Upaya pengobatan

91
SEKSI VIII UPAYA PENGOBATAN BAB I - PENGERTIAN Upaya Pengobatan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menghentikan proses perjalanan suatu penyakit pada seseorang, sehingga penderitaannya dapat hilang. Diagnosa adalah segala bentuk prosedur kesehatan untuk mengenal penyakit yang ada pada seseorang. BAB II - TUJUAN Tujuan umum : Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di indonesia Tujuan Khusus : a. Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang b. Mengurangi penderitaan karena sakit c. Mencegah dan mengurangi kecacatan d. Meneruskan penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu

description

21 upaya pokok puskesmas

Transcript of Upaya pengobatan

Page 1: Upaya pengobatan

SEKSI VIII

UPAYA PENGOBATAN

BAB I - PENGERTIAN

Upaya Pengobatan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk

menghentikan proses perjalanan suatu penyakit pada seseorang, sehingga

penderitaannya dapat hilang.

Diagnosa adalah segala bentuk prosedur kesehatan untuk mengenal penyakit yang

ada pada seseorang.

BAB II - TUJUAN

Tujuan umum :

Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di indonesia

Tujuan Khusus :

a. Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang

b. Mengurangi penderitaan karena sakit

c. Mencegah dan mengurangi kecacatan

d. Meneruskan penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila

perlu

BAB III - KEGIATAN

Agar tujuan upaya pelayanan pengobatan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya,

ditempuh kegiatan :

• Melakukan diagnosa sedini mungkin yaitu dengan menelusuri riwayat penyakit,

mengadakan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan kemudian

membuat suatu diagnose.

• Melaksanakan tindakan pengobatan

Page 2: Upaya pengobatan

• Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berbentuk:

– Rujukan diagnostik,

– Rujukan pengobatan atau rehabilitasi

– Rujukan lain

BAB IV - KEGIATAN PENGOBATAN DI PUSKESMAS

1. Metoda pengenalan penyakit (diagnosa dan pengobatannya)

a. Mendapatkan riwayat penyakit pasien dengan lengkap

b. Pemeriksaan fisik secara sistematis

c. Cara menggunakan peta pemeriksaan badan :

- Peta pemeriksaan dipasang di tempat yang mudah dilihat

- Pada tiap peta ditunjukan cara pemeriksaannya diikuti kelainan

yang perlu dicari pemeriksa

- Tiap kesalahan yang ditemukan diberikan tanda sebagai gejala

yang mungkin ada di penyakit tertentu

- Catat semua kelainan yang ditemukan, tanya penderita bila perlu

tentang hal yang bertalian dengannya

- Tentukan perkiraan diagnosa tersering dari hasil anamnesis dan

pemeriksaan

d. Pemeriksaaan laboratorium

2. Pengobatan

a. Cara penggunaan tabel referensi untuk pengobatan

1. Lihat tabel referensi yang tepat

2. Bandingkan penemuan pemeriksaan

Page 3: Upaya pengobatan

3. Apabila dalam banyak hal adalah sama, maka dianggap

kemungkinan diagnosa adalah benar, penderita diobati seperti yang

dianjurkan

4. Perlu disadari bahwa penderita mungkin memiliki lebih dari satu

penyakit, hingga mungkin perlu menggunakan lebih dari satu tabel

untuk mengobati penderita

b. Pengobatan penderita

1. Tabel 2-12 memuat petunjuk, guna pengobatan, keadaan sakit yang

sering dijumpai:

2. Penting untuk menjelaskan tentang pengobatan kepada penderita

3. Minta penderita mengulangi petunjuk yang telah diberikan

4. Beri pengobatan yang tepat sesuai petunjuk di tabel referensi

5. Ikutilah tata kerja yang benar untuk setiap pengobatan

6. Ikuti petunjuk yang sama apabila memberi pengobatan dirumah

penderita

7. Informasikan masalah yang mungkin menghambat pengobatan

8. Catat hasil pemeriksaan dan pengobatan di kartu pengobatan

c. Pelayanan pengobatan pada kelainan keluhan mata

1. Penegakan diagnosa

2. Pengobatan

3. Pertolongan pertama dalam keadaan darurat (kasus trauma mata)

4. Rujukan (ulkus kornea, glaucoma, katarak dengan penurunan

penglihatan nyata)

Page 4: Upaya pengobatan

3. Rujukan

a. Sistem rujukan

b. Tindak lanjut mengenai penderita yang dikembalikan ke puskesmas

Page 5: Upaya pengobatan
Page 6: Upaya pengobatan
Page 7: Upaya pengobatan
Page 8: Upaya pengobatan
Page 9: Upaya pengobatan
Page 10: Upaya pengobatan
Page 11: Upaya pengobatan
Page 12: Upaya pengobatan
Page 13: Upaya pengobatan
Page 14: Upaya pengobatan
Page 15: Upaya pengobatan
Page 16: Upaya pengobatan
Page 17: Upaya pengobatan
Page 18: Upaya pengobatan
Page 19: Upaya pengobatan
Page 20: Upaya pengobatan
Page 21: Upaya pengobatan
Page 22: Upaya pengobatan
Page 23: Upaya pengobatan
Page 24: Upaya pengobatan
Page 25: Upaya pengobatan
Page 26: Upaya pengobatan
Page 27: Upaya pengobatan

Bab Ill

PERTOLONGAN PERTAMA – TRAUMATOLOGI /

KELUKAAN - KERACUNAN PESTlSlDA

I. PENDAHULUAN

Pertolongan Pertarna - Traumatologi dan Keracunan Pestisida adalah pemberian pengobatan dan perawatan damrat kepada orang yang kelukaan guna pertarna menolong hidupnya dan kedua mencegah kelukaan lebih lanjut atau cacat.

PENAKSIRAN- Langkah pertarna untuk memberikan pengobatan dan perawatan darurat adalah

menaksir keadaan penderita dan kemudian sifat lukanya:= Apakah penderita mudah bemafas ataukah mengalarni kesukaran, ataukah sama sekali tidak bernafas?= Apakah ada tanda perdarahan luar? Dapatkan kepastian, dengan memeriksa sernua bagian tubuhnya.= Apakah penderita dalarn keadaan shock atau ada tanda akan tirnbul shock? (Lihat Shock, 811 04).= Apakah ada tanda perdarahan dalarn? (Lihat Shock, 811 04).= Apakah penderita sadar, tidak sadar, bunelflinglung, atau sukar menjawab pertanyaan?= Apakah ada tanda tulang patah? (Lihat Tulang Patah, Tabel 13, Pertolongan Pertarna pada Kecelakaan dan Kelukaan).= Apakah ada kulit rnemar atau lecet?= Apakah pendapat penderita atau keluarganya tentang sifat luka-lukanya?

- Ada tiga tindakan yang dibutuhkan untuk menyelamatkan kehidupan seseorang. Tindakan-tindakan ini harus dimulai sebelum melakukan tindakan pengobatan/perawatan lainnya atau merujuk penderita. Adapun tindakan-tindakan ini adalah :

= Mernulihkan pernafasan= Memberhentikan perdarahan (luar).= Menanggulangi shock.

MEMULIHKAN PERNAFASAN DENGAN NAFAS BUATAN SECARA MULUT KE MULUT ATAU MULUT KE HIDUNG UNTUK ORANG DEWASA DAN ANAK LEBlH DARI 5 TAHUN- Tidurkanlah penderita telentang diatas permukaan yang keras (lantai, tanah).- Bukalah jalan nafas. Mulut harus dibersihkan dari kotoran, gigi palsu dan sebagainya. Bungkus jari-tengah dan jari-telunjuk saudara dengan kain bersih dan rnasukkan ke dalarn rnulut penderita, dan tariklah lidahnya.- Tengadahkan kepala hingga dagu menunjuk ke atas. Tarik atau dorong rahang ke depan. Tindakan ini akan mernbebaskan jalan pernafasan, karena mernindahkan pangkal lidah dari dinding belakang tenggorokan.- Buka mulut saudara lebar-lebar dan ternpatkan dengan rnantap pada mulut korban. Bersamaan dengan itu pijat atau tutup hidungnya dengan pipi saudara. Atau tutuplah mulut korban dan ternpatkan mulut saudara pada lobang hidungnya. Tiuplah ke dalarn mulut atau hidung korban. (Udara dapat ditiupkan melalui sela-sela gigi, walaupun ini terkancing).

