Untitled

download Untitled

If you can't read please download the document

Transcript of Untitled

AKUNTANBILITAS MANAJEMEN PROPERTI DIDALAM PENGEMBANGAN USAHA-USAHA ASSET KOMERS IAL PADA KODISI KRISIS. Setiyo Agustiono, Tugas Manajemen Asset.1) PENDAHULUAN Indonesia terutama kota-kota besar terjadi pembangunan yang pesat dan meningkatn ya aktivitas pada industri properti dapat dijadikan petunjuk mulai membaiknya at au bangkitnya kembali kegiatan ekonomi. Dengan kata lain, kegiatan di bidang pro perti dapat dijadikan indikator seberapa aktifnya kegiatan ekonomi secara umum y ang sedang berlangsung. Namun demikian, perkembangan industri properti perlu dic ermati secara hati-hati karena dapat memberikan dampak pada dua sisi yang berbed a. Menurut Davis (2006) siklus properti ditentukan oleh hubungan dinamis antara pro perty komersial, kredit bank dan makro ekonomi, dimana harga properti merupakan variable autonomous yang menimbulkan ekspansi kredit dibandingkan sebaliknya dim ana kredit perbankan mempengaruhi harga properti. Di satu sisi, industri properti dapat menjadi pendorong bagi kegiatan ekonomi ka rena meningkatnya kegiatan di bidang properti akan mendorong naiknya berbagai ke giatan di sektor-sektor lain yang terkait. Dalam hal ini sektor properti memilik i efek pelipatgandaan (multiplier effect) yakni dengan mendorong serangkaian akt ivitas sektor ekonomi yang lain. Dan perlu diperhatikan bahwa meningkatnya indus tri properti yang tidak terkendali sehingga jauh melampaui kebutuhan (over suppl y) dapat berdampak pada terganggunya perekonomian nasional. Kodisi perekonomian saat ini cukup sulit yang dipicu dengan adanya krisi s ekonomi di Amerika dan beberapa Bank di Indonesia mengalami dampak krisis ters ebut serta bank kesulitan likuiditas dan penurunan nilai jaminan akan mengurangi kemampuan bank untuk mengatasi kredit macet yang akan timbul. Industri properti akan mempengaruhi stabilitas di sector finansial yang pada akhirnya akan berimb as pada stabilitas ekonomi makro. Pada periode krisis saat ini, pengembang sanga t yang ekspansif melakukan pembangunan properti dimana sebagian besar pembiayaan menggunakan fasilitas perbankan baik dalam Rupiah maupun valuta asing harus men yadari permasalahan tersebut. Dan perkembangan industri properti dipengaruhi ant ara lain oleh ekspektasi dan spekulasi baik dari sisi demand maupun supply. Management property merupakan bagian yang terpenting didalam industri pr operty guna menunjang kesuksesan dan keberadaan management property menjadi perh atian karena fungsi pengelolaaan dari property project life cycle terlebih lagi diarena persaingan yang ketat dan dalam dampak krisis kondisi ekonomi. Fungsi ut ama dan merupakan akuntabilitas dari manajemen property adalah dapat memenuhi h arapan investor dengan meningkatkan pendapatan dan eksistensi perusahaan menjadi meningkat, sehingga akutabilitas manajemen property mampu melihat kondisi dan p ersaingan yang ada. Konsep akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi respons ibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pe laksanaan kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada tiap klasifikas i bertanggungjawab atas setiap kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya.Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatan-kegiatan yang terkendali (controllable ac tivities) dan kegiatan-kegiatan yang tidak terkendali (uncontrollable activities ) . Materi ini difokuskan pada akutanbilitas manajemen property didalam pengembangan usahanya didalam kondisi krisis saat ini, karena umumnya trend pasar menuntut a danya inovasi dan melihat akuntabilitas manajemen terhadap usahanya. Dengan adan ya akuntabilitas yang baik dari manajemen property, maka cara tersebut dapat dij adikan salah satu sarana promosi secara langsung. AKUNTABILITAS DAN MANAJEMEN PROPERTY Akuntabilitas (pertanggungan-jawab) adalah kewajiban untuk menyelenggarakan suat u account atau memberi keterangan tentang itu, atau harus dapat memberi jawaban

mengenai pelaksanaan suatu tugas, tujuan, atau tanggung jawab (Abdurrachman,1991 ). Akuntabilitas adalah perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberh asilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasa ran yang telah ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban, yang dilaksan akan secara periodik. Dalam organisasi publik, akuntabilitas suatu institusi pem erintah ada Pengertian akuntabilitas (accountability) berbeda dengan responsibil itas (responsibility). Rerponsibilitas adalah menyangkut pelaksanaan kegiatan or ganisasi publik sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesua i dengan kebijakan organisasi baik secara eksplisit maupun secara implisit (Dwiy anto, 1995). Sedangkan Kyle dan Baird(2004) menyatakan manajemen properti sebagai se buah cabang dari profesi real estat yang memelihara atau meningkatkan nilai dari sebuah investasi properti sambil membangkitkan atau menambah penghasilan bagi p ara pemiliknya. Manajemen properti merupakan suatu proses manajemen yang mengatur aspek keuanga n termasuk prospeknya , aspek fisik termasuk pemeliharaannya, dan seluruh aspek administrasi yang dalam kaitannya pada proses operasi suatu properti. Selain it u perlu diketahui bagaimana manajemen property menyiasati pembiayaan dalam sekto r properti dan bagaimana prospek maupun ekspektasi pelaku di pasar properti terh adap perkembangan sector properti mendatang. Namun manajemen property yang memi liki akuntabilitas terhadap pengembangan property dapat menimbulkan daya tarik b agi konsumen. Dan dalam bukunya Kyle dan Baird menyatakan beberapa fungsi dari management prop erty antara lain : 8Menetapkan rencana management 8Merancang anggaran perusahaan 8Memasarkan dan menyewakan property 8Mengumpulkan penerimaan persewaan atau penjualan 8Memonitor dan merespon klien 8Mengelola keuangan dan file administrasi 8Mengarahkan dan melakukan pemeliharaan bangunan 8Mengelola personel/karyawan 8Memperhitungkan Resiko 8Memperhitungkan asuransi dan pajak 8Memelihara nilai jangka pendek proyek Dalam sebuah properti, menurut Galaty,Kyle(2006) real estat dapat dibagi dalam 4 (empat) klasifikasi, antara lain: real estat komersial, real estat residensial, real estat industrial, dan real estat fungsi khusus. Sedangkan real estat residensial sendiri dapat dibagi menjadi: single-family homes, mobile home parks, dan multifamily residences Menurut Miles(2004) Manajemen property bertanggung jawab terhadap operasi dan p engembangan realestate dan manajemen mempunyai fungsi didalam melakukan leasing dan supervise pemeliharaan. Penjelasan yang telah dirinci diatas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas manaj emen property sangat berkaitan dengan Tujuan dari Manajemen Property itu sendiri , sedangkan maksud manajemen property adalah : Manajemen property harus memahami kondisi ekonomi yang ada dan melakukan analisa guna mendapatkan hasil yang menguntungkan, memiliki tingkat profitabili tas yang tinggi serta memiliki keharmonisan dengan pemegang saham dan karyawan Manajemen property harus menyediakan kawasan yang mempunyai gambaran yan g baik dan memiliki estetika yang tinggi dan bernilai bagi konsumen serta memper sembahkan kepada pembeli bahwa lingkungan yang terpelihara dan terjamin.

