UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu...

22
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI KEMITIR 02 KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Oleh Setya Dammayanti 292012191 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING

PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI KEMITIR 02

KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II

TAHUN AJARAN 2015/2016

ARTIKEL

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Oleh

Setya Dammayanti

292012191

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

i

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

ii

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

iii

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

iv

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING

PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI KEMITIR 02

SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016

KABUPATEN SEMARANG

Setya Dammayanti1, Herry Sanoto2

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana,

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: [email protected] (1)

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran IPA di SD hanya menyajikan IPA dalam bentuk produk dan belum mengajak siswa untuk menemukan dan mengalami sendiri pengetahuan yang akan mereka pelajari sehingga berakibat pada hasil belajar siswa rendah. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Kemitir 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada Kompetensi Dasar: Perubahan Lingkungan Fisik dan Penyebabnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan dengan menggunakan tes untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan/keberhasilan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebesar 60 dalam pra siklus adalah 6 siswa dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 15 siswa. Sedangkan hasil tes siklus I menunjukkan 12 siswa mendapat nilai diatas KKM, karena pada siklus I masih menunjukkan adanya siswa yang belum tuntas dan indikator keberhasilan belum tercapai maka peneliti merencanakan perbaikan pada siklus II. Hasil tes siklus II menunjukkan 100% atau jumlah seluruh siswa pada kelas memenuhi KKM dan telah memenuhi indikator keberhasilan. Hal ini menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan metode discovery learning dalam pembelajaran IPA kelas 4 di SD Negeri Kemitir 02 Kabupaten Semarang telah berhasil karena telah mencapai tujuan indikator keberhasilan yang ditentukan. Kata Kunci: Metode Discovery Learning, Hasil Belajar IPA

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut UU SISDIKNAS Pasal 1 No. 20 tahun 2003 merupakan suatu

usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

2

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada

didalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik,

pengendalian diri, berakhlak mulia, mencerdaskan, dan keterampilan yang diperlukan oleh

dirinya dan masyarakat.

Sebuah pendidikan baik dalam bangku sekolah maupun diluar bangku sekolah selalu

terdapat unsur didalam sebuah pendidikan yaitu belajar. Belajar merupakan perubahan

perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Belajar dalam bangku sekolah biasanya mempelajari

tentang ilmu pengetahuan. Menurut Piaget dalam Dahar (2006:196) Pengetahuan itu akan

bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa, setiap individu berusaha dan

mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam strukturnya.

Oleh karena itu seharusnya pengetahuan disajikan bukan dalam kondisi sebagai produk

namun siswa diajak untuk menemukan pengetahuan sesuai dengan skema dan struktur mereka

sendiri karena apa yang mereka temukan sendiri akan lebih bermakna. Ilmu pengetahuan yang

terdapat pada bangku Sekolah Dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran. Salah satunya

adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mengajak

siswa untuk menemukan pengetahuan yang akan mereka pelajari.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan

penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Prihantoro dalam

Triyanto (2010:126) mengungkapkan bahwa pada hakikatnya IPA merupakan suatu produk,

proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan

sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan suatu langkah

yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-

produk sains. Sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi

kemudahan bagi kehidupan. Metode pembelajaran yang membantu dalam proses

pembelajaran IPA salah satunya adalah metode discovery learning.

Metode dicovery learning menurut Jerome Bruner dalam Hosnan (2014:281) adalah

metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan

dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. Ide dasar Bruner ialah pendapat Piaget

bahwa pengetahuan akan lebih bermakna bila siswa menemukan pengetahuannya sendiri dan

siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran di kelas. Metode discovery learning adalah

memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada

suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43).

