Untitled 1.odt

download Untitled 1.odt

If you can't read please download the document

Transcript of Untitled 1.odt

Logam berat juga merusak ikatan disulfida karena affinitasnya yang tinggi dankemampuannya untuk menarik sulfur sehingga mengakibatkan denaturasi protein.

Agen pereduksi merusak ikatan disulfidaIkatan disulfida terbentuk dengan adanya oksidasi gugus sulfhidril pada sistein. Antara rantaiprotein yang berbeda yang sama-sama memiliki gugus sulfhidril akan membentuk ikatandisulfida kovalen yang sangat kuat. Agen pereduksi dapat memutuskan ikatan disulfida,dimana penambahan atom hidrogen sehingga membentuk gugus tiol;-SH.3.DampakyangDitimbulkanPadaprodukDenaturasi menimbulkan beberapa dampak pada produk ,dampakdampak tersebutdiantaranya adalah hilangnya aktivitas enzim, penambahan kelarutan dan dehidrasi, danperubahan warna. Selain itu produk yang memiliki kandungan protein akan mengalamikerusakan mulai dari kerusakan struktur primernya sampai pada kerusakan struktur tersiernya(Purwaningsih,2007).KOAGULASIKoagulasi adalah suatu keadaan dimana protein tidak lagi terdispersisebagai suatukoloid karena unit ikatan yang terbentuk cukup banyak. Koagulasi dapat juga diartikansebagai salah satu kerusakan protein yang terjadi akibat pemanasan dan terjadi penggumpalanserta pengerasan pada protein karena menyerap airpada proses tersebut (Makfoeld,2008).1) Faktorfaktor PenyebabKoagulasi adalah penurunan daya larut molekulmolekul protein atau perubahan bentukcairan (sol) menjadi bentuk padat atau semu padat(gel). Kagulasi dapat disebabkan olehpanas, pengocokan, garam, asam, basa, dan pereaksi lain seperti urea. Protein akanmengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50C atau lebih. Koagulasi hanya terjadiketika protein berada di titik isolistriknya, dimana pada titik ini protein masih dapat larutpada pH di titik luar isolistrik tersebut (Purwaningsih,2007).2) MekanismeKoagulasi berawal dari pemanasanyang dapat menyebabkan pemutusan ikatan hidrogenyang menopang struktur sekunder dan tersier suatu protein sehingga menyebabkan sisihidrofobik dari gugus samping polipentida akan tebuka. Halini menyebabkan kelarutanprotein semakin turun dan akhirnya mengendap dan menggumpal. Pada saat inilah terjadiproses koagulasi (Winarno,2006).3)DampakyangDitimbulkanpadaProdukKoagulasi dapat menimbulkan dampak terhadap produk, dampak tersebutdiantaranya adalahhilangnya sifatsifat biologis suatu protein (Winarno,2006).PROSES BROWNING NONENZIMATISProses Browning adalah proses pembentukan pigmen berwarnakuning yang akan segeraberubah menjadi coklat gelap. Pembentukan warna coklat ini dipicu oleh reaksioksidasi yangdikatalisis oleh enzim fenol oksidase atau polifenol oksidase. Proses browning ini dibagimenjadi 2 bagian yaitu proses Browning enzimatis dan Proses Browning Non enzimatis.Browning Non Enzimatis terdiri dari 3 macam yaitu Reaksi Maillard, karamelisasi danpencokelatan akibat vitaminC (Makfoeld,2008).1) Faktorfaktor PenyebabPada umumnya, reaksi pencoklatan ataubrowningada dua jenis, yaitu reaksi pencoklatanenzimatis dan non-enzimatis. Reaksi pencoklatan biasa terjadipada buahbuahan dan sayursayuran seperti padapisang, peach, salak, pala, stoberi,dan apel yangmemiliki senyawafenolik. Pembentukan warna coklat ini dipicu oleh reaksioksidasi yang dikatalisis oleh enzimfenol oksidase atau polifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat mengkatalisoksidasi senyawafenol menjadi Quinon dan kemudian dipolimerasi menjadipigmen melaniadin yang berwarnacoklat (Makfoeld,2008).2) MekanismeBerikut ini merupakan beberapa mekanisme yang terjadi pada masing-masing jenis padaproses Browning Non enzimatis :Reaksi MaillardPada reaksi Maillard gugus karbonil dari glukosa bereaksi dengan gugus nukleofilik grupamino dari protein yang menghasilkan warnadan aroma yang khas, prosesini berlangsungdalam suasana basa. Namun kadang-kadang malah menjadi pertanda penurunan mutu. Reaksimaillard yang dikehendaki misalnya padapemanggangan daging, roti, menggoreng ubi jalar,singkong, dll. Reaksi Maillardyang tidak dikehendaki misalnya pada pengeringan susu dantelur. Interaksi antara gugus karbonil dan amino dapat merusak kualitasnutrisi proteindengan cara mengurangi jumlah lysine dan beberapa jenis asam amino lain danmembentuk zat yang menghambat atau bersifat antinutrisi. Gugus amino primer biasanyaterdapat pada bahan awal berupa asam amino ( Kurtanto,2008).KaramelisasiKaramelisasi merupakan proses pencoklatan non enzimatis didapat dari pemanasan larutansukrosa dengan amonium bisulfat yang melampaui titik leburnya, Misal pada suhu diatas170C dan dihasilkan lelehan gula berwarna coklat. Sepertiyang digunakan pada minumancola, minuman asam lainnya, produk-produk hasil pemanggangan, sirup, permen, pelet,danbumbu kering (Makfoeld,2008).Pencokelatan akibat vitamin CPenggunaan vitamin C dapat mereduksi kembali quinon berwarna hasil oksidasi (o-quinon)menjadi senyawa fenolat (o-difenol) tak berwarna. Asam askorbat selanjutnya dioksidasimenjadi asam dehidroaskorbat. Ketika vitamin C habis, komponen berwarna coklat akanterbentuk sebagai hasil reaksi polimerisasidan menjadi produk antara yang irreversibel. Jadiwarna coklat hanya akan terjadi jika vitamin Cyang ada habis dioksidasi dan quinon telahterpolimerisasi (Makfoeld,2008).3)DampakyangDitimbulkanpadaProdukKetika memotong buah, misalnya apel atau pisang maka bagian yang kita potong tidak lamakemudian akan berubah warna menjadi coklat.Perubahan warna ini tidak hanya mengurangikualitas visual tetapi juga menghasilkan perubahan rasa serta hilangnya nutrisi. ProsesBrowning atau reaksi pencoklatan ini dapat menyebabkan kerugian perubahan dalampenampilan dan sifat organoleptik dari makanan serta nilai pasar dari produk tersebut(Cahyati,2009).DAFTAR PUSTAKAChayati, I. 2009.Bahan Ajar Ilmu Pangan.Fakultas Teknik UNY. YogyakartaKurtanto, Tomy. 2008.Reaksi Miallard pada Produk Pangan. IPB : Bogor.Makfoeld, D. 2008.Kamus Istilah Pangan danNutrisi.Penerbit Kanisius. Yogyakarta.Purnomo, H. 2007.Studi tentang Stabilitas Protein dan Dendeng Selama Penyimpanan.Laporan Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya : Malang.Purwaningsih, E. 2007.Cara Pembuatan Tahu dan Manfaat Kedelai. Ganeca Exact : Jakarta.Winarno, F. G. 2006.Kimia Pangan danGizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.Winarno, F. G. 2008.Kimia Pangan danGizi. Bogor: MBrio PressKamis, 20 November 2014KIMIA ANORGANIK "MAKALAH SISTEM PERIODIK UNSUR"BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangUnsur adalah zat murni yang dapat berupa atom tunggal atau berupa gabungan atom atom sejenis. Contoh : logam emas adalah unsur yang berupa atom tunggal, sedangkan gas oksigen adalah unsur yang terbentuk dari gabungan dua atom oksigen. Pada akhir abad 18, ditemukannya ada 11 unsur baru yang dipublikasikan oleh Lavoisier, yaitu : klorin, kobalt, hidorgen, manga, molibdat, nikel, nitrogen, oksigen, fosforus, platina, dan wolfram.Sampai tahun 2011, 118 unsur telah teridentifikasi, dengan 98 diantaranya terjadi secara alami di bumi. 20 elemen lainnya secara artifisial dibuat dalam reaktor nuklir atau eksperimen akselerator partikel..Sebagian besar merupakan unsur yang ditemukan di alam dan berjumlah 92, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur buatan. Untuk mempelajari tiap-tiap unsur, pembahasannya sangat kompleks karena sifat-sifat unsur bervariasi antara satu dengan yang lainnya dan jika kita mempelajari satu demi satu alangkah sulitnya.Ketika unsur yang di kenal sudah banyak, para ahli berupaya membuat pengelompokanatau klasfikasisehingga unsur-unsur tersebut tertata dengan baik.Klasfikasi unsur berawal dari pengelompokkan unsur ke dalam dua golongan yang didasarkan pada sifat fisis unsur, misalnya daya hantar listrik, kekerasannya, dan kelenturannya.Dasar pertama yang digunakan untuk mengelompokkan unsur adalah kemiripan sifat, kemudian kenaikan massa atom, dan sekarang berdasarkan kenaikan nomor atom. Pengelompokkan unsur mengalami perkembangan dari pengelompokkan unsur yang paling sederhana berdasarkan sifat logam dan bukan logam, kemudian disusul sistem triade Dobereiner, sistem oktaf Newlands, sistem periodik Mendeleyev, dan sistem periodik yang kita gunakan saat ini (Henry G. Moseley).Klasifikasi itu menghasilkan dua kelompok unsur, yaitu unsur, yaitu unsur unsur logam dan nonlogam.Puncak dari usaha-usaha para ahli tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang disebut sistem periodik unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi mengenai sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam mempelajari dan mengenali unsur-unsur. Untuk mempelajari unsur unsur yang begitu banyak, diperlukan suatu cara agar mudah mengenali sifat sifatnya. Sistem periodik unsur unsur merupakan suatu sistem yang sangat baik untuk mempelaajari kecenderungan sifat unsur dan beberapa sifat yang lainnya. Maka dari itu, dalam makalah ini secara garis besar akan dibahas sifat sifat keperiodikan unsur.

1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:1) Apa pengertian dari Sistem Periodik Unsur ?2) Bagaimana klasifikasi unsur unsur dalam tabel periodik unsur ?3) Apa saja sifat sifat periodisitas unsur ?4) Bagaimana kecenderungan sifat sifat periodisitas terhadap golongan dan periode unsur dalam sistem periodik ?5) Bagaimanabesarnya energi ikatan molekul heteropolar menurut elektronegatifitas Pauling ?6) Bagaimana perhitungan skala elektronegativitas unsur dengan menggunakan rumusAllred-Rochow ?

1.3 Tujuan Penulisan 1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Anorganik di Universitas Palangka raya. 2) Untuk mengetahui klasifikasi unsur unsur dalam tabel periodik unsur. 3) Untuk mengetahui sifat sifat periodisitas unsur - unsur. 4) Untuk mengetahui kecenderungan sifat sifat periodisitas terhadap golongan dan periode unsur dalam sistem periodik. 5) Untuk mengetahuibesarnya energi ikatan molekul heteropolar menurut elektronegatifitas Pauling. 6) Untuk mengetahui perhitungan skala elektronegativitas unsur dengan menggunakan rumusAllred-Rochow.