Page 28: Upaya pengobatan

- Dari tiupan pertarna dapat diketahui apakah ada perintang atau tidak.- Angkatlah mulut saudara, dekatkan telinga anda pada rnulut korban untuk rnendengarkan udara mengalir keluar yang mernbuktikan adanya peredaran udara. Ulangilah usaha meniup.- Pada orang dewasa, tiuplah dengan sekuat tenaga kurang-lebih 12 kali pernafasan tiap menit. Pada anak-anak, kerasnya tiupan dikurangi, disesuaikan dengan besarnya anak, dengan kecepatan kurang-lebih 20 kali tiap menit.- Jika tidak ada peredaran udara, selidiki lagi dan betulkan letak kepala dan rahang. Jika masih belum ada peredaran udara, korban cepat dibalik miring, dan pukul keras beberapa kali di punggung antara kedua tulang belikat dengan harapan melepaskan kotoran yang terhisap.- Masukkan lagi jari-jari saudara ke mulut korban dan bersihkan mulut dari benda asing.- Bagi mereka yang tidak rnau mulutnya tersentuh dengan mulut korban, rnaka mulut atau hidung korban dapat ditutup dengan kain dan meniupkan nafas melalui kain. Kain ini tidak banyak mempengaruhi peredaran udara.- Lanjutkan nafas buatan sampai penderita bernafas normal atau dinyatakan mati.

CATATAN: Apabila penderita mengeluarkan darah dari bagian tubuh luar, tindakan untuk memberhentikan perdarahan harus dilakukan bersamaandengan pemberian nafas buatan.

4. TEHNIK MULUT-KE-MULUT UNTUK BAY1 DAN ANAK KEClL- Jika ada benda asing kelihatan dalam mulut, bersihkan segera seperti diuraikan di atas.- Anak ditelentangkan, dengan jari2 kedua tangan doronglah rahang bawah dari bawah belakang hingga menonjol ke muka.- Letakkan mulut saudara pada mulut dan hidung anak, seperti tutup yang tidak bocor, dan tiuplah nafas kedalam anak, dengan tiupan2 pendek. Kecepatannya kurang-lebih 20 kali semenit.

Page 29: Upaya pengobatan

Gambar 5. NAFAS BUATAN.Cara mulut-ke-mulut (mulut-ke-hidung)

Anak harus ditunggingkan sebentar dengan dipegang kakinya atau dibalik di atas lengan, dan dipukul-pukul punggungnya beberapa kali dengan harapan melepas benda yang menutup jalan udara.

5. MENGHENTIKAN PERDARAHAN- Jika perdarahan agak ringan, gunakanlah tekanan langsung pada lukanya dengan menutup luka itu dengan kasa steril atau kain bersih dan memberikan tekanan padanya terus menerus selama 10 - 30 menit. (Lihat Gambar 6, Tekanan Langsung pada Luka). Jika darah itu keluar dari kepala, muka atau anggota, maka meninggikan bagian tubuh yang bersangkutan akan membantu juga. Perban tekanan dapat juga dibalutkan. Janganlah mencoba mengusap darah dari luka, karena ini akan mengganggu pembekuan.

Page 30: Upaya pengobatan

Gambar 6. PERDARAHAN DARl TELAPAK TANGAN, TEKANAN LANGSUNG PADA LUKA

- Jika perdarahan masih berlanjut meskipun diadakan tekanan langsung pada luka, harus digunakan tekanan jari pada tempat-tempat tekanan yang berhubungan. Suatu tempat tekanan adalah dimana arteria utama yang menuju ke bagian yang luka itu berada dekat permukaan kulit dan melalui tulang. (Lihat Gambar 7, Diagram tempat-tempat .tekanan ' yang menunjukkan hubungan dengan arteria dan tulang).

Gambar 7. GAMBAR TEMPAT-TEMPAT TEKANAN YANG MENUNJUKKAN HUSUNGAN DENGAN ARTERIA DAN TULANGdiambil dari "Lippincott's Quick Reference Book for Nurses, 8th Edition"

- Tourniquet (baca turnike), balutputaran, hendaknya hanyalah digunakan untuk perdarahan yang mengancam hidup, apabila tidak dapat dihentikan dengan lain-lain upaya. lnipun hanya terhadap perdarahan arteria yang berat di lengan tungkai.

= Bahan untuk balut putaran hendaknya dari kain dan sedikinya selebar 3-4cm. Janganlah menggunakan tali atau kawat.= Beberapa lapisan kain harus dibalutkan dahulu di tempat dimana balut putaran akan dipasang untuk melindungi kulit dan jaringan.= Untuk perdarahan arteria di lengan, pasanglah balut putaran di tempat sekitar 8 cm di bawah ketiak. (Lihat Gambar 8, Pemasangan balut putar).= Untuk perdarahan arteria di tungkai, pasanglah balut putaran sekiar 8 cm dibawah lipat paha.= Balutkanlah balut putaran sekeliling anggauta dan ikatlah setengah mata. (Lihat Gambar 8, Pemasangan Balut Putar).= Tempatkanlah suatu batang di mata ikatan dan selesaikanlah ikatannya.= Kencangkanlah ikatan dengan memutar batang itu. Balut putaran harus cukup kencang untuk dapat menutup mengalirnya darah arteria, tetapi tidak sebegitu erat sampai melukai kulit jaringan di bawahnya.= Janganlah sekali-kali balut putaran ditutupi, ia harus selalu kelihatan.= Berilah suatu tanda di balut putaran, yang menunjukkan waktu pemasangannya. Janganlah melonggarkan balut puteran.

Page 31: Upaya pengobatan

= Kirimkanlah segera penderiia ke dokter atau rumah-sakit.

6. MENANGGULANGI SYOKSyok bagi penderita kecelakaan biasanya terjadi karena perdarahan yang berat atau kesakitan yang hebat akibat kerusakan jaringan. Oleh karena itu penghentian dan pembidaian (pencangkokan) tulang patah adalah penting dalam pencegahan dan penanggulangan syok (shock).

Gejala-gejala:- Dingin dan kulit basah.

- Pucat dan kebiruan.- Nafas pendek dan cepat.- Denyut nadi cepat, lebih dari 100/menit, lemah atau tidak teraba.- Tekanan darah dibawah 90 rnm Hg sistolik.- Haus.- Gelisah atau takut.- Mungkin kehilangan kesadaran.

Penanggulangan:- Hentikanlah perdarahan.- Bebaskanlah jalan nafas.- Berilah nafas buatan apabila perlu.- Tidurkanlah penderita telentang. Jangan meninggikan kakinya apabila penderita mempunyai luka di kepala atau mengalami kesukaran bernafas.- Jagalah penderita tetap hangat, tetapi jangan sarnpai kepanasan. Badan ditutupi dengan selirnut.

Page 32: Upaya pengobatan

- Jangan diberi minum.- Mulailah pemberian cairan dengan seduhan dalam vena, menggunakan larutan Ringer's Lactated atau 5% glucose dalam rata-rata 100 - 150 tetes (5 - 7 ml) tiap menit, dan kemudian lambat laun dikurangi jika tekanan darah kembali ke 100 Hg sistolik dan denyut nadi kembali normal- Kirimkanlah segera ke dokter atau Rumah Sakit dan Ianjutkan perawatan dalam perjalanan.

7. SYOK ANAFlLAKTlKSyok anafilaktik (SA) yang disebabkan karena pemberian obat secara suntikan dan kadang-kadang per oral, cukup sering terjadi, sehingga sebagian besar dokter pernah mengalami kejadian ini. Pengelolaan penderita dengan SA harus dikerjakan sesederhana mungkin dan perlu dihindarkan penyuntikan "antidote" yang berlebihan.Pada waktu timbulnya gejala-gejala pertama seperti gatal-gatal, muka pucat, pusing (dizzy), kolaps, tekanan darah menurun, dan kadang-kadang muntah yang mungkin disusul dengan denyut jantung yang lemah, maka tindakan yang paling baik ialah sebagai berikut:1. Tidurkanlah penderita segera.2. Suntikan segera adrenalin 1 O/oo sebanyak 0,25 - 0,30 ml secara I.M.Teoritis hal ini lebih cepat bekerjanya dari pada suntikan S.C. karena pada penurunan tekanan darah vaskularisasi daerah kulit sangat defisien. Hindarkaniah penggunaan adrenalin 1 % lebih dari 0,4-0,5 ml, dan sekali-kali jangan memberi sebanyak 0,1 ml. Pemberian adrenalin berlebihan ini dapat menlmbtllkan reaksi paradeksal dimana komponen beta dari adrenalin yang bersifat vasodilatasi terhadap pembuluh darah otot skelet dapat menjadi dominan, sehingga dapat memperburuk keadaan tekanan darah.3. Bila tekanan darah tidak terukur perlu diberi adrenalin 0,3 m intrakardial.4. Sediakanlah ganjal (balok kayu) tempat tidur setinggi 15 cm dan taruhlah di bawah kaki tempat tidur di bagian kaki, sehingga tercapai sikap Trendelenburg (Kaki terletak lebih tinggi dari kepala).5. Tekanan darah segera dimonitor.6. Suntikan adrenalin 0,25-0,30 mi perlu diulangi beberapa kali setiap kira-kira 7-10 menit, bila tekanan darah sistolik belum mencapai 90-1 00 mm Hg, dan bila frekuensi jantung masih belum melebihi kira-kira 90lmenit. Umumnya rnengatasi AS diperlukan kira-kira 1-4 suntikan adrenalin 'a 0,25-0,30 ml.7. Hydrocortisone I.M. atau Deksamethasone I.M.1I.V. boleh diberikan, namun manfaatnya tidak dapat menggantikan adrenalin.8. Pemberian antihistamin I.M. tidak efekt~df an tidak dianjurkan.9. Mengirimkan penderita ke Rumah Sakit dalam keadaan gawat tidak bijaksana, karena ia dapat meninggal di perjalanan. Bila hal ini dikerjakan juga, harus dikawal oleh doMer sendiri dalam sikap Trendelenburg dan disediakan adrenalin. Penderita sama sekali tidak boleh diangkut dalam posisi duduk.10. lnfus dengan dekstran atau gararn fa'al merupakan tindakan sekunder yang mtingkin dapat memberi komplikasi bila sirkulasi darah pulih kembali, terutarna pada penderita yang lanjut usia.1 1. Bila tekanan darah sistolik telah mencapa190-100 mm Hg penyuntikan ulang adrenalin tidak perlu dilakukan terlalu cepat, tetapi sebaiknya diobservasikan dahulu.12. Penderita jangan disuruh pulang terlalu cepat. Sebelum diperbolehkan duduk, berd~ri dan berjalan perlu diobservasi dengan seksama dan dilakukan bertahap.

8. PENGOBATAN LUKA PENDERITA

Page 33: Upaya pengobatan

Tabel 13, Pertolongan Darurat pada Kecelakaan dan Kelukaan, pada halaman berikut ini, memberi garis-garis besar tentang pertolongan kecelakaan yang biasanya menimpa orang dewasa.-

Page 34: Upaya pengobatan
Page 35: Upaya pengobatan
Page 36: Upaya pengobatan
Page 37: Upaya pengobatan
Page 38: Upaya pengobatan
Page 39: Upaya pengobatan
Page 40: Upaya pengobatan
Page 41: Upaya pengobatan
Page 42: Upaya pengobatan
Page 43: Upaya pengobatan
Page 44: Upaya pengobatan
Page 45: Upaya pengobatan
Page 46: Upaya pengobatan
Page 47: Upaya pengobatan
Page 48: Upaya pengobatan

9. PERTOLONGAN PADA KERACUNAN PESTlSlDAPendahuluan :Di Indonesia digunakan berbagai jenis pestisida, tetapi dalam pedoman ini hanya akan dibicarakan jenis-jenis pestisida yang paling banyak digunakan sehingga sering kali rnenimbulkan keracunan yakni :lnsektisida := Organofosfat (Organophosphates=OP)= Karbamat (Carbamates=CARB)= Organoklorin(Organochlorines=OC)Herbisida : Parakuat (Paraquat)Rodentisida := Antikoagulen (Anticoagulants=AC)= Seng fosfid (Zine phosphide=ZP)

9.1. lnsektisida organofosfat (OP)Contoh insektisida OP dapat dilihat pada TABEL 1 dibawah. OP lain yang tidak digunakan sebagai insektisida, misalnya DFP (Diisopropilfluorofosfat) dan gas-gas perang (tabun, sarin, soman). OP merupakan antikolinesterase, kerjanya rnenginaktifkan enzim kolinesterase, yang berfungsi menghidrolisa neuritransmitor asetikolin (ACh) menjadi kolin yang tidak aktif. Akibatnya terjadi penumpukan ACh pada sinaps-sinaps kolinergik dan inilah yang menimbulkan gejala-gejala keracunan OP. Semua OP diserap dengan baik sekali melalui oral, inhalasi maupun kulit yang sehat.

Tabel 1. BEBERAPA INSEKTISIDA PREPARAT DAGANG DAN PERKIRAAN DOSlS LETALORAL PADA MANUSIA

) Perkiraan, karena tidak ada angka-angka yang pasti untuk manusia dalam kepustakaan

Page 49: Upaya pengobatan

Gejala KeracunanBerupa gejala-gejala kolinergiWmuskarinik yang berlebihan. Gejala-gejala ini muncul

dengan cepat, yakni dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam. Bila gejala ini muncul setelah lebih dari 6 jam, pasti bukan keracunan OP. Selain itu rangkaian gejala sangat progresif.

1. Mula-mula timbul enek, muntah, rasa lemah, sakit kepala dan gangguan penglihatan.2. Segera diikuti sesak napas, spasme larings, bronkokonstriksi dan hipersekresi kelenjar lender hidung dan bronkus (terutama bila OP diinhalasi), hipersalivasi, kolik usus dan diare, hipersekresi kelenjar keringat dan air mata (terutama bila lokal), milsis (mungkin tidak ada), fasikulasi, kelemahan dan akhirnya kelumpuhan otot-otot rangka. Bradikardia atau takikardia dapat terjadi.3. Gejala-gejala sentral: ataksia, hilangnya refleks, bingung, sukar bicara, kejang-kejang disusul paralisis pernapasan Cheyne-Stokes dan Koma.4. Kematian disebabkan kelumpuhan otot-otot pernafasan, sebagian karena efek perifer dan sebagian karena depersi sentral. Kematian dapat terjadi dalam 5 menit sampai beberapa hari, karena itu pengobatan harus secepat mungkin dilakukan. Beberapa puluh kali dosis letal mungkin dapat diatasi dengan pengobatan yang cepat.

Diagnosis :Diagnosis differensial untuk keracunan OP ialah : pneumonia, dekompensasi jantung kiri, ensefalitis atau cedera otak, dan gastro-enteritis. Tetapi gejala keracunan OP lebih kompleks dibandingkan dengan gejala-gejala penyakit tersebut. Karena itu bila dapat dihubungkan dengan kontak dengan OP, diagnosis dapat ditetapkan tanpa pemeriksaan laboratorium lebih dulu. Pengobatan tidak boleh menunggu hasil laboratorium.Pemeriksaan yang dapat dikerjakan di luar laboratorium khusus ialah pemeriksaan aktivitas kolinesterase darah dengan cara acholest atau tintometer. Enzim kolinesterase dalam darah yang tidak diinaktifkan oleh OP akan menghidrolisa asetilkolin (yang ditambahkan sebagai substrat) menjadi kolin dan asam asetat. Jumlah asam asetat yang terbentuk, yang menunjukkan aktifitas kolinesterase darah, dapat diukur dengan cara mengukur keasamannya dengan indikator.Pada umumnya gejala-gejala keracunan baru tampak bila aktivitas kolinerterase darah menurun sampai 30%. Tetapi, penurunan sampai 50% pada para pemakai OP harus diambil sebagai batas untuk menghentikan mereka untuk sementara dari pekerjaannya, sebagai tindakan pengamanan. Pada para pekerja yang menggunakan OP perlu diketahui aktivitas normal kolinesterasenya untuk dipakai sebagai pedoman bila kemudian timbul keracunan.

Pertolongan pertama :1. Bila OP tertelan dan penderita sadar, segera muntahkan penderita dengan cara mengorek dinding belakang tenggorokan dengan jari atau alat lain, dan atau dengan memberikan larutan garam dapur satu sendok makan penuh dalam segelas air hangat. Bila penderita tidak sadar. tidak boleh dimuntahkan karena bahaya aspirasi. Hati-hati pada orang tua dan bayi.2. Bila penderita berhenti bernafas, segeralah dimulai pernafasan buatsn. Terlebih dahulu bersihkan mulut dari air liur, lendir atau makanan yang menyumbat jalan nafas. Bila OP tertelan, jangan dilakukan pernafasan dari mulut ke mulut.3. Bila kulit terkena OP, segera lepaskan pakaian yang terkena, dan kulit dicuci dengan air dan sabun.4. Bila mata terkena OP, segera cuci dengan banyak air selama 15 menit

Pengobatan :

