UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA...
1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL QURAN HADITS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) SISWA KELAS IV MI KEBONHARJO PATEBON
KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
AKHMAD ARIFIN NIM : 093111228
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
WALISONGO SEMARANG 2011
2
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Akhmad Arifin
NIM : 093111228
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya
.
Semarang, 2 Juni 2011
Saya yang menyatakan, Akhmad Arifin NIM : 093111228
4
NOTA PEMBIMBING Semarang, 4 Juni 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang.
Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan , arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Al-Quran Hadits Melalui Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) Siswa Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
Nama : Akhmad Arifin NIM : 093111228 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam.
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu`alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I,
Rosidi, M.SI NIP. 197701312006041011
5
ABSTRAK Judul : Meningkatakn Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Quran Hadits Melalui Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction
(ATI) Siswa Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011
Penulis : Akhmad Arifin NIM : 093111228
Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajran al-Quran Hadits siswa kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : 1) Bagaimanakah implementasi model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada pembelajaran al-Quran Hadits di kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011; dan 2) Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar mata Pelajaran al-Quran Hadits melalui implementasi model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
Skripsi ini merupakan penelitian Tindakan Kelas yang mengambil objek penelitian kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal yang berjumlah 31 orang. Sumber primer penelitian ini ialah pelaksanaan atau penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal. Jenis datanya diambil dari penerapan dan observasi langsung di lapangan, intervieu dengan kolaborator, siswa, dan Kepala MI Kebonharjo, adapun sumber skunder berupa, papan monografi, literatur, notulen rapat, daftar hadir atau buku tamu, arsip, bahan bacaan, majalah, dan lain-lain.
Pembahasan hasil penelitian, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Quran Hadits Melalui Penerapan Model Aptitude Treatment Interaction (ATI) Siswa kelas IV MI Kebonharjo Tahun Pelajaran 2010/2011 menunjukkan keberhasilan. Indikator keberhasilan tersebut terlihat dari hasil tes akhir siklus I diketahui siswa yang mengalami ketuntasan belajar Al-Quran Hadits sebesar 82,23 %. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan sebesar 45 % sebelum diberi tindakan dan setelah diberi tindakan meningkat 38 % dari 31 siswa pada siklus I terdapat 25 orang siswa yang mengalami ketuntasan belajar Al-Quran Hadits dengan nilai rata-rata 72,23, sehingga jauh lebih besar nilainya jika dibandingkandengan sebelum diterapkan metode pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI). Adapun prestasi belajar berdasarkan kelompok tingkat keceradasan siswa dihasilkan data sebagai berikut : 1. Siswa dengan kelompok kepandaian rendah, mengalami peningkatan berturut-
turut yaitu dari data awal atau pra siklus 57,44 kemudian siklus I 63,44, dan siklus II 69,66
6
2. Siswa dengan kelompok kepandaian sedang, mengalami peningkatan berturut-turut yaitu dari data awal atau pra siklus 63,84 kemudian siklus I 72,85, dan siklus II 73,0
3. Siswa dengan kelompok kepandaian tinggi, mengalami peningkatan berturut-turut yaitu dari data awal atau pra siklus 75,54 kemudian siklus I 84,27, dan siklus II 89,27.
7
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 5043 b/ U/ 1987 tertanggal 22 Januari 1998 A. Huruf Hijaiyah
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif - Tidak dilambangkan ا
- Ba’ B ب
- Ta’ T ت
Tsa S S dengan titik atas ث
- Jim J ج
Ha H H dengan titik bawah ح
- Kha Kh خ
- Dal D د
Zal Z Z dengan titik atas ذ
- Ra R ر
- Za’ Z ز
- Sin S س
- Syin Sy ش
Sad s. S dengan titikbawah ص
Dad D d dengan titik bawh ض
Ta’ T T dengan titik bawah ط
Dha Z Z dengan titik bawah ظ
Ain ‘ Koma terbalik ع
- gain G غ
- Fa F ف
- Qaf Q ق
- Kaf Kh ك
- Lam L ل
- Mim M م
- Nun N ن
8
- Wawu W و
� Ha H -
Hamzah ` Koma lurus miring ء
- Ya Y ئ
Ta’ marbutah H Dibaca ah ketikamawquf ة
ة... Ta’ marbutah t/ h Dibaca ah/ at mawquf
B. Vokal Pendek
Arab Latin Keterangan Contoh
- a Bunyi fathah pendek ا��
- i Bunyi kasrah pendek ���
- u Bunyi dhumah pendek �ا
C. Vokal Panjang
Arab Latin Keterangan Contoh
آ� ن a Bunyi fathah panjang ــــ�
��� i Bunyi kasrah panjang ــــــ� ــــ�
آ� �� u Bunyi dhumah panjang ـــــ�
D. Diftong
Arab Latin Keterangan Contoh
��ز aw Bunyi fathah diikuti waw ـــ�
آ�� ’ai Bunyi fathah diikuti ya ــــــ�
E. Pembauran Kata Sandang Tertentu
Arab Latin Keterangan Contoh
�� ا
��� ا
Al-qa
Sy-Sya
Bunyi al qomariyyah
Bunyi al syamsiyyah/ diganti
denganhuruf berikutnya
��!"#� ا
�� وا
%� وا
Wal-mu/
Wat-ta
Bunyi al Qomariya/ al
syamsiyahdiawali huruf
hidup, maka tidak terbaca
mandiri
��� �&"� وا
���'(� وا
9
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan sanjung penulis panjatkan
hanya kepada Allah SWT, yang telah memberikan pertolongan dan bimbingan
kepada mahluknya tanpa terkecuali. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada
beliau Nabi besar Muhammad saw beserta keluarga, Sahabat, dan para
pengikutnya.
Syukur Alhamdulilah skripsi ini, dapat diselesaikan setelah melewati
waktu yang panjang dengan mengalamu berbagai kesulitan dan hambatan.
Berkat petunjuk-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Quran Hadits
Melalui Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) Siswa Kelas
IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.”
Selanjutnya perkenankanlah penulis menyampaikan hormat dan terima
kasih, kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhibbin selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Dr. H. Sudja`i, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
3. Ahmad Muthohar, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN
Walisongo Semarang.
4. Rosidi, M.SI selaku pembimbing yang telah dengan sabar mengarahkan penulis
pada penyusunan skripsi ini
5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
yang telah memberikan bekal pengetahuan, sehingga penulis dapat menyusun
skripsi ini.
6. Kepada orang tua dan isteriku tercinta yang selalu mendorong penulis untuk
menyelesaikan studi dan anakku yang baru lahir.
7. Kepala MI Kebonharjo Patebon Kendal yang telah memberikan ijin penelitian
8. Kolaborator dan siswa kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal yang telah
membantu penelitian penulis.
9. Rekan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan semua
pihak yang membantu terselesainya penyusunan skripsi ini.
10
Penulis memohon kepada Allah SWT, agar orang-orang yang telah
membantu dan memotivasi dalam pembuatan skripsi ini, mendapatkan limpahan
rahmat dan amal baiknya mendapatkan imbalan yang lebih baik dari Allah SWT.
Apabila ada yang berbeda dengan hasil penulis didalam skripsi ini, maka
itu merupakan ragam pemikiran yang barangkali dapat merupakan rahmah sebagai
hazanah keilmuan. Tulisan ini masih perlu didiskusikan atau didialogkan lebih
jauh lagi.
Apabila pembaca mendapatkan bahwa ada beberapa hal yang belum
dikupas dalam skripsi ini maka merupakan peluang bagi semua pihak untuk
memperluas wawasan tentang tema dari penelitian ini. Demikianlah, semoga
tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih
߉ ôϑ ysø9 $# ¬! Å_Uu‘ šÏϑ n=≈ yèø9 $#
Kendal, 2 Juni 2011
Penulis
11
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
TRANSLITERASI .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
TINDAKAN
A. Deskripsi Teori ............................................................................... 7
1. Hasil Belajar Al-Quran Hadits .................................................. 7
2. Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) ................ 19
B. Kerangka Berpikir........................................................................ .. 26
C. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................... 27
D. Hipotesis Tindakan......................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 29
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................... 29
12
C. Subjek Penelitian ............................................................................ 29
D. Pelaksana dan Kolaborator ............................................................. 30
E. Rancangan Penelitian ..................................................................... 30
F. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 34
G. Sumber Data ................................................................................... 41
H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 41
I. Teknik Analisis Data ...................................................................... 43
J. Indikator Keberhasilan ................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TENTANG UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL-
QURAN HADITS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE
TREATMENT INTERACTION (ATI) SISWA KELAS IV MI
KEBONHARJO PATEBON KENDAL TAHUN PELAJARAN
2010/2011
A. Hasil Penelitian Tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Al-Quran Hadits Melalui Model Pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction (ATI) Siswa Kelas IV MI Kebonharjo
Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 ................................ 46
1. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus…. ................................... 46
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ............................................ 48
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II .......................................... 52
B. Pembahasan Hasil Penelitian Tentang Hasil Penelitian Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Quran Hadits
Melalui Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
Siswa Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011 ....................................................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................ 64
B. Saran-saran ..................................................................................... 65
C. Penutup ........................................................................................... 66
14
DAFTAR TABEL
TABEL
1. Kondisi Awal Kepandaian Siswa Kelas IV MI Kebonharjo Patebon
Kendal, 47.
2. Peningkatan Prestasi Belajar Al-Quran Hadits Siswa Kelas IV MI
Kebonharjo Patebon Kendal Pada Siklus I, 49
3. Aktivitas Belajar Siswa Siswa Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal
Siklus I, 51
4. Peningkatan Prestasi Belajar Al-Quran Hadits Siswa Kelas IV MI
Kebonharjo Patebon Kendal Pada Siklus II, 54
5. Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Siklus
II, 56
6. Presentase Aktivitas Belajar Al-Quran Hadits Siswa Kelas IV MI
Kebonharjo Patebon Kendal, 58
7. Rerata Hasil Belajar Al-Quran Hadits dengan Model Pembelajaran
Aptitude Treatment Interactian (ATI) Siswa Kelas IV MI Kebonharjo
Patebon Kendal, 60
15
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
1. Desain Penelitian Tindakan Kelas, 31
2. Histogram Keaktivan Belajar Al-Quran Hadits Siswa Kelas IV MI
Kebonharjo Patebon Kendal Secara Keseluruhan, 59
3. Peningkatan Prestasi Belajar Al-Quran Hadits Siswa Kelas IV MI
Kebonharjo Patebon Kendal dari Pra Siklus sampai Siklus II, 60
4. Presentase Ketuntasan Belajar Al-Quran Hadits Siswa dari Pra Siklus
sampai Siklus II, 61
5. Peningkatan Prestasi Belajar Al-Quran Hadits Siswa Berdasarkan
Kelompok dari Pra Siklus sampai Siklus II, 63
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran di madrasah ibtidaiyah terutama pembelajaran Al-
Quran Hadits merupakan jantung dari keseluruhan proses pendidikan formal
berbasis keislaman, karena melalui sebuah proses pembelajaranlah terjadi transfer
ilmu dari guru ke siswa yang berisi berbagai tujuan pendidikan. Tujuan dari
sebuah pendidikan dapat tercapai apabila tercipta sebuah proses pembelajaran
yang berkualitas. Pada tingkat mikro, guru mata pelajaran Al Quran dan Hadits
akan bertanggung jawab secara penuh dalam sebuah proses pembelajaran agar
tercipta suasana pembelajaran yang interaktif, efektif, dan berkualitas. Pada
tingkat makro sebuah lembaga pendidikanlah yang bertanggung jawab dalam
pembentukan tenaga pengajar yang berkualitas, yaitu yang dapat memberikan
kontribusinya dalam penciptaan proses pembelajaran nantinya.
Baik buruknya proses pembelajaran di sekolah atau madarasah
menentukan kualitas pendidikan. Sebuah proses pembelajaran bisa dikatakan
berhasil atau tidaknya dapat diukur melalui dua hal, yang pertama ialah nilai atau
kompetensi yang diperoleh peserta didik dan kedua perubahan tingkah laku
peserta didik yang dapat dilihat.1 Nilai dapat diukur jika setelah adanya proses
pembelajaran pada peserta didik terjadi peningkatan yang signifikan dari nilai
yang diperoleh sebelumnya. Perubahan tingkah laku peserta didik dalam proses
pembelajaran tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik atau siswa
tersebut. Menurut Catharina Tri Anni dan kawan-kawan pada proses
pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah
melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan pada tujuan pembelajaran.2
Tujuan pembelajaran Al-Quran Hadits ialah untuk mempersiapkan
peserta didik menjadi manusia yang shalih pada kehidupan bermasyarakat dan
1 Nana Sudjana, Proses dan Hasil Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003),
hlm. 37. 2 Tri Ani. Catharina, Teori Pembelajaran, (Semarang : UPT MKKS UNNES, 2006),
hlm. 5
17
bernegara. Pada dasarnya tujuan Al-Quran Hadits ialah untuk mendidik dan
memberi bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
diri sesuai bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta sebagai bekal
untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.3
Berdasarkan uraian tersebut dibutuhkan suatu pola yang mampu
menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru
untuk memilih dan menggunakan model, metode, dan strategi pembelajaran
senantiasa perlu ditingkatkan. Kemampuan guru untuk berkreasi dan improvisasi
sangat diperlukan pada interaksi belajar mengajar, agar tercipta suasana
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Model pembelajaran demikian
diharapkan mampu menjadi basis pembelajaran Al-Quran Hadits yang mengacu
tercapainya hasil belajar peserta didik secara maksimal.
Ketidakberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran Al-Quran
Hadits dapat ditinjau dari guru yang kurang menguasai materi, metode dan media
yang digunakan kurang tepat, serta model pembelajaran yang masih konvensional.
Model pembelajaran tersebut sebaiknya tidak diterapkan lagi dalam pembelajaran.
Guru Al-Quran Hadits pada waktu mengajar bukan saja menggunakan metode
ceramah atau bercerita dan berdiri di depan kelas, tetapi lebih dari sekedar itu,
yaitu bagaimana teknik, strategi, dan metode guru untuk mengkomunikasikan
pesan atau materi pelajaran, berinteraksi dan mengorganisir, serta berusaha secara
maksimal mengelola peserta didik sehingga berhasil dan mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Kreativitas penerapan metode pembelajaran
yang canggih, keterlibatan emosional serta intelektual pada setiap aktivitas belajar
terutama pembelajaran Al-Quran Hadits, akan memiliki nuansa kebermaknaan
belajar yang tinggi bagi penanaman dan penguasaan nilai-nilai yang terkandung
dalam Al-Quran Hadits.
Keberhasilan penanaman dan penguasaan nilai-nilai yang terkandung
pada pembelajaran Al-Quran Hadits akan tercapai apabila seorang guru mata
pelajaran Al-Quran Hadits memiliki dan menguasai metodologi pembelajaran
3 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Aditya Media,
2000), hlm. 7
18
secara baik. Metodologi pembelajaran merupakan suatu ilmu pengetahuan tentang
model atau metode yang digunakan pada pekerjaan mendidik.4 Kegagalan guru
ketika mengajar tidak sedikit disebabkan kurang mampunya guru menciptakan
suasana belajar yang kreatif, di mana siswa bergairah untuk belajar, memiliki
kreativitas dan tanggung jawab untuk belajar secara mandiri, serta mencapai
kompetensi belajar yang diinginkan. Guru yang baik dan profesional tentu akan
mengusahakan model pembelajaran yang mampu merangsang motivasi dan
kompetensi/hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Dipilihnya mata pelajaran Al-Quran Hadits pada penelitian ini
berdasarkan wawancara penulis dengan guru disebabkan karena kondisi
pembelajaran mata pelajaran ini mengalami kendala rendahnya minat belajar
peserta didik dan menurunnya prestasi belajar siswa. Dalam konteks pembelajaran
di madrasah, mata pelajaran Al-Quran Hadits merupakan mata pelajaran penting
sebagai dasar bagi peserta didik untuk menguasai rumpun mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Hal ini mengakibatkan guru berupaya untuk mencari
solusi alternatif terhadap permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa tersebut.
Kondisi pembelajaran Al-Quran Hadits di Kelas IV MI Kebonharjo
Patebon Kabupaten Kendal pada Tahun Pelajaran 2010/2011 penulis mengamati
bahwa peroses pembelajarannya di kelas IV masih bersifat konvensional. Guru
mata pelajaran Al-Quran Hadits masih menggunakan metode ceramah, sehingga
gurunya saja yang aktif. Siswa hanya duduk mendengarkan, jika sudah bosan
kemudian dengan teman yang lain, atau sering ijin keluar dengan alasan ke
belakang. Dengan model pembelajaran seperti ini siswa kurang antusias dalam
belajar sehingga nilai rata-rata mata pelajaran Al-Quran Hadits peserta didik
Kelas IV di bawah KKM. KKM yang ditetapkan dalam pembelajaran Al-Quran
Hadits di Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011 ialah 7,5, tetapi kenyataannya nilai rata-rata mata pelajaran Al-Quran
Hadits peserta didik Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal Tahun
Pelajaran 2010/2011 ialah 6,5.
4 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Antara Pendidikan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta
: Rineka Cipta, 2003), hlm. 65.
19
Problematika pembelajaran Al-Quran Hadits di atas sangat penting untuk
segera dipecahkan, terutama untuk semester berikutnya. Karena mata pelajaran
Al-Quran Hadits merupakan pelajaran yang sangat esensial peranan dan
kedudukannya baik perkembangan kepribadian peserta didik secara mikro dan
bagi nama baik lembaga sekolah (MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal)
maupun masyarakat sekitarnya secara makro).
Berdasarkan kondisi di atas mendorong penulis untuk melakukan
penelitian tindakan kelas (PTK) pada mata pelajaran Al-Quran Hadits di Kelas IV
MI Kebonharjo Patebon Kendal melalui model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI).
Model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) merupakan
model pendekatan pembelajaran yang berupaya sedemikian rupa untuk
menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa, dalam rangka
mengoptimalkan prestasi akademik atau hasil belajar.5 Menurut Nur, pendekatan
ini dikembangkan pertama kali oleh Cronbath & Snow tahun 1999 berdasarkan
asumsi bahwa “optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar dapat dicapai melalu
penyesuaian antara pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan
(aptitude) siswa.6
Dipilihnya model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
pada mata pelajaran Al-Quran Hadits disebabkan model pembelajaran ATI
memiliki kekuatan yang positif dan sinergi yang mampu mengubah sikap dan
perilaku peserta didik kearah perubahan yang kreatif dan dinamis, mendorong
minat dan motivasi peserta didik pada proses pembelajaran.7 Berdasarkan teori
tersebut dapat penulis simpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran ATI
mampu meningkatkan kualitas pembelajaran Al Quran Hadits, sehingga materi
pembelajaran dapat diberikan secara efektif sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa yang beragam sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
5 Hermawan, Strategi Aptitude Treatment Interaction, hlm. 14
6 Syarifuddin Nurdin, Model Pembelajarna Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasisi Kompetensi, (Ciputat : Quantum Teaching, 2005), hlm. 23.
7 Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002), hlm. 37.
20
Pemahaman tentang efektivitas penggunaan model pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction (ATI) di atas, mendorong penulis untuk
menerapkan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dalam
proses pembelajaran Al Quran Hadits agar kualitas pembelajaran dapat lebih
ditingkatkan, mengingat selama ini pembelajaran di madrasah, kurang begitu
memperhatikan keragamaan kemampuan peserta didik.
B. Identifikasi Masalah
Berasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi berbagai
masalah yang muncul berkaitan dengan tema yang penulis angkat pada penelitian
tindakan kelas ini yaitu :
1. Peranan guru yang terlalu dominan pada proses pembelajaran Al-Quran
Hadits di Kelas IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal
Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Kurangnya minat guru dalam menciptakan pembelajaran yang hidup dan
mendorong minat belajar Al-Quran Hadits siswa
3. Rendahnya kesadaran untuk bekerja sama sesama siswa pada proses
pembelajaran Al-Quran Hadits
4. Peranan atau aktivitas belajar peserta didik yang cenderung pasif pada proses
pembelajaran Al-Quran Hadits.
