UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20368941-MK-Amry Panindra.pdf · 5 PERANG...

21
1 UNIVERSITAS INDONESIA PERANG CINA JEPANG 1894 1895 MAKALAH NON SEMINAR Oleh: Amry Panindra 0906535271 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK JANUARI 2014 Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIAlib.ui.ac.id/file?file=digital/20368941-MK-Amry Panindra.pdf · 5 PERANG...

  • 1

    UNIVERSITAS INDONESIA

    PERANG CINA – JEPANG 1894 – 1895

    MAKALAH NON SEMINAR

    Oleh:

    Amry Panindra

    0906535271

    FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

    PROGRAM STUDI JEPANG

    DEPOK

    JANUARI 2014

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 2

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 3

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 4

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 5

    PERANG CINA-JEPANG 1894 - 1895

    Amry Panindra, M. Mossadeq Bahri

    Program studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia.

    E-mail: [email protected]

    Abstrak

    Jepang mengalami perkembangan yang pesat setelah ditetapkannya Restorasi Meiji. Jepang

    meniru kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh Negara Barat untuk di terapkan di dalam

    negerinya sendiri. Indusrialisasi ala Negara Barat ini menyebabkan Jepang membutuhkan

    lebih banyak sumber daya alam dan sumber daya manusia sebagai penunjang, karena Jepang

    kekurangan akan kedua hal tersebut. Selain itu, Jepang mebutuhkan pangsa pasar baru selain

    di dalam negerinya sendiri untuk barang-barang hasil produksinya. daerah – daerah tetangga

    didekat Jepang seperti seperti Korea, Manchuria dan Cina dianggap merupakan daerah yang

    paling tepat untuk hal tersebut. Ketika Jepang mulai menjejakkan kakinya di Semenanjung

    Korea, Cina mulai mewaspadai maksud dan tujuan Jepang ke sana, karena saat itu Cina

    memiliki pengaruh di Semenanjung Korea. Pergesekan antara Jepang dan Cina inilah yang

    menyebabkan terjadinya Perang Cina – Jepang Pertama. Tujuan dari penelitian ini adalah

    menjelaskan proses terjadinya Perang Cina – Jepang Pertama dan akibat yang diterima oleh

    Jepang, Cina dan Korea pasca berakhirnya perang tersebut. Penulis menggunakan metode

    studi kepustakaan dan mengolah data dengan teknik deskriptif analisis serta pendekatan

    historis. .

    Kata kunci:Perang Cina-Jepang Pertama, Korea, Jepang, Cina

    Abstract

    Japan had great developement after establishment of Meiji Restoration. Japan quickly learned

    and modified Western knowledge and technology for many purposes in their own country.

    Industrialization made Japan needs more natural resources and human resources to support

    Japan’s Development, because Japan was shortage of natural resources and human

    resources.Then, Japan needs new market beside of their internal market for their

    products.Japan’s intention to overtake neighborhood country, Korea, was noticed by China

    who had influence and own intention in Korea Peninsula. Conflicts between China and Japan

    in Korean Peninsula brought them into First Sino – Japanese War. This research attempts to

    explain causes and process of First Sino – Japanese War and side effect for Japan, China, and

    Korea in the edge of First Sino – Japanese War. Writer use literature study method and

    process datas with analytic descriptive technique with historical approachment.

    Keywords:First Sino – Japanese War, Korea, Japan, China

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

    mailto:[email protected]

  • 6

    Pendahuluan

    Keluarga Tokugawa mengendalikan Jepang selama 264 tahun, dari tahun 1603 sampai

    1867, melalui politik menutup negeri dari orang-orang maupun pengaruh luar(sakoku)

    (Whitaker, 16). Ketika aturan ini di jalankan, semua akses keluar dan akses masuk Jepang

    ditutup. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kontak antarara Jepang dengan

    dunia luar.Semua orang asing dikeluarkan secara paksa dan dilarang masuk ke dalam Jepang,

    serta orang Jepang dilarang keluar dari Jepang. Jepang juga melakukan pembatasan dalam hal

    perdagangan. Pedagang yang diperbolehkan untuk melakukan transaksi hanyalah pedagang

    Belanda danpedagang Cina di pulau Deshima1 di Nagasaki.Keadaan seperti ini membuat

    mayoritas orang Jepang tertutup dan tidak tahu akan perkembangan yang terjadi di luar

    negerinya.

    Jepang mulai menyadari bahwa perkembangan didunia luar telah berkembang jauh

    lebih pesat ketika angkatan laut Amerika Serikat yang dipimpin oleh Laksamana Perry2 pada

    tahun 1854 memaksa untuk diperbolehkan merapat ke daratan Jepang. Ini merupakan salah

    satu bentuk intervensi yang dilakukan ke Jepang karena permintaan negara-negara luar seperti

    Inggris, Amerika, Rusia, dan Perancis agar Jepang membuka pintu perdagangan dengan

    mereka tidak dipenuhi Jepang pada tahun sebelumnya 1853. Kekalahan mereka melawan

    kekuatan orang barat ini mengakibatkan rezim Tokugawa dipaksa untuk menandatangani

    perjanjian perdangan dengan Amerika lalu mulai diikuti oleh negara-negara Eropa yang lain.

