uts biotek_saiful.pdf
-
Upload
ipoel-coplak -
Category
Documents
-
view
51 -
download
0
description
Transcript of uts biotek_saiful.pdf
-
SOAL UTS BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
2011
Waktu 60 Menit
Pilih Benar (B) atau Salah (S) x= 1,5
1. Istilah Embryo dalam in vitro merupakan bakal biji yang hanya bersal dari hasil pembuahan (B)
2. . Callus culture banyak diadopsi untuk menginduksi terjadinya variasi somaklon (S)
3. Variasi somaklon adalah variasi genetik yang terjadi akibat terjadinya pollinasi in vitro (S)
4. Kultur dari fusi protoplas dimaksudkan untuk memproduksi tanaman hibrida somatic (B)
5. Pada transformasi genetik hanya dapat dilakukan jika spesies donor mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat dengan spesies resipien (B)
6. Planlet adalah tanaman yang dihasilkan dari proses kultur in vitro (B)
7. Kalusmerupakanmeterial yang berasaldariprosesdediferensiasiexplant (B)
8. Organogenesis yang terjadidalamkultur in vitro adalahprosespembentukanorgan (B)
9. Gen dikatakanberekspresijikaterjadiprosestranskripsi dan translasi(B)
10.Bakteri yang seringdigunakandalamprosestransformasitanamanadalahAgrobacterium (B)
11. Plasmid DNA sirkuler yang dapatmemperbanyakdiri(B)
12. Merupakansatu-satunyavektor yang dapatmembawa gen untuktransformasi (B)
13. Vektorplasmid yang dgunakanuntukmemperbanyak gen adalahvektorekspresi (B)
14. Ensim yang digunakanuntukmenyambung DNA dalam plasmid recombinant adalahensimrestriksi (S)
15. Cloning gen adalah proses pemotongan dan penyambungan gen (B)
16. Bakteri yang sering digunakan dalam kloning gen adalah Bt (B)
Nama : Saifullah AbdurrahmanNIM : 125040201111044Kelas : K
-
17. Dalam Elektroporesis DNA, Fragmen DNA bergerak dari Positive ke negative charge(S)
18. Fragmen dengan berat molekul (BM) besar hasil elektroporesis akan bergerak lebih cepat pergerakannya dibanding dengan BM rendah (S)
19. Arus listrik yang digunakan dalam elektroporesis DNA adalah DC (B)
20. Ensim restriksi bekerja memotong gen berdasarkan urutan gen yang dikenali (B).
Pilih salah satu yang benar x = 2
1. Dalam pembuatan media Kultur jaringan, yang tidak termasuk makroelements adalah
a. Sulfur . b. Calcium . c. Magnesium d. Manganese
2. Yang tidak termasuk dalam Komposisi pendukung media in vitro untuk tanamanadalah
a. Mineral elements b. agar c. Gelrite d. Phytagar
3. Yang tidak termasuk dalam golongan Vitamin B untuk pembuatan media in vitro adalah
a. Thiamineb. Nicotic acid c. Ascorbic acid d. Myo-inositol
4. kotak kerja untuk kultur in vitro dengan aliran udara steril
a. Enkast b. Outoclave c. Sterilized box d. LAF
5. LAF
a. Laminar air flow b. Leaf area fragment c. Laminar air fragment d. Leaf area freight
6. Perkecualian dalam kultur In vitro
a. media buatan b. steril c. Kontrol lingkungan d. Media asli
7. Bahan organic yang diperlukan dalam jumlah besar dalam media in vitro
a. Gula b. Starch c. Agar d. Vitamin
8. Kemampuan sel atau jaringan untuk menjadi tanaman dengan genetik dan morpfologi
yang sama induk
a. redundancy b. reduplikasi c. regenerasi d. Totipotensi
9. Bahan tanam untuk kultur in vitro disebut
a. Planlet b. Explant c media d. Totipotensi
-
10. Tanaman hasil kultur in vitro disebut
a. Planlet b. Explant c media d. Totipotensi
11. Perkecualian kondisi dari kultur in vitro adalah
a. eksplan bebas berkompetisi b. ekasplan bebas dari kompetisi
c. suhu terkontrol d. kelembaban terkontrol
12. Perlakuan khusus dari tanaman hasil kultur in vitro sebelum ditanam di lapang
a. Sub kultur b. Transplanting c. Aklimatisasi d. Rejuvenilasasi
13. Ditujukan untuk meningkatkan perkecambahan dan memecahkan dormansi
a. Breaking culture b. embryo culture c. Seed cultured. Meristem culture
14. Embryo culture berguna untuk. Kecuali
a. memecahkan masalah aborsi embrio
b. Memecahkan masalah inkompatibilitas
c. Memecahkan masalah perbanyakan tanaman yang lambat
d. Memecahkan masalah steriltas biji.
