UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8)...

84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN RESPONS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : RISCHA NUR FITRIYANA NIM : K4305040 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8)...

Page 1: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

(Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE

UNTUK MENINGKATKAN RESPONS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG

TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh :

RISCHA NUR FITRIYANA

NIM : K4305040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

(Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE

UNTUK MENINGKATKAN RESPONS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG

TAHUN AJARAN 2009/2010

OLEH:

RISCHA NUR FITRIYANA

NIM : K4305040

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Rischa Nur Fitriyana. THE APPLICATION OF MODEL COOPERATIVELEARNING TYPE TGT (Teams Games Tournament) OF USING PUZZLE TOIMPROVE THE STUDENT’S RESPONSE TO BIOLOGY LEARNING IN THEVII GRADERS OF SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG. Thesis, Surakarta:Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, October 2010.

The objective of research is to improve the student’s response to Biologylearning by applying the TGT (Teams Games Tournament) method of cooperativelearning using puzzle in the VII graders of SMP Negeri 1 Mojogedang.

This study belongs to a classroom action research with cycles. Each cycleconsists of 4 basic stages: planning, acting, observing and reflecting. The datacollection was done using observation, questionnaire and interview techniques.Data validity was tested using method triangulation technique. Technique ofanalyzing data employed was a qualitative descriptive analysis one.

The result of research showing that the increase in each indicator ofstudent’s response in biology learning has achieved the predetermined target. Thetarget for indicator of involvement in preparation activity, process and learningsustainability is 75%. Percentage gain of involvement in preparation activity,process and learning sustainability indicator is 77.5%. The target for indicator ofwillingness to initiate is 75%. Percentage gain of willingness to initiate indicatoris 77.5%. The target for indicator of work continuously or not stagnant in learningis 82.5%. Percentage gain of work continuously or not stagnant in learningindicator is 75%. The target for indicator of doing work without wasting time is75%. Percentage gain of doing work without wasting time indicator is 75%.

The conclusion that can be drawn is that the TGT (Teams GamesTournament) method of cooperative learning using puzzle can improve thestudent’s response in Biology learning. The research is stopped in the secondcycle considering that the target has been achieved.

Keywords: TGT (Teams Games Tournament) model of cooperative learning,puzzle, student’s response to Biology Learning

Page 6: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Rischa Nur Fitriyana. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE TGT (Teams Games Tournament) MENGGUNAKANPUZZLE UNTUK MENINGKATKAN RESPONS SISWA DALAM PROSESPEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1MOJOGEDANG. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Sebelas Maret, Oktober 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan respons siswa dalampembelajaran biologi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Teams Games Tournament) menggunakan puzzle pada siswa kelas VII C SMPNegeri 1 Mojogedang.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersiklus. Tiapsiklus terdiri dari 4 tahapan dasar yaitu perencanaan, tindakan, observasi, danrefleksi. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, angket, wawancara.Validitas data menggunakan teknik triangulasi yaitu triangulasi metode. Teknikanalisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Simpulan penelitian yang diperoleh adalah model pembelajarankooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) menggunakan puzzle dapatmeningkatkan respons siswa dalam pembelajaran biologi. Hal ini dilihat dari hasilpenelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan setiap indikator respons siswadalam pembelajaran biologi telah dapat mencapai target yang telah ditentukan.Target untuk indikator keterlibatan dalam kegiatan persiapan, proses dankelanjutan belajar adalah 75%. Presentase capaian indikator keterlibatan dalamkegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar sebesar 77,5%. Target untukindikator kemauan untuk berinisiatif adalah 75%. Presentase capaian indikatorkemauan untuk berinisiatif sebesar 75%. Target untuk indikator kemauan untukberkreasi adalah 75%. Presentase capaian indikator kemauan untuk berkreasi77,5%. Target untuk indikator terus bekerja atau tidak macet dalam pembelajaranadalah 75%. Presentase capaian indikator terus bekerja atau tidak macet dalampembelajaran sebesar 82,5%. Target untuk indikator melakukan pekerjaan tanpamembuang waktu adalah 75%. Presentase capaian indikator melakukan pekerjaantanpa membuang waktu sebesar 75%. Penelitian dihentikan pada siklus keduamengingat target telah tercapai.

Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams GamesTournament), Puzzle, Respons siswa dalam Pembelajaran Biologi.

Page 7: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap

(Q.S Alam Nasyrah: 6-8)

Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan

merasakan manisnya iman.

Yaitu bahwa Allah dan Rosul-Nya lebih ia cintai dari segalanya, mencintai

seseorang hanya karena Allah, takut kembali kepada kekafiran setelah Allah

menyelamatkan dari padanya, sebagaimana ia takut dilemparkan ke bara api

(HR Bukhari)

Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu, kamu berlepas diri terhadap apa

yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.

(Yunus:41)

Cara termudah untuk menjadi rata-rata adalah melakukan hal-hal yang umum.

Karena, cara-cara umum hanya akan menjadikan kita orang rata-rata, yang

hidupnya diperlakukan rata-rata. Tegaslah untuk melakukan yang baru, yang

menjadikan kita pribadi menonjol yang tidak pantas untuk diperlakukan rata-rata

(Penulis)

Page 8: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

Ibu, ibu dan ibuku tercinta yang senantiasa menyayangiku dan

mendoakanku. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang tak pernah

henti, uraian do’a yang terus mengalir, dan peluh keringat yang takkan

terbalas dengan apapun.

Terimakasih Ibu.

Bapakku tercinta, terimakasih atas semua do’a, jerih payah, dan nasihat-

nasihat yang tak terbalas yang selalu menjadi motivasiku

Adikku satu-satunya, Ahmad Faisal yang sangat aku banggakan,

terimakasih udah bantu Mbak, I love You Full

Bu Yayin dan Bu Retno terimakasih atas bimbingannya, arahan dan

nasihatnya

Eyang Putri, matur sembah nuwun eyang atas wejangan-wejangan dan

perhatian yang diberikan kepada Rischa selama ini

Pakde dan Budhe sekalian, yang senantiasa memberikan kasih sayang,

dukungan dan semangat

Sahabat-sahabatku SMA (Wulan, Ayda, Yuri). Zaman kita selalu berjuang

bersama, tertawa bersama, menangis bersama, I love U all

Sahabat sedari kecil, Novia terimakasih atas persahabatan dan

persaudaraan kita selama ini yang takkan luntur oleh waktu dan takkan

terhapus oleh perubahan

Sahabat seperjuangan Vita, Mbak danik, Mbak Ida makasih banget udah

bantuin aku nyelesaiin skripsi dan nemenin di ujian skripsiku

Hunnyku terimakasih atas supportnya, doanya dan kasih sayangnya

Teman-teman seperjuangan Biologi ’05, terima kasih atas

kebersamaannya selama ini.

Almamater

Page 9: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

”PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

(Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE UNTUK

MENINGKATKAN RESPONS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

BIOLOGI SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 MOJOGEDANG

TAHUN AJARAN 2009/2010” dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian

persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak

akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk

bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Dra. Muzayyinah, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan.

5. Dra. Sri Widoretno, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan.

6. Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Penguji yang telah memberikan

pengarahan

Page 10: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Prof. Dr. Rer. Nat Sadjidan, M.Si, selaku Sekretaris Penguji yang telah

memberikan arahan

8. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mojogedang yang telah memberikan ijin

untuk mengadakan penelitian.

9. Abdul Hamid, Spd., selaku guru mata pelajaran biologi kelas VII C yang

senantiasa membantu kelancaran penelitian dan kerja samanya.

10. Siswa siswi kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang.

11. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan support baik moral

maupun spriritual.

12. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah

membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis

Page 11: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN ABSTRAK v

HALAMAN MOTTO vi

HALAMAN PERSEMBAHAN vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

BAB II. LANDASAN TEORI 5

A. Tinjauan Pustaka 5

1. Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)

Menggunakan Puzzle

5

2. Respons 11

B. Kerangka Berpikir 15

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 16

A. Tempat dan Waktu Penelitian 16

1. Tempat Penelitian 16

2. Waktu Penelitian 16

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 17

C. Sumber Data 20

Page 12: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

D Teknik Pengumpulan Data 21

1. Observasi 21

2. Wawancara 21

3. Angket 22

.E Validitas Data 23

F Analis Data 24

G Prosedur Penelitian 25

BAB IV. HASIL PENELITIAN 31

A Deskripsi Lokasi Penelitian 31

B Deskripsi Permasalahan Penelitian 32

C Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 37

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 65

A. Simpulan 65

B. Implikasi 65

C. Saran 65

DAFTAR PUSTAKA 66

LAMPIRAN 68

Page 13: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria Penghargaan Tim 10

Tabel 2. Langkah-Langkah dalam Model Pembelajaran kooperatif

Tipe TGT

34

Tabel 3. Indikator dalam Observasi Respons Siswa 35

Tabel 4. Indikator Keberhasilan Tindakan 40

Tabel 5. Presentasi Hasil Obsevasi Prasiklus 46

Tabel 6. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada ObservasiRespons Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

47

Tabel 7. Persentase setiap Indikator pada Angket Respons

Siswa Siklus I

48

Tabel 8. Persentase setiap indikator pada Angket KepuasanPenggunaan TGT (Teams Games Tournament)Siklus I

57

Tabel 9. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada ObservasiRespons Siswa dalam Pembelajaran Siklus II

58

Tabel 10. Persentase setiap Indikator pada Angket Respons SiswaSiklus II

59

Tabel 11. Persentase setiap indikator pada Angket KepuasanPenggunaan Model TGT (Teams Games Tournament)Siklus II

64

Tabel 12. Persentase setiap Indikator pada observasi Respons Siswa 65

Tabel 13. Persentase setiap Indikator pada Angket Respons Siswa 67

Tabel 14. Persentase setiap Indikator pada Angket kepuasanpenggunaan TGT (Teams Games Tournament)setiap siklus.

Page 14: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Papan Puzzle 9

Gambar 2. Kerangka Berpikir 9

Gambar 3. Skema Triangulasi 14

Gambar 4. Skema prosedur penelitian 14

Gambar 5. Diagram persentase untuk tiap Indikator padaObservasi Partisipasi Siswa Setiap Siklus

20

Gambar 6. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada AngketPartisipasi Siswa Setiap Siklus

30

Gambar 7. Diagram Persentase Setiap Indikator Pada AngketKepuasan Siswa Terhadap penggunaan TGT(Teams Games Tournament).

31

Page 15: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. INSTRUMEN DAN HASIL PENELITIAN

Lampiran 1. Silabus 79

Lampiran 2. a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 81

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 85

Lampiran 3. a. Bahan Diskusi Kelompok Siklus 1 89

b. Bahan Diskusi Kelompok Siklus II 98

Lampiran 4. a. Hasil Observasi Respons Siswa Dalam PembelajaranBiologi Pra Siklus

b. Hasil Observasi Respons Siswa Dalam PembelajaranBiologi Siklus I

c. Hasil Observasi Respons Siswa Dalam PembelajaranBiologi Siklus II

110

112

114

Lampiran 5. Kisi-kisi dan Hasil Angket Respons Siswa DalamPembelajaran Biologi Pada Siklus 1 dan Siklus 2

116

Lampira 6. a. Hasil Test Kognitif Siklus I 126

b. Hasil Test Kognitif Siklus II 135

Lampiran 7. Kisi-kisi dan Angket Kepuasan TGT (Teams GamesTournament) Menggunakan Puzzle pada Siklus I danSiklus II

143

Lampiran 8. a. Hasil Wawancara dengan Guru Prasiklus 156

b. Pedoman Wawancara Guru 158

c. Hasil Wawancara dengan Guru 159

d. Pedoman Wawancara Siswa 162

e. Hasil Wawancara dengan Siswa 163

Page 16: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran 9. Daftar Nama Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1Mojogedang

165

Lampiran 10. Daftar Presensi Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1Mojogedang

166

Lampiran 11. Daftar Nama Kelompok Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1Mojogedang

167

Lampiran 12. Ringkasan Materi 168

Lampiran 13 Hasil Nilai Puzzle pada Siklus I 176

Lampiran 14 Hasil Nilai Puzzle pada Siklus II 177

LAMPIRAN B. DOKUMENTASI PENELITIAN

Lampiran 15. a. Dokumentasi Penelitian Pra Siklus 184

b. Dokumentasi Penelitian Siklus I 185

c. Dokumentasi Penelitian Siklus II 187

LAMPIRAN C. PERIJINAN

a. Surat Permohonan Observasi

b. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi

c. Surat Keputusan Ijin Penyusunan Skripsi

d. Surat Permohonan Research/Try Out

e. Surat Keterangan dari Kepala Sekolah SMP Negeri 1Mojogedang

189

190

191

192

193

Page 17: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa

di dalam maupun diluar kelas. Proses pembelajaran menggunakan berbagai

sumber belajar sebagai bahan kajian. Pembelajaran akan efektif jika komunikasi

antara guru dan siswa berlangsung dua arah. Pembelajaran yang dilakukan harus

lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student centered). Guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber informasi bagi

siswa namun berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Guru tidak

mendominasi kegiatan belajar tetapi menciptakan kondisi yang mendukung

pembelajaran. Guru juga memberikan motivasi serta bimbingan kepada siswa agar

siswa dapat meningkatkan respons terhadap pembelajaran dan mengembangkan

potensi yang dimiliki. Respons siswa dapat dilihat dari partisipasi siswa dan

kemauan siswa mengikuti pembelajaran dengan baik selama proses pembelajaran.

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi kelas VII C semester

genap di SMP Negeri I Mojogedang menunjukkan bahwa respons siswa masih

rendah. Hal tersebut tampak pada perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran,

yang ditandai dengan hal-hal sebagai berikut: 1) siswa yang mau terlibat dalam

kegiatan pembelajaran sebesar 62,5%; 2) siswa yang mau untuk berinisiatif

sebanyak 40,83%; 3) kemauan untuk berkreasi sebesar 0%; 4) siswa yang terus

bekerja atau tidak macet sebanyak 27,5%; 5) siswa yang memanfaatkan waktu

sebaik-baiknya sebesar 37,5%; 6) siswa senang bermain sendiri sebesar 24,17%,

antara lain siswa membuat pesawat-pesawatan dari kertas, siswa bermain rubik,

menggambar tokoh kartun idolanya dan membuat gulungan dari kertas untuk

dilempar-lemparkan kepada temannya. Hasil wawancara guru dan siswa kelas

VIIC menunjukkan bahwa dalam setiap pembelajaran biologi siswa kurang

merespons pembelajaran.

Page 18: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Respons atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran dapat diupayakan

dengan menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Guru harus mempunyai kemampuan dalam mengembangkan model pembelajaran

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Pembelajaran kooperatif akan membantu meningkatkan respons siswa

terhadap materi pelajaran yang dikarenakan adanya interaksi siswa didalam

kelompoknya dan juga interaksi dengan guru. Didalam setiap kelompok, siswa

yang berkemampuan lebih tinggi akan membantu proses pemahaman bagi siswa

yang berkemampuan sedang dan siswa yang berkemampuan rendah. Siswa yang

berkemampuan sedang dan siswa yang berkemampuan rendah akan dapat segera

menyesuaikan dalam proses pemahaman materi. Interaksi dalam setiap kelompok

akan dapat berjalan baik jika setiap kelompok memiliki kemampuan yang

heterogen.

Model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi di SMP Negeri

1 Mojogedang yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams

Games Tournament). TGT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang

pelaksanaannya dibagi menjadi empat tahap pembelajaran, yaitu presentasi kelas

(penyampaian materi), belajar tim (diskusi kelompok), permainan atau turnamen,

dan penghargaan tim. Dalam observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa

banyak siswa yang bermain, antara lain menbuat pesawat-pesawatan dari kertas,

bermain rubik ataupun membuat gulungan-gulungan dari kertas untuk

dilemparkan kepada temannya tetapi tidak menunjang pada materi, untuk itu

dipilih model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai solusi karena didalamnya

terdapat tahap pembelajaran berupa permainan, sehingga siswa tetap dapat

bermain namun mengarah pada materi pembelajaran. Sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

Pada penelitian ini menggunakan puzzle yang dirancang untuk proses

pembelajaran biologi. Kartu puzzle didesain untuk menguji pengetahuan yang

dicapai siswa dan disusun dalam bentuk kata-kata yang berkaitan dengan materi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan judul penelitian

sebagai berikut: “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Page 19: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

TIPE TGT (Teams Games Tournament) MENGGUNAKAN PUZZLE

UNTUK MENINGKATKAN RESPONS SISWA DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1

MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2009/2010

B. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah, maka permasalahan yang menjadi

pokok penelitian dapat dirumuskan yaitu apakah model pembelajaran kooperatif

tipe TGT dengan menggunakan puzzle dapat meningkatkan respons siswa dalam

pembelajaran biologi kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang tahun ajaran

2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan respons siswa dalam

pembelajaran biologi kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang tahun ajaran

2009/2010

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Guru:

Menyajikan sebuah pilihan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang

dapat diatasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

(Teams Games Tournament) dengan menggunakan puzzle.

Memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi,

khususnya terkait dengan respons siswa.

2. Siswa

Memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan

menggunakan puzzle sebagai perangsang munculnya keberanian bertanya dan

menyampaikan pendapat.

Page 20: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih

termotivasi dalam belajar.

3. Sekolah

Menyusun program peningkatan kualitas pembelajaran biologi pada tahap

berikutnya.

Page 21: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)

Menggunakan Puzzle

Penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Model

kooperatif tipe TGT dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan Keith

Edward (Slavin, 2008: 13).

Pembelajaran kooperatif menurut Nurhadi (2004: 112) berpendapat bahwa

”Pembelajaran kooperatif (Cooperatif learning) adalah pembelajaran yang

berfokus pada penggunaaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling

kerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam

pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman

dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Etin Solihatin dan Raharjo

(2008:4) mengemukakan bahwa ”Cooperative Learning adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur

kelompoknya yang bersifat heterogen”.

Menurut Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan (2007: 35) menyatakan bahwa

“Cooperative learning is grounded in the belief that learning is most effective

when student are actively involved in sharing ideas and work cooperatively to

complete academic tasks”. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu alasan yang

dapat dipercaya bahwa pembelajaran tersebut sangat efektif ketika siswa terlibat

aktif dalam bertukar pendapat dan bekerjasama untuk menyelesaikan tugas

akademiknya secara lengkap.

Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2004: 31) mengatakan bahwa

tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai

Page 22: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan

yaitu:

a. Saling Ketergantungan Positif

Dalam bekerja kelompok setiap anggota bertanggung jawab untuk

menyelesaikan tugasnya agar yang lain bisa berhasil sehingga guru harus

menciptakan suasana yang mendorong agar siswa saling membutuhkan.

Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang disebut saling ketergantungan

positif.

b. Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Dalam

cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk

melakukan yang terbaik karena penilaian dilakukan secara sendiri dan kelompok.

Nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga

keadilan, setiap anggota menyumbangkan poin di atas nilai rata-rata mereka. Ini

berarti setiap siswa berprestasi tinggi atau rendah, mempunyai kesempatan untuk

memberikan kontribusi. Siswa yang berprestasi tinggi tidak merasa dirugikan

karena nilai yang disumbangkan adalah sisa dari nilai rata-ratanya. Sedang siswa

yang berprestasi kurang akan terpacu untuk meningkatkan kontribusi mereka

sehingga dapat menaikkan nilai pribadi mereka sendiri.

c. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan keuntungan bagi anggota

kelompok karena siswa akan memperoleh sumber belajar yang bervariasi.

d. Komunikasi antar Anggota

Pembelajaran kooperatif membutuhkan suatu komunikasi yang efektif dan

positif tanpa menyinggung perasaan anggota yang lain. Komunikasi yang baik

antar anggota sangat diharapkan demi tercapainya tujuan bersama.

e. Evaluasi Proses Kelompok

Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Page 23: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Menurut Mohamad Nur (2005: 40) model pembelajaran kooperatif tipe

TGT adalah teknik pembelajaran yang sama seperti STAD dalam setiap tahap

pembelajarannya kecuali dalam satu tahap yaitu sebagai ganti kuis dan sistem

skor perbaikan individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik.

Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain

yang setara dalam kinerja akademik mereka yang lalu.

TGT adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mudah

diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,

melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran

kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping

menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan

belajar.

Menurut Fengfeng Ke dan Barbara Grabowski (2007: 257) menyatakan

bahwa “TGT cooperation is more effective than interpersonal competition in

facilitating positive maths attitudes, but not in promoting maths performance.”

Pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat efektif untuk bersaing antar individu dan

juga untuk memudahkan siswa berpikir positif dalam matematika tetapi tidak

dalam mempromosikan pembelajaran matematika.

TGT memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lainnya karena

mudah divariasikan dengan berbagai media pembelajaran. Kelebihan dari TGT

yang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri, kekompakan hubungan antar

anggota kelompok, waktu kegiatan belajar mengajar lebih singkat dan keterlibatan

siswa lebih optimal.

Menurut Slavin (2008: 166) komponen utama dalam pembelajaran TGT

adalah:

a. Presentasi Kelas

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian

kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah,

diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar

memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan

Page 24: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game

karena skor game akan menentukan skor kelompok.

b. Kelompok (teams)

Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya

heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi

kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan

lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik

dan optimal pada saat game. Setelah presentasi kelas, kegiatan kelompok adalah

diskusi antar anggota, saling membandingkan jawaban, memeriksa dan

mengoreksi kesalahan konsep anggota kelompok.

Kelompok merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran TGT.

Selama belajar dalam kelompok masing-masing siswa bertugas untuk

mempelajari lembar kerja yang diberikan oleh guru dan saling membantu apabila

ada teman sekelompoknya yang belum menguasai materi pelajaran. Diskusi ini

meningkatkan komunikasi dua arah antar siswa dan guru.

c. Permainan (games) puzzle

Game yang digunakan dalam penelitian ini adalah puzzle. Puzzle berasal

dari bahasa Perancis kuno Apose, yang berarti membingungkan (Anonim,

2010:1). Puzzle merupakan permainan edukatif dengan sistem bongkar pasang

tujuannya menggabungkan beberapa potongan-potongan atau bentuk. Permainan

ini dirancang untuk mengembangkan kemampuan siswa belajar sejumlah

keterampilan. Misalnya melatih motorik halus, melatih ketrampilan kognitif,

dengan bermain puzzle siswa akan mencoba memecahkan masalah. Puzzle dapat

dimainkan perseorangan atau kelompok dengan mengumpulkan poin berdasarkan

kepingan puzzle yang dapat disusun dengan benar dan tepat pada kotak kosong

yang telah disediakan. Permainan yang dilakukan oleh siswa secara kelompok

akan meningkatkan interaksi sosial anak. Dalam kelompok anak akan saling

menghargai, saling membantu dan berdiskusi satu sama lain.

Bermain puzzle seperti sedang mengikuti acara kuis tebak kata berhadiah

oleh karena itu saat permainan berlangsung suasana diusahakan kondusif dan

semenarik mungkin. Supaya dapat menyusun dengan benar, diperlukan koordinasi

Page 25: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dan kerja sama kelompok sehingga kontribusi individu sangat menentukan

keberhasilan tim. Penguasaan materi pelajaran dan partisipasi siswa merupakan

modal untuk bertanding. Penguasaan materi yang luas dapat membantu siswa

menyusun kepingan puzzle dengan benar. Suasana yang menarik atau

menyenangkan menyebabkan siswa bersemangat dan dapat berpartisipasi secara

optimal.

Manfaat penggunaan media puzzle:

1) Meningkatkan keterampilan kognitif

Keterampilan kognitif (cognitive skill) berkaitan dengan kemampuan

untuk belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang

menarik, dengan bermain puzzle siswa akan mencoba memecahkan

masalah.

2) Meningkatkan keterampilan motorik halus

Keterampilan motorik halus (fine motor skill) berkaitan dengan

kemampuan siswa menggunakan otot-otot kecilnya khususnya tangan dan

jari-jari tangan. Dengan bermain puzzle tanpa disadari siswa akan belajar

secara aktif menggunakan jari-jari tangannya. Supaya puzzle dapat

tersusun membentuk bagian-bagian puzzle harus disusun secara hati-hati.

3) Meningkatkan Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dengan

orang lain. Puzzle yang dilakukan oleh siswa secara kelompok akan

meningkatkan interaksi sosial siswa. Dalam kelompok siswa akan saling

menghargai, saling membantu dan berdiskusi satu sama lain.

Sry (2010: 1)

Adapun konsep bermain sambil belajar seringkali disalahkan oleh orang

tua. Orang tua sering berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan

menjadikan anak malas bekerja dan bodoh. Pendapat itu kurang bijaksana,karena

beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa perminan sangat besar pengaruhnya

terhadap perkembangan jiwa anak.

Penggunaan puzzle diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan

respons siswa. Belajar sambil bermain tidak selalu berakibat buruk pada prestasi

Page 26: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

belajar siswa karena penyajian materi melibatkan siswa agar aktif dalam belajar

dan bermain bersama kelompoknya sehingga memberikan kontribusi pada

peningkatan respons siswa dalam belajar biologi. Contoh papan puzzle seperti

pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema papan puzzle

Penguasaan materi pelajaran merupakan modal untuk bertanding dalam

permainan ini. Dengan penguasaan materi yang luas siswa dapat menyusun kartu-

kartu puzzle dengan mudah. Adanya suasana yang menarik atau menyenangkan

menyebabkan para siswa bersemangat dan memacu mereka untuk melakukan

yang terbaik.

d. Tournament

Tournament adalah saat dimana permainan berlangsung dan

dilaksanakan setelah guru memberikan presentasi kelas dan setiap tim telah

mencoba permainan. Dalam tournament masing-masing siswa mewakili tim yang

berbeda dan memainkan puzzle. Setelah tournament selesai maka dilakukan

penilaian dan penghargaan.

Page 27: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

e. Penghargaan Tim

Menurut Slavin (2008: 175) berdasarkan skor rata–rata tim maka terdapat

tiga kriteria penghargaan tim yaitu tim baik, tim sangat baik, dan tim super.

Kriteria penghargaan seperti Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria penghargaan timKriteria (rata – rata tim ) Penghargaan

404550

Tim baikTim sangat baikTim super

(Slavin, 2008: 175)

Tim yang mendapat nilai tertinggi diberikan reinforcement atau

penghargaan. Belajar mengajar menggunakan TGT, meskipun dilakukan secara

berkelompok namun prestasi belajar yang diukur merupakan prestasi belajar

individu. Dengan model pembelajaran ini siswa akan terpacu untuk lebih siap

belajar. Selain itu, guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang memantau

kegiatan masing-masing kelompok, sehingga setiap siswa dalam kelompok dapat

belajar dengan sungguh-sungguh.

2. Respons

a. Pengertian Respons

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:709), ”respons adalah

reaksi, tanggapan, sambutan, jawaban.”. Jadi respons siswa dapat merupakan

reaksi, tanggapan, sambutan, jawaban dari siswa. Sedangkan, ”merespon diartikan

menanggapi, memberi jawaban, menyikapi, menyambut”.

Suhaenah Suparno (2001:10) menyatakan bahwa ”Memberi respons

merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang meliputi proses memaksa diri

sendiri untuk berpartisipasi serta kemauan untuk mengikuti aturan-aturan”.

Keinginan untuk merespons bukan disebabkan oleh adanya rasa takut akan

hukuman, melainkan merupakan kegiatan untuk melakukan sesuatu secara suka

rela. Kegiatan yang dilakukan atas dasar sukarela, misalnya mempraktekan cara

hidup sehat, ikut dalam kegiatan penelitian, mempraktekan kegiatan hobi dan lain

sebagainya.

Page 28: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Dari pengertian tersebut maka dapat diambil dua aspek utama dalam

respons, yaitu proses memaksa diri sendiri untuk berpartisipasi dan kemauan

untuk mengikuti aturan–aturan yang berlaku. Pada aspek pertama berupa

partisipasi dijabarkan menjadi tiga unsur yang terkandung didalamnya berupa

keterlibatan anggota dalam segala kegiatan yang dilaksanakan, kemauan untuk

berinisiatif dan berkreasi. Sedangkan aspek yang kedua kemauan untuk mengikuti

aturan – aturan terkandung dua unsur berupa senantiasa bekerja atau tidak macet

dan melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu.

b. Jenis – jenis Respons

Menurut James Popham dalam Amirul Hadi (1992:31) merespon sudah

lebih dari hanya memperhatikan fenomena. Siswa sudah memiliki motivasi yang

cukup sehingga bukan saja mau memperhatikan melainkan sudah memberikan

respon. Tingkatan-tingkatan respons yaitu:

1) Respons terbimbing adalah perbuatan individu yang dapat diamati, terjadi

dengan bimbingan orang lain

2) Respons mekanistis. Pada taraf ini siswa sudah yakinakan kemampuannya dan

sedikit banyak terampil melakukan suatu perbuatan. Sudah terbentuk kebiasaan

dalam dirinya untuk berespons sesuai dengan jenis-jenis perancang dan situasi

yang dihadapi.

3) Respons kompleks. Pada taraf ini individu dapat melakukan perbuatan motoris

yang boleh dianggap kompleks, karena pada gerakan yang dituntut sudah

kompleks.

c. Unsur – unsur Respons

Suryosubroto (2002:280) menyatakan bahwa “Unsur–unsur dalam

partisipasi meliputi keterlibatan anggota dalam segala kegiatan yang dilaksanakan

oleh organisasi dan kemauan anggota untuk berinisiatif serta berkreasi dalam

kegiatan–kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi”. Keinginan untuk merespons

bukan disebabkan oleh adanya rasa takut akan hukuman, melainkan merupakan

kegiatan untuk melakukan sesuatu secara sukarela. Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan atas dasar suka rela, misalnya mempraktekkan cara hidup sehat, ikut

dalam kegiatan penelitian, mempraktekkan kegiatan hobi dan lain sebagainya.

Page 29: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Respons siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru bisa meliputi berbagai

bentuk perhatian, proses internal terhadap kegiatan belajar seperti memecahkan

masalah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, menilai kemampuan

dirinya dalam menguasai informasi yang diberikan oleh guru dan lain-lain. Dalam

proses belajar mengajar banyak kegiatan belajar siswa yang dapat ditempuh

mengenai respons fisik (motorik) disamping respons intelektual. Respons-respons

inilah yang harus ditumbuhkan pada diri siswa dalam kegiatan belajarnya.

Suharsimi Arikunto (1992:68) menyatakan bahwa ”aspek kemauan

untuk mengikuti aturan–aturan meliputi kegiatan untuk senantiasa bekerja atau

tidak macet dan melakukan pekerjaan tanpa membuang–buang waktu”.

Tanggapan siswa terhadap interaksi pembelajaran dapat berkembang dalam tiga

kemungkinan yaitu menerima, acuh tak acuh, dan menolak Sikap menerima akan

menimbulkan perilaku seperti diam penuh perhatian, ikut berpartisipasi aktif, dan

mungkin akan bertanya karena kurang jelas. Sikap acuh tak acuh tercermin dalam

perilaku yang setengah-setengah diantara sikap yang pertama dan ketiga.

Sedangkan sikap menolak nampak pada perilaku negatif misalnya bermain

sendiri, mengalihkan perhatian kelas, dan mengganggu teman yang lain.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran dapat ditunjukkan dengan keikutsertaan

dan partisipasi siswa dalam segala kegiatan yang dilaksanakan selama proses

pembelajaran berlangsung. Kemauan siswa untuk berinisiatif dalam pembelajaran

ditunjukkan dengan kegiatan memecahkan masalah yang dihadapai para siswa

dalam kegiatan diskusi, sedangkan kemauan siswa untuk berkreasi ditunjukkan

dengan pertanyaan–pertanyaan yang diajukan oleh para siswa dalam

pembelajaran.

B. Kerangka Pemikiran

Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas VII C SMP Negeri 1

Mojogedang tahun ajaran 2009/2010 selama observasi dapat diketahui bahwa

respons siswa sangat kurang sehingga pembelajaran biologi masih rendah dengan

input siswa kurang tanggap dalam pembelajaran. Hal ini ditandai dengan sering

bermain sendiri dan kadang mengganggu teman yang lain, keterlibatan siswa

Page 30: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang, siswa jarang mempunyai inisiatif

bertanya pada guru ataupun menjawab pertanyaan guru dengan sukarela dan

kurangnya diskusi antar siswa dalam kelompok maupun antar kelompok, sehingga

siswa lebih dominan bersikap pasif dalam proses belajar mengajar, siswa

cenderung kurang mandiri dalam mengerjakan sesuatu yang diperintahkan oleh

guru. Selain hal tersebut juga kurangnya stimulus pembelajaran yang diberikan

guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk melibatkan keikutsertaan atau

partisipasi siswa dalam pembelajaran dan kurang bervariasinya model

pembelajaran yang digunakan.

Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor eksternal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah pemilihan

model pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga mampu meningkatkan daya

serap siswa. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat menentukan

keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep materi tertentu. Model

pembelajaran yang baik merupakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan

materi yang disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia serta tujuan

pembelajarannya sehingga dapat terlihat apakah model yang diterapkan efektif.

Mengingat kelemahan pembelajaran konvensional yang berpusat pada

aktivitas guru, tanpa melibatkan siswa maka diperlukan pembelajaran yang dapat

meningkatkan respons siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar. Model

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah

model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)

menggunakan puzzle yang mampu meningkatkan respons siswa. Pembelajaran

kooperatif memiliki keunggulan yaitu siswa dituntut aktif dalam proses belajar,

serta dapat belajar sesuai kemampuan dan kecepatan yang dimiliki. Pada

pembelajaran ini, belajar dapat dilakukan sambil bermain. TGT ini dilaksanakan

melalui 4 tahap yaitu presentasi guru, tim (diskusi kelompok), tournament/

permainan serta penghargaan tim. Sehingga dalam penyajian materi melibatkan

siswa aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya sehingga mampu

memberi kontribusi pada peningkatan respons siswa.

Page 31: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Penggunaan puzzle menjadikan kegiatan belajar lebih menarik dan tidak

membosankan. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dengan menggunakan puzzle akan lebih meningkatkan respons siswa daripada

model pembelajaran konvensional yang cenderung berpusat pada guru tanpa

melibatkan partisipasi siswa. Kerangka pemikiran seperti Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka Berpikir

MASALAH Respons siswa kurang Siswa cenderung bersifat pasif Siswa kebanyakan tidak mau

menjawab pertanyaan dari guru Siswa sibuk bermain sendiri siswa kurang memperhatikan

penjelasan dari guru

PENYEBAB Pembelajaran yang

digunakan kurangbervariasi

Media yang digunakanbelum optimal

TARGET Respons siswa meningkat

MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE TGT

MENGGUNAKAN PUZZLE

PROSEDUR1. Presentasi2. Tim(diskusi kelompok)3. Permainan menggunakan permainan

puzzle4. Turnament antar tim5. Penghargaan tim

SOLUSI

Page 32: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1

Mojogedang Karanganyar tahun ajaran 2009/ 2010.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2009/2010 dimulai pada bulan Nopember 2009-Agustus 2010. Pelaksanaan

rencana kegiatan penelitian ini dilakukan secara bertahap, dengan tahap-tahap

sebagai berikut :

a. Bulan Nopember 2009–April 2010 : tahap persiapan meliputi pengajuan

observasi di kelas, pengajuan judul skripsi,, penyusunan proposal, seminar

proposal, perijinan penelitian, survei sekolah yang bersangkutan dan

konsultasi instrumen penelitian.

b. Bulan April–Juni 2010 : tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang

dilaksanakan di lapangan yang meliputi uji instrumen penelitian dan

pengambilan data.

c. Bulan Juni 2010–selesai : tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan

penyusunan laporan.

Page 33: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

No KegiatanTahun 2009 Tahun 2010

Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nop

1. Persiapan

a. Observasi xxxx

b. Identifikasi

Masalah

xxxx

c. Penentuan

Tindakan

xxxx

d. Pengajuan Judul xx--

e. Penyusunan

Proposal

--xx xxxx xxx-

f. Pengajuan Izin

Penelitian

---x

2. Pelaksanaan

a.Seminar

Proposal

x-

b.Pengumpulan

Data Penelitian

-

xxx

xx-

3. Penyusunan

Laporan

Penulisan Laporan --xx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research), karena bertujuan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelas

dan atau meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas, sehingga

solusinya dibuat berdasarkan kajian teori pembelajaran. Penelitian tindakan kelas

terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan. Yaitu

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi

(reflecting). Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu tahapan pra PTK.

Tahap perencanaan mencakup persiapan segala keperluan pelaksanaan

PTK, mulai dari materi ajar, rencana pengajaran termasuk di dalamnya metode

mengajar, media dan teknik atau instrumen observasi. Adapun solusi untuk

mengatasi permasalahan adalah tindakan berupa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dilengkapi dengan puzzle untuk

Page 34: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran biologi. Pelaksanaan tindakan

tersebut dilakukan dengan cara berkolaborasi bersama guru mata pelajaran yang

bersangkutan.

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari semua perencanaan

yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan menggunakan puzzle.

1. Alat dan Bahan:

a. Papan puzzle yang dibuat dari styrofoam

b. Beberapa kotak yang berisi kata-kata yang harus disusun sesuai dengan

tempatnya.

2. Cara Bermain:

a. Permainan dilakukan oleh 5 orang pemain pada setiap tim, yaitu semua

pemain memainkannya secara bekerjasama.

b. Setiap kelompok mendapatkan papan puzzle yang berbeda dengan

kelompok lainnya. Satu papan puzzle satu judul.

c. Masing-masing siswa mulai memasangkan kepingan-kepingan kartu

puzzle, siswa harus bekerjasama dengan anggota kelompoknya sehingga

selain benar letakkanya, waktu yang mereka butuhkan juga diusahakan

seminimal mungkin

d. Setiap anak yang dapat menyusun kata dengan benar maka akan mendapat

poin sesuai dengan banyak kepingan kartu yang mereka susun

e. Pada akhir permainan yang menang sebagai juara atau pemenang adalah

pemain yang mempunyai skor tertinggi.

f. Pemain dengan poin tertinggi dari tim yang poin rata-ratanya tertinggi

berhak maju ke final dan selanjutnya memainkan puzzle yang dibuat oleh

guru dan pemenangnya akan membawa kemenangan pula pada timnya.

Pelaksana dari tindakan adalah guru dan proses jalannya tindakan

diamati oleh peneliti. Fase - fase pelaksanaan pembelajaran TGT (Teams Games

Tournaments) untuk waktu 160 menit dan 40 siswa dengan 8 kelompok yang

terdiri dari 5 anggota yang bersifat heterogen. Langkah-langkah dalam

pembelajaran TGT tiap pertemuan yaitu:

Page 35: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Pertemuan pertama untuk presentasi kelas, materi pelajaran di sampaikan

melalui pengajaran secara langsung. Guru menyampaikan materi ciri-ciri makhluk

hidup dan menekankan pada apa yang akan di pelajari oleh siswa. Hal ini di

lakukan untuk mendorong siswa supaya lebih siap belajar dalam mempelajari

materi yang di pelajari. Presentasi kelas dalam TGT berbeda dengan pengajaran

biasa karena dituntut adanya perhatian siswa yang lebih, karena apa yang akan di

pelajarinya akan di terapkan dalam kuis dan skor kuis mereka akan membedakan

skor kelompoknya. Pada fase ini dibatasi waktu 40 menit. Kemudian dilanjutkan

dengan kegiatan kelompok yang berupa diskusi. Siswa harus aktif bertanya baik

kepada teman sekelompok maupun kepada guru untuk materi yang belum jelas,

karena bahan diskusi ini nantinya dijadikan bahan dalam permainan. Fase ini

diberi waktu 40 menit.

Pertemuan kedua yaitu permainan dan tournament, dimana pada tahap ini

menggunakan puzzle yang di buat peneliti. Siswa bertugas menyusun kepingan-

kepingan puzzle tersebut secara benar. Permainan diberi waktu 60 menit. Siswa

dikelompokkan dalam 8 kelompok masing–masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

Tiap–tiap kelompok telah dipersiapkan papan puzzle yang terbuat dari styrofoam

seperti yang sudah dijelaskan. Kepingan puzzle yang akan mereka susun sesuai

dengan nama kelompoknya, setiap kelompok satu dengan yang lain tidak sama.

Pada tiap kelompok yang terdiri dari 5 orang. Permainan dilakukan selama 60

menit, siswa dengan poin tertinggi berhak mewakili kelompoknya ke babak

berikutnya. Demikian seterusnya sampai ada satu tim yang memperoleh poin

tertinggi. Tim dengan poin tertinggi berhak mendapat penghargaan baik dari guru

maupun tim lainnya. Pada akhir pertemuan, siswa dibantu oleh guru

menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Data yang dikumpulkan melalui observasi, angket dan wawancara terhadap guru

maupun siswa. Fokus yang mendapat perhatian khusus untuk diamati adalah

respons siswa dalam pembelajaran TGT menggunakan puzzle dan keterlaksanaan

sintaks pembelajaran TGT menggunakan puzzle tersebut.

Page 36: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan dan memproses data yang diperoleh dari pengamatan. Refleksi

dilakukan guru dan peneliti untuk menganalisis proses, hambatan, kelebihan dan

kekurangan dari tindakan yang dilaksanakan sehingga dapat menjadi

pertimbangan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan untuk

langkah selanjutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas ini adalah unsur yang

membentuk sebuah siklus. Siklus ini dapat diikuti oleh siklus-siklus lain secara

berkesinambungan. Siklus berikutnya dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang

kurang berhasil pada siklus sebelumnya.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di

lapangan. Kenyataan yang dimaksud adalah proses pembelajaran biologi sebelum

dan sesudah diberi tindakan berupa penerapan TGT dengan menggunakan puzzle.

C. Sumber Data

Ada tiga sumber data penting yang disajikan sebagai sasaran

penggambilan dan pengumpulan data serta informasi penelitian ini. Sumber data

tersebut meliputi:

1. Informan, meliputi: guru biologi dan siswa kelas VII C SMP Negeri 1

Mojogedang.

2. Tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data penelitian, yakni berbagai

kegiatan pembelajaran biologi yang berlangsung di dalam kelas yang dialami

oleh siswa dengan pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) disertai

media puzzle.

3. Dokumentasi atau arsip, yang berupa kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan

pembelajaran, buku pelajaran biologi kelas VII semester I, buku penilaian dan

hasil observasi yang telah dilakukan.

Page 37: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulakan data meliputi pengamatan/

observasi, wawancara, dan angket yang masing-masing secara singkat diuraikan

sebagai berikut:

1. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat respons siswa

dalam mengikuti pelajaran. Respons siswa dapat dilihat dari 2 aspek yaitu

aspek berpartisipasi/ keterlibatan siswa (siswa aktif) dan mengikuti aturan-

aturan (tertib) yang kemudian dijabarkan dalam 5 indikator yaitu keterlibatan

dalam segala kegiatan, kemauan untuk berinisiatif, kemauan untuk berkreasi,

terus bekerja atau tidak macet, melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu.

Pengamatan dilakukan oleh tiga orang pengamat (observer) yang

berada di belakang. Dalam posisi tersebut, observer dapat lebih leluasa

melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar di kelas.

Observasi yang dilakukan adalah observasi sistematik dimana telah

dirancang bentuk instrumen pengamatan yang akan dilakukan didalam proses

pembelajaran beserta aspek-aspek yang diteliti. Penyusunan aspek-aspek yang

diteliti membantu memfokuskan apa yang akan diteliti. Rancangan ini

dituangkan dalam bentuk lembar observasi tertulis. Pengisian dilakukan

dengan membubuhkan cek (√) pada pilihan yang tepat.

2. Wawancara atau Diskusi

Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dasar hasil pengamatan

dikelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. Dalam kegiatan

diskusi itu, dilakukan hal-hal seagai berikut:

a. Meminta pendapat guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, yang

antara lain adalah mengungkap kelebihan dan kekurangan serta

permasalah lain yang bersangkut paut dengan kegiatan itu.

b. Mengemukakan catatan terhadap hasil pengamatannya terhadap KBM

yang dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian, mengemukakan segi-

segi kelebihan dan kekurangan.

Page 38: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

c. Mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan bersama untuk

menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan guru dalam

kegiatan pembelajaran biologi. Dengan kata lain pada setiap kegiatan

diskusi disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya

untuk meningkatkan keefektifan penerapan TGT menggunakan puzzle.

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas dan dilakukan

secara informal kepada guru dan siswa yang dianggap mewakili. Waktu dan

tempat wawancara tidak ditentukan secara mendetail tetapi dilakukan pada

saat yang dianggap tepat. Wawancara dilakukan berulang kali untuk

mendapatkan masukan dalam setiap pembelajaran selanjutnya.

3. Angket

Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah

angket respons dan angket kepuasan penerapan TGT. Pada angket respons

aspek–aspek atau indikator yang ada didalamnya antara lain keterlibatan

dalam segala kegiatan, kemauan untuk berinisiatif, kemauan untuk berkreasi,

terus bekerja atau tidak macet, dan melakukan pekerjaan tanpa membuang

waktu. Sedangkan indikator pada angket kepuasan penerapan TGT antara lain

kecocokan, kesesuaian, keefisienan, dan keefektifan penggunaan TGT.

Angket diberikan pada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang

berkaitan dengan proses belajar mengajar. Dengan menganalisis informasi

yang diperoleh dari angket tersebut dapat diketahui peningkatan proses atau

kegiatan pembelajaran sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan

respons siswa dalam proses pembelajaran biologi.

Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung yang sekaligus

menyediakan alternatif jawaban. Menurut Nana Sudjana (1991:80-81) skala

sikap yang digunakan adalah skala Likert. Responden/ siswa memberikan

jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.

Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang

mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat ukur ini berisi kisi-kisi angket.

Konsep selanjutnya dijabarkan dalam variabel dan indikator yang disesuaikan

dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini

digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket. Penyusunan

Page 39: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.

Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih salah satu alternatif

jawaban yang telah disediakan.

Dengan melihat dan mempertimbangkan hasil observasi awal dan

capaian prosentase awal dari angket penelitian yang diberikan pada subyek

penelitian, maka dalam penelitian yang dilakukan ini dapat dikatakan berhasil

atau tercapai tujuan yang diharapkan, apabila masing-masing indikator yang

diukur sudah mencapai target yang telah ditetapkan.

E. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dijadikan

dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk

menjaga validitas data dalam penelitian yaitu teknik triangulasi.

Menurut Lexy Moleong (2007: 178), ”Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.”

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian adalah triangulasi metode.

Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi

dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi,

angket dan wawancara dengan sumber datanya adalah siswa dan guru.

Skema triangulasi metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Skema Trianggulasi

Sumber H.B Sutopo (2002:81)

Observasi

Sumber DataWawancaraData

Angket

Page 40: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

F. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Analisis ini dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini berupa uraian deskriptif tentang perkembangan proses

pembelajaran, yakni respons siswa dalam proses pembelajaran biologi,

pengalaman dan permasalahan yang dihadapi guru dan siswa, strategi

pembelajaran yang diberikan guru, sikap dan motivasi guru setelah penelitian

berlangsung dan sebagainya.

Teknik analisis ini mengacu pada model analisis Miles dan Huberman

(1992:16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen yaitu:

1. Reduksi data yaitu meliputi penyelesaian data melalui seleksi yang ketat,

melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola

yang lebih luas

2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang

merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada

masing-masing siklus

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan upaya pencarian makna data,

mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan

secara sistematis dan bermakna

Pada analisis data peneliti memfokuskan pada respons siswa pada saat

pembelajaran berlangsung yang diambil dengan menggunakan lembar observasi

siswa dan angket respons siswa. Indikator respons siswa meliputi : keterlibatan

dalam segala kegiatan, kemauan untuk berinisiatif, kemauan untuk berkreasi,

melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu. Penyajian datanya dalam bentuk

uraian singkat, tabel, dan grafik untuk memudahkan peneliti dalam menyajikan

data.

Page 41: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

G. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan penelitian,

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1997) dalam

Rochiati Wiriaatmadja (2008: 66) yang berupa model spiral.

Langkah-langkah operasional penelitian adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari kegiatan observasi yang

telah dilakukan sebelumnya, peneliti mengajukan alternatif pemecahan

masalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan

menggunakan puzzle untuk meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran

biologi. Pada tahap ini dilakukan penyusunan skenario pembelajaran yang

menerapkan TGT, termasuk penyusunan silabus, rencana pengajaran dan

media pembelajaran berupa papan puzzle dan kepingan-kepingan puzzle yang

berisi tentang materi pelajaran. Instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian juga disiapkan seperti angket, lembar observasi, dan pedoman

wawancara.

