UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang...

214
1 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS V SD N KARANGANYAR 03 TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Oleh Haryani K.1205017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

11

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

DENGAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING)

PADA SISWA KELAS V SD N KARANGANYAR 03

TAHUN AJARAN 2008/2009

SKRIPSI

Oleh

Haryani K.1205017

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

22

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

DENGAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING)

PADA SISWA KELAS V SD N KARANGANYAR 03

TAHUN AJARAN 2008/2009

Oleh

Haryani K1205017

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

33

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Budhi Setiawan, M. Pd Dra. Suharyanti, M. Hum.

NIP 19610524 198901 100 1 NIP 19490627 1980102 001

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

44

PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. Sekretaris : Dra. Raheni Suhita, M. Hum. Anggota I : Dr. Budhi Setiawan, M. Pd.

Anggota II : Dra. Suharyanti, M. Hum. Disahkan Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan, Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP 19600727 1987021 001

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

55

ABSTRAK

Haryani. K1205017. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGANYAR 03 TAHUN AJARAN 2008/2009. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Nopember 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Karanganyar 03 dengan menggunakan peta pikiran (mind mapping) dan (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Karanganyar 03 dengan menggunakan peta pikiran (mind mapping). Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan stategi deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karanganyar 03 yang berjumlah 27 siswa dengan guru kolaborator Pani Raharjo, A.Ma.Pd. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, analisis dokumen. Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilakukan mulai dari prasiklus, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat peningkatan kualitas proses pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Karangayar 03 dan (2) terdapat peningkatan kualitas hasil pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Karanganyar 03 dengan menggunakan peta pikiran (mind mapping). Peningkatan kualitas proses terefleksi dari meningkatnya keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran berbicara yang meliputi siklus I 41, 4%, pada siklus II 62,8%, dan pada siklus III 76,8%. Peningkatan kualitas hasil pembelajaran berbicara siswa meliputi 51,8% pada siklus I, 66,6% pada siklus II, dan 77,7% pada siklus III.

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

66

MOTO

“Hidup itu keniscayaan, kematian itu kepastian dan cita-cita mulia itu pilihan dan

setiap pilihan ada resiko yang harus dibayar”

(dari buku Zero to Hero)

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

77

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai wujud

syukur, cinta, dan terima kasihku kepada:

1. ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta,

yang begitu sabar menghadapiku, terima

kasih atas cinta, kasih dan semuanya,

2. adik-adikku: Diah dan Ananda, yang telah

membuatku mengerti arti persaudaraan

dan terima kasih telah memberiku

semangat,

3. seluruh keluarga besarku yang telah

memberikan doa,

4. semua penghuni censie, yang tak bisa

kusebutkan satu-satu, terima kasih telah

memberiku hari-hari yang menyenangkan

dan pengalaman hidup yang berharga

selama ini.

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

88

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya, skripsi

ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univertas Sebelas Maret.

Penulis mengalami berbagai hambatan dan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Oleh karena itu, atas semua

bantuannya, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta; yang telah

memberikan izin penulisan skripsi.

2. Drs. Suparno, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FKIP-UNS yang telah memberikan izin penulisan skripsi kepada penulis.

3. Drs. Slamet Mulyono, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah memberikan izin penulisan skripsi.

4. Dr. Budhi Setiawan, M. Pd., selaku Pembimbing I dan Dra. Suharyanti,

M. Hum., selaku Pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh

ketelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta, khususnya Program Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang dengan telah mengajarkan ilmunya kepada penulis.

6. Bapak Sukardi, S. Pd, selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Karanganyar 03

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

7. Bapak Pani Raharjo, A.Ma.Pd., selaku guru bahasa Indonesia kelas V SD

Negeri Karanganyar 03 yang telah bersedia memberikan waktunya untuk

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Karanganyar 03 yang telah membantu hingga

terselesaikannya penelitian ini.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

99

9. Semua mahasiswa angkatan 2005 yang telah memberi semangat sehingga

skripsi ini dapat selesai.

10. Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT. Semoga penelitian ini berguna bagi pembaca.

Surakarta, Nopember 2009

Penulis

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

1100

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................... i

PENGAJUAN ..................................................................................................... ii

PERSETUJUAN ................................................................................................. iii

PENGESAHAN.................................................................................................. iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

MOTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESISI

TINDAKAN........................................................................................................ 5

A. Kajian Teori ..................................................................................... 5

1. Hakikat Berbicara ...................................................................... 5

a) Pengertian Berbicara............................................................... 5

b) Tujuan Berbicara .................................................................... 8

2. Hakikat Pembelajaran Berbicara di SD ...................................... 10

a) Pengertian Pembelajaran......................................................... 10

b) Pengertian Pembelajaran Berbicara di SD.............................. 13

c) Bentuk-Bentuk Pembelajaran Berbicara................................. 14

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

1111

d) Manfaat Pembelajaran Berbicara bagi Siswa SD ................... 15

e) Aspek Penilaian Kemampuan Berbicara ................................ 16

3. Hakikat Peta Pikiran (Mind Mapping) ........................................ 20

a) Pengertian Peta Pikiran (Mind Mapping) ............................... 20

b) Pembelajaran Berbicara

dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) ......................................... 24

4. Hakikat Media Pembelajaran ...................................................... 30

B. Penelitian yang Relevan.................................................................... 33

C. Kerangka Berpikir............................................................................. 34

D. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 37

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ......................................................... 38

C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 38

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38

E. Teknik Validitas Data ...................................................................... 39

F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 39

G. Indikator ........................................................................................... 41

H. Prosedur Penelitian .......................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43

A. Deskripsi Kondisi Awal ................................................................... 43

B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................ 48

C. Pembahasan....................................................................................... 82

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................ 86

A. Simpulan .......................................................................................... 86

B. Implikasi ........................................................................................... 87

C. Saran ................................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 89

LAMPIRAN ....................................................................................................... 93

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

1122

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Rubrik Pengamatan Penilaian Kemampuan Berbicara .......................18 Tabel 2. Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan Penelitian...................37 Tabel 3. Indikator Keberhasilan Penelitian...................................................... 41 Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Berbicara pada Survei Awal ............46 Tabel 5. Observasi Keaktifan Siswa pada Survei Awal....................................47 Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Berbicara pada Siklus I....................55 Tabel 7. Observasi Keaktifan siswa pada Siklus I ............................................57 Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Berbicara pada Siklus II ..................65 Tabel 9. Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus II ..........................................67 Tabel 10. Perbandingan Nilai Kemampuan Berbicara pada Siklus Idan II ......69 Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Berbicara pada Siklus III ...............77 Tabel 12. Observasi Keaktifan Siswa Siklus III ...............................................79 Tabel 13. Perbandingan Nilai Kemampuan Berbicara pada Siklus I,II,

dan III ...............................................................................................81 Tabel 14. Prestasi Akhir Siswa .........................................................................82

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

1133

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Contoh Mind Mapping 1 .............................................................. 27 Gambar 2. Contoh Mind Mapping 2 ............................................................... 28 Gambar 3. Contoh Mind Mapping 3 ............................................................... 29

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

1144

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 1. Alur Kerangka Berpikir .....................................................................35 Bagan 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ......................................................40

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

1155

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran Prasiklus ...........................................................................................93 Lampiran 1. Catatan Lapangan Wawancara dengan Guru Prasiklus................94 Lampiran 2. 1. Catatan Lapangan Wawancara dengan Siswa Prasiklus ..........97 Lampiran 2. 2. Catatan Lapangan Wawancara dengan Siswa Prasiklus ..........99 Lampiran 2. 3. Catatan Lapangan Wawancara dengan Siswa Prasiklus ........101 Lampiran 3. Catatan Lapangan Observasi Prasiklus ......................................103 Lampiran 4. 1 Dokumentasi Foto Survei Awal .............................................105 Lampiran 4. 2. Dokumentasi Foto Survei Awal .............................................106 Lampiran Siklus I............................................................................................107 Lampiran 5. RPP Siklus I................................................................................108 Lampiran 6. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I ...............................113 Lampiran 7. 1. Catatan Lapangan Wawancara Siswa Pascasiklus I ...............115 Lampiran 7. 2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus I .....117 Lampiran 7. 3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus I .....119 Lampiran 8. Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara Siklus I ....................121 Lampiran 9. Lembar Penilaian Keaktifan Siswa Siklus I ...............................124 Lampiran 10. 1. Hasil Peta Pikiran Siswa Siklus I .........................................125 Lampiran 10. 2. Hasil Peta Pikiran Siswa Siklus I .........................................126 Lampiran 10. 3. Hasil Peta Pikiran Siswa Siklus I .........................................127 Lampiran 11. Transkrip Berbicara Siklus I.....................................................128 Lampiran 12. Dokumentasi Foto Siswa Siklus I.............................................134 Lampiran Siklus II ..........................................................................................136 Lampiran 13. RPP Siklus II ............................................................................137 Lampiran 14. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ............................143 Lampiran 15. 1. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Siklus I............145 Lampiran 15. 2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Siklus II...........147 Lampiran 15. 3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Siklus II...........149 Lampiran 16. Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa Siklus II.......151 Lampiran 17. Lembar Penilaian Keaktifan Siswa Siklus II............................154 Lampiran 18. 1. Hasil Peta Pikiran Siswa Siklus II ........................................155 Lampiran 18. 2. Hasil Peta Pikiran Siswa Siklus Siklus II .............................156 Lampiran 18. 3. Hasil Peta Pikiran Siswa Siklus Siklus II .............................157 Lampiran 19. Transkrip Berbicara Siklus II ...................................................158 Lampiran 20. Dokumentasi Foto Siswa Siklus II ...........................................165 Lampiran Siklus III .........................................................................................167 Lampiran 21. RPP Siklus III ...........................................................................168 Lampiran 22. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III...........................173 Lampiran 23. 1. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus III.175 Lampiran 23. 2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus III.177 Lampiran 23. 3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus III.179 Lampiran 24. Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa Siklus III .....181 Lampiran 25. Lembar Penilaian Keaktifan Siswa Siklus III ..........................184

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

1166

Lampiran 26. 1. Hasil Peta Pikiran Siswa Siklus III.......................................185 Lampiran 26. 2. Hasil Peta Pikiran Siswa Siklus III.......................................186 Lampiran 26. 3. Hasil Peta Pikiran Siswa Siklus III.......................................187 Lampiran 27. Transkrip Berbicara Siklus III ..................................................188 Lampiran 28. Dokumetasi Foto Siswa Siklus III............................................196 Lampiran 29. 1. Surat Permohonan Izin Survei Awal ....................................197 Lampiran 29. 2. Surat Permohonan IzinResearch/Penelitian untuk Sekolah .198 Lampiran 29. 3. Surat Permohonan Izin Research/Penelitian untuk Rektor ..199 Lampiran 29. 4. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi ...........................200 Lampiran 29. 5. Surat Keterangan Penelitian .................................................201

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

1177

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

harus dikuasai oleh seseorang, terutama pelajar yang merupakan calon intelek-

tual. Banyak orang terampil menulis, tetapi tidak pandai berbicara. Dalam hal ini

kemampuan berbicara dalam forum resmi atau di depan umum, bukan hanya

sekedar berbicara. Terkadang ada pembicara yang mengangkat topik yang

menarik, tetapi membuat pendengar tidak mengerti bahkan merasa bosan

meskipun dengan topik yang sebenarnya menarik untuk disimak. Ada juga orang-

orang yang tidak berani berbicara di depan umum. Padahal berbicara merupakan

salah satu aspek kemampuan berbahasa dari empat aspek lainnya. Aspek berbicara

termasuk dalam pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan sejak kita masih duduk

di Sekolah Dasar. Kemampuan berbicara sering diabaikan karena ada anggapan

bahwa kemampuan berbicara dapat didapatkan secara alami sehingga tidak

banyak guru yang mengajarkan. Imam Syafi`ie (1993: 34) menggungkapkan

bahwa Kemampuan berbicara yang baik dapat dikuasai melalui proses belajar dan

berlatih secara teratur.

Seseorang dengan kemampuan berbicara tinggi tidak hanya

memperlihatkan suatu penguasan bahasa yang sesuai, tetapi juga dapat

menceritakan kisah, berdebat, berdiskusi, menafsirkan, menyampaikan laporan,

menyampaikan informasi ( fakta, peristiwa, gagasan, pendapat, tanggapan), dan

melaksanakan berbagai tugas lainnya berkaitan dengan berbicara. Kemampuan

berbicara merupakan aspek utama dan paling tampak dari kecerdasan verbal.

Selain untuk berkomunikasi, kemampuan berbicara juga penting untuk

menggunggkapkan pikiran, keingingan, dan pendapat.

Kemampuan berbicara seseorang juga akan mempengaruhi aspek

berbahasa yang lainnya misalnya, membaca dan menulis. Membaca dan menulis

merupakan kemampuan dasar dalam berkomunikasi, bahkan ketika seseorang

yang berkomunikasi dengan yang tidak dilihat maupun didengarnya. Kata-kata

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

1188

yang didengar merupakan dasar dari buku-buku, dan bagian dari laporan, puisi,

pidato, cerita dan surat. Seseorang yang memiliki kecerdasan dalam kata-kata

dengan mudah dapat mengalirkan dan sumber kata-kata dalam pikiran mereka.

Seseorang yang cerdas secara kata-kata pada umumnya memiliki kemampuan

mendengarkan yang sempurna yang dapat memungkinkan dia dapat

berkomunikasi dengan lancar, baik antarpribadi maupun kelompok. Seseorang

yang memiliki kemampuan mendengarkan yang baik dapat berkomunikasi dengan

ringkas dan dengan tepat menanggapi kata-kata orang lain, karena hal itu

memungkinkannya untuk merumuskan tanggapan yang efektif.

Pada umumnya siswa belum memiliki kemampuan berbicara yang baik

untuk situasi formal maupun nonformal. Padahal semakin tinggi jenjang

pendidikan seseorang, maka akan lebih membutuhkan kemampuan berbicara.

Kemampuan berbicara merupakan alat komunikasi yang dibutuhkan dalam

kegiatan pembelajaran. Dengan kemampuan berbicara yang kurang baik, maka

kegiatan pebelajaran tidak dapat berjalan dengan lancar. Menurut Pageyasa (2004)

dalam penelitiannya hal tersebut juga ditemukan di siswa kelas 1 MTs Sunan

Kalijogo. Siswa kelas 1 MTs Sunan Kalijogo masih sulit berbicara tanpa bantuan.

Dengan kata lain, kemampuan berbicara siswa masih rendah. Bila dikaitkan

dengan pembelajaran berbicara, tentu ada masalah dalam hal ini yang

menyebabkan kemampuan berbicara siswa masih rendah. Praktik pembelajaran

yang kurang efektif dan kurang disenangi siswa sebagai penyebabnya.

Masalah ini juga dialami oleh siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri

Karanganyar 03. Siswanya cenderung gugup jika berada di depan kelas untuk

berbicara di depan teman sekelasnya. Siswa juga sering lupa dengan apa yang

akan disampaikan di depan kelas. Siswa menghafal semua kata-kata yang akan

disampaikan di depan kelas, tetapi setelah di depan kelas mereka dengan apa yang

akan disampaikan. Siswa juga membutuhkan waktu yang lama berpikir mengenai

apa yang akan disampaikan mengenai tema dan kata-kata yang akan disampaikan

di depan kelas. Kesulitan yang paling sering dihadapi oleh siswa adalah siswa

kesulitan menggungkapkan ide dan gagasan yang ada di pikiran mereka. Pada

akhirnya mereka kehabisan waktu hanya untuk memikirkan dan menghafal apa

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

1199

yang ingin disampaikan, sedangkan praktiknya jauh dari apa yang telah mereka

hafal. Dari 27 siswa kelas V SD Negeri Karanganyar 03 belum ada sebagian dari

siswa yang mendapat nilai baik untuk materi berbicara. Mereka menghadapi

kesulitan dalam berbicara pada masalah menuangkan ide. Dari 27 siswa 5 siswa

mendapat nilai 70, 7 siswa mendapat nilai 65, sisanya mendapat nilai 65 ke

bawah. Kondisi ini membuat peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas

dengan mengangka aspek berbicara. Metode yang peneliti gunakan adalah metode

peta pikiran (mind mapping) atau peta konsep.

Peneliti menggunakan peta pikiran (mind mapping) atau peta konsep

karena sebagian besar siswa kesulitan membuat konsep tentang apa yang akan

dibicarakan ketika berada di depan kelas. Metode menghafal tidak terlalu berhasil

untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Pendapat yang dikemukakan oleh

Tonny dan Bary Buzan bahwa peta pikiran (mind mapping) atau peta konsep

merupakan cara yang paling mudah untuk memasuk informasi ke dalam otak dan

untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Peta pikiran (mind mapping)

merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berpikir otak secara

teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia

yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka

potensi otak. Dengan demikian siswa dapat lebih mudah menuangkan ide atau

pendapatnya ke dalam sebuah konsep untuk kemudian mengembangkannya

sebelum berbicara. Siswa akan lebih mudah menyalurkan kreativitasnya melalui

bagan-bagan untuk kemudian mengingat kembali mengeluarkan apa yang

sebelumnya ada di pikirannya.

Dari uraian di atas peneliti berharap bahwa dengan menggunakan peta

pikiran (mind mapping) atau peta konsep akan meningkatkan kemampuan

berbicara siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Karanganyar 03. Siswa akan

lebih mudah menuangkan ide atau gagasannya melalui peta pikiran (mind

mapping). Dengan demikian siswa akan lebih mudah mengingat kembali

mengenai apa yang akan disampaikan dengan melihat bagan peta pikiran (mind

mapping) atau peta konsep. Peta pikiran (mind mapping) tersebut akan membantu

membuka kembali ide-ide yang sebelumnya telah dirancang oleh siswa.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

2200

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran berbicara pada siswa kelas V SD

Negeri Karanganyar 03?

2. Bagaimanakah peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan

kualitas hasil berbicara pada siswa kelas V SD Negeri

Karanganyar 03?

C. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbicara pada siswa

kelas V SD Negeri Karanganyar 03 dengan peta pikiran (mind

mapping).

2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran berbicara pada siswa

kelas V SD Negeri Karanganyar 03 dengan peta pikiran (mind

mapping).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan berbicara.

Kemampuan berbicara siswa diharapkan akan meningkat. Siswa

dapat merancang bagan peta pikiran (mind mapping) untuk

membantu menuangkan pikirannya ketika berbicara.

2. Bagi guru, dapat memberi alternatif baru bagi pembelajaran,

terutama aspek berbicara.

3. Bagi sekolah, dapat menjadi acuan untuk pembelajaran terutama

bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia.

4. Bagi peneliti dapat memperoleh pengalaman dan wawasan nyata

tentang penerapan teknik pembelajaran dengan menggunakan peta

pikiran (mind mapping) untuk meningkatkan kemampuan

berbicara.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

2211

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Hakikat Berbicara

a. Pengertian Berbicara

Burhan Nurgiyantoro (2001: 276) mengungkapkan pengertian berbicara

adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan

berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi

(bahasa) yang didengarnya itulah kemudian manusia belajar mengucapkan bunyi

dan akhirnya mampu untuk berbicara. Jika ingin berbicara dalam suatu bahasa

secara baik, pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosakata yang

bersangkutan. Di samping itu, diperlukan juga penguasaan masalah dan atau

gagasan yang akan disampaikan, serta kemampuan memahami bahasa lawan

bicara. Sejalan dengan hal tersebut, Bambang Kaswanti Purwo (1989: 166) juga

menjelaskan bahwa pada dasarnya mekanisme berbicara adalah sebuah proses

produksi lafal perkataan oleh kegiatan terpadu dari pita suara, lidah, otot-otot yang

membentuk rongga mulut serta kerongkongan, dan paru-paru.

Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003: 7) menjelaskan bahwa

berbicara adalah kemampuan untuk mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau

kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,

gagasan, dan perasaan. Sebagai perluasan dari pengertian ini dapat dikatakan

bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat

didengar(audible) dan kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan

jaringan tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide

yang dikomunikasikan.

Menurut Yus Rusyana dan Sutardi (1981: 69) kemampuan berbicara

merupakan kemampuan yang menggunakan sistem lambang ucapan, tekanan,

intonasi, struktur tata bahasa, dan perbendaharaan kata dengan penyampaian yang

normal dalam situasi komunikasi. Unsur-unsur bahasa maupun kefasihan perlu

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

2222

diperhatika dalam menguji kemampuan berbicara. Perhatian unsur-unsur bahasa

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak seseorang dapat berkomunikasi

dengan anggapan bahwa dalam berbicara beberapa kemampuan dapat

mengimbangi kekurangan kemampuan yang lain.

Aziz Syarif, Said Mursalin, Kamaruddin, Abdul Karim (1981: 78)

menyebutkan bahwa aspek-aspek kemampuan berbicara meliputi dua jenis cara

pengungkapan. Pertama, untuk mengenali kemampuan mengungkapkan gagasan

secara logis. Kedua, mengenai kemampuan membahasakan gagasan secara logis,

tepat, dan fasih. Kedua aspek tersebut sangat penting untuk menunjang

kemampuan berbicara seseorang.

I Made Denes, Anom Meko Mbete, I Ketut Ginarsa, I Ketut Mantra

(1981: 8), mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan berbahasa lisan

yang menggunakan alat berbicara untuk menghasilkan bunyi ujaran. Ucapkan

seseorang tergolong kemampuan berbicara, jika hal itu tersusun secara teratur

munurut kaidah bahasa, memiliki perbendaharaan kata yang memadai, ketetapan

lafal, dan kefasihan yang wajar sehingga pembicaraannya dapat dipahami oleh

lawan bicara tanpa mengalami banyak kesulitan.

Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengeskpresikan, menyatakan,

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar akan menerima

informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian (juncture)

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi, sedangkan untuk dapat

menyampaikan informasi dengan efektif, sebaiknya pembicara sangat memahami

isi pembicaraannya, disamping itu juga harus dapat mengevaluasi efek

komunikasinya terhadap pendengar (Maidar G. Arsjad, Mukti U.S, 1988: 17).

Mulgrave (dalam Suharyanti, 1996: 5) menjelaskan bahwa kegiatan

berbicara lebih dari pada hanya sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata.

Berbicara merupakan alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang

disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau

penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada

penyimak hampir secara langsung; apakah pembicaraan dipahami atau tidak oleh

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

2233

pembicaraannya maupun penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat

menyesuaikan diri atau tidak pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasan;

apakah dia waspada serta antusias atau tidak.

Maidar G. Arsjad, Mukti U.S (1988: 17-19) menjelaskan faktor-faktor

kebahasaan yang penunjang keefektifan berbicara antara lain; (1) ketepatan

ucapan seorang pembicara dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa harus tepat

karena pengucapan bunyi-bunyi yang tidak tepat dapat mengalihkan perhatian

pendengar; (2) penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi harus sesuai;

(3) pilihan kata yang tepat; (4) ketepatan sasaran pembicaraan. Sedangkan,

Mulyono Abdurrahman (2003: 183) menjelaskan mengenai komponen artikulasi

yang berkenaan dengan kejelasan pengujaran kata, komponen suara berkenaan

dengan nada, kenyaringan, kualitas wicara, dan komponen kelancaran berkenaan

dengan kecepatan wicara.

.

“Speech act theory attempts to explain how speakers use language to accomplish intended actions and how hearers infer intended meaning form what is said. Although speech act studies are now considered a sub-discipline of cross-cultural pragmatics, they actually take their origin in the philosophy of language” Joanna Jaworrow (2004).

Joanna Jaworrow (2004) mengungkapkan bahwa teori berbicara mencoba

untuk menjelaskan bagaimana pembicara menggunakan bahasa yang diharapkan

akan menyempurnakan tindakan-tindakan dan pendapat yang berbentuk arti dari

apa yang diucapkan. Meskipun pelajaran berbicara sekarang mempertimbangkan

subdisiplin persilangan budaya pragmatik, mereka biasanya mengambil sumber

asal-usul filsafat bahasa.

Suharyanti (1996: 4) menjelaskan bahwa agar pembicara berhasil baik

ketika membawakan pembicaraan, maka perlu diperhatikan ekspresi: fisik,

ucapan, dan lagu. Ekspresi berupa sikap dan mimik, ekspresi ucapan berupa

pelafalan kata yang tepat, ekspresi lagu meliputi tinggi rendahnya suara, jeda, dan

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

2244

kesenyapan. Pembicaraan akan berjalan lancar jika semua hal tersebut

dilaksanakan dengan tepat.

Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003: 8) mengungkapkan bahwa

kemahiran berbicara mempunyai prasyarat-prasyarat tertentu. Prasayarat tersebut,

misalnya; keberanian, ketenangan sikap di depan orang banyak, mampu memberi

reaksi yang cepat dan tepat, sanggup melontarkan gagasan-gagasan atau pikiran-

pikiran secara lancar dan teratur, dan memperlihatkan suatu sikap dan gerak-gerik

yang tidak canggung dan kaku. Selain itu, perlu diperhatikan ekspresi fisik,

ucapan (lafalisasi), dan lagu. Ekspresi fisik berupa sikap dan mimik akan sangat

membantu menegaskan maksud pembicara.

Henry Guntur Tarigan (2008: 16) menyatakan bahwa berbicara merupakan

kemampuan untuk mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini, berbicara merupakan suatu sistem

tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang

memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan

tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan hakikat berbicara adalah

kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan,

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan alat

komunikasi, menyampaikan pikiran sehingga antara pendengar dan pembicara

harus saling memahami pembicaraan. Dalam berbicara terdapat unsur-unsur

bahasa yang dimaksudkan untuk mengetahui berapa banyak seseorang dapat

berkomunikasi dengan anggapan bahwa dalam berbicara beberapa kemampuan

dapat mengimbangi kekurangan kemampuan yang lain.

b. Tujuan Berbicara

Menurut Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003: 12) yang dimaksud

dengan tujuan berbicara bergantung dengan apa yang dikehendaki. Suatu maksud

akan menimbulkan reaksi-reaksi tertentu pula. Pada umumnya tujuan berbicara

sebagai berikut:

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

2255

1) Pembicara dikatakan mendorong apabila berusaha memberi semangat,

membangkitkan keinginan atau menekankan perasaan yang kurang

baik, serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian. Setelah

pembicaraan itu berakhir, pendengar diharapkan menunjukkan reaksi

yang berupa tergugahnya perasaan mereka terhadap hal yang

disampaikan oleh pembicara.

2) Pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan pendengar. Setelah

pembicaraa selesai, diharapkan akan terjadi persesuaian pendapat,

keyakinan, dan kepercayaan antara pendengar dan pembicara.

3) Berbuat atau bertindak. Seorang pembicara mempunyai tujuan

menghendaki adanya tindakan atau reaksi fisik dari para pendengar.

Dasar tindakan tersebut adalah adanya keyakinan yang sudah dalam

atau terbakar suatu emosi.

4) Memberitahu, pembicaraan yang bertujuan untuk memberitahukan,

biasanya pembicara akan memberitahukan atau menyampaikan

sesuatu kepada pendengarnya agar mereka benar-benar mengerti.

5) Menyenangkan. Pembicaraan dilakukan dengan maksud untuk

menggembirakan pendengarkan dalam suatu pertemuan.

Suharyanti (1996: 4) menyatakan bahwa tujuan utama dari berbicara

adalah untuk berkomunikasi. Pembicara dapat menyampaikan pembicaraan

dengan efektif, jika memahami makna segala sesuatu yang ingin

dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap

pendengarnya; dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala

situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan.

Imam Syafi`ie (1993: 35) mengungkapkan bahwa tujuan pengajaran

kemampuan berbicara adalah agar para siswa mampu memilih dan menata

gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis, mampu menuangkannya ke

dalam bentuk-bentuk tuturan dalam bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia. Siswa harus mampu mengucapkannya dengan jelas dan lancar, serta

mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai dengan konteks komunikasi

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

2266

karena hal tersebut akan mempengaruhi pengertian pembicaaran antara pembicara

dan lawan bicara.

Nababan (1993: 172) menyatakan bahwa tujuan utama kemampuan

“komunikatif” ialah untuk “menyampaikan pesan kepada orang”, yakni “untuk

mampu berkomunikasi mengenai sesuatu dalam bahasa”. Tujuan kedua untuk

“menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara sosial dapat

diterima”. Tujuan pertama dapat akan tercapai dengan aktivitas-aktivitas yang

boleh disebut “kinerja komunikatif”, sedangkan tujuan kedua dengan latihan-

latihan untuk mengembangkan kemampuan komunikatif. Selanjutnya, Henry

Guntur Tarigan (2008: 16) juga menjelaskan tujuan utama dari berbicara yaitu

untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif,

pembicara harus dapat memahami semua pembicaraan makna yang ingin

dikomunikasikan.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara

adalah menyampaikan pesan dan berkomunikasi untuk orang lain dengan prinsip-

prinsip tertentu agar pembicara dan pendengar saling mengerti. Berbicara

mempunyai maksud-maksud tertentu, misalnya mengajak, menghibur,

meyakinkan. Berbicara berarti menuangkan ide serta gagasannya ke dalam sebuah

tuturan dengan tujuan agar dimengerti orang lain.

2. Hakikat Pembelajaran Berbicara di SD

a. Pengertian Pembelajaran

Given (2007: 57) menyatakan bahwa beberapa sirkuit memproses

sejumlah emosi, beberapa memproses interaksi sosial, sedangkan beberapa akan

memproses informasi indriawi, dan sementara yang lain menangani pikiran atau

hal-hal terkait dengan gerakan, warna, dan sebagainya. Semua sistem kompleks

ini memproses informasi secara khusus, sehingga mereka disebut sistem

pembelajaran. Sejalan dengan teori tersebut, Robert Ornstain (dalam Given,

2007: 44) menjelaskan beberapa cara pembelajaran sebagai sistem operasi

alamiah otak, tetapi bukan mengenai kecerdasan majemuk yang pertama kali

diperkenalkan oleh Howard Garner dalam Frames of Mind.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

2277

Sudarsono dan Eveline Siregar (dalam Dewi Salma Prawiradilaga dan

Eveline Siregar, 2007: 4) juga menjelaskan mengenai istilah pembelajaran sebagai

upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat

dipermudah (facilitated) pencapaiannya. Dalam kegiatan pembelajaran perlu

dipilih strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Selanjutnya,

Dewi Salma Prawiradilaga (2008: 18-19) juga menyebutkan bahwa tujuan

pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kompetensi atau kinerja yang

harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai belajar. Pembelajaran diartikan

sebagai KBM konvensional karena guru dan peserta didik langsung berinteraksi.

Berinteraksi berarti akan terjadi proses belajar-mengajar, sehingga disebut dengan

pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, Dewi Salma Prawiradilaga (2008: 136)

juga mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri

dari suatu sistem pembelajaran, kajian isi, materi ajar, strategi pembelajaran

(metode, media, waktu, sistem penyampaian), serta asesmen belajar.

Menurut Didang Setiawan (2006), konsep pembelajaran merupakan

kegiatan guru untuk menciptakan situasi agar siswa belajar. Pengajaran dianggap

berhasil jika tidak terjadi proses pembelajaran. Meskipun metode yang digunakan

sederhana, tetapi bila mendorong para siswa banyak belajar, maka pengajaran

tersebut dianggap berhasil (efektif). Sedangkan pengertian dari pendekatan

pembelajaran adalah melihat pembelajaran sebagai proses belajar siswa yang

sedang berkembang untuk mencapai perkembangannya. Sedangkan model

pembelajaran adalah melihat pembelajaran sebagai suatu disain yang

menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang

memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan

pada diri siswa. Pengertian metode pembelajaran: berfokus pada proses belajar-

mengajar untuk bahan ajaran dan tujuan pembelajaran tertentu yang lebih terbatas.

Erman Suherman (2008) mendefinisikan pembelajaran sebagai hakikat

kegiatan guru dalam membelajarkan siswa, yang berarti bahwa proses

pembelajaran akan membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Siswa

dalam kondisi belajar dapat diamati dan dicermati melalui indikator aktivitas yang

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

2288

dilakukan, yaitu perhatian fokus, antusias, bertanya, menjawab, berkomentar,

presentasi, diskusi, mencoba, menduga, atau menemukan.

Didang Setiawan (2006) mengungkapkan bahwa pembelajaran akan lebih

bermakna dengan menghubungkan materi dengan kehidupan siswa sehari-hari.

Materi pelajaran diberikan sebagai fokus dari materi pelajaran yang diambil dari

mata pelajaran yang lain, mengintegrasikan dua atau lebih mata pelajaran,

memadukan kegiatan sekolah dengan pekerjaan, belajar juga memberikan layanan

dan media untuk pembelajaran siswa selama proses belajar-mengajar.

Moris (dalam Jafrizal, 2008) menyatakan bahwa pembelajaran berbicara

merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk

mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.

Kemampuan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena

komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan

tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda. Selanjutnya Jafrizal

(2008) juga menjelaskan bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan

mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau

kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh.

Yayu (2008) menjelaskan bahwa pada hakikatnya pembelajaran bertujuan

tertentu. Tujuan pembelajaran tersebut, antara lain: (1) membekali siswa dengan

strategi belajar dengan efisien; (2) membantu siswa untuk mengidentifikasi cara

belajar dengan keinginan mereka sendiri; (3) membangun kemampuan yang

diperlukan untuk negosiasi yang tercantum dalam kurikulum; (4) mendorong

siswa agar menetapkan sasaran belajar mereka sendiri; (5) mendorong siswa

untuk menetapkan tujuan dan waktu belajar yang realistis dengan lingkungan

siswa; (6) membangun keterampilan siswa mengevaluasi diri sendiri.

Simpulan teori tersebut, bahwa hakikat pembalajaran adalah kegiatan yang

berisi sistem pembelajaran yang membantu siswa belajar, mencapai

perkembangan kecerdasan dan sosialnya. Pembelajaran merupakan sistem operasi

alamiah otak dalam memproses sejumlah emosi. Beberapa otak memproses

interaksi sosial, beberapa memproses informasi indriawi, sementara yang lain

menangani pikiran atau hal-hal terkait dengan gerakan, warna, dan sebagainya.

