UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR...

152
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SD AL-ZAHRA INDONESIA PAMULANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Fitri Nurmala 1110018300016 PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN

MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA SISWA KELAS III SD AL-ZAHRA INDONESIA PAMULANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Fitri Nurmala

1110018300016

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

UPAYA MENINGKATKAFI HASIL BELAJAR MATEMATIKA TCKOK BAHASAN

BILANGATi PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PAI'A SISWA KTLAS III SD AI-ZAHRA INDONf,SIA PAMULAI\IG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syaat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

OIeh:

Fitri Nurmala

NIM. 1110018300016

JURUSAI\I PENDIDIKAITi GURU MAI}RASAH IBTIDAIYA}I

FAKULTAS ILNTU TARBIYATI I}AI\[ KEGURUAI\T

UNIYTRSITAS ISLAM NSGOnI SYARIT HIDAYATULLAH

JAKARTA

2At5

Dibawah Bimbingan

t)

/tl /l--L r/ IVMW-/ llV

Dr. Gelar lhrirahavu. M.Pd

NIP. 197906U 20A6A4 4 0M

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

LEMBAR PENGESAHAN PENITIA UJIAN MUNAQOSAII

Skripsi berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada

Siswa Kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang disusun oleh Fitri Nurmala,

NIM 1110018300016, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan LULUS dalam

Ujian Munaqosah pada tanggal 16 Januari 2015 dihadapan dewan penguji. Karena

itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Jakarta, 16 Januari 2015

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

Dr. Fauzan, MA

NrP. 19761t01 200101 1 103

Sekretaris (S ekretaris JurusarVProdi)

Asep Edian a Latip, M.Pd.

NIP. 19810623 200912 t 003

Penguji I

Dra. Afidah Mas'ud

NIP. 19610926 198603 2 004

Penguji II

Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom.

NrP. 19690924 t99903 2 003

Mengetahui,

*r/4 %rr rtQQNI.

r7t eors

Yzots

-}.Nurlenaf.i fa' I, MA, Ph. D

NIP. 19591020 198603 2 001

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

Jurusan

Alamat

NIP

Jurusary'Prodi

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Melalui Pembelajaran

Kontekstual Pada Siswa Kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang adalah

benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Dr. Gelar Dwirahayu, M. Pd.

Fitri Nurmala

1 1 10018300016

PGMI ,

Jl. Jagakarsa 1, RT 004107, Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan

: 19790601 2006042004

: Pendidikan Matematika

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya

siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil

karya sendiri.

Jakarta, Januari 2015

Yang Menyatakan

Fitri Nurmala

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

i

ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Bilangan

Pecahan Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas III SD Al-

Zahra Indonesia Pamulang

(PTK di SD Al-Zahra Indonesia Pamulang)

Kata Kunci : Pembelajaran Kontekstual, Hasil Belajar

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika

siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang melalui penerapan pembelajaran

kontekstual. Metode yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

terdiri dari dua siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil

belajar pada setiap akhir siklus dan lembar observasi kegiatan belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar

siswa pada siklus II sebesar 76% dibandingkan dengan siklus I. Begitu pula

dengan hasil belajar siswa, pada siklus I skor rata-rata kelas sebesar 69,83 dengan

persentase ketuntasan belajar sebesar 54,54%, sedangkan pada siklus II skor rata-

rata kelas meningkat menjadi 81,80 dengan persentase ketuntasan 81,81%. Skor

rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 11,97, sedangkan ketuntasan

belajar mengalami persentase peningkatan sebesar 27,27%. Kesimpulannya

bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil

belajar matematika kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang.

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

ii

ABSTRACT

Improve of Mathematical Learning Outcomes on Fraction by Contextual

Learning At Al-Zahra Elementary School Indonesia Pamulang, Class III

(Classroom Action Research at Al-Zahra Elementary School Indonesia

Pamulang)

Keywords : Contextual Teaching and Learning, Learning Outcomes

This research aimed to improve of Mathematical Learning Outcomes in

class III students Al-Zahra Elementary School Indonesia Pamulang through

contextual teaching and learning application. The method used is Classroom

Action Research design that consists two cycle. The research instrument used is

the achievement test at the end of each cycle and observation sheet student

learning activities.

The results showed that an increase in the activity of students in the

second cycle of 76% compared with the cycle I. Similarly, student learning

outcomes, in the first cycle class average score of 69.83 with a percentage of

54.54% mastery learning, while the second cycle of the class average score

increased to 81.80 with a percentage of 81.81% completeness. Class average

score increased by 11.97, while mastery learning experience percentage increase

of 27.27%. The conclusion that the application of contextual teaching and

learning model can improve learning outcomes mathematic at class III Al-Zahra

Elementary School Indonesia Pamulang.

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT,

karena dengan pertolongan, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang

senantiasa mengikuti ajarannya sampai hari kiamat kelak.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan

kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari

berbagai pihak maka dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

mori dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Fauzan, MA, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M. Pd, Dosen pembimbing skripsi yang sangat

sabar memberikan motivasi, meluangkan waktu dan tenaga, serta

membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini hingga selesai.

4. Segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya selama

penulis menuntut ilmu.

5. Kepala sekolah dan segenap pengajar SD Al-Zahra Indonesia Pamulang, yang

telah membantu terlaksananya penelitian dan terwujudnya skripsi ini.

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

iv

6. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta yang telah mendidik, merawat,

membesarkan, mememberi doa setulus hati, serta bantuan moril dan materil

kepada ananda sehingga dapat menyelesaikan kuliah ini dengan lancar.

7. Dendi Zainal M., suami tercinta yang selalu siaga dalam menemani ananda

dalam menyusun skripsi ini, serta memberikan dukungan moril dan materil

serta doa sehingga dapat menyelesaikan kuliah ini.

8. Erien Damayanti dan Siti Nur Chayati, sahabat tersayang yang selalu ada saat

suka maupun duka dalam masa kuliah hingga selesai.

9. Sahabat Genggers yang selalu berbagi cerita dan tawa selama kuliah, yang

selalu kompak dalam hal apapun serta seluruh teman-teman seperjuangan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2010, khususnya PGMI A,

sehingga semakin terasa rasa kekeluargaan yang terjalin, terima kasih atas

dukungan dan doa selama ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan dating. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya, serta kemanjuan dunia pendidikan di Indonesia.

Jakarta, Januari 2015

Penulis

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN` ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian 5

C. Pembahasan Fokus Penelitian 5

D. Perumusan Masalah Penelitian 6

E. Tujuan Penelitian 6

F. Manfaat Penelitian 6

BAB II : KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti 8

1. Pembelajaran Kontekstual 8

2. Komponen Pembelajaran Kontekstual 13

3. Hasil Belajar Matematika 16

4. Bilangan Pecahan 21

B. Hasil Penelitian yang Relevan 27

C. Kerangka Berpikir 27

D. Hipotesis Tindakan 29

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 30

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 30

C. Subjek Penelitian 32

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian 33

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

vi

E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan 35

G. Data dan Sumber Data 36

H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 36

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan 37

J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data 42

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan 43

BAB IV : DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan 45

1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I 45

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II 61

B. Analisis Data dan Pembahasan 74

C. Temuan Penelitian 77

D. Keterbatasan Penelitian 79

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 80

B. Saran 81

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Prosedur Kegiatan Penelitian 34

Tabel 4.1 Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I 55

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I 56

Tabel 4.3 Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Siklus II 68

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II 69

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II 74

Tabel 4.6 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa dengan Model

Pembelajaran Kontekstual 76

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Kerangka Berpikir 30

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas 32

Gambar 4.1 Aktivitas belajar saat menunjukkan bangun datar sederhana yang

akan dipotong menjadi beberapa bagian sesuai bilangan pecahan 46

Gambar 4.2 Aktivitas Siswa Saat Menggunting Kertas Berbentuk Bangun Datar 48

Gambar 4.3 Aktivitas Belajar Saat Siswa Sedang Berkelompok 52

Gambar 4.4 Kegiatan Tes Akhir Siklus I 54

Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Kelompok 63

Gambar 4.6 Aktivitas Siswa Saat Mencatat Hasil Temuannya Dalam Buku

Catatan 64

Gambar 4.7 Siswa Mencatat Hasil Kegiatan dalam Buku Catatannya 66

Gambar 4.8 Kegiatan Tes Akhir Siklus II 68

Gambar 4.9 Diagram Peningkatan Hasil Belajar 75

Gambar 4.10 Diagram Persentase Hasil Ketuntasan 75

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Nilai Siswa Pra Penelitian 84

Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Pra Penelitian 85

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 87

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 92

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 96

Lampiran 6 Uji Validitas 100

Lampiran 7 Uji Reliabilitas 102

Lampiran 8 Uji Taraf Kesukaran 104

Lampiran 9 Uji Daya Beda 106

Lampiran 10 Kisi-kisi 108

Lampiran 11 Tes Akhir Siklus I 110

Lampiran 12 Tes Akhir Siklus II 113

Lampiran 13 Pedoman Penilaian Observasi Siswa 115

Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa 118

Lampiran 15 Hasil Lembar Observasi Kelompok 125

Lampiran 16 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I 135

Lampiran 17 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II 136

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam

peranannya di masa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia,

ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam

keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan

masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi

agama, masyarakat, keluarga dan negara. Pendidikan merupakan salah satu aspek

penting dalam pembangunan, sehingga diperlukan perhatian khusus untuk

pengembangannya. Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan terus

dilaksanakan, berbagai usaha diupayakan agar tercipta pendidikan yang benar-

benar berkualitas tinggi dengan metode-metode tertentu sehingga memperoleh

pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan

kebutuhan.

Dalam sistem pendidikan nasional, fungsi dan tujuan pendidikan telah

ditentukan dalam UU RI Bab II pasal 3 dan 4 tahun 2003 sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia

dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Pendidikan nasional

bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan.1

Dalam menempuh proses pendidikan di sekolah, siswa wajib mengikuti

beberapa mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti siswa

adalah matematika, karena matematika adalah dasar dari beberapa mata

pelajaran yang ada di sekolah baik dari dasar, menengah, atas maupun di

1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 2 Tahun 1989) Bab II pasal 3

dan 4, (Jakarta: Sinar Grafika)

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

2

perguruan tinggi. Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek

yang bersifat abstrak, sehingga menyebabkan banyak siswa mengalami

kesulitan dalam belajar matematika. Hasil belajar matematika siswa, baik

secara klasikal maupun individual belum menggembirakan. Dalam

pembelajaran matematika belum bermakna di dalam benak siswa, sehingga

pengertian siswa tentang konsep matematika sangat lemah.

Kemampuan belajar setiap siswa berbeda-beda baik dari pengetahuan

kognitif, keterampilan motorik, kecakapan intelektual, informasi verbal dan sikap.

Beberapa hal yang mempengaruhi antara lain metode pembelajaran, sarana

belajar, lingkungan belajar, dan lain-lain. Hal ini mempunyai dampak terhadap

hasil belajar siswa dan dalam kegiatan pembelajaran guru bertanggung jawab atas

hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti pada penelitian

pendahuluan, menunjukkan bahwa matematika menjadi salah satu mata pelajaran

yang dianggap sulit oleh siswa. Siswa cenderung belajar pasif sehingga

ketercapaian rata-rata hasil belajar siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Kenyataan ini disebabkan sifat abstrak matematika dan siswa cenderung diajar

untuk menghafal konsep dan prinsip matematika tanpa disertai pemahaman yang

baik.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, siswa belum memahami

betul konsep pada materi bilangan pecahan. Hal ini bisa dilihat saat siswa

merasa bingung dan keliru dalam mengerjakan soal yang diberikan guru,

misalnya

+

=

, sedangkan pada konteks yang benar adalah

+

=

+

=

.

Tetapi pada praktiknya guru hanya memberi penjelasan berupa rumus

penjumlahan kepada siswa untuk terlebih dahulu menyamakan penyebut

bilangan pecahan kemudian menjumlahkannya. Siswa beranggapan

penjumlahan pada bilangan pecahan sama halnya dengan menjumlahkan

bilangan biasa tanpa memahami konsep bilangan pecahan. Akhirnya dengan

ketidakfahaman siswa tentang materi bilangan pecahan ini akan berdampak

pada hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan. Padahal banyak

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

3

aspek matematika yang berkaitan dengan konsep dan operasi bilangan pecahan

yang diperlukan dalam kehidupan nyata maupun dalam pendidikan formal,

oleh sebab itu konsep materi bilangan pecahan penting untuk dikuasai siswa.

Khususnya pada bahasan bilangan pecahan siswa di kelas III B

memperoleh nilai rata-rata terendah dibanding kelas lainnya. Hal ini disebabkan

selain faktor dari diri siswa sendiri juga karena faktor guru dalam mengajar.

Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh guru kelas

yang kurang kreatif dalam menggunakan media pembelajaran di kelas. Guru

kelas tersebut hanya memberikan demonstrasi, langsung dengan menggunakan

rumus penjumlahan pecahan pada soal-soal penjumlahan pecahan tanpa

menggunakan benda nyata dan media yang menarik sebagai media

pembelajaran, karena dengan benda nyata dianggap menyita banyak waktu

dalam proses pembelajaran yang terjadi. Setelah memberikan demonstrasi,

siswa langsung diberikan tugas sehingga siswa kurang dilibatkan dalam setiap

pembelajaran yang berlangsung dan akhirnya siswa hanya diberikan rumus

yang harus dihafal dan diuji cobakan pada soal-soal latihan. Sehingga siswa

tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan yang

dimilikinya untuk mengungkapkan kreativitasnya di dalam menemukan

pengetahuan baru yang dialami.

Pada praktiknya dalam pembelajaran bilangan pecahan guru lebih

sering memberikan penjelaskan langsung dari pada menggunakan media.

Sekalipun guru melakukan praktik itupun dilakukan menggunakan media yang

sangat sederhana berupa kertas yang dilipat kemudian gunting untuk

memotong. Padahal dengan menggunakan media ini saja siswa lebih

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, terlebih jika menggunakan

media pembelajaran yang nyata dan menarik. Dengan ini pembelajaran

menggunakan kontekstual akan lebih efektif dengan disertai media

pembelajaran yang mendukung dan kreatif sehingga akan menambah semangat

siswa dalam belajar dan memahami konsep bilangan pecahan.

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

4

Pembelajaran matematika yang berlangsung di SD Al-Zahra Indonesia ini

menggunakan pengantar Bahasa Inggris. Hal ini merupakan salah satu kendala

dalam penyampaian materi kepada siswa. Sehingga siswa merasa terbebani karena

mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai konsep materi pembelajaran

matematika tetapi juga dituntut untuk memahami setiap kata petunjuk maupun

soal yang terdapat dalam latihan matematika yang menggunakan konteks

penulisan dalam Bahsa Inggris.

Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini hanya sebatas pada

akumulasi pengetahuan yang berupa seperangkat fakta-fakta, konsep, dan kaidah

yang siap untuk ditransfer dari guru kepada siswa. Selain itu guru cenderung

menggunakan pola pembelajaran yang masih bersifat tekstual. Siswa secara pasif

menerima rumus-rumus dari hasil membaca, mendengar, mencatat, dan

menghafal tanpa memberikan kontribusi berupa ide-ide atau gagasan sehingga

proses pembelajaran cenderung terpaku pada guru dan materi pembelajaran. Hal

ini mengakibatkan esensi dari materi yang dipelajari siswa itu sendiri menjadi

kurang bermakna. Siswa kurang dapat mengaitkan antara materi yang dipelajari

dengan situasi dunia nyata dan merasa kesulitan ketika menemukan dan

menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Kondisi yang memprihatinkan tersebut harus terus diupayakan untuk

diperbaiki dan kondisi itu tidak hanya disebabkan oleh kesulitan yang bersumber

dari diri siswa, misalnya cara sajian pelajaran atau suasana pembelajaran yang

dilaksanakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu pembaharuan atau perbaikan

pembelajaran karena kegiatan pembelajaran merupakan faktor penting yang perlu

mendapat perhatian. Selain itu pembelajaran yang diterapkan haruslah pula dapat

mengajarkan mereka untuk dapat mengaplikasikan suatu konsep atau pengetahuan

yang diperoleh tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian

pendekatan pembelajaran seperti ini diharapkan dapat menggeser peras siswa dari

sekedar penerima pasif menuju kepada pencarian aktif suatu pengetahuan dan

keterampilan serta menggunakannya secara bermakna. Salah satu pembelajaran

yang memiliki karakteristik tersebut adalah pendekatan pembelajaran kontekstual.

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

5

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas peneliti ingin

meningkatkan kemampuan siswa kelas III Sekolah Dasar dalam proses

pembelajaran Matematika pada bahasan bilangan pecahan dan memilih judul

penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan

Bilangan Pecahan Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas III SD

Al-Zahra Indonesia Pamulang”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan masalah-

masalah yang relevan dalam penelitian ini yaitu:

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang masih belum

mencapai rata-rata yang ditentukan.

2. Pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa hanya mengikuti penjelasan

guru, cenderung pasif dan tidak dapat mengembangkan pengetahuan yang

dimilikinya.

3. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam penggunaan metode pembelajaran.

4. Pembelajaran matematika yang disajikan menggunakan Bahasa Inggris

menjadi faktor yang menyebabkan siswa kurang memahami konteks

pembelajaran.

5. Tingkat pemahaman siswa yang masih rendah terhadap pembelajaran

matematika pada bahasan bilangan pecahan.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan agar penelitian ini lebih fokus, maka

peneliti akan membatasi pada masalah hasil belajar matematika siswa.

1. Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengukur hasil belajar matematika

siswa pada bahasan bilangan pecahan.

2. Pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang

dilakukan dengan mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

6

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari serta

mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

permasalahan yang hendak dikaji dapat dirumuskan:

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa pada bahasan bilangan

pecahan setelah diterapkan pembelajaran kontekstual?

2. Bagaimana penerapan pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar

matematika pada bahasan bilangan pecahan pada siswa kelas III SD Al-Zahra

Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai

berikut.

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika pokok

bahasan bilangan pecahan setelah diterapkan pembelajaran kontekstual.

2. Mengetahui penerapan pembelajaran kontekstual pada pelajaran matematika

pada bahasan bilangan pecahan.

F. Manfaat Penelitian

Dilakukannya penelitian tindakan di kelas III SD Al-Zahra Indonesia

diharapkan dapat memberi manfaat yang cukup besar bagi siswa, guru, dan

sekolah, yaitu:

1. Bagi siswa, agar dapat memberikan alternatif pembelajaran dalam memahami

konsep matematika pada bahasan bilangan pecahan, membantu untuk

mengembangkan daya fikir yang kreatif, inovatif, dan positif.

2. Bagi guru, agar dapat menjadi pola pembelajaran alternatif yang dapat

diaplikasikan dalam proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan

bilangan pecahan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

7

3. Bagi peneliti, sebagai bekal dan pengalaman guna untuk memperluas wawasan

tentang tata cara pembelajaran matematika khususnya pada bahasan bilangan

pecahan dengan menggunakan pembelajaran kontekstual ketika telaj terjun ke

dunia pendidikan.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

8

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI

TINDAKAN

A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti

Pada bab ini membahas tantang acuan teori dan fokus yang diteliti, yaitu

mengenai beberapa penjelasan tentang pembelajaran kontekstual, hasil belajar

matematika, serta penjelasan tentang materi bilangan pecahan yang disampaikan

dengan pembelajaran kontekstual.

1. Pembelajaran Kontekstual

Salah satu hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah pendekatan

pembelajaran. Pendekatan pembelajaran memiliki banyak definisi, diantaranya

yaitu pendekatan pembelajaran merupakan strategi yang dapat memperjelas arah

yang ditetapkan dan sering kali juga disebut kebijakan guru atau pengajar agar

mencapai tujuan pembelajaran.1 Pendekatan pembelajaran (approach) merupakan

titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.2 Istilah

pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang

sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran

yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Dalam

hal ini untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik guru harus

dapat menentukan strategi atau pendekatan pembelajaran yang sesuai.

Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat.3

1Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika

(PSPM), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 231. 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2011), Cet. Ke-8, h. 127 3 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2012), Cet. 2, h. 189

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

9

Sebagaimana dikatakan oleh Howey R, Keneth “Contextual teaching is

teaching that enables learning in wich student employ their academic

understanding and abilities in a variety of in-and out of school context to solve

simulated or real world problems, both alone and with others.”4 CTL adalah

pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar dimana siswa

menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks

dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulative

ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan

mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat.5 Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya yang mengatakan Contextual

Teaching and Learning adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan

kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang

dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga

mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.6

Ada tiga hal yang harus dipahami dari konsep tersebut. Pertama,

pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk

menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalamn

secara langsung. Kedua, pembelajaran kontekstual mendorong siswa agar dapat

menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan

nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman

belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Ketiga, pembelajaran kontekstual

mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan.

Untuk memperkuat pengalaman belajar yang aplikatif bagi siswa, tentu saja

diperlukan pembelajaran yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa

4 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2012), Ce. 2, h. 190. 5 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem (Surabaya: Pustaka

Pelajar, 2009), Cet. 1, h. 79. 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2011), Cet. Ke-8, h. 255

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

10

untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri, bahkan sekedar menjadi

pendengar yang pasif dalam memperoleh informasi dari guru. Pembelajaran

kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta

didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara

menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan

sosial dan budaya masyarakat.

Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD)

penerapan strategi pembelajaran kontekstual digambarkan sebagai berikut.7

a. Relating

Belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. Konteks

merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu peserta didik

agar yang dipelajari bermakna. Dalam proses pembelajaran, relating

dimaksudkan dalam konteks agar siswa dapat menghubungkan pengetahuan

baru yang diperolehnya dengan pengalaman hidup yang telah dan akan dia

peroleh.8

b. Experiencing

Belajar adalah kegiatan “mengalami”, peserta didik berproses secara aktif

dengan hal yang dipelajari dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal

yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal baru dari apa yang

dipelajarinya. Experiencing

dipandang sebagai jantung pembelajaran

kontekstual. Proses pembelajaran akan berlangsung cepat jika siswa diberi

kesempatan untuk memanipulasi peralatan, memanfaatkan sumber belajar, dan

melakukan bentuk-bentuk kegiatan penelitian yang lain secara aktif.9

Pengalaman diperoleh berkat interaksi antara individu dengan lingkungan.

Pengalaman juga sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat

pendidikan, yang merupakan satu kesatuan di sekitar tujuan murid, pengalaman

pendidikan bersifat kontinu dan interaktif, membantu integrasi pribadi murid.