Page 50: Upaya pengobatan

1. Pada depresi pernafasan, segera usahakan pernafasan buatan yang mencukupi ventilasi paru-paru. Lepaskan gigi palsu. Bersihkan mulut dari saliva dan lendir yang berlebihan, bila perlu dengan suction dari farings dan trakea.2. Segera berikan antidot atropin sulfat 2 mg (atau 0.04 mg/kg berat badan) I.V. atau I.M. Dosis besar ini tidak berbahaya pada keracunan OP, dan harus diulangi tiap 10-1 5 menit,sampai terlihat gejala-gejala keracunan OP yang ringan, yakni muka rnerah, kulit dan mulut kering, rnidrasis dan takikardia (120/menit). Kemudian atropinisasi ringan ini harus dipertahankan selama 24-48 jam, karena gejala-gejala keracunan OP biasanya muncul kembali. Pada hari pertama mungkin dibutuhkan sampal5O mg atropin. kernudian atropin dapat diberikan oral 1-2 mg selang beberapa jam, tergantung kebutuhan. Dosis maksimal atropin tidak dapat ditentukan, karena tergantung pada keadaan klinik penderita dan diberikan sesuai dengan kebutuhan. Atropin akan menghilangkan gejala-gejala muskarinik perifer (pada otot polos dan kelenjar eksokrin) maupun sentral. Pernafasan diperbaiki karena atropin melawan bronkokonstriksi, menghambat sekresi bronkus, dan melawan depresi pernafasan di otak. Tetapi atropin tidak dapat melawan gejala kolinergikpada otot rangka, yang berupa kelumpuhan otot-otot rangka. termasuk kelumpuhan otot-otot pernafasan.3. Prolidoksin (2-PAM, Contrathion) adalah reaktivator enzim kolinesterase. Bila diberikan dalam waktu 2 x 24 jam,dapat mengaktifkan kembali enzim kolinesterase pada sinaps-sinaps, termasuk sinaps dengan otot rangka, sehingga dapat mengatasi kelumpuhan otot rangka dengan lebih cepat, termasuk otot-otot pernafasan. Meskipun demikian, 2-PAM tidak mutlak dibutuhkan. Dosis 1 (satu) gram (atau 10-20 mglkg berat badan)l.V. dengan kecepatan 300 mg semenit, dapat diulangi setelah 30 menit biia kelumpuhan belum teratasi atau kembali lagi.4. Morfin atau opiat lainnya tidak boleh diberikan karena akan menambah depresi pernafasan. Demikian juga dengan klorpromazin (Largactil) atau derivat fenotizin lainnya.5. Bila terjadi dehidrasi, berikan infus glukosa dan elektrolit seperlunya.

9.2. lnsektisida karbarnat(CARB) :Contoh insektisida CARB dengan preparat dagangnya ialah := BPMC (Butylphenyl Methylcarbarnate) : Hopcin, Baycarb.= Karbaril (Carbaryl) : Sevin= Karbofuran (Carbofuran) : Curaterr, Furadan.= Kartap (Cartap) : Padan.= MlPC : Mipcin Etrofolan.= Propoksur (Propoxur) : Baygon Oil Spray, Baygon EC.Cart, lainnya yang tidak digunakan sebagai insektisida, misalnya fisostigmin, neostigmin edrofonium dan piridostigmin semuanya digunakan sebagai obat.Seperti OP, CARB juga merupakan antikolinesterase (lihat keterangan pada OP). Tetapl berbeda dengan OP, inaktivasi enzim kolinerterase oleh CARB hanya bersifat sementara karena reaksinya reversibel.

ZP adalah bubuk yang berwarna hitam seperti bubuk arang.

Gejala keracunan :Bila ZP tertelan: enek, rnuntah, dispnea, bradikardia, perdarahan karena hipotrombinemia dan kerusakan pembuluh darah. Kolaps sirkulasi.Bila gas fosfin terinhalasi : rasa ci,eri di daerah diafragma, dispnea. rasa lernah, tremor. konvulsi. edema paru yang rnengakibatkan kernatian.

Diagnosis :

Page 51: Upaya pengobatan

Dapat ditetapkan berdasarkan adan,a gejala-gejala tersebut diatas setelah kontak dengan ZP atau gas fosfin. Diagnosis yang lebih pasti ialah bila ditemukan fosfin dalam muntahan dan feses tetapi pengobatan tidak boleh menunggu hasil laboratoriurn.

Pertolongan Pertama :1. Bila ZP tertelan dan penderlta sadar, segera rninumkan setengah Iiter alr soda untuk menetralkan asam lambung, seh,ngga rnengurangl terbentuknya fosfin Kemudian muntahkan penderita dengan cara rnerlgorek dinding belakang tenggorokan dengan jari atau alat lain. Dan atau dengan rnernberikan larutan garam dapur satu sendok rnakan penuh dalam segelas air hangat. segelas air hangat Hatl-hat1 pad2 orang tua dan bayi2. Bila gas fosfin terinhalasi, jauhkan penderita dari tempat gas tersebut.3. Bila penderita sukar bernafas. segeralah dimulai pernafasan buatan. Bersihkanlah jalan nafas dari semua sumbatan dari segala sumbatan.4. Bila penderita kejang-kejang taruhlah bantal di bawah kepala dan sisipkan ganjal antara gigi atas dan bawah.

Pengobatan :Pengobatan berdasarkan hanya sirnptornatik, tidak ada antidot.1. Pada depresi pernafasan, bersihkan jalan nafas dari segala surnbatan, kalau perlu dengan suction (alat pengisap) dari farings dan trakea. Berikan pernafasan buatan dan gunakan oksigen bila perlu.2. Bila kejang-kejang, berikan antikonsulvan.Muia-mula diazepam 5-1 0 mg I.V. atau Tipental 10 mgkg IV, disusul dengan fenobarbital 100 mg IM, atau hanya fenobarbital 100-200 rng IM. Yang terakhir ini juga diberikan untuk mencegah terjadinya kejang-kejang.3. Bila ZP tertelan tidak lebit~d ari beberapa jam yang lalu, segera lakukan lavase lambung dengan larutan NaHC03 3-5% dalarn air.4. Bila terjadi perdarahan berikan Vitamin K1 1 mglkg berat badan secara infus IV atau transfusi darah segar, tergantung keparahannya.5. Morfin atau opiat lainnya, klorpromazin atau derivat fenotiasin lainnya, tidak boleh diberikan karena akan menarnbah depresi pernafasan.

10. PATUKAN ULAR.

Pathophysiology :Bisa ular mengandung toksin dan enzyni yang berasal dari air liur. Sifat bisa tersebut :1. Neurotoksin yang berakibat psda syaraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena kelumpuhan otot-otot Iurik/serat lintang.2. Haemotoksin : berakibat haemolytik dengan zat antara, fosfolipasedan enzym lainnya atau menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan prothrombin. Perdarahan itu sendiri sebagai akibat lysisnya sel darah rnerah karena toksin.3. Myotoksin.Menyebabkan rhabdomyolysis yang sering berhubungan dengan haemotoksin.Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hyperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot.4. Kardiotoksin.Merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan jantung.5. Cytotoksin.Dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktif amin lainnya yang berakibat terganggunya kardiovaskuler.6. Cytolytik.Zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrosa di jaringan pada tempat patukan.

Page 52: Upaya pengobatan

7. Enzym-enzym.Termasuk, hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa. Anti bisa yang kita miliki jenis polyvalent untuk beberapa ular tertentu :- cobra- ancistrodon-ular tanah- bungarus fasciatus-ular welang (weling)- bungarus candidus )

Cobra termasuk jenis neurotoksik yang hebat sedang Ancistrodon haemolysis yang hebat. Untuk lainnya merupakan jenis campuran. Yang khusus adalah ular laut, jenis ini terbanyak bersifat neurotoksin.

Manifestasi klinik.- lokal sakit bukan gambaran umum- tanda-tanda bekas taring, laserasi- bengkak dan kemerahan kadang-kadang bulelvesicular- sakit kepala, enek, muntah- rasa sakit pada otot-otot, dinding perut- demam, keringat dingin.

Untuk bisa neurotoksik :- ptosis- diplopia- kelumpuhan otot pernafasan- kardiovaskuler terganggu- kesadaran menurun sampai koma.

Bisa haemolytik- luka bekas patukan yang terus berdarah- haemotoma pada tiap suntikan I.M.- haematuria- haemoptysis/haematemesis- kegagalan ginjal (A.T.N).

PengelolaanPrinsip-prinsip :1. Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa.2. Menetralkan bisa.3. Mengobati komplikasi.

Pertolongan yang diberikan :1. Tourniquet dengan pita lebar untuk mencegah aliran getah bening.2. lmmobilisasi pasien terutarna yang terkena patuk.3. Transportasi secepatnya ke ternpat diberikannya anti dan tempat dimana resusitasi dapat dikerjakan.4. Kecuali jenis ular, usahakan ular mati dibawa bersama penderita.

Tidak dianjurkan memasang tourniquet untuk arteriel dan insisi luka.

Pertolongan selanjutnya :- Penting menentukan diagnose patukan ular berbisa.