Pelaksanaan pembelajaran IPA pada beberapa sekolah dasar hanya diberikan sebagai

produk dan belum diberikan sebagai proses dan aplikasi. Salah satu sekolah yang menyajikan

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

3

IPA sebagai sebuah produk adalah di SD Negeri Kemitir 02 Kecamatan Sumowono

Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil observasi pada kelas 4 SD Negeri Kemitir 02,

pembelajaran IPA masih diberikan dalam bentuk produk dan belum mengajak siswa untuk

menemukan dan membuat sesuatu yang baru dari penemuannya. Oleh karena itu siswa kurang

aktif dalam pembelajaran karena selama pembelajaran siswa hanya menerima materi dan

membaca melalui buku cetak tanpa menemukan dan mengalami sendiri akibatnya hasil

belajar siswa menjadi rendah, seperti pada pembelajaran pra siklus sebelum materi perubahan

lingkungan fisik dan penyebabnya yaitu pada materi kenampakan permukaan bumi dan

benda langit hasil belajar siswa sangat rendah, siswa yang mendapat nilai diatas KKM hanya

6 siswa dari jumlah keselurah siswa 15 siswa dengan persentase ketuntasan 40%.

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Metode Discovery Learning

Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Kemitir 02 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran

2015/2016”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode discovery learning

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada mata pelajaran IPA tentang Perubahan

Lingkungan Fisik dan Penyebabnya. Adapun alasan peneliti menggunakan metode discovery

learning karena peneliti merasa bahwa pembelajaran dengan metode ini akan membuat siswa

memproses atau mengolah pengetahuan, menemukan pengetahuan hingga menerapkan

pengetahuannya pada pembelajaran yang sesungguhnya dan berdampak pada hasil belajar

siswa akan meningkat.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas 4 Pada Mata Pelajaran IPA menggunakan Metode Discovery Learning di

SD Negeri Kemitir 02 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah ilmu

pengetahuan dibidang pendidikan mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan metode

discovery learning dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman melaksanakan proses pembelajaran dengan

metode discovery learning.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

4

b. Bagi siswa

Meningkatkan keaktifan, keterampilan, kreatifitas siswa, melatih siswa untuk berpikir

kritis melalui penemuan dan penarikan kesimpulan, meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi guru

1. Sebagai masukan agar guru menyajikan IPA bukan hanya sebagai produk tetapi siswa

juga diajak untuk menemukan dan mengalami sendiri pengetahuan yang akan mereka

pelajari.

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran.

d. Bagi sekolah

1. Agar penggunaan metode discovery learning bisa diterapkan dalam proses belajar

mengajar.

2. Setelah hasil belajar siswa meningkat diharapkan agar kulitas/mutu pendidikan

meningkat.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pembelajaran IPA

Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,

penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui

metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin

tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Sutrisno (2007:19) “IPA

merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat

(correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan

penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang (truth)”. Sedangkan

menurut Prihantoro dalam Triyanto (2010:126) “IPA merupakan suatu produk, proses dan

aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep

dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan suatu langkah yang dipergunakan

untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains.

Sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan

bagi kehidupan”.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam

adalah ilmu yang dapat dipelajari melalui proses ilmiah dengan berdasarkan pada sikap-sikap

ilmiah yang objek pembelajarannya adalah benda-benda alam dan menghasilkan pengetahuan

berupa produk, proses dan aplikasi yang berlaku secara umum. Untuk menghasilkan

pengetahuan maka proses belajar dan mengajar IPA berpotensi dan menjadi wadah untuk

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

5

mengembangkan sikap ilmiah. Melalui pembelajaran IPA, sikap ilmiah siswa dapat terbentuk

dan berdampak positif bagi pembentukan karakter siswa. Terutama pembelajaran IPA yang

dimulai sejak dini pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Dengan pembiasaan sikap ilmiah

dan penggunaan metode ilmiah pada jenjang ini, maka karakter siswa akan terbentuk dan

menjadi suatu kebiasaan ketika siswa mencari sebuah pengetahuan, sehingga akan

berpengaruh pula pada mutu dan kualitas pendidikan yang baik. Oleh karena itu dengan

penerapan metode pembelajaran IPA yang inovatif dan menerapkan metode ilmiah,

diharapkan agar siswa dapat menemukan pengetahuan mereka sendiri, serta siswa bisa terlibat

secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, peran guru yaitu memberi fasilitas

untuk pembelajaran siswa, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Metode Discovery Learning

Peran guru dalam proses pembelajaran memang sangat berpengaruh, dan keberhasilan

pencapaian tujuan belajar juga tergantung pada skenario pembelajaran yang direncanakan.

