Urgency Plan

8
A. Urgency Perencanaan Perencanaan menjadi sangat penting untuk dilakukan dalam karena beberapa hal, diantaranya : 1. Ketidakpastian Masa Depan 2. Keterbatasan Sumber daya 3. Antisipasi Terhadap Bencana 4. Kebutuhan hidup yang meningkat Berdasarkan hal tersebut maka diperlukannya suatu perencanaan khususnya terkait dengan studi yang sedang ditempuh yaitu Rencana Pengembangan Pariwisata. Agar lebih memahami pentingnya sebuah perencanaan dalam perencanaan wilayah dan kota maka menjadikan Kabupaten Kuningan sebagai Studi Kasus. Pariwisata mempunyai peran sangat strategis, baik masa kini maupun masa yang akan datang dan diyakini pula bahwa pariwisata sebagai sumber penggerak ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, serta media dalam menciptakan keharmonisan sosial. Oleh karenanya pengembangan pariwisata telah menjadi bagian yang integral dengan pembangunan daerah maupun nasional. Pengembangan kegiatan pariwisata merupakan sektor yang bersifat multidimensional dan multiinstitusional yang keberhasilannya banyak ditentukan oleh sektor-sektor lain. Dengan demikian dalam menentukan kebijaksanaan pengembangan kegiatan pariwisata perlu diupayakan koordinasi yang erat dan terpadu antara berbagai instansi terkait, baik di daerah maupun di pusat. 1

description

Seminar Teori Perencanaan

Transcript of Urgency Plan

A. Urgency PerencanaanPerencanaan menjadi sangat penting untuk dilakukan dalam karena beberapa hal, diantaranya :1.Ketidakpastian Masa Depan2.Keterbatasan Sumber daya3.Antisipasi Terhadap Bencana4.Kebutuhan hidup yang meningkatBerdasarkan hal tersebut maka diperlukannya suatu perencanaan khususnya terkait dengan studi yang sedang ditempuh yaitu Rencana Pengembangan Pariwisata. Agar lebih memahami pentingnya sebuah perencanaan dalam perencanaan wilayah dan kota maka menjadikan Kabupaten Kuningan sebagai Studi Kasus.Pariwisata mempunyai peran sangat strategis, baik masa kini maupun masa yang akan datang dan diyakini pula bahwa pariwisata sebagai sumber penggerak ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan, pengurangan kemiskinan, serta media dalam menciptakan keharmonisan sosial. Oleh karenanya pengembangan pariwisata telah menjadi bagian yang integral dengan pembangunan daerah maupun nasional. Pengembangan kegiatan pariwisata merupakan sektor yang bersifat multidimensional dan multiinstitusional yang keberhasilannya banyak ditentukan oleh sektor-sektor lain. Dengan demikian dalam menentukan kebijaksanaan pengembangan kegiatan pariwisata perlu diupayakan koordinasi yang erat dan terpadu antara berbagai instansi terkait, baik di daerah maupun di pusat.Untuk mencapai tujuan dan sasaran pengembangan kepariwisataan sebagaimana yang diharapkan adalah dengan menyusun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA). Berikut adalah data obyek wisata yang ada di Kabupaten Kuningan :

Tabel 3.1Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten KuninganSumber : Disparbud, 2006