Page 53: Upaya pengobatan

- Bila ragu observasi 24 jam. Kalau gejala keracunan bisa nyata.perlu pemberian anti bisa.- Pasang infus, berikan serum anti bisa ular (=ABU) secara I.V.- Bila allergi serum kuda : - adrenalin 0,5 mg S.C.- A.B.U.I.V. pelan-pelan.- Bila tanda-tanda laryngospasrne, bronchospasme, urticaria hypotensi- adrenalin 0.5 rng I.M.- hydrocortisone 100 mg I.V.

Anti bisa diulang pernberiannya bila gejala-gejala tak menghilangl berkurang. Jangan terlambat, bila terlambat rnanfaatnya kurang. Supportif :a. Awasi kardiovaskuler, pernafasan dan status neurologicus dengan ketat. Apabila terjadi penurunan, anti bisa diberikan lagi atau sesuai dengan simptom.b. Laboratorium :- Darah : - Hb, Ht.- Faktor pembekuan.- Elektrolit.Urine :- Volume dari haemoglobin- Volume dari rnyoglobin.c. 02 diberikan, bila perlu intubasi.d. Cairan untuk koreksi dehydrasilhypovolemi. Plasma expander, digitalis kalau perlu.e. Diuretika untuk mempertahankan diurese, kalau perlu dialyse.f. Heparin apabila ada D.I.C.g. Antibiotik dan ATS TToksoid.

11. GIGITAN SERANGGAKorban oleh serangga biasanya ringan dan tak banyak bahayanya. Dasar timbulnya reaksi dari penderita adalah suatu reaksi allergi. Reaksi ini bermacam-macarn dan sangat tergantung pada individu. Bukan saja bisanya tetapi komponen serangga itu sendiri bersifat allergen. Kematian disebabkan reaksi anaphylaktis dan timbulnya ini biasanya akibat sengatan.

Manifestasi klinik.Dari bentuk urticaria externa sampai reaksi allergi khronik yang muncul hebat dengan reaksi anaphylaktis dan didahului oleh reaksi setempat berupa kemerahan, bengkak, rasa terbakar kemudian enek, muntah dan kesadaran menurun. Serangga yang menyengat. Semut, tawon, laba-laba, kalajengking.

Letak sengat di segmen terakhir dari bagian perut dengan bagian-bagiannya sebagai berikut.Sifat bisa :- warna jernih seperti air- BD : 1.1313

- larut dalam air dan asam- tak dapat larut dalam alcohol- rasa tajam- neurotoksik, hemorrhagik dan hemolytik- mengandung unsur-unsur hiphoridae, phospholyse A dan histamin.

Page 54: Upaya pengobatan

Gambar 9. SERANGGA YANG MENYENGAT

Reaksi hebat yang terjadi bukan karena bisanya, tetapi reaksi sensitivitet terhadap protein asing

Therapi yang dianjurkan :1. pertolongan anphylaktis-epinephrin I.M.1S.C.2. lanjutkan dengan sympathomimetic3. infus4. antihistamin dan corticosteroid5. selanjutnya imunisasid dengan antigen (desensitisasi).

Sengatan tawon.Pada orang yang tak sensitif hanya rnengeluh sakit setempat, bengkak, kemerahan.

Berat reaksi :1. Reaksi ringan -- uriticaria, malaise, gelisah +24 menit.2. Reaksi sedang - oederna anasarca, sesak nafas, wheesing, nyeri perut, enek, muntah.3. Reaksi berat -- reaksi sedang diikuti sesak hebat, dysphagi, suara serak, pelo, tak sadar.4. Reaksi shock - salah satu gejala diatas diikuti dengan cyanosis, kesadaran rnenurun, tak sadar.

Pertolongan pertama :- kompreses.- berikan krern counterirritation di sekitar sengatan.

Pernberian counterirritation maksudnya untuk mengurangi rasa sakit yang lebih dalarn (dari viscera, otot dan sendi-sendi).Bila counterirritant dioleskan pada kuiit yang berasa nyeri, vascodilatasi terjadi pada kulit yang digosok dan juga pada viscera yang dipersarafi segmen yang sama

Page 55: Upaya pengobatan

Preparat, antara lain :- Camphora,- Encalyptus (kayu putih),- metil salisilat (ganda pura),- Vicks (campuran kayu putih, ganda pura dan camphora).

Glgitan :Kutu busuk, lalat, nyamuk.Reaksi berupa : kemerahan, oedema, rasa gatal. Pada reaksi-reaksi hebat berupa oedema yang menyeluruh. Tidak disebabkan bisa, tetapi saliva yang mengandung hyaluronidase dan histamin.

Therapi :- antihistamin- analgesik lokal- crem antihistamin.

12. GESEKAN ULAT- ulat-ulat.- bulunya bersifat allergen sekaligus terdapat bisa.- kadang-kadang disebarkan tertiup angin.

Manifestasi klinik :Berupa gatal dan kemerahan yang berat, berupa shock sebagai reaksi histamin.Pengobatan :Antihistamin lokal dan parenteral.

13. SENTUHAN DENGAN BINATANG LAUTUbur-ubur dan jelatang :Dengan tentakel yang ditembakkan biasanya hanya menyebabkan gatal dan oedema lokal, hyperemis. Reaksi anaphylaxis terjadi bila jumlah serangan banyak, berupa, oskilasi tekanan darah, kegagalan pernafasan dan kardiovaskuler.

Pengobatan :- resusitasi- tourniquet arteriel- lokal dengan- obat-obat

Page 56: Upaya pengobatan

- pasir panas- alkohol- narkotik- anestesi lokal- cortison cream.

Prognosis:Bonam bila bisa melewati 10 merrit setelah keracunan.

Gurita (octopus)Bisa dan salutan ludah yang mengandung hyaluronidase, dengan neurotoxin yang Kuat pada neuromuskuler. Zat ini sesuai dengan anticholinesterase.

Gambaran Klinis- bekas gigitan tidak sakit, hanya bengkak dengan cairan serohemorrhagis.-beberapa menit kemudian muncul gejala keracunan, dengan bentuk paralyse otot-otot termasuk otot pernafasan; kadang-kadang diikuti enek, muntah, hypotensi dan bradikardi. Gejala ini biasanya berakhir setelah beberapa jam.

Pertolongan :- luka gigitan dicuci, sebelumnya dipasang tourniquet arteriel.- jalan nafas dipertahankan kalau perlu resusitasi.- symptomatis.

lkan beracun-Tusukan dari salah satu sirip bila ereksi yang memang mengandung bisa. Bisa ini bersifat hyaluronidase yang menyebabkan jaringan nekrose, vasokonstriksi dan myotoksin:

Gambaran klinik :- Rasa sakit yang hebat pada saat tertusuk. Sering menyebabkan pingsan. Pasienmeninggal karena pinysan kemudian tenggelam.- Reaksi radang tampak pada bekas sengatan di anggota badan yang diserang, lemas dan di daerah regional terasa sakit.- Systemis berupa kegagalan kardiovaskuler akibat depresi myocardial dan hilangnya tonus pembuluh darah. Paralyse umum yang kadang-kadang diikuti koma.- Apabila masa akut dilewati, penyembuhan lamban berupa luka yang lama sembuh akibat keadaan urnurn yang jelek.

Pertolongannya :- Pasang tourniquet arteriel.- Suntik anestesi lokal untuk mengurangi sakit.- Daerah luka dihangati dan rendam dengan air hangat kukullarutan PK (Kalium Permanganas).- Obat-obatan : narkotik, ATS, Toksoid, Antibiotik.- Debridement luka.

GIGITAN BINATANG

Page 57: Upaya pengobatan

Kehidupan manusia tidakterlepas dengan lingkungan, diantaranyadengan hewan. Selain segi jang menguntungkan jelas terdapat pula segi yang merugikan. Segi negatif inilah yang kita kemukakan. Tidak saja berupa gigitan tetapi terdapat lainnya, sesuai dengan jenis binatang.

Beberapa cara yang diterima manusia dari hewan :1. gigitan : anjing, ular, ikan.2. sengatan : semut, tawon. kalajengking.3. kontak pasif : ulat bulu.4. semprotan : serangga.Yang terbanyak kasus ditanggulangi adalah : gigitan anjing, kera, kucing yang dicurigai rabies. Sikap kita terbagi dua; satu menghadapi pasen, kedua menghadapi binatang.

1 Binatang :a. Harus mengetahui daerah tempat tinggal saudara sendiri.ENDEMIK RABIESTTIDAK.b. Keadaan binatang pada saat menggigit :- sedang beranak- dalam keadaan terangsang- vaksinasi yang masih berlaku.2. Manusia :a. Jenis luka.b. Banyak luka dan dekatltidak pada CNS.c. Vaksinasi yang diterima.Management kita adalah: Binatang diserahkan kepada dinas peternakan1Dokter hewan untuk observasi.

