
kan
--
13.11
WIB
/ R
abu
, 1 M
ei 2
019
19D
PD
– P
rof J
imly
Ass
hid
diq
ie-
Men
yera
hk
an-
-17
.19 W
IB/R
abu
, 1 M
ei 2
019
20D
PD
- S
um
arn
o-
Men
yera
hk
an-
-13
.41 W
IB/K
amis
, 2 M
ei 2
019
21D
PD
– A
lwiy
ah A
hm
ad-
Men
yera
hk
an-
-15
.53
WIB
/Kam
is, 2
Mei
20
19
89Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
NO
Jen
is P
emilu
Par
tai
Po
litik
Pen
yera
han
LP
PD
K K
PU
Kep
ada
KA
P
Men
yera
hk
an
Tidak Menye-rahkan
KA
PW
aktu
/har
i/Tg
l/B
ln/t
h
22D
PR
DP
KB
Men
yera
hk
an-
KA
P U
mar
yad
i,Ak
.CPA
16.0
2 W
IB/S
enin
, 29
Ap
ril 2
019
23D
PR
DB
erk
arya
Men
yera
hk
an-
KA
P P
iete
r, U
way
s, &
rek
an
12.0
0 W
IB/S
elas
a, 3
0 A
pri
l 20
19
24D
PR
DP
DI-
PM
enye
rah
kan
-K
AP
Lab
ib Y
War
dim
an &
rek
an13
.15 W
IB/S
elas
a, 3
0 A
pri
l 20
19
25D
PR
DP
KP
IM
enye
rah
kan
-K
AP
Pie
ter,
Uw
ays,
& r
ekan
13.2
8 W
IB/S
elas
a, 3
0 A
pri
l 20
19
26D
PR
DG
aru
da
Men
yera
hk
an-
KA
P D
rs A
friz
al S
y14
.45
WIB
/Rab
u, 1
Mei
20
19
27D
PR
DP
KS
Men
yera
hk
an-
KA
P S
lam
et R
iyan
to, A
riyan
to &
reka
n16
.07
WIB
/Rab
u, 1
Mei
20
19
28D
PR
DP
SI
Men
yera
hk
an-
KA
P K
usm
adi R
ifay
, S.E
, Ak
, M.M
08
.39
WIB
/Kam
is, 2
Mei
20
19
29D
PR
DD
emo
kra
tM
enye
rah
kan
-K
AP
Tas
nim
, Far
dim
an, S
apu
an,
Nu
zulia
na,
Ram
dan
& R
ekan
11.3
0 W
IB/K
amis
, 2 M
ei 2
019
30D
PR
DG
olk
arM
enye
rah
kan
-K
AP
Lu
qm
an d
an S
arif
ud
din
13.2
5 W
IB/K
amis
, 2 M
ei 2
019
31D
PR
DN
asd
emM
enye
rah
kan
-K
AP
Har
is d
an G
ind
o14
.05
WIB
/Kam
is, 2
Mei
20
19
32D
PR
DG
erin
dra
Men
yera
hk
an-
KA
P Il
ham
14.5
0 W
IB/K
amis
, 2 M
ei 2
019
33D
PR
DPA
NM
enye
rah
kan
-K
AP
Lu
qm
an d
an S
arif
ud
din
15.12
WIB
/Kam
is, 2
Mei
20
19
34D
PR
DH
anu
raM
enye
rah
kan
-K
AP
Lab
ib Y
War
dim
an &
rek
an15
.28
WIB
/Kam
is, 2
Mei
20
19
35D
PR
DP
erin
do
Men
yera
hk
an-
KA
P D
rs A
friz
al S
y16
.47
WIB
/Kam
is, 2
Mei
20
19
36D
PR
DP
PP
Men
yera
hk
an-
KA
P D
ra. S
uh
arta
ti &
rek
an16
.54
WIB
/Kam
is, 2
Mei
20
19
37D
PR
DP
BB
Men
yera
hk
an-
KA
P S
lam
et R
iyan
to, A
riyan
to &
reka
n17
.37
WIB
/Kam
is, 2
Mei
20
19
90 BINGKAI PEMILU
No
Jen
is P
emilu
Par
tai
Po
litik
Nam
a K
AP
Ala
mat
Keb
enar
an
Ala
mat
Tgl T
and
a Ta
ng
an
Ko
ntr
ak
Jum
lah
K
on
trak
Jum
lah
A
udito
r
1.D
PR
D P
rov.
PK
BK
AP
Um
arya
di,A
k.C
PAJl
. Sre
ng
sen
g R
aya
No
.3, K
emb
ang
an,
Jak
arta
Bar
at
Ses
uai
--
-
2.D
PR
D P
rov.
Ber
kar
yaK
AP
Pie
ter,
Uw
ays,
&
rek
an
Jl. W
aru
ng
Bu
nci
t R
aya
No
.12, W
aru
ng
Ja
ti B
arat
, Jak
arta
Sel
atan
S
esu
ai-
40.0
00
.00
03
3.D
PR
D P
rov.
PD
I-P
KA
P L
abib
Y W
ard
iman
&
rek
anJl
. Ray
a P
asar
Min
gg
u N
o.3
9 A
, Jak
arta
S
elat
anS
esu
ai-
--
4.
DP
RD
Pro
v.P
KP
IK
AP
Pie
ter,
Uw
ays,
&
rek
anJl
. War
un
g B
un
cit
Ray
a N
o.12
, War
un
g
Jati
Bar
at, J
akar
ta S
elat
an
Ses
uai
--
3
5.
DP
RD
Pro
v.G
aru
da
KA
P D
rs A
friz
al S
yJl
. Kre
sna
II N
o.8
, Du
ren
Saw
it, J
akar
ta
Tim
ur
Ses
uai
--
-
6.
DP
RD
Pro
v.P
KS
KA
P S
lam
et R
iyan
to,
Ari
yan
to &
rek
anJl
. RS
Fat
maw
ati N
o.5
0, J
akar
ta S
elat
anS
esu
ai-
--
7.D
PR
D P
rov.
PS
IK
AP
Ku
smad
i Rif
ay, S
.E,
Ak
, M.M
Vill
a A
rth
a G
adin
g B
lok
G N
o.10
, K
elap
a G
adin
g B
arat
, Jak
arta
Uta
raS
esu
ai-
--
8.
DP
RD
Pro
v.D
emo
kra
tK
AP
Tas
nim
, Far
dim
an,
Sap
uan
, Nu
zulia
na,
R
amd
an &
Rek
an
Jl. H
.R. R
asu
na
Sai
d B
lok
X-5
, Kav
.2-3
, Ja
kar
ta S
elat
anS
esu
ai2
Mei
20
1945
.00
0.0
00
3
9.
DP
RD
Pro
v.G
olk
arK
AP
Lu
qm
an d
an
Sar
ifu
dd
inJl
. RS
Fat
maw
ati N
o.10
, Cila
nd
ak,
Jak
arta
Sel
atan
Ses
uai
26 A
pril
2019
50.0
00
.00
04
10.
DP
RD
Pro
v.N
asd
emK
AP
Har
is d
an G
ind
oJl
. Bas
uk
i Rah
mat
No
.1 A
, Jak
arta
Tim
ur
Ses
uai
--
-
11.
DP
RD
Pro
v.G
erin
dra
KA
P Il
ham
Jl. K
.H. A
bd
ulla
h S
yafe
i No
. 27
A,
Man
gg
arai
Sel
atan
, Teb
et, J
akar
ta
Sel
atan
Ses
uai
--
-
12D
PR
D P
rov.
PAN
KA
P L
uq
man
dan
S
arif
ud
din
Jl. R
S F
atm
awat
i No
.10, C
ilan
dak
, Ja
kar
ta S
elat
anS
esu
ai26
Apr
il 20
1950
.00
0.0
00
4
13D
PR
D P
rov.
Han
ura
KA
P L
abib
Y W
ard
iman
&
rek
anJl
. Ray
a P
asar
Min
gg
u N
o.3
9 A
, Jak
arta
S
elat
anS
esu
ai-
--
91Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
No
Jen
is P
emilu
Par
tai
Po
litik
Nam
a K
AP
Ala
mat
Keb
enar
an
Ala
mat
Tgl T
and
a Ta
ng
an
Ko
ntr
ak
Jum
lah
K
on
trak
Jum
lah
A
udito
r
14D
PR
D P
rov.
Per
ind
oK
AP
Drs
Afr
izal
Sy
Jl. K
resn
a II
No
.8, D
ure
n S
awit
, Jak
arta
T
imu
rS
esu
ai-
40.0
00
.00
04
16D
PR
D P
rov.
PP
PK
AP
Dra
. Su
har
tati
&
rek
anJl
. Pin
ang
Ray
a N
o.2
5, R
awam
ang
un
, Ja
kar
ta T
imu
rS
esu
ai-
--
16D
PR
D P
rov.
PB
BK
AP
Sla
met
Riy
anto
, A
riya
nto
& r
ekan
Jl. R
S F
atm
awat
i No
.50
, Jak
arta
Sel
atan
Ses
uai
--
-
Su
mb
er D
ata:
dio
lah
dar
i Div
isi P
eng
awas
an T
ahu
n 2
019
92 BINGKAI PEMILU
Tabel 2.28 Rekap LPPDK Parpol Peserta Pemilu:
NO PARTAI POLITIK TOTAL PENERIMAAN
TOTAL PENGELUARAN
SALDO AKHIR
1 PKB 3,586,786,171 3,586,578,015 208,156 2 GERINDRA 10,000,000 10,000,000 - 3 PDI PERJUANGAN 9,664,291,810 9,465,364,166 198,927,644 4 GOLKAR 15,222,066,624 15,212,066,624 10,000,000 5 NASDEM 8,988,102,219 8,987,102,219 1,000,000 6 GARUDA 1,505,796 262,500 1,243,296 7 BERKARYA 100,000,000 - 100,000,000 8 PKS 2,970,000,000 2,965,800,000 4,095,000 9 PERINDO 492,860,474 492,860,474 1,000,000 10 PPP 1,000,000 - 1,000,000 11 PAN 12,382,350 12,382,350 2,160,198 12 PSI 4,388,144,963 4,262,588,943 12,556,019 13 HANURA 9,534,977,010 9,533,177,010 1,800,000 14 DEMOKRAT 434,008,000 434,008,000 1,000,000 15 PBB 1,976,180,505 1,975,916,230 264,275 16 PKPI 38,500,000 38,500,000 -
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019
3. Dinamika dan Permasalahan Tahapan Dana Kampanye.
Dalam pelaporan LADK, LPSDK dan LPPDK, sebagian
peserta pemilu mengalami kesulitan dalam pengisian berkas
formulir karena penggunaan keuangan yang dilakukan
oleh masing-masing peserta pemilu tidak terdokumentasi
dengan baik.
Berdasarkan pengawasan Bawaslu Prov. DKI Jakarta
dalam peneriamaan LPPDK, terdapat 4 partai politik
yang belum lengkap berkasnya yaitu Partai Berkarya,
Partai Demokrat, Partai Garuda dan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) dan ada 5 calon anggota DPD Prov. DKI
Jakarta yang tidak menyerahkan berkas LPPDK yaitu atas
nama Muhammad Taufik, PK. Tino Rahardian, H. Sudarto, Ir.
H. Suyartono Suwandi dan Ardinto Demiyasa.
Pada tanggal 2 Mei 2019, dua calon anggota DPD
DKI Jakarta yakni atas nama Sumarno dan Alwiyah
Ahmad mendatangi Kantor KPU Prov. DKI Jakarta untuk
93Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
menyerahkan LPPDK, sementara menurut KPU DKI Jakarta,
penyerahan LPPDK sudah ditutup sejak tanggal 1 Mei 2019
pukul 18.00 WIB. Kemudian salah satu calon anggota
DPD RI Dapil DKI Jakarta atas nama Alwiyah Ahmad
berkoordinasi dengan anggota Bawaslu Prov. DKI Jakarta
(Burhanuddin), terkait dengan jadwal akhir penyerahan
LPPDK, selanjutnya Anggota Bawaslu Prov. DKI Jakarta
berkoordinasi dengan KPU DKI Jakarta terkait dengan
jadwal akhir penyerahan LPPDK dan menjelaskan bahwa
seharusnya dua calon anggota DPD tersebut tetap diterima
berkas LPPDK nya karena sesuai dengan Peraturan KPU No.
10 Tahun 2019 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan
Umum Tahun 2019 menyatakan bahwa Penyampaian
LPPDK kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) dimulai tanggal
26 April – 2 Mei 2019, serta berdasarkan Surat Undangan
KPU DKI Jakarta dengan Nomor 581/PL.01.6-SD/31/Prov/
lV/2019, tertanggal 23 April 2019, Perihal: Penyampaian
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye
Pemilu Tahun 2019 oleh Peserta Pemilu Tingkat Prov.
DKI Jakarta yang ditujukan kepada Ketua Bawaslu Prov.
DKI Jakarta, Ketua DPD/DPW Partai Politik Peserta Pemilu
2019 Prov. DKI Jakarta, Calon Angota DPD RI Dapil DKI
Jakarta dan Kantor Akuntan Publik, menyatakan bahwa
penyampaian Laporan Penerimaan dan Pengeluaran
Dana Kampanye (LPPDK) Pemilihan Umum Tahun 2019,
dilaksanakan pada Hari Jum’at s.d Kamis, tanggal 26 April
s.d 2 Mei 2019, Pukul 08.00 WIb s.d 18.00 WIB. Sehingga
Bawaslu Prov. DKI Jakarta berpendapat bahwa penyampaian
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye
(LPPDK) Calon Anggota DPD atas nama Sumarno dan
Alwiyah Ahmad masih dapat diterima oleh KPU Prov.
DKI Jakarta. Oleh karena itu Bawasu Prov. DKI Jakarta
94 BINGKAI PEMILU
merekomendasikan kepada KPU Prov. DKI Jakarta untuk
tetap diterima.
4. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Tahapan Dana
Kampanye
Berdasarkan pengawasan penerimaan LADK, LPSDK
dan LPPDK yang dilakukan oleh Bawaslu Prov. DKI
Jakarta, masih banyak kekurangan dalam hal pengisian
formulir LADK, LPSDK dan LPPDK oleh peserta pemilu,
baik partai politik maupun calon Anggota DPD, sehingga
menyulitkan bagi mereka untuk membuat laporan LADK,
LPSDK dan LPPDK. Oleh karena itu KPU Prov. DKI Jakarta
perlu melakukan Bimtek terpadu secara mendalam
terhadap pengisian formulir LADK, LPSDK dan LPPDK
serta memastikan LO Peserta Pemilu yang sudah dibimtek
tidak dilakukan pergantian/berganti agar tidak ada kendala
dalam hal pengisian form.
Seharusnya peserta Pemilu baik partai politik maupun
calon anggota DPD melaporkan dana kampanyenya dengan
jujur agar masyarakat dapat mengetahui berapa anggaran
yang dikeluarkan partai politik maupun calon anggota
DPD dalam melakukan kampanye, hal ini penting untuk
membandingkan biaya yang dikeluarkan dengan aktivitas
kampanye yang dilakukan selama pemilu 2019.
F. Pelaksanaan Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan suara serta Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara.
1. Persiapan Pelaksanaan Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan suara serta Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara.
A. Kerawanan
Tahapan Pemungutan dan Penghitungan suara serta Rekapitulasi
Hasil Penghitungan Suara yang dilakukan pada Pemilu 2019, telah
dipetakan beberapa kerawanan yang diprediksi akan terjadi pada
saat pelaksanaan pemungutan suara, yaitu adanya kekurangan
95Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
jumlah surat suara yang didistribusikan ke TPS, banyaknya pemilih
yang ingin menggunakan hak pilihnya namun tidak memiliki formulir
A5 (pindah memilih) atau tidak memiliki KTP elektronik DKI Jakarta,
banyaknya orang yang ingin memilih tapi tidak terdaftar dalam DPT.
Hal ini diprediksi terjadi, karena pada saat penyusunan daftar pemilih
maupun pada saat rekapitulasi daftar pemilih, ditemukan banyak
masalah sehingga dilakukan perbaikan berkali-kali. Sementara itu
pada saat pelaksanaan penghitungan suara di TPS, ada beberapa
kerawanan yang bisa saja terjadi, yaitu kesalahan dalam penghitungan
suara dan manipulasi penghitungan suara yang dilakukan oleh petugas
KPPS, hal ini dapat dipicu karena banyak surat suara yang dihitung,
petugas KPPSnya tidak berpengalaman, dan petugas KPPS yang tidak
berintegritas serta pengawasan yang tidak melekat.
Pada proses rekapitulasi hasil penghitungan suara, beberapa
hal yang bisa terjadi yaitu kesalahan input data perolehan suara,
pengurangan dan penambahan suara yang dilakukan oleh petugas
PPS dan/atau PPK yang tidak berintegritas, hal ini bisa terjadi karena
faktor kelelahan, kelalaian hingga faktor kesengajaan.
B. Perencanaan Pengawasan
Perencanaan pengawasan yang dilakukan yaitu membentuk tim
supervisi pelaksanaan pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi
suara. Tim supervisi pengawasan diberikan pembekalan dan
pemahaman terkait jenis-jenis potensi kerawanan yang mungkin
terjadi di tiap TPS maupun pada saat rekapitulasi di tingkat kecamatan,
selain itu mereka juga dibekali dengan alat kerja pengawasan untuk
mencatat kejadian-kejadian yang terjadi pada saat pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara serta rekapitulasi hasil
penghitungan suara. Setelah perencanaan pengawasan sudah dibuat,
maka fokus pengawasan juga harus ditentukan, agar memudahkan
dalam melakukan pengawasan dilapangan.
96 BINGKAI PEMILU
C. Pencegahan
Pencegahan adalah proses, cara, tindakan, mencegah atau
tindakan menahan agar sessuatu tidak terjadi atau dapat dikatakan
suatu upaya yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Upaya
pencegahan pelanggaran Pemilu merupakan upaya awal dalam
menanggulangi kerawanan Pemilu.
Selama pelaksanaan Pemilu 2019, khususnya pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara pada tanggal 17 April 2019,
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan jajarannya melakukan pencegahan
dengan cara supervisi pengawasan, khususnya di TPS yang sudah
dipetakan sebagai TPS rawan di wilayah Prov. DKI Jakarta. Supervisi
pengawasan yang dilakukan mengindentifikasi beberapa kejadian
yang dianggap akan mengganggu proses pemungutan suara dan
berpotensi terjadi kesalahan prosedur, seperti adanya pemilih yang
ingin menggunakan hak pilihnya namun tidak memiliki form A5,
salah satunya terjadi di TPS 61-71 Apartemen Kalibata City Jakarta
Selatan, dimana beberapa pemilih yang memliki KTP luar Jakarta,
memaksakan diri menggunakan hak pilihnya, namun berhasil dicegah
oleh jajaran pengawas pemilu. Hal serupa juga terjadi di beberapa TPS
di wilayah Jakarta Utara, khususnya di TPS 25 Apartemen Gading Nias
Kelapa Gading, terkait adanya pemilih yang ingin menggunakan hak
pilihnya namun tidak memiliki form A5 dan ber e-KTP luar DKI Jakarta.
Pencegahan sudah dilakukan dibeberapa TPS, namun kejadian serupa
terjadi dibeberapa tempat dan tidak bisa dilakukan pencegahan,
sehingga ditindaklanjuti sebagai dugaan pelanggaran administrasi
atau prosedur.
Pencegahan juga dilakukan pada proses penghitungan suara
di TPS, terkait dengan kejadian yang dianggap menyalahi prosedur
seperti di salah satu TPS di wilayah Jakarta Utara, dimana Ketua KPPS
membacakan perolehan suara dengan cara duduk menghadap ke
samping membelakangi saksi dan masyarakat yang menyaksikan
penghitungan suara serta membuka kertas suara hanya setengah
dan menyebutkan perolehan suara dengan nada yang kurang jelas,
peristiwa ini terjadi tanpa ada protes dari saksi-saksi yang ada di TPS
97Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
bahkan pengawas TPS tidak memperingatkan, sementara jajaran
Bawaslu Prov. DKI Jakarta yang melakukan monitoring mendapatkan
kejadian tersebut dan mengingatkan kepada petugas KPPS untuk
melakukan penghitungan suara sesuai prosedur, agar masyarakat bisa
mendengar dan melihat penghitungan suara di TPS tersebut dengan
baik.
Pencegahan lain yang sudah dilakukan, yaitu terkait adanya
KPPS yang melakukan penghitungan suara dengan menghitung dua
perolehan suara apabila ada pemilih yang mencoblos partai politik
dan calon legislatif dalam satu surat suara, namun dibeberapa TPS
dilakukan hal yang sama, sehingga terjadi data yang tidak sesuai pada
saat rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat kecamatan, yang
mengharuskan adanya penghitungan suara ulang.