    Restorasi adalah pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula (Sugono,

    1204).Pada kasus Restorasi Meiji di Jepang, yang dipulihkan kembali adalah kekuasaan

    kaisar dari kekuasaan Shogun Tokugawa. Restorasi Meiji menyerukan Fukoku Kyouheiyang

    bermakna “negara kaya, militer kuat” (Sophiaan, 23) dan Bunmei Kaika (Pencerahan

    Peradaban) sebagai tujuan negara. Jepang mulai mengadopsi ilmu-ilmu pengetahuan yang

    digunakan barat, mulai dari dihapuskannya sistem stratifikasi masyarakat era Tokugawa3,

    penguatan angkatan bersenjata dengan peralatan-peralatan tempur dari barat seperti meriam

    api dan pistol, mendirikan pabrik-pabrik produksi dan mondernisasi produksi teh serta kain

    sutera. Jepang pun juga mengadopsi sistem pendidikan berupa sekolah model barat ketika

    Restorasi Meiji dijalankan (Whitaker, 27).

    1Pulau seluas 9000 m2 yang berada di dekat pelabuhan Nagasaki.

    2 Laksamana Angkatan Laut AS pemimpin ekspedisi AS ke Jepang pada tahun 1853

    3 Pada saat itu masyarakat Jepang terbagi atas 4 kelas yang disebut dengan Shinoukoushou (士農工商). Pertama

    adalah shi(士) , yaitu kaum samurai, kedua adalah nou(農), yaitu kaum petani, yang ketiga adalah kou

    (工), yaitu kaum pengrajin, dan yang keempat adalah shou(商), yaitu kaum pedagang.

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 7

    Jepang paham bahwa dengan mengikuti apa yang dilakukan barat, maka mereka akan

    sejajar dengan barat. Karena itu, selain mempelajari hal-hal yang telah diketahui oleh barat,

    Jepang juga mengikuti langkah-langkah yang barat lakukan, termasuk ekspansi wilayah ke

    daerah lain. Dengan memiliki daerah kekuasaan di luar Jepang maka daerah tersebut bisa

    mereka jadikan sebagai pemasok sumber daya alam dan sumber daya manusia sekaligus

    target pasar baru yang pada akhirnya membawa keuntungan bagi Jepang.

    Niat Jepang yang ingin menduduki semenanjung Korea tentu saja dianggap Cina

    sebagai halangan, karena dikhawatirkan kedudukan Cina di semenanjung Korea bisa

    terganggu.Jepang juga menganggap Cina harus diusir dari Semenanjung Korea untuk

    melancarkan misinya di sana.Pertikaian Jepang dan Cina untuk memperebutkan Semenanjung

    Korea pun tak dapat dihindarkan.

    Penulis tertarik lebih lanjut untuk meneliti mengenai latar belakang dan proses

    terjadinya Perang Cina-Jepang Pertama dan dampak yang diterima Cina, Jepang, dan Korea

    pasca Perang Cina-Jepang Pertama.

    Penulis menggunakan metode Studi Kepustakaan dalam penelitian ini. Studi

    Kepustakaan yang dimaksud adalah penulis banyak membaca buku yang berkaitan dengan

    apa yang dibahas, termasuk dengan mengutip dari sumber-sumber berbeda dari sumber yang

    dibaca penulis, namun tetap memiliki keterkaitan dengan bahasan penulis.Penulis

    menggunakan teknik deskriptif analisis serta pendekatan historis untuk mengolah data yang

    terkumpul menjadi isi dari pembahasan.

    Pembahasan

    Perjanjian Ganghwa4 pada tahun 1875 memberikan keuntungan yang besar bagi

    Jepang. Jepang diperbolehkan melakukan perdangan dengan bebas tanpa adanya pengecualian

    dan intervensi dari kerajaan Joseon (Korea). Pelabuhan di Busan menjadi terbuka untuk

    Jepang dan Korea diharuskan untuk mencarikan 2 tempat lagi di sekitaran Provinsi

    Gyeongsang, Propinsi Gyeonggi, Propinsi Chungcheong, atau Propinsi Hamgyeong, untuk

    kapal perdagangan Jepang (Han, 374). Hal ini membuat Cina khawatir akan terjadinya

    intervensi Jepang di Korea. Menteri Luar Negeri Cina, Li Hongzhang, menemui perwakilan

    4Perjanjian yang dilakukan antara Jepang dan Joseon (Korea) di Pulau Ganghwa(江華島/강화도) di Korea pada

    tahun 1876. Perjanjian merupakan hasil dari kekalahan Korea pada Insiden Kouto (江華事件;Kouto Jiken), atau

    yang dikenal dengan nama Insiden Unyoho (운요효사건;Unyoho Sagon). Unyoho adalah salah satu nama kapal

    laut bersenjata yang digunakan Jepang saat insiden ini terjadi.

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 8

    korea di Tianjin pada tahun 1882. Ia datang untuk merundingkan perjanjian antara antara

    Amerika Serikat dengan Korea, yang sebelumnya gagal dilakukan oleh Komodor Robert W.