Tabel 2Objek dan Daya Tarik Wisata Dalam Tahap Eksplorasi Sumber : Disparbud, 2006Beberapa hal yang penting untuk direncanakan di Kabupaten Kuningan terkait penjelasan beberapa hal di atas, diantaranya :1. Ketidakpastian Masa DepanPengembangan pariwisata di Kabupaten Kuningan direncanakan dan dikembangkan secara ramah lingkungan dengan tidak menghabiskan atau merusak sumber daya alam dan sosial, tetapi dipertahankan untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Pembangunan pariwisata Kabupaten Kuningan yang berkelanjutan berprinsip pada terjaminnya keberkelanjutan sumber daya pendukung pembangunan pariwisata yang terintegrasi dengan lingkungan alam budaya, dan manusia. Untuk itu pengembangan pariwisata Kabupaten Kuningan memperhatikan daya dukung suatu ekosistem dalam menampung komponen biotik (makhluk hidup) yang terkandung di dalamnya, termasuk memperhitungkan faktor lingkungan dan faktor lainnya yang berperan di dalam yang sangat bervariasi dan selalu bergantung pada tingkat pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia.2. Keterbatasan Sumber Daya Sarana dan PrasaranaPemenuhan kebutuhan akan prasarana pariwisata meliputi penyediaan jaringan jalan, air bersih, listrik, telepon dan lainnya. Pemenuhan kebutuhan akan sarana pariwisata meliputi akomodasi seperti hotel bintang, hotel melati, restoran/rumah makan dan lainnya, merupakan persyaratan yang penting dalam pengembangan pariwisata, karena dengan prasarana yang memadai akan membeikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kuningan.Pada umumnya prasarana jaringan jalan menuju objek-objek wisata di Kabupaten Kuningan ini relatif cukup dan perlu dipikirkan untuk rencana pengembangan jaringan jalan guna meningkatkan aksesibilityas yang baik menuju objek-objek wisata.Air bersih pada umumnya tersedia dimasing-masing objek dan daya tarik wisata. namun demikian., perlu ditingkatkan terutama fasilitas lingkungan. Jaringan listrik pada umumnya sudah masuk keseluruh kecamatan di Kabupaten Kuningan, demikian pula ke objek dan daya tarik wisata yang ada.. Begitupula halnya dengan jaringan telekominikasi sudah terdapat diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kuningan.Dengan demikian perlu mendapat perhatian dalam hal prasarana pariwisata tersebut adalah penataan lingkungan objek-objek dan daya tarik wisata. Penataan lingkungan tersebut perlu mendapat perhatian, khususnya dari penduduk atau masyarakat setempat.Saat ini profil kunjungan wisatawan ke Kuningan, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pada umumnya berkisar pada berekreasi, ziarah dan lain-lain, untuk itu tingkat kebutuhan kamar bagi wisatawan tidak terlalu mendesak mengingat ketersediaan jumlah kamar hotel maupun penginapan yang ada telah mencukupi. Untuk itu yang perlu diprediksikan adalah lama tinggal wisatawan dan ingkat hunian kamar saat sekarang. Sumber Daya ManusiaKeberadaan sumber daya manusia dalam pengembangan pariwisata sangat besar, dimana suatu objek dan daya tarik wisata bukan hanya tidak dapat berkembang bahkan bisa dilupakan orang. Hal ini dapat disebabkan oleh lemahnya sumber daya pengelolaan ODTW tersebut.Sumber daya manusia pariwisata pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :1) Kalangan aparat atau pemerintah.2) Kalangan tenaga kerja atau usaha pariwisata.3) Kalangan masyarakat khususnya sekitar objek dan daya tarik wisata.Terdapat pemerintah yang secara langsung menangani pariwisata dan ada pula aparat yang tidak langsung menunjang pengembangan pariwisata. Peningkatan SDM untuk aparat pemerintah yang menangani secara langsung pengelolaan pariwisata, maka perlu dilakukan diklat penjenjangan atau diklat teknis fungsional. Sedangkan untuk aparat penunjang tidak langsung dilakukan diklat kepariwisataan yang bersifat penyuluhan, peningkatan sadar wisata dan citra pariwisata.Tenaga