KONDISI INDUSTRI PROPERTI DI INDONESIA Perkembangan ekonomi yang meningkat setelah periode krisis, disertai kondisi pol itik dan keamanan yang semakin membaik merupakan kondisi yang kondusif bagi perk embangan industri properti. Membaiknya kondisi ekonomi tersebut tercermin pula d ari indikator makro ekonomi seperti inflasi dan suku bunga yang lebih rendah ser ta nilai tukar yang relatif lebih stabil dibandingkan pada periode krisis tahun 1998. Dari data Pusat Study Property Indonesia (table 1, table 2 dan table 3) Pe rtumbuhan ekonomi juga mengalami perkembangan yang terus meningkat setelah pada tahun 1998 mengalami pertumbuhan negatif secara mendalam. Namun demikian diakui bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut relatif masih lamban dan proses pemulihan (re covery) ekonomi Indonesia sejak krisis 7 tahun yang lalu masih belum normal kemb ali sebagaimana periode pra-krisis. Bila dibandingkan dengan negara tetangga lai nnya, proses pemulihan ekonomi di Indonesia masih tertinggal. Secara sektoral, p ertumbuhan ekonomi di sektor properti (bangunan) meningkat cukup baik mencapai r ata-rata pertumbuhan tahunan (year on year) sekitar 8.17% di tahun 2004 dan menu run cukup signifikan menjadi sekitar 6.31% di triwulan III tahun 2005. Secara ur utan, pertumbuhan sektor properti (bangunan) tersebut masih cukup baik setelah p ertumbuhan tertinggi pada sektor pengangkutan, listrik, keuangan dan perdagangan . Bangkitnya kembali industri properti setelah mengalami kejatuhan yang dalam di t ahun 1998, dimulai sejak tahun 2000 dengan tingkat pertumbuhan yang signifikan m engalami perkembangan yang sangat pesat sampai saat ini. Perkembangan dalam indu stri property ini juga dapat dilihat dari meningkatnya nilai kapitalisasi pada b isnis property. Kapitalisasi properti nasional secara umum masih mengalami penin gkatan dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2004. Periode pasca krisi s, sampai dengan tahun 2005 (perkiraan) total kapitalisasi properti diperkiraka n akan mencapai sekitar Rp.241.154 miliar. Berdasarkan data ini, perkembangan ya ng signifikan khususnya terjadi pada segmen shopping mall (pusat perbelanjaan) y ang mengalami peningkatan kapitalisasi sangat cepat khususnya sejak tahun 2003, namun di tahun 2005 diperkirakan akan mengalami perlambatan. Kendati secara nila i kapitalisasi segmen sangat tinggi, namun secara unit relatif jauh lebih rendah dibandingkan segmen property lainnya. Meningkatnya pusat perbelanjaan tersebut terutama didorong pula oleh ekspansi besar-besaran dari hypermarket di sejumlah kota besar di Indonesia. Hadirnya hypermarket di pusat-pusat perbelanjaan juga m erupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk melakukan pembelian di pusat perbelanjaan sehingga memberikan imbas pada outlet-outlet lain di lokasi tersebu t. Masih marak dan menariknya sector perdagangan merupakan cerminan dari tinggin ya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang memang memiliki populasi tinggi di dunia dan merupakan pasar yang signifikan. Selain itu, konsumsi juga masih meru pakan faktor utama penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia dibandingkan fakto r investasi. Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Pusat Study Property Indonesia Proyeksi pasar property tahun 2009 di Indonesia dari Majalah Techno Konstruksi e disi 13, 2009 Kondisi melambat sebagai dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi g lobal, sedangkan Bank Indonesia menurunkan BI rate pada posisi 7,5% dengan tujua n memberikan stimulus pada pertumuhan ekonomi nasional dan penurunan ini diharap kan semakin meningkatkan permintaan disektor property. Secara keseluruhan didunia property mengalami penurunan permintaan sebesar hampi r 30% sedangkan harga relative stabil untuk mengantisipasi permintaan yang renda h. Untuk beberapa kwartal diharapkan terjadi peningkatan penyerapan seiring deng an penurunan BI rate, tetapi perlu diwaspadai pelemahan ekonomi dunia yang berpe ngaruh pada tingkat permintaan. AKUNTABILITAS MANAJEMEN PROPERTY Akuntabilitas manajemen property dapat dilihat dari kemampuan manajemen property didalam pemahaman secara dalam dan luas pada core bisnis serta pemahaman atas s egala aspek-aspek terkait diantaranya : Aspek organisasi/perusahaan Aspek Analisa Makro ekonomi Aspek pemahaman bisnis utama. Aspek Pemeliharaan. ASPEK ORGANISASI/PERUSAHAAN