5. Masih banyak peserta didik yang belum memahami pentingnya mata
pelajaran Al-Quran Hadits yang diberikan guru.
6. Menurunnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Al-Quran Hadits.
7. Perlunya memilih metode pembelajaran khusus yang dapat meningkatkan
Hasil belajar Al-Quran Hadits peserta didik. Konsep ini berdasar pada Hadits
Rasulullah saw tentang niat di bawah ini :
,3 ا��' ا�"3���8 ا�7 456 ,"' �3 ا�12�ب ر.� ا- ,�+ *�ل �"&% وإ�"� �@� , إ�"� ا=,"�ل ������ت " ر��ل ا- :�� ا- ,��+ و��� �97ل
, D'E+ إ�� ا- ور���+ �D'EF+ إ�� ا- ور���+ �"3 آ��% ه, ا�'ئ �� ��ى +��و�3 آ��% هD'E+ إ�� د��� FK�L7� و ا�'أة D'EF� �FH@�7+ ا�� �� ه�G' ا
)رواO ا�2K�رى(
21
Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya. (HR. Bukhari).8
8. Perlunya penelitian tindakan kelas sebagai upaya untuk meningkatkan Hasil
belajar Al-Quran Hadits peserta didik menggunakan metode Aptitude
Treatment Interaction (ATI) di Kelas IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon
Kabupaten Kendal pada Tahun Pelajaran 2010/2011 ini.
C. Pembatasan Masalah
Memperhatikan identifikasi masalah di atas perlu adanya pembatasan
masalah agar penelitian tindakan kelas ini lebih terfokus pada tema pokok
penelitian. Adapun masalah yang akan dipecahkan pada penelitian tindakan kelas
(PTK) ini ialah upaya guru secara sistematis untuk meningkatkan hasil belajar Al-
Quran Hadits peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction (ATI) di Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kabupaten
Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas dapat
diidentifkasikan rumusan masalah pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah implementasi model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) dalam pembelajaran al-Quran Hadits di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 ?
2. Apakah impementasi model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction
(ATI) dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran al-Quran Hadits
di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011?
8 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, (Bandung : Al Ma`arif, 2003), hlm. 127.
22
E. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Implementasi model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
dalam pembelajaran al-Quran Hadits di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Meningkatkan hasil belajar al-Quran Hadits melalui impementasi model
pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberikan manfaat :
1. Secara Teoritis
a. Sebagai bahan masukan bagi pendidik, keluarga, dan pemerintah untuk
dijadikan bahan analisis memberdayakan peningkatan mutu
pembelajaran melalui optimalisasi penerapan metode ATI.
b. Mampu menambah khasanah keilmuan tentang pendidikan khususnya
strategi dan peranann guru dalam meningatkan Hasil belajar Al-Quran
Hadits siswa melalui metode Aptitude Treatment Interaction (ATI).
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti (guru), untuk mengetahui hambatan-hambatan penerapan
metode ATI untuk meningkatkan Hasil belajar Al-Quran Hadits siswa.
b. Bagi peserta didik, agar mampu meningkatkan semangat, minat dan
ghirah dalam belajar di MI Kebonharjo Patebon Kendal.
c. Bagi Kepala Sekolah, sebagai bahan laporan atau pedoman mengambil
kebijakan tentang peningkatan mutu pembelajaran melalui penerapan
metode Aptitude Treatment Interaction (ATI) untuk meningkatkan Hasil
belajar Al-Quran Hadits siswa Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal.
d. Bagi IAIN Walisongo Semarang, sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa
dalam rangka memperluas wawasan kependidikan berkaitan dengan
metode pembelajaran aktif dan menambah koleksi buku perpustakaan
IAIN Walisongo Semarang di bidang pendidikan.
23
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Deskripsi Teori
1. Hasil Belajar Al Quran Hadits
a. Pengertian Prestasi Belajar Al Quran Hadits
Guna mendekatkan pada pengertian hasil belajar Al Quran Hadits,
terlebih dahulu penulis jelaskan tentang pengertian belajar secara umum
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
Pengertian belajar menurut Ngalim Purwanto, yaitu suatu
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari latihan atau pengalaman, di
mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.9
Menurut Roestiyah N.K., pengertian belajar ialah suatu proses usaha atau
aktivitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik yang dapat membawa
perubahan pada individu tersebut.10 Adapun pengertian belajar menurut
Muhibbin Syah, merupakan kegiatan berproses dan merupakan suatu unsur
yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan.11
Sedangkan menurut Crow dan Crow mengartikan belajar dengan :
“Leraning is modification of behavior accompanying growth processes that are brought abaut throught sensory of stimulation”.12
Artinya : Belajar adalah perubahan tingkah laku yang menyertai proses
pertumbuhan di mana semua itu melalui penyesuaian terhadap situasi
melalui rangsangan
9 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 85.
10 Roestiyah N.K., Didaktik Metodik, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), hlm. 8. 11 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2009), hlm. 59.
12 Lester D. Crow and Crow, Human Development and Learning, (New York : American Book Company, t.th.), hlm. 215.
24
Pengertian tentang belajar sebagaimana dikemukakan para ahli di atas
dapat penulis simpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang disengaja
dan dapat menimbulkan atau menghasilkan perubahan dalam diri seseorang
berupa pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan serta kemampuan seseorang berkat pengalaman dan latihan melalui
interaksi dengan lingkungannya.
Komponen belajar di atas secara implisit sesuai dengan konsep belajar
yang dirumuskan oleh tokok-tokoh pendidikan dari Timur dan Barat yakni,
Syeikh Mustafa Al Ghulayaini, tentang komponen belajar sebagai bagian dalam
proses pendidikan :
ا7ر* د ا,>8"%2 ه: 89س ا567ق ا,. 234 01 /.-س ا,+ *(%) و'&%$ "! ء
وا,+A3D (D 2A3D EFG? 0<H 2I%G ت ا,+.A? B@ C-ن @!8ا?$ ا,.<%23 وا,=8%
(J-,ا K.+, L!M,ا NH١٣ . و
Pendidikan ialah menanamkan akhlak mulia ke dalam jiwa anak dengan petunjuk dan nasehat sehingga akhlak yang mulia itu benar-benar melekat ke dalam jiwa (menjadi watak) kemudian membuahkan keutamaan, kebajikan dan cinta beramal.
Sir Godfrey Thomson, menjelaskan tentang komponen belajar pada
proses pendidikan :
“By upon education I mean the influence of a permanent change in his
habits behavior of thought, and of attitude”.14
“Yang saya maksud dengan pendidikan adalah pengaruh dari lingkungan
terhadap individu untuk dapat menghasilkan perubahan yang permanen
pada kebiasaan tingkah laku, pemikiran dan sikapnya”.
Sedangkan pengertian hasil belajar menurut Mustaqim, ialah pengukuran
dan penilaian sebagai usaha mengetahui hasil yang telah dicapai siswa dengan
13 Syeikh Mustafa Al Ghulayaini, Idhatun Nasyi`in, (Beirut : Mansyuriah, 1949), hlm. 189.
14 Sir Godfrey Thomson, A Modern Philosophy of Education, (London : George Allen Unwin Ltd, t.th), hlm. 9.
25
kemampuan atau potensi dirinya seperti kecerdasan atau perbuatan yang
mencerminkan penerimaan dan pemahaman terhadap materi yang diberikan.15
Menurut Mulyono Abdurrahman, dalam bukunya Pendidikan bagi
Anak Berkesulitan Belajar” bahwa hasil belajar ialah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar.16 Sedangkan menurut A.J. Romiszowski,
dikutip Mulyono Abdurrahman, bahwa hasil belajar merupakan keluaran (output)
dari suatu sistem pemrosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa
bermacam-macam informasi, sedangkan keluarannya ialah perbuatan atau kinerja
(performance).17
Peserta didik untuk mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yang
dibayangkan, karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai
tantangan yang harus dihadapi, disertai dengan tawakal kepada Allah SWT.
Konsep ini ditegaskan Nabi Muhammad saw. Dalam Hadits diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dari Abu Hurairah, r.a. :
�3 7'د ا- �+ ��'ا : *�ل ر��ل ا- :�� ا- ,��+ و���: ,3 ا�� ه'7'ة *�ل
37�� )رواO ا�2K� رى(F957+ �� ا
“Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah bersabda : Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah sesuatu kebaikan, niscaya Allah akan menjadikannya faham/mengerti tentang ajaran agama”. (H.R. Bukhari).18
Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana
peserta didik telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi
belajar. Proses belajar yang dialami siswa menghasilkan perubahan-perubahan
dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan
keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi belajar yang
dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan
15 Mustaqim Abdul Wahib,, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), hlm.
130. 16 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2001), hlm. 37. 17 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, hlm. 38. 18 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, (Indonesia : Maktabah Rikhlan, t.th.), hlm. 50.
oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan
yang telah dicapainya dalam belajar.
Sedangkan Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing, berpendapat
bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana
peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh
munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan ses
berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian
terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengertian di atas yang d
yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang. Sedangkan prestasi
belajar itu sendiri diartikan sebagai
jangka waktu tertentu
Adapun pengertian Al Quran Hadits merupakan mata pelajaran yang
mengkaji tentang ajaran
Al Quran merupakan sebuah kitab suci petunjuk yang diturunkan Allah SWT
kepada nabi Muhammad saw bagi seluruh umat manusia di dunia.
menurut bahasa berarti ‘bacaan’ atau ‘yang dibaca’.
demikian terdapat dalam surat Al Qiyamah ayat 16 :
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat Al Hadits menurut Erfan Soebahar, adalah sesuatu atau segala sesuatu
yang disandarkan atau dihubungkan (
Muhammad saw.23 Hadits ada
19 Sia Tjundjing.
hlm.1 20 Utsman Najati, 21 M. Hasbi Ash Shidieqy,
Bintang, 1994), hlm. 1. 22 Soenarjo, dkk, 23 Erfan Soebahar,
RaSail, 2010), hlm. 12
26
oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan
yang telah dicapainya dalam belajar.
Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing, berpendapat
bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana
peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh
munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini
berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian
terhadap hasil belajar siswa. 19
Berdasarkan pengertian di atas yang dimaksud dengan prestasi ialah hasil
yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang. Sedangkan prestasi
belajar itu sendiri diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh seorang siswa pada
jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor sekolah.
Adapun pengertian Al Quran Hadits merupakan mata pelajaran yang
mengkaji tentang ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Al Quran dan Hadits.
Al Quran merupakan sebuah kitab suci petunjuk yang diturunkan Allah SWT
da nabi Muhammad saw bagi seluruh umat manusia di dunia.
menurut bahasa berarti ‘bacaan’ atau ‘yang dibaca’.21 Kata ‘Quran’ dalam arti
demikian terdapat dalam surat Al Qiyamah ayat 16 :
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya.". (Q.S. Al Qiyamah : 16).
menurut Erfan Soebahar, adalah sesuatu atau segala sesuatu
yang disandarkan atau dihubungkan (maudlifa/mautsira)
Hadits adalah sumber ajaran Islam kedua setelah Al Quran.
Sia Tjundjing. Hubungan IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi, (Solo :
Utsman Najati, Al Quran dan Ilmu Jiwa, (Bandung : Pustaka, 1995), hlm. 1. M. Hasbi Ash Shidieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Quran,
Soenarjo, dkk, Al Quran dan Terjemahnya, (Jakarta : Depag RI, 2003), hlm. 567. Erfan Soebahar, Aktualisasi Hadits Nabi di Era Teknoloi Informasi,
oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan
Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing, berpendapat
bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana
peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh
uatu dengan baik. Hal ini
berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian
imaksud dengan prestasi ialah hasil
yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang. Sedangkan prestasi
yang dicapai oleh seorang siswa pada
Adapun pengertian Al Quran Hadits merupakan mata pelajaran yang
ajaran yang terkandung di dalam Al Quran dan Hadits.
Al Quran merupakan sebuah kitab suci petunjuk yang diturunkan Allah SWT
da nabi Muhammad saw bagi seluruh umat manusia di dunia.20 Al Quran
Kata ‘Quran’ dalam arti
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena cepat (menguasai) nya.". (Q.S. Al Qiyamah : 16).22
menurut Erfan Soebahar, adalah sesuatu atau segala sesuatu
kepada Nabi
lah sumber ajaran Islam kedua setelah Al Quran.
(Solo : Anima, 2007),
(Bandung : Pustaka, 1995), hlm. 1. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Quran, (Jakarta : Bulan
(Jakarta : Depag RI, 2003), hlm. 567. Aktualisasi Hadits Nabi di Era Teknoloi Informasi, (Semarang :
27
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Al
Quran Hadits merupakan kompetensi yang dimiliki peserta didik setelah
mempelajarai atau belajar mata pelajaran Al Quran Hadits.
Proses pendidikan selalu ada situasi yang memerlukan sikap tegas dalam
mengambil keputusan berkaitan dengan perencanaan kegiatan penilaian,
penjaminan mutu hasil belajar secara individu atau kelompok dalam lingkungan
tertentu, dalam hal ini ialah lingkungan sekolah. Konsep tersebut secara implisit
dijelaskan Khurshid Ahmad, :
“Education is a continuous process through which moral, mental and
phisical training is provided to younger generations, who also acquire
their ideals ang culture through it”.24
Sejalan dengan pemikiran di atas Khaeruddin, menjelaskan bahwa setiap
sekolah atau madrasah wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan yang
bertujuan untuk memenuhi/melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Penjaminan mutu hasil belajar dilakukan secara bertahap, sistematis dan terencana
pada suatu program yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.25
Hasil belajar mempunyai pengertian identik dengan prestasi belajar yakni
hasil yang telah dicapai anak didik dalam menerima dan memahami serta
mengamalkan materi pelajaran Al Quran Hadits yang diberikan oleh guru atau
orang tua berupa pendidikan agama di lingkungan sekolah dan keluarga serta
masyarakat, sehingga peserta didik memiliki potensi dan bakat sesuai yang
dipelajarinya sebagai bekal hidup di masa mendatang, mencintai negaranya, kuat
jasmani dan ruhaninya, serta beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, memiliki
solidiritas tinggi terhadap lingkungan sekitar. Peran guru atau orang tua dalam
mendidik anak sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil belajar agama yang
dikuasainya. Nabi bersabda pada Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari
Abu Hurairah, r.a. :
24 Khurshid Ahmad, Principles Of Islamic Education, (Lahore : Islamic Publication Limited, 1959), hlm. 4.
25 Khaeruddin dan Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Konsep dan Implementasinya di Madrasah, (Semarang : Madrasah Development Center (MDC) Jawa Tengah, 2007), hlm. 74.
28
�7�� : ة *�ل,3 ا�� ه'7'Rد ا��*�ل ر��ل ا- :�� ا- ,��+ و��� �� �3 ��
+��!E"7ا�+ او'L�7دا�+ او�F7 O15'ة ����ا� )رواO �!��.( ,�� ا
“Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah bersabda : Tidaklah anak itu dilahirkan melainkan atas dasar fitrah, maka (tergantung) kedua orang tuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani maupun Majusi. (H.R. Muslim)26
Hadits di atas menganjurkan guru/orang tua untuk membimbing dan
memperhatikan anak asuhnya sejak dini, mengajarkan dasar-dasar agama melalui
Al–Quran dan Hadits agar tertanam keimanan dan akidah yang kuat,
membiasakan anak untuk berakhlakul karimah. Untuk itu diperlukan landasan dan
teladan dari orang tua atau guru dan juga dari kejadian-kejadian di masyarakat.
Konsep tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan yang dikemukakan pakar
Psikologi Pendidikan Anak Muhammad Athiyah Al Abrasyi :
�� �7�* +�T�� �KH� ا��&� �ا�)'��� ه�� ا,�اد ا�"'ء ���H� �6� ة آ���� و7&�
"!G �&(� +�", �� ه'ا�� Oر�&V �� �9�*ر O'�@5D �� �"W�� +9�� �� X��آ +
O��� �"&� . و���H7 O'KY Z!3 ا�)&�K' ��9"+ و�!��+ و���E ا
“Pendidikan merupakan proses menyiapkan sesuatu untuk hidup yang
sempurna dan hidup bahagia, mencintai kepada negaranya, kuat jasmaninya, sempurna budi pekertinya, berurutan dalam pemikirannya, lembut perasaannya, bekerja sama dengan orang lain, benar atau baik pernyataannya dalam tulis dan lisan, dan menekuni pekerjaan dengan tangannya”.27
b. Ruang Lingkup Hasil Belajar Al Quran Hadits
Berdasarkan uraian di atas telah disimpulkan tentang hasil belajar yakni
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah proses pembelajaran, sedangkan
Al Quran Hadits pada pembahasan ini merupakan mata pelajaran yang membahas
sumber ajaran Islam.
26 Imam Muslim, Shahih Muslim, (Beirut : Daruk Qutub, tth), hlm. 2047. 27 Muhammad Athiyah Al Abrasyi, Ruhut Tarbiyah Watta`lim, (Cairo : Darul Haya,
t.th), hlm. 7.
29
Hasil belajar Al Quran Hadits yang diharapkan dapat dicapai peserta
didik pada proses pembelajaran Al Quran Hadits di sekolah penting diketahui oleh
guru, agar guru dapat merancang atau mendesain pengajaran secara tepat dan
penuh arti. Setiap proses pembelajaran keberhasilannya dievaluasi dari seberapa
jauh belajar yang dicapai peserta didik, di samping diukur dari segi prosesnya,
artinya seberapa jauh tipe hasil belajar dimiliki peserta didik. Tipe hasil belajar
harus nampak dalam tujuan pengajaran (tujuan intruksional). Sebab evaluasi
menurut S. Nasution, selalu memegang peranan yang penting dalam segala bentuk
atau tipe pengajaran yang efektif, memperbaiki dan merevisi bahan atau metode
pengajaran dan berguna untuk mengetahui sampai di manakah siswa telah
mencapai tujuan pelajaran (sesuai dengan tipe) yang telah ditentukan.28
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dikategorikan menjadi tiga bidang
yakni, bidang kognitif (penguasaan intektual), bidang afektif (berhubungan
sikap/nilai), dan bidang psikomotor (kemampuan bertindak atau berperilaku).
Ketiganya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak
dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar di sekolah. Oleh sebab itu
ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar peserta didik dari
proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah
laku, secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan
pembelajaran. Jadi rumusan tujuan pengajaran berisikan hasil belajar yang
diharapkan dikuasai peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut.
Adapun tipe-tipe hasil belajar peserta didik pada proses pembelajaran Al
Quran Hadits meliputi hasil belajar bidang kognitif (cognitive domain), hasil
belajar bidng afektif (afective domain), dan hasil belajar bidang psikomotor
(psychomotor domain).29
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara
ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang banyak dinilai oleh para guru di
28 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2003), hlm. 78. 29 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), hlm.
223-224.
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan pada peserta didi
isi bahan pelajaran. Di samping ranah kognitif, ranah afektis dan ranah psikomor
tidak boleh diabaikan, karena ketiganya tersebut merupakan tujuan yang ingin
dicapai pendidik pada anak didik agar tercapai hasil terakhir dari segala
perbuatannya seperti suatu kondisi atau sifat dari masyarakatnya. Sehingga pada
akhirnya tercapai ke semua aspek tersabut secara keseluruhan. Apabila ranah
psikomotor, telah tercapai tetapi dua aspek lainnya belum tercapai atau ranah
kognitif dan afektif telah
dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan pada lembaga tersebut belum tercapai
secara sempurna.
