Untitled

7
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DI KELAS II SMA Oleh : Robertus Romy Siga A. Pendahuluan Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat serta derasnya arus informasi di era globalisasi ini merupakan tantangan bagi kita semua. Oleh karena itu diperlukan manusia yang berkualitas untuk menghadapi tantangan yang ada. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu pendidikan tentunya akan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 Pasal 1 dikatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan ekonomi sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan pengetahuan tentang ekonomi. Dalam

Transcript of Untitled

Page 1: Untitled

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DAN

PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DI KELAS II SMA

Oleh : Robertus Romy Siga

A. Pendahuluan

Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat serta derasnya arus informasi di era globalisasi ini merupakan tantangan bagi kita semua. Oleh karena itu diperlukan manusia yang berkualitas untuk menghadapi tantangan yang ada.

Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu pendidikan tentunya akan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 Pasal 1 dikatakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan ekonomi sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional, memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan pengetahuan tentang ekonomi. Dalam kehidupan sehari-hari konsep dan prinsip ekonomi semakin banyak digunakan dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

Salah satu bagian dalam mata pelajaran ekonomi di SMA/MA adalah akuntansi. Pengertian akuntansi menurut American Accounting Association adalah :

“Accounting as the process identifiying, measuring, and communicating economicinformation to permit informed judgements and decisions by users of the information” (Wilopo, 2005 : 9).

Lampiran Peraturan Menteri pendidikan Nasional Tahun 2006 dikatakan bahwa materi akuntansi di SMA/MA difokuskan pada perilaku akuntansi jasa dan dagang. Peserta didik dituntut memahami transaksi keuangan perusahaan jasa dan dagang serta mencatatnya dalam suatu sistem akuntansi untuk disusun dalam laporan keuangan. Pemahaman pencatatan ini berguna untuk memahami manajemen keuangan perusahaan jasa dan dagang. Berdasarkan lampiran Peraturan Menteri pendidikan Nasional Tahun 2006 tentang Standar Isi, Di

Page 2: Untitled

SMA/MA materi akuntansi pertama kali diperkenalkan pada kelas XI semester genap yaitu materi tentang siklus akuntansi pada perusahaan jasa.

Secara umum, materi akuntansi termasuk materi yang tidak begitu disukai siswa. Hal ini karena didalam materi akuntansi terdapat perhitungan, pencatatan dan pelaporan keuangan yang menurut sebagian siswa tidak begitu menarik. Oleh karena itu, guru yang mengajarkan materi akuntansi dituntut untuk memiliki kreativitas dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga dapat menarik minat siswa dalam mempelajari akuntansi.

Salah satu model pembelajaran yang menganut pendekatan konstruktivis adalah model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem-Based Instruction). Model ini merupakan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya (Arends, 1997 : 288). Pada model ini, peran guru adalah mengajukan masalah, mengajukan pertanyaan, memberikan kemudahan suasana berdialog, dan memberikan fasilitas penelitian, serta melakukan penelitian.

Hasil ulasan diatas penulis tertarik untuk menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah dengan bahan kajian akuntansi pada perusahaan jasa. Selain itu, agar tujuan pembelajaran mencapai sasaran yang baik perlu adanya perangkat pembelajaran yang sesuai, oleh karena itu kegiatan ini diawali dengan pengembangan perangkat pembelajaran ekonomi yang menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut meliputi Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Disamping pengembangan perangkat pembelajaran juga dikembangkan instrumen yang meliputi Tes Hasil Belajar (THB), lembar pengamatan kemampuan guru/siswa dan angket respon siswa terhadap pembelajaran.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah hasil pengembangan perangkat pembelajaran ekonomi pada materi siklus akuntansi dalam perusahaan jasa yang berorientasi pada model pembelajaran berdasarkan masalah?

2. Bagaimanakah hasil pengembangan instrumen penelitian yang berorientasi model pembelajaran berdasarkan masalah pada pokok bahasan siklus akuntansi dalam perusahaan jasa?

3. Bagaimanakah hasil belajar yang dicapai siswa dalam pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan jasa yang menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah?