Dalam kegiatan pembelajaran IPA di jenjang Sekolah Dasar, peneliti akan mencoba

menggunakan metode discovery learning. Berikut adalah pengertian Metode discovery

learning yang dikemukakan oleh para ahli terkait dengan pembelajaran IPA. Menurut

Budiningsih (2005:43) “Metode discovery learning adalah suatu metode yang akan membuat

siswa memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai

kepada suatu kesimpulan”. Sedangkan menurut Bruner dalam Hosnan (2014:281) “Metode

discovery learning adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan

pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contohnya

pengalaman”. Sedangkan menurut Hamalik dalam Ilahi (2010:29) “Metode discovery adalah

proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam

memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau

generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan”.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa metode discovery learning

adalah metode pembelajaran dimana siswa berpikir sendiri sehingga dapat ”menemukan”

prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-

pertanyaan yang mengarahkan dan akhirnya mendapatkan kesimpulan berupa pengetahuan.

Tujuan Metode Discovery Learning

Metode discovery learning memiliki beberapa tujuan sebagai sebuah metode

pembelajaran, berikut adalah tujuan metode discovery learning menurut ahli. Menurut Bell

dalam Hosnan (2014:284) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari metode discovery

learning, yaitu: (1) penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

6

dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran

meningkat ketika penemuan digunakan, (2) melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa

belajar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak

meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan, (3) siswa juga belajar

merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk

memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan, (4) pembelajaran dengan

penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi

informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain, (4) terdapat beberapa fakta

yang menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang

dipelajari melalui penemuan lebih bermakna dan (5) keterampilan yang dipelajari dalam

situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru

dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.

Sedangkan menurut Ilahi (2010:48) tujuan metode discovery learning adalah: untuk

mengembangkan kreativitas, untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar, untuk

mengembangkan kemampuan berpikir Rasional dan Kritis, untuk meningkatkan kreatifitas

anak didik dalam proses pembelajaran, untuk memecahkan masalah, untuk mendapatkan

inovasi dalam proses pembelajaran. Pendapat Ilahi tentang tujuan pembelajaran discovery

learning sangat beralasan karena memang metode discovery learning membuat siswa akan

berfikir kreatif untuk menemumakan sesuatu, mendapatkan pengalaman sendiri dan

mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

metode discovery learning sangat bermanfaat bagi siswa bukan hanya dalam pengetahuan

tetapi juga tingkah laku, sikap dan juga bekerja sama, oleh karena itu pembelajaran dengan

metode discovery learning sangat bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar

salah satunya untuk pembelajaran IPA. Meskipun dalam penggunaan metode discovery

learning siswa dituntut untuk menemukan sendiri namun guru juga masih berperan penting

dalam pembelajaran.

Peranan Guru dan Prosedur Aplikasi dalam Pembelajaran Discovery Learning

Peranan guru dalam metode discovery learning tidak saja sebagai pembimbing atau

tutor namun juga merencanakan, melaksanakan dan harus memperhatikan cara penyajian

materi agar sesuai dengan pola pikir anak usia sekolah dasar. Peran guru dalam pembelajaran

discovery learning juga merencanakan sebuah pembelajaran yang akan dilakukan di dalam

kelas. Metode discovery learning memiliki prosedur aplikasi dalam pelaksanaannya di kelas.

