UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas...

106
UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) CIPAYUNG KOTA DEPOK SKRIPSI YULI NURRAINI 0706265932 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN GEOGRAFI DEPOK JULI 2011 Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

UNIVERSITAS INDONESIA

KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI SEKITAR TEMPAT

PEMBUANGAN AKHIR (TPA) CIPAYUNG KOTA DEPOK

SKRIPSI

YULI NURRAINI

0706265932

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPARTEMEN GEOGRAFI

DEPOK

JULI 2011

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

i

UNIVERSITAS INDONESIA

KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI SEKITAR TEMPATPEMBUANGAN AKHIR (TPA) CIPAYUNG KOTA DEPOK

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

YULI NURRAINI

0706265932

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPARTEMEN GEOGRAFI

DEPOK

JULI 2011

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

ii

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

iii

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah rabbil’allamin, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT,

karena atas rahmat dan hidayah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Sains Jurusan Geografi pada Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa, tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan hingga

penyusunan skripsi, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Kualitas Air Tanah Dangkal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir

(TPA) Cipayung Depok” ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Dr.rer.nat. Eko Kusratmoko, MS selaku pembimbing I, yang telah banyak

meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan, saran,

dukungan selama penelitian.

2. Dr. Ir, Tarsoen Waryono, M.S selaku pembimbing II, atas kesabaran,

masukan, saran, dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan.

3. Drs. Supriatna, MT selaku penguji I atas masukan, saran, dan kritikan

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs Sobirin, M.Si selaku penguji II yang telah memberikan kritikan,

masukan, dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Dr. Rohmatulloh, M.Eng selaku ketua siding yang telah memberikan kritik

dan masukan yang mambangun demi kesempuranaan skripsi ini.

6. Drs. Djoko Harmatyo, MS, selaku pembimbing akademik,

7. Seluruh staf pengajar Departemen Geografi atas ilmu-ilmu yang diberikan

selama menjalani masa kuliah. Semoga bermanfaat dunia dan akhirat,

amien.

8. Drs. Triarko Nurlambang, MA selaku Kepala Pusat Penelitian Geografi

Terapan, Bapak Hafid Setiadi, S.Si, MT, Ibu Dra.Widyawati, M.S., Mba

Syarifah F Syakuat M.Si, Mba Irma Susanti S.Si, Mba Nurul Sri

Rahartiningtias S.Si, Mba Nurrokhmah Rizqihandari, S.Si, M.Si atas ilmu

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

v

yang telah diberikan serta dukungannya terhadap penulis dan memberikan

pengalaman yang luar biasa.

9. Asisten Dosen Geografi, Mas Jarot Mulyo Semedi, S.Si, Awal Setiawan

S.Si, Weling S, S.Si, Ratri Candra S.Si yang telah memberikan tutorial dan

saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.

10. Bapak, Ibu dan Kakak serta adik (Mia Permawati S.Farm, Apt dan Fikri

Yogo Wicaksono) tercinta yang selalu memberikan doa yang tak pernah

putus, nasehat, dukungan, dan semangat kepada penulis selama ini.

11. Sahabat-sahabat “Hore” tersayang Deliyanti Ganesha S.Si, Estriastuti Nur

Aisyah S.Si, Dani Vina Okatarine S.Si, dan Dian Anggraeini atas cinta dan

kasih sayang, keceriaan, kehangatan dan dukungan kepada penulis disaat

susah dan senang

12. Satria Indratmoko yang bersedia membantu dalam survey lapang,

terimakasih atas bantuan, pengalaman, dan sabarnya kepada penulis.

13. Teman-teman Geografi angkatan 2007, yang telah memberikan

kenyamanan dan kehangatan selama ini. Dan untuk Dicky Arvianza yang

menjadi temen curhat akan keluh kesah berbagi cerita selama masa

perkuliahan.

14. Saras Tiara Damayanti, S.Si angkatan geografi 2006, Kurniawati Sugiyo,

S.Si (Geo 2004), Dian Wahyu, S.Si (Geo 2006) yang telah memberikan

bantuannya kepada penulis.

15. Seluruh staf karyawan Geografi UI atas bantuan administrasi pendukung

keperluan proses pembuatan skripsi.

16. Teman-teman geografi angkatan 2008, 2009, dan 2010

17. Serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan hingga terwujudnya skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap ALLAH SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis. Sempga skripsi ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Wassalammualaikum Wr.Wb.

Depok, 12 Juli 2011

Penulis

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

vi

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

vii

ABSTRAK

Nama : Yuli Nurraini

Program Studi : Geografi

Judul : Kualitas Airtanah Dangkal di Sekitar TempatPembuangan Akhir ( TPA) Cipayung Kota Depok

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung Depok terletak di KelurahanCipayung, merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang berasal dari KotaDepok. TPA sampah Cipayung beroperasi dengan sistem control landfill sehinggaberpotensi untuk mencemari air tanah dangkal di sekitarnya. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pola spatial kualitas air tanah dangkal denganparameter TDS, DHL, nitrat (NO3), amoniak (NH3-N), dan fosfat (PO4)-3 disekitar TPA, serta menggambarkan perbedaan dan persamaan kualitas airtanahdangkal berdasarkan waktu hujan dan tidak hujan, jarak dari TPA, penggunaantanah, jenis tanah, dan jenis batuan daerah penelitian. Dalam penelitian ini,pengukuran kualitas air dari 33 titik penentuan yang diambil denganmenggunakan teknik systematic random sampling, dengan batasan jangkauanhingga 500 meter dari pusat TPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitasairtanah untuk konsentrasi nitrat dan fosfat diatas baku mutu atau tercemar. Polaspatial untuk setiap parameter kualitas airtanah membentuk pola acak atau tidakseragam saat kondisi hujan dan tidak hujan dan tidak dipengaruhi oleh jarak dariTPA, jenis tanah, jenis batuan dan penggunaan tanah.

Kata Kunci :

Kualitas airtanah dangkal, TPA Cipayung, Kota Depok

xviii + 81 hlm : 20 gambar, 14 tabel, 17 peta

Biblografi : 29 (1972-2008)

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

viii

ABSTRACT

Name : Yuli Nurraini

Major : Geography

Tittle : Shallow groundwater quality in the around of TPA Cipayung,

Depok

Garbage Dump (GD) of Cipayung Depok which is located at the the Village ofCipayung, district is dump of garbage coming from the City of Depok. GarbageDump of cipayung operates with control landfill so that it is potential to pollutethe surrounding shallow ground water. his study aims to determine the spatialpattern of shallow ground water quality with TDS parameter, DHL, nitrate (NO3),ammonia (NH3-N) and phosphate (PO4)-3 around the landfill, and explains thedifferences and similarities shallow ground water quality based on the time it didn rain and not rain, distance from the landfill, land use, soil types and rock typesof research areas. In this study, measurement of water quality determination of the33 points taken using systematic random sampling technique, with coverage limitsup to 500 meters from the center of the landfill. The results showed that thequality of ground water for nitrate and phosphate concentrations above thestandard quality or contaminated. Spatial patterns of soil water quality parametersfor each pattern is not random or uniform when the rain and wet conditions didnot exist and is not influenced by the distance from the landfill, soil types, rocktypes and land use.

Keywords:

The quality of shallow groundwater, TPA Cipayung, Depok City

xviii + 81 page : 20 picture, 14 table, 17 map

Biblograph : 29 (1972-2008)

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………i

HALAM PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………………..ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………...iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…………………...vi

ABSTRAK…………………………………………………………………….…vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………xiv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………xv

DAFTAR PETA ………………………………………………………………..xvii

LAMPIRAN……………………………………………………………………xviii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..............1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………..……..1

1.2 Masalah Penelitian………………………………………………………...3

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………….....4

1.4 Batasan Penelitian ………………………………………………………...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………6

2.1 Pengertian Sampah ………………………………………………………..6

2.2 Pengolahan Sampah ………………………………………………………7

2.3 Pengolahan Lindi (Leachate) ……………………………………………..9

2.4 Airtanah ………………………………………………………………….10

2.5 Aliran Airtanah …………………………………………………………..13

2.6 Karakteristik Hidrogeologi ……………………………………………....14

2.6.1 Akuifer ……………………………………………………………14

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

x

Halaman

2.6.2 Kedalaman Muka Airtanah ………..……………………………...16

2.6.3 Topografi ………………………………………………………….16

2.6.4 Tekstur Tanah ……………………………………………………..16

2.7 Curah Hujan ……………………………………………………………..17

2.8 Penggunaan Tanah ………………………………………………………18

2.9 Pencemaran Airtanah ……………………………………………………19

2.10 Kualitas Air ……………………………………………………………...20

2.11 Parameter Kualitas Air ………………………………………………….21

2.11.1 TDS (Total Dissolved Solids) …………………………………...21

2.11.2 DHL (Daya Hantar Linstrik) ………………………………….…22

2.11.2 Nitrat (NO3) …………………………………………………….22

2.11.3 Amoniak (NH3-N) ……………………………………………...22

2.11.4 Fosfat (PO4)-3 …………………………………………………...23

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………24

3.1 Daerah Penelitian ……………………………………………………….24

3.2 Alur Pikir Penelitian …………………………………………………….24

3.3 Metode Pengambilan Sampel Airtanah …………………………………26

3.3.1 Peralatan ………………………………………………………...…26

3.3.2 Titik Pengambilan Sampel ……………………………………...…27

3.3.3 Waktu Pengambilan Sampel di Lapang ………………………..…27

3.3.4 Cara Pengkuran Sampel di Lapang ………………………………..28

3.3.5 Cara Pengukuran Sampel di Laboratorium ……………………..…28

3.4 Pengumpulan Data ………………………………………………………28

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

xi

Halaman

3.5 Pengolahan Data …………………………………………………………...30

3.6 Analisis Data ……………………………………………………….……...32

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN …………………..35

4.1 Letak dan Luas Daerah Penelitian ………………………………...……35

4.1.1 Letak TPA Cipayung …………………………………………..…35

4.1.2 Kelurahan Cipayung …………………………………………...…36

4.1.3 Kelurahan Pasir Putih ………………………………………….…36

4.2 Ketinggian ……………………………………………………………...36

4.3 Curah Hujan …………………………………………………………….37

4.4 Hidrologi ……………………………………………………………….37

4.4.1 Hidrologi Permukaan ……………………………………………37

4.4.2 Hidrogeologi …………………………………………………….37

4.5 Geologi …………………………………………………………………38

4.6 Jenis Tanah ……………………………………………………………..38

4.7 Penggunaan Tanah ……………………………………………………..39

4.8 Kondisi Demografi …………………………………………………..…40

4.8.1 Kelirahan Cipayung ……………………………………………..40

4.8.2 Kelurahan Pasir Putih ……………………………………………41

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………..…43

5.1 Hasil………………………………………………………………………….43

5.1.1 Jenis Batuan……………………………………………………..43

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

xii

Halaman

5.1.2 Jenis Tanah……………………………………………………….44

5.1.3 Kedalaman Muka Airtanah………………………………………45

5.1.4 Ketinggian Muka Airtanah……………………………………….47

5.1.5 Kualitas Airtanah Dangkal di Sekitar TPA Cipayung Depok……48

5.1.5.1 Kualitas Air Lindi TPA Cipayung………………………49

5.1.5.2 Kualitas Air Berdasarkan Parameter TDS……………….50

5.1.5.3 Kualitas Air Berdasarkan Parameter DHL……………….53

5.1.5.4 Kualitas Air Berdasarkan Parameter Nitrat………………55

5.1.5.5 Kualitas Air Berdasarkan Parameter Amoniak…………58

5.1.5.6 Kualitas Air Berdasarkan Patameter Fosfat……………...61

5.2 Pembahasan………………………………………………………………...64

5.2.1 Analisis Spasial Konsentrasi TDS dan DHL…………………….64

5.2.1.1 Hubungan Konsentrasi TDS dan DHL

Dengan Jenis Batuan……………………………………..65

5.2.1.2 Hubungan Konsentrasi TDS dan DHL

Dengan Jenis Tanah……………………………………..65

5.2.1.3 Hubungan Konsentrasi TDS dan DHL

Dengan Penggunaan Tanah………………………………66

5.2.1.4 Hubungan Konsentrasi TDS dan DHL

Dengan Jarak dari TPA…………………………………..66

5.2.2 Analisis Spasial Konsentrasi Nitrat………………………………68

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

xiii

Halaman

5.2.2.1 Hubungan Konsentrasi Nitrat Dengan Jenis Batuan……68

5.2.2.2 Hubungan Konsentrasi Nitrat Dengan Jenis Tanah……...69

5.2.2.3 Hubungan Konsentrasi Nitrat

Dengan Penggunaan Tanah…………………………......70

5.2.2.4 Hubungan Konsentrasi Nitrat Dengan Jarak dari TPA….70

5.2.3 Analisis Spasial Konsentrasi Amoniak…………………………..71

5.2.3.1 Hubungan Konsentrasi Amoniak Dengan Jenis Batuan…72

5.2.3.2 Hubungan Konsentrasi Amoniak Dengan Jenis Tanah…..72

5.2.3.3 Hubungan Konsentrasi Amoniak ……………………….73

Dengan Penggunaan Tanah……………………………...73

5.2.3.4 Hubungan Konsentrasi Amoniak Dengan Jarak dari

TPA……………………………………………………...73

5.2.4 Analisis Spasial Konsentrasi Fosfat……………………………...74

5.2.4.1 Hubungan Konsentrasi Fosfat Dengan Jenis Batuan…….75

5.2.4.2 Hubungan Konsentrasi Fosfat Dengan Jenis Tanah……...75

5.2.4.3 Hubungan Konsentrasi Fosfat

Dengan Penggunaan Tanah………………………………76

5.2.4.4 Hubungan Konsentrasi Fosfat Dengan Jarak dari TPA…76

BAB VI KESIMPULAN ……………………………………………………….78

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..79

LAMPIRAN

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pembagian Kelas Tekstur Tanah ………………………………..17

Tabel 4.1 Jenis Penggunaan Tanah Daerah Penelitian …………………....39

Tabel 4.2 Penduduk Berdasarkan Tingkatan Usia Kelurahan Cipayung Tahun2010………………………………………………………………40

Tabel 4.3 Penduduk Berdasarkan TingkatanUsia Kelurahan Pasir PutihTahun 2010 ………………………………………………………42

Tabel 5.1 Luas Jenis Batuan di Sekitar TPA Cipayung…………………….44

Tabel 5.2 Luas Jenis Tanah di Sekitar TPA Cipayung……………………..43

Tabel 5.3 Luas Kedalam Muka Airtanah…………………………………...45

Tabel 5.4 Nilai Konsentrasi Parameter Kualitas Air Lindi…………………49

Tabel 5.5 Luas Klasifikasi Kualitas Air Perameter TDS …………………..52

Tabel 5.6 Luas Klasifikasi Kualitas Air Parameter DHL …………………..54

Tabel 5.7 Luas Klasifikasi Kualitas Air Parameter Nitrat …………………57

Tabel 5.8 Luas Klasifikasi Kualitas Air Parameter Amoniak ……………...60

Tabel 5.9 Luas Klasifikasi Kualitas Air Parameter Fosfat ………………...62

Tabel 5.10 Nilai Rata-Rata Konsentrasi Parameter Terhadap Jarak, JenisBatuan, Jenis Tanah, dan Penggunaan Tanah……………………64

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Arah Aliran Airtanah …………………………………………….13

Gambar 2.2 Hidrogeologi Airtanah ………………………………………..…15

Gambar 2.3 Hubungan Antara Intensitas Hujan, Air Permukaan, dan Airtana 18

Gambar 2.4 Pencemaran Airtanah di Tempat Pembuangan Sampah ………..19

Gambar 3.1 Alur Pikir Penelitian …………………………………………….24

Gambar 3.2 Alat Multiparameter Ion Spesific meter for Environmental danSampel Air Hasil Pengujian ……………………………………..28

Gambar 4.1 Piramida Penduduk Kelurahan Cipayung Kota Depok…………..41

Gambar 5.1 Sumur Gali (sampel A10: kiri, sampel D1:kanan) ……………....46

Gambar 5.2 Sumur Gali (sampel A2: kiri, sampel B3:kanan) ………………..47

Gambar 5.3 (a) Titik Sampel Kolam Lindi, (b) Kolam Lindi Baru (2008), dan

(c) Kolam Lindi Lama (2000)……………………………………50

Gambar 5.4 Nilai Konsentrasi TDS Pada Waktu Tidak Hujan dan WaktuHujan …………………………………………………………….51

Gambar 5.5 Nilai Konsentrasi DHL Pada Waktu Tidak Hujan dan WaktuHujan …………………………………………………………….54

Gambar 5.6 Nilai Konsentrasi Nitrat Pada Waktu Tidak Hujan dan WaktuHujan …………………………………………………………….55

Gambar 5.7 Nilai Konsentrasi Amoniak Pada Waktu Tidak Hujan dan WaktuHujan ……………………………………………………….........58

Gambar 5.8 Nilai Konsentrasi Fosfat Pada Waktu Tidak Hujan dan WaktuHujan …………………………………………………………….61

Gambar 5.9 Hubungan Antara Nilai TDS Pada Waktu Tidak Hujan dan WaktuHujan dengan Jarak dari TPA …………………………………...67

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

xvi

Halaman

Gambar 5.10 Hubungan Antara Nilai DHL Pada Waktu Tidak Hujan dan WaktuHujan dengan Jarak dari TPA ……………………………………68

Gambar 5.11 Hubungan Antara Nilai Nitrat Pada Waktu Tidak Hujan dan WaktuHujan dengan Jarak dari TPA …………………..………...............71

Gambar 5.12 Hubungan Antara Nilai Amoniak Pada Waktu Tidak Hujan dan

Waktu Hujan dengan Jarak dari TPA ……………………………74

Gambar 5.13 Hubungan Antara Nilai Fosfat Pada Waktu Tidak Hujan dan WaktuHujan dengan Jarak dari TPA …………………………………….77

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

xvii

DAFTAR PETA

Peta 1 Adminstrasi Daerah Penelitian di Sekitar TPA Cipayung Depok

Peta 2 Sebaran Titik Sampel di Sekitar TPA Cipayung Depok

Peta 3 Penggunaan Tanah di Sekitar TPA Cipayung Depok

Peta 4 Jenis Batuan di Sekitar TPA Cipayung Depok

Peta 5 Jenis Tanah di Sekitar TPA Cipayung Depok

Peta 6 Kedalaman Muka Airtanah di Sekitar TPA Cipayung Depok

Peta 7 Arah Aliran Muka Airtanah di Sekitar TPA Cipayung Depok

Peta 8 Nilai Konsentrasi TDS di Sekitar TPA Cipayung Depok(Periode Hujan)

Peta 9 Nilai Konsentrasi DHL di Sekitar TPA Cipayung Depok(Periode Hujan)

Peta 10 Nilai Konsentrasi Nitrat di Sekitar TPA Cipayung Depok(Periode Hujan)

Peta 11 Nilai Konsentrasi Amoniak di Sekitar TPA Cipayung Depok(Periode Hujan)

Peta 12 Nilai Konsentrasi Fosfat di Sekitar TPA Cipayung Depok(Periode Hujan)

Peta 13 Nilai Konsentrasi TDS di Sekitar TPA Cipayung Depok(Periode Tidak Hujan)

Peta 14 Nilai Konsentrasi DHL di Sekitar TPA Cipayung Depok(Periode Tidak Hujan)

Peta 15 Nilai Konsentrasi Nitrat di Sekitar TPA Cipayung Depok(Periode Tidak Hujan)

Peta 16 Nilai Konsentrasi Amoniak di Sekitar TPA Cipayung Depok(Periode Tidak Hujan)

Peta 17 Nilai Konsentrasi Fosfat di Sekitar TPA Cipayung Depok(Periode Tidak Hujan)

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

xviii

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kedalaman Muka Airtanah dan Jarak Lokasi Sampel Terhadao

TPA Cipayung

Lampiran 2 Hasil Pengujian Nilai Konsentrasi Parameter Airtanah Waktu Tidak

Hujan dan Hujan

Lampiran 3 Perhitungan Person’s Product Moment antara Jarak dari TPA

dengan Konsentrasi TDS 1 (Tidak Hujan) dan TDS 2 (Hujan)

Lampiran 4 Perhitungan Person’s Product Moment antara Jarak dari TPA

dengan Konsentrasi DHL 1 (Tidak Hujan) dan DHL 2 (Hujan)

Lampiran 5 Perhitungan Person’s Product Moment antara Jarak dari TPA

dengan Konsentrasi Nitrat 1 (Tidak Hujan) dan Nitrat 2 (Hujan)

Lampiran 6 Perhitungan Person’s Product Moment antara Jarak dari TPA

dengan Konsentrasi Amoniak 1 (Tidak Hujan) dan Amoniak 2

(Hujan)

Lampiran 7 Perhitungan Person’s Product Moment antara Jarak dari TPA

dengan Konsentrasi Fosfat 1 (Tidak Hujan) dan Fosfat 2 (Hujan)

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

Universitas Indonesia1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan suatu kota umumnya diikuti dengan berbagai

permasalahan. Salah satu permasalahan yang sering terungkap adalah masalah

pencemaran oleh sampah domestik masyarakat. Semakin meningkat aktivitas

masyarakat, cenderung semakin meningkat konsumsi kebutuhan yang diperlukan,

sehingga menyebabkan bertambahnya buangan limbah yang dihasilkan.