15. Berguna untuk mengembangkan tanaman haploid kecuali
a. ovary culture b. ovule culture
c. anther culture d. callus culture
16. Perkecualian Dalam Microspore culture
a. untuk produksi tanaman haploid
b. Dapat mengurangi waktu pembentukan galur murni
c. disebut juga ovary culture
d. disebut juga kultur pollen
17. Kultur in vitro yang ditujukan untuk mengembangkan tanaman bebas virus
a. Cryopreservation b. Shoot apical meristem culture
c. Callus culture d. Embryo culture
18. Teknik dalam kultur in vitro yang dikembangkan untuk konservasi plasma nutfah
-
a. Cryopreservation b. Shoot apical meristem culture
c. Callus culture d. Embryo culture
19. Explant dapat berupa ...., kecuali
a. Metabolit sekunder b. Daun
c. Pollen d. Batang
20. Ciri kalus adalah..., kecuali
a. Antar sel tak terorganisasi b. Tumbuh secara masal
c. Tidak dapat di sub-kultur d. Dapat terjadi embryogenesis
21. Fase pertama yang terjadi dalam kultur kalus adalah
a. Dediferensiasi b. Proliferasi
c. Diferensiasi d. Organogenesis
22. PCR adalah
a. Poly-chamber Reaction b. Polymerase chain regeneration
c. Polymerase Chain Reaction d. Polymerase chain rearrangement
23. Yang tidak termasuk Dalam proses amplifikasi PCR fragmen
a. Denaturation b. Annealing c. Extension d. Sortening
24. Kumpulan gen dalam sistem plasmid yang dapat dipilih dan digunakan dalam rekayasa genetik
a. DNA collection b. DNA library c. DNA cloning d. Gene pooling
25. Yang tidak termasuk dalam jenis vektor cloning
a. YAC b. HAC c. Plasmid d. Taq
Uraian x = 20
1. Berilah gambaran dan penjelasan pembuatan transgenik tahan herbisida termasuk dasar mekanisme atau konsep kerja tahan herbisida dan tahapan pembuatan tanaman transgenik
-
JAWABAN
Soal A
1. B2. S3. S4. B5. B6. B 7. B8. B9. B10. B11. B12. B13. B14. S15. B16. B17. S18. S19. B20. B
SOAL B1. D2. D3. B4. D5. A6. B7. D8. D9. B10. A11. B12. C13. C14. C15. D16. A17. B18. D19. A20. C
-
21. A22. C23. D24. C25. D
Essay
Pembuatan tanaman transgenik
Mekanisme membuat suatu tanaman transgenik,
1. pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat
tertentu (sifat yang diinginkan) dalam hal ini gen dari sifat tahan terhadap herbisida. Gen
yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri. Setelah
gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan
istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke
dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), ialah plasmid (DNA yang digunakan untuk
transfer gen). Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga
DNA dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen
yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan
transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu,
salah satunya adalah bagian daun Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa
metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang
diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA
dengan bantuan listrik).
Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacteriumz tumefaciens.
Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami karena
memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing. Di
dalam plasmid Ti terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk
menyebabkan penyakit tanaman tertentu. Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam
tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung
dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom (DNA) tanaman. Setelah
DNA asing menyatu dengan DNA tanaman maka sifat-sifat yang diinginkan dapat
diekspresikan tumbuhan.[14]
Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang
berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang
belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah terbentuk
-
tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman
dapat diamati.