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

7

Menurut Syah dalam Hosnan (2014:289), ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan

dalam kegiatan belajar mengajar secara umum.

a) Problem Statement (pernyataan/identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah

yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan

dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

b) Stimulus (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada suatu yang menimbulkan

kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul

keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu, guru dapat memulai kegiatan proses

belajar mengajar dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku dan aktivitas

belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap

ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan

membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.

c) Data Collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga memberi kesempatan kepada para peserta didik

untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan

benar atau tidaknya hipotesis, dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.

d) Data processing (pengolahan data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh

para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya. Selanjutnya

ditafsirkan, dan semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi bahkan bila perlu

dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

e) Verification (pembuktian)

Pada tahap ini, peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan

benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan dengan temuan alternatif, dihubungkan

dengan hasil data processing. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi

yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek,

apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang

dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

8

dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi, maka dirumuskan

prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan peserta didik

harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan

pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari

pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari

pengalaman-pengalaman itu.

Sama dengan pendapat Syah dalam Hosnan yang terurai diatas, Achmadi dan Prasetya

dalam Ilahi (2010:87) mengemukakan secara garis besar bahwa prosedur pembelajaran

discovery learning adalah Stimulus, Problem Statement, Data Collection, Data Processing,

Verification dan Generalisasi.

Berdasarkan prosedur aplikasi dalam metode discovery learning yang dipaparkan oleh

para ahli maka peneliti menggunakan prosedur aplikasi discovery learning ini dalam

pembelajaran yang akan dilakukan. Prosedur aplikasi penerapan metode discovery learning

sudah selayaknya diterapkan dalam pembelajaran karena prosedur aplikasi ini sudah di

sesuaikan dengan taraf berfikir dari pengumpulan identifikasi masalah hingga menjadi sebuah

kesimpulan.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Discovery Learning

Metode discovery learning dalam penerapannya memiliki kelebihan dan juga

kelemahan. Menurut Hosnan (2014:287) metode discovery learning meliliki kelebihan dan

kelemahan sebagai berikut. Kelebihan metode discovery learning dalam pembelajaran antara

lain: membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan

proses-proses kognitif, menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri

dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri, strategi ini dapat membantu peserta didik

memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja keras sama dengan

yang lainnya, berpusat pada peserta didik dan guru berperan bersama-sama aktif dalam

mengeluarkan gagasan-gagasan, peserta didik akan mengerti konsep dasar ide-ide lebih baik,

mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, mendorong peserta didik

berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri, situasi proses belajar menjadi lebih

menarik, mendorong keterlibatan keaktifan siswa, menimbulkan rasa puas bagi siswa.

Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya

meningkat, dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta

didik, kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber

belajar, dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu, melatih siswa belajar mandiri,

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

9

siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan

untuk menemukan hasil belajar.

Metode discovery learning juga memiliki beberapa kekurangan saat digunakan dalam

pembelajaran. Antara lain: menyita waktu banyak. Guru dituntut mengubah kebiasaan

mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivasi, dan

pembimbing siswa dalam belajar. Untuk seorang guru, ini bukan pekerjaan yang mudah

karena itu guru memerlukan waktu yang banyak, dan sering kali guru merasa belum puas

kalau tidak banyak memberi motivasi dan membimbing siswa belajar dengan baik, tidak

semua siswa mampu melakukan penemuan, kemampuan berpikir rasional siswa ada yang

masih terbatas.

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan yang ada dalam metode discovery learning

yang dipaparkan oleh peneliti bisa saja tidak dialami oleh guru atau peneliti yang lain, karena

kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan metode discovery learning akan berbeda pada

setiap penerapannya. Hal ini terjadi karena beberapa faktor antara lain kesiapan dalam

penggunaan metode, kondisi pelaksana dan kondisi siswa.

Hasil Belajar

Dimyati dan Mudjiono (2006:3) “Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam

bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir

pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa

dalam menerima materi pelajaran”. Dengan kata lain bahwa sebuah hasil belajar hanya dilihat

sebagai sebuah nilai dalam bentuk angka atau skor baru setelah itu nilai digunakan untuk

melihat penguasaan materi pelajaran yang sudah diterima.