7 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Surabaya: Pustaka

Pelajar, 2009), Cet. 1, h. 84 8 Gelar Dwirahayu dkk, Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika

Dasar, (Jakarta: PIC UIN, 2007), Cet. 1, h. 125 9 Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007),

Cet. Ke 2, h. 17

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

11

c. Applying

Belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang

dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya. Applying merupakan belajar

dalam konteks bagaimana pengetahuan atau informasi baru yang diperoleh

siswa dapat digunakan dalam berbagai situasi yang dia hadapi, baik situasi yang

mudah maupun yang sulit.10

d. Cooperating

Belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui belajar

berkelompok, komunikasi interpersonal atau hubungan intersubjektif. Dalam

proses pembelajaran pastinya setiap siswa akan mengahadapi persoalan yang

berbeda. Untuk menyelesaikan masalah yang ada, khususnya masalah yang

melibatkan situasi yang realistis yang tidak dapat diselesaikan secara individu

sebaiknya siswa dapat bekerja sama dengan temannya secara berkelompok.

e. Transferring

Belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan

dalam situasi atau konteks baru. Transferring merupakan belajar menekankan

pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau

konteks baru. Dengan kata lain pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

bukan sekedar untuk dihafal tetapi dapat digunakan atau dialihkan pada situasi

dan konsisi lain.11

Dalam pembelajaran kontekstual, strategi ini mengarahkan agar siswa

dalam belajar dapat menghubungkannya dengan konteks nyata sehingga siswa

dapat mengalaminya sendiri. Siswa juga menjadi tidak bergantung hanya kepada

penjelasan guru melainkan dapat menemukan sendiri solusi dalam memecahkan

permasalahan yang berhubungan dengan pelajaran.

Pada bidang matematika kita mengenal keterampilan berpikir matematika

yang erat kaitannya dengan daya matematika (mathematical power) yang

mempunyai makna kemampuan atau kekuatan yang berkaitan dengan karakteristik

10

Gelar Dwirahayu dkk, Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika

Dasar, (Jakarta: PIC UIN, 2007), Cet. 1, h. 126 11

Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007),

Cet. Ke 2, h. 18

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

12

matematika. Berbicara tentang karakteristik matematika, masing-masing orang

akan memberikan penafsiran yang berbeda-beda tergantung dari pengetahuan dan

pengalaman masing-masing. Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif yang berarti

sifatnya yang menekankan pada proses deduktif yang memerlukan penalaran logis

dan aksiomatik yang mungkin diawali dengan proses induktif meliputi penyusunan

konjektur, model matematika, analogi, dan generalisasi, melalui pengamatan

terhadap sejumlah data. Karakteristik berikutnya matematika dikenal sebagai ilmu

yang terstruktur dan sistematis yang artinya konsep-konsep matematika tersusun

secara hierarkis, terstruktur, logis dan sistematis, mulai dari konsep yang paling

kompleks.12

Walaupun tidak ada definisi tunggal tentang pengertian matematika, akan

tetapi ada karakteristik khusus yang terdapat pada pengertian matematika itu

sendiri. Beberapa karakterisktik matematika adalah sebagai berikut.13

a. Memiliki objek kajian abstrak

b. Bertumpu pada kesepakatan

c. Berpola pikir dedukatif

d. Memiliki simbol yang kosong dari arti

e. Memerhatikan semesta pembicaraan (universal)

f. Konsisten dalam sistemnya

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kontekstual merupakan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya lebih

menekankan pada proses belajar dimana siswa mampu memahami konsep

pembelajaran yang merupakan hasil temuannya sendiri serta mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari. Dalam konsep pembelajaran kontekstual ini guru

dapat menghadirkan konsep yang berhubungan dengan dunia nyata. Dalam

pembelajaran matematika pembelajaran kontekstual ini merupakan proses

pembelajaran yang cocok dikarenakan matematika memiliki sifat yang abstrak.

12

Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika

(PSPM), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 39 13

Ibid, Ali Hamzah dan Muhlisrarini, h. 92.

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

13

Siswa dapat mencari kebenarannya sendiri terkait materi pelajaran yang

dipelajarinya serta menghubungkannya dengan kehidupan mereka sehari-hari.

2. Komponen Pembelajaran Kontekstual

Ada tujuh komponen pembelajaran kontekstual yaitu konstruktivisme, inkuiri,

bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan

(modelling), refleksi, dan penilaian autentik (authentic assesment).14

a. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru

dalam struktur kognitif berdasarkan pengalaman.15

Pembelajaran kontekstual

pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya

melalui proses pengamatan dan pengalaman. Dengan dasar itu pembelajaran

harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” dan bukan “menerima”

pengetahuan. Pengetahuan dibangun melalui proses asimilasi dan akomodasi

maupun dialektika berpikir Thesa-Antithesa-Sinthesa.16

b. Inkuiri

Inkuiri menekankan bahwa proses pembelajaran yang didasarkan pada

pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.17

Belajar

penemuan melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk

mendapatkan pengetahuan lama. Pengetahuan ini bukanlah sejumlah fakta

dari hasil mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.

c. Masyarakat Belajar

Leo Semenovich Vygotsky, seorang psikolog Rusia, menyatakan bahwa

pengetahuan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan

orang lain.18

Konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran

diperoleh dari hasil kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar itu diperoleh

14

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem (Surabaya: Pustaka

Pelajar, 2009), Cet. 1, h. 85 15

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2011), Cet. Ke-8, h. 264 16

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), h. 85 17

Ibid, Wina Sanjaya, h. 265 18

Opcit., Wina Sanjaya, h. 267

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

14

dari sharring antar teman, antar kelompok, dan antar anggota masyarakat.

Essensi masyarakat belajar adalah bahwa belajar itu dapat diperoleh melalui

kerjasama dengan orang lain.

d. Bertanya

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari kegiatan bertanya.

Dalam proses pembelajaran kontekstual, pendidik tidak menyampaikan

informasi begitu saja akan tetapi memancing siswa agar dapat menemukan

sendiri makna dari materi yang dipelajarinya dan kemudian menanyakannya

jika tidak mengerti. Kegiatan bertanya sangat penting untuk menggali

informasi, mengonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan

pada aspek yang belum diketahui. Dalam pembelajaran, bertanya dapat

dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan

memiliki kemampuan berpikir siswa.

Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna

untuk:19

1) Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis

2) Mengecek pemahamn siswa

3) Membangkitkan respons kepada siswa

4) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa

5) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa

6) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru

7) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa

8) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa

e. Pemodelan

Pemodelan adalah kegiatan mendemonstrasikan suatu perbuatan agar siswa

dapat mencontoh, belajar atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang

diberikan. Dalam pembelajaran kontekstual pendidik bukanlah satu-satunya

model. Model itu bisa berupa benda, cara/prosedur kerja atau yang lain yang

bisa ditiru oleh siswa.

19

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009),

h. 115

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

15

f. Refleksi

Refleksi adalah melihat atau merespon kembali suatu kejadian, kegiatan serta

pengalaman yang bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang sudah

diketahui dan hal-hal yang belum diketahui agar dapat dilakukan tindakan

penyempurnaan.

g. Penilaian yang Sebenarnya

Authentic Assesment merupakan suatu prosedur penilaian yang menuntut

siswa benar-benar menunjukkan kemampuannya. Penilaian dilakukan di

sepanjang proses pembelajaran sehingga authentic assesment juga dapat

memberikan gambaran perkembangan kemajuan belajar.

Prinsip dasar dalam pembelajaran kontekstual adalah agar siswa dapat

mengembangkan cara belajarnya sendiri dan selalu mengaitkan dengan apa yang

telah diketahui dan apa yang ada di masyarakat, yaitu aplikasi dan konsep yang

dipelajari. Berkaitan dengan faktor kebutuhan individu siswa, untuk menerapkan

pembelajaran kontekstual guru perlu memegang prinsip-prinsip pembelajaran

sebagai berikut.20

a. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental

siswa.

b. Membentuk mental belajar yang saling tergantung (Independent Learning

Groups).

c. Menyediakan lingkungan yang mendorong pembelajaran mandiri (self

regulated leraning).

d. Mempertimbangkan keragaman siswa (diversity of students).

e. Memerhatikan multi intelegensi (multiple intelegences) siswa.

f. Menggunakan teknik-teknik bertanya untuk meningkatkan pembelajaran siswa,

perkembangan pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

g. Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).

20

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses dalam

Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 303.

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

16

3. Hasil Belajar Matematika

Belajar merupakan kewajiban setiap umat manusia. Belajar merupakan

proses mencari tahu dari yang belum diketahui ataupun memahami dari yang belum

dipahami. Setiap orang akan mengalami belajar baik secara sengaja maupun tidak

sengaja, tanpa mengenal ruang dan waktu, juga tanpa mengenal batas usia.

Belajar bukan sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi merupakan

proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan perubahan

perilaku.21

Proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni

penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu kesatuan

yang memiliki makna bagi subjek didik.22

Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok, yaitu adanya perubahan tingkah

laku, sifat perubahan relative permanen dan perubahan tersebut disebabkan oleh

interaksi dengan lingkungan bukan oleh proses kedewasaan ataupun perubahan-

perubahan kondisi fisik yang temporer sifatnya. Proses belajar tidak hanya terjadi

karena adanya interaksi siswa dengan guru, hasil belajar yang maksimal dapat pula

diperoleh lewat interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar lainnya.23

Pada hakikatnya belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat

dilihat. Artinya proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang

belajar tidak dapat disaksikan dengan kasat mata. Kita hanya mungkin dapat

menyaksikan sekedar adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak.24

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar

merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar.

Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru

sebagai pengajar.

Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu

dalam satu kegiatan. Diantara keduanya terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan

21

Yana Wardhana, Teori Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT Pribumi Mekar, 2010), h.

3 22

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2011), h. 21 23

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses dalam

Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 320 24

Yana Wardhana, Teori Belajar dan Mengajar, (Bandung: PT Pribumi Mekar, 2010), h.

5

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

17

yang dimiliki dari belajar mengajar harus bisa mendapatkan hasil bisa melalui

kreatifitas seseorang itu. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud adalah

kemampuan-kemampuan ketrampilan, sikap yang diperoleh siswa setelah

menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak pemahaman para ahli tentang belajar ditinjau dari berbagai

aspeknya. Dengan mengedepankan pada aspek mana pendidikan lebih

mempengaruhi anak didik maka itulah yang melandasi atau pengklasifikasian

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Secara garis besar, faktor-faktor

penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu:25

a. Faktor Intern Siswa

Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik

siswa, yakni:

1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas

intelektual/intelegensi siswa.

2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan

sikap.

3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya

alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).

b. Faktor Ekstern Siswa

Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang

tidak mendukung aktivitas belajar siswa, yakni:

1) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah

dengan ibu dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

2) Lingkungan masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh, dan

teman sepermainan.

3) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang

buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas

rendah.

25

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h.185

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

18

Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi

dari berbagai hal. Hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dalam diri

siswa melainkan juga dari luar diri siswa, bahkan faktor dari luarpun dapat

berpengaruh secara nyata dalam hasil belajar siswa.

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang, penguasaan

hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya baik perilaku dalam bentuk

penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik,

hampi sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang

merupakan hasil belajar. Pengertian hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menunjukkan suatu yang dicapai seseorang setelah melakukan sesuatu usaha.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Menurut Horwart Kingsley membagi tiga macam hasil

belajar mengajar yaitu, ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengarahan,

serta sikap dan cita-cita.26

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni dari diri

siswa dan faktor dari luar siswa. Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah

faktor dalam diri siswa adalah perubahan kemampuan yang dimilikinya, seperti

yang dikemukakan seorang ahli bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%

dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar

berupa:27

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk

bahasa, baik lisan maupun tertulis.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mepresentasikan konsep dan

lambang.

26

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008), Cet. XI, h. 22 27

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem (Surabaya: Pustaka

Pelajar, 2009), Cet. 1, h. 5

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

19

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani

dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian

terhadap objek tersebut.

Hasil pembelajaran dapat diklasifikasi menjadi tiga yaitu keefektifan,

efisiensi, dan daya tarik. Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat

pencapaian belajar. Ada empat aspek penting yang dapat dipakai untuk

mendeskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu kecermatan penguasaan perilaku

yang dipelajari atau sering disebut dengan tingkat kesalahan, kecepatan untuk kerja,

tingkat alih belajar, dan tingkat retensi dari apa yang dipelajari. Efisiensi

pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah yang

dipakai belajar. Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati

kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajaran erat sekali

kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya

akan mempengaruhi keduanya, itulah sebabnya pengukuran kecenderungan siswa

untuk terus atau tidak terus belajar dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu

sendiri atau dengan bidang studi.28

Menurut Bloom, hasil belajar mancakup kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Domain kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,

menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis

(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengoranisasikan,

merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain

afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), dan

characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik yang berkenaan dengan

hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari initiatory,

28

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. Ke-

8, h. 21

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

20

pre-routine, dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup keterampialn produktif,

teknik, fisik, social, menajerial, dan intelektual.29

Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan

lingkungannya. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja, dengan demikian

belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Berikut

merupakan karakteristik perubahan hasil belajar:30

a. Perubahan Intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau

praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, bukan kebetulan.

Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswaa menyadari akan adanya

perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya

perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan Positif Aktif

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif

baik, bermanfaat serta sesuai dengan harapan. Adapun perubahan aktif artinya

tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan.

c. Perubahan Efektif Fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil

guna. Artinya perubahan tersebur membawa pengaruh, makna, dan manfaat

tertentu bagi siswa. Selain itu proses belajar bersifat fungsional dalam arti

bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut

dapat direproduksi dan dimanfaatkan.

Dari uraian tersebut maka hasil belajar merupakan sesuatu yang dicapai atau

diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut

dinyata2kan dalam bentuk pengusaan, pengetahuan dan kecakapan yang terdapat

dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga nampak perubahan pada diri individu.

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotrik. Ketiga

aspek tersebut berkaitan dengan tingkat akademik siswa, sikap serta motorik siswa

29

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem (Surabaya: Pustaka

Pelajar, 2009), Cet. 1, h. 6-7 30

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 117-

119

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

21

yang berubah setelah mengalami proses belajar. Diharapkan perubahan yang terjadi

pada diri siswa merupakan perubahan positif yang sesuai dengan harapan.

4. Bilangan Pecahan

a. Pengertian Bilangan Pecahan

Bilangan pecahan merupakan bagian dari materi pada pembelajaran

matematika. Bilangan pecahan sudah dikenalkan kepada anak saat mereka

duduk di kelas III. Tingkat kesulitan pada bilangan pecahan juga disesuaikan

dengan jenjang pendidikan anak.

Kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan yang berukuran sama.

Kata pecahan berasal dari bahasa latin fractio yang berarti memecah menjadi

bagian-bagian yang lebih kecil. Sebuah pecahan mempunyai dua bagian yaitu

pembilang dan penyebut, yang dalam penulisannya dipisahkan oleh garis lurus,

misalnya ; ; dan seterusnya. Dalam lambang bilangan (dibaca satu per

tiga), angka “tiga” menunjukkan banyaknya bagian-bagian yang sama dari

suatu keseluruhan atau utuh dan disebut sebagai penyebut, sedangkan angka

“satu” menunjukkan banyaknya bagian yang menjadi perhatian atau digunakan

atau diambil dari keseluruhan pada saat tertentu dan disebut sebagai

pembilang.31

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam

ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang

biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang.

Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan dan

dinamakan penyebut.32

Bilangan pecahan merupakan salah satu topik yang sulit untuk

diajarkan. Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan

pembelajaran yang dilakukan, dan sulitnya pengadaan media pembelajaran.

31

Sukajati, Pembelajaran Operasi Penjumlahan Pecahan di SD Menggunakan Berbagai

Media, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Matematika, 2008), h. 6 32

Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: Rosda

Karya, 2010), Cet. ke-3, h. 43

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

22

Sehingga biasanya langsung diajarkan pengenalan angka, seperti , 1 disebut

pembilang dan 2 disebut penyebut. Bilangan pecahan sangat erat hubungannya

dengan satuan, maka metode mengajarkan bilangan pecahan ini perlu sekali

bantuan visualisasi dengan satuan.

Berikut pedoman-pedoman yang harus dicamkan dalam

mengembangkan strategi perhitungan untuk pecahan:33

1) Mulai dengan tugas kontekstual sederhana.

2) Hubungkan pengertian perhitungan pecahan dengan perhitungan bilangan

asli.

3) Biarkan penaksiran dan metode informal memainkan peranan yang besar

pada pengembangan strategi.

4) Eksplorasi setiap operasi dengan menggunakan model.

b. Bilangan Pecahan dengan Kontekstual

Dalam pelaksanaan pembelajaran diharapkan guru mengangkat

permasalahan-permasalahan keseharian untuk menghilangkan kesan abstrak

dari konsep. Guru dapat menyediakan benda-benda kongkrit seperti tali, kertas,

pita, kertas berwarna, kue, serta benda yang ada di kelas baik meja, lantai,

maupun papan tulis. Pada kelas III materi pembelajaran matematika bahasan

pecahan terdiri dari penjumlahan pecahan, pengurangan pecahan,

membandingkan pecahan, serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

pecahan.

Adapun untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan

bilangan pecahan dapat kita lakukan dengan menggunakan media pembelajaran

yang menarik untuk dipraktikan oleh siswa. Untuk lebih memahami konsep

mengenai bilangan pecahan, perhatikan ilustrasi berikut.

33

Jhon A. Van De Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan

Pengajaran, (Jakarta: Erlangga, 2006), Jilid 2, h. 59

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

23

Pada gambar di atas terdapat gambar bagian satu donat utuh dan donat

yang telah dipotong menjadi dua bagian sama besar. Ini menunjukkan bahwa

“satu” bagian donat (yang menunjukkan banyaknya bagian yang menjadi

perhatian atau digunakan atau diambil) dipotong menjadi “dua” (menunjukkan

banyaknya bagian-bagian yang sama dari suatu keseluruhan atau utuh). Jika

ditulis dalam lambang bilangan pecahan menjadi . Apabila diperhatikan makan

donat yang dipotong menjadi dua bagian tersebut berbentuk menjadi setengah

lingkaran.

Selain ilustrasi menggunakan donat di atas, dapat juga menggunakan

media berupa manipulasi kue yang dipotong menjadi beberapa bagian. Dalam

hal ini kue dipotong menjadi 8 bagian. Ini menunjukkan bahwa “satu” bagian

kue (yang menunjukkan banyaknya bagian yang menjadi perhatian atau

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

24

digunakan atau diambil) dipotong menjadi “delapan” (menunjukkan banyaknya

bagian-bagian yang sama dari suatu keseluruhan atau utuh). Jika ditulis dalam

lambang bilangan pecahan menjadi (tiap satu bagian kue yang dipotong sama

besar). Apabila satu bagian utuh kue tersebut dipotong menjadi delapan bagian

kemudian kita ambil satu bagian kue yang dipotong, maka akan tersisa 7 potong

bagian kue. Hal ini berarti satu bagian penuh kue sama artinya dengan delapan

potong kue yang telah dipotong. Jika dilambangkan ke dalam lambang bilangan

pecahan maka 1 bagian utuh kue sama dengan , dan jika di ambil satu bagian

kue yang telah dipotong itu sama dengan . Jadi jika kue tersebut diambil satu

bagian kue potong dapat ditulis – = .

Sebagai ilustrasi dari kue yang telah dipotong, gambar di bawah ini

dapat dikenalkan kepada siswa untuk lebih memahami makna pecahan. Siswa

diminta untuk memotong langsung gambar yang telah disediakan oleh guru,

sehingga siswa akan lebih ingat dan memahami materi pecahan.

Gambar di atas merupakan ilustrasi kue yang dipotong menjadi berbagai

macam bagian. Dimulai dari gambar lingkaran utuh yang menunjukkan satu

buah kue, kemudian dipotong menjadi dua bagian yang menunjukkan tiap

bagiannya bernilai dari bagian. Jika dipotong menjadi tiga bagian maka

menunjukkan tiap bagiannya bernilai bagian, dan seterusnya.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

25

Dengan pembelajaran yang demikian konsep mengenai bilangan

pecahan akan lebih mudah diingat oleh siswa. Pembelajaran akan lebih

bermakna dengan media pembelajaran yang sesuai sehinggan dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1) Penjumlahan Pecahan

Jika penyebutnya sama dapat langsung dijumlah pembilang-pembilangnya

sedemikian sehingga + = . Namun jika penyebutnya berbeda maka

terlebih dahulu penyebutnya disamakan. Di bawah ini contoh penyelesaian

penjumlahan pecahan.

Contoh:

Jadi dapat kita simpulkan bahwa + =

Berikut ini merupakan contoh penjumlahan dengan penyebut yang berbeda,

terlebih dahulu penyebutnya disamakan jika dalam perhitungan pecahan.

Dapat diilustrasika sebagai berikut.

+ = + =

Jadi dapat disimpulkan bahwa + =

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

26

Dalam mengenal berbagai jenis bentuk pecahan, siswa juga dapat

dikenalkan melalui bangun datar lainnya, misalnya persegi panjang. Di

bawah ini merupakan contoh bentuk pecahan yang diambil dari persegi

panjang dengan nilai yang sama tetapi menggunakan bentuk yang berbeda.

Misal, nilai dapat dikenalkan dengan berbagai bentuk pecahan dalam

gambar persegi panjang sebagai berikut.

=

=

=

=

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

27

2) Pengurangan Pecahan

Jika penyebutnya sama dapat langsung dikurang pembilang-pembilangnya

sedemikian sehingga - = . Namun jika penyebutnya berbeda maka

terlebih dahulu penyebutnya disamakan. Di bawah ini contoh penyelesaian

pengurangan pecahan.

Contoh:

3) Membandingkan Pecahan

Membandingkan bilangan pecahan dapat dilakukan menggunakan gambar

yang telah ditentukan untuk membandingkan besarnya suatu pecahan.

Contoh:

Pada gambar di bawah ini terdapat dua buah pizza yang dipotong. Siswa

diminta untuk menentukan bagian pizza mana yang lebih besar atau lebih

kecil dari bagian yang telah dipotong tiap satu bagiannya.

Pizza pertama dipotong menjadi bagian dan pizza yang kedua dipotong

menjadi bagian.

Lebih besar

>

- =

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

28

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dilakukan oleh Siti Aisyah (2010) yang

berjudul “Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Komunikasi

Matematik Siswa”. Penelitian tersebut dilakukan pada siswa kelas VIII-7 dan VIII-

8 SMPN 16 Jakarta terkait materi pembelajaran matematika pada bahasan Relasi

dan Fungsi. Pada kelas eksperimen hasil penelitian ini sebagian besar siswa sudah

mampu mengekspresikan peristiwa sehari-hari ke dalam bentuk diagram, grafik

dan pasangan berurutan. Siswa juga mampu mempresentasikan masalah sehari-hari

ke dalam bentuk notasi/simbol matematika. Sedangkan pada kelas kontrol sebagian

besar siswa lebih mampu menerjemahkan bahasa matematika ke dalam bentuk

angka-angka. Secara umum kemamapuan komunikasi matematik siswa kelas

eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Pada kelas eksperimen rata-rata kelas

sebesar 61,24 sedangkan pada kelas control rata-rata kelas sebesar 54,08.

