Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni....

77
i SEJARAH TRANSPORTASI BUS ESTO DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN KOTA SALATIGA TAHUN 1923-1942 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati NIM 3111413038 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni....

Page 1: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

i

SEJARAH TRANSPORTASI BUS ESTO DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN KOTA SALATIGA TAHUN 1923-1942

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

Oleh :

Eni Setyowati

NIM 3111413038

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

ii

Page 3: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

iii

Page 4: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

iv

Page 5: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”

(Aristoteles)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan” (Surah Al-Insyirah : 5-6)

PERSEMBAHAN :

Ibukku (Kustiyah), Ayahku dan Kakakku

Sahabat dan temanku

Pembaca yang budiman

Page 6: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

vi

SARI

Setyowati, Eni. 2017. Sejarah Transportasi Bus Esto dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kota Salatiga tahun 1923-1942. Skripsi. Jurusan Sejarah Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Arif Purnomo, S.Pd.,

S.S., M.Pd, Pembimbing II Drs. Abdul Muntholib, M.Hum.

Kata Kunci : Transportasi, Bus Esto, Salatiga, Perkembangan

Munculnya kebijakan Pemerintah Hindia Belanda melalui Undang-Undang

Agraria 1870 membuat industri perkebunan semakin berkembang di Indonesia

salah satunya di Salatiga. Dibukanya jalur transportasi kereta api di daerah

pedalaman Jawa yang melewati beberapa daerah yang letaknya tidak jauh dari

Salatiga turut memberikan pengaruh di Salatiga. Kebutuhan sarana transportasi

disekitarnya juga semakin meningkat. Bus Esto merupakan angkutan umum masal

pertama di Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimanakah

latar belakang berdirinya Bus Esto di Salatiga, (2) bagaimanakah perkembangan

Bus Esto tahun 1923-1942, (3) Apakah dampak sosial dan ekonomi adanya Bus

Esto di Salatiga tahun 1923-1942.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yang mencangkup

empat langkah, yakni heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.

Teknik pengambilan data yang digunakan melalui studi dokumen, studi pustaka,

observasi, dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, bus Esto didirikan di Salatiga untuk

memenuhi kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Transportasi yang

lebih cepat dan bisa menampung lebih banyak orang sangat dibutuhkan. Selain

membawa penumpang Bus Esto juga membawa barang, dengan adanya Bus Esto

para dagang bisa membawa barang dengan jumlah yang lebih banyak jika

dibandingkan dengan dokar. Adanya Bus Esto di Salatiga memudahkan mobilitas

masyarakat Salatiga dan sekitarnya untuk mencapai wilayah lain dengan lebih

cepat. Awalnya trayek yang dilayani hanya jurusan Salatiga-Tuntang dan

Salatiga-Bringin PP, karena dua daerah tersebut terdapat stasiun kereta api. Pada

awal operasinya penumpang yang menggunakan Bus Esto lebih banyak orang-

orang kulit putih sedangkan pribumi hanya para priyayi. Tahun 1930-an

merupakan masa kejayaan Bus Esto, trayek yang dilalui hampir seluruh Jawa

Tengah. Pada tahun 1930-an Bus Esto menjadi angkutan masal banyak pedagang

menggunakan Bus Esto untuk meuju ke pasar. Bus Esto menjadi perusahaan yang

terbaik dan terbesar di Semarang. Manajemen perusahaan sangat baik, sangat

memperhatikan pegawainya. Namun ketika ada krisis ekonomi merupakan masa

sulit yang dihadapi perusahaan Bus Esto. Selama tahun 1923-1942 kepemimpinan

Esto sudah berganti selama tiga kali. Pergantian tersebut turun-temurun

berdasarkan budaya Tionghoa. Adanya Bus Esto memberikan pengaruh terhadap

perkembangan Salatiga. Bus Esto memberikan pendapatan daerah melalui pajak

yang berguna untuk pembangunan kota, mengurangi jumlah pengangguran di

Salatiga, memberikan kesejahteraan untuk pegawai. Selain dalam bidang ekonomi

adanya Bus Esto juga turut memberikan pengaruh dalam bidang sosial.

Page 7: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

vii

ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017. History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942. Essay. History Department. Social

Sciences Faculty. Semarang State University. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd.

Drs. Abdul Muntholib, M. Hum.

Keywords: Transportation, Esto Bus, Salatiga, Development.

The emergence of the Dutch East Indies government policy through the

Agrarian Act 1870 made the industry growing up in Indonesia one of them in

Salatiga. The opening of railway transportation routes in the interior of Java,

which passes through several areas not far from Salatiga, also contributes in

Salatiga. The need of nearby transportation facilities is also increasing. Esto Bus

is the first mass public transport in Salatiga. This study aims to determine (1)

What is the background of Establishment of Esto Bus in Salatiga, (2) how is the

development of Esto Bus in 1923-1942, (3) What is the social and economic

impact of Esto Bus in Salatiga 1923-1942.

This study uses historical research methods, which includes four steps,

namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Data

collection techniques used through document studies, literature study,

observation, and interviews.

The results show that Esto Bus were established in Salatiga to meet the

increasing transportation needs. Faster transportation and can accommodate more

people is needed. In addition to carrying passengers Esto Bus also carry goods,

with the Esto Bus traders can bring more items with the amount when compared

with the gig. The existence of Esto Bus in Salatiga facilitates the mobility of

Salatiga and surrounding communities to reach other areas more quickly. Initially

the route served only majors Salatiga-Tuntang and Salatiga-Bringin because the

two areas contained a railway station. At the beginning of its operation the

passengers who used Esto Bus were more white people while the natives were

only priyayi. The 1930s was the heyday of Esto Bus, a trek that runs through most

of Central Java. In the 1930's Esto Bus became mass transportation many traders

use Esto Bus to the market. Esto Bus became the best and largest company in

Semarang. The management of the company is very good, very concerned about

its employees. But when there is an economic crisis is a difficult time faced Esto

Bus company. During 1923-1942 Esto's leadership had changed three times.

Substitution is hereditary based on Chinese culture. The existence of Esto Bus

gives influence to the development of Salatiga. The Esto Bus provides local

revenue through taxes that are useful for urban development, reducing

unemployment in Salatiga, providing welfare for employees. In addition to the

economic field of the Esto Bus also contributed to the influence in the social field.

Page 8: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

viii

PRAKATA

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Puji syukur alhamdulillah penulis panjaatkan kepada Allah Subhanahu

wata’aala yang telah memberikan kemurahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sejarah Transportasi Bus

Esto dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kota Salatiga tahun 1923-1942”.

Dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dorongan, bimbingan, bantuan,

dan saran dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu, perkenankanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menimba ilmu di UNNES dengan segala kebijakannya.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A, Dekan Fakulas Ilmu Sosial

Universitas Negeeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian

dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Hamdan Tri Atmaja, M.Pd, Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan motivasi

yang sangat membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Andy Suryadi, S.Pd., M.Pd, Koordinaator Prodi Ilmu Sejarah Jurusan

Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan motivasi yang sangat membangun dalam penyelesaian

skripsi ini.

Page 9: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

ix

5. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd, Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan,

dan petunjuk pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs. Abdul Muntholib, M.Hum, Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan,

dan petunjuk pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Drs. Karyono, M.Hum yang telah banyak memberikan saran dan

bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia, Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa

Tengah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian dengan memberikan sumber-sumber arsip yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Segenap informan Bapak Eddy, Bapak Nuri, Bapak Dady, Bapak

Rasianto, Bapak Sudarmanto, Bapak Paryono, Bapak Jumadi, Ibu

Sunarti, Mbah Yanah yang telah memberikan informasi kepada penulis.

10. Segenap dosen dan karyawan Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu dan

pelayanan yang terbaik.

11. Kedua orang tua saya Ibu dan Bapak yang senantiasa memberikan

semangat, doa, dan kasih sayang yang tulus. Tanpa mereka penulis

bukan siapa-siapa.

Page 10: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

x

12. Semua keluarga saya Mas, Mba, Budhe, Pakdhe, Sepupu, dan

Keponakan yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang yang

luar biasa.

13. Sahabat terbaik Rokhmani Shodiqin yang senantiasa memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis.

14. Teman-teman SOHU (Rombel Ilmu Sejarah 2013). Yang empat tahun

bersama, terima kasih untuk canda tawa, dukungan, dan doanya.

15. Keluarga Besar Exsara (Ekspedisi Sejarah Indonesia) Jurusan Sejarah,

terima kasih penulis ucapkan atas kesempatannya mendapatkan ilmu,

pengalaman dan keluarga baru selama di Semarang.

16. Teman-teman Kontrakan Barokah (Diska, Umi, Lisa, Ova, Gamar, Elsa,

Oka, Asri, Ayu, mba Laily, mba Lala, teh Rahma) terima kasih untuk

canda tawa, pengalaman, nasehat dan motivasinya selama ini.

17. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak mampu penulis sebutkan satu per

satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak.

Semarang, September 2017

Penyusun

Page 11: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN ..................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

SARI ....................................................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

PRAKATA ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xiv

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12

E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 13

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 14

Page 12: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

xii

G. Metode Penelitian....................................................................................... 16

H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 24

BAB II GAMBARAN UMUM .............................................................................. 26

A. Kondisi Georafis dan Historis Kota Salatiga ............................................. 26

B. Keadaan Masyarakat Kota Salatiga ........................................................... 36

1. Kependudukan dan keadaan Sosial Kota Salatiga ............................... 36

2. Keadaan Ekonomi Kota Salatiga ......................................................... 41

C. Perkembangan Transportasi di Salatiga sebelum tahun 1923 .................... 43

BAB III PERKEMBANGAN BUS ESTO TAHUN 1923-1942 .......................... 50

A. Awal Berdirinya Bus Esto .......................................................................... 50

B. Perkembangan Bus Esto tahun 1923-1942 ................................................ 56

C. Perkembangan Jumlah Bus Esto tahun 1923-1942 .................................... 62

D. Perkembangan Trayek dan Jadwal Keberangkatan tahun 1923-1942 ....... 63

E. Perkembangan Tarif Pengangkutan Bus Esto tahun 1923-1942 ................ 73

F. Tenaga Kerja Bus Esto ............................................................................... 82

G. Peran Pemerintah Terhadap Perkembangan Bus Esto ............................... 85

BAB IV PENGARUH ADANYA BUS ESTO DI SALATIGA ........................... 89

A. Perubahan adanya Bus Esto dalam Bidang Ekonomi ................................ 89

B. Perubahan adanya Bus Esto dalam Bidang Sosial ..................................... 99

BAB V Simpulan ................................................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 109

Page 13: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

xiii

DAFTAR INFORMAN ....................................................................................... 114

LAMPIRAN ......................................................................................................... 116

Page 14: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

xiv

DAFTAR ISTILAH

Afdeeling : Wilayah administrasi Pemerintah Kolonial Belanda di

Indonesia yang berada dibawah Karesidenan.

Asisten Resident : Asisten Residen

Bringinscheweg : Jalan Bringin

Burgermeester :Walikota

Buruh Partikelir : Buruh swasta

Desentralisatie : UU yang memuat kewenangan yang diberikan

pemerintah pusat kepada kotamadya atau gemeente

untuk memerintah atau mengatur daerahnya sendiri

Gemeente : kotamdya yang muncul setelah dicanangkannya UU

Desentralisasi tahun 1903

Julianalaan : Jalan Juliana

Karesidenan : Daerah yang dipimpin oleh seorang residen

Kontrolir : Pegawai pemerintah Hindia Belanda yang berkedudukan

dibawah Asisten Residen

Onderneeming : Perusahaan

Otobus : Angkutan umum yang banyak memuat banyak

penumpang

Perdikan : Daerah yang dibebaskan dari kewajiban membayar pajak

kepada pemerintah (pada zaman Belanda)

Sepasaran : Penanggalan jawa yang terdiri dari 5 hari yaitu Legi,

Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon

Societiet : Masyarakat

Soloschweg : Jalan Solo

Standplaat : Terminal

Swatantra : Daerah otonom atau pemerintahan sendiri

Toentangscheweg : Jalan Tuntang

Vrackt : Muatan

Page 15: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

xv

DAFTAR SINGKATAN

BPM : Bataafsche Petroleum Mij

ESTO : Eerste Salatigasche Transport Onderneming

KA : Kereta Api

MULO : Meer Uitgebreid Lager Onderwijs

PP : Pulang Pergi

THR : Tunjangan Hari Raya

UU : Undang-Undang

VOC : Verenigde Oost Indische Compagnie

Page 16: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Foto orang pribumi membawa barang menggunakan tenggok ........... 44

Gambar 2. Foto orang pribumi membawa barang dengan cara dipikul ............... 45

Gambar 3. Foto dokar yang sedang berjalan ........................................................ 46

Gambar 4. Truk angkutan Kwa Tjwan Ing pada awal tahun 1920-an ................. 55

Gambar 5. Bus Esto pada tahun 1923 .................................................................. 56

Gambar 6. Bus Esto pada tahun 1930-an ............................................................. 60

Gambar 7. Keadaan Pasar di Salatiga tahun 1918 ................................................ 95

Gambar 8. Pasar Salatiga tahun 1925 ................................................................... 96

Gambar 9. Pintu masuk Pasar Salatiga setelah di renovasi .................................. 96

Gambar 10. Foto orang Eropa bersama orang pribumi ...................................... 103

Page 17: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Pertumbuhan Populasi Salatiga tahun 1905-1930 ................................... 38

Tabel 2. Jumlah perkebunan swasta di Afdeeling Salatiga tahun 1987-1920........ 52

Tabel 3. Daftar perkebunan-perkebunan di Afdeeling Salatiga tahun 1924 .......... 53

Tabel 4. Jadwal keberangkatan Bus Esto Jurusan Salatiga-Bringin ..................... 65

Tabel 5. Jadwal keberangkatan Bus Esto Jurusan Salatiga-Muncul-Ambarawa .. 66

Tabel 6. Jadwal keberangkatan Bus Esto Jurusan Ambarawa-Sumowono ........... 67

Tabel 7. Jadwal keberangkatan Bus Esto Jurusan Salatiga-Magelang .................. 68

Tabel 8. Jadwal keberangkatan Bus Esto Jurusan Salatiga-Bringin dan Salatiga-

Ambarawa .............................................................................................. 69