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

2299

Semua sistem kompleks ini memproses informasi secara khusus, sehingga disebut

sistem dengan pembelajaran.

b. Pengertian Pembelajaran Berbicara di SD

Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003: 38) menjelaskan bahwa

sesuai dengan pengajaran Bahasa Indonesia dapat dikemukakan tujuan

pembelajaran keterampilan berbicara agar para siswa mampu memilih dan menata

gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis. Selain itu, siswa diharapkan

mampu menuangkan idenya ke dalam bentuk-bentuk tuturan dalam bahasa

Indonsia sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, mampu mengucapkannya

dengan jelas dan lancar, serta mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai

dengan konteks komunikasi.

Samsuri dan Sadtono (dalam Nurokhman, 2009) menjelaskan bahwa

kemampuan berbicara dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

saat ini, ditujukan untuk arah pembinaan bahasa Indonesia di sekolah yang

dituangkan dalam tujuan pengajaran bahasa Indonesia yang secara eksplisit yang

dicantumkan dalam kurikulum. Secara garis besar, tujuan utama pengajaran

bahasa Indonesia agar anak-anak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan

benar sesuai kaidah bahasa. Berarti bertujuan agar anak-anak mampu menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis dengan baik menggunakan media bahasa

Indonesia .

Koesworo, dkk. (dalam Lina Riyandari, 2008) menyatakan bahwa

pembelajaran berbicara di SD melatih siswa dapat berbicara dalam Bahasa

Indonesia dengan baik dan benar. Banyak cara untuk melaksanakan pembelajaran

berbicara di SD, misalnya: siswa diminta merespon secara lisan gambar yang

diperlihatkan guru, bermain tebak-tebakan, menceritakan isi bacaan, menceritakan

pengalaman pribadi tanya jawab, melanjutkan cerita guru, dan sebagainya. Salah

satu cara yang dapat digunakan guru untuk lebih meningkatkan kemampuan

berbicara siswa agar baik dan sistematis adalah dengan cara menggunakan teknik

5W+1H. Teknik 5W+1H, lazimnya sering digunakan dalam penulisan

berita di media massa. Arti kata ini merupakan kata tanya berasal dari bahasa

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

3300

Inggris yang diambil dari huruf pertamanya (Who, What, Where, When, Why,

How) artinya siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.

Menurut Imam Syafi`ie (1993: 33) pada kenyataanya hakikat bahasa

adalah lambang bunyi yang diucapkan. Alasan tersebut menempatkan kemampuan

berbicara sebagai keterampilan berbahasa yang utama. Kemampuan berbicara

adalah kemampuan pertama-tama yang harus dikuasai untuk memenuhi

kebutuhan berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat tempat kita berada.

Simpulan dari teori kemampuan berbicara adalah bahwa kemampuan

berbicara diajarkan kepada siswa sebagai bahan ajar untuk membantu

mengembangkan kemampuan berbicara siswa. Kemampuan berbicara merupakan

keterampilan yang berguna bahkan ketika nanti siswa terjun dalam kehidupan ber-

masyarakat. Alasan tersebut menjadikan keterampilan berbicara sangat penting

untuk dibina sejak siswa duduk di Sekolah Dasar.

c. Bentuk-bentuk Pembelajaran Berbicara

Imam Syafi`ie (1993: 37-41) menjelasakan mengenai bentuk-bentuk

pembelajaran kemampuan berbicara yang dapat diajarkan kepada siswa, antara

lain: diskusi, pidato maupun wawancara. Diskusi adalah suatu bentuk berbicara

dalam sebuah kelompok yang membahas suatu masalah untuk memperoleh

alternasi-alternasi pemecahan masalah tersebut. Beberapa macam diskusi antara

lain diskusi informal dan diskusi formal. Diskusi formal antara lain diskusi

kelompok, diskusi panel, dialog, seminar.

Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003: 40) mengungkapkan bahwa

terdapat berbagai bentuk kegiatan berbicara yang dapat diajarkan kepada siswa.

Pengajaran kemampuan berbicara yang penting untuk diajarkan adalah bertanya,

bercerita, berdialog (wawancara), ceramah, pidato, diskusi, kelompok, dan

sebagainya. Siswa diharapkan dapat menguasai berbagai bentuk pembelajaran

tersebut agar terampil berbicara baik dalam bentuk formal, maupun nonformal.

Burhan Nurgiyantoro (2001: 278-291) mengungkapkan bahwa terdapat

berbagaibentuk tugas kemampuan berbicara. Bentuk-bentuk tugas kemampuan

berbicara tersebut, antara lain: (1) pembicaraan berdasarkan gambar; (2)

wawancara; (3) bercerita; (4) pidato; (5) diskusi. Beberapa bentuk berbicara

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

3311

tersebut akan berguna bagi siswa sampai pada kehidupan sosial di lingkungan

tempat tinggalnya ketika mereka terjun di masyarakat nanti.

Simpulan dari teori tersebut bahwa bentuk-bentuk berbicara yang dapat

dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar adalah bertanya, bercerita, memberi

tanggapan, wawancara, dan pidato. Selain itu, siswa dapat diajari diskusi

kelompok dan berdialog. Berbagai bentuk tugas berbicara yang diajarkan tersebut

akan menunjang kemampuan berbicara seseorang agar lebih terampil.

d. Manfaat Pembelajaran Berbicara bagi Siswa SD

Menurut Imam Syafi`ie (1993: 34) keterampilan berbicara perlu dikuasai

oleh para siswa dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Bahkan setelah mereka

hidup di masyarakat nanti, keterampilan berbicara merupakan salah satu faktor

yang ikut menentukan keberhasilan hidup mereka. Kemampuan berbicara yang

baik dapat dikuasai melalui proses belajar dan berlatih secara teratur. Untuk itu

diperlukan perencanaan pengajaran yang baik yang disusun berdasarkan

kurikulum yang yang digunakan. Dalam perencanaan pengajaran kemampuan

berbicara yang baik dikemukakan dengan jelas tujuan pengajaran yang hendak

dicapai, materi, metode, dan teknik serta kegiatan pembelajaran, serta menilai

keberhasilan siswa.

Suharyanti (1996: 10) menjelaskan bahwa pengetahuan mengenai ilmu

atau teori berbicara akan sangat bermanfaat dalam menunjang kemahiran serta

keberhasilan seni atau praktik berbicara. Itulah sebabnya diperlukan pendidikan

berbicara. Konsep-konsep dasar yang mendasari pendidikan berbicara dapat

dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu: (1) hal-hal yang berhubungan dengan

hakikat sifat dasar ujaran; (2) hal-hal yang menyatakan proses-proses intelektual

yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berbicara dengan baik; dan

(3) hal-hal yang akan memudahkan seseorang untuk mencapai kemampuan dalam

keterampilan-keterampilan berbicara tertentu.

Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003: 38) mengungkapkan bahwa

sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa Indonesia, dapat dikemukakan bahwa

tujuan pembelajaran keterampilan berbicara agar para siswa mampu memilih dan

menata gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis, mampu

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

3322

menuangkannya ke dalam bentuk-bentuk tuturan dalam bahasa Indonesia sesuai

dengan kaidah bahasa Indonesia, mampu mengucapkannya dengan jelas dan

lancar, serta mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai dengan konteks

komunikasi.

Ahmad Rofi`udin dan Darmiyati Zuchdi (2001: 8) mengungkapkan bahwa

terdapat berbagai jenis kegiatan proses pembelajaran berbicara, antaranya

percakapan, berbicara estetik (mendongeng), berbicara menyampaikan informasi

atau untuk mempengaruhi dan kegiatan dramatik. Berbagai jenis berbicara

tersebut dapat diajarkan ketika selama kegiatan belajar-mengajar. Selanjutnya,

Burhan Nurgiyantoro (2001: 289) juga menjelaskan bahwa kemampuan bercerita

merupakan salah satu cara untuk menggungkapkan. Keterampilan bercerita secara

pragmatis meliputi dua hal yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu unsur linguistik

(bagaimana cara bercerita, bagaimana memilih bahasa) dan unsur apa yang

diceritakan oleh siswa itu sendiri. Secara lebih jelas, Kusumo Priyono (dalam

Awin Susilowati, 2008: 13) mengungkapkan bahwa bercerita atau mendogeng

tidak hanya merupakan kegiatan yang bersifat menghibur belaka, tetapi juga

bertujuan memperkenalkan lingkungan, budi pekerti, dan mendorong anak untuk

bersikap positif. Meskipun tampak sederhana, namun hal ini sangat penting

ditanamkan pada diri anak sejak dini untuk menumbuhkan kepercayaan diri anak.

Simpulan dari teori-teori di atas, bahwa keterampilan berbicara merupakan

keterampilan yang utama dalam memenuhi kebutuhan komunikasi dengan

masyarakat pembelajaran serta masyarakat umum di mana kita berada. Dengan

keterampilan berbicara maka komunikasi akan berjalan efektif dan efisien. Jika

kita memiliki kemampuan berbicara yang memadai akan mudah bagi kita dalam

mengikuti pembelajaran di sekolah. Keterampilan berbicara bukan merupakan

keterampilan yang didapat sejak lahir, melainkan harus dipelajari dan diasah.

e. Aspek Penilaian Kemampuan Berbicara

Burhan Nurgiyantoro (2001: 276) menyebutkan bahwa tes kemampuan

berbicara perlu mempertimbangkan unsur ekstralinguistik, yaitu sesuatu yang

disampaikan di dalam bahasa. Penilaian unsur ekstralunguistik diperlukan agar

guru dapat mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan berbahasa siswa. Dengan

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

3333

demikian, dalam penilaian kemampuan berbicara siswa diperlukan seperangkat

instrumen yang harus dipersiapkan dengan baik. Selanjutnya, Burhan

Nurgiyantoro (2001: 291) juga menjelaskan bahwa cara penilaian berbicara dapat

menggunakan model skala: 0-10 atau 1-10 dengan mengemukakan aspek-aspek

yang menurut kita belum terungkap. Aspek-aspek yang dapat dinilai misalnya:

(1) ketepatan struktur; (2) ketepatan kosakata; (3) kelancaran; (4) kualitas gagasan

yang dikemukakan; (5) banyaknya gagasan yang dikemukakan oleh siswa; (6)

kemampuan/kekritisan menanggapi gagasan; dan (7) dan kemampuan untuk

mempertahankan pendapat. Penilaian juga dapat disesuaikan dengan kepentingan

tema yang akan diangkat dalam berbicara.

Menurut Sarwiji Suwandi dan Budhi Setiawan (2003: 33-34) bahwa aspek

penilaian berbicara yang akan dinilai dalam tes kemampuan berbicara meliputi

aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Aspek kebahasaan tersebut antara lain

meliputi: (1) pengucapan vokal; (2) pengucapan konsonan; (3) penempatan

tekanan; (4) penempatan persendian; (5) penggunaan nada/irama; (6) pilihan kata;

(7) pilihan ungkapan; (8) variasi kata; (9) tata bentukan; (10) struktur kalimat;

(11) ragam kalimat. Sedangkan aspek nonkebahasaan meliputi: (1) keberanian dan

semangat yang diperlihatkan siswa; (2) kelancaran; (3) penyaringan suara; (4)

pandangan mata; 5) gerak-gerik dan mimik; (6) keterbukaan; (7) penalaran; (8)

penguasaan topik.

Oller (dalam Yuni Susilowati: 2008: 15) menjelaskan bahwa perangkat

pengukuran dan penilaian yang dikembangkan FSI (Foreign Service Institute)

terdiri dari: (1) skala penilaian akhir yang terdiri dari lima tingkat kemampuan

berbicara; (2) skala pengukuran, yang terdiri dari aspek-aspek yang dijadikan

ukuran, seperti tekanan, tata bahasa, kosakata, kelancaran, dan pemahaman. Tiap

aspek tersebut dibagi menjadi lima tingkatan; (3) skala pembobotan, yang berguna

untuk memperhalus penilaian dan memberikan penekanan aspek tertentu yang

dianggap lebih diutamakan sesuai dengan tujuan pengukuran.

Simpulkan teori tersebut, bahwa penilaian berbicara memiliki aspek-aspek

tertentu. Penilaian kemampuan berbicara dipilih sesuai dengan jenjang pendidikan

siswa sehingga aspek-aspek yang dinilai dalam berbicara tergantung dengan

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

3344

kemampuan awal serta pelajaran berbicara yang sedang dipelajari siswa. Penilaian

berbicara juga harus mempertimbangkan kemampuan berbahasa dan kemampuan

berpikir siswa. Penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan bercerita

adalah tes unjuk kerja yang dilengkapi dengan lembar penilaian observasi

(pengamatan) terhadap kemampuan bercerita siswa.

Tabel 1. Rubrik Pengamatan Penilaian Kemampuan Berbicara

Rentangan Skala No Aspek yang

Dinilai

5 4 3 2 1

Perolehan Skor

1 Lafal

2 Keruntutan

3 Kelancaran

4 Pemahaman

Total Skor

Nilai

Keterangan

1. Lafal

5 Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, ucapan standar.

4 Pengaruh ucapan asing(daerah) dan kesalahan ucapan tidak

menyebabkan kesalahpahaman.

3 Pengaruh ucapan asing(daerah) memaksa orang mendengarkan dengan

teliti, salah ucap yang menyebabkan kesalahpahaman.

2 Sering terjadi kesalahan besar dan aksen kuat yang menyulitkan

pemahaman.

1 Ucapan sering tidak dapat dipahami karena kesalahan melafalkan kata-

kata.

2. Keruntutan

5 Runtut dari awal sampai akhir pembicaraan.

4 Terjadi sedikit ketidakruntutan dalam pembicaraan.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

3355

3 Kadang-kadang tidak runtut, tetapi tidak menganggu pembicaraan.

2 Banyak terjadi ketidakruntutan ketika berbicara yang menganggu

pembicaraan.

1 Sama sekali tidak runtut dari awal sampai akhir pembicaraan.

3. Kelancaran:

5 Pembicaraan dalam segala hal lancar dan halus.

4 Pembicaraan lancar dan halus, tetapi sekali-sekali masih kurang ajeg.

3 Pembicaraan sering nampak ragu, kalimat tidak lengkap,

pengelompokkan kata kadang-kadang juga tidak tepat.

2 Pembicaraan sangat lambat dan tidak ajeg kecuali untuk kalimat-

kalimat pendek dan telah rutin.

1 Pembicaraan selalu terhenti dan terputus-putus.

4. Pemahaman:

5 Memahami segala sesuatu dalam pembicaraan formal.

4 Memahami agak baik kata-kata normal, kadang-kadang pengulangan

dan penjelasan.

3 Memahami dengan baik kata-kata sederhana, dalam hal tertentu masih

perlu penjelasan dan pengulangan.

2 Memahami dengan lambat kata-kata sederhana, sehingga perlu

penjelasan dan pengulangan.

1 Memahami sedikit isi kata-kata yang paling sederhana.

Teknik penilaiannya sebagai berikut:

1. Nilai dalam tiap unsur berkisar antara 1 sampai dengan 5: nilai 1 berarti

kurang sekali, nilai 2 berarti kurang, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti

baik, nilai 5 berarti baik sekali.

2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur

penilaian yang diperoleh siswa.

3. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

3366

4. Presentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

3. Hakikat Peta Pikiran (Mind Mapping)

a. Pengertian Peta Pikiran (Mind Mapping)

Buzan (2003: 4) menjelaskan bahwa peta pikiran (mind mapping)

merupakan cara mudah untuk menggali informasi dari dalam dan dari luar otak.

Peta pikiran (mind mapping) adalah cara untuk belajar dan berlatih dengan cepat

dan mudah dan dapat digunakan oleh semua orang. Membuat catatan dengan peta

pikiran (mind mapping) akan menyenangkan dan tidak akan membosankan. Peta

pikiran (mind mapping) adalah cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan

merencanakan proyek. Selanjutnya, Bobbi DePorter & Mike Hernacki (2004: 153)

juga menjelaskan mengenai peta pikiran yang dapat membangkitkan ide-ide

orisinal dan memicu ingatan dengan mudah. Peta pikiran merupakan teknik

pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana

grafis lainnya untuk membentuk kesan.

Martin (dalam Trianto, 2007: 159) mengungkapkan bahwa peta pikiran

adalah ilustrasi grafis konkret yang mengidentifikasikan bagaimana sebuah

konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama.

Dengan demikian, peta pikiran dapat mempermudah kerja seseorang karena

gagasan dapat dapat tertuang secara konkrit. Ariany Syurfah (2007: IX)

mengungkapkan bahwa peta pikiran (mind mapping) merupakan teknik

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

3377

pembuatan grafik yang menyediakan kunci-kunci umum untuk mengoptimalkan

potensi otak dengan memanfaatkan kata-kata, image, nomer, logika, irama, dan

dimensi serta disajikan dalam pola yang unik. Sistem ini merupakan metode

mencatat kreatif yang memudahkan untuk mengingatkan banyak informasi dan

mempresentasikan secara akurat dan menyenangkan.

Dahar (dalam Trianto, 2007: 159) mengemukakan beberapa ciri dari peta

pikiran (mind mapping). Ciri-ciri peta pikiran (mind mapping), antara lain:

1) Peta pikiran (mind mapping) dapat memperlihatkan konsep-konsep

dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, contohnya dalam bidang

studi Fisika, Kimia, Biologi, Matematika. Melalui peta pikiran, siswa

dapat melihat bidang studi tersebut lebih jelas dan bermakna.

2) Peta pikiran dapat berupa gambar dua dimensi dari suatu bidang studi,

atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri-ciri inilah yang dapat

memperlihatkan hubungan yang proporsional antara konsep-konsep.

3) Tidak semua konsep peta pikiran mempunyai bobot yang sama. Ini

berarti ada konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang

lain.

4) Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang

lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut.

Arends (dalam Trianto, 2007) mengemukan langkah-langkah dalam

membuat peta pikiran. Langkah-langkah membuat peta pikiran adalah sebagai

berikut:

1) Mengidentifikasi ide atau pokok yang melingkupi sejumlah konsep.

Contohnya mengenai ekosistem.

2) Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang

menunjang ide utama. Contohnya seperti individu, populasi,

komunitas.

3) Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta pikiran.

4) Ide-ide sekunder dikelompokkan di sekeliling ide utama secara visual,

sehingga menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

3388

Buzan (2007: 10) menjelaskan mengenai cara membuat peta pikiran (mind

map). Cara membuat pikiran tersebut, antara lain:

1) Menggunakan selembar kertas kosong tanpa garis dan beberapa

pulpen berwarna. Tertas tersebut letakkan menyamping.

2) Membuat gambar yang merangkum subjek utama di tengah-tengah

kertas. Gambar itu melambangkan topik utama.

3) Membuat beberapa garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari

gambar di tengah kertas, masing-masing untuk setiap ide utama yang

ada mengenai subjek. Cabang-cabang utama tersebut melambangkan

subtopik utama.

4) Memberi nama pada setiap ide di atas dan memberi gambar-gambar

kecil mengenai masing-masing ide tersebut. Kegiatan tersebut

menggunakan kedua sisi otak. Setiap kata dalam mind mapping

digarisbawahi jika merupakan kata-kata kunci untuk menunjukkan

tingkat kepentingannya.

5) Setiap ide dapat ditarik garis penghubung lainnya, yang menyebar

seperti cabang-cabang pohon. Setiap cabang merupakan buah pikiran

setiap ide tadi. Cabang-cabang tambahan ini melambangkan detail-

detail yang ada.

Menurut Bobbi DePorter & Mike Hernacki (2004: 156) beberapa cara

yang dapat dilakukan untuk membuat peta pikiran lebih mudah diingat:

1) Ditulis atau diketik secara rapi dengan menggunakan huruf-huruf

kapital.

2) Gagasan-gagasan penting ditulis dengan huruf-huruf yang lebih besar,

sehingga langsung menonjol ketika dibuka catatan kembali.

3) Gambar dalam peta pikiran akan lebih diingat jika digambar dengan

hal-hal yang berhubungan diri seseorang.

4) Menggarisbawahi dan menggunakan kata-kata tebal.

5) Kreatif dan berani dalam desain karena otak lebih mudah mengingat

hal yang tidak biasa.

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

3399

6) Menggunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan hal-hal atau

gagasan-gagasan tertentu.

7) Menciptakan peta pikiran secara horizontal untuk memperbesar ruang

bagi pekerjaan.

Dahar (dalam Anwar Holil, 2008) menjelaskan bahwa langkah-langkah

menyusun peta konsep. Langkah tersebut sebagai berikut: (1) memilih suatu

bahan bacaan; (2) menentukan konsep-konsep yang relevan; (3) mengelompokkan

(mengurutkan) konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak

inklusif; (4) menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep

yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut.

“A Mind Map is a powerful graphic technique which provides a universal key to unlock the potential of the brain. It harnesses the full range of cortical skills - word, image, number, logic, rhythm, colour and spatial awareness - in a single, uniquely powerful manner. In so doing, it gives you the freedom to roam the infinite expanses of your brain. The Mind Map can be applied to every aspect of life where improved learning and clearer thinking will enhance human performance”. (Buzan 2008).

Teori Buzan (2008) tersebut dengan kata lain menyebutkan bahwa peta

pikiran merupakan sebuah teknik grafik yang sangat kuat yang memberikan

sebuah kunci bersama untuk membuka potensi otak. Peta pikiran menggunakan

latihan penuh kemampuan selaput otak-kata, angka, gambar, logika, irama, warna,

dan ruang kesadaran pada sebuah cara khusus yang sangat kuat, dan unik. Peta

pikiran memberimu kebebasan untuk menjelajahi ruang tak terbatas dari otak.

Peta pikiran ini bisa dipakai untuk setiap aspek kehidupan untuk memperbaiki

pengetahuan dan pikiran yang akan meningkatkan kemampuan manusia.

Menurut Anton (2008) cara membuat peta pikiran atau peta konsep (mind

mapping) dengan menuliskan tema utama sebagai titik sentral/tengah dan

memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah

tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Berarti setiap mempelajari

sesuatu hal, maka fokus kita diarahkan pada tema utamanya, poin-poin penting

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

4400

dari tema utama yang sedang kita pelajari, pengembangan dari setiap poin penting

tersebut dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini maka kita bisa

mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan area mana

saja yang masih belum dikuasai dengan baik.

Buzan (dalam Ida, 2008) menyatakan bahwa Mind Map merupakan alat

paling hebat yang dapat membantu otak berpikir secara teratur. Mind Map

memberikan kemudahan dalam mengatur segala fakta dan hasil pemikiran

yang melibatkan cara kerja alami otak sejak awal. Hal ini berarti bahwa upaya

untuk mengingat dan menarik kembali informasi di kemudian hari akan lebih

mudah, serta lebih dapat diandalkan daripada menggunakan cara pencatatan

tradisional. Mind Map didefinisikan sebagai cara mengembangkan kegiatan

berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut,

mengembangkan cara pikir divergen, dan berpikir kreatif. Mind Map merupakan

cara termudah menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi

itu ketika dibutuhkan.

Aekmaga (2008) menjelaskan beberapa manfaat peta pikiran. Manfaat peta

pikiran (mind mapping) antara lain mempercepat pembelajaran, melihat koneksi

antartopik yang berbeda, membantu ‘brainstorming’, memudahkan ide mengalir,

melihat gambaran besar, memudahkan mengingat, menyederhanakan struktur.

Selanjutnya Erman ( dalam Anwar Holil, 2008) menjelaskan mengenai berbagai

macam peta konsep. Peta konsep ada empat macam yaitu: (1) pohon jaringan

(network tree); (2) rantai kejadian (events chain), (3) peta konsep siklus (cycle

concept map); (4) dan peta konsep laba-laba (spider concept map)”.

Anwar Holil (2008) mejelaskan bahwa peta konsep merupakan salah satu

bagian dari strategi organisasi. Strategi organisasi bertujuan untuk membantu

meningkatkan membantu pebelajar meningkatkan mutu bahan-bahan pelajaran

yang dipelajari. Strategi-strategi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide

atau istilah-istilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi bagian-

bagian yang lebih kecil lagi. Strategi-strategi tersebut merupakan

pengidentifikasian ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang

lebih besar. Selanjutnya Iwan Sugiarto (dalam R. Teti Rostikawati, 2008)

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

4411

menjelaskan bahwa peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang akan

dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau

teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya.

Simpulan teori-teori tersebut, bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah

satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran

memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri

seseorang. Keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang

untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis

maupun secara verbal. Kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya

memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

b. Pembelajaran Berbicara dengan Peta Pikiran (Mind Mapping)

Martin (dalam Trianto, 2007: 157) menjelaskan bahwa pemetaan konsep

merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan

pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta konsep menyediakan bantuan visual

konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi

tersebut dipelajari. Para guru yang telah menggunakan peta pikiran agar konsep

yang digunakan akan memberi mereka basis logis untuk memutuskan ide-ide

utama apa yang akan dimasukkan atau dihapuskan dari rencana-rencana dan

pengajaran mereka. Pemahaman ini akan memperbaiki perencanaan dan instruksi

guru. Pemetaan yang jelas dapat menghindari miskonsepsi yang dibentuk siswa.

Anton (2008) menjelaskan bahwa peta pikiran (mind mapping) merupakan

konsep yang didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-

kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang

bercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang

pohon. Fakta tersebut menjelaskan scara kerja otak, yaitu menyimpan informasi,

sehingga semakin baik informasi tersimpan dalam otak, maka akan

mempermudah proses belajar.

Dahar (dalam Anwar Holil, 2008) mengungkapkan bahwa dalam salah

satu teori Ausubel menyebutkan faktor yang paling penting yang mempengaruhi

pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal). Supaya

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

4422

belajar jadi bermakna, maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep

yang ada dalam struktur kognitif siswa (Suryadi menambahkan ini yang disebut

Teknik Konstruktivisme). Peta konsep akan membantu mengemukakan cara untuk

mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna

berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep

Menurut Sur (2008) pembelajaran dengan peta pikiran (mind mapping)

mempunyai beberapa kelemahan. Beberapa kelemahan tersebut, antara lain:

1) Jika terlalu banyak menggunakan kata kunci/ gambar kunci (key word/

key image), kode (asosiasi) yang hanya dimengerti oleh si pembuat,

maka orang lain akan kesulitan untuk memahaminya.

2) Cara berpikir seseorang akan menjadi divergen dan ini bisa menjadi

kelemahan dan juga sekaligus kekuatan. Kelemahan karena ia akan

menjadi kurang fokus pada satu masalah. Kekuatan karena ia terus akan

menggenerate ide dari apa yang sudah terlihat di kertas dan

menambahkan ide-ide baru yang muncul di kepalanya (otak kanan).

3) Memerlukan 2-3 kali penggambaran ulang agar peta konsep bisa

terlihat lebih rapih dan artistik

Kelebihan peta pikiran (mind mapping) : (1) dapat mengemukakan

pendapat secara bebas; (2) dapat bekerjasama dengan teman lainnya. Sedangkan

kekurangannya adalah siswa yang tidak aktif yang sulit terlibat. Peta pikiran

(mind mapping) cenderung hanya dimengerti oleh si pembuat itu sendiri karena

peta pikiran (mind mapping) merupakan hasil ide seseorang. Sedangkan kelebihan

peta pikiran (mind mapping) dapat membantu mempermudah seseorang

menyimpan serta mengeluarkan kembali informasi yang tersimpan di otak kita.

Simpulan dari teori tersebut adalah pembelajaran berbicara dengan peta

pikiran (mind mapping) akan mempermudah siswa menyerap pelajaran. Peta

pikiran (mind mapping) merupakan teknik yang mempermudah siswa memahami

konsep-konsep belajar agar lebih mudah. Dengan peta pikiran (mind mapping)

siswa akan lebih mudah mengungkapkan ide serta gagasan karena peta pikiran

(mind mapping) membantu siswa mengeluarkan informasi yang tersimpan dalam

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

4433

sel-sel syaraf kita. Dengan peta pikiran (mind mapping) kita akan lebih mudah

menyimpan dan mengungkapkan gagasan serta ide kita.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

4444

Gambar 1. Contoh Mind Mapping 1

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

4455

Gambar 2. Contoh Mind Mapping 2

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

4466

Gambar 3. Contoh Mind Mapping 3

4. Hakikat Media Pembelajaran

Oemar Hamalik (1989: 123) menjelaskan mengenai media pendidikan dapat

ditinjau sebagai proses dan sebagai produk. Sebagai proses, media pendidikan

berfungsi sebagai alat penunjang dalam proses instruksional, yakni untuk

menyampaikan bahan pelajaran agar tujuan instruksional yang telah dirumuskan

sebelumnya dapat tercapai. Konteks tersebut akan menunjang keberhasilan

belajar, sehingga akan diperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan jika proses

instruksional itu didukung oleh media atau multimedia yang relevan. Sebagai

produk, oleh karena media pendidikan merupakan hasil kemajuan teknologi, maka

bertambah meningkatnya kemajuan teknologi membuat semakin bertambah

meningkatnya perkembangan media pendidikan. Selanjutnya, Marshall McLuhan

(dalam Oemar Hamalik, 2003: 201) juga berpendapat bahwa media adalah suatu

ekstensi manusia memungkinkannya untuk mempengaruhi orang lain yang tidak

mengadakan kontak langsung.

Nasution (2005: 194) menjelaskan bahwa bermacam-macam media yang

dapat digunakan untuk komunikasi dengan murid dalam proses pembelajarn. Pada

umumnya guru adalah sumber utama yang memberikan stimulus kepada murid

agar belajar. Akan tetapi, disamping guru masih ada lagi berbagai macam media

lainnya seperti benda-benda, film dan televisi, dan mesin belajar (teaching

machine). Selanjutnya, Rohani (dalam Siti Uriana Rahmawati, 2009) menjelaskan

pengertian sebagai media segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi

sebagai perantara, sarana, alat untuk proses komunikasi belajar mengajar.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

4477

Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, Rahardjito (2007: 7)

mengungkapkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi. Selanjutnya, Wilkinson (1984: 57) juga

menjelaskan bahwa media pendidikan mempunyai dampak yang berarti bagi

pencapaian siswa dan citra diri mereka, jika media tersebut dipilih dan diproduksi

secara cermat dengan memperhitungkan ciri-ciri media dan karakteristik siswa

serta diintegrasikan secara sistematik ke dalam program instruksional.

Hernick, dkk. (dalam Azhar Arsyad, 2005: 4) mengemukakan istilah

medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.

Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-

bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media tersebut

membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung

makna-makna pengajaran, maka disebut sebagai media pembelajaran. Lebih

lanjut, I Wayan Santyasa (2007) menerangkan bahwa media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan

pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan

siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sardiman (2001: 203) menerangkan bahwa alat-alat pengajaran sebagai

media komunikasi, dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan. Pertama, adalah

alat-alat yang merupakan benda sebenarnya yang memberikan pengalaman

langsung dan nyata. Kedua, alat-alat yang merupakan benda pengganti yang

seringkali dalam bentuk tiruan dari benda sebenarnya yang memberikan

pengalaman buatan atau tidak langsung. Ketiga, ialah bahasa baik lisan, maupun

tertulis yang memberikan pengalaman melalui bahasa. Sedangkan peranan media

dalam proses belajar-mengajar, antara lain: (1) menghemat waktu belajar; (2)

memudahkan pemahaman; (3) meningkatkan perhatian siswa; (4) meningkatkan

aktivitas siswa; (5) mempertinggi daya ingat siswa.

Latuheru (Devid Haryalesmana, 2009) menjelaskan bahwa media

pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

4488

belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara

guru dan siswa yang dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.

Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar

untuk memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran

yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar-

mengajar dan dapat merangsang minat siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Yudi Nugraha (2009) menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah alat

bantu dalam pembelajaran materi ajar dengan memiliki tingkat kesukaran tertentu

sukar dipahami oleh siswa. Media pembelajaran akan membantu guru dalam

mengajarkan materi ajar yang bersifat abstrak dan rumit atau kompleks.

Hal ini menjadi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media

mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup

lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan

proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

Nana Sudjana (dalam Sri Hidayati, 2009) mengungkapkan bahwa media

pembelajaran yang dapat dipergunakan guru sangat luas, karena segala sesuatu

yang dapat dijadikan sarana penyampaian pesan dari materi pelajaran, disebut

media pembelajaran. Oleh karena itu, guru memiliki kebebasan untuk

mengembangkannya secara kreatif dan inovatif, sesuai kemampuan. Hal yang

perlu diperhatikan guru dalam mengembangkan media pembelajaran adalah media

tersebut harus dapat meningkatkan perhatian siswa, keaktifan siswa, mengatasi

keterbatasan sumber belajar, dan harus dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi yang diberikan oleh guru.

Menurut Sudjana dan Rifa’i dalam Siti Uriana Rahmawati (2009) media

pengajaran berfungsi agar pengajaran lebih menarik bagi siswa, sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar, memperjelas makna bahan pengajaran, membuat

metode pengajaran lebih bervariasi, dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar

lebih banyak. Dengan demikian, siswa akan berminat untuk belajar. Sedangkan,

Levie & Lentz (dalam Muhammad Win Afgani, 2008) mengemukakan empat

fungsi media pengajaran, khususnya media visual, yaitu : (1) fungsi atensi; (2)

fungsi afektif; (3) fungsi kognitif; dan (4) fungsi kompensatoris.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

4499

Fungsi atensi media merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian

siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna

visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

Simpulan teori-teori tersebut bahwa media pembelajaran sangat membantu

dalam proses belajar-mengajar. Media belajar yang tepat akan meningkatkan

minat belajar siswa. Media pembelajaran akan membantu meringankan siswa

ketika belajar materi yang sulit dicerna secara abstrak. Fungsi media dalam

pembelajaran tidak dapat dipungkiri akan membantu meningkatkan kualitas

belajar siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Tutiek Yunita Rachmawati dengan judul Peningkatan Kualitas

Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping)) pada

Siswa Kelas IX D SMP Al Muayad Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Simpulan

dari penelitian tersebut bahwa metode peta pikiran dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran menulis cerpen. Hal ini ditandai dengan presentasi yang

selalu meningkat dalam setiap siklus. Presentase keaktifan siswa pada siklus I

sebesar 54%, minat dan motivasi sebesar 65% sedangkan perhatian dan kosentrasi

sebesar 65%. Pada siklus II keaktifan siswa naik sebesar 81%, perhatian dan

kosentrasi sebesar 85%, sedangkan minat dan motivasi siswa sebesar 85%. Pada

siklus III keaktifan siswa meningkat sebesar 92%, perhatian dan konsentrasi

sebesar 100%, sedangkan minat dan motivasi siswa meningkat sebesar 100%.