Sementara pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu Prov. DKI
Jakarta beserta seluruh jajaran pengawas pemilu se-DKI Jakarta, juga
difokuskan terhadap rekapitulasi baik di tingkat Kecamatan, tingkat
Kab/Kota hingga tingkat Prov.. Pada saat rekapitulasi di tingkat
kecamatan, Bawaslu Prov. DKI Jakarta melakukan supervisi untuk
memastikan proses rekapitulasi tersebut berjalan sesuai dengan
prosedur. Dalam proses rekapitulasi, ditemukan adanya PPK yang
melakukan rekapitulasi dimulai dari perolehan suara DPR RI, padahal
sesuai ketentuan seharusnya dimulai dari perolehan suara PPWP.
Berdasarkan arahan Bawaslu Prov. DKI Jakarta, kejadian tersebut
ditindaklanjuti oleh Bawaslu Jakarta Utara dengan mengingatkan
kepada salah satu PPK di Jakarta Utara, agar proses rekapitulasi
dilakukan sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Peraturan KPU,
yaitu dimulai dari rekapitulasi suara Presiden dan Wakil Presiden.
D. Ak vitas Pengawasan
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara
Pada hari Rabu tanggal 17 April 2019, jajaran Bawaslu Prov. DKI
Jakarta melakukan Pengawasan Pemungutan Suara yang tersebar
di 29.063 TPS di wilayah DKI Jakarta dengan menurunkan personil
sebanyak 29.063 Pengawas TPS, 267 Pengawas Kelurahan, 132
98 BINGKAI PEMILU
Pengawas Kecamatan, 28 Pengawas Tingkat Kabupaten/Kota dan
7 orang Pengawas Tingkat Prov.. Dalam melakukan pengawasan
pemungutan suara, Bawaslu Prov. DKI Jakarta membagi tim untuk
melakukan monitoring di beberapa TPS di wilayah DKI Jakarta yang
dianggap rawan sesuai dengan pemetaan yang sudah dilakukan di
antaranya TPS 28, 29 di Gading Nias Kelapa Gading Jakarta Utara, TPS
61-71 Kalibata City Jakarta Selatan, TPS Rutan dan Lapas yang berada
di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Pusat serta beberapa TPS yang
berada di Jakarta Barat khususnya di Kapuk Cengkareng dan TPS yang
berada di sekitar apartemen.
Berbagai permasalahan terjadi di TPS pada saat pelaksanaan
pemungutan suara, seperti adanya kekurangan surat suara diberbagai
TPS, antara lain di TPS 192 Kelurahan Pondok Bambu Kecamatan Duren
Sawit, TPS 26 dan 118 Kelurahan Makasar Kecamatan Makasar, TPS 74
Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas, TPS 29 Kelurahan Pulogebang
Kecamatan Cakung, TPS 198 Kelurahan Cipinang Besar Utara
Kecamatan Jatinegara, TPS 176 Kelurahan Pademangan Kecamatan
Penggilingan, TPS 145, 146 dan 147 Kelurahan Pondok Labu Kecamatan
Cilandak, TPS 17 Kelurahan Meruya Utara Kecamatan Kembangan,
TPS 104 Kelurahan Pegangsaan Kecamatan Kelapa Gading, TPS 11
Kelurahan Kelapa Gading Timur Kecamatan Kelapa Gading, TPS 192
Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilincing dan TPS 10 Kelurahan Tugu
Utara Kecamatan Koja.
Permasalahan lain yang terjadi, yakni adanya pemilih yang
menggunakan hak pilihnya dengan menggunakan e-KTP luar DKI
Jakarta, ini terjadi di TPS 93 Kelurahan Jati Kecamatan Pulo Gadung,
TPS 02 Kelurahan Cipinang Kecamatan Pulo Gadung, TPS 64 dan 116
Kelurahan Rawamangun Kecamatan Pulo Gadung, TPS 14 Kelurahan
Cilangkap Kecamatan Cipayung, TPS 34 Kelurahan Bambu Apus
Kecamatan Cipayung, TPS 101 Kelurahan Gedong Kecamatan Pasar
Rebo, TPS 02 Kelurahan Pasar Baru Kecamatan Sawah Besar dan TPS
172 Kelurahan Pademangan Barat Kecamatan Pademangan.
Sementara itu di TPS 65 Kelurahan Jati Kecamatan Pulo
Gadung tidak ada petugas KPPS yang menjaga tinta, sedangkan di
99Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
TPS 170 Kelurahan Pondok Bambu Kecamatan Duren Sawit terjadi
keterlambatan pembukaan TPS dan lebih fatal lagi ditemukannya
pemilih yang diminta untuk tanda tangan di kertas suara oleh Ketua
KPPS yang terjadi di TPS 163 Kelurahan Pulo Gebang Kecamatan
Cakung, serta juga adanya pemilih yang memiliki e-KTP luar Jakarta
yang memaksakan diri memilih di TPS 68 Kelurahan Rawajati
Kecamatan Pancoran serta adanya pengguna A5 yang diminta
menunggu sampai pukul 12.00 WIB oleh KPPS yang terjadi di TPS 11
dan 15 Kelurahan Karet Kuningan Kecamatan Setiabudi dan terdapat
Pemilih yang mendapat 2 Surat Suara Paslon dan mencoblos keduanya,
yang terjadi di TPS 27 Kelurahan Rawa Buaya Kecamatan Cengkareng.
Kejadian yang terjadi pada pelaksanaan pemungutan suara,
langsung ditindaklanjuti oleh Bawaslu Prov. DKI Jakarta dengan
memerintahkan Bawaslu Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta untuk
berkoordinasi dengan Panwaslu Kecamatan maupun Panwaslu
Kelurahan agar melakukan investigasi terhadap TPS-TPS yang diduga
terjadi dugaan pelanggaran, jika hasil investigasi ditemukan adanya
dugaan pelanggaran maka diperintahkan untuk merekomendasikan
dilaksanakannya Pemungutan Suara Ulang (PSU) apabila memenuhi
syarat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang undangan.
Sementara itu, Bawaslu Prov. DKI Jakarta beserta jajarannya,
melakukan pengawasan secara melekat terhadap proses penghitungan
suara yang dilakukan di semua TPS di wilayah DKI Jakarta. Terdapat
beberapa kejadian pada saat penghitungan suara, salah satunya
di TPS 169 Kelurahan Cipinang Besar Utara Kecamatan Jatinegara
Jakarta Timur, terdapat kekurangan formulir C1 Plano DPR RI yang
seharusnya berjumlah 16 partai politik, tetapi yang tersedia hanya
untuk 14 partai politik. Kemudian salah satu TPS di Jakarta Utara pada
saat penghitungan suara, ketua KPPS melakukan penghitungan
suara dengan cara duduk membelakangi saksi serta masyarakat yang
menyaksikan penghitungan suara dan juga membuka kertas suara
hanya setengah serta menyebutkan perolehan suara partai dengan
suara yang kurang jelas.
100 BINGKAI PEMILU
Kejadian pada saat akan dilakukan penghitungan suara di Jakarta
Utara, hampir semua TPS di salah satu Kelurahan di Jakarta Utara
kekurangan Formulir C1 Plano, sehingga penghitungan suara sempat
tertunda sampai tengah malam dan diganti dengan kertas karton biasa.
Sementara dibeberapa TPS terdapat kesalahan metode penghitungan
suara yang menyebabkan terjadinya penghitungan suara ulang guna
sinkronisasi data.
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan jajarannya melakukan kegiatan
pengawasan rekapitulasi dimulai dari tingkat kecamatan hingga
tingkat Prov.. Pengawasan rekapitulasi di tingkat Kecamatan
dilakukan mulai tanggal 19 April sampai 4 Mei 2019, namun karena
banyaknya penghitungan suara ulang, ketidaksinkronan data pemilih,
ketidaksinkronan hasil penghitungan suara di TPS dan jumlah
TPS yang besar disetiap Kecamatan serta adanya beberapa oknum
PPS maupun PPK yang memanipulasi rekapitulasi menyebabkan
rekapitulasi tidak dapat diselesaikan secara tepat waktu hingga terjadi
perpanjangan waktu rekapitulasi dari tanggal 19 April sampai 16 Mei
2019. Sementara itu untuk tingkat Kabupaten/Kota dilakukan pada
tanggal 5–16 Mei 2019.
Pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat
Prov. dilaksanakan pada tanggal 9–17 Mei 2019 di Hotel Bidakara,
Tebet, Jakarta Selatan. Kabupaten Kepulauan Seribu mendapat giliran
pertama untuk dilakukan rekapitulasi, pada saat dilakukan rekapitulasi
ditemukan adanya calon anggota legisatif dari partai Perindo yang
sudah dicoret oleh KPU Prov. DKI Jakarta, namun masih mendapatkan
suara, sehingga Bawaslu Prov. DKI Jakarta merekomendasikan agar
suara calon anggota legislatif tersebut dialihkan ke perolehan suara
partai.
Wilayah kedua yang dilakukan rekapitulasi adalah Kota
Administrasi Jakarta Pusat, dalam proses rekapitulasi tidak mengalami
kendala dan tidak ada keberatan dari saksi-saksi Peserta Pemilu,
sehingga KPU Prov. DKI Jakarta menetapkan perolehan suara
101Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD dan DPRD Prov.
untuk daerah pemilihan Jakarta Pusat.
Selanjutnya, wilayah ketiga yang dilakukan rekapitulasi adalah
Kota Administrasi Jakarta Selatan, dalam proses rekapitulasi dilakukan
koreksi perbaikan terhadap jumlah pemilih dalam DPT, jumlah
pengguna hak pilih dalam DPT, jumlah pengguna hak pilih dalam
DPTb dan jumlah pengguna hak pilih di 2 kecamatan, yaitu Kecamatan
Pancoran dan Cilandak, koreksi ini dilakukan atas persetujuan para
peserta yang hadir karena tidak mempengaruhi hasil perolehan suara.
Proses rekapitulasi tersebut juga terdapat keberatan dari saksi
Partai Hanura, PKS dan Perindo terkait hasil perolehan suara daerah
pemilihan 7 dan 8 Jakarta Selatan, keberatan tersebut terkait adanya
perselisihan suara hasil rekapitulasi yang tertera dalam salinan Formulir
C1, DAA1, DA1 dan DB, sehingga saksi Partai Hanura, PKS dan Perindo
meminta untuk dilakukan kroscek data. Atas keberatan tersebut KPU
Prov. DKI Jakarta melakukan skorsing untuk mempertemukan para
pihak agar dapat melakukan kroscek data yang dimaksud.
Pertemuan tersebut KPU Prov. DKI Jakarta kembali membuka
rapat rekapitulasi, akan tetapi pihak saksi Partai Hanura, PKS dan
Perindo tidak dapat menunjukan Formulir C1, DAA1, DA1 untuk dilakukan
kroscek dan perbandingan data antara KPU Prov. DKI Jakarta, Bawaslu
Prov. DKI Jakarta dan Saksi Partai Hanura, PKS, Perindo, sehingga
keberatan saksi Partai Hanura, PKS dan Perindo terkait kroscek data
tidak bisa ditindaklanjuti yang mengakibatkan saksi Partai Hanura,
Perindo, PKS melakukan aksi walk-out pada saat pembacaan hasil
rekapitulasi Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Rekapitulasi tingkat kota Jakarta Barat mendapat giliran yang
ke-empat, pada hari jumat tanggal 10 Mei 2019 pukul 20.30 WIB.
Saat proses rekapitulasi, KPU Prov. DKI Jakarta kembali melakukan
penyesuaian atau koreksi terhadap jumlah DPT, DPTb dan DPK di
berita acara karena adanya perbedaan DPT, DPTb, dan DPK yang telah
ditetapkan sebelumnya, hal ini dilakukan berdasarkan persetujuan
peserta pemilu karena tidak merubah hasil perolehan suara peserta
pemilu.
102 BINGKAI PEMILU
Selanjutnya, KPU Prov. DKI Jakarta melakukan penundaan
rapat rekapitulasi selama 1 (satu) hari, karena proses rekapitulasi
di tingkat Kecamatan Koja dan tingkat Kota Jakarta Utara belum
selesai. Rekapitulasi tingkat kota Jakarta Utara baru bisa dilanjutkan
pada tanggal 12 Mei 2019 pukul 21.00 WIB, dalam proses rekapitulasi
terdapat keberatan dari saksi Partai Politik, salah satunya adalah Partai
Demokrat yang mempersoalkan adanya anggota partai yang tidak
mendapatkan mandat sebagai saksi namun diperbolehkan untuk
menerima salinan Formulir DB1 oleh KPU Kota Administrasi Jakarta
Utara.
Jakarta Timur adalah wilayah terakhir yang dilakukan rekapitulasi
suara, setelah dilakukan penundaan selama 4 hari karena menunggu
rekapitulasi di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Duren Sawit, Pulo
Gadung, Cakung dan rekapitulasi baru dapat dilanjutkan pada tanggal
17 Mei 2019 pukul 08.30 WIB. Pada saat rekapitulasi untuk wilayah
Jakarta Timur, terdapat keberatan yang disampaikan oleh saksi
pasangan calon presiden nomor urut 01 bahwa pada saat rekapitulasi
suara tingkat kota Jakarta Timur, saksi pasangan calon presiden
nomor urut 01 menuliskan keberatan, dalam keberatan tersebut saksi
pasangan calon presiden nomor urut 01 mengaku kehilangan 200
suara di Kelurahan Rawamangun. Selain itu, saksi pasangan calon
nomor urut 01 juga keberatan terkait softcopy Formulir DAA1 hasil
rekapitulasi Kecamatan Duren Sawit yang tidak diberikan kepada saksi
pasangan calon nomor urut 01 hingga pleno berakhir. Sementara itu,
KPU Prov. DKI Jakarta mempersilahkan KPU Kota Jakarta Timur untuk
menjawab keberatan yang disampaikan oleh saksi pasangan calon
nomor urut 01, KPU Kota Jakarta Timur menyampaikan bahwa terkait
dengan keberatan saksi pasangan calon 01, diakui adanya perbedaan
data antara saksi dan KPU Kota Jakarta Timur, dimana perbedaan data
di Kelurahan Rawamangun sebenarnya sudah diselasaikan dalam
pleno tingkat Kecamatan dan disaksikan oleh Saksi Paslon 01, Paslon
02, KPU Jakarta Timur dan Bawaslu Kota Jakarta Timur. Sementara
keberatan untuk Kelurahan yang lain tidak dikabulkan permohonannya
karena tidak ada data pembanding.
103Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
Saat rekapitulasi untuk wilayah Kota Jakarta Timur, juga terdapat
keberatan dari saksi calon anggota DPD Fahira Idris terkait dengan
permintaan salinan asli Formulir DB 1 yang belum diberikan. Menanggapi
hal tersebut, KPU Prov. DKI Jakarta memerintahkan kepada KPU Kota
Jakarta Timur untuk mempersiapkan dokumen yang diminta oleh
saksi Fahira Idris terkait salinan asli Formulir DB 1. Selain itu, Saksi
Partai Golkar menyampaikan keberatan dan meminta waktu untuk
pengecekan ulang Formulir DB1 dan DC1 untuk DPRD Dapil 3 Jakarta
Timur, karena permintaan tersebut tidak bisa diterima oleh KPU Prov.
DKI Jakarta, maka saksi Partai Golkar tidak mau menandatangani pada
Formulir DC 1. Hal tersebut juga dilakukan oleh saksi PPP, Berkarya,
Hanura, PKS, menyatakan menolak menandatangani Formulir DC1
karena instruksi dari pimpinan partai masing-masing.
2. Hasil Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan Suara serta Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara.
A. Hasil Pengawasan
Pemungutan dan Penghitungan Suara
Berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh jajaran
Bawaslu Prov. DKI Jakarta, ditemukan dan diidentifikasi berbagai
peristiwa dugaan pelanggaran pemilu terkait kesalahan prosedur
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara, yang mengarah
pada dugaan tindak pidana pemilu maupun potensi pemungutan suara
ulang. Atas temuan tersebut Bawaslu Prov. DKI Jakarta mengintruksikan
kepada Bawaslu Kabupaten / Kota se-Prov. DKI Jakarta untuk
memerintahkan Panwaslu Kecamatan melakukan penelusuran
dan investigasi terhadap temuan tersebut dan apabila terbukti ada
dugaan pelanggaran pidana pemilu, maka diproses sesuai peraturan
perundang-undangan atau jika ada pelanggaran administrasi atau
prosedur, maka diminta untuk dilakukan rekomendasi pemungutan
suara ulang.
104 BINGKAI PEMILU
B. Rekomendasi
Pemungutan dan Penghitungan Suara.
Berdasarkan hasil penelusuran dan kajian yang dilakukan oleh
Panwaslu Kecamatan atas beberapa kesalahan prosedur yang terjadi
dibeberapa TPS di wilayah DKI Jakarta, maka dinyatakan 11 TPS
memenuhi syarat untuk dilakukan Pemungutan Suara Ulang, sehingga
Bawaslu Prov. DKI Jakarta melakukan koordinasi dengan Bawaslu
Kabupaten/Kota se-Prov. DKI Jakarta untuk memerintahkan Panwaslu
Kecamatan untuk merekomendasikan Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Tabel 2.20 Rekomendasi Pemungutan Suara Ulang
No Jakarta Kecamatan Kelurahan TPSKate-gori
Rekomendasi Akhir
1 TIMUR Pulo Gadung Cipinang TPS 002 PSU sudah di TL dan hasilnya PSU Pilpres
2 TIMUR Pulo Gadung Rawamangun TPS 064 PSU sudah di TL dan hasilnya PSU untuk semua jenis pemilu
3 TIMUR Pulo Gadung Rawamangun TPS 116 PSU sudah di TL dan hasilnya PSU Pilpres
4 TIMUR Cipayung Cilangkap TPS 014 PSU sudah di TL dan hasilnya PSU Pilpres
5 TIMUR Cipayung Bambu Apus TPS 034 PSU sudah di TL dan hasilnya PSU untuk semua jenis pemilu
6 TIMUR Cakung Pulo Gebang TPS 163 PSU sudah di TL dan hasilnya PSU untuk semua jenis pemilu
7 TIMUR Pasar Rebo Gedong TPS 101 PSU sudah di TL dan hasilnya PSU Pilpres
8 TIMUR Duren Sawit Malakasari TPS 018 PSU sudah di TL dan hasilnya PSU Pilpres
9 PUSAT Kemayoran Sumur Batu TPS 069 PSU PSU Pilpres
10 PUSAT Sawah Besar Pasar Baru TPS 002 PSU PSU Pilpres
11 UTARA Pademangan Pademangan Barat TPS 172 PSU PSU Khusus Pilpres
Sumber Data: diolah dari Divisi Pengawasan Tahun 2019
Peristiwa dan Kejadian setiap TPS yang menyebabkan PSU
sebagai berikut:
1. TPS 002: Pemilih memiliki e KTP luar DKI tanpa A5 dan dimasukan
ke dalam DPK sebanyak 9 orang dan diperbolehkan mencoblos
105Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
2. TPS 064: Pemilih memiliki e KTP luar DKI tanpa A5 dan dimasukan
ke dalam DPK sebanyak 6 orang dan diperbolehkan mencoblos
3. TPS 116: ada 10 pemilih di luar DKI memilih menggunakan hak
pilihnya tanpa A5
4. TPS 014: Pemilih dengan e KTP luar DKI bisa memilih, tanpa A5
5. TPS 034: Pemilih dengan e KTP luar DKI bisa memilih, tanpa A5
6. TPS 163: Pemilih di suruh Tanda tangan di Kertas surat suara
sebanyak 120 surat suara
7. TPS 101: Ada 5 orang luar Jakarta menggunakan hak pilih dengan
e KTP Luar Jakarta tanpa A5
8. TPS 018: Pemilih tidak memiliki e-KTP DKI Jakarta dan tanpa A5
sebanyak 33 orang dapat mencoblos
9. TPS 069: Terdapat 7 pemilih yang namanya tidak terdaftar di
DPT ataupun DPTb yang menggunakan fotocopy e-KTP luar DKI
Jakarta tanpa A5 dan diizinkan KPPS menggunakan hak pilihnya.
10. TPS 002: Terdapat 4 orang pemilih e KTP luar DKI menggunakan
hak pilih di TPS 02 tanpa A5
11. TPS 172: Terdapat pemilih 37 menggunakan e KTP luar DKI tanpa
A5, Pengawas TPS sudah menyatakan keberatan tapi Ketua KPPS
membolehkan
C. Tindaklanjut Rekomendasi
Rekomendasi Pemungutan Suara Ulang di 11 TPS di wilayah DKI
Jakarta, terbagi di tiga Kota yakni Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta
Pusat dan Kota Jakarta Utara. Khusus di Kota Jakarta Timur terdapat 8
TPS yang direkomendasikan Pemungutan Suara Ulang oleh Panwaslu
Kecamatan Pulo Gadung, Cipayung, Cakung, Pasar Rebo, Duren
Sawit. Jakarta Pusat terdapat 2 TPS yang direkomendasikan PSU oleh
Panwaslu Kecamatan Kemayoran dan Panwaslu Kecamatan Sawah
Besar. Jakarta Utara hanya terdapat 1 TPS yang direkomendasikan
PSU oleh Panwaslu Kecamatan Pademangan.
