Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

43
ii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan serta pengetahuan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah yang mengangkat tema tentang “Upaya Menghadapi Problema dalam Pengelolaan Kelas” ini sekiranya dapat terselesaikan pada waktunya. Adapun karya tulis ilmiah ini membahas bagaimana pendidik mengatasi masalah- masalah dalam kelas dengan mengunakan tindakan yang efektif dan efisien serta menggunakan pendekatan- pendekatan untuk mencapai tujuan suatu kegiatan belajar mengajar. Shalawat serta salam tentunya kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliyaan ke zaman modernisasi seperti saat ini. Berkat beliau jugalah secara tidak langsung karya tulis ini dapat terselesaikan. Dengan tugas ini saya lebih mengerti dan paham bagaimana tata cara dalam membuat karya tulis dengan tema yang di bahas dalam karya tulis ini. Mudah-mudahan karya tulis yang saya buat dapat bermanfaat bagi para ii

description

Karya Tulis Ilmiah

Transcript of Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

Page 1: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan

serta pengetahuan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah

yang mengangkat tema tentang “Upaya Menghadapi Problema dalam Pengelolaan

Kelas” ini sekiranya dapat terselesaikan pada waktunya. Adapun karya tulis

ilmiah ini membahas bagaimana pendidik mengatasi masalah-masalah dalam

kelas dengan mengunakan tindakan yang efektif dan efisien serta menggunakan

pendekatan-pendekatan untuk mencapai tujuan suatu kegiatan belajar mengajar.

Shalawat serta salam tentunya kepada junjungan nabi besar Muhammad

SAW yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliyaan ke zaman modernisasi

seperti saat ini. Berkat beliau jugalah secara tidak langsung karya tulis ini dapat

terselesaikan.

Dengan tugas ini saya lebih mengerti dan paham bagaimana tata cara

dalam membuat karya tulis dengan tema yang di bahas dalam karya tulis ini.

Mudah-mudahan karya tulis yang saya buat dapat bermanfaat bagi para pembaca

khususnya bagi para pendidik dan saya sendiri. Akhir kata

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Penulis

ii

Page 2: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas.......................................................................3

2. Urgensi Pengelolaan Kelas...........................................................................3

3. Tujuan Pengelolaan Kelas............................................................................4

B. Masalah-masalah Yang Timbul Dalam Kelas

1. Masalah Individual.......................................................................................5

2. Masalah Kelompok.......................................................................................6

C. Pendekatan-pendekatan Pengelolaan Kelas

1. Macam-macam Pendekatan Pengelolaan Kelas...........................................7

2. Tujuan Pendekatan Pengelolaan Kelas.......................................................14

D. Tindakan Efektif dan Efisien dalam Mengelola Kelas..................................15

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.........................................................................................................22

Saran...................................................................................................................24

Daftar Pustaka......................................................................................................25

iii

Page 3: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan kelas adalah merupakan keterampilan guru untuk

menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar

bisa berjalan dengan optimal jika guru dapat mengelola kelasnya dengan

baik, agar suatu tujuan kegiatan belajar mengajar dapat tercapai.

Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting

khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu

karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok,

yakni pengajaran dan pengelolaan kelas. Dalam hal ini seorang guru harus

memiliki, memahami dan terampil dalam menggunakan bermacam-macam

pendekatan dalam manajerial kelas, meskipun tidak semua pendekatan

yang dipahami dan dimilikinya dipergunakan sekaligus. Dalam hal ini,

guru dituntut untuk terampil memilih atau bahkan memadukan pendekatan

yang dianggap meyakinkan untuk menangani kasus pengelolaan kelas

yang tepat dengan masalah yang dihadapinya. Guru mempunyai peranan

yang besar dalam menentukan keberhasilan pengelolaan kelas maupun

pengelolaan pembelajaran. Penciptaan sistem lingkungan yang

merangsang anak untuk belajar sangat diperlukan karena hanya dengan

situasi belajar seperti itulah tujuan akan tercapai.dapat berlangsung secara

efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan

efektif apabila, pertama, diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat

menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar-

mengajar, kedua, dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan

biasanya timbul dan dapat merusak iklim belajar-mengajar, ketiga,

1

Page 4: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

2

dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui

pula kapan dan untuk masalah mana pendekatan digunakan.

Pendidik mendapati kegagalan jika dalam mencapai tujuan

pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru dalam

mengelola kelas. Bentuk dari kegagalan itu seperti prestasi peserta didik

rendah, tidak sesuai dengan standar kelulusan yang telah ditentukan.

Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat

penting.