Penerapan metode peta pikiran juga dapat meningkatkan nilai siswa yang

meningkat pada setiap siklus, yaitu pada siklus I sebesar 60,2; pada siklus II 67,5;

sedangkan pada siklus III 71,9.

Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Erma Lestari dengan judul

Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Media

Komik Tanpa Kata Pada Siswa Kelas X-8 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran

2008/2009. Hasil penelitian tersebut menunjukkan peningkatan pada setiap siklus,

antara lain terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan

berbicara dan peningkatan kulaitas hasil keterampilan berbicara. Rerata yang

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

5500

dihasilkan adalah pada siklus I adalah 66,9; siklus II sebesar 69,9; sedangkan pada

siklus III adalah 73,4.

Wayan Pegeyasa juga melakukan penelitan yang relevan dengan judul

Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas 1 MTs Sunan Kalijaga Malang

Melalui Strategi Pemetaan Pikiran. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah

strategi ini sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran berbicara, juga

pembelajaran keterampilan berbahasa yang lainnya. Hal ini sudah dibuktikan oleh

Supercamp, California, yang telah menggunakan strategi pemetaan pikiran dalam

proses belajar mengajarnya, selain metode menyenangkan yang lainnya. Sebagai

salah satu sampel, siswa kelas 1 MTs Sunan Kalijogo telah berhasil meningkatkan

kemampuan berbicaranya dengan melalui beberapa tahapan, antara lain:

(1) mengumpulkan bahan pembicaraan, (2) membuat kerangka pembicaraan, (3)

menguraikan secara spesifik kerangka pembicaraan, (4) mengkreasikan kerangka

pembicaraan, (5) berbicara secara akurat, relevan, terstruktur, terurut, jelas, paham

dengan isi pembicaraan, relatif nyaring, dan efektif.

C. Kerangka Berpikir

Pada umumnya siswa kesulitan berbicara di depan kelas atau forum-forum

resmi. Siswa sering merasa gugup dan tidak dapat mengingat kata-kata yang telah

mereka hafal sebelumnya. Siswa cenderung kesulitan menggungkapkan ide dan

gagasannya ketika berbicara sehingga pembicaraan siswa tidak sesuai topik atau

tema. Siswa juga kurang berminat dengan cara pembelajaran yang diterapkan guru

dengan menggunakan metode ceramah. Guru jarang menyuruh siswa praktik

berbicara. Jika menyuruh siswa praktik berbicara, guru akan menentukan tema,

kemudian siswa diberi waktu untuk menulis idenya dan menghafal sebelum maju

di depan kelas. Cara seperti ini kurang efektif bagi siswa terutama dalam

pembelajaran berbicara karena membuat siswa tidak bersemangat mengikuti

pembelajaran.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

5511

Siswa tidak bersemangat mengikuti pembelajaran berbicara dan kesulitan menggungkapkan ide dan gagasan

Pembelajaran berbicara dengan menggunakan peta pikiran

(mind mapping)

(Penelitian Tindakan Kelas)

Kondisi Awal

Guru mengajar dengan cara berceramah, memberi tema, kemudian menyuruh membuat catatan sebagai pedoman untuk berbicara

kemampuan berbicara siswa rendah

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

5522

Bagan 1. Alur Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Penggunaan peta pikiran (mind mapping) akan membantu mempermudah

siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara, sehingga

dapat meningkatkan kualitas hasil dan proses pembelajaran berbicara pada siswa

kelas V SD Negeri 3 Karanganyar. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis

bahwa penggunaan peta pikiran (mind mapping) dapat:

1) Meningkatkan kualitas proses kemampuan berbicara siswa kelas V SD

Negeri Karanganyar 03.

2) Meningkatkan kualitas hasil kemampuan berbicara siswa kelas V SD

Negeri Karanganyar 03.

Kualitas proses pembelajaran berbicara meningkat

Kualitas hasil pembelajaran berbicara meningkat

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

5533

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 03 Karanganyar yang beralamat di

Karanganyar, Weru, Sukoharjo, Telepon (0273)5331498 dengan Kepala Sekolah

Sukardi, S. Pd.

Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengampu kelas V SD Negeri

Karanganyar 03 adalah bapak Pani Raharjo, A.Ma.Pd. Penelitian ini dilakukan di

kelas V yang hanya terdiri dari satu kelas. Jadwal pelajaran Bahasa Indonesia tiga

kali seminggu dengan jumlah lima jam pelajaran setiap hari Senin, Jumat, dan

Sabtu. Setiap satu kali pertemuan pelajaran adalah 35 menit.

Penelitian ini dimulai dengan penyusunan proposal pada bulan Desember

2008. Survei awal dilaksanakan pada bulan Januari 2009 dan diakhiri dengan

penyusunan laporan pada bulan Oktober 2009.

Tabel 2. Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan Penelitian

Bulan No Kegiatan Desember

2008 Januari

Februari April/

Maret

Mei

Juni s/d Oktober

2009

1 Penyusunan proposal

xxxx

2 Persiapan xxxx xx xx

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

5544

survei awal 3 Perizinan

4 Pelaksanaan siklus I, II dan III dan refleksi

xxxx

5 Pengumpulan dan analisis data

xxxx

6 Penyusunan laporan

xxxx

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yang merupakan penelitian kolaborasi antara peneliti dengan guru,

maupun siswa dan juga staf sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kualitas hasil dan kualitas proses

dalam pembelajaran berbicara dengan menggunakan peta pikiran (mind mapping).

Strategi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan

kenyataan di lapangan. Kenyataan yang dimaksud adalah kenyataan proses

pembelajaran berbicara sebelum dan sesudah diberi tindakan berupa peta pikiran

(mind mapping).

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Karanganyar 03 tahun

ajaran 2008/2009. Di kelas V ini jumlah murid terdiri dari 27 orang dengan

perincian 14 orang siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Objek penelitian

adalah pembelajaran berbicara di kelas V SD Negeri Karanganyar 03.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1) Observasi

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

5555

Observasi dilakukan oleh peneliti dari pembelajaran dimulai sampai

diakhiri. Peneliti berperan sebagai partisipan pasif, sehingga hanya

mengamati proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas. Peneliti

membuat bagan chek list yang berisi hal-hal yang harus diobservasi,

sehingga peneliti hanya perlu memberi chek list pada daftar yang telah

dibuat. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pelaksanaan observasi.

2) Wawancara

Wawancara adalah cara untuk mendapat kelengkapan informasi dari

sumber yang dapat dipercaya, misalnya siswa dan guru mata pelajaran.

Wawancara ada beberapa macam, yaitu wawancara terencana,

wawancara terencana tetapi tidak teratur, dan wawancara terstruktur.

3) Analisis Dokumen

Analisis dokumen digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

berbicara selama diberi tindakan. Dokumen ini berupa catatan observasi

dan hasil rekaman berbicara siswa.

E. Teknik Validitas Data

Teknik validitas data yang digunakan adalah teknik triangulasi metode,

triangulasi sumber data, dan review informan. Triangulasi metode adalah teknik

untuk menguji kebenaran dengan membandingkan data yang diperoleh dari hasil

observasi dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara. Triangulasi sumber

data adalah teknik yang digunakan untuk menguji kebenaran dengan mengacu

pada kebenaraan data yang diperoleh dari satu informan dengan informan lain.

Review informan digunakan untuk mengetahui kevaliditasan hasil wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, analisis data untuk

Penelitian Tindakan Kelas adalah analisis kritis. Teknik ini menganalisis

kelebihan dan kelemahan kinerja guru dan siswa dalam proses pembelajaran

selama penelitian berlangsung. Teknik analisis ini membandingkan nilai

antarsiklus sebagai bahan pertimbangan untuk siklus selanjutnya. Teknik analisis

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

5566

kritis dilakukan dengan menganalisis dan mengkritisi (refleksi) dari siklus-siklus

sebelumnya sebagai bahan pertimbangan untuk siklus selanjutnya. Analisis

dilakukan oleh guru dan peneliti. Teknik analisis ini memelajari perubahan yang

terjadi pada siswa, suasana di kelas, dan guru. Pada tahap ini, dapat terjawab

mengenai pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), seberapa jauh (to what

extent) intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.

Bagan 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

?

Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

5577

G. Indikator

Tabel 3. Indikator Keberhasilan Penelitian

Aspek Pencapaian

siklus

terakhir

Cara mengukur

Keaktifan siswa dalam

mengikuti pelajaran (bertanya

kepada guru, maju dengan

inisiatif sendiri, memberikan

tanggapan, memperhatikan

penjelasan guru, tidak berjalan

ke sana kemari keluar tempat

duduk)

70% Diamati selama proses

pembelajaran berbicara

berlangsung. Dihitung

dari jumlah siswa yang

aktif selama proses

pembelajaran

Kemampuan siswa berbicara

dengan memperlihatkan pilihan

kata santun berbahasa (lafal,

keruntutan, kelancaran,

pemahaman)

70% Diamati selama proses

pembelajaran. Dihitung

dari jumlah siswa yang

mampu mencapai batas

ketuntasan ≥ 6,5.

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

5588

H. Prosedur Penelitian

Penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan 3 siklus yang

dilaksanakan dengan menempuh prosedur sebagai berikut:

1. Tahap Pengenalan Masalah

Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah:

a. Mengidentifikasi masalah.

b. Menganalisis masalah dengan mengacu pada teori-teori yang relevan.

c. Menyusun bentuk tindakan.

d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi.

2. Tahap Persiapan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah:

a. Penyusunan jadwal penelitian.

b. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

c. Penyusunan evaluasi.

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan dilakukan dalam beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari

empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3)

observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi.

4. Tahap Implementasi Tindakan

Peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yaitu untuk meningkatkan

kemampuan berbicara dengan peta pikiran (mind mapping) pada siswa kelas V

SD Negeri Karanganyar 03. Hipotesis ini dimaksudkan untuk menguji tindakan

yang telah direncanakan.

5. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan

Peneliti melaksanakan tindakan, yaitu dengan menggunakan peta pikiran (mind

mapping) dalam pembelajaran berbicara. Indikator yang telah ditetapkan

berhasil dicapai pada siklus III. Penelitian ini berlangsung sebanyak tiga siklus.

Tahap pengamatan dilakukan oleh peneliti pada waktu siswa sedang

melaksanakan kegiatan belajar-mengajar selama tindakan berlangsung.

6. Tahap Penyusunan Laporan

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

5599

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan semua kegiatan selama penelitian

dilaksanakan.

AB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian. Observasi

bertujuan untuk mengetahui kondisi awal siswa untuk menentukan tindakan yang

akan dilaksanakan ketika melaksanakan penelitian. Peneliti melakukan

wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan beberapa siswa

kelas V. Peneliti melakukan observasi dengan cara mengikuti pelajaran Bahasa

Indonesia sebelum melakukan tindakan. Hasil observasi yang peneliti lakukan

adalah sebagai berikut:

1. Ditinjau dari Segi Siswa

a. Sebagian siswa kurang tertarik dengan pelajaran Bahasa Indonesia,

terutama materi berbicara.

Hasil wawancara yang diperoleh peneliti menyatakan bahwa

beberapa siswa lebih menyukai pelajaran berhitung seperti Matematika

dari pada pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini karena siswa merasa jenuh

dengan pelajaran Bahasa Indonesia yang menyebabkan siswa mengantuk

karena siswa biasanya hanya mendengarkan guru berceramah

menerangkan materi. Siswa cenderung pasif dan hanya mencatat materi

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

6600

yang diterangkan oleh guru. Setelah menerangkan materi, siswa diberi

tugas untuk mengerjakan latihan yang biasanya sudah tersedia di buku

paket. Siswa tidak memiliki buku paket sehingga mereka hanya mencatat

materi dan tugas yang ditulis di papan tulis. Guru juga tidak mencari

bahan dan materi di luar buku paket, sedangkan siswa terbiasa menerima

perintah guru sehingga mereka tidak berusaha mencari bahan lain untuk

mengembangkan kemampuan. Hal ini menimbulkan kejenuhan pada siswa.

Di antara empat aspek berbahasa, materi berbicara dianggap paling

sulit oleh sebagian besar siswa, terutama siswa yang berjenis kelamin

perempuan. Siswa perempuan cenderung malu ketika harus berbicara di

depan kelas. Berbicara dianggap sulit karena siswa sering kehilangan kata

dan lupa dengan apa yang akan diucapkan ketika di depan kelas. Hal ini

karena siswa biasanya merasa gugup ketika di depan kelas. Siswa juga

merasa kesulitan dengan cara menghafal setiap kata yang akan diucapkan

karena guru menggunakan cara menghafal ketika ada materi berbicara.

Biasanya guru memberi tema, kemudian menyuruh siswa mencatat dan

menghafal apa yang akan dibicarakan di depan kelas. Guru biasanya

menyuruh siswa membuat catatan terlebih dahulu agar bisa digunakan oleh

siswa sebagai acuan untuk berbicara. Terkadang guru juga melewati

materi berbicara karena menganggap semua siswa sudah bisa berbicara

tanpa harus diajari.

b. Siswa merasa jenuh dengan metode pelajaran Bahasa Indonesia yang

selama ini mereka ikuti.

Siswa merasa jenuh dengan pembelajaran Bahasa Indonesia selama

ini karena hanya mendengarkan guru berceramah. Ceramah memang

diperlukan dalam pembelajaran, tetapi kreatifitas siswa juga harus

dikembangkan. Siswa membutuhkan cara pembelajaran yang baru untuk

mengatasi kejenuhan dan mengasah pikiran mereka agar lebih kreatif.

Siswa akan lebih antusias ketika menggunakan metode yang merangsang

ide dan kreatifitas mereka dibandingkan ketika siswa hanya mendengarkan

guru berceramah. Siswa tidak dapat aktif jika hanya mendengarkan

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

6611

ceramah yang dilakukan oleh guru. Siswa perlu aktif dalam setiap

pelajaran agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,

termasuk dalam materi berbicara.

Siswa memerlukan praktik untuk melatih kemampuan berbicara.

Siswa memerlukan media yang mampu menuangkan ide dan gagasan

mereka. Selama ini siswa merasa kesulitan ketika harus berbicara di depan

kelas. Mereka sering lupa dengan ide-ide yang sebelumnya telah muncul,

sehingga siswa kurang lancar ketika berbicara di depan kelas.

Mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki dalam sebuah konsep nyata di

kertas akan mempermudah mereka menuangkan ide dan gagasan yang

mereka miliki.

c. Siswa kurang aktif ketika mengikuti pelajaran

Siswa sering hanya bertindak sebagai pendengar saja ketika

pembalajaran berlangsung. Siswa tidak aktif selama pelajaran berlangsung.

Siswa hanya mendengarkan, kemudian mencatat materi pelajaran. Siswa

juga tidak memiliki keberanian untuk bertanya, sehingga guru tidak

mengetahui apakah siswa sudah paham dengan pelajaran yang

disampaikan oleh guru atau belum.

2. Ditinjau dari Segi Guru

a. Guru lebih sering berceramah

Guru lebih sering berceramah sambil duduk di kursinya dan sesekali

mencatat kata-kata yang dianggap sulit di papan tulis agar siswa lebih

mudah mencatat. Guru sulit membangkitkan semangat belajar siswa. Hal

ini menyebabkan siswa yang duduk di belakang sering tidak fokus ketika

mengikuti pelajaran. Siswa yang duduk di belakang juga sering melakukan

kegiatan lain selama pelajaran, contohnya mencoret-coret buku dan

menggambar.

b. Guru belum mampu menciptakan suasana pembelajaran aktif dan

menyenangkan

Guru memiliki karakter yang serius, sehingga membuat suasana

kelas agak tegang. Suasana tegang terkadang membuat siswa tidak mampu

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

6622

menyerap pelajaran sepenuhnya. Hal ini membuat siswa kurang aktif

dalam pembelajaran siswanya. Beberapa siswa tidak berani bertanya,

sehingga pengetahuan siswa hanya terbatas pada apa yang diajarkan guru.

Guru hanya berceramah kemudian memberikan soal-soal untuk

dikerjakan. Guru kurang memberi latihan berbicara di depan kelas kepada

siswanya, sehingga siswa tidak terbiasa untuk maju berbicara di depan

kelas. Ketika ada materi berbicara seperti pidato atau mengungkapkan

pendapat, guru menyuruh menulisnya di buku, kemudian menghapal dan

maju untuk praktik. Hal ini mengakibatkan kurang terasahnya kemampuan

berbicara siswa.

Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Berbicara Siswa pada Survei Awal

Nomor

Urut Induk

Nama Siswa Skor Siklus

I

Keterangan

1 860 Retno Sari Widowati 60 Tidak tuntas

2 864 Sri Miyati 55 Tidak tuntas

3 867 Wahyu Sri Ningsih 55 Tidak tuntas

4 875 Awaludin 60 Tidak tuntas

5 886 Muh. Pratama Aji 60 Tuntas

6 891 Rahmat Sejati 70 Tuntas

7 892 Rahmat Wahyudi 65 Tuntas

8 895 Umi Sholihah 65 Tuntas

9 896 Yulianto 65 Tuntas

10 900 Anita Apriliana 60 Tidak tuntas

11 901 Adam Hermawan Hidayat 70 Tuntas

12 903 Amir Ma`arif Saifulloh 65 Tuntas

13 904 Alan Budi Kusuma 55 Tidak tuntas

14 906 Bayu Yoga Putra Pratama 65 Tuntas

15 911 Farida Al Azizah 60 Tidak tuntas

16 912 Galuh Alfian Romadhon 55 Tidak tuntas

17 913 Ismei Alfiah Pujiastuti 60 Tidak tuntas

18 914 Iput Prasetyo 70 Tuntas

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

6633

19 915 Ima Cahyani 70 Tuntas

20 917 Nita Wahyuningsi 65 Tuntas

21 919 Sofyan Jadi Alwandani 55 Tidak tuntas

22 921 Sekar Arum Cahyaningsih 55 Tidak tuntas

23 922 Wahab Purnomo 70 Tuntas

24 923 Widya Ari Murdatiningsih 55 Tidak tuntas

25 924 Wakhidah Nikmatul Aisah 60 Tidak tuntas

26 925 Yulfa Widiya Ike Nurhana 60 Tidak tuntas

27 1020 Abdul Rohim 55 Tidak tuntas

Presentase Keberhasilan 44,4%

Nilai rata-rata 61,4

Tabel 5. Observasi Keaktifan Siswa pada Survei Awal

Perilaku Amatan No Nama Siswa

A B C D E

1 Retno Sari Widowati √

2 Sri Miyati √

3 Wahyu Sri Ningsih √

4 Awaludin √

5 Muh. Pratama Aji √ √

6 Rahmat Sejati √ √ √

7 Rahmat Wahyudi √

8 Umi Sholihah √ √

9 Yulianto √

10 Anita Apriliana √ √

11 Adam Hermawan Hidayat √

12 Amir Ma`arif Saifulloh √ √ √

13 Alan Budi Kusuma √

14 Bayu Yoga Putra Pratama √

15 Farida Al Azizah √ √

16 Galuh Alfian Romadhon √ √

17 Ismei Alfiah Pujiastuti √ √

18 Iput Prasetyo √ √ √

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

6644

19 Ima Cahyani √ √

20 Nita Wahyuningsih √ √

21 Sofyan Jadi Alwandani √

22 Sekar Arum Cahyaningsih √

23 Wahab Purnomo √ √ √

24 Widya Ari Murdatiningsih √ √

25 Wakhidah Nikmatul Aisah √

26 Yulfa Widiya Ike Nurhana √

27 Abdul Rohim √ √

Jumlah siswa yang aktif 5 14 0 14 13

Presentase 18,5% 51,8% 0% 51,8% 48,1%

Rata-rata Presentase 41,4%

Keterangan :

A : Bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti B : Maju dengan inisiatif sendiri C : Memberi tanggapan D : Memperhatikan penjelasan guru E : Tidak berjalan ke sana ke mari keluar tempat duduk Total perilaku amatan adalah 5

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus. Masing-masing siklus

terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan

tindakan; (3) observasi dan interpretasi; dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

1. Siklus I

Penerapan pembelajaran kemampuan berbicara pada siklus I dengan

menggunakan peta pikiran (mind mapping).

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

6655

Perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan di ruang tamu pada

hari Sabtu, 25 April 2009. Peneliti bersama guru Bahasa Indonesia kelas V

mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilaksanakan. Guru

mengungkapkan bahwa siswa mempunyai permasalahan dengan

mengungkapkan pendapat secara lisan. Hal ini yang membuat peneliti dan

guru memutuskan menggunakan peta pikiran (mind mapping) untuk

membantu siswa agar lebih mudah mengungkapkan pendapat yang disertai

dengan alasan yang logis. Peneliti dan guru sepakat untuk melaksanakan

tindakan setiap siklus dalam satu kali pelajaran untuk memudahkan

palaksanaan tindakan. Guru mengusulkan untuk menukar jam pelajaran

Seni Kebudayaan dan Keterampilan pada hari Sabtu dengan pelajaran

Bahasa Indonesia pada hari Jumat, sehingga pelajaran Bahasa Indonesia

pada hari Sabtu menjadi 4 X 35 menit. Siklus I dilaksanakan pada tanggal

16 Mei karena pada tanggal 2 Mei digunakan untuk bersih-bersih sekolah,

sedangkan tanggal 9 Mei merupakan hari libur.

Tahap perencanaan tindakan pada siklus I sebagai berikut:

1. Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran berbicara

dengan menggunakan peta pikiran (mind mapping) dengan rancangan

sebagai berikut:

a) Guru berceramah menjelaskan mengenai pelajaran berbicara.

b) Guru menjelaskan tentang peta pikiran (mind mapping) disertai

contohnya.

c) Guru memberikan permasalahan faktual yang sedang menjadi

berita dalam bentuk dialog.

d) Guru menyuruh beberapa orang siswa secara perorangan maju

ke depan untuk membacakan berita yang faktual.

e) Siswa membuat peta pikiran (mind mapping) sebagai konsep

untuk menyampaikan pendapat mengenai berita faktual

disertai dengan alasan yang tepat.

f) Siswa maju untuk memberikan komentarnya mengenai berita

yang faktual tersebut.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

6666

2. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi berbicara dengan

menggunakan peta pikiran (mind mapping) kemudian didiskusikan

dengan peneliti.

3. Guru dan peneliti mempersiapkan berita faktual yang akan

dikomentari siswa.

4. Peneliti menyusun penilaian unjuk kerja dan penilaian hasil

pengamatan. Penilaian unjuk kerja berdasarkan penampilan siswa

ketika mengungkapkan pendapatnya yang disertai alasan yang tepat,

sedangkan penilaian hasil pengamatan berdasarkan pengamatan

selama proses kegiatan belajar-mengajar.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali. Tindakan

dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 Mei 2009. Atas usul dari guru

mata pelajaran Bahasa Indonesia, tindakan ini dilaksanakan sebanyak 4 X

35 menit dengan menukar jam mata pelajaran Seni Kebudayaan dan

Keterampilan untuk memudahkan pelaksanaan tindakan.

Kompetensi yang ingin dicapai pada siklus I adalah kemampuan

berbicara untuk mengomentari persoalan faktual disertai alasan

mendukung dengan memperhatikan pilihan kata santun berbahasa. Siswa

menggunakan peta pikiran (mind mapping) sebagai sarana membuat

konsep untuk mengunggkapkan idenya sebelum maju berbicara di depan

kelas. Peta pikiran (mind mapping) akan membantu siswa menggali ide

yang tersimpan di otak agar lebih mudah mengungkapkan kembali dalam

bentuk lisan.

Berikut ini adalah urutan pelaksanaan tindakan:

1) Guru mengajak siswanya untuk berdoa sebelum pelajaran

dimulai untuk menanamkan nilai keagamaan .

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

6677

2) Guru berceramah memberikan penjelasan mengenai materi

pelajaran berbicara dan penjelasan mengenai peta pikiran (mind

mapping) disertai contoh.

3) Guru memberikan berita yang sedang faktual yaitu mengenai

Flu Babi, kemudian menyuruh beberapa siswa maju secara

perorangan untuk membaca berita yang sebelumnya telah

diubah menjadi dialog.

4) Guru menyuruh siswa membuat peta pikiran (mind mapping)

sebelum memberi komentar yang akan mereka sampaikan

mengenai berita yang faktual tersebut.

5) Guru menyuruh siswa maju satu persatu untuk memberikan

komentarnya setelah siswa selesai membuat peta pikiran (mind

mapping).

6) Setelah semua siswa maju, guru memberikan tanggapan yang

berupa kritik dan saran.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengambil posisi di dalam kelas sebagai pengamat dan

penilai selama proses belajar pembelajaran di kelas V. Peneliti

menggambil bagian dalam penilaian untuk menghindari subjektifitas guru.

Deskripsi proses pembelajaran berbicara yang dilaksanakan selama satu

hari dengan waktu 4 X 35 menit pada hari Sabtu pada tanggal 16 Mei

adalah sebagai berikut:

1) Guru mempersiapkan Rencana pelaksanaan Pembelajaran sebelum

mengajar. Rencana pembelajaran tersebut sesuai dengan silabus

mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) yang berlaku di sekolah.

2) Guru membuka pelajaran dengan berdoa sesuai dengan agama

masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelas. Hal ini

dilakukan untuk menanamkan nilai keagamaan pada siswa.

3) Guru menjelaskan tentang materi berbicara dan peta pikiran (mind

mapping) kepada siswa.

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

6688

4) Guru memberikan materi yang berupa berita atau persoalan yang

faktual yaitu mengenai Flu Babi yang sudah tidak asing lagi bagi

siswa karena sedang mejadi berita di media cetak dan elektronik.

5) Guru menyuruh beberapa orang siswa untuk maju secara

perorangan untuk membaca berita tersebut.

6) Guru menyuruh siswa membuat peta pikiran (mind mapping)

sebelum memberi komentar. Komentar berupa pendapat mengenai

berita disertai dengan alasan dan menggunakan bahasa yang sopan..

Guru memberikan contoh peta pikiran (mind mapping) sederhana

untuk mempermudah siswa siswa membuat peta pikiran (mind

mapping).

7) Siswa maju satu persatu untuk memberikan komentarnya mengenai

isi berita tersebut.

8) Guru memberikan tanggapan berupa kritik dan saran untuk siswa.

Berdasarkan pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kelemahan yang

terdapat pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, antara lain:

1) Guru lebih sering berada di depan kelas, sehingga siswa yang duduk

di belakang sering tidak memperhatikan dan sibuk dengan dirinya

sendiri.

2) Guru belum secara aktif mengajak siswa ketika pelajaran berlangsung.

3) Penjelasan guru tentang peta pikiran (mind mapping) kurang

mendetail, sehingga ada beberapa siswa yang belum paham.

Berikut ini kelemahan yang dimiliki oleh siswa:

1) Siswa membuat suasana gaduh dan sering keluar dari tempat

duduknya ketika sedang mengerjakan peta pikiran (mind mapping)

untuk melihat peta pikiran (mind mapping) hasil kerja temannya

karena peta pikiran (mind mapping) adalah hal yang baru bagi siswa.

2) Siswa belum percaya diri dengan peta pikiran (mind mapping) yang

telah dibuatnya.

3) Sebagian siswa ada yang belum paham cara membuat peta pikiran

(mind mapping) dengan benar.

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

6699

4) Sebagian siswa tidak memperhatikan ketika diberi penjelasan,

sehingga sering bertanya hal yang telah dijelaskan sebelumnya.

5) Siswa masih malu-malu untuk maju berbicara di depan kelas, terutama

siswa perempuan.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar-mengajar

kemampuan berbicara siklus I, diperoleh gambaran tentang keaktifan

siswa mengikuti pelajaran sebagai berikut:

1) Bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti sebanyak 10 siswa.

2) Maju dengan inisiatif sendiri sebanyak 14 siswa.

3) Memberi tanggapan sebanyak 5 siswa.

4) Memperhatikan penjelasan guru sebanyak 14 siswa.

5) Tidak berjalan ke sana kemari keluar tempat duduk sebanyak 13 siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas proses

pelajaran keterampilan berbicara siswa ketika mengikuti pembelajaran

berbicara pada siklus I adalah 41,4%.

Berdasarkan hasil unjuk kerja siswa selama siklus I dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1) Siswa yang mampu mengucapkan lafal dengan baik sebanyak 14

orang, sisanya masih sebanyak 13 orang dalam taraf sedang.

2) Siswa yang mampu berbicara secara runtut dengan taraf baik

sebanyak 6 orang, sedangkan sebanyak 21 orang dengan taraf sedang.

3) Siswa yang lancar berbicara dengan baik sebanyak 6 orang, dan

sebanyak 18 orang dalam taraf sedang, sisanya sebanyak 3 orang

dengan taraf kurang.

4) Siswa yang memiliki tingkat pemahaman baik sebanyak 7 orang,

sedangkan dengan taraf sedang sebanyak 19 orang, sisanya sebanyak

1 orang dengan taraf kurang.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan

keberhasilan yang mampu dicapai adalah 51, 8% dengan nilai rata-rata 62,9.

Hasil ini masih rendah karena sebanyak 14 siswa yang mampu mencapai

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

7700

batas ketuntasan dengan nilai skor minimal 6,5. Rata-rata nilai seluruh siswa

62,9.

d. Analisis dan Refleksi Siklus I

Tindakan siklus I ini berlangsung selama satu kali pertemuan, yaitu

hari Sabtu tanggal 16 Mei 2009 dengan memperpanjang jam pelajaran

Bahasa Indonesia menjadi 4 X 35 menit. Guru menukar mata pelajaran

Seni Kebudayaan dan Keterampilan untuk memudahkan pelaksanaan

tindakan. Hal ini juga dilakukan untuk mengefektifkan waktu pada

pelaksanaan tindakan.

Kekurangan–kekurangan pada siklus I ini adalah siswa masih

sering gaduh. Siswa juga belum sepenuhnya paham dengan cara

pembuatan peta pikiran (mind mapping), siswa masih merasa malu atau

grogi ketika disuruh maju terutama siswa perempuan, bahkan menyuruh

temannya yang lain untuk maju lebih dahulu. Siswa tidak percaya diri

dengan peta pikiran (mind mapping) buatannya. Siswa sering bertanya

berulang-ulang dengan pertanyaan yang sama karena tidak memperhatikan

penjelasan guru sebelumnya. Kekurangan pada guru adalah guru lebih

sering duduk di kursinya yang berada di depan sehingga murid yang di

belakang gaduh. Guru belum memberi penjelasan yang mendetail

mengenai pembuatan peta pikiran (mind mapping). Guru juga belum

benar-benar mengajak siswanya untuk aktif ketika pelajaran berlangsung.

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

7711

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Berbicara Siswa pada Siklus I

Aspek yang dinilai NIS I II III IV

Total Skor

Nilai Keterangan

860 4 3 3 3 13 65 Tuntas

864 3 2 3 2 10 50 Tidak tuntas

867 3 2 3 3 10 50 Tidak tuntas

875 3 2 2 3 10 50 Tidak tuntas

886 4 3 3 4 14 70 Tuntas

891 4 3 4 3 14 70 Tuntas

892 3 3 4 4 14 70 Tuntas

895 4 3 3 4 14 70 Tuntas

896 4 3 4 3 14 70 Tuntas

900 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

901 4 3 3 4 14 70 Tuntas

903 4 3 4 3 14 70 Tuntas

904 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

906 4 3 4 3 14 70 Tuntas

911 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

912 4 2 3 3 12 60 Tidak tuntas

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

7722

913 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

914 4 3 4 4 15 75 Tuntas

915 4 3 3 4 14 70 Tuntas

917 4 3 3 3 13 65 Tuntas

919 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

921 3 2 3 3 11 55 Tidak tuntas

922 4 3 3 4 14 70 Tuntas

923 4 3 3 3 13 65 Tuntas

924 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

925 3 3 2 3 11 55 Tidak tuntas

1020 3 2 2 3 10 50 Tidak tuntas

Presentase tingkat keberhasilan 51,8%

Rata-rata 62,9

Keterangan:

NIS = Nomer Induk Siswa I : Lafal II : Keruntutan III : Kelancaran IV : Pemahaman Batas Ketuntasan Kemampuan Berbicara = 65 merupakan standar sekolah Masing-masing aspek mempunyai skor maksimal 5 Jumlah skor maksimal 4 aspek adalah 4 X 5 = 20

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

7733

Tabel 7. Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus I

Perilaku Amatan No Nama Siswa

A B C D E

1 Retno Sari Widowati √ √

2 Sri Miyati √

3 Wahyu Sri Ningsih √

4 Awaludin √

5 Muh. Pratama Aji √ √ √ √

6 Rahmat Sejati √ √ √ √

7 Rahmat Wahyudi √ √

8 Umi Sholihah √ √

9 Yulianto √ √

10 Anita Apriliana √ √

11 Adam Hermawan Hidayat √ √

12 Amir Ma`arif Saifulloh √ √ √

13 Alan Budi Kusuma √

14 Bayu Yoga Putra Pratama √ √

15 Farida Al Azizah √ √

16 Galuh Alfian Romadhon √ √

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

7744

17 Ismei Alfiah Pujiastuti √ √

18 Iput Prasetyo √ √ √ √

19 Ima Cahyani √ √

20 Nita Wahyuningsih √ √

21 Sofyan Jadi Alwandani √

22 Sekar Arum Cahyaningsih √

23 Wahab Purnomo √ √ √ √

24 Widya Ari Murdatiningsih √ √

25 Wakhidah Nikmatul Aisah √

26 Yulfa Widiya Ike Nurhana √

27 Abdul Rohim √ √ √

Jumlah siswa yang aktif 10 14 5 14 13

Presentase 37% 51,8% 18,5% 51,8% 48,1%

Rata-rata Presentase 41,4%

Keterangan :

A : Bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti B : Maju dengan inisiatif sendiri C : Memberi tanggapan D : Memperhatikan penjelasan guru E : Tidak berjalan ke sana ke mari keluar tempat duduk Total perilaku amatan adalah 5

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu 23 Mei 2009. Siklus II juga

dilaksanakan satu hari dengan menggambil jam pelajaran Seni Kebudayaan dan

Kemampuan, sehingga jam pelajaran Bahasa Indonesia menjadi 4 X 35 menit.