Berbeda dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono, menurut Hamalik (2008:114) “Hasil

belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat

diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat

diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya

yang tidak tahu menjadi tahu”. Menurut pendapat Hamalik dapat dilihat bahwa sebuah hasil

belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dan bukan hanya angka yang menjadi patokan

untuk melihat suatu hasil belajar dapat dikatakan baik.

Sedangkan menurut Mulyasa (2008:75) “Hasil belajar merupakan prestasi belajar

siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku

yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa

agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

10

langsung”. Dari pendapat Mulyasa sebuah hasil belajar mencakup keseluruhan yang

mencakup penilaian baik pencapaian indikator.

Dari ketiga pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sesuatu yang disebut Hasil

Belajar adalah hasil yang dicapai berupa ketercapaian indikator berupa nilai yang didapatkan

atau diperoleh siswa dengan menggunakan tes formatif.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, maka hipotesis pada penelitian ini

adalah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran discovery learning dapat

meningkatkan hasil belajar IPA SD Negeri Kemitir 02 Kabupaten Semarang Semester II

Tahun Ajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Menurut Rubiyanto

(2009: 108) “PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran, berupa tindakan

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas, tindakan tersebut diberikan oleh

seorang guru atau diarahkan oleh guru yang dilakukan oleh siswa”. Subjek penelitian adalah

seluruh siswa kelas 4 SD Negeri Kemitir 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang

Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah 15 siswa. Adapun siswa laki-laki

sebanyak 10 siswa dan siswa perempuan berjumlah 5 siswa.

Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu variabel input,

variabel proses dan variabel output. Variabel input dalam penelitian ini adalah permasalahan

yang terjadi pada kelas 4 SD Negeri Kemitir 02 yaitu Siswa masih belajar dengan

menggunakan metode pembelajaran yang kurang menarik dan hanya menerima materi

pelajaran IPA menjadi produk saja, guru sudah menggunakan beberapa metode pembelajaran

namun hasil belajar siswas masih kurang, bahan dan sumber pembelajaran masih

menggunakan buku cetak dan kurangnya media pembelajaran yang menunjang proses belajar

mengajar, lingkungan belajar pada SD Negeri Kemitir 02 ini sangat kondusif karena terletak

di sebuah desa pada dataran tinggi yang akan mendukung proses belajar mengajar. Variabel

Proses dalam penelitian ini adalah penggunaan metode discovery learning yaitu suatu metode

dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan

sendiri informasi yang akan mereka pelajari, bukan diberikan secara langsung dalam bentuk

produk atau pengetahuan yang sudah jadi atau diceramahkan saja. Variabel output dalam

penelitian ini adalah hasil belajar Hasil belajar yang dikembangkan dalam penelitian ini

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

11

adalah hasil belajar yang mencakup penguasaan materi pelajaran IPA sebagai produk, proses,

dan aplikasi.

Rencana penelitian yang digunakan adalah Model Kemmis dan Mc. Taggart dalam

Wiriaatmadja (2005:66) yaitu menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan

rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali yang merupakan ancang-

ancang pemecahan masalah.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi

dan dokumentasi. Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes

berupa tes butir soal dan non tes berupa lembar observasi pada siswa dan guru.

Indikator kinerja yang digunakan adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil

belajar siswa dapat dikatakan berhasil apabila indikator hasil tercapai. Peneliti memberikan

patokan minimal indicator hasil adalah 90% dari jumlah semua siswa mencapai ketuntasan

belajar siswa dengan memperoleh nilai ≥60 sesuai dengan KKM.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif

dan deskriptif kualitatif. Deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan nilai kondisi

awal, setelah siklus I dan setelah siklus II, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

kognitif siswa. Deskriptif kualitatif yaitu hasil penelitian diuraikan secara deskriptif dan

bersifat kualitatif artinya penelitian yang menggunakan kualitas, tanpa mengukurnya dengan

angka-angka hasil perhitungan sebagai tolak ukur keberhasilannya. Deskriptif kualitatif

diperoleh dari lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan metode discovery learning.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Hasil evaluasi pembelajaran IPA sebelum menggunakan metode discovery learning

