Untuk orang yang aku cintai SHT · Web viewUpaya- upaya yang dapat dilakukan dalam rangka...

27
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Sesuai dengan tugas dan fungsi BPBD serta dikaitkan dengan kondisi obyektif di lapangan yang berkenaan dengan konteks pencegahan, penanggulangan kedaruratan dan penanganan paska bencana, dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut : TABEL 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BPBD (T-IV.C.9) Aspek Kajian Capaian/ kondisi saat ini Standar yang digunakan Faktor yang mempengaruhi Permasalahan pelayanan BPBD Internal (kewenangan BPBD) Eksternal (diluar kewenangan BPBD) 1. Sumber Daya Manusia Implementas i rencana kerja BPBD belum optimal Rasio Jumlah Personil dengan Pelayanan Publik di Bidang Kebencanaa n Masih dalam proses adaptasi dengan tupoksi baru Kuota perekrutan Aparatur terbatas kualitas dan kuantitas SDM pelayanan dibidang Penanggulanga n Bencana 2. Sumber Daya Anggara n Baru terpenuhiny a kebutuhan Pendanaan/A nggaran Sektoral BPBD Perda. APBD tentang Rasio Pagu Anggaran Kebencanaa n sebesar 30 % dari Total APBD Rancangan Kebutuhan Pagu Anggaran yang proporsional Regulasi/ Kebijakan Pagu Anggaran APBD Belum optimalnya Pagu Anggaran Sektoral BPBD 69

Transcript of Untuk orang yang aku cintai SHT · Web viewUpaya- upaya yang dapat dilakukan dalam rangka...

BAB IIIISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan tugas dan fungsi BPBD serta dikaitkan dengan kondisi obyektif di lapangan yang berkenaan dengan konteks pencegahan, penanggulangan kedaruratan dan penanganan paska bencana, dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

TABEL 3.1IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BPBD(T-IV.C.9)

Aspek Kajian

Capaian/ kondisi saat ini

Standar yang

digunakan

Faktor yang mempengaruhi Permasalaha

n pelayanan BPBD

Internal (kewenanga

n BPBD)

Eksternal (diluar

kewenangan BPBD)

1. Sumber Daya Manusia

Implementasi rencana kerja BPBD belum optimal

Rasio Jumlah Personil dengan Pelayanan Publik di Bidang Kebencanaan

Masih dalam proses adaptasi dengan tupoksi baru

Kuota perekrutan Aparatur terbatas

kualitas dan kuantitas SDM pelayanan dibidang Penanggulangan Bencana

2. Sumber Daya Anggaran

Baru terpenuhinya kebutuhan Pendanaan/Anggaran Sektoral BPBD

Perda. APBD tentang Rasio Pagu Anggaran Kebencanaan sebesar 30 % dari Total APBD

Rancangan Kebutuhan Pagu Anggaran yang proporsional

Regulasi/Kebijakan Pagu Anggaran APBD

Belum optimalnya Pagu Anggaran Sektoral BPBD

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana untuk memenuhi tugas kurang memadai

Permendagri No 7 Tahun(standarisasi sarana prasarana pemerintah)

Belum lengkapnya Rescue KIT

Kebijakan penentu anggaran APBD

Belum optimalnya Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana

69

70

4. Pengurangan resiko bencana (mitigasi)

Belum adanya Rencana Aksi Daerah (RAD), Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan Rencana Kontijensi

Dokumen Perencanaan Untuk jangka waktu tertentu

Perda/Perbup tentang RAD, PRB dan Rencana Kontijensi belum terbit

Belum optimalnya kualitas Sistem Manajemen PRB yg didukung oleh RAD, PRB dan Rencana Kontijensi

5. Pemetaan daerah rawan bencana

Peta daerah rawan bencana belum tersosialisasikan ke seluruh swilayah kecamatan

Dana/Anggaran

Keterbatasan anggaran sosialisasi wilayah rawan bencana

Kebijakan penentu anggaran APBD

Belum optimalnya pemetaan potensi kawasan rawan bencana berdasarkan cakupan wilayah dan jenis bencana

6. Pengembangan partisipasi Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Penanggulangan Bencana

Belum optimalnya pembentukan Unit Cegah Siaga, Tim Reaksi Cepat dan Forum yang menampung aspirasi masyarakat dalam PB

Pencegahan/ Siaga dan Adaptasi

Terbatasnya ketersediaan Anggaran dan Rendahnya Partisipasi Masyarakat dan Dunia Usaha dalam PB

Belum terbitnya Perda Penanggulangan Bencana

Belum optimalnya peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha yang dikoordinir oleh BPBD dalam Penanggulangan Bencana

7. Peningkatan/Pengoptimalan Koordinasi lintas SKPD terkait Penanggulangan Bencana dari Aspek Kewenangan/Tupoksi, Penganggaran,

Belum Optimatnya Pelaksanaan kualitas Koordinasi Lintas SKPD terkait Penanggulangan Kebencanaan.