Tabel 9. Jadwal keberangkatan Bus Esto Jurusan Salatiga-Suruh ........................ 70

Tabel 10. Jadwal keberangkatan Bus Esto Jurusan Salatiga-Ambarawa,

Ambarawa-Sumowono, Salatiga-Bringin .............................................. 71

Tabel 11. Jadwal keberangkatan Bus Esto Jurusan Suruh-Karanggede ................ 72

Tabel 12. Daftar tarif jurusan Salatiga-Ambarawa PP tahun 1936 ....................... 75

Tabel 13. Daftar tarif jurusan Ambarawa-Sumowono PP tahun 1938 .................. 76

Tabel 14. Daftar tarif jurusan Ambarawa-Sumowono PP tahun 1939 .................. 77

Tabel 15. Daftar tarif jurusan Salatiga-Suruh PP tahun 1940 ............................... 78

Tabel 16. Daftar tarif jurusan Suruh-Karanggede PP tahun 1941 ......................... 79

Tabel 17. Daftar harga beras dalam F/Kwintal di Jawa tahun 1923-1940 ............ 80

Tabel 18. Mata uang yang digunakan pada masa Ratu Wilhemmina ................... 81

Tabel 19. Daerah asal pedagang dan barang yang diperdagangkan ...................... 93

Page 18: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

xviii

Tabel 20. Daftar pajak Bus dan Truk di kota-kota besar ....................................... 98

Tabel 21. Jumlah imigran di wilayah Salatiga pada tahun 1930 menurut asal ... 101

Tabel 22. Jumlah penduduk imigran di wilayah Salatiga menurut jenis kelamin

pada tahun 1930 ................................................................................... 101

Page 19: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Staadsblaad No. 266 tahun 1917.................................................... 116

Lampiran 2. Afschrift van het besluit van het College van Gedeputeerden van

den Provincialen Raad van Midden-Java ................................... 119

Lampiran 3. Surat Permohonan Pembaharuan Izin Usaha ................................. 120

Lampiran 4. Jadwal Perjalanan dan Daftar Tarif Bus Esto Jurusan Salatiga-

Bringin dan Salatiga-Ambarawa PP tahun 1936 ........................ 121

Lampiran 5. Jadwal Perjalanan dan Daftar Tarif Bus Esto Jurusan Ambarawa-

Sumowono PP tahun 1938 ......................................................... 122

Lampiran 6. Jadwal Perjalanan dan Daftar Tarif Bus Esto Jurusan Salatiga-Suruh

PP tahun 1940 ............................................................................ 123

Lampiran 7. Jadwal Perjalanan dan Daftar Tarif Bus Esto Jurusan Suruh-

Karanggede PP tahun 1941 ........................................................ 124

Lampiran 8. Perkiraan wilayah Salatiga tahun 1917 .......................................... 125

Lampiran 9. Peta Kotapraja Salatiga tahun 1940 ............................................... 126

Lampiran 10. Foto beberapa informan ............................................................... 127

Lampiran 11. Transkrip wawancara ................................................................... 130

Page 20: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada awal abad ke-19, terjadi sebuah perubahan besar di Indonesia, yaitu

adanya pergantian kekuasaan dari pemerintahan VOC kepada pemerintahan

Hindia Belanda yang disebabkaan VOC mengalami keruntuhan yang

diakibatkan oleh beberapa sebab, seperti mutu pegawai yang merosot,

manajemen pemerintahaan yang jelek, pengeluaran yang sangat besar terutama

pembiayaan intervensi politiknya, sistem monopoli yang sudah tidak sesuai lagi,

dan yang terpenting adalah korupsi yang merajalela.1

Pergantian kekuasaan dari VOC ke pemerintah Hindia Belanda berlangsung

dalam suasana yang suram akibat dari adanya perang Eropa yang melibatkan

kerajaan Belanda. Pada tahun 1825-1830 terjadi perang Diponegoro, untuk

meredam peperangan tersebut Belanda mengeluarkan banyak biaya, dan

menyebabkan semakin kosongnya kas negara, sementara sumber pemasukan

negara kolonial tidak dapat mengatasi kemerosotan tersebut. Untuk itu mulai

dicari cara yang dianggap tepat sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan

tersebut. Akhirnya disepakatilah Sistem Tanam Paksa (cultuurstelsel) yang

digagas oleh Johanes Van den Bosch. Pemberlakuan kebijakan ini berlaku di

seluruh Indonesia tak terkecuali pulau Jawa.

1 Marwati Djoened Pusponegoro, Sejarah Nasional Indonesia V Zaman Kebangkitan Nasional dan

Masa Republik Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka. 2008), hlm. 1.

Page 21: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

2

Periode Tanam Paksa merupakan masa dimana penjajahan yang sebenarnya

dalam sejarah Jawa. Pihak Belanda menjalankan sistem yang sangat memberatkan

penduduk Jawa, mereka dipaksa untuk menghasilkan tanaman yang laku bagi

pasaran Internasional. Keuntungan yang didapatkan harus bisa menutup

kekurangan biaya-biaya administrasi di Jawa dan mendukung posisi keuangan di

Belanda yang sedang memburuk.2

Ketika VOC berkuasa di wilayah Jawa, Salatiga merupakan satu diantara

banyak daerah yang berada dibawah kekuasaannya. Alasan mengapa Salatiga

dikuasai oleh VOC karena Salatiga berada di daerah yang sangat strategis,

Salatiga berada di jalur utama yang menghubungkan Semarang, Surakarta, dan

Magelang. Selain itu Salatiga dijadikan sebagai tempat persinggahan karena

dianggap sangat strategis untuk menghubungkan daerah pedalaman Jawa

Tengah ke Pantai Utara. Dengan alasan tersebut maka Salatiga dijadikan sebagai

kota Militer.

Pada tahun 1830 ketika Tanam Paksa terjadi, Salatiga dijadikan sebagai

salah satu pusat kegiatan penanaman kopi. Seiring perkembangannya wilayah

perkebunan di Salatiga terdapat banyak perkebunan swasta. Tanaman di

perkebunan tersebut antara lain kopi, karet, coklat, kapuk, kina, rempah-rempah,

tembakau, gandum, dan sayuran. Karena banyaknya perkebunan itu, Salatiga

menjadi salah satu kota yang penduduknya banyak orang Belanda dan orang

kulit putih lainnya. Umumnya mereka bekerja sebagai pegawai pemerintah,

2 MC. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

2005), hlm. 182-183.

Page 22: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

3

guru, dan pegawai perkebunan.3 Adanya banyak perkebunan di Salatiga tentu

memberikan hasil yang melimpah, dari hal tersebut muncul sebuah masalah

yaitu masalah terkait transportasi untuk mengangkut hasil perkebunan.

Transportasi berfungsi untuk mengangkut penumpang dan barang dari satu

tempat ke tempat lain. Kebutuhan untuk mengangkut barang merupakan sebuah

kebutuhan yang berkaitan dengan faktor-faktor lain. Transportasi mempunyai

peranan besar terhadap perorangan, pembangunan ekonomi, dan sosial politik

suatu Negara. Transportasi bermanfaat bagi kehidupaan masyarakat contohnya,

berfungsi untuk memindahkan hasil produksi atau bahan-bahan baku suatu

daerah kepada masyarakat atau perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang

pemasaran. Selain untuk kegiatan ekonomi, transportasi berperan dalam

melaksanakan penyebaran penduduk dan pemerataan pembangunan.4

Pada abad 18 kondisi jalan di wilayah Karesidenan Semarang khususnya

Bawen dan Salatiga belum sebaik saat ini, jalan-jalan masih berupa jalan setapak

dan jalan kecil. Penduduk Salatiga dan sekitarnya yang ingin bepergian maupun

berdagang menggunkan sarana transportasi yang memanfaatkan tenaga hewan.

Dahulu perkembangan jaringan darat hanya untuk menghubungkan jalan-jalan

ke kota-kota perdagangan di pesisir utara pulau Jawa dan untuk menghubungkan

kegiatan ekonomi antara pusat-pusat perdangan dengan daerah-daerah kerajaan

Mataram. Adanya sistem Tanam Paksa yang mengakibatkan pertumbuhan hasil

3 Eddy Supangkat, Salatiga Sketsa Kota Lama (Salatiga: Griya Media, 2007), hlm. 4-5.

4 Abbas Salim, Manajemen Transportasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 6

Page 23: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

4

perkebunan maka hal tersebut memaksa akan adanya peningkatan penambahan

transportasi untuk mengangkut hasil perkebunan.5

Pada abad 19 terdapat pembukaan akses-akses jalan ke pedalaman karena

semakin banyaknya perkebunan yang ada di Salatiga. Pada tahun 1867 terjadi

perubahan dalam sejarah perhubungan dan transportasi di Jawa Tengah, saat itu

dimulailah pengerjaan jalan kereta api untuk pertama kalinya, yaitu dari

Semarang ke daerah-daerah kerajaan di pedalaman Solo. Adanya peningkatan

hasil perkebunan semakin membuat transportasi dibutuhkan, hal inilah yang

membuat transportasi di Salatiga semakin berkembang. Salatiga yang saat itu

berada tidak jauh dari dua stasiun yang cukup berperan penting dalam

pendistribusian hasil bumi ke kota besar seperti Semarang dan sekitarnya

membuat sarana transportasi di Salatiga sangat di butuhkan. Perkembangan itu

terus berjalan hingga Salatiga menjadi sebuah kota kolonial yang terbilang

cukup modern.

Seiring dengan berkembangnya sistem ekonomi dan politik liberal yang

diterapkaan oleh Pemerintah Hindia Belanda, pada periode abad XX, di

Indonesia muncul kota-kota baru. Ciri dari kota-kota ini banyak terdapat

perkampungan orang-orang asing, para pedagang, tempat peribadatan, pasar,

dsb.6

Salah satu kota yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada awal

abad XX adalah Salatiga. Pendirian Kota Salatiga tidak lepas dari pertumbuhan

5 Djoko Suryo, Sejarah Sosial Karesidenan Semarang 1830-1900 (Yogyakarta: Pusat Antar

Universitas Gadjah Mada, 1989), hlm. 101. 6 Sartono Kartodirdjo,” Struktur Sosial dari Masyarakat Tradisional dan Kolonial” Lembaran

Sejarah No. 4, 1974, hlm. 30

Page 24: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

5

ekonomi dan munculnya kelompok-kelompok pendukung roda ekonomi Salatiga

dan sekitarnya. Pemerintah juga melengkapinya dengan berbagai sarana dan

prasarana untuk mendukung kelancaran pemenuhan kebutuhan ekonomi di

Salatiga.

Kota yang ideal mempunyai ciri : sektor pedagang asing terutama pedagang

Cina yang mewarnai kehidupan kota dengan gaya bangunan, kegiatan ekonomi,

dan kehidupan sosial budaya, sektor kolonial dengan benteng, perkantoran,

rumah-rumah, gedung societiet, rumah ibadah vrijnetselarij, sektor kelas

menengah pribumi yang kadang-kadang mengelompok dalam kampung-

kampung tertentu, dan imigran yang menampung para pendatang baru di kota

yang berasal dari pedesaan sekitar. Di sela-sela tempat ini terdapat gedung-

gedung sekolah, pasar, stasiun, dan tempat-tempat umum lainnya.7

Salatiga merupakan salah satu kota kecil yang terdapat di Indonesia,

Salatiga sendiri tidak lepas dari perhatian pemerintah Hindia Belanda karena

Salatiga dijadikan sebagai salah satu kota peristirahatan orang Hindia Belanda.

Di samping sebagai tempat peristirahatan, Salatiga pernah dijadikan sebagai kota

militer karena letak Salatiga yang strategis yang terletak di jalur Semarang-

Surakarta.

Sejak tahun 1903, Salatiga menjadi sebuah kota administratif yang dipimpin

oleh asisten residen dan pemerintahan tradisional tingkat Pati, yang semua

berkedudukan di Ambarawa, karena di Salatiga ada perusahaan perkebunan

yang lebih besar. Pengalihan tersebut untuk mengolah atau menangani

7 Kuntowidjojo, Metodologi Peneitian Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), hlm. 54-55.

Page 25: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

6

kemungkinan didirikannya Pemerintah Gemeente di Salatiga, karena akan

mendirikan desentralisasi di Hindia Belanda dan akan megurus administrasi

sendiri. Kehadiran asisten residen di Salatiga mendorong semakin banyak orang

kulit putih yang bertempat tinggal di Salatiga. Dengan dipindahnya asisten

residen dari Ambarawa ke Salatiga 1905, Pemerintah Belanda mengeluarkan

pelaksanaan desentralisasi di Hindia Belanda. Pemerintah Belanda menyetujui

desentralisasi karena adanya desakan dari rakyat Hindia Belanda dan dari elit

Indonesia. Di kalangan orang Belanda telah menjalankan politik etis, dan agar

politik kolonial tidak mengeruk keuntungan, tetapi dapat mencerdaskan dan

mensejahterakan kehidupan rakyat Hindia Belanda.

Pada tahun 1917, Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Salatiga sebagai

sebuah Gemeente (kota praja) melalui Staadsblad No. 266 1917 yang

dikeluarkan oleh Gurbernur Jendral Hindia Belanda. Ada banyak faktor yang

mempengaruhi mengapa Salatiga yang merupakan sebuah kota kecil dijadikan

sebagai sebuah Kotapraja antara lain: faktor penduduk, faktor keadaan setempat

dan faktor keuangan. Meskipun tampaknya ketetapan tersebut bernuansa politis

yang berpihak pada kepentingan orang kulit putih di Salatiga pada masa itu,

namun sebenarnya di sisi persyaratan berdirinya sebuah Gemeente, Salatiga di

pandang sudah memenuhi syarat-syarat tersebut.8

Pada saat Salatiga berstatus sebagai Gemeente, pemerintah Hindia Belanda

terus berbenah agar Salatiga menjadi sebuah kota yang nyaman untuk di

tinggali. Tidak lupa mereka membangun sarana dan prasarana untuk mendukung

8 Eddy Supangkat, Op. Cit hlm. 12.

Page 26: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

7

segala aktivitas mereka. Pemerintah melakukan berbagai pembangunan dan

memperkenalkan fasilitas umum yang belum ada dan belum pernah dikenal

sebelumnya oleh penduduk pribumi.