    Shufeldt5 pada tahun 1880. Perjanjian ini berisi kesepakatan kedua negara untuk mengadakan

    pertukaran diplomat, serta mengizinkan Amerika Serikat untuk menaruh konsulat-konsulatnya

    di pelabuhan-pelabuhan Korea. Hal ini dilakukan Cina untuk menekan dan menyeimbangkan

    kekuatan Jepang di Korea (Shu, 409). Perjanjian ini juga menjadi pemicu bagi negara-negara

    lain untuk melakukan perjanjian dengan Korea. Cina mengajak wakil-wakil Inggris, Itali,

    Jerman, Perancis, dan Rusia untuk melakukan perjanjian dengan Korea. Perjanjian dengan

    negara-negara barat membawa Korea menjadi negara yang terbuka bagi negara luar.

    Setelah memprakarsai perjanjian Korea dengan negara-negara barat, Cina

    mengirimkan pasukannya, sebanyak 6 batalion, ke Korea untuk membantu menjaga

    keamanan pasca pemberontakan Jingo6 serta menekan campur tangan Jepang yang semakin

    leluasa akibat perjanjian Jemulpo7.Akan tetapi separuh dari pasukan ini ditarik kembali ke

    Cina akibat berkobarnya perang Cina-Perancis pada tahun 1884.

    Berkurangnya pasukan Cina ini dibaca oleh Jepang sebagai waktu yang tepat untuk

    melancarkan kudeta, karena pada saat itu kelompok yang pro terhadap Cina menguasai

    pemerintahan. Salah satu pemimpin kudeta itu adalah Kim Okyun, seorang pejabat Korea

    yang memiliki pemikiran bahwa modernisasi Korea bisa terlaksana dengan bantuan dari

    Jepang, berdasarkan pengalamannya mengunjungi Tokyo pada tahun 1880an. Pada tanggal 4

    Desember 1884 sedang diadakan pesta makan malam untuk merayakan pembukan kantor pos

    baru di Seoul. Semua pejabat diundang untuk menghadiri pesta tersebut. Disaat yang

    bersamaan, Kim Okyun, pasukannya, dan warga kota yang telah terhasut oleh Kim Okyun

    menyerbu istana dan membunuh pejabat-pejabat Korea yang pro terhadap Cina. Kudeta ini

    pun dibantu oleh tentara Jepang, namun tidak berhasil dikarenakan ketidakseimbangan

    5 Komodor Kapal Laut Ticonderoga milik Amerika Serikat yang ditugaskan untuk membuka pelabuhan Korea

    bagi konsulat dan pedagang-pedagang Amerika Serikat 6Pemberontakan Jingo (Jepang : 壬午事変/Jingo Jihen, Korea : 임오군란,Imo Gullan). Ayah dari Raja Gojong,

    Daewongun, yang pro terhadap Cina, mendalangi pemberontakan ini. Ia menghasut tentara biasa untuk

    menghancurkan pasukan khusus yang disiapkan Ratu Min dan dilatih oleh angkatan bersenjata Jepang. Perwira-

    perwira Jepang yang menjadi pelatih pasukan khusus tersebut dibunuh oleh tentara-tentara yang marah. Raja

    Kojong pun kabur dari istana dan kekuasaan dipegang kembali oleh Daewongun. Cina mengirim Ding Ruchang,

    mantan gubernur Profinsi Fujian, untuk menyelidiki siapa dalang dibalik pemberontakan tersebut dan berhasil

    menemukan dalangnya, Daewongun. Daewongun pun dikirim ke Cina sebagai tahanan dan kekuasaan

    dikembalikan kembali ke tangan Raja Gojong Pemberontakan ini dinamai Jingo/Imo karena tahun 1882

    merupakan tahun kuda air dalam siklus seksadesimal Cina. 7Perjanjian Jemulpo merupakan perjanjian antara Jepang dan Korea akibat dari pemberontakan Jingo. Menurut

    perjanjian ini, Korea harus mengizinkan Jepang untuk menaruh tentara-tentaranya di Korea. Selain itu Korea

    diwajibkan membayar kerugian yang diderita Jepang sebesar US$ 500.000 (Shu, 410)

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 9

    Jumlah pasukan. Para pemberontak ditangkap, sedangkan Kim Okyun melarikan diri ke

    Jepang.

    Pada tahun berikutnya Jepang mengirimkan Ito Hirobumi sebagai utusan untuk

    melakukan perundingan dengan Li Hongzhang di Tianjin. Perundingan ini menghasilkan

    kesepakatan sebagai berikut :

    1. Dalam jangka waktu kurang dari 4 bulan, kedua negara harus segera mungkin

    menarik pasukan mereka dari Korea.

    2. Kedua negara dilarang untuk melatih pasukan Korea, namun diwajibkan untuk

    menyuruh Korea untuk menggunakan instruktur dari negara lain.

    3. Apabila diperlukan, sebelum mengirimkan tentara ke Korea, kedua belah pihak

    diwajibkan saling memberitahu, dan apabila urusan tersebut telah selesai, maka

    tentara tersebut harus ditarik sesegera mungkin.