Berkenaan dengan evaluasi atau hasil belajar ini terdapat dalam Al Quran
surat Al Hasyr ayat 18.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Hisyr : 18).
c. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Al Quran Hadits
Telah penulis uraikan di atas bahwa belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang relatip
latihan, sehingga individu memperoleh sesuatu yang baru dalam belajar.
Problema belajar Al Quran Hadits tidak hanya terbatas pada ruang
lingkup di sekolah saja, akan tetapi di dalam keluarga, di masyara
istiadat serta keadaan geografis juga mempengaruhi hasil belajar seseorang.
Keberhasilan belajar dan hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik internal atau eksternal. Faktor internal ialah segala faktor yang bersumber
30 Soenarjo, dkk,
hlm. 119.
30
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan pada peserta didik dalam menguasai
isi bahan pelajaran. Di samping ranah kognitif, ranah afektis dan ranah psikomor
tidak boleh diabaikan, karena ketiganya tersebut merupakan tujuan yang ingin
dicapai pendidik pada anak didik agar tercapai hasil terakhir dari segala
tannya seperti suatu kondisi atau sifat dari masyarakatnya. Sehingga pada
akhirnya tercapai ke semua aspek tersabut secara keseluruhan. Apabila ranah
psikomotor, telah tercapai tetapi dua aspek lainnya belum tercapai atau ranah
kognitif dan afektif telah tercapai sedang ranah psikomotor belum tercapai, maka
dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan pada lembaga tersebut belum tercapai
Berkenaan dengan evaluasi atau hasil belajar ini terdapat dalam Al Quran
surat Al Hasyr ayat 18.
orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Hisyr : 18).
faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Al Quran Hadits
Telah penulis uraikan di atas bahwa belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang relatip menetap dan terjadi sebagai hasil pengalaman atau
latihan, sehingga individu memperoleh sesuatu yang baru dalam belajar.
Problema belajar Al Quran Hadits tidak hanya terbatas pada ruang
lingkup di sekolah saja, akan tetapi di dalam keluarga, di masyara
istiadat serta keadaan geografis juga mempengaruhi hasil belajar seseorang.
Keberhasilan belajar dan hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik internal atau eksternal. Faktor internal ialah segala faktor yang bersumber
Soenarjo, dkk, Al Quran dan Terjemahnya, (Jakarta : Departemen Agama RI, 2003),
k dalam menguasai
isi bahan pelajaran. Di samping ranah kognitif, ranah afektis dan ranah psikomor
tidak boleh diabaikan, karena ketiganya tersebut merupakan tujuan yang ingin
dicapai pendidik pada anak didik agar tercapai hasil terakhir dari segala
tannya seperti suatu kondisi atau sifat dari masyarakatnya. Sehingga pada
akhirnya tercapai ke semua aspek tersabut secara keseluruhan. Apabila ranah
psikomotor, telah tercapai tetapi dua aspek lainnya belum tercapai atau ranah
tercapai sedang ranah psikomotor belum tercapai, maka
dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan pada lembaga tersebut belum tercapai
Berkenaan dengan evaluasi atau hasil belajar ini terdapat dalam Al Quran
orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al Hisyr : 18).30
faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Al Quran Hadits
Telah penulis uraikan di atas bahwa belajar merupakan perubahan
menetap dan terjadi sebagai hasil pengalaman atau
latihan, sehingga individu memperoleh sesuatu yang baru dalam belajar.
Problema belajar Al Quran Hadits tidak hanya terbatas pada ruang
lingkup di sekolah saja, akan tetapi di dalam keluarga, di masyarakat dan adat
istiadat serta keadaan geografis juga mempengaruhi hasil belajar seseorang.
Keberhasilan belajar dan hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik internal atau eksternal. Faktor internal ialah segala faktor yang bersumber
(Jakarta : Departemen Agama RI, 2003),
31
dari dirinya sendiri, seperti faktor psikologis dan sebagainya. Sedangkan faktor
eksternal yaitu segala faktor yang bersumber dari luar dirinya sendiri, seperti
cuaca, ekonomi, agama, keluarga, sekolah dan sebagainya.
Meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu
diperhatikan, karena tidak sedikit siswa yang mengalami kegagalan. Kadang ada
siswa yang memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk
meningkatkan prestasi, tapi dalam kenyataannya prestasi yang dihasilkan di
bawah kemampuannya. Menurut Sumadi Suryabrata, secara garis besar faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi
dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 31
1) Faktor Internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu :
a) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis yang dimaksud ialah faktor yang berhubungan
dengan kesehatan dan pancaindera
(1) Kesehatan badan
Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu
memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang
lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan
program studinya.32 Dalam upaya memelihara kesehatan pisiknya, siswa
perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar
metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk memelihara
kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan
olahraga yang teratur.
(2) Pancaindera
Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar itu
berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara
31 Sumadi Suryabrataa, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : P.T. Rajawali Press, 2002), hlm. 233
32 Sumadi Suryabrataa, Psikologi Pendidikan, hlm. 234
32
pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar ialah mata dan
telinga.33 Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh
manusia dipelajari melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian,
seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan
menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya
akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.
b) Faktor Psikologis
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa, antara lain ialah :
(1) Intelligensi
Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan siswa mempunyai
kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Hakikat
inteligensi ialah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu
tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan
itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif.34 Taraf
inteligensi ini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, di mana
siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih besar
untuk mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang
memiliki taraf inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan memiliki
prestasi belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika
siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi,
juga sebaliknya .
(2) Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat
merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan prestasi
belajarnya. Sikap merupakan kesiapan seseorang untuk bertindak secara
tertentu terhadap hal-hal tertentu.35 Sikap siswa yang positif terhadap mata
33 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, hlm. 78. 34 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 45. 35 Alex Sobur, Psikologi Umum, hlm. 45
33
pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
(3) Motivasi
Motivasi merupakan penggerak perilaku. Motivasi belajar pendorong
seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena adanya keinginan atau
kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar
karena ia ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle motivasi belajar ialah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang dikehendaki
oleh siswa tercapai.36 Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat
non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat
belajar, siswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar.
2) Faktor Eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa atau peserta didik, ada
hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan
diraih, antara lain :
a) Faktor Lingkungan Keluarga
(1) Sosial ekonomi keluarga
Kondisi sosial ekonomi keluarga yang memadai, seseorang lebih
berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari
buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah
(2) Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi
cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan
bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang
pendidikan yang lebih rendah.
(3) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat
36 Winkel, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), hlm. 39.
34
berpretasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung,
berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung, seperti hubugan
keluarga yang harmonis.37
b) Faktor Lingkungan Sekolah
(1) Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP akan
membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah; selain bentuk
ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga dapat
mempengaruhi proses belajar mengajar.
(2) Kompetensi guru dan siswa
Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi,
kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para
penggunanya akan sia-sia belaka.38 Bila seorang siswa merasa kebutuhannya
untuk berprestasi dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan
tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas , yang dapat
memenihi rasa ingintahuannya, hubungan dengan guru dan teman-temannya
berlangsung harmonis, maka siswa akan memperoleh iklim belajar yang
menyenangkan.
(3) Kurikulum dan metode mengajar
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi
tersebut kepada siswa. Metrode pembelajaran yang lebih interaktif sangat
diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Sarlito Wirawan Sarwono, mengatakan bahwa faktor yang
paling penting ialah faktor guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana,
tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi
senang akan pelajaran, maka prestasi belajar siswa akan cenderung tinggi,
palingtidak siswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.39
37 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hlm.
176. 38 E. Mulyasa, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 22. 39 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hlm.
133.
35
c) Faktor Lingkungan Masyarakat
(1) Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan
mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang
masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya
ke sekolah dan cenderung memandang rendah pekerjaan guru/pengajar
(2) Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan
pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai
pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha
memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
d. Pengukuran Prestasi Belajar
Menilai merupakan kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan. Menilai
merupakan salah satu proses belajar dan mengajar. Di Indonesia, kegiatan
menilai prestasi belajar bidang akademik di sekolah-sekolah dicatat dalam
sebuah buku laporan yang disebut rapor. Dalam rapor dapat diketahui
sejauhmana prestasi belajar seorang siswa, apakah siswa tersebut berhasil atau
gagal dalam suatu mata pelajaran. Didukung oleh pendapat Sumadi Suryabrata,
bahwa rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru
mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-muridnya selama masa tertentu.40
Syaifuddin Azwar, menyebutkan bahwa ada beberapa fungsi penilaian
dalam pendidikan, yaitu : Penilaian berfungsi selektif, penempatan, dan sebagai
pengukur keberhasilan.41
1) Penilaian berfungsi selektif (fungsi sumatif)
Fungsi penilaian ini merupakan pengukuran akhir suatu program dan
hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat dinyatakan lulus atau
tidak dalam program pendidikan tersebut. Dengan kata lain penilaian berfungsi
untuk membantu guru mengadakan seleksi terhadap beberapa siswa, misalnya :
40 Sumadi Suryabrata, Op. Cit. hlm. 298 41 Saifuddin Azwar, Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukutan Prestasi
Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2008), hlm. 11
36
a) Memilih siswa yang akan diterima di sekolah
b) Memilih siswa untuk dapat naik kelas
c) Memilih siswa yang seharusnya dapat beasiswa.
d) Penilaian berfungsi diagnostik.42
Fungsi penilaian ini selain untuk mengetahui hasil yang dicapai
siswa juga mengetahui kelemahan siswa sehingga dengan adanya penilaian,
maka guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan masing-masing siswa.
Jika guru dapat mendeteksi kelemahan siswa, maka kelemahan tersebut dapat
segera diperbaiki.
2) Penilaian berfungsi sebagai penempatan (placement)
Setiap siswa memiliki kemampuan berbeda satu sama lain. Penilaian
dilakukan untuk mengetahui di mana seharusnya siswa tersebut ditempatkan
sesuai dengan kemampuannya yang telah diperlihatkannya pada prestasi
belajar yang telah dicapainya.43 Sebagai contoh penggunaan nilai rapor SMU
kelas II menentukan jurusan studi di kelas III.
3) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan (fungsi formatif)
Penilaian berfungsi untuk mengetahui sejauh mana suatu program
dapat diterapkan.44 Sebagai contoh ialah raport di setiap semester di sekolah-
sekolah tingkat dasar dan menegah dapat dipakai untuk mengetahui apakah
program pendidikan yang telah diterapkan berhasil diterapkan atau tidak pada
siswa tersebut. Penilaian pada Raport biasanya menggambil nilai dari angka
1 sampai dengan 10, terutama pada siswa SD sampai SMU, tetaapi dalam
kenyataan nilai terendah dalam rapor yaitu 4 dan nilai tertinggi 9. Nilai-nilai
di bawah 5 berarti buruk, sedangkan nilai-nilai di atas 5 berarti cukup baik,
baik dan sangat baik.
Pada penelitian ini pengukuran prestasi belajar menggunakan
penilaian sebagai pengukur keberhasilan (fungsi formatif), yaitu nilai-nilai
hasil mengerjakan evaluasi atau tes setiap akhir siklus.
42 Saifuddin Azwar, Tes Prestasi Fungsi dan Pengukutan Prestasi Belajar, hlm. 11. 43 Saifuddin Azwar, Tes Prestasi Fungsi dan Pengukutan Prestasi Belajar, hlm. 12. 44 Saifuddin Azwar, Tes Prestasi Fungsi dan Pengukutan Prestasi Belajar, hlm. 13.
37
2. Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction)
a. Hakikat dan Pengertian Pembelajaran ATI
Secara subtantif dan teoritik Aptitude-Treatment-Interaction (ATI)
dapat diartikan sebagai suatu konsep pendekatan yang memilik sejumlah
strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk individu atau
peserta didik tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Pengembangan pembelajaran Al-Quran Hadits dengan pendekatan Aptitude-
Treatment-Interaction (ATI) bertujuan untuk mengoptimalkan perubahan
perilaku yang positif dan prestasi akademik siswa. Kegiatan pembelajarannya
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tahap pendahuluan, tahap kegiatan inti, dan
tahap kegiatan penutup. Ketiga tahapan tersebut akan diwujudkan dalam
bentuk beragam kegiatan sesuai dengan model klasikal, kelompok, dan
individu secara siklus dan dapat dimulai dari klasikal, kelompok, atau
individu sesuai kebutuhan.45
Hal ini berarti bahwa dipandang dari sudut pembelajaran (teoritik)
pembelajaran ATI merupakan sebuah konsep (model) yang berisikan
sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang sedikit banyaknya mangkus
(efektif) digunakan untuk siswa tertentu sesuai karakteristik karakteristik
kemampuannya. Didasari oleh asumsi bahwa optimalisasi prestasi
akademik/hasil belajar dapat dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran
(treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
Pernyataan di atas menggambarkan adanya hubungan timbal balik
antara hasil belajar diperoleh siswa dengan pengaturan kondisi pembelajaran.
Hal ini berarti bahwa prestasi akademik/hasil belajar yang diperoleh siswa
dipengaruhi kondisi pembelajaran yang dikembangkan guru dikelas. Dengan
demikian secara implisit berarti bahwa semakin cocok perlakuan metode
pembelajaran (treatment) yang diterapkan guru dengan perbedaan
kemampuan (Aptitude) siswa makin optimal hasil belajar yang dicapai.46
45 Sutomo, Metode Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI), (Jakarta :
Rineka Cipta, 2008), hlm. 27. 46 Abdul Madjid, Pembelajaran Inovatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), hlm. 67.
38
Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan diatas dapat
diperoleh beberapa makna esesensial dari pembelajaran ATI, sebagai berikut :
1) ATI approach merupaka suatu konsep atau model yang berisikan sejumlah
strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk siswa tertentu
sesuai dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
2) Sebagai sebuah kerangka teorotik pembelajaran ATI berasumsi bahwa
optimalisasi prestasi akademik ? Hasil belajar akan tercipta bila man
perlakuan-perlakuan (treatment) dalam pembelajran disesuaikan sedemikian
rupa dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
3) Terdapat hubungan timbala balik antara prestasi akademik/hasil belajar yang
diperoleh siswa (achievment) tergantung kepada bagaimana kondisi
pembelajaran yang dikembangkan guru di kelas (treatment).
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran ATI
Pembelajaran ATI berupaya menemukan dan memilih sejumlah
pendekatan, metode/cara, strategi, kiat yang akan dijadikan sebagai perlakuan
(treatment) yang tepat yaitu ttreatment yang sesuai dengan perbedaan kemampuan
(aptitude) siswa. Kemudian melalui suatu interaksi yang bersifat multi plikatif
dikembangkan perlakuan-perlakuan (treatment) tersebut dalam pembelajaran,
sehingga akhirnya dapat diciptakan optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar.
Keberhailan model pendekatan Aptitude Treatment Interaction (ATI) mencapai
tujuan dapat dilihat sebagaimana terdapat pesesuaian antara perlakuan-perlakuan
(treatment) yang telah dimplementasikan dalam pembelajaran dengan
kemampuan siswa.
Dengan demikian bahwa tujuan utama pengembangan model pendekatan
Aptitude Treatment Interaction (ATI) adalah terciptanya optimalisasi prestasi
akademik/hasil belajar. Melalu penyesuaian pembelajran (treatment) dengan
perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
Agar tingkat keberhasilan (efektifitas) pengembangan metode
pendekatan ATI dapat dicapai dengan baik, maka dalam implementasinya perlu
diperhatikan beberapa prinsip yang dikemukakan Snow sebagai berikut :
39
1) Bahwa interaksi antara kemampuan (aptitude) dan perlakuan (treatment) pembelajaran berlangsung di dalam pola yang kompleks dan senantiasa dipengaruhi variabel-variabel tugas/jabatan dan situasi.
2) Bahwa lingkungan belajar yang sangan struktur cocok bagi siswa yang memilik kemampuan rendah, sedangkan lingkungan pembelajaran yang kurang terstruktur fleksibel lebih pas untuk siswa yang pandai.
3) Bahwa bagi siswa yang memilik rasa percaya diri kurang atau sulit dalam menyesuaikan diri, cenderung belajarnya akan lebih baik bila berada dalam lingkungan belajar yang sanga tertstruktur. Sebaliknya bagi siswa yang tidak pencemas atau memilik rasa percaya diri tinggi (independent) belajarnya akan lebih baik dalam situasi pembelajaran yang agak longgar (fleksibel).47
c. Desain Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
Secara subtantif dan teoritik Aptitude-Treatment-Interaction (ATI) dapat
diartikan sebagai suatu konsep pendekatan yang memilik sejumlah strategi
pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk individu atau peserta didik
tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Pengembangan
pembelajaran Al-Quran Hadits dengan pendekatan Aptitude-Treatment-
Interaction (ATI) bertujuan untuk mengoptimalkan perubahan perilaku yang
positif dan prestasi akademik siswa. Kegiatan pembelajarannya dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu tahap pendahuluan, tahap kegiatan inti, dan tahap kegiatan
penutup. Ketiga tahapan tersebut akan diwujudkan dalam bentuk beragam
kegiatan sesuai dengan model klasikal, kelompok, dan individu secara siklus dan
dapat dimulai dari klasikal, kelompok, atau individu sesuai kebutuhan.48
Pembelajaran Aptitude-Treatment-Interaction (ATI) melibatkan lima
komponen strategi pembelajaran, yaitu peragaan, bertanya, inkuiri, masyarakat
belajar, dan penilaian nyata. Secara garis besar langkah penerapan pembelajaran
Aptitude-Treatment-Interaction dalam kelas adalah (1) Kembangkan pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya; (2)
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya; (3) Laksanakan sejauh
47http://www.ziddu.com/download/10277447/Cara-Membaca-yang
Menyenangkan.rtf.html, diunduh tanggal 15 April 2011. 48 Sutomo, Metode Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI), (Jakarta :
Rineka Cipta, 2008), hlm. 27.
40
mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik; (4) Ciptakan ’masayarakat belajar’
(belajar dalam kelompok-kelompok); (5) Hadirkan ’model’ sebagai contoh
pembelajaran; (6) Lakukan refleksi di akhir pembelajaran; dan (7) Lakukan
penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara lalu dokumentasikan hasilnya.
Al-Quran Hadits diberikan kepada siswa pendidikan dasar untuk
membekali siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta
mampu bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Sementara itu, penguasaan Al-Quran Hadits siswa di Indonesia masih rendah. Hal
ini dapat diketahui dari rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa Indonesia
yang menduduki peringkat ke 32 dari 38 negara peserta pada tahun 1999 dan
peringkat 37 dari 46 negara peserta pada tahun 2003. Salah satu penyebabnya
adalah belum efektifnya proses pembelajaran.49
Untuk menguasai Al Quran Hadits secara baik diperlukan model
pembelajaran yang memperhatikan keragaman individu siswa. Hal ini sesuai
prinsip pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, yakni siswa harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan
untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan menyenangkan.
Keberhasilan implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan
(KTSP) khususnnya mata pelajaran Al-Quran Hadits banyak dipengaruhi oleh
kemampuan guru. Artinya, pada diri guru keberhasilan implementasi KTSP
dibebankan. Makna lebih lanjutnya, sebaik apapun desain KTSP jika guru tidak
mampu mengimplementasikannya desain KTSP tersebut tidak akan pernah
terwujud di dalam proses pembelajaran.50
Bagaimana realitasnya di lapangan? Ada kesan umum, bahwa
kemampuan guru Al-Quran Hadits dalam implementasi KTSP masih kurang
memadai. Sebagian besar dari mereka masih berpredikat sebagai pelaksana KTSP
49 Sutomo, Metode Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction, hlm. 4. 50 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2003), hlm. 42.
41
dan bahkan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan lebih bersifat rutinitas. Guru
belum siap menghadapi berbagai perubahan, akses pada materi mutakhir terbatas;
wawasan dan keterampilan pembelajaran juga terbatas.