Selain itu juga terdapat penelitian Didin Junaedin (2012) yang berjudul

“Peningkatah Hasil Belajar Matematika Siswa MI Melalui Pembelajaran Model

CTL pada Pokok Bahasan Pecahan”. Penelitian tersebut dilakukan pada siswa

kelas V MIS Miftahul Huda terkait pembelajaran kontekstual pada matematika

pokok bahasan bilangan pecahan. Kemampuan siswa menyelesaikan soal bilangan

pecahan pada kelompok eksperimen (yang dalam pembelajarannya menggunakan

pembelajaran kontekstual) lebih tinggi dari rata-rata kemampuan menyelesaikan

soal bilangan pecahan pada kelompok control (yang dalam pembelajaran

menggunakan pembelajaran konvensional). Pada penelitian ini menyebutkan bahwa

hasil belajar pada kelas eksperimen rata-rata kelas sebesar 12,952 dan pada kelas

kontrol rata-rata kelas sebesar 10,095.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan suatu proses atau interaksi antara berbagai

komponen yang terlibat di dalamnya baik antara guru dengan siswa, siswa dengan

siswa, maupun siswa dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Oleh karena

itu dalam prakteknya dapat dilakukan dengan mengaitkan materi yang dipelajari

dengan lingkungan atau situasi nyata sehingga pembelajaran menjadi lebih

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

29

bermakna. Kemampuan siswa dalam mengaitkan materi pelajaran dengan

lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari di luar konteks sekolah

merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini merupakan salah

satu bentuk pola pembelajaran yang dapat mengeksplorasi kemampuan siswa dalam

pembelajaran kontekstual.

Pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang membantu guru dalam

mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata dan mendorong peserta didik

membuat hubungan antara pengetahuannya dengan penerapan dalam kehidupan

mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran seperti itu dapat

mendorong siswa untuk dapat menginterpretasikan dan mengekspresikan berbagai

fenomena yang terjadi di dunia luar ke dalam bentuk/model matematika sehingga

dapat menghubungkan konsep pembelajaran matematika yang bersifat abstrak

kepada yang konkret. Selain itu di dalam pembelajaran kontekstual siswa didorong

untuk aktif bekerja sama dan melakukan diskusi serta menemukan dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuan.

Di dalam matematika sering kali hasil belajar siswa menjadi perhatian. Hal

ini merupakan akibat dari sifat matematika yang abstrak sehingga siswa sulit untuk

memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan dunia nyata, sehingga hasil

belajar matematika siswa mendapat perhatian khusus dari guru. Jika matematika

diaplikasikan ke dalam kehidupan nyata, akan membantu siswa dalam memahami

materi dan konsep matematika. Begitu pula dalam pembelajaran matematika pada

bahasan bilangan pecahan, karena pada hakikatnya bilangan pecahan merupakan

materi yang banyak berkaitan dengan dunia nyata. Bilangan pecahan merupakan

salah satu materi dalam matematika yang banyak aplikasinya dalam kehidupan

sehari-hari. Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami konsep bilangan

pecahan ini. Oleh karena itu, pembelajaran kontekstual ini memberikan banyak

kesempatan kepada guru untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

30

Gambar 2.1

Diagram Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian Tindakan

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis

penelitian yang diajukan adalah dengan menerapkan pembelajaran kontekstual

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan bilangan

pecahan.

Konstruk-

tivisme

Inkuiri Authentic

assessment

Masyarakat

belajar

Pemodelan Bertanya Refleksi

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Al-Zahra Indonesia beralamat di Komplek

Vila Dago, Pamulang, Tangerang Selatan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian

adalah pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada bulan September 2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode penelitian yang penulis lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dan menyelesaikan masalah pembelajaran,

serta memberikan kesempatan bagi guru dalam mengambil tindakan yang tepat

dalam rangka meningkatkan dan memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan

kelas ini dilakukan pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil

belajar pada pokok bahasan bilangan pecahan dengan menerapkan pembelajaran

kontekstual.

Penelitian ini lebih menekankan kepada proses tindakan penelitian, oleh

sebab itu berhasil atau tidaknya suatu penelitian dapat dilihat dari proses

tindakannya. Agar proses berjalan dengan lancar, peneliti harus mempersiapkan

dengan matang segala sesuatu yang menjadi pendukung sebuah proses agar dapat

dikatakan berhasil.

Adapun tahapan dalam penelitian tindakan kelas adalah perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan rancangan dari setiap aspek

pokok yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan melakukan identifikasi masalah tentang proses

dan hasil belajar matematika, melakukan wawancara terhadap guru kelas yang

mengajar matematika, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan kolaborasi antara peneliti dengan observer. Penyusunan rencana

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

32

pengajaran disertai pula dengan penyusunan instrumen penelitian, soal akhir

siklus I dan II.

2. Pelaksanaan (Acting)

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan

guru kelas. Peneliti sebagai pelaku tindakan yang perannya sebagai guru yang

menjalankan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kontekstual,

sedangkan guru sebagai observer yang berperan sebagai pengamat.

Pengamatan yang dilakukan oleh observer adalah pengamatan terhadap

keaktifan siswa dan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dengan penerapan pembelajaran kontekstual pada lembar observasi

kegiatan belajar siswa yang telah disediakan peneliti. Pada tahap pelaksanaan

ini rancangan strategi dan skenario yang sudah didiskusikan bersama

diterapkan.

3. Observasi (Observing)

Pada tahap ini observer melakukan monitoring terhadap proses

tindakan kelas, situasi kelas, dengan menggunakan pedoman observasi yang

telah disiapkan oleh peneliti agar data yang diperoleh akurat untuk perbaikan

pada siklus berikutnya. Dalam kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan

terhadap proses pembelajaran, apakah siswa mengalami kesulitan atau tidak

dalam mengikuti pembelajaran melalui penerapan pembelajaran kontekstual.

4. Refleksi

Data-data yang diperoleh saat observasi, dikumpulkan dan dianalisis

secara menyeluruh kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan

tindakan berikutnya. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan

pengkajian ulang melalui siklus berikutnya.

Guru yang melakukan penelitian tindakan kelas mencatat seluruh kegiatan

PTK yang telah dilakukannya. Penelitian Tindakan Kelas biasa dilakukan oleh guru

dengan menekankan pada penyempurnaan atau proses dan praktik pembelajaran.

Siklus akan berhenti apabila indicator keberhasilan telah tercapai. Setelah

melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan dilanjutkan pada siklus II. Jika

indikator pembelajaran pada siklus II telah menunjukkan bahwa indikator

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

33

keberhasilan telah tercapai maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator

keberhasilan belum tercapai, maka dilanjutkan pada penelitian siklus III dan hasil

refleksi siklus II sebagai acuannya.

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia

Pamulang tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 22 orang yang terdiri

dari 12 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Penelitian dilakukan di kelas III

Perencanaan

Siklus I

Pelaksanaan

Pembelajaran

Kontekstual

Pengamatan

Siklus I Refleksi

Siklus I

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Siklus II Refleksi

Siklus II

Pelaksanaan

Pembelajaran

Kontekstual

Hasil Belajar

Matematika Siswa

Sudah Mencapai

Keberhasilan

Hasil Belajar

Matematika

Siswa Rendah

Hasil Belajar

Matematika Siswa

Masih Rendah

Jika belum mencapai

keberhasilan, maka

dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

34

berdasarkan hasil pengamatan awal sebelum penelitian yang dirundingkan dengan

guru kelas bahwa hasil belajar matematika siswa di kelas tersebut masih rendah.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku tindakan

penelitian, hingga penyusunan laporan penelitian tindakan kelas. Dalam melakukan

tindakan penelitian, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas yang posisinya

sebagai observer untuk membantu peneliti dalam mengamati pelaksanaan kegiatan

yang berkenaan dengan masalah hasil belajar matematika tentang bilangan pecahan

pada pembelajaran matematika sebagai sumber data penelitian.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan intervensi tindakan ini berlangsung beberapa siklus dimana setiap

siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan

refleksi. Pada tahapan penelitian kegiatan pendahuluan dilakukan beberapa

tindakan yaitu sebagai berikut.

1. Melakukan wawancara kepada guru matematika.

2. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian.

3. Mensosialisasikan pembelajaran siswa dengan menerapkan pembelajaran

kontekstual pada pembelajaran matematika.

Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan

observasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Tahap tindakan pada siklus I antara

lain:

1. Pemberian informasi tentang rencana pembelajaran.

2. Siswa diminta untuk mengerjakan tugas sesuai dengan skenario.

3. Memberikan arahan dan tugas untuk kegiatan berikutnya.

Adapun tahap tindakan pada siklus II adalah mempelajari hasil refleksi

tindakan pada siklus pertama dan menggunakannya sebagai masukan pada tindakan

siklus II. Adanya intervensi dalam pembelajaran matematika ini juga disesuaikan

dengan jadwal pelaksanaan penelitian.

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

35

Prosedur penelitian di atas bila digambarkan, seperti terlihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.1

Prosedur Kegiatan Prapenelitian

Kegiatan Prapenelitian

1. Observasi masalah yang ada di SD Al-Zahra Indonesia

2. Membuat instrumen penelitian

3. Wawancara dengan guru kelas (yang bersangktan)

4. Menentukan kelas subjek penelitian

5. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian

Prosedur Kegiatan pada Siklus I

Sik

lus I

Perencanaan

1. Membuat rencana pengajaran

2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator

3. Menyiapkan materi ajar (mengenal bilangan pecahan) untuk setiap

pertemuan

4. Menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar siswa

5. Menyiapkan lembar kerja siswa pada setiap pertemuan

6. Menyiapkan soal akhir siklus

Pelaksanaan

1. Melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan

2. Melaksanakan pembelajaran kontekstual

3. Siswa mengerjakan LKS secara kelompok

4. Penilaian hasil tes siklus I

Observasi

Tahapan ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan yang terdiri

dari observasi terhadap siswa, mencatat semua hal yang terjadi selama proses

pembelajaran dan dibantu oleh observer (guru kelas).

Refleksi

Dasar pelaksanaan siklus berikutnya

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

36

Prosedur Kegiatan pada Siklus II

Sik

lus II

Perencanaan

1. Membuat rencana pengajaran

2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator

3. Menyiapkan materi ajar (operasi bilangan pecahan) untuk setiap

pertemuan

4. Menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar siswa

5. Menyiapkan lembar kerja siswa pada setiap pertemuan

6. Menyiapkan soal akhir siklus

Pelaksanaan

1. Melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan

2. Melaksanakan pembelajaran kontekstual

3. Siswa mengerjakan LKS secara individu

4. Penilaian hasil tes siklus II

Observasi

Tahapan ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan yang terdiri

dari observasi terhadap siswa, mencatat semua hal yang terjadi selama proses

pembelajaran dan dibantu oleh observer (guru kelas).

Refleksi

Menentukan keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan siklus II yang akan

dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini,

mendeskripsikan bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar

matematika materi pecahan dengan pembelajaran kontekstual. Hasil perencanaan

tindakan penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kriteria keberhasilan penelitian

dengan nilai rata-rata kelas mencapai nilai 70 serta hasil belajar matematika siswa

kelas III mengalami peningkatan setelah proses pembelajaran menggunakan

pembelajaran kontekstual atau hasil pengamatan melalui observasi pembelajaran

matematika melalui penerapan pembelajaran kontekstual terlaksana ≥75 %.

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

37

G. Data dan Sumber Data

Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif berasal dari data hasil belajar siswa pada ranah kognitif

tentang bilangan pecahan. Teknik pengumpulan data kuantitatif ini diperoleh

dengan memberikan tes. Tes yang diberikan berupa soal essay yang diberikan pada

setiap akhir siklus.

Sementara data kualitatif berasal dari data pengamatan tindakan aktivitas

siswa selama proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data kualitatif ini

diperoleh dengan menggunakan lembar observasi kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran. Data pengamatan tindakan tersebut digunakan untuk mengontrol

kesesuaian anatara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kontekstual.

H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini

digunakan untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran, data hasil observasi

dalam penelitian ini adalah data hasil observasi proses pembelajaran siswa yang

diisi oleh observer.

2. Teknik Tes

Tes ini dilakukan setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana

anak memahami materi yang telah disampaikan. Tes dibuat dalam bentuk tes

tertulis seperti latihan soal yang berupa essay atau soal uraian guna untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi bilangan pecahan, tes

lisan yang disampaikan secara langsung kepada siswa untuk meningkatkan

aktivitas dan motivasi belajar saat ada siswa yang maju ke depan kelas untuk

mengerjakan soal yang dibacakan guru sehingga siswa bersemangat dalam

belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Pada setiap akhir

siklus juga dilakukan tes akhir siklus.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

38

3. Dokumentasi

Kegiatan dokumentasi ini dilakukan dengan mengambil gambar atau foto-foto

pada saat pembelajaran berlangsung.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen antara

lain:

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan adalah tes formatif, yaitu tes yang dilaksanakan

pada setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil

belajar matematika siswa yang berkaitan dengan bilangan pecahan. Adapun tes

formatif ini berbentuk soal uraian yang terdiri dari enam butir soal pada setiap

akhir siklus.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi proses

pembelajaran. Lembar observasi proses pembelajaran yaitu lembar observasi

yang digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Lembar observasi juga digunakan untuk menganalisa dan

merefleksi setiap siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus

berikutnya.

I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan dari

setiap aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator hasil belajar siswa dalam

mengikuti pelajaran matematika saat pembelajaran kontekstual berlangsung. Hasil

setiap pengamatan didiskusikan bersama observer untuk melakukan tindakan pada

siklus selanjutnya. Selain itu peneliti juga mengumpulkan data dari hasil belajar

siswa berupa lembar kerja siswa maupun tugas lain yang diberikan. Dengan

demikian data yang diperoleh merupakan hasil observasi dan tes siswa.

1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity, yang artinya tepat atau shahih, yaitu

sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurannya. Artinya bahwa valid atau tidaknya suatu alat ukur tergantung pada

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

39

mampu atau tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang

dikehendaki dengan tepat.1

Untuk mengukur validitas suatu soal digunakan rumus sebagai berikut :

(∑ ) (∑ )(∑ )

√[ (∑ ) (∑ ) ][ (∑ ) (∑ ) ]

Keterangan:

: Koefisien kolerasi

n : Banyaknya subyek

∑ : Jumlah nilai setiap butir soal

∑ : Jumlah nilai total

∑ : Jumlah Hasil perkalian tiap –tiap skor asli dari x dan y

Uji validitas ini dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan rxy

dengan rtabel Product Moment pada taraf signifikansi 5% dengan terlebih dahulu

menetapkan degrees or fredomnya atau derajat kebebasannya yaitu db = n-2.

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Jika rxy ≥ rtabel, maka soal tersebut dinyatakan valid.

b. Jika rxy < rtabel, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid.

Setelah diadakan uji validitas, instrumen siklus I yang telah diujicobakan dari

7 butir soal adalah 6 butir soal valid dan 1 butir soal tidak valid. Butir soal yang valid

adalah soal bernomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, sedangkan butir soal yang tidak valid

bernomor 7. Pada siklus II hasil uji validitas instrumen dari 7 butir soal adalah 6 butir

soal valid dan 1 butir soal tidak valid. Butir soal yang valid adalah soal bernomor 1,

2, 3, 4, 5, dan 7, sedangkan butir soal yang tidak valid bernomor 6.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu

instrument. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes

teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan.2

1 Ahmad Sopyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), h. 105. 2 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.

Ke-3, h. 258

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

40

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.3

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur realiabilitas suatu tes dengan

menggunakan rumus Alpha, yaitu:4

2

2

11 11 t

i

n

nr

Dengan

Keterangan:

11r : Koefisien reliabeilitas tes

n : Banyaknya butir pernyataan yang valid

1 : Bilangan konstanta

2

i : Jumlah varians skor tiap-tiap item

2

t : Varians total

Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut:5

0,81 – 1,00 = sangat tinggi

0,61 – 0,80 = tinggi

0,41 – 0,60 = cukup

0,21 – 0,40 = rendah

0,00 – 0,20 = sangat rendah

Berdasarkan hasil pengujian validitas diperoleh 6 soal yang valid, butir

soal yang valid ini kemudian diuji relibilitasnya. Adapun hasil uji reliabilitas

instrumen pada siklus I dari 6 butir soal diperoleh nilai 11r =0,77 dengan

kriteria reliabilitas tinggi. Sedangkan hasil uji reliabilitas instrumen pada

siklus II dari 6 butir soal diperoleh nilai 11r =0,59 dengan kriteria reliabilitas

sedang.

3 Ahmad Sopyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), h. 104. 4 Suharsini Arikunto, Dasar–dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),

Cet.11, h. 109. 5 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.

Ke-3, h. 257

n

n

XX

2

2

2

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

41

3. Taraf Kesukaran Butir Soal

Uji tingkat kesukaran butir soal bertujuan untuk mengetahui bermutu

atau tidaknya suatu butir-butir tes yang digunakan. Indeks kesukaran butir soal

ditentukan dengan rumus:6

P = ∑

Keterangan:

P : Tingkat kesukaran

∑ : Jumlah peserta didik yang menjawab benar

N : Jumlah peserta didik

Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat digunakan criteria

sebagai berikut:7

P > 0,70 = mudah

0,30 ≤ P ≤ 0,70 = sedang

P < 0,30 = sukar

Berdasarkan uji taraf kesukaran butir soal pada siklus I yang dilakukan

dari 7 butir soal memperoleh kriteria soal dengan taraf kesukaran soal mudah

dan sedang. Nomor butir soal yang memperoleh kriteria mudah adalah soal

bernomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 7, sedangkan nomor butir soal yang memperoleh

kriteria sedang adalah soal bernomor 6. Pada siklus II uji taraf kesukaran butir

soal yang dilakukan dari 7 butir soal memperoleh kriteria soal dengan taraf

kesukaran soal mudah dan sedang. Nomor butir soal yang memperoleh kriteria

mudah adalah soal bernomor 1, 2, 4, 6, dan 7, sedangkan nomor butir soal

yang memperoleh kriteria sedang adalah soal bernomor 3 dan 5.

4. Daya Pembeda

Uji daya bedakan ditentukan dengan rumus:

6 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-3, h.

272 7Ibid, Zainal Arifin, h. 272

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

42

Keterangan :

DP : Daya pembeda soal

SA : Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah

SB : Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

n : Banyaknya siswa kelompok atas dan kelompok bawah

Skor maks : Skor maksimal soal yang bersangkutan.

Untuk mengetahui penilaian daya pembeda tiap-tiap soal, indeks diskriminan

menurut Russefendi diklasifikasikan sebagai berikut:8

0,40 and up : Very good items (Sangat baik)

0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to improvement

(Cukup baik)

0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and being subject to

improvement (Cukup)

Below 0,19 : Poor items, to be rejected or improved by revision (Jelek,

dibuang atau dirombak)

Berdasarkan hasil uji daya beda soal pada siklus I yang dilakukan dari

7 butir soal dengan jumlah anak 17 menghasilkan kriteria cukup dan jelek.

Nomor butir soal yang memperoleh kriteria cukup adalah soal yang bernomor

1, 3, 4, 5, dan 6, sedangkan nomor butir soal yang memperoleh kriteria jelek

adalah soal yang bernomor 2 dan 7. Pada siklus II hasil uji daya beda soal

yang dilakukan dari 7 butir soal dengan jumlah anak 23 menghasilkan kriteria

cukup baik, cukup, dan jelek. Nomor butir soal yang memperoleh kriteria

cukup baik adalah soal yang bernomor 7, nomor butir soal yang memperoleh

kriteria cukup adalah soal yang bernomor 3, 4, dan 6, sedangkan nomor butir

soal yang memperoleh kriteria jelek adalah soal yang bernomor 1, 2, dan 5.

8 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-3,

h. 274

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

43

Hasil validitas instrumen soal pada siklus I yang dilakukan menghasilkan

6 butir soal yang valid dari 7 butir soal yang diujikan, begitu pula hasil validitas

soal pada siklus II yang dilakukan menghasilkan 6 butir soal yang valid dari 7

butir soal yang diujikan. Adapun hasil uji reliabilitas instrumen pada siklus I dari

6 butir soal diperoleh nilai 11r = 0,77 dengan kriteria reliabilitas tinggi. Sedangkan

hasil uji reliabilitas instrumen pada siklus II dari 6 butir soal diperoleh nilai 11r =

0,59 dengan kriteria reliabilitas sedang. Berdasarkan uji taraf kesukaran butir soal

pada siklus I yang dilakukan memperoleh kriteria soal dengan taraf kesukaran

soal mudah dan sedang, sedangkan pada siklus II uji taraf kesukaran butir soal

yang dilakukan memperoleh kriteria soal dengan taraf kesukaran soal mudah dan

sedang pula. Serta berdasarkan hasil uji daya beda soal pada siklus I yang

dilakukan dari 7 butir soal dengan jumlah anak 17 menghasilkan kriteria cukup

dan jelek, pada siklus II hasil uji daya beda soal yang dilakukan dari 7 butir soal

dengan jumlah anak 23 menghasilkan kriteria cukup baik, cukup, dan jelek.

J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data

Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menelaah seluruh sumber yang telah diperoleh untuk mendapatkan data tersebut.

Berdasarkan data pada saat di lapangan yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan

analisis data yang sudah terkumpul. Data yang sudah terkumpul berupa hasil kerja

siswa, hasil observasi, dan dokumentasi yang dianalisis secara deskriptif. Data yang

diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa yang diubah menjadi

kalimat bermakna dan alamiah. Sedangkan analisis data kuantitatif yaitu suatu

teknik analisis yang penganalisisannya dilakukan dengan perhitungan dari hasil tes

kemampuan menyelesaikan soal matematika yang berupa uraian. Kriteria

keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa adalah adanya peningkatan hasil

belajar matematika yang terlihat dari hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa

pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan rencana, rata-rata skor hasil belajar

matematika siswa dalam penerapan pembelajaran kontekstual lebih dari atau sama

dengan 75 %. Data penelitian yang telah terkumpul berupa hasil belajar mengenai

bilangan pecahan, dapat dianalisis dengan menggunakan rumus:

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

44

Indikator keberhasilan =

x 100%

Tahap selanjutnya adalah mendeskripsikan data yang telah terkumpul,

menyajikan data ke dalam bentuk table atau diagram untuk kemudian dapat

diperoleh sebuah kesimpulan yang bersifat ilmiah dan dapat

dipertanggungjawabkan. Sehingga berdasarkan kesimpulan tersebut dapat

ditentukan mengenai tindak lanjut yang akan dilakukan. Apakah kegiatan penelitian

dilanjutkan pada siklus berikutnya atau kegiatan penelitian dihentikan karena tujuan

untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa mengenai bilangan pecahan

melalui pembelajaran kontekstual telah tercapai sesuai indikator keberhasilan yang

telah ditetapkan.

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan

berdasarkan analisis pada siklus yang telah dilaksanakan untuk mengetahui

keberhasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun strategi-strategi

dalam upaya perbaikan pada siklus berikutnya. Apabila dalam pelaksanaan siklus

pertama telah selesai namun ternyata hasil yang diharapkan belum memenuhi

kriteria seperti yang diharapkan, yaitu peningkatan hasil belajar matematika tentang

bilangan pecahan, maka akan ditindaklanjuti untuk melakukan tindakan berikutnya

sebagai rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

Pada tahap perencaan tindakan, identifikasi masalah yang dijumpai pada

siklus yang telah dilaksanakan kemudian memperbaiki tindakan dan perencanaan

pembelajaran untuk siklus berikutnya. Pada tahap pelaksanaan tindakan,

disesuaikan dengan RPP yang sudah disusun peneliti dengan menggunakan

pembelajaran kontekstual pada bahasan bilangan pecahan. Selanjutnya pada tahap

observasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data penelitian dengan

menggunakan instrumen yang telah dibuat. Serta pada tahap refleksi dilakukan

analisis dan evaluasi terhadap hasil penelitian untuk mengetahui apakah tindakan

yang telah dilakukan menghasilkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik dari

siklus sebelumnya.

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

45

Kegiatan ini akan berakhir apabila penelitian telah berhasil menguji

penggunaan model pembelajaran kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar

matematika tentang bilangan pecahan. Dengan kata lain, penilaian terhadap hasil

belajar matematika tentang bilangan pecahan meningkat dari pembelajaran yang

telah dilakukan sebelumnya.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

46

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

Data penelitian diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan di SD Al-Zahra Indonesia Pamulang, khususnya untuk siswa kelas

III yang terdiri dari 22 orang siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, pada

siklus pertama terdiri dari 4 kali pertemuan ditambah 1 kali pertemuan untuk tes

akhir siklus dan pada siklus kedua terdiri dari 3 kali pertemuan ditambah 1 kali

pertemuan untuk tes akhir siklus. Alokasi waktu dalam penelitian ini adalah 2 x

35 menit atau 2 jam pelajaran. Pelaksanaan tiap siklusnya melalui tahap

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data penelitian ini berkaitan

dengan meningkatkan hasil belajar matematika tentang bilangan pecahan melalui

model pembelajaran kontekstual.

1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari 4 pertemuan. Pertemuan pertama

sampai keempat peneliti memberikan pembelajaran materi mengenal pecahan

sederhana dan membandingkan pecahan sederhana dengan menggunakan

pembelajaran kontekstual, dan pada pertemuan kelima peneliti akan memberikan

tes akhir siklus I kepada siswa. Adapun uraian proses pembelajaran pada siklus I

sebagai berikut.

a. Pelaksanaan Pembelajaran

1) Pertemuan pertama (Senin, 1 September 2014)

Pertemuan ini dilakukan selama 2 jam pelajaran, yakni dari pukul

07.15 sampai pukul 08.25. Sebelum pembelajaran, guru mengajak siswa

berdoa bersama, kemudian dilanjutkan mengabsen kehadiran siswa. Guru

mengondisikan kelas untuk mempersiapkan siswa agar siap menerima

materi pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan melakukan

tanya jawab untuk menggali informasi dan mengetahui kemampuan siswa

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

47

terkait materi bilangan pecahan yang baru akan dipelajari di kelas III.

Kemudian guru pun melanjutkan dengan menginformasikan secara garis

besar kegiatan yang akan dilaksanakan, serta menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran hari ini.

Sebelum memulai pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan

tahapan pemodelan dengan menunjukkan kertas berbentuk bangun datar

sederhana seperti lingkaran dan segi empat, kemudian dilanjutkan dengan

memotong kertas tersebut menjadi dua bagian, empat bagian, dan

sebagainya. Kemudian menunjukkan bagian kertas yang telah dipotong

sesuai dengan bentuk pecahan sederhana. Setelah guru selesai

menerangkan kegiatan tersebut, kemudian guru meminta siswa untuk

menyiapkan kertas dengan bentuk yang guru minta, selanjutnya siswa

diminta untuk memotong kertas tersebut sesuai dengan bilangan pecahan

yang guru sebutkan. Pada pembelajaran kontekstual, kegiatan belajar

siswa dengan menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya disebut dengan inkuiri dan konstruktivisme.

Gambar 4.1

Aktivitas Belajar Saat Menunjukkan Bangun Datar Sederhana yang

Akan Dipotong Menjadi Beberapa Bagian Sesuai Bilangan Pecahan

Setelah kegiatan tersebut selesai, siswa diminta untuk mencatat

hasilnya ke dalam buku tulisnya masing-masing. Kemudian guru

menjelaskan makna pecahan yang merupakan bagian dari sesuatu yang

utuh, serta mengenalkan istilah-istilah pecahan dalam bahasa Indonesia

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

48

dan bahasa Inggris agar siswa lebih memahami konsep bilangan pecahan.

Istilah bilangan pecahan dalam bahasa Inggris diantaranya fraction,

numerator, denominator, one-third, of the whole, dan lainnya.

Pada kegiatan selanjutnya guru membagi siswa menjadi lima

kelompok, dalam tahapan ini pada pembelajaran kontekstual disebut

dengan masyarakat belajar, kemudian memberikan lembar kerja siswa

untuk dikerjakan secara berkelompok. Pada saat kegiatan berlangsung,

guru memperhatikan dan membimbing jalannya diskusi kelompok. Setelah

semua kelompok sudah menyelesaikan tugas diskusi mereka, guru

meminta masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya kepada teman-temannya di depan kelas secara

bergantian.

Setelah selesai, pada tahapan penilaian atau authentic assessment

guru mengevaluasi kegiatan diskusi siswa dan hasil latihan soal yang telah

dikerjakan dan proses pembelajaran yang telah berlangsung, serta

meluruskan pemahaman siswa tentang pecahan. Guru juga mempersilakan

siswa untuk bertanya dan melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang

belum dipahami siswa. Selanjutnya guru membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi pecahan yang merupakan bagian dari sesuatu yang

utuh.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru mengulas kembali kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan penguatan kepada

siswa mengenai materi pecahan. Pada tahapan refleksi ini, secara bersama-

sama guru dan siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan. Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan

mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

2) Pertemuan kedua (Selasa, 2 September 2014)

Pertemuan ini dilakukan selama dua jam pelajaran, yakni dari

pukul 08.25 sampai pukul 09.35. Sebelum pembelajaran, guru mengajak

siswa berdoa bersama, kemudian dilanjutkan mengabsen kehadiran siswa.

Guru mengondisikan kelas untuk mempersiapkan siswa agar siap

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

49

menerima materi pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan

melakukan tanya jawab untuk menggali informasi dan mengetahui

kemampuan siswa terkait materi bilangan pecahan yang telah dibahas pada

pertemuan sebelumnya. Kemudian guru pun melanjutkan dengan

menginformasikan secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan,

serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pembelajaran hari ini.

Sebelum memulai pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan

tahapan pemodelan dengan menunjukkan kertas berbentuk bangun datar

sederhana seperti segi empat, segi tiga, dan segi enam, kemudian

dilanjutkan dengan memotong kertas tersebut menjadi dua bagian, empat

bagian, enam bagian, dan sebagainya. Kemudian menunjukkan bagian

kertas yang telah dipotong sesuai dengan bentuk pecahan sederhana.

Setelah guru selesai menerangkan kegiatan tersebut, kemudian guru

meminta siswa untuk menyiapkan kertas dengan bentuk yang guru minta,

selanjutnya siswa diminta untuk memotong kertas tersebut sesuai dengan

bilangan pecahan yang guru sebutkan. Pada pembelajaran kontekstual,

kegiatan belajar siswa dengan menemukan sendiri dan mengkonstruksi

sendiri pengetahuannya disebut dengan inkuiri dan konstruktivisme

Gambar 4.2

Aktivitas Siswa Saat Menggunting Kertas Berbentuk Bangun Datar

Setelah kegiatan tersebut selesai, siswa diminta untuk mencatat

hasilnya ke dalam buku tulisnya masing-masing. Kemudian guru

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

50

menjelaskan bagian-bagian dari segi empat, segi tiga, maupun segi enam

yang telah digunting oleh siswa., serta mengenalkan istilah-istilah pecahan

dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris agar siswa lebih memahami

konsep bilangan pecahan. Istilah bilangan pecahan dalam bahasa Inggris

diantaranya fraction, numerator, denominator, one-third, of the whole, dan

lainnya.

Pada kegiatan selanjutnya guru membagi siswa menjadi lima

kelompok, dalam tahapan ini pada pembelajaran kontekstual disebut

dengan masyarakat belajar, kemudian memberikan lembar kerja siswa

untuk dikerjakan secara berkelompok. Pada saat pembagian kelompok

diskusi guru sengaja membaginya agar siswa dapat lebih tenang dan tidak

gaduh saat pembagian kelompok, dan siswa juga tidak ada yang memilih-

milih teman dalam melakukan diskusi, Pada saat kegiatan berlangsung,

guru memperhatikan dan membimbing jalannya diskusi kelompok. Setelah

semua kelompok sudah menyelesaikan tugas diskusi mereka, guru

meminta masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya kepada teman-temannya di depan kelas secara

bergantian.

Setelah selesai, pada tahapan penilaian atau authentic assessment

guru mengevaluasi kegiatan diskusi siswa dan hasil latihan soal yang telah

dikerjakan dan proses pembelajaran yang telah berlangsung, serta

meluruskan pemahaman siswa tentang pecahan. Guru juga mempersilakan

siswa untuk bertanya dan melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang

belum dipahami siswa. Selanjutnya guru membimbing siswa dalam

menyimpulkan materi pecahan yang merupakan bagian dari sesuatu yang

utuh.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru mengulas kembali kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan penguatan kepada

siswa mengenai materi pecahan. Pada tahapan refleksi ini, secara bersama-

sama guru dan siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

51

telah dilakukan. Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan

mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

3) Pertemuan ketiga (Rabu tanggal 3 September 2014)

Pertemuan ini dilakukan selama dua jam pelajaran, yakni dari

pukul 07.50 sampai pukul 09.00. Sebelum pembelajaran, guru mengajak

siswa berdoa bersama, kemudian dilanjutkan mengabsen kehadiran siswa.

Guru mengondisikan kelas untuk mempersiapkan siswa agar siap

menerima materi pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan

melakukan tanya jawab untuk menggali informasi dan mengetahui

kemampuan siswa terkait materi bilangan pecahan yang telah dibahas pada

pertemuan sebelumnya. Kemudian guru pun melanjutkan dengan

menginformasikan secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan,

serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pembelajaran hari ini.

Sebelum memulai pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan

tahapan pemodelan dengan menunjukkan kertas berbentuk bangun datar

sederhana seperti segi empat, segi tiga, dan lingkaran, kemudian

dilanjutkan dengan memotong kertas tersebut menjadi dua bagian, empat

bagian, enam bagian, dan sebagainya. Kemudian menunjukkan bagian

kertas yang telah dipotong sesuai dengan bentuk pecahan sederhana.

Kemudian guru mengajak siswa untuk membandingkan kertas yang telah

dipotong antara bagian satu dan bagian lainnya serta meminta siswa untuk

membandingkan kertas mana yang lebih besar atau lebih kecil. Guru

mengajak siswa berilustrasi dengan potongan pizza yang bentuknya sama

dengan lingkaran. Guru berkata “Coba kalian bayangkan apabila kalian

mendapat potongan pizza

bagian dan adik kalian mendapat potongan

pizza

bagian, maka bagian pizza siapakah yang lebih besar?”.

Kemudian siswa menjawab “Saya bu yang mendapat bagian lebih besar”.

Setelah guru selesai menerangkan kegiatan tersebut, kemudian guru

meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

52

Guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya

masing-masing, dalam tahapan ini pada pembelajaran kontekstual disebut

dengan masyarakat belajar. Saat berkumpul dengan kelompok masing-

masing, siswa diminta untuk mempersiapkan kue yang telah dibawanya,

guru meminta siswa untuk membawa kue pada pertemuan sebelumnya.

Kemudian guru meminta setiap kelompok bekerja sama untuk membagi

kue tersebut menjadi beberapa bagian sama besar menggunakan pisau,

selanjutnya membandingkan masing-masing bagian kue yang telah

dipotong sesuai dengan instruksi bilangan pecahan yang guru sebutkan.

Kemudian siswa diminta untuk memotong kertas berbentuk

bangun datar sederhana seperti segi empat, segi tiga, dan lingkaran,

kemudian dilanjutkan dengan memotong kertas tersebut menjadi dua

bagian, empat bagian, enam bagian, dan sebagainya, serta meminta siswa

membandingkan kembali bagian-bagian kertas yang dipotong untuk

menentukan mana yang lebih besar dan lebih kecil. Pada pembelajaran

kontekstual, kegiatan belajar siswa dengan menemukan sendiri dan

mengkonstruksi sendiri pengetahuannya disebut dengan inkuiri dan

konstruktivisme.

Setelah siswa mencatat hasil kegiatan tersebut, kemudian guru

menjelaskan bagian-bagian dari segi empat, segi tiga, maupun lingkaran

yang telah digunting oleh siswa kemudian membandingkannya juga,

dilanjutkan dengan menjelaskan istilah-istilah dalam pecahan dalam

bahasa Inggris agar siswa lebih memahami konsep, misalnya compare,

arrange, bigger/greater, greatest, smaller, smallest, dan lainnya.

Selanjutnya siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan secara individu.

Setelah itu siswa diminta maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal

latihan yang telah dikerjakan. Pada tahapan penilaian atau authentic

assessment, guru mengevaluasi kegiatan diskusi siswa dan hasil soal

latihan yang telah dikerjakan serta meluruskan pemahaman siswa tentang

pecahan.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

53

Guru mempersilakan siswa untuk bertanya dan melakukan tanya

jawab mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa, serta membimbing

siswa menyimpulkan materi pecahan dalam membandingkan dua buah

pecahan yang mereka ketahui. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru

mengulas kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, serta

memberikan penguatan kepada siswa mengenai materi pecahan. Pada

tahapan refleksi ini, secara bersama-sama guru dan siswa menyimpulkan

hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan

penghargaan kepada siswa dan mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

4) Pertemuan keempat (Senin, 8 September 2014)

Pertemuan ini dilakukan selama 2 jam pelajaran, yakni dari pukul

07.15 sampai pukul 08.25. Sebelum pembelajaran, guru mengajak siswa

berdoa bersama, kemudian dilanjutkan mengabsen kehadiran siswa. Guru

mengondisikan kelas untuk mempersiapkan siswa agar siap menerima

materi pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan melakukan

tanya jawab terkait materi bilangan pecahan yang telah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya serta materi bilangan pecahan yang akan dipelajari

pada pembelajaran hari ini. Kemudian guru pun melanjutkan dengan

menginformasikan secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan,

serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pembelajaran hari ini.

Sebelum memulai pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan

tahapan pemodelan menunjukkan kertas berbentuk bangun datar

sederhana, kemudian dilanjutkan dengan memotong kertas tersebut

menjadi beberapa bagian yang sama. Selanjutnya menunjukkan bagian

kertas yang telah dipotong sesuai dengan bentuk pecahan sederhana.

Kemudian guru mengajak siswa untuk membandingkan kertas yang telah

dipotong antara bagian satu dan bagian lainnya serta meminta siswa untuk

membandingkan kertas mana yang lebih besar atau lebih kecil. Setelah

siswa dapat membandingkan bagian-bagian kertas tersebut, guru mengajak

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

54

siswa untuk mengurutkan bagian kertas yang telah guru tentukan untuk

diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar atau sebaliknya.

Guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya

masing-masing, dalam tahapan ini pada pembelajaran kontekstual disebut

dengan masyarakat belajar. Saat berkumpul dengan kelompok masing-

masing, siswa diminta untuk memotong kertas berbentuk bangun datar

sederhana menjadi beberapa bagian, serta meminta siswa membandingkan

kembali bagian-bagian kertas yang dipotong untuk menentukan mana yang

lebih besar dan lebih kecil. Setelah itu siswa diminta untuk mengurutkan

bagian-bagian pecahan dari yang terkecil ke yang terbesar atau sebaliknya.

Pada pembelajaran kontekstual, kegiatan belajar siswa dengan menemukan

sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya disebut dengan inkuiri

dan konstruktivisme. Selanjutnya siswa diminta untuk mencatat hasil

kegiatannya dalam buku catatan sesuai dengan apa yang mereka temukan.

Gambar 4.3

Aktivitas Belajar Saat Siswa Sedang Berkelompok

Guru menjelaskan bagian-bagian dari kertas yang telah digunting

siswa kemudian membandingkan dan mengurutkannya, serta menjelaskan

istilah-istilah dalam pecahan dalam bahasa Inggris agar siswa lebih

memahami konsep, misalnya compare, arrange, bigger/greater, greatest,

smaller, smallest, dan lainnya. Selanjutnya siswa diminta untuk

mengerjakan soal latihan secara individu. Setelah itu siswa diminta maju

ke depan kelas untuk mengerjakan soal latihan yang telah dikerjakan.

Guru mengevaluasi kegiatan diskusi siswa saat proses pembelajaran

berlangsung dan hasil soal latihan yang telah dikerjakan serta meluruskan

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

55

pemahaman siswa tentang pecahan. pada tahapan ini disebut dengan

tahapan penilaian atau authentic assessment.

Guru mempersilakan siswa untuk bertanya dan melakukan tanya

jawab mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa, serta membimbing

siswa menyimpulkan materi pecahan dalam membandingkan dua buah

pecahan yang mereka ketahui. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru

mengulas kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, serta

memberikan penguatan kepada siswa mengenai materi pecahan. Pada

tahapan refleksi ini, secara bersama-sama guru dan siswa menyimpulkan

hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan

penghargaan kepada siswa dan mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

5) Tes akhir siklus I (Selasa, 9 September 2014)

Pada pertemuan hari Selasa tanggal 9 September 2014 akan

dilaksanakan tes akhir siklus I. Adapun materi yang diujikan dalam tes ini

adalah mengenal pecahan sederhana dan membandingkan pecahan

sederhana berupa soal berbentuk uraian berjumlah 6 butir soal.

Pelaksanaan tes akhir siklus I ini berjalan cukup lancar, meskipun masih

banyak siswa yang mencoba bertanya kepada teman dan sering bertanya

kepada peneliti untuk memastikan jawaban mereka, tetapi peneliti

mencoba untuk membimbing siswa untuk dapat mandiri dalam

menemukan hasil jawaban yang benar.

Gambar 4.4

Kegiatan Tes Akhir Siklus I

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

56

Setelah pelaksanaan tes siklus I, peneliti juga melakukan tanya

jawab dengan siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang

pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kontekstual.

Peneliti mengumpulkan dan mendiskusikan hasil lembar observasi yang

telah diisi oleh observer atau guru kelas yang berisi catatan selama proses

pembelajaran.

b. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus I ini merupakan hasil awal dari penelitian

yang telah dilakukan. Untuk mengetahui dilanjutkan atau tidaknya penelitian ini

berdasarkan hasil belajar siswa serta ketercapaian nilai KKM yang telah

ditentukan. Nilai KKM untuk pelajaran matematika di sekolah ini yaitu 70 serta

rata-rata skor hasil belajar matematika siswa dalam penerapan pembelajaran

kontekstual lebih dari atau sama dengan 75 %.

Adapun hasil tes akhir siklus I pada penelitian ini yang berkaitan dengan

bilangan pecahan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1

Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I

Hasil Tes Nilai

Jumlah Siswa 22

Jumlah Siswa yang Tuntas 12

Nilai Terendah 50

Nilai Tertinggi 87,5

Rata-rata Nilai Tes 69,83

Prosentase Ketuntasan Belajar 54,54%

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa perolehan hasil belajar siswa pada

siklus I mencapai nilai rata-rata 69,83 dan jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan sebanyak 12 orang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

57

pada siklus I ini masih rendah dan belum mencapai indicator keberhasilan yang

ditetapkan.

c. Hasil Lembar Observasi Siswa

Kegiatan observasi dilakukan pada saat melaksanakan tahap pelaksanaan

tindakan kelas oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan tindakan

siswa yang terdiri dari 5 aspek penilaian. Dalam hal ini yang berttindak sebagai

observer adalah rekan sejawat selaku guru kelas III SD Al-Zahra Indonesia

Pamulang. Pengamatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui

kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun

sebelumnya, serta untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang

sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang akan dicapai. Adapun

informasi yang diperoleh tentang kegiatan belajar siswa menggunakan model

pembelajaran kontekstual berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui

lembar observasi kegiatan sebagai berikut.

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I

No. Aspek yang diukur Kelompok

1 2 3 4 5

1. Cara mengemukakan pendapat 7 6 5 6 6

2. Cara mengajukan pertanyaan 7 6 6 7 6

3. Cara menghargai pendapat orang

lain 8 7 7 6 7

4. Kualitas jawaban yang diberikan 11 10 10 8 11

5. Cara menarik kesimpulan 8 9 7 8 8

Total 41 38 35 35 38

1) Kelompok 1

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 1 sudah memenuhi

indikator keberhasilan dengan kriteria baik, meskipun masih ada beberapa

kegiatan pembelajaran yang masih belum efektif dilakukan. Pada pertemuan

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

58

pertama sampai dengan keempat, cara mengemukakan pendapat kelompok ini

mengalami peningkatan yang cukup baik pada setiap pertemuannya karena

sudah memenuhi indikator penilaian yang ditentukan. Sedangkan cara

mengajukan pertanyaan yang dilakukan mengalami penurunan saat pertemuan

kedua, tetapi dapat mengalami peningkatan lagi pada pertemuan-pertemuan

berikutnya. Hal ini disebabkan karena siswa yang bertanya pada setiap

kelompok dilakukan secara bergantian dengan anggota kelompoknya,

sehingga setiap anggota kelompok dapat ikut berpartisipasi apabila ada

pertanyaan yang ingin disampaikan. Selain itu faktor rasa percaya diri setiap

siswa yang berbeda dalam setiap kelompok.

Pada cara yang dinilai dalam menghargai pendapat orang lain dalam

kelompok ini mengalami peningkatan yang cukup baik dalam setiap

pertemuannya dengan tidak menyela pendapat temannya dari kelompok lain

yang sedang berbicara. Penulisan jawaban yang dilakukan pada kelompok ini

juga sudah cukup baik sesuai dengan indikator penilaian yang diharapkan

yaitu dengan menuliskan jawaban secara lengkap beserta gambar-gambar

pecahan yang diperintahkan. Dalam penarikan kesimpulan untuk siswa di

kelas bawah masih harus dibantu oleh guru mengingat materi bilangan

pecahan ini merupakan materi baru dalam kelas tiga, namun dalam

pelaksanaannya kegiatan ini sudah cukup efektif sehingga anggota kelompok

bersama-sama guru dapat menyimpulkan hasil pembelajaran hari itu. Pada

kelompok ini indikator penilaian yang dihasilkan sudah cukup baik karena

dalam praktiknya penilaian kegiatan belajar siswa mengalami peningkatan

dalam setiap pertemuannya.

2) Kelompok 2

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 2 sudah memenuhi

indikator keberhasilan dengan kriteria baik, meskipun masih ada beberapa

kegiatan pembelajaran yang masih belum efektif dilakukan. Pada pertemuan

pertama sampai dengan keempat, cara mengemukakan pendapat kelompok ini

mengalami peningkatan yang cukup baik pada setiap pertemuannya karena

sudah memenuhi indikator penilaian yang ditentukan, meski pada pertemuan

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

59

terakhir mengalami penurunan kembali. Sedangkan cara mengajukan

pertanyaan yang dilakukan mengalami peningkatan pada pertemuan-

pertemuan berikutnya.