Di negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia, issu persampahan

menjadi menonjol, terutama di wilayah perkotaan. Sampah perkotaan merupakan

salah satu persoalan rumit dihadapi, selain pengelola sampah harus menyediakan

sarana dan prasarana, juga harus mengatasi dan menangani sampah secara rutin.

Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi diikuti oleh tingkat perekonomian

yang baik, memiliki kecenderungan meningkanya volume sampah. Apabila

kondisi tersebut tidak dikelola dengan baik, akan mempengaruhi kebersihan

lingkungan perkotaan baik di pusat-pusat aktivitas ekonomi maupun di daerah

permukiman.

Timbunan sampah di tempat pembuangan sampah akhir (TPA), akan

mengalami proses penguraian secara alami. Pada saat itulah aliran air yang

melimpas melalui tumpukan sampah akan meresap ke dalam timbunan sampah

dan menghasilkan cairan rembesan dengan kandungan polutan dan kebutuhan

oksigen yang sangat tinggi. Keberadaan tersebut oleh Clark (1977) disebut dengan

istilah ”leachate” (air lindi). Lebih jauh dikatakan bahwa keberadaan tersebut

akan mempengaruhi kondisi air permukaan dan airtanah dangkal di sekitar TPA,

karena kualitas air menjadi rendah.

Menurut Clark (1977), banyak cara yang dapat ditempuh dalam

pengelolaan sampah, diantaranya yang dianggap terbaik hingga saat ini adalah

penimbunan dan pemandatan secara berlapis-lapis (sanitary landfills). Melalui

cara tersebut sampah tidak terbuka selama lebih dari 24 jam. Hamparan sampah

ditutup dengan tanah, dan dipadatkan, bagian atasnya ditimbun sampah kembali

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

2

Universitas Indonesia

dan berangsur-angsur ditutup tanah dan dipadatkan, sehingga membentuk lapisan

sampah dan pemadatan tanah.

Sistem tersebut mempercepat proses perombakan sampah oleh mikroba

tanah yang menghasilkan lindi (leachate). Lindi yang terkena air hujan, mudah

mengalir dan meresap ke lapisan tanah bawah. Tanah yang poros (sarang)

memudahkan dalam proses peresapan lindi secara vertikal horizontal, dan sangat

mudah mencemari airtanah khususnya air sumur penduduk di sekitarnya (Slamet,

1994).

Lindi merupakan sumber utama pencemar air permukaan dan airtanah

yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan mikrobiota air. Keberadaan

tersebut menyebabkan turunnya kualitas air (Rand et al,.1975 dan Husin &

Kustaman, 1992). Akibatnya yang ditimbulkan tercemarnya airtanah di sekitar

TPA, antara lain air sumur penduduk sebagai sumber air baku (air minum, masak,

mandi dan cuci) akibat akumulasi lindi. Lebih jauh dikatakan bahwa pencemaran

air sumur penduduk dipercepat karena sumur-sumur sederhana tanpa beton,

memudahkan proses perembesan baik pada saat hujan maupun rembesan biasa.

Penelitian tentang pengaruh pengelolaan sampah terhadap kualitas air

sumur gali di sekitar tempat pembuangan akhir sampah telah banyak dilakukan.

Di TPA Suwung Denpasar, Bali (Sundara, 1997). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kualitas air sumur gali di sekitar TPA hingga jarak 800 meter, tercemar dan

telah melampaui ambang batas yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990, tentang persyaratan kualitas air

minum, serta Indeks Mutu Lingkungan Air Sumur (IMLAS) pada jarak 0 - 40

meter tergolong buruk, dan pada jarak 60-80 meter tergolong sedang. Penelitian

lain, telah dilakukan di TPA Putri Cempo, Mojosongo, Surakarta (Astuti, 2008).

Dalam penelitian tersebut mengidentifikasi mengenai kualitas air lindi.

Pendekatan analisis tersebut menggunakan 28 indikator kualitas air. Hasil yang

diperoleh bahwa 19 parameter (67,86%) menunjukkan kualitas air lindi berada di

atas tetapan baku mutu, sedangkan 9 parameter (32,14%) sisanya masih di bawah

baku mutu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah,

Nomor 10 Tahun 2004.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

3

Universitas Indonesia

Depok adalah kota yang mengalami perkembang dengan pertumbuhan

penduduk yang sangat tinggi, dimana sebesar 80 persen dari penduduk Kota

Depok memanfaatkan airtanah dangkal untuk keperluan sehari-hari dibandingkan

dengan penduduk yang menggunakan PDAM sebesar 20 persen. Airtanah dangkal

tersebut sangat rentan terkena zat pencemar yang berasal dari berbagi sumber,

salah satunya adalah sampah. Depok yang sudah berdiri sebagai Kotamadya

(Kota) memiliki satu tempat pembuangan akhir sampah yaitu TPA Cipayung yang

terletak di Kecematan Cipayung, Depok. Di sekitar tempat pembuangan sampah

ini berdekatan dengan pemukiman warga yang kurang lebih 50 meter dari pusat

pengelolaan sampah tersebut. Dengan banyaknya pemukiman disekitar TPA

Cipayung, dimana penduduk tersebut menggunakan airtanah dangkal sebagai

sumber air bersih. Kondisi tersebut mengakibatkan penurunan kualitas air yang

dikonsumsi oleh masayarakat setempat.

Faktor terpenting yang akan memberikan pengaruh terhadap penurunan

kualitas air adalah keberadaan sumber air dengan sumber pencemar.. Faktor yang

mempengaruhi penyebaran dari zat pencemar adalah siklus hidrologi, meteorologi

(curah hujan), dan geologi (litologi, stratigrafi, dan sturktur) (J.H. Guswa and W.J

Lyman, 1983). Jenis batuan akan menentukan tingkat permeabilitas aquifer

(Sundra, 2006). Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi zat pencemar yang

akan masuk kedalam airtanah dan menurunkan kualitas airtanah tersebut.

Dengan kondisi yang demikian mendorong penulis untuk melakukan

penelitian mengenai kualitas airtanah dangkal di sekitar TPA Cipayung Depok.

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses masuknya zat

pencemar ke dalam airtanah.

1.2 Masalah Penelitian

Dalam pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA)

memiliki persyaratan salah satunya jarak dari pemukiman penduduk sejauh 2 Km

(Salvato, 1972). Kota Depok memiliki TPA Cipayung yang mana jarak terhadap

pemukiman penduduk kurang lebih 100 meter dari pusat pengolahan sampah

tersebut. Sampah merupakan salah satu sumber pencemar dalam penurunan

kualitas airtanah. Zat pencemar masuk ke dalam tanah disebabkan oleh gerakan

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

4

Universitas Indonesia

airtanah yang dipengaruhi oleh kondisi hidrogeologi. Sejauh mana pergerakan zat

pencemar tersebut dapat dilihat dari faktor jarak dari sumber pencemar, Dengan

kondisi demikian dimana air merupakan sumber utama dalam kehidupan dan

sebagian besar masyarakat sekitar TPA masih menggunakan airtanah dangkal

yang rentan akan terjadinya proses pencemaran akibat sampah tersebut.

Berdasarkan pemaparan diatas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian adalah

1. Bagaimana pola spasial kualitas airtanah dangkal di sekitar TPA Cipayung

Depok?

2. Apakah pola spasial kualitas airtanah dangkal yang terbentuk dipengaruhi

oleh penggunaan tanah, jenis bantuan, jenis tanah, dan jarak ke TPA?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kualitas airtanah

dangkal di sekitar TPA Cipayung Depok dan melihat hubungan kualitas airtanah

dangkal dengan jarak dari pusat TPA, serta pengaruh kondisi fisik terhadap

kualitas airtanah.

1.4 Batasan Penelitian

1. Airtanah dangkal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah airtanah yang

terdapat di dalam akuifer (wilayah jenuh air) yang tidak tertutup oleh

lapisan kedap air dan kedalamannya kurang dari 30 meter dari permukaan

tanah.

2. Kedalaman muka airtanah adalah kedalaman untuk mencapai muka

airtanah.

3. Sampel airtanah yang diambil dalam penelitian ini adalah airtanah dangkal

yang berasal dari sumur gali penduduk, aliran sungai, dan kolam lindi.

4. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian sebanyak 33 buah, yang

terdiri dari air sumur gali, aliran sungai, dan kolam lindi TPA.

5. Pengambilan sampel air dilakukan dua kali yaitu pada waktu hujan dan

waktu tidak hujan.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

5

Universitas Indonesia

6. Waktu hujan adalah saat terjadi hujan selama tiga hari berturut-turut dan

waktu tidak hujan adalah saat tidak terjadi hujan selama tiga hari berturut-

turut.

7. Baku mutu kualitas air berdasarkan baku mutu yang dikeluarkan oleh

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No.82 tahun 2001

tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

8. Parameter kualitas yang diukur yaitu TDS (Total Dissolved Solid/Jumlah

Pedatan Terlarut), DHL (Daya Hantar Listirk), Amoniak (NH3-N), Nitrat

(NO3) dan fosfat (PO4)-3 ,

9. Jarak dari TPA adalah jarak dari sumur sampel ke TPA (Tempat

Pembuangan Akhir)

10. Klasifikasi penggunaan tanah pada skla 1:10.000 yang digunakan adalah

klasifikasi yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

6 Universitas Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah

Sampah (solid waste) adalah semua jenis bahan padat yang dibuang yang

dianggap sebagai barang buangan, tidak memiliki manfaat atau barang-barang

yang dibuang karena kelebihan (Tchobanaglous et al., 1977). Menurut Diana

(1992), sampah dapat berarti segala sesuatu yang tidak memenuhi persyaratan

secara langsung maupun tidak langsung untuk pemakaian yang sama, tidak

dikehendaki dan hasil sampingan dari aktivitas manusia sehari-hari. Jadi ,dapat

dikatakan bahwa sampah adalah suatu material buangan yang dapat bersifat padat,

cair, atau gas.

Selain itu oleh Clark (1977), sampah (solid waste) dinyatakan berupa

bentuk limbah padat yang berasal dari kegiatan manusia. Sampah-sampah

domestik pada umunya didominasi oleh bahan-bahan organik, meskipun

komposisi sampah bervariasi antara satu kota dengan kota lainnya, bahkan dari

hari keharinya. Jenis komposisi sampah sangat mempengaruhi sifat-sifat sampah.

Sebagian besar kegiatan manusia selalu menghasilkan bahan sisa atau

sampah. Oleh karena itu, dimana pun manusia hidup selalu menimbulkan

sampah. Timbulnya sampah adalah suatu konsekuensi dari kehidupan itu sendiri.

Sampah lebih dirasakan dampaknya di daerah urban atau daerah perkotaan karena

menimbulkan masalah lingkungan. Jumlah dan jenis sampah di daerah pedesaan

lebih sedikit dibandingkan dengan di daerah perkotaan karena rata-rata konsumsi

masyarakat pedesaan lebih rendah dibandingkan masyarakat perkotaan. Pada

lahan yang tersedia di pedesaan lebih luas, sehingga daya dukung lingkungan

lebih baik di pedesaan daripada perkotaan. Peningkatan jumlah penduduk yang

cepat di daerah perkotaan menyebabkan makin banyaknya jumlah sampah yang

harus ditanggulangi.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

7

Universitas Indonesia

2.2 Pengolahan Sampah

Sampah timbul sejak adanya kegiatan manusia. Dengan demikian, maka

cara pengolahan dan pemusnahan sampah sudah dikenal sejak dahulu. Cara

pengolahan dan pemusnahan sampah harus memenuhi persyaratan kesehatan.

Menurut Salvato (1972), syarat tersebut meliputi ;

a. Tidak berdekatan dengan sumber air yang dipergunakan untuk air minum

atau kegiatan mandi, cuci manusia. Jika terdapat suatu tempat

penampungan air sampah maka jarak sekitar 200 meter dari sumber air

merupakan jarak yang cukup aman bila dilihat dari kejadian pencemaran

air yang diakibatkan oleh TPA sampah.

b. Tidak berdekatan dengan lokasi untuk pemukiman. Jarak yang dipakai

adalah 2 km, sehingga kemungkinan bau, kehidupan lalat, dan tikus tidak

akan mencapai lokasi tersebut.

c. Tidak pada tempat yang sering terkena banjir. Estetika atau keindahan

penggunaan tanah, kesehatan lingkungan pencermaran air, pencemaran

udara, dan pertimbangan ekonomi mengakibatkan pengelolaan sampah

memerlukan perhatian yang serius.

Sampah yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber penghasil sampah,

setelah dipilah-pilah untuk didaur ulang atau dimanfaatkan kembali, selanjutnya

akan dimusnahkan agar tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

Ada beberapa cara untuk mengolah atau memusnahkan sampah yang

dikenal sejak dahulu hingga kini. Cara tersebut berikut dengan kelebihan dan

kekurangannya adalah sebagi berikut (Departement Pekerjaan Umum, 1994) ;

1) Open Dumping

Open Dumping adalah suatu cara pembuangan sampah yang dibuang

begitu saja di tempat pembuang akhir (TPA) dan dibiarkan terbuka sampai

pada suatu saat TPA penuh dan pembuangan sampah dipindahkan ke

lokasi lain atau TPA yang baru. Untuk efisiensi pemakaian lahan, biasanya

dilakukan kegiatan perataan sampah dengan menggunakan dozer atau

peralatan dapat juga dilakukan dengan tenaga manusia.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

8

Universitas Indonesia

Keuntungan cara open dumping ini adalah operasi sangat mudah, biaya

operasi dan perawatan serta biaya investasi TPA relatif murah.

Kerugiannya adalah timbulnya lindi sehingga menimbulkan pencemaran

airtanah, mendorong timbulnya sarang-sarang vektor penyakit dan

mengurangi estetika lingkungan. Pemusnahan sampah dengan sistem open

dumping ini secara bertahap ditinggalkan.

2) Incineration (Pembakaran)

Pemusnahan sampah dengan cara pembakaran merupakan cara yang telah

lama dikenal sejak dahulu hingga kini. Cara ini dilakukan masyarakat

pedesaan, yaitu dengan cara membakar sampah yang sudah kering. Cara

pembakaran ini tentu saja dapat menimbulkan asap dan debu yang dapat

bertebrangan ke mana saja dan berpotensi sebagai penyebab munculnya

penyakit saluran pernafasan apabila sering dilakukan.

Keuntungan pemusnahan sampah dengan menggunakan incinerator adalah

tidak membutuhkan lahan yang luas, tidak tergantung cuaca dan aman

serta mampu mengurangi volume sampah hingga kurang lebih 90%.

Sedangkan kekurangan sistem ini adalah membutuhkan biaya tinggi dan

mempunyai potensi pencemaran udara.

3) Composing

Cara pembuangan sampah dengan cara mengolahnya menjadi kompos.

Sampah yang diubah menjadi kompos adalah sampah organik yang dapat

terurai. Sampah ditempatkan pada suatu galian tanah dan dibiarkan agar

terjadi proses aerobik atau proses dekomposisi. Dalam pelaksanaannya

cara komposing ini mempunyai kendala antara lain; pemasaran dan jumlah

sampah, di mana timbunan sampah minimum 20 sampai 30 ton perhari.

Kelebihan sistem composing adalah lebih dari 50% sampah dapat

dimanfaat dan luas lahan TPA yang dibutuhkan kecil. Kekurangan sistem

composing ini adalah bila diterapkan dengan menggunakan sistem

mekanis di mana dibutuhkan biaya tinggi.

4) Pembuangan dengan cara Landfill

Cara pembungan sampah pada suatu lahan terbuka yang dilakukan secara

berlapis-lapis dengan ketebalan tertentu. Setiap lapisan sampah ditutup

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

9

Universitas Indonesia

dengan lapisan tanah dan diupayakan agar setiap akhir hari kerja sampah

telah ditutupi tanah.

Metode pembuangan Landfill, dalam pelaksanaanya mempunyai kendala

antara lain ;

- Ketersediaan tanah penutup

- Pengerjaan harus hati-hati

- Timbunan sampah minimum 15 sampai dengan 60 ton perhari tetapi

dapat mencapai 300 ton perhari bila energi dimanfaatkan.

- Memerlukan sistem pengangkutan yang sesuai.

Selain kendala, keuntungan dari sistem landfill adalah biaya relatif

lebih murah, mudah dioperasikan dan luwes dalam menghadapai fluktuasi

timbunan. Kekurangan sistem ini adalah perlu lahan yang luas dan adanya

pencemaran lindi.

2.3 Pengolahan Lindi (Leachate)

Suatu alat yang sangat penting berkaitan dengan lingkungan pada saat

pembuangan dan pengoperasikan TPA adalah terbentuknya cairan yang

mengandung bahan pencemar dengan terbentuknya cairan yang mengandung

bahan pencemar dengan konsentrasi tinggi disebut leachate (lindi). Lindi ini

terbentuk pada saat air menembus melalui timbunan sampah yang mengalami

proses dekomposisi. Masuknya lindi ke dalam perairan baik, air sungai maupun

airtanah akan dengan segera menyababkan turunya kualitas air tersebut.

Sumber air yang memicu timbulnya lindi berasal umumnya dari rembesan

air hujan ke dalam timbunan sampah atau airtanah yang tinggi disamping cairan

yang terkandung dalam sampah. Pada saat air menembus dalam timbunan sampah

akan terjadi reaksi dengan sampah baik secara kimiawi maupun biologis. Proses

biologis akan berlangsung secara terus menerus di dalam timbunan sampah

sampai jangka waktu yang panjang tergantung pada tahap penguraian yang ada

dan ketersediaan oksigen. Hasil dari proses kimia maupun biologis tersebut akan

menambah kandungan zat pencemar dalam air yang dilaluinya.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

10

Universitas Indonesia

Tujuan dan fungsi dari pengolahan lindi di TPA adalah untuk mengolah

lindi yang telah terkumpul sehingga dapat dibuang secara aman ke dalam air

penerima dan tidak menimbulkan pencemaran terhadap sekitarnya baik sungai

maupun airtanah.