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I. Siswa

diberi sebuah berita yang sedang faktual yang telah diubah menjadi sebuah dialog

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

7755

untuk dibaca secara berpasangan. Pada siklus I siswa hanya membaca sendirian di

depan, tetapi pada siklus II ini secara berpasangan. Hal ini dilakukan agar siswa

lebih percaya diri untuk maju jika berpasangan.

a. Perencanaan Siklus II

Pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2009 peneliti menyampaikan hasil

siklus I kepada guru kelas V Sekolah Dasar Negeri Karanganyar 03. Peneliti

menyampaikan kelebihan dan kekurangan baik yang terdapat pada guru

maupun siswa. Guru dan peneliti kemudian berdiskusi merencanakan siklus II

untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I. Guru dan

peneliti membuat beberapa perubahan dalam pembelajaran pada siklus II ini,

antara lain:

1) Siswa maju berpasangan ketika membaca berita yang telah diubah

menjadi dialog.

2) Siswa dibuat berkelompok ketika mendiskusikan berita.

3) Guru memberi motivasi agar siswa lebih percaya diri untuk maju

tanpa harus ditunjuk oleh guru.

4) Guru lebih sering mengubah posisi seperti berkeliling kelas untuk

memeriksa pekerjaan siswa.

Tahap perencanaan siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran berbicara

dengan menggunakan peta pikiran (mind mapping) dengan rancangan

sebagai berikut:

a. Guru memberi siswa motivasi agar lebih bersungguh-sungguh belajar

dan menjelaskan pentingnya memiliki kemampuan berbicara yang

memadai.

b. Guru mengingatkan siswa dengan kesalahan dan kekurangan minggu

lalu agar tidak diulangi lagi.

c. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

d. Guru meminta siswa bergabung dengan kelompoknya.

e. Guru meminta siswa maju untuk membaca dialog secara berpasangan.

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

7766

f. Guru meminta siswa untuk berdiskusi mengenai isi berita secara

berkelompok, kemudian membuat kesimpulan.

g. Guru meminta siswa kembali ke meja masing-masing, kemudian

membuat peta pikiran (mind mapping).

h. Guru meminta siswa maju satu per satu untuk memberikan

komentarnya mengenai berita faktual berdasarkan peta pikiran (mind

mapping) yang telah dibuat sebelumnya.

i. Guru meminta siswa yang di belakang memberikan tanggapan untuk

siswa yang maju di depan kelas.

j. Guru memberikan kritik dan saran mengenai pembelajaran yang tadi

telah dilaksanakan.

2. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) kemudian didiskusikan dengan peneliti.

3. Peneliti menyusun penilaian unjuk kerja dan penilaian hasil pengamatan.

Penilaian unjuk kerja berdasarkan penampilan siswa ketika

mengungkapkan pendapat disertai alasan yang tepat dengan bahasa yang

santun, sedangkan penilaian hasil pengamatan berdasarkan pengamatan

selama proses kegiatan belajar-mengajar.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23

di ruang kelas V. Pada siklus II ini guru meminta siswa secara berpasangan

untuk maju membaca berita yang telah diubah menjadi dialog untuk

menumbuhkan kepercayaan diri siswa.

Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Guru memulai kelas dengan dengan salam dan berdoa bersama untuk

menanamkan nilai keagamaan pada siswa.

2. Guru bertanya apakah ada siswa yang tidak masuk, kemudian guru

memberikan motivasi kepada siswa agar belajar bersungguh-sungguh.

Guru juga meminta siswa lebih bersikap aktif dan bertanya jika ada hal

yang tidak dimengerti. Guru juga menjelaskan kepada siswa pentingnya

memiliki kemampuan berbicara yang baik.

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

7777

3. Guru menjelaskan urutan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam

pembelajaran hari ini.

4. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian

memberikan berita faktual yaitu mengenai Pesawat Hercules jatuh di

Magetan Jawa Timur.

5. Guru meminta beberapa siswa untuk maju secara berpasangan untuk

membaca berita yang telah diubah menjadi dialog.

6. Guru membantu siswa untuk membuat kesimpulan mengenai berita

tersebut.

7. Guru meminta siswa kembali ke meja masing-masing, kemudian

membuat peta pikiran (mind mapping).

8. Guru meminta siswa maju dan meminta siswa yang di belakang

memberi tanggapan mengenai temannya yang maju.

9. Guru memberi pujian kepada siswa yang berani maju dengan inisiatif

sendiri.

10. Guru memberikan kritik dan saran terhadap siswa yang telah maju.

11. Guru dan siswa melakukan refleksi belajar-mengajar yang telah

berlangsung hari ini.

12. Guru mengakhiri pelajaran Bahasa Indonesia hari ini.

c. Observasi dan Interpretasi

Pelaksanaan tindakan siklus II adalah satu kali pertemuan, yaitu pada

hari Sabtu pada tanggal 23 Mei 2009 dengan waktu 4 X 35 menit. Peneliti dan

guru sepakat mengambil jam mata pelajaran berikutnya agar semua siswa

mendapat giliran maju semua pada hari itu. Ketika proses belajar-mengajar

berlangsung, peneliti berada di dalam kelas tepatnya di belakang melihat secara

langsung kegiatan belajar-mengajar.

1) Guru mempersiapkan Rencana pelaksanaan Pembelajaran sebelum

mengajar. Rencana pembelajaran tersebut sesuai dengan silabus mata

pelajaran Bahasa Indonesia dan kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP) yang berlaku di sekolah.

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

7788

2) Pelajaran pada pertemuan kali ini dimulai mulai guru dengan berdoa

secara bersama-sama yang dipimpin oleh ketua kelas. Berdoa memiliki

tujuan agar siswa belajar mengenai agama dan moral.

3) Guru melanjutkan dengan mengucapkan salam setelah berdoa bersama,

kemudian menanyakan apakah ada siswa yang tidak masuk. Hal ini

dilakukan agar guru selalu mengetahui keadaan siswanya, serta dapat

menjalin keakraban.

4) Siswa diajak untuk mengingat kembali dengan materi minggu lalu agar

siswa tidak melupakan materi yang telah dipelajari ketika mendapat

materi yang baru. Setelah itu, guru menjelaskan langkah-langkah

kegiatan belajar.

5) Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok per deret meja.

Siswa diminta bergabung dengan kelompoknya, kemudian guru

memberikan berita faktual yang telah diubah menjadi dialog.

6) Guru meminta siswa maju secara berpasangan untuk membacakan

berita tersebut.

7) Siswa diminta berdiskusi untuk membuat kesimpulan mengenai berita

tersebut secara berkelompok.

8) Siswa diminta guru untuk kembali ke meja masing-masing untuk

membuat peta pikiran (mind mapping) sebagai pedoman untuk

mengomentari berita di depan kelas.

9) Setelah semua selesai dikerjakan, guru meminta siswa untuk maju

memberikan komentarnya mengenai berita tersebut.

10) Siswa yang berada di belakang memperhatikan, kemudian memberi

tanggapan terhadap temannya yang maju. Guru memberikan pujian

kepada siswa yang berani maju dengan inisiatif sendiri.

11) Setelah semua siswa maju, guru memberikan kritik dan saran untuk

siswa yang telah maju tersebut.

12) Setelah itu guru dan siswa melakukan refleksi.

13) Guru mengakhiri pelajaran Bahasa Indonesia hari ini.

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

7799

Berikut ini hasil observasi terhadap proses pembelajaran tindakan pada

siklus II. Berdasarkan observasi terdapat kelemahan-kelemahan yang masih

dimiliki siswa pada siklus II antara lain:

1) Siswa masih belum bisa bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya

karena ada beberapa siswa yang tidak suka dengan anggota

kelompoknya.

2) Beberapa siswa belum aktif dalam proses belajar-mengajar.

3) Siswa masih malu untuk maju atau bertanya terutama siswa perempuan

padahal di antara mereka belum paham.

4) Siswa masih banyak yang gaduh untuk melihat peta pikiran (mind

mapping) hasil pekerjaan temannya yang berarti mengindikasikan

bahwa ada beberapa siswa yang tidak percaya diri dengan peta pikiran

(mind mapping) buatannya sendiri.

Kelemahan yang masih dimiliki guru antara lain:

1) Intensitas guru berkeliling kelas masih belum sering sehingga siswa masih

membuat gaduh dengan ke sana kemari keluar dari tempat duduk.

2) Guru belum bisa mengajak siswanya aktif dalam proses belajar

pembelajaran karena guru masih banyak berceramah ketika pelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar-mengajar

kemampuan berbicara pada siklus II, diperoleh gambaran tentang keaktifan

dan siswa ketika mengikuti pelajaran sebagai berikut:

1) Bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti sebanyak 16 siswa.

2) Maju dengan inisiatif sendiri sebanyak 19 siswa.

3) Memberi tanggapan untuk siswa lain yang maju sebanyak 12 siswa.

4) Memperhatikan penjelasan guru sebanyak 20 siswa.

5) Tidak berjalan ke sana ke mari keluar tempat duduk sebanyak 18

siswa.

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

8800

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas proses pelajaran

kemampuan berbicara siswa ketika mengikuti pembelajaran berbicara pada

siklus II adalah 62,8%.

Berdasarkan hasil unjuk kerja siswa selama siklus II dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1) Siswa yang mampu mengucapkan lafal dengan baik sebanyak 15

orang, sisanya masih sebanyak 12 orang dalam taraf sedang.

2) Siswa yang mampu berbicara secara runtut sebanyak 27 orang.

3) Siswa yang lancar berbicara dengan baik sebanyak 2 orang,

sedangkan sebanyak 52 orang dalam taraf sedang, sisanya sebanyak 3

orang dengan taraf kurang.

4) Siswa yang memiliki tingkat pemahaman baik sebanyak 14 orang,

sedangkan dengan taraf sedang sebanyak 13 orang.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan

keberhasilan yang mampu dicapai adalah 66,6%. Hasil ini sudah meningkat

dibandingkan dengan siklus I. Sebanyak 18 siswa yang mampu mencapai

batas ketuntasan dengan nilai skor minimal 6,5. Rata-rata nilai seluruh siswa

adalah 65,7.

d. Analisis dan Refleksi Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan yaitu pada hari Sabtu tanggal 23 Mei 2009. Seperti pada siklus I

pelajaran berlangsung selama 4 X 35 menit. Proses belajar-mengajar pada

siklus II ini berjalan lebih baik dibandingkan siklus I. Siswa lebih antusias dan

bersemangat mengikuti pelajaran. Beberapa siswa perempuan mulai berani

maju untuk membacakan berita secara berpasangan dengan inisiatifnya sendiri

maupun bertanya, padahal pada siklus I tidak ada siswa perempuan yang berani

bertanya maupun maju untuk membacakan berita. Siswa yang maju dengan

inisiatif sendiri lebih banyak dari pada siklus I. Siswa juga mulai terampil

membuat peta pikiran (mind mapping). Siswa mulai lancar berbicara

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

8811

dibandingkan pada siklus I. Guru mulai aktif di kelas dengan berkeliling

beberapa kali untuk memeriksa pekerjaan siswa. Guru memberi semangat agar

siswa bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran. Guru mampu memanfaatkan

waktu dengan baik sampai pelajaran berakhir.

Siklus II ini masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan-

kekurangan yang masih dimiliki antara lain:

1) Tidak semua kelompok bisa bekerjasama dengan kelompoknya

dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak suka berada satu

kelompok dengan yang lainnya.

2) Beberapa siswa masih sering mondar-mandir keluar dari

kelompoknya. Beberapa siswa sering bergabung dengan kelompok

lainnya karena tidak bisa bekerja sama dengan baik bersama

kelompoknya.

Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Berbicara Siswa pada Siklus II

Aspek yang dinilai NIS I II III IV

Total Skor

Nilai Keterangan

860 4 3 3 3 13 65 Tuntas

864 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

867 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

875 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

886 4 3 3 4 14 70 Tuntas

891 4 3 4 4 15 75 Tuntas

892 4 3 3 4 14 70 Tuntas

895 4 3 3 4 14 70 Tuntas

896 4 3 3 4 14 70 Tuntas

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

8822

900 3 3 3 4 13 65 Tuntas

901 4 3 3 4 14 70 Tuntas

903 4 3 3 4 14 70 Tuntas

904 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

906 4 3 3 4 14 70 Tuntas

911 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

912 4 3 3 3 13 65 Tuntas

913 3 3 3 4 13 65 Tuntas

914 4 3 4 4 15 75 Tuntas

915 4 3 3 4 14 70 Tuntas

917 3 3 3 4 13 65 Tuntas

919 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

921 4 3 3 3 13 65 Tuntas

922 4 3 3 4 14 70 Tuntas

923 4 3 3 3 13 65 Tuntas

924 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

925 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

1020 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

Presentase tingkat keberhasilan 66,6%

Nilai rata-rata 65,7

Keterangan:

NIS = Nomer Induk Siswa I : Lafal II : Keruntutan III : Kelancaran IV : Pemahaman Batas ketuntasan kemampuan berbicara = 65 merupakan standar sekolah Masing-masing aspek mempunyai skor maksimal 5 Jumlah skor maksimal 4 aspek adalah 4 X 5 = 20

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

8833

Tabel 9. Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus II

Perilaku Amatan No Nama Siswa

A B C D E

1 Retno Sari Widowati √ √ √ √

2 Sri Miyati √

3 Wahyu Sri Ningsih √

4 Awaludin √ √

5 Muh. Pratama Aji √ √ √ √

6 Rahmat Sejati √ √ √ √ √

7 Rahmat Wahyudi √ √ √ √

8 Umi Sholihah √ √ √ √

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

8844

9 Yulianto √ √ √ √

10 Anita Apriliana √ √ √

11 Adam Hermawan Hidayat √ √ √ √ √

12 Amir Ma`arif Saifulloh √ √ √ √ √

13 Alan Budi Kusuma √

14 Bayu Yoga Putra Pratama √ √ √ √

15 Farida Al Azizah √ √

16 Galuh Alfian Romadhon √ √ √ √

17 Ismei Alfiah Pujiastuti √ √

18 Iput Prasetyo √ √ √ √ √

19 Ima Cahyani √ √ √ √

20 Nita Wahyuningsih √ √ √ √

21 Sofyan Jadi Alwandani √ √ √ √

22 Sekar Arum Cahyaningsih √

23 Wahab Purnomo √ √ √ √ √

24 Widya Ari Murdatiningsih √

25 Wakhidah Nikmatul Aisah √

26 Yulfa Widiya Ike Nurhana √

27 Abdul Rohim √ √ √ √

Jumlah siswa yang aktif 16 19 12 20 18

Presentase 59,2% 70% 44,4% 74% 66,6%

Rata-rata presentase 62,8%

Keterangan :

A : Bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti B : Maju dengan inisiatif sendiri C : Memberi tanggapan untuk siswa lain yang maju D : Memperhatikan penjelasan guru E : Tidak berjalan ke sana ke mari keluar tempat duduk Total perilaku amatan adalah 5

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

8855

Tabel 10. Perbandingan Nilai Kemampuan Berbicara Siklus I dan II

NIS

Nama Siswa Nilai

Siklus I

Nilai

Siklus II

860 Retno Sari Widowati 65 65

864 Sri Miyati 50 60

867 Wahyu Sri Ningsih 50 60

875 Awaludin 50 60

886 Muh. Pratama Aji 70 70

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

8866

891 Rahmat Sejati 70 75

892 Rahmat Wahyudi 70 70

895 Umi Sholihah 70 70

896 Yulianto 70 70

900 Anita Apriliana 60 65

901 Adam Hermawan H. 70 70

903 Amir Ma`arif Saifulloh 70 70

904 Alan Budi Kusuma 60 60

906 Bayu Yoga Putra Pratama 70 70

911 Farida Al Azizah 60 60

912 Galuh Alfian Romadhon 60 65

913 Ismei Alfiah Pujiastuti 60 65

914 Iput Prasetyo 75 75

915 Ima Cahyani 70 70

917 Nita Wahyuningsi 65 65

919 Sofyan Jadi Alwandani 60 60

921 Sekar Arum C. 55 65

922 Wahab Purnomo 70 70

923 Widya Ari M. 65 65

924 Wakhidah Nikmatul A. 60 60

925 Yulfa Widiya Ike N. 55 60

1020 Abdul Rohim 50 60

3. Siklus III

Siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 Mei 2009. Pada siklus

III ini siswa akan melakukan kegiatan belajar-mengajar seperti pada siklus II yang

sebelumya telah dilaksanakan. Siswa akan melaksanakan kegiatan belajar-

mengajar dengan aspek berbicara dengan peta pikiran (mind mapping).

a. Perencanaan Tindakan Siklus III

Pada hari Rabu tanggal 27 Mei peneliti dan guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia melakukan diskusi untuk merencanakan tindakan pada siklus III.

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

8877

Peneliti memberitahukan hasil siklus II yang sebelumnya. Peneliti

menyampaikan kekurangan-kekurangan pada siklus II agar dapat dicari

penyelesaiannya.

Guru dan peneliti berdiskusi dan mengambil keputusan untuk mengatasi

kekurangan yang ada pada pelaksanaan siklus II. Keputusan tersebut yaitu

bahwa siswa akan dibebaskan untuk membentuk kelompoknya sesuai dengan

keinginan mereka. Pelaksanaan siklus III akan berlangsung selama 4 X 35

menit, yaitu pada hari Sabtu tanggal 30 Mei 2009.

Tahap perencanaan pada siklus III adalah sebagai berikut:

1) Peneliti dibantu oleh guru merancang skenario pembelajaran kemampuan

berbicara untuk siklus III dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru memberikan motivasi belajar untuk siswa agar bersungguh-

sungguh dalam mengikuti pelajaran.

b. Guru memberi penjelasan mengenai kegiatan pelajaran yang akan

dilaksanakan hari ini.

c. Guru memberitahu siswa mengenai peristiwa yang sekarang sedang

aktual yang akan digunakan sebagai materi pelajaran yaitu tentang

berita tim sepak bola yang akan memenangkan piala Liga Champions.

d. Guru meminta siswa membentuk kelompok sesuai dengan keinginan

mereka.

e. Guru meminta siswa berpasangan membaca berita yang telah diubah

menjadi dialog secara berpasangan di depan kelas.

f. Guru dan siswa melakukan tanya jawab jika ada yang belum

dimengerti oleh siswa ataupun istilah baru bagi siswa.

g. Siswa secara berkelompok mendiskusikan isi berita tersebut dengan

dibantu oleh guru.

h. Siswa membuat kesimpulan mengenai isi berita tersebut secara

berkelompok.

i. Siswa membuat peta pikiran (mind mapping) dengan tetap bersama

kelompoknya.

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

8888

j. Guru meminta siswa untuk maju satu persatu untuk memberi komentar

dengan berpedoman pada peta pikiran (mind mapping) yang telah

mereka buat.

k. Siswa yang di belakang akan memberi tanggapan terhadap penampilan

temannya.

l. Guru memberikan komentar dan kritikan.

m. Guru dan siswa melakukan refleksi.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kemudian

dikonsultasikan dengan peneliti.

3) Peneliti menyusun penilaian unjuk kerja dan penilaian hasil pengamatan.

Penilaian unjuk kerja berdasarkan penampilan siswa ketika mengungkapkan

pendapatnya disertai alasan yang tepat dengan bahasa yang santun,

sedangkan penilaian hasil pengamatan berdasarkan pengamatan selama

proses kegiatan belajar-mengajar.

b. Pelaksanaan Tindakan III

Tindakan siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 Mei 2009.

Siklus III ini dilaksanakan selama satu hari dengan menukar jam pelajaran hari

Sabtu dengan hari Jumat dengan waktu 4 X 35 menit. Pada pertemuan ketiga,

ini siswa akan dibebaskan untuk memilih anggota kelompoknya agar lebih

leluasa jika bekerja sama dengan anggota kelompoknya.

Urutan pelaksaan tindakan siklus III adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan belajar-mengajar dimulai oleh guru dengan salam dan berdoa

yang pimpin oleh ketua kelas. Guru membiasakan siswa untuk berdoa

sebelum pelajaran dimulai. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan

moral dan nilai keagamaan.

2) Guru menanyakan keadaan siswa apakah ada yang tidak masuk atau

tidak. Guru juga memberi siswa motivasi agar belajar dengan sungguh-

sungguh.

3) Guru menjelaskan kegiatan pelajaran hari ini.

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

8899

4) Guru memberikan materi peristiwa yang aktual yang akan digunakan

sebagai bahan pelajaran kali ini yaitu tentang Barcelona memenangkan

piala Liga Champions.

5) Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan

keinginannya dengan batas maksimal 4 siswa dalam satu kelompok.

6) Guru meminta siswa secara berpasangan untuk maju membacakan

berita yang telah dibuat dialog agar siswa lebih mudah memahami isi

berita.

7) Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai istilah-istilah baru

atau jika ada yang belum dipahami oleh siswa.

8) Siswa mendiskusikan berita secara berkelompok, kemudian membuat

kesimpulan.

9) Siswa membuat peta pikiran (mind mapping) sacara individu, tetapi

tetap bersama dengan kelompoknya. Hal ini dilakukan untuk

mencegah siswa gaduh ataupun mondar-mandir di kelas.

10) Siswa maju untuk memberikan komentar mengenai isi berita tersebut

dengan berpedoman pada peta pikiran (mind mapping) yang telah

mereka buat.

11) Siswa yang di belakang memerhatikan siswa yang maju untuk

memberikan pendapat mengenai penampilan temannya ketika di depan

kelas.

12) Guru memberi kritik, saran, dan pujian kepada siswa yang maju.

13) Guru dan siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini.

14) Guru mengakhiri pelajaran Bahasa Indonesia hari ini.

c. Observasi dan Interpretasi

Siklus III dilaksanakan satu kali pertemuan seperti pada siklus I dan

siklus II. Pertemuan ini dilaksanakan 4 X 35 menit pada hari Sabtu tanggal 30

Mei 2009. Peneliti berada di dalam kelas tepatnya meja paling belakang untuk

mengamati kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung.

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

9900

1) Pelajaran kali ini diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh

ketua kelas seperti yang biasa dilakukan siswa sebelum pelajaran

berlangsung.

2) Usai berdoa, guru menanyakan keadaan siswa, apakah siswa yang

tidak masuk. Guru juga memberikan motivasi kepada siswa agar

bersungguh-sungguh dalam belajar.

3) Guru menjelaskan kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan

dalam proses belajar-mengajar hari ini.

4) Kemudian guru memberikan materi berita atau peristiwa yang

sedang faktual, yaitu mengenai Barcelona yang memenangkan piala

Liga Champions. Guru juga membagikan kertas kosong untuk siswa

agar digunakan untuk membuat peta pikiran (mind mapping).

5) Guru menyuruh siswa membuat kelompok sesuai dengan keinginan

mereka. Hal ini dilakukan untuk memudahkan siswa berdiskusi.

Siswa akan lebih mudah mendiskusikan masalah dengan teman

yang dianggap nyaman bagi mereka.

6) Guru membatasi setiap kelompok maksimal 4 orang agar siswa

tidak menggerombol terlalu banyak karena akan menyebabkan kelas

menjadi gaduh.

7) Setelah siswa membuat kelompok, kemudian guru menyuruh

beberapa siswa yang bersedia untuk maju agar membacakan berita

tersebut dengan cara berpasangan. Guru meminta siswa

berpasangan untuk membuat siswa lebih percaya diri ketika berada

di depan kelas. Pada siklus III kali ini cukup banyak siswa

perempuan yang berani berinisiatif sendiri untuk maju.

8) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jika ada istilah

baru yang belum dimengerti oleh mereka atau ada hal yang masih

belum jelas. Pada siklus III ini banyak siswa yang bertanya karena

banyak istilah baru dari luar, terutama bagaimana cara membaca

kata-kata dan nama-nama asing. Dialog di siklus III banyak terdapat

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

9911

nama asing, sehingga mereka menanyakan cara mengucapkannya.

Cukup banyak siswa perempuan bertanya.

9) Siswa membuat peta pikiran (mind mapping) dengan tetap bersama

kelompoknya. Hal ini dilakukan untuk menghindari keributan di

dalam kelas. Pada siklus sebelumnya siswa mondar-mandir ke meja

temannya untuk melihat hasil pekerjaan temannya karena merasa

tidak percaya diri dengan hasil perkerjaan mereka sendiri. Jika

mereka tetap berada dalam kelompoknya akan membantu siswa

untuk saling mengingatkan jika ada temannya yang salah membuat

peta pikiran (mind mapping) tanpa harus mondar-mandir dan

membuat gaduh di kelas.

10) Siswa maju dengan inisiatif sendiri untuk memberi komentar

mereka mengenai berita faktual tersebut. Kali ini banyak siswa yang

berani tunjuk jari untuk maju, hampir semua siswa maju dengan

inisiatif sendiri, tetapi masih ada beberapa siswa perempuan yang

menunggu giliran terakhir untuk maju. Dalam hal ini guru terus

memberi semangat agar berani maju.

11) Siswa yang di belakang juga lebih dapat menghargai temannya yang

maju dengan memperhatikan, kemudian memberi komentar

terhadap penampilan temannya. Ketika memberi komentar, siswa

dapat menyusun kata-kata dengan lebih baik.

12) Guru memberi kritik dan saran. Sebagai penutup pelajaran, guru dan

siswa membuat kesimpulan palajaran hari ini.

13) Setelah itu Guru mengakhiri pelajaran Bahasa Indonesia hari ini.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar-mengajar

kemampuan berbicara selama siklus III, diperoleh gambaran tentang

keaktifan siswa ketika mengikuti pelajaran sebagai berikut:

1) Bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti sebanyak 19 siswa.

2) Maju dengan inisiatif sendiri sebanyak 21 siswa.

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

9922

3) Memberi tanggapan untuk siswa lain yang maju sebanyak 19

siswa.

4) Memperhatikan penjelasan guru sebanyak 24 siswa.

5) Tidak berjalan ke sana ke mari keluar tempat duduk sebanyak 21

siswa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas proses

pelajaran kemampuan berbicara siswa ketika mengikuti pembelajaran

berbicara pada siklus III adalah 76,8%.

Berdasarkan hasil unjuk kerja siswa selama siklus III dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1) Siswa yang mampu mengucapkan lafal dengan baik sebanyak 20

orang, sisanya masih sebanyak 7 orang dalam taraf sedang.

2) Siswa yang mampu berbicara secara runtut dengan taraf baik

sebanyak 1 orang, sedangkan sebanyak 26 orang dengan taraf

sedang.

3) Siswa yang lancar berbicara dengan baik sebanyak 5 orang, dan

sisanya sebanyak 22 orang dalam taraf sedang.

4) Siswa yang memiliki tingkat pemahaman baik sebanyak 12 orang,

sedangkan dengan taraf sedang sebanyak 15 orang.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan

keberhasilan yang mampu dicapai adalah 77,7%. Hasil ini sudah meningkat

dibandingkan dengan siklus I dan siklus II. Sebanyak 21 siswa yang mampu

mencapai batas ketuntasan dengan nilai skor minimal 6,5. Rata-rata nilai

adalah 67,5.

d. Analisisi dan Refleksi Siklus III

Siklus III mengalami peningkatan yang cukup baik dari segi kualitas

maupun hasil selama siswa mengikuti pelajaran kemampuan berbicara. Berikut

ini hasil observasi terhadap proses pembelajaran tindakan pada siklus III:

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

9933

1) Guru secara berulang-ulang mengajak siswanya untuk sungguh-

sungguh belajar dan aktif mengikuti pelajaran hari ini.

2) Guru sering berkeliling kelas untuk melihat pekerjaan siswanya.

3) Siswa lebih bersemangat dan antusias ketika mengikuti pelajaran.

4) Siswa lebih aktif bekerja dengan teman kelompoknya, tetapi

beberapa siswa masih ada yang mondar-mandir keluar dari tempat

duduk.

5) Siswa lebih percaya diri untuk berinisiatif maju, baik bertanya

maupun untuk berbicara di depan kelas. Siswa perempuan sudah

lebih banyak yang berani maju dengan inisiatifnya sendiri,

meskipun ada yang menunggu giliran terakhir untuk maju.

6) Kemampuan siswa ketika berbicara di depan kelas meningkat.

Siswa lebih terampil lebih lancar dan runtut ketika berbicara di

depan kelas, dan tingkat pemahaman yang lumayan baik.

7) Kemampuan siswa membuat peta pikiran (mind mapping) lebih

baik. Siswa mulai terbiasa dan terampil membuat peta pikiran (mind

mapping).

8) Guru lebih banyak berinteraksi dengan siswa ketika pelajaran

berlangsung.

Dari hasil observasi pada siklus III ini dapat disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan kualitas hasil dan kualitas proses pembelajaran kemampuan

berbicara pada siklus III. Peneliti mengakhiri penelitian karena semua indikator

telah tercapai. Kualitas hasil dan dan kualitas proses pembelajaran meningkat

dan telah memenuhi target batas ketuntasan yang telah ditentukan. Kesimpulan

dari penelitian ini bahwa kemampuan berbicara dapat meningkat dengan

menggunakan peta pikiran (mind mapping) sebagai media untuk menuangkan

dan menggali ide dan gagasan siswa.

Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Berbicara Siswa pada Siklus III

Aspek yang dinilai NIS I II III IV

Total Skor

Nilai Keterangan

860 4 3 4 3 14 70

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

9944

864 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

867 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

875 4 3 3 3 13 65 Tuntas

886 4 3 3 4 14 70 Tuntas

891 4 3 4 4 15 75 Tuntas

892 4 3 3 4 14 70 Tuntas

895 4 3 3 4 14 70 Tuntas

896 4 3 3 4 14 70 Tuntas

900 4 3 3 4 14 70 Tuntas

901 4 3 4 4 15 75 Tuntas

903 4 3 4 4 15 75 Tuntas

904 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

906 4 3 3 4 14 70 Tuntas

911 4 3 3 3 13 65 Tuntas

912 4 3 3 4 14 70 Tuntas

913 3 3 3 4 13 65 Tuntas

914 4 4 4 4 15 80 Tuntas

915 4 3 3 4 14 70 Tuntas

917 4 3 3 4 14 70 Tuntas

919 4 3 3 3 13 65 Tuntas

921 4 3 3 3 13 65 Tuntas

922 4 3 3 4 14 70 Tuntas

923 4 3 3 3 13 65 Tuntas

924 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

925 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

1020 3 3 3 3 12 60 Tidak tuntas

Presentase tingkat keberhasilan 77,7% Nilai rata-rata 67,5

Keterangan:

NIS = Nomer Induk Siswa I : Lafal II : Keruntutan

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

9955

III : Kelancaran IV : Pemahaman Batas ketuntasan kemampuan berbicara = 65 merupakan standar sekolah Masing-masing aspek mempunyai skor maksimal 5 Jumlah skor maksimal 4 aspek adalah 4 X 5 = 20

Tabel 12. Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus III

No Nama Siswa Perilaku Amatan

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

9966

A B C D E

1 Retno Sari Widowati √ √ √ √

2 Sri Miyati √

3 Wahyu Sri Ningsih √

4 Awaludin √ √ √ √

5 Muh. Pratama Aji √ √ √ √ √

6 Rahmat Sejati √ √ √ √ √

7 Rahmat Wahyudi √ √ √ √ √

8 Umi Sholihah √ √ √ √ √

9 Yulianto √ √ √ √

10 Anita Apriliana √ √ √ √ √

11 Adam Hermawan Hidayat √ √ √ √

12 Amir Ma`arif Saifulloh √ √ √ √ √

13 Alan Budi Kusuma √ √

14 Bayu Yoga Putra Pratama √ √ √ √

15 Farida Al Azizah √ √ √ √

16 Galuh Alfian Romadhon √ √ √ √ √

17 Ismei Alfiah Pujiastuti √ √ √ √

18 Iput Prasetyo √ √ √ √ √

19 Ima Cahyani √ √ √ √ √

20 Nita Wahyuningsih √ √ √ √ √

21 Sofyan Jadi Alwandani √ √ √ √ √

22 Sekar Arum Cahyaningsih √ √

23 Wahab Purnomo √ √ √ √ √

24 Widya Ari Murdatiningsih √ √

25 Wakhidah Nikmatul Aisah √ √

26 Yulfa Widiya Ike Nurhana √ √

27 Abdul Rohim √ √ √ √

Jumlah siswa yang aktif 19 21 19 24 21

Presentase 70% 77,7% 70% 88,8% 77,7%

Rata-rata presentase 76,8%

Keterangan :

A : Bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

9977

B : Maju dengan inisiatif sendiri C : Memberi tanggapan untuk siswa lain yang maju D : Memperhatikan penjelasan guru E : Tidak berjalan ke sana ke mari keluar tempat duduk Total perilaku amatan adalah 5

Tabel 13. Perbandingan Nilai Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I, II

dan III

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

9988

NIS

Nama Siswa Nilai

Siklus I

Nilai

Siklus II

Nilai

Siklus III

860 Retno Sari Widowati 65 65 70

864 Sri Miyati 50 60 60

867 Wahyu Sri Ningsih 50 60 60

875 Awaludin 50 60 65

886 Muh. Pratama Aji 70 70 70

891 Rahmat Sejati 70 75 75

892 Rahmat Wahyudi 70 70 70

895 Umi Sholihah 70 70 70

896 Yulianto 70 70 70

900 Anita Apriliana 60 65 70

901 Adam Hermawan H. 70 70 75

903 Amir Ma`arif Saifulloh 70 70 75

904 Alan Budi Kusuma 60 60 60

906 Bayu Yoga Putra Pratama 70 70 70

911 Farida Al Azizah 60 60 65

912 Galuh Alfian Romadhon 60 65 70

913 Ismei Alfiah Pujiastuti 60 65 65

914 Iput Prasetyo 75 75 80

915 Ima Cahyani 70 70 70

917 Nita Wahyuningsi 65 65 70

919 Sofyan Jadi Alwandani 60 60 65

921 Sekar Arum C. 55 65 65

922 Wahab Purnomo 70 70 70

923 Widya Ari M. 65 65 65

924 Wakhidah Nikmatul A. 60 60 60

925 Yulfa Widiya Ike N. 55 60 60

1020 Abdul Rohim 50 60 60

C. Pembahasan

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

9999

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dari siklus I, II, dan III dapat

diketahui bahwa ada peningkatan pembelajaran kemampuan berbicara pada

pelajaran Bahasa Indonesia dengan peta pikiran (mind mapping) dari siklus I ke

siklus berikutnya. Hal ini dapat diketahui dari tabel di bawah ini:

Tabel 14. Prestasi Akhir Siswa

Presentase Keberhasilan No Kualitas Pembelajaran

Siklus I Siklus II Siklus III

1 Kualitas proses

pembelajaran berbicara

41,4% 62,8% 76,8%

2 Kualitas hasil

pembelajaran berbicara

51,8% 66,6% 77,7%

Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan

dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan dengan empat tahap, yaitu: (1)

perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; (4)

analisis dan refleksi.