Dengan mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, mempelajari

berbagai pendekatan pengelolaan kelas diharapkan setiap guru akan dapat

mengelola proses belajar mengajar secara lebih baik. Kondisi yang

menguntungkan dalam kelas merupakan syarat utama terjadinya kegiatan

belajar mengajar yang efektif.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep pengelolaan kelas?

2. Apa saja masalah-masalah yang dihadapi para guru dalam pengelolaan

kelas?

3. Bagaimana tindakan efisien dan efektif dalam mengelola kelas?

4. Apa saja pendekatan-pendekatan yang digunakan pada pengelolaan

kelas?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui konsep pengelolaan kelas

2. Memahami masalah-masalah yang akan timbul dalam kelas

3. Mengenali tindakan efisien dan efektif dalam mengelola kelas

4. Memahami pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam

menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam kelas

Page 5: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Menurut Suharsimi Arikunto pengertian pengelolaan kelas adalah

suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar

mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi yang

optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar siswa dapat

berjalan dengan lancar dan terciptanya kondisi belajar yang optimal untuk

berlangsungnya kegiatan belajar siswa.1

Pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang

menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya

kondisi belajar (pembinaan “raport”, penghentia tingkah laku peserta didik

yang menyelewengkan perhatian kelas, memberi ganjaran bagi ketepatan

waktu penyelesaian tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif,

dan sebagainya).2

2. Urgensi Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas ini sangat penting bagi guru dan peserta didik

untuk mencapai tujuan belajar mengajar, karena untuk mencapai tujuan

belajar mengajar yang optimal dibutuhkan pengelolaan kelas yang baik

dan terkontrol. Jika guru mampu mengelola kelas dengan baik, maka guru

akan mudah menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik.

Dan peserta didik pun akan merasa nyaman dan mudah menerima ilmu

yang disampaikan oleh guru.

1 http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-pengelolaan-kelas.html, diakses pada 15 Desember 20142 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hlm. 123

3

Page 6: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

4

Jika seorang guru tidak dapat mengelola dengan baik maka tujuan

dari kegiatan belajar mengajar akan sulit dan mungkin tidak akan tercapai,

dan guru pun akan mendapat kesulitan pula dalam proses kegiatan belajar

mengajar karena kurang terkontrolnya kegiatan/aktivitas para peserta

didiknya di dalam kelas. Jadi seorang itu mutlak memiliki kemampuan

dalam hal pengelolaan kelas.

3. Tujuan Pengelolaan Kelas

Menurut Suharsimi Arikunto, (2004), berpendapat bahwa tujuan

pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan

tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

Berikut uraian secara rinci tujuan pengelolaan kelas3:

a) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan

belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan

peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal

mungkin.

b) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi

terwujudnya interaksi pembelajaran.

c) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang

mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan

lingkungan siaoal, emosional dan intelek siswa dalam belajar.

d) Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang

social, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.

B. Masalah-masalah Yang Timbul Dalam Kelas

Dalam proses kegiatan nelajar mengajar baya hal yang harus

diperhatikan agar suatu tujuan pembelajaran bisa tercapai secara optimal.

Pada saat mengajar guru akan menghadapi beberapa masalah dalam kelasnya.

3 http://matakuliah-pgsd.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemen-kelas.html , diakses pada 15 Desember 2014

Page 7: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

5

Masalah yang ada dalam kelas ini dibedakan menjadi dua kategori, yakni

masalah individual dan masalah kelompok.

1. Masalah Individual

Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel membedakan empat kelompok

masalah pengelolaan kelas individual yang didasarkan asumsi bahwa

semua tingkah laku individu merupakan upaya pencapaian tujuan

pemenuhan keputusan untuk diterima kelompok dan kebutuhan untuk

mencapai harga diri.4 Bila kebutuhan-kebutuhan ini tidak lagi dapat

dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah dan dapat diterima masyarakat

kelas, maka individu yang bersangkutan tersebut akan berusaha mencari

cara lain untuk mencapainya. Dengan perkataan lain individu berbuat

“tidak baik”. Perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan dengan cara

yang asosial inilah oleh pasangan penulis diatas digolongkansebagai

berikut5:

a) Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain

(attention getting behaviors). Misalnya, membadut di dalam kelas

(aktif), atau berbuat serba lamban sehingga perlu mendapat

pertolongan ekstra (pasif)

b) Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking

behaviors). Misalnya selalu mendebat atau kehilangan kendali

emosional – marah-marah, menangis (aktif), atau selalu “lupa”

pada aturan-aturan penting ada dalam kelas (pasif)

c) Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking

behaviors). Misalnya, menyakiti orang lain seperti mengata-ngatai,

memukul, menggigit, dan sebagainya (kelompok ini tampaknya

kebanyakan dalam bentuk aktif/pasif)

4 Ahmad Rohani, Op.cit., hlm 1255 Ibid, hlm 125

5

Page 8: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

6

d) Peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali

menolak untuk mencoba melakukan apapun karena yakin bahwa

hanya kegagalanlah yang menjadi bagiannya.