yaitu pada materi sebelum perubahan lingkungan fisik dan penyebabnya yaitu kenampakan

permukaan bumi dan benda langit membuktikan bahwa belum semua peserta didik mencapai

ketuntasan belajar. Dalam proses pembelajaran masih dijumpai peserta didik yang belum

memiliki hasil belajar yang baik meskipun sebelumnya guru telah menjelaskan materi

pelajaran. Penyebab rendahnya nilai diantaranya karena penggunaan media pembelajaran juga

masih jarang digunakan sehingga siswa hanya menerima pengetahuan IPA sebagai produk

seharusnya IPA sebagai Ilmu Pengetahuan meliputi tiga dimensi, meliputi proses, prosedur

dan produk. (Sutrisno, Leo, dkk. 2007:20). Penjelasan materi yang dilakukan oleh guru

dengan menggunakan metode ceramah yang membuat siswa tidak aktif dalam pembelajaran

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

12

sehingga berpengaruh pada perolehan nilai siswa. Perolehan nilai siswa masih terlalu rendah

dari yang diharapkan peneliti yaitu mencapai KKM 60.

Analisis Hasil Penelitian

Tabel 1

No

PRA SIKLUS

SIKLUS I SIKLUS II

Tuntas Tidak Tuntas

Tuntas Tidak Tuntas

Tuntas Tidak Tuntas

1. 6 9 12 3 15 0 Jumlah 15 15 15

Persentase Ketuntasan 40% 80% 100% Nilai Tertinggi 80 90 95 Nilai Terendah 40 50 75

Rata-rata 55,33 75 85,66

Berdasarkan tabel 1 dapat terlihat terdapat kenaikan hasil belajar siswa kelas 4 SD

Negeri Kemitir 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dari kegiatan pra siklus,

siklus I dan siklus II. Perolehan nilai rata-rata antara pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

meningkat. Pada kegitan pra siklus nilai rata-rata pada kelas 4 SD Negeri Kemitir 02 adalah

55,33. Pada siklus I meningkat menjadi 75 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 85,66.

Selain itu, perolehan nilai tertinggi pada kegiatan pra siklus yaitu 80 dan nilai terendah yaitu

40. Sedangkan perolehan nilai tertinggi pada siklus I yaitu 90 dan nilai terendah yaitu 50.

Pada siklus II perolehan nilai tertinggi yaitu 95 dan nilai terendah 75. Jumlah siswa yang

tuntas pada antara pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada kegiatan pra

siklus atau kondisi awal siswa yang tuntas dalam pembelajaran hanya 6 siswa dengan

persentase ketuntasan 40%. Pada siklus I sudah terdapat peningkatan hasil belajar yaitu dari 6

siswa menjadi 12 siswa dengan persentase ketuntasan 80% dan dari 9 siswa yang tidak tuntas

menjadi 3 siswa. Tiga siswa yang tidak tuntas dalam siklus I disebabkan karena kurang aktif

dalam pembelajaran dan kurang paham dengan materi pembelajaran. Karena pada siklus I

hasil belajar belum maksimal dan belum mencapai indikator hasil makan penelitian

dilanjutkan pada siklus II. Peneliti memperbaiki kekurangan pada siklus II dengan membagi

kelompok dalam kelompok heterogen yang memungkinkan siswa untuk saling bertukar

pikiran dalam diskusi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah dapat dibantu siswa yang

memiliki kemampuan lebih. Hasil pembelajaran pada siklus II setelah diterapkan pembagian

kelompok secara heterogen maka didapatkan hasil belajar siswa yang tuntas adalah 15 siswa

dengan persentase ketuntasan 100%. Sehingga dari analisis diatas membuktikan bahwa

metode discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Kemitir

02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

13

Pembahasan

Pra Siklus

Pada proses pembelajaran pra siklus, guru kelas menggunakan metode ceramah

dengan media buku sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Setelah

diadakan tes formatif ternyata hasilnya sangat rendah. Dari 15 siswa hanya 6 siswa yang

mendapatkan nilai diatas KKM, sehingga presentase ketuntasan belajar siswa pada

pembelajaran pra siklus yaitu 40% yang tuntas dari jumlah seluruh siswa, dengan gambaran

tersebut tampak sekali jika prestasi belajar siswa kelas 4 SD Negeri Kemitir 02 Sumowono