Karakteristik kimiawi dari lindi tergantung pada komposisi dan

karakteristik sampah serta kondisi dalam TPA seperti temperatur, kelembaban,

tahap dekomposisi, kedalaman TPA dan lain-lain. Struktur dan teknologi

pembuangan lindi juga secara langsung akan mempengaruhi kualitas lindi yang

dihasilkan. Dalam perencanaan TPA perlu dipertimbangkan jumlah lindi yang

akan timbul terutama dalam perencanaan fasilitas pengolahannya. Secara umum

jumlah lindi tergantung pada beberapa hal ;

a. Air yang jatuh di atas tumpukan sampah pada saat operasi TPA

b. Air yang mengalir ke dalam TPA dari sekelilingnya.

c. Air yang terkandung dalam sampah.

d. Remebesan air melalui lapisan tanah penutup

e. Air yang menembus melalui dinding TPA

f. Air yang mengalir ke dalam timbunan sampah dari airtanah

2.4 Airtanah

Airtanah adalah air yang bergerak dalam tanah, yang mengalami

pergerakan dalam ruang-ruang antara butir tanah yang membentuk ikatan dan

didalam retak-retak batuan. Kadar air dalam tanah bervariasi antara batas-batas

yang luas. Air mengalami suatu daur yang disebut siklus hidrologi. Air jatuh dari

langit sebagai hujan. Hujan sebagian mengalir di atas permukaan tanah dan

sebagian lagi masuk ke dalam tanah. Air laut, danau, sungai, waduk, dipermukaan

tanah, tanaman dan lain-lain menguap karena panas matahari. Uap air di udara

membentuk awan dan akhirnya mengembun dan menjadi titik air hujan dan

akhirnya jatuh lagi ke permukaan tanah. Daur ini berlangsung sepanjang masa tak

ada habisnya.

Untuk mengetahui terjadinya airtanah diperlukan peninjauan kembali

bagaimana dan dimana airtanah tersebut berada. Distribusi di bawah permukaan

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

11

Universitas Indonesia

tanah dalam arah vertikal dan horizontal harus di masukkan dalam pertimbangan.

Zona geologi yang sangat mempengaruhi airtanah dan strukturnya dalam arti

kemampuannya untuk menyimpan dan menghasilkan airtanah harus didefinisikan.

Dengan anggapan bahwa kondisi hidrologi menyediakan air pada zona bawah

tanah, maka lapisan-lapisan bawah tanah akan melakukan distribusi dan

mempengaruhi gerakan airtanah, sehingga peranan geologi terhadap airtanah tidak

dapat diabaikan (Soemarto, 1995).

Airtanah terdiri dari airtanah dangkal, airtanah dalam, dan mata air.

Airtanah dapat ditemukan pada aquifer dengan pergerakan yang lambat. Hal ini

yang akan menyebabkan airtanah untuk sulit pulih jika telah terjadi pencemaran.

Klasifikasi airtanah dangkal yaitu;

a. Airtanah Dangkal

Yaitu air yang terdapat diatas lapisan kedap air pertama. Airtanah

dangkal sangat rentan terhadap pencemaran. Daerah yang memiliki jumlah

penduduk yang banyak, biasanya memiliki kondisi airtanah yang telah

tercemar oleh limbah domestik (septic tank, saluran irigasi). Sedangkan

daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang rendah kondisi kualitas air

relatifcukup baik.

Airtanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari

permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, sehingga airtanah akan jernih

tetapi banyak mengandung zat-zat kimia karena air tersebut selama dalam

perjalanannya melewati lapisan tanah yang mengandung unsur-unsur kimia

tertentu untuk masing-masing lapisan tanah.

Lapisan tanah berfungsi sebagai penyaring. Disamping

penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada

muka air yang dengan muka tanah. Air akan terkumpul pada lapisan rapat

air, berkumpulnya air ini merupakan airtanah dangkal dimana air dapat

dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

12

Universitas Indonesia

b. Airtanah Dalam

Airtanah dalam merupakan air yang terdapat dibawah lapisan

kedap air (aquifer) pertama. Airtanah ini mempunyai sifat yang

berlawanan dengan airtanah dangkal dimana fluktuasinya relatif kecil.

Kualitasa air tidak tergantung pada kegiatan lingkungan diatasnya.

Pengambilan airtanah dalam tidak semudah pada airtanah dangkal.

Dalam hal ini menggunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya

hingga kedalaman tertentu (100-300 meter). Kualitas dari airtanah dalam

pada umumnya lebih baik daripada airtanah dangkal, karena

penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.

c. Mata air

Mata air adalah airtanah yang keluar dengan sendirinya

kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak

terpengaruh oleh musim dan kuantitas dan kualitas sama dengan airtanah

dalam. Selain itu, gaya gravitasi juga mempengaruhi aliran airtanah

menuju ke laut. Tetapi, dalam perjalannnya airtanah juga mengikuti

lapisan geologi yang berkelok sesuai jalur aquifer dimana airtanah tersebut

itu berada. Bila terjadi patahan geologi di dekat permukaan tanah, maka

aliran airtanah tersebut akan muncul ke permukaan bumi. Sebagai

tumpahan airtanah alami yang pada umumnya berkualitas baik, maka mata

air dijadikan pilihan sumber air bersih yang dicari-cari dan diperebutkan

oleh penduduk kota (Asdak, 2004).

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

2.5 Aliran Airtanah

Airtanah mengalir dari daerah yang memiliki tekanan lebih tinggi menuju

ke daerah yang memiliki tekanan lebih rendah dan dengan akhir perjalanannya

menuju ke laut atau sungai.

Sumber : ga.water.usgs.gov/edu/earthgwdecline.htm

Dalam Gambar 2.1 daerah yang lebih tinggi merupakan daerah

tangkapan/imbuhan atau pengisian

merupakan daerah pelepasan luahan atau pengelu

ilustrasi tersebut daerah pelepasan adalah daerah aliran sungai. Daerah tangkapan

dapat didefinisikan sebagai bagian dari suatu daerah aliran

area ) dimana aliran

daerah pengeluaran didefinisikan sebagai bagian dari suatu daerah aliran

(watershed/catchment area)

airtanah (Freeze dan Cherry, 1979). Biasanya daerah tangka

terletak pada suatu kedalaman tertentu sedangkan muka

pengeluaran umunya mendekati permukaan tanah, salah satu contohnya adalah

pantai.

Aliran air dipengaruhi gaya gr

bawah, tekanan tanah beroperasi ke seluruh arah dalam keadaan tanah lembab dan

Universitas Indonesia

mengalir dari daerah yang memiliki tekanan lebih tinggi menuju

ke daerah yang memiliki tekanan lebih rendah dan dengan akhir perjalanannya

menuju ke laut atau sungai.

a.water.usgs.gov/edu/earthgwdecline.html

Gambar 2.1 Arah Aliran Airtanah

Dalam Gambar 2.1 daerah yang lebih tinggi merupakan daerah

tangkapan/imbuhan atau pengisian (recharge area) dan daerah yang lebih rendah

merupakan daerah pelepasan luahan atau pengelu aran (discharger area)

ilustrasi tersebut daerah pelepasan adalah daerah aliran sungai. Daerah tangkapan

dapat didefinisikan sebagai bagian dari suatu daerah aliran (watershe

dimana aliran airtanah (saturated) menjauhi muka airtanah

daerah pengeluaran didefinisikan sebagai bagian dari suatu daerah aliran

(watershed/catchment area) dimana aliran airtanah (saturated) menuju muka

(Freeze dan Cherry, 1979). Biasanya daerah tangkapan m

terletak pada suatu kedalaman tertentu sedangkan muka

pengeluaran umunya mendekati permukaan tanah, salah satu contohnya adalah

Aliran air dipengaruhi gaya gravitas akan menarik secara vertikal ke

bawah, tekanan tanah beroperasi ke seluruh arah dalam keadaan tanah lembab dan

13

Universitas Indonesia

mengalir dari daerah yang memiliki tekanan lebih tinggi menuju

ke daerah yang memiliki tekanan lebih rendah dan dengan akhir perjalanannya

Dalam Gambar 2.1 daerah yang lebih tinggi merupakan daerah

dan daerah yang lebih rendah

(discharger area). Pada

ilustrasi tersebut daerah pelepasan adalah daerah aliran sungai. Daerah tangkapan

(watershed/catchment

airtanah. Sedangkan

daerah pengeluaran didefinisikan sebagai bagian dari suatu daerah aliran

saturated) menuju muka

pan muka airtanahnya

terletak pada suatu kedalaman tertentu sedangkan muka airtanah daerah

pengeluaran umunya mendekati permukaan tanah, salah satu contohnya adalah

avitas akan menarik secara vertikal ke

bawah, tekanan tanah beroperasi ke seluruh arah dalam keadaan tanah lembab dan

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

14

Universitas Indonesia

kering. Air bebas bergerak karena gaya gravitasi dan ikatan air karena potensial

matriks. Apabila tanah yang kering terkena hujan, kandungan lengas tanah di

lapisan permukaan meningkat mencapai kapasitas lapangan, kemudian airtanah

bergerak kelapisan yang lebih dalam. Air juga bergerak kesemua arah, di atas

kapasitas lapang perkolasi bergerak lambat melalui pori berukuran 10-50 µm dan

pengatusan terjadi dengan cepat melalui pori berukuran > 50 µm.

2.6 Karakteristik Hidrogeologi

2.6.1 Akuifer

Suatu lapisan tanah yang pori-porinya berisi air, terdapat pembatas

dan lokasinya berbeda-beda, maka dapat didefinisikan sebagai akuifer,

aquichlude, aquitard, confined akuifer, dan unconfained akuifer (Kodoatie,

1996), yang kemudian dijelaskan masing-masing sebagai berikut :

a. Akuifer adalah sebagai suatu lapisan, formasi atau kelompok formasi

satuan geologi yang permeabel dengan kondisi jenuh air dan mempunyai

suatu besaran konduktivitas hidraulik sehingga dapat membawa air (air dapat

diambil) dengan kuantitas yang ekonomis.

b. Aquiclude adalah sebagai lapisan, formasi, atau kelompok formasi satuan

geologi yang kedap air, dengan nilai konduktivitas hidraulik yang sangat

kecil, sehingga tidak mungkin air melewatinya. Sehingga dapat dikatakan

juga sebagai lapisan pembatas dan pembatas bawah dari suatu akuifer

tertekan.

c. Confined aquifer adalah akuifer yang dibatasi lapisan atas dan bawahnya

oleh aquiclude, dan tekanan airnya lebih besar dari tekanan atmosfer. Pada

lapisan pembatasnya tidak ada air yang mengalir. Confined aquifer juga

disebut sebagai akuifer tertekan.

d. Artesian Aquifer, akuifer ini merupakan akuifer tertekan, dimana

ketinggian hidrauliknya lebih tinggi dari muka tanah. Oleh karena itu, apabila

pada akuifer jenis ini dilakukan pengeboran untuk mendapatkan pancaran air,

hal ini dikarenakan air yang keluar dari pengeboran ini berusaha mencapai

ketinggian hidruliknya.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

e. Aquitard adalah lapisan tipis, formasi atau kelompok formasi satuan

geologi yang permeab

Namun, memungkinkan air mele

lambat. Dapat dikatakan juga merupakan lapisan atas dan bawah suatu semi

confined aquifer.

f. Unconfined Aquifer

aquichude hanya pada ba

dilapisan atasnya, batas di lapisan atasnya merupakan muka airtanah.

Tekanan udara dipermukaan airt

Airtanah yang terdapat pada

begitupun denga

dipengaruhi oleh curah hujan.

g. Semi Unconfined Aquifer

hanya lapisan bawahnya oleh aquitard. Pada bagian atasnya ada lapisan

pembatas yang mempunyai konduktivitas

konduktivitas hidraulik dari akuifer. Akuifer ini juga mempunyai muka

airtanah yang terletak pada lapisan pembatas tersebut.

Sumber : www.douglas.co.us/water/images/Denver_Basin_A

Universitas Indonesia

adalah lapisan tipis, formasi atau kelompok formasi satuan

geologi yang permeabel dengan nilai konduktivitas hidraulik yang kecil.

Namun, memungkinkan air melewati lapisan ini walau dengan gerakan yang

pat dikatakan juga merupakan lapisan atas dan bawah suatu semi

confined aquifer.

Unconfined Aquifer adalah akuifer yang lapisan pembatasnya merupakan

hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pem

dilapisan atasnya, batas di lapisan atasnya merupakan muka airtanah.

Tekanan udara dipermukaan airtanah relatif sama dengan tekanan atmosfer.

Airtanah yang terdapat pada akuifer ini disebut juga

begitupun dengan tinggi muka airtanahnya relatif tidak stabil karena

dipengaruhi oleh curah hujan.

Semi Unconfined Aquifer , merupakan akuifer yang jenuh air, yang dibatasi

hanya lapisan bawahnya oleh aquitard. Pada bagian atasnya ada lapisan

pembatas yang mempunyai konduktivitas hidraulik lebih kecil dari pada

konduktivitas hidraulik dari akuifer. Akuifer ini juga mempunyai muka

airtanah yang terletak pada lapisan pembatas tersebut.

www.douglas.co.us/water/images/Denver_Basin_A

Gambar 2.2 Hidrogelogi Airtanah

15

Universitas Indonesia

adalah lapisan tipis, formasi atau kelompok formasi satuan

dengan nilai konduktivitas hidraulik yang kecil.

wati lapisan ini walau dengan gerakan yang

pat dikatakan juga merupakan lapisan atas dan bawah suatu semi

adalah akuifer yang lapisan pembatasnya merupakan

mbatas aquiclude

dilapisan atasnya, batas di lapisan atasnya merupakan muka airtanah.

sama dengan tekanan atmosfer.

kuifer ini disebut juga airtanah bebas,

tidak stabil karena

, merupakan akuifer yang jenuh air, yang dibatasi

hanya lapisan bawahnya oleh aquitard. Pada bagian atasnya ada lapisan

hidraulik lebih kecil dari pada

konduktivitas hidraulik dari akuifer. Akuifer ini juga mempunyai muka

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

16

Universitas Indonesia

2.6.2 Kedalaman Muka Airtanah

Kedalaman muka airtanah adalah kedalaman untuk mencapai muka

airtanah yang dihitung antara permukaan airtanah dengan permukaan tanah

tempat dilakukannya pengukuran atau jarak dari permukaan tanah sampai ke

muka airtanah (Watertabel). Muka airtanah dijadikan acuan untuk dapat

melihat pengaruh terjadinya pencemaran, karena semakin dangkal

kedalaman untuk mencapai muka airtanah, maka akan semakin rentan

terhadap pencemaran. Untuk mendapatkan data kedalaman muka airtanah

dilakukan dengan pengukuran langsung ke lapangan.

2.6.3 Topografi

Topografi (lereng) merupakan variabel dari permukaan bumi yang

berperan sebagai pengontrol polutan yang mangalir (runoff) atau

menggenang, yang memberikan cukup waktu untuk terjadi infiltrasi (Mato,

2002). Lereng yang cukup datar, memungkinkan terjadi pencemaran

menjadi besar karena air lama berada di atas tanah serta memungkinkan

untuk terjadi penyerapan yang lebih banyak (infiltrasi > run off). Kondisi ini

akan berbalik pada lereng yang cukup terjal, run off yang terjadi akan lebih

besar daripada infiltrasinya.

2.6.4 Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan perbandingan kandungan partikel-

partikel tanah primer berupa fraksi liat, debu, dan pasir dalam sutu massa

tanah. Tekstur dapat diartikan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara

kualitatif tekstur dapat diartikan tektur tersebut apakah kasar atau halus,

sedangkan secara kuantitatif tekstur digambarkan susunan relatif berat

fraksi-fraksi tanah, yaitu pasir, debu, dan liat, sehingga dapat diketahui

persentase kandungan masing-masing fraksi tanah yang dimana

pengkelasannya dapat mengacu pada segitiga tekstur tanah. Pertimbangan

dan pembagian kelas yang biasa digunakan untuk menjelaskan tanah pada

segitiga tekstur tanah sebagai berikut :

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

17

Universitas Indonesia

Tabel 2.1 Pembagian Kelas Tekstur Tanah

Sumber : Fort (1988)

2.7 Curah Hujan

Hujan adalah unsur iklim yang paling tinggi. Curah hujan yang paling

banyak diamati dibandingkan dengan unsur iklim lainnya. Terlebih di Indonesia,

dimana suhu tidak begitu banyak dan begitu cepat berubah (Sandy, 1987).

Air hujan yang jatuh di atas permukaan bumi sebagian meresap ke dalam

tanah (Sandy, 1996). Jumlah air hujan yang meresap tergantung pada kondisi fisik

tanah dan lama hujan. Pada saat hujan jatuh pada permukaan tanah yang kering,

daya serapa tanah ada pada tingkat maksimum. Sehingga semakin lama hujan itu

turun, maka akan banyak kandungan air di dalam tanah. Kondisi ini akan

menyebabkan kemampuan tanah menjadi berkurang dalam proses menyerap air.

Hubungan antara intensitas hujan, air permukaan dan airtanah dapat dijelaskan

sebagai berikut ;

Tanah berpasir Tanah berteksturkasar

pasirpasir berlempung

Tanahberlempung

Tanah berteksturkasar lempung berpasirSedang lempung berpasir halus

Tanah bertekstursedang

lempung berpasir sangathaluslempunglempung berdebudebulempung liat

Tanah berteksturhalus lempung liat berpasirSedang lempung liat berdebu

Tanah berliat Tanah berteksturhalus

liat berpasirliat berdebuliat

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

Sumber : Sandy, 1996

Gambar 2.3 Hubungan antara intensitas hujan, air permukaan dan airtanah

Menurut Seyhan (1997) semua a

dari presipitasi (hujan). Dengan demikian

hujan. Air hujan tersebut masuk kedalam tanah melalui proses infiltrasi dan

perkolasi. Proses ini juga akan melarutkan garam

dikandung oleh batuan yang dilaluinya, yang akan

Air hujan merupakan sarana utama untuk melepaskan dan mentransportasikan zat

pencemar secara verti

media akuifer. Semakin besar intensitas hujan, maka akan semakin meningkatkan

potensi terhadap pencemaran airtanah.

2.8 Penggunaan Tanah

Penggunaan tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting

terhadap pencemaran airtanah. Penggunaan tanah adalah pencerminan berbagai

aktivitas manusia di satu

dapat memberikan dampak positif maup

misalnya berpengaruh terhadap kualitas airtanah. Penggunaan tanah permukiman

menyebabkan pencemaran kualitas airtanah lebih tinggi jika dibandingkan dengan

penggunaan tanah terbuka hijau. Hal ini dikarenakan penggunaa

hijau akan lebih mudah meneruskan air hujan ke dalam tanah dibandingkan

dengan penggunaan tanah permukiman sehingga kualitas airtanah akan lebih baik.

Universitas Indonesia

Sumber : Sandy, 1996

Gambar 2.3 Hubungan antara intensitas hujan, air permukaan dan airtanah

Menurut Seyhan (1997) semua a ir bawah permukaan atau airtanah berasal

dari presipitasi (hujan). Dengan demikian , sumber utama airtanah berasal dari air

ir hujan tersebut masuk kedalam tanah melalui proses infiltrasi dan

perkolasi. Proses ini juga akan melarutkan garam-garam dan mineral yang

dikandung oleh batuan yang dilaluinya, yang akan menentukan kualitas airtanah.

ir hujan merupakan sarana utama untuk melepaskan dan mentransportasikan zat

pencemar secara vertikal sampai pada muka airtanah dan secara horizontal pada

akuifer. Semakin besar intensitas hujan, maka akan semakin meningkatkan

potensi terhadap pencemaran airtanah.

2.8 Penggunaan Tanah

Penggunaan tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting

terhadap pencemaran airtanah. Penggunaan tanah adalah pencerminan berbagai

aktivitas manusia di satu daerah (Sandy, 1985). Penggunaan tanah disatu daerah

dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan sekitar

misalnya berpengaruh terhadap kualitas airtanah. Penggunaan tanah permukiman

menyebabkan pencemaran kualitas airtanah lebih tinggi jika dibandingkan dengan

penggunaan tanah terbuka hijau. Hal ini dikarenakan penggunaa

hijau akan lebih mudah meneruskan air hujan ke dalam tanah dibandingkan

dengan penggunaan tanah permukiman sehingga kualitas airtanah akan lebih baik.