Sedangkan untuk pasien tersebut :1. Debridement lukaSesuai dengan cara mengatasi luka, membuang jaringan nekrose dan yang akan nekrose.2. Cuci dengan benzalkonium chloride atau air detergenlsabun, H202 : Jangan

dijahit. Pemberian vaksin dan serum anti rabies, sesuai dengan lampiran A.3. Pemberian ATSrToksoid sesuai dengan lampiran B.4. Analgetik/antibiotik. Untuk kasus-kasus gigitan hewan tersangka menderita

rabies dan penderita pernah menerima asteur Treatment, maka perlu diperhatikan ketentuan di bawah ini :

1. la seorang pasien telah divaksin dengan vaksin anti rabies (sebanyak 14 kali suntikan @ 2 cc, sekitar pusar),dan dalam waktu kurang dari tiga bulan setelah vaksinasi, digigit lagi oleh anjing, kucing dan kera ataupun hewan lain yang positif rabies, maka pasien tadi tak perlu divaksin lagi.

2. Bila seorang pasien yang telah divaksinasi dengan vaksin anti rabies (sebanyak 14 kali @ 2 cc, subkutan sekitar pusar), dan dalam waktu tiga sampai dengan enarn bulan setelah vaksinasi digigit lagi oleh anjing, kucing, kera serta hewan lain yang positif rabies, maka pasien perlu diberi dua kali suntikan rabies @ 2 cc subkutan disekitar pusar, dengan jarak satu minggu antara suntikan pertama dengan kedua.

3. Bila lebih dari enam bulan setelah vaksinasi anti rabies seorang digigit lagi oleh anjing, kucing, kera ataupun hewan lain yang positif rabies, maka pasien tadi dianggap sebagai pasien baru (harus mendapat 14 kali suntikan vaksin anti rabies @ 2 cc subkutan di sekitar pusar).

Page 58: Upaya pengobatan

4. Dosis serum: harus diberikan sebagai dosis tunggal40 IU/kg berat badan.5. Komplikasi dibagi atas :- Saraf perifer : mononeuritis misal : parese N VII, N VI dan lain-lain.- poliradikuloneuritis (type LandryIGuillian Barre).- Susunan Syaraf Pusat: ' mielopati, ensefalopati

Gejala klinik :- sakit kepala mendadak, muntah.- panas.

Page 59: Upaya pengobatan

hati-hati terhadap gejala-gejala neurologik akibat pemberian Vaksin dengan masa inkubasi rata-rata 2 minggu.

- perubahan kepribadian/mental.- kesadaran menurun sampai koma.- reflex pathologis positif.- kadang-kadang parese, paralyse, paraestesi, kaku duduk, ataksis, retentio urinae

Pengobatan :- simptomatis.- corticosteroid : - I.M.- I.V.- intratekal

15. MEMBALUT LUKA-LUKA.- Penempatan penderita: Nyaman bagi penderita, mudah untuk perawat.- Sikap bagian yang perlu dibalut : Karena sikap ini perlu dipertahankan sesudah balut dipasang, maka biasanya dalam sikap berfungsi dan disanggddisokong baik-baik.- Di mana petugas Puskesmas menempatkan diri. Tepat dihadapan penderita atau menghadapi bagian yang akan dibalut.- Hal-hal penting yang perlu diingat :

= Permukaan kulit harus dipisahkan. Dapat dipisah derigan kapas tak berlemak atau kasa steril.= Letakkan permulaan balut dengan permukaan-luarnya pada bagian yang akan dibalut.= Sebagai pegangan untuk nantinya tidak bergerak, buatlah sedikitnya dua kali putaran sekeliling bagian yang mempunyai lingkaran terkecil.= Putarlah menurut jalannya jarum jam (ke kanan).= Hindarilah lipatan-lipatan yang tidak perlu.= Gunakanlah tekanan yang sama.= Apabila mungkin, biarkanlah beberapa ujung jari tangantkaki terbuka untuk dapat mengamati perobahan peredaran darah. Jika gangguan peredaran darah ini tidak dibetulkan, dapat menimbulkan kerusakan di bagian yang bersangkutan.= Tanda dan gejala tekanan yang luar batas :- Pucat- Dingin

Page 60: Upaya pengobatan

- Kebiruan- Semutan/gatal- Tuna-rasa

- Bengkak= Selesai baht dipasang, matikanlah ujung balut dengan peniti, plester atau ikatan.= Sebaiknya janganlah menempatkan ikatan atau peniti di atas tempat2 sebagai berikut :

- Tempat luka atau permukaan yang beradang

Gambar 11. KLASlFlKASl JEJAS BAKAR MENURUT KERUSAKAN JARINGAN

- Tulang yang menonjol.- Bagian dalam lenganttungkai.- Bagian yang mungkin ditindihi.- Di mana dapat menyebabkan gangguan.

Macam2 lipatan sebagai berikut adalah yang biasanya digunakan dalam memasang balut gulunganLipatan lingkar. Beberapa kali lingkaran, tiap lingkaran tepat di atas lingkaran sebelumnya. (Contoh di pergelansan, leher, dahi).= Bukalah balut dengan gulungan longgar, pindahkan dari tangan satu ke tangan lainnya sama membuka. Guntinglah apabila balut itu kotor, apabila dalam keadaan darurat atau untuk menghindarkan nyeri.- Bahan yang digunakan :- Kasa, mori, flanel grinilin, flanel kanton, gips, karet dengan wol, karet dengan sutera..

Ukuran : lihat tabel sebelah.- Lipatan Spiral. Ujung balut dimatikan dengan lipatan lingkaran. Lilitkan balut sedikit

ke atas melingkar bagian yang dibalut, tiap lingkaran sejajar dengan lingkaran sebelumnya, dan menutup sepertiga atau lebih. (Contoh : lengan, jari, batang tubuh:

lihat gambar 16 A dan 16 B, 81140).- Lipatan angka 8.

Page 61: Upaya pengobatan

- Lipatan ini terdiri dari lingkaran bersilang, berganti-ganti naik dan turun sesudah mengelilingi bagian yang dibalut. Tiap lingkaran menutup lingkaran sebelumnya, kira2 1/2 atau 1/3, sambil membuat angka 8. Contoh penggunaan: Untuk menahan pengobatan pada tempatnya, untuk menekan dan memperkuat, untuk menghindarkan sendi bergerak. (Lihat Gambar 16 C dan 17,81140,141).

- Pengganti balut.= Tempelan plester dirangkaikan dengan tutup luka steril. Plester, baik dipotong-potong sebagai jalur maupun seutuhnya dapat digunakan tutupan pengobatan. Hal ini khususnya sangat tepat untuk tutup pengobatan buat rnata dan kepala.= Balut selubung yang berbentuk pipa dari berbagai bahan dan berbagai ukuran dapat diperoleh untuk dipakai buat menahan tutup pengobatan di tempatnya. Dijual dalam gulungan, dan cara pakainya diberitahukan oleh pabriknya. Sangat berguna terutama untuk menutup kepala (kopyah mudah dibikin dari bahan ini), untuk menutup sebagian besar tungkai, khususnya apabila penderita senang garuk2, dan untuk membalut jari secara mudah.= Balut segi-tiga, atau helai apa saja dari kapas yang bersih seperti kain atau serbet, dapat digunakan sebagai pengganti balut gulungan, terutarna untuk membalut batang tubuh, tangan, kaki, kepala, dst. (Lihat Gambar 18 - 24,81141).

46. MENCEGAH GERAKAN TULANG PATAH- Pundak, lengan atas, siku, lihat Gambar 25,81142.- Lengan bawah atau pergelangan, lihat Gambar 25,81142.- Lutut atau tungkai bawah, lihat Gambar 26,81143.- Paha atau panggul, lihat Gambar 27,811 43.- Tulang punggung, lihat Gambar 29,30 dan 31,81143, 144.- patah tulang punggung amat cenderung terjadi di leher, di punggung bagian atas atau bawah.