Semarang sangat rendah. Karena rendahnya hasil tes maka peneliti mengadakan Penelitian

Tindakan Kelas yang dilaksanakan 2 siklus 4 kali pertemuan. Peneliti berharap dengan

dilakukan PTK maka hasil belajar siswa akan lebih baik sehingga prestasi belajar siswa akan

meningkat pula.

Siklus I

Pada siklus I ini peneliti merancang pembelajaran dengan menggunakan metode

discovery learning dan media berupa peralatan sederhana sebagai alat penelitian yang

memudahkan siswa untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Perencanaan media

sederhana ini yang akan digunakan untuk praktikum digunakan sebagai penunjang

pembelajaran IPA. Pada kegiatan pembelajaran yang dirancang dengan menarik diharapkan

siswa akan lebih tertarik dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih aktif dan antusias

untuk mengikuti pembelajaran, selain itu dengan penggunaan metode discovery learning

siswa diharapkan akan lebih bersemangat dan kemudian akan berimbas pada hasil belajar

siswa yang meningkat. Penggunaan metode discovery learning diharapkan akan lebih

membuat siswa tidak bosan dengan pembelajaran yang biasanya hanya diberikan dengan

metode ceramah.

Pada siklus I peneliti meperbaiki kegiatan pembelajaran dengan menambah banyak

alat peraga dan stimulus untuk merangsang pemahaman siswa setelah itu guru membagi siswa

dalam kelompok dan mengajak siswa untuk bekerja sama dengan teman kelompoknya untuk

melakukan penelitian tentang perubahan lingkungan fisik sehingga siswa lebih aktif dalam

mengikuti pembelajaran karena siswa aktif mencari informasi.

Siklus I mendapatkan hasil yang baik dengan jumlah siswa yang tuntas mencapai 12

siswa dan sudah adanya peningkatan hasil belajar dari pra siklus ini sejalan dengan teori yang

dikemukanan oleh Prihantoro dalam Triyanto (2010:126) “IPA merupakan suatu produk,

proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan

sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan suatu langkah

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

14

yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-

produk sains. Sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi

kemudahan bagi kehidupan” bahwa IPA sebagi produk, proses dan aplikasi akan membuat

siswa lebih memahami konsep pembelajaran IPA yang akan berpengaruh terhadap hasil

belajar.

Pada akhir pembelajaran diadakan tes formatif. Dari hasil tes siklus I dapat

disimpulkan hasilnya meningkat dari 15 siswa ada 12 siswa yang mendapat nilai diatas KKM

dan hasil belajar beberapa siswa meningkat. Sehingga dapat diukur presentase ketuntasan

belajar siswa 80% dari seluruh siswa. Dengan hasil ini dapat disimpulkan presentase

ketuntasan siswa meningkat dari 7% yaitu dari 73% menjadi 80%. Namun demikian masih

ada 20% siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM dan belum mencapai indikator hasil.

Oleh karena itu peneliti melanjutkan pada siklus II.

Siklus II

P Pada siklus II ini guru kelas melakukan pembelajaran dengan metode discovery

learning dan penelitian secara berkelompok dan dilanjutkan dengan berdiskusi tentang

perubahan lingkungan fisik. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh

mana penguasaan materi siswa tentang perubahan lingkungan fisik setelah mengikuti

pembelajaran dalam II siklus 4 pertemuan. Pada akhir pembelajaran diadakan tes formatif,

dari hasil tes tersebut terdapat peningkatan yang signifikan semua siswa dalam kelas 4 SD