kerja usaha pariwisata di kabupaten sumedang pada umumnya pada usaha akomodasi dan rumah makan, untuk usaha rekreasi dan hiburan umum serta objek dan daya tarik wisata sangat kecil. Untuk meningkatkan kualitas SDM pariwisata khususnya dikalngan usaha pariwisata sebagai ujung tombak keperiwisataan sumedang maka direncanakan kegiatan pendidikan dan latihan yang bersifat penyegaran, pemantapan dan pengembangan berupa :1) Kegiatan dilat pemantapan dapat dilakukan pada kalangan pinpinan tingkat menengah yang dititik beratkan pada peningkatan wawasan wisata.2) Kegiatan diklat pengembangan dapat dilakukan pada kalangan pimpinan tingkat bawah dan dititik beratkan pada praktek kerja lapangan.3. Antisipasi BencanaDalam pengembangan pariwisata setiap pengelola obyek wisata selalu menginginkan tempat wisata untuk menyedot wisatawan baik domestik maupun internasional, tetapi ada hal-hal yang harus diperhitungkan karena apabila suatu obyek wisata terlalu padat, maka bisa menyebabkan hilangnya kenyamanan bagi penduduk setempat dan membuat masyarakat setempat menjadi tidak nyaman dan pada akhirnya akan terbentuk garis batas antara penduduk lokal setempat dengan wisatawan yang terlalu banyak.Karena ingin menyuguhkan sesuatu yang di inginkan wisatawan, tanpa di sadari mereka sudah terlalu mengkomersialkan budaya mereka sehingga tanpa sadar mereka telah mengurangi dan mengubah sesuatu yang khas dari adat mereka atau bahkan mengurangi nilai suatu budaya yang seharusnya bernilai religius. Contoh : upacaraAgama yang seharusnya dilakukan dengan khidmat dan khusyuk, tetapi untuk menyuguhkan apa yang diingini oleh wisatawan maka mereka mengkomersialkan upacara tersebut untuk wisatawan sehingga upacara agama yang dulunya khidmat dan khusyuk makin lama makin berkurang. Yang ke 2 adanya kesalahpahaman dalam hal berkomunikasi, budaya, dan nilai agama yang dapat mengakibatkan sebuah konflik. Dengan adanya hal-hal demikian dirasa perlu dipertimbangkan kembali dalam rencana pengembangan obyek wisata di Kabupaten Kuningan.Oleh Karena itu, perlunya antisipasi terhadap hal tersebut, hal ini dapat direncanakan oleh pemerintah bekerjasama dengan masyarakat ataupun swasta, agar kondisi tersebut dapat diantisipasi untuk mengurangi kerugian yang mungkin terjadi akibat adanya kesalahan dalam mengkomersilkan budatya tersebut.4. Kebutuhan Hidup yang MeningkatRencana pengembangan obyek wisaya di Kabupaten Kuningan membuka lapangan pekerjaan yang baru untuk komunitas lokal, baik itu sebagai pegawai bagian kebersihan, kemananan, ataupun yang lainnya yang sesuai dengan kemampuan, skill dari masyarakat sekitar yang bisa dipergunakan, atau dengan berjualan, seperti : makanan, minuman atau voucher hp di sekitar PIM sehingga masyarakat lokal bisa mendapatkan peningkatan taraf hidup yang layak.Selain untuk masyarakat lokal, dampak ekonomi juga akan berpengaruh bagi pemerintah daerah yang akan mendapatkan pendapatan dari pajak. Sedangkan dampak ekonomi yang tidak langsung adalah kemajuan pemikiran akan pengembangan suatu obyek wisata, adanya emansipasi wanita sehingga wanita pun bisa bekerja. Suatu pengembangan obyek wisata apabila diatur, ditata dan dipantau dengan baik tidak akan menghasilkan dampak negatif bagi sektor ekonominya, tetapi apabila tidak dilakukan, diatur, ditata dengan baik maka akan menimbulkan kerugian baik bagi pihak pengembang obyek itu sendiri maupun pihak komunitas lokal daerah setempat.B. Proritas PerencanaanBerdasarkan beberapa uraian diatas maka prioritas perencanaan utama adalah rencana pengembangan pariwisata, karena pembangunan wisata Kabupaten Kuningan menjadi salah satu alat dalam menyeimbangkan pertumbuhan antar wilayah Kabupaten Kuningan. Pertumbuhan Kabupaten Kuningan perlu disebarkan ke setiap daerah untuk mendorong pembangunan dan tidak hanya terkonsentrasi di satu tempat.1