Manajemen property merupakan suatu organisasi atau suatu perusahaan yang didalam nya harus diatur didalam melaksanakan tugasnya yang telah ditentukan, yang ada p ada visi dan misi perusahaan tersebut. Menurut fred.R david (2005,pp88-91) Dari misi yang ada terlihat sembilan komponen penting dalam membangun sebuah misi yai tu Pelanggan, produk atau jasa, pasar, teknologi, perhatian akan keberlangsungan pertumbuhan dan profitabilitas, filosofi, konsep diri, perhatian akan citra pub lik, perhatian akan karyawan. Visi adalah gambaran kemauan organisasi yang ingin menjadi apa dan apa yang akan dicapai oleh organisasi tersebut pada akhirnya. Misi adalah suatu hal yang khusus dari bisnis dalam sebuah organisasi yang dimak sudkan bersaing mendapatkan apa yang diinginkan oleh konsumen. Sedangkan tujuan adalah suatu hal yang akan dicapai yang bersifat simple, konsis ten dan dibuat untuk jangka panjang dari visi dan misi yang telah dibangun Manajemen property harus dapat memahami berbagai aspek didalam menentukan visi d an misi perusahaan, yang harus diperhatikan antara lain : Melakukan analisis makro yang terdiri dari analisis ekonomi, kultur sosi al dan budaya,penerapan teknologi dan situasi politik satu kombinasi sumber daya adalah sumber dari kapabilitas yang membentuk kekuatan kompetitor yang sedikitn ya membawa ke strategi keuntungan kompetitor atau Sustainable Competitive Advant age Melakukan pemilihan strategi Dalam hal ini kita mulai menetukan strategi apa y ang akan kita terapkan dan sarankan bagi perusahaan Melakukan Evaluasi dari strategi melihat sumberdaya proses penyusunan staff ya ng dibutuhkan dan resiko pengembalian Dari kerangka pemikiran ini kita membentuk pola pikir yang mengarahkan kita bera da dimana dari : sebuah pemikiran strategi bisnis dimana kita, berada kemana kita membawa organisasi kita dan bagaimana cara kita mencapai tujuan tersebut seperti tertuang dalam kera ngka kerja analitis untuk perumusan strategi. Dari gambaran tersebut dapat dibuat contoh bagaimana manajemen property didalam menentukan visi, misi dan tujuan : Visi : Untuk menjadi developer terkemuka di Indonesia yang menguntungkan , memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi serta memiliki keharmonisan dengan pemegang saham dan karyawan Misi : Menyediakan kawasan hunian yang asri, modern, memiliki estetika y ang tinggi dan bernilai bagi konsumen serta meningkatkan kesejahteraan karyawan Tujuan : Untuk mempersembahkan kepada pembeli lingkungan yang megah elit dan elegan dengan lokasi yang premium dan juga mempersembahkan kehidupan mewah yang sepenuhnya dengan mengkombinasikan suasana dengan lingkungan alam tropis da n air yang mengalir dengan jernih dan bersih Dari visi diatas kita melihat bahwa visi tersebut sudah sesuai dengan kemauan da ri organisasi dengan menjadi developer terkemuka di Indonesia dengan sekarang de veloper sudah dikenal oleh kalangan masyarakat properti di Indonesia. Di tujuan kita melihat apa yang dilakukan oleh perusahaan yang memanjakan pelang gan untuk menarik minat konsumen agar penjualan meningkat dan tingkat profitabil itas naik sesuai dengan yang tertuang di dalm visi dan misi perusahaan. ASPEK ANALISA MAKRO EKONOMI Hasil penelitian BPIS menunjukkan daya beli masyarakat belum terlalu banyak meng alami kenaikan seharusnya pendapatan masyrakat naik kesempatan perusahaan menjua l produk nya tinggi dan meningkatnya kesempatan perusahaan agar mendapat profita

bilitas lebih tinggi dari penjualan produknya. Meskipun GDP itu mengalami kenaik an tetapi daya beli masyarakat terhadap properti tidak berbanding lurus melainka n mengalami perbandingan terbalik karena masyarakat belum memiliki gairah untuk membeli produk property. Ekonomi : Perekonomian di Indonesia saat ini dengan tingkat dan nilai GDP Purchasing Power Parity Rp 845.600.000.000.000 pada tahun 2007 GDP Official Exchange Rate Rp 410.300.000.000.000 GDP Real Growth Rate 6,1 % GDP per capita Rp 34.000.000 GDP Composition by Sector pertanian 12,4 %, perindustrian 47,7 %, jasa 39,9 % Inflation rate 6,3% suku bunga 8,5% Pertumbuhan sector property sepanjang tahun 2006-2008 ini didominasi oleh pemban gunan kondominium, perkantoran dan proyek-proyek pusat perbelanjaan yang sudah d imulai tahun 2005. Sedangkan dilihat dari sisi permintaan kondisi pasr property sepanjang tahun cenderung menurun dibandingkan dengan tahun 2005, penurunan sisi permintaan Ini terjadi jenis kondominium perkantoran dan pusat perbelanjaan yan g disebabkan oleh kelebihan supply pada ketiga jenis property tersebutdan sediki t dipengaruhi oleh lemahnya masyarakat menurut perkiraan Pusat Studi Properti In donesia kondis ini akan terus berlangsung hingga tahun 2007 bahkan sampai kuarta l pertama tahun 2008. melemahnya permintaan supply property ini mengakibatkan la mbatnya penyerapan pasar terhadap berbagai property yang ditawarkan pengembang. Produk-produk yang ditawarkan sepanjang tahun 2008 yang seharusnya dapat diserap pasar dalam waktu 1- 4 tahun akan menjadi lebih Perubahan ini merupakan cermina n dari terjadinya over supply pada pasar property komersial, Untuk itu prlu adan ya berbagai upaya yang dapat mengangkat daya beli masyarakat pada tahun kedepan khususnya pada sector property seperti penurunan tingkat suku bunga, pemberian s ubsidi bunga, pemberian diskon oleh pengembang terhadap produk property yang dip asarkan serta berbagai upaya dalam mendekati segmen pasar. Socio cultural: socio cultural ialah nilai yang hidup di masyarakat saat ini dimana masyarakat c enderung hidup lebih individual, sesuai dengan gaya hidup metropolitan. Pengalih an konsep pemerintah dari model land living menjadi apartement Living turut menj adi pemicu perubahangaya atau sikap hidup masyarakat diwilayah perkotaan, dengan tinggal di apartemen tentunya ini juga meiliki dampak buruk yaitu dengan menuru nnya interksi social yang ada, hal ini juga terpicu oleh tingginya pertumbuhan e konomi dan dan bertambahnya jumlah penduduk sehingga semakin tinggi persaingan h idup dan menyebabkan semakin susahnya masyarakat mencari pekerjaan, apabila masy rakat memiliki tempat tinggal terlalu jauh dari tempat bekerja, tentunya ini aka n menggangu karir, oleh sebab itu masyarakat pada umumnya membeli apartemen di w ilyah perkotaan Teknologi : Kajian teknologi yang digunakan oleh para pengembang apartemen dan bangunan saat ini sudah banyak berkembang misal dengan sertifikasi di bidang konstruksi seper ti ISO dan standarisasi keselamatan pekerja yang terjamin. Dalam konstruksi saat juga sudah digunakan bahan-bahan yang bersifat ready to use baik itu baja, seme n maupun bahan-bahan pendukung kosntruksi lainnya Politik : Indonesia sebagai Negara demokratis juga memiliki sitem politik yang demokratis atau positif, political will pemerintah dalam industri property juga berpengaruh terbukti dari penurunan BI rate, Kondisi perekonomian global dan tingkat inflas i yang semakin tinggi sebesar 8.17% setahun telah mengakibatkan sektor property mengalami perlambatan. Tingkat inflasi yang tinggi, telah merendahkan daya beli