Negeri Kemitir 02 yaitu 15 siswa dengan persentase 100% mendapatkan nilai diatas KKM

dan perolehan hasil belajar juga sangat memuaskan. Ini menunjukkan bahwa penggunaan

metode discovery learning akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sama dengan yang

diungkapkan oleh Budiningsih (2005:43) yang menggungkapkan metode discovery learning

adalah suatu metode yang akan membuat siswa memahami konsep, arti, dan hubungan,

melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan selain itu penelitian

ini juga menunjukkan hasil yang hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kristiawan, Yohanes Andri dan Pratiknjo yang menggunakan metode discovery learning

dalam proses belajar mengajar yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi awal siswa yang nilainya tuntas hanya 6

siswa dengan presentase 40% dan yang belum memenuhi KKM ada 9 siswa dengan

presentase 60%. Setelah mengetahui bahwa pada saat awal pembelajaran dengan

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

15

menggunakan metode ceramah kurang efektif dalam pembelajaran maka peneliti

merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning dan

menggunakan beberapa media untuk melakukan sebuah penelitian agar siswa lebih tertarik

dalam pembelajaran. Pada siklus I siswa yang tuntas ada 12 siswa (80%) dan yang masih

dibawah KKM ada 3 siswa (20%). Setelah siklus I pertemuan dirasa masih kurang karena

masih ada siswa yang belum tuntas, kemudian peneliti merencanakan pembelajaran siklus II.

Hasil dari siklus II hasilnya sangat memuaskan karena seluruh siswa (15 siswa) dengan

presentase 100% mendapat nilai diatas KKM dan nilai yang didapakan siswa juga sangat

baik.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa melalui

penggunaan metode pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA

siswa di kelas 4 SD Negeri Kemitir 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada

materi “Perubahan Lingkungan Fisik dan Penyebabnya”.

Saran

a. Bagi guru

Dengan dilaksanakannya penelitian ini guru bisa terinspirasi untuk menerapkan metode

discovery learning pada pembelajaran IPA karena terbukti dapat meningkatkan hasil

belajar IPA siswa dan agar pelajaran di kelas lebih variatif serta dapat menemukan konsep

yang kuat siswa dalam proses pemahaman materi pelajaran IPA.

b. Bagi siswa

Dengan digunakannya metode discovery learning para siswa diharapkan untuk lebih

memahami konsep IPA, antusias dan bergairah dalam pembelajaran di kelas karena tujuan

pembelajaran metode discovery learning adalah untuk memaksimalkan pemahaman,

meningkatkan kegiatan belajar dan rasa sosial siswa dalam pembelajaran.

c. Bagi sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal hendaknya dapat memotivasi dan

menginspirasi guru agar dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran yang variatif

dan selektif sehingga bisa memaksimalkan proses dan hasil pembelajaran serta

meminimalkan rasa jenuh siswa terhadap pembelajaran yang kurang menarik.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Agar dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang

penggunaan metode pembelajaran discovery learning yaitu dengan memperhitungkan

pembagian siswa dalam kelompok agar dibagi menjadi kelompok heterogen,

memaksimalkan penggunaan media dan alat pembelajaran yang ada dan mengajak siswa

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

16

untuk merumuskan hipotesis berdasarkan apa yang pernah dialami dan dilihat siswa

sebelumnya karena akan mendorong siswa untuk tertarik melakukan penelitian dan

penemuan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Ari. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

standar isi. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hosnan. M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam pembelajaran Abad 21.

Bogor: Ghalia Indonesia Ilahi, Mohammad Takdir. 2010. Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill.

Jogjakarta: Diva Press Kristiawan, Yohanes Andri. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada

Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Discovery di SDN Tingkir Tengah 02 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi, Salatiga: S1 PGSD UKSW

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Praktiknjo. 2012. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Discovery

Learning Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Sugihan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobokan Semester I Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi, Salatiga: S1 PGSD UKSW

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: FKIP UMS Sutrisno, Leo. Dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Triyanto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Perkasa

Trianto. 2013. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Perkasa Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN …...Menurut Trianto (2013:136) “IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

17