PROBLEMA “SCALE” DI BEBERAPA LAPANGAN MIGAS

download PROBLEMA “SCALE” DI BEBERAPA LAPANGAN MIGAS

of 20

Transcript of PROBLEMA “SCALE” DI BEBERAPA LAPANGAN MIGAS

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta _______________________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    PROBLEMA SCALE DI BEBERAPA LAPANGAN MIGAS

    Oleh :

    Lestari, MG Sri Wahyuni dan Ratnayu Sitaresmi Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti

    ABSTRAK

    Scale adalah suatu problema yang umum dijumpai pada operasi lapangan migas. Scale adalah problema produksi dalam sistim air, karena perubahan tekanan ,suhu dan pH sehingga membentuk endapan atau padatan baik direservoir ataupun sepanjang pipa alir produksi minyak dan gas bumi . Sebagai bahan dalam penelitian ini adalah :

    Adanya masalah scale CaCO3 terjadi di lapangan A, B , C, D, E, F dan G , dengan range SI, 0.48 3,3822 atau Is 0.49 2.96

    Terjadinya scale CaSO4 dan BaSO4 terjadi di lapangan C, dengan range S 38.04 s/ d 43.81 Permasalahan scale akan dapat menjadi serius apabila tidak ditangani sedini dan seefektif mungkin.

    Penanggulangan scale pada umumnya dilakukan dengan cara penginjeksian scale inhibitor ataupun metode pengasaman.

    PENDAHULUAN

    Problema yang umum dihadapi di Industri Perminyakan pada saat produksi minyak dan gas adalah masalah scale. Scale adalah problema produksi dalam sistim air, karena perubahan tekanan, suhu dan pH sehingga keseimbangan ion-ion melebihi kelarutannya dan membentuk endapan atau padatan baik di reservoir, formasi produktif ataupun sepanjang pipa alir produksi minyak dan gas bumi, baik di bawah atau diatas permukaan. Demikian pula jika terjadi dua pencampuran dari dua jenis air yang incompatible (berlainan sifat) sehingga batas kelarutan senyawa yang ada dalam campuran air formasi tersebut terlampaui maka akan terbentuk endapan scale.

    Macam-macam scale yang terjadi tergantung pada komposisi air formasi (kandungan ion dalam air formasi). Dari hasil analisa air formasi dapat diperoleh besaran atau kadar tiap-tiap ion penyusun air formasi. sehingga dengan beberapa metode perhitungan dapat dihitung kecenderungan air membentuk scale yang dapat dilakukan dengan beberapa metoda

    antara lain: metoda Scaling Index (SI) oleh Stiff Davis, Skillman dan McDonald.

    Adanya scale atau padatan di dalam reservoir dapat menurunkan permeabilitas batuan sehingga menurunkan produksi minyak. Jika scale menempel pada pipa alir akan menyebabkan kerusakan pipa selain menghambat laju produksi minyak dan gas bumi.

    Ada beberapa cara penanggulangan scale sesuai dengan jenis serta dimana endapan tersebut terbentuk. Penanggulangan scale meliputi pencegahan dan penghilangan scale apabila sudah terlanjur terjadi dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi. Metode penanggulangan scale yang umum dilapangan adalah .penginjeksian scale inhibitor dan pengasaman.

    Dengan mengetahui jenis scale dan cara pencegahan dan penanggulangan scale dari beberapa lapangan migas dapat digunakan sebagai data base untuk menangani masalah scae di lapangan minyak dan gas yang lain Keberhasilan penanggulangan scale adalah dengan cara membandingkan laju produksi sebelum dilakukannya treatment dengan laju produksi

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta _______________________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    setelah treatment. Apabila laju produksi setelah treatment mengalami kenaikan maka berarti penanggulangan scale berhasil PERUMUSAN MASALAH

    Adanya scale atau padatan di dalam reservoir dapat menurunkan permeabilitas batuan sehingga menurunkan produksi minyak. Jika scale menempel pada pipa alir akan menyebabkan kerusakan pipa selain menghambat laju produksi minyak dan gas bumi karena scale akan mempercepat proses korosi.

    MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

    Dengan mengetahui jenis scale dan cara pencegahan dan penanggulangan scale dari beberapa lapangan migas dapat digunakan sebagai data base untuk menangani masalah scale di lapangan minyak dan gas yang lain

    TINJAUAN PUSTAKA Scale merupakan permasalahan yang tidak

    bisa dihindarkan dan harus di tangani secara serius dan berkelanjutan. Adanya endapan scale dikarenakan air formasi yang mengandung ion-ion pembentuk scale, serta pengaruh tekanan, suhu dan pH. Didalam air formasi terlarut sejumlah ion antara lain kation ( Na+, Ca2+, Mg2+, Ba2+, Sr2+, dan Fe3+) dan anion ( Cl-, HCO3-, SO4-, CO32- ). Kation dan anion yang terlarut didalam

    air bila bergabung akan membentuk suatu senyawa atau komponen. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu bila konsentrasi dari komponen atau senyawa tersebut telah melampaui kelarutan komponen tersebut, maka komponen tersebut tidak lagi larut tetapi terpisah dari pelarutnya dan mengendap sebagai padatan.

    Biasanya scale secara kimiawi diklasifikasikan sebagai tipe karbonat atau sulfate. Endapan mineral yang biasa terjadi antara lain adalah adalah CaSO4 (gypsum), BaSO4 (Barium Sulfat), dan CaCO3 (Calcium Carbonate). Pembentukan scale akan bertambah dan menjadi lebih keras apabila contact time semakin lama. Turbulensi juga akan meningkatkan kesenderungan terbentuknya scale. Faktor lain yang mempengaruhi pembentukkan scale antara lain adalah: tekanan, suhu, salinitas. Jumlah CO2yang terlarut dalam air sebanding dengan tekanan partial CO2.

    Bila tekanan partial CO2 makin besar maka pH semakin kecil dan kelarutan CaCO3 bertambah besar sehingga kecenderungan pembentukan scale semakin kecil. Pada suhu yang semakin besar maka kerarutan CaCO3 akan berkurang.

    Gambar (1) dibawah menunjukkan faktor-fakltor yang mempengaruhi kelarutan scale CaCO3 yaitu, tekanan, suhu dan kadar garam.

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta _______________________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    GAMBAR 1. PENGARUH TEKANAN, SUHU, KADAR GARAM TERHADAP KELARUTAN CaCO3

    Kebanyakan endapan calcium sulfate yang didapatkan dilapangan minyak sebagai gypsum (CaSO4.2H2O) yang stabil pada temperatur 40C atau kurang pada tekanan atmosfer. Calcium sulfate atau anhydrite biasanya tidak mengendap di downhole, melainkan didalam boiler atau heater treater. Pengendapan calsium sulfat dipengaruhi antara lain oleh temperatur dan adanya NaCl atau garam-garam terlarut yang lain Kelarutan gypsum bertambah dengan kenaikan temperatur sampai 40C, kemudian akan menurun dengan kenaikan temperatur lebih lanjut.

    Dengan adanya NaCl atau garam-garam terlarut yang lain, selain dari ion calcium dan sulfate akan menambah kelarutan gypsum atau anhydrite, seperti halnya CaCO3, hingga konsentrasi garam 150 gr/lt. Apabila konsentrasi garam ( NaCl ) dalam sistem lebih dari 150 gr/lt, maka akan menurunkan kelarutan CaSO4 dan mengakibatkan kemungkinan pembentukan scale yang semakin besar.

    Gambar (2) menunjukkan pengaruh suhu, tekanan dan kadar garam pada kelarutan calsium sulfat.

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta _______________________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    GAMBAR 2. PENGARUH TEKANAN, SUHU, [NaCl] TERHADAP KELARUTAN CaSO4

    Di sumur-sumur minyak biasanya endapan stronsium sulfate jarang terjadi. Sifat kelarutan SrSO4 hampir mirip dengan BaSO4, tetapi SrSO4 lebih mudah larut dibandingkan dengan BaSO4. Kelarutan SrSO4 dipengaruhi oleh ionic strength seperti yang terlihat pada gambar (3). Barium sulfate adalah scale yang

    paling sukar larut Kelarutan barium sulfate dalam air dapat bertambah karena adanya garam lain yang terlarut.