18

Universitas Indonesia

Gambar 2.3 Hubungan antara intensitas hujan, air permukaan dan airtanah

ir bawah permukaan atau airtanah berasal

sumber utama airtanah berasal dari air

ir hujan tersebut masuk kedalam tanah melalui proses infiltrasi dan

n mineral yang

menentukan kualitas airtanah.

ir hujan merupakan sarana utama untuk melepaskan dan mentransportasikan zat

al sampai pada muka airtanah dan secara horizontal pada

akuifer. Semakin besar intensitas hujan, maka akan semakin meningkatkan

Penggunaan tanah merupakan salah satu faktor yang sangat penting

terhadap pencemaran airtanah. Penggunaan tanah adalah pencerminan berbagai

(Sandy, 1985). Penggunaan tanah disatu daerah

tif terhadap lingkungan sekitar

misalnya berpengaruh terhadap kualitas airtanah. Penggunaan tanah permukiman

menyebabkan pencemaran kualitas airtanah lebih tinggi jika dibandingkan dengan

penggunaan tanah terbuka hijau. Hal ini dikarenakan penggunaa n tanah terbuka

hijau akan lebih mudah meneruskan air hujan ke dalam tanah dibandingkan

dengan penggunaan tanah permukiman sehingga kualitas airtanah akan lebih baik.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

2.9 Pencemarana Airtanah

Zat pencemar (

yang berwujud benda cair, padat, maupun gas, baik yang berasal dari alam yang

kehadirannya dipicu oleh manusia (tidak langsung)

(anthropogenic origin

bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Semua itu dipicu oleh aktivitas

manusia (Watts 1997 dalam Notodarmojo, 2005).

Di sebagian wilayah Indonesia,

utama. Airtanah yang masih alami tanpa gangguan manusia, kualitasnya belum

tentu baik. Terlebih lagi yang sudah tercemar oleh aktivitas manusia, kualitasnya

akan semakin menurun. Pencemaran

teraturnya pengelolaan lingkungan. Beberapa sumber pencemaran yang

menyebabkan menurunya kualita

1. Sampah dari TPA

2. Tumpahan Minyak

3. Kegiatan Pertanian

4. Pembuangan limbah cair pada sumur dalam, dll

5. Pembuangan limbah ke tanah

6. Pembuangan limbah radioaktif

Sumber :

Gambar 2.4 Pence

Universitas Indonesia

Airtanah

Zat pencemar (pollutant) dapat didefiniskan sebagai zat kimi

yang berwujud benda cair, padat, maupun gas, baik yang berasal dari alam yang

kehadirannya dipicu oleh manusia (tidak langsung) ataupun dari kegiatan manusia

anthropogenic origin ) yang telah diidentifakasi mengakibatkan efek yang buruk

dupan manusia dan lingkungannya. Semua itu dipicu oleh aktivitas

manusia (Watts 1997 dalam Notodarmojo, 2005).

Di sebagian wilayah Indonesia, airtanah masih menjadi sumber air minum

yang masih alami tanpa gangguan manusia, kualitasnya belum

tentu baik. Terlebih lagi yang sudah tercemar oleh aktivitas manusia, kualitasnya

akan semakin menurun. Pencemaran airtanah antara lain disebabkan oleh kurang

teraturnya pengelolaan lingkungan. Beberapa sumber pencemaran yang

menyebabkan menurunya kualita s airtanah antara lain (Freeze dan Chery, 1979):

Sampah dari TPA

Tumpahan Minyak

Kegiatan Pertanian

Pembuangan limbah cair pada sumur dalam, dll

Pembuangan limbah ke tanah

Pembuangan limbah radioaktif

Sumber : https:/.../images/Issue36/water_e_l.gif

Gambar 2.4 Pencemaran Airtanah di Tempat Pembuangan Sampah

19

Universitas Indonesia

definiskan sebagai zat kimia, radioaktif

yang berwujud benda cair, padat, maupun gas, baik yang berasal dari alam yang

taupun dari kegiatan manusia

kasi mengakibatkan efek yang buruk

dupan manusia dan lingkungannya. Semua itu dipicu oleh aktivitas

masih menjadi sumber air minum

yang masih alami tanpa gangguan manusia, kualitasnya belum

tentu baik. Terlebih lagi yang sudah tercemar oleh aktivitas manusia, kualitasnya

antara lain disebabkan oleh kurang

teraturnya pengelolaan lingkungan. Beberapa sumber pencemaran yang

antara lain (Freeze dan Chery, 1979):

maran Airtanah di Tempat Pembuangan Sampah

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

20

Universitas Indonesia

Akibat pengambilan airtanah yang intensif di daerah tertentu dapat

menimbulkan pencemaran airtanah dalam yang berasal dari airtanah dangkal,

sehingga kualitas airtanah yang semula baik menjadi menurun dan bahkan tidak

dapat digunakan sebagai bahan baku air minum. Sedangkan di daerah dataran

pantai akibatnya pengambilan airtanah yang berlebihan akan menyebabkan

terjadinya instrusi air laut karena pergerakan air laut ke airtanah.

2.10 Kualitas Air

Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan atau uji

berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 1 Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan

dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan

mikrobiologis.

Parameter fisik menyatakan kondisi air atau keberadaan bahan yang dapat

diamati secara visual atau kasat mata. Parameter fisik adalah kekeruahan,

kandungan partikel atau padatan, warna, rasa, bau, suhu, dan sebagainya.

Parameter kimia menyatakan kandungan unsur atau senyawa kimia dalam air,

seperti kandungan oksigen, bahan organik (BOD, COD, TOC), mineral atau

logam, derajat keasaman, nutrient/hara, kesadahan, dan sebagainya. Parameter

mikrobiologis menyatakan kandungan mikroorganisme dalam air, sperti bakteri,

virus, dan mikroba pathogen lainnya. Berdasarkan hasil pengukuran atau

pengujian airtanah dangkal dapat dinyatakan kondisi baik atau tercemar. Sebagai

acuan dalam kondisi tersebut adalah baku mutu air, sebagaimana diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 (Masduqi, 2007).

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

21

Universitas Indonesia

2.11 Parameter Kualitas Air

Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap

air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau

kenampakan (bau dan warna).

2.11.1 TDS (Total Dissolved Solids)

Total zat padat tersuspensi adalah kandungan larutan non-organik

dan organik yang terkandung dalam perairan alamiah yang di dalamnya

terdapat beberapa jenis mineral dan gas yang memegang peranan dalam

menentukan kualitas air. Pada larutan non-organik gas CO2 dan O2

memegang peranan dalam menentukan status kualitas air. Sebagai contoh

untuk mengetahui bahwa status kualitas air untk pengguna tertentu

memang dipengaruhi oleh mineral-mineral terlarut ialah bila kalsium

dalam jumlah yang sedikit dapat mempengaruhi rasa enak pada air

kemasan. Sedangkan bila ditemukan magnesium dalam jumlah yang sama

dalam air kemasan tersebut makan akan memberikan efek rasa tidak enak

bagi yang mengkonsumsi air tersebut.

Menurut Arsadi, dkk (2007) padatan terlarut anorganik umumnya

berasal dari dedaunan, limbah industri, lumpur, pupuk, limbah rumah

tangga, dan lain-lain. Sedangkan TDS organik pada dasarnya bisa berasal

dari bebatuan, nitrogen, oksigen, karbondioksida, serta mineral-mineral

seperti ; belerang, fosfor, sulfat. Jadi kosentrasi TDS dalam air yang

meruapkan zat padat terlarut dalam air atau ditambah lagi dengan

konsentrasi beberapa koloid yang lolos saringan, jika suatu air

mengandung partikel-pertikel koloid.

2.11.1 DHL (Daya Hantar Listrik)

Pemeriksaan terhadap bahan terlarut dalam air, dapat dilakukan

secara cepat dengan penetapan Daya Hantar Listrik (DHL) suatu larutan.

Penetapan ini merupakan pengukuran terhadap kemampuan sampel air

untuk menghantarkan aliran listrik. Besar kecilnya hsil pengukuran

bergantung pada konsentrasi total saat terlarut yang terionisasi dalam air

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

22

Universitas Indonesia

pada suhu air. Pergerakan ion terlarut, konsentrasi, dan valensi akan

mempengaruhi daya hantar listrik suatu larutan. Larutan yang

mengandung ion-ion akan menghantar listrik. Pada umumnya asam, basa,

dan garam-garam anorganik merupakan pengantar listrik yang baik.

Sebaliknya senyawa-senyawa organik yang tidak terionisasi dalam larutan

merupakan pengantar listrik yang lemah (Purwanti, dkk, 2006).

2.11.2 Nitrat (NO3)

Nitrat (NO3) adalah bentuk utama di mana terjadi nitrogen dalam

airtanah, meskipun nitrogen terlarut juga dapat hadir nitrit (NO2), amoniun

(NH4+), N2, dan nitrogen organik. Nitrat dalam air erat kaitanya dengan

siklus nitrogen dalam alam. Dalam siklus tersebut dapat diketahui bahwa

nitrat dapat terjadi baik dari N2 di atmosfer ataupun dari pupuk-pupuk

yang digunakan dari dari oksidasi NO2- oleh kelompok bakteri

Nitrobacter. Nitrat yang terdapat dalam sumber air seperti air sumur dan

sungai umumnya berasal dari pencemaran bahan-bahan kimia (pupuk urea,

ZA, dan lain-lain) di bagian hulu (Poernomo, 1989 dalam Ghufran 2007).

2.11.3 Amoniak (NH3-N)

Amoniak merupakan sumber dari nitrogen (N) dan penting bagi

tumbuhan dan mikroorganisme air. Amoniak dihasilkan oleh hewan air

dan dibentuk saat proses pembusukan dahan hewan air. Amoniak terdapat

di dalam limbah pertanian, seperti pupuk dan juga limbah industri serta

kotoran hewan. Pada pH dan temperature umum air, amonia tersedia

dalam bentuk ion (NH4+). Saat terjadi peningkatan pH dan temperatur, ion

tersebut berubah menjadi gas ammonia (NH3). Gas tersebut berbahaya

bagi ikan dan organisme lainnya. Jika kadar oksigen mencukupi, maka

amonia dapat dipecah oleh bakteri menjadi nitrit (NO2) (Colt dan

Amstrong, 1981, dalam Ghufran, 2007)..

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

23

Universitas Indonesia

2.11.4 Fosfat (PO4)-3

Fosfat adalah salah satu bahan pencemar diperairan. Senyawa ini

merupakan salah satu kunci yang esensial untuk pertumbuhan ganggang

dalam air. Pertumbuhan ganggang yang berlebihan akan menjadi

penyebab penurunan kualitas air. Fosfat yang terdapat dalam baik sebagai

bahan padat maupun bentuk terlarut. Fosfat terdapat dalam air alam atau

air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap

senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau

terikat di dalam sel organisme air. Di daerah pertanian ortofosfat berasal

dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau melalui

drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air

buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang

mengandung fosfat, seperti industri logam dan sebagainya.

Fosfat organik terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan

sisa makanan. Fosfat organik dapat pula terjadi dari ortofosfat yang

terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman

menyerap fosfat bagi pertumbuhannya ( Alaerts, 1984). Keberadaan

senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan

ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg P/L),

pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop.

Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan

ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat mengurangi

jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian

ekosistem perairan.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

24Universitas Indonesia

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Daerah Penelitian

Daerah Penelitian adalah Daerah sekitar TPA Cipayung Depok yang

terletak pada 06025’00” – 06025’25” LS dan 106047’12” – 106047’25” BT dalam

jangkaun hingga 500 meter dari TPA, Yang meliputi Kelurahan Cipayung

Kecamatan Cipayung dan Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sawangan. (Peta 1)

3.2 Alur Pikir Penelitian

Gambar 3.1 Alur Pikir Penelitian

JARAK

CURAH

MERESAPKE

AKUIFER

TPA CIPAYUNG DAN DAERAHSEKITARNYA (KOTA DEPOK)

Kedalamanmuka airtanah

PENGGUNAAN TANAH

Menyebarkedalamairtanah

Pola Spasial Kualitas AirtanahDangkal di Sekitar TPA Cipayung

ParameterKualitas air(TDS, DHL,NH3-N, NO3,

(PO4)-3 )

KONDISIHIDROGEO

AIR LINDI

Ketinggian

Jenis Batuan

Jenis Tanah

Ketinggianmuka

airtanah

HUJAN TIDAKHUJAN

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

25

Universitas Indonesia

Gambar 3.1 memperlihatkan bahwa kualitas airtanah di sekitar TPA

Cipayung Depok dipengaruhi oleh lindi sebagai sumber pencemar yang berasal

dari buangan pengolahan sampah yang terjadi di TPA Cipayung, selain itu juga

dipengaruhi oleh kondisi fisik dari daerah sekitar yaitu kondisi hidrogeologi dan

geologi yang akan mempercepat zat pencemar bergerak dalam airtanah.

Pengunan tanah dalam penelitian ini digunakan untuk mendukung nilai kualitas

airtanah.. Keberadaan zat pencemar dalam penelitian ini selain berasal dari air

buangan sampah (lindi) juga berasal dari penggunaan tanah daerah tersebut.

Kodisi hidrogeologi dalam penelitian ini terdiri dari, kedalaman muka

airtanah, ketinggian, jenis tanah, dan jenis batuan. Kedalaman airtanah akan

memperangaruhi sumber zat pencemar untuk sampai ke airtanah, semakin dekat

muka airtanah maka akan semakin cepat sumber zat pencemar untuk masuk ke

muka airtanah. Ketinggian digunakan untuk mengetahui arah aliran airtanah

dengan menggunakan kedalaman muka airtanah. Jenis batuan dan Jenis tanah

dibutuhkan untuk mengetahui kemampuan batuan untuk menyimpan (porositas)

dan meloloskan (permeabilitas) airtanah.

Curah hujan digunakan sebagai sumber utama keberdaan airtanah dalam

siklus hidrologi dan arah aliran airtanah yang sangat dipengaruhi oleh banyaknya

air yang terdapat dalam tanah. Jarak sumur gali penduduk terhadap sumber

pencemar (lindi) digunakan untuk mengetahui sejauh mana zat pencemar akan

bergerak dalam airtanah dalam kondisi fisik yang sudah diketahui (hidrogelogi,

pengunan tanah dan curah hujan).

Berdasarkan pemaparan Gambar 3.1 variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ;

1. Kedalaman muka airtanah

Kedalaman muka airtanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jarak antara permukaan tanah dengan muka airtanah yang diukur

langsung dari sumur gali penduduk.

2. Ketinggian

Ketinggian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketinggian daerah

yang didapatkan dari Peta Digital Rupa Bumi Indonesia (RBI) berupa

data kontur Kota Depok.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

26

Universitas Indonesia

3. Ketinggian Muka airtanah

Ketinggian muka airtanah diperoleh dari pengurangan ketinggian tempat

dengan kedalaman muka airtanah.

4. Jenis Batuan

Jenis batuan dalam penelitian ini terdiri dari alluvium, kipas alluvium,

dan formasi Bojong Manik.

5. Jenis Tanah

Jenis tanah dalam penelitian ini terdiri dari alluvium kelabu, latosol

merah, latosol coklat, regosol coklat, dan regosol coklat kemerahan

6. Penggunaan Tanah

Penggunaan tanah yang digunakan adalah penggunaan yang terdapat di

daerah penelitian

7. Curah Hujan

Curah hujan yang terjadi pada waktu Januari-April 2011 dari stasiun

pengamatan curah hujan Pancoranmas dan stasiun pengamatan di

Fakultas Teknik.

8. Jarak sumur terhadap TPA Cipayung

Jarak sumur gali atau titik sampel terhadap TPA Cipayung dengan

menggunakan metode buffer pada software Arc.Gis 9.3 dengan jarak

jangkauan 100 meter.

9. Konsentrasi parameter TDS, DHL, Nitrat, Amoniak, dan Fosfat.

Konsentrasi dari setiap parameter kualitas airtanah dalam sampel

penelitian didapatkan dari hasil uji laboratorium.

3.3 Metode Pengambilan Lokasi Titik Sampel

3.3.1 Peralatan

Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan sampel airtanah yaitu :

a. Peta Kerja

b. Global Positioning System (GPS)

c. Meteran (ketelitian 1 cm dan panjang maksimal 50 m)

d. Botol gelas

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

27

Universitas Indonesia

e. Tabel Isian Survei Lapang

f. Alat Tulis

g. Kamera Digital

3.3.2 Titik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel menggunakan metode systematic

random sampling. Sampel air sumur penduduk pada berbagai jarak

tertentu secara sistematik dari pusat TPA Cipayung yaitu ; Jarak 100

meter, 200 meter, 300 meter, 400 meter, dan 500 meter

Dengan dibatasi jarak tersebut titik sampel dipilih secara random

atau acak pada batasan jangkauan. Jumlah titik sampel yang diambil

disetiap jangkauan yaitu :

a. Jarak 100 meter, jumlah titik sampel yang diambil adalah 13 titik

b. Jarak 200 meter, jumlah titik sampel yang diambil adalah 8 titik

c. Jarak 300 meter, jumlah titik sampel yang diambil adalah 6 titik

d. Jarak 400 meter, jumlah titik sampel yang diambil adalah 3 titik

e. Jarak 500 meter, jumlah titik sampel yang diambil adalah 3 tiitik

3.3.3 Waktu Pengambilan Sampel di Lapang

Waktu pengambilan sampel dilakukan dalam dua waktu yaitu waktu

hujan dan tidak hujan. Waktu hujan adalah saat terjadi hujan selama tiga

hari berturut-turut dan pengambilan waktu hujan pada tanggal 5 Mei 2011

dan 12 Mei 2011 saat pagi hingga siang hari, sedangakan waktu tidak

hujan sadalah saat tidak terjadi hujan selama tiga hari berturut-turut dan

pengambilan dilakuakan pada tanggal 20 April 2011 dan 23 April 2011

sat pagi hingga siang hari.

3.3.4 Cara Pengukuran Sampel di Lapangan

a. Mencari lokasi sampel yang sebelumnya sudah ditentukan, dengan

menggunakan peta kerja kemudian menentukan koordinat dengan GPS,

dan mencatat hasil pengukuran pada tabel isian survei.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

b. Melakukan pengukuran kedalaman muka airtanah pada sumur, dan

mencatat hasil pengukuran pada tabel isian survei.

3.3.5 Cara Pengukuran Sampel di Laboratorium

a. Menyiapkan alat yang digunakan dalam pengujian yaitu TDS meter,

DHL meter, dan

Testing

b. Pengujian

menyelupkan alat kedalam air sampel yang sebelumnya dibilas dengan air

yang sama, tunggu hinga 1

c. Pengujian

Memasukan sampel air ke

regen atau indik

hingga 3-5 menit, selanjutnya catat hasil pengukuran setiap parameter.

Sumber : Peng

Gambar 3.2 kiri :Environmental Testing

3.4 Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi data survey lapang

(primer) dan data yang diperoleh dari instansti dan studi kepustakaan (sekunder).

Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi, yaitu Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Di

Bakosurtanal, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Dinas Kebersihan dan

Universitas Indonesia

ukan pengukuran kedalaman muka airtanah pada sumur, dan

mencatat hasil pengukuran pada tabel isian survei.

3.3.5 Cara Pengukuran Sampel di Laboratorium

kan alat yang digunakan dalam pengujian yaitu TDS meter,

DHL meter, dan Multiparameter Ion Specific Meter for Environmental

Pengujian kualitas air untuk parameter TDS, dan DHL dengan

menyelupkan alat kedalam air sampel yang sebelumnya dibilas dengan air

tunggu hinga 1-2 menit kemudian catat hasil pengukuran.

kualitas air untuk parameter nitrat, amoniak, dan

Memasukan sampel air ke dalam gelas kaca sebanyak 6 ml, masukkan

regen atau indikator setiap parameter yang berbeda. Setelah itu tunggu

5 menit, selanjutnya catat hasil pengukuran setiap parameter.

Sumber : Pengukuran Laboratorium, 2011

Gambar 3.2 kiri : Alat Multiparameter Ion Specific Meter forEnvironmental Testing , kanan : Sampel Air Hasil Uji Laboratorium

3.4 Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi data survey lapang

(primer) dan data yang diperoleh dari instansti dan studi kepustakaan (sekunder).

Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi, yaitu Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Kesehatan, Balai Penelitian Tanah,

Bakosurtanal, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Dinas Kebersihan dan

28

Universitas Indonesia

ukan pengukuran kedalaman muka airtanah pada sumur, dan

kan alat yang digunakan dalam pengujian yaitu TDS meter,

Specific Meter for Environmental

TDS, dan DHL dengan

menyelupkan alat kedalam air sampel yang sebelumnya dibilas dengan air

2 menit kemudian catat hasil pengukuran.

moniak, dan fosfat.

6 ml, masukkan

berbeda. Setelah itu tunggu

5 menit, selanjutnya catat hasil pengukuran setiap parameter.

ultiparameter Ion Specific Meter forLaboratorium

Data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi data survey lapang

(primer) dan data yang diperoleh dari instansti dan studi kepustakaan (sekunder).

Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi, yaitu Badan Perencanaan

nas Kesehatan, Balai Penelitian Tanah,

Bakosurtanal, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Dinas Kebersihan dan

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

29

Universitas Indonesia

Pertanaman, TPA Cipayung Depok, Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

yaitu ;

1. Kedalaman muka airtanah diperoleh dari pengukuran langsung di

lapangan pada setiap lokasi titik sampel. Pengukuran jarak antara

permukaan tanah hingga mencapai muka airtanah menggunakan alat ukur

meteran dengan ketelitian satu centimeter. Cara yang digunakan adalah

mengukur kedalaman muka airtanah dari permukaan airtanah hingga bibir

sumur gali dengan mengurangi ketinggian bibir sumur dengan permukaan

tanah. Pengkuran kedalaman muka airtanah dilakukan satu kali saat siang

hari.

2. Ketinggian diperoleh dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Bakosurtanal

skala 1:5.000 dengan interval kontur 2,5 meter.

3. Ketinggian muka airtanah diperoleh menggunakan data kedalaman muka

airtanah dan ketinggian tempat. Nilai ketinggian muka airtanah ini yang

akan digunakan untuk menentukan arah aliran airtanah.

4. Jenis Batuan diperoleh dari Peta Geologi lembar 1209-4 Jakarta dan

1209-1 Bogor skala 1:100.000

5. Jenis Tanah diperoleh dari peta tanah Kabupaten Bogor skala 1:100.000

keluaran Balai Penelitian Tanah Tahun 1990.

6. Penggunaan Tanah diperoleh dari Badan Perencanaan Pembaangunan

Daerah (BAPPEDA) berupa Citra Ikonos Kota Depok Tahun 2009 skala

1:10.000.

7. Curah Hujan data curah hujan daerah penelitian diperoleh dari stasiun

pengamatan curah hujan Kota Depok yang berasal dari Dinas Bina Marga

dan Sumber Daya Air.

8. Jarak sumur gali dari TPA Cipayung didapatkan dari pengukuran jarak

rata- rata antara titik sampel dengan TPA menggunakan software Arc.Gis

9.3 yaitu menggunakan Generate Near Tabel.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

30

Universitas Indonesia

9. Nilai parameter kualitas airtanah (TDS, DHL, Nitrat, Amoniak, dan

Fosfat) didapatkan dengan pengambilan sampel di lapangan yang berasal

dari sumur gali penduduk. Kemudian di uji dilaboratorium dengan

menggunakan alat-alat TDS meter, DHL meter, dan menggunakan alat

tipe C 206 Multiparameter Ion Specific Meter for Environmental Testing

keluaran Hanna Instrument untuk pengujian Nitrat, Amoniak, dan Fosfat.

10. Penentuan lokasi titik sampel di sekitar TPA Cipayung yaitu Kelurahan

Pasir Putih dan Kelurahan Cipayung dalam jangkauan hingga 500 meter

sebanyak 33 sampel

11. Administrasi daerah penelitian diperoleh dari peta rupabumi Kota Depok

Skala 1:10.000 yang berasal dari BAPPEDA Kota Depok tahun 2009.

3.4 Pengolahan data

Seluruh data yang diperoleh dalam penelitian ini, baik tabular maupun

spasial dibuat dan diolah dengan sisitem database berbasis sistem Informasi

Geografi (SIG) dengan memanfaatkan software Arc.view 3.3 dan Arc.Gis 9.3.

Tahapan pengolahan data berasal dari data primer dan data sekunder akan

menghasilkan :

1. Peta Jenis Batuan

Peta jenis batuan ini diolah dari peta digital jenis batuan Kota Depok tahun

1992-1993 dengan skala 1:100.000 keluaran Pusat Penelitian dan

Pengembangan Geologi (P3G).

2. Peta Jenis Tanah

Peta jenis tanah ini diolah dari peta digitasi jenis tanah Kota Depok tahun 1990

dengan skala 1:100.000 keluaran Balai Penelitian Tanah.

3. Peta Penggunan Tanah

Peta Penggunaan tanah ini diperoleh dari foto udara Kota Depok Tahun 2009

yang berasal dari BAPPEDA Kota Depok dengan skala 1 :10.000. dan

kemudian dilakukan interpretasi ulang untuk menentukan jenis penggunaan

tanah.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

31

Universitas Indonesia

4. Peta Kedalaman Muka Airtanah (MAT)

Peta kedalaman muka airtanah diperoleh melalui proses interpolasi dengan

memasukkan nilai kedalaman muka airtanah yang berasal dari pengukuran

lapangan langsung pada sumur gali penduduk. Menggunakan Extention

Spatial Analys dengan metode IDW (Inverse Distance Weighted) pada menu

interpolated grid, kemudian dibuat kontur kedalaman muka airtanah.

5. Peta Arah Aliran Airtanah

Peta arah aliran airtanah dibuat dengan menggunakan data ketinggian muka

airtanah yang kemudian menghubungkan titik-titik yang mempunyai

ketinggian yang sama, dan selanjutnya menarik garis tegak lurus terhadap

garis yang memiliki nilai yang sama. Aliran airtanah mengalir menuju

ketinggian yang lebih rendah atau mengalir kedaerah tangkapan air seperti

sungai atau danau.

6. Peta Interpolasi Kualitas Airtanah parameter TDS, DHL, Nitrat, Amoniak,

dan Fosfat) memasukkan hasil uji laboratorium ke dalam software Arc.Gis

9.3 menggunakan Extention Spatial Analyst dengan metode IDW (Inverse

Distance Weighted) pada menu interpolated to Raster. Kemudian membuat

kontur indek sebagai nilai wilayah yang tercemar. Pembagian wilayah

tercemar berdasarkan standar baku mutu kualitas air, parameter TDS 1000

ppm, DHL 750 µS, Nitrat 10 mg/l, Amoniak 0,5 mg/l, dan Fosfat 0,2 mg/l.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

32

Universitas Indonesia

3.5 Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian akan dilakukan dua tahapan

analisis yaitu :

a. Untuk menjawab masalah pertanyaan pertama yaitu “ Bagaimana pola

spasial kualitas airtanah dangkal di sekitar TPA Cipayung Depok?”,

analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi Inverse

Distance Weigthted (IDW) kemudian dideskripsikan dari hasil

keruangan yang berasal di interpolasi yang digunakan untuk menjelaskan

pola spasial kualitas airtanah dangkal yang terkandung disetiap titik

sampel.

b. Untuk menjawab masalah kedua “Apakah pola spasial kualitas airtanah

dangkal yang terbentuk dipengaruhi oleh penggunaan tanah, jenis

bantuan, jenis tanah, dan jarak ke TPA?”

Analisis yang digunakan adalah analisis overlay dan diperkuat dengan

analisis kuantitatif. Analisis overlay digunakan untuk melihat hubungan

keruangan variabel, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk

melihat variasi nilai rata-rata konsentrasi setiap parameter (TDS, DHL,

Nitrat, Amoinak, dan Fosfat) pada jenis batuan, jenis tanah, dan

penggunaan tanah metode statistic yang digunakan adalah One Way of

Anova. Sementara untuk mengetahui korelasi antara konsentrasi setiap

parameter dengan kedalamam muka airtanah, tekstur tanah, dan jarak

sampel air ke TPA Cipayung menggunakan metode statistik Person’s

Product Moment

3.5.1 Uji Statistik

a. Analisis Varians (ANOVA)

Langkah-langkah dalam uji statistic ANOVA yaitu;

i. Tes Homogenitas Varian (Test of Homogeneity ofVarience)

Asumsi dasar dari analsis ANOVA adalah bahwa seluruh kelompok yang

terbentu harus memiliki variaanya sama. Untuk menguji asumsi dasar ini

dapat dilihat dari hasil test homogenitas dan varians dengan menggunakan

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

33

Universitas Indonesia

uji Levens Statistik dengan menggunakan taraf kepercayaan 95%, yaitu

α=0,05.

Hipotesis yang digunakan dalam tes homogenitas varian adalah :

Ho : Diduga bahwa seluruh varians populasi adalah samaHi : Diduga bahwa seluruh varians populasi adalah berbeda

Dasar dari pengambilan keputusan adalah:

Jika probabilitas >0,05, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

ii. Pengujian ANOVA (Uji F)

Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa semua

kelompok mempunyai mean populasi yang sama adalah Uji F. Harga F

diperoleh dari rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus :

Keterangan :

Hipotesis yang digunakan dalam uji ANOVA :

Ho : Diduga bahwa seluruh kelompok dari rata-rata populasi

Hi : Diduga bahwa seluruh kelompok dart rata-rata populasi

Dasar dari pengambilan keputusan :

Jika F hitung < F tabel 0,05, maka Ho diterima

Jika F hitung > F tabel 0,05, maka Ho ditolak

iii. Test Post Hoc

Dari pengujian ANOVA (F test) telah diketahui bahwa secara umum

seluruh kelompok memiliki perbedaan (tidak sama). Untuk mengetahui

lebih lanjut perbedaan yang terjadi antara kelompok maka digunakan Test

Post Hoc dengan menggunakan salah satu fungasi Tukey.

Adapun hipotesis yang digunakan dalam tes ini adalah :

= Variansi anatar perlakuan

= Variansi dalam perlakuan

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

34

Universitas Indonesia

Ho : Diduga bahwa kedua kelompok memiliki nilai rata-ratayang sama

Hi : Diduga bahwa kedua kelompok memiliki nilai rata-ratayang berbeda

Dasar dari pengambilan keputusan adalah :

Jika probabilitas >0,05, maka Ho diterima

Jika probabilitas <0,05, maka Ho ditolak

b. Metode Stastistik Uji Person’s Product Moment

Teknik ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua

variabel yang memiliki jenis data interval. Rumus yang digunakan :

Dimana ;

r = koefisien korelasi

N = jumlah sampel

x = variabel bebas

y = variabel terikat

korelasi ini mempunyai nilai antara -1, 0, dan +1. Tanda + (plus)

atau – (min) adalah penanda arah dari hubungan variabel tersebut. Jika

tandanya + (plus) maka hubungannya searah, artinya semakin tinggi nilai

x semakin tinggi juga nilai y. Sedangkan jika tandanya – (min) maka

hubungannya dua arah, artinya semakin tinggi nilai x maka nilai y

semakin rendah. Parameter untuk menyatakan besar kecilnya korelasi

adalah sebagai berikut;

r = 0,80 – 1,00 hubungan sangat kuat

0,60 – 0,80 hubungan kuat

0,40 – 0,60 hubungan sedang

0,20 – 0,40 hubungan lemah

0,00 – 0,20 hubungan sangat lemah

2 2 2 2

( )( )

[ ( ) ][ ( ) ]

N xy x yr

N x x N y y

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

35 Universitas Indonesia

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak Daerah Penelitian

4.1.1 Letak TPA Cipayung

Secara geografis lokasi Kota Depok terletak pada koordinat antara

06018’00” – 06028’00” LS dan 106043’00” – 106055’00” BT, dengan luas sebesar

2002,90 Ha. Sedangkan lokasi Tempat Pembungan Sampah (TPA) Cipayung

terletak pada 06025’00” – 06025’25” LS dan 106047’12” – 106047’25” BT. Lokasi

TPA Cipayung secara administrasi berbatasan langsung dengan :

Sebelah Utara : Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Cipayung

Sebelah Selatan : Kelurahan Cipayung Jaya, Kecamatan Cipayung

Sebelah Timur : Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Sukmajaya

SebelahnBarat : Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan

Dalam lingkup Kelurahan Cipayung Kecamatan Cipayung, lokasi TPA

berada pada Rukun Warga (RW) 07 dengan RW-RW yang berada disekitarnya

adalah RW 08 (sebelah selatan TPA), RW 06 (sebelah utara TPA) dan RW 04

(sebelah timur TPA) serta RW 03 (sebelah timur laut TPA). Kelurahan yang

berada di sebelah Barat TPA Cipayung adalah Kelurahan Pasir Putih Kecamatan

Sawangan. Dalam lingkup Kelurahan ini, RW-RW yang berdekatan di sekitar

TPA adalah RW 02 dan RW 04. Luas TPA Cipayung pada awalnya 9,10 Ha dan

mengalami perluasa lahan 2,00 Ha, sehingga luas TPA ciayung saat ini mencapai

11,10 Ha.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

36

Universitas Indonesia

4.1.2 Kelurahan Cipayung

Kelurahan Cipayung merupakan kelurahan yang berada di Kecamatan

Cipayung, Kota Depok. Luas Kelurahan Cipayung adalah 286,5 Ha. Batas-

batas Kelurahan Cipayung yaitu :

Sebelah Utara : Kelurahan Rangkapan Jaya

Sebelah Timur : Kelurahan Cipayung Jaya

Sebelah Selatan : Kelurahan Ratujaya

Sebelah Barat : Kelurahan Pasir Putih

4.1.3 Kelurahan Pasir Putih

Kelurahan Pasir Putih adalah satu kelurahan yang berada di Kecamatan

Sawangan, Kota Depok. Luas Kelurahan Cipayung adalah 486 Ha. Batas-

batas Kelurahan Pasir Putih yaitu :

Sebelah Utara : Kelurahan Sawangan Baru

Sebelah Timur : Kelurahan Cipayung

Sebelah Selatan : Desa Raga Jaya

Sebelah Barat : Kelurahan Bedahan

4.2 Ketinggian

Secara umum daerah penelitian merupakan dataran rendah. Ketinggian

rata-rata daerah penelitian yang meliputi Kelurahan Cipayung dan Kelurahan

Pasir Putih berada pada 71-104 mdpl. Semakin ke utara, ketinggian semakin

rendah, dan daerah yang mendekati aliran sungai pun semakin rendah. Dengan

Wilayah ketinggian

a. Ketinggian 71 – 82 mdpl, mempunyai luas 13,5 Ha atau 9.22% dari luas

daerah penelitian.

b. Ketinggian 82 – 93 mdpl, mempunyai luas 61,51 Ha atau 41.83% dari luas

daerah penelitian.

c. Ketinggian 93 – 104 mdpl, mempunyai luas 71,98 Ha atau 48.95% dari luas

daerah penelitian.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

37

Universitas Indonesia

4.3 Curah Hujan

Secara umum kondisi iklim daerah penelitian adalah beriklim tropis yang

dipengaruhi oleh iklim muson, musim kemarau antara bulan April - September

dan musim hujan antara bulan Oktober – Maret. Pada stasiun pengamatan curah

hujan yang terdapat di Pancoran Mas besar curah hujan bulanan pada waktu

Januari – April 2011 berkisar antara 96 – 212 mm/bulan, curah hujan tertinggi

terdapat pada bulan April sebesar 212 mm/bulan dengan jumlah hari hujan 14

hari. Sedangkan untuk curah hujan tahunan yang diperoleh pada waktu 2010

sebesar 3160 mm/tahun.

4.4 Hidrologi

Kondisi hidrologi daerah penelitian dibedakan menjadi dua bagian yaitu

hidrologi permukaan dan kondisi hidrogeologi yaitu :

4.4.1 Hidrologi Permukaan

Secara umum daerah penelitian dilalui oleh satu aliran permukaan yaitu

Kali Pesanggrahan yang menjadi pembatas administrasi antara Kelurahan

Cipayung dan Kelurahan Pasir Putih. Kali Pesanggrahan mengalir dari

Kabupaten Bagor melewati Kecamatan Cipayung dan Sawangan (Kelurahan

Cipayung dan Kelurahan Pasir Putih) yang kemudian masuk ke aliran

Cengkareng.

4.4.2 Hidrogeologi

Airtanah adalah sumber utama untuk kebutuhan air bersih masyarakat

Depok, khusunya di daerah penelitian. Reservoir airtanah terdapat pada batuan

tersier dan kuarter. Endapan kuarter dan endapan tersier vulkanik bersilang

dengan endapan kaurter sungai.

Muka airtanah pada sistem akuifer tidak tertekan (< 30 meter), airtanah

pada sistem ini merupakan airtanah dangkal atau airtanah bebas. Airtanah

bebas kondisinya sangat dipengaruhi oleh curah hujan. pada musim kemarau

muka airtanah turun, sedangkan pada musim hujan cenderug naik, hal ini

dikarenakan terjadi pengisian kembali pada sistem akuifer tersebut. airtanah

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

38

Universitas Indonesia

bebas juga dipengaruhi oleh morfologi permukaan dan wilayah lembah

dengan toografi yang rendah.

4.5 Geologi

Kondisi geologi daerah penelitian didominasi kipas alluvial (Qav), satuan

ini merupakan hasil endapan batuan gunung api muda di Dataran Tinggi Bogor,

diendapakan dalam lingkungan darat, terdapat hingga kedalaman sekitar 25 m,

dicirikan oleh pola persebaran yang membentuk kipas vulkanik serta endapan tuf.

Satuan ini sangat poros, merupakan akuifer yang baik, dan memiliki nilai

produktifitas akuifer tinggi, persebaran luas dengan debit airtanah 1-5 lt/detik

bahkan lebih dari 5 lt/detik, dan mempunyai daya dukung pondasi yang baik serta

permeabilitas rendah.

Endapan alluvial (Qa) yang berusia resent yang terdiri dari endapan

material lepas berukuran lempung, pasir, dan kerikil. Satuan ini bersifat lepas,

hasil erosi dan pelapukan, yang terdapat di sepanjang aliran sungai

Pesanggarahan. Selain itu juga terdapat jenis Formasi Bojongmanik.