1.4 Manfaat Penulisan Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada para pembaca mengenai Sistem periodik unsur dan menjadi acuan untuk terciptanya suatu proses pembelajaran yang menarik, memotivasi peserta didik, efektif, dan efisien.

BAB IIPEMBAHASAN2.1Sistem Periodik Unsur2.1.1Pengertian Sistem Periodik UnsurSistem periodik adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan tertentu. Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut.Sistem periodik disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik. Itulah sebabnya tabel tersebut dimulai dengan hidrogen, sebab hidrogen mempunyai nomor atom 1. Hidrogen diikuti oleh unsur nomor atom 2, yaitu Helium. Unsur dengan nomor atom berikutnya, yaitu litium, menunjukkan kemiripan sifat dengan dengan hidrogen sehingga ditempatkan di bawah hidrogen. Berilium dan lima unsur berikutnya tidak ada yang menunjukkan kemiripan sifat dengan helium, jadi diurutkan saja dalam satu baris. Unsur nomor atom 11 ternyata kembali menunjukkan kemiripan sifat dengan litium sehingga ditempatkan di bawahnya, memulainya baris berikutnya. Demikian seterusnya, sifat-sifat tertentu berulang secara periodik. Itu pula sebabnya tabel unsur-unsur tersebut dinamai Tabel Periodik.Gambar : Sistem Periodik Unsur

Dalam Tabel Periodik Unsur (TPU) modern, unsur unsur ditempatkan secara teratur menurut naiknya nomor atom ( jumlah proton ). Ada cukup banyak desain bentuk TPU, namun yang paling umum dijumpai yaitu bentuk pendek dan bentuk panjang. Bentuk panjang dalam TPU, yaitu unsur unsur lantanida (4f) dan aktinida (5f) menjadi satu tabel. Kenyataan bahwa kedua seri unsur unsur ini masing masing mempunyai kemiripan sifat sifat kimiawi, maka keduanya lebih praktis ditampilkan secara terpisah dibagian bawah sehingga diperoleh bentuk tabel pendek yang lebih kompak. Menurut Rekomendasi International Union Of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) penomoran golongan unsur unsur yaitu dari 1 hingga 18. Dalam TPU tersebut, hydrogen ditempatkan tersendiri terpisah tidak masuk golongan manapun karena sifatnya yang unik. Sistem ini menggantikan sistem lama yang menggunakan notasi dari kombinasi angka dan huruf Romawi yang membingungkan karena perbedaan penomoran antara Amerika Utara dengan lainnya. Sebagai contoh, di Amerika Utara golongan III B menunjuk pada golongan skandinavium, Sc, sedangkan di tempat lain nomor ini menunjuk pada golongan Boron. Penomoran golongan tidak diberlakukan pada unsur unsur lantanida dan aktinida karena kemiripan unsur unsur tersebut dalam periode (lajur mendatar) daripada golongan (lajur vertikal).

2.2 Klasifikasi Unsur Unsur dalam Tabel Periodik UnsurUnsur-unsur dapat diklasifikasikan menurut banyak cara, yang paling tegas adalah atas dasar wujud pada keadaanStandard Ambient Temperature and Pressure(25oC, 100 kPa), atau biasa disebut dengan SATP. SATP berbeda dengan STP (Standard Temperature and Pressure) yang merujuk pada temperatur 0oC dan 101 kPa. Atas dasar SATP, unsur-unsur dibedakan dalam wujud gas yaitu ada sebelas unsur, hidrogen, nitrogen, oksigen, fluorin, klorin, dan gas mulia. Wujud cair yaitu hanya unsur bromin dan merkuri. Dan sisanya adalah wujud padat. Klasifikasi wujud fisik demikian ini tentu tidak memberikan banyak aspek kimiawinya. Klasifikasi secara umum unsur dikelompokkan berdasarkan unsur Logam, Non Logam, Semi Logam.1. Unsur Logam Logam adalah unsur yang memiliki sifat mengkilap dan umumnya merupakan penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. Unsur-unsur logam umumnya berwujud padat pada suhu dan tekanan normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada umumnya unsur logam dapat ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi benda - benda lainnya.2. Unsur Non Logam Unsur nonlogam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti logam. Pada umumnya, unsur-unsur nonlogam berwujud gas dan padat pada suhu dan tekanan normal. Contoh unsur nonlogam yang berwujud gas adalah oksigen, nitrogen, dan helium. Contoh unsur nonlogam yang berwujud padat adalah belerang, karbon, fosfor, dan iodin. Zat padat nonlogam biasanya keras dan getas. Unsur nonlogam yang berwujud cair adalah bromin.

3. Unsur Semi Logam Selain unsur logam dan nonlogam ada juga unsur semilogam atau yang dikenal dengan nama metaloid. Metaloid adalah unsur yang memiliki sifat logam dan nonlogam. Unsur semilogam ini biasanya bersifat semikonduktor. Apakah yang dimaksud semikonduktor? Bahan yang bersifat semikonduktor tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang rendah, tetapi sifat hantaran listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya lebih tinggi.

Klasifikasi tersebut jelas lebih banyak menekankan pada sifat-sifat fisik dan bagi para ahli kimia, sifat unsur yang paling penting adalah pola sifat kimiawinya, misalnya secara khusus kecenderungan terhadap pembentukan ikatan kovalen atau pemilihan pembentukan kation. Kriteria manapun yang dipakai, beberapa unsur selalu terklasifikasi ke dalam "daerah batas" model klasifikasi logam-nonlogam. Para ahli kimia anorganik umumnya setuju bahwa unsur-unsur boron, silikon, germanium, arsen, dan telurium termasuk dalam daerah batas ini yang sering disebut daerah batas yang menunjukkan sifat-sifat kimiawi mirip dengan semilogam. Yang termasuk unsur-unsur semilogam adalah Be, Al, Zn, Ga, Sn, Pb, Sb, Bi, dan Po.Hubungan antaratabel sistem periodik unsurdengan sifat-sifat kimiawi serta konfigurasi elektronik unsur-unsur yang bersangkutan menyarankan adanya bermacam-macam klasifikasi. Klasifikasi yang sering dijumpai adalah terbaginya unsur-unsur ke dalam empat kelompok, yaitu:1. Kelompokunsur-unsurinertataugas mulia
2. Kelompokunsur-unsurutamaatau representatif
3. Kelompokunsur-unsurtransisi
4. Kelompokunsur-unsurtransisi dalam(inner transition)

Tabel : Nama nama unsur golongan utama

2.2.1 Unsur Unsur InertKelompok unsur-unsur inert yang sering disebut juga unsur-unsur gas mulia (noble gases) terdiri atas2He,10Ne,18Ar,36Kr,54Xe, dan86Rn. Kecuali He yang mempunyai konfigurasi penuh 1s2, kelompok unsur ini ditandai dengan konfigurasi elektronik penuh untuk setiap orbital dan dengan elektron valensi ns2np6. Karakteristik pada orbital kulit terluar inilah yang biasanya dikaitkan dengan sifatinert(lembam) unsur-unsur yang bersangkutan, yaitu sangat stabil dalam arti sukar bereaksi dengan unsur-unsur lain. Namun demikian akhir-akhir ini telah berhasil dibuat beberapa senyawa xenon dan kripton seperti XeF2, XeF4, XeF6, XeO4, dan KrF2.Unsur-unsur inert ini sering juga diklasifikasikan sebagai golongan nol karena sifat kestabilan yang tinggi, namun lebih sering diklasifikasikan sebagai golongan VIII utama atau M8. Perlu dicatat bahwa konfigurasi elektronik unsur-unsur gas mulia dianggap sudah penuh, dan oleh karenanya dipakai sebagai standar untuk menyatakan penuh atau tidak-penuhnya konfigurasi elektronik kelompok unsur-unsur lain.

2.2.2 Kelompok Unsur Unsur Utama

Unsur-unsur golongan utama atau representatif ditandai dengan konfigurasi elektroniktidak-penuhpada satu kulit terluar ns1- ns2np(4-5). Unsur-unsur30Zn,48Cd, dan80Hg masing-masing mempunyai konfigurasi elektronik [18Ar] 3d104s2, [36Kr], 4d105s2dan [54Xe] 4f145d106s2. Unsur-unsur ini dapat membentuk ion M2+seperti unsur-unsur golongan M2 dengan beberapa kemiripan, namun dengan perbedaan sifat-sifat diantara kedua kelompok ini. Salah satu perbedaannya adalah bahwa unsur-unsur Zn dan Cd mempunyai sifat kecenderungan yang lebih besar untuk membentuk senyawa-senyawa kompleks dengan NH3, ion-ion halida (X-) dan CN-.


Perbedaan sifat-sifat di antara kedua kelompok ini mungkin disebabkan oleh konfigurasi elektronik terluar yaitu 18 elektron bagi ion M2+untuk kelompok ini. Dengan penuhnya elektron (d10) untuk kelompok ini diduga ada hubungannya dengan sifat polarisasi ion M2+yang jauh lebih besar daripada sifat polarisasi ion-ion divalen dari kelompok M2 sebagai akibat sifat orbitaldyang mudah mengalami distorsi. Oleh karena itu ketiga unsur tersebut sering dinyatakan pula sebagai kelompok unsur-unsur utama tetapi dengan notasi M2'.2.2.3 Kelompok Unsur Unsur TransisiKelompok unsur transisi. Batasan mengenai unsur transisi masih sering diperdebatkan. Dari satu sisi, unsur-unsur transisi mencakup seluruh unsur-unsur dengan orbital nd(1-10)"sedang diisi elektron" menurut prinsip Aufbau. Secara umum, batasan ini memberikan karakteristik konfigurasi elektronik (n-1)d(1-10)ns(1-2), dan dengan demikian unsur-unsur dengan konfigurasi elektronik .....(n-1)d(1-10)ns2yaitu Zn, Cd, dan Hg termasuk di dalamnya.Sebaliknya pandangan lain, yang lebih banyak diikuti para ahli kimia, mempertimbangkan bahwa ketiga unsur kelompok terakhir ini mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari umumnya sifat-sifat kelompok usnur-unsur transisi, misalnya dalam hal sifat magnetis dan warna. Oleh karena itu, ketiga unsur tersebut tidak dapat dipertimbangkan sebagai unsur-unsur transisi. Dengan demikian unsur-unsur transisi kemudian menunjuk pada unsur-unsur dengan konfigurasi elektronik belum penuh pada salah satu atau kedua kulit terluar yang melibatkan orbitalddengan karakteristik konfigurasi elektronik (n-1)d(1-10)ns(1-2). Jadi jelas bahwa dengan batasan demikian ini ketiga unsur tersebut (Zn, Cd, Hg) tidak termasuk sebagai unsur transisi. Kedua batasan ini dengan mudah dapat dibandingkan sebagai berikut:Gambar : Pembagian 4 blok (s, p, d, f) terhadap unsur unsur dalam sistem periodik

Kelompok Transisi, dUnsur menurut batasan pertamaUnsur menurut batasan kedua

I (pertama)Sc ZnSc - Cu

II (kedua)Y- CdY - Ag

III (ketiga)La, dan Hf - HgLa, dan Hf - Au

Perlu dicatat bahwa untuk kelompok transisi seri III tersebut anggota pertamanya adalah57La (.... 5d1) dan setelah melompati kelompok unsur transisi dalam (4f) baru disambung anggota yang kedua,72Hf dan seterusnya. Dalam hal ini kelompok unsur 4fadalah58Ce -71Lu, dan kelompok 5f adalah90Th -103Lr. Versi lain menyarankan bahwa71Lu (.... 5d1) merupakan anggota pertama sehingga tidak terjadi lompatan, dan konsekuensinya adalah bahwa kelomok unsur 4fterdiri atas57La -70Yb dan kelompok unsur 5fterdiri atas89Ac -102No. Hal yang sangat penting adalah adanya pengecualian atau penyimpangan konfigurasi elektronik terhadap prinsip Aufbau untuk beberapa unsur transisi. Penyimpangan konfigurasi elektronik tersebut sering dihubungkan dengan kestabilan bagi sistem orbital penuh dan setengah penuh.

