Uts Asesmen

56
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) LAPORAN ASESMEN Disusun oleh: S U B H A N NOREG.7516140337 Dosen Pengampu: Dr. Asep Supena, M.Psi. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

description

Tugas Akhir MATKUL ASESMEN

Transcript of Uts Asesmen

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)LAPORAN ASESMEN

Disusun oleh:S U B H A NNOREG.7516140337

Dosen Pengampu:Dr. Asep Supena, M.Psi.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINIPASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2015

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan LAPORAN ASESMEN ini tepat pada waktunya.Laporan ini merupakan tugas untuk Ujian Tengah Semester (UAS) mata kuliah Asesmen dan Intervensi AUD. Lingkup bahasan laporan ini antara lain: kajian teori mengenai asesmen dan PAUD, gambaran profil anak, serta prosedur dan instrumen asesmen. Selanjutnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Asep Supena, M.Psi. selaku dosen pengampu, rekan-rekan kelas A PAUD PPs UNJ 2014/2015 atas bimbingan, saran dan dukungan selama proses penyusunan hingga rampungnya penulisan laporan ini. Perlu diketahui bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai bahan perbaikan dan kajian lebih lanjut untuk penyempurnaan laporan di waktu yang akan datang.

Jakarta, Mei 2015 Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................KATA PENGANTAR.........................................................................................DAFTAR ISI........................................................................................................BAB I PENDAHULUAN....................................................................................A. Latar Belakang...........................................................................................B. Perumusan Masalah...................................................................................C. Tujuan......................................................................................................BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................A. Asesmen....................................................................................................1. Pengertian Asesmen............................................................................2. Tujuan Asesmen..................................................................................3. Prinsip Asesmen..................................................................................4. Area Asesmen.....................................................................................5. Prosedur Asesmen..............................................................................B. Pendidikan Anak Usia Dini......................................................................1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini..............................................2. Tugas Perkembangan..........................................................................3. Karakteristik Perkembangan Anak Usia 5-6 tahun............................BAB III GAMBARAN PROFIL ANAK........................................................BAB IV PROSEDUR DAN INSTRUMEN ASESMEN................................A. Tahapan Kegiatan....................................................................................B. Waktu......................................................................................................C. Tempat.....................................................................................................D. Pelaku Asesmen.......................................................................................E. Sumber Data dan Pihak Yang Terlibat....................................................F. Metode dan Instrumen yang digunakan..................................................BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................A. Hasil Asesmen.........................................................................................B. Pembahasan.............................................................................................C. Rekomendasi...........................................................................................DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asesmen (penilaian) pendidikan prasekolah (usia dini) dapat diartikan sebagai proses pengambilan keputusan tentang kedudukan program pendidikan prasekolah (usia dini) yang dilaksanakan. Sedangkan secara lengkap batasan dari penilaian pendidikan prasekolah (usia dini) dapat didefinisikan sebagai suatu upaya dan proses memilih, mengumpulkan, serta menafsirkan informasi tentang posisi program maupun anak, baik terkait dengan pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, perubahan serta kemampuan yang menjangkau berbagai aspek (bidang pengembangan) melalui cara-cara yang benar, tepat, akurat, terencana dan sistematis pada dimensi proses maupun hasil; sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan kriteria yang semestinya, yaitu tidak merugikan, sesuai tujuan dan nilai sebagaimana yang telah ditetapkan. Pada evaluasi perkembangan anak usia dini, asesmen lebih banyak digunakan dari pada evaluasi yang bersifat formal atau menggunakan tes standar. Hal ini karena pola perkembangan anak masih bersifat sederhana, dan mereka banyak menghabiskan waktu melalui kegiatan bermain bersama. Untuk dapat merekam dan mendeskripsikan perkembangan anak dengan tepat dibutuhkan suasana yang alami. Oleh karena itu, asesmen lebih tepat diterapkan untuk anak usia dini, daripada evaluasi.Proses evaluasi pada anak usia dini (AUD)/ TK, adalah pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana proses anak menhasilkan karya tersebut (Grace dan Shore, 1991; Kumano, 2002). Asesmen tidak digunakan untuk mengukur suatu keberhasilan suatu program tetapi untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar anak. Dalam aplikasinya di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), asesmen tersebut tidak dilakukan di kelas pada akhir program atau akhir tahun tetapi dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Dengan cara anak bermain, mengambar, atau dari karya yang dihasilkan. Dengan asesmen guru dapat mengetahui bakat, minat, kelebihan,dan kelemahan anak. Guru bersama orang tua siswa dapat memberi bantuan belajar yang tepat untuk anak sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang optimal. Asesmen perkembangan pada anak usia dini meliputi: (1) Perkembangan fisik motorik, (2) perkembangan kognitif /intelektual, (3) perkembangan moral dan sosial, (4) perkembangan sosio emosional, (5) perkembangan bahasa dan seni.Asesmen anak usia dini digunakan untuk berbagai tujuan antara lain: (1) Untuk mengetahui berbagai aspek perkembangan anak secara individual, (2) Untuk diagnosa adanya hambatan perkembangan maupun identifikasi penyebab masalah belajar anak, (3)Untuk memberikan tempat dan program yang tepat bagi anak (apakah dibutuhkan program pelayanan khusus), (4) Untuk membuat perencanaan program (curriculum planning) dan memberikan umpan balik bagi anak, dan (5) Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah perkembangan pada anak.B. Perumusan Masalah1. Bagaimana kajian teori tentang asesmen dan pendidikan anak usia dini?2. Bagaimana gambaran profil anak usia dini yang akan diasesmen?3. Bagaimana prosedur dan instrumen asesmen yang digunakan?4. Bagaimana hasil asesmen yang telah dilaksanakan dan apa saja rekomendasi yang tepat setelah dilakukan asesmen?C. Tujuan1. Untuk mengetahui bagaimana kajian teori tentang asesmen dan pendidikan anak usia dini?2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran profil anak usia dini yang akan diasesmen?3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur dan instrumen asesmen yang digunakan?4. Untuk mengetahui bagaimana hasil asesmen yang telah dilaksanakan dan apa saja rekomendasi yang tepat setelah dilakukan asesmen?

