UTS BK

19
RESUME MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING diajukan untuk memenuhi tugas pengganti ujian tengah semester mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Dr. Agus Taufiq, M.Pd disusun oleh: Aprista Zebua (1202425)

description

tugas BK

Transcript of UTS BK

RESUME MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING

diajukan untuk memenuhi tugas pengganti ujian tengah semester mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Dr. Agus Taufiq, M.Pd

disusun oleh:Aprista Zebua (1202425)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIAFAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2015

BAB IKONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

A. Penegasan Konteks Tugas KonselorPelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal telah dipetakan secara tepat dalam kurikulum 1975.Perkembangan Optimum Peserta DidikPemenuhan Standar Kemandirian Peserta Didik Perwujudan Diri secara Akademik, Vokasional, Sosial dan Personal, melalui Bimbingan & Konseling yang MemandirikanPemenuhan Standar Kompetensi Lulusan;Penumbuhan Karakter yang Kuat serta Penguasaan dan melaluiPembelajaran yang Mendidikhard skillssoft skills,

Wilayah Layanan Bimbingan & Konseling yang MemandirikanPenghormatan KepadaKeunikan danKomplementaritas LayananWilayah Layanan Pembelajaran yang Mendidik

B. Ekspektasi Kinerja Konselor dikaitkan dengan Jenjang PendidikanKonselor adalah Sarjana Pendidikan (S-1) bidang Bimbingan dan Konseling dan telah menyelesaikan program Pendidikan Profesi Konselor (PPK), sedangkan individu yang menerima pelayanan bimbingan dan konselingdisebut Konseli. Perbedaan ciri khas ekspektasi kinerja konselor tiap jenjang pendidikana. Jenjang Taman Kanak-kanakFungsi bimbingan dan konseling lebih bersifat preventif dan developmental. Perencanaan individual student planning yang terdiri dari : pelayanan appraisal, advicement transition planning dan pelayanan responsive servicesb. Jenjang Sekolah Dasar.pendekatan direct behavioral consultationc. Jenjang Sekolah MenengahPeran konselor, sebagai salah satu komponen student support services

d. Jenjang Perguruan Tinggikonselor Perguruan Tinggi juga harus mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum pelayanan dasar bimbingan dan konseling, individual student planning, responsive services, serta system support.

C. Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan KonselorKeunikan dan Keterkaitan Pelayanan Guru dan Konselor dibedakan berdasarkan 5 dimensi yaitu:1. Wilayah gerak

2. Tujuan Umum

3. Konteks Tugas

Fokus Kegiatan

Hubungan Kerja

4. Target Intervensi

Individual

Kelompok

Klasikal

5. Ekspektasi Kinerja

Ukuran Keberhasilan

Pendekatan Umum

Perencanaan Tindak Intervensi

Pelaksanaan tindak intervensi

BAB IIPARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Hakikat dan Urgensi Bimbingan dan KonselingBimbingan dan konseli sebagai upaya memfasilitasi peserta didik agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangan (menyangkut aspek fisik, emosi, intelktual, sosial dan moral-spiritual).

B. Posisi Pengembangan Diri dalam Bimbingan dan Konselingpengembangan diri bukan substitusi atau pengganti pelayanan bimbingan dan konseling, melainkan di dalamnya mengandung sebagian saja dari pelayanan (dasar, responsif, perencanaan individual) bimbingan dan konseling yang harus diperankan oleh konselor.

C. Tujuan Bimbingan dan Konseling(1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;(3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

D. Fungsi Bimbingan dan Konseling1. Fungsi Pemahaman6. Fungsi Pencegahan (Preventif)2. Fungsi Fasilitasi7. Fungsi Perbaikan3. Fungsi Penyesuaian8. Fungsi Penyembuhan4. Fungsi Penyaluran9. Fungsi Pemeliharaan5. Fungsi Adaptasi10. Fungsi Pengembangan

E. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli.2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi3. Bimbingan menekankan hal yang positif.4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial.6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.F. Asas Bimbingan dan Konseling1. Asas Kerahasiaan5. Asas kemandirian9. Asas Keharmonisan2. Asas kesukarelaan6. Asas Kekinian10. Asas Keahlian3. Asas keterbukaan7. Asas Kedinamisan11. Asas Alih Tangan Kasus4. Asas kegiatan8. Asas KeterpaduanG. Komponen Program Bimbingan dan Konseling(1) pelayanan dasar bimbingan; (2) pelayanan responsif, (3) perencanaan indiviual(4) dukungan sistem.