2. Masalah Kelompok

Lois V. Johnson dan Mary A. Bany mengemukakan 6 kategori

masalah kelompok dalam pengelolaan kelas. Masalah-masalah yang

dimaksud adalah sebagai berikut6:

a) Kelas kurang kohesif. Misalnya perbedaan jenis kelamin, suku, dan

tingkatan sosio-ekonomi, dan sebagainya.

b) Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya.

Misalnya mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran seni

suara menyanyi dengan suara sumbang.

c) “Membesarkan” hati anggota kelas yang justru melanggar norma

kelompok, misalnya pemberian semangat kepada badut kelas.

d) Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas

yang tengah digarap.

e) Semangat kerja rendah. Misalnya semacam aksi protes kepada guru

karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil.

f) Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru.

Misalnya gangguan jadwal atau guru kelas terpaksa diganti

sementara oleh guru lain, dan sebagainya.

Setiap macam penanganan masalah individual dan kelompok

memerlukan penanganan yang berbeda. Sasaran penanganan masalah

individual adalah individu pelaku pelanggaran. Sebaliknya di dalam

masalah kelompok maka tindakan korektif harus ditujukan kepada

kelompok diagnosis yang keliru pula.

6 Ibid, hlm. 126

Page 9: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

7

C. Pendekatan-pendekatan Pengelolaan Kelas

Pendekatan pengelolaan kelas adalah upaya dalam penyederhanaan

masalah dalam memelihara kondisi belajar di dalam kelas. Dan bisa diartikan

pula diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang dalam proses

pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses

yang bersifat umum. Adapun pendekatan merupakan unsur penting yang harus

dikuasai pengajar sebelum mempersiapkan perncanaan pembelajaran.

Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka

acuan pendekatan-pendekatan kelas, sebab di dalam penggunaannya ia harus

terlebih dahulu meyakinkan bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk

menangani suatu kasus pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik

sesuai dengan hakikatnya masalahnya. Artinya seorang guru terlebih dahulu

harus menetapkan bahwa penggunaan suatu pendekatan memang cocok

dengan hakikat masalah yang ingin ditanggulangi. Ini tentu tidak dimaksudkan

untuk mengatakan bahwa seorang guru berhasil baik setiap kali ia menangani

kasus pengelolaan kelas. Sebaliknya, keprofesionalan cara kerja seorang guru

adalah demikian sehingga apabila alternatif tindakannya yang pertama tidak

memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan, maka ia masih mampu

melakukan analisis ulang terhadap situasi untuk kemudian yang kedua, dan

seterusnya.7

1. Macam-macam pendekatan Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi

terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor

utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan

kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.

Keharmonisan hubungan guru dan siswa, tingginya kerja sama

diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang

7 Ibid, hlm. 148

Page 10: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

8

optimal bergantung dari pendekatan yang di lakukan oleh guru dalam

rangka pengelolaan kelas.

Pendekatan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Pendekatan perubahan tingkah laku (Behavior modification

approach)

Dalam pendekatan ini peran guru adalah mengembangkan

tingkah laku anak didik yang baik , dan mencegah tingkah laku yang

kurang baik. Pendekatan ini bertolak dari psikologi behavioral yang

mengemukakan asumsi bahwa : semua tingkah laku, yang “baik”

merupakan hasil proses belajar, dan ada proses kecil proses psikologi

yang fundamental yang dapat di gunakan untuk menjelaskan

terjadinya proses belajar yang di maksud. Adapun proses psikologi

yang di maksud adalah penguatan positif, dan penguatan negatif.

Untuk membina tingkah laku yang di kehendaki guru harus

memberi penguatan seperti :

Penguatan positif merupakan penguatan yang berupa

pemberian hadiah, ganjaran, pujian dan lain sebagainya.

Penguatan negatif merupakan penguatan yang berupa

hukuman, pengurangan hak.8

b. Pendekatan Sosio Emosional (Socio- Emotinal- Climate-

Approach)

Pendekatan pengelolaan kelas ini mengasumsikan bahwa,

proses belajar mengajar yang efektif mempersyaratkan iklim sosio

emosional yang baik dalam arti terdapat hubungan interpersonal yang

baik antara guru dan peserta didik, peserta dididk dengan peserta didik

dan guru menduduki posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosio

8 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), hlm. 157

Page 11: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

9

emosional yang baik. Untuk itu ada dua asumsi pokok yang di

pergunakan dalam pengelolaan kelas :

Iklim sosial dan emosional yang baik adalah dalam arti

terdapat hubungan interpersonal yang haromonis antara guru

dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa

merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya

belajar yang efektif.