    Kelarutan Barium Sulfat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan seperti yang ditunjukkan gambar (4)

    GAMBAR 3. PENGARUH IONIC STRENGTH TERHADAP KELARUTAN SrSO2

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta _______________________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    GAMBAR 4. PENGARUH TEKANAN, SUHU TERHADAP KELARUTAN BaSO4

    METODE PENELITIAN

    Mengidentifikasi adanya problem scale dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisa air formasi dan analisa X-Ray Difraction. Untuk memperkirakan tingkat kecenderungan air formasi membentuk scale, maka data-data tersebut harus diketahui terlebih dahulu melalui analisis air formasi di laboratorium untuk setiap contoh air formasi.

    PERHITUNGAN SCALING INDEX DENGAN METODA STIFF DAFIS

    Penentuan scaling indek dapat dicari dengan rumus :

    SI = pHKpCapAlk Dimana : SI = Scaling Index pH = pH air sebenarnya K = konstanta yang merupakan fungsi dari komposisi, salinitas dan temperature air.

    Harga K ini diperoleh dari hubungan grafik ionic strength dengan temperature pada gambar 5. Ionic Strength didapat dari perkalian

    faktor konversi ion dengan konsentrasi ion (mg/L ). Untuk menghitung Ionic Strength (G) digunakan persamaan sebagai berikut :

    Ionic Strength (G) = ( C1Z 12 + C2 Z 22+ C 3Z32 + CnZn2)Dimana :

    G = Ionic strength C = Konsentrasi ion dalam mol/100 gr

    air Z = Valensi ion Untuk mencari harga pCa dan pAlk

    digunakan persamaan-persamaan sebagai berikut: pCa = log (1/ (mole Ca++/lt))

    pCa = 4.5977 0.4327 Ln (Ca++)

    pAlk = Log(1/ (equivalent total alkalinity/lt))

    pAlk = 4.8139 0.4375 Ln (CO3= +

    HCO3-)

    total alkalinity = CO3= + HCO3-

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta _______________________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    GAMBAR 5. HUBUNGAN IONIC STRENGTH VS K

    K versus total ionic strength pada berbagai suhu untuk perhitungan kecenderungan pembentukan scale CaCO3

    PERHITUNGAN SATURATION INDEX METODA ODDO DAN THOMPSON Saturation Indek dapat dihitung dengan rumus dibawah ini

    Is = [log (TCaAlk)] + pH 2.78 + (1.143x10-2T) (4.72 x 10 -6 T2) (4.37 x 10-5

    P) (2.05 x 0.5) + (0.727 x ) Dimana : Is = Saturation Index TCa = konsentrasi Ca ++ , moles/liter Alk = konsentrasi HCO3- , moles/liter pH = pH air formasi T = suhu, oFP = Tekanan (psia) = ionic strength

    PERHITUNGAN KELARUTAN CaSO4 DAN BaSO4 METODE SKILLMAN MCDONALD DAN STIFF

    Perhitungan kelarutan CaCO4 dapat dilakukan dengan rumus dibawah ini :

    S = 1000 [(X2 + 4 Ksp)0.5 X] Dimana : S = kelarutan CaSO4 atau BaSO4 , meq/l Ksp = knstanta kelarutan CaSO4 atau

    BaSO4 X = Selisih konsentrasi Ca++ dan SO4=

    atau Ba++ dan SO4=, molal S

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta _______________________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    Injeksi scale inhibitor.Adalah cara penanggulangan dengan

    menginjeksikan inhibitor yang sesuai dengan jenis scale yang ada. Jenis scale inhibitor antara lain :CAS ( Chelating Agent Solution ). Treatment dan EDTA (Ethilyene Diamine Tetra Acetic Acid) Treatment Keuntungan scale inhibitor :