Page 62: Upaya pengobatan
Page 63: Upaya pengobatan
Page 64: Upaya pengobatan
Page 65: Upaya pengobatan

= Lumpuh, sebagian atau keseluruhan, dapat merupakan akibatnya, tergantung dari tempatnya= Jejas ringan pada surnsum belakang akan rnudah berubah menjadi jejas melumpuhkan apabila penanganannya tidak berhati-hati.= Kernungkinan adanya jejas pada sumsum belakang harus selalu diingat sebelum berusaha untuk memindahkan korban.= Gejala patah tulang punggung antara lain adalah nyeri di punggung dan keluhan kebas dan kesernutan di lengan dan tungkai.= Dapatkanlah kepastian bahwa saluran pernapasan bebas dari rintangan; kerusakan saraf belakang dapat mernadarnkan mekanisme pernapasan, dalam ha1 mana diperlukan pemberian Oxygen.= Angkutlah korban dengan patah tulang leher dengan tidur telentang diatas sokongan papan kaku. Apabila tidak ada alat usungan yang keras, dapat digunakan pintu atau papan yang lebar (Lihat Gambar 29,81143).= Janganlah sekali-kali mencoba untuk memutar/memalingkan korban sendirian. Kalau harusdipindahkan, sedikitnya oleh tiga orang, sebaiknya lima, yang bekerja sebagai kesatuaniunit,dalarn mana seorang mempunyai tanggung-jawab tunggal untuk memegang kepala korbandengan teguh (Lihat Gambar 31,811 44).= Tempatkanlah gulungan selimut atau bantal di sisi korban untuk mencegah gerakan-gerakan yang tidak perlu.= Langkah-langkah untuk pengangkutan korban dengan patah tulang punggung bagian bawah adalah sarna dengan patah tulang leher.

Korban dengan patah leher harus diangkut dengan ditidurkan telentang merata di atas sanggahan yang kakutkeras. Apabila ia belurn bertiduran demikian, maka ia harus dibaringkan. Janganlah rnencoba menge rjakannya sendirian. Sedikitnya harus ada tiga orang yang mengangkat penderita bersamaan, sebaiknya lima. Hal yang paling penting ialah jangan sampai rnembengkokkan atau rnemutar tulang punggung. Tungkai penderita harus diluruskan, dan pundak serta panggulnya harus dipegang sewaktu dibalingkan. Harus ada satu orang, yang semata-mata bertanggung-jawab atas selalu memegang kepala penderita secara teguh sewaktu ia dipindahkan. Dua orang lainnya mengangkat sisa badan penderita sebagai satuanlunit (lebih baik 4 orang, 2 orang di masing-masing sisi penderita). Penderita harus diangkut di atas alat usungan, yang tidak melengkung atau melentur.

Page 66: Upaya pengobatan
Page 67: Upaya pengobatan

Diambil dari: Immediate Care of the Sick and Injured, the Kansas Medical Society, 1966, pages 73 and 74

Adalah bijaksana untuk menempatkan gulungan selimut, bantal, atau apa saja yang serupa, di sisi badan dan kepala penderita untuk mencegah gerakan yang tidak perlu. Apabila tidak ada alat usungan brankar, sehelai pintu atau papan kayu yang besar dapat juga dipakai. Dengan apapun anda mengangkut penderita, anda harus mendapatkan kepastian, bahwa telah diatur sedemikian, penderita tidak dapat membaling, rnernutar, membengkokkan punggungnya, atau menggerakkan bagian manapun dari tulang-punggungnya. Dengan lain perkataan, gunakanlah aka1 yang sehat, dan hindarilah tindakan-tindakan yang tergesa-gesa dan tidak berhati-hati. Tindakan pada kala ini dapat menentukan perbedaan antara sembuh sama sekali atau lumpuh seterusnya.

Cara2 mengangkut korban dengan patah tulang punggung adalah sama seperti bagi korbandengan patah leher. Apahila tidak tersedia bantuan dan alat-alat yang rnencukupi, untuk memindahkan penderita dengan jejas sumsum tulang, tutupilah dia dengan selimut dan tunggulah adanya pertolongan yang cukup. LEBlH BAlK TIDAK BERBUAT APA-APA DARl PADA MELAKUKAN HAL-HAL YANG MERUGIKAN

17. MENUTUP LUKA.- Kupu-kupuan : digunakan untuk luka kecil yang rnenganga, buat merapatkan tepi-tepinya.Janganlah menutup luka apabila terkena infeksi atau tidak baru terjadi.= Sesudah luka dibersihkan, jepitlah tepi-tepinya menjadi satu.= Buatlah kupu-kupuan dari plester (lihat gambar 32,81145).= Tempelkan satu ujung kupu-kupuan di kulit yang tidak terkena, dekat luka.= Tariklah kupu-kupuan cukup keras untuk menahan tepi-tepi luka pada tempatnya, danlekatkan ujung plester lainnya di kulit sebelah lain dari pada luka.

- Jahitan : digunakan untuk luka yang panjang guna merapatkan tepi-tepinya. Janganlah menutupluka apabila terkena infeksi atau tidak baru terjadi.= Sesudah perdarahan dihentikan dan luka dibersihkan, bersihkanlah kulit sekitar luka dengan alkohol 70% (lihat 6, Gambar 33,81146).= Siapkanlah alat-alat, jagalah tetap steril (lihat A, Gambar 33).= Sikatlah tangan dan pakailah sarung tangan steril apabila ada (lihat C, Gambar 33).= Jahitlah seperti di Gambar 33, (lihat D, E, dan F, Gambar 33).

Page 68: Upaya pengobatan

= Tutuplah luka dengan kasa steril

Page 69: Upaya pengobatan
Page 70: Upaya pengobatan

PENGOBATAN DASAR PENYAKIT GIG1 DAN RONGGA MULUT.

lrritatie Pulpae.

Gejala :Keluhan subjektif :- gigi terasa ngilu bila kena rasa asam, rnanis, dingin.- bisa ada lubang gigi, bisa juga karena abrasi.

Pemeriksaan objektif :- ada lubang gigi yang masih dangkal atau pengikisan pada permukaan gigi.- kadang-kadang terasa ngilu, kadang-kadangtidak ngilu.

Pengobatan :- Bila tidak ada tenaga kesehatan gigi :- dianjurkan untuk menghindari makanan yang menimbulkan rasa ngilu, lalu diulas denganAgN03 10%.Bila ada abrasilpengikisan perrnukaan gigi, bagian yang terkikis dibersihkan, dikeringkandengan dengan kapas, lalu diulas dengan AgN03 10%- Bila ada tenaga Kesehatan Gigi :- ditarnbal.

2. Hyperaemia Pulpae

Gejala

Keluhan subjektif :- sakit kalau lubang gigi kemasukan makanan, kena rasa asam, manis, dingin.

Pemeriksaan objektif :- terdapat lubang gigi yang dalam, tetapi belum mencapai pulpa.- sendase sakit.- bila gigi diketuklditekan, tidak terasa sakit.- rangsangan dingin terasa sakit.

Pengobatan :

- bila tidak ada tenaga kesehatan gigi- bersihkan lubang gigi dengan ekskavater dan semprit air hangat.- dikeringkan dengan kapas.- tutup dengan bahan tambalan sementara Eugenol- Rujuk ke dokter gigi- Bila ada tenaga kesehatan gigi :- bila dinding pulpa sudah tipis dapat dilakukan pulp capping sebelum penambalan.

PulpitisGejala :

Keluhan subjektif :

Page 71: Upaya pengobatan

- rasa sakit berdenyutdenyut- sakit spontan yang terus menerus pada malarn hari- kemasukan makanan, kena rasa asam, manis, dingin terasa sakit sekali- rasa sakit bisa menjalar :- pada rahang atas :- rasa sakit menjalar sampai ke kepala- pada rahang bawah :- rasa sakit rnenjalar sampai telinga.- kalau peradangan sudah sampai jaringan perispikal, waktu rnengunyah atau kena gigi antagonisnya terasa sakit.

Pemeriksaan obyektif:- gigi sudah berlubang dalarn, biasanya pulpa sudah terbuka- rangsang panastdingin terasa sakit dan rasa sakit tidak segera hilang- kalau peradangan sudah mencapai jaringan perispikal, gigi terasa sakit bila diketuk

Pengobatan :- Bila tidak ada tenaga kesehatan gigi :- lubang gigi dibersihkan dengan ekskavator dan sernprit air hangat.- keringkan dengan kapas.- beri pelet kapas yang ditetesi sugenel.- tarnbal sementara.- diberikan analgesik :- paracetamol/metampiron dengan dosis :- dewasa : 3 x 500 mgthari selarna 3 hari.

- Anak-anak : 3 x 250 mgthari selarna 3 hari.- Bila sudah ada peradangan pada jaringan perispikal, diberi antibiotik dengan dosis :- dewasa :- Ampisilin : 3 x 500 mgthari selama 3 hari.- Anak-anak:

- Ampisilin: 3 x 250 mgthari selarna 3 hari.- kalau penderita alergi terhadap golongan penisilin bisa diberikan :

- dewasa :

- Tetrasiklin: 3 x 500 mgthari selama 3 hari.- anak-anak:

- Eritrornisin: 3 x 250 mgthari selama 3 hari.- rujuk ke dokter gigi

- Bila ada tenaga kesehatan gigi :- perawatan saluran akar.- bila penderita rnenolak perawatan saluran akar, peradangan diredakan dahulu, kernudian gigi yang sakit dicabut.