2.3 Sifat Sifat PeriodisitasSifat-sifat atom mempunyai suatu keteraturan periodisitas. Keteraturan ini dapat diprediksi menggunakantabel periodik unsurdan dapat dijelaskan dengan menganalisis konfigurasi elektron dari setiap unsur. Setiap unsur mempunyai kecenderungan mengambil atau melepaskan elektron valensi untuk mencapai pembentukan oktet. Kestabilan oktet dapat dilihat dalam gas inert atau gas mulia, yang termasuk golongan 18 (dulu VIIIA).Ada dua macam keteraturan lainnya yang penting. Pertama, elektron ditambahkan satu kali dari kiri ke kanan tabel. Pada peristiwa ini, tarikan inti elektron kulit terluar bertambah, jadi elektron menjadi dekat ke inti dan mengikat lebih kuat. Kedua, penurunan kolom pada tabel periodik, elektron terluar menjadi kurang kuat ikatannya terhadap inti. Hal ini terjadi karena jumlah tingkat energi terisi yang utama bertambah seiring penurunan unsur pada masing-masing golongan.Salah satu manfaat penataan unsur-unsur di dalam tabel periodik unsur adalah pemahaman sifat-sifat kimiawi baik bagi unsur -unsur dalam posisi periode maupun golongan. Adanya persamaan sifat dan keteraturan memudahkan untuk mempelajari setiap unsur dalam tabel periodik. Keteraturan ini menjelaskan sifat periodisitas yaitu antara lain.:
1. Jari-jari atom
2.Energi ionisasi
3.Afinitas Elektron
4.Elektronegativitas

2.3.1. Jejari AtomikJari-jari atom merupakan salah satu sifat periodisitas unsur. Defenisi jari-jari atom secara umum adalah setengah jarak antara pusat dua atom unsur yang menyentuh satu sama lain. Namun demikian ada dua cara yang umum untuk mendefenisikan jejari atomik. Pertama, jejari atomik dapat didefenisikan sebagai setengah jarak antara dua inti atom yang bergabung dengan ikatan kovalen molekul diatomic, yaitu disebut jejari kovalen, rkov. Kedua, jejari atomic didefenisikan sebagai setengah jarak antara dua inti atom dari molekul molekul diatomik yang bertetangga, yaitu disebut jejari van der waals.Secara umum, jari-jari atom menurun dalamtabel sistem periodik unsurdari kiri ke kanan dan meningkat dari atas ke bawah tabel periodik. Dengan demikian, dengan mudah dapat ditentukan bahwa unsur dengan jari-jari atom berada dalam golongan 1 paling bawah. Inilah contoh jari-jari atom dalam tabel SPU. Lebih lanjut untuk unsur unsur logam, adalah dimungkinkan untuk mengukur jejari metalik, yaitu setengah jarak antara dua inrvdW.

Lebih lanjut untuk unsur- unsur logam, adalah dimungkinkan untuk mengukur jari-jari metalik, rM , yaitu setengah jarak antara dua inti atom-atom bertetangga dalam logam padat pada temperatur dan tekanan kamar; namun demikian, jarak ini bergantung pada bilangan koordinasi kisi kristal logam yang bersangkutan, dan umumnya semakin besar bilangan koordinasi semakin besar jari-jari metaliknya. Dalam senyawa ionik padat adalah mungkin untuk mengukur jarak antara kation dan anion tetangganya. Namun perbedaan anion tetangga, juga bilangan koordinasi kisi kristal, akan menghasilkan jarak yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu perlu ditetapkan adanya standar pembanding yaitu ion O2- dengan jari-jari r- = 1,40 ; alasannya adalah bahwa unsur ini membentuk senyawa dengan banyak macam unsurlain, cukup keras dalam arti tidak mudah terpolarisasi sehingga ukurannya tidak banyak bervariasi meskipun dalam senyawa dengan unsur yang berbeda-beda. Dengan pertimbangan tersebut, jari-jari ion didefinisikan sebagai jarak antara pusat kation danpusat anion yang dibagi secara adil berdasarkan jari-jari O2- sebesar 1,40 . Sebagai contoh, jari-jari ion Mg2+ diperoleh dengan mengurangi sebesar 1,40 terhadap jarak antara dua inti ion Mg2+ dan O2- yang bertetangga dalam senyawa MgO. Pemahaman jari-jari kovalen rkov, jari-jari van der Waals, rvdW, jari-jari metalik, rM, jari-jari kation, r+, dan jari-jari anion, r- dilukiskan dalam Gambar 4.2.

Harga jari-jari kovalen bagi hampir semua atom unsur telah diketahui, namun karena Ini merupakan hasil eksperimen maka nilainya sedikit bervariasi Kecenderungan-periodisitas secara umum dapat diperiksa pada Tabel dan Gambar. Secara khusus dibahas unsur-unsur periode 2 dan golongan 1 (alkali) sebagaimana ditunjukkan data berikut.

Kecenderungan Jari-Jari Atom

Kecenderungan jari-jari atom dalam periodeDari kiri ke kanan dalam tabel periodik, nomor atom meningkat. Elektron dalam kulit tidak dapat melindungi satu sama lain dari tarikan proton. Karena jumlah proton juga meningkat dari kiri ke kanan, muatan efektif inti (Zef) akan meningkat dalam satu periode. Hal ini menyebabkan penurunan jari-jari atomik. Dalam periode, ukuran atom dibatasi oleh orbital-orbital dalam ukuran volume kulit yang sama besarnya. Unsur-unsur periode 2 mempunyai konfigurasi elektronik 1s22s(1-2)2p(1-6). Ukuran atom ditentukan oleh besarnya muatan efektif inti yang dirasakan oleh elektron-elektron dalam orbital yang bersangkutan yaitu 1s, 2sdan 2p. Naiknya nomor atom berarti naiknya Zefyang dirasakan oleh setiap elektron dalam orbital yang bersangkutan, sehingga orbital-orbital ini mengalami kontraksi ke arah inti atom yang semakin besar dan akibatnya atom akan nampak semakin kecil.

Kecenderungan jari-jari atom dalam golonganDari atas ke bawah dalam tabel periodik, jumlah elektron dan kulit yang terisi elektron meningkat, tetapi jumlah elektron valensi tetap sama. Elektron terluar dalam sebuah golongan mempunyai muatan efektif inti (Zef) yang sama, tetapi posisi elektron jauh dari inti yang menyebabkan jumlah kulit yang terisi energi menurun. Dengan demikian, jari-jari atom meningkat. Ukuran atom ditentukan oleh ukuran orbital terluar. Unsur-unsur dalam golongan ditandai dengan elektron valensi yang sama. Golongan utama yaitusdanp, mempunyai konfigurasi elektronik terluar (1-7)sx, dan (1-7)s2(1-7)px. Naiknya nomor atom berarti bertambahnya kulit elektron atau bertambahnya elektron "dalam" dan bertambahnya ukuran orbital terluar sehingga elektron terluar mengalami "perlindungan" (shielding) oleh elektron-elektron "dalam" yang semakin efektif dari pengaruh tarikan inti, dan akibatnya atom akan nampak semakin besar.Perlu diingat bahwa inti atom merupakan bagian atom yang sangat kecil, jari-jari kovalen atom oksigen yang panjangnya ~70 pm, jari-jari atomnya hanya 0,0015 pm. Jadi dalam hal volume keseluruhan atom, inti atom hanya mewakili sekitar 10-11bagian.

2.3.2 Energi IonisasiEnergi ionisasi (Ei) adalah energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari tiap mol spesies dalam keadaan gas. Energi untuk mengeluarkan satu elektron pertama (dari atom netralnya) disebut sebagai energi ionisasi pertama dan untuk mengeluarkan satu elektron ke dua disebut energi ionisasi kedua, dan begitu seterusnya untuk pengeluaran satu elektron berikutnya. Mudah dipahami bahwa mengeluarkan satu elektron pertama dari atom netralnya akan lebih mudah daripada mengeluarkan satu elektron kedua dan seterusnya dari kation yang bersangkutan karena pengaruh muatan inti menjadi semakin lebih efektif terhadap elektron yang semakin berkurang jumlahnya.
Perhatikan contoh berikut ini :
Li(g) Li+(g)+ eEi(1) = 520 kJ mol-1
Li+(g) Li2+(g)+ eEi(1) = 7298 kJ mol-1
Li2+(g) Li3+(g)+ eEi(1) = 11815kJ mol-1

Jadi pada proses tersebut,Ei(1) M2- ..........Ea(2)

Dapat dipahami bahwaEa(1) >Ea(2) >Ea(3) dan seterusnya, karena tambahan elektron kedua dan seterusnya akan mendapat tolakan dari spesies negatif hasil, sehingga tidak lagi dibebaskan energi melainkan malahan dibutuhkan energi yang semakin besar; dengan demikian energi yang dibebaskan semakin kecil atau bahkan negatif atau dengan kata lain justru membutuhkan energi.

b. Definisi ModernBerlawanan dengan perjanjian konvensional, publikasi para ahli kimia akhir-akhir ini memandang afinitas elektron langsung dengan besaran termodinamika H; jadi, afinitas elektron didefinisikan sebagai perubahan entalpi yang terjadi pada penambahan elektron ke dalam tiap mol atom atau ion dalam keadaan gas. Misalnya untuk oksigen, afinitas elektron langsung diekspresikan dengan besaran termodinamika sebagai berikut:

O (g) + e ---> O- (g) H(1) = -141 kJ mol-1
O- (g) + e ---> O2- (g) H(2) = +844 kJ mol-1Dengan demikian perjanjian ini menghasilkan numerik yang sama tetapi berlawanan tanda dengan perjanjian konvensional untuk hargaEa. Untuk tidak menimbulkan kebingungan, maka yang perlu diperhatikan adalah harga dari besaran termodinamika dalam proses penangkapan elektron tersebut, karena kedua pandangan menghasilkan nilai yang sama. Oleh karena Hdapat positif atau negatif maka ungkapan data perlu dicantumkan bearan mana yang dipilih, seyogyanya H.Kecenderungan Afinitas ElektronSecara umum, kecenderungan afinitas elektron dapat digeneralisasikan, walaupun dalam faktanya banyak yang menyimpang. Pada unsur golongan 2 (alkali tanah), mempunyai nilai afinitas elektron yang rendah. Unsur ini relatif stabil karena telah menempati subkulits. Golongan 17 (halogen) mempunyai afinitas elektron yang tinggi karena adanya tambahan elektron pada atom sebagai hasil dari pemenuhan orbital. Golongan 18 (gas mulia) mempunyai afinitas elektron mendekati nol, karena masing-masing atom memperlihatkan sebuah kestabilan oktet dan tidak akan dapat menerima sebuah elektron lagi. Unsur dalam golongan lain mempunyai afinitas yang lebih rendah. Berikut ini adalah contoh grafik kecenderungan afinitas elektron:

2.3.4 ElektronegatifitasDefinisi elektronegativitasPengertian elektronegativitas ternyata cukup bervariasi. Istilah elektronegativitas pertama kali dikemukakan oleh Linus Pauling yang mendefinisikan elektronegativitas sebagai kekuatan atau kemampuan atom menarik elektron-elektronnya dalam dirinya sendiri dalam suatu molekul. Definisi ini menunjukkan bahwa elektronegativitas bukanlah merupakan suatu sifat yang berhubungan dengan atom secara terisolasi melainkan atom dalam senyawanya. Namun demikian, ukuran elektronegativitas dapat diturunkan untuk tiap-tiap atom.Dalam rasionalisasinya Pauling mendasarkan pada data termodinamika yang menunjukkan bahwa ikatan antara dua macam atom selalu lebih kuat daripada harga yang diramalkan menurut ikatan masing-masing atom unsur dalam molekul diatomiknya. Sebagai contoh, energi ikatan Cl2dan F2masing-masing adalah 242 dan 153 kJ mol-1, tetapi energi ikatan untuk senyawa Cl-F ternyata 255 kJ mol-1. Dalam hal ini Pauling berasumsi bahwa jika ikatan Cl-F berupa kovalen murni tunggal seperti pada Cl-Cl maupun F-F, maka energi ikatannya tentunya sebesar rata-rata dari keduanya yaitu x (242+153) = 197,5 kJ mol-1. Perbedaan energi sebesar 57,5 kJ mol-1dapat dianggap sebagai energi kestabilan Cl-F yang tentunya bukan datang dari sifat kovalensinya.Pengertian elektronegatifitas yang lain diusulkan oleh A. L. Alfred dan E. G. Rochow yang mendefiniskan elektronegatifitas sebagai gaya yang bekerja pada elekron-elektron dalam atom pada jarak jari-jari kovalen (dalam satuan Armstrong).Definisi elektronegatifitas lainnya adalah ukuran penarikan suatu atom terhadap elektron pada ikatan kimia. Semakin tinggi elektronegativitas suatu atom, semakin kuat gaya tarik elektron yang berikatan.Kecenderungan elektronegativitas dalam tabel periodik unsurKecenderungan skala elektonegatifitas atom-atom unsur dalam tabel periodik unsur menunjukkan perubahan yang relatif kontinu. Unsur-unsur yang terletak pada satu golongan mempunyai harga elektronegatifitas yang semakin menurun dengan naiknya nomor atom. Sedangkan dalam satu periode, umumnya naik dengan naiknya nomor atom. Tabel elektronegatifitas adalah seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Ke-elektronegatifanadalah salah satu parameter atom paling fundamental yang mengungkapkan secara numerik kecenderungan atom untuk menarik elektron dalam molekul. Kelektronegativan sangat bermanfaat untuk menjelaskan perbedaan dalam ikatan, struktur dan reaksi dari sudut pandang sifat atom. Berbagai cara telah diajukan untuk menjelaskan dasar teori kekuatan tarikan elektron, dan berbagai studi masih aktif dilakukan untuk mencari nilai numeric dari ke-elektronegativan. Skala Pauling, dikenalkan pertama sekali tahun 1932, masih merupakan skala yang paling sering digunakan, dan nilai-nilai yang didapatkan dengan cara lain dijustifikasi bila nilainya dekat dengan skala Pauling.Elektronegativits yang diusulkanPauling pada tahun 1932merupakanpengembangan dari teori ikatan valensi,hal initelah terbuktidanberkorelasi dengan sejumlah sifat kimia lainnya. Elektronegativitas tidak dapat diukur secara langsung dan harus dihitung dari sifat atom atau molekul lainnya. Beberapa metode perhitungan telah diajukan, meskipun mungkin ada sedikit perbedaan dalam nilai-nilai numerik dari elektronegativitas, semua metode menunjukkan tren periodik yang sama antara unsur-unsur.Berdasarkan hal ini,terdapat beberapa tokoh yang mengusulkan mengenai konsep elektronegativitas diantaranya:a)Elektronegatifitas PaulingMenurut Linus Pauling,besar elektronegatifitas adalah "kekuatan atom dalam molekul untuk menarik elektron untuk dirinya sendiri. Pada dasarnya, elektronegatifitas atom adalah nilai relatif dari kemampuan yang atom untuk menarik kepadatan elektron terhadap dirinya sendiri ketikaberikatan denganatom lain. Semakin tinggi nilai yang diberikan keunsur terebut,mkaatom yang akan berusaha untuk menarik elektron ke arah dirinya sendiri danmenjauh dari atom unsur lainnya. Sifat utama dari sebuah atomdalammenentukan elektronegativitasyaitunomor atom serta jari-jari atomnya. Kecenderungan elektronegativitas adalah untuk meningkatkan saatunsurberadadari kiri ke kanan dan bawah ke atas di tabel periodik.Hal ini menandakanbahwa atom paling elektronegatif adalah Fluorin danyang paling rendah keelktornegatifannyaadalah Fransium.Ikatan kovalen antara dua atom yang berbeda (A-B) adalah lebih kuat dari yang diharapkan dengan mengambil rata-rata kekuatan dari A-A dan B-B obligasi. Menurut teori ikatan valensi,yang dikemukakakn Pauling"stabilisasi tambahan" dari ikatan heteronuklir adalah karena kontribusi dari bentuk kanonik ion untuk ikatan.
Perbedaan elektronegativitas antara atom A dan B diberikan oleh:

denganEnergi disosiasi(Ed) ikatan AB, AA dan BB diekspresikan dalamelektronvolt. Faktor (eV)disisipkan untuk menghasilkan nilai yang tidak berdimensi. Dengan metode ini, perbedaan elektronegativitas antarahidrogendanbrominadalah 0.73 (energi disosiasi: HBr, 3.79eV; HH, 4.52eV; BrBr 2.00eV)Oleh karena hanya perbedaan elektronegativitas yang dapat dihitung, kita perlu memilih sebuah titik acuan untuk membuat skala sebaga acuan.Hidrogen dijadikan acuan karena hidrogen membentuk ikatan kovalen dengan berbagai macam unsur. Nilai elektronegativitasnya pertama kali ditentukansebesar 2,1, namun kemudian direvisimenjadi 2,20. Selain itu, kita juga perlu memutuskan unsur manakah (dari dua unsur) yang memiliki elektronegativitas lebih besar. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan "intuisi kimia", misalnya padahidrogen bromidayang terlarut dalam air membentuk H+dan Br, kita dapat berasumsi bahwa bromin lebih elektronegatif daripada hidrogen.Namun pada prinsipnya , karena elektronegativitas yang sama harus diperoleh untuk setiap dua senyawa ikatan , data sebenarnya yaitu yang ini dijadikan acuan tetap yaitu untuk H dan F.Untuk menghitung elektronegativitas Pauling sebuah unsur, kita memerlukan data energi disosiasi dari paling sedikit dua jenis ikatan kovalen yang dibentuk oleh unsur tersebut. Allred memutakhirkan nilai elektronegativitas Pauling pada tahun 1961 dengan melibatkan data-data termodinamika. Nilai-nilai elektronegativitas Pauling yangdirevisiinilah yang biasanya sering digunakan.Hal penting dari elektronegativitas yang dikemukakakn Pauling yang menjadi dasar cukup akurat, yaitu rumus semi- empiris untuk energi disosiasi , yaitu:

atau

Hal ini merupakan perkiraan, tetapi memiliki akurasi yang baik . Pauling memperoleh dengan mencatat bahwa obligasi direpresentasikan sebagai superposisi kuantum mekanik ikatan kovalen dan dua ikatan ionik . Energi kovalen obligasi mempunyai nilai hampir sama dengan kuantum mekanik perhitungan , rata-rata geometrik dari dua energi ikatan kovalen dari molekul yang sama , dan ada tambahan energi yang berasal dari faktor ionik , yaitu karakter kutub obligasi .Rata-rata geometrik hampir sama dengan rata-rata aritmetik - yang diterapkan dalam rumus pertama di atas. Ketika energi tersebut adalah nilai yang sama (misalnya) kecuali untuk unsur-unsur yang sangat elektropositif , di mana ada perbedaan yang lebih besar dari dua energi disosiasi , yang nilai rerata geometrik lebih akurat dan hampir selalu memberikan kelebihan energi positif , karena ikatan ioniknya . Akar kuadrat dari kelebihan energi ini , dicatat Pauling ,sebagai nilai yang mendekati ,sehingga salh satunya dapat membuktikan elektronegativitas . Oleh karena itu, formula ini semi- empiris untuk energi ikatan yang mendasari konsep elektronegativitas Pauling.Pendekatan ini sebenarnya relatif baik dan memberikan intuisi yang tepat , dengan gagasan polaritas ikatan dan beberapa landasan teoritis dalam mekanika kuantum .Dalam senyawa yang lebih kompleks, terdapat beberapa kesalahan yang muncul karena elektronegativitas tergantung pada lingkungan molekul atom . Selain itu, estimasi energi hanya dapat digunakan untuk satu, tidak untuk beberapa obligasi . Energi pembentukan sebuah molekul yang mengandung hanya ikatan tunggal maka dapat diperkirakan dari tabel elektronegatifitas , dan tergantung pada konstituen dan jumlah kuadrat dari perbedaan elektronegativitas dari semua pasangan atom yang berikatan . Seperti rumus untuk memperkirakan energi biasanya memiliki kesalahan relatif urutan 10 % , tetapi dapat digunakan untuk mendapatkan ide kasar kualitatif dan pemahaman molekul

b)Elektronegativitas Muliken

Gambar : Korelasi antara elektronegativitas Mulliken (sumbuxdalam kJ/mol) dengan elektronegativitas Pauling (sumbuy).

R. Mulliken mendefinisikan ke-elektronegativanMsebagai rata-rata energi ionisasi I dan afinitas elektron A sebagai berikut ( Gambar 2.14).

Karena energi ionisasi adalah energi eksitasi elektronik dari HOMO(highest occupied molecular orbital)dan afinitas elektron adalah energi penambahan elektron ke LUMO((lowest unoccupied molecular orbital).(lihat bagian 2.3 (e), dalam definisi ini ke-elektronegativan dapat juga disebut rata-rata tingkat energi HOMO dan LUMO. Unsur-unsur yang sukar diionisasi dan mudah menarik elektron memiliki nilai ke-elektronegativan yang besar.Walaupun ke-elektronegativan didefinisikan dengan keadaan valensi dalam molekul dan memiliki dimensi energi, hasil yang diperoleh dianggap bilangan tak berdimensi.