4.6 Jenis Tanah

Jenis tanah daerah penelitian terdiri lima jenis tanah yaitu Aluvium kelabu

yang merupakan jenis tanah yang mempunyai drainase terhambat karena memiliki

konduktivitas rendah dan daya menahan air (porositas) rendah sampai sangat

rendah. Latosol merah yang terbentuk dari tuf vulkan andesitik-basaltis tekstur

tanah yang halus, karekteristik kelas drainase tanah sedang karena tanah memiliki

kemampuan konduktivitas hidraulik sedang sampai agak rendah dan dapat

menahan air rendah, serta tanah basah dekat dengan permukaan. Asosiasi latosol

merah memiliki tektur tanah yang halus dengan drainase sedang terhambat. Jenis

tanah yang selanjutnya yang terdapat di daerah penelitian adalah asosisasi regosol

coklat yang berasal dari batuan kapur, tekstur tanah yang agak kasar dan halus,

dan kemampuan drainase yang cepat. Serta jenis regosol coklat yang memiliki

tekstur agak kasar dan memiliki kemampuan drainase yang cepat.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

39

Universitas Indonesia

4.7 Penggunaan Tanah

Penggunaan tanah daerah penelitian berdasar foto udara BAPPEDA Kota

Depok Tahun 2009. Penggunaan tanah daerah penlitian yang meliputi Kelurahan

Pasir Putih, dan Kelurahan Cipayung terdiri tegalan.ladang, kawasan campuran,

lahan irigasi,dan perumahan swadaya. Pada Tabel 4.1 diperlihatkan jenis

pernggunaan tanah, beserta luasannya di daerah penelitian :

Tabel 4.1 Jenis Penggunaan Tanah Daerah Penelitian

No Pengguaan Tanah Luas (Ha)

1 Sawah Tadah Hujan 15,82

3 Sawah Irigasi 3,0

4 Tegalan 3,31

5 Campuran 33,21

6 Permukiman Tidak Teratur 28,32

7 TPA Cipayung 11,10Sumber : Citra Ikonos Kota Depok, 2009

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

40

Universitas Indonesia

4.8 Kondisi Demografi

4.8.1 Kelurahan Cipayung

Kondisi demografi Kelurahan Cipayung memiliki jumlah penduduk

pada tahun 2010 adalah 19.283 Jiwa, terdiri dari 4.887 Kepala Keluarga (KK),

dengan rata-rata kepadatan penduduk 55,4%. Data Jumlah Penduduk

Kelurahan Cipayung sebagai berikut;

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis KelaminKelurahan Cipayung Tahun 2010

Sumber : Laporan Tahunan Kelurahan Cipayung Tahun 2010

No Kelompok Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 0 - 4 879 779 1.658

2 5 - 9 913 891 1.804

3 10 - 14 937 899 1.836

4 15 - 19 813 799 1.612

5 20 - 24 856 897 1.753

6 25 - 29 971 977 1.948

7 30 - 34 873 897 1.770

8 35 - 39 853 843 1.696

9 40 - 44 753 664 1.417

10 45 - 49 615 591 1.206

11 50 - 54 463 448 911

12 55 - 59 289 275 564

13 60 - 64 213 199 41214 65 - 69 189 187 37615 70 - 74 74 71 14516 75 - 79 65 59 12417 >80 27 24 51

Jumlah 9.783 9.500 19.283

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

41

Universitas Indonesia

Sumber : Diolah Dari Laporan Tahunan Kelurahan Cipayung Tahun 2010

Gambar 4.1 Piramida Penduduk Kelurahan Cipayung Kota Depok

Berdasarkan gambar 4.1 kondisi penduduk di Kelurahan Cipayung Depok

usia produktif yaitu usia (20-44 tahun) lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah

penduduk usia yang lainnya. Dengan demikian Kelurahan Cipayung memiliki

penduduk dengan usia produktif tinggi dan dapat mengembangakan daerahnya.

Dari gambar tersebut juga dapat terlihat bentuk dari piramida penduduk

ekspansif yaitu mengembang di bagian tengah dan mengecil di bagian atas yaitu

pada usis lebih dari 60 tahun. Jika dilihat dari kondisi saat survey lapang,

Kelurahan Cipayung cukup maju dengan banyak aktifitas perdagangan serta

kegiatan ekonomi yang berjalan dengan baik, dari tingkat kesejahteraan pun

terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kesejahteraan di Kelurahan Pasir

Putih Sawangan dengan kondisi rumah yang sudah permanen dan teratur.

4.8.2 Kelurahan Pasir Putih

Kondisi demografi Kelurahan Pasir Putih pada tahun 2010 memiliki

14.886 Jiwa, dengan jumlah Kepala Keluraga (KK) sebanyak 4300 KK. Data

jumlah penduduk Kelurahan Pasir Putih menurut tingkatan usia sebagai

berikut :

1500 1000 500 0 500 1000 1500

0 - 45 - 10

11 - 1515 - 1920 - 2425 - 2930 - 3435 - 3940 - 4445 - 4950 - 5455 - 5960 - 6465 - 6970 - 7475 - 79

>80

Perempuan Laki-Laki

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

42

Universitas Indonesia

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Menurut Usia Kelurahan Pasir PutihTahun 2010

No Kelompok Usia Jumlah

1 0 - 5 1.920

2 6 - 10 1.581

3 11 -15 1.239

4 16 -20 1.429

5 20 - 25 1.304

6 26 - 30 1.362

7 31 - 35 1.383

8 36 - 40 1.258

9 41 - 45 928

10 46 - 50 855

11 51 - 55 551

12 56 - 60 421

13 > 6 1 655

Jumlah 14.886

Sumber : Laporan Tahunan Kelurahan Pasir PutihTahun 2010

Berdasarkan Tabel 4.3 komposisi penduduk menurut usia di Kelurahan

Pasir Putih, Sawangan. Jumlah penduduk semakin berkurang pada tingkat usia

yang lebih tinggi. Dengan demikian usia balita hingga muda yaitu (0-10 tahun)

lebih banyak dibandingkan dengan usia produktif. Hal ini berbeda dengan

komposisi penduduk di Kelurahan Cipayung dengan usia produktif lebih tinggi.

Kondisi yang demikian, membuat kondisi yang berbeda dari tingkat

kesejahteraan penduduk Kelurahan Pasir Putih lebih rendah dibandingkan dengan

Kelurahan Cipayung, berdasrakan hasil survey lapang juga membuktikan bahwa

kualitas hidu penduduk Pasir Putih lebih rendah, dilihat dari kondisi rumah dan

kegiatan yang ekonomi yang kurang berkembang.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

43Universitas Indonesia

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Jenis Batuan

Jenis batuan di daerah penelitian terdiri dari alluvium (Qa), kipas alluvium

(Qav), dan formasi bojong manik (Tmb). Berdasarkan Tebel 5.1, jenis batuan

yang paling mendominasi di daerah penelitian adalah kipas alluvium dengan luas

59,42 Ha. Kipas alluvium merupakan jenis batuan yang tuf halus berpasir, tuf

pasiran, dan berselingan dengan tuf konglomerat. Pada peta 4 diperlihatkan

sebaran masing-masing jenis batuan yang terdapat di daerah penelitian.

Sebaran kipas alluvium terdapat merata diseluruh daerah penelitian.

Sedangkan, jenis batuan alluvium sebarannya terdapat di bagian utara hinggan

timur laut TPA Cipayung yang terdapat di Kelurahan Cipayung. Jenis batuan

alluvium memiliki luas sebersar 22,77 Ha. Jenis batuan alluvium merupakan jenis

batuan yang terdiri dari lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal, dan bongkahan

Tabel 5.1 Luas Jenis Batuan di Sekitar TPA Cipayung

Sumber: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi, Bandung (1992-1993)

Jenis batuan formasi bojong manik terdapat dibagian tenggara TPA

Cipayung dengan luas seberar 15,42 Ha. Formasi bojong manik ini merupakan

persilangan batu pasir dan batu lempung dengan sisipan gamping didalamnya

No Jenis Batuan Luas (Ha)

1 Alluvium (Qa) 22,772 Kipas Alluvium (Qav) 59,57

3 Formasi Bojong Manik (Tmb) 15,42

Total 97,76

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

44

Universitas Indonesia

5.1.2 Jenis Tanah

Jenis tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan

konsentrasi parameter kualitas airtanah (TDS, DHL, Nitrat, Amoniak, dan Fosfat)

di permukaan tanah menuju airtanah, yang terkait tekstur tanahnya. Pada Tabel

5.2 diperlihatkan jenis tanah di sekitar TPA Cipayung beserta luasan (Ha), yang

terdiri dari latosol merah, alluvium kelabu, regosol coklat, asosiasi regosol coklat

kemerahan dengan laterit airtanah dan asosiasi latosol coklat kemerahan dengan

laterit airtanah.

Tabel 5.2 Luas Jenis Tanah di Sekitar TPA Cipayung

Sumber : Balai Penelitian Tanah Tahun 1990

Jenis tanah yang paling mendominasi di daerah penelitian adalah latosol

merah dengan luas 34,63 Ha. Pada peta 5 diperlihatkan sebaran latosol merah

terdapat di bagian timur TPA Cipayung, untuk jenis tanah alluvium kelabu

terdapat disepanjang aliran Kali Pesanggrahan yang memisahkan Kelurahan

Cipayung dan Kelurahan Pasir Putih yang memiliki luas 29,57 Ha. Di bagian

barat TPA memiliki jenis tanah asosiasi latosol coklat kemerahan dengan laterit

airtanah yang berada di Kelurahan Pasir Putih dengan luas 21,93 Ha. Sementara

untuk jenis tanah asosiasi regosol coklat dengan laterit coklat terdapat di sebagian

kecil barat laut TPA dengan luas 3,16 Ha, dan untuk jenis tanah regosol coklat

berada di bagian Tenggaran dan Timur Laur TPA dengan luas sebesar 8,47 Ha.

No Jenis Tanah Luas (Ha)1 Latosol Merah 34,632 Alluvium Kelabu 29,573 Regosol Coklat 8,474 Asosiasi Regosol 3,165 Asosiasi Latosol Coklat 21,93

Total 97,76

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

45

Universitas Indonesia

5.1.3 Kedalaman Muka Airtanah

Kedalaman muka airtanah (Depth to ground water) daerah penelitian

diperoleh dari hasil survey lapangan pada bulan April dan Mei 2011. Wilayah

kedalaman muka airtanah dapat dibagi menjadi 5 kelas klasifikasi yaitu kurang

dari 5 meter, 5 - 10 meter, 10 - 15 meter, 15 – 20 meter, dan lebih dari 20 meter,

dengan luas dengan luas wilayah kedalaman terdapat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Luas Kedalaman Muka Airtanah

No Klasifikasi (m) Luas (Ha) Presentase1 < 5 19,55 20%2 5 - 10 62,68 64,12%3 10 - 15 13,41 13,72%4 15 -20 1,77 1,81%5 > 20 0,33 0,35%

Total 97,76 100%Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Pada Tebel 5.3 diperlihatkan bahwa kedalaman muka airtanah yang

mendominasi di daereh penelitian adalah pada wilayah kedalaman 5-10 meter

dengan luas 62,68 Ha atau 64,10% dari luas daerah penelitian. Wilayah dengan

kedalaman tersebut tersebar di bagian utara, timur, selatan, dan barat. Sedangkan

untuk wilayah kedalaman muka airtanah kurang dari 5 meter dengan luas yang

lebih sempit sebesar 19,55 Ha atau 20% dari luas daerah penelitian, wilayah ini

berada di bagian barat, timur, dan sebagian kecil selatan dari tempat pembuangan

akhir. Wilayah dengan kedalaman 10-15 meter dengan luas 13,41 Ha atau 13,70%

dari luas daerah penelitian, berada di bagian barat dan utara. Pada wilayah

kedalaman 15 hingga 20 meter dengan luas 1,77 Ha atau 1,80% dari luas daerah

penelitian. Sedangkan wilayah kedalaman muka airtanah yang lebih dari 20 meter

memiliki luas 0,33 Ha atau 0,34% dari luas daerah penelitian, yang merupakan

wilayah kedalaman yang memiliki luasan terkecil dari luas daerah penelitian.

Wilayah ini merupakan wilayah yang memiliki jenis batuan formasi bojong

manik, hal ini menyebabkan untuk mencapai permukaan airtanah dibutuhkan

kedalaman yang lebih dalam.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

Pada peta 6

airtanah kurang dari

penelitian. Contoh wilayah dengan kedalaman muka airtanah kurang dari 5 meter

dapat dilihat pada titik

titik C3, B7, dan B6

kurang dari 5 meter adalah titik

batuan berupa alluvium dan kipas alluvium, dengan jenis tanah latosol merah dan

regosol coklat.

Sumber :Survey Lapang, 2011

Gambar 5.1

Wilayah kedalaman muka airtanah 5

daerah penelitian. Lokasi yang memiliki wilayah

5 - 10 meter ditunjukan

merupakan Kelurahan Pasir Putih, Sawangan

Cipayung untuk wilayah kedalaman antara 5 hingga 10 pada sampel

yang berada di bagian utara

dan jenis tanah asosiasi regosol latosol coklat dan latosol merah

Wilayah dengan kedalaman muka airtanah

dibagian utara yaitu di Kelurahan Cipayung tepatnya di kampung Beda Barat

yang terdapat pada titik

kedalaman muka airtanah 10 hingga 15 meter adalah sampel

laut di Kelurahan Pasir Putih terdapat pada sampel

Universitas Indonesia

6 diperlihatkan bahwa wilayah dengan kedalaman muka

airtanah kurang dari 5 meter tersebar di bagian tenggara dan timur daerah

Contoh wilayah dengan kedalaman muka airtanah kurang dari 5 meter

dapat dilihat pada titik D2, dan A7 dibagian timur laut, dan dibagian

B6, di sebelah utara sumur yang memiliki wilayah kedalaman

kurang dari 5 meter adalah titik A10 dan D1. Wilayah ini terdapat pada jenis

batuan berupa alluvium dan kipas alluvium, dengan jenis tanah latosol merah dan

Sumber :Survey Lapang, 2011

1 Sumur Gali (sampel A10 : kiri, sampel D1 :kanan

Wilayah kedalaman muka airtanah 5-10 meter tersebar hampir diseluruh

Lokasi yang memiliki wilayah dengn kedalaman muka airtanah

10 meter ditunjukan di bagian barat yaitu yaitu E1, D3, C4, B1

merupakan Kelurahan Pasir Putih, Sawangan . Sedangkan untuk Kelurahan

Cipayung untuk wilayah kedalaman antara 5 hingga 10 pada sampel

bagian utara daerah penelitian. Dengan jenis batuan kipas

jenis tanah asosiasi regosol latosol coklat dan latosol merah

Wilayah dengan kedalaman muka airtanah 10 hingga 15 meter menye

dibagian utara yaitu di Kelurahan Cipayung tepatnya di kampung Beda Barat

yang terdapat pada titik A2, dan B3. Bagian timur contoh sampel yang memiliki

kedalaman muka airtanah 10 hingga 15 meter adalah sampel B4, dan bagian

aut di Kelurahan Pasir Putih terdapat pada sampel C6 dengan kedalaman muka

46

Universitas Indonesia

bahwa wilayah dengan kedalaman muka

enggara dan timur daerah

Contoh wilayah dengan kedalaman muka airtanah kurang dari 5 meter

aut, dan dibagian selatan pada

memiliki wilayah kedalaman

Wilayah ini terdapat pada jenis

batuan berupa alluvium dan kipas alluvium, dengan jenis tanah latosol merah dan

Sumur Gali (sampel A10 : kiri, sampel D1 :kanan)

10 meter tersebar hampir diseluruh

kedalaman muka airtanah

B1, dan B8 yang

Sedangkan untuk Kelurahan

Cipayung untuk wilayah kedalaman antara 5 hingga 10 pada sampel A1, C2, A1’

Dengan jenis batuan kipas alluvium

10 hingga 15 meter menyebar

dibagian utara yaitu di Kelurahan Cipayung tepatnya di kampung Beda Barat

ontoh sampel yang memiliki

, dan bagian barat

dengan kedalaman muka

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

airtanah 10 sampai 15 meter

atas permukaan laut sehingga kedalaman muka airtnahanya lebih

dibandingkan dengan wilayah yang memiliki ketinggian yang rendah

Sumber :Survey Lapang, 2011

Gambar 5.2 Sumur Gali (sampel

Wilayah dengan kedalaman muka airtanah 15 hingga 20 meter

bagian utara pada sampel

di Kelurahan Cipayung

muka airtanah lebih besar dari 20 me

ini dekat dengan Tempat Pembuangan Sampah Akhir Cipayung (TPA) membuat

masyarakat membuat sumur gali pad

dengan daerah lain ser

kapur untuk mendapatkan air harus memiliki kedalaman yang lebih

5.1.4 Ketinggian Muka Airtanah

Ketinggian muka airtanah diperoleh dengan mengurangi ketinggian tempat

terhadap kedalaman muka airtanah sumur gali. Ketinggian muka airtanah ini

digunakan untuk mengetahui arah aliran airtanah yang akan mengalir. Arah aliran

ini biasanya akan menuju ke dae

daerah penelitian yang memiliki ketinggian antara

laut (mdpl), dengan ketinggian semakin berkurang kearah utara dan timur dan

kedalaman muka airtanah yang

daerah yang dekat dengan aliran sungai membuat arah aliran airtanah cenderung

akan menuju aliran sungai atau mengarah ke bagian timur laut. Dengan adanya

Universitas Indonesia

airtanah 10 sampai 15 meter. Wilayah ini memiliki ketinggian 80

atas permukaan laut sehingga kedalaman muka airtnahanya lebih

dibandingkan dengan wilayah yang memiliki ketinggian yang rendah

Sumber :Survey Lapang, 2011

2 Sumur Gali (sampel A2 : kiri, sampel B3 :kanan

Wilayah dengan kedalaman muka airtanah 15 hingga 20 meter

tara pada sampel E2, bagian timur terlihat pada sampel C5

di Kelurahan Cipayung, Sedangkan untuk wilayah yang memiliki kedalaman

muka airtanah lebih besar dari 20 meter terlihat pada sampel A6,

ini dekat dengan Tempat Pembuangan Sampah Akhir Cipayung (TPA) membuat

masyarakat membuat sumur gali pad a kedalaman yang lebih tinggi di

serta didukung oleh kondisi daerah yang merupaka

kapur untuk mendapatkan air harus memiliki kedalaman yang lebih

Ketinggian Muka Airtanah

Ketinggian muka airtanah diperoleh dengan mengurangi ketinggian tempat

terhadap kedalaman muka airtanah sumur gali. Ketinggian muka airtanah ini

digunakan untuk mengetahui arah aliran airtanah yang akan mengalir. Arah aliran

ini biasanya akan menuju ke daerah tangkapan seperti danau atau sungai. Pada

daerah penelitian yang memiliki ketinggian antara 71-104 meter dari permukaan

, dengan ketinggian semakin berkurang kearah utara dan timur dan

kedalaman muka airtanah yang bervariasi antara 0,5-25 meter, serta kondisi fisik

daerah yang dekat dengan aliran sungai membuat arah aliran airtanah cenderung

akan menuju aliran sungai atau mengarah ke bagian timur laut. Dengan adanya

47

Universitas Indonesia

Wilayah ini memiliki ketinggian 80-100 meter di

atas permukaan laut sehingga kedalaman muka airtnahanya lebih tinggi

dibandingkan dengan wilayah yang memiliki ketinggian yang rendah .

:kanan)

Wilayah dengan kedalaman muka airtanah 15 hingga 20 meter berada di

C5 yang terletak

Sedangkan untuk wilayah yang memiliki kedalaman

, karena wilayah

ini dekat dengan Tempat Pembuangan Sampah Akhir Cipayung (TPA) membuat

a kedalaman yang lebih tinggi dibanding

merupakan daerah

kapur untuk mendapatkan air harus memiliki kedalaman yang lebih dalam.

Ketinggian muka airtanah diperoleh dengan mengurangi ketinggian tempat

terhadap kedalaman muka airtanah sumur gali. Ketinggian muka airtanah ini

digunakan untuk mengetahui arah aliran airtanah yang akan mengalir. Arah aliran

rah tangkapan seperti danau atau sungai. Pada

meter dari permukaan

, dengan ketinggian semakin berkurang kearah utara dan timur dan

erta kondisi fisik

daerah yang dekat dengan aliran sungai membuat arah aliran airtanah cenderung

akan menuju aliran sungai atau mengarah ke bagian timur laut. Dengan adanya

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

48

Universitas Indonesia

arah aliran airtanah ini maka akan dapat diketahui proses penyebaran zat

pencemar yang disebabkan oleh air.

Ketinggian muka airtanah di daerah penelitian berkisar 72 hingga 92 meter.

Wilayah dengan ketinggian 72 meter berada di bagian utara TPA yang lokasinya

berdekatan dengan aliran sungai. Sementara untuk wilayah dengan ketinggian 78-

88 meter hampir menyebar diseluruh daerah penelitian. Sedangkan untuk wilayah

yang memiliki ketinggian 93-98 meter berada di bagian barat dan timur TPA yang

dimana lokasi ini berada pada wilayah ketinggian hingga mencapai 100 meter dari

permukaan laut.

Pada peta 7 diperlihatkan arah aliran airtanah di daerah penelitian menuju

ke arah aliran sungai di bagian timur laut. Dan arah aliran sungai menuju kearah

utara. sehingga proses penyebaran zat pencemar airtanah dapat berasal dari

selatan dan barat daerah pernelitian dan menuju ke arah utara. Sedangkan dari

arah timur arah aliran airtanah menuju ke arah barat laut yang menuju aliran air

sungai.