2. Pelaksanaan

Tindakan yang telah direncanakan diimplementasikan oleh guru

dalam bentuk TGT dengan menggunakan puzzle. Pelaksanaan tindakan

diwujudkan dalam langkah-langkah pembelajaran yang sistematis. Secara

garis besar, pembelajaran diawali dengan penyajian materi oleh guru. Setelah

itu siswa dikelompokkan dalam 8 kelompok masing masing kelompok terdiri

dari 5 siswa. Tiap–tiap kelompok telah mempersiapkan papan permainan

puzzle seperti yang sudah dijelaskan. Permainan dilakukan selama 60 menit,

siswa dengan poin tertinggi berhak mewakili kelompoknya ke babak

berikutnya. Demikian seterusnya sampai ada satu tim yang memperoleh poin

tertinggi. Tim dengan poin tertinggi berhak mendapat penghargaan baik dari

guru mupun tim lainnya.

Fase–fase pelaksanaan TGT (Teams Games Tournaments) untuk waktu

160 menit dan 40 siswa dengan 8 kelompok yang terdiri dari 5 anggota yang

bersifat heterogen dapat di lihat pada Tabel 2.

Page 42: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel 2. Langkah – Langkah TGT.

Fase Kegiatan Waktu (menit)

1 Presentasi Kelas (Penyampaian Materi Pelajaran) 40

2 Kegiatan Kelompok (Diskusi Kelompok) 40

3 Permainan dan Turnament 60

4 Penskoran dan Penghargaan Kelompok 10

5 Penutup 10

Fase pertama untuk presentasi kelas, materi pelajaran di sampaikan

melalui pengajaran secara langsung. Guru menyampaikan materi secara

singkat dan menekankan pada apa yang akan di pelajari oleh siswa. Hal ini di

lakukan untuk mendorong siswa supaya lebih siap belajar dalam mempelajari

materi yang di pelajari. Presentasi kelas dalam TGT berbeda dengan

pengajaran biasa karena dituntut adanya perhatian siswa yang lebih, karena

apa yang dipelajarinya akan di terapkan dalam kuis dan skor kuis mereka akan

membedakan skor kelompoknya. Pada fase ini dibatasi waktu 40 menit.

Fase kedua yaitu kegiatan kelompok yang berupa diskusi. Siswa harus

aktif bertanya untuk materi yang belum jelas, karena bahan diskusi ini

nantinya dijadikan bahan dalam permainan. Fase ini diberi waktu 40 menit.

Fase ketiga yaitu permainan dan tournament, dimana pada penelitian

ini menggunakan permainan puzzle yang di buat peneliti. Permainan diberi

waktu 60 menit. Siswa dikolompokkan dalam 8 kelompok masing–masing

kelompok terdiri dari 5 siswa. Tiap–tiap kelompok diberi satu papan

permainan puzzle seperti yang sudah dijelaskan. Siswa dengan poin tertinggi

berhak mewakili kelompoknya ke babak berikutnya. Demikian seterusnya

sampai ada satu tim yang memperoleh poin tertinggi. Tim dengan poin

tertinggi berhak mendapat penghargaan baik dari guru maupun tim lainnya.

Fase keempat pensekoran dari hasil diskusi kelompok dan permainan

yang nantinya menentukan kartu penghargaan untuk masing–masing

kelompok. Penutup pada fase kelima, dimana guru menyimpulkan dari hasil

pembelajaran yang telah dilakukan.

Page 43: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3. Observasi

Observasi dilakukan peneliti selama berlangsungnya proses

pembelajaran. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta

pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Fokus

observasi yaitu respons siswa dalam pembelajaran TGT dilengkapi puzzle

diamati dengan bantuan lembar observasi. Selain itu observasi juga dilakukan

pada keterlaksanaan sintaks pembelajaran yang dilakukan. Sebagai data

pendukung observasi adalah angket dan hasil wawancara terhadap guru dan

murid. Data yang diperoleh diinterpretasi guna mengetahui kelebihan dan

kekurangan dari tindakan yang dilakukan. Indikator yang diobservasi dapat

dilihat pada table 2

Table 3. Indikator dalam Observasi Respons Siswa

No. Indikator Jumlah siswa Cara Mengukur

1. Keterlibatan dalam

segala kegiatan

a. Keterlibatan dalam presentasi

kelas

b. Keterlibatan dalam diskusi

kelompok

c. Keterlibatan dalam tournament

d. Keterlibatan dalam pemberian

penghargaan

e. Keterlibatan dalam

menyimpulkan materi

2. Kemauan

berinisiatif

a. Menjawab pertanyaan

b. Mengeluarkan pendapat

3. Kemauan berkreasi a. Meletakkan kepingan puzzle

pada tempatnya

b. Konsisten antara kepingan yang

satu dengan yang lain sehingga

membentuk suatu konsep yang

benar

Page 44: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4. Terus bekerja atau

tidak macet

Menyelesaikan tugas sampai selesai

meskipun sulit

5 Melakukan

pekerjaan tanpa

membuang waktu

Menjalankan tahap-tahap TGT

sesuai aturan waktu yang ditentukan

4. Refleksi

Pada tahap ini, menganalisis proses dan dampak dari pelaksanaan

tindakan. Hasil analisis berupa kelebihan, kelemahan, ataupun hambatan

dalam pelaksanaan tindakan dijadikan penentu keberhasilan tindakan dan

langkah yang akan diambil selanjutnya.

Menurut Mulyasa (2006: 131) dari segi proses, pembelajaran dikatakan

berhasil dan berkualitas jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar

(75%) peserta didik terlibat secara aktif. Untuk mengukur keberhasilan

tindakan, peneliti merumuskan indikator-indikator ketercapaiannya respons

siswa dalam pembelajaran meliputi keterlibatan dalam segala kegiatan,

kemauan untuk berinisiatif, kemauan untuk berkreasi, terus bekerja atau tidak

macet, melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu. Berdasarkan hasil

observasi yang telah dilakukan terhadap pembelajaran biologi pada kelas VII

C SMP Negeri 1 Mojogedang diperoleh beberapa data awal diantaranya yang

terlibat dalam segala kegiatan 62,5%, siswa yang berinisiatif 40,83%, siswa

yang berkreasi 0%, terus bekerja atau tidak macet 27,5%melakukan pekerjaan

tanpa membuang waktu 37,5%. Oleh karena itu indikator keberhasilan

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Page 45: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 4. Indikator Keberhasilan Tindakan

KONSEP ASPEK INDIKATOR AWAL TARGET

Respons Berpartisipasi Keterlibatan dalam

segala kegiatan 62,5 % 75% *)

Kemauan untuk

berinisiatif 40,83 % 75% *)

Kemauan untuk

berkreasi*nd

75% *)

Mengikuti

aturan-aturan

(tertib)

Terus bekerja atau

tidak macet 27,5 % 75% *)

Melakukan

pekerjaan tanpa

membuang waktu

37,5% 75 % *)

*) Menurut Mulyasa (2006: 131) dari segi proses, pembelajaran dikatakanberhasil dan berkualitas jika seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar(75%) peserta didik terlibat secara aktif.*) nd : not detected / belum terdeteksi.

Apabila dalam pelaksanaan tindakan pada siklus pertama indikator

keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan siklus kedua. Siklus ketiga

dilaksanakan apabila terdapat hal-hal yang kurang berhasil siklus kedua.

Tahap antara siklus satu dan siklus berikutnya adalah sama yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi

Apabila dalam pelaksanaan tindakan pada siklus pertama indikator

keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan siklus kedua. Siklus ketiga

dilaksanakan apabila terdapat hal-hal yang kurang berhasil siklus kedua.

Tahap antara siklus satu dan siklus berikutnya adalah sama yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Urutan masing-masing tahapan jalannya penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut:

Page 46: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

SIKLUS I

Gambar 4. Skema prosedur penelitian

Identifikasi masalahMengungkap permasalahansiswa pada saatpembelajaran biologi

EvaluasiHasil Belajar melalui TesKognitif

RefleksiPenyempurnaanKekurangan/Kelebihan

Tindak Lanjut

ObservasiPengamatan proses

pembelajaran

Alternatif pemecahanPenerapan metode TGTMenggunakan puzzle padatournament

Pelaksanaan TindakanPelaksanaan pembelajarandengan metode TGTMenggunakan puzzle padatournament

Page 47: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Mojogedang yang beralamat di

Jalan Munggur, Mojogedang, Karanganyar. SMP Negeri 1 Mojogedang

merupakan sekolah unggulan di Karanganyar yang telah terakreditasi dengan

peringkat akreditasi A. SMP Negeri 1 Mojogedang memiliki 18 ruang kelas yang

terbagi menjadi 6 ruang kelas VII, 6 ruang kelas VIII dan 6 ruang kelas IX.

Peserta didik tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 720 siswa. yang terdiri dari

240 siswa kelas VII, 240 siswa kelas VIII dan 240 siswa kelas IX. Jumlah seluruh

pengajar di SMP 1 Mojogedang adalah 54 guru yang terdiri dari 51 guru

tetap/PNS dan 3 guru bantu/GTT.

Sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 1 Mojogedang cukup

menunjang pembelajaran di sekolah tersebut. Seperti adanya perpustakaan dan

laboratorium. Meskipun cukup menunjang tapi belum dapat dikatakan lengkap.

Terlihat dari laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi) yang belum terpisah,

jumlah komputer OHP maupun LCD yang masih terbatas.

Penelitian dilakukan di kelas VII C yang memiliki jumlah siswa

sebanyak 40 siswa dengan perincian 20 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

Adapun daftar nama siswa kelas VII C dapat di lihat dalam Lampiran. Subjek

penelitian adalah siswa kelas VII C. Kelas VII C terletak di lantai 1 dan

menghadap ke arah barat. Suasana kelas cukup nyaman dengan adanya ventilasi

dan kipas angin di dalam kelas. Di ruang kelas VII C terdapat sarana yang

mendukung proses pembelajaran seperti whiteboard, boardmaker, penghapus,

penggaris dan lainnya. Di dalam kelas pada deretan paling depan terdapat satu

meja dan satu kursi untuk guru sedangkan untuk siswa tersedia 20 meja dan 40

kursi. Satu meja digunakan untuk dua siswa sedangkan jumlah kursi disesuaikan

dengan jumlah siswa. Posisi tempat duduk monoton, hampir tidak ada pergeseran

tempat duduk, sehingga siswa mendapatkan suasana yang membosankan.

Page 48: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Keadaan kelas waktu mendapatkan materi pelajaran dari guru siswa

cenderung diam saja dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh

guru hal ini dapat terlihat saat guru memberi pertanyaan siswa hanya diam saja

dan harus ditunjuk baru siswa mau menjawab jadi partisipasi siswa sangat rendah

siswa cenderung diam serta mendengarkan penjelasan dari guru. Ada beberapa

siswa yang menghabiskan waktu dengan sibuk bermain sendiri tanpa

memperhatikan pembelajaran. Jadi peneliti mengambil masalah yang dominan

yaitu kurangnya respons siswa yang ada di kelas VII C SMP Negeri 1

Mojogedang.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Pada awal penelitian atau pra siklus dapat diketahui melalui kegiatan

observasi pada proses pembelajaran di kelas khususnya kelas VII C. Observasi

dilakukan selama 3 kali pertemuan, masing-masing dua jam pelajaran (80 menit)

di kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang tahun ajaran 2009/2010. Untuk

mengetahui keadaan awal serta mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi

dalam pembelajaran di kelas tersebut selain dengan observasi, untuk memperkuat

data hasil observasi juga dilakukan wawancara terhadap guru siswa, serta

penyebaran angket kepada seluruh siswa. Observasi dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung, hal yang diobservasi yaitu sikap siswa selama proses

pembelajaran serta tipe pembelajaran yang digunakan, untuk wawancara

dilakukan terhadap sejumlah siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang dan

guru mata pelajaran biologi kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang.

Pembelajaran biologi di kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang

berlangsung sekali pertemuan per minggu, yaitu pada hari selasa pada jam ke 5

dan 6 (80 menit). Hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi di kelas

VII C SMP Negeri 1 Mojogedang menunjukkan bahwa Hal tersebut tampak pada

perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran, yang ditandai dengan hal-hal

sebagai berikut: 1) siswa yang mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran sebesar

62,5%; 2) siswa yang mau untuk berinisiatif sebanyak 40,83%; 3) kemauan untuk

berkreasi sebesar 0%; 4) siswa yang terus bekerja atau tidak macet sebanyak

Page 49: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

27,5%; 5) siswa yang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sebesar 37,5%; 6)

siswa senang bermain sendiri sebesar 24,17%, antara lain siswa membuat

pesawat-pesawatan dari kertas, siswa bermain rubik, menggambar tokoh kartun

idolanya dan membuat gulungan dari kertas untuk dilempar-lemparkan kepada

temannya. Secara garis besar respons siswa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari

besarnya persentase siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dan siswa hanya

melakukan kegiatan yang dapat mengganggu pelajaran yaitu bermain dan

berbicara sendiri dengan teman sehingga tidak menunjukkan kegiatan yang

bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan tidak

antusias dalam pembelajaran. Kepasifan siswa semakin tampak saat guru memberi

kesempatan untuk bertanya, dan mengemukakan permasalahan yang berhubungan

dengan materi pelajaran, respons yang diberikan siswa sangat minim. Respons

siswa dapat dirangsang oleh guru dengan cara mengarahkan partisipasi siswa dan

mengarahkan siswa agar dapat menggunakan waktu belajar sebaik-baiknya yaitu

dengan mengajukan banyak pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari. Partisipasi siswa pada mulanya sangat baik ditunjukkan

dengan kemauan siswa menjawab semua pertanyaan dari guru baik itu secara

serempak ataupun secara individu. Di tengah proses pembelajaran, siswa mulai

enggan menjawab pertanyaan dari guru maupun mengemukakan masalahnya,

siswa hanya mau menjawab bila ditunjuk oleh guru. Di akhir pembelajaran, hanya

ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, sebagian siswa lainnya

tampak bosan dengan pembelajaran yang berlangsung dan tampak bermain-main

sendiri atau berbicara dengan temannya. Dengan berkurangnya partisipasi siswa

dan siswa cenderung tidak mengikuti pembelajaran dengan baik maka dapat

menunjukkan bahwa respons siswa masih rendah. Data persentase respons siswa

selama observasi dapat dilihat pada tabel 4.

Page 50: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 4. Persentase Hasil Observasi Prasiklus

No Indikator Observasi I(%)

Observasi II(%)

ObservasiIII

(%)

ObservasiIV(%)

1. Keterlibatan dalam kegiatanpersiapan, proses dan kelanjutanbelajar

55 70 62,5 62,5

2. Kemauan untuk berinisiatif 32,5 47,5 42,5 40,833. Kemauan untuk berekreasi *nd *nd *nd *nd4. Terus bekerja atau tidak macet 27,5 17,5 37,5 27,55. Melakukan pekerjaan tanpa

membuang waktu30 60 22,5 37,5

*) nd : not detected / belum terdeteksi

Pada hasil observasi yang ditunjukkan oleh tabel 4 bahwa untuk indikator

1 yaitu keterlibatan dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar pada

observasi pertama mulai meningkat tetapi pada observasi ketiga mulai menurun

hal ini disebabkan kurang tertariknya siswa terhadap materi, siswa mulai bosan

sehingga antusiasme siswa tidak ada. Untuk indikator yang kedua yaitu kemauan

untuk berinisiatif juga mengalami kenaikan dan penurunan, hal ini disebabkan

rasa malu berpendapat dan kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru.