Setelah Gemeente didirikan mulailah kota diperindah, jalan-jalan besar

diperbaiki dan diaspal, trotoar dan jalan kampung di perkeras dengan tegel-tegel

batu, pagar-pagar di rapikan, selokan-selokan dipelihara, halaman rumah

ditanami bunga-bungaan, taman sari atau taman bunga dibuat dan tidak

ketinggalan di kanan kiri jalan ditanami pohon-pohon yang rindang seperti

pohon kenari dan pohon mahoni.9

Meskipun pembangunan tersebut di utamakan untuk menunjang kehidupan

orang-orang kulit putih namun masyarakat pribumi ikut merasakan manfaatnya.

Pada masa itu di bangun gedung sekolah, gedung perkantoran, tempat hiburan,

tempat rekreasi, pasar, sarana olahraga, rumah sakit, terminal dan tempat ibadah

sebagai fasilitas pendukung lainnya.

Selain berbagai sarana dan prasarana yang tersebut, pemerintah Hindia

Belanda juga menata kota sedemikian rupa mengikuti pola kota-kota di Eropa

Pembangunan jalan raya beraspal dan trotoar mulai dibangun untuk memajukan

kota, fasilitas ini awalnya bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan orang-

orang Eropa di Salatiga namun masyarakat pribumi juga ikut merasakannya.

Selain pembanguan jalan raya Pemerintah Hindia Belanda juga memiliki

program penghijauan, mereka melakukan penanaman bunga hias, membuat

taman kota, dan menanam pohon peneduh di kanan kiri jalan kota.

9 MS. Handjojo, Riwayat Kota salatiga (Salatiga : Sechan Press, 1975), hlm. 15.

Page 27: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

8

Pada masa pemerintahan Gemeente, ada pembagian kawasan pemukiman

yang membedakan daerah tempat tinggal antara orang kulit putih dan orang

pribumi. Adanya perbedaan tempat tinggal antara orang Eropa dan orang

pribumi tentu saja terdapat perbedaan sarana dan prasarana yang bisa di nikmati.

Jika orang-orang Eropa bisa menikmati jalan dengan aspal yang bagus di sekitar

mereka berbeda dengan orang pribumi, jalan-jalan di sekitar pemukiman orang

pribumi di perkeras dengan tegel-tegel batu. Sekitar tahun 1920-an listrik sudah

masuk ke Salatiga dan warga sudah bisa menikmati penerangan jalan, meskipun

hanya terbatas di tempat-tempat tertentu saja. Pembangkit tenaga listriknya

berada di Desa Jelok, beberapa kilometer di utara Salatiga.

Perekonomian di Salatiga pada masa Gemeente, pusat perekonomian berada

di sepanjang ruas jalan Soloscheweg. Selain sepanjang jalan Soloscheweg, Pasar

Kalicacing juga menjadi pusat ekonomi lain yang diikenal sebagai sebuah pasar

tradisional. Demikian pula banyak orang Cina yang membuka toko-toko untuk

jualan kebutuhan sehari-hari, seperti : gula, teh, kain, barang kelontong dan

meubel. Kegiatan pasar ini menimbulkan berbagai jenis pekerjaan seperti : kuli

gendong dan kuli bus.10

Masih di sekitar pusat kegiatan ekonomi, berada persis

di seberang Pasar Kalicacing di bangun juga autostandplaats (terminal bus).

Sektor kesehatan pemerintah Gemeente sangat memperhatikan, di dekat

pusat kota di bangun sebuah rumah sakit yang sampai sekarang masih terawat

dengan baik yaitu rumah sakit Tentara (DKT) dan rumah sakit lain yang sedikit

jauh dari pusat kota yaitu Rumah Sakit Paru-paru. Rumah sakit yang awalnya di

10

S.F. Raharjo, “Struktur Sosial Masyarakat Eropah dan Indo Eropah di Salatiga”. Skripsi,

Salatiga: Bidang Studi Sejarah-FKIP-UKSW, 1978, hlm. 30-32.

Page 28: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

9

perutukkan untuk kalangan orang kulit putih namun seiring berjalannya waktu

rumah sakit ini banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pribumi.

Sektor pendidikan, pada masa pemerintah Gemeente sarana pendidikan

sudah ada namun sekolah-sekolah pada masa itu lebih diperuntukkan bagi

orang-orang Eropa. Tak hanya pemerintah yang mendirikan sekolah namun juga

ada pihak swasta yang mengusahakan adanya sekolah. Untuk pemerintah

gemeente mendirikan Eerste Europeesche Lagere School yang berlokasi di

Toentangscheweg dan Tweede Europeesche Lagere School yang berada di

Blauran bagian selatan. Sedangkan sekolah yang khusus untuk orang Cina

adalah HollandscheChinese School (HCS) di Margosari. Selain itu juga

dibangun Normaalschool dan Kweekschool dan lima buah Sekolah Desa yang

berada pada satu gedung dengan Vervolgschool (lanjutan Sekolah Desa) di

Sinoman Tempel.

Sektor transportasi, awalnya hanya ada transportasi tradisional yang

memanfaatkan tenaga manusia dan hewan. Seiring perkembangannya sarana dan

prasarana yang banyak mengalami perbaikan seperti salah satunya jalan

mendorong adanya transportasi yang lebih modern. Terdapat kemajuan sarana

transportasi di Salatiga yaitu adanya transportasi bermesin masal yang dipelopori

oleh perusahaan transportasi Esto. Awalnya hanya mengoperasikan truk dan

mobil yang berfungsi sebagai taksi namun seiring perkembangannya bertambah

dengan adanya bus.

Sarana transportasi merupakan salah satu elemen penting sebagai penunjang

pembangunan ekonomi serta perkembangan suatu kota. Pembangunan ekonomi

Page 29: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

10

membutuhkan jasa angkutan yang cukup serta memadai. Tanpa adanya

transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil

yang memuaskan dalam usaha pembangunan ekonomi dari suatu negara.11

Bus Esto merupakan sebuah Bus yang berada di bawah perusahaan milik

Kwa Tjwan Ing. Sekitar tahun 1920-an, seorang bernama Kwa Tjwan Ing mulai

merintis usahanya tersebut, dia membeli beberapa mobil kecil di Semarang

untuk dioperasikan di Salatiga. Awalnya perusahaan ini mengoperasikan

mobilnya sebagai taksi di Salatiga, pada masa itu mobil merupakan sebuah

barang mewah bagi masyarakat Salatiga. Sebagai salah satu barang mewah pada

masa itu tentu taksi-taksi tersebut mayoritas penumpangnya adalah orang-orang

Belanda dan para priyayi.

Sarana transportasi berfungsi untuk mempercepat laju perkembangan

ekonomi dan menambah dinamika masyarakat, jadi transportasi sangat

dibutuhkan oleh masyarakat kota dalam berintraksi. Munculnya bus Esto

manfaatnya sangat berperan penting dalam perkembangan kota. Dimana tempat

yang dulunya sepi dan terpencil menjadi ramai, tentunya membawa keuntungan.

Bus Esto membawa dampak bagi perkembangan kota, perkembangan yang

dirasakan antara lain dibidang ekonomi dan sosial.

Penulisan skripsi ini, didasari oleh alasan akan pentingnya sejarah

transportasi di Kota Salatiga khususnya Bus Esto. Dimana Bus Esto merupakan

sebuah saksi kemajuan Kota Salatiga dan bagaimana Bus Esto memberikan

pengaruh terhadap perkembangan Kota Salatiga. Dalam penelitian ini, penulis

11

Abbas Salim, Op. Cit, hlm. 1

Page 30: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

11

mencoba menjelaskan mengenai sejarah awal berdirinya Bus Esto,

perkembangan Bus Esto, perkembangan jumlah Bus Esto, perkembangan trayek,

jadwal keberangkatan dan tarif, tenaga kerja, peran pemerintah terhadap

perkembangan Bus Esto. Selain itu, penulis juga mencoba menguraikan

pengaruh adanya Bus Esto terhadap perkembangan Kota Salatiga. Uraian

tersebut akan dibahas dalam penelitian berjudul “Sejarah Transportasi Bus

Esto dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kota Salatiga Tahun

1923-1942”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka masalah

yang akan diangkat sebaagai berikut .

1. Bagaimanakah latar belakang berdirinya Bus Esto di Salatiga ?

2. Bagaimanakah perkembangan Bus Esto tahun 1923-1942 ?

3. Apakah dampak sosial dan ekonomi adanya Bus Esto di Salatiga tahun

1923-1942 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Bus Esto di Salatiga

2. Untuk mengetahui perkembangan Bus Esto tahun 1923-1942

3. Untuk mengetahui bagaimana dampak adanya Bus Esto di Salatiga

tahun 1938-1942

Page 31: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

12

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Pada peneitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta

wawasan tentang Sejarah Transportasi Bus Esto dan Pengaruhnya

Terhadap Perkembangan Kota Salatiga Tahun 1923-1942.

Bagaimana perkembangan Kota Salatiga sebelum tahun 1923,

menguraikan bagaimana keadaan Salatiga pada saat berstatus

sebagai Gemeente. Bagaimana sejarah berdirinya Bus Esto, sejarah

awal Tjwan Ing sebagai pediri merintis usahanya. Bagaimana

perkembangan Bus Esto tahun 1923-1942 dan bagaimana pengaruh

Bus Esto terhadap perkembangan Kota Salatiga. Penelitian ini

diharapkan mampu memberikan pengetahuan mengenai sejarah

adanya Bus Esto dan pengaruhnya terhadap perkembangan Kota

Salatiga, yang dapat dimanfaatkaan untuk kepentingan sejarah kota

dan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam

pengembangan ilmu akademisi terutama dalam bidang sejarah

transportasi. Dikarenakan transportasi merupakan salah satu hal

penting dalam kehidupan. Dengan adanya transportasi sebuah kota

bahkan negara mampu dikembangkan dan dimajukan. Dengan

adanya transportasi sangat memberikan pengaruh terhadap

perkembangan sebuah kota dan negara.

Page 32: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

13

a. Bagi almamater, penelitian ini dapat menambah referensi yang

ada dan dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemikiran teutama dalam sejarah transportasi, khususnya Sejarah

Bus Esto di Salatiga tahun 1923-1942.

b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi kepustakaan yang mengandung informasi tambahan

yang berguna bagi pembaca dan memberikan gambaran awal

yang mampu memberikan kontribusi pemikiran bagi pihak-pihak

yang mempunyai permasalahan sejenis atau bagi pembaca yang

ingin mengembangkan penelitian lebih lanjut.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian sejarah, bila disusun menjadi sebuah karya ilmiah

sejarah memerlukan adanya pembatasan ruang lingkup yang akan diteliti

oleh peneliti, hal ini dikarenakan agar pembahasannya tidak terlalu meluas

dan hasil dari penelitian tersebut akurat. Ruang lingkup pada penelitian

sejarah meliputi tempat (spasial) dan waktu (temporal).

Ruang lingkup tempat (spasial) adalah batasan tempat terjadinya

peristiwa sejarah. Lingkup spasial yang diteliti oleh penulis dalam skripsi ini

adalah Kota Salatiga sebagai obyek penelitian. Penulis memilih Kota

Salatiga sebagai batasan spasial karena Salatiga merupakan sebuah kota

kecil di Jawa Tengah yang dijadikan salah satu markas militer dan tempat

Page 33: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

14

tinggal orang-orang Belanda pada masa kependudukan Belanda di

Indonesia. Selain itu karena Salatiga merupakan tempat berdirinya Bus Esto.

Ruang lingkup waktu (temporal) dilakukan berdasarkan periode

terntentu. Batasan waktu dalam penelitian ini, penulis mengambil lingkup

temporal pada tahun 1923-1942, karena pada waktu itu orang kulit putih

mulai banyak yang tinggal menetap di Salatiga dan memberikan perubahan

bagi kota Salatiga. Batasan yang dimulai pada tahun 1923 ini dikarenakan

berkaitan dengan tahun lahirnya Bus Esto itu sendiri, dimana perusahaan ini

dikelola oleh pemilik sekaligus pendirinya. Perusahaan ini berdiri pada

masa pemerintahan Belanda. Batasan temporal berakhir pada tahun 1942,

pergantian kepemimpinan perusahaan Bus Esto setelah mengalami masa

kejayaan, kemunduran, dan mulai mengembangkan perusahaannya lagi. Di

samping itu tahun 1942 masa berakhirnya pemerintahan Belanda karena

kedatangan Jepang ke Indonesia tentu memberikan pengaruh terhadap

perkembangan perusahaan Bus Esto sendiri. Kedatangan Jepang dengan

berbagai kebijakan baru, salah satunya perampasan kendaraan bermotor ikut

mempengaruhi jalannya perusahaan Bus Esto.

F. Tinjauan Pustaka

Transportasi tradisional yang ada sebelumnya tidak mampu memenuhi

kebutuhan masyarakat yang semakin maju dan modern. Masyarakat

mmbutuhkan transportasi yang lebih modern dan cepat untuk menunjang

kehidupan sehari-hari mereka, adanya masalah tersebut mendorong Kwa

Page 34: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

15

Tjwan Ing mendirikan sebuah perusahaan transportasi modern yaitu

perusahaan Esto.

Penulisan tentang kajian sejarah transportasi sudah mulai banyak yang

tertarik untuk meneliti, namun masih sangat terbatas yang menulis tentang

transportasi khususnya pada masa kolonial, apalagi bila kajian tersebut

dihubungkan dengan pengaruhnya terhadap perkembangan kota, padahal

peran transportasi sangat berperan penting dalam perkembangan sebuah

kota. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa buku dan hasil

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tema penelitian diatas.

Buku pertama, buku yang berjudul Salatiga : Sketsa Kota Lama,

2007, karya dari Eddy Supangkat yang menjelaskan tentang sejarah kota

Salatiga. Buku ini lebih menekankan pada sejarah pemerintahan di kota

Salatiga dan perkembangan kota ini dari masa kolonial hingga merdeka.

Pada buku ini juga dijelaskan tentang perkembangan penduduk dan

perekonomian masyarakat Salatiga. Selain itu juga dijelaskan mengenai

perkembangan transportasi di Salatiga. Dari buku ini dapat diketahui

gambaran kota Salatiga sehingga dapat menunjang pelitian ini.