5.1.5 Kualitas Airtanah Dangkal di Sekitar TPA Cipayung Depok

Kualitas air di sekitar TPA Cipayung berdasarkan hasil pengukuran

memiliki variasi antara satu parameter dengan parameter yang lain. Parameter

yang digunakan dalam penelitian ini adalah TDS (Total Dissolved Soild), DHL

(Daya Hantar Listrik), Nitrat (NO3), Amoniak (NH3-N), dan Fosfat (PO4)-3 . Fokus

pembahasan kualitas air disini adalah kualitas airtanah dangkal atau sumur gali

penduduk warga sekitar TPA, karena daerah penelitian merupakan daerah sekitar

TPA maka dalam penelitian ini juga mengukur kualitas air di kolam lindi TPA

sebagai hasil buangan dari proses pengelolaan sampah dan kualitas air sungai

inlet, tengah, dan outlet. Pengukuran tersebut digunakan sebagai pembanding dan

diasumsikan sebagai sumber pencemar airtanah dangkal (sumur gali).

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

49

Universitas Indonesia

5.1.5.1 Kualitas Air Lindi TPA Cipayung

Kolam lindi merupakan tempat hasil buangan dari proses pengolahan

sampah akhir pada sistem control landfill dan sanitary landifill. Kolam ini

merupakan tempat penampungan limbah akhir yang berupa cairan dalam satu

penampungan atau kolam tertentu yang dilakukan proses penyaringan limbah

untuk mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh air lindi tersebut. Kolam

lindi ini yang menjadi salah satu faktor terjadinya pencemaran airtanah di

sekitar TPA karena air lindi yang meresap kedalam tanah dan air permukaan.

Dengan demikian maka perlu dilakukan pengukuran nilai konsentrasi setiap

parameter pada air lindi, berikut merupakan hasil pengukuran nilai konsentrasi

air lindi :

Tabel 5.4 Nilai Konsentrasi Parameter Kualitas Air Lindi

No TitikTDS (ppm) DHL (µS)

Nitrat(mg/l)

Amoniak(mg/l)

Fosfat(mg/l)

TH H TH H TH H TH H TH H1 A4(1) 2380 2460 3630 3750 3,4 8,5 0,3 0 2,75 02 A4(2) 2250 2050 3670 3560 3,1 1,3 0,25 0,36 0 0,673 A4(3) 2200 2100 2730 2650 0 0,7 0,05 0,41 0 0,814 A9 2600 2300 4720 3450 1,8 1,75 0,5 0,01 0 1,79

Sumber : Diolah dan Hasil Survey Lapang, 2011

Keterangan TH : Tidak Hujan

H : Hujan

Pada Tabel 5.3 diperlihatkan bahwa nilai konsentrasi TDS dan DHL pada

air lindi melebihi baku mutu dan nilai yang sangat tinggi tingkat pencemarnya.

Baik pengukuran waktu hujan dan tidak hujan, sedangkan untuk nilai konsentrasi

nitrat, amoniak, dan fosfat pada hasil pengukuran hujan dan tidak hujan masih

berada dibawah standar baku mutu kualitas air. Untuk parameter nitrat, amoniak,

dan fosfat memang merupakan senyawa yang sudah ada di alam bebas dan dapat

meningkat karena aktivitas manusia.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

Sumber : Survey Lapang, 2011

Gambar 5.3 (a) Titik Sampel Kolam Lindi, (b) Kolam Lindi Baru (2008), dan (c)

5.1.5.2 Kualitas Air Berdasarkan Parameter TDS (

Berdasarkan

tidak hujan memiliki kisaran nilai

hujan rata-rata nilai TDS sebesar 111,2 ppm, sementara pada waktu tidak

hujan rata-rata nilai TDS sebersar 119, 1 ppm. Dengan demikian nilai TDS

pada waktu tidak hujan lebih tinggi dibandingkan pada pengukuran tidak

hujan. Nilai konsentras

karena nilai tersebut di bawah baku mutu kualitas air golongan I untuk

kebutuhan air bersih sebesar 1000 ppm.

(b)

(c )

Universitas Indonesia

Sumber : Survey Lapang, 2011

(a) Titik Sampel Kolam Lindi, (b) Kolam Lindi Baru (2008), dan (c)

Kolam Lindi Lama (2000)

Kualitas Air Berdasarkan Parameter TDS (Total Dissolved Soild

Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi TDS pada waktu hujan

hujan memiliki kisaran nilai 52,2 ppm – 323 ppm. Pada pengukuran

rata nilai TDS sebesar 111,2 ppm, sementara pada waktu tidak

rata nilai TDS sebersar 119, 1 ppm. Dengan demikian nilai TDS

pada waktu tidak hujan lebih tinggi dibandingkan pada pengukuran tidak

hujan. Nilai konsentrasi TDS baik hujan dan tidak hujan

karena nilai tersebut di bawah baku mutu kualitas air golongan I untuk

kebutuhan air bersih sebesar 1000 ppm..

(a)

(b)

(c )

50

Universitas Indonesia

(a) Titik Sampel Kolam Lindi, (b) Kolam Lindi Baru (2008), dan (c)

Total Dissolved Soild)

hasil pengukuran konsentrasi TDS pada waktu hujan

Pada pengukuran

rata nilai TDS sebesar 111,2 ppm, sementara pada waktu tidak

rata nilai TDS sebersar 119, 1 ppm. Dengan demikian nilai TDS

pada waktu tidak hujan lebih tinggi dibandingkan pada pengukuran tidak

baik hujan dan tidak hujan tergolong baik,

karena nilai tersebut di bawah baku mutu kualitas air golongan I untuk

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

0

100

200

300

400

A1 A2Ni

laiT

DS(

ppm

)Tidak Hujan

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Gambar 5.4

Gambar 5.4 diperlihatkan lokasi

Pada waktu hujan nilai konsentrasi TDS lebih rendah dibandingan dengan

nilai pada waktu t

waktu hujan dan tidak hujan terdapat pada lokasi yang sama yaitu A

Lokasi ini berada pada jarak 100 hingga 200 meter dari TPA. Untuk lokasi

A6 berada di sabelah timur TPA, serta dekat denga

sampah (daur ulang) dan B7 berada di selatan TPA.

Pengkurana kualitas TDS pada waktu hujan tidak begitu mengalami

fluktuasi yang tinggi atau hampir sama dengan pengukuran waktu tidak

hujan. Wilayah dengan nilai TDS yang terendah

ppm yaitu pada lokasi

untuk nilai ukur TDS yang terbesar adalah 234

Secara spasial konsentrasi TDS pada waktu hujan. Pada p

diperlihatkan persebaran kuliatas TDS mengelompok sesuai dengan

klasifikasi nilai TDS

di bagian utara TPA dan mengarah ke

nilai kurang dari 80 ppm adalah

dan E1 dengan luas 38,39 Ha

ini berada pada rentang jarak 100

kipas alluvium.

80 hingga 160 ppm terdapat pada lokasi

bagian tengah TPA dan membentang dari Barat dan Timur, yang memiliki

luas sebesar 24,84 Ha atau 25%

Universitas Indonesia

A2 A7 B1 B3 B5 B7 C1 C3 C5 D1 D3Titik SampelHujan

Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

4 Nilai Konsentrasi TDS Pada Waktu Tidakdan Waktu Hujan

diperlihatkan lokasi-lokasi sampel dan nilai konsentrasi TDS.

Pada waktu hujan nilai konsentrasi TDS lebih rendah dibandingan dengan

nilai pada waktu tidak hujan. Lokasi sampel dengan nilai TDS tertinggi pada

waktu hujan dan tidak hujan terdapat pada lokasi yang sama yaitu A

Lokasi ini berada pada jarak 100 hingga 200 meter dari TPA. Untuk lokasi

A6 berada di sabelah timur TPA, serta dekat dengan tempat pengolahan

sampah (daur ulang) dan B7 berada di selatan TPA.

Pengkurana kualitas TDS pada waktu hujan tidak begitu mengalami

fluktuasi yang tinggi atau hampir sama dengan pengukuran waktu tidak

Wilayah dengan nilai TDS yang terendah waktu hujan sebesar 36

ppm yaitu pada lokasi C5 yang berjarak 300 meter dari TPA

untuk nilai ukur TDS yang terbesar adalah 234 ,8 ppm yaitu titik

Secara spasial konsentrasi TDS pada waktu hujan. Pada p

diperlihatkan persebaran kuliatas TDS mengelompok sesuai dengan

klasifikasi nilai TDS. Wilayah dengan nilai TDS kurang dari

tara TPA dan mengarah ke arah barat TPA. Lokasi yang memiliki

nilai kurang dari 80 ppm adalah A1, A1’, A2, A10, B1, B2,

dengan luas 38,39 Ha atau 39% dari luas daerah penelitian

ini berada pada rentang jarak 100 – 500 meter dari TPA, dengan jenis batuan

Sementara untuk wilayah dengan nilai TDS berkisar antara

80 hingga 160 ppm terdapat pada lokasi B2, B6, C6, dan E2,

bagian tengah TPA dan membentang dari Barat dan Timur, yang memiliki

luas sebesar 24,84 Ha atau 25%.

51

Universitas Indonesia

E2

Tidak Hujan

lokasi sampel dan nilai konsentrasi TDS.

Pada waktu hujan nilai konsentrasi TDS lebih rendah dibandingan dengan

sampel dengan nilai TDS tertinggi pada

waktu hujan dan tidak hujan terdapat pada lokasi yang sama yaitu A 6 dan B7.

Lokasi ini berada pada jarak 100 hingga 200 meter dari TPA. Untuk lokasi

n tempat pengolahan

Pengkurana kualitas TDS pada waktu hujan tidak begitu mengalami

fluktuasi yang tinggi atau hampir sama dengan pengukuran waktu tidak

tu hujan sebesar 36,9

yang berjarak 300 meter dari TPA. Sedangkan

8 ppm yaitu titik A6.

Secara spasial konsentrasi TDS pada waktu hujan. Pada p eta 8

diperlihatkan persebaran kuliatas TDS mengelompok sesuai dengan

Wilayah dengan nilai TDS kurang dari 80 ppm berada

Lokasi yang memiliki

, C1, C2, C5, D1,

atau 39% dari luas daerah penelitian . Lokasi

, dengan jenis batuan

untuk wilayah dengan nilai TDS berkisar antara

, yang berada di

bagian tengah TPA dan membentang dari Barat dan Timur, yang memiliki

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

52

Universitas Indonesia

Lokasi sampel A7, B4, B5, B8, C4, D2, dan D3 merupakan lokasi yang

termasuk kedalam wilayah yang memiliki nilai konsentrasi TDS sebesar 160

hingga 240 ppm, luas daerah ini sebesar 31,95 Ha atau 33% (lihat Tabel 5.5).

Lokasi ini mengelompok dibagian selatan dan timur TPA,.Sedangkan untuk

wilayah yang memiliki nilai TDS lebih dari 240 ppm terdapat pada lokasi A6

dan B7, lokasi ini merupakan lokasi yang sama pada lokasi yang memiliki

nilai yang tinggi pada waktu tidak hujan, yang berada dibagian selatan.

Tabel 5.5 Luas Klasifikasi Kualitas Air Parameter TDS

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Pada waktu tidak hujan nilai konsentrasi nitrat lebih tinggi dibandingkan

pada hasil pengukuran waktu hujan. Saat tidak hujan tidak ada aliran air yang

mengalir ke dalam airtanah sehingga padatan terlarut tertimbun banyak di

dalam air. Nilai ukur TDS terendah pada waktu tidak hujan adalah sebesar

49,1 ppm terdapat pada sampel C5 yang berjarak kurang lebih 300 meter dari

TPA. Sementara nilai ukur TDS tertinggi adalah sebesar 323 ppm yaitu pada

titik sampel A6 yang berjarak 100 meter dari TPA.

Wilayah dengan nilai konsentrasi TDS kurang dari 80 ppm merupakan

wilayah yang terluas wilayah pengaruhnya yaitu terdapat 13 lokasi sampel

yang berada di sebalah Utara TPA yang berjarak antara 100 hingga 200 meter

dari TPA, dengan luas wilayah sebesar 34,40 Ha atau 35% dari seluruh luas

daerah penelitian. Sedangkan untuk wilayah TDS yang berkisar 80 hingga

160 ppm memiliki luas sebesar 30,88 Ha atau 32% wilayah ini merupakan

wilayah dengan besar wilayah pengaruh TDS terbesar kedua (lihat Tabel 5.4)

yang meliputi beberapa lokasi yaitu C3, D3 B6, C4, C6, E1, E2, dan E3

Klasifikasi(ppm)

Luas (Ha) PersentaseTidak Hujan Hujan Tidak Hujan Hujan

< 80 34,40 38,39 35,0% 39,0%80 – 160 30,88 24,84 32,0% 25,0%160 -240 22,57 31,95 23,0% 33,0%

> 240 0,98 2,56 10,0% 3,0%Total 97,76 100%

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

53

Universitas Indonesia

dengan jarak dari TPA berkisar antara 200 hingga 500 meter, klasifikasi ini

berada di sebelah Barat TPA Cipayung sebagian kecil wilayah selatan, dan

bagian utara yang searah dengan aliran sungai (lihat peta 13).

Wilayah yang memiliki nilai TDS 160 hingga 240 ppm terdapat sebanyak

4 lokasi sampel yaitu A7, B4, B5 dan B6, wilayah dengan klasifikasi ini

berada di sebalah timur, dan barat, dengan luas 22,57 Ha atau 23% dari

seluruh luas daerah penelitian, dengan jarak dari TPA berkisar 100 - 200

meter. Sedangkan untuk wilayah yang memiliki nilai TDS lebih dari 240 ppm

hanya terdapat 2 lokasi yaitu sampale A6 dan B7 dimana jarak dari TPA

berkisar antara 100 – 200 meter. Lokasi ini adalah lokasi yang terdekat dari

TPA Cipayung yaitu A6, dan lokasi B7 adalah lokasi yang dekat dengan

aliran sungai, dengan luas wilayah 0,98 Ha atau 10% dari luas keseluruhan.

Pada peta 8 dan peta 13 yang memperlihatkan sebaran nilai TDS pada

waktu hujan dan tidak hujan, menunjukkan bahwa tidak ada pola yang

seragam dalam pembentukan pola spasial apakah semakin jauh dengan TPA

nilai konsentrasi TDS berkurang.

5.1.5.3 Kualitas Air Berdasarkan Parameter DHL (Daya Hantar Listrik)

Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi DHL pada waktu hujan dan

tidak hujan berkisar antara 65 – 331 µS. Pada pengukuran hujan rata-rata

nilai konsentrasi DHL sebesar 172,3 µS dan rata-arat pada waku tidak hujan

sebesar 181,6 µS Dengan demikian nilai konsentrasi DHL pada waktu tidak

hujan lebih tinggi dibandingkan pada waktu hujan. Lokasi yang memiliki

nilai DHL tebesar adalah 331 µS yaitu lokasi B7, lokasi ini terletak dekat

dengan aliran sungai dan jarak dari TPA sekitar dari 200 meter, sedangkan

nilai terendah adalah 65 µS terdapat pada lokasi C5. Dengan nilai tersebut

maka untuk parameter DHL kualitas airtanah tergolong baik dan tidak

tercemar karena nilai DHL di bawah baku mutu yaitu 750 µS

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

0100

200300

400

A1 A2N

ilaiD

HL(

µS)

Tidak Hujan

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Gambar 5.5

Gambar 5.5 diperlihatkan lokasi

Pada waktu hujan.

yang memiliki nilai terbesar adalah 333 µS yaitu tedapat di lokasi

terkecil 64,8 µS. Wilayah dengan nilai DHL kurang dari 100 µS terd

titik A1, A1’, B2,

tersebut, dengan luas wilayah tersebut adalah 5,56 Ha

daerah penelitian.

mempunyai luas sebesar 59,11 atau 60% wilayah ini merupakan wilayah yang

paling luas terdapat di daerah penelitian yaitu berada pada lokasi

C2, C4, D1, dan D3

9). Untuk wilayah yang memiliki nilai DHL berkisar 200

luasnya sebesar 32,52

menyebar di bagian

wilayah ini adalah

memiliki nilai DHL lebih dari 300 µS

seluas 0,56 Ha atau 1

Tabel 5.

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Klasifikasi(µS)

< 100100 – 200200 - 300

> 300Total

Universitas Indonesia

A2 A7 B1 B3 B5 B7 C1 C3 C5 D1 D3

Titik SampelHujan

Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

5 Nilai Konsentrasi DHL Pada Waktu Tidak Hujandan Waktu Hujan

Gambar 5.5 diperlihatkan lokasi-lokasi sampel dan nilai konsentrasi DHL.

. Hasil pengukuran waktu hujan untuk nilai konsentrasi DHL

yang memiliki nilai terbesar adalah 333 µS yaitu tedapat di lokasi

Wilayah dengan nilai DHL kurang dari 100 µS terd

, C1, dan E1. Wilayah ini mengelompok pada satu titik lokasi

tersebut, dengan luas wilayah tersebut adalah 5,56 Ha atau 6

. Wilayah yang memiliki nilai antara

mempunyai luas sebesar 59,11 atau 60% wilayah ini merupakan wilayah yang

paling luas terdapat di daerah penelitian yaitu berada pada lokasi

D3. Wilayah ini menyebar di bagia utara dan

wilayah yang memiliki nilai DHL berkisar 200 – 300 µS memiliki

luasnya sebesar 32,52 Ha atau 33% dari luas daerah penelitian, wilayah ini

bagian timur dan selatan, lokasi yang termasuk kedalam

wilayah ini adalah A7, B4, B5, B6, B7, dan B8. Sedangkan untuk wilayah yang

memiliki nilai DHL lebih dari 300 µS terdapat satu lokasi yaitu lokasi

atau 1,0% wilyah ini wilayah yang paling kecil (lihat Tabel 5

Tabel 5.6 Luas Klasifikasi Kualitas Air Parameter DHL

Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Klasifikasi Luas (Ha) PersentaseTidak Hujan Hujan Tidak Hujan Hujan

3,94 5,56 4,0% 6,0%200 52,66 59,11 54,0% 60,0%300 39,77 32,52 41,0% 33,0%

1,44 0,56 1,0% 1,0%97,76 100 %

54

Universitas Indonesia

E2

Nilai Konsentrasi DHL Pada Waktu Tidak Hujan

sampel dan nilai konsentrasi DHL.

Hasil pengukuran waktu hujan untuk nilai konsentrasi DHL

yang memiliki nilai terbesar adalah 333 µS yaitu tedapat di lokasi D2 dan nilai

Wilayah dengan nilai DHL kurang dari 100 µS terdapat pada

Wilayah ini mengelompok pada satu titik lokasi

atau 6,0% dari luas

100 – 200 µS

mempunyai luas sebesar 59,11 atau 60% wilayah ini merupakan wilayah yang

paling luas terdapat di daerah penelitian yaitu berada pada lokasi A2, A10, B3,

tara dan barat (lihat peta

300 µS memiliki

atau 33% dari luas daerah penelitian, wilayah ini

elatan, lokasi yang termasuk kedalam an

Sedangkan untuk wilayah yang

satu lokasi yaitu lokasi D2

ini wilayah yang paling kecil (lihat Tabel 5.6).