masyarakat. Tingkat penyerapan produk property bagi para konsumen khususnya masy arakat ekonomi bawah. Menurut Harian Kompas, 30 April 2009 Dunia usaha, termasuk perusahaan yang bergerak dibidang property umumnya mengambil posisi wait ang se e selama kwartal I-2009. Sebagian pengusaha dan pimpinan puncak perusahaan memil aih menunggu dan melihat perkembangan ekonomi dan keadaan politik selama Januari -April 2009, bahkan dari mereka menunggu hingga terpilihnya presiden dan wakil p residen. Para pengembang property menyiasati hal tersebut dengan memberikan beragam disko n dan hadiah serta promosi melalui iklan yang semakin digencarkan. Beberapa perk iraan trend pun kian berguguran. Di tahun 2007, property Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan di tahun 2008. Namun, kondisi perekonomian terutama tingka t inflasi yang tinggi telah menyebabkan penurunan pada sektor property di Indone sia. Meskipun tingkat suku bunga acuan (sertifikat Bank Indonesia/SBI) saat ini berad a di level 8%, tetapi hal ini tidak mendorong pertumbuhan kredit kepemilikan rum ah (KPR). Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat golongan menengah kebawah sem akin menurun sementara produk property menengah keatas semakin diburu. Pengaruh terbesar pada properti segmen menengah bawah seperti landed residential [hunian horizontal], sedangkan untuk apartemen atau kondominium untuk kelas menengah ata s masih akan tetap stabil. Harga produk-produk properti memang tidak akan mengal ami penurunan, terutama didorong kenaikan harga barang-barang konstruksi terutam a harga besi. Namun, para pengembang tetap melakukan pemotongan harga guna menar ik peminat sebagai contoh potongan harga sebesar 17% pada produk kondominium. Pa da tinjauan pasar properti kuartal IV/2007 yang dirilis CBC Indonesia kemarin di sebutkan pasar akan tetap diramaikan pasokan produk-produk baru dari berbagai su bsektor properti. Banyaknya pemain di bidang industri property terutama apartemen ini membuat keta tnya persaingan di industri ini sehingga membuat masyarakat lebih banyak pilihan pasokan apartemen pada tahun 2005 sebesar 2116 unit dengan penyerapan 70,9% tah un 2006 sebesar 1101 unit dengan tingkat penyerapan 60% dan apda tahun 2007 sebe sar 1281 unit dengan tingkat penyerapan 55%, berdasarkan data diatas disarankan agar penegembang lebih berhati hati dalam melaunching proyek kondominium pada ta hun-tahun kedepan dan mengkaji ulang sebelum membangunnya, berdasarkan pengamata n pasar kondominium dan apartemen menegah masih memberikan peluang yang besar ba gi pengembang dengan rentang harga Rp 200 juta hingga 600 juta, asalkan berada d i lokasi strategis. ASPEK PEMAHAMAN BISNIS UTAMA Aspek pemahaman bisnis utama merupakan akuntabilitas manajemen property karena S truktur pasar industri property memiliki bentuk contestable market (monopolistic competition) hal ini terlihat dari banyaknya pelaku pasar serta variasi produk yang dalam pasar ini difrensiasi menjadi satu kunci keberhasilan bagi setiap pel aku usaha, struktur pasar disini kita lihat dari persaingan property pada saat i ni terlihat Ekspansi bisnis property selama tahun 2006 mengalami penurunan diban dingkan tahun 2005, sebagian besar pengembang mulai menurunkan ekspansi bisnisny a sambil melihat peluang pasar yang masih bisa digarap untuk tahun 2007, sebagia n besar pengembang sibuk menyelesaikan proyek yang sudah berjalan sejak tahun 20 04 walaupun demikian masih ada beberapa pengembang besar yang optimis melihat pe luang pasar tahun 2007. Pemahaman bisnis utama harus sangat detail dialam persaingan yang ketat saat ini dan harus mengetahui beberapa factor menurut Endy Marlina, 2008 : Lokasi strategis Kondisi, potensi dan karakter kawasan Brand image Nilai ekonomis bangunan Prinsip keamanan bangunan Prinsip kenyamanan bangunan Kebutuhan jangka panjang