    Perjanjian ini membuat Cina semakin berada diposisi yang sulit dalam hal menjaga

    pengaruhnya di Korea. Hubungan Cina dengan Jepang pun semakin tidak membaik daripada

    sebelumnya.

    Pada tahun 1893 terjadi Pemberontakan Tonghak yang bermula dari kekecewaan

    kaum petani dan nelayan Korea terhadap pemerintah Korea. Masuknya kekuatan asing

    membuat nelayan Korea kesusahan, karena banyak nelayan dari Jepang dengan peralatan

    yang lebih bagus ikut mengambil ikan dari perairan Korea. Petani mengalami kesulitan untuk

    menjual hasil pertanian karena biaya kirim yang mahal. Kota Seoul diliputi desas-desus

    bahwa akan ada serangan puluhan ribu orang terhadap kota itu, terutama warga asing sebagai

    sasarannya. Bantuan tentara asing pun dikerahkan untuk melindungi kota Seoul dari serangan

    kaum petani dan nelayan tersebut.

    Pemberontakan ternyata belum mencapai kota Seoul. Mereka baru mulai mengerahkan

    anggota-anggota Tonghak yang tersebar di berbagai kota untuk melakukan perlawanan.

    Kelompok ini bergerak dari Kota Jeonju menuju kearah utara menuju Kota Seoul.

    Pemerintah Jeonju kewalahan menghadapi pasukan tersebut dan meminta bantuan kepada

    Pemerintah Pusat. Kota Anseong juga meminta bantuan untuk mengatasi pemberontak yang

    telah mencapai kota tersebut. Serangan pemberontak semakin tidak terkontrol dengan jumlah

    pasukan yang semakin membesar. Pihak pemberontak menganggap bahwa mereka masih

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 10

    membutuhkan kekuatan yang lebih untuk melawan tentara pemerintah. Mereka bergerak ke

    arah selatan hingga pelabuhan Mokpo8.

    Pemerintah Korea yang kewalahan akhirnya meminta bantuan kepada bantuan kepada

    Pemeritah Cina yang ditangapi dengan sigap dengan mengirimkan kapalnya ke Teluk Asan9.

    Akan tetapi pengiriman pasukan ke Korea ini dilakukan tanpa memberitahu terlebih dahulu

    kepada Jepang, sehingga Jepang menganggap ini sebagai pelanggaran perjanjian Tianjin

    (Vinacke, 135). Jepang juga ikut mempersiapkan pasukannya untuk dikirim ke Korea, dengan

    dalih untuk membantu pemerintahan Korea melawan pemberontak. Namun, Jepang tidak

    mengirim pasukannya dalam jumlah yang besar sekaligus, karena kecurigaan negara barat

    akan datangnya pasukan tentara Jepang. Jepang mendesak Cina agar mengakui kemerdekaan

    Korea, sementara itu mereka juga menyerang istana Gyeongbok10

    , menangkap pejabat

    maupun keluarga kerajaan yang pro terhadap Cina.

    Mendengar penyerangan istana Gyeongbok, Li Hongzhang segera mengambil inisiatif

    untuk melakukan perdamaian dengan Jepang akan tetapi gagal. Tiga buah kapal milik Cina,

    Jiyuan, Kowshing, dan Tsaokiang, dikirim ke Seoul membawa pasukan. Mengetahui

    kedatangan pasukan tersebut, Jepang mengirim kapal Naniwa, Akitsushima, dan Yoshino ke

    Teluk Asan dan melakukan penyerangan. Kapal Uap Kowshing milik Cina tenggelam, beserta

    1000 tentara yang ada di dalamnya. Peristiwa ini dikenal dengan nama Serangan Pungdo

    (Jepang : 豊島沖海戦/Hotouoki Kaisen). Akibat serangan mendadak dari pihak Jepang

    tersebut, membuat pemerintah Cina mengeluarkan pernyataan perang terhadap Jepang pada

    Juli tahun 1894.

    Setelah pernyataan perang tersebut, dimulailah perang antara Jepang dengan Cina.

    Perseteruan yang terjadi pada Perang Cina – Jepang Pertama adalah sebagai berikut:

    1. Perseteruan Seonghwan(29 Juli 1894)

    Segera setelah penyerangan kapal milik Cina di Teluk Asan, pertempuran

    dengan tentara Jepang masih berlanjut karena Teluk Asan merupakan tempat kubu

    tentara Cina berkumpul.Tentara-tentara Cina ini bermaksud untuk bergabung dengan

    8Kota pelabuhan Korea yang teletak paling selatan di Semenanjung Korea. Saat ini kota tersebut merupakan

    wilayah Propinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan. 9Teluk yang berada di barat Kota Seoul. Sekarang merupakan wilayah dari Propinsi Gyeonggi, Korea Selatan

    10Istana milik kerajaan Korea yang terletak di Seoul bagian Utara.