Iklim sosial dan emosional yang baik tergantung pada guru

dalam usahanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang

di sadari dengan hubungan manusiawi yang efektif .

Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal

apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas.

Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta

hubungan antar murid. Didalam hal ini guru merupakan kunci

pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru

mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan

hubungan antar pribadi di kelas. Untuk terrciptanya hubungan guru

dengan murid yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau

sikap melindungi.

Dalam hal ini, Carl A. Rogers mengemukakan pentingnya

sikap tulus dari guru, menerima dan menghargai peserta didik sebagai

manusia, dan mengerti dari sudut pandangan peserta didik sendiri.

Sedangkan Haim C. Ginnot mengemukakan bahwa dalam

memecahkan masalah, guru berusaha untuk membicarakan situasi,

bukan pribadi pelaku pelanggaran dan mendeskripsikan apa yang ia

lihat dan rasakan; serta mendeskripsikan apa yang perlu dilakukan

sebagai alternatif penyelesaian.

Hal senada dikemukakan William Glasser bahwa guru

seyogyanya membantu mengarahkan peserta didik untuk

mendeskripsikan masalah yang dihadapi; menganalisis dan menilai

Page 12: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

10

masalah; menyusun rencana pemecahannya; mengarahkan peserta

didik agar committed terhadap rencana yang telah dibuat; memupuk

keberanian menanggung akibat "kurang menyenangkan”; serta

membantu peserta didik membuat rencana penyelesaian baru yang

lebih baik.

Sementara itu, Rudolf Draikurs mengemukakan pentingnya

proses suasana di dalam kelas yang demokratis, dengan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memikul tanggung

jawab; memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang dapat

secara bijak mengambil keputusan dengan segala konsekuensinya; dan

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati tata

aturan masyarakat.

c. Pendekatan proses kelompok ( Group Process Approach )

Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong

perkembangan dan kerja sama kelompok. Proses kelompok adalah

usaha mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok

dengan berbagai pertimbangan individual sehingga tercipta kelas yang

bergairah dalam belajar. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok

memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi

yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif,

dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap

baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat

mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan

mengurangi masalah-masalah pengelolaan. Dasar dari pendekatan

poses kelompok ini adalah psikologi sosial dan dinamis kelompok

yang mengetengahkan dua asumsi sebagai berikiut :

a) Pengalaman belajar di sekolah bagi siswa yang berlangsung

dalam konteks kelompok sosial

b) Tugas guru terutama adalah memelihara kelompok belajar

akan menjadi kelompok yang efektif dan dinamis.

Page 13: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

11

Menurut Ricard A. Schmuck dan patricia A. Smuck unsur-

unsur pengelolaan kelas dalam rangka pendekata n Group process

adalah:

Harapan timbal balik antara guru dan pesrta didik dan antar

peserta didik sendiri

Kepemimpinan baik dari guru maupun maupundari pesrta

didik yang mengarahkan kegiatan kelompok ke arah

pencapaian-pencapaian tujuan yang telah di tetapkan

Pola persahabatan antara anggota kelas

Norma

Terjadinya komunikasi yang efektif

Perasaan keterikatan masing-masing anggota terhadap

kelompok.

d. Pendekatan Elektis ( Electic Approach ) atau pluralistik

Akhirnya, apabila di simak secara seksama maka ketiga

pendekatan yang telah di uraikan adalah ibarat sudut pandang yang

berbeda-beda terhadap objek yang sama. Oleh karena itu maka

seorang guru harus menggunakan pendekatan elektik, untuk maksud

itu guru harus menguasai pendekatan-pendekatan pengelolaan kelas

yang potensial, dalam hal ini perubahan tingkah laku; dan dapat

memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang baik

dalam masalah pengelolaan kelas.

Pendekatan perubahan tingkah laku di pilih bila tujuan

tindakan pengelolaan yang akan dilkukan adalah menguatkan tingkah

laku peserta didik yang baik dan atau menghilangkan tingkah laku

peserta didik yang kurang baik; pendekatan sosio emosional di

pergunakan untuk apabila sasaran tindakan pengelolaan adalah

hubungan antar pribadi guru pesrta didik dan antar peserta didik ,

Page 14: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

12

sedangkan pendekatan proses kelompok dianut bila seorang guru

ingin kelompknya melakukan kegiatan secara produktif.

Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada

potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam

memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang

dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin

dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus

mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan

elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas

yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang

memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu

kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan

efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan

tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan

penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set

(rumpun) kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan

kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar

berjalan secara efektif dan efisien.9

Selain keempat pendekatan yang disebutkan diatas menurut pendapat

lain ada yang mengatakan adanya pendekatan resep, pendekatan kebebasan,

pendekatan kekuasaan, pendekatan pengajaran. Berikut ini adalah penjelasan

dari lima pendekatan :

a. Pendekatan Resep

Pendekatan resep ( cook book ) ini di lakukan dengan

memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus

dan apa yang tidak boleh di kerjakan oleh guru dalam mereaksi

semua masalah atau si tuasi yang terjadi di dalam kelas.

9 Ahmad Rohani, Op.cit., hlm 149-154

Page 15: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

13

b. Pendekatan kebebasan

Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu

anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan

saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan

semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

c. Pendekatan kekuasaan

Pendekatan kekuasaan ini sebagai sutu proses untuk

mengontrol tingkah laku anak didik peran guru disisni adalah

menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin di dalam kelas.

Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut murid untuk

mentaatinya. Di dalam kelas ada kekuasaan dan norma yang

mengikat untuk ditaati anggota kelas.

d. Pendekatan pengajaran

Pendekatan pengajaran, pendekatan ini didasarkan atas

suatu anggapan bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaannya

akan mencegah munculnya masalah tingkah laku murid dan

memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.

Berdasarkan penjelasan di atas betapa pentingnya pengelolaan kelas

guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas

pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru

dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi

kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara

profesional mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif

mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.

Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses

pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui,

memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif

Page 16: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

14

menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses

pembelajaran yang optimal. 10

2. Tujuan Pendekatan pengelolaan Kelas

Berikut ini adalah tujuan pendekatan pengelolaan kelas :

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan

belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan murid

untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi

terwujudnya interaksi belajar mengajar.

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang

mendukung dan memungkinkan murid belajar sesuai dengan

lingkungan sosial, emosional, dan intelektual murid dalam kelas.

4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial,

ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.11

Berdasarkan penjelasan di atas betapa pentingnya pengelolaan kelas

guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas

pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru

dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi

kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara

profesional mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif

mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.

Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses

pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui,

memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif

menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses

pembelajaran yang optimal.

10 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm. 201-20211 http://www.slideshare.net/ChionkPemimpin/pengelolaan-kelas-12521707, diakses pada 16 Desember 2014

14

Page 17: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

15

D. Tindakan Efisien Dan Efektif Dalam Mengelola Kelas

1. Menata Ruang Kelas Dan Perlengkapannya

Mengatur lingkungan fisik bagi pengajaran merupakan titik mula yang

logis untuk pengelolaan ruang kelas karena hal ini merupakan sebuah

tugas yang dihadapi semua guru sebelum sekolah mulai. Banyak guru

merasa lebih mudah merencanakan aspek pengelolaan ruang kelas lainnya

begitu mereka mengetahui bagaimana unsur-unsur fisik dari ruang keals

bisa diatur.

Empat Kunci Bagi Pengaturan Ruang Yang Baik

Ruang kelas merupakan lingkungan pembelajaran bagi para guru

dan siswanya. Ruang kelas bukan merupakan sebuah wilayah sangat luas

bagi (hingga) tiga puluh orang yang berinteraksi selama periode waktu

yang lama—selama tujuh jam sehari.

a. Jadikan wilayah berlalu lintas tinggi bebas dari kemacetan.

Wilayah-wilayah di mana banyak siswa berkumpul dan wilayah

yang selalu digunakan dapat menjadi tempat bagi distraksi dan

kekacauan. Wilayah dengan lalu lintas tinggi meliputi wilayah

kerja kelompok, penajam pensil, tempat sampah, keran air minum,

beberapa rak buku tertentu dan wilayah penyimpanan, stasiun

komputer, meja tulis siswa, dan meja tulis guru. Wilayah ini

sebaiknya dipisahkan dalam jarak yang luassatu sama lain,

memiliki ruang yang luas, dan mudah dicapai. Jika para siswa akan

bekerja denga komputer atau di berbagai bagian di ruangan selama

satu mata pelajaran, pastikan bahwa mereka bisa berpindah dengan

mudah dari satu tempat ke tempat lainnya.

b. Pastikan bahwa para siswa dapat dipantau dengan mudah oleh

guru. Pemantauan terhadap para siswa yang cermat merupakan

salah satu tugas pengaturan utama. Keberhasilan guru dalam

15

Page 18: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

16

memantau akan bergantung pada kemampuan guru melihat seluruh

siswa sepanjang waktu. Oleh karena itu, pastikan terdapat jarak

pandang yang jelas diantara wilayah-wilayah pembelajaran, meja

tulis guru, meja tulis siswa, dan seluruh wilayah kerja siswa.