Peneliti melakukan observasi sebelum melaksanakan penelitian di SD

Negeri Karanganyar 03 dengan siswa kelas V sebagai obyek penelitian. Hal ini

dilakukan sebagai tindakan awal untuk mengetahui kondisi sekolah dan siswanya.

Hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan berbicara di SD Negeri

Karanganyar 03 masih rendah. Hal tersebut disebakan karena siswa masih merasa

malu ketika harus maju untuk berbicara, siswa juga kesulitan untuk menuangkan

ide dan gagasannya sebelum maju, guru menyuruh siswa untuk menghafal dalam

praktik berbicara. Siswa juga sering lupa dengan apa yang akan disampaikan di

depan kelas. Siswa menghafal semua kata-kata yang akan disampaikan di depan

kelas, tetapi setelah di depan kelas, mereka lupa dengan apa yang akan

disampaikan. Siswa membutuhkan waktu yang lama berpikir mengenai apa yang

akan disampaikan berkaitan dengan tema dan kata-kata yang akan disampaikan

di depan kelas. Kesulitan yang paling sering dihadapi oleh siswa adalah siswa

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

110000

kesulitan mengungkapkan ide dan gagasan yang ada di pikiran mereka. Dari hasil

observasi tersebut peneliti dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia berdiskusi

untuk mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti mengusulkan untuk

menggunakan peta pikiran (mind mapping) sebagai salah satu alternatif untuk

memecahkan masalah tersebut. Setelah peneliti menjelaskan tentang peta pikiran

(mind mapping), guru menyetujuinya. Peneliti memilih peta pikiran (mind

mapping) dengan pertimbangan bahwa siswa akan lebih mudah mencurahkan dan

menggali kembali gagasan yang ada dalam pikiran mereka untuk disampaikan

ketika mereka berbicara di depan kelas. Siswa belum pernah menggunakan peta

pikiran (mind mapping) sebelumnya, sehingga siswa antusias dengan peta pikiran

(mind mapping). Peta pikiran (mind mapping) mudah untuk dibuat bahkan oleh

siswa SD sekalipun.

Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

konsultasikan dengan peneliti untuk persiapan melaksanakan siklus I. Materi yang

akan dipelajari dari siklus I sampai siklus selanjutnya adalah berbicara. Pada

siklus I ini siswa akan diberikan suatu berita atau persoalan faktual yang telah

diubah menjadi dialog, kemudian siswa akan disuruh maju untuk membacakan

berita yang telah dibuat dialog tersebut. Siswa diminta untuk memberikan

komentarnya mengenai permasalahan tersebut dengan menggunakan bahasa yang

santun. Siklus I mengambil permasalahan mengenai flu babi, karena permasalahan

tersebut sedang menjadi berita baik di media cetak maupun elektronik. Siswa akan

menggunakan peta pikiran (mind mapping) sebagai media untuk membantu

memberikan komentar mengenai persoalan tersebut. Siklus I ini masih memiliki

banyak kekurangan seperti siswa sering membuat gaduh di kelas karena ingin

melihat dan membandingkan peta pikiran yang mereka buat dengan yang dibuat

temannya. Siswa yang merasa peta pikiran (mind mapping) buatannya kurang

bagus menjadi tidak percaya diri. Siswa masih malu-malu untuk maju, apalagi

siswa perempuan sama sekali tidak ada yang berani maju dengan kemauan sendiri.

Guru jarang berkeliling kelas ketika siswa sedang membuat peta pikiran (mind

mapping), sehingga siswa yang di belakang tidak fokus mengikuti. Kelemahan-

kelemahan yang ada pada siklus I ini akan diperbaiki pada siklus II.

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

110011

Pada siklus II siswa akan dibuat berkelompok untuk menghindari

kegaduhan. Siswa akan berkelompok, tetapi walaupun berkelompok, siswa tetap

akan membuat peta pikiran (mind mapping) secara individu. Hal ini dilakukan

untuk mencegah kegaduhan di kelas. Siswa yang di belakang juga akan diminta

memberi tanggapan untuk siswa yang maju agar lebih fokus dan aktif dalam

proses belajar-mengajar. Guru juga akan lebih sering berkeliling untuk memantau

kerja siswanya. Berita yang diambil pada siklus II adalah berita mengenai pesawat

yang jatuh di Magetan, Jawa Timur. Siklus II ini memperoleh hasil yang lebih

baik dari pada siklus I. Siswa mulai terbiasa, suasana kelas lebih terkendali,

walaupun masih ada beberapa yang membuat gaduh karena tidak suka dengan

teman kelompoknya. Beberapa siswa masih melihat hasil peta pikiran (mind

mapping) buatan temannya yang berbeda kelompok. Beberapa siswa perempuan

sudah berani unjuk diri dengan maju tanpa disuruh oleh guru. Beberapa siswa juga

memberi tanggapan kepada temannya maju.

Pengamatan di siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap

keberanian siswa untuk maju, berkurangnya kegaduhan yang dibuat oleh siswa,

guru sering berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa, guru sering memberi

semangat agar siswa bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran. Kekurangan yang

masih ada di siklus II adalah beberapa siswa tidak suka jika harus berkelompok

dengan teman yang tidak disukainya, sehingga masih ada kegaduhan di kelas.

Kekurangan ini akan diperbaiki pada siklus III.

Pada siklus III, siswa akan dibebaskan untuk membentuk kelompok

masing-masing. Tiap kelompok tidak boleh lebih dari empat orang untuk

menghindari suasana kelas menjadi gaduh. Siklus III mengambil berita mengenai

kemenangan Barcelona pada pertandingan Liga Champions. Kegiatan siswa pada

siklus III sama seperti pada siklus I dan II siswa, tetapi siswa dibuat berkelompok

untuk menghindari kegaduhan di kelas. Kondisi siswa pada siklus III ini lebih

terkendali dan mudah diarahkan. Siswa juga lebih aktif dan bersemangat karena

merasa nyaman dengan teman satu kelompoknya. Siswa lebih percaya diri serta

terampil membuat peta pikiran (mind mapping). Sebagian besar siswa perempuan

sudah berani maju dengan inisiatif mereka sendiri. Hasil dari siklus III ini telah

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

110022

menunjukkan peningkatan kemampuan berbicara siswa kelas V SD Negeri

Karanganyar 03, baik dari kualitas proses maupun kualitas hasil pembelajaran

berbicara dengan peta pikiran (mind mapping).

Peneliti mengakhiri penelitian pada siklus III karena baik kualitas proses

maupun kualitas hasil telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

Keberhasilan peningkatan pembelajaran kemampuan berbicara dapat dilihat

sebagai berikut:

1) Kualitas proses pembelajaran berbicara meningkat

a. Siswa semakin aktif mengikuti pelajaran dari siklus I ke siklus

berikutnya. Hal ini dapat dilihat dari kesungguhan siswa menyimak

penjelasan guru, keseriusannya mengikuti pelajaran sampai selesai,

dan semangatnya membuat peta pikiran (mind mapping).

b. Siswa lebih percaya diri untuk berbicara di depan kelas maupun

bertanya jika ada hal yang belum dimengerti mengenai materi

pelajaran. Kepercayaan diri ini terutama terlihat dari siswa

perempuan yang pada awalnya pada siklus I masih malu, tetapi

pada siklus II dan III mulai menunjukkan keberanian.

2) Kualitas hasil pembelajaran berbicara meningkat

a. Siswa lebih terampilan ketika berbicara di depan kelas. Siswa lebih

pandai memilih kata-kata yang tepat ketika harus memberi

komentar. Siswa dapat menyusun kata-kata dengan baik, sehingga

membuat siswa lain yang mendengarkan lebih memahami maksud

yang dibicarakan temannya di depan kelas.

b. Kemampuan berbicara siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat dari

peningkatan yang terjadi dari siklus I sampai siklus III.

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

110033

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini, antara lain:

1. Peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kemampuan berbicara.

Hal dapat dilihat dari nilai kemampuan berbicara yang meningkat pada

setiap siklus. Pada siklus I presentase ketuntasan kemampuan berbicara

51, 8%, sedangkan pada siklus II presentase meningkat menjadi 66,6%,

dan pada siklus III presentase kemampuan berbicara meningkat

meningkat menjadi 77, 7%. Dengan hasil penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan

kemampuan berbicara. Pada siklus I sebanyak 14 orang siswa mencapai

batas ketuntasan. Pada siklus II sebanyak 18 orang siswa yang

mencapai batas ketuntasan, sedangkan pada siklus III tercatat sebanyak

21 orang mencapai batas ketuntasan dengan standar nilai yang

ditetapkan oleh sekolah yaitu 6,5. Terdapat 6 orang siswa yang tidak

dapat mencapai batas ketuntasan. Penyebab dari hal ini karena ada

beberapa siswa yang tidak antusias terhadap pelajaran, ada siswa yang

sulit mengikuti pelajaran karena kekurangan fisik, dan ada siswa yang

sulit untuk memahami setiap pelajaran. Pada dasarnya kualitas hasil

kemampuan berbicara meningkat dengan telah tercapainya batas

ketuntasan yaitu 70% .

2. Peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran kemampuan berbicara. Hal ini dapat dilihat dari semakin

meningkatnya keaktifan siswa ketika mengikuti pembelajaran berbicara.

Keaktifan yang diperlihatkan siswa antara lain siswa lebih sungguh-

sungguh dan antusias ketika mengikuti pelajaran berbicara, berani

bertanya maupun maju dengan inisiatif sendiri. Hal ini dapat dilihat dari

semakin meningkatnya presentase keaktifan siswa yang semakin

terlihat baik setiap siklusnya. Pada siklus I tercatat sebanyak 41, 4%.

Pada siklus II meningkat menjadi 62,8%, sedangkan pada siklus III

meningkat menjadi 76,8%. Peningkatan ini dapat diketahui dari jumlah

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

110044

siswa yang aktif selama pelajaran berbicara berlangsung. Setiap siklus

memperlihtakan peningkatan keaktifan siswa.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran mengenai keberhasilan

peningkatan kualitas hasil dan kualitas prosesberbicara dengan menggunakan peta

pikiran (mind mapping). Hal ini tidak dapat terlepas dari pengaruh beberapa faktor

yaitu guru, siswa, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan sumber belajar.

Media pembelajaran yang tepat akan menghasilkan proses dan hasil pembelajaran

yang baik, begitu juga dengan faktor lainnya. Kemampuan guru untuk

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan sumber belajar yang

tepat akan memudahkan siswa menyerap pelajaran dan gembira ketika mengikuti

pelajaran. Persiapan pembelajaran yang tepat akan memberikan kualitas proses

dan hasil pembelajaran yang baik.

Kualitas hasil dan proses akan meningkat dengan metode dan media

yang tepat. Guru harus pandai memilih metode dan media yang akan digunakan

sebelum mengajar agar menghasilkan proses dan hasil yang baik. Metode dan

media harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dalam pelajaran.

Media yang tepat akan membantu siswa lebih mudah menyerap materi pelajaran.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas hasil dan kualitas proses

meningkat dengan menggunakan peta pikiran (mind mapping) untuk kemampuan

berbicara. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan oleh guru untuk

pembelajaran. Peta pikiran (mind mapping) dapat membantu siswa menggali ide

dan gagasan yang tersimpan oleh otak untuk kemudian menuangkan kembali

dengan lebih mudah. Peta pikiran (mind mapping) menarik minat siswa serta

membuat siswa lebih aktif ketika mengikuti pelajaran. Siswa berminat ketika

belajar dengan bantuan gambar-gambar yang berwarna sekaligus dapat

mencurahkan gagasan dan idenya. Siswa lebih mudah mengungkapkan gagasan

dan idenya secara lisan dengan lebih mudah dengan menggunakan peta pikiran

(mind mapping).

C. Saran

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

110055

Sesuai dengan simpulan di atas maka, peneliti mengajukan saran-saran

sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru dapat menggunakan peta pikiran (mind mapping) sebagai

media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama untuk

meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

b. Guru dapat membuat perencanaan pembelajaran yang baik sebelum

menggunakan peta pikiran (mind mapping) agar pelaksanaan

pembelajaran berhasil dengan baik, sehingga sebagai media, peta

pikiran (mind mapping) dapat membantu meningkatakan kualitas

pembelajaran .

c. Guru mengajak siswanya aktif dalam pembelajaran agar media peta

pikiran (mind mapping) dapat mengembangkan kreatifitas dan

kemampuan siswa dalam pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Sebaiknya siswa aktif mempelajari konsep peta pikiran (mind

mapping) dan bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran, sehingga

akan lebih mudah menyerap materi pelajaran.

b. Sebaiknya siswa lebih percaya diri untuk bertanya kepada guru,

dan aktif dalam pembelajaran jika belum mengerti tentang konsep

dasar peta pikiran (mind mapping).

DAFTAR PUSTAKA

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

110066

Abd. Aziz Syarif, Said Mursalin, Kamaruddin, Abdul Karim. 1981. Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Kelas VI Sekolah Dasar yang Berbahasa Bugis: Mendengarkan dan Berbicara. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Kebudayaan.

Aekmaga. 2008. Peta pikiran (mind mapping): Cara mudah Memakai Otak. http://aekmaga.wordpress.com/2008/01/15/mind-mapping-cara-mudah-memakai-otak. Diakses tanggal 16 Desember 2008.

Ahmad Rofi`udin dan Darmiyati Zuchdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

AAnnttoonn.. 22000088.. PPeettaa ppiikkiirraann:: PPeettaa ppiikkiirraann ((mmiinndd mmaappppiinngg))..

hhttttpp::////ppkkaabb..wwoorrddpprreessss..ccoomm//22000088//0022//2299//ppeettaa--ppiikkiirraann--mmiinndd--mmaappppiinngg//..

DDiiaakksseess ttaannggggaall 1166 DDeesseemmbbeerr 22000088..

AAnnwwaarr HHoolliill.. 22000088.. PPeettaa KKoonnsseepp uunnttuukk MMeemmppeerrmmuuddaahh KKoonnsseepp SSuulliitt ddaallaamm

PPeemmbbeellaajjaarraann..hhttttpp::////ppkkaabb..wwoorrddpprreessss..ccoomm//22000088//0044//2233//mmeemmppeerrmmuuddaahh--

kkoonnsseepp--ssuulliitt--ddaallaamm--ppeemmbbeellaajjaarraann//.. DDiiaakksseess ttaannggggaall 2200 DDeesseemmbbeerr 22000088..

AArriiaannyy SSyyuurrffaahh.. 22000077.. MMuullttiippllee IInntteelllleeggeenncceess FFoorr IIssllaammiicc TTeeaacchhiinngg:: PPaadduuaann

MMeelleejjiittkkaann KKeecceerrddaassaann MMaajjeemmuukk AAnnaakk MMeellaalluuii PPeennggaajjaarraann IIssllaamm..

BBaanndduunngg:: SSyyaaaammiill PPuubblliisshhiinngg..

Areif S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, Rahardjito. 2007. Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Awin Susilowati. 2008. Penggunaan Media Gambar Tokoh Idola untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VII 6 SMP N 1 Jumapolo. Skripsi. Tidak dipublikasikan, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Bambang Kaswanti Purwo. 1986. Pelba 2: Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atmajaya: Kedua. Yogyakarta: Kanisius.

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengejaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map untuk Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

110077

__________. 2008. Mind Maps. BuzanWorld.com. Diakses tanggal 9 Oktober 2009.

DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Devid Haryalesmana. 2009. Pengertian Media Pembelajaran. http://guruit07.blogspot.com. Diakses tanggal 23 Nopember 2009.

Dewi Salam Prawiradilaga. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran( Instructional Design Principal). Jakarta: Kencana Prenada Media group.

Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar. 2007. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Didang Setiawan. 2006. Implementasi Metode Pembelajaran Interaktif dalam KTSP. smpn1boyolali.files.wordpress.com/2008/07/bina-guru-interaktif.ppt. Diakses tanggal 11 Desember 2008.

Erman Suherman. 2008. Hakikat Pembelajaran. http://educare.e-fkipunla.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=3. Diakses tanggal 20 Desember 2008.

Given, Barbara K. 2007. Brain-Based Teaching. Bandung: Kaifa.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Ida. 2008. Mind Map Alternatif Metode Pembelajaran Efektif. http://www2.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=9359. Diakses tanggal 20 Desember 2008.

Imam Syafi`ie. 1993. Terampilan Berbahasa Indonesia 1 Petunjuk Guru Bahasa

Indonesia untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

I Gusti Ngurah Bagus, I Made Denes, Anom Meko Mbete, I Ketut Ginarsa, I Ketut Mantra. 1981. Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Kelas VI Sekoalah Dasar di Bali: Mendengarkan dan Berbicara. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

I Wayan Santyasa. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran. http://pkab.wordpress.com. Diakses tanggal 23 Nopember 2009.

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

110088

Jafrizal. 2008. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Melalui Teknik KWL dan Permaianan Bahasa. http://pakguruonline.pendidikan.net. Diakses tanggal 20 Desember 2008.

Joanna Jaworowska. 2004. Speech and Act. http://instructional1.calstatela.edu. Diakses tanggal 9 Oktober 2009.

Lina Riyandari. 2008. Bimbingan dan Stragegi Peningkatan Keterampilan Berbicara Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Dasar.. digilib.unnes.ac.id. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2009.

Maidar G. Arsjad, Mukti, U.S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Muhammad Win Afgani. 2008. Media Pembelajaran. http://muhammad-win-afgani.blogspot.com. Diakses tanggal 23 Nopember 2009.

Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Nababan, Sri Utari Subyakto. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurokhman. 2009. Skripsi Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Kalirejo dengan Menggunakan Pendekatan Pragmatik. Wordpress.com. Diakses tanggal 9 Oktober 2009.

Oemar Hamalik. 1989. Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bandung: Bandar Maju.

____________ . 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Rostikawati, Teti R. 2008. Peta pikiran (mind mapping) dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa. fkip-unpak.org/teti.htm. Diakses tanggal 11 Desember 2008.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Balajar-Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sarwiji Suwandi, Budhi Setiawan. 2003. Keterampilan Berbicara. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

110099

Siti Uriana Rahmawati. 2009. Pengertian Peranan, dan Fungsi Media pengajaran. media.diknas.go.id. Diakses tanggal 23 Nopember 2009.

Sri Hidayati. 2009. Berharap Guru Melek Multimedia. http://www.pikiran-

rakyat.com. Diakses tanggal 23 Nopember 2009.

Suharyanti. 1996. Berbicara (IND.202). Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Sur. 2008. Kelemahan Peta Konsep dan Solusinya. http://pkab.wordpress.com/2008/09/01/kelemahan-peta-konsep-dan-solusinya/. Diakses tanggal 27 Desember 2008.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wlkinson, Gene L. 1984. Media dalam Pembelajaran, Penelitian Selama 60 Tahun. Jakarta: CV Rajawali dan Pustekkom.

Yayu. 2008. Membangun Kesadaran Berperilaku Akademik: Dari Bangku Sekolah ke Bangku Kuliah .kharismabangsa.or.id/ppt/yayu.ppt. Diakses tanggal 20 Desember 2008.

Yudi Nugraha. 2009. Media Pembelajaran dalam Pendidikan. DIKNAS.GO.ID. Diakses tanggal 23 Nopember 2009.

Yuni Susilowati. 2008. Penerapan Metode Paired Storytelling untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita pada Siswa Kelas V SD Masaran Sragen. Skripsi. Tidak dipublikasikan, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Yus Rusyan dan Sutardi Wirasasmita. 1981. Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Sekolah Guru Negeri di Jawa Barat: Mendengarkan dan Berbicara. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Kebudayaan.

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

111100

LAMPIRAN

PRASIKLUS

Lampiran 1. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

111111

Hari/Tanggal : Sabtu, 4 April 2009

Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal pembelajaran

kemampuan berbicara siswa

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Ruang tamu SD Negeri Karanganyar 03

Jenis : Wawancara terstruktur

Informan : Pani Raharjo, A.Ma.Pd. (guru kelas V)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Wawancara dilakukan di ruang tamu SD Negeri Karanganyar 03.

Wawancara dilakukan pada jam istirahat.

Deskripsi:

Informan merupakan guru kelas V SD Negeri Karanganyar 03. berikut ni

adalah hasil wawancara dengan guru tersebut:

P : Selamat pagi, Pak.

G : Selamat pagi, Mbak.

P : Pak, saya ingin melakukan wawancara dengan Bapak mengenai siswa

berkenaan dengan penelitian yang akan saya lakukan.

G : Iya, Mbak. Silakan saja.

P : Kalau menurut pengamatan Bapak selama ini, dari pelajaran Bahasa

Indonesia itu yang sulit bagi siswa itu apa, Pak?

G : Menurut saya, siswa paling susah kalau diminta mengarang dan

berbicara, tapi yang paling sulit itu berbicara.

P : Bagaimana biasanya Bapak mengajarkan materi berbicara pada siswa,

Pak?

G : Biasanya saya suruh menulis di belakang sebelum maju. Mereka saya

suruh menghafal dulu, baru maju.

P : Siswa diberi tema terlebih dahulu atau tidak, Pak?

G : Iya, Mbak. Biasanya saya sesuaikan dengan buku pelajarannya.

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

111122

P : Lalu bagaimana dengan siswa, Pak? Apakah kira-kira menurut Bapak

siswa berminat dengan pembelajaran seperti itu?

G : Kalau saya ajar, mereka bersikap tenang, tapi kalau nilainya masih

banyak yang rendah. Kalau disuruh maju saja mereka tidak terlalu

antusias, malah saling menyuruh temannya supaya maju lebih dulu.

P : Lalu, apakah Bapak pernah mencoba dengan metode atau media lain?

G : Biasanya saya hanya mengambil dari buku pelajaran saja, Mbak.

P : Apakah Bapak pernah mencoba menggunakan metode, media, atau cara

lain untuk mengajarkan berbicara?

G : Tidak pernah itu, Mbak. Saya hanya mencontoh yang ada di buku

pelajaran saja.

P : Apakah Bapak pernah mendengar tentang peta pikiran atau mind

mapping?

G : Belum pernah, Mbak.

P : Ini saya membawa buku tentang peta pikiran. Bagaimana kalau peta

pikiran seperti ini kita coba gunakan untuk meningkatkan kemampuan

berbicara siswa, Pak?

G : Saya rasa tidak apa-apa kalau dicoba. Apalagi semua materi yang lain

juga sudah selesai saya ajarkan.

P : Pak, saya rasa wawancaranya cukup sekian saja. Terima kasih atas

waktunya. Maaf sudah mengganggu waktu istirahat Bapak.

G : Sama-sama, Mbak.

Refleksi

Guru pelajaran yang merupakan informan mengungkapkan bahwa materi

berbicara sulit untuk diajarkan. Hal ini karena siswa tidak aktif dalam

pembelajaran. Nilai siswa masih rendah, meskipun bersikap tenang dan tidak

membuat gaduh di kelas. Guru hanya mengambil materi dari buku pelajaran,

menyuruh siswanya menuliskan ide-idenya di buku dan menghafalnya, kemudian

menyuruh siswa untuk maju. Guru memberi tanggapan positif ketika peneliti

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

111133

menyarankan menggunakan peta pikiran (mind mapping) sebagai alternatif untuk

meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

Keterangan:

P : Peneliti

G : Guru

Lampiran 2. 1. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

111144

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal siswa

Hari/Tanggal : Sabtu/11 April 2009

Waktu : 09.00 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Rahmat Sejati (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Wawancara dilakukan pada waktu jam istirahat. Suasana kelas ramai oleh

siswa yang ingin melihat wawancara. Beberapa siswa bergerombol untuk melihat

proses wawancara. Pada hari ini kebetulan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

sedang tidak ada di sekolah karena ada keperluan lain, sehingga jam pelajarannya

kosong dari jam pertama.

Deskripsi :

Informan merupakan siswa kelas V SD Negeri Karanganyar 03. Berikut

ini adalah hasil wawancara.

P : Namanya siapa?

R : Rahmat Sejati.

P : Kamu suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia atau tidak?

R : Tidak.

P : Kenapa tidak suka?

R : Sulit.

P : Sulit pada bagian apa?

R : Kalau menulis dan berbicara.

P : Kesulitannya bagaimana?

R : Agak sulit berbicara kalau di depan kelas.

P : Terus sebelum maju apa yang kamu kerjakan di belakang?

R : Berpikir.

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

111155

P : Hasil pemikiran kamu itu ditulis atau tidak?

R : Ditulis

P : Biasanya diberi tema terlebih dahulu atau tidak?

R : Iya, tapi sulit kalau harus menulis idenya, Mbak.

P : Tapi kalau sudah di depan sering merasa gugup atau tidak?

R : Agak gugup.

P : Tapi berani maju sendiri tanpa harus disuruh guru?

R : Berani.

P : Kalau merasa gugup biasanya sering lupa atau tidak dengan hafalannya?

R : Sering lupa.

P : Pernah dengar mind mapping apa belum?

R : Belum.

P : Sudah.Terima kasih.

R : Ya.

Refleksi:

Wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa tidak menyukai

pelajaran Bahasa Indonesia karena dianggap sulit untuk dipelajari. Siswa merasa

gugup jika berada di depan kelas, sehingga sering lupa dengan hafalannya dan

sulit menuliskan idenya. Siswa ini memiliki keberanian untuk maju, tapi memiliki

kendala dengan rasa gugupnya. Siswa belum pernah mendengar mengenai mind

mapping yang berarti merupakan hal baru bagi mereka.

Keterangan:

P : Peneliti

R : Rahmat Sejati

Lampiran 2. 2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

111166

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal siswa

Hari/Tanggal : Sabtu/11 April 2009

Waktu : 09.15 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Adam Hermawan Hidayat (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Wawancara masih dilakukan di kelas, seperti wawancara dengan

wawancara dengan siswa sebelumnya. Suasananya juga masih ramai dengan

siswa kelas V yang menonton siswa yang diwawancarai. Suasana di luar kelas

sudah lebih tenang karena semua siswa kelas lain sudah masuk dan mengikuti

pelajaran berikutnya.

Deskripsi:

Informan merupakan siswa kelas V SD Negeri Karangnyar 03. Berikut ini

merupakan hasil wawancara dengan siswa ini.

P : Nama kamu siapa?

A : Adam Hermawan Hidayat.

P : Kamu suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia atau tidak?

A : Suka.

P : Dari semua materi kamu suka apa?

A : Menyimak.

P : Kenapa suka menyimak?

A : Lebih mudah dipelajari dari pada yang lainnya.

P : Kalau berbicara bagaimana? Apa merasa kesulitan?

A : Iya.

P : Kenapa kesulitan?

A : Sering lupa kalau di depan, Mbak.

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

111177

P : Merasa gugup atau tidak?

A : Gugup.

P : Kalau mau maju kamu membuat tulisan lebih dahulu atau tidak?

A : Iya. Tapi sulit nulis idenya, saya sering lupa kalau sudah di depan kelas.

P : Tapi jika maju kamu berani atau tidak?

A : Agak takut.

P : Selama ini bagaimana dengan nilai berbicara?

A : Agak bagus.

P : Sebelum ini kamu pernah mendengar mengenai mind mapping atau

belum?

A : Belum.

P : Ya sudah. Terima kasih.

Refleksi:

Siswa ini menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi merasa kesulitan

dengan kemampuan berbicara. Siswa ini menyukai materi menyimak karena

dianggap lebih mudah dipelajari dari pada materi yang lain. Walaupun siswa ini

tidak terlalu menyukai pelajaran berbicara, dia tetap mendapat nilai yang lumayan

bagus. Siswa ini juga belum pernah mendengar mengenai mind mapping.

Keterangan:

P : Peneliti

A : Adam Hermawan Hidayat

Lampiran 2. 3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

111188

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi awal siswa

Hari/Tanggal : Sabtu/11 April 2009

Waktu : 09.15 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Ima Cahyani (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Suasana kelas sudah agak tenang, walaupun siswa yang tidak

diwawancarai masih memperhatikan proses wawancara. Sesekali ada siswa yang

sengaja mengeraskan suaranya ketika berbicara agar terekam, tetapi menolak

untuk diwawancarai.

Deskripsi:

Informan ini juga merupakan siswa kelas V SD Negeri Karanganyar 03.

Berikut hasil wawancara dengan siswa.

P : Nama kamu siapa?

I : Ima Cahyani.

P : Kamu suka pelajaran Bahasa Indonesia atau tidak?

I : Tidak.

P : Kenapa tidak suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia?

I : Sulit.

P : Sulitnya pada materi apa?

I : Pembicaraan.

P : Maksudnya berbicara?

I : Iya, Mbak.

P : Kenapa menurutmu berbicara itu sulit?

I : Agak lupa.

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

111199

P : Lupa kenapa?

I : Kalau di belakang bisa, tapi kalau di depan tidak bisa.

P : Tapi kalau maju berani?

I : Berani.

P : Merasa gugup atau tidak kalau di depan kelas.

I : Gugup.

P : Kalau maju harus menghafal lebih dulu atau tidak?

I : Iya.

P : Kesulitan menulis idenya atau tidak?

I : Iya.

P : Selain menghafal pernah menggunakan cara lain atau tidak?

I : Tidak.

P : Pernah mendengar mind mapping sebelumnya?

I : Belum.

P : Sudah. Terima kasih.

Refleksi:

Siswa ini tidak menyukai pelajaran Bahasa Indonesia karena dianggap

sulit untuk dipelajari. Menurut siswa, materi berbicara dalam pelajaran Bahasa

Indonesia dianggap sulit. Siswa kesulitan untuk menulis idenya sebelum

menghafal. Siswa sering gugup jika berada di depan kelas, tetapi memiliki

keberanian untuk maju. Siswa ini juga belum mengenal mind mapping seperti

halnya dengan kedua siswa lainnya.

Keterangan:

P : Peneliti

I : Ima Cahyani

Lampiran 3. Catatan Lapangan Hasil Observasi Survei Awal

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

112200

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Memperoleh data tentang kondisi kemampuan berbicara awal

siswa

Hari/Tanggal : Sabtu/18 April 2009

Waktu : 07.00 – 08.10 WIB

Jenis : Observasi terstruktur

Objek : 1. Guru Bahasa Indonesia

2. Semua siswa kelas V SD N Karanganyar 03

Observator : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Peneliti tiba di sekolah pada pukul 06.50 menit. Sekolah sudah ramai oleh

siswa yang berdatangan ke sekolah. Peneliti lalu menuju kantor dan menyapa

guru-guru yang berada di sana. Ruang kantor sudah dipenuhi beberapa guru

termasuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Deskripsi:

Bel tanda masuk kelas sudah berbunyi. Guru dan peneliti menuju kelas.

Sesampainya di kelas siswa sudah duduk rapi di kursinya masing-masing. Guru

memperkenalkan peneliti kepada siswa serta menjelaskan tujuan peneliti berada di

kelas hari ini. Guru menyuruh salah seorang siswa menyiapkan kursi di belakang

sebagai tempat duduk peneliti. Setelah itu, guru memulai pelajaran dengan berdoa

terlebih dahulu. Selesai berdoa, guru menyuruh siswa untuk membuka buku

pelajaran yang ternyata telah disiapkan oleh siswa sebelum pelajaran dimulai.

Guru memulai menjelaskan tentang materi berbicara dengan berdasarkan

buku pelajaran yang hanya dimiliki oleh guru. Guru menjelaskan mengenai

persoalan faktual yang sedang terjadi pada saat ini. Berdasarkan buku pelajaran,

guru memberikan contoh mengenai BBM yang sedang mengalami kenaikan.

Setelah hampir dua puluh menit berceramah, guru meminta siswa untuk membuat

komentar yang menyerupai contoh. Guru memberi waktu selama sepuluh menit

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

112211

sebelum siswa maju untuk memberi komentar. Setelah sepuluh menit, guru

meminta siswa untuk maju. Beberapa siswa berani maju dengan inisiatif sendiri,

yang lain menunggu ditunjuk untuk maju. Beberapa siswa ada yang lancar

berbicara, tetapi pada umumnya sebagian siswa masih terbata-bata dan sering

tidak terarah pada tema yang dibicarakan. Pada siswa saat maju, guru

mendengarkan sambil memberi nilai berdasarkan penampilan siswa yang maju di

depan. Guru langsung memasukkan nilai ke dalam daftar nilai harian siswa.

Setelah semua siswa selesai maju, guru mengakhiri pelajaran. Guru meminta

siswa untuk memasukkan buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk melanjutkan

pelajaran berikutnya. Peneliti pamit setelah pelajaran Bahasa Indonesia selesai.

Refleksi:

Catatan observasi di atas menunjukkan bahwa guru hanya berpedoman

pada buku pelajaran saja. Guru hanya memberikan contoh yang ada pada buku

pelajaran, kemudian menyuruh siswa untuk membuat hal yang serupa dengan

contoh. Hal ini akan berakibat pada kreatifitas siswa Siswa hanya akan terpancang

pada buku pedoman pelajaran. Siswa bersikap tenang, tetapi beberapa siswa di

belakang ada yang mengajak berbicara temannya dan ada yang bertanya-tanya

kepada peneliti. Hal ini mungkin karena siswa merasa jenuh dengan cara

pembelajaran yang diterapkan oleh guru pada saat ini. Siswa membutuhkan

sesuatu yang baru dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa

pada pelajaran.