4. Gangraena pulpae

Gejala :Keluhan subjektif :- Gigi berlubang, kadang-kadang sakit bila kena rangsang panas.

Page 72: Upaya pengobatan

- Bau rnulut.

- Gigi berubah warna.Perneriksaan objektif :- Gigi berubah warna, rnenjadi abu-abu kehitarn-hitarnan.- Terdapat lubang gigi yang dalam.

- Sendase tidak sakit.- Bila sudah ada peradangan jaringan periodentiurn, perkusi sakit.Pengobatan :- Bila tidak ada tenaga dental :- gigi dibersihkan dengan sernprit air, lalu dikeringkan dengan kapas.- beri analgesik, bila sudah ada peradangan perispikal beri antibiotik.- rujuk ke dokter gigi.- Bila ada tenaga kesehatan gigi :- sesudah peradangan reda lakukan pencabutan, atau dirujuk ke Rumah Sakit untuk perawatan syaraf.

5. GingivitisGejala :Keluhan subjektif :- gusi bengkak dan rnudah berdarah.- tidak ada rasa sakit, kadang-kadang terasa gatai.,Perneriksaan objektif :- gusi bengkak dan berwarna rnerah.- sendase rnudah berdarah.- kebersihan rnulut jelek (adanya plak, karang gigi).Pengobatan :- anjurkan pasien untuk memperbaiki kebersihan mulutnya.- beri obat yodiurn 1 O/O atau H202 3 % selama 3 hari

- lakukan pembersihan karang gigi setelah peradangan mereda- bila dengan menjaga kebersihan mulut tidak sembuh, beri vitamin C.

Periodentitis marginalisGejala :Keluhan subjektif :- gigi sakit waktu mengunyah.- kadang-kadang gigi menjadi goyah.- lama-lama gigi terasa memanjang/menonjol.Pemeriksaan objektif :- sakit bila gigi diketuk.- keadaan kebersihan mutut biasanya jelek.- pemeriksaan dengan dental probelsonde ada saku gusi.Pengobatan :- Beri paracetamollmetampiron, dewasa 3 x 500 mg per hari selama tiga hari, anak-anak 3 x 250 mg per hari selama tiga hari.- Beri Ampisilin atau Tetrasiklin 4 x 250 mg per hari selama empat hari, Anak-anak Arnpisilin/Eritromisin 2 x 250 mg per hari selama ernpat hari.

- Beri obat kumur larutan yodium poviden 1 O/O sehari tiga kali (kumur selama 112 - 1 menit).

Page 73: Upaya pengobatan

- Bila ada tenaga kesehatan gigi lakukan pembersihan karang gigi.- Pasien dianjurkan memperbaiki kebersihan mulutnya.- Bila derajat kegoyahan gigi sudah parah gigi harus dicabut.

Gejala :

Keluhan subjektif :- Pembengkakan.

- Biasanya disertai demam.- Gigi goyah dan sakit waktu mengunyah.- Kadang-kadang tidak bisa buka mulut lebar.

Pemeriksaan objektif :

- Pembengkakan intra orallextra oral.Pada gigi depan atas pembengkakan bisa sampai kelopak mata, pada gigi berakar pembengkakan bisa sampai pipi.Padagigi depan bawah pembengkakan bisa sampai dagu, pada gigi belakang bawah bisa hingga telinga, meluas sampai daerah submaxillaria.

Pengobatan :

- Pemberian ParacetamoVMetampirocl, dewasa 3 x 500 mg per hari selama tiga hari. Anak-anak3 x 250 mg per hari selama tiga hari.- Beri penisilin V/ Eritromisin : dewasa 4 x 500 mg per hari selama empat hari, Anak-anak 4 x 250mg per hari selama empat hari.- Bila abses berat, beri Prokain Penisilin @ 600.000 unit per hari selama tiga hari, anak-anak300.000-400.000 unit per hari.- Beri Roberantia (Multivitamin).- Pasien dianjurkan kumur-kumur air garam hangat.- Bila sudah ada fluktuasi lakukan insisi, draisasi.- Bila di Puskesmas ada tenaga kesehatan gigi, setelah infeksi reda gigi dicabut.

8. Osteomialitis

Gejala:

Keluhan subjektif :- Rasa sakit dan bengkak di daerah rahang bawah.- Demam.- Gigi goyah dan sakit.- Rasa kebal pada bibir.

- Sukar membuka mulut.

Pemeriksaan objektif :- Pembengkakan pada rahang bawah- Trismus- Ada multiple fistula extra oral.- Sekresi ludah berlebihan.

Page 74: Upaya pengobatan

Pengobatan :- Seperti pada pengobatan abses berat.- Pasien dirujuk ke Rumah Sakit.

9. Perikaronitis

Gejala

Keluhan subjektif :- Rasa sakit yang menjalar disertai demam.- Gusi tergigit kalau mengunyah.- Kadang-kadang sukar membuka mulut.

Pemeriksaan objektif :- Gusi sekitar gigi yang sedang tumbuh tampak merah meradang.

Pengobatan

- Beri Metampim Faracetamd 3 x 50; mg per hari selarna tiga hari. Anak-anak 3 x 25o mg- Bila ada trismus, atau sudah terjadl abses perikosenal, beri Penisilin/Eritromisisper hari selama tiga hari.- Bila di Puskesmas ada dokter gigi. setelah peradangan reda bisa dilakukan edontektomi- Beri obat kumur Yodiurn Poviden 1 90 kurnurkan selarna 1/2 - 1 menit sehari tiga kali.

10. Etematitis apthesa (Sariawan).Gejala :Keluhan subjektif :- Luka-luka pada selaput lendir mulut.- Perih bila kena sentuhan (kena makanan atau minuman).Pemeriksaan objektif :- Vikran pada selaput lendir mulut, berdiameter 3 - 5 mrn.- Perih kena sentuhan.- Bau mulut.Pengobatan :

- Beri Benzocain 4 % dalam Baraxyglycerin (dioleskan pada luka).- Beri vit B Complex atau Multivitamin selarna tiga hari.- Beri obat kumur Yodium Poviden 1 %.- Bila luka sering sekali kambuh, atau tidak sembuh-sembuh bahkan makin parah, disertai dernam.perdarahan, menjalar ke tempat lain, juga ada luka-luka di kulit, segera rujuk ke Rumah Sakit.

PERTOLONGAN PADA DISLOKASI DAN FRAKTUR RAHANG

Dislokasi sendi rahang (biasanya terjadi karena menguap atau tertawa terlaiu lebar).

Page 75: Upaya pengobatan

Gejala :

Keluhan subjektif :

- Penderita tidak dapat rnenutup mulutnya kembali.- Kadang-kadang disertai rasa sakit.Pemeriksaan objektif :- Rahang bawah tampak lebih ke depan atau ke sarnping.- Tidak dapat digerakkan dan rnulut keadaan terbuka.geraham yang paling belakang, tekan rahang dengan tekanan yang mantap tetapi pelanpelan.

- Bersamaan dengan penekanan rahang, jari-jari yang lain mengangkat dagu penderita keatas.

- Bila berhasil rahang akan menutup dengan cepat dan keras.- Penderita dianjurkan agar tidak sering membuka mulutnya untuk beberapa saat.

B. Fraktur Rahang.Gejala :Keluhan subjektif :

- Rasa saki pada waktu menggerakkan rahang, makan dan bicara.- Gigi-geligi kadang-kadang goyah.

- Rasa kebal pada bagian-bagian tertentu dari muka.Pemeriksaan objektif :- Rahang tampak asimetris

- Kadang-kadang terjadi luka pada jaringan lunak.

- Kadang-kadang ada pembengkakan.- Ada krepitasi.

Page 76: Upaya pengobatan

- Trismus.- Kadang-kadang ada kesulitan menutup mata.TindakanlPengobatan :

- Kalau terjadi luka, hentikan perdarahan dan bersihkan luka dari kotoran.

- Lakukan immobilisasi dengan membalut rahang dengan pembalut segi tiga yang dilipat-lipat dandigunting sudut-sudutnya (Gbr. B).- Atau dengan pembalut biasa (Gbr C dan Gbr D).- Penderita tidak boleh menggerakanlmembuka rahangnya kecuali untuk minum dengan sedotan- Untuk mengurangi sakit berikan analegsik untuk 3 hari- Segera rujuk ke rumah sakit

Page 77: Upaya pengobatan
Page 78: Upaya pengobatan
Page 79: Upaya pengobatan
Page 80: Upaya pengobatan