-

Kondisi social budaya masyarakat Perkembangan teknologi

Manajemen property harus mengetahui karakter bangunan komersial yang detail dan mempunyai deferensiasinya terhadap bangunan komersial lainnya, bangunan komersia l di Indonesia menurut Endy Marlina, 2008 terbagi menjadi : Bangunan komersial Hotel Bangunan komersial Apartement Bangunan komersial Perkantoran/kantor sewa Bangunan komersial Medical center Bangunan komersial Squash per aqua (SPA) Bangunan komersial Pusat perbelanjaan Bangunan komersial Techno park Bangunan komersial Mix use building Disamping bangunan tersebut masih ada bangunan komersial lainnya adalah kawasan industri. Untuk pemahaman Bisnis utama dapat juga dilihat dari factor factor yang perlu di pertimbangkan, menurut Agus Prawoto, 2003 menyatakan bahwa yang perlu dipertimba ngkan adalah: Hukum yang meliputi : a. Pembatasan atas hak b. Penggunaan penyewa c. Pembatasan penggunaan property d. Factor politis a. b. . c. d. a. b. c. d. e. f. g. a. b. c. d. e. f. a. b. c. a. b. c. d. e. Ciri-ciri tempat Bentuk dan ukuran lahan Topografi dan geologi, kondisi tanah, tampang pemandangan dan lingkungan Pencemaran lingkungan Keamanan atau aspek lain Ciri-ciri bangunan Ukuran dan luas Kondisi bangunan Keusangan bangunan Tampilan bangunan Tata ruang/lay out Mesin dan perlengkapan gedung Perawatan bangunan Ciri-ciri lokasi Kemudahan untuk menuju lokasi Tersedianya sarana transportasi Kondisi lalu lintas dan kemacetan Lingkungan setempat dan peruntunkannya Property pesaing Hubungan-hubungan yang penting Isu-isu lingkungan Bangunan yang dilindungi Tumbuh-tumbuhan yang penting Sikap/sikap kedaerahan Ciri-ciri Pasar Reputasi daerah bersangkutan Kebanggaan masyarakat/komunitas Daya tarik property Reputasi Penawaran dan permintaan saat itu

f. g.

Kecenderungan penghasilan/pendapatan Kecenderungan nilai property

ASPEK KOMPETITOR Analisis keunggulan bersaing dilihat dari sumber daya yang nyata dan yang tidak nyata dari perusahaan dapat dilihat ada 2 hal yang menonjol yaitu competitive pa rity berupa dukungan bank yang kuat, sumber daya organisasi, standar mutu karyaw an, kemampuan manajerial, sumber daya teknologi, reputasi dengan konsumen dan su pplier dan sustainable competitive advantage lokasi, luas lahan konsep dan desai n dan reputasi dengan konsumen dengan berpatner kepada patner yang sudah berpeng alaman Untuk analisa pemahaman bisnis utama dapat dibuat beberapa contoh-contoh didalam arena persaingan sebagai berikut : Dapat ditampilkan ide : merupakan satu perwujudan dari konsep hunian tro pis di tengah kota yang dikelilingi hutan dan penghijauan buatan dan suasana asr i, juga merupakan konsep pertama sebagai desain seperti ini untuk apartemen di I ndonesia. Kemampuan berdasarkan ilmu pengetahuan kapasitas untuk berinovasi: penge mbang berinovasi melalui penerapan teknolgi yang ada saat ini, seperti remote ya ng digunaka untuk mengatur seluruh fungsi yang ada di ruangan baik itu AC, TV, L ampu, perlatan dapur dsb Sumber daya reputasi : reputasi dengan pembeli : pengembang sangat menja ga reputasi dengan pembeli dengan menyediakan kemudahan-kemudahan bagi pembeli d an pengguna apartemen ini tentunya, mulai dari agen pemasaran yang sudah berpeng alaman, kerjasama dengan lembaga pembiyaan, ruangan pertemuan dengan pembeli yan g nyaman juga tempat bermain untuk anak-anak, hal ini tentunya dibangun semata-m ata untuk menjaga reputasi dengan pembeli merk dan nama : ESSENCE yang berarti saripati berarti saripati dari alam atau dengan nama ini disesuaikan dengan kon sep apartemen yang bernuansa alam tropis ditengah-tengah kota Persepsi dari kualitas, durabilitas dan reabilitas produk : kualitas pro duk yang dijual oleh apartemen essence on dharmawangsa, sudah memiliki banyak re putasi dengan menggandeng seperti kontraktor PT PP yang sudah membangun ribuan p royek baik infrastruktur, perumahan, gedung, jembatan dan sebagainya, EDAW sebag ai arsitektur landsacape yang juga mendesain landscape untuk olimpiade china tah un 2008, jones lang lasalle sebagai bulding management yang sudah berpengalaman dan menduduki peringkat 3 besar dunia tentunya sebagai partneryang sudah memilik i nama besar tentunya produk yang dijual tidak perlu diragukan lagi baikkualitas , durabilitas maupun reabilitas produk. reputasi dengan supplier : supplier merupakan supplier-supplier yang mem ang sudah lama menjadi rekanan dari kontraktor dan developer dan apabila ada pro ses pemilihan terhadap supplier maka akan dipilih melalui seleksi tender yang ad il dan terbuka.

ASPEK PERUSAHAAN SAAT INI Aspek internal yang harus diperhatikan adalah Visi dan Misi yang dimiliki oleh p erusahaan sudah jelas hanya saja perusahaan belum dapat mencapai tujuannya karen a ada banyak terjadi permasalahan di dalam perusahaan sebagai contoh masalah di sumber daya manusia yang belum memiliki kualifikasi seperti yang diharapkan. Aspek kelengkapan informasi yang tersedia harus lengkap dan mudah untuk diketahui, sebagai contoh aspek informasi tersebut meliputi : Penjelasan mengenai judul proyek Penjelasan umum Keadaan Lokasi Proyek menjelaskan tentang Akses ke lokasi Li ngkungan sekitar bangunan Pengguna Jasa, apakah privat, pemerintah atau swasta