Kegiatan Sosialisasi dan Rapat Kerja

Fungsi Komando /memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana

Persepsi dan Intepretasi SKPD terhadap Penanggualangan Bencana belum sama dan sejalan.

Belum Optimal-nya Koordinasi dan pelak-sanaan kegiatan Penanggulan-gan Bencana baik lintas lem-baga/intansi/SKPD, lintas program/kegiatan maupun Anggaran

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

71

Program dan Kegiatan

8. Penanganan Siklus Manajemen Penanggulangan Bencana

Belum Optimalnya Pelayanan Penanggulangan Bencana pada saat Pra, Saat dan Pasca Bencana.

SPM (Standar Pelayanan Minimal) Penanggulangan Kebencanaan

SPM/SOP dalam Proses

Regulasi/Kebijakan SPM/SOP dari Pemerintah Pusat belum terbit

Belum adanya Pedoman/Acuan yang dilandasi dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

9. Kajian Resiko Becana ( KRB)

Belum Optimalnya Kegiatan KRB

Dokumen Kajian

Kewenangan dan Tupoksi

Anggaran dan SDM

Belum adanya Kajian yang Komprehensif terhadap gambaran secara menyeluruhterhadap resiko bencana suatu daerah dengan menganalisis tingkat ancaman, tingkat kerugian dan kapasitas daerah/Kabupaten Bandung dalam bentuk tertulis dan Peta

10. Sistem Penanganan Darurat Bencana

Terbentuknya Pusdalops dan Gis

SDM dan IPTEK

Tupoksi dan SDM

Peningkatan Anggaran untuk pengembngan SDM berupa Diklat/Bintek

Belum Optimalnya Sistem Manajemen Penanganan Tanggap Darurat Bencana

3.2 TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

VISIBerdasarkan penelaahan terhadap dokumen rencana

pembangunan terkait serta hasil identifikasi terhadap

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

72

permasalahan dan isu strategis di Kabupaten Bandung, maka dibutuhkan perumusan visi Pemerintah Kabupaten Bandung sebagai pedoman arah kebijakan lima tahun mendatang. Visi ini dibuat untuk menentukan fokus dan arah gerak Pemerintah Kabupaten Bandung dalam bekerja menuntaskan isu-isu yang ada dan meminimalisasi potensi permasalahan di masa mendatang. Visi Pemerintah Kabupaten Bandung adalah:“Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”

Di dalam visi pembangunan Kabupaten Bandung di atas, terkandung beberapa pokok- pokok visi yang secara rinci dapat diterjemahkan sebagai berikut :

TABEL 3.2

PENJELASAN VISI RPJMD KABUPATEN BANDUNGTAHUN 2016 – 2021

VISI POKOK-POKOK VISI PENJELASAN POKOK-POKOK VISI

Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan

Maju Kondisi Kabupaten Bandung yang unggul yang didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki intelektualitas tinggi, memiliki moral yang baik, kreatif, dan inovatif sehingga membentuk masyarakat yang produktif serta dikung oleh kondisi lingkungan yang lestari yang dapat mendukung terselenggaranya berbagai aktivitas yang sejalan untuk mencapai kemajuan daerah.

Mandiri Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri, untuk lebih maju serta mampu mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju, dengan mengandalkan potensi dan kemampuan yang

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

73

VISI POKOK-POKOK VISI PENJELASAN POKOK-POKOK VISI

dimiliki.

Berdaya Saing

Kondisi Kabupaten Bandung yang didukung oleh perekonomian yang kompetitif melalui pengembangan ekonomi kreatif dan pembangunan infrastruktur penunjang dengan ditunjang oleh kondisi masyarakat yang memiliki kemampuan untuk menempatkan diri unggul dalam kontek sektoral, mampu membuka diri terhadap tindak inovatif untuk memperoleh keuntungan dari persaingan, baik pada tingkat regional, nasional dan internasional.

