Usaha kecil dan menengah

download Usaha kecil dan menengah

If you can't read please download the document

description

Semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan bahan untuk membuat tugas.

Transcript of Usaha kecil dan menengah

1. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................... 1 DAFTAR ISI......................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...................................................................... 3 Tujuan................................................................................... 4 Metode Penulisan ................................................................ 5 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Usaha Kecil dan Menengah............................... 6 Contoh Usaha Kecil dan Menengah..................................... 7 BAB III Pengawasan Koperasi dan UKM......................................... 8 Satgas Pengawas Koperasi Dibentuk................................... 9 BAB IV PENUTUP Kesimpulan........................................................................ 10 Daftar Pustaka................................................................... 11 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat, rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Koperasi Dan UKM. Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Ahmad yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pemahaman kami tentang Koperasi Dan UKM. Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak Ahmad. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. saya sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. 3. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini,UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya menguntungka pihak- pihak tertentu saja.Padahal sebenarnya UKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur.Selain itu UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah.Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Juga agar kita dapat mengetahui berapa besar keuntungan yang diperoleh apabila kita membuka sebuah usaha kecil dan menengah, dan kita dapat mengetahui cara mengelola usaha kecil dan menengah dengan baik, sehingga memperoleh laba yang cukup besar.untuk membangun sebuah usaha awal. Tujuan Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua. Juga Untuk dapat memacu dan meningkatkan penghasilan maka di perlukan strategi ukm waralaba Metode Penulisan Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah : Studi Pustaka Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah ini. BAB II PEMBAHASAN Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- 4. (Satu Milyar Rupiah) 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar 5. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Untuk dapat memacu dan meningkatkan penghasilan maka di perlukan strategi ukm waralaba Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, dimasing-masing Propinsi atau Kabupaten/Kta yang dapat digunakan meningkatkan strategi UKM Ciri-ciri usaha kecil * Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah; * Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah; * Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha; * Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP; * Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha; * Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal; * Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning. Contoh usaha kecil * Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja; * Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya; * Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan; * Peternakan ayam, itik dan perikanan; * Koperasi berskala kecil. Ciri-ciri usaha menengah * Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; * Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan; * Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; * Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; * Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; * Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik. Contoh usaha menengah Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu: 5. * Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah; * Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor; * Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi; * Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam; * Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan. Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah) 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar 5. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, dimasing-masing Propinsi atau Kabupaten/Kta. BAB III 2.1 SUMBER DAN MODAL KOPERASI Modal merupakan dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha-usaha koperasi. Modal terdiri dari modal jangka panjang dan modal jangka pendek. Sumber Modal Koperasi : 1. Sumber Modal Koperasi (UU No.12/1967) Simpanan Pokok Simpanan Wajib Simpanan Sukarela Modal Sendiri 2. Sumber Modal Koperasi (UU No.25/1992) Modal Sendiri (equity capital) bersumber dari : a. Simpanan Pokok, b. Simpanan Wajib, c. Dana Cadangan, d. Donasi / hibah. Modal Pinjaman (debt capital) bersumber dari : a. Anggota, b. Koperasi Lainyya, c. Bank atau lembaga Keuangan Lain, d. Penerbitan obligasi atau Surat Hutang Lainnya. 6. Modal Koperasi yang paling utama adalah dari anggota,karena : a. Alasan Kepemilikan b. Alasan Ekonomi c. Alasan Resiko Yang dapat melakukan pengawasan terhadap pemodalan koperasi adalah : a. Anggota b. Pengurus c. Pemerintah Cadangan koperasi (UU No.25/1992) adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan SHU yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Besarnya dana ini tergantung dari kebijaksanaan masing-masing koperasi. Manfaat distribusi cadangan : 1. Memenuhi kewajiban tertentu 2. Meningkatkan jumlah operating capital 3. Sebagai jaminan untuk kemungkinan rugi di kemudian hari 4. Peluang usaha 2.2 Evaluasi Keberhasilan Usaha Koperasi A. Dilihat dari sisi Perusahaan Efisiensi Perusahaan Koperasi Tidak dapat di pungkiri bahwa koperasi adalah badan usaha yang kelahirannya di landasi oleh fikiran sebagai usaha kumpulan orangorang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota. Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau di perolehnya manfaat ekonomi. Efesiensi adalah penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is < Ia disebut (Efisien). Di hubungkan dengan waktu terjadinya transaksi/di perolehnya manfaat ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua jenis manfaat ekonomi yaitu : 1. Manfaat ekonomi langsung (MEL) MEL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya. 2. Manfaat ekonomi tidak langsung (METL)METL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan/pertanggung jawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan SHU anggota. Efisiensi Perusahaan / Badan Usaha Koperasi: a. Tingkat efisiensi biaya pelayanan BU ke anggota b. Tingkat efisiensi biaya usaha ke bukan anggota 7. Efektivitas Koperasi Efektivitas adalah pencapaian target output yang di ukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau sesungguhnya (Os), jika Os > Oa di sebut efektif. B. Dilihat dari sisi Anggota Efek-Efek Ekonomis Koperasi Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya, yang kedudukannya sebagi pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Motivasi ekonomi anggota sebagi pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang telah di serahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual /pembeli di luar koperasi. Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi : 1. Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya 2. Jika pelayanan itu di tawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan di banding yang di perolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi. Efek Harga dan Efek Biaya Partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara utilitarian maupun normatif. Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang di maksud adalah insentif berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan atau di perolehnya harga menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang. Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus di bedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat peranan koperasi dalam pasar yang bersaing. BAB III PENGAWASAN KOPERASI DAN UKM 3.1 Menteri Syarief Hasan Mau Berantas Praktik Rentenir Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mengaku siap membentuk semacam lembaga penjamin simpanan di bidang koperasi. Kebijakan ini menyusul maraknya kasus penipuan di lembaga keuangan non bank seperti koperasi. "Keberadaan lembaga penjamin simpanan koperasi itu bertujuan memberi perlindungan bagi nasabah koperasi. Dan Undang-Undang (UU) Koperasi Nomor 17 Tahun 2012 yang baru saja disahkan, sebenarnya merupakan pemberian amanat inisiatif dibentuknya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Koperasi," ujar Menkop dan UKM Syariefuddin Hasan di Jakarta. 