Berdasarkan hasil koordinasi Bawaslu Kota Jakarta Timur,
Jakarta Pusat dan Jakarta Utara dengan KPU Kota Jakarta Timur,
106 BINGKAI PEMILU
Jakarta Pusat dan Jakarta Utara serta hasil koordinasi Bawaslu Prov.
DKI Jakarta dengan KPU Prov. DKI Jakarta, maka KPU Kota Jakarta
Pusat mengeluarkan berita acara Nomor 131 /PL.02.6-BA/3171/KPU.
Kot/IV/2019 dan Surat Keputusan Nomor 86/PL.02.6-Kpt/3171/
KPU-Kot/IV/2019 untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang di 2
TPS di wilayah Jakarta Pusat. KPU Kota Jakarta Timur mengeluarkan
berita acara Nomor 55/PL.02.6-BA/3175/KPU-Kot/IV/2019 dan Surat
Keputusan dengan Nomor 4B/PL.02.6-Kpt/3175/KPU-Kot/IV/2019
untuk melakukan Pemungutan Suara Ulang di 8 TPS di wilayah Jakarta
Timur. KPU Kota Jakarta Utara mengeluarkan berita acara Nomor
75/PP.01.7-BA/3172/Kota/IV/2019 dan Surat Keputusan Nomor 195/
PL.01.7-Kpt/3172/Kota/IV/2019 untuk melakukan Pemungutan Suara
Ulang di 1 TPS di Pademangan di Jakarta Utara.
3. Dinamika dan Permasalahan Pemugutan dan Penghitungan Suara serta Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara.
Pemungutan dan penghitungan suara serta rekapitulasi hasil
penghitungan suara Pemilu 2019 di wilayah DKI Jakarta penuh
dengan dinamika dan permasalahan. Hal itu dibuktikan dengan
adanya rekomendasi Pemungutan Suara Ulang yang dikeluarkan oleh
Panwaslu Kecamatan di 8 TPS di Jakarta Timur, 2 TPS di Jakarta Pusat
dan 1 TPS di Jakarta Utara, karena adanya kesalahan prosedur pada
saat pemungutan dan penghitungan suara di TPS.
Permasalahan lainnya yang terjadi pada saat pemungutan
suara, termasuk adanya kekurangan surat suara, adanya pemilih yang
menggunakan hak pilihnya tapi tidak terdaftar dalam DPT dan tidak
memiliki E-KTP Jakarta serta adanya kekurangan formulir C1 Plano
sehingga menyebabkan terganggunya proses penghitungan suara.
Permasalahan ini sudah sering didiskusikan dan diingatkan oleh jajaran
penyelenggara pemilu baik oleh KPU maupun Bawaslu, karena salah
satu kerumitan dalam penyelanggaraan pemilu serentak tahun 2019
adalah terkait logistik dan administrasi Pemilu.
Dinamika dalam pelaksanaan rekapitulasi tidak kalah rumitnya,
bahkan rekapitulasi suara ditingkat kecamatan, kota maupun Prov.
107Pengawasan Tahapan Pemilu Dan Implementasi Fungsi Kehumasan
harus ditunda berkali-kali karena berbagai permasalahan yang terjadi
pada saat rekapitulasi tingkat Kecamatan antara lain penghitungan
suara disetiap TPS yang harus diulang karena KPPS melakukan
kesalahan dalam penghitungan suara di TPS akibat petugas KPPS yang
belum berpengalaman dan banyaknya formulir yang harus diisi serta
banyaknya jumlah calon anggota DPR dan DPRD Prov. di setiap partai
politik, calon anggota DPD dan Calon Presiden serta Wakil Presiden
yang harus dihitung dalam waktu yang hampir bersamaan sebagai
konsekuensi dari pemilu serentak.
Rekapitulasi tingkat kecamatan juga terkendala dengan
banyaknya jumlah TPS yang merupakan jumlah terbanyak di
Indonesia dalam satu Kecamatan maupun Kelurahan serta potensi
dugaan pelanggaran administrasi, tindak pidana dan kode etik seperti
pergeseran perolehan hasil penghitungan suara masing-masing
peserta pemilu.
Prov. DKI Jakarta yang memiliki rentan kendali wilayah yang bisa
dijangkau dengan mudah dan dianggap memiliki sumber daya manusia
yang lebih unggul dari wilayah lain, menyelesaikan rekapitulasi hampir
bersamaan dengan Prov. Papua dan Prov. Maluku yang menyelesaikan
rekapitulasi paling akhir secara nasional.
4. Evaluasi Pelaksanaan Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan suara serta Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara.
Evaluasi sangatlah penting dilakukan apabila pelaksanaan
kegiatan sudah selesai dilakukan, begitu pun evaluasi terhadap
pelaksanaan pengawasan pemilu 2019 di wilayah Prov. DKI Jakarta.
Salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan evaluasi
terkait dengan kesalahan prosedur yang terjadi pada pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara, sehingga menyebabkan
pemungutan suara ulang. Hal ini dapat terjadi karena ketidaktahuan
petugas KPPS atau adanya unsur kesengajaan, dan hal ini menjadi
bahan evaluasi dan kajian yang mendalam agar dalam pelaksanaan
pemilu berikutnya tidak terjadi lagi.
108 BINGKAI PEMILU
Tidak kalah pentingnya pengawasan pengadaan dan
pendistribusian logistik, seperti kejadian kekuarangan surat suara,
ketidakadaan formulir dan keterlambatan distribusi logistik agar tidak
terjadi lagi pada pelaksanaan pemilu berikutnya. Pada saat pelaksanaan
pemungutan suara tanggal 17 April 2019 di Prov. DKI Jakarta, ditemukan
banyaknya kekurangan surat suara di TPS bahkan ditemukan adanya
TPS yang tidak mendapatkan Formulir C1 Plano, walaupun hal tersebut
bisa diatasi karena adanya kebijakan KPU yang memperbolehkan surat
suara bisa dipindahkan ke TPS lain apabila ada kekurangan, tapi ini
menjadi catatan tersendiri terkait dengan perencanaan, pengadaan
dan pendistribusian logistik yang baik.
Rekapitulasi yang berlarut-larut sehingga menyebabkan
penundaan rekapitulasi berkali-kali ditingkat Kota maupun tingkat
Prov.. Petugas PPS, PPK dan Panwaslu Kelurahan serta Panwaslu
Kecamatan harus bekerja lebih ekstra dan membutuhkan asupan gizi
bagi personal penyelenggara agar rekapitulasi dapat berjalan secara
sehat prosedural dan profesional.
109
Tabel 3.1 Temuan dan Laporan Penanganan Pelanggaran Pemilu 2019
NO Wilayah
Jum
lah
Tem
uan
Jum
lah
Lap
ora
n
Tota
l Tem
uan
dan
La
po
ran
Tid
ak d
ireg
istr
asi/
dili
mp
ahk
an
Reg
istr
asi
TEMUAN dan LAPORAN
Tindak Lanjut Penerusan Dugaan Pelanggaran
AD
M
PID
AN
A
ETI
K
LAIN
NYA
DIH
EN
TIK
AN
1 DKI JAKARTA 1 27 28 7 21 4 1 0 0 16
2 JAKARTA TIMUR 13 3 16 0 16 0 0 0 1 15
3 JAKARTA BARAT 2 12 14 0 14 0 1 0 1 12
4 JAKARTA UTARA 15 7 22 2 20 0 3 0 1 16
5 JAKARTA SELATAN 5 5 10 0 10 0 1 0 0 9
6 JAKARTA PUSAT 9 3 12 0 12 0 2 0 0 10
7 KEPULAUAN SERIBU
1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
TOTAL 46 57 103 10 93 4 7 0 3 76
Sumber Data:diolah dari divisi penindakan dan penanganan pelanggaran Tahun 2019
B A B II IPENINDAKAN PELANGGARAN PEMILU
110 BINGKAI PEMILU
Grafik 3.1 Sebaran Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilu
Sumber Data:diolah dari divisi penindakan dan penanganan pelanggaran Tahun 2019
Grafik 3.2 Kasus Pidana Pemilu di Prov DKI Jakarta
Sumber Data:diolah dari divisi penindakan dan penanganan pelanggaran Tahun 2019
111Penindakan Pelanggaran Pemilu
A. Tindaklanjut Penindakan Pelanggaran Bawaslu Prov.
Ketentuan yang menjadi syarat formil sebuah temuan atau
laporan berdasarkan Pasal 9 ayat (3) Peraturan Bawaslu Nomor 7 Tahun
2018 tentang Penanganan Temuan dan Laporan Pemilihan Umum,
syarat formil sebuah laporan meliputi:
a. identitas Pelapor/pihak yang berhak melaporkan;
b. pihak terlapor;
c. waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan paling lama 7 (tujuh)
hari sejak diketahui terjadinya dan/atau ditemukannya dugaan
Pelanggaran Pemilu; dan
d. kesesuaian tanda tangan dalam formulir Laporan Dugaan
Pelanggaran dengan
e. kartu tanda penduduk elektronik dan/atau kartu identitas lain.
Ketentuan yang menjadi syarat materil berdasarkan ketentuan
Pasal 9 ayat (3) Peraturan Bawaslu Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Penanganan Temuan dan Laporan Pemilihan Umum, syarat materil
sebuah laporan meliputi:
a. peristiwa dan uraian kejadian;
b. tempat peristiwa terjadi;
c. saksi yang mengetahui peristiwa tersebut; dan
d. bukti.
Hal ini diperkuat yang di dasarkan pada ketentuan Pasal 454
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
serta Pasal 6 ayat (1) Peraturan Bawaslu Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Penanganan Temuan dan Laporan Pemilihan Umum, pihak yang dapat
menyampaikan laporan terdiri dari:
a. Warga Negara Indonesia yang punya hak pilih;
b. Peserta Pemilu; atau
c. Pemantau Pemilu.
112 BINGKAI PEMILU
Tabel 3.2 Pelanggaran Administrasi Pemilu 2019 Prov. DKI Jakarta
No No Register Pelapor Terlapor
Putusan
Diterima/Diterima sebagian
Ditolak
1 001/ADM/DPD/PEMILU/V/2018
John Muhammad
KPU Prov. DKI Jakarta
Diterima sebagian
2 002/LP/PP/ADM/Prov/12.00/X/2018
Sahroni Ir. H. Joko Widodo dan K.H Ma’ruf Amin (Capres Cawapres Nomor Urut 01)
Diterima sebagian
3 003/ADM/DPRD/Prov-DKI/V/2019
Siti Djaozah Ketua KPUD Jakarta Barat
Diterima
4 004/LP/DPRD/ADM/Prov/12.00/V/2019
H.Mohammad Aly Shobat SE
Ketua dan Anggota KPU Jakarta Timur
Diterima sebagian
Sumber Data:diolah dari divisi penindakan dan penanganan pelanggaran Tahun 2019
Grafik 3.3 Jumlah Temuan dan Laporan Dugaan Pelanggaran
Sumber Data: Diolah dari Divisi Penindakan & Penanganan Pelanggaran Tahun 2019
Berdasarkan grafik 3.3 diatas, jumlah temuan dan laporan cukup
bervariatif, jumlah temuan paling banyak ada di Bawaslu Kota Jakarta
Utara dengan 15 temuan sedang untuk jumlah laporan paling banyak
terdapat di Bawaslu Provinsi DKI Jakarta dengan 27 laporan.
113Penindakan Pelanggaran Pemilu
Grafik 3.4 Klasifikasi Jenis-Jenis Dugaan Pelanggaran
Sumber Data: Diolah dari Divisi Penindakan & Penanganan Pelanggaran Tahun 2019
Berdasarkan grafik 3.4 diatas ada 14 jenis dugaan pelanggaran,
dimana politik uang dan penggelembungan hasil suara paling banyak
terjadi dengan jumlah 18 pelanggaran yang terjadi diseluruh Provinsi
DKI Jakarta dalam Pemilu 2019.
Grafik 3.5 Persentase Jenis-Jenis Dugaan Pelanggaran
Sumber Data: Diolah dari Divisi Penindakan & Penanganan Pelanggaran Tahun 2019
114 BINGKAI PEMILU
Berdasarkan grafik 3.5 diatas persentase berdasarkan jenis-jenis
dugaan pelanggaran politik uang dan penggelembungan hasil suara
paling banyak terjadi pelanggaran dengan 17% dari seluruh pelanggaran
yang terjadi diwilayah Provinsi DKI Jakarta selama Pemilu 2019.
Grafik 3.6 Jenis Pelanggaran Pemilu 2019
Sumber Data: Diolah dari Divisi Penindakan & Penanganan Pelanggaran Tahun 2019
Berdasarkan grafik 3.6 diatas berdasarkan jenis pelanggaran, 87
temuan dan laporan dugaan pelanggaran pemilu yang ditangani sentra
gakkumdu ternyata bukan pelanggaran sebanyak 87, ASN 4, etik nihil,
pidana 4, dan administrasi 4 pelanggaran.
Grafik 3.7 Pelanggaran Pidana Pemilu
Sumber Data: Diolah dari Divisi Penindakan & Penanganan Pelanggaran Tahun 2019
115Penindakan Pelanggaran Pemilu
Berdasarkan grafik 3.7 diatas 12 pelanggaran pidana pemilu
di wilayah Provinsi DKI Jakarta baik yang tangani oleh Bawaslu
Provinsi DKI Jakarta maupun Bawaslu Kab/Kota se-Provinsi DKI
Jakarta, 6 dinyatakan bersalah, 5 dihentikan penyidikannya dengan
dikeluarkannya SP3, dan 1 dinyatakan divonis bebas oleh Pengadilan
Negeri (PN).
Grafik 3.8 Peristiwa Dugaan Pelanggaran dalam Tahapan Pemilu
Sumber Data: Diolah dari Divisi Penindakan & Penanganan Pelanggaran Tahun 2019
Berdasarkan grafik 3.8 diatas, dapat dijelaskan bahwa dugaan
pelanggaran paling banyak selama tahapan pemilu 2019 baik yang
berdasarkan pada temuan atau berdasarkan pada laporan ada pada
saat tahapan kampanye dengan jumlah 60 dugaan pelanggaran,
sedang pada tahapan pencalonan hanya terjadi 1 dugaan pelanggaran.
116 BINGKAI PEMILU
Grafik 3.9 Klasifikasi Pihak-Pihak yang Melaporkan Dugaan Pelanggaran
Sumber Data: Diolah dari Divisi Penindakan & Penanganan Pelanggaran Tahun 2019
Berdasarkan grafik 3.9 diatas berdasarkan pada klasifikasi pihak-
pihak yang melaporkan dugaan pelanggaran pemilu, paling banyak
adalah masyarakat dengan 54 laporan disusul oleh penyelenggara
pemilu 30 laporan dan oleh partai politik sebanyak 10 laporan.
Grafik 3.10 Klasifikasi pihak-pihak yang Menjadi Terlapor dalam Dugaan Pelanggaran
Sumber Data: Diolah dari Divisi Penindakan & Penanganan Pelanggaran Tahun 2019
117Penindakan Pelanggaran Pemilu
Berdasarkan grafik 3.10 diatas berdasarkan klasifikasi pihak yang
menjadi terlapor dugaan pelanggaran pemilu paling banyak adalah
partai politik dengan 42 laporan disusul oleh penyelenggara pemilu
sebanyak 27 laporan, masyarakat 23 laporan, paslon 01 3 laporan dan
terakhir paslon 02 dengan 1 laporan.
Grafik 3.11 Alat Peraga Kampanye yang Melanggar
Sumber Data: Diolah dari Bagian Penindakan Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta
Berdasarkan grafik 3.11 diatas adalah sebaran 16 partai politik
yang alat peraga kampanye sering melanggar peraturan perundang-
undangan terkait pemasangan alat peraga kampanye, paling banyak
adalah PDIP dengan 5.659 dan paling sedikit partai garuda dengan 619.
Grafik 3.12 Jenis Alat Peraga Kampanye yang Melanggar
Sumber Data: Diolah dari Divisi Penindakan & Penanganan Pelanggaran Tahun 2019
118 BINGKAI PEMILU
Berdasarkan grafik 3.12 diatas berdasarkan jenis alat peraga
kampanye yang sering melanggar yang tersebar di seluruh wilayah
Provinsi DKI Jakarta paling banyak adalah bendera partai dengan 13.948
dan paling sedikit umbul-umbul dengan 19.
B. Persiapan, Penindakan, Dan Pelanggaran Pada Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019
Peningkatan terhadap kewenangan Bawaslu Prov. DKI Jakarta
dalam penindakan dan penanganan dugaan pelanggaran pemilu,
yaitu dengan adanya regulasi perbawaslu nomor 7 Tahun 2018 tentang
penanganan temuan dan laporan pelanggaran pemilu serta perkuatan
kelembagaan kepolisian dan kejaksaan yang di kontruksikan dalam
perbawaslu nomor 9 Tahun 2018 Tentang Sentra Gakkumdu, pengaturan
terhadap perbawaslu nomor 7 tahun 2018 dan perbwaslu 9 tahun
2019 yang selanjutnya memberikan fungsi dan kewenangan Bawaslu
Prov., Kejaksaan dan Kepolisian dalam menindaklanjuti dugaan
pelanggaran pemilu yang bersumber dari temuan pengawas pemilu
dan atau laporan masyarakat yang telah diterima, dikaji dan di register
maka menjadi keharusan sentra gakkumdu harus menindaklanjuti
temuan dan atau laporan yang telah memenuhi ketentuan syarat
formil dan materil yang selanjutnya untuk dilakukan penyelidikan atau
meminta keterangan/klarifikasi terhadap pihak-pihak yang diduga
mengetahui peristiwa yang menjadi temuan atau laporan atas dugaan
pelanggaran pemilu untuk menguatkan kapasitas atas kemampuan
dan kesepahaman sentra gakkumdu maka diperlukan atau diperlukan
kesiapan kesekretariatan Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan sta bagian
Hukum, Humas dan hubungan antar lembaga untuk kesiapan dalam
penerimaan dan tindaklanjut penanganan pelanggaran pemilu.
1. Persiapan merupakan bentuk dan tindakan Bawaslu Prov. DKI
Jakarta dalam mempersiapkan secara kelembagaan dalam
penerimaan dan tindaklanjut penanganan pelanggaran pemilu
dengan kegiatan guna menunjang pelaksanaan penindakan
pelanggaran pemilu dengan kegiatan sosialisasi produk-produk
hukum pemilu, rapat koordiansi, rapat kerja teknis, bimbingan
119Penindakan Pelanggaran Pemilu
teknis yang kesemuanya bertujuan untuk memberikan adanya
peningkatan pemngetahuan dan membangun kesepahaman
elemen-elemen dalam keanggotaan sentra gakkumdu untuk
mampu melakukan tugas-tugas sebagai bagian dari tindaklanjut
penanganan dugaan pelanggaran pemilu yang menjadi
tanggungjawab sentra gakkumdu. Kegiatan-kegiatan ini
dimaksudkan guna menunjang kinerja pengawas pemilu untuk
pencapaian tujuan dalam upaya pencegahan Bawaslu Prov. DKI
Jakarta dalam mengadakan berbagai kegiatan yang tujuan untuk
meningkatkan peran pengawas pemilu dalam penerimaan , dan
penanganan dugaan pelanggaran pemilu
2. Pencegahan, dan Penindakan Adalah benar bahwa adanya
pendapat terhadap pencegahan jauh lebih penting dari pada
penindakan dalam pemilu, tetapi keliru kalau hanya karena itu
lalu meminta Bawaslu Prov. DKI Jakarta untuk memfokuskan
diri pada langkah-langkah pencegahan. Memang, pencegahan
dinilai akan lebih baik jika jumlah peserta pemilu yang terbukti
melanggar pidana pemilu dan dengan sanksi tercoret nama
peserta pemilu karena melakukan dugaan pelanggaran pidana
pemiulu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 7
Tahun 2017 tentang pemilu. Sebaliknya upaya penindakan atas
dugaan pelanggaran pemilu menjadi pilihan dan tindakan akhir
oleh pengawas pemilu, misalnya, meniscayakan pencegahan
dan penindakan sebagai langkah simultan dalam melakukan
pencegahan terhadap para peserta pemilu yang dapat berpotensi
terjadi pelangagran pemilu dan penindakan pula akan menjadi
jalan akhir pengawas pemilu dalam sentra gakkumdu sebagai
upaya penegakkan hukum pemilu dan keadilan pemilu.