Buku kedua, buku yang berjudul Riwayat Kota Salatiga 1942-1957,

1973, karya dari M.S Handjojo yang menguraikan tentang keberadaan kota

Salatiga terutama perannya dari tahun 1945-1950. Buku ini menjelaskan

mengenai asal usul nama kota Salatiga, berdirinya Gemeente Salatiga,

masa pendudukan Jepang di Salatiga. Buku ini ditulis berdasarkan data

Page 35: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

16

otentik dan pengalaman pribadi penulis dari masa perang hingga menjabat

sebagai walikota Salatiga tahun 1950.

Buku ketiga, buku yang berjudul Perkembangan transportasi di

Salatiga tahun 1900-1942, karya Mia Nuraini dan team. Buku ini berisi

tentang perkembangan transportasi di Salatiga tahun 1900-1942. Penulis

menguraikan saran transportasi yang ada di Salatiga pada tahun tersebut

termasuk Esto. Sehingga buku ini bisa memberikan referensi untuk

penelitian ini.

Buku keempat merupakan sebuah karangan ilmiah yang berupa Tesis

dengan judul “ Kota Salatiga : Studi Tentang Perkembangan Kota

Kolonial 1917-1942 “, yang ditulis oleh Karyono pada tahun 2002, yang

diterbitkan oleh Universitas Gajah Mada. Penelitian tersebut merupakan

kajian ilmiah yang menjelaskan mengenai perkembangan Kota Salatiga

ketika Salatiga berstatus sebagai Gemeente. Membahas berbagai aspek

seperti kebijakan yang diberlakukan pemerintah pada tahun 1917-1942,

pendidikan, pasar, kesehatan dan transportasi. Dari pembahasan yang ada

dalam tesis ini telah mampu memberikan referensi bagi penulis dalam

acuan sebagai sumber penelitian.

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode sejarah. Metode sejarah adalah

seperangkat atas kaidah-kaidah yang sistematis yang dirubah untuk

Page 36: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

17

menambah secara efektif dalam mengumpulkan, menguji dan menganalisa

secara kritis sumber sejarah.12

Menurut Gottschalk terdapat empat langkah kegiatan dalam prosedur

penelitian sejarah yaitu :

1. Heuristik

Heuristik merupakan tahapan pertama yang harus dilakukan

dalam metode sejarah. Heuristik merupakaan kegiatan

pengumpulan data yang meliputi mencari, dan mengumpulkan

sumber-sumber sejarah yang dirasa relevan dengan masalah yang

akan diteliti. Pada dasarnya proses heuristik tidak berbeda dengan

kegiatan bibliografis yang lain. Pada tahap ini seorang sejarawan

harus menggunakan materi lainnya yang tidak terdapat di dalam

buku, seperti arsip yang dapat ditemukan di lembaga terkait.

Terdapat dua jenis sumber sejarah yang akan digunakan

penulis dalam melakukan penelitian. Kedua jenis sumber tersebut

yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah

sumber yang berdasarkan pada kesaksian dari seorang saksi mata

yang melihat dan mengalami pada kejadian tersebut. Sumber

primer bisa berupa lisan, tulisan, ataupun media yang sejaman

dengan suatu peristiwa sejarah. Dengan demikian sumber primer

12

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (Jakarta: UI Press, 1975), hlm. 32

Page 37: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

18

harus asli kesaksiaannya tidak berasal dari sumber lain melainkan

berasal dari tangan pertama.13

Dalam penelitian ini, sumber primer yang digunakan oleh

penulis berasal dari dokumen tertulis. Beberapa sumber primer

yang digunakan penulis, antara lain: Staatblad Van Nederlandche-

Indie, Arsip Perusahaan Esto. Sumber-sumber primer tersebut,

penulis dapatkan dari Perpustakaan Nasional, Arsip Nasional

Republik Indonesia, Badan Arsip Wilayah Jawa Tengah.

Sumber sekunder adalah sumber yang berdasarkan kesaksian

dari siapapun yang bukan saksi pandangan mata yaitu seseorang

yang tidak hadir pada peristiwa yang diceritakan.14

Sumber

sekunder dapat dikatakan sebagai sumber pendukung sumber

primer. Biasanya sejarawan harus bertumpu pada sumber sekunder

yang berasal dari buku-buku tangan kedua sejarawan lain, untuk

memperoleh pengetahuan mengenai latar belakang peristiwa

tertentu guna mengenali dokumen sejaman. Penulis menggunakan

hasil dari wawancara dari orang-orang yang pernah terlibat dalam

perkembangan Perusahaan Esto. Penulis melakukan wawancara

kepada para pekerja Perusahaan Esto dana beberapa pedagang

yang mengetahui tentang Bus Esto. Penulis juga menggunakan

buku, beberapa buku sebagai sumber sekunder dengan tujuan agar

memahami sumber primer serta memperkaya referensi mengenai

13

Ibid., hlm. 35 14

Ibid.,

Page 38: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

19

suatu peristiwa sejarah. Buku-buku yang penulis gunakan sebagai

sumber sekunder diperoleh dari berbagai tempat, di antaranya

Perpustakaan Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang,

Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Semarang, Perpustakaan

Jurusan Sejarah Universitas Diponegoro, Perpustakaan Pusat

Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gajah Mada, Perpustakaan Pusat Universitas Kristen

Satya Wacana, Perpustakaan Wilayah Daerah Jawa Tengah,

Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Daerah Salatiga.

Pengumpulan berbagai sumber data baik primer daan

sekunder dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain :

a. Studi Dokumen

Studi dokumen merupakan salah satu proses paling

penting dalam penulisan sejarah, terlebih bahwa penulisan

sejarah masa kolonial sangatlah minim didapatkan melalui

sumber lisan. Pada studi dokumen ini, penulis banyak

mendapatkan data dari website www.kitlv.com,

www.tropenmuseum.com, Arsip Nasional Republik

Indonesia, Perpustkaan Nasional, Arsip Wilayah Daerah Jawa

Tengah. Melalui studi dokumen, penulis berhasil

mendapatkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

Sejarah Bus Esto.

b. Studi Pustaka

Page 39: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

20

Studi pustaka merupakan suatu kegiatan dalam pencarian

literatur yang memilki relevansi yang berkaitan dengan

pembahasan. Pada proses ini penulis menggunakan buku dan

penelitian terdahulu yang berupa skripsi dan tesis yang

memiliki relevansi dengan sejarah Bus Esto di Salatiga. Buku-

buku yang penulis gunakan sebagai sumber sekunder

diperoleh dari berbagai tempat, di antaranya Perpustakaan

Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang, Perpustakaan

Pusat Universitas Negeri Semarang, Perpustakaan Jurusan

Sejarah Universitas Diponegoro, Perpustakaan Pusat

Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Gajah Mada, Perpustakaan Pusat

Universitas Kristen Satya Wacana, Perpustakaan Wilayah

Daerah Jawa Tengah, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan

Daerah Salatiga.

c. Wawancara

Wawancara dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan

untuk mendapatkan informasi (data) dari responden dengan

cara bertanya langsung secara tatap muka (face to face).15

Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah orang-orang

yang mengetahui tentang sejarah Bus Esto, penulis memilih

informan dari mantan pegawai Bus Esto yang memiliki

15

Bagong Suyanto, Sutinah, Metode Penelitian Sosial (Jakarta : Kencana, 2008), hlm. 69

Page 40: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

21

anggota keluarga yang pernah bekerja juga di Bus Esto. Para

informan mendapatkan cerita dari keluarga mereka yang dulu

pernah bekerja di Bus Esto, karena sistem perekrutan pegawai

Bus Esto menggunakan sistem semi terbuka sehingga banyak

pegawai berasal dari keluarga yang sama.

2. Kritik Sumber

Kritik sumber adalah langkah kedua yang dilakukan dalam

metode sejarah setelah proses pengumpulan data. Proses ini sangat

penting mengingat sumber-sumber yang telah ditemukan harus

dicari mana yang benar-benar fakta dan mana yang bukan. Pada

tahap ini akan dilakukan review (melihat kembali) terhadap

sumber, apakah sumber tersebut sesuai atau tidak, apakah sumber

asli atau turunan. Kritik sumber akan menghasilkan sumber

sejarah yang dapat dipercaya (credible), penguatan saksi mata

(eyewitness), benar (truth), tidak dipalsukan (unfbricated), handal

(reliable).16

Kritik sumber dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Kritik Ekstern

Kritik Ekstern adalah usaha yang dilakukan untuk

mendapatkan sebuah data dengan mengacu pada jenis-jenis

fisik materi sejaman yang didapatkan pada sumber yang

sudah di peroleh. Jenis-jenis fisik yang dimaksud disini

yaitu mengacu pada jenis kertas, ukuran, beban, kualitas,

16

Suhartono W Pranoto, Teori & Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 36.

Page 41: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

22

dan tinta. Pada tahapan ini supaya menghasilkan penelitian

yang obyektif, maka sumber sejarah yang terkumpul harus

terlebih dahulu diuji keotentikannya, terutama menyangkut

isi informasinya.

b. Kritik Intern

Kritik Intern adalah kritik yang berdasarkan pada

kredibilitas sumber, artinya isi informasi dokumen tersebut

benar-benar dapat dipercaya tidak dimanipulasi,

mengandung bias, dikecohkan dan dapat

dipertanggungjawabkan. Kritik internal ditunjukan untuk

memahami isi teks.17

Dalam penelitian ini lebih ditekankan

pada kritik intern. Hal ini dilakukan karena Peneliti ingin

memperoleh jawaban dengan nilai pembuktian dari isi atau

sumber tersebut. Adapaun cara melakukan kritik intern

disini adalah dengan cara membandingkan data yang

diperoleh dari sumber tertulis, baik dari sumber primer

maupun sekunder dengan hasil wawancara yang diperoleh

oleh Peneliti.

3. Interpretasi

Interpretasi merupakan tahap menghubungkan antara fakta-

fakta yang sama dan dilakukan penafsiran. Interpretasi

dipengaruhi oleh latar belakang , pengaruh, motivasi, dan pola

17

Ibid., hlm. 37

Page 42: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

23

pikir. Interpretasi mempengaruhi bagaimana jenis penulisan dalam

laporan penelitian, karena data yang diperoleh akan sangat

berfungsi bagi penulisan laporan dengan bantuan penafsiran dari

penulis. Interpretasi cenderung akan menghasilkan subjektifitas

dari penulis, akan tetapi dengan fakta-fakta yang ada penulis

berusaha menampilkan data sesuai dengan keadaan yang ada dan

mengurangi subjektifitas yang biasa terjadi dalam sebuah

penafsiran.

4. Historiografi

Langkah terakhir dalam metode sejarah adalah

historiografi. Historiografi adalah penulisan cerita sejarah dari

hasil penelitian dan interpretasi dengan memperhatikan prinsip-

prinsip realisasi atau cara membuat urutan peristiwa, kronologi

atau urutan waktu, kausalitas atau saling keterkaitan.

Dalam menyusun historiografi diperlukan imajinasi untuk

mengaitkan fakta satu dengan tema “Sejarah Transportasi Bus

Esto dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kota Salatiga

Tahun 1923-1942”. Pada tahap ini, menyusun fakta sejarah

dibutuhkan kemampuan mengungkapkan bahasa secara baik,

kemampuan untuk menempatkan fakta sejarah sesuai dengan

periode sejarah, kemampuan menjelaskan data yang telah

ditemukan dengan menyajikan bukti-bukti dan membuat garis

umum yang dapat diikuti secara jelas oleh pemikiran pembaca.

Page 43: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

24

Untuk menyusun historiografi yang baik setidaknya harus

memenuhi empat ukuran yaitu: membuat detai aktual yang akurat,

kelengkapan bukti yang cukup, struktur yang logis, dan penyajian

yang terang dan halus.18

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran terperinci, maka skripsi ini disusun bab

demi bab. Sistematika penulisannya adalah pada bab I berupa pedahuluan

berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, teknik pengumpulan

data, teknik analisa data, dan sistematika skripsi.

Bab II Gambaran umum kota Salatiga abad ke-20, membahas tentang

gambaran umum Kota Salatiga yang terdiri dari kondisi geografis, kondisi

geohistoris, kependudukan, keadaan sosial ekonomi, perkembangan

transportasi di Salatiga sebelum tahun 1923.

Bab III Perkembangan Bus Esto tahun 1923 - 1942, membahas

tentang awal berdirinya Bus Esto, perkembangan Bus Esto, perkembangan

jumlah bus Esto, perkembangan trayek dan jadwal keberangkatan Bus Esto

tahun, perkembangan tarif pengangkutan Bus Esto, tenaga kerja Bus Esto,

dan peran pemerintah terhadap perkembangan Bus Esto.

18

Louis Gottschalk, Op. Cit, hlm. 33

Page 44: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

25

Bab IV Dampak adanya Bus Esto di Salatiga, membahas tentang

perubahan yang ada di Salatiga sesudah adanya Bus Esto khususnya

kehidupan sosial dan ekonomi.

Bab V Simpulan.

Page 45: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

26

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA SALATIGA ABAD KE-20

A. Kondisi Geografis dan Historis Kota salatiga

Salatiga merupakan sebuah kota kecil yang terdapat di pedalaman Jawa

Tengah. Salatiga berada di daerah pengunungan yaitu di lereng gunung

Merbabu. Sebagai daerah yang dikelilingi pegunungan, Salatiga memiliki

suasana yang sejuk. Salatiga berada pada ketinggian rata-rata 600 meter di atas

permukaan laut. Secara astronomis Salatiga terletak antara 110˚.29’.39,79” -

110˚.32’.39,79” BT dan antara 7˚.16’.4” - 7˚.21’.48” LS yang dihitung dari

median 0˚ Grenwich dan equator.19

Secara geomorfologis, Salatiga berada di lereng Gunung Merbabu dan

gunung-gunung kecil lainnya antara lain pegunungan Telomoyo dan

pegunungan Gajah Mungkur. Selain menjadi kota yang sejuk, Salatiga menjadi

kota yang subur, karena dekat dengan gunung Merbabu dan Merapi yang

menghasilkan abu vulkanis yang dapat menyuburkan lahan pertanian.

