URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

53
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM Disajikan oleh: Amzar Habibi (03) Dwi Rahma R. A. (14) Nur Aziz F (29) Arief Kuswanadji (04)Danang Indra K (08) Risti Nur V. T. (33) Breznev A. S. (06) M. Arifin (28) Sandy Nugroho S (34)

Transcript of URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Page 1: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

URGENSI NERACASUMBER DAYA

ALAM

Disajikan oleh:

Amzar Habibi (03) Dwi Rahma R. A. (14) Nur Aziz F (29)

Arief Kuswanadji (04) Danang Indra K (08) Risti Nur V. T. (33)

Breznev A. S. (06) M. Arifin (28) Sandy Nugroho S (34)

Page 2: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Tahukah Teman-Teman?

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau sekaligus sebagai

negara terluas ke-7 didunia.

Page 3: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km² dengan total luas negara 5.193.250 km² (mencakup daratan dan lautan).

Page 4: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

UUD 1945

Pasal 33 Ayat (2)“Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.”

Pasal 33 Ayat (3)“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat.”

Page 5: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Putusan MK dalam perkara judicial review atas UU Migas 2001

“... pengertian “dikuasai oleh negara” haruslah diartikan mencakup makna penguasaan oleh negara dalam arti luas yang bersumber dan diturunkan dari konsep kedaulatan rakyat Indonesia atas segala sumber kekayaan “bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya”

Page 6: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Implikasi Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945

1. Kekayaan Negara yang terkandung diatas bumi (tanah) berupa hutan dikelola oleh Kementerian Kehutanan berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 167, sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 86 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412).

2. Kekayaan Negara yang terkandung di dalam ruang angkasa (diatas tanah dan air) berupa ruang udara/angkasa dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan informasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit.

Page 7: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Implikasi Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945

3. Kekayaan Negara yang berupa laut dengan segala isinya dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan (sudah dirubah dengan UU No.45 tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No.31 tahun 2004 tentang Perikanan).

4. Kekayaan Negara yang terkandung didalam tubuh bumi (dibawah tanah dan air) dikelola oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Terdapat beberapa undang-undang terkait dengan kekayaan negara yang dikelola oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, antara lain: Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara; Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi; Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi; Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Page 8: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Neraca Sumber Daya Alam

Timbangan yang disusun untuk mengetahui entitas awal sumber daya Alam yang dinyatakan dalam aktiva, dan

pemanfaatannya yang dinyatakan dalam pasiva dan saldo akhir cadangan SDA dalam periode tertentu.

Page 9: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Klasifikasi Neraca Sumber Daya Alam

1. Neraca FisikMendapatkan gambaran arus barang lingkungan ke dalam penggunaan ekonomi, merekam perubahan yang terjadi selama periode perhitungan 2. Neraca MoneterMenyajikan nilai moneter sumber daya alam setelah melalui perhitungan dan cara-cara penilaian yang disepakati baik untuk neraca sumber daya alam yang diambil dari dalam tanah (mineral), dan di atas tanah (hutan), serta degradasi lingkungan yang ditimbulkannya.

Page 10: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

MANFAAT NERACA SUMBER DAYA ALAM

Page 11: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Manfaat Neraca SDA

1. Mengamankan kekayaan Negara di perbatasan2. Menampilkan kekayaan Negara secara utuh 3. Memanfaatkan kekayaan Negara secara optimal4. Perencanaan pembangunan memperhatikan potensi SDA

yg ada5. Pemetaan kekayaan negara

Page 12: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Kenapa Butuh Neraca?

1. Neraca menampilkan posisi keuangan2. Dengan mengetahui posisi keuangan dapat mengambil

kebijakan2 yang lebih sesuai dengan keadaan3. Kebijakan yang diambil lebih maksimal

Page 13: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Kenapa Harus Sekarang?

1. Wilayah Indonesia yg luas dengan kondisi geografis yang beragam menyimpan kekayaan yang belum terinventarisasi

2. Menuju dunia global (saat ini baru MEA) perlu pengamanan lebih atas kekayaan yang ada

3. Pengelolaan kekayaan Negara SDA masih sektoral

Page 14: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

KETIDAKTERSEDIAAN NERACA SDA

Page 15: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Mengapa belum terdapat Neraca Sumber Daya Alam?

1. Belum ada inventarisasi SDA secara menyeluruh dan terkodinasi

2. Penyusunan Neraca SDA seharusnya didasarkan untuk Pembangunan Berkelanjutan

3. Permasalahan teknis dan politis terkait pengelolaan SDA dan penyusunan Neraca SDA

4. Permasalahan/Kendala dalam penyusunan

Page 16: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Belum ada inventarisasi SDA secara menyeluruh dan terkodinasi• Kegiatan inventarisasi SDA adalah salah satu aktivitas untuk mengetahui

data dan informasi mengenai jenis, potensi dan sebaran SDA di suatu daerah tertentu.