3. Pelanggaran terhadap ketentuasn Undang-Undang Pemilu
setidaknya terdapat 66 pasal pidana pemilu yang menegaskan
atas peserta pemilu, tim pemenangan, dan panitia dapat di
pidanakan jika terbukti atas perbuiatan yang melanggar pasal-
pasal pidana pemilu sebagaiman diatur dalam Undang-Undang
No. 7 Tahun 2017 tentang pemilu. Dan sepanjang gelaran pemilu
serentak setidaknya pasal-pasal yang sangat sering di langgar
120 BINGKAI PEMILU
oleh peserta pemilu yaitu: pasal 280 jo 492, 493, 516, 521, 523
dan yang trend menonjol adalah pelanggaran politik uang dan
pelanggaran kampanye di tempat ibadah/tempat pendidikan,
oleh karena untuk menguatkan kemampuan pengawas pemilu
bersama sentra gakkumdu mengadakan berbagai kegiatan
sebagai berikut:
a. Penguatan SDM dalam Penindakan Pelanggaran
1. Sosialisasi Pelaksanaan Produk Hukum, 23/06/2019,
Hotel Grand Cemara
2. Evaluasi Pengawasan Pemilu/Pemilihan, 24/06/2019,
Hotel Marc Passer Baroe
3. Fasilitasi PPID, 04/04/2019, RDK (Kantor)
4. Fasilitasi PPID, 08/05/2019, RDK (Kantor)
b. Rapat Koordinasi
1. Rakor Penanganan Temuan dan Laporan, Hotel
Mercure Ancol, 18/03/2019
2. Rakor Penyelesaian Penanganan Money Politic (TSM),
Hotel NAM, 20/03/2019
3. Rakor Penyelesaian Penanganan Money Politic (TSM),
Hotel Best Western Kemayoran, 24/03/2019
4. Rapat Koordinasi Peserta Pemilu, 2 s.d 3 April 2019,
Hotel Lumire
5. Rakor Penanganan Temuan dan Laporan, 09/04/2019,
Hotel Lumire
6. Rakor PHPU, 14 s.d 15 Juni 2019, Hotel Aryaduta Jakarta
c. Rapat Kerja Teknis
1. Rakernis Tindak Pidana Pemilu di Prov., Hotel Mercure
Ancol, 12/02/2019
2. Rakernis penyelesaian sengketa, Hotel Mercure Ancol,
15 s.d 17 Februari 2019
121Penindakan Pelanggaran Pemilu
3. Rakernis penyelesaian sengketa, Hotel Aryaduta
Jakarta, pada tanggal 18 s.d 20 Februari 2019
4. Rakernis Tindak Pidana Pemilu, Hotel Blue Sky,
27/03/2019
d. Peningkatan Kapasitas Pengawas Pemilu
1. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Media Informasi
untuk Pengawasan Tahapan Pemilu, Hotel Harper MT
Haryono, 23 s.d 24 Februari 2019
2. Fasilitasi dan Koordinasi dengan Mitra Kerja,
10/04/2019, Hotel Grand Cemara
3. Bimtek Penyusunan Keterangan Tertulis dalam Sidang
PHPU di MK, 2 s.d 4 Mei 2019, Hotel MARC Passer
Baroe
4. Koordinasi Pengawasan Tahapan Pemilu, 04/03/2019,
RDK (Kantor)
5. Koordinasi Pengawasan Tahapan Pemilu, 16/04/2019,
RDK (Kantor)
123
Selama Tahapan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019,
Bawaslu Prov. DKI Jakarta menerima 6 (enam) permohonan yang
telah diajukan diantaranya adalah 3 (tiga) dari calon anggota Dewan
Perwakilan Daerah dan 3 (tiga) dari calon anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Prov. DKI Jakarta yang masing-masing akan diuraikan
berikut ini:
Tabel 4.1 Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu di Bawaslu Prov. DKI Jakarta
NoTanggal Permohonan
Registrasi nomor/
Tidak diregistrasiPemohon
Surat Keputusan/Berita Acara KPU
Mediasi/
Adjudikasi
1 20 Juni 2018 001/REG.LG/DPD/12.00/VI/2018
M. Ridwan/ Calon DPD
281/PL.01.4-BA/31/Prov/V/2018
Mediasi
2 1 Agustus 2018
002/REG.LG/DPD/12.00/VIII/2018
Syaiful Ikhwan/Calon DPD
419/PL.01.4-BA/VII/2018
Adjudikasi
3 1 Agustus 2018
003/REG.LG/DPD/12.00/VIII/2018
M. Pradana Putra /Calon DPD
419/PL.01.4.BA/31/Prov.VIII/2018
Adjudikasi
4 8 Agustus 2018
004/REG.LG/DPRD/12.00/VIII/2018
Partai Geridra (M.Taufik)/Calon DPRD DKI Jakarta
BA verifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen bakal calon anggota DPRD Provinsi pada Pemilu 2019 oleh KPU Prov. DKI Jakarta, tertanggal 06 Agustus 2018
Adjudikasi
B A B IVPENYELESAIANSENGKETA PROSES PEMILU
124 BINGKAI PEMILU
NoTanggal Permohonan
Registrasi nomor/
Tidak diregistrasiPemohon
Surat Keputusan/Berita Acara KPU
Mediasi/
Adjudikasi
5 05 Maret 2019
Tidak diregister Partai Gerindra (Drs. H. Moh. Arief, M.M., M.Pd) /Calon DPRD DKI Jakarta
68/PL/01.4-KPT/31/Prov/II/2019
-
6 20 Mei 2019 Tidak diregister Dwi Ratna/Calon DPRD DKI Jakarta (Partai Gerindra)
121/PL/01.7-SD/31/Prov/V/2019
-
Sumber data : diolah dari Divisi Penyelesaian Sengketa Tahun 2019
Penjelasan Proses Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu 2019sebagai berikut:
1. Pemohon M. Ridwan/ Calon DPD
Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu
oleh Pemohon Ke Bawaslu Prov. DKI Jakarta atas diterbitkanya
Berita Acara Penelitian administrasi Perbaikan dukungan pemilih
perseorangan calon peserta pemilihan umum anggota DPD Prov. DKI
Jakarta Nomor: 281/PL.01.4-BA/31/Prov/V/2018 beserta Lampiran-
lampiranya yang dikeluarkan oleh KPU Prov. DKI Jakarta. Dimana dalam
Berita Acara tersebut Pemohon dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat
(TMS) dan tidak dapat mengikuti tahapan selanjutnya dikarenakan
kekurangan jumlah perolehan dukungan sebanyak 6 pendukung.
Atas permohonan tersebut Bawaslu DKI Jakarta pada hari jum’at
tanggal 22 dan 23 juni 2019 melakukan proses mediasi kepada Para
Pihak yang dilaksanakan di Kantor Bawaslu Prov. DKI Jakarta dengan
menghadirkan Pemohon dan Termohon, mendengarkan penjelasan
dari Pemohon dan Termohon serta pendapat dari Bawaslu DKI Jakarta.
Yang kemudian Mediasi tersebut membuahkan hasil dimana para pihak
kemudian menyepakati untuk menyelesaikan pada tingkat mediasi.
adapun kesepakatan mediasi tersebut sebagai berikut:
125Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu
1. Pemohon dan termohon telah menyepakati hasil Mediasi
penyelesaian sengketa.
2. Termohon dalam hal ini KPU Prov. DKI Jakarta Menerima
Permohonan Pemohon Moh.Ridwan SR sebagai Bakal Calon
Anggota DPD Prov. DKI Jakarta untuk mengikuti proses tahapan
selanjutnya.
Yang kemudian kesepakatan tersebut dituangkan dalam Berita
Acara “Penyelesain Sengketa Proses Pemilihan Umum Mencapai
Kesepakatan” dengan Nomor Permohonan 001/REG.LG/DPD/12.00/
VI/2018 yang ditanda tangani oleh Pemohon dan Termohon serta Ketua
Bawaslu DKI Jakarta.
2. Pemohon Syaiful Ikhwan/Calon DPD
Pemohon mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa
Proses Pemilu Ke Bawaslu Prov. DKI Jakarta akibat diterbitkanya
Berita Acara KPU Prov. DKI Jakarta Nomor: 419/PL.01.4-BA/VII/2018
tanggal 29 Juli 2018 tentang Penelitian Administrasi Perbaikan kedua
Dukungan Pemilih Perseorangan Calon Peserta Pemilihan Umum
Anggota DPD Prov. DKI Jakarta. Dalam berita acara tersebut pemohon
dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) dan tidak dapat mengikuti
tahapan selanjutnya dikarenakan kekurangan dukungan sebanyak
128 Pendukung.
Terhadap permohonan tersebut Bawaslu DKI Jakarta Telah
melakukan mediasi selama 2 hari pada tanggal 6 dan 7 Agustus
2018 yang menghadirkan Pemohon dan Termohon, namun mediasi
yang telah di Upayakan Bawaslu sesuai dengan fungsi pokok dan
kewenanganya, Pemohon dan Termohon tetap pada Pendiriannya
sehingga tidak mencapai kesepakatan yang kemudian dituangkan
dalam Berita Acara “Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum
tidak Mencapai Mufakat” dengan nomor permohonan 002/REG.LG/
DPD/12.00/VIII/2018. Maka Bawaslu DKI Jakarta Pada tanggal 9
Agustus 2018 melaksanakan Sidang Adjudikasi di Sekretariat Bawaslu
Prov. DKI Jakarta untuk Mendengar Permohonan Pemohon, jawaban
termohon, mendengarkan keterangan pemohon dan termohon, bukti-
126 BINGKAI PEMILU
bukti dan Keterangan saksi baik dari Pemohon dan Termohon yang
dilaksanakan secara saksama sampai dengan pembacaan Putusan
pada tanggal 21 Agustus 2018. Setelah Majelis Pemeriksa, memeriksa
bukti-bukti dan mendengarkan keterangan saksi yang diajukan oleh
pemohon dan juga saksi dari termohon ditemukan fakta persidangan
bahwa pemohon tidak bisa membuktikan dalilnya dimuka persidangan
serta keterangan saksi pemohon yang ragu-ragu sehingga tidak
cukup untuk meyakinkan majelis terhadap apa yang telah didalilkan
dan pembuktian yang lemah. sehingga majelis berkesimpulan dan
memutus untuk “menolak Permohonan Pemohon untuk Seluruhnya”
yang dituangkan Pada Putusan Badan Pengawa Pemilihan Umum Prov.
DKI Jakarta Nomor: 002/REG.LG/DPD/12.00/VIII/2018.
3. Pemohon M. Pradana Putra /Calon DPD
Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu
Ke Bawaslu DKI Jakarta oleh Pemohon akibat diterbitkanya Berita
Acara KPU Prov. DKI Jakarta Nomor: 419/PL.01.4.BA/31/Prov.VIII/2018
tentang Penelitian Administrasi Perbaikan kedua Dukungan Pemilih
Perseorangan Calon Peserta Pemilihan Umum Anggota DPD Prov.
DKI Jakarta. Dalam berita acara tersebut pemohon dinyatakan
Tidak Memenuhi Syarat (TMS) dan tidak dapat mengikuti tahapan
selanjutnya dikarenakan jumlah dukungan yang memenuhi syarat
sebesar -47.462 dan yang tidak memenuhi syarat sebesar 49.411.
Adapun dukungan tidak memenuhi syarat sebesar 49.411 adalah akibat
sangsi ditemukanya ganda identic sebanyak 985. sesuai PKPU No.5
tahun 2018 tentang Perubahan atas PKPU No.7 tahun 2017 tentang
tahapan,program dan jadwal penyelenggaraan Pemilu tehun 2019
dimana setiap satu kegandaan akan dikenakan sangsi pengurangan
pendukung sebesar 50 pendukung sehingga 985 x 50 = 49.250
ditambah dukungan yang tidak sesuai KTP, KTP dukungan tidak jelas,
dan Potensi Ganda. Dan juga adanya dalil pemohon yang menyatakan
bahwa terjadinya eror dan kerusakan di system SIPPP KPU merugikan
pemohon karna mengakibatkan pemohon tidak dapat mengupload sisa
dukungan. Terhadap permohonan tersebut Bawaslu DKI Jakarta Telah
melakukan mediasi selama 2 hari pada tanggal 6 dan 7 Agustus 2018
127Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu
pukul 14.15 WIB yang menghadirkan Pemohon dan termohon, namun
mediasi yang telah di Upayakan Bawaslu sesuai dengan fungsi pokok
dan kewenanganya, Pemohon dan Termohon tetap pada Pendiriannya
sehingga hasil mediasi tidak mencapai kesepakatan yang kemudian
dituangkan dalam Berita Acara “Penyelesaian Sengketa Proses
Pemilihan Umum tidak Mencapai Mufakat” dengan nomor permohonan
003/REG.LG/DPD/12.00/VIII/2018. Maka Bawaslu DKI Jakarta Pada
tanggal 9 Agustus 2018 melaksanakan Sidang Adjudikasi untuk
Mendengar Permohonan Pemohon, jawaban termohon, mendengarkan
keterangan pemohon dan termohon, bukti-bukti dan Keterangan saksi
baik dari Pemohon maupun saksi yang diajukan oleh Termohon yang
dilaksanakan secara saksama sampai dengan pembacaan Putusan
pada tanggal 21 Agustus 2018. Setelah majelis pemeriksa, memeriksa
bukti-bukti dan mendengarkan keterangan saksi yang diajukan oleh
pemohon dan juga saksi dari termohon ditemukan fakta persidangan
bahwa pemohon sesuai dalilnya terjadi eror di system SIPPP sehingga
tidak bisa mengupload sisa dukungan justru dibantah dan dinyatakan
sebaliknya oleh saksi Pemohon sehingga dalil pemohon sangat lemah,
ditambah dengan bantahan dan disangkal oleh saksi pemohon yang
menerangkan bahwa kegandaan dukungan pemohon disebabkan
oleh data dukungan yang di upload dalam tahap kedua merupakan
data dukungan yang ditolak pada dukungan tahap pertama, sehingga
bertentangan dengan Pasal 44 ayat 3 PKPU No.14 tahun 2018 dimana
pada pokoknya menerangkan bahwa daftar dukungan perbaikan
kedua merupakan daftar pendukung baru yang bukan merupakan
daftar pendukung yang telah dinyatakan tidak memenuhi syarat.
sehingga majelis pemeriksa berkesimpulan dan memutuskan untuk
“menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya” yang dituangkan
dalam Putusan Badan Pengawas Pemilihan Umum Prov. DKI Jakarta
Nomor: 003/REG.LG/DPD/12.00/VIII/2018
4. Pemohon Partai Geridra (M.Taufik)/Calon DPRD DKI Jakarta
Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu
Ke Bawaslu DKI Jakarta oleh Pemohon akibat diterbitkanya Berita
Acara “Verifikasi kelengkapan Dan keabsahan dokumen bakal calon
128 BINGKAI PEMILU
anggota DPRD Prov. pada Pemilihan Umum tahun 2019” oleh KPU Prov.
DKI Jakarta pada tanggal 6 Agustus 2018. Dalam Berita Acara tersebut
Pemohon dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) dan tidak dapat
mengikuti tahap selanjutnya karna merupakan mantan Narapidana
Korupsi. Terhadap permohonan tersebut Bawaslu DKI Jakarta telah
melakukan mediasi pada tanggal 16 dan 20 Agustus 2018 yang
menghadirkan Pemohon dan termohon, namun hasil mediasi tetap
tidak mencapai kesepakatan yang kemudian dituangkan dalam Berita
Acara “Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum tidak Mencapai
Mufakat” dengan nomor permohonan 004/REG.LG/DPRD/12.00/
VIII/2018. Maka Bawaslu DKI Jakarta Pada tanggal 21 Agustus 2018
melaksanakan Sidang Adjudikasi untuk Mendengar Permohonan
Pemohon, jawaban termohon, mendengarkan keterangan Pemohon
dan Termohon, bukti-bukti dan Keterangan saksi baik dari Pemohon
maupun saksi yang diajukan oleh Termohon serta Ahli yang diajukan
oleh Pemohon maupun Ahli yang diajukan oleh Termohon yang
dilaksanakan secara saksama sampai dengan pembacaan Putusan.
Setelah majelis pemeriksa, memeriksa bukti-bukti dan mendengarkan
keterangan saksi,Ahli yang diajukan oleh pemohon dan juga Termohon,
ditemukan fakta persidangan bahwa Barita acara yang dikeluarakan
oleh KPU Prov. DKI Jakarta seperti yang telah dikemukakan diatas
bertentangan dengan Pasal 28 D ayat (3) UUD 1945, juga bertentangan
dengan peraturan Mahkamah konstitusi Nomor 42/PUU-XIII/2015 dan
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 51/PUU-XIII/2015 yang pada
pokoknya memberikan kesempatan yang sama bagi mantan terpidana
untuk ikut dan terlibat dalam memilih dan dipilih dengan syarat-syarat
yang telah di tentukan didalamnya, serta sesuai dengan PKPU No.20
tahun 2018 tentang pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Prov., Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten, Pasal 7 ayat (1) sampai ayat (6) khususnya ayat (4)
huruf a menyebutkan “mantan Terpidana yang telah selesai menjalani
masa pemidanaan dan secara komulatif bersedia secara terbuka dan
jujur mengemukakan kepada public serta mencantumkan dalam daftar
riwayat hidup, telah dipenuhi oleh pemohon. Maka majelis pemeriksa
berkesimpulan dan memutus:
129Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu
1. Menerima permohonan pemohon untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Bakal Calon Anggota DPRD Prov. DKI Jakarta
Dapil III Nomor Urut 1 dari Partai Gerindra atas nama Mohamad
Taufik Memenuhi Syarat (MS) dalam Verifikasi kelengkapan dan
keabsahan dokumen bakal calon Anggota DPRD Prov. pada
Pemilu Tahun 2019 oleh KPU Prov. DKI Jakarta;
3. Memerintahkan kepada KPU Prov. DKI Jakarta untuk
melaksanakan putusan ini;
5. Pemohon Partai Gerindra (Drs. H. Moh. Arief, M.M., M.Pd) /Calon DPRD DKI Jakarta
Pemohon mengajukan sengketa ke Bawaslu Prov. DKI Jakarta
atas Keputusan KPU Nomor 68/PL/01.4-KPT/31/Prov/II/2019 tentang
Perubahan atas Penetapan Daftar Calon Tetap Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Prov. DKI Jakarta. Dalam keputusan tersebut
pemohon dinyatakan dicoret dari daftar calon tetap dan mengajukan
permohonan sengketa. Bawaslu Prov. DKI Jakarta, melalui surat
Nomor 174/K.JK/PM.09.00/III/2019, tanggal 08 Maret 2019, Perihal:
Pemberitahuan Permohonan Sengketa Proses Pemilu, menolak untuk
diregistrasi oleh karena objek sengketa yang dimohonkan pemohon
merupakan konsekwensi yuridis dari penanganan Sentra Gakkumdu
atau putusan Pengadilan berkaitan dengan tindak pidana pemilu yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
6. Pemohon Dwi Ratna/Calon DPRD DKI Jakarta (Partai Gerindra)
Permohonan sengketa yang diajukan oleh Pemohon terhadap
keputusan KPU Nomor: 121/PL/01.7-SD/31/Prov/V/2019 Tentang
Penetapan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara Peserta
Pemilihan Umum Anggota DPRD Prov. DKI Jakarta Tahun 2019. Bawaslu
Prov. DKI Jakarta melalui surat Nomor: 408/K.JK/PM.10.01/V/2019
Tentang Jawaban Permohonan Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu,
permohonan tidak dapat diregister oleh karena permohonan sengketa
yang diajukan pemohon merupakan sengketa hasil yang menjadi
kewenangan Mahkamah Konstitusi
131
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan
DPRD serta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden untuk
wilayah Prov. DKI Jakarta yang dimohonkan kepada Mahkamah
Konstitusi berjumlah 8 perkara yang seluruhnya sudah diregister,
sehingga Bawaslu Prov. DKI Jakarta harus memberikan keterangan
tertulis untuk dibacakan dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi.
Tabel 5.1 Perkara PHPU wilayah Prov. DKI Jakarta
No Register Perkara Pokok Permohonan
1 29-01-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII /2019 Partai PKB Dapil Jakarta II (Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan)
Bahwa atas pokok permohonan pemohon yang pada pokoknya meminta untuk menyatakan PPLN Kuala Lumpur telah memanipulasi dan membuat alamat pemilih tidak jelas dan menyatakan surat suara PSU yang dikirim melalui Pos tidak sah.
