Uts Kewira
description
Transcript of Uts Kewira
BAB 1 Konsep dasar kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda yang dijadikan dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan hidup. Hakikat dasar dari
kewirausahaan adalah kreativitas dan inovasi. Kreativitas berarti berpikir sesuatu yang baru
(thinking new things) sedangkan inovasi adalah berbuat sesuatu yang baru (doing new things).
Kewirausahaan dapat dipelajari dan diajarkan sebagai suatu ilmu tersendiri karena memiliki
obyek, konsep, teori dan metode ilmiah.
Proses kewirausahan dimulai dari proses imitasi dan duplikasi, proses pengembangan dan
berakhir pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi).
Wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana
(planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan produk baru, teknologi dan
cara baru, ide dan organisasi baru. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang usaha
baru, merencanakan strategi perusahaan, merencanakan ide-ide dan peluang dalam perusahaan
dan menciptakan organisasi perusahaan baru.
Watak, sifat dan karakteristik kewirausahaan muncul dalam bentuk perilaku
kewirausahaan dengan ciri-ciri : 1). Percaya Diri 2). Berorientasi pada tugas dan Hasil 3).
Pengambilan resiko dan suka tantangan 4). Kepemimpinan 5). Keorisinilan 6). Berorientasi ke
masa depan. Jiwa kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh pengusaha dan berlaku dalam bidang
bisnis semata, tetapi juga dimiliki oleh setiap orang yang memiliki jiwa kreatif, inovatif seperti
pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat lainnya, baik individual maupun
kelompok. Perspektif Kedepan,Sifat Inovasi Tinggi, Komitmen terhadap Pekerjaan, Tanggung
Jawab, Keberanian Menghadapi Risiko, Kemandirian atau Ketidaktergantungan terhadap Orang
Lain , Jiwa Kepemimpinan, Kemampuan Manajerial, Kemampuan Personal
BAB 2 Ide dan peluang
Ide dan peluang merupakan dua unsur penting dalam kewirausahaan. Agar ide dapat
menjadi peluang, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu Menciptakan produk
baru yang berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis produk & proses secara
mendalam, menaksir biaya awal dan memperhitungkan resiko.
Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah:
1) Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang
ada,
2) Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab,
3) Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha di antaranya:
1) Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko,
2) Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah,
3) Keterampilan dalam memimpin dan mengelola,
4) Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, dan
5) Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Bagaimana ide bisa menjadi peluang ? Ada beberapa cara antara lain :
a. Ide dapat dilakukan melalui perubahan cara-cara memuaskan pelanggan
b. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk/jasa baru
c. Ide dapat dihasilkan dalam modifikasi cara melakukan pekerjaaan
Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Menciptakan produk baru yang berbeda.
b. Mengamati pintu peluang.
c. Menganalisis produk & proses secara mendalam.
d. Menaksir biaya awal.
e. Memperhitungkan resiko.
Berikut adalah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan analisis SWOT:
a. Kekuatan (Strength)
Melihat kekuatan yang dimiliki seperti lokasi, sumber-sumber bahan baku yang mudah
didapat, mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan, dan kekuatan lainnya yang dapat
dimanfaatkan. Contoh: lokasi di dekat kampus atau mal dapat dikembangkan menjadi kos-
kosan, warnet, rental komputer, dan masih banyak lagi.
b. Kelemahan (weaknesses)
Melihat kelemahan yang dimiliki agar kita tidak memaksakan diri melakukan usaha yang
sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita memiliki kekurangan tertentu. Contoh:
sebaiknya jangan membuka usaha rental komputer, tetapi tidak mengetahui sama sekali
keterampilan dalam mengoperasikan komputer.
c. Peluang (opportunities)
Melihat peluang yang dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan. Contoh: membuka
usaha fotokopi di lingkungan dekat kampus, membuka usaha kantin di lingkungan
perkantoran, dan lain-lain.
d. Ancaman (threats)
Melihat ancaman terhadap usaha-usaha yang berisiko tinggi, memiliki siklus hidup yang
pendek, dan tidak terukur. Terlebih lagi jika pesaing-pesaing kita memiliki kemampuan yang
lebih baik dari kita. Contoh: investasi saham, di mana kita tidak memiliki cukup ilmu
tentangnya atau bermain di pasar yang pelakunya sudah sangat banyak.