Tata Kelola Pemerintahan

yang Baik

Kondisi Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Bandung yang dilakukan secara bersama- sama antara Pemerintah, Masyarakat dan Swasta, dan bertanggungjawab, dengan menjaga sinergitas interaksi yang bersifat konstruktif diantara tiga dominan utama, yaitu pemerintah, swasta dan masayrakat, dengan mempertimbangkan efisiensi, efektivitas, partisipatif yang berlandaskan hukum, menjunjung tinggi keadilan, demokrasi, transparan, responsif serta berorientasi pada konsensus, kesetaraan dan akuntabel.

Pemantapan Pembangunan Perdesaan

Kondisi pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bandung dengan memberikan perhatian ynag besar dan sungguh- sungguh terhadap pengembangan perdesaan, peningkatkan kualitas SDM kelembagaan perdesaan, peningkatan ketersediaan infrastruktur perdesaan, penyediaan sistem transportasi perdesaan yang memadai, peningkatan produk pertanian yang berdaya saing, pemenuhan kebutuhan pangan

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

74

VISI POKOK-POKOK VISI PENJELASAN POKOK-POKOK VISI

masyarakat serta pemberdayaan masyarakat perdesaan.

Religius Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai- nilai, norma, semangat dan kaidah agama, yang harus menjiwai, mewarnai dan menjadi ruh atau pedoman bagi seluruh aktivitas kehidupan, termasuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pemangunan, dengan tetap menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan hidup beragama.

Kultural Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai- nilai budaya sunda yang baik, melekat dan menjadi jati diri, yang harus terus tumbuh dan berkembang seiring dengan laju pembangunan, serta menjadi perekat bagi keselarasan dan kestabilan sosial. Pengembangan budaya sunda tersebut dilakukan dengan tetap menghargai pluralitas kehidupan masyarakat secara proporsional.

Berwawasan Lingkungan

Kondisi masyarakat Kabupaten Bandung memiliki pengertian dan kepedulian yang tinggi terhadap keseimbangan alam dan kelestarian lingkungan yang didasari oleh kesadaran akan fungsi strategis lingkungan terhadap keberlangsungan hidup manusia. Daya dukung dan kualitas lingkungan, harus menjadi acuan utama segala aktivitas pembangunan, agar tercipta tatanan kehidupan yang seimbang, nyaman dan berkelanjutan.

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

75

Misi

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan misi sebagai berikut:

Misi Pertama: “Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan”

Misi peningkatan kualitas dan cakupan layan pendidikan sejalan dengan visi Kabupaten Bandung, khususnya dalam upaya membangun “Sumber Daya Manusia yang Berkualitas”. Perbaikan dalam sektor pendidikan menjadi misi pertama yang diusung dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bandung Tahun 2016 – 2021. Penetapan sektor pendidikan sebagai prioritas pertama didasari oleh pentingnya aspek ini dalam pembangunan Kabupaten Bandung, masyarakat Kabupaten Bandung sebagai aktor utama dalam penyelenggaraan pembangunan Kabupaten Bandung perlu memiliki kapasitas dan daya saing dalam mendukung keberhasilan pembangunan Kabupaten Bandung.

Dalam rangka membangun sumber daya manusia Kabupaten Bandung yang berkualitas maka diperlukan upaya – upaya untuk meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan, yang mana antara lain dengan meningkatkan jumlah fasilitas pendidikan, terutama fasilitas sekolah menengah atas yang tersebar secara merata dan mencakup seluruh wilayah, meningkatkan kualitas pada fasilitas- fasilitas pendidikan melalui peningkatan efisiensi sekolah, meningkatkan kualitas tenaga pengajar, serta meningkatkan kompetensi siswa melalui penguasaan budaya lokal, olah raga dan keterampilan lain.

Misi Kedua: “Mengoptimalkan kuantitas dan kuali-tas pelayanan kesehatan”

Seperti halnya misi pengembangan sektor pendidikan, misi mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan juga sejalan dengan upaya menciptakan “Sumber Daya Manusia yang Berkualitas”. Dalam hal ini drajat kesehatan penduduk menjadi fokus yang ingin dicapai melalui misi ini. Drajat kesehatan masyarakat menjadi satu tolak ukur bagi kualitas SDM yang secara langsung berpengaruh terhadap produktivitas penduduk. SDM yang kreatif, inovatif dan kontributif terhadap pembangunan Kabupaten

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

76

Bandung tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pembangunan Kabupaten Bandung tanpa didukung oleh drajat kesehatan penduduk yang tinggi.