BAB IIKAJIAN TEORI

A. Asesmen1. Pengertian AsesmenAsesmen adalah proses mengumpulkan informasi tentang siswa dan kelas untuk maksud-maksud pengambilan keputusan instruksional (Richard I. Arends, 2008: 217).Asesmen selanjutnya didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi dengan mempergunakan alat dan teknik yang sesuai, untuk membuat keputusan pendidikan berkenaan dengan penempatan dan program pendidikan bagi siswa tertentu (Djadja Rahardja, 2008).Asesmen atau penilaian juga dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 3). Berdasarkan hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa asesmen adalah proses mengumpulkan informasi tentang objek (murid) dengan menggunakan alat dan teknik yang sesuai untuk membuat penilaian atau keputusan mengenai objek tersebut. Berdasarkan kesimpulan definisi asesmen tersebut, maka untuk melakukan asesmen diperlukan suatu alat atau instrumen dan teknik sebagai pengumpul informasi dan pertimbangan penilaian mengenai objek.2. Tujuan AsesmenChittenden (1994) mengemukakan tujuan asesmen, antaralain: a. Keeping Track yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.b. Checking-upyaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan bagian mana dari materi yang belum dikuasai.c. Finding-outyaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.d. Summing-up yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.3. Prinsip AsesmenDalam merancang suatu penilaian pembelajaran perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.a. Prinsip integral dan komprehensif yakni penilaian dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek pembelajaran, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan nilai.b. Prinsip kesinambungan yakni penilaian dilakukan secara berencana, terus-menerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkah laku peserta didik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Untuk memenuhi prinsip ini, kegiatan penilaian harus sudah direncanakan bersamaan dengan kegiatan penyusunan program semester dan dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun.c. Prinsip objektif yakni penilaian dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang handal dan dilaksanakan secara objektif, sehingga dapat menggambarkan kemampuan yang diukur.d. MendidikProses dan hasil asesmen dapat dijadikan dasar untuk memotivasi,mengembangkan dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.e. KebermaknaanHasil asesmen harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi guru, orang tua, anak didik, dan pihak lain.4. Area AsesmenArea asesmen mencakup proses dan hasil kegiatan anak didik yang berkaitandengan pengetahuan, sikap perilaku serta keterampilan yang telah direncanakan dalam program kurikulum. Dalam kenyataan menunjukkan bahwa cakupan hasil belajar yang berkenaan dengan ranah pengetahuan, sikap dan perilaku serta keterampilan merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan melainkan saling berhubungan satu dengan yang lain untuk menghasilkan kreativitas pada diri anak. Ruang lingkup penilaian mencakup dua bidang pengembangan, sebagai berikut:a. Bidang pengembangan pembiasaan meliputi nilai-nilai agama, moral, social emosional, dan kemandirian.b. Bidang pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni.5. Prosedur AsesmenProsedur asesmen meliputi penetapan indikator pencapaian kompetensi, penetapan kriteria ketuntasan belajar, pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator, dan penetapan teknik asesmen. Salah satunya untuk enetapan Indikator pencapaian kompetensi indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, perbuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung, membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan.Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh pendidik dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian kompetensi. Hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar yang terkait. Indikator pencapaian kompetensi, yang menjadi bagian dari silabus, dijadikan acuan dalam merancang asesmen.B. Pendidikan Anak Usia Dini1. Pengertian Pendidikan Anak Usia DiniAnak usia dini adalah sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat untuk fisik maupun mental. Hal ini sejalan dengan pendapat Montessori yang menyatakan bahwa rentang usia lahir sampai 6 tahun anak mengalami masa keemasan (golden age) yang merupakan masa dimana anak mulai peka untuk menerima berbagi stimulasi dan berbagi upaya pendidikan dari lingkungannya baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja dalam Sujiono (2009).Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Menurut Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti, 2010:7), anak usia dini adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Sedangkan hakikat anak usia dini (Augusta, 2012) adalah individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut Dari berbagai definisi, peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental.Menurut Hasan (2010) Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu lembaga pendidikan prasekolah yang diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi perkembangan anak secara menyeluruh. PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.2. Tugas PerkembanganAda lima aspek perkembangan yang bisa dikembangkan pada diri anak sejak dini. Aspek tersebut antara lain nilai agama dan moral, sosio-emosional, bahasa, kognitif, dan fisik-motorik. Jika salah satu atau beberapa aspek tersebut bisa dikembangkan dengan baik, maka anak akan mampu mengolah bakat dan potensi yang terpendam dalam diri mereka dengan baik pula. Namun, akan lebih baik lagi jika semua aspek bisa berkembang secara menyeluruh dan seimbang.3. Karakteristik Perkembangan Anak Usia 5-6 tahunMenurut Allen dan Marotz (2008) pada masa usia ini anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat pada perkembangan fisiknya. Karakteristik yang dilalui anak usia 3-5 tahun antara lain: 1. anak sangat aktif untuk mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Eksplorasi yang dilakukan anak terhadap benda yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif, 2. Anak mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasa yaitu dengan berceloteh. Anak belajar berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran,3) anak belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih banyak ditemui pada lingkungan. Natawidjaja (148, 2007) membagi karakteristik perkembangan anak usia dini dapat dilihat sebagai berikut: a. Perkembangan Fisik-Motorik Pertumbuhan fisik pada setiap anak tidak selalu sama. Ada yang mengalami pertumbuhan secara cepat, ada pula yang lambat. Pada masa kanak-kanak pertambahan tinggi dan pertambahan berat badan relatif seimbang. Perkembangan motorik anak terdiri dari dua, ada yang kasar dan ada yang halus.Perkembangan motorik kasar seorang anak pada usia 3 tahun adalah melakukan gerakan sederhana seperti berjingkrak, melompat, berlari ke sana ke mari dan ini menunjukkan kebanggaan dan prestasi. Sedangkan usia 4 tahun, si anak tetap melakukan gerakan yang sama, tetapi sudah berani mengambil resiko seperti jika si anak dapat naik tangga dengan satu kaki lalu dapat turun dengan cara yang sama dan memperhatikan waktu pada setiap langkah. Lalu, pada usia 5 tahun si anak lebih percaya diri dengan mencoba untuk berlomba dengan teman sebayanya atau orang tuanya. Sebagian ahli menilai bahwa usia 3 tahun adalah usia bagi anak dengan tingkat aktivitas tertinggi dariseluruh masa hidup manusia. Sebab tingkat aktivitas yang tinggi dan perkembangan otot besar mereka (lengan dan kaki) maka anak-anak pra sekolah perlu olah raga sehar-hari. Adapun perkembangan keterampilan motorik halus dapat dilihat pada usia 3 tahun yakni kemampuan anak-anak masih terkait dengan kemampuan bayi untuk menempatkan dan memegang benda-benda. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat seperti bermain balok, kadang sulit menyusun balok sampai tinggi sebab khawatir tidak akan sempurna susunannya. Sedangkan pada usia 5 tahun, mereka sudah memiliki koordinasi mata yang bagus dengan memadukan tangan, lengan, dan anggota tubuh lain-nya untuk bergerak. Hal ini tidak terlepas dari ciri anak yang selalu bergerak dan selalu ingin bermain sebab dunia mereka adalah dunia bermain dan merupakan proses belajar. Mulai sejak si anak membuka mata di waktu pagi sampai menutup mata kembali di waktu malam, semua kegiatannya dilalui dengan bergerak, baik bolak-balik, berjingkrak, berlari maupun melompat. Dalam kaitan ini, anak bukanlah miniatur orang dewasa karena mereka melakukan aktivitas berdasarkan kematangan dan kemampuan yang sesuai usianya. b. Perkembangan KognitifIstilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognitionatau knowing berarti konsep luas dan inklusi yang mengacu pada kegiatan mental yang tampak dalam pemerolehan, organisasi/penataan dan penggunaan pengetahuan. Dalam arti yang luas, kognitif merupakan ranah kejiwaan yang berpusat di otak dan berhubungan dengan konasi (kehendak), afeksi (perasaan). Proses perkembangan kognitif ini dimulai sejak lahir. Namun, campur tangan sel-sel otak dimulai setelah seorang bayi berusia 5 bulan saat kemampuan sensorisnya benar-benar tampak. Ada 2 teori utama perkembangan kognitif, yakni: teori pembelajaran dan teori perkembangan kognitif. Konsep utama dari teori pembelajaran adalah pelaziman, digunakan untuk memahami bayi. Ada dua bentuk pelaziman, pertama, pelaziman klasik berlangsung ketika suatu stimulus yang semula netral, seperti bunyi bel yang muncul bersamaan sengan stimulus tidak bersyarat seperti susu yang mengalir dari dot ke dalam mulut si anak sehingga si anak akan terbiasa, jika bunyi bel berulangkali dihubungkan dengan pengalaman mendapatkan susu dari dot, maka bayi akan mulai mengisap begitu ia mendengar bunyi bel. Kedua, pelaziman instrumental, seperti bila bayi tersenyum di saat ayah menggelitik perut-nya, lalu bayi tersenyum kembali, maka pelaziman ini mungkin sedang berlangsung. Terdapat dua bekal kapasitas yang dibawa bayi sejak lahir.Pertama, bekal kapasitas jasmani yang ditunjukkan dengan dua gerakan refleks, yakni: grasp reflex berupa gerakan otomatis untuk menggenggam; dan rooting reflex berupa gerakan kepala dan mulut yang terjadi secara otomatis jika setiap kali pipinya disentuh, kepalanya akan berbalik atau bergerak ke arah datangnya rangsangan lalu mulutnya terbuka dan terus mencari hingga ketemu puting susu ibu atau puting susu dot untuknya. Lalu, gerakan refleks ini terjadi pada usia 0 s/d 5 bulan serta belum memerlukan ranah kognitif sebab sel-sel otaknya belum berfungsi matang sebagai alat pengendali. Kedua, bekal kapasitas sensori berlaku bersamaan dengan berlakunya refleks-refleks motor tadi bahkan kadang lebih baik. Hal ini terbukti dengan adanya kemampuan pengaturan nafas, penyedotan dan tanda-tanda respons terhadap stimulus. Juga adanya kemampuan mereka untuk membedakan suara keras dan kasar dengan suara lembut ibunya dari pada ayahnya dan orang lain. Dengan demikian, tahap sensori motor yang berlangsung pada usia 0-2 tahun merupakan bagian dari perkembangan kognitif yang tampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik. Anak membentuk representasi mental, dapat meniru tindakan masa lalu orang lain, dan merancang sarana baru untuk memecahkan masalah dengan menggabungkan secara mental skema dengan pengetahuan yang diperolehnya. Inteligensi anak masih bersifat primitif yakni didasarkan pada perilaku terbuka (tindakan konkret dan bukan imajiner atau yang hanya dibayangkan saja). Hal ini amat penting karena menjadi fondasi untuk tipe-tipe intelegensi tertentu yang akan dimiliki anak kelak. Lalu, pada usia 18-24 bulan muncul kemampuan untuk mengenal objek permanen atau telah menjadi cakap dalam berpikir simbolik.Sedangkan usia 2-7 tahun, si anak berada dalam periode perkembangan kognitif pra-operasional yakni usia di mana penguasaan sempurna akan objek permanen dimiliki. Artinya, si anak memiliki kesadaran akan eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada. Juga mengembangkan peniruan yang tertunda seperti ketika ia melihat perilaku orang lain seperti saat orang merespons barang, orang, keadaan dan kejadian yang dihadapi pada masa lalu.Di samping itu juga anak mulai mampu memahami sebuah keadaan yang mengandung masalah, setelah berpikir sesaat, lalu menemukan reaksi aha yaitu pemahaman atau ilham spontan untuk memecahkan masalah versi anak-anak. Akan tetapi, si anak belum bisa memahami jika terjadi perbedaan pandangan dengan orang lain. c. Perkembangan Sosio EmosionalPara psikolog mengemukakan bahwa terdapat tiga tipe temperamen anak, yaitu: Pertama, anak yang mudah diatur, mudah beradaptasi dengan pengalaman baru, senang bermain dengan mainan baru, tidur dan makan secara teratur dan dapat meyesuaikan diri dengan perubahan di sekitarnya. Kedua, anak yang sulit diatur seperti sering menolak rutinitas sehari-hari, sering menangis, butuh waktu lama untuk menghabiskan makanan dan gelisah saat tidur. Ketiga, anak yang membutuhkan waktu pemanasan yang lama, umumnya terlihat agak malas dan pasif, jarang berpartisipasi secara aktif dan seringkali menunggu semua hal diserahkan kepadanya. Dari pendapat di atas diketahui bahwa kepribadian dan kemampuan anak berempati dengan orang lain merupakan kombinasi antara bawaan dengan pola asuh ketika ia masih anak-anak. Ketika anak berusia satu tahun, senang dengan permainan yang melibatkan interaksi sosial, senang bermain dengan sesama jenis kelamin jika berada dalam kelompok yang berbeda. Namun, ketika berumur antara 1 s/d 1,5 tahun, biasanya menunjukkan keinginan untuk lebih mandiri yakni melakukan kegiatan sendiri, seperti main sendiri, makan dan berpakaian sendiri, cemburu, tantrum(marah jika kemauannya tidak dipenuhi). Sedangkan saat usia 1,5 s/d 2 tahun, ia mulai berinteraksi dengan orang lain, tetapi butuh waktu untuk bersosialisasi, ia masih sulit berbagi dengan orang lain, sehingga ia akan menangis bila berpisah dengan orang tuanya meski hanya sesaat. Sedangkan untuk usia 2,5 sampai 6 tahun, perkembangan emosi mereka sangat kuat seperti ledakan amarah, ketakutan yang hebat, iri hati yang tidak masuk akal karena ingin memiliki barang orang lain dan biasanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang besar. Demikian pula denga rasa cemburu muncul karena kurangnya perhatian yang diterima dibanding dengan yang lainnya, dan terjadi dalam keluarga yang kecil. Terjadi sebagai akibat dari lamanya bermain, tidak mau tidur siang dan makan terlalu sedikit.Secara jelas kognisi sosial seorang anak yang berumur 0-1 tahun adalah tumbuhnya perasaan sebagai seorang pribadi sehingga lebih menyukai orang yang familiar (obyek ikatan emosinya). Sedangkan usia 1-2 tahun yakni tumbuh pengenalan sosial dengan mengenali perilaku yang disengaja. Lalu untuk usia 3-5 tahun, muncul pemahaman perbedaan antara kepercayaan dan keinginan seorang anak yakni persahabatan yang didasarkan pada aktivitas bersama. Lalu, ketika anak berusia 6-10 tahun, persahabatan yang terbangun lebih pada kesamaan fisik dan adanya kepercayaan secara timbal balik.d. Perkembangan BahasaKemampuan setiap orang dalam berbahasa berbeda-beda. Ada yang berkualitas baik dan ada yang rendah. Perkembangan ini mulai sejak awal kehidupan. Sampai anak berusia 5 bulan (0-1 tahun), seorang anak akan mengoceh seperti orang yang sedangberbicara dengan rangkaian suara yang teratur, walaupun suara dikeluarkan ketika berusia 2 bulan. Di sini terjadi penerimaan percakapan dan diskriminasi suara percakapan. Ocehan dimulai untuk menyusun dasar bahasa.Lalu pada usia satu tahun si anak dapat menyebut 1 kata atau periode holoprastik. Kemudian usia 18-24 bulan, anak mengalami perce-patan perbendaharaan kata dengan memproduksi kalimat dua atau tiga kata disebut periode telegrafik sbab menghilangkan tanda atau bagian kecil tata bahasa dan mengabaikan kata yang kurang penting. Selanjutnya pada usia 2,5 s/d 5 tahun, pengucapan kata meningkat. Bahasa anak mirip orang dewasa. Anak mulai memproduksi ujaran yang lebih panjang, kadang secara gramatik, kadang tidak. Lalu, pada usia 6 tahun ke atas, anak mengucapkan kata seperti orang dewasa.