Lampiran 4. 1. Dokumentasi Foto Siswa pada Survel Awal

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

112222

Gambar 4. Guru sedang memberikan penjelasan, sedangkan beberapa siswa nampak kurang bersemangat ketika mengikuti pelajaran berbicara. Ada siswa yang membaca buku, dan melakukan kegitan lain.

Lampiran 4. 2. Dokumentasi Foto Siswa pada Survel Awal

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

112233

Gambar 5. Siswa sedang maju praktik berbicara.

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

112244

LAMPIRAN SIKLUS I

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

112255

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SD Negeri Karanganyar 03

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V/2

Standar Kompetensi : Berbicara

6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan

dalam diskusi dan bermain drama.

Kompetensi Dasar : 6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan

mendukung dengan memperhatikan pilihan kata

santun berbahasa.

Alokasi Waktu : 4 X 35 menit

1. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengomentari persoalan faktual disertai alasan mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata santun berbahasa.

2. Materi Pembelajaran

Kalimat yang mengomentari persoalan faktual.

3. Metode Pembelajaran :

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Penampilan

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

112266

4. Media/Alat Pembelajaran

a. Papan tulis dan whiteboard.

b. Kapur dan boardmaker.

c. Penghapus.

d. Peta pikiran(mind mapping).

5. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1) Guru memberikan suatu kasus atau persoalan yang faktual.

2) Guru meminta salah seorang siswa untuk tunjuk jari

membacakan persolan faktual tersebut di depan kelas.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa menganalisis kasus yang sedang faktual tersebut secara

individu.

2) Siswa dan guru melakukan tanya jawab jika ada kata-kata

atau hal yang belum dimengerti.

3) Siswa disuruh membuat kesimpulan mengenai kasus tersebut.

4) Siswa membuat mind mapping untuk mengomentari

persoalan yang faktual tersebut.

5) Guru membimbing dan mengarahkan siswa membuat mind

mapping agar siswa lebih mudah menyusun komentarnya.

6) Guru meminta siswa maju satu persatu untuk menyampaikan

komentarnya mengenai persoalan faktual tersebut.

7) Guru meminta siswa yang di belakang untuk memberi

komentar kepada siswa yang maju.

c. Kegiatan Akhir

1) Guru memberi kritik dan saran bagi siswa yang telah maju.

2) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari permasalahan kasus

yang sedang mereka pelajari.

3) Siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran Bahasa

Indonesia hari ini.

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

112277

6. Sumber Belajar

a. Surat Kabar/majalah/tabloid.

b. Buku Pintar Mind Map untuk Anak karangan Tony Buzan.

c. Buku Pelajaran Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah

Dasar Kelas V.

7. Penilaian

a. Tes : Kinerja (sikap dan praktik)

b. Bentuk instrument/tes : cheklist dan tes unjuk kerja atau performance

c. Soal/Instrumen :

Baca dan simaklah dialog di bawah dengan seksama!

WABAH FLU BABI

Ibu : “Rin, kamu sudah dengar berita tentang flu babi di televisi belum?”

Rina : “Iya, bu. Beritanya sedang hangat dibicarakan dan sering

ditayangkan di televisi.”

Ibu : “Kamu sudah tahu belum kalau virus ini pernah juga melanda

Indonesia?”

Rina : “Benarkah? Rina belum pernah dengar. Kapan terjadinya, bu?”

Ibu : “Virus Flu babi pernah melanda dunia dan di Indonesia pada tahun

1918-1919. Waktu itu wabah ini menewaskan 20-50 juta orang di

seluruh dunia.”

Rina : “Korbannya sebanyak itu, bu? Benar-benar menakutkan. Bagaimana

kalau di Indonesia? Apakah juga banyak, bu?”

Ibu : “Waktu itu korban di Indonesia mencapai satu juta orang.”

Rina : “Wah…. Banyak sekali. Apa virus ini menular, bu?”

Ibu : “Tentu saja virus flu babi ini menular karena itu banyak korbannya

yang meninggal.”

Rina : “Ih……… Rina benar-benar takut. Gimana nularnya, bu?”

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

112288

Ibu : “Virus ini menular kalau orang menyentuh babi, terus kalau dekat-

dekat orang yang terkena virus ini juga bisa tertular. Karena itu orang

yang terkena virus ini biasanya dipisahkan dari orang lain ketika

berada di rumah sakit.”

Rina : “Kok bisa ada virus babi, bu? Bagaimana kok tiba-tiba bisa ada?”

Ibu : “Virus babi ini ada karena babi terkena virus flu yang berasal dari

manusia dan hewan lain mengenai babi, sehingga muncul virus baru

seperti virus babi ini yang bernbahaya bagi manusia.”

Rina : “Terus kita harus bagaimana, bu? Rina takut sekali, bu?”

Ibu : “Tenang, Rin. Tenang, tidak usah panik seperti itu. Itu bisa di hindari

kok. Makanya jaga kebersihan, juga jangan pegang-pegang babi.

Ngomong-ngomong masalah kebersihan, apa kamu sudah mandi?”

Rina : “He…he…he…. Belum, bu.”

Ibu : “Huh…. Pantas dari tadi ibu mencium bau tidak sedap, ternyata

kamu belum mandi ya. Sana,cepat mandi biar bersih.”

Rina : “Oke….. Siap, bu. Laksanakan. Hi…hi…hi….”

Kerjakan perintahnya yang berkenaan dengan dialog di atas!

1) Buatlah komentar dengan peta pikiran (mind mapping) berdasarkan

berita tersebut!

2) Berikan komentarmu secara lisan di depan kelas dengan berpedoman

pada mind mapping yang telah kamu buat dengan kata-kata yang santun

disertai alasan yang tepat!

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

112299

Rentangan Skala No Aspek yang

dinilai 1 2 3 4 5

Perolehan

Skor

1 Lafal

2 Keruntutan

3 Kelancaran

4 Pemahaman

Total

Nilai

Masing-masing aspek ditentukan dengan skala nilai 1-5. Jadi total nilai adalah 20

Penghitungan nilai akhir dalam skala 1-5 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor

Nilai akhir = --------------------------------- X skor ideal (100) = ..........

skor maks (20)

Sukoharjo, April 2009

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Sukardi, S.Pd. Pani Raharjo, A.Ma.Pd.

NIP 19580429 197802 1 001 NIP 195605101977011044

Lampiran 6. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus I

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

113300

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus I

Hari/Tanggal : Sabtu/16 Mei 2009

Waktu : 07.00 – 09.20 WIB

Jenis : Observasi Kelas

Objek : 1. Guru Bahasa Indonesia

2. Semua siswa kelas V SD N Karanganyar 03

Observator : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Pagi, pada hari Sabtu pada tanggal 16 Mei siswa kelas V sudah siap

dengan rapi berada di kelas. Peneliti datang bersama dengan guru ke kelas. Kelas

sangat rapi dan bersih. Siswa menata kelas dengan rapi. Di atas dinding terdapat

foto-foto pahlawan yang dipajang dengan rapi. Di dinding bagian tengah

tertempel jadwal piket, daftar pengurus kelas, dan jadwal sekolah yang disusun

dengan rapi dan dihiasi dengan bagus. Papan tulis yang berbentuk white Board

sudah bersih tidak ada bekas tulisannya. Di sebelah kiri white Board terdapat meja

untuk meletakkan penggaris, penghapus, boardmarker. Sebelah kanan adalah

meja guru dan sebelah kanan meja guru terdapat lemari tempat menyimpan buku

pelajaran dan buku-buku tugas siswa.

Deskripsi:

Guru datang ke kelas tepat waktu, yaitu setelah bel masuk berbunyi. Guru

memulai pelajaran dengan berdoa bersama seperti biasanya. Guru kemudian

mengucapkan salam untuk memulai pelajaran. Guru mulai menjelaskan kegiatan

yang akan dilaksanakan pada hari ini. Guru menjelaskan mengenai peta pikiran

(mind mapping) kepada siswa. Siswa nampak antusias dengan penjelasan guru,

apalagi setelah diperlihatkan contoh gambar peta pikiran, beberapa ada yang tidak

memperhatikan penjelasan guru. Guru menjelaskan bahwa mereka akan

mengomentari persoalan faktual yang sedang terjadi saat ini dengan menggunakan

peta pikiran. Guru mulai membagikan kertas yang berisi berita mengenai flu babi

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

113311

yang telah diubah menjadi dialog. Guru meminta beberapa siswa untuk

membacanya. Ada beberapa siswa laki-laki yang menunjukkan jari untuk maju,

tetapi tidak ada seorang murid perempuan yang berani menujukkan jari. Setelah

beberapa siswa maju, guru mengajak siswa untuk menganalisis isi berita.

Kemudian siswa disuruh membuat peta pikiran yang berisi komentar isi berita

tersebut. Guru memberikan contoh gambar peta pikiran di white Board.

Siswa mulai membuat peta pikiran. Banyak siswa yang mondar-mandir ke

meja temannya. Beberapa siswa laki-laki bertanya kepada gurunya apakah peta

pikiran yang dibuatnya sudah benar. Siswa perempuan tidak ada yang berani

bertanya pada guru, tetapi bertanya kepada peneliti karena ada beberapa hal yang

belum dimengerti dan tidak berani bertanya kepada guru. Guru tidak banyak

berkeliling kelas. Setelah selesai membuat peta pikiran, siswa diminta untuk maju.

Beberapa siswa menunjukkan jari untuk maju. Sebagian besar siswa masih malu-

malu untuk maju. Beberapa siswa masih terbata-bata ketika berada di depan kelas.

Guru dan peneliti menilai penampilan siswa secara garis besar yang berpedoman

pada lembar penilaian yang telah disiapkan sebelumnya. Setelah semua siswa

maju guru, memberikan sedikit kritik dan saran mengenai penampilan siswa tadi.

Refleksi:

Berdasarkan observasi, siklus I berjalan lancar walaupun nilainya masih

rendah. Siswa masih sering mondar-mandir untuk melihat peta pikiran yang

dibuat temannya karena merasa tidak percaya diri. Hanya beberapa siswa laki-laki

yang berani maju dengan inisiatif sendiri. Semua siswa perempuan menunggu

ditunjuk untuk maju. Guru belum sering berkeliling kelas. Tidak semua siswa

berani bertanya kepada guru jika ada hal yang belum dimengerti. Keseluruhan

siklus I berjalan lancar, tetapi belum memenuhi batas ketuntasan yang ditetapkan

oleh sekolah.

Lampiran 7. 1. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus I

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

113322

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan

peta pikiran (mind mapping)

Hari/Tanggal : Sabtu/16 Mei 2009

Waktu : 09.30 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Iput Praseyto (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Wawancara dilakukan di kelas setelah pelajaran Bahasa Indonesia selesai.

Ruangan sudah sepi, hanya terdapat beberapa siswa yang masih tinggal di kelas

untuk melihat teman sekelasnya diwawancarai, termasuk siswa lain yang bersedia

diwawancarai. Semua siswa menuju ruang komputer karena pelajaran selanjutnya

adalah komputer.

Deskripsi:

P : Namanya siapa?

I : Iput Prasetyo.

P : Suka dengan palajaran Bahasa Indonesia?

I : Suka.

P : Kenapa?

I : Karena asyik.

P : Menurutmu apa yang paling sulit dipelajari dari semua materi Bahasa

Indonesia?

I : Berbicara.

P : Kenapa?

I : Kalau di depan itu sering lupa, terus sulit mengungkapkan apa yang ada

dipikiran.

P : Lalu bagaimana dengan pelajaran berbicara hari ini yang menggunakan

peta pikiran?

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

113333

I : Lebih gampang.

P : Apa lebih mudah mengingat?

I : Iya.

P : Senang belajar berbicara dengan peta pikiran?

I : Senang. Apalagi ada gambarnya, saya suka menggambar.

P : Terima kasih.

Refleksi:

Siswa menyukai peta pikiran karena merupakan sesuatu yang dianggap

memudahkan dalam pelajaran berbicara. siswa menyukai gambar, sehingga lebih

senang belajar bebicara dengan peta pikiran. Siswa tidak perlu dorongan yang

lebih agar menyukai pelajaran Bahasa Indonesia karena dari awal ia sudah

menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, hanya saja mengalami kesulitan dalam

materi berbicara. Menurutnya peta pikiran dapat membantunya menyusun dan

mengingat apa yang ingin ia ungkapkan di depan kelas.

Keterangan:

P : Peneliti

I : Iput Prasetyo

Lampiran 7. 2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus I

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

113344

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan

peta pikiran (mind mapping)

Hari/Tanggal : Sabtu/16 Mei 2009

Waktu : 09.45 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Wahab Purnomo (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Seperti wawancara sebelumnya, wawancara ini juga dilakukan di kelas.

Kelas semakin sepi karena banyak siswa yang berada di ruang komputer. Selain

siswa yang akan diwawancarai, beberapa siswa lain tetap tinggal di kelas

menunggu temannya selesai diwawancarai karena belum mendapat giliran untuk

mengoperasikan komputer.

Deskripsi:

P : Nama kamu siapa?

W : Wahab Purnomo.

P : Kamu suka pelajaran Bahasa Indonesia?

W : Suka.

P : Dengan materi apa?

W : Bercerita tentang pemandangan alam.

P : Jadi suka bercerita. Kadang-kadang mengalami kesulitan atau tidak?

W : Gugup, Mbak. Jadi sering lupa kalau di depan kelas.

P : Bagaimana dengan peta pikiran yang kita coba dalam pelajaran berbicara

kali ini?

W : Senang.

P : Lebih mudah atau tidak belajarnya jika dengan peta pikiran?

W : Iya. Apalagi ada menggambarnya, jadi mudah mengingat.

P : Terima kasih.

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

113355

Refleksi:

Siswa dari awalnya sudah menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga

tidak sulit menumbuhkan minatnya pada pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa juga

menyukai peta pikiran yang merupakan hal baru bagi siswa ini. Bagi siswa,

dengan menggunakan gambar akan memudahkan ia mengingat.

Keterangan:

P : Peneliti

W : Wahab Purnomo

Lampiran 7. 3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus I

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

113366

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan

peta pikiran (mind mapping)

Hari/Tanggal : Sabtu/16 Mei 2009

Waktu : 10.00 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Sekar Arum Cahyaningsih B. (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Suasana kelas lebih sepi dari sebelumnya. Informan hanya ditemani oleh

dua orang temannya, sedangkan yang lain sudah ke ruang komputer semua.

Deskripsi:

P : Namanya siapa?

S : Sekar Arum Cahyaningsih Budiar.

P : Suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia atau tidak?

S : Suka.

P : Suka dengan materi apa?

S : Membaca.

P : Kalau berbicara suka atau tidak?

S : Biasa saja, Mbak.

P : Merasa kesulitan atau tidak kalau berbicara?

S : Agak sulit, Mbak. Harus mikir dan nulis dulu di buku, sering gugup

kalau di depan.

P : Kalau di depan sering lupa atau tidak?

S : Sering.

P : Bagaimana dengan peta pikiran yang kamu pelajari hari ini?

S : Suka.

P : Materi berbicara jadi lebih mudah atau tidak jika dibantu dengan peta

pikiran?

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

113377

S : Jadi lebih gampang ingat.

P : Terima kasih.

Refleksi:

Siswa menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi merasa kesulitan

dengan materi berbicara. Siswa juga menyukai peta pikiran yang dianggapnya

lebih mempermudah dalam materi berbicara. Siswa merasa lebih mudah

mengingat ketika menggunakan peta pikiran sebagai pedoman untuk berbicara.

Lampiran 8. Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

113388

Rentangan Skala No Aspek yang

Dinilai

5 4 3 2 1

Perolehan Skor

1 Lafal

2 Keruntutan

3 Kelancaran

4 Pemahaman

Total Skor

Nilai

Keterangan

1 Lafal

5 Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, ucapan standar.

4 Pengaruh ucapan asing(daerah) dan kesalahan ucapan tidak

menyebabkan kesalahpahaman.

3 Pengaruh ucapan asing(daerah) memaksa orang mendengarkan dengan

teliti, salah ucap yang menyebabkan kesalahpahaman.

2 Sering terjadi kesalahan besar dan aksen kuat yang menyulitkan

pemahaman.

1 Ucapan sering tidak dapat dipahami karena kesalahan melafalkan kata-

kata.

2 Keruntutan

5 Runtut dari awal sampai akhir pembicaraan.

4 Terjadi sedikit ketidakruntutan dalam pembicaraan.

3 Kadang-kadang tidak runtut, tetapi tidak menganggu pembicaraan.

2 Banyak terjadi ketidakruntutan ketika berbicara yang menganggu

pembicaraan.

1 Sama sekali tidak runtut dari awal sampai akhir pembicaraan.

3 Kelancaran:

5 Pembicaraan dalam segala hal lancar dan halus.

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

113399

4 Pembicaraan lancar dan halus, tetapi sekali-sekali masih kurang ajeg.

3 Pembicaraan sering nampak ragu, kalimat tidak lengkap,

pengelompokkan kata kadang-kadang juga tidak tepat.

2 Pembicaraan sangat lambat dan tidak ajeg kecuali untuk kalimat-

kalimat pendek dan telah rutin.

1 Pembicaraan selalu terhenti dan terputus-putus.

4 Pemahaman:

5 Memahami segala sesuatu dalam pembicaraan formal.

4 Memahami agak baik kata-kata normal, kadang-kadang pengulangan

dan penjelasan.

3 Memahami dengan baik kata-kata sederhana, dalam hal tertentu masih

perlu penjelasan dan pengulangan.

2 Memahami dengan lambat kata-kata sederhana, sehingga perlu

penjelasan dan pengulangan.

1 Memahami sedikit isi kata-kata yang paling sederhana.

Teknik penilaiannya sebagai berikut:

1 Nilai dalam tiap unsur berkisar antara 1 sampai dengan 5: nilai 1 berarti

kurang sekali, nilai 2 berarti kurang, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti

baik, nilai 5 berarti baik sekali.

2 Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap

unsur penilaian yang diperoleh siswa.

3 Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

4. Presentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

114400

5. Batas ketuntasan kemampuan berbicara = 6,5 merupakan standar sekolah.

Lampiran 9. Lembar Penilaian Keaktifan Siswa

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

114411

Perilaku Amatan No Nama Siswa

A B C D E

Jumlah siswa yang aktif

Presentase

Rata-rata presentase

Keterangan :

A : Bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti

B : Maju dengan inisiatif sendiri

C : Memberi tanggapan untuk siswa lain yang maju

D : Memperhatikan penjelasan guru

E : Tidak berjalan ke sana ke mari keluar tempat duduk

Total aspek amatan adalah 5

Lampiran 10. 1. Hasil Peta Pikiran Siswa

Page 142: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

114422

Lampiran 10. 2. Hasil Peta Pikiran Siswa

Page 143: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

114433

Lampiran 10. 3. Hasil Peta Pikiran Siswa

Page 144: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

114444

Lampiran 11. Transkrip Berbicara Siswa

Page 145: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

114455

Transkrip Berbicara Siklus I

1. Yulianto (9)

Flu Babi. Kejadian. Apa yang terjadi? Flu Babi sudah mewabah diseluruh

dunia. Dulu sudah terjadi tahun 1918-1919. Virus ini disebabkan oleh

H1N1. Alasanku karena bisa menular dan menewaskan orang.

Pencegahannya. Dapat dicegah dengan tidak memegang dan menjaga

kebersihan. Pendapatku, sangat mengerikan dan berbahaya. Terima kasih.

2. Wahab Purnomo (24)

Kejadian. Kejadian ini tentang Flu Babi terjadi di dunia. Kejadian ini

terjadi pada seribu Sembilan belas, 1918-1919. Terjadi karena virus H1N1.

Alasanku Flu Babi sangat menakutkan dan menular. Pencegahannya.

Menjaga kesehatan dan jangan menyentuh babi yang terkena virus.

Pendapatku menular. Flu Babi menular dan sangat berbahaya.

3. Rahmat Wahyudi (7)

Flu Babi. Kejadian Flu Babi sudah merambat di dunia dan terjadi pada

tahun 1918-1919. Virus ini dinamakan virus H1N1. Alasanku karena

berbahaya dan menular. Pencegahan Flu Babi, menjauhi Flu Babi dan

tidak pegang babi. Pendapat, mengerikan, membahayakan, dan

mematikan. Sekian dulu teman-teman.

4. Sofyan Jadi Alwandani (22)

Flu Babi. Kejadian. Flu Babi. Di mana flu burung sudah ada di dunia. Flu

babi terjadi pada tahun 1918-1919. Vi-virus flu babi dinamakan H1N1.

Alasanku bis-bisa mengancam nyawa, bisa juga menular kepada orang lain

dan membahayakan kita. Pencegahan. Jaga kebersihan, hati-hati terhadap

flu babi, jangan pegang babi yang sudah terkena virus. Pendapatku, sang-

sangat mengerikan, takut, dan berbahaya. Sekian dari saya.

5. Iput Prasetyo (19)

Flu babi. Kejadian tentang flu babi. Pernah mewabah di dunia dan telah

terjadi pada tahun 1918-1919. Disebabkan oleh virus H1N1. Pendapatku,

mengerikan dan menakutkan. Alasanku karena bisa mematikan penderita

Page 146: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

114466

flu babi dan bisa menular. Pencegahan, tidak menyentuh unggas, menjauhi

orang terkena flu babi. Sekian. Terima kasih.

6. Awaludin (4)

Flu babi. Flu babi. Ter-ter. Virus ini dinamakan flu babi. Terjadi di dunia.

Virus ini menyebar satu Sembilan, 1918-1919. Virus ini dinamakan virus

H1N1. Pendapatku menakutkan, mengerikan. Alasan bisa menular. Pen-

pencegahannya tidak memegang babi, jaga kesehatan.

7. Adam Hermawan Hidayat (11)

Flu babi. Kejadian tentang flu babi. Pernah mewabah di dunia. Pernah

terjadi pada tahun 1918-1919. Virus ini disebabkan oleh virus H1N1.

Pendapatku mengerikan, menakutkan, dan berbahaya. Alasannya karena

menular, karena dapat membunuh manusia. Cara pencegahan tidak

memegang babi yang terkena virus, menjaga kebersihan, membersihkan

kadang babi. Terima kasih.

8. Alan Budi Kusuma (13)

Flu babi. Kejadian. Flu babi. Pernah mewabah di seluruh dunia, pada

tahun 1918-1919. Virus ini disebabkan virus H1N1. Alasanku karena

dapat menular ke orang dan ke teman-temannya. Virus ini dapat

membunuh orang la-orang yang menderita. Penyegahannya jangan-jangan

menyentuh flu babi yang terkena virus, menjauhi orang yang terkena virus

flu babi. Pendapatku mengerikan dan menyakitkan. Terima kasih.

9. Ima Cahyani (20)

Flu babi. Kejadian yang disebabkan oleh flu babi. Tersebar di dunia. Virus

ini dinamakan H, H1N1. Terjadi pada tahun 1918-1919. Pendapat

mengerikan dan membahayakan. Alasan karena dapat menewaskan

manusia dan bisa menular. Pencegahan jangan pegang-pegang babi yang

terkena virus, menghindari babi dan menjaga kebersihan. Terima kasih.

10. Sekar Arum Cahyaningsih Budiar (23)

Flu babi. Kejadian. Karena flu babi di mana di dunia terjadi 1918-1919.

Terjadi, terkena virus H1N1. Pendapatku menakutkan, mengerikan,

Page 147: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

114477

bahaya. Alasanku menular, mematikan manusia. Pencegahan jaga

kebersihan, jaga-jangan memegang babi.

11. Abdul Rohim (28)

Flu babi. Terjadi karena virus-manusia. Flu-flu babi terjadi di dunia. Pada

tahun 1918-1919. Virus ini dinamakan virus H1N1. Alasanku sebaiknya

babi dimusnahkan agar tidak terjadi orang meninggal dan tidak menular.

Pencegahan jangan dekat-dekat kepada orang yang terkena flu babi, tidak

bermain dengan babi, membersihkan kandang babi. Pendapat mengerikan,

menakutkan dan membahayakan. Terima kasih.

12. Bayu Yoga Putra Pratama (14)

Flu babi. Kejadian flu babi. Terjadi di dunia. Pada tahun 1918-1919. Virus

ini dinamakan virus H1N1. Pendapatku mengerikan, menular, berbahaya.

Pencegahan tidak menyentuh babi, menjaga kebersihan, membersihkan

kandang babi. Alasan bisa menular, dapat membunuh manusia. Terima

kasih.

13. Rahmat Sejati (6)

Flu babi. Kejadian babi. Pernah mewabah di dunia pada tahun 1918-1919.

Virus ini disebabkan virus H1N1. Pendapatku mengerikan, menakutkan,

dan berbahaya. Alasanku, flu babi dapat menularkan dan flu babi dapat

mematikan. Pencegahan jangan meme’gang babi yang terkena virus dan

menjaga kebersihan. Sekian dari saya. Terima kasih.

14. Widya Ari Murdianingsih (25)

Kejadian. Flu babi sudah tersebar di dunia pada tahun 1918-1919. Virus

ini dinamakan H1N1. Pendapatku menakutkan, mengerikan, dan

membahayakan. Pencegahan jaga kebersihan, jaga kesehatan, dan

menjauhi babi. Alasanku karena menular dan mematikan. Terima kasih.

15. Muh. Aji Pratama (5)

Flu babi. Kejadian flu babi. Pernah mewabah di dunia. Terjadi pada tahun

1918-1919. Virus ini disebabkan virus H1N1. Pendapatku mengerikan dan

menakutkan. Alasanku karena flu babi dapat menular di seluruh dunia.

Page 148: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

114488

Pencegahan tidak menyentuh babi, menjaga kebersihan dan menghindari

babi. Sekian. Terima kasih.

16. Ismei Alfiah Pujiastuti

Flu babi. Kejadian ini tentang flu babi. Mewabah di dunia. Terjadi pada

tahun 1918-1919. Virus H1N1. Alasanku karena menular, karena bisa

membunuh manusia. Pendapat menakutkan, berbahaya. Pencegahan tidak

menyentuh babi, kebersihan dijaga. Terima kasih.

17. Anita Apriliana (10)

Flu babi. Kejadian babi. Kejadian flu babi tersebar di dunia. Terjadi pada

tahun 1918-1919. Virus ini dinamakan H1N1. Pendapatku mengerikan,

menular, dan berbahaya. Alasanku karena flu babi dapat menular, dapat

membahayakan manusia dan mematikan. Cara pencegahan menghindari

babi, menjaga kebersihan dan jangan meme’gang babi. Sekian dan terima

kasih.

18. Farida Al Azizah (16)

Flu babi. Kejadian ini tentang flu babi. Wabah ini tersebar di seluruh

dunia. Pada tahun 1918-1919. Virus ini disebabkan oleh virus H1N1.

Pendapat saya menakutkan dan berbahaya. Alasan saya menular, dapat

membunuh manusia. Cara pencegahan tidak memegang babi dan menjaga

kebersihan. Sekian. Terima kasih.

19. Nita Wahyuningsih (21)

Flu babi. Kejadian ini tentang flu babi. Flu babi sudah menyebar di seluruh

dunia. Flu babi telah terjadi pada tahun 1918-1919. Flu-virus ini

dinamakan H1N1. Pendapatku tentang flu babi menakutkan dan

mengerikan. Alasanku karena menular dan berbahaya. Pencegahan tidak

memegang babi dan menjaga kebersihan.

20. Wahyu Sri ningsih (3)

Flu babi. Kejadian flu babi ini sudah tersebar di dunia. Pada tahun 1918

dan – 1919. Flu ini, virus ini dinamakan virus H1N1. Alasanku karena

menular, dan bisa mematikan manusia. Pendapatku mengerikan,

Page 149: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

114499

menakutkan, dan berbahaya. Pencegahan jaga kebersihan, dan pe-pegang

babi. Sekian.

21. Retno Sari Widowati (1)

Flu babi. Kejadian flu babi yang terjadi di dunia. Pada tahun 1918-1919.

Virus ini disebabkan virus H1N1. Pencegahan tidak menyentuh babi, tidak

memegang babi, dan menjaga kebersihan. Pendapatku mengerikan,

menular, dan berbahaya. Alasanku karena bisa menular, bisa mematikan,

dan berbahaya bagi manusia. Sekian. Terima kasih.

22. Sri Miyati (2)

Flu babi. Kejadian tentang flu babi. Terjadi di dunia. Terjadi pada

tahun1918-1919. Disebabkan oleh virus H1N1. Penyegahan jangan

meyentuh jangan, jaga kebersihan, jangan mendekati. Pendapatku

sebaiknya tidak mendekati atau menyentuh babi, dan tidak memelihara

babi. Alasanku berbahaya, karena dapat menimbulkan virus, dapat

menular, dan dapat membunuh menusia. Sekian. Terima kasih.

23. Wakhidah Nikmatul Aisah (26)

Flu babi. Kejadian flu babi. Pernah terjadi di dunia. Terjadi pada tahun

1918-1919. Terjadi karena virus H1N1. Pendapatku mengerikan,

menakutkan, dan berbahaya. Alasanku dapat mematikan juga menular.

Pencegahan jangan- jaga kebersihan dan tidak memegang babi. Sekian.

24. Galuh Alfian Romadhon (17)

Flu babi. Kejadian ini dinamakan flu babi. Pernah di-pernah ada di dunia.

Pada-pada tahun 1918-1919. Dinamakan virus H1N1. Pendapatku

mengerikan, menakutkan. Alasanku bisa menular ke manusia dan bisa

mematikan manusia. Penyegahan jaga kebersihan. Sekian. Terima kasih.

25. Yulfa Widiya Ike Nurhana

Flu babi. Kejadian flu babi pernah mewabah di dunia pada tahun 1918-

1919. Virus ini dinamakan virus H1N1. Alasanku flu babi dapat menular,

flu babi dapat mematikan dan dapat mengganggu masyarakat sekitar.

Pendapatku mengerikan, membahayakan, dan menular. Pencegahan

menghindarinya, menjaga kebersihan dan tidak memegang. Sekian.

Page 150: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

115500

26. Amir Ma`arif Saifulloh (12)

Flu babi. Kejadian flu babi. Flu babi ini sudah melanda di dunia. Flu babi,

flu babi-pernah, pernah pada tahun-1918-1919. Virus ini dinamakan virus

H1N1. Alasan karena menular, dapat membunuh manusia. Pendapatku

mengerikan, membaha-berbahaya, dan menakutkan. Pencegahan tidak

pegang-pegang babi, jagalah kebersihan, membersihkan kandang babi.

27. Umi Sholihah (9)

Flu babi. Kejadian flu babi. Pernah terjadi tahun 1918-1919. Virus ini

dinamakan H1N1. Pendapatku-alasanku-pendapatku berbahaya dan

menakutkan. Alasan, dapat menular. Penyegahan, jaga kebersihan dan

tidak pegang babi. Terima kasih.

Page 151: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

115511

Lampiran 12. 1. Dokumentasi Foto Siswa pada Siklus I

Gambar 6. Siswa sedang membacakan berita faktual mengenai flu babi

secara individu di depan kela, sedangkan ada beberapa siswa di belakang yang tidak memperhatikan temannya yang sedang maju

Page 152: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

115522

Lampiran 12. 2. Dokumentasi Foto Siswa pada Siklus I

Gambar 7. Siswa sedang membuat peta pikiran sebelum memberikan komentar di depan kelas

Page 153: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

115533

LAMPIRAN SIKLUS II

Page 154: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

115544

Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SD Negeri Karanganyar 03

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V/2

Standar Kompetensi : Berbicara

6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan

dalam diskusi dan bermain drama.

Kompetensi Dasar : 6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan

mendukung dengan memperhatikan pilihan kata

santun berbahasa.

Alokasi Waktu : 4 X 35 menit

4. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengomentari persoalan faktual disertai alasan mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata santun berbahasa.

2. Materi Pembelajaran

Kalimat yang mengomentari persoalan faktual.

3. Metode Pembelajaran :

a. Ceramah

b. Diskusi

c. Penampilan

Page 155: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

115555

4. Media/Alat Pembelajaran

a. Papan tulis dan whiteboard

b. Kapur dan board maker

c. Penghapus

d. Peta pikiran(mind mapping)

5. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1) Guru mengevaluasi kesalahan siswa pada pembelajaran

berbicara yang sebelumnya, kemudian guru memberi saran

agar siswa tidak mengulangi kesalahannya lagi.

b. Kegiatan Inti

1) Guru memberikan suatu kasus/berita atau persoalan yang

faktual.

2) Guru menyuruh siswa untuk membacanya berdialog di depan

kelas secara berpasangan.

3) Siswa dan guru melakukan tanya jawab jika ada istilah atau

hal yang belum dimengerti dari kasus atau persoalan faktual

tersebut.

4) Siswa disuruh berkelompok dibantu guru menganalisis kasus

yang sedang faktual tersebut.

5) Siswa membuat kesimpulan mengenai kasus tersebut.

6) Siswa membuat mind mapping.

7) Guru membimbing dan mengarahkan siswa agar lebih mudah

membuat mind mapping sebagai pedoman untuk berkomentar

mengenai persoalan faktual.

8) Siswa mengomentari persoalan yang faktual tersebut

berdasarkan mind mapping yang telah dibuat sebagai

acuannya.

9) Guru meminta siswa maju satu persatu untuk menyampaikan

komentarnya mengenai persoalan faktual tersebut.

Page 156: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

115566

10) Guru meminta siswa yang di belakang untuk memberi

komentar untuk temannya yang maju.

c. Kegiatan Akhir

1) Guru memberi kritik dan saran bagi siswa yang telah maju.

2) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari permasalahan

kasus yang telah mereka pelajari.

3) Siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran Bahasa

Indonesia hari ini.

6. Sumber Belajar

a. Surat Kabar/majalah/tabloid

b. Buku Pintar Mind Map untuk Anak karangan Tony Buzan

c. Buku Pelajaran Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah

Dasar Kelas V

7. Penilaian

a. Teknik : Kinerja (sikap dan praktik)

b. Bentuk instrumen : cheklist dan tes unjuk kerja atau performance

c. Soal/Instrumen :

Baca dan simaklah dialog di bawah dengan seksama!

PESAWAT HERCULES JATUH DI MAGETAN JAWA TIMUR

Rayi : “Boma….Boma…. Ayo main bola di lapangan,yuk.”

Boma : “Eh….Rayi, ayo ke sini. Duduk dulu.”