2 53-14-11/PHPU.DPR-DPRD/ XVII/2019 Partai Demokrat DPRD Prov. Dapil Jakarta II (Kabupaten Kepulauan Seribu dan Jakarta Utara
Bahwa berdasarkan dalil pokok permohonan Pemohon Pada angka 1 dan 2 pada halaman 8 sampai 9 yang pada pokoknya menyatakan bahwa telah terjadi pencurian dokumen hasil rekap pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jakarta Utara. Pencurian dokumen dilakukan oleh orang yang berinisial “A” yang tidak diberi tugas/ tidak mempunyai surat mandat dari Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Kota Jakarta Utara, Bahwa atas kejadian dimaksud, Pemohon sudah melaporkan kepada Badan Pengawas Pemilu Bawaslu Kota Jakarta Utara adanya kejahatan pemilu di wilayah Cilincing, Koja dan Kelapa Gading, namun belum ada keputusan.
B A B VPEMBERIAN KETERANGAN PERSELISIHAN HASIL PEMILU DI MAHKAMAH KONSTITUSI
132 BINGKAI PEMILU
No Register Perkara Pokok Permohonan
3 150-02-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 Partai Gerindra. Dapil Jakarta II DPR (Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan).
Berdasarkan pokok permohonan pemohon yang mendalilkan bahwa pada rekapitulasi perhitungan suara Luar Negeri yang tidak wajar oleh suara partai Golkar dan meminta pembatalan suara Partai Nasdem yang dianggap tidak wajar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana dituangkan dalam pokok permohonan di angka 1, 2 dan 3 pada halaman 6 dan 7.
4 150-02-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 Partai Gerindra. Dapil Jakarta III DPR (Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu).
Bahwa berdasarkan pokok permohonan yang disampaikan pemohon untuk pengisian keanggotaan DPR Dapil III pemohon menyandingkan perolehan suara calon anggota DPR RI sebagaimana disampaikan di poin 2.1 pada halaman 5 pokok permohonan.
5 150-02-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 Partai Gerindra Dapil Jakarta VII DPRD Jakarta Selatan (Kec. Setia Budi, Kec. Kebayorna Baru, Kec. Cilandak, Kec. Kebayoran Lama dan Kec. Pesangrahan)
Bahwa Berdasarkan pokok permohonan pemohon sebagaimana yang di dalilkan dalam angka 1 dan angka 2 bahwa terjadi penambahan dan atau pemindahan serta penggelembungan suara Pemohon kepada calon lain dari partai lain. akibat dari penambahan dan atau pengurangan suara Pemohon tersebut, Pemohon telah dirugikan karena tidak mendapatkan kursi yang semestinya diperoleh di Prov. DKI Jakarta Dapil VII.
6 174-04-11/PHPU.DPR-DPRD /XVII/2019 Partai GOLKAR Dapil Jakarta III
Bahwa dalam pokok permohonan pemohon diangka 1,2,3 dan 4 halaman 6 dan 7 dangan mendalilkan bahwa rekapitulasi suara yang dilakukan oleh Termohon telah merugikan Pemohon yakni Pemohon kehilangan kursi untuk Dapil DKI III, dan adanya selisi suara antara pemohon (Partai Golkar dengan Partai Amanat Nasional) sebesar 43.123 (empat puluh tiga ribu sertus dua puluh tiga) suara sebagaimana tabel yang ditampilkan oleh pemohon
7 195-05-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 Partai Nasdem Dapil DKI Jakarta II (Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan) - LN
Bahwa Pemohon dalam pokok permohonannya mendalilkan sebagaimana disebutkan pada halaman 7 angka 1, 2 dan 3 yang menyampaikan keberatan serta menolak hasil Perbaikan Formulir Model DA-1-DPR-LN hasil PSU yang terjadi di Dapil II DKI Jakarta Kuala Lumpur yang dilakukan
133Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
No Register Perkara Pokok Permohonan
oleh Termohon sebagai akibat dari adanya Rekomendasi Bawaslu RI Nomor SS-0968/K.BAWASLU/PM.00.00/5/2019 tanggal 19 Mei 2019 yang menyatakan surat suara sebanyak 62.278 menjadi suara tidak sah.
8 195-05-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 Partai NasDem Dapil VI DPRD Jakarta Timur
Bahwa pemohon mendalilkan dalam pokok permohonannya sebagaimana dimaksud dalam angka 1 s.d angka 9 halaman 20 sampai halaman 22 yang pada pokoknya menjelaskan telah terjadi pelanggaran pemilu yang bersifat Terstruktur, Sistematis dan Masif yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu pada hari Rabu tanggal 13 s/d 16 April 2019 di RW 10 Kelurahan Lubang Buaya yang dilakukan oleh calon anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Persatuan Pembangunan yakni saudara Mat Noor Tindoan sejumlah Rp. 142.700.000 (Seratus Empat Puluh Dua Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah) yang telah dibagikan kepada warga RW 10 Kelurahan lubang Buaya.
Sumber Data : diolah dari Divisi Hukum Tahun 2019
Isi Keterangan Tertulis Bawaslu Prov. DKI Jakarta dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Tahun 2019 di Mahkamah Kons tusi sebagai berikut:
1. Nomor Register 29-01-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII /2019 Partai PKB Dapil Jakarta II (Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan)
Berdasarkan pokok permohonan maka Bawaslu Republik
Indonesia memberikan keterangan sebagai berikut:
1. Bahwa Panwaslu Kuala Lumpur berdasarkan Formulir B.2
Temuan Nomor 4/TM/PL/PLN.Malaysia/Kuala. Lumpur/
IV/2019 tertanggal 16 Mei 2019 melakukan penelusuran dan
pengecekan secara acak terhadap alamat WNI yang terdaftar
dalam DPT PSU dengan metode Pos yang dilakukan pada
tanggal 2-6 dan 15 Mei 2019. Dalam penelusuran tersebut,
adapun rincian penelusuran alamat pos yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
134 BINGKAI PEMILU
a. Pada tanggal 3 Mei 2019 Ketua Panwaslu Kuala Lumpur
Yaza Azzahara Ulyana melakukan penulusuran
terhadap 3 alamat yang dijadikan sampling meliputi
Tkt. 3 Blok B3 Pangsapuri Jl. SB Indah 5/1 Taman SG.
Besi Indah, Seri Kembangan, Selangor atas nama
Ahmad Fathoni, Penthouse suite 4 wisma PKNS
PSRN Perbandaran 4067 Shah Alam, Selangor atas
nama Nur Ahmad, dan alamat terakhir di Sunway
Geza A-9-Jln PJU 5/14 PJU Kota Damansara 47810 PJ
Selangor. Dari 3 alamat yang telah di datangi tersebut
tidak satupun WNI yang terdata di dalam DPT POS
dapat ditemui karena alamat yang diberikan tidak
lengkap dan tidak valid. Alamat yang tidak lengkap ini
menyebabkan surat suara berpotensi tidak terkirim ke
pemilik hak suara.
b. Pada tanggal 4 Mei 2019 Ketua Panwaslu Kuala Lumpur
Yaza Azzahara Ulyana melakukan penulusuran
terhadap 4 alamat yang dijadikan sampling meliputi
No 13A-18 Plaza Umno, Jalan Batu Caves 68100,
Selangor a/n Surinah, No.21 Jalan Bidara 3/16 Taman
Bidara 68100, Batu Caves, a/n Abdul Kodir, Wisma
Bina Puri Bukit Idaman 68100 Selayang, Selangora/n
Sayidahaqilatul Mafaya dan A 13-03 Selayang Point
Condo Jalan SP1 Selayang Jaya 68100 Batu Caves,
Selangor a/n The Kwet Njan. Dari hasil yang telah
dilakukan pada hari kedua, tidak satupun WNI yang
dapat ditemui oleh Panwaslu Kuala Lumpur. Hal ini
mengindikasikan data DPT yang dimiliki oleh PPLN KL
tidak valid berdasarkan hasil sampling yang diambil
dan hasilnya masih sama seperti yang dilakukan pada
hari pertama pelaksanaan sampling
c. Pada hari ketiga tanggal 5 mei 2019, anggota
Panwaslu Kuala Lumpur Rizki Israeni Nur melakukan
penelusuran terhadap 13 alamat yang dijadikan
sebagai sampling. Adapun rinciannya terdiri dari 8
135Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
hunian, 2 mall, 2 perkantoran dan 1 resort/hotel. Alamat
ini meliputi E-1-25 Perumahan Pantai Permai, Jln Pantai
Permai 4, Pantai Dalam 58200 Kuala Lumpur a/n
Suria, 10-1-4 Taman Bukit Angkasa, Pantai Dalam,
59200, WP. Kuala Lumpur a/n Isra kurniawan, M-8-4
Pantai Hillpark Phase 3, Jalan Pantai Murni, Bangsar
59200, Kuala Lumpur a/n Daisy Puspita, 2-03-09
Block 2 Kondo Rakyat, Jl. Pantai Murni 2, Pantai Dalam,
56000 KL a/n Kamal Abdullah, Lot 151, 151A & 152A
1st floor the Curve Muatiara Damansara Petaling Jaya
a/n Dewi Indrayana, Lever 2 Annexe Block Menara
Millenium 8, Jln Damansara, Bukit Damansara
50490, WP Kuala Lumpur yang terdiri dari 27 orang
WNI, Saujana Resort Seksyen U2 4150 Shah Alam,
Selangor a/n Hendri Fahmi, The Icon, Jalan Tun Razak
W-06-01 Level 6 West Wing, No. 1 Jln O Jln Tun Razak
55000 a/n Arie Premaswari, No 9 Lorong Cantik 1, Kg
Pandan Dalam, 55100, Kuala Lumpur a/n Nazurah,
No 2 Lorong Cantik, Kampung Pandan, 55100, Kuala
Lumpur a/n Sumarti, No 9 Lorong Cantik J2, Kampung
Pandan, 55100, Kuala Lumpur a/n Sumiati, Lorong
Cantik 2 Kampung Pandan, No. 20, 55100 Kuala
Lumpur a/n Warji, dan Galaxy Ampang Shopping
Centre Taman Dagang 68000 Ampang Selangor
a/n Toha. Dari hasil penulusuran di 13 lokasi, hanya 2
(dua) nama dan alamat yang benar yakni atas nama
Isra Kurniawan dan Daisy Puspita Sari, 2 alamat yang
belum eca dipastikan kebenarannya atas nama
Sumarti, sedangkan 9 lokasi lainnya tidak menemukan
WNI.
d. Pada hari keempat tanggal 6 Mei 2019 anggota
panwaslu Luar negeri Doni Ropawandi, melakukan
penelusuran terhadap alamat pos dengan mendatangi
sebanyak 3 sampel yang terdiri dari Menara Orkid
Bandar Baru Sentul Kuala Lumpur a/n Yuli Indrawati,
136 BINGKAI PEMILU
Wisma LTC 333-3 yang tercatat di huni oleh seorang
wni a/n Sunar, 150-14-3Villa Flora Condominium,TTDI,
Kuala Lumpur a/n Sasongko dan Wini Wulandari. Dari
ketiga lokasi tersebut tidak satupun WNI yang dapat di
temui oleh Panwaslu Kuala Lumpur. Dua alamat tidak
dapat dibuktikan kebenarannya dan dapat dikatakan
invalid namun ada dua WNI yang benar alamatnya
yakni atas nama sasongko dan Winnie wulandari.
Informasi ini diperoleh dari jawaban satpam yang
menyatakan bahwaorang bersangkutan tinggal di Villa
Flora Condominium.
e. Pada hari kelima tanggal 15 Mei 2019 Ketua dan
anggota Panwaslu Kuala Lumpur Yaza Azzahara
Ulyana, Rizki Israeni Nur, dan Doni Ropawandi
melakukan penelusuran terhadap beberapa alamat
DPT PSU POS PPLN Kuala Lumpur yang telah
mengembalikan surat suara POS. Penelusuran
dan pengecekan yang dilakukan secara acak ini
dilakukan untuk memastikan kebenaran WNI yang
telah mengirimkan surat suara pemilu ulang POS
adalah benar dan sah. Adapun alamat pertama yang
dituju adalah 101, Pekan Sekinchan 45400, Sekinchan,
Selangor dalam alamat tersebut ada dua orang WNI
atas nama Rani Julianti Manik dan Humaidi yang telah
mengirimkan surat suara Pos kembali. Dua nama
tersebut hanya sampel dari sekian banyak yang WNI
yang beralamat di alamat tersebut. Dari penelusuran
yang dilakukan, diketahui bahwa lokasi tersebut tidak
dapat ditemukan karena di dalam alamat tersebut tidak
disertai dengan nama jalan sedangkan nama ecan
Sekinchan merupakan nama distrik dari suatu lokasi di
Selangor, Malaysia. Panwaslu Kuala Lumpur mencoba
menggali alamat dengan melanjutkan penulusuran
101, Jalan Sabak Bernam, Pekan Sekinchan namun
yang ditemukan hanyalah sebuah bengkel mobil dan
137Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
tidak ada WNI yang bekerja di bengkel ini. Penelusuran
kedua dilakukan di Nomor 8 Bazar Mara, 45400,
Sekinchan, Selangor. Pengecekan dilakukan untuk
memeriksa empat orang WNI atas nama Hosniyeh,
Sri Wahyuni, Mudiah dan Nies Punjul yang telah
mengirimkan surat suara PSU POS kembali ke PPLN
Kuala Lumpur. Berdasarkan hasil penulusuran yang
dilakukan oleh Panwaslu Kuala Lumpur ditemukan
bahwa alamat tersebut merupakan alamat dari
sebuah ruko kosong yang tidak berpenghuni bahkan
sudah ada nomor telepon untuk disewakan. Selain
itu, Panwaslu Kuala Lumpur tidak dapat menjumpai
4 orang WNI yang telah mengembalikan surat suara
tersebut. Penelusuran alamat yang ketiga dilakukan
di 110, Jalan Radin 45400, Sekinchan Selangor dengan
WNI atas nama Sri Aminah. Panwaslu. Mendapati
bahwa alamat 110 di jalan radin tersebut tidak dapat
ditemukan karena dari hasil penulusuran bahwa tidak
terdapat alamat yang bernomor rumah 110 dijalan
Radin. Penulusuran keempat beralamatkan di 047,
jalan mamanda 9, Ampang, W.P Kuala Lumpur dengan
WNI atas nama Anisah. Dari hasil penelusuran yang
dilakukan oleh Panwaslu Kuala Lumpur diketahui
alamat tersebut tidak ditemukan. Alamat tersebut
hanyalah sebuah rumah sakit KPJ Ampang Putri.
f. Dari hasil penelusuran ini tidak satupun WNI yang
telah mengembalikan surat suara POS ke PPLN Kuala
Lumpur dapat dijumpai dan ditemukan oleh Panwaslu
Kuala Lumpur karena alamat yang diberikan tidak
lengkap dan tidak valid dan jika ada yang lengkap
malah tempatnya sudah tutup. Selain itu, pendeteksian
alamat yang dilakukan oleh Panwaslu Kuala Lumpur
mengalami kesulitan dikarenakan PPLN hanya
memberikan data DPTHP4 dengan menutup alamat
138 BINGKAI PEMILU
dan nomor passport. Hal ini berdasarkan arahan dari
KPU RI.
g. Dari hasil penelusuran secara keseluruhan secaraacak
tersebut, didapati bahwa ada banyak alamat yang
tidak sesuai atau tidak dijumpai WNI. Total dari 33
alamat hanya ada 3 alamat yang valid dan sesuai
dengan DPT Pos. Dari ketiga alamat tersebut semua
mengaku belum menerima surat suara PSU Pos.
(BUKTI PK.1-1)
2. Bahwa berdasarkan temuan adanya alamat yang tidak
valid dengan DPT Pos tersebut, Panwaslu Kuala Lumpur
kemudian menyampaikan Keberatan atau Catatan
Kejadian Khusus dalam Formulir Model C2-KPU LN2 pada
saat Penghitunga Suara Pos. Adapun keberatan/catatan
kejadian khusus yang disampaikan oleh Panwaslu Kuala
Lumpur adalah sebagai berikut:
a. Panwaslu Kuala Lumpur menyampaikan keberatan
terhadap tidak dilaksanakannya: 1).Surat Nomor:
073/Panwaslu-LN-KL.01 .01/V/2019 tentang
ketidaksesuaian pelaksanaan tahapan PSU Pos.
2).Surat Nomor: 078/Panwaslu-LN-KL.01.01/V/2019
tentang batas penerimaan surat suara PSU Pos yang
seharusnya tanggal 15 Mei 2019 menjadi 16 Mei 2019.
Maka dengan ini Panwaslu KL hanya mengakui surat
suara yang masuk tanggal 15 Mei 2019 sebanyak
22.807 saja. Sebagai tambahan, tidak ada surat resmi
KPU RI yang memperbolehkan penerimaan surat-surat
ditanggal 16 Mei 2019.
b. Dugaan adanya alamat fiktif. Dugaan ini disampaikan
setelah adanya penelusuran alamat secara langsung
oleh Panwaslu KL di:
• No. 110 Jalan Radin, Sekinchan
• No. 101 Pekan, Sekinchan
139Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
• Jalan Bazar Mara, Sekinchan.
(BUKTI PK.1-2)
3. Bahwa terkait dengan pelaksanaan Pemungutan Suara
Ulang metode Pos di Kuala Lumpur, Malaysia, Bawaslu RI
dan Panwaslu Kuala Lumpur telah melakukan pengawasan
terhadap proses pemungutan suara ulang. Pemungutan
Suara Ulang bagi Pemilih yang berhak memilih melalui
metode Pos dilaksanakan berdasarkan pada Surat
Rekomendasi Bawaslu Republik Indonesia Nomor: 0866/K.
Bawaslu/PM.06.00/IV/2019 tertanggal 16 April 2019 perihal
Rekomendasi Terhadap Pelanggaran Pemilu kepada KPU
RI yang pada pokoknya Bawaslu RI merekomendasikan
sebagai berikut:
1) Memerintahkan kepada Panitia Pemilihan Luar
Negeri Kuala Lumpur Malaysia melalui KPU RI untuk
melakukan Pemungutan Suara Ulang bagi Pemilih di
wilayah Kuala Lumpur yang berhak memilih melalui
metode Pos sebanyak 319.293 pemilih.
2) Memerintahkan kepada Panitia Pemilihan Luar
Negeri Kuala Lumpur, Malaysia melalui KPU RI tidak
melakukan penghitungan suara terhadap surat suara
Pemilu melalui metode Pos yang telah masuk ke
Panitia Pemilihan Luar Negeri Kuala Lumpur, Malaysia.
3) Memerintahkan kepada KPU RI untuk mengganti
anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri Kuala Lumpur,
Malaysia atas nama Khrisna K.U Hannan dan Djadjuk
Natsir. Penggantian saudara Khrisna K.U. Hannan
berpotensi menimbulkan konflik kepentingan antara
tugas sebagai anggota PPLN Kuala Lumpur dengan
jabatan sebagai Pejabat fungsional pada Kedutaan
Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, dan
penggantian saudara Djadjuk Natsir karena yang
bersangkutan merupakan penanggung jawab teknis
140 BINGKAI PEMILU
pemungutan suara melalui Pos di wilayah Kuala
Lumpur, Malaysia. (BUKTI PK. 1-3)
4) Bahwa PPLN Kuala Lumpur, Malaysia telah
mengeluarkan Surat Nomor: 00044/RO/PPLN/
IV/2019 tertanggal 25 April 2019 perihal Revisi
Basis Data Pemungutan Suara Ulang (PSU) POS di
Kuala Lumpur yang ditujukan kepada Ketua KPU RI
yang pada pokoknya menerangkan terkait dengan
persiapan pelaksanaan PSU metode Pos di Kuala
Lumpur (BUKTI PK.1-4)
5) Bahwa PPLN Kuala Lumpur, Malaysia telah
menindaklanjuti rekomendasi Bawaslu RI dengan
melaksanakan Pemungutan Suara Ulang melalui
metode Pos. Dalam pelaksanaannya, terdapat
perubahan jadwal berdasarkan surat KPU RI Nomor:
819/PL.02.6_SD/01/KPU.V/2019 tertanggal 13 Mei
2019 perihal Pemungutan Suara Ulang Pos pada
PPLN Kuala Lumpur yang menerangkan bahwa KPU
menyetujui perubahan jadwal dalam tahapan PSU di
wilayah PPLN Kuala Lumpur yang telah sesuai usulan
partai politik dan atas konsultasi dengan Pengawas
Pemilu Kuala Lumpur dimana batas penerimaan surat
suara POS yang semula ditetapkan tanggal 13 Mei
2019 menjadi tanggal 15 Mei 2019 dan penghitungan
surat suara Pos yang semula ditetapkan pada tanggal
14 Mei 2019 menjadi tanggal 16 Mei 2019.
6) Bahwa oleh karena terjadi perubahan jadwal
pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang melalui metode
Pos, Panwaslu LN Kuala Lumpur mengirimkan surat
kepada PPLN Kuala Lumpur dengan surat Nomor:
073/Panwaslu LN-Kuala Lumpur/HK.02.02/V/2019
tertanggal 15 Mei 2019 perihal Surat Teguran yang pada
pokoknya Panwaslu KL menyampaikan:
141Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
a. PPLN wajib melaksanakan PSU pos sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan,
b. Jika pelaksanaan sebagaimana huruf a tidak
dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan
maka akan dijadikan temuan pelanggaran
administrasi pemilu. (BUKTI PK.1-5)
7. Bahwa terkait dengan perubahan jadwal batas
penerimaan dan penghitungan surat suara tersebut,
Panwaslu Kuala Lumpur juga telah mengeluarkan
himbauan kepada PPLN Kuala Lumpur dengan
surat Nomor: 074/PanwasluLN-Kuala Lumpur/
HK.01.01/V/2019 tertanggal 15 Mei 2019 perihal
Surat Himbauan yang pada pokoknya menerangkan
bahwa penerimaan surat suara melalui Pos hanya
boleh dilakukan sampai dengan tanggal 15 Mei 2019.