BAB IIIGAMBARAN PROFIL ANAK

A. Identitas Anak

NamaTTL:Berat BadanTinggi Badan:Alamat:

Riwayat Kesehatan:::::

:Arsy Angelo Khalifa AhmadMagelang, 25 Mei 20132,3 Kg-Kenatan RT. O2 RW. 12 Pucungrejo Muntilan, Magelang Jawa TengahPernah mengidap penyakit flu

A. Identitas Orang Tua1. IbuNamaTTL:PekerjaanAlamat::::::Novianti Retno UTami Magelang 18 November 1988Ibu Rumah Tangga Kenatan RT. O2 RW. 12 Pucungrejo Muntilan, Magelang Jawa Tengah

2. AyahNamaTTL:PekerjaanAlamat::::::Ahmad FaizunCilacap, 30 JAnuari 1987WiraswastaKenatan RT. O2 RW. 12 Pucungrejo Muntilan, Magelang Jawa Tengah

BAB IVPROSEDUR DAN INSTRUMEN ASESMEN

A. Tahapan KegiatanNo.KegiatanWaktu Pelaksanaan

1Persiapan instrumen, menentukan waktu asesmen dengan sumber data dan pihak terkait11 Mei 2015

2Pelaksanaan asesmen tahap I: Orientasi (grand tour asesment), pengamatan berbagai kegiatan anak (secara alamiah)12 Mei 2015

3Pelaksanaan asesmen tahap II: Pendalaman asesmen, wawancara, memfokuskan asesmen pada aspek perkembangan tertentu dengan tindakan/kegiatan sederhana13 Mei 2015

4Menyusun laporan 13-18 Mei 2015

B. WaktuAsesmen dilakukan selama 3 (tiga) hari yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Mei 2015; intensitas asesmen disesuaikan dengan kondisi dan situasi lapangan.C. TempatAsesmen dilakukan di rumah orang tua anak dan sekitar lingkungan terkait.D. Pelaku AsesmenAsesmen dilakukan oleh Subhan dan dibantu oleh Nopianti Retno Utami selaku orang tua anak.E. Sumber data dan pihak yang terlibat1. Orang tua anak yaitu Nopianti retno Utami (Ibu) dan Ahmad Faizun (Bapak).2. Anggota Keluarga anak yaitu Sri Ningsih (Nenek) dan Barno (Kakek).3. Anggota Keluarga lainnya dan Tetangga.F. Metode dan Instrumen yang digunakan1. Metode Instrumena. Wawancarab. Observasi2. Instrumen a. WawancaraNOPERTANYAANJAWABAN

1Bagaimana perkembangan nilai moral dan agama Arsy Angelo Khalifa Ahmad?Arsy sudah mampu mengikuti gerakan shalat walaupun belum sempurna, arsy juga suka mendengarkan suara adzan di TV

2Bagaimana perkembangan Fisik-Motorik Arsy Angelo Khalifa Ahmad?Arsy anak yang aktif, dia selalu berlari-larian kesana kemari. Dia lebih suka bermain diluar rumah.