Sedangkan secara administrasi Kota Salatiga berada di provinsi Jawa Tengah, di

tengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang. Seluruh wilayah Salatiga

berbatasan dengan Kabupaten Semarang.

Kota Salatiga dibatasi oleh desa-desa yang termasuk dalam wilayah

Kabupaten Semarang sebagai berikut.

19

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Peranan Masyrakat Desa Di Jawa Tengah Dalam Perjuangan Kemerdekaan tahun 1945-1949 Daerah Kendal dan Salatiga (Jakarta : CV

Putra Sejati raya, 1996), hlm. 96

Page 46: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

27

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan wilayah Kecamatan Pabelan

dan Kecamatan Pabelan.

b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan wilayah Kecamatan Getasan

dan wilayah Kecamatan Tengaran.

c. Sebelah Timur : berbatasan dengan wilayah Kecamatan Pabelan

dan wilayah Kecamatan Tengaran.

d. Sebelah Barat : berbatasan dengan wilayah Kecamatan Getasan

dan Kecamatan Tuntang.

Karena berada di sekitar pegunungan, Salatiga memiliki tanah yang subur

sehingga cocok untuk lahan pertanian. Terdapat dua klasifikasi tanah yang ada

di Salatiga yaitu tanah latosal coklat dan tanah coklat tua. Tanah latosal coklat

merupakan tanah yang sangat cocok untuk menanam padi, palawija, sayur-

sayuran dan buah-buahan, sedangkan untuk tanah coklat tua cocok untuk

tanaman holtikultura seperti kopi, teh, padi dan pisang.20

Salatiga merupakan kota yang strategis yang berada di jalur Joglosemar

(Jogja, Solo, Semarang). Terletak 40 km di sebelah selatan Kota Semarang, dan

berada di jalan utama yang menghubungkan dua kota besar yaitu Solo dan

Semarang membuat Salatiga sebagai kota kecil yang cukup ramai. Tidak heran

jika sejak dulu Salatiga telah menjadi sebuah daerah yang banyak disinggahi

pendatang Eropa karena memang Salatiga memiliki suasana sejuk dan

menyenangkan.

20

Pemerintah Daerah Kotamadia Daerah Tingkat II Salatiga, Salatiga Selayang Pandang (Pemkot

Salatiga : Salatiga, 1995), hlm. 4

Page 47: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

28

Asal-usul munculnya kota Salatiga sendiri tidak bisa dipisahkan dari

legenda cerita rakyat yang dipercaya oleh masyarakat Salatiga. Cerita rakyat

tersebut menceritakan tokoh Ki Ageng Pandanarang dan isterinya yang dikenal

sangat kikir. Sunan Kalijaga sebagai seorang Wali diantara sembilan Wali

lainnya di Pulau Jawa akan meyelidiki kekikiran dari Ki Ageng Pandanarang

dan isterinya, kemudian Sunan Kalijaga menyamar sebagai penjual atap daun

yang didalamnya diisi batangan emas. Singkat cerita atap tersebut ditawarkan

kepada Ki Ageng Pandanarang yang saat itu sedang memperbaiki rumah. Ki

Ageng Pandanarang bersedia membelinya ketika hendak dipasang atap tersebut

dibuka dan ternyata berisi emas, ia merasa sangat senang dan mengharapkan

pedagang itu datang lagi bukan dengan tujuan ingin mengembalikannya namun

ia ingin agar menemukan emas lagi. Harapan Ki Ageng Pandanarang menjadi

kenyataan, pedagang itu kembali lagi hampir setiap tiga atau lima hari sekali, ia

selalu memasukan emas namun dengan barang jualan yang berbeda. Sudah

berkali-kali Ki Ageng Pandanarang menemukan emas namun ia tidak berniat

mengembalikan, akhirnya Sunan Kalijaga sudah merasa cukup untuk

mengetahui kerakusan dan kekikiran seorang Ki Ageng Pandanarang.

Suatu hari Sunan Kalijaga berkunjung kerumah Ki Ageng Pandanarang

sebagai orang biasa, mereka membicarakan berbagai macam persoalan setelah

beberapa saat ia baru menyadari bahwa orang yang sedang berkunjung adalah

Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga meminta Ki Ageng Pandanarang untuk

menunjukan seluruh kekayaannya, dengan sangat takut ia menuruti perintah

tersebut. Setelah Sunan Kalijaga melihat, ia memberi nasehat kepada Ki Ageng

Page 48: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

29

Pandanarang bahwa kekayaan tersebut tidak seberapa jika dibandingkan dengan

kekayaan Tuhan. Kemudian ia tersadar dan berniat mengikuti jejak Sunan

Kalijaga setalah memberitahu isterinya, Sunan Kalijaga menyetujui permintaan

Ki Ageng Pandanarang dan memberikan arahan bahwa ia harus berjalan ke arah

selatan dan tidak berhenti sebelum menemukan sebatang pohon jati muda (jati

nom) dan ia boleh mendirikan rumah dengan segala peralatannya lalu

menghilanglah Sunan Kalijaga.21

Ki Ageng Pandanarang melaksakan permintaan Sunan Kalijaga, isterinya

berangkat belakangan tidak lupa membawa seluruh emas dan permata yang

mereka miliki dan dimasukkan kedalam bambu yang ia gunakan sebagai

tongkat. Selama perjalanan Ki Ageng Pandanarang melewati banyak tempat

antara lain, sebuah tempat yang terdapat pohon duwet (yang juga disebut sebagai

pohon jomblang) akhirnya daerah tersebut diberi nama “Jomblang”. Ketika

melanjutkan perjalanan dan sampai di daerah yang sejuk ia memberi nama

daerah tersebut dengan nama “Ngesrep” yang berarti dingin. Kemudian ia

melewati sebuah tempat yang terdapat buah yang berwarna kekuning-kuningan

setelah dimakan buah itu memilki rasa yang pahit lalu daerah tersebut diberi

nama “Lopait”. Setelah melanjutkan perjalanan ia berhenti dan menyadari

bahwa ia telah berhenti untuk kesembilan kalinya kemudian daerah tersebut

diberi nama “Kesongo” (yang berarti sembilan). Beberapa saat setelah ia

melanjutkan perjalanan ia dihadang oleh 2 perampok, ia diminta menyerahkan

hartanya atau ia akan dibunuh. Lalu Ki Ageng Pandanarang meminta kepada 2

21

MS. Handjojo, Op.Cit., hlm. 2

Page 49: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

30

perampok tersebut untuk menunggu seorang perempuan yang akan lewat

dibelakangnya yang membawa banyak emas dan permata di tongkatnya yang tak

lain adalah isterinya. Tak berapa lama setelah Ki Ageng Pandanarang pergi

lewatnya Nyi Pandanarang kemudian ia dihadang oleh perampok tadi. Mereka

meminta harta yang dibawanya namun tidak hanya itu mereka juga meminta

baju yang dikenakan Nyi Pandanrang. Kemudian Nyi Pandanarang marah dan

mengatakan “manusia apa kalian ini seperti kambing saja” lalu wajah perampok

tadi berubah seperti kambing domba, lalu perampok tersebut menjadi takut dan

bersedia mengikutinya sebagai pengawal.22

Ki Ageng Pandanarang yang berhenti menunggu istrinya datang, ia melihat

isterinya datang dengan peramapok tadi setelah isterinya menceritakan apa yang

terjadi Ki Ageng Pandanarang berkata “wong telu salah kabeh” (ketiga orang

salah semua). Ki Ageng Pandanarang sudah memperingatkan istrinya agar tidak

membawa apa-apa, sedangkan untuk dua orang perampok sudah diperingatkan

jika sudah mendapatkan harta yang dibawa istrinya diminta pergi namun malah

meminta pakaian yang dipakainya. Kemudian daerah tersebut diberi nama

“Salatiga” karena ada tiga orang yang bersalah.

Konon diceritakan pula jika tempat terjadinya perampokan tersebut terdapat

3 batu (Selo) besar, sehingga nama Salatiga dihubungkan dengan adanya

selotigo yang akhirnya berkembang menjadi Salatiga. Hingga saat ini 3 batu

tersebut menjadi sebuah ikon kota Salatiga bahkan ada batik asli Salatiga yang

diberi nama Batik Selotigo yang motifnya berupa batu-batu.

22Ibid.,

Page 50: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

31

Bukti lain yang paling kuat, pada masa Hindu Budha, di Salatiga telah

ditemukan sebuah prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Plumpungan. Dari

prasasti tersebut diketahui bahwa prasasti tersebut diterbitkan pada abad VIII

Masehi. Berdasarkan tahun penerbitannya 672 Saka atau 750 M prasasti ini

termasuk dalam golongan tua. Prasati Plumpungan dipercaya sebagai sebuah

bukti cikal bakal berdirinya Salatiga 24 Juli 750 M. Ditetapkannya 24 Juli 750

M sebagai hari jadi kota Salatiga telah dikukuhkan dengan Peraturan Daerah

(Perda) nomer 15 tanggal 20 Juli 1995. Tanggal 24 Juli 750 M diambil dari

candrasengkala yang tertulis di Prasasti Plumpungan. Isi dari Prasasti

Plumpungan adalah ketetapan hukum tentang suatu perdikan atau swatantra

bagi Desa Hampra di wilayah Trigramyama yang diberikan Raja Bhanu untuk

kesejahteraan rakyatnya. Wilayah perdikan disebut juga sebagai swatantra dan

tanah sima yang diartikan sebagai suatu daerah yang dibebaskan dari beban

pajak oleh sang raja karena telah berjasa kepada kerajaan. Sedangkan nama

Salatiga diperkirakan berasal dari nama Dewi yang terdapat pada Prasasti

Plumpungan yaitu Siddhadewi, Siddhadewi dikenal dengan nama Dewi Trisala.

Nama Trisala kemudian dilestarikan di tempat Dewi ini dipuja. Lokasi tersebut

dinamakan Tri-Sala, yang berdasarkan kaidah hukum bahasa bisa berbalik

menjadi Sala-Tri yang selanjutnya menjadi Salatiga.23

Sejarah perjalanan panjang kota Salatiga, kota kecil yang dulunya menjadi

tempat singgah banyak orang-orang kulit putih. Salatiga sama seperti daerah-

daerah lain di Indonesia yang pernah menjadi daerah yang berada dibawah

23

Kartoatmadja, S., MM, dkk., Hari Jadi Kota salatiga 24 Juli 750 (Pemkot Salatiga: Salatiga,

1995), hlm. 59-61.

Page 51: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

32

kekuasaan VOC, Salatiga dijadikan pihak VOC sebagai wilayah militernya.

Alasan Salatiga dijadikan sebagai kota militer karena Salatiga merupakan daerah

yang strategis, berada di jalur yang menghubungkan Semarang-Surakarta-

Magelang. Selain itu Salatiga dijadikan sebagai tempat persinggahan karena

dianggap sangat strategis untuk menghubungkan daerah pedalaman Jawa

Tengah ke Pantai Utara Jawa. Semua yang dilakukan oleh pihak VOC

menjadikan sebagai sebuah kota militer bertujuan untuk kepentingan VOC

sendiri yakni sebagai daerah pertahanan untuk melindungi kepentingan politik

dan ekonominya di wilayah Jawa.

Pada pertengahan abad ke-19 tepatnya tahun 1830 dimulailah masa

penjajahan yang sebenarnya dalam sejarah Jawa. Belanda berhasil menguasai

dan mengeksploitasi Jawa seutuhnya dan berlangsung hingga abad ke-20.

Keberhasilan Belanda menguasai Jawa nyatanya tidak memberikan keuntungan

finansial karena keuntungan lebih banyak di korupsi dan habis untuk biaya

militer dan administrasi. Karena alasan tersebut pihak Belanda memikirkan

strategi agar bisa mendapatkan keuntungan. Akhirnya Van Den Bosch

menyampaikan usulan-usulan yang selanjutnya disebut sebagai Cultuurstelsel

(sistem penanaman), untuk menjalankan usulan tersebut Van Den Bosch

diangkat sebagi Gurbernur Jenderal yang baru.24

Akibat adanya sistem tanam paksa di wilayah Jawa, banyak perusahaan

perkebunan yang berdiri di sekitar daerah Salatiga. Banyak pengusaha-

pengusaha swasta yang tertarik menginvestasikan modalnya di perkebunan

24

M.C Ricklefs, Op.Cit, hlm. 182-183

Page 52: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

33

sekitar Salatiga karena Salatiga merupakan sebuah daerah yang strategis dan

subur. Sejak saat itu Salatiga mulai dibangun infrastruktur dan komunikasi di

dalam kota dan sekitar perkebunan untuk menunjang kebutuhan perkebunan.

Adanya banyak perkebuanan tersebut menjadikan Salatiga sebagai kota yang

banyak disinggahi oleh banyak orang khususnya orang kulit putih.

Pembangunan terus berjalan, tahun 1857 Salatiga ditetapkan sebagai sebuah

kabupaten (regency). Ini merupakan sebuah pencapaian yang menjadikan

sebagai daerah yang lebih maju karena sebelumnya Salatiga merupakan bagian

dari Kabupaten Semarang. Tahun 1860 Salatiga ditetapkan sebagai afdeeling

yang dikepalai oleh Asisten Residen.25

Selanjutnya pada tahun 1917 Salatiga ditetapkan menjadi Gemeente.

Salatiga merupakan salah satu kota di Indonesia yang berstatus sebagai

Gemeente, gemeente Salatiga dibentuk atas dasar keputusan pemerintah Hindia

Belanda tanggal 1 Juli 1917 No : 2.26

Gemeente Salatiga berbentuk persegi

empat dengan panjang kurang lebih 4 km dan lebar 3 km, total keseluruhan

wilayah Salaatiga hanya sekitar 1.200 ha. Batas-batas wilayah Salatiga pada saat

berstatus menjadi gemeente adalah sebaagai berikut27

:

1. Jurusan Semarang berbatasan dengan Dukuh Bancaan dan Soka.

2. Jurusan Bringin berbatasan dengan Dukuh Domas dekat dengan Sungai

Kedawung.