Rayi : “Ada apa. Diajak main kok malah ngajak duduk. Kamu ini

bagaimana,sih.”

Boma : “Tenang dulu, sobat. Ke sini sebentar aku beritahu berita yang

sedih dari koran yang tadi pagi dibeli ayahku.”

Rayi : “Ada berita yang menarik, Bom?”

Page 157: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

115577

Boma : “Iya, ada berita yang mengejutkan. Ada pesawat jatuh di

Magetan.”

Rayi : “Mana, Bom. Coba aku ikut baca.”

Boma : “Makanya kamu ke sini dulu. Jangan berdiri di luar pagar begitu.”

Rayi : “Apa pesawatnya, Bom?”

Boma : “Pesawat Hercules.”

Rayi : “Wah…. Terbakar dan menabrak rumah. Pasti banyak korbannya.”

Boma : “Ada 99 orang yang tewas dan 15 orang yang selamat. Tapi yang

selamat juga luka parah sehingga mereka harus dirawat di rumah

sakit terdekat yaitu RSUD dr. Soedono dan Iswahyudi.”

Rayi : “Pasti sakit sekali, ya. Ada 5 orang yang mengalami gegar otak.

Pasti sembuhnya lama.”

Boma : “Tentu saja sakit. Kita berharap saja agar yang selamat itu cepat

sembuh.”

Rayi : “Coba baca, Bom. Pesawatnya baru jatuh tadi pagi, pukul 06.25.

Masih pagi sekali, Bom.”

Boma : “Iya, malang sekali, padahal hari Rabu ini tanggal 20 Mei

merupakan Hari Kebangkitan Nasional.”

Rayi : “Iya, kasihan para korban dan keluarganya. Di Koran ini ditulis ada

anak baru berusia dua tahun yang selamat, tapi ibu dan kedua

kakaknya tewas, sedangkan ayahnya tugas di luar Jawa.”

Boma : “Kasihan sekali anak itu. Padahal dia masih kecil sekali. Mudah-

mudahan dia cepat sembuh.”

Rayi : “Mudah-mudahan begitu. Jadi, ngomong-ngomong kamu mau ikut

main bola atau tidak? Teman-teman sudah menunggu di lapangan.

Aku juga sudah tidak sabar ingin menceritakan berita ini pada

mereka.”

Boma : “Ayo. Tapi ngomong-ngomong juga, Rayi, jangan panggil aku

Bom. Panggilan itu seperti “Bom” yang suka meledak itu.”

Rayi : “Iya….Boma temanku yang baik. Mau ikut atau tidak? Aku tinggal

lho.”

Page 158: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

115588

Boma : “Tunggu aku, Rayi!”

Kerjakan perintah yang berkenaan dengan dialog di atas!

1) Buatlah komentar dengan peta pikiran (mind mapping) berdasarkan

berita tersebut!

2) Buatlah komentar secara lisan di depan kelas dengan kata-kata yang

santun disertai alasan yang tepat, tetapi terlebih dahulu buatlah mind

mapping sebagai pedomannya!

Rentangan Skala No Aspek yang

dinilai 1 2 3 4 5

Perolehan

Skor

1 Lafal

2 Keruntutan

3 Kelancaran

4 Pemahaman

Total

Nilai

Page 159: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

115599

Masing-masing aspek ditentukan dengan skala nilai 1-5. Jadi total nilai adalah 20

Penghitungan nilai akhir dalam skala 1-5 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor

Nilai akhir = --------------------------------- X skor ideal (100) = ..........

skor maks (20)

Sukoharjo, Mei 2009

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Sukardi, S.Pd. Pani Raharjo, A.Ma.Pd.

NIP 19580429 197802 1 001 NIP 195605101977011044

Page 160: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

116600

Lampiran 14. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus II

Hari/Tanggal : Sabtu/23 Mei 2009

Waktu : 07.00 – 09.20 WIB

Jenis : Observasi Kelas

Objek : 1. Guru Bahasa Indonesia

2. Semua siswa kelas V SD N Karanganyar 03

Observator : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Sekolah sudah ramai dengan siswa yang berdatangan ketika peneliti

sampai di sekolah. Peneliti masuk ke kantor untuk menyapa beberapa guru yang

sudah datang ke sekolah. Setelah bel tanda masuk berbunyi, guru pelajaran

mengajak peneliti untuk masuk ke kelas. Siswa sudah berada di kelas semua

ketika guru dan peneliti masuk. Mereka duduk dengan rapi di tempat duduk

masing-masing. Kelas nampak rapi dan bersih dengan gambar-gambar pahlawan

yang tertempel di dinding.

Deskripsi:

Guru membuka pelajaran denagan salam. Setelah itu guru menanyakan

apakah ada siswa yang tidak masuk. Hari ini siswa kelas V masuk semua. Guru

memulai pelajaran dengan berdoa. Guru mulai menjelaskan semua kegiatan

pembelajaran hari ini. Guru memberikan berita atau persoalan faktual yang saat

ini sedang terjadi, yaitu mengenai pesawat Hercules yang jatuh di Magetan, Jawa

Timur. Selanjutnya siswa dikelompokkan secara berderet ke belakang. Setelah itu

guru meminta siswa untuk maju secara berpasangan untuk membaca berita yang

telah dibuat dialog agar siswa lebih percaya diri. Setelah itu, siswa secara

Page 161: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

116611

berkelompok dibantu guru membuat kesimpulan dari berita tadi. Setelah selesai,

siswa disuruh kembali ke tempat duduk masing-masing dan membuat peta pikiran

sebagai pedoman untuk memberi komentar secara individu. Beberapa siswa

perempuan berani tunjuk jari untuk maju. Beberapa siswa yang di belakang

memberi komentar mengenai penampilan temannya di depan kelas. Setelah semua

siswa maju, guru memberi kritik dan saran untuk perbaikan siswa.

Refleksi:

Pembelajaran hari ini berjalan lebih baik dari pada siklus I. Siswa lebih

serius belajar. Siswa juga mulai terampilan membuat peta pikiran. Beberapa siswa

laki-laki masih suka mondar-mandir di kelas ketika sedang membuat peta pikiran.

Siswa perempuan mulai berani maju dengan inisiatif sendiri. Guru juga memberi

motivasi sebelum pelajaran dimulai. Hal ini menujukkan perhatian guru pada

perkembangan siswa.

Page 162: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

116622

Lampiran 15. 1. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus II

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan

peta pikiran (mind mapping) pada siklus II

Hari/Tanggal : Sabtu/23 Mei 2009

Waktu : 09.30 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Retno Sari Widowati (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Suasana kelas telah sepi. Siswa telah pergi ke ruang komputer untuk

pelajaran komputer. Beberapa siswa yang tetap berada di kelas adalah siswa yang

akan peneliti wawancarai.

Deskripsi:

P : Namanya siapa?

R : Retno Sari Widowati.

P : Bagaimana dengan pelajaran Bahasa Indonesia hari ini, senang atau

tidak?

R : Senang sekali, Mbak.

P : Senang membuat peta pikiran?

R : Senang sekali.

P : Sulit atau tidak membuat peta pikiran?

R : Agak sulit.

P : Menurutmu lebih mudah atau tidak menggunakan peta pikiran untuk

berbicara di depan kelas?

R : Lebih mudah, jadi gampang nulis idenya.

Page 163: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

116633

P : Menurutmu, ada peningkatkan pada kemampuan berbicaramu atau tidak?

R : Iya, lebih mudah ingat kalau di depan kelas.

P : Apa masih banyak yang lupa kalau di depan kelas?

R : Tidak banyak yang lupa, Mbak.

P : Masih merasa gugup atau malu?

R : Iya.

P : Begitu ya. Terima kasih.

Refleksi:

Siswa merasa senang dengan peta pikiran. Siswa merasa kemampuan

berbicaranya meningkat dengan bantuan peta pikiran. Siswa masih merasa gugup

jika harus berbicara di depan kelas, tetapi dia bisa menginggat lebih banyak kata

untuk ditulis kemudian diungkapkan. Kendala yang dihadapi siswa ini adalah

perasaan malu dan gugup.

Keterangan:

P : Peneliti

R : Retno Sari Widowati

Page 164: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

116644

Lampiran 15. 2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus II

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan

peta pikiran (mind mapping) pada siklus II

Hari/Tanggal : Sabtu/23 Mei 2009

Waktu : 09.45 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Anita Aprilia (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Suasana kelas lebih sepi dari sebelumnya. Siswa yang tadi telah

diwawancarai peneliti sudah pergi ke ruang komputer. Tinggal dua orang siswa

perempuan yang tetap berada di kelas siswa tersebut yang akan peneliti

wawancarai.

Deskripsi:

P : Namanya siapa?

A : Anita Aprilia.

P : Suka atau tidak pelajaran Bahasa Indonesia?

A : Tidak suka.

P : Kenapa tidak suka?

A : Sulit.

P : Sulitnya pada materi apa?

A : Berbicara.

P : Kenapa sulit kalau berbicara?

A : Grogi dan malu kalau di depan kelas.

Page 165: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

116655

P : Tapi suka atau tidak dengan peta pikiran dalam pelajaran Bahasa

Indonesia hari ini?

A : Bagus, lebih mudah belajar.

P : Kesulitan atau tidak jika harus membuat peta pikiran?

A : Tidak bisa gambarnya.

P : Tapi selain membuat gambarnya kamu merasa senang membuat peta

pikiran?

A : Iya, jadi lebih mudah mengingat.

P : Terima kasih.

Refleksi:

Siswa yang peneliti wawancarai ini merasa kesulitan dalam pelajaran

Bahasa Indonesia, sehingga ia tidak menyukai pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa

ini merasa kesulitan pada materi berbicara karena merasa malu dan grogi ketika

harus berbicara di depan kelas. Walaupun siswa ini tidak menyukai pelajaran

Bahasa Indonesia, tetapi ia merasa lebih mudah belajar dan mengingat ketika

menggunakan peta pikiran. Siswa juga merasa senang membuat peta pikiran.

Keterangan:

P : Peneliti

A : Anita Aprilia

Page 166: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

116666

Lampiran 15. 3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara siswa pascasiklus II

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran berbicara dengan

peta pikiran (mind mapping) pada siklus II

Hari/Tanggal : Sabtu/23 Mei 2009

Waktu : 10.00 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Ima Cahyani (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Suasana kelas lebih sepi dari sebelumnya. Tinggal dua orang siswa

perempuan yang tetap berada di kelas siswa tersebut. Seorang siswa yang telah

diwawancarai menemani siswa yang akan diwawancarai.

Deskripsi:

P : Nama kamu siapa?

I : Ima Cahyani.

P : Kamu suka belajar Bahasa Indonesia hari ini tidak?

I : Suka.

P : Masih kesulitan berbicara atau tidak?

I : Masih.

P : Kenapa masih kesulitan?

I : Malu, Mbak.

P : Tapi suka dengan peta pikiran atau tidak?

I : Suka.

P : Kenapa suka dengan peta pikiran?

I : Karena lebih gampang.

P : Maksudnya lebih gampang berbicara?

Page 167: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

116677

I : Iya, jadi gampang juga mengingatnya.

P : Kesulitan atau tidak jika membuat peta pikiran?

I : Tidak.

P : Menurutmu lebih gampang atau tidak jika berbicara dengan bantuan peta

pikiran?

I : Iya, kalau nulis ide jadi gampang.

P : Merasakan ada peningkatan atau tidak selama belajar dengan peta

pikiran?

I : Iya.

P : Terima kasih.

Refleksi:

Berdasarkan wawancara dengan siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa

siswa tersebut merasa lebih mudah ketika belajar dengan menggunakan peta

pikiran. Siswa ilebih mudah menuangkan idenya dan mengingat ketika di depan

kelas. Siswa menyukai peta pikiran, walaupun masih kesulitan berbicara.

Kesulitan yang dialami siswa ini karena malu jika harus berbicara di depan kelas.

Keterangan:

P : Peneliti

I : Ima Cahyani

Page 168: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

116688

Lampiran 16. Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa

Rentangan Skala No Aspek yang

Dinilai

5 4 3 2 1

Perolehan Skor

1 Lafal

2 Keruntutan

3 Kelancaran

4 Pemahaman

Total Skor

Nilai

Keterangan

1 Lafal

5 Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, ucapan standar.

4 Pengaruh ucapan asing(daerah) dan kesalahan ucapan tidak

menyebabkan kesalahpahaman.

3 Pengaruh ucapan asing (daerah) memaksa orang mendengarkan dengan

teliti, salah ucap yang menyebabkan kesalahpahaman.

2 Sering terjadi kesalahan besar dan aksen kuat yang menyulitkan

pemahaman.

1 Ucapan sering tidak dapat dipahami karena kesalahan melafalkan kata-

kata.

2 Keruntutan

5 Runtut dari awal sampai akhir pembicaraan.

4 Terjadi sedikit ketidakruntutan dalam pembicaraan.

3 Kadang-kadang tidak runtut, tetapi tidak menganggu pembicaraan.

2 Banyak terjadi ketidakruntutan ketika berbicara yang menganggu

pembicaraan.

1 Sama sekali tidak runtut dari awal sampai akhir pembicaraan.

Page 169: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

116699

3 Kelancaran:

5 Pembicaraan dalam segala hal lancar dan halus.

4 Pembicaraan lancar dan halus, tetapi sekali-sekali masih kurang ajeg.

3 Pembicaraan sering nampak ragu, kalimat tidak lengkap,

pengelompokkan kata kadang-kadang juga tidak tepat.

2 Pembicaraan sangat lambat dan tidak ajeg kecuali untuk kalimat-

kalimat pendek dan telah rutin.

1 Pembicaraan selalu terhenti dan terputus-putus.

4 Pemahaman:

5 Memahami segala sesuatu dalam pembicaraan formal.

4 Memahami agak baik kata-kata normal, kadang-kadang pengulangan

dan penjelasan.

3 Memahami dengan baik kata-kata sederhana, dalam hal tertentu masih

perlu penjelasan dan pengulangan.

2 Memahami dengan lambat kata-kata sederhana, sehingga perlu

penjelasan dan pengulangan.

1 Memahami sedikit isi kata-kata yang paling sederhana.

Teknik penilaiannya sebagai berikut:

1. Nilai dalam tiap unsur berkisar antara 1 sampai dengan 5: nilai 1 berarti

kurang sekali, nilai 2 berarti kurang, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti

baik, nilai 5 berarti baik sekali.

2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur

penilaian yang diperoleh siswa.

3. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Page 170: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

117700

5. Presentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

6. Batas ketuntasan kemampuan berbicara = 6,5 merupakan standar sekolah

Page 171: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

117711

Lampiran 17. Lembar Penilaian Keaktifan Siswa

Perilaku Amatan No Nama Siswa

A B C D E

Jumlah siswa yang aktif

Presentase

Rata-rata presentase

Keterangan :

A : Bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti

B : Maju dengan inisiatif sendiri

C : Memberi tanggapan untuk siswa lain yang maju

D : Memperhatikan penjelasan guru

E : Tidak berjalan ke sana ke mari keluar tempat duduk

Total aspek amatan adalah 5

Page 172: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

117722

Lampiran 18. 1. Hasil Peta Pikiran Siswa Pada Siklus II

Page 173: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

117733

Lampiran 18. 2. Hasil Peta Pikiran Siswa Pada Siklus II

Page 174: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

117744

Lampiran 18. 3. Hasil Peta Pikiran Siswa Pada Siklus II

Page 175: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

117755

Lampiran 19. Transkrip Berbicara Siswa pada Siklus II

Lampiran Transkrip Berbicara Siswa pada Siklus II

1. Alan Budi Kusuma (13)

Pesawat jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Tempat di Magetan, Jawa Tengah.

Korban selamat ada yang meninggal. Berita diceritakan oleh Rayi dan

Boma. Pendapatku sedih, dan kasihan. Alasanku korban banyak yang

meninggal, gagar otak dan luka-luka, rugi jasmani dan harta. Harapanku

semoga lekas sembuh, keluarga sabar, tabah dan ikhlas.

2. Rahmat Wahyudi (7)

Peris-pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh di tempat Magetan

tanggal 20 bulan Mei hari Rabu jam 06 titik 25. Berita diceritakan Rayi

dan Boma. Pendapat sangat sedih, kasihan. Harapanku semoga cepat

sembuh, keluarga semoga sabar dan semoga tabah. Korban. Alasanku

Sembilan, yang mati Sembilan puluh orang, yang selamat lima belas

orang, yang gagar otak lima orang. Sekian dulu teman-teman.

Assalamualaikum.

3. Muh. Aji Pratama (5)

Peristiwa. Pesawat jatuh. Tempat Magetan, Jawa Tengah. Terjadi pada

pukul 6 lebih dua lima. Berita diceritakan oleh Rayi dan Boma. Hari Rabu

20 Mei, Rabu 20 Mei. Pendapatku sedih, kasihan, dan terharu. Alasanku

korban Sembilan puluh orang meninggal, sembilan puluh sembilan orang

meninggal, luka-luka, luka-luka. Harapanku semoga keluarga yang

ditinggalkan tabah, sem-semoga cepat sembuh.

4. Iput Prasetyo (19)

Pesawat Hercules yang jatuh-peristiwa pesawat jatuh. Korban yang

selamat lima belas, sedangkan yang meninggal mencapai sembilan puluh

Page 176: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

117766

Sembilan. Tem-tempat Magetan, Jawa Timur. Pada pukul 6 lebih 25.

Berita ini diceritakan oleh Rani dan Boma. Pendapatku sedih, kasihan, dan

terkejut. Alasanku banyak korban yang luka-luka dan meninggal.

Harapanku semoga korban yang selamat cepat sembuh. Keluarganya

semoga sabar dan tabah. Sekian dari saya.

5. Awaludin (4)

Pesawat Hercules jatuh. Ini peristiwa pesawat jatuh. Terjadi di tempat

Magetan, Jawa Timur. Berita ini diceritakan oleh Rayi dan Boma.

Pendapatku sedih, kasihan, dan mengerikan. Alasanku korbannya banyak,

ada yang luka-luka, meninggal dan agar otak. Harapanku le-kas sembuh.

Ke-luarga sabar, ta-tabah. Terima kasih.

6. Adam Hermawan Hidayat (11)

Pesawat Hercules jatuh. Alasanku korban banyak. Ada yang luka-luka

berjumlah lima belas orang, meninggal dan berjumlah sembilan puluh

sembilan orang. Berita ini diceritakan oleh Rayi dan Boma. Peristiwa

pesawat jatuh bertempat di Magetan, Jawa Timur pukul 6 lewat 25. Ada

korban yang selamat dan ko-korban yang meninggal. Pendapatku sedih

sekali, kasihan, dan terkejut. Harapanku agar semoga lekas sembuh dan

keluarga korban sabar dan tabah. Terima kasih.

7. Galuh Alfian Romadhon (17)

Pesawat jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Tempat Magetan, Jawa Timur.

Peristiwa pada pukul 6 lebih 25-jam 6 lebih 25. Korban selamat lima belas

orang dan korban meninggal Sembilan puluh Sembilan orang. Pendapatku

kasihan dan terkejut. Alasanku korban banyak luka-luka dan ada yang

meninggal. Harapanku lekas sembuh, keluarga sabar dan tabah. Sekian,

terima kasih.

8. Abdul Rohim (28)

Pesawat Hercules jatuh. Tempat kejadian Magetan, Jawa Timur. Pukul 06

titik 25 tanggal 20 Mei 2009. Korban mencapai sembilan puluh-sembilan

puluh sembilan orang-tewas lima belas orang selamat. Berita diceritakan

oleh Rayi dan Boma. Pendapatku sedih, kasihan, dan belas kasihan.

Page 177: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

117777

Alasanku korban banyak lukka-luka, meninggal dan agar otak. Harapanku

semoga lekas sembuh dan keluarganya diberi kesabaran dan ketabahan.

Terima kasih.

9. Sofyan Jadi Alwandani (22)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Pesawat jatuh di tempat

Magetan, Jawa Timur pada pkul 6 lebih 25. Pada tanggal 25 Mei, hari

Rabu. Cerita ini diceritakan oleh Rayi dan Boma. Pendapatku-sangat

menyedihkan dan kasihan kepada orang yang ditinggalkan oleh orang

yang dicintainya dan aku terharu. Alasanku korban ban-sebanyak sembilan

puluh sembilan orang yang meninggal ada-ada juga yang terluka.

Harapanku semoga lekas sembuh dan keluarga ikhlas, dan diberi

kesabaran dan tabah.

10. Muh. Aji Pratama (5)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa-korban meninggal sembilan puluh

sembilan orang, hidup lima belas orang. Peristiwa pesawat Hercules jatuh,

tempat Magetan, Jawa Timur, pukul 6 lebih 25, hari Rabu, hari

Kebangkitan Nasional, bulan Mei. Berita-diceritakan Rayi dan Boma.

Pendapatku sedih dan kasihan. Alasanku korban banyak yang sakit da

meninggal. Harapanku semoga korban yang masih hidup cepat sembuh

dan keluarga yang ditinggalkan tabah dan sabar. Sekian, terima kasih.

11. Bayu Yoga Putra Pratama (14)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Korban meninggal

sembilan puluh sembilan orang dan selamat lima belas oaring. Tempat

Magetan, Jawa Timur, pukul 6 lebih 25 menit. Pendapatku sedih, kasihan,

dan terkejut. Alasanku korban banyak. Ada yang luka-luka dan ada yang

meninggal. Harapanku semoga cepat sembuh. Keluarga sabar dan tabah.

Terima kasih.

12. Ima Cahyani (20)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Korban yang meninggal

sembilan puluh sembilan orang, yang selamat lima belas orang. Tempat di

Magetan, Jawa timur, jam 6 lewat 25, pada hari Rabu, bulan Mei tanggal

Page 178: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

117788

20, tahun 2009. Pendapatku sedih, terkejut, kasihan, dan mengenaskan.

Alasanku korban banyak gagar otak, luka-luka, meninggal. Harapanku

semoga sembuh. Keluarga sabar dan tabah.

13. Wahyu Sri Ningsih (3)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Korban berjumlah-

berjumlah-yang selamat lima belas orang, yang meninggal sembilan puluh

sembilan orang. Tempat kejadiain Magetan, Jawa Timur, pukul 6 lebih25.

Berita diceritakan oleh Rayi dan Boma. Pendapatku sedih, terharu,

kasihan. Alasanku korban banyak dan luka-luka, meninggal, dan gegar

otak. Harapanku semoga cepat sembuh. Keluarga sabar, tabah,

diikhlaskan. Terima kasih.

14. Amir Ma`arif Saifulloh (12)

Peris-pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh, tempat Magetan,

Jawa Timur, pada pukul 06 titik 25 menit. Berita diceritakan oleh Ra-Rayi

dan Boma. Pendapatku sedeh dan kasihan. Alasanku korban banyak luka-

luka dan meninggal. Harapanku semoga cepat sembuh, keluarga sabar dan

tabah. Terima kasih.

15. Yulianto (9)

Pesawat jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Korban meninggal se-sebanyak

sembilan puluh sembilan orang dan yang selamat lima belas orang.

Tempat kejadian di Magetan, Jawa Timur. Terjadi pada pukul 06 lebih 25

menit. Berita diceritakan-Rayi dan Boma. Pendapatku sangat menyedihkan

dan sangat kasihan. Alasanku banyak korban yang meninggal dan luka-

luka. Harapanku banyak korban yang meninggal dan luka-luka. Harapanku

korban yang selamat agar supaya lekas cepat sembuh, keluarga diberi

kesabaran dan ketabahan. Terima kasih.

16. Wakhidah Nikmatul Aisah (26)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Tempat Mage-tan, Jawa

Timur. Korban ada sembilan puluh sembilan yang tewas dan lima belas

orang yang selamat. Berita diceritakan oleh Rayi dan Boma. Pendapatku

sedih, terharu dan kasihan. Alasanku korban luka-luka, banyak meninggal

Page 179: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

117799

dang agar otak. Harapanku semoga lekas sembuh dan keluarga yang

ditinggalkan sabar dan tabah.

17. Umi Sholihah (28)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Korban yang selamat

lima belas orang dan yang meninggal sembilan puluh sembilan orang.

Tempat di Magetan, Jawa Timur, pukul 6.25. Berita diceritakan Rayi dan

Boma. Pendapatku sedih, kecewa, dan kasihan. Alasanku banyak korban

yang luka-luka, meninggal, dan gagar otak. Harapanku lekas sembuh dan

keluarga tabah.

18. Sekar Arum Cahyaningsih Budiar (23)

Peris-pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Korban selamat

lima belas orang, meninggal lima belas orang. Tempat Magetan, Jawa

Timur, pukul 6.25. berita diceritakan Rayi dan Boma. Pendapatku sedih,

kasihan. Alasanku meninggal, luka-luka. Harapanku keluarga sabar, tabah,

cepat sembuh. Sekian, terima kasih.

19. Anita Apriliana (10)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Tempat Magetan, Jawa

Timur, pukul 6 lebih 25. Berita diceritakan oleh Rayi dan Boma.

Pendapatku menyedihkan dan kasihan. Alasanku agar keluarga yang

ditinggalkan tabah, semoga yang selamat cepat sembuh. Sekian dan terima

kasih.

20. Yulfa Widiya Ike Nurhana (27)

Pesawaat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Tempat Magetan, Jawa

Timur. Berita ini diceritakan oleh Rayi dan Boma. Pendapatku

menyedihkan, kasihan, dan sedih. Alasanku korban banyak luka-luka,

meninggal, dan gagar otak. Harapanku semoga cepat sembuh, tidak

terjadi-keluarga yang ditinggalkan sabar dan tabah. Sekian.

21. Retno Sari Widowati (1)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Hercules-tempat

Magetan, Jawa Timur. Korban-pada pukul 6 lewat 25. Korban yang

Page 180: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

118800

selamat lima belas orang dan korban yang meninggal sembilan puluh

sembilan orang. Berita diceritakan Rayi dan Boma pada tanggal 20 Mei.

Pendapatku sedih, kasihan, dan terkejut. Harapanku korban sedikit, korban

cepat sembuh. Alasanku banyaknya korban luka-luka, gegar otak,

meninggal dan dirawat di rumah sakit. Sekian. Terima kasih.

22. Farida Al Azizah (16)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Korban yang selamat

lima belas orang dan yang meninggal sembilan puluh sembilan orang.

Tempat Magetan, Jawa Timur. Tepat pada pukul 6 lewat 25. Berita

diceritakan oleh Rayi dan Boma. Pendapatku sedih, kasihan, dan terkejut.

Alasanku korban banyak luka-luka, dan meninggal. Harapanku lekas

sembuh, keluarga pada tabah. Sekian. Terima kasih.

23. Ismei Alfiah Pujiastuti (18)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Bertempat di Magetan,

Jawa Timur. Pukul 6 lewat 25 menit. Korban-korban yang meninggal

sembilan puluh sembilan orang dan yang selamat lima belas orang. Berita

diceritakan oleh Rayi dan Boma. Pendapatku menyedihkan, kasihan, dan

terkejut. Alasanku banyak korban yang luka-luka dan meninggal.

Harapanku semoga lekas sembuh, keluarga sabar dan tabah.

24. Sri Miyati (2)

Pesawat Hercules jatuh. Berita-peristiwa pesawat Hercules jatuh. Tempat

Magetan, Jawa Timur, tanggal 20 Mei 2009, pukul 6 lebih 25. Berita-

mengejutkan-diceritakan oleh Rayi dan Boma. Banyak korban selamat

lima belas orang, tewas sembilan puluh sembilan orang. Pendapatku

kasihan, sedih, terharu. Alasanku banyak korban luka, gagar otak,

meninggal. Harapanku sedikit korban, lekas sembuh. Terima kasih.

25. Widya Ari Murdianingsih (25)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa pesawat jatuh. Tempat Magetan, Jawa

Timur. Pada pukul 6 lewat 25. Korban tewas sembilan puluh sembilan

orang, selamat lima belas. Berita diceritakan dari Rayi dan Boma.

Pendapatku menyedihkan, kasihan, dan mengerikan. Alasanku korban

Page 181: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

118811

banyak yang luka-luka, meninggal, dan gagar otak. Harapanku lekas

sembuh, keluarga diikhlaskan. Sekian. Terima kasih.

26. Nita Wahyuningsih (21)

Pesawat Hercules jatuh. Peristiwa-peristiwa ini tentang pesawat jatuh.

Korban ada yang selamat dan ada yang meninggal. Pesawat jatuh di

tempat Magetan, Jawa Timur, pada pukul 6 lebih 25 pagi. Berita

diceritakan oleh Rayi dan Boma. Pendapatku sedih dan kasihan. Alasanku

banyak korban yang luka-luka dan meninggal. Harapanku lekas sembuh.

27. Rahmat Sejati (6)

Pesawat jatuh. Paristiwa pesawat jatuh. Korban yang meninggal sembilan

puluh sembilan orang dan yang selamat lima belas orang. Peristiwa ini di

tempat Magetan, Jawa timur, tepat pada pukul 6 lebih 25 pagi. Berita

diceritakan oleh Rayi dan Boma. Pendapatku sedih, kasihan, dan terkejut.

Alasanku banyak korban luka-luka dan meninggal. Harapanku lekas

sembuh, keluaraga harus tabah dan sabar. Sekian. Terima kasih.

Page 182: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

118822

Lampiran 20. Dokumentasi Foto Siswa pada Siklus II

Page 183: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

118833

Gambar 8. Siswa secara berpasangan membacakan berita yang telah diubah menjadi dialog. Siswa perempuan sudah berani berinisiatif maju.

Gambar 9. Siswa secara berkelompok menganalisis berita yang telah

dibacakan sebelumnya, kemudian kembali ke meja

Page 184: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

118844

masing-masing untuk membuat peta pikiran (mind mapping)secara individu.

LAMPIRAN SIKLUS III

Page 185: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

118855

Lampiran 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SD Negeri 3 Karanganyar

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V/2

Standar Kompetensi : Berbicara

6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan

dalam diskusi dan bermain drama.

Kompetensi Dasar : 6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan

mendukung dengan memperhatikan pilihan kata

santun berbahasa.

Alokasi Waktu : 4 X 35 menit

7. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengomentari persoalan faktual disertai alasan mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata santun berbahasa.

2. Materi Pembelajaran

Kalimat yang mengomentari persoalan faktual.

3. Metode Pembelajaran :

a. Ceramah

Page 186: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

118866

b. Diskusi

c. Penampilan

4. Media/Alat Pembelajaran

a. Papan tulis dan whiteboard

b. Kapur dan board maker

c. Penghapus

d. Peta Pikiran(Mind mapping)

5. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

Guru mengevaluasi kesalahan siswa pada pembelajaran

berbicara yang sebelumnya, kemudian guru memberi saran

agar siswa tidak mengulangi kesalahannya lagi.

b. Kegiatan Inti

1) Guru memberikan suatu kasus atau persoalan yang faktual.

2) Guru menyuruh siswa untuk membacanya di depan kelas.

3) Siswa dan guru melakukan tanya jawab jika ada istilah atau hal

yang belum dimengerti dari kasus atau persoalan tersebut.

4) Siswa secara berkelompok dibantu guru menganalisis kasus

yang sedang faktual tersebut.

5) Siswa membuat peta pikiran (mind mapping) secara individu.

6) Siswa mengomentari persoalan yang faktual tersebut dengan

membuat mind mapping.

7) Guru membimbing dan mengarahkan siswa agar lebih mudah

menyusun komentarnya dengan mind mapping.

8) Guru meminta siswa maju satu persatu untuk menyampaikan

komentarnya mengenai persoalan faktual.

c. Kegiatan Akhir

1) Guru memberi kritik dan saran bagi siswa yang telah maju.

Page 187: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

118877

2) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari permasalahan berita

yang telah mereka pelajari.

3) Siswa dan guru melakukan refleksi pembelajaran Bahasa

Indonesia hari ini.

6. Sumber Belajar

a. Surat Kabar/majalah/tabloid

b. Buku Pintar Mind Map untuk Anak karangan Tony Buzan

c. Buku Pelajaran Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah

dasar Kelas V

7. Penilaian

a. Teknik : Kinerja(sikap dan praktik)

b. Bentuk instrumen : cheklist dan tes unjuk kerja atau performance

c. Soal/Instrumen :

Baca dan simaklah dialog di bawah dengan seksama!

BARCELONA UKIR SEJARAH DI ROMA

Dedi : “Bagaimana, Ter? Tim jagoanku, Barcelona menang telak atas

Manchester United, lho.”

Teru : ”Oh…ya. Aku lupa tidak menonton pertandingan Liga

Champions. Padahal Barcelona lawan MU di Roma, Italia. Hari

Kamis itu, kan.”

Dedi : “Aku juga tidak menontonnya kok. Soalnya jamnya terlalu malam

untuk anak SD seperti kita. Pertandingannya kan dini hari,

berarti kan pukul 00.00. Bisa-bisa aku tidak bisa bangun pagi

kalau menonton. Nanti telat ke sekolah. Aku hanya

membacanya di koran pagi ini.”

Teru : “Jadi MU kalah, ya. Padahal aku sudah yakin sekali kalau MU

bakalan menang. Bagaimana dengan skornya?”

Dedi : “Barcelona menang 2-0 atas MU. Keren, kan?”

Page 188: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

118888

Teru : “Apa? Skor MU 0? Aku tidak percaya. Siapa saja yang mencetak

skor?”

Dedi : “Samuel Eto`o membuat gol pertama setelah sepuluh menit

pertandigannya berlangsung, kemudian Lionel Messi menambah

gol dengan sundulan kepalanya pada menit ke 70.”

Teru : “Jadi MU tidak bisa membalas sama sekali? Tidak bisa

mencetak satu gol pun? Jadi ini gelar yang ke berapa untuk

Barcelona, Ded?”

Dedi : “Kali ini adalah trofi Liga Champions ketiga Barcelona setelah

pernah menang pada tahun 1992 dan 2006.”

Teru : “Oh ya, apa julukan untuk Barcelona, Ded? Siapa sih pelatih,

ya?”

Dedi : “Julukan untuk Barcelona adalah The Azulgrana, sedangkan

pelatihnya Josep “Pep” Guardiola. Kalau julukan MU adalah

Set….”