3Bagaimana perkembangan kognitif Arsy Angelo Khalifa Ahmad?Arsy sudah mampu mengikuti hitungan sampai lima

4Bagaimana perkembangan Bahasa Arsy Angelo Khalifa Ahmad?Arsy sudah mampu mengikuti 2-3 perintah, mampu menjawab pertanyaan dari guru

5Bagaimana perkembangan Sosial-Emosional Arsy Angelo Khalifa Ahmad?Arsy sudah mampu berbagi mainan dengan temannya dan dapat juga bermain dalam kelompok.

6Bagaimana perkembangan seni Arsy Angelo Khalifa AhmadSudah mulai senang dengan permainan yang mengeluarkan suara

b. ObservasiBerdasarkan perkembangan usia 2 tahun permendikbud 137/2014 tentang standar PAUDLEMBAR INSTRUMEN PENGAMATANNama anak : Arsy Angelo Khalifa Ahmad Hari/ Tanggal : 11 Mei 2015Panggilan : Arsy Tempat Pengamatan : Jakarta TimurUsia : 2 Tahun Pengamatan ke- : I (satu)

Aspek KemampuanPenilaian

TMJMMSM

I. Nilai Agama dan Moral1. Menirukan gerakan ibadah dan doa2. Mulai menunjukkan sikap-sikap baik (seperti yang diajarkan agama) terhadap orang yang beribadah3. Mengucapkan salam dan kata-kata baik seperti maaf, terimakasih pada situasi yang sesuai

II. Fisik-MotorikA. Motorik Kasar1. Berjalan sendiri tanpa jatuh2. Melompat di tempat3. Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan bantuan4. Berjalan mundur beberapa langkah5. Menarik dan mendorong benda yang ringan (kursi kecil)6. Melempar bola ke depan tanpa kehilangan keseimbangan7. Menendang bola ke arah depan8. Berdiri dengan satu kaki selama 1 atau 2 detik9. Berjongkok

B. Motorik Halus1. Membuat garis vertikal atau horizontal2. Membalik halaman buku walapun belum sempurna3. Menyobek kertas

C. Kesehatan dan Prilaku Keselamatan1. Berat badan sesuai standar usia2. Tinggi badan sesuai standar usia3. Berat badan ssuai dengan standar tinggi badan4. Lingkar kepala sesuai dengan standar usia5. Mencuci tangan sendiri6. Makan dengan sendok walapun belum rapi7. Menggosok gigi dengan bantuan8. Memegang tangan orang dewasa ketika di tempat umum9. Mengenal beberpa penanda rasa sakit (misal: menunjukkan rasa sakit pada bagian badan tertentu)

III. Kognitif

A. Belajar dan Pemecahan Masalah1. Mempergunakan alat permainan dengan cara memainkannya tidak beraturan, seperti balok dipukul-pukul2. Mehamai gambar wajah orang3. Memahami milik diri sendiri dan orang lain, seperti: milik saya, milik kamu4. Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (misal, garam-asin, gula-manis)

B. Berfikir Logis1. Menyusun balok dari besar ke kecil atau sebaliknya2. Mengetahui akibat dari suatu perlakuan (misal: menarik, taplak meja akan menjatuhkan barang-barang di atasnya)3. Merangkai puzzle

C. Berfikir SimbolikMenyebutkan angka satu sampai lima dengan menggunakan jari

IV. Bahasa

A. Memahami Bahasa1. Menaruh perhatian pada gambar-gambar dalam buku2. Memahami kata-kata sederhana dari ucapan yang didengar

B. Mengungkapkan Bahasa1. Menjawab pertanyaan dengan kalimat pendek2. Menyanyikan lagu sederhana3. Menyatakan keinginan dengan kalimat pendek

V. Sosial-Emosional1. Mengekspresikan berbagai reaksi emosi (senang, marah, takut, kecewa)2. Menunjukkan reaksi menerima atau menolak kehadiran orang lain3. Bermain dengan teman dengan mainan yang sama4. Meniru prilaku orang dewasa yang pernah dilihatnya5. Makan dan minum sendiri

VI. Seni

A. Anak mampu membedakan antara bunyi dan suara1. Anak mengenali musik dari program audio visual yang disukai (radio, TV, komputer, laptop)2. Mendengar sesuatu dalam waktu yang lama3. Secara berulang bermain dengan alat permainan yang mengeluarkan suara4. Anak tertawa saat mendengar humor yang lucu

B. Anak tertarik dengan musik, lagu, atau nada bicara tertentu1. Bertepuk tangan dan bergerak mengikuti irama dan birama2. Bergumam lagu dengan 4 bait (misalnya, lagu balonku, bintang kecil, burung kakak tua)3. Meniru suara binatang4. Menunjukkan suatu reaksi kalau dilarang atau diperintah

C. Anak tertarik dengan karya seni dan mencoba membuat suatu gerakan yang menimbulkan bunyi1. Menggambar dari beberapa garis2. Membentuk suatu karya sederhana (berbentuk bulat atau lonjong) dari plastisin3. Menyusun 4-6 balok membentuk suatu model4. Bertepuk tangan dengan pola sederhana

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Asesmen1. Asesmen Hari ILEMBAR INSTRUMEN PENGAMATANNama anak : Arsy Angelo Khalifa Ahmad Hari/ Tanggal : 11 Mei 2015Panggilan : Arsy Tempat Pengamatan : Jakarta TimurUsia : 2 Tahun Pengamatan ke- : I (satu)

Aspek KemampuanPenilaian

TMJMSMSSM

VII. Nilai Agama dan Moral1. Menirukan gerakan ibadah dan doa2. Mulai menunjukkan sikap-sikap baik (seperti yang diajarkan agama) terhadap orang yang beribadah3. Mengucapkan salam dan kata-kata baik seperti maaf, terimakasih pada situasi yang sesuai

VIII. Fisik-MotorikA. Motorik Kasar1. Berjalan sendiri tanpa jatuh2. Melompat di tempat3. Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan bantuan4. Berjalan mundur beberapa langkah5. Menarik dan mendorong benda yang ringan (kursi kecil)6. Melempar bola ke depan tanpa kehilangan keseimbangan7. Menendang bola ke arah depan8. Berdiri dengan satu kaki selama 1 atau 2 detik9. Berjongkok

B. Motorik Halus1. Membuat garis vertikal atau horizontal2. Membalik halaman buku walapun belum sempurna3. Menyobek kertas