8. Ia melanjutkan, bentuk perlindungan yang diatur dalam UU No 17/2012 adalah adanya lembaga penjamin simpanan yang akan menjamin uang anggota koperasi simpan pinjam. Karena itu, orang yang tidak tergabung dalam koperasi kini tak boleh menjadi peminjam. "Selain itu, banyaknya praktik rentenir di koperasi juga akan diminimalisasi oleh peraturan pemerintah itu. Koperasi yang sehat juga harus melakukan rapat anggota tahunan (RAT) secara rutin. Hasilnya akan diaudit oleh akuntan publik," ujar Syarief. Dia menjelaskan, UU baru itu akan memperbolehkan investor masuk menanamkan modalnya, lnvestor dapat menjadi sumber pembiayaan yang efektif bagi koperasi karena tidak mengenal dana hibah dan modal penyertaan. Seluruh kegiatan koperasi itu akan diawasi oleh Lembaga Pengawas Koperasi (LPK). Untuk diketahui, saat ini hanya 25 persen dari total 192 ribu koperasi di Indonesia yang aktif melakukan kegiatan. Menurutnya, sejak UU baru tentang koperasi resmi ditandatangani Presiden, koperasi tak lagi menjadi anak tiri dan diharapkan membawa dampak yang signifikan terhadap perkembangan koperasi. "Latar belakang aturan itu adalah untuk membuka akses yang lebih besar serta memperkuat sumber dana keuangan koperasi, sehingga koperasi lebih mandiri dan kuat proteksinya," jelas menteri dari Partai Demokrat itu. Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Setyo Heryanto ikut berkomentar. "Dulu sebelum masuk undang-undang, lembaga penjamin simpanan anggota koperasi masih disebut wacana. Sekarang kan sudah ada aturan yang jelas, nah nanti kan pembentukannya melalui peraturan pemerintah, kita lagi susun itu dulu," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin. Ditanya kapan lembaga ini akan direalisasikan, Setyo malah meminta anggota koperasi bersabar. Alasannya, perlu proses cukup panjang untuk merealisasikan hal tersebut. Sebab, saat ini yang dilakukan Kementerian baru sebatas sosialisasi. Namun Setyo menambahkan, untuk menjadi peserta penjaminan tidak otomatis. Salah satu syaratnya, sistem di koperasi harus dibenahi dan koperasi harus mesti mulai menerapkan manajemen risiko supaya tingkat risikonya itu predictable. "Masih ada proses yang cukup panjang, maksimal tahun 2014. Yang pasti ini sudah jadi fokus pemerintah, bahwa ada amanat membentuk lembaga penjamin simpanan khusus koperasi simpan pinjam. Artinya, masyarakat tidak perlu lagi khawatir, sebab ke depan ada jaminan untuk mereka (anggota koperasi)," jelas Setyo 3.2 SATGAS PENGAWAS KOPERASI DIBENTUK Kementerian Koperasi dan UKM mengukuhkan tim satuan tugas pengawas koperasi guna menutup sisi lemah pengawasan sebelum lembaga tersebut dibentuk. Meliadi Sembiring, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan Satgas akan mengawasi operasional seluruh koperasi simpan pinjam (KSP) di seluruh Indonesia. Namun, pada pekan ini pengukuhan Satgas Lembaga Pengawasan Koperasi (LPK-KSP) baru untuk 10 provinsi. Tim Satgas ini merupakan cikal bakal LPK-KSP dan sementara ini bekerja pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Mereka sudah dibekali pemahaman tentang pengawasan melalui bimbingan teknis. Setiap tim terdiri dari lima personel," ujarnya di Jakarta, Rabu (7/11). Dia memperkirakan pengoperasian Satgas kemungkinan hingga 2 tahun ke depan, sebelum pemerintah secara resmi mendirikan LPK-KSP. Meski masih berstatus Satgas, dia berharap bisa bekerja optimal menjalankan tugas dan fungsinya. Satgas tersebut diharapkan mampu menekan penyalahgunaan wewenang atau kinerja koperasi simpan pinjam yang secara umum belum 9. mematuhi ketentuan. "Setelah pengukuhan Tim Satgas LPK-KSP untuk 10 provinsi diresmikan, selan-jutnya akan menyusul pengukuhan tim sama ke provinsi lain sehingga akhirnya bisa mencapai seluruh provinsi Indonesia," ujar Meliadi. Asisten Deputi Urusan Pengembangan dan Pengendalian Simpan Pinjam Kementerian Koperasi dan UKM Rosdiana Victoria Sipayung menjelaskan kehadiran lembaga pengawasan tersebut menjadi vital untuk meningkalkan kinerja KSP secara riil. "Pengawasan KSP selama ini kurang optimal, sehingga sering terjadi penyalahgunaan wewenang atau penyimpangan. Misalnya tidak memenuhi prosedur yang telah ditetapkan untuk membuka kantor cabang dan kantor cabang pembantu," tuturnya. Melalui Undang-Undang Perkoperasian terbaru menggantikan Undang-Undang Koperasi No.25/1992, izin pendirian KSP harus mendapat izin dari menteri Koperasi dan UKM. Jika pendiriannya melanggar peraturan, akan diberi tindakan tegas. "Langkah pertama yang dilakukan adalah menjatuhkan sanksi berupa pencabutan izin. Jika ditemukan ada tindakan pindana, maka akan diselesaikan secara hukum. Tindakan seperti ini yang kerap tidak dijatuhkan kepada KSP meski melakukan pelanggaran operasional." Ujarnya. 