Adapun surat suara yang datang sesudah tanggal
tersebut tidak dapat diterima dan dihitung dalam
proses penghitungan suara yang akan dilaksanakan
pada tanggal 16 Mei 2019. Berdasarkan perkembangan
yang diterima Panwaslu Kuala Lumpur, jumlah jumlah
surat suara keseluruhan yang diterima PPLN Kuala
Lumpur adalah sebanyak 22.807. (BUKTI PK.1-6)
8. Bahwa setelah batas waktu tanggal 15 Mei 2019
berakhir, Panitia Pemilihan Luar Negeri Kuala Lumpur,
Malaysia masih menerima surat suara melalui Pos
pada tanggal 16 Mei 2019. Terhadap hal tersebut,
Panwaslu LN Kuala Lumpur mengirimkan surat
tanggapan Nomor: 078/PanwasluLN-Kuala Lumpur/
HK.01.01/V/2019 tertanggal 16 Mei 2019 Perihal Surat
Tanggapan yang pada pokoknya menyampaikan
posisinya untuk hanya mengakui surat suara yang
sampai kepada PPLN Kuala Lumpur sebanyak 22.807
dan surat suara yang sampai ke PPLN Kuala Lumpur
setelah tanggal 15 Mei 2019 tidak dapat dihitung dalam
142 BINGKAI PEMILU
tahapan penghitungan suara (BUKTI PK.1-7). Pada
saat pleno rekapitulasi suara hasil Pemungutan Suara
Ulang pada tanggal 16 Mei 2019, PPLN Kuala Lumpur
melakukan penghitungan surat suara yang diterima
tanggal 16 Mei 2019 walaupun surat suara tersebut
ditandai dengan stempel Pos bertanggal 15 Mei 2019.
9. Bahwa oleh karena tetap dilakukannya penghitungan
surat suara yang diterima melewati batas waktu (15 Mei
2019) oleh PPLN Kuala Lumpur tersebut, kemudian
Bawaslu RI mengeluarkan Surat Rekomendasi Nomor:
SS-0968/K.BAWASLU/PM.00.00/5/2019 tertanggal
19 Mei 2019 perihal Rekomendasi yang pada pokoknya
Bawaslu RI merekomendasikan kepada KPU RI
sebagai berikut:
1) Melakukan Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara Ulang tingkat nasional terhadap surat
suara Pos yang diterima PPLN Kuala Lumpur
hanya untuk sejumlah 22.807 surat suara yang
diterima sampai pada tanggal 15 Mei 2019, dan
2) Menyatakan Surat Suara yang diterima PPLN
Kuala Lumpur setelah tanggal 15 Mei 2019
dinyatakan sebagai surat suara tidak sah. (BUKTI
PK.1-8)
10. Bahwa terhadap rekomendasi tersebut, KPU RI dalam
Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Tingkat Nasional
tanggal 19 Mei 2019 melaksanakan rekomendasi
Bawaslu tersebut dengan melakukan Perbaikan
terhadap Formulir DA1 DPR RI LN Kuala Lumpur
sehingga surat suara yang diterima oleh PPLN Kuala
Lumpur pada tanggal 16 Mei 2019 yang telah melewati
batas waktu tersebut dinyatakan tidak sah.
143Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
2. Nomor Register 53-14-11/PHPU.DPR-DPRD/ XVII/2019 Partai Demokrat DPRD Prov. Dapil Jakarta II (Kabupaten Kepulauan Seribu dan Kota Jakarta Utara)
• Bahwa berdasarkan pokok permohonan dari Pemohon
pada angka 1, yang menyatakan bahwa adanya pencurian
dokumen hasil rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kota Jakarta Utara yang dilakukan oleh seseorang berinisial
“A” yang tidak memiliki surat tugas dan tidak memiliki
surat mandat dari Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai
Demokrat Kota Jakarta Utara.
• Bahwa dalam pokok permohonan tersebut, Pemohon telah
melaporkan kepada Bawaslu Kota Jakarta Utara dengan
tanda bukti Penerimaan Laporan Nomor Register: 005/LP/
PL.PP/Kota Jakarta Utara/12.05/V/2019 tertanggal 13 Mei
2019. (Bukti PK.12-1)
• Bahwa Bawaslu Kota Jakarta Utara melakukan kajian awal
terhadap laporan perkara a quo. Yang pada pokoknya
menyimpulkan bahwa perkara tersebut telah memenuhi
syarat formil dan materiil dugaan tindak pidana pemilu
sebagimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas
Pemilu Nomor 7 Tahun 2018 tentang Penangangan Temuan
dan Laporan Pelanggaran Pemilihan Umum. (Bukti PK.12-2)
• Bahwa atas laporan dugaan tindak pidana pemilu
tersebut Bawaslu Jakarta Utara menyampaikan ke Sentra
Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Jakarta Utara
untuk dilakukan Pembahasan Pertama dengan Berita
Acara Rapat Pleno Pembahasan Pertama Sentra Gakkumdu
Kota Jakarta Utara Nomor: 014/SG/Jakarta Utara/V/2019
Tertanggal 13 Mei 2019 terhadap Laporan Nomor: 005/
LP/PL.PP/Kota Jakarta Utara/ 12.05/V/2019 yang pada
pokoknya Bawaslu Kota Jakarta Utara, Polres Metro Jakarta
Utara dan Kejaksaan Negeri Jakarta Utara bersepakat dan
menyimpulkan bahwa Laporan a quo untuk dilakukan
Penyelidikan dan klarifikasi lebih lanjut sebagaimana
144 BINGKAI PEMILU
diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum dan Peraturan Badan Pengawas Pemilu
Nomor 31 Tahun 2018 tentang Sentra Gakkumdu. (Bukti
PK.12-3)
• Bahwa Sentra Gakkumdu Bawaslu Kota Jakarta Utara
telah melakukan klarifikasi terhadap pihak-pihak terkait
yaitu Pelapor, Terlapor, para saksi serta dokumen alat bukti
pendukung dan melakukan kajian hukum terhadap Laporan
Nomor: 005/LP/PL.PP/Kota Jakarta Utara/12.05/V/2019
tertanggal 13 Mei 2019, dengan kasus posisi bahwa telah
terjadi dugaan pencurian dokumen salinan Berita Acara
dan sertifikat rekapitulasi hasil hitung suara di Kantor KPU
Kota Jakarta Utara yang dilakukan oleh “A” alias Asep
Suhenda atas inisiasi H. Santoso, S.H., selaku Ketua Dewan
Pimpinan Daerah Partai Demokrat Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta, berkesimpulan bahwa berdasarkan hasil klarifikasi
dan pendalaman terhadap seluruh bukti-bukti atas dugaan
pelanggaran tersebut mengenai unsur pelanggaran
pencurian dokumen tidak diatur secara khusus dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum. Dengan demikian, Laporan a quo tidak memenuhi
syarat materiil sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan
Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 7 Tahun 2018
tentang Penanganan Temuan dan Laporan Pemilihan
Umum. (Bukti PK.12-4)
• Berdasarkan Rapat Pembahasan Kedua Sentra Gakkumdu
Bawaslu Kota Jakarta Utara Nomor: 014/SG/Kota Jakarta
Utara/V/2019 Tertanggal 27 Mei 2019, terhadap Laporan
Nomor: 005/LP/PL.PP/Kota Jakarta Utara/12.05/V/2019,
yang pada pokoknya Bawaslu Kota Jakarta Utara, Polres
Metro Jakarta Utara dan Kejaksaan Negeri Jakarta Utara
menyimpulkan bahwa Laporan Nomor: 005/LP/PL.PP/Kota
Jakarta Utara/12.05/V/2019 tertanggal 13 Mei 2019, tidak
dilanjutkan ke proses Penyidikan. (Bukti PK.12-5)
145Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
• Bahwa Bersadarkan pokok permohonan dari Pemohon pada
angka 2, Pemohon mendalilkan bahwa adanya kejahatan
pemilu di Wilayah Cilincing, Koja dan Kelapa Gading Kota
Jakarta Utara.
• Dalam pokok permohonan a quo, Pemohon melaporkan
kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Jakarta
Utara terkait dengan adanya Dugaan Pelanggaran Tindak
Pidana Pemilu, yakni pencurian suara Calon legislatif (Caleg)
dan suara Partai Demokrat untuk Caleg tertentu (Caleg
Nomor Urut 2) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dan ketidaksesuaian
jumlah suara sah, suara tidak sah dengan jumlah suara
yang direkap di C1 dan di Form DAA-1. Diduga melanggar
Pasal 505 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum. Dengan tanda bukti Penerimaan Laporan
Nomor Register: 007/LP/PL/Kota Jakarta Utara/12.05/
V/2019 tertanggal 15 Mei 2019. (Bukti PK.12-6)
• Bahwa berdasarkan laporan tersebut Bawaslu Kota Jakarta
Utara melakukan kajian awal terhadap perkara tersebut,
yang pada pokoknya menyimpulkan bahwa perkara tersebut
telah memenuhi syarat formil dan materiil sebagaimana
diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor
7 Tahun 2018 tentang Penanganan Temuan dan Laporan
Pelanggaran Pemilihan Umum. (Bukti PK.12-7)
• Bahwa laporan dugaan tindak pidana pemilu tersebut
Bawaslu Jakarta Utara menyampaikan ke Sentra
Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Jakarta Utara
untuk dilakukan Pembahasan Pertama dengan Berita
Acara Rapat Pleno Pembahasan Pertama Sentra Gakkumdu
Kota Jakarta Utara Nomor: 015/SG/Jakarta Utara/V/2019
Tertanggal 15 Mei 2019 terhadap Laporan Nomor: 007/
LP/PL.PP/Kota Jakarta Utara/12.05/V/2019 yang pada
pokoknya Bawaslu Kota Jakarta Utara, Polres Metro Jakarta
Utara dan Kejaksaan Negeri Jakarta Utara menyimpulkan
146 BINGKAI PEMILU
bahwa Laporan a quo untuk dilakukan Penyelidikan dan
klarifikasi lebih lanjut sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan
Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 31 Tahun 2018
tentang Sentra Gakkumdu. (Bukti PK.12-8)
• Bahwa Sentra Gakkumdu Bawaslu Kota Jakarta Utara
melakukan klarifikasi terhadap pihak-pihak terkait yaitu
Pelapor, Terlapor, para saksi serta dokumen alat bukti
pendukung dan melakukan kajian hukum terhadap Laporan
Nomor: 007/LP/PL.PP/Kota Jakarta Utara/12.05/V/2019
tertanggal 15 Mei 2019, dengan kasus posisi sebagai berikut:
bahwa telah terjadi pencurian suara Caleg dan Partai
Demokrat untuk Caleg tertentu (Caleg Nomor 2) Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
dan ketidaksesuaian jumlah suara sah, suara tidak sah
dengan jumlah suara yang direkap di C1 dan di Form DAA-
1, berkesimpulan bahwa berdasarkan hasil klarifikasi dan
pendalaman bukti-bukti pendukung atas dugaan tindak
pidana pemilu tersebut telah memenuhi unsur dugaan
tindak pidana pemilu sebagaimana diatur dalam Pasal 505
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum sebagai berikut: “Anggota KPU, KPU Prov., KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS yang karena kelalaiannya
mengakibatkan hilang atau berubahnya berita acara
rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dan/ atau
sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
dan denda paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta
rupiah).” (Bukti PK.12-9)
• Bahwa Berdasarkan Rapat Pleno Pembahasan Kedua
Sentra Gakkumdu Bawaslu Kota Jakarta Utara Nomor: 015/
SG/Kota Jakarta Utara/V/2019 Tertanggal 28 Mei 2019,
terhadap Laporan Nomor: 007/LP/PL.PP/Kota Jakarta
Utara/12.05/V/2019 yang pada pokoknya Bawaslu Kota
Jakarta Utara, Polres Metro Jakarta Utara dan Kejaksaan
147Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
Negeri Jakarta Utara menyimpulkan bahwa Laporan
Nomor: 007/LP/PL.PP/Kota Jakarta Utara/12.05/V/2019
tertanggal 15 Mei 2019, ditingkatkan statusnya dari Proses
Penyelidikan ke Proses Penyidikan di Polres Metro Jakarta
Utara (Bukti PK.12-10)
Bahwa sampai dibuatnya keterangan Perselisihan Hasil Pemilihan
Umum (PHPU) Legislatif 2019 ini, penanganan perkara tindak pidana
pemilu a quo masih dalam proses Penyidikan di Polres Metro Jakarta
Utara. Dan Polres Metro Jakarta Utara juga telah menetapkan seluruh
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di wilayah Kecamatan Cilincing
dan Koja Kota Jakarta Utara sebagai Tersangka. Penyidik Polres Metro
Jakarta Utara masih melakukan pendalaman dan pengembangan
perkara tindak pidana pemilu tersebut.
3. Nomor Register 150-02-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 Partai Gerindra. Dapil Jakarta II DPR (Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan)
Berdasarkan pokok permohonan diatas, Bawaslu Republik
Indonesia memberikan keterangan sebagai berikut:
1. Bahwa Bawaslu RI telah melakukan pengawasan pada saat
Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Tingkat Nasional Pemilu
2019 yang dilakukan oleh KPU RI. adapun hasil perolehan
suara partai politik Daerah Pemilihan DKI Jakarta II
berdasarkan Formulir Model DC-1 DPR Tingkat Prov. (BUKTI
PK.1-9) dan Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Calon Anggota DPR Di Daerah Pemilihan Secara Nasional
Khususnya Daerah Pemilihan DKI Jakarta II sebagaimana
terlampir dalam keterangan ini. (BUKTI PK.1-10).
2. Bahwa berdasarkan Formulir Model DC-1 DPR tingkat
Prov. dan Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Calon Anggota DPR Di Daerah Pemilihan Secara Nasional
terdapat perbedaan perolehan jumlah suara sebagaimana
yang didalilkan oleh Pemohon. (BUKTI PK.1-9)
148 BINGKAI PEMILU
4. Nomor Register 150-02-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 Partai Gerindra. Dapil Jakarta III DPR (Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu)
• Berdasarkan tabel diatas Bawaslu Prov. DKI Jakarta
menyampaikan keterangan berdasarkan hasil Pengawasan
rekapitulasi suara pada Dapil DKI Jakarta III yang meliputi
Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kabupaten Kepulauan
seribu sebagaimana tercantum dalam sertifikat rekapitulasi
hasil perolehan suara calon anggota DPR Dapil Jakarta III.
Model DC1. DPR (Bukti PK.12-11).
• Bahwa berdasarkan dalil pemohon yang mendalilkan
selisih suara sebagimana disampaikan pada poin 2.2 pada
halaman 5 pokok permohonan, Bawaslu Prov. DKI Jakarta
menyampaikan keterangan bahwa pada saat proses
rekapitulasi perhitungan suara di Tingkat Prov. DKI Jakarta
yang dilaksanakan oleh KPU DKI Jakarta tidak ditemukan
adanya selisih perolehan suara partai Gerindra sehingga
KPU DKI mengesahkan perolehan suara untuk Dapil DKI
Jakarta III.
• Bahwa Berdasarkan dalil pemohon yang menyandingkan
perolehan suara calon anggota legislatif sebagaimana
dimaksud dalam pokok permohonan. Maka Bawaslu
memberikan keterangan berdasarkan perolehan suara
calon legislatif untuk pemilihan anggota DPR pada Dapil III
DI Jakarta sesuai Sertifikat Rekapitulasi hasil perhitungan
perolehan suara calon anggota DPR DKI Jakarta III, Model
Formulir DC-1-DPR, (Bukti PK.12-11)
• Bahwa angka perolehan suara sebagaimana tabel 1.1 dan 1.2
diatas adalah perolehan suara masing-masing Partai Politik
dan Calon Legislatif pada Dapil DKI Jakarta III berdasarkan
pada Formulir DC-1-DPR yang dimiliki oleh Bawaslu Prov.
DKI Jakarta dan diisi berdasarkan kepada Formulir Model
DB1-DPR. Formulir tersebut telah diisi dan dicocokkan pada
saat proses rekapitulasi yang dilakukan secara berjenjang
149Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
mulai dari tingkat Kecamatan, tingkat Kab/Kota hingga
tingkat Prov..
• Bahwa berdasarkan dalil pemohon sebagaimana dimaksud
dalam angka 6 terkait kehilangan suara pemohon atas
nama R. Saraswarti D. Djojohadikusumo yang terjadi di
beberapa TPS diwilayah Dapil III DKI Jakarta.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Bawaslu Prov. DKI Jakarta beserta jajaran ditingkat
Kab/Kota, Kecamatan hingga Kelurahan dari seluruh TPS
yang didalilkan oleh pemohon di masing-masing wilayah
sebagaimana dimaksud maka Bawaslu Prov. DKI Jakarta
dapat memberikan keterangan sebagai berikut:
1. Kecamatan Koja
a. Kelurahan Koja
• Bahwa pemohon pada halaman 6 pokok permohonan
mendalilkan kehilangan suara di wilayah Kelurahan
Koja pada beberapa TPS yakni TPS 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,
14,18,23,31,34,35,36,37,38,45,47,49,50,51,53,54,55,59,60
,61,62,63,64,65,66,73,74,75.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Panwaslu Kecamatan Koja tidak ditemukan
adanya perbedaan selisih suara di TPS tersebut dan
tidak ada temuan ataupun laporan oleh pemohon
terkait adanya dugaan pelanggaraan dalam hal ini
hilangnya suara pemohon pada TPS sebagaimana
dimaksud di wilayah Kelurahan Koja. (Bukti PK.12-12)
b. Kelurahan Rawa Badak Selatan
• Bahwa pemohon pada halaman 6 telah mendalilkan
kehilangan suara di kelurahan Rawa Badak Selatan
yakni pada TPS 10,30,42,52,54,57,58,59,71, 73,86,87,88,
90,91,96,111,112,114.
150 BINGKAI PEMILU
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
Panwas Kecamatan Koja dan Pengawas kelurahan
Rawa Badak Selatan dari seluruh TPS yang dimaksud
oleh pemohon untuk Kelurahan Rawa Badak Selatan
hanya terdapat masalah pada TPS 54 kelurahan
Rawa Badak Selatan yakni adanya kesalahan ketika
pembacaan C1 hologram terjadi kesalahan dalam
penulisan dengan C1 salinan yang dipegang para
saksi partai dan pengawas pemilu. Maka dilakukan
penghitungan ulang dengan membuka C1 Plano
untuk mencocokan C1 hologram dengan C1 salinan
yang dipegang oleh para saksi peserta pemilu dan
pengawas pemilu yang hasilnya telah disetujui
bersama oleh para seluruh saksi dan pengawas pemilu
yang hadir. (Bukti PK.12-13)
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan di TPS 89
Kelurahan Rawa Badak Selatan saat PPS membacakan
hasil perhitungan hasil suara DPRD dan DPR RI tidak
ada C1 hologram dari KPPS namun yang ada hanyalah
C1 salinan yang dimiliki saksi partai dan pengawas
pemilu, maka seluruh saksi partai dan pengawas
pemilu sepakat untuk membuka C1 Plano dan
disetujui oleh para pihak untuk membuka C1 plano
dan selanjutnya dibacakan C1 plano untuk disesuaikan
dengan C1 salinan yang dipegang para saksi partai.