Lokasi, dijelaskan dimana proyek tersebut dikerjakan (kota dan provinsi) Fluktuasi harga, apakah ada keadaan turan naik harga yang berpengaruh terhadap target penjualan. Informasi Fisik Bangunan yang meliputi Gross Floor Area, Luas total daerah te rbuka dan tertutup Kode, jumlah tingkat dan Gross Floor Area hendaknya dicantumkan : Termasuk partisi, kolom dan item lain dalam bangunan Termasuk lift, area tanaman dan lain-lain Termasuk area pembuangan air kotor, Lantai Paling Bawah/Basement (jika ada), apa saja yang ada pada area ini diukur termasuk dalam Gross Floor Area Lantai Bawah, apa saja yang termasuk pada area ini diukur dalam Gross Fl oor Area Lantai Atas, apa saja yang termasuk pada area ini diukur dalam Gross Flo or Area Daerah tertutup yang diperuntukkan secara khusus misalnya kantin Ruang Sirkulasi, diantara termasuk, teras, lobi, koridor dan lain-lain Daerah untuk keperluan service, antara lain dapur, ruang kebersihan, lif t dan lain-lain Daerah yang disewakan (bila ada), Jumlah kamar (jika pada bangunan hote l) Daerah Parkir Tipe bangunan antara lain : Bangunan Kantor Bangunan Pelayanan Kesehatan Bangunan Hiburan Bangunan Religius Bangunan Pendidikan Bangunan Negara Bangunan Peristirahatan Bangunan Industri Klasifikasi bangunan antara lain : Bangunan yang dibuat dari bahan beton (Vibrated Reinforced Concrete/VRC) Bangunan yang terbuat dari bahan baja (Steel Framed/STL) Bangunan yang terbuat dari bahan kayu (Timber Framed) Bangunan yang terbuat dari bahan campuran (CompositeFrame/COM) Dan lain-lain Pihak-pihak yang terlibat menjelaskan tentang pihak yang mendisain, mengatur d an mengontrol pekerjaan. Analisis faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perusahaan Tingkat perekonomi an di Indonesia saat ini sangat mempengaruhi daya beli konsumen hal ini terlihat dari walaupun pertumbuhan perekonomian meningkat tetapi daya beli konsumen masi h rendah hal ini disebabkan oleh pemulihan kondisi perekonomian dari krisis yang pernah terjadi dengan kata lain baru sebagian kelas masyrakat yang benar-benar mampu membeli properti, dari socio kultural masyarkat metropolitan saat ini yang cenderung hidup individualis dan atas dasar program pemerintah yang mengubah ko nsep desain hunian dari land living menjadi vertical living menyebabkan aparteme n mulai banyak dilirik masyarakat. Teknologi dalam apartemen yang digunakan saat ini sudah sangat maju dari sisi konstruksi umumnya sudah memiliki ISO dan juga bahan-bahan konstruksinya yang bersifat ready to use yang banyak diaplikasikan m embuat bangunan tahan lama dan nyaman. Politik di Indonesia Indonesia sebagai Ne gara demokratis memiliki sistem politk yang demokratis atau positif, political w ill pemerintah dalam industri property juga berpengaruh terbukti dari penurunan BI rate, Kondisi perekonomian global dan tingkat inflasi yang semakin tinggi tel ah mengakibatkan sektor property mengalami perlambatan. Tingkat inflasi yang tin ggi, telah merendahkan daya beli masyarakat. Tetapi hal ini berangsur mulai puli h dengan kita melihat banyaknya kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pasar pro

perti sehingga membuat sektor ini kembali bergairah. Aspek kelengkapan informasi eksternal yang harus tersedia adalah informasi manaj emen property saingan, sebagai contoh : Kompetitor lain yang sekarang berkecimpung di bidang property terutama apartem en ; Agung Podomoro Dipimpin oleh Trihatma Kusuma Haliman, dengan total kapit al 15 triliun rupiah. Proyek yang telah dan akan dilakukan oleh Agung Podomoro a ntara lain : Apartemen: The Pakubuwono Residence, The Peak, Mediterania Palace R esidences, Mediterania Lagoon Residences, Mediterania Boulevard Residences, Medi terania Marina Residences,Sudirman Park, Apartemen Eksekutif Menteng (Apartemen) . Ciputra Group Dipimpin oleh Chandra Ciputra, dengan total kapital 13,5 t riliun rupiah. Proyek yang telah dan akan dilakukan oleh Ciputra Group antara la in : Bangunan komersial Ciputra Golf & Klub Keluarga, Hotel Ciputra Jakarta, Hot el Ciputra Semarang, Mal Ciputra Jakarta, Mal Ciputra Semarang, Mal Ciputra Sera ya Pekanbaru, Mal Ciputra Sun Solo, Patmase Bali, Segitiga Emas Jakarta, Somerse t Grand Citra Lippo Group Dipimpin oleh James dan Mochtar Riyadi, dengan total kapital 10 triliun rupiah. Proyek yang telah dan akan dilaksanakan antara lain Aparteme n Kemang Village. Agung Sedayu Dipimpin oleh Susanto Kusumo, dengan total kapital 10 trili un. Proyek yang telah dan akan dilaksanakan antara lain : Apartemen Apartemen Pe sona Bahari, Buaran Regency, Thamrin Resort Residence. Duta Pertiwi Dipimpin oleh Mochtar Wijaya, dengan total kapital 10 trili un rupiah. Proyek yang telah dan akan dilaksanakan antara lain: Apartemen ITC R oxy Mas Apartment, Graha Cempaka Mas Apartment, Ambasador Apartment, Grand Perma ta Bakrie Land management dengan rasuna epicentrum Sahid grup dengan hotel dan apartemen sahid

Sumber Daya Organisasi : Prakarsa Semesta memiliki beberapa partner dalam peng elolaan pekerjaannya seperti : Developer : PT Prakarsa Semesta Alam, Main Kontraktor : PT PP (Persero), Architect : Peddle Thorp International (Australia), Landscape : EDAW (Australia ), Interior Design : HBA (Hirsch / Bedner Associates), Structural Engineer : Wir atman & Associates, M E & P Engineer : Arnan Pratama, Lighting Consultant : Barr y Arnold Associates (Los Angeles, USA),Quantity Surveyor : WT Partnership, Prope rty Management : Jones Lang LaSalle (USA) Menempati lokasi bersejarah dimana Hot el Indonesia sebelumnya berdiri di jantung kota Jakarta, Grand Indonesia kelak akan menjadi ikon baru dan pintu gerbang Indonesia . Selain gedung perkantoran, mal seluas 150,000m2 dan zona entertainment, kawasa n Grand Indonesia juga akan memiliki gedung apartemen 55 lantai dan hotel berbin tang lima. Consultan propertinya Jones Lang LaSalle Indonesia. Dengan pengalaman yang terbukti dalam mengelola portofolio lebih dari 85 juta m2 di seluruh dunia , kami akan membawa strategi Internasional terbaik ke manajemen Grand Indonesia. Sumber Daya Fisik : Luas lahan 5,3 hektare Lokasi premium yang mudah dicapai oleh konsumen m aupun supplier selama pembangunan terletak di jalan dharmawangsa 10, 4 tower apa rtemen, The south 208 unit biasa, 8 unit penthouse, 6 unit townhouse dengan kola m renang pribadi, The north 208 unit biasa, 8 unit penthouse, 6 unit townhouse d engan kolam renang pribadi, The east 232 unit biasa, 8 unit penthouse, 4 unit to wnhouse dengan kolam renang pribadi, Eminence 300 unit biasa, 16 unit penthouse,