Untuk indikator ke 3 yaitu kemauan untuk berkreasi dari observasi awal sampai

observasi ketiga tidak ada satu murid pun, kreativitas yang dibuat cenderung tidak

berhubungan dengan materi, seperti membuat pesawat-pesawatan dari kertas atau

menggambar tokoh kartun idolanya sehingga dapat mengganggu pelajaran. Untuk

indikator yang keempat yaitu terus bekerja atau tidak macet mengalami kenaikan

dan penurunan. Hal ini disebabkan siswa merasa putus asa jika mengalami

kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberi guru. Kemudian untuk indikator

yang kelima juga mengalami kenaikan dan penurunan, siswa cenderung lebih

banyak bermain daripada memanfaatkan waktu untuk belajar

Selain observasi, identifikasi masalah juga dilakukan dengan wawancara

dengan siswa dan guru mengenai proses pembelajaran di kelas. Hasil wawancara

dengan beberapa siswa, diketahui bahwa penyebab rendahnya respons adalah rasa

malu bila ingin bertanya kepada guru dan kurang percaya diri jika akan menjawab

pertanyaan dari guru. Siswa merasa bosan dengan tipe pembelajaran yang

Page 51: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

digunakan oleh guru. Ada juga siswa yang takut mengemukakan pendapat karena

dianggap mencari perhatian guru. Siswa juga mengatakan bahwa merasa bosan

dengan tipe yang digunakan guru yang kurang melibatkan siswa sehingga respons

siswa menjadi rendah. Kurangnya respons siswa selama proses pembelajaran

menyebabkan guru kurang mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa

sehingga akan berdampak pada kesulitan dalam siswa dalam memahami materi

pelajaran. Wawancara lebih lanjut dilakukan terhadap guru yaitu mengenai tipe

pembelajaran yang digunakan. Dari hasil wawancara dari guru diketahui bahwa

tipe yang digunakan belum bervariasi. Pengajaran oleh guru terfokus untuk

menghabiskan materi yang terlalu banyak tanpa memperhatikan kondisi siswa

sehingga respons siswa rendah. Sementara menurut penuturan siswa,

penyampaian materi pelajaran oleh guru lebih banyak dengan ceramah dan tanya

jawab yang berakibat pelajaran menjadi kurang menarik. Hasil wawancara dengan

guru dan siswa menunjukkan tipe pembelajaran yang digunakan guru kurang

menarik sehingga respons siswa rendah dan siswa menjadi tidak mengikuti

pembelajaran dengan baik.

Setelah mengadakan observasi secara langsung terhadap proses

pembelajaran di kelas dan wawancara langsung terhadap guru dan siswa maka

dapat dikatakan bahwa respons siswa masih rendah pada saat proses pembelajaran

di kelas, oleh karena itu langkah selanjutnya adalah melakukan diskusi dengan

guru biologi tentang alternatif tindakan untuk pemecahan masalah yang ada di

kelas. Hasil dari diskusi tersebut adalah digunakannya model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) menggunakan puzzle sebagai

alternatif tipe pembelajaran untuk meningkatkan respons siswa dalam

pembelajaran biologi.

TGT adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mudah

diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,

melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan

dan reinforcement. Sistem permainan yang dipakai pada penelitian ini adalah

Puzzle. Pemilihan permainan ini didasarkan atas hasil observasi dimana terlihat

siswa melakukan kegiatan yang mengganggu kegiatan pembelajaran seperti sibuk

Page 52: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

bermain sendiri atau tidak mengikuti pelajaran karena merasa jenuh dengan proses

pembelajaran yang sedang berlangsung, ada yang bermain pesawat dari kertas,

ada yang membuat gulungan kertas untuk dilemparkan kepada temannya, ada

yang menggambar tokoh-tokoh kartun idolanya. Permainan yang mereka lakukan

tidak mendukung materi pelajaran sama sekali, oleh karena itu dalam penelitian

ini dipilih permainan puzzle yang menggabungkan antara kotak-kotak kata,

permainan yang menarik tentu saja mendukung materi pembelajaran. Dengan

adanya permainan diharapkan siswa akan tertarik dan tidak merasa bosan lagi

dengan proses pembelajaran biologi yang dilakukan sebelumnya serta dapat

berrespons dalam belajar biologi. Selain itu dapat mengarahkan siswa dalam

suasana kerja sama sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam

kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar. Aktivitas belajar dengan

permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT

memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan

tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Keterlibatan siswa dapat terlihat dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan

suatu tugas dan saat kegiatan diskusi kelompok terkait dengan konsep, fakta, atau

menilai informasi yang berkaitan dengan pelajaran. Respons siswa dapat

terwadahi dalam kegiatan kerjasama dalam kelompok tersebut, baik pada saat

diskusi maupun permainan berlangsung. Sehingga siswa lebih memperhatikan dan

dapat terlibat langsung, dengan meningkatnya partisipasi dan siswa dapat

mengikuti pembelajaran dengan baik, maka respons dapat meningkat.

Penggunaan TGT dilengkapi puzzle ini diharapkan dapat meningkatkan

partisipasi dan pemanfaatan waktu yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

respons dapat meningkat pada saat proses pembelajaran biologi berlangsung.

Page 53: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Siklus I dilakukan 2 kali pertemuan dengan menerapkan TGT

menggunakan puzzle. Proses pembelajaran yang menjadi fokus dalam penelitian

ini adalah aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas

siswa yang dimaksud adalah respons siswa dalam pembelajaran yang meliputi

keterlibatan dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar, kemauan

siswa untuk berinisiatif, kemauan untuk berkreasi, terus berusaha meskipun

mengalami kesulitan, melakukan kegiatan pembelajaran tanpa membuang waktu

Pada tahap perencanaan dilakukan penyusunan segala keperluan untuk

pelaksanaan tindakan, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Silabus untuk materi pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup dengan menerapkan

TGT menggunakan puzzle.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup

sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan TGT menggunakan puzzle.

Mempersiapkan media permainan puzzle untuk materi Ciri-Ciri Makhluk

Hidup.

3) Lembar observasi respons siswa dalam pembelajaran biologi.

4) Angket respons siswa dalam pembelajaran.

5) Angket kepuasan TGT menggunakan puzzle

6) Papan dan kepingan puzzle untuk materi pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup

b. Pelaksanaan Siklus I

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari semua perencanaan

yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pada siklus I, model pembelajaran

kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle diterapkan untuk materi Ciri-Ciri

Makhluk Hidup dan dilakukan sebanyak 2 kali tatap muka selama (4 x 40) menit,

dengan sub materi bernapas, bergerak, memerlukan makanan, tumbuh,

berkembang biak(reproduksi), iritabilita, ekskresi dan adaptasi.

Page 54: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pada pelaksanaan tindakan I, Pada awal kegiatan yang dilakukan guru di

kelas adalah memberikan pengarahan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

TGT menggunakan puzzle. Pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi

dan motivasi oleh guru untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran.

Pada saat pembelajaran, peran guru sebagai pemberi informasi dikurangi dan

hanya berfungsi sebagai fasilitator, sedangkan siswa sebagai subjek yang belajar

secara aktif dalam menemukan suatu konsep. Pembelajaran dilakukan dalam

empat tahapan, yaitu presentasi guru, diskusi kelompok, turnament, dan

penghargaan. Lembar kerja siswa digunakan untuk membantu siswa memahami

tugas yang akan dilaksanakan.

Guru melakukan presentasi dengan diawali dengan pemberian apersepsi

dan motivasi untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran. Penyajian

materi oleh guru disampaikan dengan presentasi yang dilengkapi dengan contoh-

contoh gambar yang berkaitan dengan meteri tersebut, siswa dipancing untuk

lebih perhatian sehingga siswa selalu diberi pertanyaan agar siswa menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, dengan adanya jawaban dari siswa maka

siswa dapat terlibat dan merespons secara langsung, setelah itu siswa dibagi dalam

8 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Siswa diberi suatu masalah yang

berkaitan dengan materi sehingga dapat digunakan sebagai bahan diskusi.

Pada pertemuan kedua, siswa melakukan turnament atau permainan puzzle

yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan poin tertinggi dengan cara

setiap siswa dapat menyusun kata yang pada tempat-tempat kosong yang telah

disediakan dengan benar sehingga siswa mendapat poin dan poin yang terkumpul

paling banyak maka siswa tersebut dapat mewakili kelompoknya untuk bermain

dalam babak final dan apabila siswa tersebut dapat menang dengan poin yang

tertinggi maka dia akan keluar menjadi pemenang dan berhak mendapat

penghargaan dari guru. Dengan adanya permainan puzzle tersebut maka respons

siswa dapat terlihat dalam pembelajaran biologi. Guru memberikan penghargaan

dan mengulang lagi materi yang telah diberikan. Setelah itu siswa diberi

kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum

dipahami berkenaan dengan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru

membuat suatu lembar kerja siswa untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan siklus I.

Page 55: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c. Observasi Siklus I

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan

terhadap respons siswa dalam pembelajaran biologi dan keterlaksanaan sintaks

model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle. Observasi dan

evaluasi pada siklus I dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi

respons siswa, angket respons siswa, serta angket kepuasan siswa terhadap

penggunaan TGT. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan didapatkan hasil

sebagai berikut:

1) Hasil Observasi Respons Siswa Siklus I

Data observasi respons siswa pada pelaksanaan tindakan pada siklus I

dapat disajikan pada tabel 6. Skor pada observasi respons siswa mempunyai

rentang antara 67,5%-77,5%. Persentase respons siswa yang tertinggi terdapat

pada item nomor 4 atau indikator keempat, terus bekerja atau tidak macet.

Persentase terendah pada item nomor 2 atau indikator ke 2, yaitu kemauan untuk

berinisiatif. Persentase dari item tersebut hanya 67,5%, berarti keberanian siswa

dalam mengemukakan pendapat masih rendah. Siswa enggan berpendapat atau

menjawab pertanyaan dari guru secara sukarela karena takut salah dan kurang rasa

percaya diri. Keikutsertaan siswa dalam kegiatan persiapan, proses, dan

kelanjutan belajar di siklus I ini lebih baik dari sebelumya karena pembelajaran

dengan puzzle merupakan hal baru bagi siswa. Kemauan untuk berkreasi, bekerja

dan belajar tanpa membuang waktu relatif menjadi meningkat.

Dari hasil observasi secara umum respons siswa di siklus I lebih baik

dari sebelumnya, walaupun indikator 2 dan 5 persentasenya masih di bawah

target, yaitu hanya 67,5% dan 70%. Indikator keempat memperoleh nilai terbaik

yaitu 77,5% dan sudah mencapai target.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle membuat

siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang berbeda

mempengaruhi siswa untuk mau mengikuti dan melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran dengan baik.

Page 56: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel 6. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi ResponsSiswa dalam Pembelajaran Siklus I

NO IndikatorPersentase

capaianTarget capaian

1 Keterlibatan dalam segala kegiatan(persiapan, proses dan kelanjutanbelajar)

75% 75%

2 Kemauan untuk berinisiatif 67,50% 75%3 Kemauan untuk berkreasi 75% 75%4 Terus bekerja atau tidak macet 77,5% 75%5 Melakukan pekerjaan tanpa

membuang waktu70 % 75%

Jumlah 365%Rata-rata 73%

2) Hasil Angket Respons Siswa

Angket respons siswa pada siklus I digunakan untuk mengetahui respons

siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang setelah menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan puzzle. Hasil angket respons siswa

untuk setiap indikator seperti pada tabel 7.

Persentase setiap indikator respons yang didapat dari angket mempunyai

rentang antara 72,88%-80,25% dengan rata-rata kelas sebesar 76,78% Hasil

angket ini lebih tinggi daripada hasil observasi yang hanya mencapai 73%.

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 6, indikator yang memperoleh nilai

tertinggi adalah indikator keempat yaitu terus bekerja atau tidak macet yang

mencapai 80,25%. Model pembelajaran yang dipilih guru membuat siswa

berusaha keras untuk menyusun suatu kata yang sesuai dengan materi

pembelajaran meskipun menemui kesulitan, sehingga siswa lebih aktif dan ikut

serta dalam pembelajaran dan juga menimbulkan pembelajaran yang

menyenangkan atau tidak membosankan. Partisipasi siswa meningkat dan siswa

cenderung tidak lagi membuang waktu dalam pembelajaran

Tabel 7. Persentase setiap Indikator pada Angket Respons Siswa Siklus I

NO IndikatorPersentase

capaianindikator

Target capaian

1 Keterlibatan dalam segala kegiatan 78.38% 75%2 Kemauan untuk berinisiatif 76.81% 75%3 Kemauan untuk berkreasi 72.88% 75%

Page 57: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

NO IndikatorPersentase

capaianindikator

Target capaian

4 Terus bekerja atau tidak macet 80.25% 75%5 Melakukan pekerjaan tanpa

membuang waktu75.58% 75%

Jumlah 383.9%Rata-rata 76.78%

3) Hasil Angket Kepuasan Penggunaan TGT (Teams Games Tournament)

Angket kepuasan siswa terhadap penggunaan TGT (Teams Games

Tournament) diisi siswa bersamaan dengan pengisian angket respons yaitu pada

pertemuan kedua. Hasil angket kepuasan penggunaan TGT (Teams Games

Tournament) dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 8. Prsentase setiap indikator pada Angket Kepuasan Penggunaan TGT(Teams Games Tournament) Siklus I

No Indikator Persentase (%)

1 Senang 85.252 Tidak bosan 91.53 Cocok/sesuai 904 Tugas ringan 795 Motivasi belajar bertambah 846 Mampu berpikir kritis 807 Berani berpendapat 76.258 Kerjasama 87.59 Terampil berbicara 76.25

10 Saling menghormati 78.7511 Waktu 76.512 Cepat paham 81.2513 Penguasaan konsep meningkat 80.25

Jumlah 1066.5Rata-rata 82.04

Kepuasan siswa terhadap penggunaan TGT memiliki kisaran nilai 76,25%-

91,5% dengan rata-rata sebesar 82,04%. Hasil angket ini menunjukkan bahwa

siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle.

Page 58: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Persentase tertinggi terdapat pada indikator ke 2, yaitu tidak bosan.

Siswa menjadi lebih tertarik. Dengan TGT menggunakan puzzle akan lebih

menarik dan tidak membosankan, karena pembelajaran ini merupakan

tpembelajaran yang baru dikenal oleh siswa, oleh sebab itu siswa merasa tertarik

dan menjadi tidak bosan. Indikator ke 8 yaitu kerjasama dalam penerapan

pembelajaran TGT menggunakan puzzle juga tinggi yaitu mencapai 92,5%, siswa

saling bekerjasama dengan anggota kelompoknya agar dapat menyelesaikan

potongan-potongan puzzle dengan cepat dan benar. Siswa lebih berrespons dalam

pembelajaran biologi. Harapan siswa akan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT menggunakan puzzle cukup memuaskan yaitu mencapai 75%.

Berdasarkan persentase rata-rata kelas pada siklus I maka dapat

diketahui bahwa siswa dapat menerima penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT menggunakan puzzle dalam pembelajaran biologi. Walaupun merupakan

hal baru bagi siswa namun siswa tetap berusaha menjalankan tugasnya dengan

baik.

4) Refleksi Tindakan Pada Siklus I

Tindakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

menggunakan puzzle difokuskan pada peningkatan respons siswa dalam

pembelajaran biologi. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus I terjadi

peningkatan rata-rata persentase indikator respons siswa yang dapat dilihat pada

tabel 6. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan

dibandingkan dengan prasiklus.

Berdasarkan observasi siswa pada siklus 1 ini setiap indikator mengalami

peningkatan yaitu keterlibatan dalam segala kegiatan (persiapan, proses dan kelanjutan

belajar) meningkat menjadi 75%, indikator kemauan untuk berinisiatif meningkat

menjadi 67,50%, indikator kemauan untuk berkreasi meningkat menjadi 75%,

indikator terus bekerja atau tidak macet meningkat menjadi 77,5%, dan indikator

melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu meningkat menjadi 70%. Persentase

indikator pada siklus I menunjukkan telah mencapai target yaitu untuk indikator

keterlibatan dalam segala kegiatan (persiapan, proses dan kelanjutan belajar), indikator

Page 59: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kemauan untuk berkreasi dan indikator terus bekerja atau tidak macet. Sementara untuk

indikator kemauan untuk berinisiatif dan melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu

hasilnya masih belum dapat mencapai target.

Frekuensi keterlibatan siswa dalam kegiatan persiapan, proses, dan

kelanjutan belajar paling sering adalah saat kegiatan kerja kelompok dan

permainan. Hal ini disebabkan siswa dituntut aktif untuk menyusun setiap kata

sehingga dapat menjadi tim pemenang. Sementara frekuensi siswa dalam

berinisiatif paling tinggi adalah saat kegiatan presentasi guru dan diskusi

kelompok. Hal ini dikarenakan siswa merasa senang dapat menanyakan hal-hal

yang belum diketahui kepada guru dan bisa bertanya kepada temannya sendiri

apabila mengalami kesulitan. Untuk usaha dan kreativitas siswa dalam

pembelajaran dapat ditunjukkan pada hasil penyusunan puzzle oleh masing-

masing kelompok. Demikian juga dengan pemanfaatan waktu belajar siswa dapat

dilihat pada waktu permainan puzzle. Hasil frekuensi indikator respons siswa

dalam pembelajaran mengindikasikan bahwa aspek kegiatan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle pada siklus I yang paling banyak

berpengaruh terhadap peningkatan indikator respons siswa dalam pembelajaran

adalah kerja kelompok.