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 11

    dengan pasukan lainnya yang diketahui berada di sekitar Yalu11

    , namun tentara Jepang

    berhasil menghancurkan pasukan tersebut lebih dahulu sebelum mereka bergerak

    menuju Yalu. Cina sengaja untuk tidak melakukan pembalasan di Teluk Asan,

    memilih untuk menunggu pasukan Jepang bergerak menuju Seonghwan dan

    menyerang tentara Jepang di sana. Cina memiliki pasukan dan pertahanan yang kuat di

    Seonghwan. Jalan menuju Seonghwan merupakan jalan tanah dengan ladang-ladang

    padi berada di tepinya.Ini akan membuat tentara Jepang mengalami kesulitan, karena

    ladang-ladang padi ini membuat mereka mudah terlihat apabila mendekat. Selain

    itupasukan Cina membuat parit – parit pertahanan, menghancurkan jembatan –

    jembatan, membendung sungai, untuk memperkecil kemungkinan tentara Jepang

    masuk ke Seonghwan melalui jalur lain.

    Gambar 1. Pasukan Jepang yang sedang bergerak menuju Seonghwan.

    Kondisi seperti ini memaksa tentara Jepang untuk melakukan penyerangan

    pada malam hari. Pasukan Jepang terbagi dua : pasukan pertama yang terdiri dari

    empat kompi pasukan infantri dan satu kompi pasukan bersenjata api bertugas untuk

    mengalihkan perhatian dan memecah kekuatan pasukan Cina di sisi kanan dibawah

    pimpinan Letnan Kolonel Takeda; pasukan kedua dibawah pimpinan Jendral Oshima

    dengan pasukan yang terdiri dari sembilan kompi pasukan infantri, satu batalion

    pasukan artileri, dan satu kompi pasukan berkuda, ditugaskan untuk memutar kearah

    belakang untuk menyerang pasukan Cina di sisi Kiri. Pasukan pertama berhasil

    memecah kekuatan pasukan Cina di sisi kiri dengan menarik mereka untuk bertempur

    di daerah kolam dan persawahan. Pasukan kedua berhasil masuk ke Seonghwan,

    menembakkan meriam-meriamnya ke arah parit-parit pertahanan dan benteng milik

    11

    Daerah sungai yang membataasi daratan Cina dengan Semenanjung Korea. Kini merupakan batas resmi antara Republik Rakyat Cina dengan Korea Utara.

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 12

    Cina hingga membuat kerusakan parah. Akhirnya pertempuran ini dimenangkan oleh

    Pihak Jepang. Sebagian dari tentara Cina berhasil lolos dan bergabung dengan

    pasukan lainnya di Yalu.

    2. Pertarungan Pyongyang (15 September 1894)

    Cina memiliki rencana untuk menyerang Jepang dari dua sisi, yaitu serangan

    laut melalui Teluk Asan dan serangan darat melalui yalu, kemudian memukul mundur

    pasukan Jepang yang mencoba bergerak ke arah utara. Namun, serangan tentara

    Jepang di Teluk Asan menggagalkan rencana tersebut. Cina kini mengandalkan

    serangan darat langsung dari arah utara melawan pasukan Jepang.Setelah

    kemenangannya di Seonghwan, Jepang menggerakan pasukannya dari Kota Seoul ke

    arah utara menuju Kota Pyongyang.Untuk kali ini, Jepang berencana menggerakan

    pasukannya langsung menuju pusat kota. Sebelumnya pada tanggal 23 Juli, Jepang

    mengirimkan sejumlah mata-mata yang dipimpin oleh letnan Machida, untuk

    mengawasi gerak-gerik pasukan Cina di Pyongyang, tetapi hal ini diketahui oleh pihak

    Cina sehingga pergerakan ini berhasil dideteksi dan dikalahkan oleh Cina. Selain

    pasukan yang bergerak di darat, Jepang mengirimkan konvoi kapal perang miliknya

    yang membawa sekitar 6000 tentara. Konvoi ini berhasil mencapai teluk di dekat

    Pyongyang pada tanggal 18 Agustus. Pasukan-pasukan yang ikut pada konvoi ini

    turun, melanjutkan perjalanan menuju kota Pyongyang melalui Jalan darat. Namun,

    serangan mendadak pasukan Cina berhasil mengacaukan pasukan ini memaksa mereka

    untuk bergabung kembali dengan pasukan konvoi kapal perang di pantai.Merasa tak

    sepadan, pasukan Cina pun kembali mundur ke arah Kota Pyongyang. Selain itu, Cina

    juga berhasil menyerbu pertahanan pasukan Jepang di Wonsan dan membuat pasukan

    ini pergi dari Wonsan. Tetapi di kemudian hari pasukan yang tersisa ini justru

    bergerak menuju Pyongyang.Di lain tempat, Jepang dan Korea mengadakan perjanjian

    di Kota Seoul. Inti dari perjanjian ini adalah Jepang membantu Korea melawan Cina

    dalam rangka memperoleh kemerdekaan Korea.Pasukan Jepang terus maju perlahan

    diikuti oleh pasukan yang datang dari arah Wonsan, mengepung Kota Pyongyang

    yang dikuasai tentara Cina. Ruang gerak pasukan Cina semakin menyempit.Pasukan

    Jepang dibagi menjadi empat kelompok, tiga kelompok yang begerak dari Kota Seoul

    Jepang melakukan serangan secara frontal, satu kelompok lagi yang berasal dari

    Wonsan dipersiapkan sebagai serangan mendadak untuk menyerbu Gerbang Daedong

    (Daedongmun), salah satu pintu masuk Kota Pyongyang.