C. Kesehatan dan Prilaku Keselamatan1. Berat badan sesuai standar usia2. Tinggi badan sesuai standar usia3. Berat badan ssuai dengan standar tinggi badan4. Lingkar kepala sesuai dengan standar usia5. Mencuci tangan sendiri6. Makan dengan sendok walapun belum rapi7. Menggosok gigi dengan bantuan8. Memegang tangan orang dewasa ketika di tempat umum9. Mengenal beberpa penanda rasa sakit (misal: menunjukkan rasa sakit pada bagian badan tertentu)

IX. Kognitif

A. Belajar dan Pemecahan Masalah1. Mempergunakan alat permainan dengan cara memainkannya tidak beraturan, seperti balok dipukul-pukul2. Mehamai gambar wajah orang3. Memahami milik diri sendiri dan orang lain, seperti: milik saya, milik kamu4. Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (misal, garam-asin, gula-manis)

B. Berfikir Logis1. Menyusun balok dari besar ke kecil atau sebaliknya2. Mengetahui akibat dari suatu perlakuan (misal: menarik, taplak meja akan menjatuhkan barang-barang di atasnya)3. Merangkai puzzle

C. Berfikir SimbolikMenyebutkan angka satu sampai lima dengan menggunakan jari

X. Bahasa

A. Memahami Bahasa1. Menaruh perhatian pada gambar-gambar dalam buku2. Memahami kata-kata sederhana dari ucapan yang didengar

B. Mengungkapkan Bahasa1. Menjawab pertanyaan dengan kalimat pendek2. Menyanyikan lagu sederhana3. Menyatakan keinginan dengan kalimat pendek

XI. Sosial-Emosional1. Mengekspresikan berbagai reaksi emosi (senang, marah, takut, kecewa)2. Menunjukkan reaksi menerima atau menolak kehadiran orang lain3. Bermain dengan teman dengan mainan yang sama4. Meniru prilaku orang dewasa yang pernah dilihatnya5. Makan dan minum sendiri

XII. Seni

A. Anak mampu membedakan antara bunyi dan suara1. Anak mengenali musik dari program audio visual yang disukai (radio, TV, komputer, laptop)2. Mendengar sesuatu dalam waktu yang lama3. Secara berulang bermain dengan alat permainan yang mengeluarkan suara4. Anak tertawa saat mendengar humor yang lucu

B. Anak tertarik dengan musik, lagu, atau nada bicara tertentu1. Bertepuk tangan dan bergerak mengikuti irama dan birama2. Bergumam lagu dengan 4 bait (misalnya, lagu balonku, bintang kecil, burung kakak tua)3. Meniru suara binatang4. Menunjukkan suatu reaksi kalau dilarang atau diperintah

C. Anak tertarik dengan karya seni dan mencoba membuat suatu gerakan yang menimbulkan bunyi1. Menggambar dari beberapa garis2. Membentuk suatu karya sederhana (berbentuk bulat atau lonjong) dari plastisin3. Menyusun 4-6 balok membentuk suatu model4. Bertepuk tangan dengan pola sederhana

2. Asesmen Hari IILEMBAR INSTRUMEN PENGAMATANNama anak : Arsy Angelo Khalifa Ahmad Hari/ Tanggal : 12 Mei 2015Panggilan : Arsy Tempat Pengamatan : Jakarta TimurUsia : 2 Tahun Pengamatan ke- : II (dua)

Aspek KemampuanPenilaian

TMJMSMSSM

I. Nilai Agama dan Moral1. Menirukan gerakan ibadah dan doa2. Mulai menunjukkan sikap-sikap baik (seperti yang diajarkan agama) terhadap orang yang beribadah3. Mengucapkan salam dan kata-kata baik seperti maaf, terimakasih pada situasi yang sesuai

II. Fisik-MotorikA. Motorik Kasar1. Berjalan sendiri tanpa jatuh2. Melompat di tempat3. Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan bantuan4. Berjalan mundur beberapa langkah5. Menarik dan mendorong benda yang ringan (kursi kecil)6. Melempar bola ke depan tanpa kehilangan keseimbangan7. Menendang bola ke arah depan8. Berdiri dengan satu kaki selama 1 atau 2 detik9. Berjongkok

B. Motorik Halus1. Membuat garis vertikal atau horizontal2. Membalik halaman buku walapun belum sempurna3. Menyobek kertas

C. Kesehatan dan Prilaku Keselamatan1. Berat badan sesuai standar usia2. Tinggi badan sesuai standar usia3. Berat badan ssuai dengan standar tinggi badan4. Lingkar kepala sesuai dengan standar usia5. Mencuci tangan sendiri6. Makan dengan sendok walapun belum rapi7. Menggosok gigi dengan bantuan8. Memegang tangan orang dewasa ketika di tempat umum9. Mengenal beberpa penanda rasa sakit (misal: menunjukkan rasa sakit pada bagian badan tertentu)

III. Kognitif

A. Belajar dan Pemecahan Masalah1. Mempergunakan alat permainan dengan cara memainkannya tidak beraturan, seperti balok dipukul-pukul2. Mehamai gambar wajah orang3. Memahami milik diri sendiri dan orang lain, seperti: milik saya, milik kamu4. Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (misal, garam-asin, gula-manis)

B. Berfikir Logis1. Menyusun balok dari besar ke kecil atau sebaliknya2. Mengetahui akibat dari suatu perlakuan (misal: menarik, taplak meja akan menjatuhkan barang-barang di atasnya)3. Merangkai puzzle

C. Berfikir SimbolikMenyebutkan angka satu sampai lima dengan menggunakan jari

IV. Bahasa

C. Memahami Bahasa1. Menaruh perhatian pada gambar-gambar dalam buku2. Memahami kata-kata sederhana dari ucapan yang didengar

D. Mengungkapkan Bahasa1. Menjawab pertanyaan dengan kalimat pendek2. Menyanyikan lagu sederhana3. Menyatakan keinginan dengan kalimat pendek

V. Sosial-Emosional1. Mengekspresikan berbagai reaksi emosi (senang, marah, takut, kecewa)2. Menunjukkan reaksi menerima atau menolak kehadiran orang lain3. Bermain dengan teman dengan mainan yang sama4. Meniru prilaku orang dewasa yang pernah dilihatnya5. Makan dan minum sendiri