Berdasarkan hasil observasi dan angket respons siswa bahwa semua

indikator meningkat, tetapi indikator yang meningkat berbeda-beda. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor, hasil indikator yang menunjukkan persentase

paling tinggi adalah indikator keempat yaitu terus bekerja atau tidak macet yang

dapat dilihat pada saat siswa melakukan diskusi dengan temannya dan saat

menempelkan kepingan puzzle. Meskipun ada beberapa pertanyaan dalam lembar

diskusi yang mereka belum tahu, tetapi para siswa terus mencari jawabannya dan

menyelesaikan semua pertanyaan. Begitu pula saat menempelkan kepingan

puzzle, meskipun siswa masih bingung harus meletakkan ditempat yang benar,

tetapi semua kepingan dapat ditempel dengan baik. Sedangkan persentase

terendah pada indikator kedua yaitu kemauan untuk berinisiatif, hasil ini

menunjukkan respons siswa dalam keberanian mengemukakan pendapat ataupun

bertanya masih tergolong rendah. Masih sedikitnya siswa yang berani

Page 60: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

mengemukakan pendapat dapat dipengaruhi oleh sikap guru selama proses

pembelajaran. Guru kurang mampu bersikap hangat dan demokratis, sehingga

proses pembelajaran yang berlangsung cenderung kaku dan membosankan.

Persentase untuk indikator 1 yaitu keterlibatan dalam kegiatan persiapan,

proses dan kelanjutan belajar sudah meningkat dan mencapai target. Siswa

menyusun potongan-potongan puzzle sampai siswa mendapat penghargaan,

dengan TGT menggunakan puzzle ini sangat melibatkan siswa karena siswa

diharuskan menyusun kepingan puzzle, selain harus benar juga harus cepat, siswa

mempunyai tanggung jawab terhadap kemenangan kelompoknya, kelompok yang

menang akan diberi penghargaan dari guru. Untuk persentase indikator yang

ketiga juga mengalami peningkatan yang yang cukup tinggi, untuk indikator

ketiga yaitu kemauan untuk berkreasi, hal ini dapat dilihat dari penyusunan

kepingan puzzle yang telah dihasilkan oleh masing-masing kelompok. Dengan

siswa menyusun kepinganp puzzle tersebut berarti siswa sudah berrespons

langsung walaupun hasilnya bervariasi tetapi dengan adanya variasi dalam

pembuatan puzzle tersebut maka usaha dan kreativitas siswa dapat dilihat secara

jelas. Dalam indikator ini persentase cukup tinggi karena yang pada awalnya

siswa hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang tidak bermanfaat, pada

TGT dengan puzzle ini siswa diharuskan menyusun kepingan puzzle yang ada

dalam permainan.

Persentase untuk indikator yang keempat yaitu usaha yang terus menerus

atau tidak macet meningkat dan mencapai target, hal ini dapat dilihat pada saat

siswa melakukan diskusi dengan temannya dan saat menempelkan kepingan

puzzle. Meskipun ada beberapa pertanyaan dalam lembar diskusi yang mereka

belum tahu, tetapi para siswa terus mencari jawabannya dan menyelesaikan semua

pertanyaan. Begitu pula saat menempelkan kepingan puzzle, meskipun siswa

masih bingung harus meletakkan ditempat yang benar, tetapi semua kepingan

dapat ditempel dengan baik. Untuk persentase indikator yang kelima juga

mengalami peningkatan yang yang cukup tinggi, untuk indikator kelima yaitu

memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan waktu

mereka yang pada awalnya hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang

Page 61: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

tidak bermanfaat, pada pembelajaran TGT dengan puzzle ini siswa diharuskan

menyusun kepingan puzzle yang dalam permainan.

Terkait dengan item angket yang persentase jawaban masih kurang dari

75%, Item soal yang dimaksud terkait dengan indikator kemauan untuk

berinisiatif. Siswa tidak berani mengemukakan pendapat saat guru menyampaikan

pelajaran karena takut salah dan tidak berani bertanya karena siswa malu, dan

tidak percaya diri.

Berdasarkan hasil observasi respons siswa dalam pembelajaran dapat

diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

menggunakan puzzle dapat meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran

biologi. Peningkatan respons siswa dalam pembelajaran terlihat dari

meningkatnya, keterlibatan siswa dalam pembelajaran, kemauan berinisiatif,

kemauan berkreasi juga meningkat, siswa terus berusaha menyelesaikan

tanggungjawabnya meskipun sulit dan pemanfaatan waktu belajar yang sebaik-

baiknya juga meningkat. Berdasarkan data pendukung yaitu angket respons dan

angket kepuasan TGT. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan

puzzle diketahui bahwa guru berusaha menerapkan langkah-langkah sesuai

rencana pembelajaran yang telah dibuat tetapi masih kesulitan mengefektifkan

waktu pembelajaran sehingga terdapat langkah pembelajaran yang tidak

terlaksana dengan baik.

Beberapa kendala yang dihadapi selama pelaksanaan tindakan pada

siklus I yaitu:

a) Pada kegiatan presentasi oleh guru khususnya saat menyajikan materi dengan

charta kurang menarik sehingga perhatian siswa sangat kurang.

b) Pada kesempatan bertanya dan berpendapat yang diberikan guru kepada siswa,

tidak ada siswa yang berani berpendapat maka guru harus guru harus

menciptakan suasana menjadi lebih akrab dan hangat.

c) Peran serta siswa dalam kegiatan diskusi dan permainan masih kurang efektif,

karena siswa masih belum memahami permainan tersebut.

Page 62: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

d) Siswa masih kesulitan memahami tugas yang diberikan oleh guru sehingga

dalam penerapan dengan tipe tersebut kurang optimal dan diskusi dalam

kelompok kurang berjalan dengan baik.

e) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran saat kerja kelompok belum optimal

karena dijumpainya siswa yang tidak mau bekerja, acuh, mengantuk, dan

bermalas-malasan.

f) Waktu pembelajaran kurang bisa dikelola dengan baik oleh guru sehingga

terdapat langkah-langkah pembelajaran yang berjalan kurang maksimal

Berdasar hasil observasi respons siswa dalam pembelajaran biologi,

peningkatan respons siswa dalam pembelajaran biologi telah ditunjukkan pada

siklus I, tetapi belum sepenuhnya indikator respons siswa dalam pembelajaran

mencapai persentase target yang ditentukan. Dalam rangka mencapai persentase

capaian target, maka dilakukan tindakan untuk siklus berikutnya. Dengan melihat

berbagai kendala yang dihadapi pada siklus I, maka dilakukan upaya perbaikan

pelaksanaan tindakan pada siklus II yang diharapkan dapat meningkatkan

indikator respons dalam pembelajaran agar mencapai persentase target.

2. Siklus II

a) Perencanaan Tindakan pada Siklus I I

Pelaksanaan pembelajaran di siklus II masih menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle. Materi yang dipelajari

adalah tentang Klasifikasi Makhluk Hidup. Kegiatan pembelajaran dilakukan

sebanyak 2 kali tatap muka (4 jam pelajaran). Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

pada siklus II menggunakan instrumen penelitian yang sama dengan instrumen

penelitian yang digunakan pada siklus I.

Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa peran serta siswa

dalam pembelajaran mulai meningkat, namun beberapa aspek di dalamnya belum

mencapai target. Pada perencanaan tindakan siklus II terdapat beberapa perbaikan

yang akan dilakukan agar proses pembelajaran lebih optimal, siswa lebih

berrespons dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkat sesuai target.

Perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II antara lain:

Page 63: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

(1) Pada kegiatan presentasi oleh guru khususnya saat menyajikan materi dengan

charta kurang menarik sehingga perhatian siswa sangat kurang, maka tampilan

pada presentasi dibuat lebih menarik dengan ditambah bentuk asli yang sering

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

(2) Pada kesempatan bertanya dan berpendapat yang diberikan guru kepada siswa,

tidak ada siswa yang berani berpendapat maka guru harus guru harus

menciptakan suasana menjadi lebih akrab dan hangat, sehingga siswa merasa

nyaman dan tidak tegang serta adanya penghargaan atau reward terhadap

siswa yang berrespons dalam pembelajaran seperti menjawab pertanyaan dan

mengemukakan permasalahan.

(3) Peran serta siswa dalam kegiatan diskusi dan permainan masih kurang efektif,

karena siswa masih belum memahami permainan tersebut sehingga guru

harus menjelaskan kembali cara bermain dengan menggunakan puzzle

sehingga siswa dapat paham semua.

(4) Siswa masih kesulitan memahami tugas yang diberikan oleh guru sehingga

dalam penerapan dengan tipe tersebut kurang optimal dan diskusi dalam

kelompok kurang berjalan dengan baik sehingga guru harus menjelaskan

kembali cara bermain dengan menggunakan puzzle sehingga siswa dapat

paham semua.

(5) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran saat kerja kelompok belum optimal

karena dijumpainya siswa yang tidak mau bekerja, acuh, mengantuk, dan

bermalas-malasan disebabkan ada siswa yang belum paham tentang tipe

tersebut sehingga guru harus mengulang kembali cara bermain dengan

menggunakan puzzle sehingga siswa dapat paham semua dan siswa tidak acuh

lagi dan keterlibatan siswa dapat lebih muncul.dalam berlangsungnya proses

pembelajaran.

(6) Waktu pembelajaran kurang bisa dikelola dengan baik oleh guru sehingga

terdapat langkah-langkah pembelajaran yang berjalan kurang maksimal maka

diperlukan adanya pembatasan waktu untuk setiap langkah pembelajaran yaitu

kegiatan presentasi, diskusi kelompok, turnament, dan penghargaan.

Page 64: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b) Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II

Pembelajaran pada siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil refleksi

kegiatan pembelajaran pada siklus I sehingga pelaksanaan tindakan pada siklus II

tidak jauh beda dengan tindakan pada siklus I.

Pertemuan pertama dimulai dengan presensi dari guru, disini siswa

dijelaskan tentang Klasifikasi Makhluk Hidup dengan sub Monera, Protista,

Fungi, Tumbuhan Lumut, Tumbuhan Paku, Tumbuhan Biji, Avertebrata,

Vertebrata. Pada tahap presentasi ini dilakukan selama 40 menit. Penyajian materi

oleh guru disampaikan dengan presentasi dari guru yang dilengkapi dengan

contoh-contoh gambar yang berkaitan dengan meteri tersebut, siswa dipancing

untuk lebih perhatian sehingga siswa selalu diberi pertanyaan agar siswa

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru, dengan adanya jawaban

dari siswa maka siswa dapat terlibat dan berrespons secara langsung. Setelah itu

siswa diberi suatu masalah yang berkaitan dengan materi sehingga dapat

digunakan sebagai bahan diskusi.

Pertemuan kedua siswa melakukan turnament atau permainan puzzle yang

dilakukan setiap individu untuk mendapatkan poin tertinggi dengan cara setiap

siswa dapat menyusun kepingan-kepingan puzzle yang sesuai dengan materi

sehingga siswa mendapat poin dan poin yang terkumpul paling banyak maka

siswa tersebut dapat mewakili kelompoknya untuk bermain dalam babak final dan

apabila siswa tersebut dapat menang dengan poin yang tertinggi maka dia akan

keluar menjadi pemenang dan berhak mendapat penghargaan dari guru dengan

adanya permainan puzzle tersebut maka partisipasi siswa dapat terlihat dalam

pembelajaran biologi. Kemudian guru memberikan penghargaan dan guru

mengulang lagi materi yang telah diberikan. Setelah itu siswa diberi kesempatan

untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang belum dipahami berkenaan

dengan materi yang telah dipelajari lalu guru membuat suatu lembar kerja siswa

untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan siklus dua. Pada akhir pertemuan ini juga

akan dilaksanakan evaluasi dan pengisian angket. Untuk siklus dua ini

pelaksanaannya hampir sama dengan siklus satu hanya saja disini waktu sangat

Page 65: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

diperhatikan sehingga hasilnya akan lebih maksimal dan respons siswa dapat lebih

terlihat.

c) Observasi dan Evaluasi Tindakan pada Siklus II

(1) Hasil Observasi Respons Siswa Siklus II

Pada siklus II respons siswa pada proses pembelajaran lebih baik. Hal ini

ditunjukkan bahwa hasilnya naik menjadi 77,5% bahkan melampaui target, Pada

proses pembelalajaran ini siswa terlihat lebih berrespons didalamnya yaitu

ditunjukkan siswa pada persiapan, proses, dan kelanjuan belajar mencapai 77,5%.

Hal ini ditunjukkan dari respons siswa pada presentasi guru yang menampilkan

materi lebih menarik sehingga siswa tidak merasa bosan. Siswa tidak hanya

merespons pada saat presentasi tetapi juga pada saat diskusi yang dilaksanakan.

Setelah presentasi yaitu siswa lebih banyak bertanya kepada temannya sendiri

atau kepada guru apabila mengalami kesulitan. Saat guru memberikan pertanyaan

pun siswa juga sangat antusias dalam menjawab.

Pada saat diskusi hampir semua ikut terlibat, terlihat adanya pembagian

kerja yang baik antar anggota kelompok. Setiap siswa juga berusaha memberikan

gagasan untuk memecahkan soal yang ada, tidak ada lagi siswa yang sibuk

sendiri. Hal ini ditunjukkan siswa dengan siswa banyak yang mengemukakan

pendapatnya tentang masalah yang diberikan oleh guru, siswa sangat antusias

bertanya tentang masalah yang sedang dihadapi dan berusaha menjawab semua

pertanyaan dari guru maupun dari temannya.kemauan siswa untuk berinisiatif ini

mencapai 75%.

Usaha dan kreativitas siswa meningkat yaitu 77,5%. Setiap kelompok

menyusun kepingan puzzle yang digunakan untuk bermain, dan hasilnya akan

dapat dilihat hasilnya saat siswa berturnament. Usaha terus menerus yang tidak

macet ditunjukkan dengan persentase yang meningkat menjadi 82,5%. Hal ini

dapat dilihat dengan siswa sudah berusaha dengan semaksimal mungkin

menyusun kepingan puzzle, dan pada tournament ini siswa sangat terlibat yaitu

setiap siswa dapat menyusun dengan baik. Dengan adanya permainan ini materi

yang telah disampaikan guru waktu presentasi lebih dapat dipahami dan hasil

belajar pun lebih meningkat, siswa diberi soal oleh guru dan dapat dilihat usaha

Page 66: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

siswa untuk menjawab soal dari guru mampu diselesaikan dengan baik, mereka

tidak menyerah atau macet ditengah-tengah mengerjakan sehingga usaha terus

bekerja tanpa macet pun meningkat. Siswa melakukan setiap tahap pembelajaran

dengan sungguh-sungguh tanpa membuang waktu untuk bermain ataupun

melakukan hal-hal yang mengganggu pembelajaran. Melakukan pekerjaan tanpa

membuang waktu meningkat sebesar 75%. Hasil observasi respons siswa tiap

indikator disajikan dalam tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Jawaban Ya untuk Setiap Indikator pada Observasi ResponsSiswa dalam Pembelajaran Siklus II

NO IndikatorPersentase

capaian indikatorTargetcapaian

1 Keterlibatan dalam segala kegiatan 77,5% 75%2 Kemauan untuk berinisiatif 75% 75%3 Kemauan untuk berkreasi 77,5% 75%4 Terus bekerja atau tidak macet 82,5% 75%5 Melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu 75% 75%

Jumlah 387,5%Rata-rata 77,5%

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa kelima indikator yang diteliti

sudah mencapai target yaitu 75%. Persentase terendah ditempati oleh indikator 2

dan 5, yaitu keberanian mengemukakan pendapat dan melakukan pekerjaan tanpa

membuang waktu sebesar 75%. Keterlibatan siswa dalam persiapan, proses dan

kelanjutan belajar mencapai 77,5%. Kemauan untuk berkreasi mencapai 77,5%,

untuk usaha untuk tidak macet dalam pembelajaran mencapai 82,5%

(2) Hasil Angket Respons Siswa

Angket respons siswa pada siklus II digunakan untuk mengetahui

informasi mengenai respons siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Mojogedang setelah

menggunakan TGT dengan puzzle. Hasil angket respons siswa untuk setiap

indikator seperti pada tabel 10.