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 13

    Gambar 2. Pasukan Jepang menerobos masuk melalui Gerbang Daedong

    Kota Pyongyang merupakan kota yang memiliki pertahanan alamiah karena

    terdapat Sungai Daedong dan Bukit yang mengelilinginya, sehingga seharusnya ini

    membuat tentara Jepang kesusahan untuk menerobosnya sekaligus menguntungkan

    pasukan Cina. Akan tetapi tentara Jepang berhasil menduduki Kota Pyongyang.

    Mereka merebut semua perbekalan, makanan, senjata, dan amunisi yang milik tentara

    Cina di kota itu. ribuan tentara Cina juga berhasil ditangkap dan dijadikan tahanan

    perang. Pasukan Cina semakin terpukul dan bergerak mundur menuju ke arah Uiju,

    daerah di pinggir Sungai Yalu yang masih merupakan wilayah korea. Pasukan Jepang

    dengan leluasa terus bergerak kearah Sungai Yalu sambil dan mempersiapkan diri

    untuk bertarung dan menyebrang ke wilayah Cina.

    3. Pertempuran Sungai Yalu (17 September 1894)

    Pertempuran ini terjadi di mulut Sungai Yalu yang mengarah ke Laut Kuning.

    Pertempuran ini sebenarnya merupakan pertempuran yang mendadak dan tidak

    direncanakan. Pada sore hari tanggal 16 September, konvoi kapal milik Jepang yang

    telah mengantarkan pasukan untuk pertempuran di Kota Pyongyang pada dua hari

    sebelumnya, bergerak untuk mengintai Pulau Haiyang yang berada di mulut Sungai

    Yalu. Keesokan harinya,Cina bermaksud merebut kembali Kota Pyongyang dengan

    mengirimkan pasukannya melalui jalur laut. Akan tetapi, konvoi kapal milik Cina

    yang diperintahkan untuk menurunkan pasukan di 120 mil sebelumnya agar pasukan

    dapat bersiap-siap, justru meneruskan perjalanan perjalanan hingga ke mulut Sungai

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 14

    Yalu. Di siang hari, secara tidak sengaja Jepang bertemu dengan konvoi kapal milik

    Cina tersebut. Jepang mengibarkan bendera Amerika serikat untuk mengelabui kapal

    Cina agar bisa mendekat, sementara pasukan yang berada di dalam disiagakan untuk

    melakukan serangan mendadak. Pasukan skuadron udara milik Jepang juga

    diperintahkan untuk segera mendekat ke kapal – kapal Cina sambil menunggu

    perintah selanjutnya. Beberapa menit kemudian, bendera Amerika Serikat diganti

    dengan bendera Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, sebagai tanda untuk memulai

    penyerangan. Pertempuran antara Kapal - kapal Jepang : Matsushima, Saikyo Maru,

    Akagi, Chiyoda, Itsukushima, Hasidate, Fusou, Hiei, Yoshino, Takachiho,

    Akitsushima dan Naniwa, dan Kapal - kapal milik Cina : Jiyuan, Guangjia, Zhiyuan,

    Tingyuan, Laiyuan, Jingyuan, Gwangping, Chaoyong, Yangwei, Pingyuan, pun tak

    terelakkan.

    Gambar 3. Mokuhangaa木版画 (Lukisan diatas kayu) mengenai Pertempuran

    Sungai Yalu

    Pertarungan ini berlangsung singkat, hanya sekitar 5 jam. Jepang berhasil

    menenggelamkan 5 kapal Cina dan merusak sisanya, sedangkan Cina berhasil merusak

    Mastsushima, Hiei, Akagi, dan Saikyo Maru. Kapal Cina yang tersisa berlayar menuju

    Port Arthur dan Kota Weihai di Propinsi Shandong. Kapal Jepang pun memutar,

    menjauh dari perairan karena kehabisan perbekalan dan menghindari resiko terkena

    serangan torpedo jarak jauh mendadak dari Cina di malam hari.

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 15

    4. Invasi Ke Daratan Cina

    Setelah berhasil menang pada pertempuran di Sungai Yalu, akses Jepang untuk

    menginvasi daratan Cina pun semakin terbuka. Jalur-jalur yang sebelumnya di buat

    Cina untuk mobilisasi pasukan dan persenjataan pasukan mereka, justru

    mempermudah Jepang untuk bergerak masuk ke daratan Cina. Pasukan Jepang

    bermaksud untuk menyebrang dari Uiju, sisi Korea bagian Sungai Yalu, menuju Kota

    Jiuliancheng di sisi Cina bagian Sungai Yalu pada tanggal 24 Oktober. Di kota

    tersebut sudah ada pasukan Cina yang telah bersiap untuk melawan Jepang agar

    mereka tidak bisa masuk menuju Cina. Pada malam hari, Jepang diam-diam berhasil

    membuat jembatan darurat dari rakit dan tongkang yang dirangkai menjadi satu.