Untuk mendukung misi ini, beberapa upaya peningkatan kuantitas fasilitas kesehatan serta upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan perlu dilakukan. Dijabarkan lebih rinci beberapa upaya untuk mendukung pencapaian misi ini antara lain meningkatkan kuantitas dan kualitas puskesmasdan rumah sakit, menurunkan angka kesakitan penduduk melalui berbagai upaya pemberdayaan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih serta meningkatkan jumlah tenaga medis secara optimal yang melayani seluruh wilayah Kabupaten Bandung.

Misi Ketiga: “Mewujudkan pembangunan infras-truktur yang terpadu tata ruang wilayah dengan memperhatikan aspek kebencanaan”

Penyediaan infrastruktur dasar memiliki pengaruh luas terhadap pembangunan di berbagai sektor. Infrastruktur dasar dalam hal ini meliputi infrastruktur transportasi, infrastruktur air bersih, infrastruktur air limbah, infrastruktur telekomunikasi dan infrastruktur energi. Dalam implementasinya, pembangunan infrastruktur terkait erat dengan tata ruang. Pengembangan infrastruktur dapat menstimulus perkembangan guna lahan suatu wilayah, sehingga perencanaan infrastruktur dan perencanaan tata ruang perlu dilakukan secara seiring untuk menciptakan adanya keterpaduan. Upaya- upaya yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah antara lain melalui mengoptimalkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dasar serta mewujudkan perencanaan tata ruang secara simultan, mulai dari perencanaan tata ruang, hingga ke pemanfaatan ruang dan pengendalian permanfaatan ruang.

Aspek kebencanaan merupakan salah satu komponen yang perlu diakomodir dalam perencanaan pembangunan. Hal tersbut didasari oleh kondisi Kabupaten Bandung yang memiliki beberapa potensi bencan. Meninjau historis kebelakang, beberapa bencana cenderung tidak dapat dihindarkan dan menggangu stabilitas pembangunan. Mitigasi berupa pencegahan terjadinya bencana tidak akan menghilangkan seluruh resiko bencana. Berdasarkan hal tersebut, maka upaya terkait penanganan aspek kebencanaan selain mengakomodir upaya mitigasi pelu pula untuk diarahkan pada upaya adaptasi berupa rekayasa infrastruktur dan fasilitas publik agar memiliki kelentingan terhadap bencana.

Misi Keempat: : “Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat”

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

77

Penetapan misi meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat sejalan dengan upaya membangun sumber daya manusia Kabupaten Bandung yang berkualitas. Dengan meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat, diharapkan secara tidak langsung menciptakan stabilitas kemanan wilayah. Beberapa upaya yang akan diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat antara lain dengan peningkatan upaya pemenuhan layanan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), serta peningkatan partisipasi masayrakat dalam upaya pengentasan masalah kesejahteraan sosial.

Misi Kelima: “Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif”

Pembangunan ekonomi memiliki cakupan yang luas meliputi beberapa sektor, seperti misalnya perdagangan dan jasa, pertanian, idustri, pariwisata, koperasi dan UKM serta investasi dan modal. Misi menciptakan pembangunan ekonomi ini sejalan dengan pokok visi pembangunan Kabupaten Bandung untuk menciptakan “Perekonomian yang Berdaya Saing”.

Untuk sektor industri dan jasa, perkembangan diarahkan untuk mendorong potensi perdagangan dan jasa dalam rangka meningkatkan PAD. Pada kondisi eksisting, perdagangan dan jasa merupakan sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Kabupaten Bandung. Meskipun demikian pada kondisi eksisting pemanfaatannya belum dilakukan secara optimal.

Sektor perdagangan dan jasa erat kaitannya dengan transaksi yang terjadi di suatu wilayah, untuk mendorong transaksi maka berbagai upaya seperti misalnya meningkatkan jaminan ketersediaan kontinuitas pasokan komoditas, menciptakan kepastian mengenai mutu dan harga barang, serta memberikan jaminan mengenai stabilitas harga barang perlu dilakukan. Sejalan dengan upaya- upaya tersebut, regulasi terkait perdagangan berperan penting untuk memberikan arahan serta batasan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan hal tersebut maka untuk mengoptimalkan sektor perdagangan, perlu pula ditunjang dengan keberadaan regulasi terkait usaha perdagangan dan jasa yang memadai.

Untuk sektor industri, pengembangan diarahkan pada optimalisasi pengembangan potensi pariwisata serta peningkatan pengelolaan objek wisata eksisting. Upaya- upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan sektor pariwisata dalam rangka meningkatkan competitive advantage sektor ekonomi Kabupaten Bandung antara lain melalui kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat dan dunia usaha serta melalui branding dan promosi pemasaran objek wisata.