3. Jurusan Dadapayam berbatasan dengan Dukuh Nanggulan.

25

Karyono, “ Kota Salatiga : Studi Tentang Perkembangan Kota Kolonial1917-1942”. Thesis, Yogyakarta: Program Studi Ilmu Sejarah , UGM, 2002; hlm. 49 26

Staatdblad No. 266 tahun 1917 27

Ibid.,

Page 53: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

34

4. Jurusan Surakarta berbatasan dengan Sungai Ngaglik.

5. Jurusan Getasan berbatasan dengan Dukuh Banjaran.

6. Jurusan Banyubiru berbatasan dengan Sungai Andong dan Dukuh

Sinoman.

Maka mulai 1 Juli 1917 didirikan gemeente Salatiga. Daerah gemeente

Salatiga terdiri dari 8 daerah yang wilayahnya diambil dari wilayah asistenan

Salatiga antara lain : sebagian besar wilayah desa Krajan, Sidorejo Lor,

Kutowinangun, Kalicacing, Mangunsari, Gedongan, Tegalrejo, Ledok. Bentuk

Gemeente Salatiga merupakan persegi empat dengan ukuran panjang ± 4,5 Km,

lebar 3 Km dan luas keseluruhan ± 1200 Ha.

28

Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa Salatiga yang merupakan

sebuah kota kecil dijadikan sebagai sebuah Kotapraja antara lain: faktor

penduduk, faktor keadaan setempat dan faktor keuangan. Faktor penduduk yang

dimaksud disini adalah prosentase adanya orang kulit putih sebanyak 10%.

Orang kulit putih tersebut terdiri dari orang Eropa, Cina, dan Timur Asing.

Selanjutnya adalah faktor keadaan setempat, ada tidaknya hal-hal yang akan

menjamin kelestarian Gemeente di masa yang akan datang. Salah satu

pertimbangan karena adanya perkebunan, karena biasanya orang yang bekerja di

perkebunan lebih banyak orang kulit putih. Faktor yang terakhir adalah faktor

keuangan, ini biasanya berkaitan dengan pajak daerah yang di anggap sudah

memenuhi syarat untuk berdirinya sebuah Gemeente.

28

M. Handjohojo, “1 Juni Kotamaya Salatiga Didirikan Kembali: Zaman Dahulu Pernah Jadi Ibukota Kabupaten”. Dalam Suara Merdeka. Mei 1975. Hlm. IV

Page 54: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

35

Tujuan utama dari tebentuknya Gemeente Salatiga tidaklah untuk

memberikan kemakmuran kepada rakyat di Salatiga tetapi untuk menjamin

kehidupan golongan atas.29

Bisa dilihat dari susunan aparat pemerintahan yang

lebih banyak beranggotakan orang kulit putih dibanding warga pribumi.

Meskipun tampaknya ketetapan tersebut bernuansa politis yang berpihak pada

kepentingan orang kulit putih di Salatiga pada masa itu, namun sebenarnya juga

memberikan sedikit manfaat yang ikut dirasakan oleh warga pribumi. Pada saat

itu Salatiga termasuk daerah yang lebih maju jika dibandingkan dengan kota-

kota kecil lainnya.

Ketika berstatus sebagai Gemeente Salatiga dipimpin oleh burgermester

atau walikota yang dirangkap oleh asisten residen. Selain itu untuk menjalankan

pemerintahan Gemeente dibantu oleh de Gemeenteraad atau Dewan Kota.

Struktur organisasinya lebih banyak dipegang oleh orang kulit putih, selanjutnya

dipegang oleh orang timur asing dan jabatan paling rendah yaitu di tingkat

kelurahan dipegang oleh pribumi.

Pemerintah Hindia Belanda terus berbenah agar Salatiga menjadi sebuah

kota yang nyaman untuk di tinggali. Tidak lupa mereka membangun sarana dan

prasarana untuk mendukung segala aktivitas mereka. Pemerintah melakukan

berbagai pembangunan dan memperkenalkan fasilitas umum yang belum ada

dan belum pernah dikenal sebelumnya oleh penduduk pribumi.

29

M. Handjojo, 1975, Loc.cit,.

Page 55: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

36

Setelah Gemeente didirikan mulailah kota diperindah, jalan-jalan besar

diperbaiki dan diaspal, trotoar dan jalan kampung di perkeras dengan tegel-tegel

beton, pagar-pagar di rapikan, selokan-selokan dipelihara, halaman rumah

ditanami bunga-bungaan, taman sari atau taman bunga dibuat dan tidak

ketinggalan di kanan kiri jalan ditanami pohon-pohon yang rindang seperti

pohon kenari dan pohon mahoni.30

Dibangun juga gedung sekolah, gedung perkantoran, tempat hiburan, tempat

rekreasi, pasar, sarana olahraga, rumah sakit, terminal dan tempat ibadah sebagai

fasilitas pendukung lainnya. Selain berbagai sarana dan prasarana yang tersebut,

pemerintah Hindia Belanda juga menata kota sedemikian rupa mengikuti pola

kota-kota di Eropa dengan ciri empat ruas jalan lebar dan indah yang bertemu di

satu titik berupa bundaran dengan air mancur yang dijadikan sebagai pusat kota.

Empat ruas jalan memiliki nama dan pembagian wilayah yaang berbeda-beda.

Nama empat ruas jalan tersebut antara lain : jalan menuju arah Semarang diberi

nama Toentangscheweg, jalan menuju ke arah Bringin diberi nama

Bringinsceweg, jalan kearah Solo diberi nama Soloscheweg, dan jalan yang

terakhir adalah jalan baru menuju Kalitaman diberi nama Wilhelminalaan.

B. Keadaan Masyarakat Kota Salatiga

1. Kependudukan dan Keadaan Sosial Kota Salatiga

Awalnya Salatiga merupakan sebuah desa tradisional, setelah VOC

datang mengusai Jawa, Salatiga menjadi daerah tujuan VOC. Ketika itu

Salatiga dijadikan sebuah kota militer. Sebelum menjadi kota militer,

30

Ibid., hlm. 15

Page 56: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

37

Salatiga memiliki penduduk yang masih bersifat homogen. Pada abad ke-17

ketika di Salatiga menjadi kota militer dan dibangun benteng de Hersteller

kemudian dibangun beberapa tempat tinggal untuk orang Belanda yang

bertugas di Salatiga dan diikuti dengan dibangunnya beberapa sarana untuk

tempat singgah para utusan VOC Belanda yang memiliki kepentingan di

Mataram. Ketika itu homogen telah bergeser menjadi heterogen.

Heterogenitas penduduk Salatiga semakin berkembang dengan

diperkenalkannya tanaman kopi sebagai tanaman wajib. Dengan adanya

tanaman kopi, Salatiga semakin memiliki peran penting dalam

perekonomian di Jawa Tengah, karena semakin mendorong banyak orang

datang dan bermukim di Salatiga. Inilah yang menyebabkan penduduk

Salatiga menjadi heterogen.31

Tak hanya penduduk pribumi namun banyak

orang kulit putih yang tinggal di Salatiga. khususnya pekerja perkebunan

yang berada disekitar Salatiga.

Seperti syarat yang diberlakukan oleh Hindia Belanda ketika

menetapkan suatu wilayah menjadi sebuah Kotapraja yaitu penduduk,

keadaan setempat dan keuangan. Faktor penduduk yang dimaksud disini

adalah prenstase orang kulit putih di daerah tersebut minimal 10% dari

jumlah penduduk seluruhnya.

Pertambahan jumlah penduduk di Salatiga yang semakin meningkat

ikut mempengaruhi perkembangan kota saat itu. Data tabel di bawah ini

31

Emmy Wuryani, “Distrik Salatiga 1900-1942”, Thesis, Yogyakarta: Program Studi Ilmu

Sejarah, UGM, 2006; hlm. 46

Page 57: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

38

menggambarkan peningkatan laju pertumbuhan penduduk Kota Salatiga

tahun 1905-1930.

Tabel 1. Pertumbuhan Populasi Salatiga 1905-1930

No Tahun Populasi

Pribumi Eropa China Arab Jumlah

1. 1905 9.993 700 1.300 87 12.000

2. 1920 16.304 1.208 1.402 71 18.895

3. 1929 15.908 1.502 1.665 117 19.192

4. 1930 20.465 1.992 1.836 114 24.397

Sumber : Wertheim, W.F. 1958. The Indonesian Town: Studies in Urban Sociology dalam Karyono. “Kota Salatiga: Studi Tentang Perkembangan Kota Kolonial 1917-1942”. Dalam Paramitha. 2005. Vol. 15. No. 1. Hlm. 21

Berdasarkan data yang ada tahun 1905 jumlah orang kulit putih di

Salatiga sudah memenuhi syarat untuk menetapkan Salatiga menjadi sebuah

Gemeente. Jumlah penduduk pada tahun 1905 adalah 12.000 jiwa. Sebagian

besar dari orang kulit putih yang ada di Salatiga adalah pekerja perkebunan

yang berada disekitar Salatiga. Sejak tahun 1905 perkembangan penduduk

terus bertambah, hingga tahun 1920 penduduk Salatiga mencapai 18.895

yang terdiri dari 71% orang Eropa, 72% orang Cina, dan untuk orang Timur

Asing berkurang 0,7%. Sedangkan penduduk pribumi justru mengalami

penurunan yaitu sekitar 2,4 % atau setara dengan 396 orang. Penurunan

tersebut terjadi karena adanya wabah penyakit epidemi. Faktor yang

menyebabkan munculnya wabah penyakit ini adalah lingkungan yang

kurang bersih. Penduduk pribumi sendiri menempati daerah-daerah kumuh

yang lingkungan kurang baik, keadaan tersebut sangat berbeda dengan

Page 58: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

39

orang-orang kulit putih yang menempati daerah yang sanitasinya sudah baik

dan daerah yang sudah tertata rapi.32

Adanya beragam penduduk yang berasal dari berbagai bangsa

mengakibatkan adanya stratifikasi sosial di lingkungan masyarakat.

Hubungan kolonial didasarkan pada sistem kelas sesuai dengan struktur

sosial yang ada. Adanya stratifikasi sosial sama seperti yang terjadi pada

masyarakat kasta yang diterapkan pada pemerintahan tradisional yaitu

kerajaan. Terdapat stratifikasi sosial yang berlaku pada masyarakat jajahan

di Jawa.33

Pembagian kelompok atau pelapisan masyarakat saat itu, lapisan

terbawah saat itu adalah penduduk pribumi, mereka umumnya tidak dapat

menikmati berbagai fasilitas pelayanan publik yang disediakan oleh

pemerintah Belanda saat itu. Sedangkan lapisan diatasnya adalah penduduk

Tionghoa, umumnya mereka lebih mendapatkan perhatian dari pemerintah

Belanda jika dibandingkan dengan penduduk pribumi. Lapisan masyarakat

teratas adalah penduduk Eropa, biasanya mereka menempati posisi penting

dalam bidang ekonomi dan politik.

Stratifkasi sosial yang ada pada masyarakat juga mempengaruhi mata

pencaharian mereka. Biasanya orang-orang pribumi hanya bekerja sebagai

buruh, pembantu rumah tangga, kusir atau tukang kayu. Berbeda dengan

penduduk Tionghoa yang lebih berperan dalam bidang perdagangan dan

pengusaha pengangkutan. Sedangkan penduduk Eropa bekerja pada bidang

politik, perdangan, dan tenaga pengajar atau guru.

32

Karyono, Op. Cit., hlm. 71-72 33

Sartono Kartodirjo, Op. Cit., hlm. 47

Page 59: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

40

Pada masa pemerintahan Gemeente, ada pembagian kawasan

pemukiman yang membedakan daerah tempat tinggal antara orang kulit

putih dan orang pribumi. Orang-orang kulit putih menjadikan area di jalan

Toentangscheweg sebagai kawasan elit, mereka berlomba-lomba

membangun rumah dengan asrsitektur Eropa. Karena semakin banyak orang

Eropa yang tinggal di Salatiga mereka tidak semuanya tinggal di jalan

Toentangscheweg karena sudah terlalu penuh, akhirnya mereka mencari

tempat lain seperti di sekitar Jetis, Buksuling, dan sekitar alun-alun.

Sedangkan orang-orang Cina yang di anggap setara dengan orang Eropa,

mereka tinggal di jalan Soloscheweg. Mereka membangun rumah mereka

secara permanen seperti layaknya orang Eropa namun ada yang berbeda,

mereka membangun rumah yang bisa digunakaan juga sebagai tempat

usaha. Sedangkan orang-orang pribumi menempati daerah di belakang

pemukiman orang Eropa.

Selain adanya perbedaan tersebut ada juga perbedaan menonjol yang

dirasakan penduduk pribumi yaitu adanya perbedaan dalam hal pendidikan.

Pemerintah Belanda yang saat itu membagun berbagai sekolah di Salatiga,

antara lain : Eerste Europeesche Lagere School (sekolaah dasar

Eropa,pribumi biasa menyebut dengan Eropis) dan Tweede Europeesche

Lagere School (sekolah dasar Eropa kedua) sekolah tersebut dikhususnya

untuk anak-anak Eropa, sekolah tersebut berada di Blauran bagian selatan.

Sedangkan sekolah khusus untuk orang China berada di Margosari bernama

Hollandsche Chinese School (HSC). Selain itu dibangun Normaalschool

Page 60: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

41

dan Kweekschool (sekolah calon guru perempuan) serta Sekolah Desa di

daerah Sinoman Tempel.34

2. Keadaan Ekonomi Kota Salatiga

Adanya berbagai sumber daya alam yang dihasilkan Salatiga dan

sekitarnya saat itu membuat perekonomian Salatiga terus berkembang.

Salatiga yang secara geografis terletak di daerah pegunungan membuatnya

berada di lingkungan sekitar perkebunan. Sumber daya alam yang

dihasilkan adalah karet, kopi, teh. Sedangkan sumber daya alam lain yang

biasanya dihasilkan yaitu berbagai macam sayuran, padi, palawija dan

pisang. Letaknya yang strategis membuat Salatiga menjadi kota yang

banyak disinggahi pedagang sebagi kota transit sehingga turun

mempengaruhi perekonomian di Salatiga.