VI. Seni

A. Anak mampu membedakan antara bunyi dan suara1. Anak mengenali musik dari program audio visual yang disukai (radio, TV, komputer, laptop)2. Mendengar sesuatu dalam waktu yang lama3. Secara berulang bermain dengan alat permainan yang mengeluarkan suara4. Anak tertawa saat mendengar humor yang lucu

B. Anak tertarik dengan musik, lagu, atau nada bicara tertentu1. Bertepuk tangan dan bergerak mengikuti irama dan birama2. Bergumam lagu dengan 4 bait (misalnya, lagu balonku, bintang kecil, burung kakak tua)3. Meniru suara binatang4. Menunjukkan suatu reaksi kalau dilarang atau diperintah

C. Anak tertarik dengan karya seni dan mencoba membuat suatu gerakan yang menimbulkan bunyi1. Menggambar dari beberapa garis2. Membentuk suatu karya sederhana (berbentuk bulat atau lonjong) dari plastisin3. Menyusun 4-6 balok membentuk suatu model4. Bertepuk tangan dengan pola sederhana

3. Asesmen Hari IIILEMBAR INSTRUMEN PENGAMATANNama anak : Arsy Angelo Khalifa Ahmad Hari/ Tanggal : 13 Mei 2015Panggilan : Arsy Tempat Pengamatan : Jakarta TimurUsia : 2 Tahun Pengamatan ke- : III (tiga)

Aspek KemampuanPenilaian

TMJMSMSSM

I. Nilai Agama dan Moral1. Menirukan gerakan ibadah dan doa2. Mulai menunjukkan sikap-sikap baik (seperti yang diajarkan agama) terhadap orang yang beribadah3. Mengucapkan salam dan kata-kata baik seperti maaf, terimakasih pada situasi yang sesuai

II. Fisik-MotorikA. Motorik Kasar1. Berjalan sendiri tanpa jatuh2. Melompat di tempat3. Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan bantuan4. Berjalan mundur beberapa langkah5. Menarik dan mendorong benda yang ringan (kursi kecil)6. Melempar bola ke depan tanpa kehilangan keseimbangan7. Menendang bola ke arah depan8. Berdiri dengan satu kaki selama 1 atau 2 detik9. Berjongkok

B. Motorik Halus1. Membuat garis vertikal atau horizontal2. Membalik halaman buku walapun belum sempurna3. Menyobek kertas

C. Kesehatan dan Prilaku Keselamatan1. Berat badan sesuai standar usia2. Tinggi badan sesuai standar usia3. Berat badan ssuai dengan standar tinggi badan4. Lingkar kepala sesuai dengan standar usia5. Mencuci tangan sendiri6. Makan dengan sendok walapun belum rapi7. Menggosok gigi dengan bantuan8. Memegang tangan orang dewasa ketika di tempat umum9. Mengenal beberpa penanda rasa sakit (misal: menunjukkan rasa sakit pada bagian badan tertentu)

III. Kognitif

A. Belajar dan Pemecahan Masalah1. Mempergunakan alat permainan dengan cara memainkannya tidak beraturan, seperti balok dipukul-pukul2. Mehamai gambar wajah orang3. Memahami milik diri sendiri dan orang lain, seperti: milik saya, milik kamu4. Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (misal, garam-asin, gula-manis)

B. Berfikir Logis1. Menyusun balok dari besar ke kecil atau sebaliknya2. Mengetahui akibat dari suatu perlakuan (misal: menarik, taplak meja akan menjatuhkan barang-barang di atasnya)3. Merangkai puzzle

C. Berfikir SimbolikMenyebutkan angka satu sampai lima dengan menggunakan jari

IV. Bahasa

A. Memahami Bahasa1. Menaruh perhatian pada gambar-gambar dalam buku2. Memahami kata-kata sederhana dari ucapan yang didengar

B. Mengungkapkan Bahasa1. Menjawab pertanyaan dengan kalimat pendek2. Menyanyikan lagu sederhana3. Menyatakan keinginan dengan kalimat pendek

V. Sosial-Emosional1. Mengekspresikan berbagai reaksi emosi (senang, marah, takut, kecewa)2. Menunjukkan reaksi menerima atau menolak kehadiran orang lain3. Bermain dengan teman dengan mainan yang sama4. Meniru prilaku orang dewasa yang pernah dilihatnya5. Makan dan minum sendiri

VI. Seni

A. Anak mampu membedakan antara bunyi dan suara1. Anak mengenali musik dari program audio visual yang disukai (radio, TV, komputer, laptop)2. Mendengar sesuatu dalam waktu yang lama3. Secara berulang bermain dengan alat permainan yang mengeluarkan suara4. Anak tertawa saat mendengar humor yang lucu

B. Anak tertarik dengan musik, lagu, atau nada bicara tertentu5. Bertepuk tangan dan bergerak mengikuti irama dan birama6. Bergumam lagu dengan 4 bait (misalnya, lagu balonku, bintang kecil, burung kakak tua)7. Meniru suara binatang8. Menunjukkan suatu reaksi kalau dilarang atau diperintah

C. Anak tertarik dengan karya seni dan mencoba membuat suatu gerakan yang menimbulkan bunyi1. Menggambar dari beberapa garis2. Membentuk suatu karya sederhana (berbentuk bulat atau lonjong) dari plastisin3. Menyusun 4-6 balok membentuk suatu model4. Bertepuk tangan dengan pola sederhana

Keterangan: SKALADESKRIPSISKOR

TM(TIDAK MUNCUL)Anak tidak menunjukkan aspek perkembangan sesuai indikator pada instrumen ketika pengamatan1

JM(JARANG MUNCUL)Anak menunjukkan hanya satu kali aspek perkembangan sesuai indikator pada instrumen ketika pengamatan2

SM(MUNCUL)Anak menunjukkan dua sampai dengan tiga kali aspek perkembangan sesuai indikator pada instrumen ketika pengamatan3

SSM(SERING MUNCUL)Anak menunjukkan lebih dari empat kali aspek perkembangan sesuai indikator pada instrumen ketika pengamatan4

Bobot: TM = 1, JM = 2, SM = 3, SSM = 4 Skor Perolehan: Jumlah item perkembangan yang muncul x BobotTotal Skor: Jumlah skor pada masing-masing skala x bobot masing-masing skalaSkor Ideal: Skor maksimal (tertinggi) masing-masing perkembangan% Ketercapaian: Total skor/Skor Ideal x 100%4. Analisis Hasil AsesmenNoAspek PerkembanganHari I