BAB 3 Memulai usaha baru
Beberapa faktor pendorong seseorang merintis usaha yaitu :
1. Faktor keluarga pengusaha;
2. Sengaja terjun menjadi pengusaha;
3. Tidak sengaja (iseng);
4. Coba-coba;
5. Terpaksa.
Cara memulai usaha yang lazim dilakukan adalah :
1. Mendirikan usaha baru;
2. Membeli perusahaan;
3. Kerja sama manajemen dengan sistem franchising;
4. Mengembangkan usaha yang sudah ada;
Sebagai pemula terdapat bidang usaha yang dapat digeluguti, antara lain :
1. Sektor jasa;
2. Sektor industri;
3. Sektor perikanan;
4. Sektor perdagangan;
5. Sekor pendidikan;
6. Sektor percetakan;
Untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluguti tergantung dari beberapa faktor berikut :
1. Minat atau bakat;
2. Modal;
3. Waktu;
4. Dan pengalaman.
Jenis badan hukum yang dapat dipilih yaitu :
1. Perusahaanperserorangan;
2. Firma (Fa);
3. Perseroan komanditer (CV);
4. Koperasi;
5. Yayasan;
6. Perseroan terbatas (PT).
Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil yang dicapai meskipun telah dilakukan studi dan perhitungan secara benar dan sempurna adalah sebagai berikut :
1. Data dan Informasi tidak lengkap
2. Salah Perhitungan
3. Pelaksanaan Pekerjaan Salah
4. Kondisi Lingkungan
5. Unsur Sengaja
Bab 4 MODAL USAHAModal adalah sesuatu yang yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari
berdiri sampai beroperasi. Modal terdiri dari uang dan tenaga (keahlian).
Modal dalam bentuk uang diperlukan untuk membiaya segala keperluan usaha, mulai dari biaya
prainvestasi, pengurusan izin, biaya investasi untuk pembelian aktiva tetap, sampai dengan modal kerja.
Sementara modal keahlian diperlukan untuk mengelola atau menjalankan usaha tersebut.
Kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Modal investasi;
2. Modal kerja.
Modal investasi digunakan untuk panjang dan berulang-ulang dan biasanya umurnya lebih dari
satu tahun. Penggunaan modal investasi untuk jangka panjang digunakan untuk membeli aktiva tetap,
seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, serta inventaris lainnya.
Modal kerja digunakan untuk jangka pendek dan beberapa kali pakai dalam satu proses
produksi. Jangka waktu modal kerja biasanya tidak lebih dari satu tahun. Modal kerja yaitu modal yang
digunakan untuk membiayai operasinal perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi.
Pertimbangan yang perlu diperhatikan apabila ingin memperoleh modal adalah :
1. Tujuan perusahaan;
2. Masa pengembalian modal;
3. Biaya yang dikeluarkan;
4. Estimasi keuntungan.
Jenis modal dilihat dari sumbernya adalah sebagai berikut :
1. Modal sendiri, terdiri dari :
Setoran modal (saham);
Cadangan laba;
Laba yang belum dibagi;
Modal sumbangan;
Hibah.
2. Modal asing (pinjaman), terdiri dari :
Pinjaman dari dunia perbankan;
Pinjaman dari lembaga keuangan lainnya;
Pinjaman dari perusahaan nonkeuangan.
Kelebihan dan kelemahan masing-masing modal adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan modal sendiri adalah :
Tidak ada biaya;
Tidak tergantung kepada pihak lain;
Tidak memerlukan persyaratan yang rumit;
Tidak ada keharusan pengembalian modal.
2. Kekurangan modal sendiri adalah :
Jumlahnya terbatas;
Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu sulit;
Kurang motivasi pemilik.