Perhatikanlah terutama penempatan lemari buku, lemari arsip, dan

barang-barang perabotan dan perlengkapan lainnya yang dapat

menghalangi pandangan guru. Berdirilah (guru) di berbagai tempat

yang berbeda di ruangan dan periksalah adanya titik-tik

terhalangnya pandangan.

c. Jaga material pengajaran yang penting digunakan dan

perlengkapan para siswa mudah diakses. Menjaga material untuk

mudah diakses tidak hanya mengurangi waktu yang dihabiskan

untuk mempersiapkannya dan membersihkannya, itu juga

membantu menghindari pelambatan dan penundaan yang

menghambat dalam proses belajar mengajar.

d. Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat presentasi

dan tampilan seisi kelas. Ketika merencanakan posisi guru dan

para siswa dalam presentasi dan diskusi yang melibatkan seluruh

kelas. Pastikan bahwa pengaturan tempat duduk akan

memungkinkan para siswa melihat layar OHP atau papan tulis

tanpa harus memindah kursi mereka, memutar meja tulis

mereka,atau memiringkan leher mereka.selain itu,jangan

merencanakan menyelenggarakan kegiatan kelas disebuah sudut

ruang yang jauh dari sejumlah besar siswa.kondisi-kondisi

semacam itu tidak membuat para sisiwa memperhatikan,dan

mereka lebih menyulitkan guru untuk melibatkan seluruh siswa

periksalah seberapa baik para siswa anda(guru)dapat melihat

16

Page 19: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

17

dengan duduk sebentar dimeja tulis diberbagai tempat yang

berbeda diruang.12

Menerapkan tiap-tiap dari empat kunci tersebut akan membantu

guru merancang pengaturan ruangan yang bisa dilaksanakan.

2. Membuat Peraturan Dan Prosedur Dalam Kelas

Banyak peraturan yang berbeda yang dimungkinkan, tetapi

sekumpulan yang terdiri dari empat hingga peraturan seharusnya memadai

untuk mencakup wilayah-wilayah peraturan yang paling penting. Berikut

ini merupakan empat peraturan umum yang meliputi banyak perilaku

diruang kelas:

Peraturan 1. Hormati bersikap sopanlah kepada semua orang. Peraturan ini

bersifat umum, pastikan untuk memberikan teladan dan penjelasan yang

memadai sehingga baik guru maupun siswanya memahami dengan jelas

maksudnya.

Peraturan 2. Bergegas dan bersiap-siaplah. Peraturan ini mengikuti

panduan yang menekan pentingnya tugas-tugas disekolah.

Peraturan 3. Simaklah dengan saksama sementara siswa lainnya sedang

bicara. Peraturan ini akan mencegah celetukan dan gangguan mata

pelajaran lainnya.

Peraturan 4. Patuhi seluruh peraturan sekolah. Menyertakan peraturan ini

memberikan Anda kesempatan untuk membahas peraturan sekolah

manapun yang berkaitan dengan pengawasan anda terhadap para siswa di

luar ruang kelas anda.

12 Carolyn, Edmund, Manajemen Kellas untuk Guru SD, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 1993), hlm. 4-5

17

Page 20: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

18

Peraturan-peraturan tersebut atau yang serupa sering kali

ditemukan di ruang kelas yang dikelola dengan baik, meskipun peraturan

tersebut sebaiknya tidak dianggap mutlak.13

3. Memulai Permulaan Yang Baik

Permulaan yang bai dimulau dari bagaimana para guru

menciptakan iklim positif di dalam kelas. Dasar dari sebuah iklim positif

adalah interaksi yang positif mendorong para siswa menjadi begitu

semangat mengenai pengalaman sekolah mereka dan mengenai

pembelajarannya.

Anak-anak memiliki kebutuhan yang besar agar bisa diterima

dalam sebuah kelompok. Guru bisa meningkatkan perasaan memiliki

dengan sejumlah cara: (Erwin, 2003; Evertson, 2007).

a. Bicaralah dengan sopan dan tenang. Para siswa harus

mendengarkan para guru berkata “tolong”, “terima kasih”, dan

“permisi”. Kesopanan ini begitu diharapkan dan dicotoh oleh para

siswa. Sebuah suara yang tenang mengindikasikan penerimaan dan

pengendalian diri. Jika anak-anak merasa terancam atau frustasi,

maka mengetahui bahwa sang guru tidak marah akan memeberikan

perasaan tenang.

b. Berbagi informasi. Ingatlah nama setiap siswa secepat mungkin

dan terlibatlah dalam kegiatan yang membantu para siswa

mempelajari lebih banyak satu sama lain. Perkenalkan diri anda

dan berbagilah tentang minat anda.berbicaralah secara personal

dengan para siswa anda untuk mengetahui mereka secara

individual.

c. Gunakan pernyataan positif sesring mungkin. Seringkali perilaku

negatif lebih diperhatikan ketimbang yang positif; oleh karena itu ,

13 Ibid, hlm.31-3218

Page 21: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

19

kita cenderung lebih sering berkomentar tentang perilaku negatif.