Guru dalam pembelajaran di kelas hanya menekankan pada
pengembangan pengetahuan yang bersifat fakta dan ingatan, dan melupakan aspek
proses dan konteks dalam pembelajara. Menurud Sediadi, kompetensi guru-guru
di Indonesia saat ini masih memprihatinkan.51 Motivasi dan kesiapan belajar
siswa rendah. Di samping itu, waktu belajar kurang, lingkup materi sangat luas,
serta akselerasi di bidang ilmu sangat cepat, teknologi dan seni begitu cepat.
Keterbatasan media pembelajaran baik jenis maupun jumlahnya, serta
kemampuan memanfaatkan media masih kurang. Suasana kelas kurang
memotivasi siswa melakukan kegiatan belajar. Interaksi pembelajaran belum
optimal. Kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran dengan metode
yang variatif juga kurang. Ini semua diperlukan upaya mengatasinya jika kualitas
pembelajaran menjadi tuntutan utama. Model pembelajaran apapun yang
dikembangkan dan/atau strategi apapun yang dipilih untuk keperluan
pembelajaran haruslah berpijak pada permasalahan yang ada. Jika tidak, strategi
pembelajaran manapun tidak akan bermakna.
Pertanyaan yang perlu segera dikemukakan ialah bagaimana cara
mengimplementasikan model pembelajaran dengan pendekatan aptitude treatment
interaction berbasis portofolio? Apakah model pembelajaran dengan pendekatan
aptitude treatment interaction dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,
peningkatan mutu pembelajaran, dan optimalisasi implementasi KTSP mata
pelajaran Al-Quran Hadits di sekolah dasar ?
Banyak model pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi yang
telah dikembangkan para ahli, melalui penelitian maupun kajian konseptual.
Namun ketika model-model diterapkan guru-guru di sekolah seringkali hasilnya
kurang efektif dan kurang adaptabel yang disebabkan belum adanya model yang
bisa dijadikan contoh oleh guru. Oleh karena itu, melalui penelitian dan
51 Sediadi, Realitas Wajah Pendidikan di Indonesia, (Jakarta : Gema Insani Press,
2007), hlm. 13.
42
pengembangan ini diharapkan diperoleh pengembangan model pembelajaran
dengan pendekatan aptitude treatment interaction untuk peningkatan kompetensi
guru dan untuk mengoptimalkan implementasi KTSP mata pelajaran Al-Quran
Hadits di sekolah dasar.
Peningkatan kompetensi guru ialah peningkatan kemampuan guru dalam
beradaptasi dengan lingkungan pembelajaran (TIK), mengintegrasikan kurikulum
dengan TIK, mengintergrasikan beragam keterampilan guru di sekolah, dan
mengakomodasi beragam bahan pembelajaran dari kenyataan yang teraktual.52
Apabila para guru telah mengetahui model pengembangan pembelajaran
sebagai contoh guru dipastikan akan mampu mengembangkan pembelajaran
dengan pendekatan aptitude treatment interaction. Pada gilirannya mutu
pembelajaran dapat meningkat lebih baik dan peningkatan mutu pembelajaran ini
diyakini akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini juga berarti para guru
memiliki kompetensi guru dalam mengajar lebih baik dan sesuai dengan tuntutan
era teknologi informasi yang mendukung optimalisasi implementasi KTSP.
Keyakinan ini didukung oleh pengalaman peneliti-peneliti terdahulu sebagaimana
telah dikemukakan di atas.
d. Spesifikasi Metode Pembelajaran ATI (Aptitude-Treatment-Interaction)
Aptitude-Treatment-Interaction (ATI) merupakan model pendekatan
pembelajaran yang berupaya sedemikian rupa untuk menyesuaikan pembelajaran
dengan karakteristik siswa, dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik atau
hasil belajar.53 Pendekatan ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa
“optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar dapat dicapai melalu penyesuaian
antara pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.54
Pembelajaran Aptitude treatment interaction (ATI) yang dikembangkan
dalam pembelajaran Al-Quran Hadits melalui penelitian tindakan kelas ini
dirancang dengan spesifikasi khusus, terdiri dari empat tahapan sebagai berikut :
52 Hermawan, Strategi Aptitude Treatment Interaction, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004),
hlm. 14. 53 Hermawan, Strategi Aptitude Treatment Interaction, hlm. 14
54 Abdul Madjid, Pembelajaran Inovatif., hlm. 23.
43
1) Perlakuan Awal
Pemberian perlakuan treatment awal pada siswa dengan menggunakan
aptitude testing, perlakuan pertama ini dimaksudkan untuk menentukan dan
menetapakan klasifikasi kelompok siswa berdasrkan tingkat kemampuan, dan
sekaliguss juga untuk mengetahui potesi kemapuan masing-masing siswa
dalam menghadpai informasi/ pengetahuan ataupun kemampuan yang baru.
2) Pengelompokan Siswa
Pengelompokan siswa yang didasrkan pada hasil aptitude testing. Siswa
didalam kelas diklasisfikasikan menjadi tiga kelompok yan gterdiri dari yang
berkemapuan tinggi, sedang dan rendah.
3) Memberikan Perlakuan
Kepada masing-masing kelompok diberikan perlakuan (treatment) yang
dipandang sesuai dengan karakteristiknya. Dalam pendekatan ini kepada siswa
yang berkemampuan “tinggi” diberikan perlakuan (treatment) berupa self
learning melalui modul. Siswa yang memiliki kemampuan “sedang” diberikan
pembelajaran secara konvensional atau regular teaching. Sedangkan kelompok
siswa yang berkemampuan “rendah” diberikan perlakuan (treatment) dalam
bentuk regular teaching + tutorial. Tutorial dapat diberikan oleh guru Al-Quran
Hadits sendiri atau oleh para tutor dan mentor yang sudah menerima petunjuk
dan bimbingan dari guru.
4) Pemberian Test di akhir Setiap Pelaksanaan Pembelajaran
Uji coba dilakukan dalam penilaian prestasi akademik/hasil belajar
setelah diberikan perlakuan (treatment) pembelajaran kepada masing-masing
kelompok yang senuai dengan kemampuan siswa (tinggi sedang dan rendah)
melalui beberapa kali uji coba dan perbaikan serta revisi (dalam rentang waktu
yang sudah di jadwalkan), diadakan achievement test untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa terhadap apa yang sudah dipelajarinya.
B. Kerangka Berfikir
Materi pelajaran Al-Quran Hadits untuk Kelas IV MI Kebonharjo
Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 yang disampaikan guru
44
Al-Quran Hadits dalam kegiatan pembelajaran di kelas merupakan konsep–
konsep yang masih bersifat abstrak atau masih dalam gagasan serta disampaikan
dengan metode yang kurang menarik sehingga keaktifan siswa dalam belajar PAI
rendah dan berpengaruh pada rendahnya prestasi belajar Al-Quran Hadits siswa
Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-Quran Hadits, berbagai
strategi dan metode pembelajaran telah dilakukan oleh guru Al-Quran Hadits,
tetapi semua yang dilakukan itu belum dapat mencapai hasil seperti yang
diharapkan.
Oleh karena itu model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction
(ATI) sebagai alternatif yang dilakukan guru Al-Quran Hadits untuk
meningkatkan Prestasi Belajar siswa Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal
Tahun Pelajaran 2010/2011, karena model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) semua kegiatan pembelajaran Al-Quran Hadits dilaksanakan
dalam suasana yang menyenangkan, diselingi sebuah diskusi/kompetisi tim dan
tetap serius. Dengan hal ini diharapkan siswa merasa senang, tertarik dan
memberikan motivasi tersendiri kemudian memahami materi pelajaran Al-Quran
Hadits itu dengan sendirinya serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
C.
D.
E.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, guru di dalam proses
pembelajaran Al-Quran Hadits menggunakan model Aptitude Treatment
Guru
Siswa Kelas IV MI
Kebonharjo Patebon Kendal Tahun
Pelajaran 2010/2011
Peningkatan Prestasi Belajar
Al-Quran Hadits
Model Pembelajaran
“ Aptitude Treatment Interaction (ATI)” Mata
Pelajaran Al-Quran Hadits
45
Interaction (ATI). Penggunaan model tersebut disampaikan secara fleksibel sesuai
dengan waktu yang digunakan.
C. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu :
Skripsi karya Nurul Huda, (2008) Universitas Wahid Hasyim Semarang
yang berjudul Paradigma Al-Quran Hadits dalam Perspektif Al Quran. Meneliti
tentang konsepsi Al Quran dalam mengkaji peranan metode dan strategi
pendidikan menuurt konsep yang tertuang dalam Al Quran. Skripsi ini bersifat
kualitatif (library research) dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, dalam konsep Al Quran, paradigma pendidikan pada saat ini
memerlukan strategi atau metode khusus agar pembelajarn menjadi lebih berbobot
dan berkualitas. Penerapan metode atau strategi baru dapat menunjang kompetensi
peserta didik sehingga mampu diaplikasikan di zaman post modern ini.
Burhanuddin, Skripsi, IAIN Walisongo Semarang, tahun 2005. Berjudul
“ Implementasi Pembelajaran Interaktif pada Proses Pembelajaran Al-Quran
Hadits untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SD Negeri 01 Tejorejo
Gemuh Kendal Tahun Pelajaran 2005-2006”. Skrpsi ini meneliti tentang
penerapan model pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran Al-Quran
Hadits sehari-hari di kelas sebagai upaya atau solusi alternatif yang dilakukan
guru mata pelajaran Al-Quran Hadits untuk meningkatkan prestasi belajar Al-
Quran Hadits siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Tejorejo Gemuh Kendal Tahun
Pelajaran 2005/2006.
Dwi Nur Istikomah, UNNES, (2008), berjudul “Efektivitas Model
Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction pada Mata Pelajaran IPS Sejarah
Siswa Kelas IVIII SMP PGRI Gemuh Kendal Tahun Ajaran 2008/2009”
Penelitian ini mengkaji tentang efektivitas pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) pada proses pembelajaran IPS Sejarah di kelas IVIII SMP PGRI
Gemuh Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2008/2009.
Penelitian pertama di atas lebih memfokuskan pada bagaimana
implementasi pendidikan berpedoman konsep Al Quran. Adapun pada penelitian
46
kedua, penerapan pembelajaran interaktif untuk meningkatkan prestasi belajar Al-
Quran Hadits. Sedangkan penelitian ke tiga, mengkaji tentang efektivitas model
pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada mata pelajaran IPS
Sejarah di kelas VIII SMP PGRI Gemuh Kabupaten Kendal. Mengacu pada
penelitian di atas dibandingkan dengan penelitian yang penulis lakukan, adalah
bahwa penelitian ini lebih terfokus pada Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al-
Quran Hadits Melalui Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
di kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapat
memecahkan masalah yang akan diatasi dengan pelaksanaan penelitian tindakan
kelas. Adapun hipotesis pada peneliti ini sebagai berikut :
Kemampuan guru menerapkan model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar Al Quran Hadits
siswa di kelas IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun
Pelajaran 2010/2011.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas (classroom action research) merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiaan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.55
Pendekatan tindakan kelas menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metode tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan
dilaksanakan berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi melalui
tindakan di dalam kelas secara bersama.56
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al Quran
Hadits Melalui Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction
(ATI) di Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011” dilaksanakan oleh peneliti dimulai tanggal 12 Pebruari sampai 12
April 2011.
Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis di MI Kebonharjo Patebon
Kendal yang berlokasi di Desa Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten
Kendal. Lokasi penelitian (MI Kebonharjo Patebon) ini berbatasan dengan :
1. Sebelah utara dengan Perumahan penduduk Desa Kebonaharjo
2. Sebelah selatan dengan masjid Al Muttaqien
3. Sebelah barat dengan perumahan penduduk Desa Kebonharjo
4. Sebelah timur dengan Jalan Irigasi dan Perumahan Patebon Indah.
55 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hlm.
91 56 Ibid, hlm. 3
48
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas IV
semester II MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011 dengan jumlah responden atau siswa terdiri dari 31 orang dengan
rincian siswa laki-laki berjumlah 20 orang dan siswa perempuan berjumlah 11
orang siswa MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kedal Tahun Pelajaran
2010/2011.
D. Pelaksana dan Kolaborator
1. Pelaksana
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan oleh peneliti sendiri selaku
guru mata pelajaran Al Quran Hadits di MI Kebonharjo Kecamatan Patebon
Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan di
kelas IV, karena selaku guru mata pelajaran Al Quran Hadits peneliti melihat
adanya problematika dalam pembelajaran di kelas IV yang harus segera
ditemukan solusi alternatifnya melaui penerapan model pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction (ATI), yaitu beragamnya kompetensi peserta didik
dalam memahami materi pelajaran Al Quran Hadits.
2. Kolaborator
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, sehingga
diperlukan kolaborator sebagai mitra kerja. Adapun yang menjadi kolaborator
pada penelitian ini adalah Ibu Nur Wahidah, S.Pd.I selaku Kepala MI
Kebonharjo Patebon Kendal dan kolaborator yang kedua adalah Bapak A. NA
Huda, S.Ag, beliau adalah guru senior di MI Kebonharjo Patebon Kendal.
Pengalaman mengajar beliau dalam mendidik anak sudah tidak diragukan lagi
yaitu 11 tahun. Menjadikan beliau sebagai kolaborator, diharapkan akan
banyak diperoleh informasi penting tentang berbagai macam strategi yang
harus diterapkan oleh seorang guru untuk mengatasi masalah pada kegiatan
penerapan metode ATI pada pembelajaran al-Quran Hadits di MI Kebonharjo
Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
49
E. Rancangan Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses berdaur
(bersiklus) yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan penelitian, melakukan
tindakan, observasi dan melakukan refleksi. Setelah satu siklus selesai,
barangkali guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum
tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama
seperti pada siklus pertama. Rangkaian dalam penelitian tindakan kelas dapat
digambarkan sebagai berikut :
Siklus I
SIKLUS II
Gambar 1
Desain Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan ulang
Perencanaan ulang
Refleksi
Identifikasi Masalah
Perencanaan
Aksi
Observasi
Refleksi
Aksi
Observasi
Refleksi
50
Menurut Taggart, dalam Aqib, prosedur pelaksanaan PTK mencakup
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Penetapan fokus masalah penelitian
1) Merasakan adanya masalah
2) Analisis masalah
3) Perumusan masalah
b. Perencanaan Tindakan
1) Membuat skenario pembelajaran
2) Mempersiapkan fasilitas dan saran pendukung yang diperlukan di
kelas. Jika digunakan instrument pengamatan tertentu, perlu
dikemukakan bagaiman pembuatannya, siapa yang akan
menggunakan dan kapan akan digunakan.
3) Mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan.
4) Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk
menguji keterlaksanaan rancangan.
c. Pelaksanakan Tindakan
Dalam bagian ini skenario tindakan yang telah dirancang sebelumnya,
mulai untuk dilaksanakan dalam situasi yang actual. Pada saat ini kegiatan
ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta diikuti
dengan kegiatan refleksi.
d. Pengamatan Interprestasi
Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang meliputi proses
dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilakukannya pengamatan
data adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat
dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
e. Refleksi
51
Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah,
dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap
dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.57
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 tahap :
a. Persiapan Penelitian
Pada tahap persiapan ini yang akan dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
1) Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasikan masalah melalui
perbincangan dengan guru bidang studi Al-Quran Hadits serta memantau
kegiatan belajar mengajar di kelas.
2) Bersama guru bidang studi berkolaborsi menentukan tindakan yang akan
dilakukan untuk menentukan aktivitas yang perlu dibenahi dan ditingkatkan.
3) Pemecahan masalah, yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction (ATI). Membuat skenario pembelajaran
dengan menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran,
dan membuat kuis dan evaluasi untuk siswa
4) Menyiapakan perangkat pembelajaran.
5) Membuat lembar observasi meliputi lembar penilaian untuk menilai
performance guru dalam pengajaran, lembar penilaian untuk menilai
keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran di Kelas IV MI Kebonharjo
Patebon Kabupaten Kendal.
b. Rancangan Penelitian
Penelitian ini sebagai sebuah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan dengan dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Langkah-langkah yang ditempuh
dalam setiap siklus sebagai berikut :
1) Perencanaan (Planning)
57 M. Aqib, Rancangan Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Rosdakarya, 2006), hlm.
30.
52
Dalam tahap perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang
dilakukan guru atau peneliti meliputi ; menyusun rencana pembelajaran,
menyiapkan bahan pengajaran yang akan diberikan kepada siswa, menyiapkan
media yang akan digunakan, menyiapkan lembar observasi, menyiapkan
sumber belajar, dan menyiapkan evaluasi/tes.
2) Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pelaksanaan penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan yang
pelaksanaannya menurut rencana pembelajaran yang telah direncanakan.
Dalam penelitian ini bentuk tindakan yang dilakukan untuk tiap siklusnya
hampir sama, dimana tiap pelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tahap–
tahap model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI).
3) Pengamatan (Observing)
Kegiatan ini, observer mengobservasi pelaksanaan tindakan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan metode pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction (ATI) dalam meningkatkan pretasi belajar
siswa yang dapat dilihat melalui bagaimana kondisi atau keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dan nilai-nilai yang diperoleh siswa. Observasi dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan. Hasil pelaksanaan tindakan kelas yang meliputi
data tes dan non tes. Data tes berupa hasil tes evaluasi siswa. Data non tes
berupa hasil pedoman observasi, hasil wawancara dan dokumentasi foto.
4) Refleksi (reflecting)
Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan
sebagai upaya untuk mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang telah terjadi
pada tahap tindakan. Dalam hal ini, peneliti melakukan analisis terhadap hasil
tes dan nontes yang berupa hasil tes evaluasi, hasil perolehan skor kuis siswa,
hasil observasi, dokumentasi, dan hasil wawancara yang telah dilakukan.
Refleksi ini memberikan gambaran kekurangan atau kelemahan pada siklus I
sehingga nantinya dapat dicari pemecahannya dan mempertahankan atau
meningkatkan kelebihan yang terdapat dalam siklus I. Berdasarkan hasil
53
refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana kegiatan pada
siklus I dan selnjutnya siklus II.
F. Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Pra Observasi
Peserta didik Di kelas V MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal
Tahun Pelajaran 2010/2011 merupakan kelas transisi. Disebut sebagai kelas
transisi sebab di kelas V MI Kebonharjo Patebon Kendal mulai Tahun Pelajaran
2010-2011 mulai menerapkan guru bidang studi yang sifatnya masih baru, bukan
guru kelas yang selama ini diterapkan. Disebabkan sifatnya yang masih baru,
banyak dijumpai kesulitan pada pelaksanaannya. Seperti bagaimana membuat
perangkat pembelajaran, menyediakan alat-alat peraga yang dibutuhkan sesuai
bidang studi tersebut, mengetahui perbedaan karakteristik anak yang bergaam,
dan yang terpenting ialah menyusun evaluasi pembelajaran di kelas V MI
Kebonharjo Patebon Kendal sesuai dengan mata pelajaran yang diampu guru.
Metode Aptitude Treatment Interaction (ATI) diterapkan di kelas V MI
Kebonharjo Patebon Kendal berdasarkan rapat guru dan kepala sekolah, kemudian
direalisasikan terlebih dahulu melalui penelitian tindakan kelas oleh salah satu
guru yakni Ibu Inayatul Abadiyah, S.Pd,I. Berdasarkan hasil wawancara peneliti
kepada Ibu Inayatul Abadiyah, S.Pd.I, penelitian yang beliau lakukan di samping
untuk menguji validitas penerapan metode Aptitude Treatment Interaction (ATI)
di kelas V MI Kebonharjo Patebon Kendal guna meningkatkan kemampuan
bahasa anak, juga sekaligus sebagai tugas skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
(STIT) Muhammadiyah Kendal.