Tabel 10. Persentase setiap Indikator pada Angket Respons Siswa Siklus II

NO IndikatorPersentase

capaian indikatorTargetcapaian

1 Keterlibatan dalam segala kegiatan 84,5% 75%2 Kemauan untuk berinisiatif 76.38% 75%3 Kemauan untuk berkreasi 77.38% 75%4 Terus bekerja atau tidak macet 82,5% 75%

Page 67: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

NO IndikatorPersentase

capaian indikatorTargetcapaian

5 Melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu 82.17% 75%Jumlah 402,92%Rata-rata 80,59%

Berdasarkan pada tabel 10. dapat diketahui bahwa respons siswa dalam

pembelajaran siklus II berkisar antara 82,17% - 84,5%, dengan nilai rata-rata

kelas sebesar 80.59%. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase

indikator respons siswa mengalami peningkatan sebesar 3,81% dari siklus I.

(3) Hasil Angket Kepuasan Penggunaan TGT (Teams Games Tournament)

Angket kepuasan penggunaan TGT (Teams Games Tournament) diisi

siswa bersamaan dengan pengisian angket respons yaitu pada pertemuan ketiga

pada siklus II. Hasil angket kepuasan penggunaan TGT (Teams Games

Tournament) disajikan dalam tabel 11.

Hasil angket kepuasan penggunaan TGT (Teams Games Tournament)

pada siklus II memiliki rentang nilai antara 81,25%-93,75% dengan rata-rata kelas

sebesar 87,79%. Ini berarti bahwa pada siklus II siswa memberikan tanggapan

yang lebih baik lagi terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

menggunakan Puzzle. Siswa memberikan tanggapan dengan melaksanakan

pembelajaran sebaik-baiknya. Konsep-konsep didalam materi pelajaran lebih

dapat dipahami karena siswa mengetahui banyak arti tentang semua kata yang ada

dalam materi tersebut.

Tabel 11. Persentase setiap Indikator pada Angket Kepuasan Penggunaan TGT(Teams Games Tournament) Siklus II

No Indikator Persentase (%)

1 Senang 91,252 Tidak bosan 87,53 Cocok/sesuai 93.754 Tugas ringan 855 Motivasi belajar bertambah 92.56 Mampu berpikir iritis 907 Berani berpendapat 82.58 Kerjasama 93,759 Terampil berbicara 85

10 Saling menghormati 86.2511 Waktu 81.25

Page 68: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

12 Cepat paham 88.7513 Penguasaan konsep meningkat 83, 75

Jumlah 1141,25Rata-rata 87,79

d) Refleksi Tindakan pada Siklus II

Hasil observasi menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan

rata-rata presentase indikator respons siswa dalam pembelajaran biologi yang

dapat dilihat pada tabel 9. Hasil observasi siklus II menunjukkan adanya

peningkatan rata-rata sebesar 4,5% dibandingkan dengan siklus I.

Secara keseluruhan persentase tiap indikator respons siswa dalam

pembelajaran biologi telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa pada siklus II terjadi

peningkatan masing-masing indikator respons siswa dalam pembelajaran

dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II, indikator keterlibatan siswa dalam

kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar meningkat sebesar 2,5%,

indikator kemauan untuk berinisiatif meningkat sebesar 7,5%, indikator kemauan

untuk berkreasi meningkat sebesar 2,5%, indikator terus bekerja atau tidak macet

meningkat sebesar 5%, dan indikator melakukan tanpa membuang waktu

meningkat sebesar 5%. Persentase capaian untuk semua indikator pada siklus II

telah mencapai target yang ditentukan.

Tabel 9 menunjukkan respons siswa pada kegiatan pembelajaran paling

sering adalah saat kegiatan presentasi. Bila dibandingkan dengan siklus I,

frekuensi indikator siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran meningkat

sebesar 77,5%. Hal ini dikarenakan siswa merasa senang dapat menanyakan hal-

hal yang belum diketahui kepada guru. Sementara frekuensi siswa dalam

mengemukakan permasalahannya juga meningkat menjadi 75% adalah saat

kegiatan diskusi kelompok karena bisa bertanya kepada temannya sendiri apabila

mengalami kesulitan. Frekuensi berrespons (ikut serta) dalam kegiatan persiapan,

proses, dan kelanjutan belajar paling sering adalah saat kegiatan kerja kelompok

dan permainan yaitu meningkat tajam menjadi 77,5% adalah saat kegiatan tatap

muka dengan guru, diskusi, dan permainan. Hal ini disebabkan siswa dituntut

aktif untuk menyusun setiap kata yang disertai pernyataan sehingga dapat menjadi

Page 69: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

tim pemenang. Frekuensi indikator usaha dan kreativitas siswa juga meningkat

menjadi 75% pada siklus II dalam pembelajaran ini dapat ditunjukkan pada hasil

pembuatan puzzle yang dibuat oleh masing-masing kelompok. Hal ini di

tunjukkan semakin bervariasinya puzzle tersebut, Demikian juga dengan

kemandirian belajar siswa dapat dilihat pada waktu permainan puzzle maka pada

siklus II ini presentasenya juga meningkat menjadi 77,5%. Hasil frekuensi

indikator respons siswa dalam pembelajaran mengindikasikan bahwa aspek

kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle pada siklus II

yang paling banyak berpengaruh terhadap peningkatan indikator respons siswa

dalam pembelajaran adalah kerja kelompok.

Berdasarkan hasil observasi dan angket respons siswa pada siklus II ini

bahwa setiap indikator persentasenya lebih meningkat dan sudah mencapai target

capaian bahkan ada yang melampaui target. Untuk indikator 1 yaitu keterlibatan

dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar pada observasi mencapai

77,5% dan angket 84,5% jadi persentase untuk indikator 1 sudah melampaui

target, hal ini disebabkan TGT menggunakan puzzle merupakan pembelajaran

baru bagi mereka, sehingga mereka tertarik dan mau melibatkan diri dalam segala

kegiatan pembelajaran, yang meliputi persiapan, proses dan kelanjutan belajar.

Dengan TGT menggunakan puzzle ini sangat melibatkan siswa karena siswa

diharuskan menyusun kepingan puzzle, permainan yang mengharuskan siswa

dapat menyusun kata-kata dengan benar dan cepat. Siswa mempunyai tanggung

jawab terhadap kemenangan kelompoknya, kelompok yang menang akan diberi

penghargaan dari guru.

Pada indikator kedua hasil observasi 75% dan angket 76,38%. Hal ini

menunjukkan bahwa indikator kedua ini sudah mencapai target walaupun

persentasenya paling rendah dibandingkan dengan indikator yang lainnya, pada

siklus II indikator ini sudah meningkat tajam karena pada siklus I disebabkan oleh

guru yang kurang demokratis dan hangat terhadap siswa maka pada siklus II ini

guru mulai bersikap hangat dan demokratis, sehingga proses pembelajaran yang

berlangsung cenderung tidak kaku dan santai sehingga semua siswa merasa tidak

takut dan lebih percaya diri dalam mengemukakan permasalahannya sehingga

Page 70: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

keberanian mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan menjadi

meningkat.

Persentase indikator yang ketiga juga mengalami peningkatan yang yang

cukup tinggi, untuk indikator ketiga yaitu kemauan untuk berkreasi dapat dilihat

dari siswa menyusun kepingan puzzle sampai siswa mendapat penghargaan,

Dengan siswa menyusun kepingan puzzle tersebut berarti siswa sudah berrespons

langsung walaupun hasilnya bervariasi tetapi dengan adanya variasi dalam

penyusunan puzzle tersebut maka usaha dan kreativitas siswa dapat dilihat secara

jelas.

Persentase untuk indikator yang kelima yaitu bekerja tanpa membuang

waktu juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari keseriusan siswa

menyusun kepingan puzzle. Dalam indikator ini persentase cukup tinggi karena

yang pada awalnya siswa hanya sibuk sendiri dan membuang waktunya untuk

membuat permainan yang tidak bermanfaat, pada TGT dengan puzzle ini siswa

diharuskan menyusun kepingan puzzle, permainan yang mengharuskan siswa

dapat menyusun kata-kata dengan benar dan cepat. Siswa mempunyai tanggung

jawab terhadap kemenangan kelompoknya, kelompok yang menang akan diberi

penghargaan dari guru.

Hasil indikator yang menunjukkan persentase paling tinggi adalah

indikator keempat bekerja terus atau tidak macet yang dapat dilihat pada saat

mengerjakan soal pada akhir siklus, hal ini dapat dilihat dari usaha siswa untuk

menyelesaikan soal dengan baik, meskipun menemui kesulitan dalam

mengerjakan soal mereka tetap berusaha dan tidak putus asa.

Berdasarkan evaluasi dan analisis pada siklus II diketahui bahwa besarnya

persentase respons siswa sudah mencapai target yaitu sebesar 75%. Hasil

observasi menunjukkan bahwa 77,5% ikut berrespons dalam pembelajaran, data

ini tidak sebanding dengan hasil angket respons yang mencapai 80,59% . Hasil

angket kepuasan penggunaan TGT pada siklus II menunjukkan persentase

meningkat menjadi 87,79%, ini berarti pula telah mencapai target yang ditentukan

yaitu 75%. Proses pembelajaran secara keseluruhan telah mencapai target minimal

yang telah ditentukan, sehingga siklus dapat dihentikan. Tindak lanjut berupa

Page 71: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

perbaikan pembelajaran dapat dilakukan oleh guru biologi setelah penelitian

sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih baik lagi.

Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II menunjukkan

gambaran kondisi pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan

respons siswa dalam pembelajaran. Kegiatan pengamatan dan diskusi presentasi,

diskusi, permainan dan penghargaan dalam pembelajaran perlu dilaksanakan terus

menerus agar respons siswa lebih meningkat dan disertai dengan hasil belajar atau

prestasi siswa pun lebih meningkat.

Dalam siklus II diperoleh hal-hal sebagai berikut:

(1) Kegiatan presentasi yang dilakukan guru baik di awal maupun di akhir

pembelajaran sudah mampu membuat siswa berrespons dalam pembelajaran

secara menyeluruh. Sebagai tindak lanjut maka guru menciptakan suasana

menjadi lebih akrab dan hangat, sehingga siswa merasa nyaman dan tidak

tegang.

(2) Siswa lebih berani mengemukakan permasalahannya saat diberi kesempatan

oleh gurunya untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahaminya.

(3) Media yang digunakan sudah tepat karena siswa lebih dapat memahami

materi yang telah dijelaskan.

(4) Kemampuan guru menerapkan langkah-langkah pembelajaran dan mengelola

waktu pembelajaran sudah lebih meningkat dibandingkan siklus I.

(5) Persiapan puzzle yang digunakan dalam tournament dan persiapan cara

bermainnya untuk siswa sudah tersedia dengan lengkap sehingga proses dapat

berjalan lancar dan semua siswa dapat terlibat semua.

(6) Siswa lebih berani mengemukakan permasalahannya saat diberi kesempatan

oleh gurunya untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahaminya.

3) Deskripsi Antar Siklus

a) Hasil Observasi Respons Siswa

Observasi secara khusus dilakukan terhadap respons siswa dalam kegiatan

pembelajaran yang hasilnya dituliskan pada lembar observasi. Data hasil

observasi secara keseluruhan ditunjukkan dalam tabel 11. Hasil observasi

Page 72: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

menunjukkan bahwa respons siswa dalam pembelajaran biologi senantiasa

mengalami peningkatan. Sebelum menggunakan TGT dilengkapi puzzle respons

siswa rendah, kemudian setelah diterapkannya TGT menggunakan puzzle pada

siklus I respons siswa naik menjadi sebesar 73%. Pada siklus II respons siswa

naik lagi sebesar 4,5% menjadi 77,5%. Pada siklus I siswa mulai merubah sistem

pembelajaran mereka yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran aktif

yang seluruh kegiatannnya berpusat pada siswa. Rata-rata respons siswa masih

relatif rendah karena siswa berada pada kondisi transisi dan penyesuaian dengan

cara belajar yang baru.

Tabel 12. Persentase setiap Indikator pada Observasi Respons Siswa

Aspek Indikator Capaian (%)

Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

Berpartisipasi Keterlibatan dalam segalakegiatan

62,5 75 77,5

Kemauan untuk berinisiatif 40,83 67,5 75

Kemauan untuk berkreasi

(Suryosubroto.1997:280)

*nd 75 77,5

Mengikuti aturan-

aturan (tertib)

Dalam KamusBesar BahasaIndonesia.

Terus bekerja atau tidakmacet

27,5 77,5 82,5

Melakukan pekerjaan tanpamembuang waktu

37,5 70 75

Jumlah 168.33 365 387,5

Rata-Rata 23.6 73 77,5

*nd : not detected / belum terdeteksi.

Peningkatan persentase tiap indikator dalam lembar observasi respons

siswa dapat divisualisasikan dalam gambar 9. Dari 5 indikator yang diteliti yaitu

Keterlibatan dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar, kemauan

untuk berinisiatif, kemauan untuk berkreasi, terus bekerja atau tidak macet,

melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu. Nilai terendah diperoleh untuk

Page 73: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

indikator 2 yaitu kemauan untuk berinisiatif. Dari siklus 1 nilai tertinggi siswa

terletak pada terus bekerja atau tidak macet. Nilai indikator 4 terus menempati

urutan pertama pada siklus II.

Gambar 5. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Observasi ResponsSiswa Setiap Siklus

b) Hasil Angket Respons Siswa

Hasil angket respons siswa untuk setiap indikator pada siklus I dan II

terlihat pada tabel 13. Hasil angket respons siswa menunjukkan bahwa respons

siswa dalam pembelajaran senantiasa meningkat walaupun peningkatannya tidak

setinggi hasil observasi respons siswa. Dari siklus 1 ke siklus II tejadi peningkatan

sebesar 3,37%. Peningkatan persentase tiap indikator pada angket respons siswa

dapat divisualisasikan dalam gambar 10.

Tabel 13. Persentase setiap Indikator pada Angket respons SiswaAspek Indikator Capaian (%)

Siklus I Siklus IIPartisipasi Keterlibatan dalam segala

kegiatan78,38% 80,5%

Kemauan untuk berinisiatif 76,63% 78,94%

Kemauan untuk berkreasi 72.% 77,38%Mengikuti aturan Terus bekerja atau tidak

macet80,25% 84,31%

Melakukan pekerjaan tanpamembuang waktu

75,58% 82,17%

Jumlah 383,9% 400,73%Rata-Rata 76,78% 80,15%

75 77,5

0

27,537,540,83

62,5

75 77,57067,5

75 7577,5 82,5

0102030405060708090

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5

Pers

enta

se C

apai

an

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Page 74: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 6. Diagram persentase untuk tiap Indikator pada Angket Respons SiswaSetiap Siklus

c) Hasil Angket Kepuasan Penggunaan TGT (Teams Games Tournament)

Data hasil angket pada kepuasan penggunaan TGT (Teams Games

Tournament) setiap siklus dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14 menunjukkan

bahwa persentase setiap indikator pada angket kepuasan siswa terhadap

penggunaan TGT (Teams Games Tournament). antara siklus I dan siklus II

menunjukkan peningkatan meskipun tidak sebesar hasil observasi respons siswa

dan hasil angket respons siswa. Besarnya persentase rata-rata indikator pada

siklus I adalah 85,19% mengalami kenaikan sebesar 3,08% menjadi 88,27% pada

siklus II. Data persentase setiap aspek pada angket kepuasan siswa terhadap

penggunaan TGT (Teams Games Tournament) dapat divisualisasikan dalam

gambar 7

Tabel 14. Persentase setiap Indikator pada Angket kepuasan penggunaan TGT(Teams Games Tournament) setiap siklus.