Mungkin kita juga merasa terdorong untuk menyebutkan perilaku

negatif karena kita meyakini bahwa tindakan tersebut akan

memperbaiki perilaku para siswa. Kenyatanya, yang terjadi adalah

kebalikannya. Pernyataan negatif tidak hanya menjadikan siswa

tersebut merasa negatif tapi juga cenderung menciptakan

lingkungan negatif yang memengaruhi semua orang.

d. Menciptakan suatu perasaan komunitas. Ajarkan para siswa untuk

bekerja secara kooperatif dan berikan mereka banyak kesempatan

untuk belajar secara kooperatif yang terstruktur. Laksanakan

pertemuan kelas secara teratur untuk pembangunan kelas,

penyelesaian masalah, dan diskusiyang terkait dengan konten.

Salah satu dari pertemuan pertama anda dapat berupa penciptaan

aturan dan prosedur dalam kelas.

Sementara membangun sebuah hubungan positif dengan para siswa

individu dianggap sebagai salah satu prediktor paling penting bagi

keberhasilan siswa, memahami konsep kewenangan juga sama

pentingnya bagi kesehatan komunitas.14

4. Merencanakan Dan Melaksanakan Pembelajaran

Menetapkan sebuah jadwal harian dengan waktu yang spesifik

untuk berbagai mata pelajaran akan membantu guru tetap sadar akan

waktu sehingga guru tidak meremehkan mata pelajaran yang diajarkan

belakangan di hari tersebut. Lebih jauh lagi, para siswa akan lebih bisa

menakar pekerjaan mereka sendiri jika mereka mengetahui jadwal. Ketika

guru merencanakan jadwalnya, cobalah mengatur kegiatan jeda untuk

mengikuti periode usaha yang berkelanjutan aau konsentrasi mendalam.

Sebagai misal, anda mungkin mengatur kegiatan memebaca atau seni

bahasa sehingga dua kegiatan tersebut bisa terlebih dahulu dilakukan

14 Ibid, hlm, 81-8219

Page 22: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

20

sebelum istirahat atau pendidikan jasmani. Jika anda tidak bisa leluasa

menjadwalkan kegiata tersebut, setidaknya berlah masa istirahat singkat

dan bimbing mereka dalam olah tubuh atau menyanyi atau keduanya, atau

beri waktu kepada mereka untuk berdiri dan merenggangkan badan jika

mereka tidak mendapatan kesempatan untuk berjalan berkeliling.15

5. Mengelola Perilaku Yang Bermasalah

Menurut sumber, ada beberapa strategi dalam mengelola perilaku

siswa yang bermasalah, diantaranya:

a. Penggunaan Isyarat non-Verbal

Lakukan kontak mata dengan siswa tersebut dan berikan tanda

seperti jari ke bibir, gelengan kepala, atau isyarat tangan untuk

mengisyaratkan penghentian.

b. Gunakan Kedekatan

Lebih dekatlah dengan para siswa. Gabungkan kedekatan dengan

isyarat non-verbal untuk menghentikan perilaku yang tidak pantas

tanpa mengganggu pelajaran. Pastikan untuk terus mengawasi para

siswa sedikitnya hingga mereka telah memulai kegiatan yang

sesuai.

c. Memberikan Intruksi yang Dibutuhkan

Terutama pada tugas individual atau tugas kelompok, perilaku

yang tidak berkaitan dengan tugas mungkin mencerminkan

pemahaman yang buruk terhadap tugas tersebut. Periksalah

pekerjaan atau ajukan pertanyaan singkat untuk menilai

pemahaman; berikan bantuan yang diperlukan sehingga para siswa

dapat bekerja secara independen. Jika banyak siswa tidak dapat

melanjutkan kegiatan, hentikan kegiatan dan berikan pengajaran

15 Ibid, hlm. 12120

Page 23: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

21

untuk seisi kelas. Lain waktu, pastikan untuk memeriksa

pemahaman sebelum memulai kegiatan tugas independen.

d. Berlakukan Penghentian Sejenak

Beitahukan kepada para siswa untuk menghentikan perilaku yang

tidak diharapkan. Lakukan kontak mata secara langsung dan

bersikap asertif. Pertahankan komentar anda sesingkat mungkin,

dan awasi situasi tersebut hingga siswa tersebut mematuhi.