Pelaksanaan pembelajaran pada masa transisi ini di kelas V MI
Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal menemui banyak kendala yang
menunjukkan suasana kelas riuh dan ramai namun keriuhan dan keramaian ini
bukan mengarah pada materi pelajaran. Peserta didik suka bermain dengan tidak
mengenal waktu, apabila guru memutuskan untuk mengganti materi
pelajaran baru, anak didik cenderung enggan untuk belajar, bermain sendiri serta
tidak ada unsur minat dan motivasi untuk belajar. Pada saat guru memberikan
54
materi pelajaran kepada peserta didik, peserta didik banyak yang kebingungan dan
tidak mendengarkan penjelasan guru atau mereka mendengarkan tetapi kurang
berkonsentrasi dalam belajar disebkan gangguan dari teman-temannya, atau
bahkan beberapa peserta didik diserang rasa kantuk pada saat pembelajaran
sedang berlangsung, hal ini terbukti pada saat diberi pertanyaan oleh guru tentang
materi yang baru saja dibahas atau diterangkan guru, peserta didik tidak mampu
menjawab pertanyaan yang diberian guru, atau sebaliknya ketika guru memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apabila kurang memahami
penjelasan guru, peserta didik jarang yang bertanya, sebaliknya peserta didik
mengatakan sudah paham apabila ditanya guru tentang pemahaman mereka
terhadap materi pelajaran yang baru diberikan guru. Di samping itu banyak anak
didik yang bergurau sendiri dengan temannya, atau bahkan beberapa siswa laki-
laki cenderung berkelahi untuk memperebutkan mainan. Adapun peserta didik
perempuan suka mau menang sendiri, atau cenderung cengeng bila permainnanya
direbut anak laki-laki yang pada akhirnya menangis. Fenomena tersebut
menunjukkan potret pembelajaran yang memprihatinkan disebabkan kurangnya
empati, kesadaran diri, dan prestasi belajar Al-Quran Hadits sesama anak didik di
kelas V MI Kebonharjo Patebon Kendal.
Setiap mengajar guru sudah berusaha memperbaiki diri. Persiapan
sebelum mengajar biasanya materi pada esok hari telah diberitahukan kepada
peserta didik terlebih dahulu. Perbaikan lainnya yang dilakukan guru pada
pembelajaran ialah upaya guru menerapkan strategi dan pendekatan pembelajaran
yang bervariasi, namun tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
Secara umum gejala-gejala yang nampak pada perilaku peserta didik di
kelas V MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal, menunjukkan mereka kurang
interes (tertarik) dan kurang memiliki empati sosial untuk bergaul dengan
temannya atau egois, kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap pelajaran,
kurang memiliki perhatian dan tanggung jawab kepada tugas belajar, dan kurang
mampu memahami materi pelajaran yang diterangkan guru. Fenomena ini dapat
dilihat pada saat pelaksanaan pembelajaran, peserta didik tidak memberikan
respon yang positip atas rangsangan dari guru baik berupa pertanyaan, tugas
55
belajar, sikap belajar ketika guru sedang menerangkan dan mendemontrasikan
materi pelajaran, permainan, maupun kerapian berpakaian. Indikasi lain yang
menunjukkan adanya kurang empati dan toleransi dalam belajar yakni munculnya
perilaku yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran seperti suka bermain
sendiri, bergurau, tidak disiplin, mengantuk di dalam kelas ketika diterangkan,
suka mengganggu teman-temannya, berbicara sendiri pada saat pembelajaran
berlangsung, dan bahkan mereka ada yang menangis, suka berkelahi, dan
berkeliaran tidak karuan. Hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang sering
melanggar peraturan kelas seperti sering keluar masuk ruangan, melempar alat
permainan, datang terlambat, suka membolos, sering bergurau, dan yang paling
parah serta menghawatirkan adalah rendahnya tingkat kesadaran untuk mengikuti
materi pelajaran, dan pembiasaan akhlak seperti mengucapkan salam.
Indikasi lainnya ialah anak laki-laki suka mengganggu anak perempuan
atau bahkan berkelahi dengan teman sesama laki-laki, dan enggan mengikuti
pelajaran. Di samping itu nilai pelajaran Al-Quran Hadits mengalami penurunan
dari waktu ke waktu. Menurut wawancara dengan Ibu Hj. Nur Wahidah, S.Pd.I,
belakangan ini jika diukur nilai aspek kemampuan belajar dan kreativitas peserta
didik di kelas V MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal dua tahun belakangan
ini cenderung menurun, dan yang cukup memprihatinkan penurunan tersebut
adalah pada Tahun Pelajaran 2010/2011 saat ini.
Guna mengetahui skala nominal prestasi belajar Al-Quran Hadit speserta
didik di kelas V MI Kebonharjo PatebonKabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011, berikut ini penuliti paparkan estimasi nilai skala nominal pengukuran
prestasi belajar Al-Quran Haditspeserta didik di kelas V MI Kebonharjo Patebon
Kabupaten Kendal yang peneliti peroleh dari hasil UAS di kelas V MI
Kebonharjo PatebonKabupaten Kendal yang peneliti susun pada tabel 1 di bawah
ini :
56
Tabel 2
Tabel Distribusi Frekuensi
Prestasi belajar Al-Quran HaditsSiswa
Di Kelas V MI Kebonharjo Patebon Kendal
O
NILAI KUALITAS FREKU
ENSI
PROSE
NTASE
BAIK 4 18,2 %
CUKUP 7 31,8 %
KURANG 11 50 %
JUMLAH 22 100 %
Tabel distribusi frekuensi di atas dapat dinterpretasikan dengan jelas
bahwa rata prestasi belajar Al-Quran Haditsanak didik dengan predikat baik
sebesar 18,2 %, predikat cukup hanya 31,8 prosen, sedangkan predikat kurang
sebesar 50 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar Al-
Quran Haditspeserta didik di kelas V MI Kebonharjo Patebon Kendal masih
rendah, yang ditunjukkan dengan dominasi predikat kurang sebesar 50 %.
Berdasarkan data tentang distribusi frekuensi di atas, kemudian
divisualisasikan dalam bentuk histogram seperti dalam gambar berikut :
18.2
31.8
50
0
10
20
30
40
50
60
Baik Cukup Kurang
Pro
sen
tase
Kemampuan Belajar Al-Quran Hadits
57
Gambar I
Histrogram Prestasi belajar Al-Quran Hadits Pra Siklus
Meskipun rekapitulasi di atas menunjukkan rata-rata prosentase prestasi
belajar Al-Quran Hadits rendah, ada hal khusus yang perlu memperoleh perhatian
pada pembelajaran kesenian seperti matematika, IPS, dan Kesenian di kelas V MI
Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal. Menurut Ibu Hj. Nur Wahidah, S.Pd.I,
selaku kepala MI Kebonharjo, pada pembelajaran IPS, Matematika, dan Kesenian,
peserta didik justeru menunjukkan perbedaan yang mencolok dengan
pembelajaran lainnya seperti materi pelajaran Al-Quran Hadits. Peserta didik
menunjukkan kegembiraan apabila guru memberitahukan bahwa sekarang
pelajaran menari atau menyanyi. Selanjutnya pada proses pembelajaran kesenian
tersebut peserta didik begitu antusias menyimak dan mengikuti pelajaran sampai
selesai, apalagi jika menggunakan metode demonstrasi, metode jigsaw, atau rool
playing, peserta didik sangat bergembira, bersemangat dan tekun mengikuti
pelajaran sampai jam pembelajaran selesai. Hasilnyapun sebagaian besar anak
didik sangat antusias sehingga memahami materi pelajaran yang telah diberikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru di kelas V MI
Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal, yaitu Ibu Inayatul Abadiyah, S.Pd.I,
memang apabila diberikan pelajaran kesenian biasanya anak didik satu persatu
atau secara bersama peserta didik disuruh menari atau bernyanyi, atau mengambar
atau member warna pada gambar atau objek tertentu, dan anak-anak sangat
tertarik sekali, berbeda dengan pemberian materi pelajaran lainnya. Mungkin
karena sifat anak-anak yang suka bermain dan kebebasan berkreasi dan
bereksplorasi sehingga mereka suka menari, menyanyi atau menggambar.
Sebaiknya untuk materi lainnya diperlukan metode yang sama dengan sifat-sifat
anak-anak seumur itu, tentu saja disertai dengan alat permainan tertentu sesuai
dengan bahan yang diajarkan.
Realitas sebagaimana digambarkan ibu Fitriana Sari di atas, memang
sesuai problematika pembelajaran di lapangan, penulis melihat anak-anak begitu
menyukai pelajaran kesenian, bahkan untuk pelajaran ini, anak di kelas V MI
58
Kebonharjo Patebonini patut berbangga hati, karena mereka mampu berprestasi
menjuarai ajang lomba menyanyi, baca puisi, dan mewarnai gambar di tingkat
maupun tingkat kabupaten Kendal meskipun yang terakhir hanya sebagai juara
harapan.
Mengapa siswa tersebut kurang tertarik dengan materi pelajaran selain
kesenian ? Mengapa siswa sering berkeliaran atau berkelahi atau berkelahi yang
tidak mengarah pada proses belajar ? Mengapa siswa rendah kesadaran untuk
mengikuti pelajaran dan mengucapkan salam atau berjabat tangan ? Apakah
materinya yang terlalu sulit atau apakah faktor guru dalam memilih metode yang
tidak tepat ? Atau apakah karena kelemahan siswa sendiri atau karena kurangnya
motivasi, kurang berempati, kesadaran siswa untuk belajar ? Atau kurangnya
perhatian guru atau orang tua terhadap perkembangan emosional dan psikologis
dan motorik peserta didik ?. Mengapa justeru pada pembelajaran IPS dan
kesenian, serta matematika anak didik menunjukkan minat yang besar terhadap
pelajaran bahasa tersebut, yang ditunjukkan dengan prestasi dan penghargaan
yang mengagumkan baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten ? Deretan
pertanyaan tersebut berdasarkan pantauan peneliti merupakan suatu pertanyaan
yang sering muncul dalam setiap diskusi para guru atau pada saat rapat guru dan
kepala MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal.
Berdasarkan hasil sharing tersebut muncullah ide yang disepakai bersama
antara guru, kepala madrasah dan peneliti untuk menerpkan metode Aptitude
Treatment Interaction (ATI) pada pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas V MI
Kebonharjo Patebon Kendal.
2. Implementasi Aptitude Treatment Interaction (ATI) p ada Mata Pelajaran
Al-Quran Hadits
Rancangan pelaksanaan penelitian penulis deskripsikan mulai dari
siklus I sampai siklus II.
1. Diskripsi Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I ini terdiri dari empat tahapan yaitu :
a. Perencanaan
59
Tahap perencanaan meliputi :
1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I.
2) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
3) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa
dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen
karena hasil belajar Al Quran Hadits dicapai jika siswa benar-benar
mengikuti proses pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa.
4) Menyiapkan alat pembelajaran
5) Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di
kelas.
b. Tindakan
1) Pra Pembelajaran
Sebelum pembelajaran dimulai di Kelas IV MI Kebonharjo Patebon
Kendal, ruang kelas dan tempat duduk ditata sesuai kebutuhan
2) Kegiatan awal (5 menit menit )
a) Guru mengucapkan salam
b) Guru bersama siswa membaca doa belajar
3) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Guru menyampaikan hasil yang akan dicapai setelah pembelajaran
kepada siswa
b) Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok yaitu kelompok dengan
kepandaian tinggi, sedang, dan rendah dengan ketentuan
pembelajaran sebagai berikut :
• Siswa berkepandaian tinggi diberi pelajaran dengan self-teaching
(belajar sendiri). Siswa ditempatkan pada ruangan tersendiri yakni di
laboratorium IPA. Kemudian siswa diberi kegiatan (1) Mengikuti
pretes; (2) Belajar dengan modul; (3) Mengerjakan dengan LKS;
(4) Bergabung dengan kelompok lain (kelompok siswa terdahulu); dan (5)
Kegiatan belajar diakhiri dengan postes.
60
• Siswa dengan kepandaian sedang ditempatkan pada ruangan semula
bercampur dengan siswa berkepandaian rendah, namun menempati
kelompok tempat duduk yang berbeda. Kelompok berkepandaian sedang
ini diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional dengan cara
berceramah atau lebih dikenal dengan regular teaching. Adapun urutan
pembelajaran ialah : (1) Kegiatan pendahuluan; (2) Kegiatan ini; dan (3)
Kegiatan belajar diakhiri dengan postes bersama kelompok yang lain.
• Siswa dengan kelompok belajar rendah, penempatannya seperti dijelaskan
pada kelompok siswa dengan kepandaian sedang, namun menempati
tempat duduk pada kelompok tersendiri. Kegiatan pembelajaran kelompok
dengan kepandaian rendah ini diberi pembelajaran re-teaching dan tutorial
yaitu : (1) Mengulang menyajikan pelajaran kepada siswa dengan memulai
konsep-konsep esensial (secara berulang-ulang atau sering); (2)
Menggunakan media alat pembeljaran secara maksimal; (3) Memberi
dorongan atau motivasi dan reward pada waktu yang tepat. (4)
Pembelajaran diakhiri dengan mengikuti postes bersama kelompok lain.
(5) Sebelum pembelajaran, kelompok ini diberi kesempatan untuk
bergabung dengan kelompok siswa dengan kecerdasan tinggi sekitar 10
menit.
c) Guru mengamati aktivitas belajar siswa bersama kolaborator, sekaligus
memberikan dorongan dan arahan terhadap proses belajar siswa.
d) Setelah pemberian treatmen selesai, siswa dijadikan satu ruangan kembali
untuk mendengarkan apresiasi masing-masing kelompok belajar melalui
diskusi singkat untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang baru selesai.
e) Metode pembelajaran menggunakan Aptitude Treatment Interaction (ATI)
telah selesai.
f) Guru menyimpulkan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran Al Quran
Hadits menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction
(ATI) hari ini dan menyampaikan beberapa materi yang belum dikuasai
siswa kelas IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal
Tahun Pelajaran 2010/2011.
61
4) Kegiatan Akhir (15 menit)
a) Guru membagikan soal-soal evaluasi
b) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
b. Obervasi
Pada tahap observasi dikumpulkan data melalui lembar observasi dan
tes formatif. Pada saat tindakan berlangsung, yang perlu dilaksanakan yaitu :
1) Guru mengajak teman sejawat mengamati jalannya kegiatan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI).
2) Pengamatan terhadap penempatan kelompok dalam kelas.
3) Pengamatan terhadap pemusatan perhatian siswa kepada petunjuk yang
diberikan guru
4) Pengamatan terhadap keaktivan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan
5) Pengamatan terhadap keaktifan siswa berdiskusi dan membantu teman.
6) Pengamatan terhadap pemusatan perhatian dan penguasaan materi.
7) Pengamatan pada kegiatan mengerjakan tugas dan mencari bahan pelajaran
8) Pengamatan terhadap keikutsertaan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
bersama guru.
9) Penggunaan waktu yang direncanakan.
10) Pengamatan terhadap kemandirian siswa mengerjakan tes.
c. Refleksi
Dari penemuan beberapa hambatan di atas dijadikan bahan refleksi
diri untuk perbaikan rencana pada siklus selanjutnya. Refleksi ini meliputi :
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara
berkaitan dengan proses pembelajaran pada siklus I.
2) Mengevaluasi hambatan-hambatan yang muncul sebagai bahan diskusi.
3) Mendiskusikan hasil analisis tersebut untuk perbaikan yang akan diterapkan
pada proses pembelajaran siklus II.
2. Siklus II
62
Tahapan kegiatan pembelajaran siswa Kelas IV MI Kebonharjo
Patebon Kendal pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan kegiatan
pembelajaran pada siklus I dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I :
Pada pelaksanaan siklus I ini terdiri dari empat tahapan yaitu :
a. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi :
1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II.
2) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
3) Membuat instrumen penelitian yaitu:
a) lembar observasi untuk mengumpulkan data keaktifan siswa pada
pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena
prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti pembelajaran.
b) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa.
4) Menyiapkan alat pembelajaran
5) Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di
kelas.
b. Tindakan
1) Pra Pembelajaran
Sebelum pembelajaran dimulai di Kelas IV MI Kebonharjo, tempat
duduk/pembelajaran ditata sesuai kebutuhan
2) Kegiatan awal (5 menit menit )
a) Guru mengucapkan salam
b) Guru bersama siswa membaca doa belajar
3) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Guru menyampaikan hasil yang akan dicapai setelah pembelajaran
kepada siswa
b) Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok yaitu kelompok dengan
kepandaian tinggi, sedang, dan rendah dengan ketentuan pembelajaran
sebagai berikut :
* Siswa dengan kepandaian tinggi diberi pelajaran dengan self-teaching (belajar
sendiri), kemudian dilanjutkan kepada diskusi dan tanya jawab interaktif, serta
63
pembahasan soal-soal latihan. Siswa ditempatkan pada ruangan tersendiri yakni
di laboratorium IPA dengan diawasi kolaborator yaitu wali kelas IV MI
Kebonharjo Patebon Kendal. Kemudian siswa diberi kegiatan (1) Mengikuti
pretes; (2) Belajar dengan modul; (3) Mengerjakan dengan LKS; (4) Bergabung
dengan kelompok lain (kelompok siswa terdahulu); dan (5) Kegiatan belajar
diakhiri dengan postes.
* Siswa berkepandaian sedang ditempatkan pada ruangan semula bercampur
dengan siswa berkepandaian rendah, namun menempati kelompok tempat
duduk yang berbeda. Kelompok berkepandaian sedang ini diberi perlakuan
dengan pembelajaran konvensional dengan cara berceramah dan diselingi tanya
jawab interaktif dan mengerjakan soal-soal latihan. Adapun urutan
pembelajaran ialah : (1) Kegiatan pendahuluan; (2) Kegiatan ini; dan (3)
Kegiatan belajar diakhiri dengan postes bersama kelompok yang lain.
* Siswa dengan kelompok belajar rendah, penempatannya seperti dijelaskan pada
kelompok siswa dengan kepandaian sedang, namun menempati tempat duduk
pada kelompok tersendiri. Kegiatan pembelajaran kelompok dengan
kepandaian rendah ini diberi pembelajaran re-teaching dan tutorial yaitu : (1)
Mengulang menyajikan pelajaran kepada siswa dengan memulai konsep-
konsep esensial (secara berulang-ulang atau sering); (2) Menggunakan media
alat pembelajaran secara maksimal; (3) Memberi dorongan atau motivasi dan
reward pada waktu yang tepat. (4) Tanya jawab interaktif; (5) Mengerjakan
soal-soal latihan; (6) Pembelajaran diakhiri dengan mengikuti postes bersama
kelompok lain. (7) Sebelum pembelajaran, kelompok ini diberi kesempatan
untuk bergabung dengan kelompok dengan kecerdasan tinggi sekitar 10 menit.
c) Guru mengamati aktivitas belajar siswa bersama kolaborator, sekaligus
memberikan dorongan dan arahan terhadap proses belajar siswa.
d) Setelah pemberian treatmen selesai, siswa dijadikan satu ruangan kembali
untuk mendengarkan apresiasi masing-masing kelompok belajar melalui
diskusi singkat untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang baru selesai.
e) Metode pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) telah selesai.
64
f) Guru menyimpulkan pembelajaran Al Quran Hadits menggunakan model
pembelajaran ATI hari ini dan menyampaikan beberapa materi yang
belum dikuasai siswa kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal.
4) Kegiatan Akhir (15 menit)
a) Guru membagikan soal-soal evaluasi
b) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
c. Obervasi
Pada tahap observasi dikumpulkan data melalui lembar observasi dan
tes formatif. Pada saat tindakan berlangsung, hal yang perlu dilaksanakan
adalah :
1) Guru mengajak teman sejawat mengamati jalannya kegiatan pembelajaran
Al Quran Hadits melalui penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI).