Skor Perolehan /AspekTotalSkorSkor Ideal/Aspek% Ketercapaian

TMJMSMSSM

1Nilai agama dan moral2171258%

2Fisik-Motorik2127688481%

3Kognitif134193259%

4Bahasa5152075%

5Sosial Emosional14192095%

6Seni93394881%

NoAspek PerkembanganHari II

Skor Perolehan /AspekTotalSkorSkor Ideal/Aspek% Ketercapaian

TMJMSMSSM

1Nilai agama dan moral2171258%

2Fisik-Motorik1128708483%

3Kognitif241223269%

4Bahasa5152075%

5Sosial Emosional14192095%

6Seni93394881%

NoAspek PerkembanganHari II

Skor Perolehan /AspekTotalSkorSkor Ideal/Aspek% Ketercapaian

TMJMSMSSM

1Nilai agama dan moral2171258%

2Fisik-Motorik1128708483%

3Kognitif241223269%

4Bahasa5152075%

5Sosial Emosional14192095%

6Seni84404883%

Rangkuman Ketercapaian perkembangan hari I, II, dan III:NoAspek Perkembangan% KetercapaianRata-rata

Hari IHari IIHari III

1Nilai agama dan moral58%58%58%58%

2Fisik-Motorik81%83%83%82%

3Kognitif59%69%69%66%

4Bahasa75%75%75%75%

5Sosial Emosional95%95%95%95%

6Seni81%81%83%82%

B. PembahasanArsy Angelo Khalifa Ahmad merupakan bayi dengan status kelahiran kurang baik. Ia lahir prematur dengan berat 2,3 kg pada tanggal 25 Mei 2013. Lahir dari pasangan muda, Nopianti Retno Utami dan Ahmad Faizun tinggal di daerah Kenatan RT. O2 RW. 12 Pucungrejo Muntilan, Magelang Jawa Tengah. Pasangan yang memiliki komitmen tinggi untuk membesarkan anak ini merupakan pasangan yang giat bekerja; Ahmad Faizun merupakan seorang wiraswasta sedangkan Nopianti Retno Utami adalah seorang Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta. Keadaan mereka yang sama-sama memiliki kesibukan ini, terkadang kurang kondusif dan sering tidak bersahabat dengan tumbuh kembang anak mereka. Meski demikian, Ia merupakan bayi yang kuat dan tahan terhadap lingkungan yang kurang bersahabat. Kenapa tidak, sepanjang perjalanan hidupnya, Arsy tidak pernah mengidap penyakit berat. Berdasarkan riwayat kesehatan seperti yang dituturkan orang tuanya, Ia hanya pernah menderita penyakit flu dan panas (demam) ringan karena kelebihan aktifitas out door atau terinfeksi virus karena cuaca buruk. Ini tentu hal yang unik, karena bertolak belakang dengan fakta bahwa bayi prematur biasanya rentan terserang penyakit, apalagi dengan pola pengasuhan yang tidak mendukung. Sebagaimana dilansir oleh compas.com pada Maret 2014 bahwa anak dengan kelahiran prematur biasanya mengidap penyakit berat seperti sesak nafas, apnea, eksim susu, ruam popok, penyakit kuning, batuk pilek, infeksi saluran nafas sampai dengan diare. Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan studi pendalaman melalui kegiatan observasi terhadap Arsy. Dengan setting alamiyah dan sentuhan kegiatan khusus, observasi ini berhasil mendeskripsikan secara singkat aspek perkembangan Arsy. Ia diobservasi selama 3 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan keadaan mental dan fisiknya. Penulis juga dibantu dengan instrumen terstandarisasi yang dikembangkan dari Permendiknas No. 137/2014 tentang standar PAUD dan No.140/2014 tentang Kurikulum PAUD.Hasil analisis menunjukkan, Arsy menonjol pada aspek perkembangan sosial-emosional yang kemudian disusul dengan aspek fisik motorik serta perkembangan seni. Pada aspek sosial emosional, estimasi perkembangan teranalisis sebesar 95%, aspek fisik-motorik dan seni sebesar 82%. Sedangkan aspek perkembangan lainnya hanya mampu terestimasi masing-masing sebesar 75% untuk perkembangan bahasa, 66% perkembangan kognitif dan 58% aspek perkembangan nilai moral dan agama. Kondisi keluarga Ahmad Faizun dan Novianti Retno Utami ternyata memberikan special effect terhadap perkembangan sosial emosional Arsy. Padahal, intensitas pengasuhan yang diberikan terkadang tidak maksimal. Ketika Novianti Retno Utami sibuk dengan tugas-tugas kuliah dan Ahmad Faizun sering keluar kota untuk urusan bisnisnya, Arsy sering dititipkan di neneknya dalam jangka waktu yang relatif lama; harian, mingguan, bahkan bulanan. Tidak heran Arsy terkadang lebih dekat dengan sosok neneknya daripada orang tuanya. Menilik hal ini, mungkin aspek sosial tumbuh justru dari lingkungan bermain yang dibentuk oleh neneknya. Mengingat, ia tinggal di lingkungan yang demokratis, banyak anak-anak seusia arsy yang sering bermain outdoor, serta bermain bebas dengan lingkungan yang menyediakan alat permainan yang luas dan alami. Ini tentu keunggulan Arsy. Lahir dengan kondisi dan keadaan yang kurang bersahabat, ternyata mampu unggul dalam bidang perkembangan yang tidak kondusif dalam keadaan tersebut. Semua faktor pendukung seperti yang diungkap ahli khususnya tentang perkembangan sosial-emosional ternyata tidak semuanya berpengaruh terhadap tumbuh kembang Arsy. Seperti yang diungkap Prayitno (1991:113), Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan sosial emosional antaralain pengaruh orang tua, kematangan, status sosial ekonomi, pendidikan, serta kapasitas mental.Disamping itu, hasil analisis juga menunjukkan Arsy masih kurang dalam bidang perkembangan agama dan moral. Kesimpulan

C. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I (2008). Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Soendari, T .2008. Modul Pengajaran Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. INDEKSHasan, Maimunah. 2010. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jogjakarta. Diva PressRochman Natawidjaja, dkk., Rujukan Filsafat, Teori dan Praksis, Bandung: UPI Press, 2007, h. 448.