    Banyak tersedia dipasaran Mempunyai sejarah kesuksesan yang baik

    di Indonesia Dapat bereaksi pada konsentrasi yang

    rendah. Pengasaman ( acid Job ) Adalah cara penanggulangan scale dengan menginjeksikan asam untuk melarutkan scale yang terjadi. Macam-macam metode pengasaman adalah :

    a. Matriks Acidizing, metode ini menginjeksikan asam dengan tekanan alir dibawah

    tekanan rekah formasi. Tujuannya untuk mendapatkan penetrasi radial yang

    uniform dari asam kedalam formasi. Kenaikan permeabilitas terjadi karena membesarnya pore spaces atau larutnya butir-butir pembuntu yang terkena asam b. Acid Fracturing, metode ini sama dengan

    matrik azidicing hanya berbeda pada tekanan injeksinya lebih besar dari tekanan rekah formasi .

    c. Acid Washing, metoda ini prinsipnya menginjeksikan asam untuk melarutkan scale.

    HASIL PENELITIAN

    Penelitian dilakukan pada contoh-contoh air yang diambil dari beberapa lapangan antara lain :

    1. Lapangan A 5. Lapangan E 2. Lapngan B 6. Lapangan F 3. Lapangan C 7. Lapangan G 4. Lapngan D

    Hasil Analisa Air Lapangan A

    TABEL 1. HASIL ANALISA AIR SUMUR A-1 DAN SUMUR A-2 TEMPERATUR 206 oF, TEKANAN 1200 PSIA pH 7.25

    Konstituen A-1 (mg/L) A-2 (mg/L)

    Sodium (Na+) 10323.7 13170.3

    Calcium (Ca++) 523 740

    Magnesium (Mg++) 153 310

    Barium (Ba++ ) 6.30 6.00

    Stronsium (Sr 0 270 310

    Iron (Fe3+)

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta _______________________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    Bicarbonate (HCO3-) 390.5 231.9

    Sulfate (SO4=) 39.5 124.3

    TABEL 2. HASIL PERHITUNGAN SI DAN IS AIR FORMASI LAPANGAN A

    Sumur pH T(F) P(psia) SI Is

    A-1 7.25 20.6 1200 2.12 1.4042

    A-2 8.0 20.7 1200 2.71 1.9863

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta_______________________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________________________IATMI 2007-TS-11

    Hasil Analisa Air Lapangan B

    TABEL 3. HASIL ANALISA AIR SUMUR LAPANGAN B

    SumurKonstituen

    B-1(mg/L) B-2(mg/L) B-3(mg/L B-4(mg/L) B-5(mg/L) B-6(mg/L) B-7(mg/L) B-8(mg/L)

    Sodium (Na+) 9,321.6 8407.9 1293.4 8,899.6 6,825.3 8603.4 14,822.7 18,363.1

    Calcium

    (Ca++)292.6 98 76.0 228.5 456.1 220.0 1.503.8 1,363.4

    Magnesium

    (Mg++)60.8 3 7.0 92.4 39.5 56 0 33.4

    Iron (Fe3+) 92.7 1 17.0 79.9 83.8 5 22.3 173.1

    Chloride (Cl-) 14,714.7 11344.9 1418.1 14,005.5 10,745.8 12400.2 24,805.0 29,465.0

    Bicarbonate

    (HCO3-)294.9 2843.4 988.5 317.2 464.0 353.9 321.2 147.2

    Sulfate (SO4=) 245.2 202.5 165.6 278.2 582.7 353.9 708.6 1,722.5

    Carbonate

    (CO3-)0 0 48.00 0.00 0.0 0 0 0

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta ____________________________________________________________________________