3.3 SOLUSI PERMASALAHAN YANG DI TAWARKAN KOPERASI Permasalahan korupsi yang terjadi dikoperasi kebanyakan disebabkan oleh tindakan kepengurusan yang kurang professional, serta kurannya keterbukaan dan kerja sama antar anggota yang terdapat dalam koperasi. Untuk mengatasi permasalhan tersebut maka diperlukan penindakan yang tegas terhadap kepengurusan koperasi dengan cara mengadakan pengawasan secara berkalaterhadap pengurus dan anggota koperasi. Selain itu diperlukan juga kepengurusan yang professional. Kepungurusan professional adalah pengurus yang memiliki keahlian yang nyata serta jiwa yang aktif, kreatif, dan bertanggung jawab. Meninjau dari permasalahan yang terjadi maka solusi yang tepat dalam menangani kasus ini yaitu : 1. Membentuk badan pengawas yang mengawasi segala aktifitas dan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan kepengurusan dan anggota. 2. Menyeleksi setiap anggota dan pengurus yang akan bergabung dalam koperasi. 3. Memberikan pelatihan secara moral dan nyata tentang profesionalitas pengurus koperasi. 4. Memberi dan selalu menerapkan akan pentingnya kejujuran dan kedisiplinan dalam suatu koperasi. Koperasi, seperti badan usaha lainnya juga perlu melakukan pemeriksaan(auditing). Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan laporan keuangan yangdiperluas dengan aspek lainnya yaitu aspek organisasi, tata laksana, usaha, dan ekonomi diluar laporan keuangan sesuai dengan lingkup perjanjian penugasan.Pemeriksaan koperasi bertujuan untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan koperasi yang sesuai dengan prinsip akuntansiIndonesia yang diterapkan secara konsisten. Selain itu, pemeriksaan ini juga bertujuan untuk memberikan saran perbaikan atas aspek organisasi, tata laksana,usaha dan ekonomi dalam kaitannya dengan pelaksanaan asas dan sendi dasar koperasi.Koperasi juga melakukan sistem pengawasan. Sistem pengawasan intern inidalam rangka pemeriksaan akuntan publik atas laporan keuangan dan dapatdibagi menjadi 2 yaitu :1. Pengawasan administratif yang meliputi tidak terbatas pada organisasi dansemua prosedur serta catatan yang berhubungan dengan proses pengambilankeputusan yang mengarah pada otorisasi manajemen atas suatu transaksi.Otorisasi 10. ini suatu fungsi manajemen yang secara langsung berhubungan dengan pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan organisasi dan merupakan titik pangkal dari penyelenggaraan pengawasan akuntansi terhadap transaksi.2. Pengawasan akuntansi meliputi organisasi, semua prosedur dan catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan, serta dapat dipercayainyacatatan keuangan. Karena itu, pengawasan ini harus disusun sedemikian rupa,sehingga memberi jaminan yang memadai bahwa :a. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi manajemen, baik yang bersifatumum mapun yang khusus. b. Transaksi dibukukan sedemikian rupa, sehingga ;1. memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan PrinsipAkuntansi Indonesia atau kriteria lain yang berlaku bagi laporan keuangan dan2. untuk menyelenggarakan pertanggungan jawaban atas aktivitas perusahaan.c. Setiap kegiatan yang berkenaan dengan aktiva hanya diperkenankan apabilasesuai dengan otorisasi manajemen.d. Pertanggungjawaban pencatatan akuntansi biaya dibandingkan dengan aktivayang ada dalam selang waktu yang wajar dan bila ada selisih diambil tindakan penyelesaian yang tepat BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah : v Koperasi berarti bekerja sama, sehingga setiap bentuk kerja sama dapat disebut koperasi. v Koperasi yang menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha (single purpose cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi serba usaha (multi purpose cooperative). v Prinsip koperasi adalah suatu system ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. v Selama ini ditemukan beberapa kasus dugaan korupsi dalam koperasi, yaitu kasus yang terjadi dalam Koperasi Karangasem Membangun dan Kasus Koperasi NPI. v Permasalahan korupsi yang terjadi dikoperasi kebanyakan yang terjadi karena tindakan kepengurusan yang kurang professional. v Kepungurusan professional adalah pengurus yang memiliki keahlian yang nyata serta jiwa yang aktif, kreatif, dan bertanggung jawab. v Adanya dorongan dari pemerintah baik dari setiap lini bagian yang vital dalam perkoperasian yang ada di Indonesia ini. 11. DAFTAR PUSTAKA http://julfahmi25.blogspot.com/2012/09/makalah-koperasi-dan-ukm.html http://makalahpendidikanunmura.blogspot.com/2013/03/makalah-ukm-dan-koperasi.html http://dininurhayati92.blogspot.com/2013/01/sumber-dan-modal-koperasi-evaluasi_3.html