Walaupun definisi Mulliken jelas sebab berhubungan langsung dengan orbital atom, biasanya nilai ke-elektronegativan Pauling atau Allred-Rochow yang digunakan. Karena nilai-nilai ini tidak terlalu banyak berbeda, ke-elektronegativan Pauling biasanya cukup bila dipilih salah satu. Nilai ke-elektronegativan berubah tidak hanya dengan perubahan definisi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh keadaan ikatan atom, dan nilai-nilai itu harus digunakan dengan hati-hati. Ke-elektronegativan atom-atom penyusun adalah besaran yang sangat penting untuk menjelaskan ikatan, struktur dan reaksi senyawa. Oleh karena itu, kimiawan teori selalu berusaha untuk memperluas dasar parameter ini.Namun biasanya kita menggunakan persamaan linear untuk melakukan perubahan nilai absolut tersebut menjadi nilai yang lebih mirip dengan nilai Pauling, dimanaUntukenergiionisasi danafinitaselektron dalamelectronvolts,

dan untukenergi dalamkilojouleper mol,

ElektronegativitasMullikenhanya dapatdihitunguntuk sebuah elemenyangafinitaselektrondiketahui,lima puluh tujuhelemenpada tahun 2006.Dengan memasukkandefinisienergikdaripotensi ionisasi dan afinitas elektronke dalamelektronegativitasMulliken,terdapat perbedaan yangmenunjukkan bahwapotensikimiaMullikenmemiliki pendekatan yang berbedadari energielektroniksehubungan denganjumlahelektron,yaitu:

c) Elektronegativitas Allred-RochowAllred dan Rochow beranggapanbahwa elektronegativitas haruslah berhubungan dengan muatan sebuah elektron pada "permukaan" sebuah atom:semakin tinggi muatan per satuan luas permukaan atom, semakin besar kecenderungan atom tersebut untuk menarik elektron-elektron. Muatan inti efektif,Z* yang terdapat padaelektron valensidapat diperkirakan dengan menggunakankaidah Slater. Sedangkan luas permukaan atom pada sebuah molekul dapat dihitung dengan asumsi luas ini proposional dengan kuadratjari-jari kovalen(rcov).

Gambar : Korelasi antara elektronegativitas AllredRochow (sumbuxdalam 2) dengan elektronegativitas Pauling (sumbuy).

Suatu pendekatan empiris yang sangat bernilai dan diterima secara luas oleh Allred-Rochow, menggambarkan elektonegativitas sebagai suatu hal yang bekerja pada elektron-elektron atom pada jarak kovalen sedemikian sehinggarcovmemiliki satuanngstrmHal ini terbukti merupakan suatu metode yang sangat berhasil mendapatkan nilai elektronegativitas yang mencerminkan kecenderungan kimia secara lebih cermat dibandingkan Pauling atau Mulliken dalam kasus-kasus di mana skala itu tidak bersesuaian dengan baik. Nilai elektonegativitas yang didapat dengan metode ini mempunyai korelasi sangat baik dengan kebanyakan nilai yang didapat dengan metode-metode terdahulu. Hubungan antara nilai elektronegativitas Allred-Rochow dengan skala Pauling adalah

BAB IIIKESIMPULAN

3.1 Kesimpulan1)Sistem periodik adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan tertentu. Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut.Sistem periodik disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya.2)Klasifikasi secara umum unsur dikelompokkan berdasarkan unsur Logam, Non Logam, Semi Logam.Klasifikasi tersebut jelas lebih menekankan pada sifat-sifat fisik dari unsur unsur. Sedangkan hubungan antaratabel sistem periodik unsurdengan sifat-sifat kimiawi serta konfigurasi elektronik unsur-unsur terbagi ke dalam empat kelompok, yaitu:Kelompokunsur-unsurinertataugas mulia, Kelompokunsur-unsurutamaatau representatif, Kelompokunsur-unsurtransisi, Kelompokunsur-unsurtransisi dalam(inner transition)

3)Sifat-sifat atom mempunyai suatu keteraturan periodisitas. Keteraturan ini dapat diprediksi menggunakantabel periodik unsurdan dapat dijelaskan dengan menganalisis konfigurasi elektron dari setiap unsur. Setiap unsur mempunyai kecenderungan mengambil atau melepaskan elektron valensi untuk mencapai pembentukan oktet. Keteraturan ini menjelaskan sifat periodisitas yaitu antara lain.:Jari-jari atom,Energi ionisasi,Afinitas Elektron,Elektronegativitas4)Menurut Linus Pauling,besar elektronegatifitas adalah "kekuatan atom dalam molekul untuk menarik elektron untuk dirinya sendiri.Perbedaan elektronegativitas antara atom A dan B diberikan oleh:

Hal penting dari elektronegativitas yang dikemukakakn Pauling yang menjadi dasar cukup akurat, yaitu rumus semi- empiris untuk energi disosiasi , yaitu:

atau

5)Allred dan Rochow beranggapanbahwa elektronegativitas haruslah berhubungan dengan muatan sebuah elektron pada "permukaan" sebuah atom:semakin tinggi muatan per satuan luas permukaan atom, semakin besar kecenderungan atom tersebut untuk menarik elektron-elektron. Muatan inti efektif,Z* yang terdapat padaelektron valensidapat diperkirakan dengan menggunakankaidah Slater. Sedangkan luas permukaan atom pada sebuah molekul dapat dihitung dengan asumsi luas ini proposional dengan kuadratjari-jari kovalen(rcov).Suatu pendekatan empiris yang sangat bernilai dan diterima secara luas oleh Allred-Rochow, menggambarkan elektonegativitas sebagai suatu hal yang bekerja pada elektron-elektron atom pada jarak kovalen sedemikian sehinggarcovmemiliki satuanngstrm

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Rifqi. 2012.Makalah Kimia Dasar "Susunan Berkala dan Beberapa Sifat Unsur".http://kumpulanartikel91.blogspot.com/2012/09/makalah-kimia-dasar-susunan-berkala-dan.html.(Diakses tanggal 3 Oktober 2014).

Hapsari, Jayanti.2011.MAKALAH KIMIA "SISTEM PERIODIK".http://ummiubay.blogspot.com/2011/05/makalah-kimia-sistem-periodik.html.(Diakses tanggal 3 Oktober 2014).

Hardiyanti,Yuli. 2013.Makalah Sistem Periodik Unsur.http://diarzahrahyulihardiyanti.blogspot.com/2013/03/makalah-sistem-periodik-unsur_3304.html. (Diakses tanggal 3 Oktober 2014).

Ilhami, Sowel. 2013.Makalah Sistem Periodik Unsur (kimia anorganik).http://coretansowel.blogspot.com/2013/01/sistem-periodik-unsur.htmlHYPERLINK "http://coretansowel.blogspot.com/2013/01/sistem-periodik-unsur.html"(Diakses tanggal 3 Oktober 2014).

Ilmu Kimia.2012. Artikel dan Materi Kimia.www.ilmukimia.org(Diakses tanggal 3 Oktober 2014).

http://ayupujizland26.blogspot.co.id/2014/11/kimia-anorganik-makalah-sistem-periodik.html

Denaturasi, Koagulasi dan proses Browning NonEnzimatis201209.27Denaturasi, Koagulasi dan Proses Browning non EnzimatisProtein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagin tubuh. Karena zat inidisamping berfungsi sebagai bahanbahan dalam tubuh juga berfungsi sebagai zatpembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,Odan N yang tidak dimilikioleh lemak atau karbohidrat. Molekul proteinmengandungmengandung pula fosfor, belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsur logamseperti besi dan tembaga (Winarno,2008).Protein merupakan polimer heterogen dari molekul asam amino. Protein sangat penting bagitubuh kita terutama untuk pertumbuhan dan pergantian selsel tubuh yang rusak karenapertumbuhan dan pergantian selsel tubuh yang rusak. Oleh karena itu metabolisme proteinsangat penting dan banyak melibatkan enzim proteolitik yaitu enzim yang dapat menguraikanatau memecah protein (Cahyati, 2009).DENATURASIDenaturasi adalah suatu perubahan atau modiikasi terhadap struktur sekunder, tersier,dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan peptida. Denaturasiprotein dapat juga diartikan sebagai kerusakan struktur sekunder dantersier protein akibatterpecahnya ikatan hidrogen , interaksi hidrofobik atau ikatan disulfida. Reaksi denaturasitidak mampu memutuskan ikatan peptida sehingga struktur primer molekul protein tidakmengalami kerusakan (Winarno,2006).Bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah, maka dikatakanprotein ini terdenaturasi. Ada dua macam denaturasi, pengembanganrantai peptida danpemecahan protein menjadi unit lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul. Yangpertama kali terjadi pada pengembangan polipeptida, sedangkan yang kedua terjadi padabagian molekul yang bergabung dalam ikatan sekunder (Winarno,2006).1. Faktorfaktor PenyebabDenaturasi proteindapat terjadi dengan berbagai macam perlakuan, antara lain denganperlakuan panas, pH, garam,dan tegangan permukaan. Denaturasi protein merupakan suatukeadaan dimana protein mengalami perubahan atau perusakan struktur sekunder, tersier dankuartenernya. Denaturasi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pemanasan,suasana asam atau basayang ekstrim, kation logam berat dan penambahan garam jenuh (Purnomo,2007 ).2. MekanismeDenaturasi protein terjadi bila susunan ruang atau rantaipolipeptida suatu molekul proteinberubah. Jika ikatan-ikatan yang membentukkonfigurasi molekul tersebut rusak, molekulakan mengembang. Berikut ini merupakan beberapa mekanisme denaturasi (Purnomo,2007) :Denaturasi karena PanasPanas dapat digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksihidrofobik nonpolar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkanmolekul penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatanmolekul tersebut. Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan.Beberapa makanan dimasak untuk mendenaturasiprotein yang dikandung supayamemudahkan enzim pencernaan dalam mencerna protein tersebut.Pemanasan akan membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnyamenurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yangberupa ikatan peptida. Proses ini biasanya berlangsung pada kisaran suhu yang sempit.Alkohol dapat merusak ikatan hidrogenIkatan hidrogen terjadi antara gugus amida dalam struktur sekunder protein. Ikatan hidrogenantar rantai samping terjadi dalam struktur tersier protein dengan kombinasi berbagai asamamino penyusunnya.Denaturasi karena Asam dan basaProtein akan mengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapaiph isoelektris yaitu phdimana protein memiliki muatan positif dan negatif yang sama, pada saatinilah proteinmengalami denaturasi yang ditandai kekeruhanmeningkat dan timbulnya gumpalan. Asamdan basa dapat mengacaukan jembatan garam dengan adanya muatan ionik. Sebuah tipereaksi penggantian dobel terjadi sewaktu ion positif dan negatif di dalam garam bergantipasangan dengan ion positif dan negatif yang berasal dari asam atau basa yang ditambahkan.Reaksi ini terjadi di dalam sistem pencernaan, saat asam lambung mengkoagulasi susu yangdikonsumsiDenaturasi karena Garam logam beratGaram logam berat mendenaturasi protein sama dengan halnya asam dan basa. Garam logamberat umumnya mengandung Hg+2, Pb+2, Ag+1Tl+1, Cd+2dan logam lainnya dengan beratatom yang besar. Reaksi yang terjadi antara garam logam berat akan mengakibatkanterbentuknya garam protein-logam yang tidak larutProtein akan mengalami presipitasi bila bereaksi dengan ion logam. Pengendapan oleh ionpositif (logam) diperlukan ph larutan diatas pi karena protein bermuatan negatif,pengendapan oleh ion negatif diperlukan ph larutan dibawah pi karena protein bermuatanpositif. Ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein adalah; Ag+, Ca++, Zn++, Hg++, Fe++,Cu++dan Pb++, sedangkan ion-ion negatif yang dapat mengendapkan proteinadalah; ionsalisilat, triklorasetat, piktrat, tanat dan sulfosalisilat .Garam logam berat merusak ikatan disulfidaLogam berat juga merusak ikatan disulfida karena affinitasnya yang tinggi dankemampuannya untuk menarik sulfur sehingga mengakibatkan denaturasi protein.Agen pereduksi merusak ikatan disulfidaIkatan disulfida terbentuk dengan adanya oksidasi gugus sulfhidril pada sistein. Antara rantaiprotein yang berbeda yang sama-sama memiliki gugus sulfhidril akan membentuk ikatandisulfida kovalen yang sangat kuat. Agen pereduksi dapat memutuskan ikatan disulfida,dimana penambahan atom hidrogen sehingga membentuk gugus tiol;-SH.3.DampakyangDitimbulkanPadaprodukDenaturasi menimbulkan beberapa dampak pada produk ,dampakdampak tersebutdiantaranya adalah hilangnya aktivitas enzim, penambahan kelarutan dan dehidrasi, danperubahan warna. Selain itu produk yang memiliki kandungan protein akan mengalamikerusakan mulai dari kerusakan struktur primernya sampai pada kerusakan struktur tersiernya(Purwaningsih,2007).KOAGULASIKoagulasi adalah suatu keadaan dimana protein tidak lagi terdispersisebagai suatukoloid karena unit ikatan yang terbentuk cukup banyak. Koagulasi dapat juga diartikansebagai salah satu kerusakan protein yang terjadi akibat pemanasan dan terjadi penggumpalanserta pengerasan pada protein karena menyerap airpada proses tersebut (Makfoeld,2008).1) Faktorfaktor PenyebabKoagulasi adalah penurunan daya larut molekulmolekul protein atau perubahan bentukcairan (sol) menjadi bentuk padat atau semu padat(gel). Kagulasi dapat disebabkan olehpanas, pengocokan, garam, asam, basa, dan pereaksi lain seperti urea. Protein akanmengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50C atau lebih. Koagulasi hanya terjadiketika protein berada di titik isolistriknya, dimana pada titik ini protein masih dapat larutpada pH di titik luar isolistrik tersebut (Purwaningsih,2007).2) MekanismeKoagulasi berawal dari pemanasanyang dapat menyebabkan pemutusan ikatan hidrogenyang menopang struktur sekunder dan tersier suatu protein sehingga menyebabkan sisihidrofobik dari gugus samping polipentida akan tebuka. Halini menyebabkan kelarutanprotein semakin turun dan akhirnya mengendap dan menggumpal. Pada saat inilah terjadiproses koagulasi (Winarno,2006).3)DampakyangDitimbulkanpadaProdukKoagulasi dapat menimbulkan dampak terhadap produk, dampak tersebutdiantaranya adalahhilangnya sifatsifat biologis suatu protein (Winarno,2006).PROSES BROWNING NONENZIMATIS