Teru : “Setan Merah. Aku tahu itu. MU itu tim kesukaanku. Tentu saja

aku tahu julukannya.”

Dedi : “Iya…iya…. Teru-teru bozu.”

Teru : “Ya…iyalah, Dedi du di dam.

Kerjakan perintahnya yang berkenaan dengan dialog di atas!

1) Buatlah komentar dengan peta pikiran (mind mapping) berdasarkan

berita tersebut!

3) Buatlah komentar secara lisan di depan kelas dengan kata-kata yang

santun disertai alasan yang tepat dengan berpedoman pada mind

mapping yang telah kamu buat sebelumnya!

Page 189: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

118899

Rentangan Skala No Aspek yang

dinilai 1 2 3 4 5

Perolehan

Skor

1 Lafal

2 Keruntutan

3 Kelancaran

4 Pemahaman

Total

Nilai

Masing-masing aspek ditentukan dengan skala nilai 1-5. Jadi total nilai adalah 20

Penghitungan nilai akhir dalam skala 1-5 adalah sebagai berikut:

Perolehan skor

Nilai akhir = --------------------------------- X skor ideal (100) = ..........

skor maks (20)

Sukoharjo, Mei 2009

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Sukardi, S.Pd. Pani Raharjo, A.Ma.Pd.

NIP 19580429 197802 1 001 NIP 195605101977011044

Page 190: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

119900

Lampiran 22. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui tingkat keberhasilan tindakan pada siklus III

Hari/Tanggal : Sabtu/30 Mei 2009

Waktu : 07.00 – 09.20 WIB

Jenis : Observasi Kelas

Objek : 1. Guru Bahasa Indonesia

2. Semua siswa kelas V SD N Karanganyar 03

Observator : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Suasana kelas sama seperti pada siklus I dan siklus II. Kelas nampak rapi

dan tenang ketika peneliti datang dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Siswa nampak lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran hari ini.

Deskripsi:

Guru dengan bersemangat dan tersenyum ramah mengucapkan salam

kepada siswa untuk membuka pelajaran. Setelah itu guru menanyakan apakah ada

siswa yang tidak masuk. Hari semua siswa masuk kelas. Guru menjelaskan

kegiatan hari ini sama seperti pada siklus I dan siklus II, tetapi mereka dibebaskan

untuk memilih teman sekelompoknya, tetapi tidak boleh lebih dari empat. Hal ini

dilakukan agar kelas tidak terlalu gaduh. Guru tidak lupa memberi nasihat agar

mereka belajar dengan sungguh-sungguh. Siswa diminta untuk membuat

kelompok. Siswa laki-laki nampak antusias dengan berita yang diangkat oleh guru

sebagai materi yaitu tentang kemenangan Barcelona dalam Liga Champions.

Beberapa siswa dengan antusias menunjukkan jari untuk membacakan berita

tersebut secara berpasangan, bahkan siswa perempuan juga banyak yang

Page 191: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

119911

menunjukkan jari. Setelah beberapa siswa maju membacakan berita, guru

meminta siswa untuk berdiskusi dan membuat kesimpulan secara berkelompok.

Beberapa siswa bertanya mengenai beberapa istilah dan kata-kata dalam bahasa

asing. Guru dengan sabar menjawab pertanyaan siswa. Guru memberi arahan

kepada siswa.

Siswa kemudian membuat peta pikiran dengan tetap berada dalam satu

kelompok agar siswa tidak mondar-mandir di kelas. Siswa sudah terampil

membuat peta pikiran, sehingga tidak banyak bertanya cara membuat peta pikiran

seperti pada siklus-siklus sebelumnya. Setelah selesai, siswa diminta maju untuk

memberi komentar. Siswa dengan bersemangat menunjukkan jari untuk maju,

namun beberapa siswa perempuan masih menunggu giliran paling akhir untuk

maju walaupun sebagian besar siswa perempuan sudah berani menunjukkan jari.

Pembelajaran pada siklus III berjalan lebih baik. Siswa juga lebih bersemangat,

terutama siswa laki-laki yang antusias dengan berita yang diangkat oleh guru.

Siswa yang berada di belakang dengan tenang memperhatikan temannya yang

sedang berada di depan kelas untuk praktik berbicara. Setelah semua siswa maju,

guru memberikan kritik, saran dan mengajak siswa membuat kesimpulan

palajaran hari ini. Guru juga memberi pujian kepada siswa yang maju dengan

penampilan bagus. Setelah itu, guru menutup pelajaran Bahasa Indonesia.

Refleksi:

Siklus III secara keseluruhan berjalan lancar. Siswa lebih antusias ketika

mengetahui berita yang diangkat oleh guru sebagai materi hari ini. Siswa memulai

pelajaran dengan bersemangat. Guru juga memberikan semangat agar siswa serius

mengikuti pelajaran. Siswa tidak banyak bertanya karena mengenai cara membuat

peta pikiran. Meraka telah mengerti cara membuat peta pikiran, hanya beberapa

istilah asing yang ditanyakan oleh siswa tentang bagaimana cara membaca dengan

benar istilah asing tersebut. Secara keseluruhan siklus III berjalan lancar.

Page 192: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

119922

Lampiran 23. 1. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus III

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam

pembelajaran berbicara dengan peta pikiran (mind mapping) pada

siklus III

Hari/Tanggal : Sabtu/30 Mei 2009

Waktu : 09.30 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Sri Miyati (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Ruang kelas sudah sepi karena siswa kelas V pergi ke ruang komputer.

Hanya ada beberapa siswa yang masih tinggal di kelas untuk diwawancarai.

Deskripsi:

P : Namanya siapa?

S : Sri Miyati.

P : Suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia atau tidak?

S : Suka.

P Suka dengan materi apa?

S : Suka membaca.

P : Kalau materi berbicara, bagaimana?

S : Biasa, Mbak.

P : Biasa, bagaimana?

S : Tidak terlalu suka.

P : Kenapa tidak terlalu suka?

S : Malu kalau di depan kelas.

Page 193: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

119933

P : Tapi suka dengan peta pikiran yang kita pelajari selama pelajaran

berbicara ?

S : Menyenangkan sekali.

P : Seperti apa menyenangkannya?

S : Saya jadi mudah menulis apa yang mau dibicarakan di depan kelas?

P : Menurutmu membuat peta pikiran sulit atau tidak?

S : Tidak.

P : Menurutmu lebih mudah menggunakan peta pikiran?

S : Lebih mudah, gampang diingat.

P : Menurutmu, kemampuan berbicara kamu meningkat atau tidak?

S : Meningkat.

P : Terima kasih.

Refleksi:

Siswa mengalami peningkatan selama pembelajaran berbicara dengan

menggunakan peta pikiran. Satu-satunya kendala yang dihadapi siswa adalah

perasaan malu ketika harus berbicara di depan kelas karena itu siswa lebih suka

membaca dari pada berbicara. Siswa ini senang belajar dengan peta pikiran dan

tidak mengalami kesulitan dengan cara membuat peta pikiran. Siswa lebih mudah

mengingat dan menuangkan idenya dengan menggunakan peta pikiran (mind

mapping).

Keterangan:

P : Peneliti

S : Sri Miyati

Page 194: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

119944

Lampiran 23. 2. Catatan Lapangan Hasil Wawancara siswa Pascasiklus III

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam

pembelajaran berbicara dengan peta pikiran (mind mapping) pada

siklus III

Hari/Tanggal : Sabtu/30 Mei 2009

Waktu : 09.45 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Amir Ma`arif Saefulloh (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Ruang kelas sudah sepi karena siswa kelas V pergi ke ruang komputer.

Tinggal tiga orang siswa yang masih tinggal di kelas untuk diwawancarai.

Deskripsi:

P : Namanya siapa?

A : Amir Ma`arif Saefulloh.

P : Apakah kamu senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia?

A : Senang IPA.

P : Kenapa tidak senang dengan pelajara Bahasa Indonesia?

A : Sulit.

P : Sulitnya dalam hal apa?

A : Berbicara.

P : Kenapa berbicara itu sulit bagimu?

A : Sulit menuangkan pikiran.

P : Bagaimana dengan peta pikiran? Kamu suka atau tidak?

A : Senang sekali.

Page 195: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

119955

P : Menurutmu lebih mudah atau tidak jika menuangkan pikiran dengan

menggunakan peta pikiran?

A : Lebih mudah.

P : Kenapa menurutmu lebih mudah?

A : Karena saya suka menggambar.

P : Jadi apakah menurutmu lebih mudah menuangkan pikiran dengan

menggunakan gambar seperti dengan menggunakan peta pikiran?

A : Iya.

P : Mudah mengingat kembali atau tidak jika berbicara di depan kelas?

A : Iya.

P : Menurutmu kemampuan berbicaramu lebih meningkat atau tidak?

A : Iya.

P : Terima kasih.

Refleksi:

Siswa tersebut lebih menyukai pelajaran IPA dibandingkan dengan

pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa ini tidak menyukai pelajaran Bahasa Indonesia

karena kesulitan menuangkan pikiran dalam kata-kata. Namun, siswa ini

menyukai peta pikiran karena lebih mudah menuangkan pikirannya disertai

dengan gambar-gambar. Menurut siswa ini kemampuan berbicaranya lebih

meningkat dibandingkan sebelumnya.

Keterangan:

P : Peneliti

A : Amir Ma’arif Saefulloh

Page 196: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

119966

Lampiran 23. 3. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa Pascasiklus III

Tempat : Ruang Kelas V SD Negeri Karanganyar 03

Tujuan : Mengetahui peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam

pembelajaran berbicara dengan peta pikiran (mind mapping) pada

siklus III

Hari/Tanggal : Sabtu/30 Mei 2009

Waktu : 10.00 WIB

Jenis :Wawancara terstruktur

Informan : Umi Sholihah (siswa)

Pewawancara : Haryani (Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia)

Setting:

Ruang kelas sudah sepi karena siswa kelas V pergi ke ruang komputer.

Tinggal dua orang siswa perempuan yang masih tinggal di kelas. Seorang siswa

menemani temannya untuk diwawancarai.

Deskripsi:

P : Namanya siapa?

U : Umi Sholihah.

P : Apakah kamu senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia?

U : Lebih senang IPA.

P : Kenapa tidak senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia?

U : Sulit, Mbak.

P : Dalam hal apa?

U : Maju berbicara.

P : Kenapa menurutmu berbicara sulit?

U : Kalau maju deg-degan terus lupa, Mbak.

P : Tapi kamu suka peta pikiran atau tidak?

U : Suka.

Page 197: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

119977

P : Menurutmu lebih mudah atau tidak jika berbicara di depan kelas

dengan berpedoman pada peta pikiran?

U : Lebih mudah.

P : Lebih mudah dalam hal apa?

U : Menulisnya sebelum maju.

P : Kamu mengalami kesulitan atau tidak dalam membuat peta pikiran?

U : Tidak.

P : Menurutmu, kemampuan berbicaramu meningkat atau tidak?

U : Iya.

P : Terima kasih.

Refleksi:

Siswa tidak menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya materi

berbicara. Ia merasa malu dan deg-degan ketika harus berbicara di depan kelas

sehingga lupa dengan apa yang akan disampaikan. Namun demikian, siswa ini

suka dengan peta pikiran karena ia menjadi lebih mudah berbicara dengan bantuan

peta pikiran. Ia lebih mudah menuliskan idenya dalam bentuk peta pikiran.

Keterangan:

P : Peneliti

U : Umi Sholihah

Page 198: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

119988

Lampiran 24. Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa

Rentangan Skala No Aspek yang

Dinilai

5 4 3 2 1

Perolehan Skor

1 Lafal

2 Keruntutan

3 Kelancaran

4 Pemahaman

Total Skor

Nilai

Keterangan

1 Lafal

5 Tidak terjadi salah ucapan yang mencolok, ucapan standar.

4 Pengaruh ucapan asing(daerah) dan kesalahan ucapan tidak

menyebabkan kesalahpahaman.

3 Pengaruh ucapan asing(daerah) memaksa orang mendengarkan dengan

teliti, salah ucap yang menyebabkan kesalahpahaman.

2 Sering terjadi kesalahan besar dan aksen kuat yang menyulitkan

pemahaman.

1 Ucapan sering tidak dapat dipahami karena kesalahan melafalkan kata-

kata.

2 Keruntutan

5 Runtut dari awal sampai akhir pembicaraan.

4 Terjadi sedikit ketidakruntutan dalam pembicaraan.

3 Kadang-kadang tidak runtut, tetapi tidak menganggu pembicaraan.

2 Banyak terjadi ketidakruntutan ketika berbicara yang menganggu

pembicaraan.

1 Sama sekali tidak runtut dari awal sampai akhir pembicaraan.

Page 199: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

119999

3 Kelancaran:

5 Pembicaraan dalam segala hal lancar dan halus.

4 Pembicaraan lancar dan halus, tetapi sekali-sekali masih kurang ajeg.

3 Pembicaraan sering nampak ragu, kalimat tidak lengkap,

pengelompokkan kata kadang-kadang juga tidak tepat.

2 Pembicaraan sangat lambat dan tidak ajeg kecuali untuk kalimat-

kalimat pendek dan telah rutin.

1 Pembicaraan selalu terhenti dan terputus-putus.

4 Pemahaman:

5 Memahami segala sesuatu dalam pembicaraan formal.

4 Memahami agak baik kata-kata normal, kadang-kadang pengulangan

dan penjelasan.

3 Memahami dengan baik kata-kata sederhana, dalam hal tertentu masih

perlu penjelasan dan pengulangan.

2 Memahami dengan lambat kata-kata sederhana, sehingga perlu

penjelasan dan pengulangan.

1 Memahami sedikit isi kata-kata yang paling sederhana.

Teknik penilaiannya sebagai berikut:

1. Nilai dalam tiap unsur berkisar antara 1 sampai dengan 5: nilai 1 berarti

kurang sekali, nilai 2 berarti kurang, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti

baik, nilai 5 berarti baik sekali.

2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur

penilaian yang diperoleh siswa.

3. Nilai akhir yang diperoleh siswa diolah dengan menggunakan rumus:

Page 200: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

220000

4. Presentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

5. Batas ketuntasan kemampuan berbicara = 6,5 merupakan standar sekolah

Page 201: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

220011

Lampiran 25. Lembar Observasi Keaktifan Siswa

Perilaku Amatan No Nama Siswa

A B C D E

Jumlah siswa yang aktif

Presentase

Rata-rata presentase

Keterangan :

A : Bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti

B : Maju dengan inisiatif sendiri

C : Memberi tanggapan untuk siswa lain yang maju

D : Memperhatikan penjelasan guru

E : Tidak berjalan ke sana ke mari keluar tempat duduk

Total aspek amatan adalah 5

Page 202: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

220022

Lampiran 26. 1. Hasil Peta Pikiran Siswa Pada Siklus III

Page 203: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

220033

Lampiran 26. 2. Hasil Peta Pikiran Siswa Pada Siklus III

Page 204: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

220044

Lampiran 26. 3. Hasil Peta Pikiran Siswa Pada Siklus III

Page 205: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

220055

Lampiran 27. Transkrip Berbicara Siswa pada Siklus III

Transkrip Berbicara Siklus III

1. Muh. Aji Pratama (5)

Barcelona menang atas Manchester United. Kejadian waktu pukul 00 hari

Kamis. MU kalah, skor 0, dijuluki TheRed Devil. Gelar Barca-menang 2,,

pelatih Joseph Gurdiola, julukan The Azulgrana. Pertandingan Liga

Champions, skor Barcelona 2, MU 0. Tempat stadion Olympico di Roma,

Italia. Gol Samuel Eto`o menit 10 dan Lionel Messi menit 70. Kostum

Barcelona merah biru, MU putih. Gelar Barca ketiga. Tim kesukaanku

Bayern Munchen, Inter Milan, Chelsea, Barcelona, dan Real Madrid.

Harapanku agar Inter juara, agar Chelsea dimasa depan-agar Barcelona

menang. Pendapatku senang, gembira, dan bahagia. Alasanku MU kalah,

Barcelona menang. Sekian. Terima kasih.

2. Abdul Rohim (28)

Barcelona menang di Roma, Italia. Kejadian waktu pukul 00 hari Kamis.

MU 0-Barcelona 2. MU dijuluki Setan Merah dan Barcelona dijuluki The

Azulgrana. Seragam yang dipakai MU-Manchester United adalah putih

dan Barce-Barcelona biru dan merah. Gelar yang ketiga. Pertandingan

Liga Champions-tempat di Roma, Italia. Pendapat-ku kecewa, tidak

disangka-sangka MU kalah. Alasanku Manchester United kalah,

Barcelona menang. Harapanku MU tidak kalah lagi. Tim kesukaanku

Manchester United.

3. Wahab Purnomo (24)

Kejadian gelar ketiga. Pencetak gol Samuel Eto`o menit ke 10. Waktu

pukul 00.00, hari Kamis. Barcelona memakai seragam merah biru.

Pertandingan Liga Champions. Skor Barcelona 2, MU kalah 0-diijuluki

Page 206: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

220066

Setan Merah, seragam putih. Pendapatku kecewa dan terkejut. Alasanku

MU kalah dan Barcelona menang. Harapanku semoga suatu saat MU bisa

membalas gol dan sukses terus Barcelona. Tim kesukaanku MU. Sekian

dari saya.

4. Awaludin (4)

Barcelona menang. Kejadian hari Kamis, pukul 00.00. MU kalah, dijuluki

Red De`vil. Barcelona menang 2. Pelatih Josep Guardiola. Pertandingan

Liga Champions. Skor Barcelona 2-MU 0. Tempat Roma, Italia. Pencetak

gol Samuel Eto`o menit 10, Lionel Messi menit ke 70. Pendapat terkejut

dan kaget. Alasan MU kalah. Harapan semoga MU menang. Tim

kesukaaku MU. Sekian dari saya.

5. Sofyan Jadi Alwandani (22)

Barcelona menang. Kejadian MU kalah dengan Barcelona. Barcelona

menang, dijuluki MU Setan Merah, Barcelona The Azulgrana. MU-

Barcelona menang gelar ketiga. Sekor Barcelona 2, MU 0. Pertandingan

Liga Championss. Samuel Eto`o, pencetak gol Samuel Eto`o menit

kesepuluh dan Lionel Messi menit ketujuhpuluh. Tempat Roma, Italia.

Waktu pukul 00.00, hari Kamis. Pendapat aku kecewa karena MU kalah

dan tidak senang. Alasan, MU kalah dengan Barcelona dan Barcelona

mendapat gelar ketiganya. Harapanku pertandingan berikutnya MU bisa

menang dan mendapat gelarnya. Tim kesukaanku MU dan AC Milan.

Sekian dari saya. Terima kasih.

6. Iput Prasetyo (19)

Kejadian gelar yang ketiga Barcelona. Waktu setengah satu malam, hari

Kamis Manchester United kalah. Pelatih Alex Ferguson. Kalah 0-2,

dijuluki Setan Merah, memakai seragam putih. Barcelona menang 2,

seragam-memakai seragam merah biru. Pelatih Joseph Guardiola, dijuluki

The Azulgrana. Pertandingan Liga Champions. Skor Barcelona 2 dan

Manchester United 0. Tempat di Roma, Italia. Pencetak gol pertama

adalah Samuel Eto`o pada menit kesepuluh dan Lionel Messi pada menit

ketujuhpuluh. Pendapat, senang dan gembira. Alasan Barcelona menang

Page 207: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

220077

dan Manchester United kalah. Harapan, semoga Barcelona selalu menang

dan selalu berjaya. Tim kesukaanku Chelsea dan Barcelona. Sekian,

terima kasih.

7. Galuh Alfian Romadhon (17)

Bercelona menang. Kejadian Barcelona mendapat gelar ketiga. Waktu

pertandingan pukul 1 lebih 30 menit, hari Kamis. Manchester United

kalah. MU dijuluki Setan Merah, seragam putih. Barcelona seragam biru

merah, menang 2. Pelatih Joseph-Joseph “Pep”. Pertandingan-

pertandingan Liga Champions. Sekor Barcelona 2, MU kosong. Pencetak

gol Samuel Eto`o menit sepuluh dan Lionel Messi menit ketujuhpuluh.

Pendapatku kecewa dan terkejut. Alasanku Barcelona menang, MU kalah.

Harapanku semoga MU menang, Barcelona kalah. Tim kesukaanku MU.

Sekian terima kasih.

8. Adam Hermawan Hidayat (11)

Barcelona menang 2-0. Kejadian pertandingan Liga Champions, MU

kalah dijuluki Setan Merah. Seragam warna put-baju putih, celana putih.

Barcelona berseragam. Warna baju merah, celana biru. Julukan The

Azulgrana. Menang 2, gelar ketiga. Terjadi pada pukul 00 titik 00. Hari

Kamis. Pertandingan Liga Champions. Skor Barcelona 2, MU 0. Tempat

di stadion Olympico, Roma Itali. Pencetak gol pertama Samuel Eto`o

menit kesepuluh, Lionel Messi menit ketujuhpuluh. Pendapatku sangat

kecewa, terkejut, dan kasihan. Alasanku karena MU kalah, dan Barcelona

menang. Harapan agar MU menerima kekalahan. Tim kesukaanku MU

dan Chelsea. Terima kasih.

9. Alan Budi Kusuma (13)

Kejadian Barcelona mempunyai gelar ketiganya melawan MU. Waktu

pada pukul setengah satu, pada hari Kamis. MU kalah. MU dijuluki oleh

The Red Devil. MU memakai sragam putih dan Barce dijuluki sebagai The

Azulgrana. Sragam Barcelona adalah merah biru, menang 2-0. Pelatih

Barcelona adalah Josep Guardiola dan pelatih MU adalah Jose Morino

(dibaca Hose Morinyo). Pertandingan La Liga Champions. Sekor

Page 208: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

220088

Barcelona 2, MU 0. Tempat stadium Olympico, Roma, Italia. Pencetak-

pencetak gol adalah Samuel Eto`o pada menit kesepuluh dan Lionel Messi

pada menit ketujuhpuluh. Pendapatku kecewa karena MU kalah. Alasanku

sangat kecewa. Harapanku agar Manchester tetap menang. Tim

kesukaanku adalah AC Milan dan Manchester United. Sekian dari saya.

10. Rahmat Wahyudi (7)

Kejadian gelar ketiga. Waktu pukul kosong-kosong, hari Kamis, Mu

kalah. Dijuluki Red Devil. Seragam putih. Barcelona berseragam merah

biru, menang. Pelatih Josep “Pep” Guardiola. Dijuluki The Azulgrana.

Pertandingan Liga Champions. Skor Barcelona 2, MU 0. Tempat stadion

Olympico, Italia, Roma. Pencetak gol S. Eto`o pada menit sepuluh, L.

Messi menit ketujuhpuluh. Tim kesukaanku MU, Inter Milan dan Real

Madrid. Harap-panku agar menang terus. Aku atau Barcelona agar

menang. Alasanku Barcelona menang, MU kalah. Pendapatku kecewa dan

sedih. Sekian dulu.

11. Bayu Yoga Putra Pratama (14)

Kejadian MU kalah, Barcelona menang gelar ketiga. Waktu pukul 00.00,

hari Kamis. MU dijuluki The Red Devil, seragam putih. Barcelona dijuluki

The Azulgrana, seragam biru merah. Pertandingan Liga Champions. Skor

Barcelona menang 2, MU kalah. Tempat stadion Olympico, Roma, Italia.

Pencetak gol Samuel Etonos-Samuel Eto`o menit kesepuluh. Gol kedua

Lionel Messi menit ketujuhpuluh. Alasanku Barcelona menang, MU

kalah. Pendapatku kecewa, terkejut. Harapanku agar MU menang di Liga

Champions musim depan. Tim kesukaanku MU dan AC Milan. Sekian.

12. Yulianto (9)

Barcelona menang 2-0. Kejadian MU kalah dengan Barcelona dengan

skor 2-0. MU dijuluki sebagai Setan Merah. Terjadi pada pukul 00.00.

Barcelona menang2-0. Pelatih bernama Josep. Skor Barcelona dengan

MU adalah 2-0. Pertandingan adalah Liga Champions. Pencetak gol

pertama ada Samuel Eto`o pada menit kesepuluh dan kedua Lionel Messi

menit ketujuhpuluh. Ini gelar yang dipunyai oleh Barcelona adalah gelar

Page 209: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

220099

ketiga. Pendapatku sangat kecewa karena MU telah kalah dan terkejut.

Alasanku MU telah kalah dengan Barcelona. Harapanku agar MU menang.

Tim kesukaanku MU. Terima kasih.

13. Rahmat Sejati (6)

Barcelona menang. Kejadian Barcelona mempunyai gelar ketiga.

Barcelona-anu-pukul waktu pada pukul 00.00 pada hari Kamis. MU kalah

2. MU dijuluki Setan Merah, sedangkan Barcelona dijuluki Azulgrana.

Seragam MU-Barcelona berseragam biru merah. Barcelona menang 2.

Pelatih Josep “Pep” Guardiola. Pertandingan Liga Champions. Tempat

stadion Olympico, Roma, Italia. Skor Barce 2 dan MU 0. Pendapatku

kecewa dan terkejut. Harapanku MU menang, barce kalah. Tahun depan

semoga MU menang. Alasanku MU kalah, Barcelona menang. Tim

kesukaanku Inter Milan, MU, dan Chelsea. Sekian.

14. Amir Ma`arif Saefulloh (12)

Barcelona menang 2-0. Kejadian gelar ketiga. Waktu pukul 00.00 hari

Kamis. MU kalah dijuluki Setan Merah seragam putih. Barcelona seragam

merah biru menang 2. Pelatih Josep “Pep” Guardiola. Julukan The Azul

Grana. Pertandingan Liga Champions. Skor Barcelona 2, MU 0. Tempat

Roma, Italia. Pencetak gol Samuel Eto`o sepuluh menit-menit kesepuluh,

Lionel Messi menit ketujuhpuluh. Pendapatku senang dan gembira. Alasan

Barcelona menang, MU kalah. Harapan agar MU menerima

kekalahannya,agar Barcelona menang terus. Tim kesukaanku Barcelona

dan Chelsea. Terima kasih.

15. Sekar Arum Cahyaningsih (23)

Barcelona menang. Kejadian gelar ketiga. Waktu pukul 00.00 hari Kamis

MU kalah dijuluki Setan Merah dan Barcelona menang. Pelatih Josep

“Pep” Guardiola. Pertandingan Liga Champions. Skor Barcelona 2, MU 0.

Pencetak gol Samuel Eto`o menit kesepuluh, Lionel Messi menit

ketujuhpuluh. Tempat Roma, Italia. Pendapat kecewa. Alasan Barcelona

menang, MU kalah. Harapan semoga MU menang. Tim kesukaanku MU.

Page 210: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

221100

16. Ima Cahyani (20)

Barcelona menang gelar ketiga. Waktu pukul 00.00 hari Kamis. MU

kalah. MU dijuluki Setan Merah, seragam putih. Barcelona menang 2,

seragam merah biru. Pelatih Josep Guardiola. Julukan The Azulgrana.

Pertandingan Liga Champions. Skor Barcelona 2,MU 0. Tempat stadion

Olympico, Roma, Italia. Pendapatku terkejut, kecewa. Alasanku MU

kalah, Barcelona menang. Harapanku MU menang, Barcelona kalah.

17. Umi Sholihah (8)

Barcelona menang gelar ketiga. Waktu pukul 00.00 hari Kamis. MU

dijuluki Setan Merah. Barcelona seragam merah biru. MU seragam putih.

Barcelona menang 2. Pelatih Josep “Pep” Guardiola. Pertandingan Liga

Champions. Skor Barcelona 2. Tempat stadion Olympico, Roma, Italia.

Pencetak gol Samuel Eto`o menit kesepuluh, Lionel Messi menit

ketujuhpuluh. Pendapatku senang. Alasanku Barcelona menang dan yang

kalah MU. Harapanku Barcelona menang. Tim kesukaanku Barcelona.

Terima kasih.

18. Yulfa Widiya Ike Nurhana (27)

Bar-celona menang. Kejadian pukul 00.00. MU kalah. Dijuluki Setan

Merah. Barcelona menang 2. Pertandingan Liga Champions. Skor

Barcelona 2, MU 0. Tempat Roma, Italia. Pencetak gol Samuel Eto`o

menit kesepuluh, Lionel Messi menit ketujuhpuluh. Pendapatku terkejut,

kecewa, dan sedih. Alasanku MU kalah, Barcelona menang. Harapanku

agar MU menang. Tim kesukaanku MU. Terima kasih.

19. Anita Apriliana (10)

Barce-lona menang 2-0. Kejadian gelar ketiga. Waktu pukul MU kalah 0.

MU dijuluki Setan Merah. Barcelona menang 2. Pertandingan Liga

Champions. Skor Barcelona 2, MU 0. Tempat Roma, Italia. Pencetak gol

Samuel Eto`o menit kesepuluh dan Lionel Messi menit ketujuhpuluh.

Pedapat kecewa, terkejut, dan sedih. Alasan Barcelona menang, MU

menang. Tim kesukaanku MU. Sekian, terima kasih.

Page 211: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

221111

20. Farida Al Azizah (16)

Barcelona menang. Kejadian ini gelar ketiga. Waktu pukul 00.00 hari

Kamis. MU kalah 0, dijuluki Setan Merah. Barcelona menang 2. Pelatih

Josep “Pep” Guardiola. Dijuluki The Azulgrana. Pertandingan Liga

Champions. Tempat Roma, Italia. Pencetak gol Samuel Eto`o menit

kesepuluh dan Lionel Messi menit ketujuhpuluh. Pendapatku terkejut,

kecewa. Alasan MU kalah, Barcelona menang. Harapan agar MU menang.

Tim kesukaan MU. Terima kasih.

21. Wakhidah Nikmatul Aisah (26)

Barcelona menang. Kejadian Liga Champions. Tempat Roma, Italia.

Waktu pukul 00.00 hari Kamis Barcelona menang. Pendapatku kecewa,

terkejut. Alasanku MU kalah dan Barcelona menang. Harapan semoga

MU menang tahun depan dan agar MU menang. Tim kesukaanku MU.

Terima kasih.

22. Widya Ari Murdianingsih (25)

Barcelona menang. Kejadian waktu pukul 00.00 MU kalah 0. Dijuluki

Setan Merah. Barcelona menang 2 dijuluki The Azulgrana. Pertandingan

Liga Champions. Tempat Roma, Italia. Pendapatku kecewa dan sedih.

Alasan MU kalah. Harapan agar MU menang. Tim kesukaanku MU.

Terima kasih.

23. Ismei Alfiah Pujiastuti (18)

Barcelona menang. Kejadian MU-MU kalah. Gelar ketiga waktu pukul

00.00 hari Kamis. Dijuluki Setan Merah. Barcelona menang 2. Dijuluki

The Azulgrana. Pelatih Josep “Pep” Guardiola. Pertandingan Liga

Champions. Tempat di Roma, Itali-Italia. Pencetak gol Samuel Eto`o

menit kesepuluh, Lionel Messi menit ketujuhpuluh. Pendapatku kecewa.

Alasanku menang Barcelona. Kalah MU. Harapanku agar MU menang.

Tim kesukaanku MU.

24. Nita Wahyuningsih (21)

Page 212: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

221122

Barcelona menang. Kejadian waktu pukul 00.00 hari Kamis. Mu kalah

dijuluki Setan Merah. Barcelona menang. Skor Barcelona 2, MU kalah 0.

Pendapatku kecewa. Alasanku MU kalah. Harapanku semoga MU

menerima kekalahannya. Tim kesukaanku MU. Sekian.

25. Wahyu Sri Ningsih (3)

Barcelona menang. Kejadian gelar ketiga. Waktu pukul 00.00 hari Kamis

MU kalah. Seragam putih. Dijuluki Setan Merah. Barcelona seragam

merah biru. Julukan The Azulgrana. Pertandingan Liga Champions. Skor

Barcelona 2, MU 0. Tempat Roma, Italia. Pencetak gol Samuel Eto`o

menit kesepuluh, Lionel Messi menit ketujuhpuluh. Pendapatku kecewa,

sedih, terkejut. Alasan MU kalah, Barcelona menang. Harapan semoga

MU menang. Tim kesukaanku MU. Sekian.

26. Retno Sari Widowati (1)

Barcelona menang. Kejadian MU kalah. Barcelona menang gelar ketiga.

Pukul 00.00 hari Kamis. MU dijuluki Setan Merah, sedangkan Barcelona

dijuluki The Azulgrana. MU memakai seragam putih, sedangkan

Barcelona merah biru. Tempat Roma, Italia. Pencetak gol Samuel Eto`o

menit kesepuluh, Lionel Messi menit ketujuhpuluh. Pelatih Barcelona

Josep “Pep” Guardiola. Pertandingan Liga Champions. Skor Barcelona 2,

MU 0. Pendapatku kecewa dan terkejut. Alasanku Barcelona menang,

sedangkan MU kalah. Harapanku agar MU menang. Tim kesukaanku MU.

Sekian, terima kasih.

27. Sri Miyati (2)

Barce-lona menang. Kejadian MU kalah, Barcelona menang.

Pertandingan Liga Champions. Skor Barcelona 2, MU 0. Tempatnya di

Italia waktu pukul 00.00 hari Kamis. Gelar kegita. Penyetak gol Samuel

Eto`o menit sepuluh, Lionel Messi ketujuhpuluh. Pelatihnya Barcelona

Josep “Pep” Guardiola. Pendapatku menyedihkan, kecwa, terkejut.

Alasanku Barcelona menang, Mu kalah. Harapanku MU menang. Tim

kesukaanku MU. Sekian dan terima kasih.

Page 213: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

221133

Lampiran 28. Foto Siswa pada Siklus III

Page 214: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA/Upaya... · ayah (Parno) dan ibu (Marni) tercinta, yang begitu sabar menghadapiku, terima kasih atas cinta, kasih dan semuanya, 2. adik ...

221144

Gambar 10. Pelajaran diawali dengan salam, kemudian guru memberi penjelasan kepada siswa, sedangkan siswa dengan antusias mendengarkan penjelasan guru.

Gambar 11. Siswa sedang membuat peta pikiran dengan tetap berada dalam kelompoknya. Siswa lebih tenang dan serius dengan kelompoknya karena guru memberi kebebasan untuk memilih kelomponya sendiri.