• Bahwa selain TPS sebagaimana yang sudah
disebutkan diatas tidak ada temuan atau laporan
dugaan pelanggaran pemilu kepada pengawas pemilu,
sebagaimana tetuang dalam laporan pengawasan
pemilu kecamatan. (Bukti PK.12-14)
c. Kelurahan Rawa Badak Utara
• Bahwa pemohon pada halaman 6 pokok permohonan
mendalilkan telah kehilangan suara di wilayah Kelurahan
151Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
Rawa Badak Utara yakni TPS 4,5,6,15,31,32,33,34,35,36,37,
38,39,44,46,50,52,53,54,55,57,58,59,60,62,63,66,67,73,74
,75,76,81,88,89,90,92,94.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Panwas Kecamatan Koja dan Panwas Kelurahan
Rawa Badak Utara tidak ada temuan ataupun
laporan terutama oleh pemohon terkait adanya
dugaan pelanggaraan dalam hal ini hilangnya suara
pemohon pada TPS sebagaimana dimaksud di wilayah
Kelurahan Rawa Badak Utara.
d. Kelurahan Tugu Selatan
• Bahwa pemohon mendalilkan telah kehilangan suara
diwilayah Tugu Selatan untuk TPS 1,3,5,6,7,8,9,22, 25,2
6,27,28,31,32,36,38,39,45,50,51,53,56,58,61,73,76,82,83
,84,,17,23,29,30,33,34,35,39,40,41,42,43,44,45,46,49,52
,55,59,60,62,63,64,65,66,67,68,69,70.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan dari seluruh TPS
yang didalikan oleh Pemohon di wilayah Tugu Selatan
berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
Panwaslu Kecamatan Koja dan Panwas Kelurahan
Tugu selatan hanya ditemukan masalah pada TPS
50, 62 dan 63 Kelurahan Tugu Selatan yakni adanya
ketidak sesuaian antara jumlah suara dan jumlah
pengguna hak pilih pada pemilihan anggota DPR
dan DPRD karena adanya jumlah suara sah melebihi
jumlah pengguna hak pilih. Sehingga disepakati untuk
membuka kotak suara DPR dan DPRD yang disaksikan
oleh Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan dan
para saksi peserta pemilu. Setelah dibuka dan di tulis
kembali di DAA1 para pihak bersepakat kemudian
ditanda tangani oleh para saksi parpol. (Bukti PK.12-15),
dan (Bukti PK.12-16)
152 BINGKAI PEMILU
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan di TPS 40
dan 59 Kelurahan Tugu Selatan terdapat kekeliruan
pembacaan C1 Hologram saat penghitungan suara
pada pemilihan DPRD. (Bukti PK.12-17)
• Bahwa selain TPS sebagaimana yang sudah
disebutkan diatas tidak ada temuan atau laporan
dugaan pelanggaran pemilu kepada pengawas pemilu.
e. Kelurahan Tugu Utara
• Bahwa pemohon mendali lkan dalam pokok
permohonan kehilangan suara diwilayah Kelurahan
Tugu Utara pada TPS 1,2,3,4,5,6,7,10,26,28,32, 33,36,37
,38,39,40,41,44,46,47,48,49,51,53,54,56,57,58,59,60,62
,63,64,66,67,68,69,73,74,75,74,75,77,78,80,84,87,80,89
,92,94,96,97,98,100,102,103,104,105,106,109,111,115,128,1
44,145,149,150,151,154,173,174,177,178,179,182,184,185,186
,188,190,191,193.
• Bahwa dari seluruh TPS yang didalilkan oleh pemohon
berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh
Pengawas Kecamatan Koja dan Panwas Kelurahan
Tugu utara hanya ditemukan masalah pada TPS 61
Kelurahan Tugu Utara yakni adanya ketidak cocokan
antara C1 hologram dan C1 saksi pada DPRD.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan di TPS
58,59,60,62 dan 64 Kelurahan Tugu Utara adanya
kunci kotak suara tidak sesuai dengan gemboknya.
Jadi PPK dan PPS Tugu Utara berinisiatif memotong
tali gembok atas persetujuan para saksi parpol dan
pengawas pemilu. (Bukti PK.12-18)
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan di TPS 87 dan
89 Kelurahan Tugu Utara adanya C1 salinan berbeda
antara saksi partai, panwas dan PPS. Namun panwaslu
Kecamatan tidak mencantumkan C1 salinan mana
153Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
dalam hal ini pada surat suara DPR atau DPRD tidak
disebutkan. (Bukti PK.12-19)
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan di TPS 94,
189 dan 190 adanya perbedaan hasil perhitungan C1
dan surat suara yang maksimal 300 suara namun di
salinan C1 melebihi dari batas maksimal pemilih yang
ditetapkan, namun sudah di perbaiki meski tidak
dijelaskan dalam hal ini C1 salinan untuk surat suara
mana. (Bukti PK.12-20) dan (Bukti PK.12-21)
• Bahwa selain TPS sebagaimana yang sudah
disebutkan diatas tidak ada temuan atau laporan
dugaan pelanggaran pemilu kepada pengawas pemilu.
f. Kelurahan Lagoa
• Bahwa Pemohon mendalilkan dalam halaman 7 pokok
permohonan kehilangan suara diwilayah Kelurahan
Lagoa untuk TPS 8,14, 18,21,34,36,38,39,42,43,46,47,4
9,52,53,57,58,61,65,66,80,82,84,91,93,94,99,100,102,10
4,106,108,114,116,119,121,127,135,139,161,179,183.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Panwaslu Kecamatan Cilincing dan Panwas
Kelurahan Lagowa tidak ada temuan ataupun
laporan terutama oleh pemohon terkait adanya
dugaan pelanggaraan dalam hal ini hilangnya suara
pemohon pada TPS sebagaimana dimaksud di wilayah
Kelurahan Logawa.
2. Kecamatan Cilincing
a. Kelurahan Sukapura
• Bahwa pemohon mendalilkan dalam halaman
7 pokok permohonan telah kehilangan suara di
wilayah Kelurahan Sukapura pada TPS 1,2,4,12,13,64,
65,102,103,104,105, 106,130,148,149,151,153,158.
154 BINGKAI PEMILU
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Panwaslu Kecamatan Cilincing dan Panwas
Kelurahan Sukapura hanya terjadi masalah pada
TPS 12 Kelurahan sukapura bahwa salinan C1 dan C1
Plano untuk DPR, DPD dan DPRD kosong atau tidak
ada tulisan hasil dari perhitungan suara tingkat TPS.
Namun dalam hal ini disepakati agar memanggil
KPPS dan dilakukan perhitungan suara untuk mengisi
Form C1 yang kosong tersebut. Perhitungan tersebut
didampingi oleh PPS Kelurahan Sukapura, Panwaskel
Sukapura dan para saksi.
• Bahwa selain TPS sebagaimana yang sudah
disebutkan diatas tidak ada temuan atau laporan
dugaan pelanggaran pemilu kepada pengawas pemilu.
(Bukti PK.12-22)
b. Kelurahan Rorotan
• Bahwa pemohon mendali lkan dalam pokok
permohonannya sebagaimana pada halaman 7,
pemohon telah kehilangan suara di wilayah Kelurahan
Rorotan pada TPS 12,16, 23,33,37,43,44,45,50,55,83,84
,85,86,87,88,89,90,91,98,99,100,101,102,103,104,105,10
6,107,108,114.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Panwaslu Kecamatan Cilincing dan Panwas
Kelurahan Rorotan tidak ada temuan ataupun
laporan terutama oleh pemohon terkait adanya
dugaan pelanggaraan dalam hal ini hilangnya suara
pemohon pada TPS sebagaimana dimaksud di wilayah
Kelurahan Rorotan.
c. Kelurahan Marunda
• Bahwa dalam pokok permohonannya dalam
halaman 7, pemohon mendalilkan telah kehilangan
155Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
suara di wilayah Kelurahan Marunda pada TPS
21,22,23,24,25,26,27,39,41,42, 43,46,47,48,56,57,63,66,
72,73,75,77,82.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Panwaslu Kecamatan Cilincing dan Panwas
Kelurahan Marunda tidak ada temuan ataupun
laporan terutama oleh pemohon terkait adanya
dugaan pelanggaraan dalam hal ini hilangnya suara
pemohon pada TPS sebagaimana dimaksud di wilayah
Kelurahan Marunda.
d. Kelurahan Semper Barat
• Bahwa dalam pokok permohonannya dalam
halaman 7, pemohon mendalilkan kehilangan
suara di wilayah Kelurahan Semper Barat pada TPS
3,7,9,13,18,33,34,35,36, 37,38,39,40,41,42,43,44,45,64,6
5,66,67,78,79,81,82,84,85,86,87,88,89,90,92,95,97,98,
99,101,123,135,136,137,138,141,142,143,144,145,146.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Panwaslu Kecamatan Cilincing dan Panwas
Kelurahan Semper Barat tidak ada temuan ataupun
laporan terutama oleh pemohon terkait adanya
dugaan pelanggaraan dalam hal ini hilangnya suara
pemohon pada TPS sebagaimana dimaksud di wilayah
Kelurahan Semper Barat.
e. Kelurahan Kalibaru
• Bahwa pemohon dalam halaman 7 pokok permohonan
mendalilkan kehilangan suara di wilayah Kalibaru
pada TPS 21,22,24,25,26,28,30,33, 44,47,72,75,78,80,8
2,83,99,160,162,163,166,167,169,173,174,175,177,178,181,18
2,184,190.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Panwaslu Kecamatan Cilincing dan Panwas
156 BINGKAI PEMILU
Kelurahan Kalibaru tidak ada temuan ataupun
laporan terutama oleh pemohon terkait adanya
dugaan pelanggaraan dalam hal ini hilangnya suara
pemohon pada TPS sebagaimana dimaksud di wilayah
Kelurahan Kalibaru.
f. Kelurahan Cilincing
• B a h w a p e m o h o n p a d a h a l a m a n 7 p o k o k
permohonaanya mendalilkan telah kehilangan suara
di wilayah Kelurahan Cilincing pada TPS 1,9,23,47,49,56,
57,58,60,62,124.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Panwaslu Kecamatan Cilincing dan Panwas
Kelurahan Cilincing ditemukan masalah pada TPS
23 Cilincing namun berbeda dengan yang pemohon
dalilkan. Pengawas pemilu hanya menemukan
kejadian perbedaan perolehan suara yang di alami
oleh Caleg DPRD dari Partai Golkar atas Nama Dimaz
Raditya yang menyatakan suaranya ada 4 namun
ketika di buka C1 Plano hasilnya suara Dimaz (kosong).
(Bukti PK.12-23)
• Bahwa selain TPS sebagaimana yang sudah
disebutkan diatas tidak ada temuan atau laporan
dugaan pelanggaran pemilu kepada pengawas pemilu.
g. Kelurahan Semper Timur
• Bahwa pemohon pada halaman 8 pokok permohonan
mendalilkan telah kehilangan suara di wilayah
Kelurahan Semper Timur pada TPS 23,33,56,64,
88,103,107.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Panwaslu Kecamatan Cilincing dan Panwas
Kelurahan Semper Timur tidak ada temuan ataupun
laporan terutama oleh pemohon terkait adanya
157Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
dugaan pelanggaraan dalam hal ini hilangnya suara
pemohon pada TPS sebagaimana dimaksud di wilayah
Kelurahan Semper Timur.
3. Kecamatan Kelapa Gading
a. Kelurahan Kelapa Gading Barat
• Bahwa pemohon pada halaman 8 pokok permohonan
mendalilkan telah kehilangan suara di wilayah Gading
Barat pada TPS 101,102,103,104, 105, 115,116.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Panwaslu Kecamatan Kelapa gading dan Panwas
Kelurahan Kelapa Gading Barat ditemukan di TPS
101, 102 dan 103 kelurahan Kelapa Gading Barat
adanya perbedaan surat suara sah dan tidak sah di
salinan berita acara C1 yang dimiliki KPPS, Panwaslu
Kecamatan dan saksi serta di perhitungan sistem
KPU (Situng) pada TPS 102 juga terjadi error. Untuk
itu PPK dan PPS membuka kotak suara dan melihat
hasil perolehan suara sah dan tidak sah di C1 Plano
dan hitung manual serta input ke dalam situng KPU.
Dan dari hasil manual serta input ditemukan yang
benar adalah C1 Plano. Sedangkan pada TPS 103
ditemukan adanya perbedaan suara sah dan tidak sah
pada PPWP, DPD dan DPRD. Dan pada TPS 101 tidak
ditemukan adanya masalah pada TPS tersebut.
• Bahwa selain TPS sebagaimana yang sudah
disebutkan diatas tidak ada temuan atau laporan
dugaan pelanggaran pemilu kepada pengawas pemilu.
(Bukti PK.12-24)
b. Kelurahan Pegangsaan Dua
• B a h w a p e m o h o n p a d a h a l a m a n 8 p o k o k
permohonan mendalilkan telah kehilangan suara
158 BINGKAI PEMILU
di wilayah Kelurahan Pengangsaan Dua pada TPS
9,11,19,20,37,105,106,155, 157,158,159,168.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan Panwaslu
Kecamatan Kelapa Gading dan Panwas Kelurahan
Pegangsaan Dua ditemukan masalah pada TPS 9
dan 19 Kelurahan Pegangsaan Dua yakni adanya
permasalahan dimana suara pemilih lebih banyak
dari jumlah pemilih yang hadir sehingga panwaslu
Kecamatan dan para saksi harus membuka kotak
suara TPS 9 untuk dicocokan dengan C1 Plano KPPS
untuk disamakan. (Bukti PK.12-25)
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan di TPS 11
Kelurahan Pegangsaan Dua sempat di pending
dikarenakan tidak adanya Berita Acara Salinan C1 di
dalam Kotak Suara. Karena hal tersebut PPK dan PPS
sempat melakukan pending dan segera berkoordinasi
dengan petugas KPPS untuk menanyakan hal tersebut
dan akhirnya petugas KPPS datang membawa Berita
Acara yang berhologram untuk diberikan kepada PPS
kelurahan Pegangsaan Dua dan setelah itu kegiatan
rekapitulasi kembali dimulai dan berjalan dengan
lancar dan aman. (Bukti PK.12-26).
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan di TPS 037
Kelurahan Pegangsaan Dua adanya masalah pada
penulisan angka suara perolehan sah dan tidak sah
pada DPR RI. Namun Panwaslu Kecamatan dan saksi
meminta PPK dan PPS untuk membuka kotak suara
dan melihat hasil perolehan suara sah dan tidak sah
untuk DPR RI, yang mana salinan berita acara C1
yang dimiliki panwascam dan para saksi berbeda
dengan dari jumlah akhir yang ada di sistem situng
punya KPU, sehingga dibutuhkan untuk kroscek data.
Yang mana adanya kekeliruan angka suara tidak sah
yang ditulis adalah 222 dan jika dijumlah suara sah
159Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
ini melebihi jumlah pengguna hak pilih yang hadir.
Sehingga disepakati untuk membuka kotak suara
dan disamakan dengan yang ada ternyata di C1 Plano
menunjukan angka 22 bukan 222. Setelah polemik
ini perhitungan kembali dimulai dan berjalan dengan
lancar. (Bukti PK.12-27)
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan pada TPS
105 dan 106 Kelurahan Pegangsaan Dua adanya
masalah pada jumlah DPT di TPS 105 sama dengan
jumlah suara sah. Dalam hal ini, pengguna hak pilih
seharusnya tidak sama dikarenakan pemilih yang
tidak hadir belum di cantumkan atau dituliskan.
Akhirnya disepakati untuk membuka kotak surat
suara dan mencocokan dengan Form C7, DPTB dan
DPK untuk kemudian di perbaiki pada berita acara
C1. Setelah itu berjalan dengan baik. Sedangkan untuk
TPS 106 terjadi permasalahan perbedaan penulisan
disalinan berita acara C1 untuk perolehan DPD dan
DPRD. (Bukti PK.12-28)
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan di TPS 155
Kelurahan Pegangsaan Dua ditemukan masalah pada
berita acara C1 yang terjadi pada DPRD. (Bukti PK.12-
29)
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan di TPS 157 dan
158 kelurahan pegangsaan dua adanya perbedaan
penulisan untuk DPR di partai PKB yang tertulis
diberita acara C1 berjumlah 1 dan di C1 plano berjumlah
3 sehingga mempengaruhi hasil total jumlah partai dan
caleg yang tertulis di C1 sebanyak 11 suara dan C1 plano
sebanyak 10 suara. Kemudian adanya perbedaan di
DPD. Selanjutnya di TPS 158 adanya perbedaan jumlah
pengguna hak pilih penulisan di berita acara C1 dan C1
plano. Dimana pada C1 tertulis jumlah pemilih untuk
laki-laki berjumlah 91 pemilih dan C1 plano 105 pemilih.
160 BINGKAI PEMILU
Untuk perempuan 102 pemilih dan di C1 plano 112
pemilih. Untuk total keseluruhan tidak berjumlah total
217 pemilih. Untuk perbaikan akhirnya disesuaikan
dengan C1 Plano dengan membuka kotak suara pada
TPS 157 dan 158. Semua perbaikan tidak merubah total
keseluruhan jumlah suara sah dan tidak sah sebanyak
217 dan proses perbaikan ini berjalan dengan baik
(Bukti PK.12-30)
5. Nomor Register 150-02-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 Partai Gerindra Dapil Jakarta VII DPRD Jakarta Selatan (Kec. Se a Budi, Kec. Kebayorna Baru, Kec. Cilandak, Kec. Kebayoran Lama dan Kec. Pesangrahan)
• Bahwa berdasarkan pokok permohonan a quo Bawaslu Prov.
DKI Jakarta tidak dapat memberikan keterangan secara
langsung atas pokok permohonan pemohon karena apa
yang di dalilkan oleh pemohon tidak jelas dengan tidak
menyampaikan berapa angka pasti suara yang di duga
ditambahkan, dipindahkan, dan atau digelembungkan serta
berapa selisih perolehan suara pemohon dengan calon lain
dari partai lain.
• Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan
oleh Bawaslu Kota Jakarta Selatan dan Bawaslu Prov. DKI
Jakarta pada saat proses rekapitulasi perhitungan perolehan
hasil suara ditingkat Kab/Kota dan di tingkat Prov. tidak
ditemuan adanya penggelembungan dan pemindahan suara
kepada calon lain dan partai lain, dan tidak ada laporan ke
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan Bawaslu Kota Jakarta Selatan,
dan juga tidak ada protes dari saksi partai Gerindra pada
saat rekapitulasi perhitungan suara khususnya di dapil
Jakarta VII, saksi partai Gerindra telah menandatangi hasi
rekapitulasi perhitungan perolehan suara di tingkat kota
Jakarta Selatan. (Bukti PK.12-31) dan (Bukti PK.12-32)
161Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
6. Nomor Register 174-04-11/PHPU.DPR-DPRD /XVII/2019 Partai GOLKAR Dapil Jakarta III
DKI Jakarta memberikan keterangan sebagai berikut :
1. Bahwa berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh
Bawaslu Prov. DKI Jakarta pada Rekapitulasi Perhitungan
suara tingkat Prov. pada dapil III DPR (wilayah Jakarta Barat,
Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu) yang dilakukan oleh
KPU Prov. DKI Jakarta, Bawaslu Prov. DKI Jakarta tidak
menemukan adanya perselisihan suara antara Partai Golkar
dengan Partai Amanat Nasional, dan tidak ada laporan yang
disampaikan ke Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan Bawaslu
Kabupaten/kota dari Partai Golkar tentang adanya selisi
suara sebagai mana dimaksud dalam pokok permohonan,
Bawaslu Prov. DKI menyampaikan hasil pengawasan
Rekapitulasi Perhitungan Suara di dapil DKI Jakarta III.
berdasarkan Sertifikat Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Perolehan Suara Calon DPR formulir Model DC1-DPR
sebagai berikut: (Bukti PK.12-11)
2. Bahwa dalil Pemohon khususnya pada angka 5,6 dan 7
halaman 7 sampai dengan halaman 11 mempersandingkan
data di 11 (sebelas) Kecamatan di Kota Jakarta Barat dan Kota
Jakarta Utara yang berada dalam Dapil DKI III yang terjadi di
Kecamatan Cilincing, Kecamatan Koja, Kecamatan Tanjung
Priok, Kecamatan Pejaringan, Kecamatan Pademangan,
Kecamatan Kebon Jeruk, Kecamatan Palmerah, Kecamatan
Taman sari, Kecamatan Kembangan, Kecamatan Tambora,
dan Kecamatan Petamburan.
3. Bahwa berdasarkan dalil-dalil pemohon menyatakan
adanya suara yang kurang dan berpindah ke partai lain
sebesar 43.123 (empat puluh tiga ribu sertus dua puluh
tiga) namun dalam sisi lain melalui perhitungan yang dirinci
Pemohon kedalam 11 (sebelas) kecamatan terdapat selisih
sebesar 206.871 (dua ratus enam ribu delapan retus tujuh
puluh satu). Oleh karena itu, Bawaslu Prov. DKI Jakarta
162 BINGKAI PEMILU
akan menyampaikan data hasil pengawasan di 11 (sebelas)
Kecamatan pada Dapil DKI III Kota Jakarta Utara dan Kota
Jakarta Barat sebagai berikut: (Bukti PK.12-33), (Bukti PK.12-
34), (Bukti PK.12-35), (Bukti PK.12-36), (Bukti PK.12-37), (Bukti
PK.12-38), (Bukti PK.12-39), (Bukti PK.12-40), (Bukti PK.12-41),
(Bukti PK.12-42), dan (Bukti PK.12-43).