Pada cara yang dinilai dalam menghargai pendapat orang lain dalam

kelompok ini mengalami peningkatan yang cukup baik dalam setiap

pertemuannya dengan tidak menyela pendapat temannya dari kelompok lain

yang sedang berbicara. Penulisan jawaban yang dilakukan pada kelompok ini

juga sudah cukup baik sesuai dengan indikator penilaian yang diharapkan

yaitu dengan menuliskan jawaban secara lengkap beserta gambar-gambar

pecahan yang diperintahkan, meski dalam praktiknya tidak sepenuhnya

jawaban yang dituliskan sempurna sesuai jawaban yang guru harapkan.

Namun untuk tahap awal pembelajaran, hasil jawaban siswa sudah dapat

dikatakan baik.

Pada aspek penarikan kesimpulan untuk siswa di kelas bawah masih

harus dibantu oleh guru mengingat materi bilangan pecahan ini merupakan

materi baru dalam kelas tiga, namun dalam pelaksanaannya kegiatan ini sudah

cukup efektif sehingga anggota kelompok bersama-sama guru dapat

menyimpulkan hasil pembelajaran hari itu. Pada kelompok ini indikator

penilaian yang dihasilkan sudah cukup baik pada pertemuan berikutnya tetapi

mengalami penurunan juga pada pertemuan keempat.

3) Kelompok 3

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 3 sudah memenuhi

indikator keberhasilan dengan kriteria baik, meskipun masih ada beberapa

kegiatan pembelajaran yang masih belum efektif dilakukan dibanding dengan

kelompok lainnya. Cara mengemukakan pendapat pada kelompok ini terbilang

cukup sehingga hasil penilaian pada setiap pertemuannya masih belum

maksimal. Pada cara mengajukan pertanyaan sudah cukup baik dan

mengalami peningkatan pada petemuan ketiga dan keempat. Sedangkan dalam

menghargai pendapat temannya, kelompok ini juga sudah memperoleh nilai

yang cukup baik dan dapat menerima serta memperhatikan jawaban temannya

dengan seksama.

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

60

Sebaliknya pada aspek kualitas jawaban yang diberikan kelompok ini

sudah memperoleh hasil yang cukup baik sesuai dengan indikator yang

diharapkan meskipun jawaban yang dihasilkan belum sepenuhnya benar

sesuai dengan harapan. Namun, pada penarikan kesimpulan siswa masih harus

tetap dalam bimbingan guru agar kesimpulan yang didapat tidak jauh dari

yang diharapkan dan sesuai dengan indikator keberhasilan belajar.

4) Kelompok 4

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 4 sudah memenuhi

indikator keberhasilan dengan kriteria baik dan juga sudah cukup efektif

dilakukan, meskipun masih ada beberapa kegiatan pembelajaran kelompok

yang belum maksimal pelaksanaannya. Pada cara mengemukakan pendapat,

kelompok ini sudah cukup baik dilakukan pada kelompoknya. Pada pertemuan

akhir siklus I, kelompok ini juga sudah memperoleh penilaian yang baik pada

aspek mengemukakan pendapat. Pada cara mengajukan pertanyaan mereka

masih belum memahami bagian mana yang perlu ditanyakan, sehingga

kelompok ini masih belum maksimal dalam menyampaikan pertanyaan.

Apabila ada pertanyaan yang ingin disampaikan mereka lebih memilih

memanggil guru dan menanyakannya langsung tanpa mau mengajukan

pertanyaan dengan menunjukkan jari sendiri.

Sedangkan pada cara menghargai pendapat, kelompok ini sudah cukup

baik dengan tidak mencela temannya yang sedang berargumen dan bisa

menerima pendapat temannya dengan cukup baik. Pada kualitas jawaban yang

diberikan, kelompok ini sudah cukup baik meskipun belum mendapatkan

jawaban yang sempurna, serta penarikan kesimpulan yang sudah cukup baik

dalam akhir pembelajaran. Siswa dapat berdiskusi bersama teman

kelompoknya yang kemudian dapat menarik kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang dilakukan dengan bimbingan dari guru.

5) Kelompok 5

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 5 sudah memenuhi

indikator keberhasilan dengan kriteria baik, meskipun masih ada beberapa

kegiatan pembelajaran yang masih belum efektif dilakukan, namun secara

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

61

keseluruhan kelompok ini sudah cukup baik dalam melaksanakan

pembelajaran secara berkelompok.

Pada cara mengemukakan pendapat, kelompok ini masih rendah dalam

pelaksanaannya meskipun mengalami peningkatan pada pertemuan-pertemuan

berikutnya. Hal ini dikarenakan kurangnya rasa percaya diri pada siswa

sehingga mereka enggan untuk mengemukakan pendapatnya. Pada cara

mengajukan pendapat pun masih terdapat penurunan penilaian pada

pertemuan berikutnya, hal ini dikarenakan siswa yang diwajibkan untuk

mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran berkelompok dibagi secara

bergantian. Setiap siswa memiliki tingkat rasa percaya diri yang berbeda.

Hingga akhirnya pun guru yang mendatangi kelompok tersebut saat ingin

bertanya.

Pada kegiatan saat mereka harus menghargai pendapat temannya ini

sudah cukup baik. Mereka dapat menghargai hasil jawaban dari setiap

kelompok tanpa mencela hasil jawaban kelompok lain. Hasil jawaban yang

mereka kerjakan pun sudah hampir mendekati sempurna sesuai dengan yang

guru harapkan. Hal ini merupakan hasil yang cukup memuaskan dalam

pembelajaran. Sedangkan dalam menarik kesimpulan siswa masih harus tetap

dalam bimbingan guru agar kesimpulan yang didapat sesuai dengan

pembelajaran pada hari itu.

d. Refleksi

Setelah melalui tahap kegiatan pembelajaran pada siklus I, peneliti

bersama observer melakukan refleksi untuk mencocokkan data yang diperoleh di

lapangan. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual

yang dilakukan peneliti belum dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Hal

ini dikarenakan bahwa berdasarkan hasil pengamatan tindakan oleh observer dan

tes hasil belajar siswa belum mencapai kriteria yang telah ditentukan. Selain itu

terdapat beberapa kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus I

dan harus diperbaiki pada pelaksanaan tindakan siklus berikutnya.

Kegiatan perbaikan akan dilakukan pada siklus II diantaranya yaitu:

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

62

1) Guru harus memberikan motivasi kepada setiap siswa agar terbentuk sikap

percaya diri dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat tanpa takut salah.

2) Guru harus memberikan motivasi yang dapat menjadikan siswa agar lebih

aktif dalam kegiatan diskusi, juga selalu mengarahkan dan membimbing siswa

untuk bekerja sama dengan temannya dalam satu kelompok belajar, serta

menghargai pendapat temannya dari kelompok lain, sehingga menghindarkan

adanya dominasi dari beberapa siswa dan kegaduhan di dalam kelas saat

berlangsungnya proses belajar mengajar.

3) Melakukan pengaturan giliran terhadap yang akan mempresentasikan hasil

diskusinya ke depan kelas dengan memberikan waktu kepada maisng-masing

kelompok untuk mepersiapkan secara matang agar ketika kelompok yang

ditunjuk untuk mepresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain tidak sibuk

dengan kegiatannya sendiri dan antusias untuk mendengarkan dan

memberikan tanggapan kepada kelompok yang presentasi.

4) Guru harus menekankan konsep bilangan pecahan dengan cara yang lebih

mudah dipahami siswa, sehingga siswa pun dapat menarik kesimpulan dari

kegiatan belajarnya meskipun masih dalam bimbingan guru.

Berdasarkan hasil refleksi dari beberapa hal yang telah dipaparkan, terlihat

bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I masih terdapat

kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan siswa

pada siklus I masih kurang optimal dan belum dapat mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian diperlukan

tindakan berikutnya sebagai tindak lanjut dari kegiatan siklus I yaitu akan

dilaksanakan proses perbaikan pada siklus II.

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Tahap pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan

pertama sampai keempat peneliti memberikan pembelajaran materi mengenal

pecahan sederhana dan membandingkan pecahan sederhana dengan menggunakan

pembelajaran kontekstual, dan pada pertemuan kelima peneliti akan memberikan

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

63

tes akhir siklus I kepada siswa. Adapun uraian proses pembelajaran pada siklus I

sebagai berikut.

a. Pelaksanaan Pembelajaran

1) Pertemuan kelima (Rabu, 10 September 2014)

Pertemuan ini dilakukan selama dua jam pelajaran, yakni dari

pukul 07.50 sampai pukul 09.00. Sebelum pembelajaran, guru mengajak

siswa berdoa bersama, kemudian dilanjutkan mengabsen kehadiran siswa.

Guru mengondisikan kelas untuk mempersiapkan siswa agar siap

menerima materi pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan

melakukan tanya jawab untuk menggali informasi dan mengetahui

kemampuan siswa terkait materi bilangan pecahan yang akan dibahas pada

pembelajaran hari ini. Kemudian guru pun melanjutkan dengan

menginformasikan secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan,

serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pembelajaran hari ini.

Saat memulai pembelajaran guru terlebih dulu melakukan tahapan

pemodelan dengan menunjukkan kertas berbentuk bangun datar sederhana

yang kemudian dipotong menjadi beberapa bagian, seperti lingkaran, segi

empat, segitiga, dan sebagainya. Selanjutnya guru menunjukkan bagian-

bagian media tersebut sesuai dengan bentuk pecahan sederhana yang

selanjutnya dapat dimasukkan ke dalam operasi penjumlahan dan

pengurangan. Siswa pun mulai memahami bentuk penjumlahan dan

pengurangan yang dipraktikan melalui potongan-potongan kertas yang

berbentuk bangun datar tersebut. Kemudian guru menugaskan siswa untuk

menggunting/membagi kertas yang berbentuk segi empat, segi tiga, atau

lingkaran sesuai dengan bilangan pecahan yang guru minta dan

mengaplikasikannya dalam operasi penjumlahan maupun pengurangan.

Selanjutnya siswa mencatat hasil kegiatan dalam buku catatannya sesuai

apa yang ia temukan. Pada pembelajaran kontekstual, kegiatan belajar

siswa dengan menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya disebut dengan inkuiri dan konstruktivisme.

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

64

Guru menjelaskan bagian-bagian dari segi empat, segi tiga,

maupun lingkaran yang telah digunting oleh siswa yang apabila

dijumlahkan atau dikurangkan maka bentuk potongan kertas bangun datar

tersebut tidak lagi menjadi satu buah bangun datar yang utuh bila operasi

pengurangan atau penjumlahannya kurang atau melebihi satu bagian utuh

bangun datar tersebut. Guru juga menjelaskan istilah-istilah pecahan

dalam bahasa Inggris agar siswa lebih memahami konsep, misalnya add,

subtract, dan lainnya.

Pada kegiatan selanjutnya, guru membagi siswa menjadi lima

kelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibagi sebelumnya, dalam

tahapan ini pada pembelajaran kontekstual disebut dengan masyarakat

belajar. Guru memberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara

kelompok. Guru memperhatikan dan membimbing siswa saat mengerjakan

soal latihan. Selanjutnya guru meminta beberapa siswa mewakili

kelompoknya maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal latihan yang

telah dikerjakan. Pada tahapan penilaian atau authentic assessment, guru

mengevaluasi kegiatan diskusi siswa serta proses pembelajaran yang telah

berlangsung dan hasil soal latihan yang telah dikerjakan serta meluruskan

pemahaman siswa tentang pecahan.

Gambar 4.5

Aktivitas Siswa Saat Diskusi Kelompok

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

65

Guru mempersilakan siswa untuk bertanya dan melakukan tanya

jawab mengenai hal-hal yang belum dipahami, serta membimbing siswa

menyimpulkan materi pecahan dalam membandingkan dua buah pecahan

yang mereka ketahui. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru mengulas

kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan

penguatan kepada siswa mengenai materi pecahan. Pada tahapan refleksi

ini, secara bersama-sama guru dan siswa menyimpulkan hasil kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan penghargaan

kepada siswa dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

2) Pertemuan keenam (Senin, 15 September 2014)

Pertemuan ini dilakukan selama 2 jam pelajaran, yakni dari pukul

07.15 sampai pukul 08.25. Sebelum pembelajaran, guru mengajak siswa

berdoa bersama, kemudian dilanjutkan mengabsen kehadiran siswa. Guru

mengondisikan kelas untuk mempersiapkan siswa agar siap menerima

materi pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan melakukan

tanya jawab terkait materi bilangan pecahan yang telah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya serta materi bilangan pecahan yang akan dipelajari

pada pembelajaran hari ini. Kemudian guru pun melanjutkan dengan

menginformasikan secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan,

serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pembelajaran hari ini.

Saat memulai pembelajaran, guru melakukan tahapan pemodelan

dengan menunjukkan media berbentuk segi empat, segi tiga, lingkaran,

dan sebagainya. Kemudian menunjukkan bagian-bagian media tersebut

sesuai dengan bentuk pecahan sederhana yang selanjutnya dapat

dimasukkan ke dalam operasi penjumlahan dan pengurangan. Hal ini

selalu dilakukan di awal pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam

memahami konsep bilangan pecahan khususnya dalam pengurangan dan

penjumlahan pecahan sederhana. Selanjutnya guru menugaskan siswa

untuk menggunting kertas berbentuk bangun datar segi empat, segi tiga,

atau lingkaran sesuai dengan bilangan pecahan yang guru minta.

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

66

Kemudian mengaplikasikannya dalam operasi penjumlahan ataupun

pengurangan. Pada pembelajaran kontekstual, kegiatan belajar siswa

dengan menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya

disebut dengan inkuiri dan konstruktivisme.

Setelah siswa melakukan kegiatan tersebut kemudian mereka

mencatatnya dalam buku catatan apa yang iya temukan, yang selanjutnya

guru akan menjelaskan hasil kegiatan siswa tersebut. Selain itu guru juga

menjelaskan istilah-istilah Bahasa Inggris yang dipakai dalam

pembelajaran ini yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan

pecahan, seperti add, subtract, dan lainnya.

Gambar 4.6

Aktivitas siswa saat mencatat hasil temuannya dalam buku catatan

Pada kegiatan berikutnya guru membagi siswa sesuai kelompoknya

yang telah dibentuk pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, dalam

tahapan ini pada pembelajaran kontekstual disebut dengan masyarakat

belajar. Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan

secara berkelompok. Saat kegiatan diskusi berlangsung, guru membimbing

jalannya diskusi dengan mendatangi setiap kelompok tersebut. Guru juga

mempersilakan apabila ada siswa yang ingin bertanya mengenai hal-hal

yang tidak dipahami saat melangsungkan diskusi kelompok. Selanjutnya

guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran

mengenai pecahan yang merupakan bagian dari sesuatu yang utuh. Setelah

selesai, pada tahapan penilaian atau authentic assessment guru

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

67

mengevaluasi kegiatan diskusi siswa dan hasil latihan soal yang telah

dikerjakan dan proses pembelajaran yang telah berlangsung, serta

meluruskan pemahaman siswa tentang pecahan.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru mengulas kembali kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan penguatan kepada

siswa mengenai materi pecahan. Pada tahapan refleksi ini, secara bersama-

sama guru dan siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan. Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan

mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

3) Pertemuan ketujuh (Selasa, 16 Sepetember 2014)

Pertemuan ini dilakukan selama dua jam pelajaran, yakni dari

pukul 08.25 sampai pukul 09.35. Sebelum pembelajaran, guru mengajak

siswa berdoa bersama, kemudian dilanjutkan mengabsen kehadiran siswa.

Guru mengondisikan kelas untuk mempersiapkan siswa agar siap

menerima materi pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan

melakukan tanya jawab untuk menggali informasi dan mengetahui

kemampuan siswa terkait materi bilangan pecahan yang telah dibahas pada

pertemuan sebelumnya. Kemudian guru pun melanjutkan dengan

menginformasikan secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan,

serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

pembelajaran hari ini.

Pembelajaran diawali dengan melakukan tahapan pemodelan yaitu

guru menunjukkan media berbentuk segi empat, segi tiga, lingkaran, dan

sebagainya. Kemudian menunjukkan bagian-bagian media tersebut sesuai

dengan bentuk pecahan sederhana yang selanjutnya dapat dimasukkan ke

dalam operasi penjumlahan dan pengurangan. Guru juga memberikan

contoh kegiatan sehari-hari yang disajikan dalam bentuk cerita mengenai

penjumlahan dan pengurangan pecahan, misalnya “Apakah kalian pernah

memakan pizza? Sekarang ibu tanya, apabila pizza tersebut dibagi

menjadi empat bagian kemudian adik kalian memakan satu bagian pizza,

maka berapa potongkah pizza yang tersisa? Kemudian berapa nilai pizza

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

68

yang tersisa tersebut?”. Siswa pun mulai berpikir kritis menanggapi

pertanyaan guru tersebut. Sebagian siswa dapat menjawab dengan jawaban

”Saya tau bu, jadi pizza yang tersisa ada tiga bagian dan berarti adik

memakan satu bagian pizza dengan jumlah keseluruhan pizza ada empat

bagian yang artinya

-

=

”. Guru pun memberikan penghargaan

kepada siswa yang menjawab pertanyaan tersebut. Selanjutnya guru

menugaskan siswa untuk menggunting/membagi kertas yang berbentuk

segi empat, segi tiga, atau lingkaran sesuai dengan bilangan pecahan yang

guru minta. Kemudian mengaplikasikannya dalam operasi penjumlahan

maupun pengurangan. Pada pembelajaran kontekstual, kegiatan belajar

siswa dengan menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya disebut dengan inkuiri dan konstruktivisme.

Gambar 4.7

Siswa Mencatat Hasil Kegiatan dalam Buku Catatannya

Guru meminta siswa mencatat hasil kegiatan dalam buku

catatannya sesuai apa yang ia temukan dan menjelaskan materi pecahan

yang disajikan dalam bentuk soal cerita kepada siswa. Guru juga

menjelaskan istilah-istilah dalam pecahan dalam bahasa Inggris agar siswa

lebih memahami konsep, misalnya add, subtract, serta istilah-istilah yang

biasa digunakan dalam soal cerita.

Pada kegiatan belajar selanjutnya, guru membagi siswa menjadi

lima kelompok sesuai kelompok yang telah dibentuk dan memberikan

latihan soal kepada siswa, dalam tahapan ini pada pembelajaran

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

69

kontekstual disebut dengan masyarakat belajar. Guru meperhatikan

jalannya diskusi kelompok dan membimbing siswa dalam mengerjakan

soal latihan. Guru meminta beberapa siswa maju ke depan kelas untuk

mengerjakan soal latihan yang telah dikerjakan untuk mewaikili setiap

kelompoknya. Pada tahapan penilaian atau authentic assessment, guru

mengevaluasi kegiatan diskusi siswa dan hasil latihan soal yang telah

dikerjakan serta meluruskan pemahaman siswa tentang pecahan serta

proses pembelajaran yang telah berlangsung. Guru juga mempersilakan

siswa untuk bertanya dan melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang

belum dipahami siswa serta membimbing siswa dalam menyimpulkan

materi pecahan yang merupakan bagian dari sesuatu yang utuh.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru mengulas kembali kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan penguatan kepada

siswa mengenai materi pecahan. Pada tahapan refleksi ini, secara bersama-

sama guru dan siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan. Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan

mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

4) Tes akhir siklus II (Rabu, 17 September 2014)

Pada pertemuan hari Rabu tanggal 17 September 2014

dilaksanakan tes akhir siklus II. Tujuan dilakukan tes ini adalah untuk

mengetahui hasil belajar matematika siswa mengenai materi bilangan

pecahan, apakah mengalami peningkatan dari siklus I atau tidak. Tes akhir

siklus II yang diberikan berupa soal berbentuk uraian berjumlah 6 butir

soal. Siswa diberikan waktu selama dua jam pelajaran untuk

menyelesaikan tes tersebut. Berbeda dengan tes akhir siklus I, sebagian

besar siswa terlihat lebih serius dan percaya diri dalam mengerjakan soal

tes akhir siklus II. Siswa terlihat sudah mulai terbiasa dalam

menyelesaikan permasalahn yang berkaitan dengan bilangan pecahan.

Setelah pelaksanaan tes akhir siklus II, peneliti memberikan wawancara

secara lisan kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan

dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

70

Gambar 4.8

Kegiatan Tes Akhir Siklus II

b. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus II ini merupakan hasil awal dari penelitian

yang telah dilakukan. Untuk mengetahui dilanjutkan atau tidaknya penelitian ini

berdasarkan hasil belajar siswa serta ketercapaian nilai KKM yang telah

ditentukan. Nilai KKM untuk pelajaran matematika di sekolah ini yaitu 70 serta

rata-rata skor hasil belajar matematika siswa dalam penerapan pembelajaran

kontekstual lebih dari atau sama dengan 75 %.

Adapun hasil tes akhir siklus II pada penelitian ini yang berkaitan dengan

bilangan pecahan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3

Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Siklus II

Hasil Tes Nilai

Jumlah Siswa 22

Jumlah Siswa yang Tuntas 18

Nilai Terendah 50

Nilai Tertinggi 100

Rata-rata Nilai Tes 81,80

Prosentase Ketuntasan Belajar 81,81%

Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa perolehan hasil belajar sebagian

besar siswa pada siklus II mengalami peningkatan, yakni mencapai nilai rata-rata

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

71

81,80 dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 18 orang dengan

prosentase ketuntasan belajar 81,81% siswa yang meperoleh nilai ≥ 70

(memenuhi KKM). Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II

sudah memenuhi criteria keberhasilan yang telah ditentukan, sehingga tidak

diperlukan lagi penelitian ke siklus berikutnya.

c. Hasil Lembar Observasi Siswa

Kegiatan observasi dilakukan pada saat melaksanakan tahap pelaksanaan

tindakan kelas oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan tindakan

siswa yang terdiri dari lima aspek penilaian. Dalam hal ini yang berttindak

sebagai observer adalah rekan sejawat selaku guru kelas III SD Al-Zahra

Indonesia Pamulang. Pengamatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah

disusun sebelumnya, serta untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan

yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang akan dicapai.

Adapun informasi yang diperoleh tentang kegiatan belajar siswa

menggunakan model pembelajaran kontrekstual berdasarkan pengamatan yang

dilakukan melalui lembar observasi kegiatan siswa sebagai berikut.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II

No. Aspek yang diukur Kelompok

1 2 3 4 5

1. Cara mengemukakan pendapat 5 5 6 6 5

2. Cara mengajukan pertanyaan 8 6 5 7 6

3. Cara menghargai pendapat orang

lain 9 7 7 6 7

4. Kualitas jawaban yang diberikan 9 8 8 8 8

5. Cara menarik kesimpulan 6 9 7 7 6

Total 37 35 33 34 32

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

72

1) Kelompok 1

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 1 sudah memenuhi

indikator keberhasilan dengan kriteria sangat baik. Pada cara mengemukakan

pendapat, kelompok ini masih kurang efektif karena mereka mash belum

percaya diri dalam menyampaikannya, serta cara mereka mengajukan

pertanyaan yang masih harus diminta bertanya oleh guru. Tetapi pada cara

mereka menghargai pendapat temannya sudah mendapatkan hasil yang cukup

baik dan dapat menerima setiap argumen teman tanpa mencela pendapat

temannya.