Proses Browning adalah proses pembentukan pigmen berwarnakuning yang akan segeraberubah menjadi coklat gelap. Pembentukan warna coklat ini dipicu oleh reaksioksidasi yangdikatalisis oleh enzim fenol oksidase atau polifenol oksidase. Proses browning ini dibagimenjadi 2 bagian yaitu proses Browning enzimatis dan Proses Browning Non enzimatis.Browning Non Enzimatis terdiri dari 3 macam yaitu Reaksi Maillard, karamelisasi danpencokelatan akibat vitaminC (Makfoeld,2008).1) Faktorfaktor PenyebabPada umumnya, reaksi pencoklatan ataubrowningada dua jenis, yaitu reaksi pencoklatanenzimatis dan non-enzimatis. Reaksi pencoklatan biasa terjadipada buahbuahan dan sayursayuran seperti padapisang, peach, salak, pala, stoberi,dan apel yangmemiliki senyawafenolik. Pembentukan warna coklat ini dipicu oleh reaksioksidasi yang dikatalisis oleh enzimfenol oksidase atau polifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat mengkatalisoksidasi senyawafenol menjadi Quinon dan kemudian dipolimerasi menjadipigmen melaniadin yang berwarnacoklat (Makfoeld,2008).2) MekanismeBerikut ini merupakan beberapa mekanisme yang terjadi pada masing-masing jenis padaproses Browning Non enzimatis :Reaksi MaillardPada reaksi Maillard gugus karbonil dari glukosa bereaksi dengan gugus nukleofilik grupamino dari protein yang menghasilkan warnadan aroma yang khas, prosesini berlangsungdalam suasana basa. Namun kadang-kadang malah menjadi pertanda penurunan mutu. Reaksimaillard yang dikehendaki misalnya padapemanggangan daging, roti, menggoreng ubi jalar,singkong, dll. Reaksi Maillardyang tidak dikehendaki misalnya pada pengeringan susu dantelur. Interaksi antara gugus karbonil dan amino dapat merusak kualitasnutrisi proteindengan cara mengurangi jumlah lysine dan beberapa jenis asam amino lain danmembentuk zat yang menghambat atau bersifat antinutrisi. Gugus amino primer biasanyaterdapat pada bahan awal berupa asam amino ( Kurtanto,2008).KaramelisasiKaramelisasi merupakan proses pencoklatan non enzimatis didapat dari pemanasan larutansukrosa dengan amonium bisulfat yang melampaui titik leburnya, Misal pada suhu diatas170C dan dihasilkan lelehan gula berwarna coklat. Sepertiyang digunakan pada minumancola, minuman asam lainnya, produk-produk hasil pemanggangan, sirup, permen, pelet,danbumbu kering (Makfoeld,2008).Pencokelatan akibat vitamin CPenggunaan vitamin C dapat mereduksi kembali quinon berwarna hasil oksidasi (o-quinon)menjadi senyawa fenolat (o-difenol) tak berwarna. Asam askorbat selanjutnya dioksidasimenjadi asam dehidroaskorbat. Ketika vitamin C habis, komponen berwarna coklat akanterbentuk sebagai hasil reaksi polimerisasidan menjadi produk antara yang irreversibel. Jadiwarna coklat hanya akan terjadi jika vitamin Cyang ada habis dioksidasi dan quinon telahterpolimerisasi (Makfoeld,2008).3)DampakyangDitimbulkanpadaProdukKetika memotong buah, misalnya apel atau pisang maka bagian yang kita potong tidak lamakemudian akan berubah warna menjadi coklat.Perubahan warna ini tidak hanya mengurangikualitas visual tetapi juga menghasilkan perubahan rasa serta hilangnya nutrisi. ProsesBrowning atau reaksi pencoklatan ini dapat menyebabkan kerugian perubahan dalampenampilan dan sifat organoleptik dari makanan serta nilai pasar dari produk tersebut(Cahyati,2009).DAFTAR PUSTAKAChayati, I. 2009.Bahan Ajar Ilmu Pangan.Fakultas Teknik UNY. YogyakartaKurtanto, Tomy. 2008.Reaksi Miallard pada Produk Pangan. IPB : Bogor.Makfoeld, D. 2008.Kamus Istilah Pangan danNutrisi.Penerbit Kanisius. Yogyakarta.Purnomo, H. 2007.Studi tentang Stabilitas Protein dan Dendeng Selama Penyimpanan.Laporan Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya : Malang.Purwaningsih, E. 2007.Cara Pembuatan Tahu dan Manfaat Kedelai. Ganeca Exact : Jakarta.Winarno, F. G. 2006.Kimia Pangan danGizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.Winarno, F. G. 2008.Kimia Pangan danGizi. Bogor: MBrio Press.

DENATURASI PROTEIN11 NOVEMBER 2012YVNZ5 KOMENTAR

29 VOTES

Denaturasiproteinmerupakan suatu proses dimana terjadi perubahan atau modifikasi terhadap konformasi protein, lebih tepatnya terjadi pada struktur tersier maupunProtein Machines (Photo credit: Wikipedia)kuartener dari protein. Pada struktur tersier protein misalnya, terdapat empat jenis interaksi pada rantai samping seperti ikatan hidrogen, jembatan garam, ikatan disulfida, interaksinon polarpada bagian non hidrofobik. Adapun penyebab dari denaturasi protein bisa berbagai macam, antara lain panas, alkohol, asam-basa, maupun logam berat.Ciri-ciri suatu protein yang mengalami denaturasi bisa dilihat dari berbagai hal. Salah satunya adalah dari perubahan struktur fisiknya, protein yang terdenaturasi biasanya mengalami pembukaan lipatan pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, protein yang terdenaturasi akan berkurang kelarutannya. Lapisan molekul yang bagian hidrofobik akan mengalami perubahan posisi dari dalam ke luar, begitupun sebaliknya. Hal ini akan membuat perubahan kelarutan.Selain itu, masing-masing penyebab denaturasi protein juga mengakibatkan ciri denaturasi yang spesifik. Panas, misalnya. Panas dapat mengacaukan ikatan hidrogen dari protein namun tidak akan mengganggu ikatan kovalennya. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya suhu akan membuat energi kinetik molekul bertambah. Bertambahnya energi kinetik molekul akan mengacaukan ikatan-ikatan hidrogen. Dengan naiknya suhu, akan membuat perubahan entalpi sistem naik. Selain itu bentuk protein yang terdenaturasi dan tidak teratur juga sebagai tanda bahwa entropi bertambah. Entropi sendiri merupakan derajat ketidakteraturan, semakin tidak teratur maka entropi akan bertambah. Pemanasan juga dapat mengakibatkan kemampuan protein untuk mengikat air menurun dan menyebabkan terjadinya koagulasi.Selain oleh panas, asam dan basa juga dapat membuat protein terdenaturasi. Seperti telah diketahui bahwa protein dapat membentuk struktur zwitterion. Protein juga memiliki titik isoelektrik dimana jumlah muatan positif dan muatan negatif pada protein adalah sama. Pada saat itulah, protein dapat terdenaturasi yang ditandai dengan membentuk gumpalan dan larutannya menjadi keruh. Pada saat ini entalpi pelarutannya akan menjadi tinggi, karena jumlah kalor yang dibutuhkan untuk melarutkan sejumlah protein akan bertambah. Mekanismenya adalah penambahan asam dan basa dapat mengacaukan jembatan garam yang terdapat pada protein. Ion positif dan negatif pada garam dapat berganti pasangan dengan ion positif dan negatif dari asam ataupun basa sehingga jembatan garam pada protein yang merupakan salah satu jenis interaksi pada protein, menjadi kacau dan protein dapat dikatakan terdenaturasi.Bentuk protein terdenaturasi yang mengendap ini juga dapat diakibatkan oleh pengaruh logam-logam berat. Dengan adanya logam-logam berat itu akan terbentuk kompleks garam protein-logam. Kompleks inilah yang membuat protein akan sulit untuk larut. Dan sama dengan ketika protein terdenaturasi akibat asam dan basa, entalpi pelarutannya akan naik. Protein bermuatan negatif atau protein denganpHlarutan di atas titik isoelektrik akan diendapkan oleh ion positif atau logam lebih mudah. Sebaliknya, protein bermuatan positif dengan pH larutan di bawah titik isoelektrik membutuhkan ion-ion negatif. Contoh ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein misalnya Ag+, Ca2+,Zn2+, Hg2+, Fe2+, Cu2+, dan Pb2+. Dan contoh ion-ion negatif yang dapat mengendapkan protein misalnya ion salisilat, trikloroasetat, piktrat, tanat, dan sulfosalisilat. Namun selain membentuk kompleks garam protein-logam yang sukar larut, logam berat dapat menarik sulfur pada protein sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam protein dan menyebabkan protein terdenaturasi pula.Gangguan pada ikatan disulfida selain disebabkan oleh logam berat juga dapat disebabkan oleh agen-agen pereduksi. Agen pereduksi ini bisa menyebabkan ikatan disulfida putus dan dapat membentuk gugus tiol (-SH) dengan penambahan atom hidrogen. Selain ikatan disulfida, ikatan lain yang apabila terganggu dapat menyebabkan denaturasi protein adalah ikatan hidrogen. Dengan adanya alkohol dapat merusak ikatan hidrogen antar rantai samping dalam struktur tersier suatu protein.Selain itu, alkohol juga dapat mendenaturasi protein. Alkohol seperti kita ketahui umumnya terdapat kadar 70% dan 95%. Alkohol 70% bisa masuk ke dinding sel dan dapat mendenaturasi protein di dalam sel. Sedangkan alkohol 95% mengkoagulasikan protein di luar dinding sel dan mencegah alkohol lain masuk ke dalam sel melalui dinding sel. Sehingga yang digunakan sebagai disinfektan adalah alkohol 70%. Alkohol mendenaturasi protein dengan memutuskan ikatan hidrogen intramolekul pada rantai samping protein. Ikatan hidrogen yang baru dapat terbentuk antara alkohol dan rantai samping protein tersebut.

Analisa ProteinPengertian ProteinIstilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks interseluler dan sebagainya protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.Asam amino merupakan bagian struktur protein yang menentukan banyak sifat yang penting. Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan oleh jenis gugus R atau rantai samping dari asam amino.Asam Amino memiliki sekitar 20 jenis yang terklasifikasi pada jenis asam amino esensial, asam amino, non esensial.1. Asam Amino EsensialAsam amino esensial adalah asam amino yang harus di datangkan dari luar tubuh manusia karena sel-sel tubuh tidak dapat mensintesisnya. Asam-asam amino tersebut sebagian besar hanya dapat disintesis di dalam sel-sel tumbuhan, sebab untuk sintesisnya diperlukan senyawa nitrat organik. Kekurangan satu saja asam amino akan mengganggu sintesis protein. Asam amino esensial terdiri atas isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, valin, triptofan. Arginin dan histidin esensial pada anak-anak.2. Asam Amino Non esensial` Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis di dalam tubuh manusia dengan bahan baku lainnya. Asam amino non esensial terdiri atas alanin, asparagin, asam aspartat, asam glutamat, glutamin, prolin. Namun, selain itu, beberapa ahli juga membagi asam aminoini menjadi 3 golongan yaitu ditambah dengan asam amino semi esensial dengan pengertian asam amino yang dapat menghemat pemakaian beberapa asam amino esensial. Beberapa diantaranya yaitu sistin, glisin, serin, tirosin (Putri, 2009).Albumin berasal dari bahasa Latin, yaitu albus yang berarti umum pada protein dengan daya larut air dan dapat larut dalam garam dan denaturasi protein. Albumin merupakan sumber makanan yang kaya protein dan baik untuk diet dialisis, dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur. Pospat yang terkandung di dalamnya kira-kira 5mg per albumin. Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, terdiri dari rantai polipeptida tunggal dengan berat molekul 66,4 kDa dan terdiri dari 585 asam amino, 17 ikatan disulfida yang menghubungkan asam amino yang mengandung sulfur. Fungsi albumin, untuk mempertahankan tekanan osmotik plasma agar tidak terjadi asites, membantu metabolisme, transportasi obat-obatan, anti inflamasi dan antioksidan. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur (Poedjiadi, 1994).Macam-Macam Penyebab Kerusakan Protein1. Koagulasi ProteinKoagulasi merupakan proses lanjutan yang terjadi ketika molekul protein yang didenaturasi membentuk suatu massa yang solid. Cairan telur (sol) diubah menjadi padat atau setengah padat (gel) dengan proses air yang keluar dari struktur membentuk spiral-spiral yang membuka dan melekat satu sama lain. Koagulasi ini terjadi selama rentang waktu temperatur yang lama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya seperti panas, pengocokan, pH, dan juga menggunakan gula dan garam. Hasil dari proses koagulasi protein biasanya mampu membentuk karakteristik yang diinginkan. Yaitu mengental yang mungkin terjadi pada proses selanjutnya setelah denaturasi dan koagulasi. Kekentalan hasil campuran telur mempengaruhi keinginan untuk menyusut atau menjadi lebih kuat. (Vickie, 2008)2. Denaturasi ProteinMenurut Winarno (2002), denaturasi diartikan suatu proses terpecahnya ikatan Hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam, dan terbukanya lipatan atau win molekul. Ada dua macam denaturasi, yaitu pengembangan rantai peptida dan pemecahan protein menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul ikatan. Ikatan yang dipengaruhi oleh proses denaturasi adalah :a.Ikatan Hidrogenb.Ikatan hidrofobikc.Ikatan ionikd.Ikatan intramolekuler.Denaturasi protein adalah modifikasi konformasi struktur, tersier dan kuartener. Denaturasi struktur merupakan fenomena dimana terbentuk konformasi batu dari struktur yang telah ada. Denaturasi protein mengakibatkan turunnya kelarutan, hilangnya aktivias biologi, peningkatan viskositas dan protein mudah diserang oleh enzim proteolitik (Oktavia, 2007).Macam-Macam Analisa ProteinAnalisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif seperti tes ninhidrin, uji biuret, tes xantoprotein, pengendapan garam logam, koagulasi, denaturasi dan pengendapan protein dengan alkohol. Secara kuantitatif seperti pada metode Lowry, metode spektrofotometri visible dan metode spektrofotometri UV.- Metode analisa protein secara kualitatif :1. Tes ninhidrinTes ninhidrin adalah tes yang dilakukan untuk mendeteksi asam amino yang mempunyai gugus amino bebas dalam larutan. Bila senyawa ini bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu. Fungsi larutan ninhidrin adalah berperan sebagai pengoksidasi yang kuat dan dapat bereaksi dengan asam amino pada pH 4 8.. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam amino menghasilkan zat berwarna ungu (Hart, 2003).2. Uji BuiretBuiret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Biuret merupakan pereaksi kimia yang terbuat dari natrium hidroksida dan tembaga sulfat. Tes biuret berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya gugus amida pada suatu senyawa. Tes ini juga akan memberikan hasil positif pada biuret atau senyawa malonamida, dengan warna merah ungu atau biru ungu.3. Reaksi XantoproteinReaksi xantoprotein adalahreaksikimiauntuk mendeteksiprotein.Reaksi positif yang ditunjukkan oleh protein dengan pemanasan dan konsentrasiasamnitratdalam bentuk senyawa kuning dalambasamemberikan warna orange.4. Denaturasi ProteinDenaturasi protein adalah suatu keadaan telah terjadinya perubahan struktur protein yang mencakup perubahan bentuk dan lipatan molekul, tanpa menyebabkan pemutusan atau kerusakan lipatan antar asam amino dan struktur primer protein. Karena itu, denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam dan terbukanya lipatan atau wiru molekul protein Koagulasi adalah denaturasi protein akibat panas dan alkohol (Winarno, 1992). Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50oC atau lebih. Koagulasi ini hanya terjadi bila larutan protein berada titik isoelektrisnya (Poedjiadi, 1994).5. Pengendapan Protein dengan AlkoholProtein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol dalam keadaan asam. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air sehingga kelarutan protein berkurang.- Metode Analisa Protein secara kuantitatif :1. Metode LowryMetode Lowry merupakan pengembangan dari metode Biuret. Dalam metode ini terlibat 2 reaksi. Awalnya, kompleks Cu(II)-protein akan terbentuk sebagaimana metode biuret, yang dalam suasana alkalis Cu(II) akan tereduksi menjadi Cu(I). Ion Cu+kemudian akan mereduksi reagen Folin-Ciocalteu, kompleks phosphomolibdat-phosphotungstat, menghasilkanheteropoly-molybdenum blueakibat reaksi oksidasi gugus aromatik (rantai samping asam amino) terkatalis Cu, yang memberikan warna biru intensif yang dapat dideteksi secara kolorimetri. Kekuatan warna biru terutama bergantung pada kandungan residu tryptophan dantyrosine-nya. Keuntungan metode Lowry adalah lebih sensitif (100 kali) daripada metode Biuret sehingga memerlukan sampel protein yang lebih sedikit. Batas deteksinya berkisar pada konsentrasi 0.01 mg/mL. Namun metode Lowry lebih banyak interferensinya akibat kesensitifannya (Lowry,dkk,1951).Beberapa zat yang bisa mengganggu penetapan kadar protein dengan metode Lowry ini, diantaranya buffer, asam nuklet, gula atau karbohidrat, deterjen, gliserol, Tricine, EDTA, Tris, senyawa-senyawa kalium, sulfhidril, disulfida, fenolat, asam urat, guanin,xanthine, magnesium, dan kalsium. Interferensi agen-agen ini dapat diminimalkan dengan menghilangkan interferensi tersebut. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan blanko untuk mengkoreksi absorbansi. Interferensi yang disebabkan oleh deterjen, sukrosa dan EDTA dapat dieliminasi dengan penambahan SDS atau melakukan preparasi sampel dengan pengendapan protein(Lowry dkk 1951).Metode Lowry-Folin hanya dapat mengukur molekul peptida pendek dan tidak dapat mengukur molekul peptida panjang. Prinsip kerja metode Lowry adalah reduksi Cu2+ (reagen Lowry B) menjadi Cu+ oleh tirosin, triptofan, dan sistein yang terdapat dalam protein. Ion Cu+ bersama dengan fosfotungstat dan fosfomolibdat (reagen Lowry E) membentuk warna biru, sehingga dapat menyerap cahaya (Lowry dkk 1951).2. SpektrofotometriSpektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektorfototube(Yoky, 2009).Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometer dapat mengukur serapan di daerah tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm) dan menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar tampak, UV, IR).Monokromatorpada spektrofotometer menggunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik sedangkandetektornyamenggunakan tabung penggandaan foton atau fototube (Yoky, 2009).Komponen utama dari spektrofotometer, yaitu sumber cahaya, pengatur Intensitas, monokromator, kuvet, detektor, penguat (amplifier), dan indikator.Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Yoky, 2009).3. Metode Kjeldahl Metode Kjeldahl merupakan salah satu dari uji kadar protein yang memiliki tingkat kepercayaan lebih tinggi dalam menentukan kandungan nirogen (N) dalam susu. Kelebihan metode ini adalah sederhana, akurat, dan universal juga mempunyai kebolehulangan (Reproducibility) yang cukup baik, akan tetapi metode ini bukannya tidak memiliki kekurangan. Kekurangan metode ini adalah memakan waktu lama (Time Consuming), membutuhkan biaya besar dan ketermpilan tekhnis tinggi (Juiati dan Sumardi, 1981)4. Metode TurbodimetriMenurut Moulyono (2007 :891) turbodimetri merupakan analisis berdasarkan pengukuran berkurangnya kekuatan sinar melalui larutan yang mengandung partikel tersuspensi.Kekeruhan akan terbentuk dalam larutan yang mengandung protein apabila ditambahkan bahan pengendap protein misalnya TCA, K4Fe(CN)6 atau asam sulfosalisilat. Tingkat kekeruhan diukur dengan alat turbidimeter.Turbiditas merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan. Yaitu pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas yang datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman di mana cahaya yang mulai tidak tampak di dalam lappisan medium yang keruh. Instrumen pengukuran perbandingan tyndall disebut sebagai tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedangkan pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar. Turbidineter mliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbandinglurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombang (Khopkhar,2003 : 7)5. Metode Titrasi Formol
Larutan protein dinetralkan dengan basa (NaOH) lalu ditambahkan formalin akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol ini berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam dengan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Indikator yang digunakan adalah p.p., akhir titrasi bila tepat terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang tidak hilang dalam 30 detik.Sumber:Julianti, J dan Sumardi. 1981.Sedikit Modifikasi Dalam Metode Analisa N (Protein) Dalam Bahan Makanan Dengan Cara Kjeldahl. Bandung: Seminar Nasional Metode Analisa KimiaKhopkhar,S.M. 2003.Dasar-dasar Kimia Analitik.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).Lehninger. 1990.Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.Lowry , Rosenbrough , Farr, Randall. 1951.Protein Measurement with the Folin Phenol Reagent. New York: Kluwer Academic Publishers.Mulyono. 2007.Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia Harper Edisi 27.Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC)Poedjiadi, A. 1994.Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.