Untuk sektor industri, pengembangan lebih diarahkan pada mendorong perkembangan industri konvensional menuju industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan. Beberapa upaya terkait

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

78

antara lain melalui insentif dan insentif bagi industri yang telah melakukan pemanfaatan teknologi tinggi dalam hal produksi dan pengelolaan limbah. Selain dari pada itu, untuk memberikan imbas pada perekonomian lokal, maka keberadaan sektor industri perlu dikaitkan dengan penggunaan sumber daya dan bahan baku lokal.

Adapun untuk sektor pertanian dan perikanan, pengembangan lebih diarahkan pada pengoptimalan potensi pertanian dan peternakan serta penguasaan petani dna peternak terhadap teknologi pertanian dan peternakan.

Misi Keenam: “Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup”Selain ditopang oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan sektor ekonomi yang berdaya saing, untuk menciptakan pembangunan Kabupaten Bandung yang berkelanjutan perlu pula ditopang oleh pengelolaan lingkungan hidup.

Pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bandung diarahkan pada upaya menetralisir dampak lingkungan yang timbul akibat kegiatan- kegiatan yang memacu perumbuhan ekonomi. Upaya yang dapat dilakukan untuk memelihara dan mengelola lingkungan hidup antara lain melalui penanggulangan pencemaran lingkungan, baik oleh limbah padat, cair maupun udara.

Misi Ketujuh: “Meningkatkan Kemandirian Desa”Penetapan misi ini dilatar belakangi oleh kondisi fisik Kabupaten

Bandung eksisting yang lebih didominasi oleh kawasan perdesaan. Pembangunan perdesaan tidak semata- mata dilakukan melalui pembangunan infrastruktur perdesaan, lebih dari itu pembangunan perdesaan perlu mengedepankan pemberdayaan masyarakat perdesaan sebagai pelaku utama pembangunan desa. Melalui pemberdayaan masyarakat diharapkan mampu menciptakan kemandirian desa yang jika diakumulasikan dalam skala kabupaten akan bersinergi mendukung pembangunan Kabupaten Bandung.

Misi meningkatkan kemandirian desa melalui pemberdayaan masyarakat ini sejalan dengan upaya pencapaian pokok visi menciptakan “sumber daya manusia yang berkualitas” serta “ekonomi yang berdaya saing”. Beberapa upaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemandirian desa antara lain dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat perdesaan, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa, serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur di perdesaan.

Misi Kedelapan: “Meningkatkan reformasi birokrasi”Untuk menjamin tercapainya pembangunan “Sumber Daya

Manusia yang Berkualitas”, “Ekonomi yang Berdaya Saing”, serta “Lingkungan yang Lestari”, maka perlu ditunjang oleh kapasitas aparatur. Dalam hal ini unsur pemerintahan akan berperan

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

79

sebagai agen yang menjaga keseimbangan pembangunan. Aparatur yang berkualitas akan menjadi katalisator bagi pembangunan Kabupaten Bandung.

Birokrasi dan aparatur dengan tugas utama pelayanan publik menjadi kunci bagi efektivitas dan efisiensi pembangunan. Berdasarkan hal tersebut maka reformasi birokrasi diharapkan mampu menciptakan optimalisasi bagi penyediaan pelayanan publik. Upaya- upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pelayanan publik melalui reformasi birokrasi antara lain melalui meningkatkan kualitas kinerja aparatur, mempersiangkat waktu pelayanan administrasi dan mengembangkan sistem pelayanan berbasis teknologi.

Misi Kesembilan: “Meningkatkan Kemanan dan Ketertiban Wilayah”

Pembangunan wilayah tidak dapat dilepaskan dari komponen keamanan dan ketertiban wilayah. Stabilitas keamanan wilayah secara signifikan akan berpengaruh terhadap kelangsungan pembangunan wilayah. Berdasarkan hal tersebut, sebagai upaya mencapai visi pembangunan Kabupaten Bandung, maka penetapan misi meningkatkan keamanan dan ketetiban wilayah mutlak diperlukan. Beberapa upaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah antara lain dengan meminimalisasi terjadinya ancaman terhadap kemanan dan ketertiban masyarakat melalui peningkatan penegakan peraturan daerah, serta Meningkatkan peran serta masayrakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat melalui peningkatan pemahaman masyarakat tentang wawasan kebangsaan.

3.3 Telaahan Renstra SKPD BPBDBagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat

ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD BPBD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD BPBD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra SKPD BPBD.