2) Pengamatan terhadap penempatan kelompok dalam kelas.
3) Pengamatan terhadap pemusatan perhatian siswa kepada petunjuk yang
diberikan guru
4) Pengamatan terhadap keaktivan siswa bertanya dan menjawab pertanyaan
5) Pengamatan terhadap keaktifan siswa berdiskusi dan membantu teman.
6) Pengamatan terhadap pemusatan perhatian dan penguasaan materi.
7) Pengamatan terhadap kegiatan mengerjakan tugas dan mencari bahan
pelajaran
8) Pengamatan terhadap keikutsertaan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
bersama guru.
9) Penggunaan waktu yang direncanakan.
10) Pengamatan terhadap kemandirian siswa mengerjakan tes.
d. Refleksi
Dari penemuan beberapa hambatan di atas dijadikan bahan refleksi diri
untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Refleksi ini meliputi :
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara
berkaitan dengan proses pembelajaran pada siklus I.
2) Mengevaluasi hambatan-hambatan yang muncul sebagai bahan diskusi.
65
3) Mendiskusikan hasil analisis tersebut sebagai bahan menyusun laporan
penelitian.
G. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ialah sumber primer
dan sumber skunder.
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer ialah data yang diperoleh langsung dari
subjek penelitian menggunakan alat pengukuran atau alat pengumpulan
data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.58 Data
primer penelitian ini adalah subjek penelitian yaitu siswa Kelas IV MI
Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 yang
diperoleh melalui pengamatan dan refleksi oleh Tim peneliti atau
kolaborator dan hasil tes/ulangan.
2. Sumber Data Skunder
Sumber skunder ialah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh penelitian dari subjek penelitian sumber
skunder ialah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh penelitian dari subjek penelitian.59 Data skunder pada
penelitian ini berupa, papan monografi, literatur, notulen rapat, daftar
hadir atau buku tamu, komputer, arsip, buletin, bahan bacaan,
perpustakaan sekolah, majalah, OHP, HP, dan lain-lain. Data skunder ini
bersifat mendukung terhadap data primer yang berasal dari siswa Kelas IV
MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini meliputi :
1. Teknik Tes
58 Saefuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Semarang : Aneka Ilmu, 2008), hlm. 91 59 Ibid, hlm. 91
66
Teknik yang digunakan dengan cara mengujikan soal evaluasi yang
berjumlah 10 soal uraian yang telah disesuaikan dengan indikator materi. Untuk
memperoleh data tes dilakukan sebanyak tiga kali pada setiap akhir siklus I, dan
akhir siklus II. Tes diberikan kepada seluruh siswa Kelas IV MI Kebonharjo
Patebon Kabupaten Kendal secara individu. Setelah tes pada akhir siklus I
dilaksanakan, peneliti kemudian menganalisi hasil tes tersebut sehingga diketahui
kelemahan-kelamahan yang dialami oleh siswa. Selanjutnya siswa diberi
pembekalan lebih lanjut untuk mengahadapi tes pada siklus II, kemudian peneliti
menganalisa hasil tes tersebut sehingga diketahui kelemahan yang dialami siswa
pada siklus II. Target tingkat keberhasilan siswa apabila siswa dapat memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan sebelumnya yaitu dapat
mencapai 75.
2. Teknik Non tes
Teknik non tes dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
terjadi selama proses pembelajaran. Teknik non tes ini meliputi :
a. Teknik Observasi
Teknik observasi yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan
dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki.60
Metode observasi atau pengamatan langsung pada penelitian ini penulis
gunakan untuk menyelidiki penerapan model pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction (ATI) untuk meningkatkan hasil belajar Al Quran
Hadits siswa Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011.
b. Teknik Wawancara/Intervieu
Teknik wawancara atau intervieu yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis
berlandaskan pada tujuan penelitian.61 Metode ini peneliti gunakan kepada :
1). Kepala MI Kebonharjo Patebon, untuk memohon ijin penelitian dan
60 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada
University Press, 2003), hlm. 136. 61 Ibid, hlm. 71
67
penggalian data aktivitas belajar siswa. 2). Guru, untuk menggali data tentang
penerapan Model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada
untuk meningkatkan pretasi belajar pada pembelajaran Al-Quran Hadits siswa
Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. 3).
Siswa, untuk mengetahui aktvitas siswa Kelas IV MI Kebonharjo Patebon
Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam mengikuti pembelajaran Al-Quran
Hadits melalui penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI).
Wawancara dilakukan peneliti setelah pembelajaran selesai
dilaksanakan. Adapun cara yang ditempuh peneliti dalam pelaksanaan
wawancara yaitu : (1) Mempersiapkan lembar wawancara yaitu berisi daftar
pertanyaan yang diajukan pada siswa, (2) Menentukan siswa yang nilai tesnya
rendah, cukup dan baik kemudian diajak wawancara, (3) Merekam dan
mencatat hasil wawancara dengan menulis tanggapan terhadap tiap butir
pertanyaan.
c. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu teknik pengambilan data dengan jalan
pengambilan keterangan secara tertulis tentang inventarisasi, catatan,
transkrip nilai, notulen rapat, agenda dan sebagainya.62 Metode dokumentasi
pada penelitian ini penulis gunakan untuk menggali data tentang pelaksanaan
Model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pembelajaran Al-
Quran Hadits melalui absensi siswa, jurnal, notulen rapat, dan evaluasi
pembelajaran untuk mengukur atau mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran berdasarkan nilai ulangan harian dan nilai rapot siswa Kelas IV
MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini meliputi :
62 Ibnu Hajar, Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Jaya, 2000), hlm. 69.
68
1. Teknik Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengukur hasil belajar atau
Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes evaluasi yang dilaksanakan pada
setiap akhir siklus. Apakah dengan dipergunakannya model pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction (ATI) dapat meningkatkan hasil belajar mata
pelajaran Al-Quran Hadits siswa Kelas IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon
Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai masing-masing siswa adalah:
� ��
�� ���
Keterangan :
S = Nilai yang dicari
R = Jumlah skor yang dijawab
N = Skor maksimum.
Hasil perhitungan nilai tes tersebut dari tes siklus I dan siklus II
dibandingkan sehingga diketahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Al-
Quran Hadits siswa dengan menggunakan model pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction (ATI).
2. Teknik Kualitatif
Analisis data kualitatif dipergunakan untuk mengetahui bagaimana
motivasi siswa terhadap pembelajaran Al-Quran Hadits menggunakan model
pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI), dan untuk mengetahui
aktivitas belajar siswa. Data kualitatif yang diambil antara lain :
a. Lembar observasi kinerja guru
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh
data tentang kegiatan guru pada saat menerapkan metode Aptitude Treatment
Interaction (ATI) pada proses pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas Kelas IV
MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Data
diambil sekali dalam setiap siklus sehingga diperoleh gambaran perubahan
kegiatan guru. Data tentang kinerja guru dengan cara mencheklist (√) indikator
yang telah dilakukan oleh guru dalam pembelajaran.
69
b. Lembar observasi keaktifan siswa
Lembar observasi keaktifan siswa digunakan untuk mengetahui
keaktifan siswa kelas Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kabupaten Kendal
dalam kegiatan pembelajaran PAI menggunakan model Aptitude Treatment
Interaction (ATI). Analisis data keaktifan siswa yaitu dengan menghitung rata-
rata keaktifan siswa dalam setiap pembelajaran. Kriteria keaktifan siswa 75 %
dari seluruh siswa memperoleh nilai keaktifan ≥ 75 atau siswa yang aktif
meningkat.
J. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas tentang upaya
meningkatankan hasil belajar bidang studi Al-Quran Hadits menggunakan model
pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas Kelas IV MI
Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011
ini sebagai berikut :
1. Secara individual mencapai nilai yang ditetapkan dalam KKM minimal 70, dan
secara klasikal minimal 75 % dari seluruh peserta didik Kelas IV MI
Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011 yang telah mencapai ketuntasan.
2. Hasil belajar siswa terhadap pembelajaran bidang studi Al-Quran Hadits secara
umum bisa meningkat setelah diterapkannya model pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction (ATI) di Kelas IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon
Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL-
QURAN HADITS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ATI SISWA
KELAS IV MI KEBONHARJO PATEBON KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
A. Hasil Penelitian Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-
Quran Hadits Melalui Model Pembelajaran ATI Siswa Kelas IV MI
Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011
Hasil penelitian tindakan kelas ini mendiskripsikan hasil observasi dan
tindakan pembelajaran pra siklus, tindakan pada siklus I yang dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 12 Pebruari 2011, dan tindakan pada siklus II yang
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Pebruari 2011. Pokok materi bahasan
ialah pembelajaran Al-Quran Hadits. Lokasi penelitian di kelas IV MI Kebonharjo
Patebon Kendal. Adapun Subjek penelitian ialah siswa kelas IV MI Kebonharjo
Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 31 orang.
Observasi terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan oleh
peneliti dan dibantu oleh kolaborator yaitu wali kelas IV. Pada setiap akhir proses
pembelajaran yang dilaksanakan tes formatif dan akan dianalisa untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran yakni untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran Al-Quran Hadits di
kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
1. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus
Tinjauan awal tentang kondisi pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas
IV MI Kebonharjo diperlukan untuk mengetahui problem-problem
pembelajaran yang muncul agar dapat diidentifikasi dan menentukan solusi
alternatif terhadap tindakan pembelajaran ayang akan ditempuh selanjutnya.
Hasil observasi terhadap kondisi awal penelitian ini ditemukan :
a. Kondisi pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas IV MI Kebonharjo Patebon
Kendal menunjukkan masih terdapat kesenjangan antara kurikulum mata
71
pelajaran Al-Quran Hadits dengan kinerja mengajar yang ditampilkan guru.
Layanan pembelajaran belum bias mengakomodasi dan mengapresiasi
perpedaan kemampuan (aptitude) siswa dalam rangka mengoptimalkan
prestasi belajar siswa. Kondisi demikian berdampak pada prestasi belajar siswa
kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal. Hasil pra Survey pada semester gasal
Tahun Pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa 45 % siswa tidak tuntas.
b. Pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal pra
siklus, penyampaian materi berjalan monoton, guru masih menggunakan
metode ceramah secara dominan sehingga pembelajaran kurang bergairah dan
kurang mendapat apresiasi dari siswa. Kondisi ini menimbulkan penurunan
prestasi belajar siswa yang berakibat pada hasil KKM rendah.
c. Anaisis kondisi kemampuan atas kepandaian siswa menunjukkan tidak sama
dan bervariasi dengan rincian siswa yang tergolong mempunyai kepandaian
tinggi sebesar 40 %, siswa berkepandaian sedang 35 % , dan siswa
berkepandaian rendah sebesar 25 %. Berikut ini ditampilkan tabel kondisi
kepandaian siswa kelas IV MI Kebonharjo.
Tabel 1
Kondisi Awal Kepandaian Siswa Kelas IV
MI Kebonharjo Patebon Kendal
NO KUALITAS JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 12 40
2 Sedang 11 35
3 Rendah 8 25
Berdasarkan hasil pengamatan pra siklus teradap kondisi pembelajaran
Al Quran Hadits dan kondisi kepandaian siswa yang bervariasi maka diperlukan
pemecahan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa keas V MI
Kebonharjo. Pemecahan masalah terhadap kondisi di atas diperlukan metode yang
cocok yaitu model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI), karena
72
metode ini secara khusus sangat tepat diterapkan untuk kelas yang memiliki
siswa dengan kepandaian beragam (menjadi 3 tinggi, sedang, dan rendah).
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Deskripsi pelaksanaan pembelajaran Al-Quran Hadits kelas IV MI
Kebonharjo pada siklus I ini peneliti laksanakan sesuai dengan Rencana
Pembelajaran pada siklus I dengan model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) dengan cara membagai siswa menjadi 3 kelompok sesuai
dengan tingkat kepandaian sebagaimana terangkum pada tabel 1 di atas.
Adapun skenario pembelajaran Al-Quran Hadits menggunakan metode
Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada siklus I sebagai berikut :
a. Siswa dengan kepandaian tinggi diberi pelajaran dengan self-teaching
(belajar sendiri). Siswa ditempatkan pada ruangan tersendiri yakni di
laboratorium mikro teaching. Kemudian siswa diberi kegiatan (1)
Mengikuti pretes; (2) Belajar dengan modul; (3) Mengerjakan dengan
LKS; (4) Bergabung dengan kelompok lain (kelompok siswa terdahulu);
dan (5) Kegiatan belajar diakhiri dengan postes.
b. Siswa dengan kepandaian sedang ditempatkan pada ruangan semula
bercampur dengan siswa berkepandaian rendah, namun menempati
kelompok tempat duduk yang berbeda. Kelompok berkepandaian sedang
ini diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional dengan cara
berceramah atau lebih dikenal dengan regular teaching. Adapun urutan
pembelajaran ialah : (1) Kegiatan pendahuluan; (2) Kegiatan ini; dan (3)
Kegiatan belajar diakhiri dengan postes bersama kelompok yang lain.
c. Siswa dengan kelompok belajar rendah, penempatannya seperti dijelaskan
pada kelompok siswa dengan kepandaian sedang, namun menempati
tempat duduk pada kelompok tersendiri. Kegiatan pembelajaran kelompok
kepandaian rendah ini diberi pembelajaran Al Quran Hadits dengan re-
teaching dan tutorial yaitu : (1) Mengulang menyajikan pelajaran kepada
siswa dengan memulai konsep-konsep esensial (secara berulang-ulang atau
sering); (2) Menggunakan media alat pembelajaran secara maksimal; (3)
Memberi dorongan atau motivasi dan reward pada waktu yang tepat. (4)
73
Pembelajaran diakhiri dengan mengikuti postes bersama kelompok lain.
(5) Sebelum pembelajaran, kelompok ini diberi kesempatan untuk
bergabung dengan kelompok dengan kecerdasan tinggi sekitar 10 menit.
Selama pelaksanaan pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas IV MI
Kebonharjo berlangsung sebagaimana tersusun di atas, kolaborator atau observer
mengadakan pengamatan dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
pada siswa kelas IV terutama data-data penting berkaitan dengan evaluasi yang
telah dilaksanakan, yang peneliti deskripsikan sebagai berikut :
Pada siklus I dicari data menggunakan tes Formatif dan lembar observasi.
Dari instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai, keaktifan, dan perhatian
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan dan perhatian siswa sebagai
fokus observasi karena dalam sebuah keberhasilan mengajar tidak terlepas dari
dua hal tersebut. Agar siswa paham dengan materi pelajaran, siswa harus
mempunyai perhatian kepada materi yang disampaikan. Sedangkan keaktifan
adalah indikator adanya minat dari siswa untuk turut serta dalam pembelajaran.
Keaktifan dan perhatian menunjukkan tingkat keikutsertaan siswa. Bila kedua hal
tersebut baik maka diharapkan materi benar-benar dipahami sehingga hasil belajar
siswa semakin meningkat.
Dari hasil evaluasi melalui tes yang diberikan kepada siswa dalam proses
pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal
sebagai berikut :
TABEL 2
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL-QURAN HADITS
SISWA KELAS IV MI KEBONHARJO
SIKLUS I
NO KETERANGAN DATA AWAL SIKLUS I
1. Nilai Tertinggi 85 90
2. Nilai Terendah 55 60
3. Nilai Rata-rata 64,5 72,2
74
4. Jumlah Tuntas 17 25
5 Jumlah Tidak Tuntas 14 6
6 Tuntas Klasikal (%) 45 % 80,6
7 Tidak Tuntas (%) 55 % 19,4
Jumlah Siswa 31 31
Berdasarkan tindakan pembelajaran Al-Quran Hadits menggunakan
metode Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas IV MI Kebonharjo
Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal di atas, siswa yang tidak tuntas diberi
tugas, remidi terhadap materi pelajaran yang belum dikuasai sampai mencapai
nilai yang ditargetkan. Adapaun jumlah siswa yang mengalami remidi sebanyak 7
orang.
Permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran Al-Quran Hadits
melalui penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di
kelas IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal pada siklus I
antara lain :
a. Pembelajaran Al-Quran Hadits pada kelompok siswa atau peserta didik
dengan berkepandaian tinggi memerlukan tambahan sumber belajar dan
referensi buku yang lebih variatif, sehingga siswa dapat melakukan kegiatan
pembelajaran dengan sumber dan perbandingan yang memadai dan lebih
variatif.
b. Pembelajaran Al-Quran Hadits pada kelompok siswa dengan kepandaian
sedang dan rendah terlihat siswa sudah aktif bertanya dan mengadakan
diskusi.
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar Al-Quran Hadits melalui
penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas IV
MI Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011 diperoleh data hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa sebagai
berikut :
75
TABEL 3
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS I
NO AKTIVITAS SISWA PRA
SIKLUS
SIKLUS
I
RATA-
RATA
1. Menjawab/merespon pertanyaan guru 3 4 3,5
2. Mendengarkan uraian guru tentang tujuan pembelajaran
4 4 4
3. Memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan guru
3 4 4
4. Mencatat pelajaran ke buku catatan 5 5 5
5 Mendengar dan memperhatikan contoh-contoh yang disampaikan guru
3 4 4
6 Mengerjakan tugas atau mencarai bahan pelajaran
5 5 5
7 Memperhatikan petunjuk yang diberikan guru
4 4 4
8 Aktif berdiskusi dan membantu teman 4 4 4
9 Bertanya terhadap materi yang belum paham
3 4 3,5
10 Menyimpulkan materi bersama guru 3 3 3
Skor total 37 41 40
Persentase Aktivitas Keseluruhan 74 % 82 % 78 %
Hasil refleksi pelaksanaan tindakan pembelajaran Al-Quran Hadits
menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas
IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011 pada siklus I sebagai berikut :
a. Perlakuan pembelajaran Al-Quran Hadits kepada kelompok siswa dengan
kepandaian tinggi belum efektif disebabkan sumber belajar masih kurang,
oleh karena itu sumber belajar perlu ditambah agar siswa dapat mengkaji
materi pelajaran secara lebih representatif.
76
b. Aktivitas belajar Al-Quran Hadits pada kelompok siswa dengan kepandaian
sedang dan rendah sudah bagus. Konsistensi guru dalam melibatkan siswa
perlu ditambah. Pendekatan Aptitude Treatment Interaction (ATI) perlu
ditingkatkan, terutama penjelasan ulang pelajaran kepada kelompok siswa
dengan kepandaian rendah, dna contoh-contoh yang lebih relevn secra
optimal, misalnya penggunaan media atau alat sebagai sumber belajar siswa.
c. Aktivitas belajar Al-Quran Hadits melalui metode Aptitude Treatment
Interaction (ATI) siswa di kelas IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon
Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 secara keseluruhan pada
siklus I secara keseluruhan sebesar 78 %, nilai persentase ini belum
memenuhi target yang telah ditetapkan dalam indikator keberhasilan
pembelajaran, yaitu 80 %.
d. Nilai persentase prestasi belajar Al-Quran Hadits siswa kelas IV MI
Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal pada siklus I yaitu 72,23.
Nilai ini masih berada 2,5 % di bawah standar ketuntasan belajar klasikal
yang telah ditetapkan, yaitu 85 %.