4. Bahwa sesuai dengan data hasil pengawasan secara
keseluruhan dalam tabel di atas pada 11 (sebelas) Kecamatan
yang terdapat dalam Dapil Jakarta III DPR. Kota Jakarta Barat
dan kota Jakarta Utara sesuai dalil permohonan, setelah
dijumlahkan maka suara Golkar 29.706 (dua puluh sembilan
ribu tujuh ratus enam) suara.
7. Nomor Register 195-05-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 Partai Nasdem Dapil DKI Jakarta II (Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan) – LN
Berdasarkan pokok permohonan diatas, Bawaslu Republik
Indonesia memberikan keterangan sebagai berikut:
1. Bahwa Bawaslu RI telah melakukan penanganan
pelanggaran Pemilu pada tahapan pemungutan suara yang
terjadi di wilayah Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 12
- 14 April 2019.
2. Bahwa pada hari Sabtu, tanggal 13 April 2019, Anggota
Bawaslu RI yaitu Ratna Dewi Pettalolo telah meminta
keterangan Sdr. Agung Cahaya selaku Ketua PPLN Kuala
Lumpur, Malaysia dengan hasil sebagaimana terlampir
dalam keterangan ini. (BUKTI PK.1-11)
3. Bahwa kemudian pada hari yang sama Anggota Bawaslu RI
yaitu Ratna Dewi Pettalolo juga telah meminta keterangan
Sdr. Rusdi Kirana selaku Duta Besar Republik Indonesia
untuk Malaysia dengan hasil sebagaimana terlampir dalam
keterangan ini. (BUKTI PK.1-12)
4. Bahwa pada hari Sabtu, tanggal 13 April 2019, Anggota
Bawaslu RI Rahmat Bagja meminta keterangan Sdr.
163Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
Parlaungan selaku wakil ketua II nasional Go Prabowo Sandi,
Bendahara Padi Satu Hati Malaysia, Bendahara Satgas
Sekber Malaysia, terkait informasi dugaan pelanggaran
pengerusakan surat suara Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden dan Pemilihan Anggota DPR, di Selangor
Malaysia dengan hasil sebagaimana terlampir dalam
keterangan ini. (BUKTI PK.1-13)
5. Bahwa pada hari Sabtu, tanggal 13 April 2019, Kepala
Sub Bagian Temuan dan Laporan Pelanggaran Bawaslu
RI Lesmana meminta keterangan Sdr. Khoiruddin yang
mewakili Sekretaris Jenderal PAN Malaysia, terkait informasi
dugaan pelanggaran pengerusakan surat suara Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden dan Pemilihan Anggota
DPR, di Selangor Malaysia dengan hasil sebagaimana
terlampir dalam keterangan ini. (BUKTI PK.1-14)
6. Bahwa sebelum terjadinya pelanggaran Pemilu di Kuala
Lumpur, Bawaslu RI telah mengirimkan surat ke KPU RI
Nomor: 0115/K.Bawaslu/HK.04/IV/2019 tertanggal 5 April
2019 untuk mengganti anggota Panitia Pemilihan Luar
Negeri (PPLN) Kuala Lumpur, Malaysia atas nama Krishna
K.U. Hannan dan Djadjuk Natsir. Penggantian saudara
Krishna K.U. Hannan karena berpotensi menimbulkan
konflik kepentingan antara tugas sebagai anggota PPLN
Kuala Lumpur dengan jabatan sebagai Pejabat fungsional
pada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur,
Malaysia. (BUKTI PK.1-15)
7. Bahwa terhadap kronologis sebagaimana diatas, Bawaslu
RI menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa Bawaslu RI telah melakukan penanganan
pelanggaran Pemilu pada tahapan pemungutan suara
yang terjadi di wilayah Kuala Lumpur, Malaysia pada
tanggal 12 - 14 April 2019;
b. Bahwa Bawaslu RI telah melakukan investigasi,
mencermati, dan menilai barang bukti yang dimiliki
164 BINGKAI PEMILU
Panwaslu Kuala Lumpur serta meminta keterangan
Ketua dan Anggota PPLN Kuala Lumpur, saksi-
saksi, serta meminta keterangan Ketua dan Anggota
Panwaslu Kuala Lumpur, terkait informasi dugaan
pelanggaran tata cara dan prosedur pemungutan
suara melalui metode Pos;
Bahwa berdasarkan bukti-bukti dan keterangan yang
diperoleh Bawaslu RI di Kuala Lumpur, disimpulkan sebagai
berikut:
1) Pemungutan suara Pemilu tahun 2019 melalui metode
pos yang diselenggarakan di wilayah Kuala Lumpur,
Malaysia, tidak sepenuhnya sesuai dengan prosedur,
tata cara, atau mekanisme sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan Pemilu. Hal
ini menyebabkan ditemukannya surat suara Pemilu
yang sah diduga telah tercoblos oleh bukan pemilih
yang sah dan belum tercoblos oleh pemilih yang sah
di lokasi Taman University SG Tangkas 43000 Kajang
dan di Bandar Baru Wangi, Selangor, Malaysia;
2) Sebagian surat suara Pemilu tahun 2019 yang telah
masuk di PPLN Kuala Lumpur diyakini tidak sesuai
dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil;
3) Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur,
Malaysia, terbukti secara sah dan menyakinkan tidak
melaksanakan tugas secara efektif, transparan, dan
professional dalam penyelenggaraan Pemilihan
Umum;
8. Bahwa terhadap pelanggaran Pemilu di Kuala Lumpur
tersebut, Bawaslu RI mengeluarkan Surat Rekomendasi
Nomor 0866/K.Bawaslu/PM.06.00/ IV/2019 tertanggal
16 April 2019 perihal Rekomendasi Terhadap Pelanggaran
165Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
Pemilu kepada KPU RI yang pada pokoknya Bawaslu RI
merekomendasikan sebagai berikut:
1) Memerintahkan kepada Panitia Pemilihan Luar
Negeri Kuala Lumpur Malaysia melalui KPU RI untuk
melakukan Pemungutan Suara Ulang bagi Pemilih di
wilayah Kuala Lumpur yang berhak memilih melalui
metode Pos sebanyak 319.293 pemilih.
2) Memerintahkan kepada Panitia Pemilihan Luar
Negeri Kuala Lumpur, Malaysia melalui KPU RI tidak
melakukan penghitungan suara terhadap surat suara
Pemilu melalui metode Pos yang telah masuk ke
Panitia Pemilihan Luar Negeri Kuala Lumpur, Malaysia.
3) Memerintahkan kepada KPU RI untuk mengganti
anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri Kuala Lumpur,
Malaysia atas nama Khrisna K.U Hannan dan Djadjuk
Natsir. Penggantian saudara Khrisna K.U. Hannan
berpotensi menimbulkan konflik kepentingan antara
tugas sebagai anggota PPLN Kuala Lumpur dengan
jabatan sebagai Pejabat fungsional pada Kedutaan
Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, dan
penggantian saudara Djadjuk Natsir karena yang
bersangkutan merupakan penanggung jawab teknis
pemungutan suara melalui Pos di wilayah Kuala
Lumpur, Malaysia. (BUKTI PK.1-3)
9. Bahwa PPLN Kuala Lumpur, Malaysia telah mengeluarkan
Surat Nomor: 00044/RO/PPLN/IV/2019 tertanggal 25 April
2019 perihal Revisi Basis Data Pemungutan Suara Ulang
(PSU) POS di Kuala Lumpur yang ditujukan kepada Ketua
KPU RI yang pada pokoknya menerangkan terkait dengan
persiapan pelaksanaan PSU metode Pos di Kuala Lumpur
(BUKTI PK.1-4)
10. Bahwa PPLN Kuala Lumpur, Malaysia telah menindaklanjuti
rekomendasi Bawaslu RI dengan melaksanakan
166 BINGKAI PEMILU
Pemungutan Suara Ulang melalui metode Pos. Dalam
pelaksanaannya, terdapat perubahan jadwal berdasarkan
surat KPU RI Nomor: 819/PL.02.6_SD/01/KPU.V/2019
tertanggal 13 Mei 2019 perihal Pemungutan Suara Ulang
Pos pada PPLN Kuala Lumpur yang menerangkan bahwa
KPU menyetujui perubahan jadwal dalam tahapan PSU di
wilayah PPLN Kuala Lumpur yang telah sesuai usulan partai
politik dan atas konsultasi dengan Pengawas Pemilu Kuala
Lumpur dimana batas penerimaan surat suara POS yang
semula ditetapkan tanggal 13 Mei 2019 menjadi tanggal 15
Mei 2019 dan penghitungan surat suara Pos yang semula
ditetapkan pada tanggal 14 Mei 2019 menjadi tanggal 16 Mei
2019.
11. Bahwa oleh karena terjadi perubahan jadwal pelaksanaan
Pemungutan Suara Ulang melalui metode Pos, Panwaslu
LN Kuala Lumpur mengirimkan surat kepada PPLN
Kuala Lumpur dengan surat Nomor 073/Panwaslu LN-
Kuala Lumpur/HK.02.02/V/2019 tertanggal 15 Mei 2019
perihal Surat Teguran yang pada pokoknya Panwaslu KL
menyampaikan:
a. PPLN wajib melaksanakan PSU pos sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan,
b. Jika pelaksanaan sebagaimana huruf a tidak dilakukan
sesuai jadwal yang telah ditentukan maka akan
dijadikan temuan pelanggaran administrasi pemilu.
(BUKTI PK.1-5)
12. Bahwa terkait dengan perubahan jadwal batas penerimaan
dan penghitungan surat suara tersebut, Panwaslu
Kuala Lumpur juga telah mengeluarkan himbauan
kepada PPLN Kuala Lumpur dengan surat Nomor: 074/
PanwasluLNKualaLumpur/HK.01.01/V/2019 tertanggal 15
Mei 2019 perihal Surat Himbauan yang pada pokoknya
menerangkan bahwa penerimaan surat suara melalui Pos
167Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
hanya boleh dilakukan sampai dengan tanggal 15 Mei
2019. Adapun surat suara yang datang sesudah tanggal
tersebut tidak dapat diterima dan dihitung dalam proses
penghitungan suara yang akan dilaksanakan pada tanggal
16 Mei 2019. Berdasarkan perkembangan yang diterima
Panwaslu Kuala Lumpur, jumlah jumlah surat suara
keseluruhan yang diterima PPLN Kuala Lumpur adalah
sebanyak 22.807 (BUKTI PK.1-6)
13. Bahwa setelah batas waktu tanggal 15 Mei 2019 berakhir,
Panitia Pemilihan Luar Negeri Kuala Lumpur, Malaysia
masih menerima surat suara melalui Pos pada tanggal
16 Mei 2019. Terhadap hal tersebut, Panwaslu LN Kuala
Lumpur mengirimkan surat tanggapan Nomor: 078/
PanwasluLN-Kuala Lumpur/HK.01.01/V/2019 tertanggal
16 Mei 2019 Perihal Surat Tanggapan yang pada pokoknya
menyampaikan posisinya untuk hanya mengakui surat
suara yang sampai kepada PPLN Kuala Lumpur sebanyak
22.807 dan surat suara yang sampai ke PPLN Kuala Lumpur
setelah tanggal 15 Mei 2019 tidak dapat dihitung dalam
tahapan penghitungan suara (BUKTI PK.1-7). Pada saat pleno
rekapitulasi suara hasil Pemungutan Suara Ulang pada
tanggal 16 Mei 2019, PPLN melakukan penghitungan surat
suara yang diterima tanggal 16 Mei 2019 walaupun surat
suara tersebut ditandai dengan stempel Pos bertanggal 15
Mei 2019.
14. Bahwa oleh karena tetap dilakukannya penghitungan surat
suara yang diterima melewati batas waktu (15 Mei 2019)
oleh PPLN Kuala Lumpur tersebut, kemudian Bawaslu RI
mengeluarkan Surat Rekomendasi Nomor: SS-0968/K.
BAWASLU/PM.00.00/5/2019 tertanggal 19 Mei 2019
perihal Rekomendasi yang pada pokoknya Bawaslu RI
merekomendasikan kepada KPU RI sebagai berikut:
1) Melakukan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara
Ulang tingkat nasional terhadap surat suara Pos yang
168 BINGKAI PEMILU
diterima PPLN Kuala Lumpur hanya untuk sejumlah
22.807 surat suara yang diterima sampai pada tanggal
15 Mei 2019, dan
2) Menyatakan Surat Suara yang diterima PPLN Kuala
Lumpur setelah tanggal 15 Mei 2019 dinyatakan
sebagai surat suara tidak sah. (BUKTI PK.1-8)
15. Bahwa terhadap rekomendasi tersebut, KPU RI dalam
Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Tingkat Nasional
tanggal 19 Mei 2019 melaksanakan rekomendasi
Bawaslu tersebut dengan melakukan Perbaikan
terhadap Formulir DA1 DPR RI LN Kuala Lumpur
sehingga surat suara yang diterima oleh PPLN Kuala
Lumpur pada tanggal 16 Mei 2019 yang telah melewati
batas waktu tersebut dinyatakan tidak sah.
8. Nomor Register 195-05-11/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019 Partai NasDem Dapil VI DPRD Jakarta Timur
Bahwa berdasarkan dalil permohonan permohonan Pemohon pada
halaman 20 angka 1 dan 2. Bawaslu Prov. DKI Jakarta menyampaikan
keterangan sebagai berikut :
1. Bahwa Pemohon (Dewan Pimpinan Daerah Partai Nasdem
Kota Jakarta Timur) tidak pernah melaporkan kepada
Bawaslu Prov. DKI Jakarta dan Bawaslu Kota Jakarta Timur
terkait adanya dugaan pelanggaran yang bersifat Terstruktur,
Sistematis, dan Masif. Serta Bawaslu Kota Jakarta Timur
tidak menemukan adanya dugaan pelanggaran pemilu yang
bersifat Terstruktur, Sistematis dan Masif yang dilakukan
oleh calon Agggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) yakni Saudara Matnoor Tindoan.
2. Bahwa sesuai Perbawaslu No. 8 tahun 2018 pada Pasal 1
angka 29 menyatakan “Pelanggaran Administratif Pemilu
yang terjadi secara Terstruktur, Sistematis, dan Masif yang
selanjutnya disebut Pelanggaran Administratif Pemilu
TSM adalah perbuatan atau tindakan yang melanggar tata
169Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
cara, prosedur, atau mekanisme yang berkaitan dengan
administrasi pelaksanaan Pemilu dalam setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilu, dan/atau Pasangan Calon, calon
anggota DPR, DPD, DRRD Prov., DPRD Kabupaten/Kota,
menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi
lainnya untuk mempengaruhi penyelenggara Pemilu dan/
atau Pemilih yang terjadi secara tersruktur, sistematis,
dan massif”. Kemudian Pada Pasal 25 ayat (8) huruf d
“untuk pemilihan anggota DPRD Prov., pelanggaran terjadi
paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah daerah
kabupaten/kota dalam daerah pemilihan, atau paling sedikit
50% (lima puluh persen) dari jumlah Kecamatan dalam 1
(satu) daerah kabupaten/kota dalam daerah pemilihan”.
3. Bahwa dugaan pelanggaran politik uang yang dilaporkan
oleh masyarakat, yang dilakukan oleh calon Agggota
DPRD DKI Jakarta dari Partai Persatuan Pembangunan
yakni Saudara Matnoor Tindoan, dilaporkan hanya di
wilayah lingkungan RW.010 Kelurahan Lubang buaya.
Sehingga belum memenuhi unsur kreteria Pelanggaran
Administratif Pemilu TSM (terstruktur, sistematis, dan masif)
sebagaimana Pasal 25 ayat (8) huruf d Perbawaslu No.8
Tahun 2018 tersebut diatas.
4. Bahwa menurut Pemohon perbuatan politik uang sudah
dilaporkan kepada Bawaslu Kota Jakarta Timur oleh DPD
Partai Nasdem tanggal 12 Mei 2019 dan ditanggapi oleh
Bawaslu Kota Jakarta Timur melalui surat No.261/K.Jk-05/
PM.00.02/V/2019.
5. Bahwa terhadap dalil pemohon mengenai laporan kepada
Bawaslu Kota Jakarta Timur, Bawaslu Kota Jakarta Timur
memberikan keterangan sebagai berikut:
1) Pemohon dalam hal ini (Dewan Pimpinan Daerah
Partai Nasdem Kota Jakarta Timur) belum pernah
melaporkan dugaan Pelanggaran Administrasi
Pemilu TSM, Pemohon hanya berkirim surat tanggal
170 BINGKAI PEMILU
12 Mei 2019 yang diterima Bawaslu Kota Jakarta
Timur pada tanggal 14 Mei 2019 malam, yang pada
pokoknya surat tersebut Menyampaikan ada dugaan
pengelembungan suara pada beberapa TPS di
Kecamatan Cipayung dan Ciracas, tanpa menjelaskan
dan merinci di TPS mana saja dan dikelurahan mana
saja serta tidak menyertakan bukti-bukti adanya
dugaan pengelembungan suara tersebut. Kemudian
hanya menyebutkan data TPS yang telah dilakukan
penghitungan suara ulang pada proses rekapitulasi
di tingkat kecamatan Cipayung dan Ciracas.
2) Bahwa atas surat DPD Partai Nasdem Kota Jakarta
Timur tersebut, Bawaslu Kota Jakarta Timur menjawab
melalui surat No. 261/K.Jk-05/PM.00.02/V/2019,
salah satu poin dalam jawaban tersebut Bawaslu
Kota Jakarta Timur menyampaikan rekomendasi
penghitungan suara ulang tidak dapat ditindaklanjuti
dikarenakan tidak disertakan bukti-bukti yang cukup.
(Bukti PK.12-44)
6. Bahwa menurut dalil Pemohon telah ada pemeriksaan oleh
Bawaslu Kota Jakarta Timur terhadap 12 orang yang terlibat
perbuatan money politik/politik uang.
7. Bahwa terhadap dalil Pemohon mengenai adanya
pemeriksaan oleh Bawaslu Kota Jakarta Timur terhadap
12 orang yang terlibat dalam dugaan money politik/ politik
uang Bawaslu Kota Jakarta Timur memberikan keterangan
sebagai berikut:
1) Bahwa Bawaslu Kota Jakarta Timur pada tanggal 18
April 2019 telah menerima laporan masyarakat terkait
dugaan pelanggaran tindak pidana pemilu politik
uang yang terjadi di lingkungan RW.010 Kelurahan
Lubang buaya. Terhadap laporan tersebut Bawaslu
Kota Jakarta Timur melakukan kajian awal dan laporan
171Pemberian Keterangan Perselisihan Hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi
dinyatakan telah memenuhi syarat Formil dan Syarat
Materil, selanjutnya laporan diregistrasi dalam laporan
No. 013/LP/PL/Kota/12.04/IV/2019. sebagai terlapor
adalah calon Agggota DPRD DKI Jakarta dari Partai
Persatuan Pembangunan (PPP). (Bukti PK.12-45)
2) Bahwa setelah laporan diregistrasi, dilakukan rapat
pembahasan pertama Sentra Gakkumdu Kota Jakarta
Timur dan disepakati dalam rapat sentra gakkumdu
dilakukan proses penyelidikan. (Bukti PK.12-46)
3) Bawaslu Kota Jakarta Timur melakukan proses
penanganan pelanggaran sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum dan Perbawaslu No. 7 Tahun 2018
selama 14 hari kerja, sejak tanggal 2 April – 10 Mei
2019, dengan melakukan klarifikasi kepada Pelapor
dan terlapor dan beberapa saksi atas kejadian dugaan
politik uang tersebut, (Bukti PK.12-47)
4) Bahwa pada tanggal 10 Mei 2019 dilakukan Rapat
pembahasan kedua Sentra Gakkumdu Kota Jakarta
Timur dalam hasil rapat tersebut merekomendasikan
laporan dengan registrasi No. 013/LP/PL/Kota/12.04/
IV/2019, dinyatakan dilanjutkan ketahapan penyidikan
dan dilimpahkan kepada Kepolisian Metro Jakarta
Timur. (Bukti PK.12-48)
Bahwa Kepolisian Metro Jakarta Timur telah melakukan
penyidikan terhadap laporan tersebut selama 14 hari kerja dan pada
tanggal 31 Mei 2019 dilaksanakan rapat sentra gakkumdu pembahasan
ke tiga selanjutnya pada tanggal 3 Juni 2019 Kepoliisan Metro Jakarta
Timur mengeluarkan surat Nomor: B/01/VI/2019/Res.Jt, Perihal: Surat
Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3), kepolisian menyatakan
proses penyidikan dihentikan dengan alasan tidakcukup bukti. (Bukti
PK.12-49).