Adanya UU Agraria 1870 dan tanam paksa dengan dibangunnya jalan

kereta api ke daerah kerajaan 1864-1870 mempengaruhi perkembangan

transportasi dibukanya daerah-daerah baru dan juga pasar tradisonal. Jalan

kereta api mengalihkan jaringan lalu lintas perdagangan dari daerah

pedalaman ke pesisir. Muculnya banyak pasar-pasar baru ikut berpengaruh

terhadap kegiatan perdagangan di daerah pedesaan. Semula sebelum adanya

jalur kereta api dari Kedungjati menuju Ambarawa, jalan dari desa Delik

menuju desa Bringin belum ada seperti saat ini. Setelah ada jalan tersebut

34

Darto Harnoko, “Pembangunan Infrastruktur Salatiga pada Masa Gemeente Awal Abad XX” Patrawidya Vol. 14, No. 1, Maret 2013, hlm. 95

Page 61: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

42

mulai muncul juga desa-desa baru.35

Sedangkan untuk jalan dari Semarang

menuju Surakarta yang melewati sungai Tuntang sejak dulu sudah ada jalan

kecil. Dan ketika jalur kereta api dibangun jalan tersebut menjadi jalan

biasa.

Meskipun pembangunan jalan kereta api memberikan manfaat bagi

berkembangannya ekonomi terutama desa-desa di pedalaman Jawa Tengah,

namun ketika dunia mengalami krisis ekonomi Salatiga ikut mengalami

kemerosotan dikarenakan adanya krisis gula dan penyakit kopi. Harga gula

dipasaran harganya mengalami penurunan karena adanya saingan produksi

gula dari Jerman. Tak hanya itu selain karena memilki saingan, produksi

tebu juga menurun karena adanya penyakit.36

Pemerintah terus melakukan perbaikan agar kondisi ekonomi dapat

segera pulih. Pada awal abad ke-20 dampak adanya jalur kereta api,

perbaikan jalan dan penanaman modal asing menjadi penyebab utama dari

meningkatnya hasil produksi dan perdagangan. Pembukaan perkebunan

baru yang tersebar diberbagai distrik di Karesidenan Semarang termasuk

Salatiga. Pada saat itu prosentase perkebunan yang ada di Salatiga mencapai

32% dari seluruh perkebunan baru yang ada di karesidenan Semarang.

Tanaman yang lebih banyak ditanam yaitu tanaman ekspor berupa kopi,

sedangkan kina dan padi hanya sebagian kecil saja. Adanya kereta api juga

mempengaruhi pertumbuhan perdagangan yang semakin meningkat hal ini

35

Djoko Suryo, op.cit,. hlm. 125 36

Ibid., hlm 176

Page 62: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

43

dikarenkan adanya kereta api dapat memudahkan dan meningkatkan

pengangkutan barang sehingga barang yang diangkut bisa lebih banyak.37

Selain itu, adanya laju pertumbuhan penduduk juga meningkatkan

perekonomian saat itu, perkembangan fasilitas kota yang terus diperbaiki

oleh pemerintah Belanda serta kemudahan transportasi saat itu ikut

meningkatkan ketertarikan orang dari luar Salatiga untuk datang dan

bermukim di Salatiga sehingga laju pertumbuhan pendudukan merupakan

faktor penting dalam perkembangan ekonomi di Salatiga.

C. Perkembangan Transportasi di Salatiga sebelum tahun 1923

Transportasi berfungsi untuk mengangkut penumpang dan barang dari

satu tempat ke tempat lain. Kebutuhan untuk mengangkut barang

merupakan sebuah kebutuhan yang berkaitan dengan faktor-faktor lain.

Transportasi bermanfaat bagi kehidupaan masyarakat contohnya, berfungsi

untuk memindahkan hasil produksi atau bahan-bahan baku suatu daerah

kepada masyarakat atau perusahaan-perusahaan yaang bergerak di bidang

pemasaran. Selain untuk kegiatan ekonomi, transportasi berperan dalam

melaksanakan penyebaran penduduk dan pemerataan pembangunan.38

Sebelum abad ke-19 alat pengangkutan yang digunakan dalam

kehidupan masyarakat adalah alat pengangkutan yang memanfaatkan tenaga

manusia, hewan dan sumber tenaga dari alam.39

Sebagai sebuah sarana

37

Ibid., hlm. 150 38

Abbas Salim, Op. Cit., hlm. 6 39

Ibid., hlm. 5

Page 63: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

44

transportasi tradisional maupun alat pengangkutan barang dari satu daerah

ke daerah yang lainnya, namun barang-barang yang dapat diangkut rata-rata

dalam jumlah yang kecil dan waktu yang ditempuh relatif lama.

Perkembangan alat pengangkutan di Salatiga selain dengan berjalan kaki,

biasanya cara-cara yang dilakukan untuk mengangkut barang adalah sebagai

berikut :

a. Gendongan, merupakan cara mengangkut barang dengan

menggunakan senik atau dalam bahasa Jawa disebut tenggok.

Biasanya pelaku gendongan adalah kaum wanita.40

Gambar 1 : foto orang pribumi membawa barang menggunakan

tenggok. Sumber : http://collectie.tropenmuseum.nl

b. Menyunggi, merupakan cara mengangkat barang dengan

menggunakan keranjang bisa juga menggunakan senik atau karung

yang diletakkan diatas kepala. Biasanya dilakukan oleh pria dan

40

Mia Nuraini, “Perkembangan Transportasi di Salatiga tahun 1900-1942”, Skripsi, Salatiga :

Program Studi Pendidikan Sejarah, UKSW; hlm. 43

Page 64: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

45

wanita, namun jika pria beban yang dibawa lebih berat atau lebih

banyak.41

c. Mamikul, merupakan cara mengangkut barang dengan

menggunakan pikulan yang terbuat dari kayu atau bambu,

biasanya barang diletakkan di ujung kanan dan kiri kayu dan

membawanya dengan cara meletakkannya di bahu.42

Gambar 2 : foto orang pribumi membawa barang dengan cara

dipikul. Sumber : http://collectie.tropenmuseum.nl

d. Tandu, merupakan alat pengangkutan yang memanfaatkan tenaga

manusia, biasanya tandu membutuhkan 4 orang atau lebih.

Biasanya sarana transportasi ini digunakan ketika raja-raja

melakukan perjalanan ke luar istana.43

41

Ibid., hlm. 44 42

Ibid., hlm. 45 43

Ibid., hlm. 47

Page 65: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

46

e. Kuda, merupakan sarana transpotasi yang memanfaaatkana tenaga

hewan. Biasanya kuda digunakaan oleh pasukan Belanda dalam

menjaalankaan tugasnyaa di Salatiga.44

f. Gerobak, merupakan alat pengangkutan yang memanfaatkan

tenaga hewan khususnya sapi. Alat pengangkutan ini lebih efisien

jika dibandingkan dengan yang lainnya, selain lebih cepat juga

bisa membawa barang lebih banyak.

g. Dokar, alat pengangkutan yang memanfaatkan tenaga kuda.

Transportasi ini bisa digunakan untuk mengangkut orang dan

barang. Dokar merupakan transportasi yang masih digunakan

hingga saat ini.45

Gambar 3 : foto dokar yang sedang berjalan.

Sumber : http://collectie.tropenmuseum.nl

44

Ibid., 45

Ibid., hlm. 52

Page 66: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

47

Adanya banyak perkebunan di sekitar Salatiga merupakan salah satu hal

yang mendorong berkembangnya transportasi di Salatiga. Adanya banyak

perkebunan tentu membutuhkan alat pengangkutan yang dapat mendukung

kegiatan ekonomi masyarakat, seperti mengangkut hasil bumi dari satu

tempat ke tempat lain serta pendistribusian kepada para pembeli.

Sistem Tanam Paksa berskhir secara resmi pada tahun 1870.

Pemerintah mengadakan kebijakan baru dengan mengeluarkan Undang-

Undang Agraria (Agrarischewet). Isi dari Undang-Undang tersebut adalah

memberi kesempatan kepada pihak swasta (Partikelir) untuk menyewa

tanah selama 75 tahun yang digunakan untuk perkebunan.46

Maka sejak itu

jumlah perkebunan yang ada semakin meningkat dalam jumlah besar yang

tersebar di Jawa. Kebijakan yang ada mendorong pihak swasta untuk

menanamkan modal usahanya di Jawa.

Kebijakan pemerintah kolonial melalui Undang-Undang Agraria,

membuat sebagian besar orang Jawa ikut terlibat dalam penanaman tebu.

Orang yang memiliki usaha bergeser dari pemerintah kolonial ke pengusaha

swasta. Kalangan swasta Barat khususnya Belanda menanamkan modalnya

dalam jumlah yang besar. Tenaga kerja perkebunan tidak dikerahkan secara

paksa, namun dengan tenaga kerja bebas yang dibayar. Sementara itu tanah

yang digunakan diperoleh dengan cara menyewa kepada penduduk bumi

putra. Dari beralihnya tanaman di perkebunan menjadi tanaman tebu itu

46

Hadianto, “Kebijakan Politik Dan Ekonomi Pemerintah Kolonial Belanda Yang Berpengaruh Pada Morfologi (Bentuk dan Struktur) Beberapa Kota Di Jawa”. Paper Jurusan Tehnik Arsitektur,

Fakultas Tehnik Sipil dan Perencanaan. Universitas Kristen Petra Surabaya, 1999, hlm. 20

Page 67: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

48

perkembangan transportasi mulai menunjukkan perkembangan menuju

kejayaan. Karena saat itu setelah Cultursteelse berakhir komoditi gula

menjadi komoditi ekspor penting bagi kolonial.47

Pada tahun 1867 terjadi perubahan dalam sejarah perhubungan dan

transportasi di Jawa Tengah, saat itu dimulailah pengerjaan jalan kereta api

untuk pertama kalinya, yaitu dari Semarang ke daerah-daerah kerajaan di

pedalaman Solo. Setelah itu pembangunan jalan-jalan kereta api diperluas

keseluruh Jawa. Alasan utama pembangunan jalan-jalan kereta api adalah

memperbaiki fasilitas transportasi bagi pengangkutan prododuksi pertanian

dari daerah pedalaman ke pelabuhan-pelabuhan dan membawa barang-

barang impor dari pelabuhan ke daerah pedalaman. Dengan rute Semarang-

Kedu, daerah kerajaan di Pedalaman menjadi prioritas utama dalam

perbaikan sarana transportasi karena daerah-daerah tersebut dianggap sangat

menguntungkan dan pada penduduknya. Selain itu banyak menghasilkan

komoditi ekspor dari perkebunan yang penting seperti nila, gula, dan kopi.48

Pembangunan jaringan kereta api ini dianggap akan memberikan

banyak manfaat bagi pemerintah Belanda. Keuntungan dalam hal

pengangkutan hasil perkebunan yang melimpah dan keuntungan dalam

kepentingan militer. Van Der Wijk mengusulkan pembangunan rel Jakarta-

Surabaya melewati Solo, Jogjakarta, dan Bandung lengkap dengan simpang-

simpangnya. Karena usulan Van Der wijk dirasa sangat bagus maka

47

Wasino, Kapitalisme Bumi Putra: Perubahan Masyarakat Mangkunegaran (Yogyakarta: LKIS,

2008), hlm. 2 48

Djoko Suryo, Op. Cit., hlm. 108

Page 68: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

49

pemerintah Belanda menyambut baik usulan tersebut malalui surat

keputusan No. 270 tanggal 28 Mei 1842 yang menyatakan pemerintah akan

membangun jalan kereta api.49

Rencana pembangunan jaringan kereta api mendatangkan banyak

pertentangan, untuk mengatasinya pihak Belanda melakukan penelitian di

Tanah Jawa. Hasil dari penelitian tersebut merekomendasikan agar rel

kereta api yang akan dibangun nantinya akan melewati Ungaran, Ambarawa

dan Salatiga, sebagai daerah perkebunan yang memilki hasil bumi

melimpah, Salatiga dan Ambarawa sangat membutuhkan kehadiran kereta

api untuk mengangkut hasil bumi dalam jumlah banyak dan cepat. Pada sisi

lain, Salatiga, Ambarawa dan Ungaran adalah kota-kota militer Belanda.

Dengan demikian jika jalur kereta api dibangun melewati ketiga kota

tersebut maka dalam sekali jalan bisa menjangkau dua kepentingan.50

Keberadaan jalan kereta api dan perkebunan merupakan salah satu

faktor utama dimulainya perbaikan jalan-jalan. Stasiun yang menjadi tempat

penting bagi perdagangan di setiap daerah termasuk Salatiga. Hasil dari

perkebunan di Salatiga dan sekitarnya, hal ini mencerminkan adanya lalu

lintas pengangkutan barang dari daerah-daerah penghasil perkebunan atau

dari desa menuju stasiun. Dari masalah tersebut secara tidak langsung tentu

membutuhkan sarana pengangkutan yang dapat menunjang kegiatan

ekonomi tersebut.

49

Eddy Supangkat, Ambarawa Kota Lokomotif Tua (Salatiga : Griya Media, 2008), hlm. 8 50

Ibid., hlm. 5

Page 69: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

105

BAB V

SIMPULAN

Pada awal abad ke-20 di Salatiga banyak orang-orang asing yang

menanamkan modal di Salatiga karena diberlakukannya UU Agraria 1870.

Mereka menanamkan modal dengan memanfaatkan lahan-lahan milik

pemerintah maupun pribumi. Adanya banyak perkebunan ini mendorong banyak

orang datang ke Salatiga karena berbagai macam kepentingan sehingga

menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk di Salatiga. Perubahan di Salatiga

ditandai dengan adanya perubahan dalam bidang ekonomi dan sosial.

Meningkatkanya ekonomi dan sosial didukung oleh adanya transportasi,

perkebunan, masuknya barang dagang dari luar Salatiga yang meningkat.

Adanya perubahan tersebut mendorong terciptanya kemajuan lain salah satunya

dalam bidang transportasi.