16 unit townhouse dengan kolam renang pribadi, Club house, Lagoon swimming pool , Largest reflecting pool with cascade green, Vast tropical garden Melihat gambaran Kawasan Industri wilayah Marunda dengan luasan 423,6 Ha, 220,6 Ha (52%) diantaranya lahan sisa belum dikembangkan. Dengan memperhatik an kegiatan usaha SBU (strategy Business Unit) Marunda yang ada pada saat ini te rtumpu pada beberapa perusahaan : Industri Garment : 2 perusahaan (Bonded Zone), Industri Lainnya : 3 perusahaan (Bonded Zone), Pergudangan dan Depo : 4 perusah aan (Non Bonded Zone), Pelabuhanan : 5 perusahaan (Non Bonded Zone), Pemilik Lah an HGB : 65 perusahaan (Non Bonded Zone)

Sumber Daya teknologi Kontraktor menggunakan sistem bangunan dengan rangka beton cetak dengan tin gkat presisi yang tinggi dan sudah teruji kulitasnya, Setiap unit menggunakan si stem KWH meter individual yang menggunakan meter digital dan sistem pembayaran l istrik online dengan consumer smart card, jaringan tv kabel dan layanan internet broadband, jaringan telepon pribadi untuk setiap unit, interkom dan bel dengan video phone dan TV, teknologi keselamatan dengan alarm kebakaran, sprinkle, hyd rant sistem, UL/FM pompa pemadam api, sistem hunian pintar terintegrasi alat pen gatur rumah keseluruhan dengan sistem digital terintegrasi di dinding ditambah 2 remote controlnya, 2 unit kontrol port AV untuk home theaterdi ruang tamu dan k amar utama Aspek yang harus juga menjadi perhatian adalah faktor Penilaian Kepuasan konsume n, didalam memahami sapek tersebut dapat dirinci sebagai berikut : Faktor Lokasi 1. Kondisi lokasi property memenuhi kriteria: a. Tersedia lahan yang cukup bagi pembangunan lingkungan yang dilengkapi de ngan prasarana lingkungan dan sarana lingkungan. b. Bebas dari polusi udara, polusi suara, polusi air, dan bebas banjir c. Mempunyai aksesibilitas yang baik dan mudah serta aman mencapai tempat k erja. 2. Faktor penting dalam pengembangan adalah jarak dan waktu tempuh ke sarana lin gkungan dan tempat kerja. Standar jarak maksimum yang ideal untuk aktivitas seha ri-hari. Faktor kualitas minimal sesuai dengan persyaratan teknik sesuai standar yang a da. 1. Kelengkapan utama bangunan, seperti plambing, air bersih, air limbah, da n listrik 2. Struktur, komponen dan bahan bangunan, yang meliputi : a. dapat menahan semua beban dan gaya termasuk gempa bumi yang bekerja pada nya sesuai fungsinya. b. mempunyai keawetan minimum 5 tahun untuk susunan non struktur, dan minim um 20 tahun untuk susunan struktur. Faktor prasarana dalam lingkungan meliputi: 1. Jalan, merupakan prasarana lingkungan berupa jalan lokal sekunder didala m lingkungan dan menuju lokasi 2. Air limbah, prasarana untuk air limbah 3. Air hujan, setiap lingkungan harus dilengkapi dengan system pembuangan a ir hujan, sehingga lingkungan bebas dari genangan air. 4. Air bersih, harus mendapatkan air bersih yang cukup serta harus tersedia sistem plambing yang baik. 5. Penyediaan listrik untuk penerangan dalam dan untuk Penerangan Jalan Umu m (PJU). 6. Jaringan telepon, yang sumbernya diperoleh dari Telkom.

Faktor sarana yang terdapat pada lingkungan, seperti sarana pendidikan, keseha tan, peribadatan, perbelanjaan, sarana olahraga dan taman yang tidak dapat dipis ahkan dari kehidupan penduduk. Faktor desain bangunan, pembangunan harus mempunyai identitas yang baik, conto h yaitu: 1. Susunan ruang 2. Arah orientasi ruang. Faktor harga, yang dimaksud adalah: 1. Harga tanah matang dan harga bangunan. 2. Batasan harga jual tertinggi per unit Formulasi strategi yang akan digunakan, berdasarkan strategi yang direkomendasik an, fokus strategi dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yakni perbaikan secara internal dan external. Formulasi strategi-strategi tersebut adalah, marketing c ommunication , training dan pengembangan tenaga kerja, perbaikan sistem manajeri al yang ada, rekrutmen tenaga kerja, kontrol dan pengawasan tenaga kerja, perbai kan manajemen di perusahaan dan kontrol ekstra pada bagian operasional. Rancangan milestone yang dibuat berdasarkan strategi action yang dibuat dari tah un sekarang hingga tahun perkiraan berakhirnya pekerjaan di dalam perusahaan yai tu selama 4 tahun dari aksi strategi tersebut dibuat iklan di media elektronik, media internal perusahaan salesmanship, negotiation dan presentation spirit mela lui training pada karyawan, reward & punishment , membuat iklan outsourcing di m edia, kontrol dari departemen keuangan di perusahaan, membangun dan memperbaiki komitmen yang lebih baik menambah partner kerja dan menaikkan harga jual. Kurangnya Informasi yang disediakan melalui saran marketing seperti tidak adan ya iklan TV direkomendasikan solusi external marketing communication dengan beri klan di TV, kurang updatenya berita peubahan rencana proyek dibuatlah solusi internal mar keting communication dengan strategi action intranet dan company internal media, kurang cakapnya sales marketing kita membuat solusi trining dan pengembangan t enaga kerja membangun skill salemanship , negosiasi, dan presentasi pada karyawa n tingginya turn over karyawan di divisi marketing akibat dari tidak tercapainy a target penjualan kita membuat solusi perbaikan sistem manajerial, dengan membu at sistem reward & punishment Kurangnya SDM kita membuat solusi rekrutmen tenaga kerja dengan outsourcing di media Masalah adanya penngelumbungan dan aoleh oknum tertentu solusinya adalah cont rol dan pengawasan dari departemen keuangan dan audit berkala Terjadi banyak perubahan dan spec down pada perusahaan diperbaiki dengan perba ikan komitmen pada perusahaan dan pemebrian sanksi terhadap manajemen atas perub ahan yang dibuat Terlambatnya pembangunan proyek dampaknya perusahaan membayar denda kepada kon sumen solusinya adalah kontrol ekstra pada manajemen proyek dengan menambah part ner kerja dan outsourcing tenaga kerja Terjadi eskalasi akibat dari naiknya bahan baku di pasaran solusinya perusahaa n harus menaikkan harga jual dan penyesuaian harga terhadap unit apartemen yang belum terjual ASPEK PEMELIHARAAN Manajemen property harus memikirkan kelangsungan dari usaha dengan melak sanakan aspek pemeliharaan, sehingga manajemen property tidak hanya membangun d an memasarkan saja ada hal penting yang merupakan tanggung jawab yaitu memelihar a sarana dan prasarana property tersebut juga termasuk keamanan, kebersihan dan lingkungan serta bagaimana dapat mengatasi seluruh permasalahan yang diajukan ol