TABEL 3.3Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap

Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

(T-IV.C.11)

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

80

Visi : “ Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Re-ligius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”

No

Misi dan Program KDH

dan Wakil KDH terpilih

Permasalahan Pelayanan SKPD

BPBD

Faktor

Penghambat Pendorong(1) (2) (3) (4) (5)1 Misi Ketiga:

“Mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar yang ter-padu dengan tata ruang wilayah serta memper-hatikan aspek kebencanaan”

Program :1. Program

perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial

- Penjabaran kebijakan/peraturan ketentuan Perundang-undangan kedalam kebijakan daerah tentang penyaluran bantuan sosial/material Perumahan

- Belum memadainya kinerja aparat dan kelembagaan penanggulangan bencana

- Keterbatasan kebijakan penanggulangan bencana di daerah terhadap penyaluran bantuan sosial akibat bencana alam/sosial.

- Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki sertifikat barang dan jasa dan keahlian teknis Penanggulangan Bencana (PB).

- Mengikutsertakan pegawai BPBD untuk mengikuti Diklat pengadaan barang dan jasa maupun penanggulangan bencana.

- Tingkat kesadaran masyarakat dan dunia usaha dalam berpartisipasi terhadap penanggulangan bencana

- Optimalisasi Koordinasi lintas sektor dan SKPD lainnya untuk mengalokasikan anggaran/program penanggulangan kebencanaan

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

81

(PB).2 Misi Keenam:

“Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup”Program :

1. Program Pengembangan data/informasi

- Luasnya cakupan wilayah penanganan penanggulangan kebencanaan dengan jenis potensi bencana yang beragam di wilayah Kabupaten Bandung.

- Basis data yang tidak termutakhirkan dan teradministrasi secara reguler.

- Keterbatasan peta wilayah rawan bencana yang menyebabkan terhambatnya pelaksanaan analisa kerusakan spasial

- Keterbatasan jaringan informasi dan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan kepada masyarakat.

- Masih tersebar dan belum terbangun Sistem informasi dan komunikasikebencanaan secara terpadu dan terintegrasi antara Pemerintah, Provinsi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung.

- Adanya keterbatasan sarana komunikasi di daerah sehingga menghambatkecepatan penyebaran arus data ke pusat, Provinsi maupun wilayah Kecamatan dan Kelurahan/Desa.

- Tersedianya Landasan hukum penyelenggaraan penanganan bencana dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana dan aturan-aturan turunannya yang terdiri dari Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran serta Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana.

- Peningkatan/penambahan jumlah Personil

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

82

(SDM) BPBD, anggaran, dan sarana/prasarana.

- Pesatnya perkembangan teknologi untuk menunjang kegiatan di bidang kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi risiko-risiko bencana

2. Program Perencanaan Pengembangan Kota-kota menengah dan besar.

3. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

- Belum optimalnya Koordinasi penilaian kerusakan dan kerugian serta perencanaan rehabilitasi danrekonstruksi yang terpusat oleh BPBD.

- Masih rendahnya kesadaran Masyarakat dan Dunia Usaha terhadap risiko bencana dan masih rendahnya pemahaman terhadap

- Belum memadainya kinerja aparat dan kelembagaan penanggulangan bencana, hal tersebut terkait dengan keterbatasan kapasitas dalam pelaksanaan tanggap darurat serta upaya rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pasca bencana.

- Belum terintegrasinya pengurangan risiko bencana dalamperencanaan pembangunan secara efektif dan komperhensif.

- Keterbatasan SDM tentang kesadaran, pemahaman dan pengetahuan pengurangan resiko bencana.

- Optimalisasi pelaksanaan kegiatan koordinasi lintas Pemerintah Daerah, SKPD/Dinas/Instansi dan lintas Anggaran maupun Program/Kegiatan.

- Peningkatan kegiatan diklat dan sosialisasi penanggulangan bencana (PB).

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

83

4. Program Penanganan Darurat Kebencanaan

5. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

6. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana

- Belum terintegrasinya penanganan tanggap darurat bencana.

- Belum optimalnya fasilitas penyaluran bantuan logistik/peralatan untuk kebutuhan korban bencana alam dan fasilitas publik mengenai rambu-rambu kebencanaan serta jalur evakuasi.

- Masih rendahnya kesadaran terhadap risiko bencana dan masih rendahnyapemahaman terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, meliputi rendahnyakesadaran terhadap upaya

- Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana/prasarana dan keterbatasan anggaran

- Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana/prasarana dan keterbatasan anggaran.

