UP 5 BLOK 23

11
TUGAS INDIVIDU BLOK 23 Unit Pembelajaran 5 Makmur Ternakku, Makmur Hidupku Nama : Monica Kuswandari H.P NIM : 11/315854/KH/7138 Kelompok : 14 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

description

Kedokteran Hewan

Transcript of UP 5 BLOK 23

TUGAS INDIVIDU

BLOK 23

Unit Pembelajaran 5

Makmur Ternakku, Makmur Hidupku

Nama : Monica Kuswandari H.P

NIM : 11/315854/KH/7138

Kelompok : 14

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

A. Learning Objectives1. Mengetahui manajemen pemeliharaan sapi perah

2. Mengetahui tentang ekonomi veterinerB. Pembahasan1. Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah

a. Penyiapan Sarana dan Peralatan

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan. Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak. Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahanbahan lainnya. Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. (Prihatman, 2000)

b. Pembibitan Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah: 1) Produksi susu tinggi

2) Umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak3) Berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi

4) Bentuk tubuhnya seperti baji5) Matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat6) Ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelokkelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek7) Tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular8) Tiap tahun beranak Sementara calon induk yang baik antara lain:

1) Berasal dari induk yang menghasilkan air susu tinggi2) Kepala dan leher sedikit panjang, pundak tajam, badan cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar3) Jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depan cukup lebar4) Pertumbuhan ambing dan puting baik5) Jumlah puting tidak lebih dari 4 dan letaknya simetris6) Sehat dan tidak cacat Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Umur sekitar 4 5 tahun

2) Kesuburan tinggi3) Menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya4) Berasal dari induk dan pejantan yang baik5) Besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik6) Kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat7) Muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar8) Sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya. (Prihatman, 2000)

c. Pemeliharaan 1) Sanitasi dan Tindakan Preventif Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Sapi perah yang dipelihara dalam naungan (ruangan) memiliki konsepsi produksi yang lebih tinggi (19%) dan produksi susunya 11% lebih banyak daripada tanpa naungan. Bibit yang sakit segera diobati karena dan bibit yang menjelang beranak dikering kandangkan selama 1-2 bulan. 2) Perawatan Ternak Ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi induk dimandikan setiap hari setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu. Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran kandang ditempatkan pada penampungan khusus sehingga dapat diolah menjadi pupuk. Setelah kandang dibersihkan, sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnya terbuat dari jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilam tersebut harus dibongkar). Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet hingga usia dewasa. Sapi pedet ditimbang seminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan atau 3 bulan sekali. Sapi yang baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa dapat ditimbang dengan melakukan taksiran pengukuran berdasarkan lingkar dan lebar dada, panjang badan dan tinggi pundak. 3) Pemberian Pakan Pemberian pakan pada sapi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: a) sistem penggembalaan (pasture fattening) b) kereman (dry lot fattening) c) kombinasi cara pertama dan kedua. Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum). Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan per hari. Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya. 4) Pemeliharaan Kandang Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar. Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.(Prihatman, 2000)

2. Ekonomi Veterinera. Farm partial budgeting (Perhitungan seluruh anggaran Cost & Return Program pengendalian penyakit)

Farm Partial Budgeting, digunakan untuk memperkirakan keberlanjutan dari suatu srategi control (tercatat untuk penyakit endemic dan parasit endemic) pada peternakan tunggal. Anggaran biaya ini merupakan gambaran ringkas terjadinya konsekuensi financial sebagi akibat dari terjadinya perubahab dalam prosedur manjemen peternakan khususnya program control penyakit yang dijalankan.Macam komponen dari farm partial budgeting : Tambahan penghasilan yang diakibatkan oleh perubahan r1 Penurunan biaya pokok dari perubahan c1 Peningkatan biaya sebagai hasil dari perubahan r2 Biaya dari implementasai perubahan c2Jika (r1 + c1) > (r2 + c2), maka tujuan dari perubahan dapat ditentukan.

Keterangan :

r1 : penjualan akibat dari peningkatan produksi susu

c1 : keuntungan dari sedikitnya kasus mastitis klinis setelah penanganan

r2 : peningkatan biaya pakan akibat dari meningkatnya produksi susuc2 : biaya dari implementasi (desinfektan, persiapan sapi dalam masa kering)(Budiharta dan Suardana, 2007)b. Gross margin analysis (analisis ekonomi tingkat Perusahaan Gross income ( Variable cost (pakan ternak, obat-obatan, tenaga kerja) dihitung per ekor)

Merupakan metode praktis yang umum untuk menaksir keuntungan dari perusahaan, dan digunakan secara luas pada manajemen peternakan. Selain itu, juga digunakan untuk membandingkan keuntungan di antara perusahaan peternakan berbeda, dan memperkirakan pengaruh dari perubahan tersebut didalam keterbatasan asset dan sumber daya lain yang tersedia bagi peternak.

(Budiharta dan Suardana, 2007) Tabel 1. Format Umum untuk Menghitung Gross Margin dari Aktivitas Pakan Hewan

Nilai stok inventaris + (awal tahun)Biaya penjualan + hewanBiaya : pakan, beternak, pemasaran, pemeliharaan dan penggantian, perawatan kesehatan= Total nilai awal dan semua biaya

(1) +(2) +(3)= (4)

Nilai stok pada akhir tahunPenjualan hewan dan produk hewanPenjualan bahan sisa (limbah)= Total nilai akhir tahun dan semua penjualan

(5) +(6) +(7)= (8)

Total (8) Total (4) = Gross Margin(Cyrilla dan Ismail, 1998)c. Benefit cost analysis (analisis ekonomi tingkat Regional/Nasional selama periode tertentu)

Benefit cost analysis dikembangkan sebagai rata-rata dari perkiraan pengaturan investasi dalam skala besar. Metode ini digunakan untuk memperkirakan tindakan program kontrol penyakit terhadap epidemik dan sporadik (eradikasi swine fever di Eropa dan control rinderpest di Nigeria).

Langkah langkah penghitungan analisis B/C

1) Identifikasi alternatif tindakan dan / atau program kontrol

2) Untuk setiap alternatif -> identifikasi dan hitung benefit dan cost sejalan dengan waktu.

3) Setarakan harga benefit dan costCompounding : Menghitung nilai sekarang (present) dengan yang akan datang (Future).

FV : PV ( 1 + i)nFV : Future valuePV : Present valueI : interest rateN : jumlah tahun berlangsung

Discounting: menghitung nilai yang akan datang (future value),dengan nilai sekarang (present value)PV = FV

(1 + r)n4) Pilih alternatif A atau B

Netto Present Value : NPVNPV (A): TPV benefit A- TPV cost A

NPV (B): TPV benefit B- TPV cost B

Jika : NPV positif = untung, NPV negatif = rugi

B/C analisis: TPV benefit

TPV cost

B/C rasio > 1 untung

B/C rasio < 1 rugi (Budiharta dan Suardana, 2007)DAFTAR PUSTAKABudiharta, S. dan I. W. Suardana. 2007. Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner. Udayana Press. Bali.Cyrilla, L., dan Ismail. A., 1998. Usaha Peternakan. Diktat Kuliah. Bogor : Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.Prihatman, K. 2000. Budidaya Ternak Sapi Perah (Bos sp.). Jakarta : Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi