Untitled

download Untitled

If you can't read please download the document

Transcript of Untitled

PAPER KLIMATOLOGI EL NINO DAN LA NINAOLEH: DEWI FLORIANTI 05111002012 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2012 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angin merupakan salah satu unsure meteorologi yang memiliki peranan penting dala m menentukan kondisi cuaca dan iklim disuatu tempat. Angin dapat dibatasi sebaga i gerakan horizontal udara relatif terhadap permukaan bumi. Batasan ini berasums i bahwa seluruh gerakan udara secara vertical kecepatannya dapat diabaikan karen a relative rendah yaitu < 1 ms-1 (June, 1993). Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karen a perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) disekitarnya.Angin b ergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah k e yang tinggi. Sifat Angin Apabila di panaskan udara memuai, Udara yang memuai m enjadi kebih ringan sehingga naik.Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun k arena udaranya berkurang . Udara dingin disekitarnya mengalir ke tekanan yang le bih rindah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas t anah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan t urunnya udara dingin ini dinamakan konveksi. Terjadinya Angin Angin terjadi kare na perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau wila yah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energy panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi.Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energy panas matahari l ebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cen derung lebih rendah.Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energy panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit men erima energy panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah terseb ut. Ada 3 hal yang penting menyangkut sifat angin yaitu : kekuatan angin, arah a ngin, dan kecepatan angin. Kecepatan gerakan angin atu kecepatan angin biasanya diukur berdasarkan skala te rtentu. Salah satu skala kecepatan angin adalah skala Beaufort. Skala ini ditemu kan oleh Jendral Beaufort pada awal abad 19 dan telah digunakan secara internasi onal. Tekanan udara berhubungan erat dengan temperatur. Bila temperatur tinggi m aka tekanannya rendah. Tekanan udara pada berbagai wilayah di muka bumi tidak sama. Daerah tropis, teru tama di sekitar ekuator (10oLU 10oLS), mempunyai tekanan udara rendah. Daerah pu sat tekanan udara rendah pada wilayah ini disebut daerah minimum ekuatorial (dae rah Doldrum). Hal ini disebabkan oleh adanya suhu rata-rata yang selalu tinggi s epanjang tahun. Sebaliknya daerah subtropis merupakan pusat tekanan udara tinggi (Daerah Maksimum Subtropis), karena kurang mendapatkan sinar matahari. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa angin adalah udara yang bergerak. Menurut Buys Ballot, ahli ilmu cuaca dari Perancis, angin adalah massa udara yang berger ak dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum. Gerakan massa u dara yang arahnya horizontal dikenal dengan istilah angin. Anemometer mangkok ad alah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Satuan yang biasa digun akan dalam menentukan kecepatan angin adalah km/jam atau knot (1 knot = 0,5148 m /det = 1,854 km/jam). Sisteman penamaan angin biasanya dihubungkan dengan arah datangnya massa udara tersebut. Kecepatan angin itu sendiri adalah pergerakan uda ra atau gas-gas lainnya diatmosfer. Rata-rata kecepatan angin secara global adal ah sekitar 30 40 km/jam. Pada awalnya, El Nio dikenal oleh para nelayan di lepas pantai Amerika Selatan se bagai suatu pemunculan air hangat di lautan Pasifik, yang tejadi pada awal tahun . Fenomena ini dikenal sebagai El Nio (de Cristo), bahasa Spanyol yang berarti "T he Little Boy or Christ child", karena kedatangan fenomena El Nio umumnya pada wa ktu sekitar perayaan kelahiran Yesus. El Nio disebut juga "kejadian hangat/warm e vent". El Nio adalah gangguan sistem lautan-atmosfer pada wilayah Pasifik tropik yang mempunyai konsekwensi penting terhadap keadaan cuaca global. Terkadang juga , tapi tidak selalu, kondisi El Nio juga menyebabkan terjadinya suhu muka laut ya ng lebih dingin dari pada saat kondisi normal. Kondisi dingin El Nio yang seperti ini disebut dengan La Nia (The Girl Child). La Nia terkadang disebut juga El Viej o, anti El Nio, atau "kejadian dingin/cold event" atau "episode dingin/cold episo de" (NOAA/PMEL/TAO 2001). El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino a dalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru Ekuador (Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global). Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dar i dasar laut menuju permukaan). Menurut bahasa setempat El Nino berarti bayi lak i-laki karena munculnya di sekitar hari Natal (akhir Desember). Letak daerah di ekuator yaitu dimana pertemuan antara angin pasat dan karena bum i ini berotasi sehingga angin pasat merupakan angin Timuran. Angin pasat ini mem iliki komponen dari timur ke barat sehingga ada gaya yanng membawa materi seolah -olah akan bergerak ke Barat (arus Timur). Hal ini berkaitan dengan Sirkulasi Wa lker yaitu sirkulasi atmosfer yang berada di permukaan bumi sepanjang ekuator me nuju ke Barat dan atmosfer bagian atasnya menjadi lawannya akibat dari penyeimba ng dan geser angin. Sirkulasi ini secara tidak langsung juga disebabkan oleh ada nya rotasi bumi yang bergerak memutar dari Barat ke Timur. Akibat dari rotasi in i akan menimbulkan penumpukan materi (massa air laut) di Barat, sehingga lapisan pencampuran/ mixing layer lebih tebal di bagian Barat. Termoklin di sepanjang e kuator Pasifik juga lebih dangkal di Pasifik Timur di banding dengan Pasifik Bar at pada keadaan normalnya. B. TUJUAN Memahami definisi angin Mengetahui klasifikasi dan jenis-jenis angin Memahami pola pergerakan angin Mengetahui pengaruh angin terhadap El Nino dan La NinaII. TINJAUAN PUSTAKA Angin Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat de ngan tekanan udara tinggi ke yang tekanan udara lebih rendah. Jika tidak ada gay a lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara be rtekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada su mbunya, akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Peng aruh perputaran bumi terhadap arah angin disebut pengaruh Coriolis (Lakitan,200 2). Variasi arah dan kecepatan angin dapat terjadi jika angin bergeser dengan permuk aan yang licin (smooth), variasi yang diakibatkan oleh kekasaran permukan disebu t turbulensi mekanis. Turbulensi daat pula terjadi pada saat udara panas pada pe rmukaan bergerak ke atas secara vertikal, kaena adanya resistensi dari lapisan u dara di atasnya. Turbulensi yang disebabkan perbedaan suhu lapisan atmosfer ini disebut turbulensi termal atau kadang disebut turbulensi konfektif. Fluktuasi kecepatan angin akibat turbulensi mekanis umumnya lebih kecil tetapi frekuensinya lebih tinggi (lebih cepat) dibandingkan dengan fluktuasi akibat turbulensi terma l (Karim,1985). Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat lainnya. Angin berhem bus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas matahari diband ingkan tempat lain. Permukaan tanah yang panas mambuat suhu udara diatasnya nai k. Akibatnya udara yang naik mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih r ingan dibandingkan udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi na ik, tempatnya akan segera digantikan oleh udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini terjadi terus-menerus, akibatnya kita b isa merasakan adanya pergerakan udara atau yang disebut angin (Nasir, 1990). Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya kepada se tiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan bumi. Hal ini dapat dipaha mi bahwa setiap lapisan udara yang dibawah mendapat tekanan udara dari yang diat asnya. Oleh karena itu lapisan yang dibawah keadaan tegang. Ketegangan itu sanga t besar sehingga berat udara yang diatasnya bertahan dalam keadaan seimbang. Tin ggi barometer ialah panjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara p ada waktu itu (Kensaku, 2002). Angin adalah gerak nisbi terhadap permukaan bumi. Gerak atmosfer terhadap permuk aan bumi ini memiliki dua arah yaitu arah horizontal dan arah vertikal. Kedua ge rak atmosfer ini disebabkan oleh ketidaksetimbangan radiasi bersih, kelembaban d an momentum di antara lintang rendah dan lintang tinggi di satu pihak dan di ant ara permukaan bumi dan atmosfer di pihak lain (Prawirowardoyo, 1996). Adapun fak tor-faktor yang mempengaruhi gerak atmosfer itu sendiri yaitu topografi, distrib usi antara permukaan daratan dan lautan, serta arus laut. Gerak atmosfer yang umum adalah gerak horizontal, karena daerah yang diliputinya jauh lebih luas dan kecepatan horizontalnya jauh lebih besar daripada vertikaln ya. Akan tetapi yang merupakan sumber pembentukan awan konvektif dan curahan yan g berperan penting dalam menentukan cuaca dan iklim adalah gerak vertikal. Perubahan cuaca di atas permukaan bumi pada dasarnya adalah hasil dari gerak atm osfer atau gerak udara, yaitu gerak yang dihasilkan oleh berbagai gaya yang beke rja pada paket udara. Adapun gaya utama penggerak angin yaitu gaya gradien tekan an, yang timbul karena adanya perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan s uhu. Sedangkan gaya-gaya sekunder yang mempengaruhi angin yaitu gaya Coriolis (y ang timbul karena adanya rotasi bumi), gaya sentrifugal dan gaya gesekan. Faktor terjadinya angin, yaitu: Gradien barometris Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 11 1 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin. Letak tempat Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khat ulistiwa. Tinggi tempat Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabk an oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gun ung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang b esar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil. Waktu Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari Pola Pergerakan Angin Di Atmosfer gaya umumnya dihitung per satuan massa udara. Gaya Primer yang menye babkan terjadinya aliran udara horizontal adalah gaya gradien tekanan. Gaya ini timbul karena adanya perbedaan tekanan yang disebabkan perbedaan suhu. Dalam hub ungan ini permukaan air menerima radiasi dengan laju pemanasan yang berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Perbedaan pemanasan ini tercermin dari suhu udara y ang berlangsung diatas bagian yang terpanasi. Dan ketidakseimbangan ini menimbul kan perbedaan tekanan. Udara yang berada pada daerah bersuhu tinggi akan mengemb ang dan bergerak ke atas sehingga tekanannya menjadi rendah dari sekitarnya. Per bedaan tekanan ini menimbulkan gradien tekanan yang memicu terjadinya angin. Udara bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah dan semakin tinggi perbedaan t ekanan maka akan semakin cepat udara bergerak. (Supangat, 2001) Selain gaya utama yang meyebabkan angin bergerak adalah gaya sekunder. Gaya seku nder adalah gaya gaya yang bereaksi pada udara setelah udara mulai bergerak. Ada tiga gaya sekunder yang penting yang menyebabkan terjadinya jalur pada arah yan g berbeda beda gaya ini adalah (Supangat, 2001) : 1. Gaya Coriolis Gaya yang timbul karena rotasi bumi yang disebut dengan gaya semu. Di belahan bu mi utara angin berbelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan angin berbel ok ke kiri. Gaya ini juga sebanding dengan kecepatan angin yaitu semakin besar k ecepatan angin maka semakin besar juga gaya coriolis yang menyebabkannya. Pembel okan maksimum terjadi di wilayah kutub sehingga menghasilkan gaya coriolis maksi mum. 2. Gaya sentrifugal Gaya tarik yang terjadi kearah dalam untuk mempertahankan dari gaya sentripetal yang bergerak keluar. Dan menjadi penyebab terjadinya sirkulasi udara yang berbe da pada daerah bertekanan rendah ke tinggi. 3. Gaya gesekan Setiap benda yang berada pada permukaan bumi akan dipengaruhi oleh gaya gesekan yang ditimbulkan dari interaksi benda yang bergerak di atas permukaan yang tidak rata. Karena pengaruh kekasapan permukaan bagian yang penting dari gaya gesekan , kecepatan angin diatas permukaan air jauh lebih tinggi daripada di permukaan d aratan. Dengan mempertimbangkan pengaruh gesekan ini, dapat dijelaskan kecepatan angin lebih besar pada lapisan atmosfer yang lebih tinggi daripada dekat permuk aan bumi. Berkurangnya kecepatan angin karena adanya gaya gesekan menyebabkan ga ya coriolis semakin berkurang, sehingga udara membelok dari aslinya. Angin dibedakan dalam beberapa bagian, yaitu : a) Sirkulasi angin di bumi 1. Angin pasat Angin pasat adalah angin yang terjadi karena ada daerah yang tekanan udaranya se lalu lebih tinggi daripada tekanan udara di skitar khatulistiwa. Akibatnya di be lahan bumi utara, angin akan menyerong ke kanan, sedangkan di belahan bumi selat an, angin akan menyerong ke kiri. Angin passat terjadi bila terjadi perbedaan de nsitas udara di daerah sekitar lintang 30 derajat (baik lintang utara maupun sel atan yang bertekanan maksimum dan sekitar lintang 10 derajat yang bertekanan min imum. 2. Angin Barat dan Angin Timur Dari zona tekanan maksimum juga bertiup angin kearah utara. Akan tetapi karena p engaruh rotasi, angin ini kemudian membelok kearah timur menjadi angin barat. Se dangkan, pembelokan akibat rotasi yang sangat kuat di belahan bumi Utara menyeba bkan terjadinya angin timur. 3. Angin di Daerah Etesia Daerah antara 300LU-400LU dan LS merupakan daerah etesia yaitu daerah yang merup akan perbatasan daerah angin pasat dengan daerah angin barat. Karena pergeseran matahari antara BBU dan BBS daerah etesia mengalami perubahan arah angin. b) Angin Muson Angin Munsoon, Moonsun, muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minim al 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawana n yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Biasanya pada sete ngah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan Oktober April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akib atnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di As ia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara da n angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga di Indonesi a terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, h anya saja persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit. Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benu a Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-p usat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan u dara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari australia menuju asia. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim b arat daya di belahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas mak a angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu di indonesia terjadi mus im kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kema rau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu : Udara terasa panas, arah angin tidak te ratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat. Angin muson terjadi karena perbedaan tekanan udara antara daratan dengan samudra . Angin muson dibagi 2, yaitu : 1. Angin Muson Timur Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Austra lia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gu run (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia meng alami musim kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pad a bulan Juli. 2. Angin Muson Barat Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang mengalir dari Benua Asia ( musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang b anyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilew ati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan. Angin ini terjadi pada bulan Desember, januari dan Februari, dan maksimal pada bulan Januari dengan kecepatan minimum 3 m/s. c) Angin siklon dan Anti siklon Angin siklon adalah angin yang gerakannya berputar ke dalam, mengelilingi daerah tekanan minimum. Angin anti siklon adalah angin yang gerakannya berputar ke lua r, dengan tekanan maksimum di pusatnya d) Angin lokal Angin lokal dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Angin Darat Angin darat adalah udara yang bergerak dari daratan ke lautan. Angin darat umumn ya terjadi pada malam hari, saat matahari sudah tidak memancarkan panasnya. dara tan ang lebih cepat menyerap panas matahari akan melepaskan panas itu dengan leb ih cepat pula. Maka, suhu diatas daratan segera menjadi lebih dingin bila diband ingkan dengan suhu diatas lautan. Karena suhu di atas lautan lebih panas, udara yang terdorong ke atas akibat panaspun lebih banyak terjadi diatas lautan. Karen a tekanan udara diatas lautan lebih rendah (banyak tempat kosong yang ditinggalk an oleh udara yang naik), maka udara dingin dari atas daratan pun mengalir ke la utan untuk mengisi tempat yang kosong tersebut sehingga terjadilah angin darat. 2. Angin Laut Angin laut adalah udara yang bergerak dari lautan ke daratan. Angin laut terjadi pada siang hari, saat matahari mulai memancarkan panasnya. daratan yang merupak an benda padat dapat menyerap panas matahari jauh lebih cepat daripada lautan ya ng merupakan benda cair. Karena suhu di atas daratan lebih tinggi daripada suhu diatas lautan, udara di atas daratan pun lebih cepat menjadi panas dan naik. Tempat yang ditinggalkannya akan segera diisi udara dari lautan yang berpindah ke t empat ke atas daratan sehingga terjadilah angin laut. 3. Angin Lembah Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah ke lereng gunung. Angin jenis ini terjadi pada siang hari. 4. Angin Gunung Angin gunung adalah angin yang bertiup dari lereng gunung ke lembah. Angin jenis ini terjadi pada malam hariIII. PEMBAHASAN Ketika Peru mengalami musim panas, arus laut dingin Humbolt tergantikan oleh aru s laut panas. Kuatnya penyinaran oleh sinar matahari pada perairan di Pasifik Te ngah dan Timur menyebabkan meningkatnya suhu dan kelembaban udara pada atmosfer sehingga tekanan udara di Pasifik Tengah dan Timur menjadi rendah. Hal ini kemud ian diikuti oleh kemunculan awan-awan konvektif (awan yang terbentuk oleh penyin aran matahari yang kuat). Di sisi lain, di bagian Pasifik Barat sulit terbentuk awan. Daerah Pasifik Barat contohnya adalah Indonesia, yang pada dasarnya cuacan ya dipengaruhi oleh angin muson, angin pasat, dan angin lokal walaupun sebenarny a pengaruh angin muson yang lebih kuat berasal dari daratan Asia. Oleh karena si fat udara adalah bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah, uda ra dari Pasifik Barat bergerak ke Pasifik Tengah dan Timur. Hal ini menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke Pasifik tengah dan Timur. Sedangkan La Nina, kebalikan dari El Nino, terjadi saat permukaan laut di Pasifi k Tengah dan Timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Kemudian tekanan udara di kawasan Pasifik Barat menurun yang memungkinkan terbe ntuknya awan. Sebagai akibatnya, tekanan udara di Pasifik Tengah dan Timur menja di tinggi sehingga proses pembentukan awan jadi terhambat. Sementara itu, di bagian Pasifik Barat, misalnya di Indonesia, tekanan udara men jadi rendah sehingga mudah terbentuk awan cumulus nimbus. Awan ini menimbulkan t urunnya hujan lebat yang disertai petir. Seperti yang disebutkan sebelumnya, sif at udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah menyeba bkan udara dari Pasifik Tengah dan Timur bergerak ke Pasifik Barat. Hal ini meny ebabkan awan konvektif di atas Pasifik Tengah dan Timur bergeser ke Pasifik Bara t. Indonesia adalah negara maritim, begitulah banyak orang yang mengatakan. Tetapi banyak orang juga tidak tahu akan kekayaan, kegunaan dan efek dari laut itu sen diri terhadap negara Indonesia. Mereka hanya tahu laut indonesia itu luas dan in dah. Dan sekarang saya ingin memberi tahu sedikit saja tentang laut di Indonesia yaitu tentang kejadiaan di laut yang bisa memberi efek yang besar terhadap laut , bahkan sampai daratan di Indonesia. Yaitu El Nino dan La Nina. El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino a dalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru Ekuador (Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global). Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dar i dasar laut menuju permukaan). Menurut bahasa setempat El Nino berarti bayi lak i-laki karena munculnya di sekitar hari Natal (akhir Desember). Di Indonesia, an gin monsun (muson) yang datang dari Asia dan membawa banyak uap air, sebagian be sar juga berbelok menuju daerah tekanan rendah di pantai barat Peru Ekuador. Aki batnya, angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air sehingga terja dilah musim kemarau yang panjang. Gilbart Walker yang mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirk ulasi Walker yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas pada daerah tersebut.A.)Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau Carolina Utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan perairan sepanjang pantai Portugal dan Califo rnia. Sedangkan perairan disekitar wilayah Indonesia lebih banyak dari pada pera iran disekitar Peru, Chile dan Ekuador. B.) Perbedaan temperatur lautan di arah Timur Barat ini menyebabkan perbedaan te kanan udara permukaan di antara tempat tempat tersebut. C.) Udara bergerak naik di wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun d i wilayah lautan yang lebih dingin. Dan itu menyebabkan aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari Timurk-Barat. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global a) Angin pasat timuran melemah b) Sirkulasi Monsoon melemah c) Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan amer ika Selatan bagian Utara. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering. d) Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat serta wilayah Argentina. Cuaca cenderung hangat dan lembab. Fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia ber kurang, tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas E l Nino tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai be nua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El N ino. El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan ber kurang dan keadaan bertambah menjadi lebih buruk dengan meluasnya kebakaran huta n dan asap yang ditimbulkannya. Hasil kajian menyebutkan bahwa kondisi beberapa DAS di Indonesia cukup kritis da n jumlahnya semakin banyak, khususnya di Jawa. Berdasrkan analisis terhadap data debit minimum dan maksimum dari 52 sungai yang tersebar di Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke terlihat bahwa jumlah sungai yang debit minimumnya berpot ensi untuk menimbulkan masalah kekeringan meningkat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa daerah aliran sungai di wilayah Indonesia setelah tahun 1990- banyak yang sudah mengalami degradasi sehingga adanya penyimpangan iklim dalam bentuk penur unan atau peningkatan hujan jauh dari normal akan langsung menimbulkan penurunan atau peningkatan yang tajam dari debit minimum atau debit maksimum (kekeringan hidrologis). Dampak El Nino akan dirasakan signifikan di Indonesia hanya dengan satu syarat, yakni jika suhu permukaan laut Indonesia yang mendingin. Sesuai dengan teori huk um fisika dasar, angin berembus dari daerah yang bertekanan udara tinggi (lebih dingin) ke daerah bertekanan udara rendah (lebih panas).Karena suhu permukaan la ut di Pasifik menghangat atau naik yang berarti bertekanan rendah, maka jika dae rah-daerah di sekitar Pasifik (termasuk Indonesia) memiliki suhu muka laut yang dingin, maka angin termasuk uap air dari Indonesia akan ditarik ke Pasifik. Akib atnya tentu saja bisa diketahui, yakni terjadinya musim kemarau yang sangat keri ng. Namun, dampak ini tidak akan berlaku, jika suhu permukaan laut Indonesia juga me nghangat. Jadi kalau dua-duanya menghangat, berarti tidak terjadi perbedaan tekan an udara. Jadi, meskipun El Nino kuat, tidak akan berpengaruh signifikan untuk I ndonesia, katanya.BMKG memprediksi periodidasi kekuatan El Nino. Untuk bulan Juli hingga Agustus 2009, El Nino masuk kategori lemah, bulan September, Oktober, da n November 2009 kategori moderate (sedang), dan Desember 2009 sampai Januari 201 0, kekuatan El Nino akan mencapai puncaknya dengan kategori kuat. La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal berarti bayi perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru ekuador kembali bergerak ke arah barat, air l aut di tempat itu suhunya kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina ad alah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino. Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai ke wi layah Indonesia. Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertek anan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Hin dia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air sehing ga sering terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia diminta untuk waspada jika terjadi La Nina karena mungkin bisa terjadi banjir. Sejak kemerdekaan di Indonesia, telah terjadi 8 kali La Nina, yaitu tahun 1950, 1955, 1970, 1973, 1975, 1988, 1 995 dan 1999. Ketika La Nina kolam panas (bagian laut yang suhunya tinggi) bergerak masuk ke a rah Indonesia bagian timur dan demikian juga anginya berhembus lebih kuat ke ara h Indonesia sehingga laut di Indonesia timur meningkat suhunya, hal ini diikuti dengan penguapan yang lebih banyak dan terjadi konveksi kuat yang membentuk awan hujan (kumulus), sehingga daerah Indonesia khususnya bagian timur akan curah hu janya di atas normal.Sebaliknya ketika El Nino kolam panasnya bergerak menjauhi Indonesia sehingga yang banyak hujan ialah di laut Pasifik, sedangkan daerah Ind onesia, khususnya bagian timur curah hujanya berkurang. Indonesia mengalami keke ringan. Proses El Nino dan La Nina ini dapat diperlihatkan ada hubunganya dengan aktivitas matahari dan sinar kosmik. Fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya SPL (suhu permukaan laut) di zona Ni no 3.4 (anomali negatif) sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Karen a sifatnya yang dingin ini, kedatangannya juga dapat menimbulkan petaka di berba gai kawasan khatulistiwa, termasuk Indonesia. Curah hujan berlebihan yang menyer tai kedatangan La Nina dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor di berbagai wi layah di Indonesia. Jadi, dua lakon di panggung Samudera Pasifik ini sama-sama men akutkan. Yang satu menyebar petaka kekeringan, sementara yang lain memberi ancam an banjir. Inilah perbedaan kondisi saat La Nina dan saat kondisi Normal 1. Kondisi La Nina Pada tahun La Nina jumlah air laut bertemperatur rendah yang mengalir di sepanja ng Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur meningkat. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi lebih dingin dari Pasifik Barat. Ketika terjadi La Nina : Angin passat Timuran menguat, sehingga massa udara dingin meluas hingga Samudera Pasifik bagian tengah dan Timur. Ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Pera iran Barat. 2. Kondisi Normal Kondisi Suhu Muka Laut pada Kondisi Normal Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Au stralia 28C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan 20C (SST di Pas ifik Barat 8 10C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur). Angin di wilayah Samudra Pasifik Ekuatorial (Angin passat Timuran) dan air laut di bawahnya mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran timuran air ini sedikit be rbelok ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan . Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, w ilayah Indonesia dan Australia Utara. Tidak hanya dampak negatif saja yang ada di La Nina terhadap Indonesia, tetapi j uga ada dampak positifnya. Saat La Nina suhu muka laut di barat Samudera Pasifik hingga Indonesia menghanga t. Kondisi ini mendorong ikan tuna dari Pasifik timur yang dingin bergerak masuk ke kawasan timur Indonesia. Seperti dikemukakan Dwi Susanto, pakar cuaca BPPT, belum lama ini, perairan barat Pasifik selama ini diketahui merupakan kawasan ya ng memiliki kelimpahan ikan tuna tertinggi, mencapai 70 persen stok ikan tuna du nia. Sebaliknya, ketika terjadi El Nino, ikan tuna di Pasifik bergerak ke timur. Namu n, ikan yang berada di Samudera Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di ba rat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. IV. 1. KESIMPULAN Angin merupakan salah satu unsure meteorologi yang memiliki peranan penting dalam menentukan kondisi cuaca dan iklim disuatu tempat. 2. Cuaca di Indonesia dipengaruhi oleh angin muson, angin pasat, dan angin lokal walaupun sebenarnya pengaruh angin muson yang lebih kuat berasal dari dar atan Asia 3. Angin Munsoon adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bu lan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. 4. Ketika terjadi La Nina Angin passat Timuran menguat, sehingga massa udar a dingin meluas hingga Samudera Pasifik bagian tengah dan Timur. 5. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global angin pasat timuran melemah dan sirkulasi Monsoon melemah.DAFTAR PUSTAKA Handoko, Ir. 1999. Klimatologi Dasar. FMIPA. IPB, Bogor. Karim, Kamarlis. 1985. Dasar-dasar Klimatologi, UNSYIAH, Banda Aceh. Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-dasar KlimatologiI, Raja Grafindo Persada,Null. Nasir, A. A. dan Y. Koesmaryono. 1990. Pengantar Ilmu Iklim Untuk Pertanian, Pustaka Jaya, Bogor. Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama, Bogor. Wahyuningsih, Utami. 2004. Geografi. Pabelan, Jakarta.