Tahapan pembuatan tanaman transgenik
Gen yang telah diidentikfikasi diisolasi dan kemudian dimasukkan ke dalam sel
tanaman. Melalui suatu sistem tertentu, sel tanaman yang membawa gen tersebut dapat
dipisahkan dari sel tanaman yang tidak membawa gen. Tanaman pembawa gen ini
kemudian ditumbuhkan secara normal. Tanaman inilah yang disebut sebagai tanaman
transgenik karena ada gen asing yang telah dipindahkan dari makhluk hidup lain ke
tanaman tersebut (Muladno, 2002).
Tanaman transgenik merupakan hasil rekayasa gen dengan cara disisipi satu atau
sejumlah gen. Gen yang dimasukkan itu - disebut transgene - bisa diisolasi dari tanaman tidak
sekerabat atau spesies yang lain sama sekali.
Transgenik per definisi adalah the use of gene manipulation to permanently modify
the cell or germ cells of organism (BPPT,2000). Karena berisi transgene tadi, tanaman itu
disebut genetically modified crops (GM crops). Atau, organisme yang mengalami rekayasa
genetika (genetically modified organisms, GMOs).
Transgene umumnya diambil dari organisme yang memiliki sifat unggul tertentu.
Misal, pada proses membuat jagung Bt tahan hama, pakar bioteknologi memanfaatkan gen
bakteri tanah Bacillus thuringiensis (Bt) penghasil racun yang mematikan bagi hama
tertentu. Gen Bt ini disisipkan ke rangkaian gen tanaman jagung. Sehingga tanaman resipien
(jagung) juga mewarisi sifat toksis bagi hama. Ulat atau hama penggerek jagung Bt akan mati
(Intisari, 2003).
1.2. Proses Transgenik
Cara seleksi sel transforman akan diuraikan lebih rinci pada penjelasan tentang
plasmid (lihat Bab XI). Pada dasarnya ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi setelah
transformasi dilakukan, yaitu (1) sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau berarti
transformasi gagal, (2) sel inang dimasuki vektor religasi atau berarti ligasi gagal, dan (3) sel
inang dimasuki vektor rekombinan dengan/tanpa fragmen sisipan atau gen yang diinginkan.
Untuk membedakan antara kemungkinan pertama dan kedua dilihat perubahan sifat yang
terjadi pada sel inang. Jika sel inang memperlihatkan dua sifat marker vektor, maka dapat
dipastikan bahwa kemungkinan kedualah yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan
antara kemungkinan kedua dan ketiga dilihat pula perubahan sifat yang terjadi pada sel inang.
Jika sel inang hanya memperlihatkan salah satu sifat di antara kedua marker vektor, maka
dapat dipastikan bahwa kemungkinan ketigalah yang terjadi.
Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan dilakukan dengan
mencari fragmen tersebut menggunakan fragmen pelacak (probe), yang pembuatannya
-
dilakukan secara in vitro menggunakan teknik reaksi polimerisasi berantai atau polymerase
chain reaction (PCR). Penjelasan lebih rinci tentang teknik PCR dapat dilihat pada Bab XII.
Pelacakan fragmen yang diinginkan antara lain dapat dilakukan melalui cara yang dinamakan
hibridisasi koloni (lihat Bab X). Koloni-koloni sel rekombinan ditransfer ke membran nilon,
dilisis agar isi selnya keluar, dibersihkan protein dan remukan sel lainnya hingga tinggal
tersisa DNAnya saja. Selanjutnya, dilakukan fiksasi DNA dan perendaman di dalam larutan
pelacak. Posisi-posisi DNA yang terhibridisasi oleh fragmen pelacak dicocokkan dengan
posisi koloni pada kultur awal (master plate). Dengan demikian, kita bisa menentukan koloni-
koloni sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan.
Susunan materil genetic diubah dengan jalan menyisipkan gen baru yang unggul ke
dalam kromosomnya.Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih dibanding tanaman
konvensional, kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca, umur pendek, dll;
sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan
menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia lain serta
tanaman transgenik produksi lebih baik
Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman; yaitu memperbaiki sifat-
sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap cekaman hama maupun
lingkungan yang kurang menguntungkan; sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas
lebih baik dari tanaman konvensional, serta bukan hal baru karena sudah lama dilakukan
tetapi tidak disadari oleh masyarakat;