    ___

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    TABEL 4. VARIASI HARGA SCALING INDEX PADA SUMUR B

    TANGGAL NAMA SUMUR SCALING INDEX KETERANGAN

    7/11/1991 B-1 2.0333 scale

    26/11/1991 B-4 1.1735 scale

    11/6/1982 B-2 2.3988 scale

    12/6/1981 B-8 0.5907 scale

    28/4/1981 B-7 1.2054 scale

    3/4/1981 B-6 1.5652 scale

    16/3/1981 B-5 1.2967 scale

    21/5/1982 B-3 1.8933 scale

    Hasil Analisa Air Lapangan C

    TABEL 5. HASIL ANALISA AIR FORMASI LAPANGAN C

    Konstituen C-1(mg/L) C-2(mg/L) C-3(mg/L)

    Sodium (Na+) 309.1393592 285.4832 354.4205049

    Calcium (Ca++) 35.2 36.75 40.5

    Magnesium (Mg++) 0 0 0

    Barium (Ba++ ) 0.18922853 0.058224163 0.174872489

    Iron (Fe3+) 0.028673835 0.0358422994 0.053763441

    Chloride (Cl-) 338.4507042 316.9577465 382.5352113

    Bicarbonate (HCO3-) 5.606557377 4.327868852 12.42622851

    Sulfate (SO4=) 0.5 1.041666667 0.1875

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta ____________________________________________________________________________

    ___

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    Carbonate (CO3-) 0 0 0

    TABEL 6. NILAI SI CaCO3 PADA BERBAGAI SUHU

    SI (kelarutan CaCO3 pada berbagai suhu) SUHU OC

    C-1 C-2 C-3

    0 0.0427 0.1794 0.6896

    10 0.1927 0.3494 0.8296

    20 0.3427 0.4994 0.9996

    30 0.5927 0.7294 1.1996

    40 0.7927 0.9494 1.4196

    50 0.9927 1.1494 1.5996

    60 1.3427 1.4794 1.9896

    70 1.6427 1.7794 2.2796

    80 1.9427 2.0994 2.5996

    90 2.2427 2.3794 2.9496

    TABEL 7. NILAI S BaSO4 PADA BERBAGAI SUHU

    S (kelarutan BaSO4 pada berbagai suhu) SUHU OF

    C-1 C-2 C-3

    77 0.04497 0.01297 0.06216

    59 0.05472 0.01603 0.09094

    122 0.06403 0.01996 0.12000

    149 0.08985 0.03157 0.14560

    176 0.11320 0.03917 0.17670

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta ____________________________________________________________________________

    ___

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    203 0.13468 0.05221 0.21150

    TABEL 8. NILAI S CaSO4 PADA BERBAGAI SUHU

    S (kelarutan CaSO4 pada berbagai suhu ) SUHU F

    C-1 C-2 C-3

    50 41.51 39.46 43.18

    60 41.68 39.41 43.34

    80 41.85 40.15 43.50

    100 42.52 40.84 43.81

    120 42.19 40.50 43.81

    140 41.17 40.15 43.18

    160 40.48 39.81 42.54

    176 39.79 38.04 41.25

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta ____________________________________________________________________________

    ___

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    TABEL 9. HASIL ANALISA AIR LAPANGAN D

    Konstituen meq/L mg/L

    Sodium (Na+) 160.8909 3700.4900

    Calcium (Ca++) 35.0900 701.8000 Magnesium

    (Mg++) 4.9795 60.7500

    Barium (Ba++ ) 0.0000 0.0000

    Stronsium (Sr 0 0.0000 0.0000

    Iron (Fe3+) 0.0029 0.0800

    Chloride (Cl-) 161.8886 5666.1000 Bicarbonate

    (HCO3-) 34.0000 2074.0000

    Sulfate (SO4=) 12.5448 350.0000

    Carbonate (CO3-) 0.0000 0.0000

    Scale Index (SI), air formasi lapangan D SI = 3.37

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta ____________________________________________________________________________

    ___

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    Hasil Analisa Air Lapangan E