No Indikator Persentase (%)

Siklus I Siklus II1 Senang 88,75 91,252 Tidak bosan 93,75 953 Cocok/sesuai 91,25 93,754 Tugas ringan 81,25 855 Motivasi belajar bertambah 87,5 92,56 Mampu berpikir kritis 82,5 90

78,38

80,5

76,63

78,64

72,8873,38

80,25

84,31

75,58

82,17

6668

70

72

7476

78

80

8284

86

Pers

enta

se C

apai

an (%

)

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5

Siklus I

Siklus II

Page 75: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

No Indikator Persentase (%)

Siklus I Siklus II7 Berani berpendapat 80 81,258 Kerjasama 92,5 93,759 Terampil berbicara 81,25 85

10 Saling menghormati 83,75 86,2511 Waktu 78,75 81,2512 Cepat paham 88,75 88,7513 Penguasaan konsep meningkat 80,25 83,75

Jumlah 1100,00 1148,75Rata-rata 85,19 88,27

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Indikator

Pers

enta

se

Siklus 1

Siklus 2

Gambar 7. Diagram Persentase Setiap Indikator Pada Angket Kepuasan SiswaTerhadap penggunaan TGT (Teams Games Tournament).

D. Pembahasan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games

Tournament) menggunakan puzzle ini peserta didik yang semula cenderung pasif

diajak untuk bekerjasama dalam kelompok yaitu dengan cara bermain untuk

mencari pengetahuan yang lebih banyak supaya tim atau kelompoknya menang

dan mendapat penghargaan dari guru. Guru dan siswa berinteraksi satu sama lain

melalui presentasi oleh guru, diskusi, bermain (tournament), pemberian

penghargaan terhadap kelompok yang menang, kemudian dilakukan penarikan

kesimpulan pada akhir pelajaran. Pembuatan papan puzzle dilakukan oleh guru,

tugas siswa adalah menyusun kepingan-kepingan puzzle tersebut dengan benar

pada tempat yang telah disediakan sehingga siswa berpartisipasi secara langsung,

dengan partisipasi siswa tersebut maka respons siswa akan meningkat.

Hasil observasi terhadap respons siswa dalam kegiatan pembelajaran

biologi pokok bahasan Ciri-Ciri Makhluk Hidup hasilnya dituliskan pada lembar

Page 76: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

observasi. Puzzle yang digunakan pada siklus I berisi tentang Ciri-Ciri Makhluk

Hidup. Hasil observasi menunjukkan penerapan TGT menggunakan puzzle yang

sebelumnya telah diterapkan oleh guru menghasilkan respons siswa yang belum

optimal. Presentase rata-rata indikator respons hanya mencapai 73%, dengan kata

lain belum memenuhi target capaian yaitu sebesar 75%. Hal ini ditandai dengan

kemauan siswa untuk berinisiatif masih rendah, siswa kurang berani dalam

mengemukakan pendapat ataupun keberanian bertanya masih tergolong rendah.

Siswa enggan berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru secara sukarela

karena takut salah dan kurang rasa percaya diri. Masih sedikitnya siswa yang

berani mengemukakan pendapat dapat dipengaruhi oleh sikap guru selama proses

pembelajaran. Guru kurang mampu bersikap hangat dan demokratis, sehingga

proses pembelajaran yang berlangsung cenderung kaku dan membosankan..

Persentase untuk indikator 1 yaitu keterlibatan dalam kegiatan persiapan,

proses dan kelanjutan belajar sudah meningkat dan mencapai target. Siswa

menyusun potongan-potongan puzzle sampai siswa mendapat penghargaan,

dengan TGT menggunakan puzzle ini sangat melibatkan siswa karena siswa

diharuskan menyusun kepingan puzzle, selain harus benar juga harus cepat, siswa

mempunyai tanggung jawab terhadap kemenangan kelompoknya, kelompok yang

menang akan diberi penghargaan dari guru. Untuk persentase indikator yang

ketiga juga mengalami peningkatan yang yang cukup tinggi, untuk indikator

ketiga yaitu kemauan untuk berkreasi, hal ini dapat dilihat dari penyusunan

kepingan puzzle yang telah dihasilkan oleh masing-masing kelompok. Dengan

siswa menyusun kepinganp puzzle tersebut berarti siswa sudah berrespons

langsung walaupun hasilnya bervariasi tetapi dengan adanya variasi dalam

pembuatan puzzle tersebut maka usaha dan kreativitas siswa dapat dilihat secara

jelas. Dalam indikator ini persentase cukup tinggi karena yang pada awalnya

siswa hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang tidak bermanfaat, pada

TGT dengan puzzle ini siswa diharuskan menyusun kepingan puzzle yang ada

dalam permainan.

Persentase untuk indikator yang keempat yaitu usaha yang terus menerus

atau tidak macet meningkat dan mencapai target, hal ini dapat dilihat pada saat

Page 77: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

siswa melakukan diskusi dengan temannya dan saat menempelkan kepingan

puzzle. Meskipun ada beberapa pertanyaan dalam lembar diskusi yang mereka

belum tahu, tetapi para siswa terus mencari jawabannya dan menyelesaikan semua

pertanyaan. Begitu pula saat menempelkan kepingan puzzle, meskipun siswa

masih bingung harus meletakkan ditempat yang benar, tetapi semua kepingan

dapat ditempel dengan baik. Untuk persentase indikator yang kelima juga

mengalami peningkatan yang yang cukup tinggi, untuk indikator kelima yaitu

memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan waktu

mereka yang pada awalnya hanya sibuk sendiri dan membuat permainan yang

tidak bermanfaat, dengan TGT menggunakan puzzle ini siswa diharuskan

menyusun kepingan puzzle yang ada dalam permainan tersebut.

Pada siklus I siswa mulai merubah sistem pembelajaran mereka yang

semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran aktif yang seluruh kegiatannnya

berpusat pada siswa. Rata-rata respons siswa masih relatif rendah karena siswa

berada pada kondisi transisi dan penyesuaian dengan cara belajar yang baru.

Pada siklus II dengan pokok bahasan Klasifikasi Makhluk Hidup respons

siswa naik lagi sebesar 4,5% menjadi 77,5%. Hasil ini diperkuat dengan hasil

angket respons siswa pada siklus II yang memiliki rata-rata indikator sebesar

80,15%.. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle

memberikan dampak yang baik bagi siswa. Siswa terlibat langsung yaitu dalam

permainan puzzle dengan begitu maka usaha dan kreatifitas siawa dapat terlihat

kemudian masing-masing siswa harus mengikuti permainan puzzle tersebut dan

setiap siswa dituntut dapat menyusun kata dengan benar dan cepat supaya menang

dan mendapat penghargaan dari guru. Siswa sudah berrespons dari awal sampai

akhir pelajaran yaitu ditunjukkan dari mulai memperhatiakn guru saat presentasi,

diskusi kelompok, penyusunan kepingan-kepingan puzzle sampai siswa menang

dan mendapat penghargaan dari guru. Siswa berrespons aktif dengan

kemandiriannya karena siswa diharapkan dapat menyusun kata-kata yang sesuai

dengan materi dan menyusun kata sebanyak-banyaknya yang berbeda dengan

temannya, dengan siswa dapat menyusun kata yang banyak maka siswa tersebut

Page 78: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

sudah mengumpulkan pengetahuan yang banyak pula. Sehingga dari kegiatan-

kegiatan tersebut maka respons siswa dapat meningkat.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa data yang diperoleh dari

hasil angket, observasi menunjukkan ada kesesuaian hasil. Hal ini berarti bahwa

data hasil penelitian tentang peningkatan respons siswa dalam pembelajaran

dapat dikatakan valid dan dapat dipertanggung jawabkan.

Menurut hasil wawancara dengan guru mengenai metode pembelajaran

TGT menggunakan puzzle sangat menarik perhatian siswa. Proses pembelajaran

yang terdiri dari berbagai tahap ini menarik dan dapat meminimalisir sikap siswa

yang pasif dan mengurangi kebosanan siswa dalam belajar. Upaya untuk

membuat siswa lebih berrespons dalam pembelajaran yang dilakukan dengan cara

mengikut sertakan siswa dalam persiapan, proses, dan kelajuan belajar supaya

lebih terfokus dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Lebih lanjut guru

menuturkan dengan pembelajaran TGT menggunakan puzzle, siswa dituntut aktif

bekerja sama dan lebih berpartisipaasi dalam kerja kelompoknya pada saat diskusi

dan permainan. Penerapan pembelajaran TGT menggunakan puzzle dapat

mengaktifkan belajar siswa baik aktif fisik saat permainan maupun berrespons

yang meliputi kegiatan peningkatan perhatian siswa untuk mengemukakan

pendapat, keikutsertaan dalam proses pembelajaran, usaha dan kreativitas siswa

serta menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Keterangan mengenai hasil

wawancara dengan guru dapat dilihat pada Lampiran 8.

Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa dalam

mengemukakan pendapat, siswa cenderung lebih berani baik saat kegiatan

diskusi maupun saat kegiatan yang lain. Menurut informasi siswa, dengan

pembelajaran TGT menggunakan puzzle perhatian siswa lebih meningkat dan

berrespons/terlibat aktif dalam persiapan, proses, dan kelajuan dalam

pembelajaran. Sementara keaktifan siswa dalam mengemukakan masalah, usaha,

dan kreativitas paling banyak adalah saat kegiatan kerja kelompok untuk

berdiskusi dan permaian antar kelompok. Keterangan mengenai hasil wawancara

dengan siswa dapat dilihat pada Lampiran 8

Page 79: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian adalah teknik

trianggulasi metode. Trianggulasi metode merupakan cara mengumpulkan data

sejenis yang menggunakan teknik/metode yang berbeda yaitu observasi, angket

dan wawancara. Teknik trianggulasi digunakan untuk menguji kemantapan dan

kebenaran informasi yang diperoleh, sehingga dengan menggunakan teknik

tersebut maka dapat diketahui ketercapaian masing-masing target untuk setiap

indikator respons siswa dalam pembelajaran biologi yaitu dengan

membandingkan persentase yang diperoleh masing-masing teknik pengumpulan

data.

Data yang diperoleh dari tiap-tiap teknik pengumpulan data baik dari

hasil angket maupun observasi masing-masing menunjukkan adanya peningkatan

setiap indikator respons siswa dalam pembelajaran. Kesesuaian peningkatan

persentase indikator baik dari hasil angket maupun hasil observasi menunjukkan

bahwa tindakan yang dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan respons siswa

dalam pembelajaran melalui penerapan TGT menggunakan puzzle sudah berhasil

dan mendapat respon yang baik dari siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

baik terhadap siswa maupun guru yang menunjukkan bahwa tindakan yang

dilakukan berupa penerapan TGT menggunakan puzzle mampu menumbuhkan

keikutsertaan siswa (berrespons) dalam persiapan, proses dan kelanjutan belajar,

keberanian mengemukakan masalah, kemauan untuk berkreasi, bekerja terus/

tidak macet serta menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya yang pada akhirnya

dapat meningkatkan respons siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar

dengan permainan yang dirancang dalam metode pembelajaran TGT

memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks dan dapat menumbuhkan

tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan siswa dalam

belajar.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Agung Susilo (2008) memperlihatkan

bahwa dengan penerapan TGT mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang

terkait dengan rendahnya respons siswa dalam pembelajaran. Hal ini diperkuat

oleh Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan (2007) menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan suatu alasan yang dapat dipercaya bahwa pembelajaran

Page 80: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

tersebut sangat efektif ketika siswa terlibat aktif dalam bertukar pendapat dan

bekerjasama untuk menyelesaikan tugas akademiknya secara lengkap.

Di sisi lain, Fengfeng Ke dan Barbara Grabowski (2007) menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat efektif untuk bersaing antar

individu dan juga untuk memudahkan siswa berpikir positif dalam matematika

tetapi tidak dalam mempromosikan pembelajaran matematika. Berdasarkan fakta-

fakta tersebut, dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dengan berbagai media permainan yang digunakan dalam pertandingan/turnamen

dapat meningkatkan prestasi dan respons siswa.

Dalam pengambilan suatu data masih terdapat kekurangan yaitu tidak

semua indikator dapat diamati dalam setiap tahap pelaksanaan TGT karena setiap

pelaksanaan TGT hanya terdapat beberapa indikator saja yang dapat diamati. Jadi

semua indikator harus diamati dalam semua tahap pelaksanaan TGT yang sedang

berlangsung sehingga dapat diperoleh data secara lengkap.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, angket, maupun

wawancara walaupun ada sedikit kekurangan tetapi data yang diperoleh

menunjukkan adanya kesesuaian hasil. Hal ini mengindikasikan bahwa data hasil

penelitian tentang peningkatan respons siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan

valid. Jadi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan

puzzle dapat meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran biologi.

Page 81: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) menggunakan

puzzle dapat meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran biologi siswa kelas

VII C SMP Negeri 1 Mojogedang tahun pelajaran 2009/2010.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan

pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan respons siswa

khususnya di SMP Negeri 1 Mojogedang.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran

biologi di SMP Negeri 1 Mojogedang, yaitu respons siswa dalam

pembelajaran dapat ditingkatkan dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) menggunakan puzzle.

C. Saran

1. Bagi Guru

a. Pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

menggunakan puzzle membutuhkan instruksi yang jelas agar dapat

dimengerti oleh siswa dengan baik, oleh sebab itu guru hendaknya

memberikan instruksi dan arahan yang jelas kepada siswa tentang

pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games

Tournament) menggunakan puzzle, agar kegiatan pembelajaran berjalan

dengan efektif.

Page 82: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

b. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan puzzle

membutuhkan pengelolaan waktu yang baik, sehingga guru sebaiknya

mempersiapkan rencana pengajaran, alat, dan media pembelajaran dengan

matang agar ketika proses pembelajaran berlangsung dapat berjalan

seefektif mungkin.

c. Hendaknya guru dapat menerapkan TGT menggunakan puzzle dengan baik

sehingga dapat meningkatkan respons siswa dalam pembelajaran biologi.

d. Agar dapat merangsang respons siswa dalam pembelajaran, guru

hendaknya lebih interaktif, demokratis, humoris, serta menciptakan

suasana lebih akrab dan tidak kaku dengan memberi kesempatan seluas-

luasnya kepada siswa untuk mengungkapkan semua permasalahan yang

dihadapi sehingga keterlibatan siswa dapat terlihat.

2. Bagi Siswa

a. Hendaknya siswa tidak malu dan tidak ragu untuk mengemukakan

masalah bila terdapat hal-hal yang kurang dipahami terutama saat kegiatan

tatap muka dengan guru.

b. Hendaknya siswa berani mengemukakan masalahnya sehingga peran serta

siswa dapat terlihat baik saat presentasi oleh guru, diskusi, maupun saat

tournament atau permainan.

c. Hendaknya siswa memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru agar

dapat melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

menggunakan puzzle dengan baik.

Page 83: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

DAFTAR PUSTAKA

Anonoim. 2010. Puzzle (online).(http://www.omochatoys.com/index.php?option=com_content&view=article&id=496:puzzle&catid=78:mainan-edukatif&Itemid=163, diaksestanggal 23 Maret 2010)

Arikunto, Suharsimi. 1992. Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah PendekatanEvaluasi. Jakarta: PT. Rajawali

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Dr. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo

Lie, A.2005. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT RemajaRosdyakarya

Miles dan Huberman. 1992. Analisa Data Kualitatif : Buku Sumber TentangMetode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta :Universitas Indonesia Press.

Mulyasa. 2006. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nur, Mohamad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan

Matematika UNESA

Rochiati Wiriaatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :Remaja Rosda Karya

Saktiyono. 2007. IPA Biologi SMP dan MTS Untuk Kelas VII. Jakarta: Esis

Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Nusa Media.

Solihatin, E dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning (Analisis Model

Pembelajaran IPS). Jakarta: Bumi Aksara.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Sutopo,HB. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

Page 84: UNTUK MENINGKATKAN · Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Alam Nasyrah: 6-8) Ada tiga perkara, barang siapa tiga perkara tersebut ada padanya, maka ia akan merasakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Sry. 2010. Puzzle (online).(http://paudgrobogan.wordpress.com/2010/03/14/manfaat-puzzle-untuk-pendidikan, diakses tanggal 23 Maret 2010)

Suparno, Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Dirjen DIKTIDEPDIKNAS

Tim Penyusun Kamus. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : BalaiPustaka

W. James Popham & Eva L. Baker. 1992. Teknik Mengajar Secara SistematisTerjemahan Amirul Hadi. Jakarta : PT. Rineka Cipta