eh customer. Aspek pemeliharaan terdapat 3 macam yaitu : Bersifat pencegahan, Pemeliharaan yang dilakukan sebelum terjadi kerusakan atau komplain dari custo mer sehingga tidak timbul permasalahan. Contoh yang bersifat pencegahan adalah t indakan control pada setiap fungsi masing-masing peralatan. Bersifat rutin, Pemeliharaan yang dilakukan rutin dan teratur sehingga tidak terjadi kerusakan y ang parah, contoh adalah melakukan pemeliharaan rutin fungsi hydrant. Bersifat penanggulangan. Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakaan sehingga waktu kerusakaan tidak berlarut-larut. Bersifat Darurat Pemeliharaan yang dilakukan pada saat terjadi kondisi darurat seperti bencana al am. Bersifat pembangunan baru Pembangunan yang dilakukan pada atas permintaan dan dana dari customer, pembangu nannya sesuai keinginan customer tetapi tidak menyimpang dari kebijakan global d ari bangunan, sebagai contoh : a. cosmetic maintenance ; melakukan perbaikan menambah keindahan seperti me ngganti wallpaper, karpet dan lain-lain. b. Upgrading; meningkatkan fungsi dan nilai tambah seperti menambah kamar p ada apartemen. c. Finish out; menyambut penyewa baru sehingga dilakukan pembersihan dan pe rbaikan sedikit. d. Make aready ; melakukan persiapan untuk penghuni baru. e. Refurbished ; pendekorasian ulang karena ada penghuni baru atau perpanj angan.

Tujuan melakukan pemeliharaan : Mempertahankan atau meningkatkan nilai umur bangunan dengan melakukan se cara rutin pemeliharaan. Mempertahankan atau meningkatkan image bangunan tetap terjaga factor est etika dan kebersihan lingkungan. Mempertahankan nilai fungsi bangunan. Didalam mencapai tujuan dari akuntabilitas manajemen property yang salah satunya adalah aspek pemeliharaan, untuk itu perlu diketahui bahwa ada pengaruh alam te rhadap bangunan seperti dijelaskan oleh Syafei Amri,2006 yang dapat dibagi menj adi beberapa seperti dibawah ini : Pengaruh cuaca. Pengaruh kondisi geologi Pengaruh kondisi geografi Pengaruh tumbuh-tumbuhan Pengaruh fauna Pengaruh gabungan Dari pengaruh alam terhadap bangunan maka perlu juga dimengerti akan jenis, type , fungsi dan komponen bangunan serta beban dan gaya yang bekerja pada bangunan(S yafei Amri,2006) .

KESIMPULAN 1. Manajemen property yang bengalaman kerja akan mempengaruhi akuntabilitas , semakin berpengalaman akuntabilitas akan meningkat didalam meningkatkan usaha property.

2. Wilayah kerja dari Manajemen Property mempengaruhi akuntabilitas didalam kaitannya persaingan antar perusahaan didalam peningkatan ke profesionalisme ma najemen property 3. Kondisi perekonomian pada masa krisis dan tidak berimbangnya supply and demand yang kecenderungan tinggi supply menuntut untuk peningkatan akuntabilitas manajemen property berguna persaingan usaha dan untuk meningkatkan pendapatan u saha property.

KEPUSTAKAAN Abdurrachman A,1991 Ensiklopedia ekonomi, keuangan dan perdagangan. Edisi enam, Pradnya Paramita Jakarta. Agus Prawoto, 2003 Teori dan praktek penilaian properti Edisi pertama, BPFE-Yogyakarta. Bambangsupriyono; 2001 Responsivitas dan Akuntabilitas sector public. http://publik.brawijaya.ac.id/simple/us/jurnal/pdffile/4Responsivitas%20&%20Akun tabilitas%20Sektor%20Publik-Bambang%20Supri%85.pdf Dwiyanto, Agus; 1995; Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik Makalah disampaikan dalam Seminar Kinerja Organisasi Pelayanan Publik; FISIPOL-UGM; Yogyakarta. David Steele, CAPS 2006; PROPERTY MANAGEMENT Wharton School, University of Pennsylvania. Endy Marliana, 2008 Panduan Perancangan Bangunan Komersial Penerbit ANDI Jogjakarta Fillmore W Galaty,Robert C. Kyle, Wellington J Allaway, 2006; Modern Real Estate Practice Seventeenth Edition, Dearborn Realestate Education Kompas, 2009 Sektor properti masih menggeliat di tahun politik Mike E Miles, Gayle L Berens, Mark J Eppli, Marc A Weiss, 2007; Real Estate Development principle and process Forth Edition, Urban Land Institut Robert C. Kyle, 2004;

PROPERTY MANAGEMENT Sixth Edition, Real Estate Education Company Pusat Study Property Indonesia Data-data publikasi tahun 2005.

Sjafei Amri, 2006; Teknologi Audit Forensik Repair dan Retrofit untuk rumah dan bangunan gedung Yayasan john hi-tech idetama, Jakarta Techno-Konstruksi Majalah 2009 Edisi 13-tahun II-Mei 2009.