• Keterbatasan data SDA di suatu wilayah/ekosistem dan perbedaan kharakteristik wilayah/ekosistem menyulitkan untuk menghitung valuasi sumber daya.

• Ketersediaan data dan informasi mengenai keberadaan SDA tersebut sangat diperlukan sebagai bahan input bagi perencana didalam mengelola SDA demi terjaminnya pembangunan daerah secara berkelanjutan.

• Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat mengenai jenis, potensi dan sebaran SDA tersebut diperlukan kerjasama seluruh dinas/ instansi yang terkait dalam pengelolaan SDA sehingga merupakan suatu kegiatan yang terpadu.

Page 17: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Penyusunan Neraca SDA seharusnya didasarkan untuk Pembangunan Berkelanjutan• Belum adanya pandangan maupun paradigma yang mempertimbangkan

indikator lingkungan ke dalam pembangunan berkelanjutan, padahal Sekitar 24.8% dari total GDP (2012) berasal dari pendapatan sumber daya alam seperti kehutanan, pertanian, tambang dan energi serta perikanan dan kelautan

• Sampai dengan saat ini Neraca SDA masih dalam taraf kajian dan belum menjadi pertimbangan dalam penentuan prioritas pembangunan sektoral.

• Pengabungan sistem akuntansi nasional dan lingkungan nantinya dapat digunakan untuk pendataan dua aspek penting dalam kebijakan ekonomi, pertama, keberlanjutan dari pertumbuhan ekonomi serta kedua, penyimpangan struktur ekonomi yang disebabkan oleh pola produksi dan konsumsi yang tidak memperhatikan aspek lingkungan.

Page 18: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Permasalahan teknis dan politis terkait pengelolaan SDA dan

penyusunan Neraca SDA• Belum ada ketentuan yang mengatur penyusunan Neraca SDA dalam skala

nasional. Sampai dengan saat ini Neraca SDA masih dalam taraf kajian dan belum menjadi pertimbangan dalam penentuan prioritas pembangunan sektoral.

• Upaya penghitungan di masing-masing kementrian saat ini masih terkendala perbedaan kebiasaan dan mindset masing lembaga serta tidak adanya sinkronisasi koordinasi.

• Penyusunan Neraca SDA perlu memperhatikan kondisi SDA yang kemungkinan melewati batas administrasi daerah sinergi secara nasional

• di Indonesia tujuan dari implementasi Neraca SDA kelihatannya belum dibahas secara mendalam sehingga masih belum ada satu visi tentang Neraca SDA

• Belum terdapat dorongan koordinasi melalui alokasi anggaran (DPR) untuk penyusunan Neraca SDA. Dengan dukungan tersebut, efektivitas penyusunan neraca sumber daya alam tentu akan meningkat

Page 19: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

KENDALA DALAM PENYUSUNAN NERACA SDA

Page 20: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Kendala

SDM Luas Wilayah

Keuangan Teknologi

Koordinasi Pasca-penyusunan

Page 21: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

SDM

Jumlah SDM belum mencukupi

Kemampuan dalam pengukuran nilai aset belum

mumpuni

Sebaran SDM yang belum merata

Page 22: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Teknologi

Belum didukung teknologi yang canggih

Page 23: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Keuangan

Butuh alokasi dana yang cukup untuk membiayai SDM

dan teknologi

Page 24: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Luas Wilaya

hIndonesia merupakan negara

kepulauan dan negara kelautan yang sangat luasBanyak daerah yang belum

terjangkau

5.193.250

km² !!!

Page 25: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Koordinasi

Melibatkan berbagai instansi, kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah

Dilakukan secara sektoral

Page 26: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Pasca-penyusun

anPemanfaatan aset potensial dan neraca SDA

Pemeliharaan dan penatausahaan

Pengawasan dan Penertiban

Page 27: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Opini/ Pendapat tentang Contoh “Best Practice” pada Negara Norwegia

Mengacu pada jurnal:

“Natural Resource Accounting – The Norwegian Approach”

Page 28: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Penampakan Cover Jurnal

Page 29: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Principles & Structure of Norwegian Resource Account

Natural resources are classified in two groups:• 1. Material resources - resources which can be extracted or

harvested from the nature.Accounts for such resources are denoted material

accounts.• 2. Environmental resources - resources on which possibilities for

life and production are dependent. Accounts for such resources have in Norway been denoted environmental accounts.

The Norwegian resource accounts are mainly material accounts.