Pada siklus II, kelompok ini sudah baik dalam memberikan jawaban

yang dihasilkan bersama kelompoknya. Hasil jawaban dari diskusi kelompok

pada setiap pertemuannya mengalami peningkatan. Jawaban yang dihasilkan

pun sudah mendekati sempurna sesuai dengan yang diharapkan guru.

Pada penarikan kesimpulan siswa masih tetap dalam bimbingan guru

meskipun sudah berulang kali melakukan kegiatan belajar kelompok. Hal ini

dikarenakan siswa yang kita bimbing merupakan siswa kelas bawah yang

masih harus diperhatikan dalam setiap melakukan kegiatan di dalam kelas,

terlebih dalam cara menarik kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan.

Kegiatan belajar yang dapat membuat siswa aktif ini diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam setiap pertemuannya pada setiap

kelompok belajar yang ada. Guru juga selalu menyajikan pembelajaran yang

menarik pada setiap pertemuan pembelajaran.

2) Kelompok 2

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 2 sudah memenuhi

indikator keberhasilan dengan kriteria baik. Pada cara mengemukakan

pendapat, pada pertemuan kelima dan keenam kelompok ini sudah melakukan

kegiatannya dengan baik. Namun, pada pertemuan ketujuh kelompok ini

mengalami penurunan sehingga memperoleh nilai lebih rendah. Pada cara

mengajukan pertanyaan, kelompok ini sudah memenuhi kriteria baik dan pada

setiap pertemuannya mengalami perkembangan yang normal tanpa mengalami

penurunan aktivitas belajar pada kelompok tersebut.

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

73

Pada kegiatan menghargai pendapat temannya, kelompok ini sudah

mengalami perkembangan cukup baik juga dari pertemuan-pertemuan

sebelumnya, sehingga pada pertemuan-pertemuan berikutnya mereka sudah

bisa menempatkan sikap yang baik untuk menerima pendapat dari kelompok

lain. Jawaban yang diberikan saat mengerjakan soal pun sudah mengalami

peningkatan yang dapat dikatakan sudah memenuhi kriteria jawaban yang

baik dan benar. Jika ada jawaban yang kurang tepat pun dapat

dipertanggungjawabkan oleh kelompoknya dan megganti jawaban yang lebih

tepat. Pada penarikan kesimpulan siswa masih tetap dalam bimbingan guru

meskipun sudah berulang kali melakukan kegiatan belajar kelompok. Hal ini

dikarenakan siswa yang kita bimbing merupakan siswa kelas bawah yang

masih harus diperhatikan dalam setiap melakukan kegiatan di dalam kelas,

terlebih dalam cara menarik kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan.

3) Kelompok 3

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 3 sudah memenuhi

indikator keberhasilan dengan kriteria baik, meskipun masih ada beberapa

kegiatan pembelajaran yang masih belum efektif dilakukan. Pada pertemuan

kelima sampai dengan keenam, cara mengemukakan pendapat kelompok ini

mengalami peningkatan yang cukup baik pada setiap pertemuannya karena

sudah memenuhi indikator penilaian yang ditentukan.

Pada proses tanya jawab kelompok ini sudah mendapat skor nilai yang

cukup. Pada setiap pertemuan keaktifan siswa dalam bertanya sudah

meningkat dan setiap anggota kelompok sudah bisa menyampaikan

pertanyaan kepada kelompok lain meskipun belum maksimal. Dengan cukup

aktifnya siswa dalam berdiskusi kelompok juga memengaruhi bagaimana cara

siswa dalam menanggapi pendapat dari temannya. Siswa sudah cukup baik

dalam menghargai pendapat temannya dengan tidak mencela hasil

jawabannya.

Hasil jawaban yang mereka kerjakan pun sudah hampir mendekati

sempurna sesuai dengan yang guru harapkan. Hal ini merupakan hasil yang

cukup memuaskan dalam pembelajaran. Sedangkan dalam menarik

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

74

kesimpulan siswa masih harus tetap dalam bimbingan guru agar kesimpulan

yang didapat sesuai dengan pembelajaran pada hari itu.

4) Kelompok 4

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 4 sudah memenuhi

indikator keberhasilan dengan kriteria sangat baik. Pada pertemuan kelima

sampai dengan keenam, cara mengemukakan pendapat kelompok ini

mengalami peningkatan yang cukup baik pada setiap pertemuannya karena

sudah memenuhi indikator penilaian yang ditentukan. Sedangkan cara

mengajukan pertanyaan yang dilakukan mengalami peningkatan pada

pertemuan berikutnya.

Pada cara yang dinilai dalam menghargai pendapat orang lain dalam

kelompok ini mengalami peningkatan yang cukup baik dalam setiap

pertemuannya dengan menghargai pendapat temannya dari kelompok lain

yang sedang berbicara. Penulisan jawaban yang dilakukan pada kelompok ini

juga sudah cukup baik sesuai dengan indikator penilaian yang diharapkan

yaitu dengan menuliskan jawaban secara lengkap, meski dalam praktiknya

tidak sepenuhnya jawaban yang dituliskan sempurna sesuai jawaban yang

guru harapkan.

Pada aspek penarikan kesimpulan untuk siswa di kelas bawah masih

harus dibantu oleh guru mengingat materi bilangan pecahan ini merupakan

materi baru dalam kelas tiga, namun dalam pelaksanaannya kegiatan ini sudah

cukup efektif sehingga anggota kelompok bersama-sama guru dapat

menyimpulkan hasil pembelajaran hari itu.

5) Kelompok 5

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 5 sudah memenuhi

indikator keberhasilan dengan kriteria baik, meskipun masih ada beberapa

kegiatan pembelajaran yang masih belum efektif dilakukan. Pada pertemuan-

pertemuan yang telah dilaksanakan, cara mengemukakan pendapat kelompok

ini mengalami peningkatan yang cukup baik pada setiap pertemuannya karena

sudah memenuhi indikator penilaian yang ditentukan, meski pada pertemuan

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

75

terakhir mengalami penurunan kembali. Sedangkan cara mengajukan

pertanyaan yang dilakukan mengalami penurunan pada pertemuan berikutnya.

Pada cara yang dinilai dalam menghargai pendapat orang lain dalam

kelompok ini mengalami peningkatan yang cukup baik dalam setiap

pertemuannya dengan tidak menyela pendapat temannya dari kelompok lain

yang sedang berbicara. Penulisan jawaban yang dilakukan pada kelompok ini

juga sudah cukup baik sesuai dengan indikator penilaian yang diharapkan

yaitu dengan menuliskan jawaban beserta cara-cara penyelesaiannya, meski

dalam praktiknya tidak sepenuhnya jawaban yang dituliskan sempurna sesuai

jawaban yang guru harapkan. Namun untuk hasil pembelajaran, jawaban

siswa sudah dapat dikatakan baik. Sedangkan dalam menarik kesimpulan

siswa masih harus tetap dalam bimbingan guru agar kesimpulan yang didapat

sesuai dengan pembelajaran pada hari itu.

d. Refleksi

Tahap refleksi pada siklus II ini dilakukan oleh peneliti dan observer yang

berkolaborasi untuk mengkritisi pelaksanaan tindakan kelas yang telah dilakukan

selama siklus II berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan,

diperoleh hasil refleksi bahwa guru sudah dapat memotivasi siswa untuk terlibat

dalam aktivitas belajar, mengarahkan siswa dalam menyusun penyelesaian

masalah sehingga pembagian tugas dan peran masing-masing anggota dalam

kelompok dapat terlaksanan dengan maksimal, guru membimbing siswa untuk

terus menemuka konsep bilangan pecahan yang sedang dipelajari dengan terus

memberikan latihan soal kepada siswa, serta media pembelajaran yang telah

disiapkan oleh guru dapat memberikan respon yang semakin baik pada siswa. Hal

ini terlihat bahwa pada setiap pertemuan terjadi peningkatan aktivitas

pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran kontekstual juga semakin membaik. Hal

tersebut terbukti dari nilai tes hasil belajar matematika siswa terhadap

penyelesaian permasalahan bilangan pecahan pada siklus II ini sudah mencapai

target yang telah ditetapkan atau dengan kata lain sudah tuntas. Berdasarkan

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

76

perolehan data-data tersebut, maka pemberian tindakan diakhiri sampai dengan

siklus II.

B. Analisis Data dan Pembahasan

Tahap analisis danata dan interpretasi data dilakukan terhadap data yang

sudah terkumpul pada saat di lapangan. Adapun berdasarkan data-data tersebut

diperoleh informasi bahwa siklus I dari hasil pengamatan terhadap kegiatan

belajar siswa dan hasil tes siswa menunjukkan bahwa hasil belajar matematika

siswa tentang bilangan pecahan masih rendah. Namun dengan adanya tindakan

perbaikan di siklus II dapat membuat kegiatan belajar dan hasil tes siswa menjadi

meningkat. Adapun untuk membaca secara keseluruhan data yang diperoleh

adalah sebagai berikut.

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar yang digunakan adalah tes formatif, yaitu tes yang

dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengukur hasil

belajar matematika siswa yang berkaitan dengan konsep bilangan pecahan.

Adapun hasil belajar pada setiap tes akhir siklus tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.5

Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa dari

siklus I ke siklus I. Banyaknya siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak

12 siswa (54,54%), sedangkan siswa yang tuntas belajar pada siklus II sebanyak

18 siswa (81,81%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa

dari siklus I ke siklus II, serta tercapainya indikator keberhasilan yaitu ≥ 75% dari

jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (memenuhi KKM). Berdasarkan tabel

di atas, dapat juga diketahui nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat setelah

Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata 69,83 81,80

Prosentase Ketuntasan Belajar 54,54% 81,81%

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

77

menerapkan model pembelajaran kontekstual. Rata-rata tes hasil belajar siswa

pada siklus I sebesar 69,83 dan meningkat pada siklus II menjadi 81,80.

Peningkatan hasil belajar jika disajikan dalam diagram adalah sebagai berikut.

Gambar 4.9

Diagram Peningkatan Hasil Belajar

Dari diagram di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa

meningkat dari siklus I ke siklus II, hal ini tidak lepas dari upaya yang dilakukan

guru dalam proses pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa dikarenakan

dalam kegiatan belajar menggunakan pembelajaran kontekstual. Melalui

pembelajaran kontekstual ini siswa dibiasakan untuk memahami materi dengan

konteks suatu masalah dan menemukan pemahamannya sendiri melalui sebuah

kegiatan yang diberikan, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih bermakna dan

siswa lebih mudah memahami pelajaran yang diajarkan guru, serta siswa ikut aktif

selama proses pembelajaran berlangsung.

Gambar 4.10

Diagram Persentase Hasil Ketuntasan

60

65

70

75

80

85

Siklus I Siklus II

Nil

ai

Ra

ta-r

ata

Nilai rata-rata

Nilai rata-rata

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Siklus I Siklus II

Per

sen

tase

Persentase Ketuntasan Hasil

Belajar

Persentase

Ketuntasan Hasil

Belajar

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

78

2. Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui prosentase aktivitas

belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Lembar

observasi ini juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus

penelitian yang dilakukan. Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6

Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

dengan Model Pembelajaran Kontekstual

No. Aspek yang diukur Siklus I Siklus II

1. Cara mengemukakan pendapat 50 % 60 %

2. Cara mengajukan pertanyaan 53,33 % 71,11 %

3. Cara menghargai pendapat orang lain 58,33 % 80 %

4. Kualitas jawaban yang diberikan 83,33 % 91,11 %

5. Cara menarik kesimpulan 66,67 % 77,78 %

Rata-rata 62,33 % 76 %

Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh data bahwa rata-rata prosentase aktivitas

belajar seluruh siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar

13,67%. Data pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa tindakan

pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran

kontekstual telah memberikan kontribusi dalam meningkatkan aktivitas belajar

siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia

Pamulang.

Peningkatan aktivitas belajar siswa dikarenakan dalam kegiatan

pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar. Guru

mengondisikan setiap kelompok belajar agar dapat aktif dan berpartisipasi dalam

proses pembelajaran dengan memberikan kegiatan kelompok serta diskusi untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi. Setelah disukusi selesai dilakukan,

setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan melakukan tanya jawab

dengan kelompok lain. Guru mengatur siswa yang mempresentasikan jawaban

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

79

hasil diskusinya, sehingga setiap anggota kelompok mendapat giliran untuk

mempresentasikan hasil diskusinya. Apabila ada pertanyaan yang ingin

disampaikan, siswa dapat menanyakannya langsung kepada guru. Dalam menarik

kesimpulan hasil belajar juga dilakukan secara bersama-sama dengan bimbingan

guru, sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar.

C. Temuan Penelitian

Pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta

aktivitas belajar siswa, karena dalam penelitian ini pembelajaran kontekstual yang

diterapkan adalah siswa diberikan sebuah konteks permasalahan untuk

diidentifikasi dan menemukan sendiri pemahaman materi melalui permasalahan

tersebut. Soal-soal yang diberikan juga merupakan terapan yang berkaitan dengan

kehidupan keseharian siswa dalam bentuk soal cerita.

Pelaksanaan pembelajaran kontekstual ini diawali dengan langkah

pemodelan, guru menunjukkan sebuah media pembelajaran yang berkaitan

dengan materi yang akan dibahas yaitu materi bilangan pecahan. Guru

menyiapkan berbagai bentuk bangun datar sederhana seperti lingkaran, segiempat,

dan memotongnya menjadi dua bagian, empat bagian, dan sebagainya. Kemudian

menunjukkan bagian lingkaran tersebut sesuai dengan bentuk pecahan sederhana

dan menjelaskannya kepada siswa maksud dari potongan kertas tersebut.

Selanjutnya pada tahap inkuiri siswa mencoba mempraktikan kegiatan

seperti yang telah dicontohkan guru, siswa membuat bangun datar sederhana dari

kertas kemudian memotongnya sesuai dengan bilangan pecahan yang disebutkan

oleh guru. Pada tahap berikutnya yaitu tahap konstruktivisme, dimana siswa

diminta untuk mencatat hasil kegiatannya. Hal ini diperoleh langsung dari

kegiatan siswa sehingga siswa lebih memahami makna dari pembelajaran dan

bukan hanya sekedar mengingat atau menghafalnya. Pada tahap ini guru

mengenalkan istilah-istilah pecahan dalam bahasa Inggris agar siswa lebih

memahami konsep. Materi matematika yang disajikan kepada siswa juga dalam

bentuk bahasa Inggris, jadi siswa harus dapat menguasai materi dengan dua

bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dalam penyampaian materi,

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

80

guru mengenalkan kosakata yang berhubungan dengan materi bilangan pecahan

dalam bahasa Inggris, guru juga membuat jenis soal cerita yang disajikan dengan

bahasa Inggris, sehingga siswa dapat memahami konteks permasalahan yang

disajikan dalam bahasa Inggris.

Masyarakat belajar merupakan pembelajaran yang khas pada pembelajaran

kontekstual. Pada kegiatan ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar

dan melakukan kegiatan diskusi bersama kelompoknya masing-masing untuk

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Pada kegiatan ini guru membimbing

jalannya diskusi kelompok. Selanjutnya pada tahap authentic assessment, guru

meminta perwakilan kelompok untuk maju ke depan kelas mengerjakan hasil

diskusi kelompok. Guru mengevaluasi kegiatan diskusi siswa dan hasil latihan

soal yang telah dikerjakan serta meluruskan pemahaman siswa tentang pecahan.

Guru juga mempersilakan siswa untuk bertanya dan melakukan tanya jawab

mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa, serta membimbing siswa

menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari itu.

Selanjutnya peningkatan hasil belajar matematika siswa meningkat dengan

menerapkan pembelajaran kontekstual, karena dalam pembelajaran kontekstual

siswa mengonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman

terhadap sebuah permasalahan kontekstual sehingga siswa memperoleh

pengetahuan dari permasalahan keseharian yang nyata. Pada siklus II ini siswa

sudah terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan secara kontekstual. Dalam

proses pembelajaran kontekstual, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian

dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Siswa berdiskusi dengan

kelompoknya dan aktivitas siswa pada siklus ini cukup meningkat. Siswa aktif

dalam kegiatan diskusi kelas dan mau maju mengerjakan soal di depan kelas tanpa

guru minta. Pengetahuan yang diperoleh siswa bukanlah sejumlah fakta hasil dari

mengingat, akan tetapi pengetahuan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran

kontekstual adalah hasil dari proses menemukan sendiri materi yang harus

dipahaminya. Oleh karena itu, pengetahuan yang diperoleh siswa adalah

pengetahuan yang memiliki makna bagi kehidupan siswa.

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

81

D. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, karena penelitian ini

masih mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Kegiatan berkelompok yang kurang maksimal, siswa masih enggan untuk

bekerja sama dengan kelompoknya dan kegiatan kelompok masih didominasi

oleh siswa yang memiliki kemampuan unggul dalam kelompok tersebut.

2. Pada tahapan konstruktivisme, siswa masih bingung dalam mencatat hasil

yang mereka temukan dari kegiatan yang dilakukan, hal ini karena siswa

belum terbiasa terhadap proses pembelajaran secara kontekstual.

3. Penyampaian materi dalam bahasa Inggris yang belum maksimal dikarenakan

siswa masih bingung dengan kosakata yang disampaikan guru, terlebih jika

siswa menghadapi jenis soal cerita dengan bahasa Inggris guru diminta untuk

mengartikannya ke dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu sehingga

kemampuan siswa dalam memahami materi pecahan dalam konteks bahasa

Inggris belum maksimal.

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-

hal sebagai berikut.

1. Pembelajaran kontekstual yang diterapkan pada pelajaran matematika pokok

bahasan bilangan pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

terlihat dari adanya peningkatan rata-rata nilai tes hasil belajar siswa yang

diberikan pada setiap akhir siklus. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar

siswa sebesar 69,83 dengan prosentase ketuntasan belajar 54,54%. Sedangkan

pada siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 81,80 dengan prosentase

ketuntasan belajar 81,81%.

2. Penerapan pembelajaran kontekstual pada proses pembelajaran matematika

materi bilangan pecahan juga memberikan kontribusi untuk dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa, siswa mempraktikkan langsung materi

yang didapat dari guru terhadap pengetahuan baru yang didapatnya, bukan

dengan menghafal pengetahuan baru yang sudah didapatnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan

saran-saran sebagai berikut.

1. Guru sebaiknya memberikan tugas atau tanggung jawab masing-masing

kepada setiap anggota kelompok, sehingga siswa dituntut aktif dalam kegiatan

diskusi kelompok.

2. Diharapkan guru dapat memaksimalkan penerapan konsep materi pecahan

dalam kehidupan sehari-hari siswa, serta menggunakan media pembelajaran

yang menarik agar siswa lebih memahami konsep materi.

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

83

3. Penyampaian materi dalam bentuk bahasa Inggris perlu ditekankan lagi

dengan cara yang menarik, misalnya dalam membuat sebuah permainan

sehingga siswa dapat lebih mengingat kosakata dalam bahasa Inggris.

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

82

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

2010.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011

B. Uno, Hamzah. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2006.

Dwirahayu, Gelar, dkk. Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan

Matematika Dasar. Jakarta: PIC UIN. 2007.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Matematika (PSPM). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakart. 2009.

Heruman. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Rosda

Karya. 2010.

Jhon A. Van De Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah

Pengembangan Pengajaran. Jakarta: Erlangga. 2006.

Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses dalam

Sertifikasi Guru. Jakarta: Gaja Grafindo Persada. 2007.

Prawiradilaga, Dewi Salma. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana,

2004.

Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2012.

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. 2011.

Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.

Sopyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:

UIN Jakarta Press. 2006.

Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Surabaya:

Pustaka Pelajar. 2009.

Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:

IMSTEP UPI. 2003.

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

83

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2008.

Sukajati. Pembelajaran Operasi Penjumlahan Pecahan di SD Menggunakan

Berbagai Media. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. 2008.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2003.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana,

2009.

Undang-undang RI Bab II pasal 3 dan 4. Jakarta: Rineka Cipta

Wardhana, Yana. Teori Belajar dan Mengajar. Bandung: PT Pribumi Mekar.

2010.

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Data Nilai Siswa Pra Penelitian

No. Nama Nilai UH Nilai UH

1 Amjad Gesang Nayottama 75 75

2 Annisa Alayya Sabrina 70 75

3 Arsiteno Rasendriya 60 70

4 Ayudhya Viandra Putri 50 60

5 Daffa Maybach Martin 45 65

6 Ghefira Naura Fatin Setiawan 80 65

7 Ilaria Sekar Ailsa 62 70

8 Mayla Shafira Arroyani 55 50

9 Mobby Rahmat Akbar 60 73

10 Muhamad Hafid Asriandy Putra 56 75

11 Muhammad Nabeel Fayyaz 55 60

12 Naila Saffana Dewani Nugroho 70 75

13 Raditya Pascal Ramadhan 60 60

14 Radzikra Azahra Gustam 85 80

15 Rafhy Bahana Sati 70 80

16 Raqueena Alzahra Lubis 80 90

17 Raz Fath Pramono 50 55

18 Reizky M Fahlevi 75 75

19 Tabina Azalia 100 90

20 Talitha Adiva Salsabila 100 95

21 Tasya Aqeela Kailani 78 80

22 Ula Syafiqah 80 70

23 Vania Imtiaz 78 56

Rata-rata 69.30 71,48

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Wawancara Guru Pra Penelitian

Hari/tanggal :

Tempat : SD Al-Zahra Indonesia, Pamulang

Tujuan wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal pembelajaran matematika

di kelas yang akan diteliti.

1. Metode apa yang biasanya ibu gunakan dalam pelaksanaan pembelajaran

materi pokok bahasan bilangan pecahan di kelas?

Jawab : Metode yang digunakan adalah metode ceramah, tapi bila

waktunya mencukupi juga melakukan praktik minimal dengan

menggunakan kertas yang dilipat dan gunting untuk memotong.

2. Bagaimana antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan

metode yang ibu gunakan?

Jawab : Siswa lebih bersemangat dalam belajar saat mereka melakukan

praktik.

3. Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika pada

pokok bahasan bilangan pecahan?

Jawab : Tingkat kemampuan sebagian siswa di kelas III B memang

memiliki kemampuan yang lebih rendah dibanding dengan kelas

lainnya.

4. Apakah ibu pernah melakukan pembelajaran secara berkelompok?

Jawab : Untuk jenjang kelas ini sudah mencoba menerapkan pembelajaran

berkelompok tetapi siswa belum maksimal dalam pelaksanakannya

karena kelas III merupakan kelas rendah.

5. Apakah ibu menggunakan media pembelajaran saat pembelajaran matematika

pada pokok bahasan bilangan pecahan?

Jawab : Dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bilangan

pecahan biasanya menggunakan media sederhana berupa kertas

yang dilipat beserta gunting, namun apabila waktu untuk

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

menyampaikan pembelajaran ini panjang guru juga melakukan

praktik misalnya dengan memotong kue atau buah menjadi

beberapa bagian yang menggambarkan pecahan.