Page 3: Untitled

B. Pembahasan

Gunter et al (1990:67) mendefinisikan an instructional model is a step-by-stepprocedure that leads to specific learning outcomes. Joyce & Weil (1980) mendefinisikanmodel pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalammelakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangkakonseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikanpengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderungpreskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran. An instructionalstrategy is a method for delivering instruction that is intended to help students achieve alearning objective (Burden & Byrd, 1999:85).

Menurut Bruce Joyce (1992 : 4),”A model of teaching is a plan or a pattern that we can use to design face-to-face teaching in classroom or tutorial settings and to shape instructional materials-including books, film, tape, computer-medicated programs, and curricula (long term courses of study)”. Selanjutnya Arends (1997:7) menyatakan “The term teaching model refers to particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and management system.

Jadi yang dimaksud model pembelajaran dalam penelitian ini adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.

Model pembelajaran berdasarkan masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah (Sanjaya, Wina 2009: 214).

Pada pembelajaran ini guru berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan penyelesaian masalah dan pemberi fasilitas yang diperlukan siswa. Selain itu, guru memberikan dukungan dan dorongan dalam upaya meningkatkan inkuiri dan perkembangan intelektual siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran gagasan (Arends, 1997 : 156). Pembelajaran ini juga banyak menumbuh kembangkan aktivitas belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Hampir setiap langkah menuntut keaktifan siswa, sedangkan kegiatan guru lebih banyak sebagai pemberi stimuli, membimbing kegiatan siswa, dan menentukan arah apa yang harus dilakukan siswa.

Menurut Arends (1997: 161) ada lima tahap kegiatan pembelajaran berorientasi model pembelajaran berdasarkan masalah, yaitu:

Tahap pertama: Orientasi siswa pada masalah

Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah.

Page 4: Untitled

Tahap kedua: Mengorganisasi siswa untuk belajar

Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil, membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.

Tahap ketiga: Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan masalah yang dibahas, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Tahap keempat: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Pada tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu siswa membagi tugas dengan temannya.

Tahap kelima: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Pada tahap ini guru membantu siswa dalam melakukan evaluasi dan refleksi terhadap penyelidikan dan proses yang digunakan dalam memecahkan masalah.

Salah satu Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan melalui PeraturanPemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan adalah standarproses. Standar proses selanjutnya diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional(Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007. Standar proses berisi kriteria minimal prosespembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah. Standar proses meliputiperencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasilpembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaranmeliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setiap pendidik harusmenyusun RPP secara lengkap dan sistematis yang mengacu pada silabus. Kegiatanpembelajaran (langkah-langkah) dalam RPP disusun dengan mengutamakan prosespembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat minat peserta didik. RPP memuat identitas matapelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaiankompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

C. Kesimpulan

Model pembelajaran ini adalah salah satu contoh model yang perlu dicoba dalam pembelajaran akuntansi karena sesuai dengan teori belajar konstruktiv yang dikemukakan oleh Vygotsky dan Piaget. Namun demikian, metode ini masih perlu diujicoba secara mendalam dan perlu dilakukan evaluasi secara berkesinambungan agar penerapan metode ini semakin baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 5: Untitled

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. (1997). Classroom Instruction and Management.New York : Mc Grow-Hill Companies Inc.

Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. 2001. Exploring teaching: An introduction to education. New York: McGraw-Hill Companies.

Burden & Byrd. (1999). Methods For Effective Teaching. Needham Heights : Allyn and Bacon A Viacom Company.

Gunter, M. A., Estes, T. H., & Schwab, J. H. 1990. Instruction: A models approach. Boston: Allyn and Bacon.

Joyce, Bruce R. (1992). Models of Teaching (Fourth Edition). Boston-London-Toronto-Sydney-Singapore : Allyn and Bacon Publishers.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 tahun 2006

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007

Thiagarajan, S. Semmel, DS Semmel, M. 1974. Instructional Development for Trainning Teachers Of Exceptional Childreen. A Source Book. Blomington : Central for Inovation on Teaching The Handicapped.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003

Sanjaya, Wina. Dr., M.Pd., Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Kencana Prenada Media Group. 2009 . Jakarta.