H. Pemetaan Tugas Konselor dalam Jalur Pendidikan Formal1. Tugas Konselor di Taman Kanak-kanak2. Tugas Konselor di Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah3. Tugas Konselor di Sekolah Menengah4. Tugas Konselor di Perguruan Tinggi

I. Bimbingan dan Konseling Bagi Anak Berkebutuhan Khusus dan BerbakatPelayanan bimbingan dan konseling bagi anak berkebutuhan khusus merupakan pelayanan intervensi tidak langsung yang akan lebih terfokus pada upaya mengembangkan lingkungan perkembangan (inreach-outreach) bagi kepentingan fasilitasi perkembangan konseli, yang akan melibatkan banyak pihak di dalamnya.

BAB IIIMANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELINGA. Kerangka Kerja Utuh Bimbingan dan KonselingTerdiri atas:1. 2. Asesmen lingkungan3. Harapan dan kondisi lingkungan4. Asesmen perkembangan konseli5. Harapan dan kondisi konseli6. Komponen program7. Strategi pelayanan

B. Perencanaan ProgramTerdiri dari :1. 2. Rasionalisasi3. Visi dan Misi4. Deskripsi kebutuhan5. Tujuan6. Komponen program7. Rencana Operasional8. Pengembangan tema/topik9. Pengembangan Satuan pelayanan10. Evaluasi11. AnggaranC.

D. Strategi Implementasi Program1. Pelayanan dasara. b. Bimbingan klasikalc. Pelayanan orientasid. Pelayanan informasie. Bimbingan kelompokf. Pelayanan pengumpulan data2. 3. Pelayanan responsifa. b. Konseling Individu dan kelompokc. Referald. Kolaborasi dengan guru mata pelajarane. Kolaborasi dengan orang tuaf. Kolaborasi dengan pihak terkait diluar sekolahg. Konsultasih. Bimbingan teman sebayai. Konferensi kasusj. Kunjungan rumah4. 5. Perencanaan Individual6. Dukungan sistema. b. Pengembangan profesic. Manajemen programd. Riset dan pengembangan

E. Evaluasi Dan Akuntabilitas1. Maksud dan tujuan2. Fungsi evaluasi3. Aspek-aspek yang dievaluasi4. Langkah-langkah evaluasi5. Akuntabilitas

F. Analisis Hasil Evaluasi Program dan Tindak LanjutDiadakannya tindak lanjut terhadap program bimbingan konseling yangtelah dilaksanakan.

G. Personel Bimbingan dan Konseling1. Kepala sekolah2. Koordinator Bimbingan dan Konseling3. Konselor4. Guru mata pelajaran5. Wali kelas6. Staf administrasi