3. Kelebihan modal pinjaman adalah :
Jumlahnya tidak terbatas;
Motivasi usaha tinggi.
4. Kekurangan modal pinjaman adalah :
Dikenakan berbagai biaya;
Harus dikembalikan;
Beban moral.
5. Kelebihan modal campuran adalah dapat mengatur komposisi modal yang seimbang.
Pinjaman;
Pemberian pinjaman yang dilakukan oleh bank diartikan sebgai penyaluran dana ke masyarakat.
Pinjaman bank ini lebih dikenal dengan nama kredit bagi bank konvensional (Barat) dan pembiayaan
bagi bank syariah (Islam).
Unsur-unsur kredit ataupun pembiayaan yakni :
1. Kepercayaan;
2. Kesepakatan;
3. Jangka waktu;
4. Risiko; dan
5. Balas jasa.
Jenis-jenis kredit atau pinjaman yang ditawarkan meliputi :
1. Kredit investasi;
2. Kredit modal kerja;
3. Kredit perdagangan;
4. Kredit produktif;
5. Kredit konsumtif;
6. Kredit profesi.
Rumusan sederhana untuk mencari besarnya angsuran, pokok pinjaman dan bunga adalah
sebagai berikut :
Angsuran = Pokok Pinjaman + Bunga
Pokok pinjaman =
Jumlah PinjamanJangka Waktu Pinjaman
=
Bunga =
% Bunga x Jumlah Pinjaman1 tahun
x 1 =
Berikut ini jenis sistem perhitungan bunga sebagai berikut :
1. Sistem flate rate
Flate rate merupakan sistem di mana nasabah mengangsur pinjamannya (jumlah angsuran) secara
tetap (sama) selama periode pinjaman. Nasabahnya, jika angsuran per bulan Rp. 1.000.000,00,
angsuran itu tidak akan berubah sampai kredit tersebut lunas.
2. Sliding rate
Sliding rate merupakan sistem di mana jumlahnya angsuran perbulan semakin mengecil atau
berkurang. Artinya, angsuran bulan berikutnya lebih kecil daripada bulan sekarang. Hal ini terjadi
karena jumlah suku bunga yang juga semakin menurun. Menurunnya suku bunga ini karena dihitung
dari sisa pinjaman, bukan dari jumlah pinjaman, namun pokok pinjamannya tetap. Misalnya
angsuran bulan ini sebesar Rp. 1.000.000,00 kemudian bulan depan menurun menjadi Rp.
950.000,00, bulan selanjutnya menurun lagi menjadi Rp. 900.000,00, dan seterusnya. (lihat contoh).
3. Floating rate
Floating rate merupakan sistem angsuran yang besarnya berubah-ubah setiap bulan. Artinya
angsuran bulan ini tidak sama dengan bulan-bulan selanjutnya. Perubahan ini terjadi karena
perhitungan persentase bunga tergantung dari bunga yang berlaku pada bulan yang bersangkutan.
Jadi, jumlah angsuran setiap bulan bisa tetap, berkurang, atau malah bertambah.
Jenis-jenis pembiayaan yang diberikan bank syariah adalah :
Berikut ini jenis-jenis pembiayaan oleh bank syariah.
1. Al-musharakah
Yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, merupakan akad kerja dua pihak atau untuk
melakukan usaha bersama. Masing-masing pihak memberikan dana dengan kesepakatan
keuntungan dan risiko ditanggung bersama sesuai kesepakatan.
2. Al-mudharabah
Yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal. Artinya akad kerja sama di mana bank
syariah membiayai seluruh modal dan nasabah sebagai pengelola. Pembagian keuntungan dituang
dalam kontrak yang disepakati sebelumnya.
3. Baial’murabahah
Yaitu kegiatan jual beli barang. Pembiayaan ini meliputi penentuan harga pokok ditambah
keuntungan yang diharapkan oleh nasabah dan dibiayai oleh bank. Pembayaran oleh nasabah
dilakukan secara cicilan sesuai dengan jangka waktu usaha.
4. Ijarah
Yaitu pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain yang disebut
ijarah wa iqtina.