    Gambar 4. Pasukan Jepang menyebrangi Sungai Yalu

    Pasukan Jepang berhasil menyebrangi Sungai Yalu dan langsung menyerang kubu

    pertahanan milik Cina. Pasukan Cina yang kaget karena kemunculan pasukan Jepang

    secara mendadak tidak sempat melakukan persiapan dengan matang.Akhirnya pasukan

    Jepang berhasil melawan dan menduduki kota Jiuliancheng. Pada hari berikutnya,

    pasukan Jepang bergerak menuju kota Andong (Sekarang Dandong) yang dipimpin

    oleh Jendral Katsura, dan sebagian lagi masuk melalui tepi Sungai Ai. Pasukan

    Jepang melakukan serangan di malam hari denganmengarahkan senjatanya ke dalam

    kota, akan tetapi pasukan Cina tidak dapat berbuat banyak karena pasukan yang

    berada di kota tersebut merupakan pasukan-pasukan yang tersisa dari kota-kota

    sebelumnya. Akhirnya kota Andong jatuh ketangan Jepang pada tanggal 26 Oktober.

    Di kemudian hari, kota Andong menjadi Kantor Pusat Sipil bagi daerah Manchuria

    yang dikuasai oleh Jepang. Setelah itu, kota – kota yang berada di wilayah

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 16

    Manchuria, jatuh ke tangan Jepang satu-persatu. Kota Mukden (Sekarang Shenyang)

    yang menjadi sasaran selanjutnya karena kota ini merupakan akses menuju Ibukota

    Beijing. Di lain tempat, Pasukan Jepang bergerak menuju Port Arthur untuk

    menguasai semenanjung Liaodong. Setelah menguasai semenanjung Liaodong,

    sebagaian pasukan Jepang menyebrang ke arah Kota Weihai, Propinsi Shandong.

    Sebagian pasukan lagi begerak kembali kearah utara menuju Manchuria. Kota

    Haicheng di Propinsi Liaodong yang dilalui pasukan Jepangpun berhasil diduduki.

    Jepang semakin mengukuhkan eksistensinya di Manchuria. Melihat wilayah dan kota-

    kota di Manchuria Jatuh ketangan Jepang, Cina mencoba memukul mundur pasukan

    Jepang dengan melakukan percobaan perebutan kota Haicheng, namun usaha itu

    gagal. Selain melakukan ekspansi ke arah Manchuria, Jepang juga mulai

    menancapkan kekuasaanya ke arah Pulau Formosa (Taiwan).

    Jatuhnya kota Haicheng memberikan efek kejut bagi Cina. Ini menandakan bahwa Jepang

    sudah mendekat dengan ibukota Beijing. Jepang juga menurunkan ribuan tentaranya di

    Hangzhou, Propinsi Jiangsu, yang berada di utara Kota Shanghai. Cina pun semakin merasa

    tertekan dengan adanya pasukan Jepang yang telah menyebar dan menunggu perintah dari

    Kantor Pusat Angkatan Darat Kekaisaran Jepang (大日本敵国陸軍/Dai-Nippon Teikoku

    Rikugun).

    Pada akhirnya Cina menyerah terhadap Jepang melalui Perjanjian Shimonoseki pada

    tanggal 17 April 1895 (Clide, 182). Perjanjian tersebut berisi hal-hal sebagai berikut :

    1. Cina mengakui kemerdekaan Korea dan pengiriman upeti ke Cina dihentikan.

    2. Penyerahan Formosa dan bagian timur Semenanjung Liaodong

    3. Cina harus membayar ganti rugi kepada Jepang sebesar 200 juta tahil (300 juta yen)

    kepada Jepang

    4. Jepang diperbolehkan melakukan perdagangan di Propinsi Heibei (Kota Shashi),

    Propinsi Shichuan (Kota Chongqing), Propinsi Jiangsu (Kota Suzhou), dan Propinsi

    Zhejiang (Kota Hangzhou).

    Bersamaan dengan ditandanganinya perjanjian ini, maka secara resmi Perang Cina – Jepang

    Pertama, yang dimenangkan oleh pihak Jepang berakhir.

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 17

    Kesimpulan

    Perang Cina - Jepang pertama terjadi pada 1894 hingga 1895. Perang ini dipicu oleh

    perebutan hak menguasai Semenanjung Korea antara Cina dan Jepang, karena dinilai

    menguntungkan. Jepang memerlukan sumber daya alam, sumber daya manusia sekaligus

    pangsa pasar baru untuk menopang mereka, Sementara Cina sudah sejak lama memegang

    kekuasaan di semenanjung Korea dan mendapatkan pemasukan. Korea merupakan kerajaan

    yang berdiri sendiri, tetapi diharuskan membayarkan upeti sebagai jaminan bahwa Korea

    tidak akan diutak-atik oleh Cina. Perang ini dimenangkan oleh Jepang dan diakhiri dengan

    ditandatanganinya Perjanjian Shimonoseki. Perang ini mengakibatkan pihak – pihak yang

    terlibat mendapatkan keuntungan atau kerugian sebagai berikut :

    1. Cina

    - Cina diharuskan menangung kerugian finansial ganda akibat perang, karena selain

    mengalami kerugian dari negeri sendiri, Cina juga diharuskan membayarkan

    kerugian yang diderita oleh negara Jepang.