ANALISIS PERMASALAHAN SISWADI SMPT BAKTI BANGSA BANDUNG DAN SMPN 1 MAJALENGKA Siswa sekolah menengah merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Psikologi perkembangan tidak hanya mengkhususkan diri pada masalah usia dan tahapan-tahapannya tetapi telah demikian jauh mengkaji masalah-masalah perkembangan individu. Psikologi perkembangan memiliki enam tujuan pokok, yaitu:1. menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada usia yang umum dan yang khas dalam penampilan perilaku, minat dan tujuan dari masing-masing periode perkembangan;1. menemukan kapan perubahan-perubahan itu terjadi;1. menemukan sebab-sebabnya;1. menemukan bagaimana perubahan itu mempengaruhi perilaku;1. menemukan dapat tidaknya perubahan itu diramalkan;1. menemukan apakah perubahan itu bersifat individual atau universal.Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan belajar. Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, mendalam atau meluas, baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berdasarkan studi lapangan ke SMPT Bakti Bangsa dan SMP Negeri 1 Majalengka, kami menemukan beberapa masalah siswa seperti berikut ini:1. siswa berpacaran;1. rambut dicat;1. siswa terlambat hampir setiap hari;1. absen pada mata pelajaran tertentu;1. siswa tidak pergi sekolah karena tidak memiliki ongkos;1. siswa mengalami perubahan sikap tiba-tiba seperti murung;1. merokok;1. bullying (penindasan) dan perkelahian antarsesama siswa;1. membawa ponsel meskipun telah ada larangan untuk membawa ponsel ke sekolah;Masalah merupakan suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Prayitno (1985) mengemukakan ciri-ciri masalah ialah:1. masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya;1. menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri atau bagi orang lain;1. ingin (perlu) dihilangkan.Setiap masalah yang dialami seseorang biasanya mengandung satu atau lebih ciri diatas. Suatu masalah dapat juga terjadi pada diri sendiri. Suatu hal, kejadian suasana atau gejala yang tidak disukai adanya, yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain dan ingin dihilangkan. Siswa sekolah menengah pertama umumnya berusia antara 12 15 tahun dan masa ini termasuk ke dalam masa puber. 1. Ciri-Ciri Masa PuberMasa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan tertentu yang tidak terjadi dalam tahap lain dalam rentang kehidupan, di antaranya:1. masa puber adalah periode tumpang tindih karena mencakup tahun-tahun akhir masa anak-anak dan tahun-tahun awal masa remaja. Masa puber adalah periode yang singkat, hanya sekitar dua sampai empat tahun. Kelompok anak perempuan lebih cepat matang masa pubernya dibanding anak laki-laki; 1. masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat serta mencolok dalam proporsi tubuh;1. masa puber merupakan fase negatif. Individu mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau seperti kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya telah berkembang, tetapi berlangsung dengan singkat.1. Akibat Masa Puber terhadap Sikap dan PerilakuPerubahan fisik pada masa puber mempengaruhi semua bagian tubuh, baik eksternal maupun internal sehingga juga mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis siswa. Meskipun akibatnya biasanya sememntara, namun cukup menimbulkan permasalahn dalam pola perilaku, sikap dan kepribadian seperti berikut ini:1. Ingin Menyendiri; saat masa puber mulai terjadi siswa biasanya mulai menarik diri dari teman-teman dan dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar dengan teman-teman dan dengan anggota keluarga.1. Bosan; siswa bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, bosan dengan tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial dan kehidupan pada umunya. Akibatnya, anak puber sedikit sekali belajar sehingga prestasinya di berbagai bidang menurun. Siswa menjadi terbiasa untuk tidak mau berprestasi karena sering timbul perasaan akan keadaan fisik yang tidak normal.1. Inkoordinasi; pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pada koordinasi gerakan dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.1. Antagonisme Sosial; Siswa dalam masa puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antardua jenis kelamin diungkapkan dalam kritik dan komentar atau ejekan merendahkan (bullying).1. Emosi yang Meninggi; kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil. 1. Hilangnya Kepercayaan Diri; siswa yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri menjadi kurang percaya diri dan takut pada kegagalan karena daya tarik menurun dan karena kritik yang bertubi-tubi datang dari orang tuanya. Oleh sebab itu, banyak anak laki-laki dan perempuan saat masa puber memiliki perasaan rendah diri.1. Masa Puber sebagai Ambang Masa Dewasa; siswa menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan ingin memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang berhubungan dengan status dewasa, misalnya merokok. 1. Minat-minat pribadi; diantaranya minat pada penampilan diri seperti pakaian, perhiasan pribadi, kerapian, daya tarik dan bentuk tubuh; minat pada kemandirian seperti keinginan yang kuat untuk mandiri sehingga menimbulkan perselisihan dengan orang dewasa.1. Tugas Konselor di Sekolah1. Bidang bimbingan pribadi, materi pokoknya:1. pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;1. pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan;1. pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif;1. pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri serta usaha-usaha penanggulangannya;1. pemantapan kemampuan pengambilan keputusan;1. pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambil;1. pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara jasmani dan rohani.

1. Bidang bimbingan sosial, materi pokoknya:1. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif;1. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif;1. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu dan kebiasaan yang berlaku;1. Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah maupun di masyarakat pada umunya;1. Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara dinamis serta bertanggung jawab;1. Bidang bimbingan belajar, materi pokoknya:1. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran dan menjalani program penilaian hasil belajar;1. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok;1. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan serta pengembangan pribadi.