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Deskripsi pelaksanaan pembelajaran Al-Quran Hadits kelas IV MI
Kebonharjo pada siklus II ini peneliti laksanakan sesuai dengan Rencana
Pembelajaran pada siklus II dengan model pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) dengan cara membagai siswa menjadi 3 kelompok sesuai
dengan tingkat kepandaian sebagaimana terangkum pada tabel 1 di atas. Adapun
skenario pembelajaran Al-Quran Hadits menggunakan metode Aptitude Treatment
Interaction (ATI) pada siklus II sebagai berikut :
a. Siswa dengan kepandaian tinggi diberi pelajaran dengan self-teaching (belajar
sendiri), kemudian dilanjutkan kepada diskusi dan tanya jawab interaktif,
serta pembahasan soal-soal latihan. Siswa ditempatkan pada ruangan
tersendiri yakni di laboratorium mikro teaching dengan diawasi kolaborator
yaitu wali kelas IV MI Kebonharjo. Kemudian siswa diberi kegiatan (1)
Mengikuti pretes; (2) Belajar dengan modul; (3) Mengerjakan dengan LKS;
77
(4) Bergabung dengan kelompok lain (kelompok siswa terdahulu); dan (5)
Kegiatan belajar diakhiri dengan postes.
d. Siswa dengan kepandaian sedang ditempatkan pada ruangan semula
bercampur dengan siswa berkepandaian rendah, namun menempati kelompok
tempat duduk yang berbeda. Kelompok berkepandaian sedang ini diberi
perlakuan dengan pembelajaran konvensional dengan cara berceramah dan
diselingi tanya jawab interaktif dan mengerjakan soal-soal latihan. Adapun
urutan pembelajaran ialah : (1) Kegiatan pendahuluan; (2) Kegiatan ini; dan
(3) Kegiatan belajar diakhiri dengan postes bersama kelompok yang lain.
e. Siswa dengan kelompok belajar rendah, penempatannya seperti dijelaskan
pada kelompok siswa dengan kepandaian sedang, namun menempati tempat
duduk pada kelompok tersendiri. Kegiatan pembelajaran kelompok dengan
kepandaian rendah ini diberi pembelajaran re-teaching dan tutorial yaitu : (1)
Mengulang menyajikan pelajaran kepada siswa dengan memulai konsep-
konsep esensial (secara berulang-ulang atau sering); (2) Menggunakan media
alat pembelajaran secara maksimal; (3) Memberi dorongan atau motivasi dan
reward pada waktu yang tepat. (4) Tanya jawab interaktif; (5) Mengerjakan
soal-soal latihan; (6) Pembelajaran diakhiri dengan mengikuti postes bersama
kelompok lain. (7) Sebelum pembelajaran, kelompok ini diberi kesempatan
untuk bergabung dengan kelompok dengan kecerdasan tinggi sekitar 10
menit.
Selama pelaksanaan pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas IV MI
Kebonharjo berlangsung sebagaimana tersusun di atas, kolaborator atau observer
mengadakan pengamatan dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
pada siswa kelas IV terutama berkaitan dengan data-data penting berkaitan
dengan evaluasi yang telah dilaksanakan, yang peneliti deskripsikan sebagai
berikut :
Pada siklus II dicari data menggunakan tes Formatif dan lembar
observasi. Dari instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai, keaktifan, dan
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan dan perhatian siswa
sebagai fokus observasi karena dalam sebuah keberhasilan mengajar tidak terlepas
78
dari dua hal tersebut. Agar siswa paham dengan materi pelajaran, siswa harus
mempunyai perhatian kepada materi yang disampaikan. Sedangkan keaktifan
adalah indikator adanya minat dari siswa untuk turut serta dalam pembelajaran.
Keaktifan dan perhatian menunjukkan tingkat keikutsertaan siswa. Bila kedua hal
tersebut baik maka diharapkan materi benar-benar dipahami sehingga hasil belajar
siswa semakin meningkat.
Dari hasil evaluasi melalui tes yang diberikan kepada siswa dalam proses
pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal
sebagai berikut :
TABEL 4
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL-QURAN HADITS
SISWA KELAS IV MI KEBONHARJO
SIKLUS II
NO KETERANGAN SIKLUS I SIKLUS II
1. Nilai Tertinggi 90 90
2. Nilai Terendah 60 64
3. Nilai Rata-rata 72,2 77,9
4. Jumlah Tuntas 25 30
5 Jumlah Tidak Tuntas 6 1
6 Tuntas Klasikal (%) 80,6 96,8
7 Tidak Tuntas (%) 19,4 3,2
Jumlah Siswa 31 31
Berdasarkan tindakan pembelajaran Al-Quran Hadits menggunakan
metode Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas IV MI Kebonharjo
Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 di atas, siswa
yang tidak tuntas diberi tugas, remidi terhadap materi pelajaran yang belum
79
dikuasai sampai mencapai nilai yang ditargetkan. Adapun jumlah siswa yang
mengalami remidi sebanyak 1 orang.
Pengamatan terhadap proses pembelajaran Al-Quran Hadits
menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas
IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal pada siklus II antara
lain :
a. Kelompok Siswa dengan Kepandaian Tinggi
1) Aktivitas pembelajaran Al-Quran Hadits dengan model pembelajaran
Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas IV MI Kebonharjo pada
kelompok siswa berkepandaian tinggi untuk mencari bahan belajar
semakin meningkat.
2) Berkembangnya self-learning ke arah diskusi dan tanya jawab interaktif
serta pembahasan soal-soal latihan
3) Situasi cara belajar peserta didik atau siswa cenderung bebas tetapi tetap
terkontrol karena disamping siswa sudah tahu tanggung jawab untuk
belajar, juga proses pembelajaran di laboratorium ini diawasi oleh
kolaborator.
b. Kelompok Siswa dengan kepandaian sedang dan rendah
1) Peningkatan terhadap frekuensi keterlibatan tanya jawab siswa pada
proses Pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas IV MI Kebonharjo Patebon
Kendal
2) Menumbuhkan rasa percaya diri siswa untuk mengajukan dan menjawab
pertanyaan serta sering mengerjakan tugas
3) Frekuensi keharian dan keaktifan siswa dalam setiap kegiatan semakin
meningkat.
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar Al-Quran Hadits menggunakan
model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas IV MI
Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011
diperoleh data hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa pada siklus II sebagai
berikut :
80
TABEL 5
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS II
NO AKTIVITAS SISWA SIKLUS
I
SIKLUS
II
RATA-
RATA
1. Menjawab/merespon pertanyaan guru 4 4 5
2. Mendengarkan uraian guru tentang tujuan pembelajaran
4 5 4.5
3. Memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan guru
5 5 5
4. Mencatat pelajaran ke buku catatan 4 5 4,5
5 Mendengar dan memperhatikan contoh-contoh yang disampaikan guru
3 3 3
6 Mengerjakan tugas atau mencarai bahan pelajaran
4 4 4
7 Memperhatikan petunjuk yang diberikan guru
5 5 5
8 Aktif berdiskusi dan membantu teman 5 5 5
9 Bertanya terhadap materi yang belum paham
4 4 4
10 Menyimpulkan materi bersama guru 5 5 5
Skor total 42 45 44
Persentase Aktivitas Keseluruhan 84 % 90 % 88 %
Hasil refleksi pelaksanaan tindakan pembelajaran Al-Quran Hadits
menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) di kelas
IV MI Kebonharjo pada siklus II sebagai berikut :
a. Perlakuan pembelajaran Al-Quran Hadits kepada kelompok siswa V MI
Kebonharjo dengan kepandaian tinggi sudah efektif dan kondisi pembelajaran
sudah berkembang dari hanya mencari sumber belajar pada siklus I menjadi
lebih berkembang ke arah diskusi, tanya jawab interaktif, dan pembahasaan
soal-soal latihan. Situasi kelas berubah kea rah lebih bebas.
81
b. Aktivitas belajar Al-Quran Hadits pada kelompok siswa V MI Kebonharjo
dengan kepandaian sedang dan rendah sudah bagus dan rasa percaya diri siswa
sudah bertambah. Kondisi ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang
mengajukan pertanyaan maupun sisiwa yang berani menjawab pertanyaan
tersebut. Kondisi kelas menjadi lebih hidup dengan adanya tanya jawab
interaktif dan dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal latihan. Kehadiran
siswa pada setiap kegiatan pada siklus II ini juga meningkat.
c. Aktivitas belajar Al-Quran Hadits melalui metode Aptitude Treatment
Interaction (ATI) siswa di kelas IV MI Kebonharjo secara keseluruhan pada
siklus II sebesar 88 % meningkat 10 % dari siklus I yang hanya 78 %. Nnilai
persentase ini sudah memenuhi target yang telah ditetapkan dalam indikator
keberhasilan pembelajaran, yaitu 80 %.
d. Nilai persentase prestasi belajar Al-Quran Hadits siswa kelas IV MI
Kebonharjo pada siklus II yaitu 77,88. Nilai ini berada 2,5 % di atas standar
ketuntasan belajar klasikal yang telah ditetapkan, yaitu 85 %.
e. Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang siswa Kelas IV yakni
Muhammad Fatchurrozi, Insani Hayati, dan Muhammad Abdul Mujib, dapat
diketahui hasil sebagai berikut :
Menurut Muhammad Fatchurrozi, menyatakan bahwa : “Saya merasa
lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar saat digunakan metode ATI,
karena kami merasa lebih mudah memahami materi pelajaran dari guru, bisa
saling membantu dengan teman, dan aktif mencari jawaban sendiri untuk
menyelesaikan tugas dari guru”. Menurut Insani Hayati, mengatakan bahwa :
“Kalau memakai metode ini saya jadi bisa belajar bersama teman satu kelompok
yang sama-sama pandainya, bisa bertukar pikiran jadi materinya bisa lebih
mudah. Belajar Al-Quran Hadits jadi lebih menyenangkan saat berdiskusi dan
tanya jawab”. Menurut Muhammad Abdul Mujib, mengatakan bahwa : “Bisa
menjadi lebih termotivasi untuk belajar, ingin bisa tuntas dalam evaluasi,
karena malu kalau terus-terusan dikatakan siswa yang bodoh. Cara belajar yang
dilakukan saya dengan membaca Lembar kegiatan di rumah, dan bertanya jawab
dengan teman satu kelompok agar bisa tuntas nilainya”.
82
B. Pembahasan Hasil Penelitian Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Al-Quran Hadits Melalui Model Pembelajaran ATI Siswa
Kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011
Berdasarkan hasil paparan pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar Al-Quran Hadits melalui model
Aptitude Treatment Interaction (ATI) siswa kelas IV MI Kebonharjo Patebon
Kendal mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II diperoleh data aktivitas
belajar Al-Quran Hadits siswa kelas IV secara keseluruhan sebagai berikut :
Tabel 6
Presentase Aktivitas Belajar Al-Quran Hadits Siswa
Kelas IV MI Kebonharjo
NO AKTIVITAS SISWA PRA
SIKLUS
RERATA SIKLUS
I
RERATA SIKLUS
II 1. Menjawab/merespon pertanyaan guru 1 3,5 4
2. Mendengarkan uraian guru tentang tujuan pembelajaran
1 4 4,5
3. Memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan guru
2 4 5
4. Mencatat pelajaran ke buku catatan 3 5 4,5
5 Mendengar dan memperhatikan contoh-contoh yang disampaikan guru
1 4 3
6 Mengerjakan tugas atau mencarai bahan pelajaran
3 5 4
7 Memperhatikan petunjuk yang diberikan guru
2 4 5
8 Aktif berdiskusi dan membantu teman
2 4 5
9 Bertanya terhadap materi yang belum paham
2 3,5 4
10 Menyimpulkan materi bersama guru 1 3 5
Skor total 17 40 44
Persentase Aktivitas Keseluruhan 34 % 78 % 88 %
83
Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa nilai keaktivan
belajar siklus I sebesar 78 % aktivitas tersebut meningkat 36 % dari data awal pra
siklus yaitu 34 % menjadi 78 % dengan kategori baik. Kemudian aktivitas belajar
siswa tersebut meningkat 10 % pada siklus II menjadi 88 % dengan kategori
sangat baik. Deskripsi tentang peningkatan aktivitas belajar Al-Quran Hadits
menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) siswa
kelas IV MI Kebonharjo mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat
divisualisasikan melalui histogram di bawah ini :
Gambar 4.7 Ketuntasan Siswa Dari Pra Siklus – Siklus III
Gambar 2
Histogram Keaktifan Belajar Al-Quran Hadits secara Keseluruhan
Selanjutnya berdasarkan hasil paparan pelaksanaan penelitian tindakan
kelas dalam upaya meningkatkan prestasi belajar Al-Quran Hadits menggunakan
model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) siswa kelas IV MI
Kebonharjo Patebon Kendal mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II diperoleh
data prestasi belajar Al-Quran Hadits siswa kelas IV secara keseluruhan sebagai
berikut :
34
78
88
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Aktivitas Belajar Al
Quran Hadits
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
84
Tabel 7
Rerata Hasil Belajar Al-Quran Hadits dengan Metode ATI
Siswa Kelas IV MI Kebonharjo
Rerata Sebelum ATI Setelah ATI Rata-rata Siklus I
dan Siklus II Siklus I Siklus II
64,5 72,23 77,88 75,05
Berdasarkan hasil nilai belajar di atas dapat di jelaskan bahwa rata-rata
pada siklus I mengalami peningkatan 7,73 dari awal atau pra siklus 64,5 menjadi
72,23. Kemudian pada siklus II dari siklus I mengalami peningkatan 5.65 dari
siklus I 72,23 menjdi 77,88 pada siklus II. Sedangkan peningkatan dari sklus II
dari data awal atau pra siklus terpaut angka 13,38 dan 64,5 menjadi 77,88.
Penjelasan secara rinci tentang peningkatan hasil belajar Al-Quran Hadits
melalui model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) siswa kelas IV
MI Kebonharjo Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 mulai dari pra siklus,
siklus I dan siklus II dapat divisualisasikan melalui histogram di bawah ini :
Gambar 4.9 Keaktifan Siswa dari Siklus I – III
Gambar 3 Prestasi Belajar Siswa dari Para Siklus sampai Siklus II
58 6064
8290 90
64.572.23
77.88
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
85
Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diketahui siswa kelas IV MI
Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal yang mengalami ketuntasan
belajar Al-Quran Hadits sebesar 82,23 %. Hasil tersebut menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 45 % sebelum diberi tindakan dan setelah diberi tindakan
meningkat 38 % dari 31 siswa pada siklus I terdapat 25 orang siswa yang
mengalami ketuntasan belajar Al-Quran Hadits dengan nilai rata-rata 72,23,
sehingga jauh lebih besar nilainya jika dibandingkan dengan sebelum diterapkan
model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada pembelajaran Al
Quran Hadits di kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kendal.
Penjelasan secara rinci tentang presentase ketuntasan belajar Al-Quran
Hadits melalui model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) siswa
kelas IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011 mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat divisualisasikan
melalui histogram di bawah ini :
Gambar 4.9 Keaktifan Siswa dari Siklus I – III
Gambar 4 Ketuntasan Belajar Al-Quran Hadits Siswa dari Para Siklus sampai Siklus II
Kemudian perubahan dan peningkatan oleh masing-masing kelompok
(tinggi, sedang, dan rendah) yang diperoleh dari peningkatan nilai rata-rata setiap
kelompok siswa tiap siklus adalah :
45
82.5
97.5
22
71
0
20
40
60
80
100
120
Pra Siklus Siklus I Siklus II
86
1. Siswa dengan kelompok kepandaian rendah, mengalami peningkatan
berturut-turut yaitu dari data awal atau pra siklus 57,44 kemudian siklus I
63,44, dan siklus II 69,66.
2. Siswa dengan kelompok kepandaian sedang, mengalami peningkatan
berturut-turut yaitu dari data awal atau pra siklus 63,84 kemudian siklus I
72,85, dan siklus II 73,0
3. Siswa dengan kelompok kepandaian tinggi, mengalami peningkatan berturut-
turut yaitu dari data awal atau pra siklus 75,54 kemudian siklus I 84,27, dan
siklus II 89,27.
Penjelasan secara rinci tentang peningkatan hasil belajar Al-Quran Hadits
melalui penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
siswa kelas IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun
Pelajaran 2010/2011 berdasarkan kelompok dengan kepandaian tinggi, sedang,
dan rendah, mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat divisualisasikan
melalui histogram di bawah ini :
B.
C. Gambar 4.9 Keaktifan Siswa dari Siklus I – III
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
Gambar 5 Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Kelompok dari Para Siklus sampai Siklus II
5763
6963
72 7375
8489
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
87
Dari hasil wawancara dari sampel 3 siswa, yaitu 1 siswa dari kelompok
nilai tinggi, 1 siswa dari kelompok nilai sedang dan 1 siswa dari kelompok nilai
rendah dapat diketahui bahwa :
1. Siswa menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran Al-Quran Hadits dengan
model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) karena dalam
model pembelajaran seperti ini siswa bisa belajar dalam kelompok sehingga
bisa saling bertukar pikiran dan bekerjasama untuk memahami materi
pelajaran.
2. Pembelajaran dengan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction
(ATI) suasana belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan, karena siswa
dikelompokkan sesuai dengan tingkat kepandaiannnya. Dengan model seperti
ini siswa yang bodoh merasa bahwa dia harus berusaha lebih baik agar tidak
dikatakan bodoh lagi.
Berdasarkan deskripsi yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan
bahwa upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar Al-Quran Hadits melalui
penerapan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) siswa kelas
IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011 telah berhasil.
88
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan beberapa uraian dan analisis di atas, dapat ditarik simpulan
sebagai berikut :
1. Implementasi model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI)
pada pembelajaran Al-Quran Hadits siswa kelas IV MI Kebonharjo
Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011
diterapkan dengan cara guru membagi kelas berdasarkan tingkat
kepandaian siswa menjadi tiga kelompok tinggi, sedang, dan rendah
dengan rincian sebagai berikut : 1) Siswa dengan kepandaian tinggi diberi
pelajaran dengan self-teaching (belajar sendiri) berkaitan dengan materi
hadits tentang niat. Siswa ditempatkan pada ruangan tersendiri. Kemudian
siswa diberi kegiatan (1) Mengikuti pretes; (2) Belajar dengan buku paket
dengan cara siswa mencari hadits berhubungan dengan niat; (3)
Mengerjakan LKS; (4) Bergabung dengan kelompok lain (kelompok siswa
terdahulu. 2) Siswa dengan kepandaian sedang ditempatkan pada ruangan
semula bercampur dengan siswa berkepandaian rendah, namun menempati
kelompok tempat duduk yang berbeda. Kelompok berkepandaian sedang
ini diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional dengan cara
berceramah atau lebih dikenal dengan regular teaching. Adapun urutan
pembelajaran ialah : (1) Kegiatan pendahuluan; (2) Kegiatan ini, yaitu
guru menjelaskan hadits tentang niat, manfaat dan hikmah yang
terkandung di dalamnya, selanjutnya kegiatan tanya jawab, dan
demonstrasi. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa dan bergabung
dengan kelompok semula. 3) Siswa dengan kelompok belajar rendah,
penempatannya seperti dijelaskan pada kelompok siswa dengan
kepandaian sedang, namun menempati tempat duduk pada kelompok
tersendiri. Kegiatan pembelajaran kelompok kepandaian rendah ini diberi
pembelajaran Al Quran Hadits dengan re-teaching dan tutorial yaitu :
89
(1) Mengulang menyajikan pelajaran hadits tentang niat kepada siswa dengan
memulai konsep-konsep esensial (secara berulang-ulang atau sering) dalam hal
ini siswa diberi penjelasan secara detail, kemudian siswa diharapkan untuk
membaca secara bersama-sama dan berulang sampai setengah hafal dan jelas;
(2) Menggunakan media alat pembelajaran secara maksimal; (3) Memberi
dorongan atau motivasi dan reward pada waktu yang tepat. (4) Tanya jawab
interaktif; (5) Mengerjakan soal-soal latihan; (6) Pembelajaran diakhiri dengan
mengikuti postes bersama kelompok lain.