Baja adalah logam paduan dengan besi (Fe) sebagai unsur dasar dan karbon (C) sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0,2 % hingga 2,1 % berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengerasan pada kisi kristal atom besi.Baja karbon adalah baja yang mengandung karbon lebih kecil 1,7 %, sedangkan besi mempunyai kadar karbon lebih besar dari 1.7 %. Baja mempunyai unsur-unsur lain sebagai pemadu yang dapat mempengaruhisifat dari baja. Penambahan unsur-unsur dalam baja karbon dengan satu unsur atau lebih, tergantung dari pada karakteristik baja karbon yang akan dibuat.

Bajasecara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :Baja karbon (Carbon steel)

Baja paduan (Alloy steel)

1. Baja Karbon (carbon steel)Baja karbon dapat terdiri atas :Baja karbon rendah (low carbon steel)

Machine, machinery dan mild steel (0,05 % 0,30% C) Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesinPenggunaannya:0,05 % 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.0,20 % 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildingsBaja karbon menengah (medium carbon steel)

Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.

Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.

Penggunaan:0,30 % 0,40 % C :connecting rods, crank pins, axles.

0,40 % 0,50 % C :car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.

0,50 % 0,60 % C :hammersdan sledges

Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel

Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % 1,50 % CPenggunaan:screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws,hammers, vise jaws,knives, drills.tools for turning brass and wood, reamers,tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters

2. Baja Paduan (Alloy steel)Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)

Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah

Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)

Untuk membuat sifat-sifat spesial

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:Low alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 %

Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 10 %

High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %

Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special alloy steel) &highspeed steel.Baja Paduan Khusus (special alloy steel)

Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel

Kandungan karbon : 0,70 % 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steelJenis Lainnya :Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:Baja tahan garam (acid-resisting steel)

Baja tahan panas (heat resistant steel)

Baja tanpa sisik (non scaling steel)

Electric steel

Magnetic steel

Non magnetic steel

Baja tahan pakai (wear resisting steel)

Baja tahan karat/korosi

Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)

Baja karbon perkakas (carbon tool steel)

Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)

Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)

Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)https://yefrichan.wordpress.com/2011/04/16/jenis-jenis-baja/

Baja karbon digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan banyaknya karbon yang terkandung dalam baja yaitu :Baja Karbon Rendah
Baja karbon rendah (low carbon steel)mengandung karbon antara 0,025% 0,25% C. setiap satu ton baja karbon rendah mengandung 10 30 kg karbon. Baja karbon ini dalam perdagangan dibuat dalam plat baja, baja strip dan baja batangan atau profil. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam
baja, maka baja karbon rendah dapat digunakan atau dijadikan baja-baja sebagai berikut:
a) Baja karbon rendah ( low carbon steel ) yang mengandum 0,04 % - 0,10% C untuk dijadikan baja baja plat atau strip.
b) Baja karbon rendah yang mengandung 0,05% C digunakan untuk keperluan badan-badan kendaraan.
c) Baja karbon rendah yang mengandung 0,15% - 0,20% C digunakan untuk konstruksi jembatan, bangunan, membuat baut atau dijadikan baja konstruksi.
2. Baja Karbon Menengah
Baja karbon menengah (medium carbon steel) mengandung karbon antara 0,25% - 0,55% C dan setiap satu ton baja karbon mengandung karbon antara 30 60 kg. baja karbon menengah ini banyak digunakan untuk keperluan alat-alat perkakas bagian mesin. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja maka baja karbon ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk keperluan industri kendaraan, roda gigi, pegas dan sebagainya.

3. Baja Karbon Tinggi
Baja karbon tinggi (high carbon steel) mengandung kadar karbon antara 0,56% -1,7% C dan setiap satu ton baja karbon tinggi mengandung karbon antara 70 130 kg. Baja ini mempunyai kekuatan paling tinggi dan banyak digunakan untuk material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung didalam baja maka baja karbon ini banyak digunakan dalam pembuatan pegas, alat-alat perkakas seperti: palu, gergaji atau pahat potong. Selain itu baja jenis ini banyak digunakan untuk keperluan industri lain seperti
pembuatan kikir, pisau cukur, mata gergaji dan lain sebagainya.

http://diditnote.blogspot.co.id/2013/04/macam-jenis-baja-karbon-carbon-steel.html

Macam Jenis Baja Paduan (Alloy steel)

1. Baja Paduan Rendah
Bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih kecil dari 8% (menurut Degarmo 2005). Sumber lain, misalnya Smith dan Hashemi menyebutkan 4%, misalnya : suatu baja terdiri atas 1,35%C; 0,35%Si;0,5%Mn; 0,03%P; 0,03%S; 0,75%Cr; 4,5%W (Dalam hal ini 6,06% 10 %.

Baja paduan adalah campuran yang sengaja dibuat antara baja karbon dengan unsur-unsur lain yang akan mempengaruhi sifat-sifat baja, misalnya sifat kekerasan, liat, kecepatan membeku, titik cair, dan
sebagainya yang bertujuan memperbaiki kualitas dan kemampuannya. Penambahan unsur-unsur lain dalam baja karbon dapat dilakukan satu atau lebih unsur, tergantung dari karakteristik atau sifat khsusus yang dikehendaki.
Unsur-unsur paduan untuk baja ini dibagi dalam dua golongan yaitu :
1. Unsur yang membuat baja menjadi kuat dan ulet, dengan menguraikannya ke dalam ferrite (misalnya Ni, Mn, sedikit Cr dan Mo). Unsur ini terutama digunakan untuk pembuatan baja konstruksi.
2. Unsur yang bereaksi dengan karbon dalam baja dan membentuk karbida yang lebih keras dari sementit (misalnya unsure Cr, W, Mo, dan V). unsur ini terutama digunakan untuk baja perkakas.
Pengaruh unsur paduan untuk memperbaiki sifat-sifat baja antara lain :
a. Silisium (14Si) dapat menambah sifat elastis dan mengurangi perkembangan gas di dalam cairan baja. Baja dengan paduan silisium biasanya digunakan untuk membuat pegas.
b. Mangan (25Mn) merupakan unsur yang harus selalu ada di dalam baja dengan jumlah yang kecil dan sebagai pencegah oksidasi. Dengan demikian setiap proses kimia dan proses metalurgi dapat
berlangsung dengan baik. Penambahan unsur mangan (Mn) di dalam baja paduan menambah kekuatan dan ketahanan panas baja paduan itu serta penampilan yang lebih bersih dan mengkilat.
c. Nikel (28Ni) dapat mempertinggi kekuatan regangannya sehingga baja paduan ini menjadi liat dan tahan tarikan. Penambahan unsur nikel di dalam baja karbon berpengaruh pula terhadap ketahanan
korosi. Oleh karena itu baja paduan ini biasa digunakan untuk bahan membuat sudu-sudu turbin, roda gigi, bagian-bagian mobil dan sebagainya.
d. Chromium (24Cr) dapat memberikan kekuatan dan kekerasan baja lebih meningkat, tahan korosi dan tahan aus. Dengan sifat-sifat itu membuat baja paduan ini baik untuk bahan poros, dan roda gigi.
Penambahan unsur chromium biasanya diikuti dengan penambahan nikel.
e. Molybdenum (42Mo) dengan penambahan molybdenum akan memperbaiki baja karbon menjadi tahan terhadap suhu tinggi, liat, dan kuat. Baja paduan ini biasanya digunakan sebagai bahan untuk membuat alat-alat potong misalnya pahat.
f. Wolfram (74W) dengan penambahan unsur ini memberikan pengaruh yang sama seperti pada penambahan molybdenum dan biasanya juga dicampur dengan unsur nikel (28Ni) dan chromium (24Cr). Baja paduan ini memiliki sifat tahan terhadap suhu tinggi. Oleh sebab itu, banyak digunakan untuk membuat pahat potong yang lebih dikenal dengan nama baja potong cepat (HSS/High Speed Steel).
g. Vanadium (23V) dengan penambahan unsur ini akan memperbaiki struktur Kristal baja menjadi halus dan tahan aus, terlebih bila dicampur dengan chromium. Baja paduan ini digunakan untuk membuat roda gigi, dan sebagainya.
h. Cobalt (27Co) dengan penambahan unsur ini akan memperbaiki sifat kekerasan baja meningkat dan tahan aus serta tetap keras pada suhu yang tinggi. Baja paduan ini banyak digunakan untuk konstruksi
pesawat terbang atau konstruksi yang tahan panas dan tahan aus.
i. Tembaga (29Cu) baja paduan yang memiliki ketahanan korosi yang besar diperoleh dengan penambahan tembaga berkisar 0,5 1,5% tembaga pada 99,95 99,85% Fe. Baja paduan ini disebut Armco yang digunakan untuk membuat konstruksi jembatan, menara-menara, dan lain-lain.http://diditnote.blogspot.co.id/2013/04/macam-jenis-baja-paduan-alloy-steel.htmlBaja dan Besi sampai saat ini menduduki peringkat pertama logam yang paling banyak penggunaanya, besi dan baja mempunyai kandungan unsur utama yang sama yaitu Fe, hanya kadar karbon lah yang membedakan besi dan baja, penggunaan besi dan baja dewasa ini sangat luas mulai dari perlatan yang sepele seperti jarum, peniti sampai dengan alat alat dan mesin berat.

Klasifikasi baja

1. Menurut komposisi kimianya:

a. Baja karbon (carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Baja karbon rendah (low carbon steel) machine, machinery dan mild steel

0,05 % 0,30% C. Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:0,05 % 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.0,20 % 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings.2. Baja karbon menengah (medium carbon steel)

Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:0,30 % 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.0,40 % 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.0,50 % 0,60 % C : hammers dan sledges.3. Baja karbon tinggi (high carbon steel)> tool steel

Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Kandungan 0,60 % 1,50 % CPenggunaan :screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.b. Baja paduan (alloy steel)

Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:

Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan sebagainya)Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendahUntuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)Untuk membuat sifat-sifat spesialBaja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:

Low alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 %Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 10 %High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %Selain itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special alloy steel) dan high speed steel.

Baja Paduan Khusus (special alloy steel)Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).

High Speed Steel (HSS) Self Hardening SteelKandungan karbon : 0,70 % 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengancarbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel.

Baja Paduan dengan Sifat Khusus

1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)

Sifatnya antara lain:

Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekanTahan temperature rendah maupun tinggiMemiliki kekuatan besar dengan massa yang kecilKeras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan ausTahan terhadap oksidasiKuat dan dapat ditempaMudah dibersihkanMengkilat dan tampak menarik2. High Strength Low Alloy Steel (HSLS)

Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin yang baik dan