- Rendahnya tingkat kesadaran/partisipasi masyarakat dan dunia usaha terhadap penanggulangan bencana (PB).

- Terbentuknya kelembagaan BPBD.

- Adanya komitmen pendanaan yang lebih memadai dan fleksibel bagi penyelenggaraan penanggulangan bencana (on call dan contingensi).

- Tersedianya Landasan hukum Perka Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pedoman Komando Tanggap darurat bencana.

- Tersedianya Landasan hukum Perka BNPB Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan PB.

- Peningkatan pagu anggaran program/kegiatan.

- Peningkatan kegiatan diklat/sosialisasi/seminar/workshoppenanggulangan bencana (PB).

- Adanya nilai-nilai gotong royong

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

84

7. Program Pengendalian Banjir

pengurangan risiko bencana serta kesiapsiagaan dalammenghadapi bencana.

- Belum optimalnya fasilitasi koordinasi pengendalian pengurangan resiko banjir berupa bantuan fisik.

- Keterbatasan sarana/prasarana dan anggaran.

dan kebersamaan masih relatif kuat dipegangoleh masyarakat

- Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk ikut serta secara aktif dalam upaya penyelenggaraan penanganan bencana;

- Adanya sinkronisasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bercana bersama perangkat daerah (propinsi, kabupaten/kota)

- Adanya peran serta masyarakat, LSM baik lokal maupun nasional dalam penanggulangan bencana.

- Adanya komitmen dari Kepala Daerah terpilih dalam penyelenggaraan penangulangan bencana di Kabupaten Bandung

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

85

Tujuan dan Sasaran Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah

ditetapkan diatas, maka diperlukan kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi akan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah, baik urusan wajib maupun urusan pilihan, dalam mendukung pelaksanaan misi tersebut. Tujuan dan sasaran pada pelaksanaan masing-masing misi diuraikan sebagai berikut.

TABEL 3.4KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016-2021

VISI: “KABUPATEN BANDUNG YANG MEMILIKI SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS, PEREKONOMIAN YANG BERDAYA SAING, SERTA LINGKUNGAN

YANG LESTARI”

MISI TUJUAN SASARAN

Misi Ketiga:

“Mewujudkan pembangunan infrastruktur dasar yang terpadudengan tata ruang wilayah serta memperhatikan aspek kebencanaan”

Meningkatkan Ketersediaan dan kualitas Infrastruktur dasar yang tahan terhadap bencana serta mewujudkan keserasian pembangunan dengan tata ruang wilayah

1. Meningkatkan kesesuaian antara supply dan demand transportasi

2. Meningkatkan kualitas lingkungan dan pengelolaan infrastruktur sumber daya air

3. Mengembangkan serta meningkatkan kualitas kawasan permukiman

4. Optimalisasi sistem telekomunikasi dan informatika yang terpadu melalui pe-manfaatan teknologi dan komunikasi

5. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur listrik dan energi yang merata men-cakup seluruh wilayah

6. Meningkatkan efiektivitas perencanaan tata ruang

7. Meningkatkan efektivitas pemanfaatan ruang

8. Optimalisasi pengendalian pemanfaatan ruang

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

86

VISI: “KABUPATEN BANDUNG YANG MEMILIKI SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS, PEREKONOMIAN YANG BERDAYA SAING, SERTA LINGKUNGAN

YANG LESTARI”

MISI TUJUAN SASARAN

9. Meningkatkan resiliensi wilayah ter-hadap resiko bencana

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Sesuai dengan Perda Kabupaten Bandung Nomor 3 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Tahun 2007-2027, disebutkan bahwa maksud penyusunan RTRW adalah sebagai pedoman operasional dalam pengelolaan pembangunan yang mampu memadukan kepentingan sektor-sektor dan keseimbangan perkembangan antar wilayah berdasarkan daya dukung lingkungannya secara berkelanjutan melalui proses yang partisipatif. Sedangkan Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi kebijakan Pengembangan Sistem Kota-kota, Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Perkotaan, Pengembangan Kawasan Strategis

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

87

Nasional, Provinsi dan Kabupaten dan kebijakan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

Kebijakan Pengembangan Sistem Kota-kota meliputi pembangunan/ pengembangan infrastruktur sistem kota-kota dan pengembangan Sistem Kota – kota sesuai fungsi utamanya. Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis diantaranya adalah pengembangan kawasan strategis nasional Cekungan Bandung yang dilaksanakan melalui keterpaduan pengembangan wilayah secara regional. Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Wilayah diantaranya adalah kebijakan Pengembangan Sistem Prasarana Transportasi, yang meliputi : Pembangunan dan Pengembangan Sistem Jaringan Jalan, Pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal, dan Pengembangan Sarana Transportasi. Kebijakan lainnya adalah Pengembangan Sistem Drainase dan Kebijakan Pengembangan Jaringan Listrik dan Energi.