6. Bagaimana hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan bilangan

pecahan di kelas?

Jawab : Hasil belajar matematika yang ada bervariasi tetapi pada kelas III

B merupakan kelas yang memperoleh nilai rata-rata terendah

dibanding kelas lainnya.

7. Bagaimana usaha ibu dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa?

Jawab : Memberikan pelajaran tambahan maupun remedial bagi siswa yang

nilainya kurang.

8. Kendala apa yang ibu hadapi dalam menyampaikan pembelajaran matematika

pada pokok bahasan bilangan pecahan di kelas?

Jawab : Siswa sulit memahami materi karena disampaikan dengan

pengantar Bahasa Inggris dimana siswa harus memahami makna

dari setiap kata serta siswa kurang memahami konsep pecahan

sehingga keliru dalam mengerjakan soal.

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Siklus I

Nama Sekolah : SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : III

Pertemuan ke : 1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya

dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : 3.1 Mengenal pecahan sederhana

Indikator : 1. Mengenal pecahan sebagai bagian dari sesuatu yang

utuh dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

2. Membaca dan menulis lambang pecahan dalam

Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

3. Menjelaskan bagian dari pecahan dalam Bahasa

Indonesia dan Bahasa Inggris

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pecahan sebagai bagian dari

sesuatu yang utuh dalam Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris

2. Siswa dapat membaca dan menulis lambang pecahan

dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

3. Siswa dapat menjelaskan bagian dari pecahan dalam

Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Materi Ajar : Pecahan (Fractions), Mengenal bilangan pecahan.

Name Equal Parts Of A Whole

Numerator : Pembilang Equal :

Bagian yang sama

Denominator : Penyebut One-half :

(satu per dua)

Whole : Utuh One-third :

(satu per tiga)

This is a whole cake Divide the whole cake into 2

equal parts

Model Pembelajaran : Kontekstual

Metode Pembelajaran : Ceramah ekspository, diskusi, praktik, tanya jawab,

penugasan.

Sumber : 1. Buku Paket Matematika Kelas III MI/SD

2. Buku Tugas Matematika Kelas III

Media : 1. Kertas berbentuk lingkaran

2. Gunting

3. Penggaris

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan

Tahapan

Pembelajaran

Kontekstual

Kegiatan Guru Nilai

Karakter

Pembuka Membuka kegiatan pembelajaran dengan

mengucap salam dan menanyakan kabar siswa.

Melakukan pengondisian kelas dan memotivasi

siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran.

Melakukan apersepsi dengan memberikan

pertanyaan kepada siswa tentang pelajaran yang

akan dipelajari untuk mengetahui kemampuan

awal siswa.

Menyampaikan tujuan pembelajaran secara

singkat dan jelas.

Religius

Disiplin

Aktif

Percaya

diri

Perhatian

Inti Pemodelan

Inkuiri

Konstruktivisme

Menunjukkan sebuah media berbentuk

lingkaran dan memotongnya menjadi dua

bagian, empat bagian, dan sebagainya.

Kemudian menunjukkan bagian lingkaran

tersebut sesuai dengan bentuk pecahan

sederhana.

Guru menugaskan siswa untuk

menggunting/membagi kertas yang berbentuk

lingkaran sesuai dengan bilangan pecahan yang

guru minta.

Guru meminta siswa mencatat hasil kegiatan

dalam buku catatannya sesuai apa yang ia

temukan.

Guru menjelaskan makna pecahan dari sesuatu

yang utuh.

Penuh

perhatian

Aktif

Tanggung

jawab

Penuh

perhatian

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Masyarakat

belajar

Authentic

assessment

Bertanya

Guru mengenalkan istilah-istilah dalam

pecahan dalam bahasa Inggris agar siswa lebih

memahami konsep, misalnya fraction,

numerator, denominator, one-third, of the

whole, dan lainnya.

Guru membagi siswa menjadi lima kelompok.

Guru memberikan LKS kepada siswa.

Guru memperhatikan dan membimbing siswa

saat mengerjakan soal latihan.

Guru meminta beberapa siswa maju ke depan

kelas untuk mengerjakan soal latihan yang

telah dikerjakan.

Guru mengevaluasi kegiatan diskusi siswa dan

hasil latihan soal yang telah dikerjakan serta

meluruskan pemahaman siswa tentang

pecahan.

Guru mempersilakan siswa untuk bertanya dan

melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang

belum dipahami siswa.

Guru membimbing siswa menyimpulkan

materi pecahan yang merupakan bagian dari

sesuatu yang utuh.

Disiplin

Berani

Rasa ingin

tahu

Aktif

Penutup Refleksi Guru mengulas kembali kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan, serta memberikan

penguatan kepada siswa mengenai materi

pecahan.

Guru bersama-sama siswa menyimpulkan

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Guru memberi penghargaan kepada siswa

Penuh

perhatian

Aktif

Percaya

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

berupa applause.

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan

mengucap salam.

diri

Religius

Penilaian

1. Teknik Penilaian : 1. Tertulis

2. Kinerja

2. Bentuk Instrumen : LKS berupa essay (terlampir)

Mengetahui, Jakarta, …………………. 2014

Kepala Sekolah Guru Kelas

Drs. Heru Suparman, M. M. Fitri Nurmala

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Siklus II

Nama Sekolah : SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III/2

Pertemuan ke : 5

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Standar Kompetensi : 3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya

dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 3.3 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan

pecahan sederhana

Indikator : 1. Menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan

pecahan sederhana dengan gambar

2. Menjumlahkan pecahan sederhana

3. Mengurangkan pecahan sederhana

4. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan

pecahan sederhana dalam Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menyelesaikan soal penjumlahan dan

pengurangan pecahan sederhana dengan gambar

2. Siswa dapat menjumlahkan pecahan sederhana

3. Siswa dapat mengurangkan pecahan sederhana

4. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan

dengan pecahan sederhana Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris

Materi Ajar : Pecahan (Fractions), Penjumlahan dan pengurangan

pecahan sederhana dengan gambar.

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Add and Subtract the Fractions

+

=

-

=

Model Pembelajaran : Kontekstual

Metode Pembelajaran : Ceramah ekspository, diskusi, tanya jawab, penugasan.

Sumber : 1. Buku Paket Matematika Kelas III MI/SD

2. Buku Tugas Matematika Kelas III MI/SD

Media : 1. Kertas

2. Penggaris

Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan

Tahapan

Pembelajaran

Kontekstual

Kegiatan Guru Nilai

Karakter

Pembuka Membuka kegiatan pembelajaran dengan

mengucap salam dan menanyakan kabar siswa.

Melakukan pengondisian kelas dan memotivasi

siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran.

Melakukan apersepsi dengan memberikan

pertanyaan kepada siswa tentang pelajaran yang

akan dipelajari untuk mengetahui kemampuan

awal siswa.

Menyampaikan tujuan pembelajaran secara

singkat dan jelas.

Religius

Disiplin

Aktif

Percaya

diri

Perhatian

Inti Pemodelan

Menunjukkan media berbentuk segi empat,

segi tiga, lingkaran, dan sebagainya. Kemudian

Penuh

perhatian

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Inkuiri

Konstruktivisme

Masyarakat

belajar

Authentic

assessment

menunjukkan bagian-bagian media tersebut

sesuai dengan bentuk pecahan sederhana yang

selanjutnya dapat dimasukkan ke dalam

operasi penjumlahan dan pengurangan.

Guru menugaskan siswa untuk

menggunting/membagi kertas yang berbentuk

segi empat, segi tiga, atau lingkaran sesuai

dengan bilangan pecahan yang guru minta.

Kemudian mengaplikasikannya dalam operasi

penjumlahan maupun pengurangan.

Guru meminta siswa mencatat hasil kegiatan

dalam buku catatannya sesuai apa yang ia

temukan.

Guru menjelaskan bagian-bagian dari segi

empat, segi tiga, maupun lingkaran yang telah

digunting oleh siswa apabila dijumlahkan atau

dikurangkan.

Guru menjelaskan istilah-istilah pecahan

dalam bahasa Inggris agar siswa lebih

memahami konsep, misalnya add, subtract,

dan lainnya.

Guru membagi siswa menjadi lima kelompok.

Guru memberikan LKS kepada siswa.

Guru memperhatikan dan membimbing siswa

saat mengerjakan soal latihan.

Guru meminta beberapa siswa maju ke depan

kelas untuk mengerjakan soal latihan yang

telah dikerjakan.

Guru mengevaluasi kegiatan diskusi siswa dan

Aktif

Tanggung

jawab

Penuh

perhatian

Disiplin

Berani

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Bertanya

hasil latihan soal yang telah dikerjakan serta

meluruskan pemahaman siswa tentang

pecahan.

Guru mempersilakan siswa untuk bertanya dan

melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang

belum dipahami siswa.

Guru membimbing siswa menyimpulkan

materi pecahan yang merupakan bagian dari

sesuatu yang utuh.

Rasa ingin

tahu

Aktif

Penutup Refleksi Guru mengulas kembali kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan, serta memberikan

penguatan kepada siswa mengenai materi

pecahan.

Guru bersama-sama siswa menyimpulkan

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Guru memberi penghargaan kepada siswa

berupa applause.

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan

mengucap salam.

Penuh

perhatian

Aktif

Percaya

diri

Religius

Penilaian

3. Teknik Penilaian : 1. Tertulis

2. Kinerja

4. Bentuk Instrumen : LKS berupa essay (terlampir)

Mengetahui, Jakarta, …………………. 2014

Kepala Sekolah Guru Kelas

Drs. Heru Suparman, M. M. Fitri Nurmala

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Lembar Kerja Siswa (LKS) 1

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

Ikutilah langkah-langkah kegiatan di bawah ini !

1. Siapkan bahan-bahan berikut.

a. Kertas

b. Gunting

c. Penggaris

2. Guntinglah kertas berbentuk lingkaran, buat 3 buah lingkaran.

3. Lipatlah kertas menjadi 2 bagian yang sama, 4 bagian yang sama,

dan 6 bagian yang sama.

4. Garislah bekas lipatan pada setiap lingkaran tersebut.

5. Guntinglah lingkaran tersebut sesuai garis lipatan.

6. Tentukan nilai setiap bagian lingkaran yang telah dilipat tadi sesuai

dengan nilai pecahan yang kamu ketahui.

7. Kemudian tempelkan kertas yang telah dipotong tersebut dalam

kolom tugas yang telah disediakan guru.

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

8. Catatlah dalam kolom di bawah ini.

No. Gambar Nilai setiap bagaian yang telah dipotong

In Indonesia In English

1.

2.

3.

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Lembar Kerja Siswa (LKS) 3

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

4.

Jawablah soal berikut dengan tepat !

1. What fraction of each figure is shaded?

a. .

\

+

= ……….

b.

+

= ……….

c.

+

= ……….

2. What fraction of each figure is shaded?

a.

-

= ……….

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

b.

-

= ……….

3. Ibu pergi ke pasar untuk membeli beras sebanyak

kg. Saat

perjalanan pulang ibu tersandung dan jatuh sehingga sebagian beras

tumpah ke tanah. Beras yang tumpah sebanyak

kg. Berapakah sisa

beras yang ibu bawa pulang ke rumah?

4. Father would be made the frame from paper. He need

m2 of

paper, but he just have

m2 of paper. How many paper is he need?

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Uji Validitas

Siklus I

No. Nama

Nomor Butir Soal Skor

(Y)

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

1 A 1 4 4 4 4 2 1 20

2 B 4 4 4 4 4 2 4 26

3 C 4 4 4 4 4 3 4 27

4 D 1 4 1 4 4 1 4 19

5 E 4 4 4 4 4 4 4 28

6 F 4 4 4 2 3 2 2 21

7 G 4 4 4 4 4 4 4 28

8 H 4 4 4 3 4 2 4 25

9 I 4 4 4 1 1 1 4 19

10 J 1 4 4 2 4 1 4 20

11 K 4 4 4 3 3 2 2 22

12 L 4 4 4 4 4 2 4 26

13 M 4 4 4 4 4 3 4 27

14 N 1 1 1 3 2 1 4 13

15 O 4 4 4 4 4 2 4 26

16 P 4 1 1 2 1 1 4 14

17 Q 4 3 2 2 3 2 2 18

Jumlah 56 61 57 54 57 35 59 379

r hitung 0.51368 0.74338 0.76242 0.63303 0.73267 0.79438 0.24206

r tabel

(5 %, n-2) 0.4821

Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Uji Validitas

Siklus II

No. Nama

Nomor Butir Soal Skor

(Y)

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

1 A 4 4 4 4 2 4 1 23

2 B 4 4 4 1 3 4 4 24

3 C 1 1 1 1 1 4 1 10

4 D 4 4 1 4 1 4 1 19

5 E 2 4 2 4 1 3 4 20

6 F 4 4 1 4 3 4 4 24

7 G 4 4 4 4 1 4 4 25

8 H 4 4 1 4 1 4 4 22

9 I 4 4 1 2 2 4 1 18

10 J 4 4 1 4 1 4 4 22

11 K 4 4 1 1 2 1 1 14

12 L 4 4 4 4 1 4 4 25

13 M 4 4 4 4 4 4 4 28

14 N 4 4 1 4 2 1 1 17

15 O 4 4 1 4 4 4 4 25

16 P 4 4 1 4 2 4 4 23

17 Q 4 4 1 4 1 1 1 16

18 R 4 4 1 4 2 1 4 20

19 S 4 4 1 4 2 1 4 20

20 T 4 4 1 1 1 4 1 16

21 U 4 4 1 1 1 4 4 19

22 V 4 4 1 4 3 4 4 24

23 W 4 4 1 1 2 4 1 17

Jumlah 87 89 39 72 43 76 65 471

r hitung 0.46938 0.53586 0.57044 0.5774 0.50058 0.39515 0.73306

r tabel

(5 %, n-2) 0.4132

Status Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Uji Reliabilitas

Siklus I

No. Nama

Nomor Butir Soal Skor Total

X1 X2 X3 X4 X5 X6

1 A 1 4 4 4 4 2 19

2 B 4 4 4 4 4 2 22

3 C 4 4 4 4 4 3 23

4 D 1 4 1 4 4 1 15

5 E 4 4 4 4 4 4 24

6 F 4 4 4 2 3 2 19

7 G 4 4 4 4 4 4 24

8 H 4 4 4 3 4 2 21

9 I 4 4 4 1 1 1 15

10 J 1 4 4 2 4 1 16

11 K 4 4 4 3 3 2 20

12 L 4 4 4 4 4 2 22

13 M 4 4 4 4 4 3 23

14 N 1 1 1 3 2 1 9

15 O 4 4 4 4 4 2 22

16 P 4 1 1 2 1 1 10

17 Q 4 3 2 2 3 2 16

Jumlah 56 61 57 54 57 35 320

Si² 1.72059 1.00735 1.49265 1.02941 1.11765 0.93382

ΣSi² 7.30147

St² 21.5294

r₁₁ 0.771

Kriteria Tinggi

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Uji Reliabilitas

Siklus II

NO NAMA NOMOR BUTIR SOAL

Skor Total x₁ x₂ x₃ x₄ x₅ x₇

1 A 4 4 4 4 2 1 19

2 B 4 4 4 1 3 4 20

3 C 1 1 1 1 1 1 6

4 D 4 4 1 4 1 1 15

5 E 2 4 2 4 1 4 17

6 F 4 4 1 4 3 4 20

7 G 4 4 4 4 1 4 21

8 H 4 4 1 4 1 4 18

9 I 4 4 1 2 2 1 14

10 J 4 4 1 4 1 4 18

11 K 4 4 1 1 2 1 13

12 L 4 4 4 4 1 4 21

13 M 4 4 4 4 4 4 24

14 N 4 4 1 4 2 1 16

15 O 4 4 1 4 4 4 21

16 P 4 4 1 4 2 4 19

17 Q 4 4 1 4 1 1 15

18 R 4 4 1 4 2 4 19

19 S 4 4 1 4 2 4 19

20 T 4 4 1 1 1 1 12

21 U 4 4 1 1 1 4 15

22 V 4 4 1 4 3 4 20

23 W 4 4 1 1 2 1 13

Jumlah 87 89 39 72 43 65 395

Si² 0.5415 0.3913 1.58498 1.84585 0.93676 2.24111

ΣSi² 7.5415

St² 15.5138

r₁₁ 0.59953

Kriteria Sedang

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Uji Taraf Kesukaran

Siklus I

No. Nama Nomor Butir Soal

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

1 A 1 4 4 4 4 2 1

2 B 4 4 4 4 4 2 4

3 C 4 4 4 4 4 3 4

4 D 1 4 1 4 4 1 4

5 E 4 4 4 4 4 4 4

6 F 4 4 4 2 3 2 2

7 G 4 4 4 4 4 4 4

8 H 4 4 4 3 4 2 4

9 I 4 4 4 1 1 1 4

10 J 1 4 4 2 4 1 4

11 K 4 4 4 3 3 2 2

12 L 4 4 4 4 4 2 4

13 M 4 4 4 4 4 3 4

14 N 1 1 1 3 2 1 4

15 O 4 4 4 4 4 2 4

16 P 4 1 1 2 1 1 4

17 Q 4 3 2 2 3 2 2

Jumlah 56 61 57 54 57 35 59

P 0.82353 0.89706 0.83824 0.79412 0.83824 0.51471 0.8676

Keterangan Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Uji Taraf Kesukaran

Siklus II

No. Nama Butir Soal (item)

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

1 A 4 4 4 4 2 4 1

2 B 4 4 4 1 3 4 4

3 C 1 1 1 1 1 4 1

4 D 4 4 1 4 1 4 1

5 E 2 4 2 4 1 3 4

6 F 4 4 1 4 3 4 4

7 G 4 4 4 4 1 4 4

8 H 4 4 1 4 1 4 4

9 I 4 4 1 2 2 4 1

10 J 4 4 1 4 1 4 4

11 K 4 4 1 1 2 1 1

12 L 4 4 4 4 1 4 4

13 M 4 4 4 4 4 4 4

14 N 4 4 1 4 2 1 1

15 O 4 4 1 4 4 4 4

16 P 4 4 1 4 2 4 4

17 Q 4 4 1 4 1 1 1

18 R 4 4 1 4 2 1 4

19 S 4 4 1 4 2 1 4

20 T 4 4 1 1 1 4 1

21 U 4 4 1 1 1 4 4

22 V 4 4 1 4 3 4 4

23 W 4 4 1 1 2 4 1

Jumlah 87 89 39 72 43 76 65

P 0.94565 0.96739 0.42391 0.78261 0.46739 0.82609 0.70652

Keterangan Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Daya Beda Soal

Siklus I

No. Nama Nomor Butir Soal

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7

Kelompok Atas

1 G 4 4 4 4 4 4 4 28

2 E 4 4 4 4 4 4 4 28

3 M 4 4 4 4 4 3 4 27

4 C 4 4 4 4 4 3 4 27

5 O 4 4 4 4 4 2 4 26

6 L 4 4 4 4 4 2 4 26

7 B 4 4 4 4 4 2 4 26

8 H 4 4 4 3 4 2 4 25

Σ 32 32 32 31 32 22 32

Kelompok Bawah

9 K 4 4 4 3 3 2 2 22

10 F 4 4 4 2 3 2 2 21

11 J 1 4 4 2 4 1 4 20

12 A 1 4 4 4 4 2 1 20

13 I 4 4 4 1 1 1 4 19

14 D 1 4 1 4 4 1 4 19

15 Q 4 3 2 2 3 2 2 18

16 P 4 1 1 2 1 1 4 14

17 N 1 1 1 3 2 1 4 13

Σ 24 29 25 23 25 13 27

SA - SB 8 3 7 8 7 9 5

DP 0.23529 0.08824 0.20588 0.23529 0.20588 0.26471 0.14706

Kriteria Cukup Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Daya Beda Soal

Siklus II

No. Nama Nomor Butir Soal

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7

Kelompok Atas

1 M 4 4 4 4 4 4 4 28

2 O 4 4 1 4 4 4 4 25

3 L 4 4 4 4 1 4 4 25

4 G 4 4 4 4 1 4 4 25

5 V 4 4 1 4 3 4 4 24

6 F 4 4 1 4 3 4 4 24

7 B 4 4 4 1 3 4 4 24

8 P 4 4 1 4 2 4 4 23

9 A 4 4 4 4 2 4 1 23

10 J 4 4 1 4 1 4 4 22

11 H 4 4 1 4 1 4 4 22

Σ 44 44 26 41 25 44 41

Kelompok Bawah

12 R 4 4 1 4 2 1 4 20

13 S 4 4 1 4 2 1 4 20

14 E 2 4 2 4 1 3 4 20

15 U 4 4 1 1 1 4 4 19

16 D 4 4 1 4 1 4 1 19

17 I 4 4 1 2 2 4 1 18

18 W 4 4 1 1 2 4 1 17

19 N 4 4 1 4 2 1 1 17

20 T 4 4 1 1 1 4 1 16

21 Q 4 4 1 4 1 1 1 16

22 K 4 4 1 1 2 1 1 14

23 C 1 1 1 1 1 4 1 10

Σ 43 45 13 31 18 32 24

SA - SB 1 -1 13 10 7 12 17

DP 0.02174 -0.0217 0.28261 0.21739 0.15217 0.26087 0.36956522

Kriteria

Jelek Jelek Cukup Cukup Jelek Cukup

Cukup

Baik

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Kisi-Kisi Hasil Belajar Matematika

Pokok Bahasan Bilangan Pecahan

Siklus I

Sekolah : SD Al-Zahra Indonesia Tahun Ajaran : 2013/2014

Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal : 7

Kelas : III Bentuk Soal : Uraian

Standar Kompetensi : 3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya

dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : 3.1 Mengenal pecahan sederhana

3.2 Membandingkan pecahan sederhana

No. Kisi-kisi Soal Tingkatan

Kognitif

Nomor

Soal

1.

2.

3.

4.

5.

Menunjukkan bentuk pecahan berdasarkan masalah

yang disajikan dalam Bahasa Indonesia.

Menunjukkan bentuk pecahan berdasarkan masalah

yang disajikan dalam Bahasa Inggris.

Membandingkan nilai pecahan berdasarkan masalah

yang disajikan dalam Bahasa Indonesia

Membandingkan nilai pecahan berdasarkan masalah

yang disajikan dalam Bahasa Inggris

Menyajikan nilai pecahan berdasarkan urutan nilai

berdasarkan permasalahan yang disajikan dalam

Bahasa Indonesia

C3

C3

C3

C3

C3

1 dan 2

3

4

5

6

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Kisi-Kisi Hasil Belajar Matematika

Pokok Bahasan Bilangan Pecahan

Siklus II

Sekolah : SD Al-Zahra Indonesia Tahun Ajaran : 2013/2014

Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal : 7

Kelas : III Bentuk Soal : Uraian

Standar Kompetensi : 3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : 3.3 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan

sederhana

No. Kisi-kisi Soal Tingkatan

Kognitif

Nomor

Soal

1.

2.

3.

4.

Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan

penjumlahan pecahan dalam Bahasa Indonesia.

Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan

pengurangan pecahan dalam Bahasa Indonesia.

Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan

penjumlahan pecahan dalam Bahasa Inggris.

Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan

pengurangan pecahan dalam Bahasa Inggris.

C3

C3

C3

C3

1 dan 2

3 dan 4

5

6

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Tes Akhir Siklus 1

Mata Pelajaran : Matematika Nama :

Kelas : Hari, Tanggal :

Jawablah soal berikut dengan tepat !

1. Ibu memiliki

bagian kue keju yang berbentuk lingkaran. Kemudian ibu

memberikan

bagian kue keju kepada adik. Gambarkan kue keju yang

diberikan ibu kepada adik !

2. Andi membeli kue ulang tahun berbentuk segi empat. Pada pesta ulang tahun

Andi hanya mengundang 10 temannya untuk merayakan ulang tahunnya. Jika

semua teman Andi datang, maka gambarkanlah bagian kue yang didapat setiap

teman Andi yang datang !

3. Today mother make a cake. She give my brother

of the whole cake. Draw

the cake’s mother of the whole cake is left !

4. Budi mempunyai pita berwarna merah dengan dengan panjang

meter,

kemudian Budi membeli lagi sebuah pita berwarna biru dengan panjang

meter.

a) Gambarkanlah pita berwarna merah dan berwarna biru !

b) Pita manakah yang memiliki ukuran lebih panjang?

5. Here is

of a whole cake, then he get

of a whole cake. Draw of the whole

cake !

6. Fira mempunyai penggaris dengan panjang

meter, Mila mempunyai

penggaris dengan panjang

meter, dan Budi mempunyai penggaris dengan

panjang

meter.

a) Gambarkan panjang penggaris yang dimiliki Fira, Mila, dan Budi !

b) Urutkanlah panjang ketiga penggaris mulai dari yang terkecil !

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus 1

No. Jawaban

1.

2.

3. \

4. a).

b). pita merah lebih panjang dari pita biru

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

5.

6.

a).

b).

Penggaris Fira

Penggaris Mila

Penggaris Budi

Urutan panjang penggaris mereka adalah penggaris Fira, penggaris

Mila, dan penggaris Budi.

Kriteria Penilaian

Kriteria Skor

Cara penyelesaian benar dan hasil akhir benar 4

Cara penyelesaian benar dan hasil akhir salah 3

Cara penyelesaian salah dan hasil akhir benar 2

Cara penyelesaian salah dan hasil akhir salah 1

Tidak menjawab soal 0

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Tes Akhir Siklus 2

Mata Pelajaran : Matematika Nama :

Kelas : Hari, Tanggal :

Jawablah soal berikut dengan tepat !

5. Ayah memiliki

potong kue. Kemudian ayah mendapat kue dari paman sebanyak

potong kue. Berapa kue yang dimiliki ayah sekarang?

6. Fani memiliki kertas karton sebanyak

bagian untuk mengerjakan tugas sekolah. Ibu

memberikan kertas karton lagi kepada Fani

bagian untuk digunakan mengerjakan

tugas sekolah.

Berapa banyak bagian kertas yang dimiliki Fani?

7. Pada sebuah acara perpisahan sekolah pak guru membawa sebuah kue untuk

dibagikan kepada 20 siswanya. Namun ada 2 siswa yang tidak masuk.

Berapa bagian kue yang dibagikan kepada semua siswa yang masuk?

8. Untuk mengikat sebuah box Budi memerlukan tali dengan panjang

meter.

Sedangkan Budi hanya memiliki tali dengan panjang

meter. Berapa meter tali yang

dibutuhkan Budi untuk mengikat sebuah box?

9. A strip of paper is divided into 10 equal parts. 2 parts are blue and 3 parts are red.

What fraction of the red paper is and the blue paper?

10. Here is

of a whole cake, Deny ate

of the whole cake, and Fani ate

of the whole

cake. How many cake is left?

Good Luck

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus 2

No. Jawaban

1.

+

=

2.

+

=

3.

-

=

4.

-

=

5.

Blue

equal parts

Red

equal parts

6.

-

-

=

Kriteria Penilaian

Kriteria Skor

Cara penyelesaian benar dan hasil akhir benar 4

Cara penyelesaian benar dan hasil akhir salah 3

Cara penyelesaian salah dan hasil akhir benar 2

Cara penyelesaian salah dan hasil akhir salah 1

Tidak menjawab soal 0

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Pedoman Penilaian Observasi Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual

pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

No. Aspek Skor Indikator Penilaian

1. Cara mengemukakan

pendapat

3

Terpenuhi semua indikator, jika:

1. Jelas

2. Sistematis

3. Fokus pada masalah yang dibahas

2 Jika hanya terpenuhi 2 indikator dari 3

indikator yang disebutkan

1

Jika hanya terpenuhi 1 indikator dari 3

indikator yang disebutkan atau tidak

satupun indicator terpenuhi

2. Cara mengajukan

pertanyaan

3

Terpenuhi semua indikator, jika:

1. Jelas

2. Percaya diri dalam bertanya

3. Fokus pada satu masalah

2 Jika hanya terpenuhi 2 indikator dari 3

indikator yang disebutkan

1

Jika hanya terpenuhi 1 indikator dari 3

indikator yang disebutkan atau tidak

satupun indicator terpenuhi

3. Cara menghargai

pendapat orang lain 3

Terpenuhi semua indikator, jika:

1. Tidak menyela pemberi pendapat

sampai selesai mengemukakan

pendapatnya

2. Tidak mengejek pemberi pendapat

walaupun pendapatnya keliru

3. Memberi kesempatan yang sama pada

siswa lain untuk memberika pendapat

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

2

Jika hanya terpenuhi 2 indikator dari 3

indikator yang disebutkan

1

Jika hanya terpenuhi 1 indikator dari 3

indikator yang disebutkan atau tidak

satupun indicator terpenuhi

4. Kualitas jawaban yang

diberikan

3

Terpenuhi semua indikator, jika:

1. Benar sesuai dengan konsep

2. Sistematis

3. Memperkuat jawaban dengan

penyelesaian soal

2 Jika hanya terpenuhi 2 indikator dari 3

indikator yang disebutkan

1

Jika hanya terpenuhi 1 indikator dari 3

indikator yang disebutkan atau tidak

satupun indicator terpenuhi

5. Cara menarik

kesimpulan

3

Terpenuhi semua indikator, jika:

1. Jelas

2. Tepat

3. Sesuai dengan masalah yang dibahas

2 Jika hanya terpenuhi 2 indikator dari 3

indikator yang disebutkan

1

Jika hanya terpenuhi 1 indikator dari 3

indikator yang disebutkan atau tidak

satupun indicator terpenuhi

Keterangan :

Skor 3 : Baik

Skor 2 : Cukup

Skor 1 : Kurang

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual

pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Keterangan :

Skor 3 : Baik

Skor 2 : Cukup

Skor 1 : Kurang

No. Aspek yang diukur Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Kel. 5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat

2 Cara mengajukan

pertanyaan

3 Cara menghargai

pendapat orang lain

4 Kualitas jawaban

yang diberikan

5 Cara menarik

kesimpulan

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual

pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Pertemuan 1

No. Aspek yang diukur Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Kel. 5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √ √

3 Cara menghargai

pendapat orang lain √ √ √ √ √

4 Kualitas jawaban

yang diberikan √ √ √ √ √

5 Cara menarik

kesimpulan √ √ √ √ √

Jumlah 2 4 3 2 6 - 3 2 3 1 8 - 2 4 3

Keterangan :

Skor 3 : Baik

Skor 2 : Cukup

Skor 1 : Kurang

Jakarta, 1 September 2014

Peneliti Observer

Fitri Nurmala Endang Lestari, S. Pd.

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual

pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Pertemuan 2

No. Aspek yang diukur Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Kel. 5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √ √

3 Cara menghargai

pendapat orang lain √ √ √ √ √

4 Kualitas jawaban

yang diberikan √ √ √ √ √

5 Cara menarik

kesimpulan √ √ √ √ √

Jumlah 1 6 3 1 4 6 2 6 - 2 6 - 1 8 -

Keterangan :

Skor 3 : Baik

Skor 2 : Cukup

Skor 1 : Kurang

Jakarta, 2 September 2014

Peneliti Observer

Fitri Nurmala Endang Lestari, S. Pd.

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual

pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Pertemuan 3

No. Aspek yang diukur Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Kel. 5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √ √

3 Cara menghargai

pendapat orang lain √ √ √ √ √

4 Kualitas jawaban

yang diberikan √ √ √ √ √

5 Cara menarik

kesimpulan √ √ √ √ √

Jumlah - 8 3 1 6 3 2 6 - 1 8 - 1 6 3

Keterangan :

Skor 3 : Baik

Skor 2 : Cukup

Skor 1 : Kurang

Jakarta, 3 September 2014

Peneliti Observer

Fitri Nurmala Endang Lestari, S. Pd.

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual

pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Pertemuan 4

No. Aspek yang diukur Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Kel. 5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √ √

3 Cara menghargai

pendapat orang lain √ √ √ √ √

4 Kualitas jawaban

yang diberikan √ √ √ √ √

5 Cara menarik

kesimpulan √ √ √ √ √

Jumlah - 8 3 1 8 - - 8 3 1 8 - 1 6 3

Keterangan :

Skor 3 : Baik

Skor 2 : Cukup

Skor 1 : Kurang

Jakarta, 8 September 2014

Peneliti Observer

Fitri Nurmala Endang Lestari, S. Pd.

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual

pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Pertemuan 5

No. Aspek yang diukur Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Kel. 5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √ √

3 Cara menghargai

pendapat orang lain √ √ √ √ √

4 Kualitas jawaban

yang diberikan √ √ √ √ √

5 Cara menarik

kesimpulan √ √ √ √ √

Jumlah - 6 6 - 4 6 - 8 3 - 10 - - 8 3

Keterangan :

Skor 3 : Baik

Skor 2 : Cukup

Skor 1 : Kurang

Jakarta, 10 September 2014

Peneliti Observer

Fitri Nurmala Endang Lestari, S. Pd.

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual

pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Pertemuan 6

No. Aspek yang diukur Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Kel. 5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √ √

3 Cara menghargai

pendapat orang lain √ √ √ √ √

4 Kualitas jawaban

yang diberikan √ √ √ √ √

5 Cara menarik

kesimpulan √ √ √ √ √

Jumlah - 4 9 - 8 3 - 6 6 - 6 6 1 4 6

Keterangan :

Skor 3 : Baik

Skor 2 : Cukup

Skor 1 : Kurang

Jakarta, 14 September 2014

Peneliti Observer

Fitri Nurmala Endang Lestari, S. Pd.

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual

pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Pertemuan 7

No. Aspek yang diukur Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Kel. 5

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √ √

3 Cara menghargai

pendapat orang lain √ √ √ √ √

4 Kualitas jawaban

yang diberikan √ √ √ √ √

5 Cara menarik

kesimpulan √ √ √ √ √

Jumlah - 4 9 1 4 6 1 6 3 - 6 6 1 6 3

Keterangan :

Skor 3 : Baik

Skor 2 : Cukup

Skor 1 : Kurang

Jakarta, 15 September 2014

Peneliti Observer

Fitri Nurmala Endang Lestari, S. Pd.

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil Skor Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Kontekstual pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Siklus I

Kelompok 1

Keterangan perhitungan skor rata-rata tiap kelompok:

Skor rata-rata = ∑

∑ x 100 %

Kriteria rata-rata hasil skor observasi:

1. Dikatakan kurang, apabila skor rata-rata < 25 %

2. Dikatakan cukup, apabila skor rata-rata 26 % – 50 %

3. Dikatakan baik, apabila skor rata-rata 51 % - 75 %

4. Dikatakan sangat baik, apabila skor rata-rata > 76 % - 100%

Skor rata-rata =

x 100 % = 68,33 %

No. Aspek yang diukur

Pertemuan Ke-

1 2 3 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √

3 Cara menghargai pendapat

orang lain √ √ √ √

4 Kualitas jawaban yang

diberikan √ √ √ √

5 Cara menarik kesimpulan √ √ √ √

Jumlah 2 4 3 1 6 3 - 8 3 - 8 3

Total 9 10 11 11

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil Skor Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Kontekstual pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Siklus I

Kelompok 2

Keterangan perhitungan skor rata-rata tiap kelompok:

Skor rata-rata = ∑

∑ x 100 %

Kriteria rata-rata hasil skor observasi:

1. Dikatakan kurang, apabila skor rata-rata < 25 %

2. Dikatakan cukup, apabila skor rata-rata 26 % – 50 %

3. Dikatakan baik, apabila skor rata-rata 51 % - 75 %

4. Dikatakan sangat baik, apabila skor rata-rata > 76 %

Skor rata-rata =

x 100 % = 63,33 %

No. Aspek yang diukur

Pertemuan Ke-

1 2 3 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √

3 Cara menghargai pendapat

orang lain √ √ √ √

4 Kualitas jawaban yang

diberikan √ √ √ √

5 Cara menarik kesimpulan √ √ √ √

Jumlah 2 6 - 1 4 6 1 6 3 1 8 -

Total 8 11 10 9

Page 142: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil Skor Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Kontekstual pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Siklus I

Kelompok 3

Keterangan perhitungan skor rata-rata tiap kelompok:

Skor rata-rata = ∑

∑ x 100 %

Kriteria rata-rata hasil skor observasi:

1. Dikatakan kurang, apabila skor rata-rata < 25 %

2. Dikatakan cukup, apabila skor rata-rata 26 % – 50 %

3. Dikatakan baik, apabila skor rata-rata 51 % - 75 %

4. Dikatakan sangat baik, apabila skor rata-rata > 76 %

Skor rata-rata =

x 100 % = 58,33 %

No. Aspek yang diukur

Pertemuan Ke-

1 2 3 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √

3 Cara menghargai pendapat

orang lain √ √ √ √

4 Kualitas jawaban yang

diberikan √ √ √ √

5 Cara menarik kesimpulan √ √ √ √

Jumlah 3 2 3 2 6 - 2 6 - - 8 3

Total 8 8 8 11

Page 143: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil Skor Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Kontekstual pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Siklus I

Kelompok 4

Keterangan perhitungan skor rata-rata tiap kelompok:

Skor rata-rata = ∑

∑ x 100 %

Kriteria rata-rata hasil skor observasi:

1. Dikatakan kurang, apabila skor rata-rata < 25 %

2. Dikatakan cukup, apabila skor rata-rata 26 % – 50 %

3. Dikatakan baik, apabila skor rata-rata 51 % - 75 %

4. Dikatakan sangat baik, apabila skor rata-rata > 76 %

Skor rata-rata =

x 100 % = 58,33 %

No. Aspek yang diukur

Pertemuan Ke-

1 2 3 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √

3 Cara menghargai pendapat

orang lain √ √ √ √

4 Kualitas jawaban yang

diberikan √ √ √ √

5 Cara menarik kesimpulan √ √ √ √

Jumlah 1 8 - 2 6 - 1 8 - 1 8 -

Total 9 8 9 9

Page 144: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil Skor Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Kontekstual pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Siklus I

Kelompok 5

Keterangan perhitungan skor rata-rata tiap kelompok:

Skor rata-rata = ∑

∑ x 100 %

Kriteria rata-rata hasil skor observasi:

1. Dikatakan kurang, apabila skor rata-rata < 25 %

2. Dikatakan cukup, apabila skor rata-rata 26 % – 50 %

3. Dikatakan baik, apabila skor rata-rata 51 % - 75 %

4. Dikatakan sangat baik, apabila skor rata-rata > 76 %

Skor rata-rata =

x 100 % = 63,33 %

No. Aspek yang diukur

Pertemuan Ke-

1 2 3 4

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan

pendapat √ √ √ √

2 Cara mengajukan

pertanyaan √ √ √ √

3 Cara menghargai pendapat

orang lain √ √ √ √

4 Kualitas jawaban yang

diberikan √ √ √ √

5 Cara menarik kesimpulan √ √ √ √

Jumlah 2 4 3 1 8 - 1 6 3 1 6 3

Total 9 9 10 10

Page 145: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil Skor Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Kontekstual pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Siklus II

Kelompok 1

Keterangan perhitungan skor rata-rata tiap kelompok:

Skor rata-rata = ∑

∑ x 100 %

Kriteria rata-rata hasil skor observasi:

1. Dikatakan kurang, apabila skor rata-rata < 25 %

2. Dikatakan cukup, apabila skor rata-rata 26 % – 50 %

3. Dikatakan baik, apabila skor rata-rata 51 % - 75 %

4. Dikatakan sangat baik, apabila skor rata-rata > 76 %

Skor rata-rata =

x 100 % = 82,22 %

No. Aspek yang diukur

Pertemuan Ke-

5 6 7

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan pendapat √ √ √

2 Cara mengajukan pertanyaan √ √ √

3 Cara menghargai pendapat

orang lain √ √ √

4 Kualitas jawaban yang

diberikan √ √ √

5 Cara menarik kesimpulan √ √ √

Jumlah 1 4 6 - 4 9 - 4 9

Total 11 13 13

Page 146: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil Skor Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Kontekstual pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Siklus II

Kelompok 2

Keterangan perhitungan skor rata-rata tiap kelompok:

Skor rata-rata = ∑

∑ x 100 %

Kriteria rata-rata hasil skor observasi:

1. Dikatakan kurang, apabila skor rata-rata < 25 %

2. Dikatakan cukup, apabila skor rata-rata 26 % – 50 %

3. Dikatakan baik, apabila skor rata-rata 51 % - 75 %

4. Dikatakan sangat baik, apabila skor rata-rata > 76 %

Skor rata-rata =

x 100 % = 77,78 %

No. Aspek yang diukur

Pertemuan Ke-

5 6 7

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan pendapat √ √ √

2 Cara mengajukan pertanyaan √ √ √

3 Cara menghargai pendapat

orang lain √ √ √

4 Kualitas jawaban yang

diberikan √ √ √

5 Cara menarik kesimpulan √ √ √

Jumlah - 4 9 - 8 3 1 4 6

Total 13 11 11

Page 147: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil Skor Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Kontekstual pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Siklus II

Kelompok 3

Keterangan perhitungan skor rata-rata tiap kelompok:

Skor rata-rata = ∑

∑ x 100 %

Kriteria rata-rata hasil skor observasi:

1. Dikatakan kurang, apabila skor rata-rata < 25 %

2. Dikatakan cukup, apabila skor rata-rata 26 % – 50 %

3. Dikatakan baik, apabila skor rata-rata 51 % - 75 %

4. Dikatakan sangat baik, apabila skor rata-rata > 76 %

Skor rata-rata =

x 100 % = 73,33 %

No. Aspek yang diukur

Pertemuan Ke-

5 6 7

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan pendapat √ √ √

2 Cara mengajukan pertanyaan √ √ √

3 Cara menghargai pendapat

orang lain √ √ √

4 Kualitas jawaban yang

diberikan √ √ √

5 Cara menarik kesimpulan √ √ √

Jumlah - 8 3 - 6 6 1 6 3

Total 11 12 10

Page 148: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil Skor Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Kontekstual pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Siklus II

Kelompok 4

Keterangan perhitungan skor rata-rata tiap kelompok:

Skor rata-rata = ∑

∑ x 100 %

Kriteria rata-rata hasil skor observasi:

1. Dikatakan kurang, apabila skor rata-rata < 25 %

2. Dikatakan cukup, apabila skor rata-rata 26 % – 50 %

3. Dikatakan baik, apabila skor rata-rata 51 % - 75 %

4. Dikatakan sangat baik, apabila skor rata-rata > 76 %

Skor rata-rata =

x 100 % = 75,56 %

No. Aspek yang diukur

Pertemuan Ke-

5 6 7

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan pendapat √ √ √

2 Cara mengajukan pertanyaan √ √ √

3 Cara menghargai pendapat

orang lain √ √ √

4 Kualitas jawaban yang

diberikan √ √ √

5 Cara menarik kesimpulan √ √ √

Jumlah - 10 - - 6 6 - 6 6

Total 10 12 12

Page 149: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil Skor Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran

Kontekstual pada Pembelajaran Matematika Konsep Bilangan Pecahan

Siklus II

Kelompok 5

Keterangan perhitungan skor rata-rata tiap kelompok:

Skor rata-rata = ∑

∑ x 100 %

Kriteria rata-rata hasil skor observasi:

1. Dikatakan kurang, apabila skor rata-rata < 25 %

2. Dikatakan cukup, apabila skor rata-rata 26 % – 50 %

3. Dikatakan baik, apabila skor rata-rata 51 % - 75 %

4. Dikatakan sangat baik, apabila skor rata-rata > 76 %

Skor rata-rata =

x 100 % = 71,11 %

No. Aspek yang diukur

Pertemuan Ke-

5 6 7

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Cara mengemukakan pendapat √ √ √

2 Cara mengajukan pertanyaan √ √ √

3 Cara menghargai pendapat

orang lain √ √ √

4 Kualitas jawaban yang

diberikan √ √ √

5 Cara menarik kesimpulan √ √ √

Jumlah - 8 3 1 4 6 1 6 3

Total 11 11 10

Page 150: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa

Siklus I

No. Nama Nilai Ketercapaian KKM

Ya Tidak

1 A 70.8 √

2 B 58 √

3 C 70.8 √

4 D 54 √

5 E 83.3 √

6 F 66.7 √

7 G 66.7 √

8 H 87.5 √

9 I 75 √

10 J 62.5 √

11 K 58 √

12 L 83.3 √

13 M 50 √

14 N 62.5 √

15 O 83 √

16 P 87.5 √

17 Q 75 √

18 R 70.8 √

19 S 62.5 √

20 T 71 √

21 U 83.3 √

22 V 54 √

Rata-rata 69.8273 12 10

Prosentase Ketuntasan 54,54 %

Page 151: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa

Siklus II

No. Nama Nilai Ketercapaian KKM

Ya Tidak

1 A 91.6 √

2 B 70.8 √

3 C 91.6 √

4 D 62.5 √

5 E 87.5 √

6 F 87.5 √

7 G 79.2 √

8 H 87.5 √

9 I 91.6 √

10 J 79.2 √

11 K 83.3 √

12 L 100 √

13 M 79.2 √

14 N 58.3 √

15 O 75 √

16 P 100 √

17 Q 50 √

18 R 66.7 √

19 S 87.5 √

20 T 95.8 √

21 U 91.6 √

22 V 83.3 √

Rata-rata 81.8045 18 4

Prosentase Ketuntasan 81,81 %

Page 152: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29891/1/FITRI... · E. Tahapan Perencanaan Tindakan 33 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

BIOGRAFI PENULIS

Fitri Nurmala, lahir di Tegal, 7 November

1992. Anak kedua dari empat bersaudara

dari pasangan Bapak Casmad dan Ibu Suela.

Penulis beralamat di Jl. Jagakarsa Raya, Gg.

Aren, RT 004/02 No. 49 F, Kelurahan

Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN Ketanggungan 01 (1998-

2004), Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Dukuhturi (2004-2007), dan

Sekolah Menengah Atas di SMKN 1 Dukuhturi (2007-2010), dan melanjutkan S1

tahun 2010 pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Kegururan (FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi penulis ialah “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Matematika Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Melalui

Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas III SD Al-Zahra Indonesia

Pamulang”.