Page 30: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Resource Accounting and Environmental Indicators

Page 31: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Table 1. Crude Oil

Page 32: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Table 2. Forest

Page 33: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Table 3. Energy

Page 34: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Table 4. Emissions

Page 35: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Skema Control Policies (for example)

Page 36: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Conclusion Briefly outlined = diuraikan secara singkat Accounting table & economy analysis sudah ditampilkan dan

disajikan bagi para user The analysis information has facilitated to introduction of

environmental concerns in the government planning procces inn Norway.;

Norway resources account “ are kept in” physical units

Monetary Valuation & the environment analysis based NOT accounting scheme

Page 37: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

SEEA & Best Practices NRA

Page 38: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Natural Resources Account

Natural Resources Account

A physical Measure

Valuation

Environmental Account

Monetary Measure

Page 39: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

System of Environmental and Economic Account

Environmetal Account

Stock Flow- Physical - Physical

account account

Valuation of physical flow account (Rp)

Valuation of physical stock account (Rp)

Indicators developed and integrated with

natural resources account

Some valuation

information

Linkage to System of

National Accounts

Satellite accounts

Environmentally Adjusted GDP

Page 40: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

SEEA Asset Classification

Page 41: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

SNA VS SEEASNA SEEA

AN.1. Produced Asset Produced AssetAN.11 Fixed Assets Fixed AssetsAN. 1114 Cultivated Assets Cultivated AssetsAN.12 Inventories InventoriesAN. 1221 WIP on Cultivated Assets WIP on Cultivated Assets

AN.2 Non Produced Asset Non Produced AssetAN.21 Tangible non-produced asset Tangible non-produced asset

AN.211 Land, including associated water surfaces

Land, including ecosystem

AN.212 Suboil assets Suboil assetsAN.213 Non-cultivated biological

resourcesWild Biota

AN.214 Water resources Water Air

Page 42: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

RESUME : Accounting Entries for Different Type of Environmental Assets

Mineral & Energy Resources

Soil Resources

Water Resources

Biological Resources Land & Surface Water

Ecosystem

Cultivated Non Cultivated

END OF YEAR STOCKS

YES YES YES YES

Increase

Economic Causes

Discoveries Discovery of Aquifer

Land Improvement

Natural Causes

Addition Growth Growth, Natural Extension

YES

Decrease

Economic Causes

Extraction Abstraction Harvesting, Thinning

Harvesting YES

Natural Causes

Deduction Natural death

Natural Death

YES

Catastrophic losses

YES YES YES YES YES

Reclassification

Possible Reserve to proven

Non-Economic to Economic

To/from Non Cultivated

To/from Non Cultivated

From one land category to another

Quality Change

YES YES YES YES YES

Page 43: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
Page 44: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
Page 45: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
Page 46: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Opini Kelompok Terkait Urgensi NSDA

Page 47: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Birokrasi• Perlu adanya kesamaan persepsi antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah tentang pentingnya NSDA• Sinergi yang baik antara instansi-instansi yang berwenang untuk

mengurusi penilaian asset dan penyusunan NSDA• Penyediaan pendanaan yang cukup untuk proses pendataan,

penilaian asset sampai dengan penyusunan NSDA• Penyusunan program pendataan dan penilaian asset secara sektoral

melibatkan Pemerintah Daerah

Page 48: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Peraturan / Dasar Hukum

• Penyusunan aturan yang berkekuatan hukum untuk melandasi berlakunya penyusunan NSDA• Penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan

penyusunan aturan mengenai NSDA dan aturan pelaksanaannya• Penyusunan peraturan melibatkan pihak-pihak yang kompeten di

bidang masing-masing (penilaian asset, teknologi, anggaran, dsb)

Page 49: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Sumber Daya Manusia

• Perekrutan / penggunaan jasa personel/pihak ketiga yang berkeahlian di bidang pendataan, penilaian asset SDA, dan pemrograman sistem informasi asset SDA• Pendidikan dan pelatihan bagi SDM Pusat maupun daerah dalam hal

pendataan, penilaian, dan penggunaan sistem informasi asset SDA

Page 50: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Teknologi

• Bekerja sama dengan badan-badan teknologi nasional (BBPT, Badan Informasi Geospasial, dsb) untuk mengembangkan sistem penginderaan jarak jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menginderakan potensi asset SDA di seluruh wilayah Indonesia

Page 51: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Pemanfaatan / Eksploitasi

SDA Habis Pakai

1. Penghematan pengggunaan sendiri

2. Dijual dengan nilai ekonomis yang menguntungkan

3. Eksplorasi intensif4. Mencari SDA alternatif

SDA yang Dapat Diperbaharui

1. Eksploitasi dengan tetap memperhatikan kelangsungan alam

2. Konversi lahan/ekstensifikasi yang berwawasan lingkungan

3. Pengembangan teknologi4. Integrasi tata ruang wilayah

daerah dan nasional

Page 52: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

KESIMPULAN

Page 53: URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM

Kesimpulan

1. Sampai saat ini pemerintah belum memiliki Neraca SDA2. Mengingat pentingnya Neraca SDA, maka Neraca SDA ini

harus segera direalisasikan3. Terdapat kendala-kendala yang harus dihadapi untuk dapat

merealisasikan Neraca SDA4. Pemerintah dapat mempelajari hal-hal terkait Neraca SDA

dari negara lain yang telah berhasil menerapkannya5. Diperlukan peraturan khusus yang mengatur tentang Neraca

SDA