    TABEL 10. HASIL ANALISA AIR FORMASI SUMUR E

    Konstituen E-1 (mg/L) E-2

    (mg/L) E-3

    (mg/L) E-4

    (mg/L) E-5

    (mg/L) Sodium-

    (Na+) 83.73742 78.24708 95.91258 101.2207 65.04237

    Calcium (Ca++) 0.285855 0.15045 0.23092 0.251 0.125375

    Magnesium (Mg++) 0.073992 0.032885 0.024689 0.041148 0.049328

    Barium (Ba++ ) 0.01898 0 0 0 0

    Stronsium (Sr ) 0 0 0 0 0

    Iron (Fe3+) 0 0 0 0 0Chloride

    (Cl-) 56.9704 45.135 68.272 28.4741 24.3433

    Bicarbonate (HCO3-) 2511.446 31.9661 27.5886 72.79141 40.62291

    Sulfate (SO4=) 1.10121 0.756429 0.259367 0.190342 0.223585

    Carbonate (CO3-) 2.72816 0.55165 0 0 0

    TABEL 11. PERHITUNGAN Is AIR FORMASI SUMUR E

    Sample/sumur Temp, Is

    E-1 254 +2.96

    E-2 267.8 +2.67

    E-3 269.6 +2.10

    E-4 258.8 +1.97

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta ____________________________________________________________________________

    ___

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    E-5 212 +1.475

    Hasil Analisa Air Formasi Lapangan F.

    TABEL 12. KOMPOSISI AIR LAPANGAN F

    Komponen F-1 (mg/l)

    F-1 (mg/l)

    F-1 (mg/l)

    Sodium (Na+) 5580.9560 6513.2100 5727.4000

    Calcium (Ca++) 232.4640 140.2800 180.3600

    Magnesium (Mg++) 38.9120 24.3200 24.3200

    Iron (Fe3+) 0.4000 0.4000 0.6000

    Chloride (Cl-) 7807.8700 9019.4900 8418.1900

    Bicarbonate (HCO3- 976.3200 12240.4000 610.2000

    Sulfate (SO4=) 360.0600 450.0800 300.0500

    Carbonate (CO3-) 540.0000 256.0000 210.0000

    TABEL 13. PERHITUNGAN IS PADA P = 1500 PSIA

    Temp ,(F)

    IS F-1

    IS F-2

    IS F-3

    32 0.815 1.447 0.695

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta ____________________________________________________________________________

    ___

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    86 1.402 2.034 1.283

    122 1.778 2.41 1.659

    TABEL 14. PERHITUNGAN IS PADA TEMPERATUR 122 F

    P, (psia)

    IS

    F-1

    IS F-2

    IS F-3

    100 1.84 2.471 1.72

    1000 1.800 2.432 1.681

    2000 1.757 2.388 1.637

    Hasil Analisa Air Formasi Lapangan G

    TABEL 15. KOMPOSISI AIR FORMASI LAPANGAN G

    Konstituen G-1(mg/l)G-2(mg/l)

    G-3(mg/l)

    G-4 (mg/l)

    G-5 (mg/l)

    Sodium (Na+) 5569.3 6500.0 7361.1 6920.2 5776.7

    Calcium (Ca++) 210.0 79.7 43.4 68.0 228.0

    Magnesium (Mg++) 41.0 43.4 24.8 30.0 30.0

    Barium (Ba++ ) 11.7 2.5 1.7

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta ____________________________________________________________________________

    ___

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    Bicarbonate (HCO3-) 1139.8 2089.2 4941.0 3748.9 1479.1

    Sulfate (SO4=) 14.8 81.5 0 74.1 26.2

    Carbonate (CO3-) 60 15.0 105.0 276.0 62.4

    TABEL 16. PERHITUNGAN HARGA SI DAN Is AIR FORMASI LAPANGAN G

    Sumur SI Is

    G-1 0.l74 0.78

    G-2 0.48 0.49

    G-3 1.09 1.05

    G-4 1.31 1.21

    G-5 0.74 1.23

    PEMBAHASAN Range Scale beberapa lapangan minyak dan gas

    Dari hasil keseluruhan penentuan SI, Is dan S dari scale yang dianalisa pada ke 7 lapangan migas dapat ditentukan kisaran harga (range) masing-masing sebagai berikut :