Strategi pengembangan tata ruang mikro wilayah diantaranya dengan peningkatan penyediaan jaringan transportasi wilayah yang menghubungkan antar simpul-simpul secara hirarkis untuk memperlancar distribusi barang dan jasa, memperkuat keterkaitan antar kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan karena. Secara geografis Kabupaten Bandung mempunyai potensi yang sangat besar terkait dengan fungsi dan peran Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat, sehingga perlu ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

3.5 Hubungan Antara Renstra Pd Kabupaten Bandung Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Hubungan Dokumen Renstra BPBD Kabupaten Bandung Tahun

2016 - 2021 dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016 - 2021 adalah Renstra

BPBD Kabupaten Bandung Tahun 2016 dan Renstra PD Kabupaten

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

88

Bandung yang merupakan salah satu dokumen teknis operasional dan

merupakan jabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016 - 2021 yang memuat visi, misi,

tujuan, sasaran, srategi, kebijakan rencana program 5 (lima) tahun

kedepan.

Perencanaan tersebut tetap mengedepankan koordinasi dan kerja

sama antara sesama Perangkat Daerah dimana tugas dan fungsinya saling

berkaitan satu dengan yang lainnya.

Gambar Bagan 3.1 Keterkaitan Dokumen Perencanaan

3.6 Penentuan Analisis Isu-isu StrategisBerdasarkan hasil identifikasi terhadap permasalahan-

permasalahan pembangunan diatas, maka pada subbab ini akan

dilakukan perumusan isu strategis pengembangan Kabupaten Bandung lima tahun kedepan. Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

89

pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dan masyarakat di masa depan. Apabila isu strategis tersebut tidak diantisipasi diprediksi akan menimbulkan kerugian yang besar dan/atau jika tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Perumusan isu strategis ini bersifat penting untuk dilakukan. Penentuan isu strategis SKPD BPBD Kabupaten Bandung dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut:1. Memiliki pengaruh yang besar atau signifikan terhadap

pencapaian sasaran pembangunan Nasional/Daerah;2. Merupakan tugas dan tanggung jawab SKPD BPBD;3. Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan

daerah;4. Merupakan kondisi/keadaan yang bersifat penting, mendasar,

dan mendesak;5. Memiliki dampak yang besar dan luas bagi daerah dan

masyarakat jika tidak segera ditangani;6. Merupakan permasalahan pembangunan jangka panjang; dan7. Memiliki kemungkinan atau kemudahan untuk dikelola.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi, dapat diperoleh beberapa isu strategis Perencanaan Pembangunan di bidang/aspek Penanggulangan Kebencanaan di wilayah Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Kualitas dan kuantitas SDM pelayanan publik dibidang Penanggulangan Bencana

2. Optimalisasi Pagu Anggaran Sektoral BPBD yang rasional dan proporsional

3. Peningkatan kualitas/kuantitas Sarana dan Prasarana Penang-gulangan Bencana

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021

90

4. Peningkatan kualitas Sistem Manajemen PRB yg didukung oleh RAD, PRB dan Rencana Kontijensi

5. pemetaan potensi kawasan rawan bencana berdasarkan cakupan wilayah, jenis bencana dan dampak bencana

6. Kemandiirian dan peran serta aktif masyarakat dan dunia us-aha didalam upaya pencegahan/ kesiapsiagaan (Pra bencana) serta adaptasi terhadap bencana

7. Peningkatan kualitas koordinasi dan pelaksanaan program/kegiatan baik lintas lembaga/intansi/SKPD, lintas program/kegiatan maupun Anggaran

8. Terbitnya regulasi/kebijakan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang SPM/SOP siklus penanggulangan keben-canaan (pra, saat dan pasca bencana).

9. Terdapatnya Kajian yang Komprehensif terhadap gambaran se-cara menyeluruhterhadap resiko bencana suatu daerah dengan menganalisis tingkat ancaman, tingkat kerugian dan kapasitas daerah/Kabupaten Bandung dalam bentuk tertulis dan Peta

10. Peningkatan Kualitas Sistem Manajemen Penanganan Tanggap Darurat Bencana di Kabupaten Bandung.

Reviu Rencana Strategis (RENSTRA) BPBD Kabupaten Bandung 2016-2021