Transportasi di Salatiga yang semula hanya memanfaatkan alam, tenaga

manusia dan dengan bantuan tenaga hewan. Hingga akhirnya terdapat kemajuan

dalam bidang transportasi yaitu berdirinya sebuah perusahaan transportasi

bermesin di Salatiga Perusahaan Otobus Esto. Berdirinya perusahaan ini

membawa kemajuan tersendiri dalam perkembangan kota Salatiga. Berdirinya

Bus Esto tidak terlepas dari keberadaan perkebunan di sekitar Salatiga,

dibukanya jalur kereta api yang letaknya tidak jauh dari Salatiga dan tentunya

kemajuan zaman. Perusahaan Esto merupakan perusahaan transportasi pertama

di Salatiga. Awalnya perusahaan ini menjalankan usaha dengan membeli truk

Page 70: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

106

dan mobil lalu lalu mengalami kemajuan yang pesat ketika menjalankan

tranportasi bus. Trayek yang dilayani awalnya hanya Salatiga – Bringin dan

Salatiga – Tuntang karena dua darah tersbut dilalui jalan kereta api sehingga dua

daerah tersebut terdapat stasiun. Trayek yang dijalankan mulai banyak

pertambahan hampir mecapai seluruh Jawa Tengah.. Namun masa kejayaan

tersebut tidak berlangsung lama, ketika terjadi krisis ekonomi dunia pada tahun

1930-an memberikan pengaruh juga terhadap jalannya perusahaan Esto. Pada

saat terjadi krisis ekonomi perusahaan harus mengurangi jumlah armada untuk

membayar hutang. Dibawah pemimpin perusahaan yang baru Bus Esto sedikit

demi sekit mulai maju lagi.

Pada masa perkembangannya Bus Esto tahun 1923-1942 pemerintah turut

memberikan peran didalamnya. Pemerintah mengatur penentuan tarif yang

berlaku untuk bus Esto, perizinan atas trayek dijalankan. Selain itu pemerintah

juga memberikan pengaruh dalam perkembangan bus Esto sehingga Esto

mengalami kemajuan yaitu perbaikan jalan – jalan yang memudahkan perjalanan

sehingga terjadi penambahan tryaek, pembangunan halte pemberhentian bus dan

pembangunan terminal yang semakin membuat Bus Esto berkembang.

Perusahaan Esto menjadi sebuah perusahaan terbaik dan terbesar di

Semarang pada tahun 1930-an. Perusahaan Esto terkenal sebagi perusahaan yang

sangat memperhatikan kesejahteraan pegawainya. Sistem perekrutan yang

berlaku adalah sistem semi terbuka, informasi lowongan pekerjaan biasanya

dinformasikan kepada para pegawai agar bisa menwarkan kepada orang terdekat

atau keluarga mereka baru jika tidak ada mereka akan mencari dari luar.

Page 71: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

107

Keberadaan Bus Esto mempunyai pengaruh bagi pemerintah Salatiga,

masyarakat Salatiga dan sekitarnya. Adanya bus Esto meningkatkan kegiatan

ekonomi di Salatiga. Meskipun pada awalnya tidak semua masyarakat mampu

menggunkan Bus Esto namun sekitar tahun 1930-an bus Esto menjadi angkutan

masal yang banyak digunakan khususnya pedagang.

Keberadaan Bus Esto berperan dalam perkembangan fasilitas publik seperti

pasar dan terminal. Pasar di Salatiga yang awalnya hanya didatangi oleh warga

sekitar saja, dengan adanya bus Esto maka semakin ramai dengan kedatangan

warga di sekitar Salatiga. Begitupun dengan dengan terminal, adanya Bus Esto

karena membuat banyak pedagang baru berjualan di sekitar terminal. Selain itu

adanya Bus Esto ikut berkontribusi dalam pendapatan daerah melalui

pembayaran pajak, meningktkan pendapatan dan kesejahteraan pegawai,

mengurangi jumlah penganguran, mempermudah mobilitas masyarakat,

meningkatkan perekonomian di daerah yang dilalui bus Esto. Adanya bus Esto

juga memberikan dorongan terciptanya usaha baru yaitu adanya pom bensin

guna memenuhi kebutuhan bahan bakar bus Esto. Adanya hubungan timbal balik

yang menggutungkan tidak hanya terjadi antara perusahaan Esto dan penjual

bahan bakar namun juga terjadi antara perusahaan Esto dan pengusaha swasta di

Salatiga. Adanya bus Esto memudahkan mobilitas masyarakat di sekitar Salatiga

sehingga pengusaha hiburan swasta di Salatiga mendapatkan banyak pengunjung

sehingga mereka sama – sama mendapatkan keuntungan.

Dalam bidang sosial adanya bus Esto menciptakan adanya interaksi sosial

antara satu pihak dengan pihak lain yaitu, antara pemerintah yang telah

Page 72: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

108

memeberikan izin kepada perusahaan Esto untuk mendirikan perusahaan Esto di

Salatiga dan pemilik Esto. Kemudahan perpindahan masyarakat dalam

menjangkau wilayah di Salatiga dan sekitarnya menyebabkan peningkatan

jumlah penduduk di Salatiga yang datang dari orang Eropa, Timur Asing dan

pribumi dari luar daerah. Pertambahan penduduk tersebut menciptakan sebuah

hubungan baru antarras. Selain itu adanya Bus Esto di Salatiga menunjukan

sebuah kemajuan sebuah kota karena memilki transportasi yang lebih modern

yang tiak semua daerah memilikinya. Secara tidak langsung keberadaan bus Esto

membawa dampak positif bagi perkembangan kehidupan masyarakat di Salatiga

tahun 1923-1942.

Page 73: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

109

DAFTAR PUSTAKA

ARSIP : Afschrift van het besluit van het College van Gedeputeerden van den Provincialen

Raad van Midden-Java, tanggal 15 Maret 1938.

Arsip PO Esto, Semarang : Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa Tengah,

Kode Arsip : A. 1.

Sejarah Organisasi Esto (Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa

Tengah).

Daftar perjalanan Bus Esto jurusan Salatiga – Bringin sesuai keputusan Dewan

Tertinggi Jawa Tengah tanggal 28 April 1936 no A 60/3/24.-, Arsip PO

Esto, (Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa Tengah),

Kode Arsip A.1

Daftar perjalanan Bus Esto jurusan Salatiga – Ambarawa sesuai keputusan Dewan

Tertinggi Jawa Tengah tanggal 28 April 1936 no A 60/3/24.-, Arsip PO

Esto, (Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa Tengah),

Kode Arsip A.1

Daftar perjalanan Bus Esto jurusan Ambarawa - Sumowono sesuai keputusan

Dewan Tertinggi Jawa Tengah tanggal 11 Agustus 1936 no A 60/7/14.-,

Arsip PO Esto, (Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa

Tengah), Kode Arsip A.1

Daftar perjalanan Bus Esto jurusan Salatiga – Magelang sesuai keputusan Dewan

Tertinggi Jawa Tengah tanggal 14 September 1937 no A 60/10/8.-, Arsip

PO Esto, (Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa Tengah),

Kode Arsip A.1

Daftar perjalanan Bus Esto jurusan Salatiga – Bringin dan Salatiga - ambarawa

sesuai keputusan Dewan Tertinggi Jawa Tengah tanggal 15 Maret 1938 no

A 60 5/ 2.-, Arsip PO Esto, (Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan

Daerah Jawa Tengah), Kode Arsip A.1

Daftar perjalanan Bus Esto jurusan Salatiga – Suruh sesuai keputusan Dewan

Tertinggi Jawa Tengah tanggal 10 Desember 1940 No. Wp. 2/12/1.-,

Arsip PO Esto, (Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa

Tengah), Kode Arsip A.1

Daftar perjalanan Bus Esto jurusan Salatiga – Ambarawa, Ambarawa –

Sumowono, Salatiga – Bringin PP sesuai keputusan Dewan Tertinggi Jawa

Tengah tanggal 22 Agusutus 1941 No. Wp. 2/13/4.-, Arsip PO Esto,

Page 74: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

110

(Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa Tengah), Kode

Arsip A.1

Daftar perjalanan Bus Esto jurusan Suruh – Karanggede PP sesuai keputusan

Dewan Tertinggi Jawa Tengah tanggal 2 September 1941 No. Wp.

9/27/20.-, Arsip PO Esto, (Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan

Daerah Jawa Tengah), Kode Arsip A.1

Staatdblad No. 266 tahun 1917.

Surat permohonan izin usaha bengkel kepada DPD Salatiga tanggal 7 Desember

1959, Arsip PO Esto (Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi

Jawa Tengah), Kode Arsip No. A1.

Surat permohonan izin jalan tanggal 17 Desember 1934, Arsip PO Esto

(Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah), Kode

Arsip No. A1.

Surat permohonan izin jalan tanggal 2 Maret 1937, Arsip PO Esto (Semarang:

Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah), Kode Arsip No. A1.

Surat permohonan izin jalan tanggal 17 November 1939, Arsip PO Esto

(Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah), Kode

Arsip No. A1.

Surat permohonan izin jalan tanggal 17 Desember 1939, Arsip PO Esto

(Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah), Kode

Arsip No. A1.

Surat permohonan izin jalan tanggal 26 Februari 1940, Arsip PO Esto (Semarang:

Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah), Kode Arsip No. A1.

Surat permohonan izin jalan tanggal 10 Desember 1940, Arsip PO Esto

(Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah), Kode

Arsip No. A1.

BUKU : Burger, D.H. 1977. Perubahan-Perubahan Struktur Dalam Masyarakat Jawa.

Jakarta : Bhratara.

Creutzberg, Pieter dkk. 1987. Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia. Jakarta :

Yayasan Obor Indonesia.

Page 75: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

111

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.1996. Peranan Masyarakat Desa Di Jawa Tengah Dalam Perjuangan Kemerdekaan tahun 1945-1949 Daerah Kendal dan Salatiga. Jakarta : CV Putra Sejati Raya

Gottschalk, Louis. 1985. Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press.

Hadinoto. 2015. Perkembangan Kota di Jawa : Abad XVIII sampai XIX.

Yogyakarta: Ombak.

Handjojo, MS. 1975. Riwayat Kota Salatiga. Salatiga : Sechan Press.

Hobbs, F.D. 1985. Perencanaan Dan Tehnik Lalu Lintas. Yogyakarta : Gadjah

Mada University.

Kamaludin, Rustian. 1987. Ekonomi Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Kartoatmadja, S., MM, dkk. 1995. Hari Jadi Kota salatiga 24 Juli 750. Salatiga:

Pemkot Salatiga.

Kartodirdjo, Sartono. 1977. Memori Serah Jabatan 1921-1930 (Jawa Tengah). Jakarta :

Arsip Nasional Republik Indonesia.

Kuntowidjojo. 1994. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Pemerintah Daerah Kotamadia Daerah Tingkat II Salatiga.1995. Salatiga Selayang Pandang. Salatiga : Pemkot Salatiga.

Prakoso, Abel Jatayu. 2017. Diskriminasi Rasial di Kota Kolonial : Salatiga 1917 – 1942. Semarang : Sinar Hidoep.

Pranoto, W Suhartono. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Pusponegoro, Marwati Djoened. 2008. Sejarah Nasional Indonesia V Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Republik Indonesia (+1900-1942). Jakarta : Balai

Pustaka.

R, Soekoco. 1974. Beberapa Masalah Angkutan Kota. Jakarta : LP3ES.

Ricklefs MC. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press.

Salim, Abbas. 1995. Manajemen Transportasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soekamto, Soerjono. 1948. Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta : CV Rajawali.

Soekiman, Djoko. 2012. Dari Zaman Kompeni Sampai Revolusi. Jakarta :

Komunitas Bambu.

Page 76: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

112

Sunardjan, 1995.Sosiologi : Pengantar Kajian Masyarakat dan Interelasi Individu dalam Masyarakat. Semarang : IKIP Semarang Press.

Supangkat, Eddy. 2007. Salatiga Sketsa Kota Lama. Salatiga: Griya Media.

...........................2008. Ambarawa Kota Lokomotif Tua. Salatiga : Griya Media.

Suryo, Djoko. 1989. Sejarah Sosial Karesidenan Semarang 1830-1900.

Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Gadjah Mada.

Suyanto, Bagong dan Sutinah (Ed.). 2008. Metode Penelitian Sosial. Jakarta :

Kencana.

Wasino. 2008. Kapitalisme Bumi Putra: Perubahan Masyarakat Mangkunegaran.

Yogyakarta: LKIS.

Wursanto. 1988. Manajemen Kepegawaian. Surabaya : Kanisius.

KORAN : Handjojo, M.S. 1975. ‘1 Juni Kotamadya Salatiga Didirikan Kembali Zaman

Dahulu Pernah Jadi Ibukota Kabupaten’. Dalam Suara Merdeka. SKRIPSI DAN THESIS Karyono. 2002. Kota Salatiga : Studi Tentang Perkembangan Kota Kolonial 1917-1942.

Dalam Thesis : Program Studi Ilmu Sejarah, UGM.

Nuraini, Mia. 2012. Perkembangan Transportasi di Salatiga tahun 1900-1942.

Dalam Skripsi : Program Studi Pendidikan Sejarah, UKSW.

Raharjo, S. F. 1978. Struktur Sosial Masyaraakat Eropah dan Indo Eropah di Salatiga. Dalam Skripsi : Bidang Studi Sejarah-FKIP-UKSW.

Wuryani, Emmy. 2006. Distrik Salatiga 1900-1942. Dalam Thesis : Program Studi Ilmu

Sejarah, UGM.

JURNAL

Darto Harnoko. 2003. Pembangunan Infrastruktur Salatiga pada Masa Gemeente Awal Abad XX. Dalam Patrawidya Maret Vol. 14, No. 1.

Hadianto.1999. Kebijakan Politik Dan Ekonomi Pemerintah Kolonial Belanda Yang Berpengaruh Pada Morfologi (Bentuk dan Struktur) Beberapa Kota

Page 77: Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Oleh : Eni Setyowati ...vii ABSTRACT Setyowati, Eni. 2017.History of Esto Bus Transportation and The Impact for Salatiga City Development in 1923-1942.

113

Di Jawa. Dalam Paper Jurusan Tehnik Arsitektur, Fakultas Tehnik Sipil dan

Perencanaan. Universitas Kristen Petra Surabaya.

Kartodirdjo, Sartono. 1974. Struktur Sosial dari Masyarakat Tradisional dan Kolonial.

Dalam Lembaran Sejarah No. 4.

Karyono. 2005. Kota Salatiga: Studi Tentang Perkembangan Kota Kolonial 1917-1942. Dalam Paramitha Vol. 15. No. 1

INTERNET : www.kitlv.com Diakses pada tanggal 10 September 2017, pukul 13.00 WIB

www.tropenmuseum.com Diakses pada tanggal 11 September 2017, pukul 10.00

WIB