2. Upaya meningkatkan pretasi belajar siswa melalui penerapan metode Aptitude
Treatment Interaction (ATI) di kelas IV MI Kebonharjo Patebon Kabupaten
Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 menunjukkan keberhasilan. Indikator
keberhasilan tersebut terlihat dari hasil tes akhir siklus I diketahui siswa yang
mengalami ketuntasan belajar Al-Quran Hadits sebesar 82,23 %. Hasil tersebut
menunjukkan adanya peningkatan sebesar 45 % sebelum diberi tindakan dan
setelah diberi tindakan meningkat 38 % dari 31 siswa pada siklus I terdapat 25
orang siswa yang mengalami ketuntasan belajar Al-Quran Hadits dengan nilai
rata-rata 72,23, sehingga jauh lebih besar nilainya jika dibandingkandengan
sebelum diterapkan metode pembelajaran Aptitude Treatment Interaction
(ATI). Adapun prestasi belajar berdasarkan kelompok tingkat keceradasan
siswa dihasilkan data sebagai berikut :
a. Siswa dengan kelompok kepandaian rendah, mengalami peningkatan
berturut-turut yaitu dari data awal atau pra siklus 57,44 kemudian siklus I
63,44, dan siklus II 69,66
b. Siswa dengan kelompok kepandaian sedang, mengalami peningkatan
berturut-turut yaitu dari data awal atau pra siklus 63,84 kemudian siklus I
72,85, dan siklus II 73,0
c. Siswa dengan kelompok kepandaian tinggi, mengalami peningkatan
berturut-turut yaitu dari data awal atau pra siklus 75,54 kemudian siklus I
84,27, dan siklus II 89,27.
B. Saran
Untuk dapat meningkatkan pretasi belajar Al-Quran Hadits siswa, maka
90
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Sekolah/Kepala Sekolah
Bagi pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan sebaiknya
meningkatkan pembinaan kepada guru-guru terutama guru Al-Quran Hadits,
karena guru Al-Quran Hadits mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih
rumit dari guru pelajaran umum. Diharapkan dari pembinaan tersebut semakin
baik pelayanan yang diberikan guru kepada siswa.
2. Guru
Selalu membuka diri dengan wawasan baru untuk meningkatkan
profesionalisme. Salah satunya dengan mengembangkan metode dan strategi
yang digunakan, sehingga penggunaan strategi yang inovatif membuat siswa
tidak merasa bosan. Tidak hanya itu, kemampuan meyiapkan perkakas
pembelajaran juga perlu ditingkatkan seperti RPP, RH, Silabus, dll. Bila
persiapan telah matang, mengajar tidak akan terkesan seadanya dan
mendapatkan hasil yang maksimal. Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa.
3. Kepada peserta didik
Bagi peserta didik di Kelas IV MI Kebonharjo Kecamatan Patebon
Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011, hendaknya tingkatkanlah
belajar, manfaatkanlah fasilitas-fasilitas pendidikan yang tersedia baik di
sekolah atau keluarga, dan rajinlah membiasakan pretasi belajar yang baik
dalam pergaulan agar tercapai prestasi belajar lebih baik dan optimal.
4. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pihak keluarga,
sekolah, masyarakat, dan negara. Oleh sebab itu, kerja sama yang baik dan
iklim yang kondusif sangat membantu cita-cita pendidikan bersama, orang tua,
sekolah, masyarakat, anak-anak dan Bangsa Indonesia.
C. Kata Penutup
Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah sudi
membimbing dan menunjukkan jalan kebenaran bagi penulis. Sehingga penulisan
skripsi ini dapat tersusun sebagaimana mestinya.
91
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak
kekurangan maupun kesalahan. Maka saran dan kritik yang membangun diterima
penulis dengan tangan terbuka. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
92
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2003
Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Semarang : Aditya Media, 2001
Ahmadi, Ilmu Pendidikan, Jakarta : Gramedia, 2001
Al Gulayaini, Syeikh Mustafa, Idhatun Nasyi`in, Beirut : Mansyuriah, 1949
Aqib, Muhammad, Rancangan Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Rosdakarya, 2006.
Arifin, M., Hubungan Timbal Balik Antara Pendidikan Sekolah dan Keluarga, Jakarta : Rineka Cipta, 2003
Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2007
Azwar, Saefuddin, Metodologi Penelitian, Semarang : Aneka Ilmu, 2008
Bruno, Frank J., Kamus Istilah Kunci Psikologi, Yogyakarta : Kanisius, 1989
Catharina, Tri Ani., Teori Pembelajaran, Semarang : UPT MKKS UNNES, 2006
Depag RI., Al Qur an Al Ally, CV Diponegoro, Bandung, 2000
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Hajar, Ibnu, Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta : Gramedia Pustaka Jaya, 2000
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Hamalik, Oemar, Metode Belajar dan Kesulitan Mengajar, Jakarta : Rineka, 2000
Hermawan, Strategi Aptitude Treatment Interaction, Jakarta : Bumi Aksara, 2004
http://www.ziddu.com/download/10277447/Cara-Membaca-yang Menyenangkan.rtf.html, diunduh tanggal 15 April 2011.
Langgulung, Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989
Madjid, Abdul, Pembelajaran Inovatif, Jakarta : Rineka Cipta, 2007
93
Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 1997
Muhaimin dan Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung : Trigenda Karya, 2000
Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003
Nasution, S., Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1999
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2003
Pratini, Siti, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta; C.V. Studing,2001
Prayetno, Agus, Psikologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : Rineka Cipta, 2004
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : Rosdakarya, 2006
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Rajawali Press, 1988
Sediadi, Realitas Wajah Pendidikan di Indonesia, Jakarta : Gema Insani Press, 2007
Sudjana, Nana, dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV Sinar Baru, 1989
Sudjana, Nana, Model-model Pembelajaran CBSA, Bandung : Sinar Baru, 2000
Sudjana, Nana, Proses dan Hasil Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2003
Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Rineka Cipta, 2007
Surakhmad, Winarno, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran, Bandung : Tarsito, 1982
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009
Sutomo, Metode Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction ATI, Jakarta : Rineka Cipta, 2008
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010
Tirtonegoro, Sutratinah, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Jakarta : Bina Aksara, 1999
94
Tu’u, Tulus, Peran Disiplin pada Prilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo, 2004
Zuhairini, Metodologi Al-Quran Hadits, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.
95
Lampiran 1
PRESTASI BELAJAR AL-QURAN HADITS
SISWA KELAS IV MI KEBONHARJO
PRA SIKLUS
NO KETERANGAN PRA SIKLUS
1. Nilai Tertinggi 85
2. Nilai Terendah 55
3. Nilai Rata-rata 64,5
4. Jumlah Tuntas 17
5 Jumlah Tidak Tuntas 14
6 Tuntas Klasikal (%) 45 %
7 Tidak Tuntas (%) 55 %
Jumlah Siswa 31
Kebonharjo, Maret 2011
Guru peneliti
Akhmad Arifin
96
Lampiran 2
PRESTASI BELAJAR AL-QURAN HADITS
SISWA KELAS IV MI KEBONHARJO
SIKLUS I
NO KETERANGAN SIKLUS I
1. Nilai Tertinggi 90
2. Nilai Terendah 60
3. Nilai Rata-rata 72,2
4. Jumlah Tuntas 25
5 Jumlah Tidak Tuntas 6
6 Tuntas Klasikal (%) 80,6
7 Tidak Tuntas (%) 19,4
Jumlah Siswa 31
Kebonharjo, Maret 2011
Guru peneliti
Akhmad Arifin
97
Lampiran 3
PRESTASI BELAJAR AL-QURAN HADITS
SISWA KELAS IV MI KEBONHARJO
SIKLUS II
NO KETERANGAN SIKLUS I
1. Nilai Tertinggi 90
2. Nilai Terendah 64
3. Nilai Rata-rata 77,9
4. Jumlah Tuntas 30
5 Jumlah Tidak Tuntas 1
6 Tuntas Klasikal (%) 96,8
7 Tidak Tuntas (%) 3,2
Jumlah Siswa 31
Kebonharjo, Maret 2011
Guru peneliti
Akhmad Arifin
98
Lampiran 4
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
PRA SIKLUS
NO AKTIVITAS SISWA PRA SIKLUS
1. Menjawab/merespon pertanyaan guru 3
2. Mendengarkan uraian guru tentang tujuan pembelajaran
4
3. Memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan guru
3
4. Mencatat pelajaran ke buku catatan 5
5 Mendengar dan memperhatikan contoh-contoh yang disampaikan guru
3
6 Mengerjakan tugas atau mencarai bahan pelajaran
5
7 Memperhatikan petunjuk yang diberikan guru 4
8 Aktif berdiskusi dan membantu teman 4
9 Bertanya terhadap materi yang belum paham 3
10 Menyimpulkan materi bersama guru 3
Skor total 37
Persentase Aktivitas Keseluruhan 74 %
Kebonharjo, Maret 2011
Guru peneliti
Akhmad Arifin
99
Lampiran 5
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS I
NO AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
1. Menjawab/merespon pertanyaan guru 4
2. Mendengarkan uraian guru tentang tujuan pembelajaran
4
3. Memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan guru
4
4. Mencatat pelajaran ke buku catatan 5
5 Mendengar dan memperhatikan contoh-contoh yang disampaikan guru
4
6 Mengerjakan tugas atau mencari bahan pelajaran 5
7 Memperhatikan petunjuk yang diberikan guru 4
8 Aktif berdiskusi dan membantu teman 4
9 Bertanya terhadap materi yang belum paham 4
10 Menyimpulkan materi bersama guru 3
Skor total 41
Persentase Aktivitas Keseluruhan 82 %
Kebonharjo, Maret 2011
Guru peneliti
Akhmad Arifin
100
Lampiran 6
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS II
NO AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
1. Menjawab/merespon pertanyaan guru 4
2. Mendengarkan uraian guru tentang tujuan pembelajaran
5
3. Memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan guru
5
4. Mencatat pelajaran ke buku catatan 5
5 Mendengar dan memperhatikan contoh-contoh yang disampaikan guru
3
6 Mengerjakan tugas atau mencarai bahan pelajaran 4
7 Memperhatikan petunjuk yang diberikan guru 5
8 Aktif berdiskusi dan membantu teman 5
9 Bertanya terhadap materi yang belum paham 4
10 Menyimpulkan materi bersama guru 5
Skor total 45
Persentase Aktivitas Keseluruhan 90 %
Kebonharjo, Maret 2011
Guru peneliti
Akhmad Arifin
101
Lampiran 7
PRESENTASE RATA-RATA AKTIVITAS BELAJAR AL-QURAN HADITS
SISWA KELAS IV MI KEBONHARJO
DARI PRA SIKLUS SAMPAI SIKLUS II
NO AKTIVITAS SISWA PRA
SIKLUS
RERATA SIKLUS
I
RERATA SIKLUS
II 1. Menjawab/merespon pertanyaan guru 1 3,5 4
2. Mendengarkan uraian guru tentang tujuan pembelajaran
1 4 4,5
3. Memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan guru
2 4 5
4. Mencatat pelajaran ke buku catatan 3 5 4,5
5 Mendengar dan memperhatikan contoh-contoh yang disampaikan guru
1 4 3
6 Mengerjakan tugas atau mencarai bahan pelajaran
3 5 4
7 Memperhatikan petunjuk yang diberikan guru
2 4 5
8 Aktif berdiskusi dan membantu teman
2 4 5
9 Bertanya terhadap materi yang belum paham
2 3,5 4
10 Menyimpulkan materi bersama guru 1 3 5
Skor total 17 40 44
Persentase Aktivitas Keseluruhan 34 % 78 % 88 %
Kebonharjo, Maret 2011
Guru peneliti
Akhmad Arifin
102
Lampiran 8
KONDISI AWAL KEPANDAIAN SISWA KELAS IV
MI KEBONHARJO PATEBON KENDAL
NO KUALITAS JUMLAH PERSENTASE
1 Tinggi 12 40
2 Sedang 11 35
3 Rendah 8 25
Kebonharjo, Maret 2011
Guru peneliti
Akhmad Arifin
103
Lampiran 9 DAFTAR NAMA-NAMA SISWA KELAS IV
BERDASARKAN TINGKAT KEPANDAIAN
No Nama L/P KUALITAS
1. Muhammad Abdul Mujib L
TINGGI
2. Puput Fatimah P 3. Khoirun Nisa` P 4. Agung Pranomo L 5. Riska Putri Wulandari L 6. Arifin L 7. Arisa Himatus Salamah P 8. Anggoro Gupta Sakti L 9. Azimatul Khofidhoh P 10. Ana Nurjanah P 11. Agus Septiyanto L 12. Anggi Lusiana P. P 13. Bagus Sulton Nur L
SEDANG
14. Diky Abdul Faqih L 15. Elfara Damayanti P 16. Heru Setyo L 17. Insani Hayati P 18. Lia Warokah P 19. Makrus Muhaimin L 20. Muhammad Arifudin L 21. Muhammad Uli Nuha L 22. Muhammad Imron L 23. Muhammad Fatchur Rozi L 24. Muhammad Sifaun Jihan L
RENDAH
25. Adi Irfan L 26. M. Azim Al Matrut L 27. Rizki Mutamadiul U. L 28. Sofan Thohir L 29. Sri Mursidah P 30. Teguh Tri Wibowo L 31. Uswatun Khasanah P
Kebonharjo, Maret 2011
Guru peneliti
Akhmad Arifin
104
Lampiran 10
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA SISWA KELAS IV
1. Apakah anda menyukai metode yang digunakan guru ?
2. Apakah anda lebih mudah menerima materi pelajaran yang diberikan guru
dengan metode pembelajaran tersebut ?
3. Bagaimanakah perasaan anda ditempatkan dalam kelompok belajar di
kelas IV menggunakan metode tersebut ?
4. Apakah anda aktif bertanya atau menjawab pertanyaan guru ?
5. Apakah anda aktif dalam diskusi kelas ?
6. Apakah anda ikut ambil bagian dalam kegiatan menyimpulkan hasil
pembelajaran ?
7. Apakah anda merasa lebih mudah mengerjakan soal tes dari siklus I ke
siklus II ?
8. Apakah anda merasa termotivasi untuk lebih giat belajar setelah
diterapkan metode belajar tersebut ?
105
Lampiran 11 DATA MENTAH NILAI TES SISWA
PRA SIKLUS No Nama L/P Nilai Tes
1. Muhammad Abdul Mujib L 85 2. Puput Fatimah P 67 3. Khoirun Nisa` P 60 4. Agung Pranomo L 65 5. Riska Putri Wulandari L 67 6. Arifin L 65 7. Arisa Himatus Salamah P 59 8. Anggoro Gupta Sakti L 65 9. Azimatul Khofidhoh P 66 10. Ana Nurjanah P 65 11. Agus Septiyanto L 66 12. Anggi Lusiana P. P 65 13. Bagus Sulton Nur L 58 14. Diky Abdul Faqih L 57 15. Elfara Damayanti P 65 16. Heru Setyo L 60 17. Insani Hayati P 50 18. Lia Warokah P 66 19. Makrus Muhaimin L 58 20. Muhammad Arifudin L 65 21. Muhammad Uli Nuha L 65 22. Muhammad Imron L 70 23. Muhammad Fatchur Rozi L 65 24. Muhammad Sifaun Jihan L 66 25. Adi Irfan L 65 26. M. Azim Al Matrut L 65 27. Rizki Mutamadiul U. L 70 28. Sofan Thohir L 67 29. Sri Mursidah P 66 30. Teguh Tri Wibowo L 67 31. Uswatun Khasanah P 60
JUMLAH 2000 RATA-RATA 64,51613
Kebonharjo, Maret 2011 Guru peneliti
Akhmad Arifin
106
Lampiran 12 DATA MENTAH NILAI TES SISWA
SIKLUS I No Nama L/P Nilai Tes
1. Muhammad Abdul Mujib L 90 2. Puput Fatimah P 78 3. Khoirun Nisa` P 76 4. Agung Pranomo L 75 5. Riska Putri Wulandari L 72 6. Arifin L 73 7. Arisa Himatus Salamah P 64 8. Anggoro Gupta Sakti L 75 9. Azimatul Khofidhoh P 74 10. Ana Nurjanah P 80 11. Agus Septiyanto L 75 12. Anggi Lusiana P. P 70 13. Bagus Sulton Nur L 72 14. Diky Abdul Faqih L 65 15. Elfara Damayanti P 70 16. Heru Setyo L 70 17. Insani Hayati P 60 18. Lia Warokah P 75 19. Makrus Muhaimin L 60 20. Muhammad Arifudin L 70 21. Muhammad Uli Nuha L 71 22. Muhammad Imron L 80 23. Muhammad Fatchur Rozi L 70 24. Muhammad Sifaun Jihan L 75 25. Adi Irfan L 65 26. M. Azim Al Matrut L 80 27. Rizki Mutamadiul U. L 70 28. Sofan Thohir L 72 29. Sri Mursidah P 75 30. Teguh Tri Wibowo L 75 31. Uswatun Khasanah P 62
JUMLAH 2239 RATA-RATA 72,22581
Kebonharjo, Maret 2011 Guru peneliti
Akhmad Arifin
107
Lampiran 13 DATA MENTAH NILAI TES SISWA
SIKLUS II No Nama L/P Nilai Tes
1. Muhammad Abdul Mujib L 90 2. Puput Fatimah P 85 3. Khoirun Nisa` P 80 4. Agung Pranomo L 78 5. Riska Putri Wulandari L 75 6. Arifin L 78 7. Arisa Himatus Salamah P 70 8. Anggoro Gupta Sakti L 75 9. Azimatul Khofidhoh P 85 10. Ana Nurjanah P 80 11. Agus Septiyanto L 81 12. Anggi Lusiana P. P 85 13. Bagus Sulton Nur L 72 14. Diky Abdul Faqih L 70 15. Elfara Damayanti P 74 16. Heru Setyo L 76 17. Insani Hayati P 70 18. Lia Warokah P 85 19. Makrus Muhaimin L 64 20. Muhammad Arifudin L 80 21. Muhammad Uli Nuha L 75 22. Muhammad Imron L 85 23. Muhammad Fatchur Rozi L 75 24. Muhammad Sifaun Jihan L 80 25. Adi Irfan L 75 26. M. Azim Al Matrut L 88 27. Rizki Mutamadiul U. L 76 28. Sofan Thohir L 70 29. Sri Mursidah P 78 30. Teguh Tri Wibowo L 80 31. Uswatun Khasanah P 80
JUMLAH 2415 RATA-RATA 77,90323
Kebonharjo, Maret 2011 Guru peneliti
Akhmad Arifin
108
Lampiran 12
SOAL TES AL-QURAN HADITS
SIKLUS I
1. Apa pengertian rukun iman ?
2. Sebutkan rukun iman yang ke empat, dan jelaskan maksudnya !
3. Hari Qiyamat termasuk rukun iman yang keberapa ?
4. Sebutkan tanda-tanda terjadinya hari kiamat, tiga saja !
5. Apa tugas Malaikat Jibril selain membagi rijki ?
6. Siapa Malikat pencabut nyawa ?
7. Malaikat termasuk makhlauk apa ?
8. Apa perbedaan Nabi dan Rasul ?
9. Siapakah yang termausk Rasul Ulul Azmi ?
10. Apa artinya Rasul Ulul Azmi ?
109
Lampiran 13
SOAL TES AL-QURAN HADITS
SIKLUS II
1. Apakah arti iman menurut istilah ?
2. Sebutkan dalil yang menunjukkan iman kepada Allah SWT !
3. Sebutkan kitab-kitab suci yang wajib diimani !
4. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi ?
5. Apa perbedaan Qadla dan Qadar ?
6. Qadla dan Qadar termasuk rukun iman yang keberapa ?
7. Ketentuan Allah yang belum terjadi disebut !
8. Sebutkan nama lain kitab suci Al Quran, tiga saja ?
9. Sebutkan nama lain nabi Muhamad, saw ?
10. Sikap tawakkal termasuk pengamalan rukun iman yang keberapa ?