Gabungkan strategi ini dengan pengarahan kembali untuk

mendorong perilaku yang diharapkan.

e. Berikan Sebuah Pilihan Kepada Siswa

Beritahukan kepada seorang siswa bahwa ia memilih sebuah

pilihan: apakah berperilaku secara semestinya atau meneruskan

perilaku bermasalah dan menerima sebuah hukuman. Pastikan

untuk menjelaskan perilaku yang diharapkan. Memberitahukan

kepada seorang siswa untuk “berperilaku secara semestinya” tidak

mengomunikasikan dengan jelas seperti apa seharusnya perilaku

yang diharapkan.16

16 Ibid, hlm. 233-23521

Page 24: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

22

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung

jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar

dicapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar

mengajar siswa dapat berjalan dengan lancar dan terciptanya kondisi

belajar yang optimal untuk berlangsungnya kegiatan belajar siswa.

2. Pengelolaan kelas ini sangat penting bagi guru dan peserta didik untuk

mencapai tujuan belajar mengajar, karena untuk mencapai tujuan belajar

mengajar yang optimal dibutuhkan pengelolaan kelas yang baik dan

terkontrol.

3. Pengelolaan kelas, bertujuan:

a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan

belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan

peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal

mungkin.

b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi

terwujudnya interaksi pembelajaran.

c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang

mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan

lingkungan siaoal, emosional dan intelek siswa dalam belajar.

d. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang

social, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.

22

Page 25: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

23

4. Masalah yang timbul dalam pengelolaan kelas dibedan menjadi dua, yakni

masalah individual dan masalah kelompok

5. Ada berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas

Diantaranya:

1. Pendekatan perubahan tingkah laku (Behavior modification approach)

2. Pendekatan Sosio Emosional (Socio- Emotinal- Climate- Approach)

3. Pendekatan proses kelompok ( Group Process Approach )

4. Pendekatan Elektis ( Electic Approach ) atau pluralistik

Menurut pendapat lain ada yang mengatakan adanya pendekatan

resep, pendekatan kebebasan , pendekatan kekuasaan, pendekatan

pengajaran.

6. Tujuan Pendekatan pengelolaan Kelas

Berikut ini adalah tujuan pendekatan pengelolaan kelas :

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar

maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan murid untuk

mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi

terwujudnya interaksi belajar mengajar.

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang

mendukung dan memungkinkan murid belajar sesuai dengan

lingkungan sosial, emosional, dan intelektual murid dalam kelas.

4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial,

ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.

7. Tindakan Efisien Dan Efektif Dalam Mengelola Kelas

a. Menata Ruang Kelas Dan Perlengkapannya.

b. Membuat Peraturan Dan Prosedur Dalam Kelas

c. Memulai Permulaan Yang Baik

Page 26: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

24

d. Merencanakan Dan Melaksanakan Pembelajaran

e. Mengelola Perilaku Yang Bermasalah

Saran

Bagi pendidik dan calon pendidik harus bisa memahami apa yang harus

dikuasai dalam mengelola kelas, karena keberhasilan siswa anda bergantung

bagaimana anda mengelola kelas. Dengan mempelajari berbagai pendekatan dan

tindakan efektif dan efisien dalam pengelolaan kelas diharapkan setiap guru akan

dapat mengelola proses belajar mengajar secara lebih baik. Kondisi yang

menguntungkan dalam kelas merupakan syarat utama terjadinya kegiatan belajar

mengajar yang efektif.

Page 27: Upaya Menghadapi Problema Dalam Pengelolaan Kelas

25

DAFTAR PUSTAKA

A.M., Sardiman, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT.

Raja Grafindo Persada)

Aunurrahman, 2010, Belajar dan Pembelajaram, (Bandung:Alfabeta)

Evertson, Carolyn M., Edmund T. Emmer, 2011, Manajemen Kelas Untuk Guru

Sekolah Dasar, (Jakarta:Kencana)

Munadi, Yudhi, 2012, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,

(Jakarta:Gaung Persada Press)

Silberman, Mel, 2009, Active Learning, (Yogyakarta:Pustaka Insan Madani)

Suharsimi, Arikunto, 1993, Manajemen Pengajaran, (Jakarta:Rineka Cipta)

Suharsimi, Arikunto, 1996, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta:PT. Raja

Grafindo Persada)

Rohani, Ahmad, 2004, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta:Rineka Cipta)

http://www.psychologymania.com/2013/05/pengertian-pengelolaan-kelas.html,

diakses pada 15 Desember 2014

http://matakuliah-pgsd.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemen-

kelas.html , diakses pada 15 Desember 2014

http://www.slideshare.net/ChionkPemimpin/pengelolaan-kelas-12521707, diakses

pada 16 Desember 2014

25