    TABEL 15. NILAI RANGE SI, Is DAN S

    NO. LAPANGAN SCALE RANGE SI RANGE Is

    RANGE S

    1 A CaCO3 2.12 2.71 1.4042 1.9863

    2 B CaCO3 0.5907 2.3988

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta ____________________________________________________________________________

    ___

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    3 C CaCO3 CaSO4, BaSO4

    2.2427 2.9496 BaSO4 -> 0.05221 0.21150 CaSO4 38.04 41.25

    4 D CaCO3 3.37 5 E CaCO3 1.475 2.96 6 F CaCO3 1.659 2.41 7 G CaCO3 0.174 1.31 0.49 1.23

    Jenis batuan dan scale serta penanggulangannya pada beberapa Lapangan Migas Jenis batuan setiap formasi akan menentukan jenis scale yang terbentuk serta cara penaggulangan yang dapat dilakukan . Dari hasil pengamatan pada ke 7 lapangan dapat dilihat bahwa jenis scale yang paling dominan adalah scale calsium carbonat sedang penenggulangan dengan injeksi scale inhibitor dan pengasaman. Hasil dapat ditabulasikan seperti pada tabel 5.2

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta_______________________________________________________________________________

    ___________________________________________________________________________________IATMI 2007-TS-11

    TABEL 16. JENIS BATUAN, JENIS SCALE DAN CARA PENANGGULANGANNYA

    NO LAPANGAN FORMASI BATUAN JENIS SCALE PENANGGULANGAN

    1 A Baturaja Carbonate, pasir, shale CaCO3 Squeze inhibitor,pengasaman ( HCl 34

    %, S7271S,KCl )

    2 B Talang Akar Pasir,lempung,batubara,lanau CaCO3Scale

    inhibitor(CAS,EDTA)3 C Lama,Gabus,

    KerasPasir,serpih, lanau CaCO3

    CaSO4, BaSO4Scale inhibitor danPengasaman(SP-3677SP,ATMT)

    4 D Tuban Sandstone, carbonate CaCO3 Scale inhibitor(HCl,PRC)

    5 E Sihapas Pasir, lempung, lanau ,batu bara

    CaCO3 Scale inhibitor(Phosponate Scaletreat5843, Gyptron 311 dan

    Stalin 308)6 F Parigi Gamping, serpih CaCO3 Pengasaman dengan

    HCl dan surfactantsolution serta crude oil

    7 G Talang Akar Pasir,kalsit, dolomite CaCO3 Squezee Scale inhibitor(Scaletreat ESL

    CEATROS)

  • Proceeding Simposium Nasional IATMI 25 - 28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta ____________________________________________________________________________

    ___

    ___________________________________________________________________________________ IATMI 2007-TS-11

    KESIMPULAN

    1. Dari data analisa air formasi 7 lapangan migas yang diteliti dapat disimpulkan bahwa scale yang dominan adalah scale CaCO3, hanya satu lapangan yakni lapangan C yang terindikasi adanya scale CaSO4 dan BaSO4 dengan S berturut-turut 38.04 41.25 dan 0.05221 0.21150

    2. Range Scale Index (SI), Saturation Index (Is), bervariasi, tetapi secara keseluruhan range SI , Is berturut-turut adalah (0.174 3.37 ) dan 0.49 2.96

    3. Penanggulangan scale secara kese;luruhan dengan injeksi scale inhibitor kecuali untuk scale CaSO4 dan Scale BaSO4 ditanggulangi dengan pengasaman

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Amyx; Petroleum Reservoir Engineering, Chapter 6 Mc Graw HillnBook Company, New York 1960.

    2. Lestari, Sumantri; Kimia Fisika Hidrokarbon, Bab VII, Teknik Perminyakan , Fakultas Teknologi Mineral , Universitas Trisakti, 1986

    3. O Allen; Oil Field Water System 4. Tugas Akhir Mahasiswa ;

    Problema Scale pada Beberapa Lapangan Minyak dan Gas Bumi, Jurusan Teknik Perminyakan, FTKE, Universitas Trisakti.