    - Cina juga kehilangan wilayah Manchuria saat terjadinya perang, ditambah harus

    menyerahkan Taiwan dan Semenanjung Liadong sesuai dengan Perjanjian

    Shimonoseki.

    - Cina kehilangan pemasukan berupa upeti dari Korea

    - Cina tidak memiliki wewenang atas perdagangan yang di lakukan Jepang di

    wilayahnya sendiri.

    2. Jepang

    - Sebagai pemenang perang, Jepang muncul sebagai kekuatan besar yang baru,

    karena telah mengalahkan Cina.

    - Teritori Jepang bertambah luas karena jatuhnya Manchuria, Semenanjung

    Liaodong, dan Taiwan ke tangan mereka.

    - Jepang tidak mengalami kerugian yang diakibatkan perang, karena semua

    ditanggung oleh Cina.

    - Jepang berhasil menancapkan pengaruhnya di Semenanjung Korea.

    - Jepang bebas melakukan perdagangan di beberapa wilayah pelabuhan di Cina.

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 18

    3. Korea

    - Korea menjadi negeri yang merdeka dan dibebaskan dari kewajiban membayar

    upeti kepada Cina

    Daftar Referensi

    Barnhart, Mihcael A. (1987). Japan Prepares For Total War : The Search for Economic

    Security. London: Cornell University Press

    Clide, Paul H. A History of The Far East of The Western Impact and The Eastern Response

    (1830 – 1965). New Jersey: Prentince-Hall, Inc.

    Connaughton, Richard. (1991). The War of The Rising Sun and Tumbling Bear. London: TJ

    Press (Padstow) Ltd.

    Cumings, Bruce. (1997). Korea’s Place in The Sun : A Modern History. New York: W.W

    Norton & Company Inc.

    Godertier, Joseph M. (1968). A Dictionary of japanese History. Tokyo: Research Fellow,

    Oriens Institue for Religious Research.

    Hendratno, Raphael H. (1986). Perang Cina – Jepang Tahun 1894 – 1895 (Latar Belakang

    Hubungan Cina, Jepang, dan Korea). Skripsi, Program Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta.

    Jansen, Marius B. (1975). Japan and China from war to peace, 1894-1972. Chicago: Rand

    Mc.Nally College Publishing..

    Kajima, Morinosuke.(1968). The Emergence of Japan : As World Power 1895-1925. Tokyo:

    Charles E. Turtle Company, Inc.

    Saragih, Djaharry D. (1986). Perang Cina Jepang (1894-1895). Skripsi, Program Sarjana

    Universitas Indonesia, Jakarta.

    Shu, Immanuel C.Y. (1975). The Rise and Modern China. Hongkong: Oxford University

    Press.

    Sugono, Dendy. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

    Sophiaan, Fajari Iriani dkk. (2006). Dinamika Hubungan Sipil Militer Dalam Sistem Politik

    Jepang. Depok: Pusat Studi Jepang.

    Whitaker, Donald P. (1983).Japan : A country Study. Washington D.C: The American

    University.

    Vinacke, M. Harold. (1950). A History of The Far East in Modern Times. New York:

    Appletton-Century Crofts, inc.

    Woo-Keun, Han. (1970). The History of Korea. Seoul: The Eul-Yoo Publishing Company

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 19

    Referensi Online

    First Sino-Japanese War.Diakses pada tanggal 25 Desember 2013 dari

    http://sinojapanesewar.com/

    First Sino – Japanese War. Diakses pada tanggal 5 Januari 2014 dari http://history.cultural-

    china.com/en/34History6639.html

    Sino – Japanese War. Diakses pada tanggal 5 Januari 2014 dari

    http://global.britannica.com/EBchecked/topic/546176/Sino-Japanese-War/

    Treaty of Shimonoseki. Diakses pada tanggal 6 Januari 2014 dari

    http://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/Treaty_of_Shimonoseki.html

    To Reform or Not to Reform : New Tensions in Late Qing diakses pada tanggal 8 Januari

    2014 dari http://bhoffert.faculty.noctrl.edu/HST265/09.LateQing.html

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

    http://sinojapanesewar.com/http://history.cultural-china.com/en/34History6639.htmlhttp://history.cultural-china.com/en/34History6639.htmlhttp://global.britannica.com/EBchecked/topic/546176/Sino-Japanese-War/http://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/Treaty_of_Shimonoseki.htmlhttp://bhoffert.faculty.noctrl.edu/HST265/09.LateQing.html

  • 20

    Lampiran

    Peta Perang Cina – Jepang Pertama

    Peta Pergerakan Pasukan Jepang Pada Perang Cina – Jepang Pertama

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014

  • 21

    Peta Kedudukan Pasukan Jepang dan Pasukan Cina Saat Terjadinya Perseteruan Pyongyang

    Peta Pertarungan di Sungai Yalu

    Perjanjian Shimonoseki

    Perang Cina-Jepang ..., Amry Panindra, FIB UI, 2014