Luas Klasifikasi Kualitas Air Parameter DHL

PersentaseHujan6,0%

60,0%33,0%1,0%

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

0

20

40

A1 A2Nila

iNitr

at(m

g/l)

Tidak Hujan

Pada peta 14 dipelihatkan

pada waktu tidak hujan, wilayah dengan nilai DHL kurang dari 100 µS terdapat

pada lokasi A1, A1’, B2, dan C3 yang berjarak 100

Dari peta terlihat wilayah pengaruh nilai DHL mengelompok pada satu titik

pada setiap lokasi tersebut dengan luas 3,94 Ha

wilayah dengan niali DHL yang berkisar antara 100 hingga 200 µS wilayah

pengaruhnya menyebar hampir

A10, B1, B2, C1 C2, C3, D1 dan D3. Persebaran wilayah ini berada di bagian

utara hingga barat dan sebagian kecil wiayah

sebesar 52,6 Ha atau 54% dari luas daerah penelitian. Denga

wilayah ini merupakan wilayah yang memberikan wilayah pengaruh terluas

untuk nilai konsentrasi DHL (lihat Tabel 5.6

Wilayah dengan nilai DHL berkisar antara 200 hingga 300 µS memiliki

luas sebesar 39,77 Ha

bagian timur hingga bagian

adalah A7, B6, B8, E1, dan E2. Untuk wilayah dengan nilai DHL lebih dari

300 µS hanya terdapat 4 lokasi yaitu B4, B7, dan D

mengelompok pada satu titik dengan luas

penelitian, Dengan demikian wilayah yang memiliki nilai DHL lebih dari 300

µS merupakan wilayah yang paling kecil pengaruhnya.

5.1.5.4 Kualitas Air Berdasa

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Gambar 5.6

Universitas Indonesia

A2 A7 B1 B3 B5 B7 C1 C3 C5 D1 D3

Titik SampelTidak Hujan Hujan

dipelihatkan persebaran wilayah dengan nilai parameter DHL

pada waktu tidak hujan, wilayah dengan nilai DHL kurang dari 100 µS terdapat

pada lokasi A1, A1’, B2, dan C3 yang berjarak 100 - 300 dari TPA

Dari peta terlihat wilayah pengaruh nilai DHL mengelompok pada satu titik

pada setiap lokasi tersebut dengan luas 3,94 Ha (4,0%). Sedangkan untuk

wilayah dengan niali DHL yang berkisar antara 100 hingga 200 µS wilayah

pengaruhnya menyebar hampir diseluruh daerah kajian terdapat pada titik A6,

A10, B1, B2, C1 C2, C3, D1 dan D3. Persebaran wilayah ini berada di bagian

arat dan sebagian kecil wiayah selatan, dengan luas

sebesar 52,6 Ha atau 54% dari luas daerah penelitian. Denga

wilayah ini merupakan wilayah yang memberikan wilayah pengaruh terluas

konsentrasi DHL (lihat Tabel 5.6).

Wilayah dengan nilai DHL berkisar antara 200 hingga 300 µS memiliki

39,77 Ha atau 41% dari luas adaerah penelitian, yang

imur hingga bagian selatan, lokasi sampel yang termasuk

adalah A7, B6, B8, E1, dan E2. Untuk wilayah dengan nilai DHL lebih dari

300 µS hanya terdapat 4 lokasi yaitu B4, B7, dan D 2. Wilayah pengaruh ini

mengelompok pada satu titik dengan luas 1,44 Ha atau 1% dari luas daerah

penelitian, Dengan demikian wilayah yang memiliki nilai DHL lebih dari 300

µS merupakan wilayah yang paling kecil pengaruhnya.

Kualitas Air Berdasarkan Parameter Nitrat (NO3)

Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

6 Nilai Konsentrasi Nitrat Pada Waktu Tidak Hujandan Waktu Hujan

55

Universitas Indonesia

E2

persebaran wilayah dengan nilai parameter DHL

pada waktu tidak hujan, wilayah dengan nilai DHL kurang dari 100 µS terdapat

300 dari TPA Cipayung.

Dari peta terlihat wilayah pengaruh nilai DHL mengelompok pada satu titik

(4,0%). Sedangkan untuk

wilayah dengan niali DHL yang berkisar antara 100 hingga 200 µS wilayah

diseluruh daerah kajian terdapat pada titik A6,

A10, B1, B2, C1 C2, C3, D1 dan D3. Persebaran wilayah ini berada di bagian

selatan, dengan luas daerah

sebesar 52,6 Ha atau 54% dari luas daerah penelitian. Denga n demikian

wilayah ini merupakan wilayah yang memberikan wilayah pengaruh terluas

Wilayah dengan nilai DHL berkisar antara 200 hingga 300 µS memiliki

atau 41% dari luas adaerah penelitian, yang berada di

elatan, lokasi sampel yang termasuk wilayah ini

adalah A7, B6, B8, E1, dan E2. Untuk wilayah dengan nilai DHL lebih dari

2. Wilayah pengaruh ini

1,44 Ha atau 1% dari luas daerah

penelitian, Dengan demikian wilayah yang memiliki nilai DHL lebih dari 300

Nilai Konsentrasi Nitrat Pada Waktu Tidak Hujan

BatasBakuMutu

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

56

Universitas Indonesia

Gambar 5.6 memperlihatkan terjadi perbedaan fluktuasi nilai nitrat pada

perhitungan pada waku tidak hujan dan hujan. berdarakan hasil pengukuran

nilai nitrat pada waktu hujan dan tidak hujan memiliki kisaran 0-33,0 mg/l.

Pada pengukuran waktu hujan rata-rata nilai nitrat sebersar 7,7 mg/l sedangkan

pada waktu tidak hujan rata-rata nilai nitrat sebesar 7,1 mg/l. Pada grafik

tersebut terlihat bahwa nilai nitrat lebih tinggi pada waktu tidak hujan yang

hingga mencapai nilai 33,0 mg/l, sementara pada waktu hujan nilai nitrat

tertinggi mencapai 22,25 mg/l. Lokasi yang memiliki nilai tertinggi pada waktu

tidak hujan adalah lokasi B1 dan B6 yaitu sebesar 33,0 mg/l. lokasi ini berada

di bagian selatan TPA secara administrasi terdapat di Kelurahan Cipayung,

dengan kondisi fisik sekitar merupakan kebun dan dekat dengan aliran sungai.

Nilai ini melewati batas baku mutu kualitas air golongan I yang dipergunakan

untuk minum yang sebesar 10 mg/l lokasi ini terletak dekat dengan bantaran

sungai dan dikelilingi oleh semak-semak dan tanaman yang tumbuh di

sekeliling titik lokasi sampel. Sedangkan pada waktu hujan nilai tertinggi

sebesar 22,25 mg/l yaitu pada lokasi C2 yang berjarak 300 meter dari TPA.

Secara administrasi lokasi ini terdapat di Kelurahan Cipayung tepatnya di

perkampungan Benda, kondisi fisik sekitar lokasi ini berupa kebun dan padat

akan permukiman.

Hasil pengukuran nitrat yang dilakukan pada waktu hujan terdapat

perbedaan dari hasil pengukuran waktu tidak hujan. Lokasi yang berada pada

wilayah dengan nilai konsentrasi nitrat kurang dari 5 mg/l berada dibagian

selatan dan barat TPA yang menyebar secara merata. Beberapa lokasi yang

termasuk kedalam wilayah dengan nilai nitrat kurang dari 5 mg/l yaitu B1, B2,

A1, A1’, A6, A7, B4, B5, dan C7 dimana jarak dari TPA antara 100-300 meter

dan memiliki luas sebesar 43,30 Ha atau 44% dari luas daerah penelitian.

Wilayah ini dekat dengan aliran sungai dibagian utara TPA dengan jenis batuan

kipas alluvium. Sementara untuk wilayah dengan nilai nitrat antara 5-10 mg/l

memiliki luas 36,34 Ha atau 37% terdapat di bagian Utara dan sebagian kecil

Barat Daya TPA Cipayung yaitu lokasi B8, C4, C6, dan C8, wilayah ini

merupakan wilayah yang memiliki nilai nitrat kurang dari 10 mg/l sehingga

bebas dari pencemar nitrat.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

57

Universitas Indonesia

Pada peta 10 diperlihatkan pola sebaran nilai konsentrasi nitrat tidak

seragam. Wilayah yang tercemar akan nitrat berada jauh dari TPA seperti ;

wilayah dengan nilai konsentrasi nitrat berkisar 10-15 mg/l berada di bagian

utara dan selatan yang berjarak sekitar 200-500 meter. Lokasi ini berada di

titik B6, B8, C4, C6, dan D3 dengan luas wilayah sebesar 11,00 Ha atau 11% .

Sedangkan wilayah dengan nilai nitrat lebih dari 15 mg/l berada dibagian

timur laut TPA yang berjarak hingga 500 meter dari TPA yaitu titik E3. Lokasi

yang memiliki nilai nitrat lebih dari 15 mg/l berada di bagian timur TPA yaitu

lokasi A2, B2, C2, D3, dan D1 dengan luas 7,10 Ha atau 7% dari luas daerah

penelitian. Dengan demikian sebesar 18% dari keseluruhan luas daerah

penelitian adalah daerah yang tercemar akan konsentrasi nitrat. (lihat Tabel

5.7).

Tabel 5.7 Luas Klasifikasi Kualitas Air Parameter Nitrat

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Hasil pengukuran nitrat pada waktu tidak hujan, wilayah dengan nilai

konsentrasi nitrat kurang dari 5 mg/l wilayah sebarannya berada di bagian

timur dan utara TPA Cipayung, serta sebagian kecil di bagian barat dan selatan.

Beberapa lokasi yang termasuk wilayah ini adalalah A1, A1’, A10, A7, B2, C1,

D2 dan B4, dengan luas daerah 46,01 Ha atau 47% dari lus daerah penelitian.

Wilayah ini merupakan wilayah yang memiliki luasan terbesar dari wilayah

yang lain. Daerah ini merupakan daerah pemukiman sehingga nilai nitrat

menjadi lebih kecil. Sementara untuk wilayah dengan nilai nitrat berkisar

anatar 5 – 10 mg/l terdapat pada lokasi B2, C3, C6, D4, dengan luas 41,62 Ha

atau 43% dari luas daerah penelitian yang tercemar akan konsentrsi nitrat yang

menyebar di bagian Barat TPA Cipayung dan daerah ini juga dikelilingi

Klasifikasi(mg/l)

Luas (Ha) PersentaseTidak Hujan Hujan Tidak Hujan Hujan

< 5 46,01 43,30 47,0% 44,0%5 - 10 41,62 36,34 43,0% 37,0%10 - 15 8,02 11,00 8,0% 11,0%> 15 2,09 7,10 2,0% 7,0%Total 97,76 100%

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

0.0

1.0

2.0

A1 A2 A7

Amon

iak

(mg/

l)

Tidak Hujan Hujan

penggunaan tanah lahan irigasi yang menyebabkan nilai

peta 15).

Lokasi D2 dan

berkisar antara 10

8,02 Ha atau 8%

karena nilai nitrat melebihi 10 mg/l untuk penggolongan air kelas I yang

merupakan air besih yang diperuntuk

Dari peta 10

waktu hujan dan tidak memiliki pola yang tidak seragam mengikuti jarak dari

TPA. Nilai nitrat dipengaruhi oleh kondisi penggunaan tanah sekitar lokasi

sampel.

5.1.5.5 Kualitas Air Berdasarkan Parameter Amoniak (NH

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Gambar 5.7 Nilai Konsentrasi Amoniak Pada Waktu Tidak Hujan

Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi amoniak pada waktu hujan dan

tidak hujan memiliki kisaran nilai 0

nilai rata-rata konsentrasi amoniak sebesar 0,2

sebesar 0,1 mg/l. Sehingga nila

gambar 5.7 menunjukkan terjadi perbedaan fluk

perhitungan waktu tidak hujan dan hujan

nilai amoniak lebih tinggi pada waktu tidak hujan yang mencapai

mg/l, sedangkan pada waktu hujan nilai

Lokasi yang memiliki nilai tertinggi pada waktu tidak hujan adalah lokasi

Universitas Indonesia

A7 B1 B3 B5 B7 C1 C3 C5 D1 D3 E2Titik SampelHujan

penggunaan tanah lahan irigasi yang menyebabkan nilai nitrat meningkat (lihat

dan D3 adalah lokasi yang termasuk wilayah dengan nilai

berkisar antara 10 – 20 mg/l yaitu berada dibagian timur laut TPA, dengan luas

atau 8%. Lokasi ini adalah lokasi yang tercemar

karena nilai nitrat melebihi 10 mg/l untuk penggolongan air kelas I yang

pakan air besih yang diperuntukan untuk air minum.

dan 15 diperlihatkan pola sebaran spasial nilai nitrat pada

waktu hujan dan tidak memiliki pola yang tidak seragam mengikuti jarak dari

TPA. Nilai nitrat dipengaruhi oleh kondisi penggunaan tanah sekitar lokasi

Kualitas Air Berdasarkan Parameter Amoniak (NH

Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Nilai Konsentrasi Amoniak Pada Waktu Tidak Hujandan Waktu Hujan

Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi amoniak pada waktu hujan dan

tidak hujan memiliki kisaran nilai 0-1,42 mg/l. Pada pengukuran waktu hujan

rata konsentrasi amoniak sebesar 0,2 mg/l dan pada waku

. Sehingga nilai amoniak lebih tinggi pada waktu hujan,

unjukkan terjadi perbedaan fluk tuasi nilai amoniak pada

u tidak hujan dan hujan. Pada grafik tersebu

lebih tinggi pada waktu tidak hujan yang mencapai

sedangkan pada waktu hujan nilai amoniak tertinggi mencapai 1

Lokasi yang memiliki nilai tertinggi pada waktu tidak hujan adalah lokasi

58

Universitas Indonesia

E2

nitrat meningkat (lihat

adalah lokasi yang termasuk wilayah dengan nilai

aut TPA, dengan luas

parameter nitrat

karena nilai nitrat melebihi 10 mg/l untuk penggolongan air kelas I yang

dan 15 diperlihatkan pola sebaran spasial nilai nitrat pada

waktu hujan dan tidak memiliki pola yang tidak seragam mengikuti jarak dari

TPA. Nilai nitrat dipengaruhi oleh kondisi penggunaan tanah sekitar lokasi

Kualitas Air Berdasarkan Parameter Amoniak (NH3-N)

Nilai Konsentrasi Amoniak Pada Waktu Tidak Hujan

Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi amoniak pada waktu hujan dan

ada pengukuran waktu hujan

dan pada waku tidak hujan

lebih tinggi pada waktu hujan, pada

tuasi nilai amoniak pada

Pada grafik tersebut terlihat bahwa

lebih tinggi pada waktu tidak hujan yang mencapai nilai 0,95

tertinggi mencapai 1 ,42 mg/l.

Lokasi yang memiliki nilai tertinggi pada waktu tidak hujan adalah lokasi C2

BatasBakuMutu

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

59

Universitas Indonesia

yaitu 0,95 mg/l, lokasi ini berada di bagian utara TPA Cipayung tepatnya di

perkampungan Benda, Kelurahan Cipayung, dengan kondisi penggunaan tanah

sekitar lokasi adalah kebun dan padat permukiman. sedangkan pada waktu

hujan terdapat pada lokasi A2. Lokasi ini berada di bagian utara dengan jarak

100 meter dari TPA Cipayung, penggunaan tanah di sekitar lokasi ini di bagian

barat merupakan area kebun. Nilai ini melewati batas baku mutu kualitas air

golongan I yang dipergunakan untuk minum lebih besar dari 0,5 mg/l.

Berdasarkan hasil pengukuran pada waktu hujan menunjukkan perbedaan

pada hasil pengukuran pada waktu tidak hujan. Untuk wilayah dengan nilai

kurang dari 0,3 mg/l hampir di semua lokasi sampel yang ada dan menyebar

diseluruh daerah dengan luas daerah sebesar 77,82 Ha atau sebesar 80% dari

luas daerah penelitian yaitu dari jarak 100-500 meter dari TPA Cipayung.

Beberapa lokasi sampel yang terdapat pada wilayah ini adalah A1, B2, B3, B7,

B8, C1, C2, C6, D12, dan E1, wilayah ini adalah wilayah yang paling luas

yang terdapat di daerah penelitian seperti yang terlihat pada Tabel 5.7,

sedangkan untuk wilayah yang memiliki nilai amoniak 0,3-0,5 mg/l wilayah

persebaran mengelompok pada beberpa titik saja yaitu A7, C5, D1, dan D4

yang berada di bagian utara, barat, dan timur TPA dan berjarak antara 100-400

meter dari TPA (lihat peta 11).

Wilayah dengan nilai konsentrasi amoniak berkisar 0,5-1,0 mg/l terdapat

pada lokasi A6 dan B4 dimana wilayah pengaruhnya mengelompok pada satu

titik, yang berada di bagian timur TPA dan berjarak antara 100-200 meter.

Dengan demikian, lokasi A6 dan B4 adalah sampel lokasi yang merupakan

daerah tercemar oleh parameter amoniak karena lebih dari 0,5 mg/l dengan luas

2,89 Ha atau 3,0%. Wilayah dengan nilai amoniak lebih dari 1,0 mg/l berada di

lokasi A2 yang berada di bagian utara.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

60

Universitas Indonesia

Tabel 5.8 Luas Klasifikasi Kualitas Air Parameter Amoniak

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Peta 16 diperlihatkan persebaran wilayah dengan nilai konsentrasi

amoniak kurang dari 0,3 mg/l berada di bagian seluruh wilayah utara TPA dan

bagian selatan. Beberapa lokasi pada wilayah ini adalah A1, A6, B2, B3, C3,

D1, D2, E1 dan E1, dengan luas 67,13 Ha atau 69% dari luas daerah. Wilayah

dengan nilai amoniak yang berkisar 0,3-0,5 mg/l berada di bagian barat dan

timur TPA Cipayung. Lokasi titik sampel yang terdapat pada wilayah ini

adalah A6, A7, B8, dan C3 yang memiliki luas 28,19 Ha atau 29% seperti yang

terlihat pada Tabel 5.8.

Sedangkan untuk wilayah dengan nilai amoniak 0,5-0,1 mg/l hanya

terdapat pada dua titik lokasi sampel yaitu B4 dan C4 yang daerah pengaruhnya

memusat pada satu titik saja dan dengan luas 2,08 Ha atau 2%. Sedangkan

lokasi C2 merupakan lokasi sampel yang memiliki klasifikasi lebih dari 1 mg/l

yang berada sebalah utara dan berjarak 300 meter. Dengan demikian dua

wilayah ini merupakan wilayah yang tercemar oleh parameter amoniak.

Klasifikasi(mg/l)

Luas (Ha) PersentaseTidak Hujan Hujan Tidak Hujan Hujan

< 0,3 67,13 77,82 69,0% 80%0,3 - 0,5 28,19 16,80 29,0% 17,0%0,5 - 1,0 2,08 2,89 2,0% 3,0%

> 1,0 0,34 0,23 0,0% 0,0%Total 97,76 100,0%

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

0.0

2.0

4.0

A1 A2

Fosf

at(m

g/l)

Tidak Hujan

5.1.5.6 Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fosfat (PO

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Gambar 5.8

Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi fosfat pada waktu hujan dan

tidak hujan memiliki kisaran nilai

rata-rata nilai konsentrasi fosfat 1,2 mg/l sementara untuk ni

pada waktu tidak hujan 0,9 mg/l. Nilai rata

konsentrasi fosfat melebih

0,2 mg/l.

Gambar 5.8 menunjukkan

atau hampir sama

dan hujan. Pada grafik tersebut terlihat bahwa nilai fosfat hampir sama pada

waktu tidak hujan dan hujan yang mencap

lokasi sampel yang memiliki nilai fosfat lebih dari 2

tidak hujan dan hujan

lebih dari 0,2 mg/l dan itu tergolong kedalam kelas air yang

fosfat, karena batas baku mu

0,2 mg/l.

Berdasarkan hasil

dengan hasil pengukuran

konsentasri fosfat kurang dari 0,2 mg/l terdapat di bagian

beberapa lokasi A1, A1’, B2, C1, D1, D3, dan E3, luas wilayah sebaran 0,48

Ha, yang berada dibagian selatan yaitu

untuk wilayah yang termasuk kedalam

Universitas Indonesia

A2 A7 B1 B3 B5 B7 C1 C3 C5 D1 D3 E2Titik SampelHujan

Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fosfat (PO 4)-

Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

8 Nilai Konsentrasi Fosfat Pada Waktu Tidak Hujandan Waktu Hujan

Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi fosfat pada waktu hujan dan

hujan memiliki kisaran nilai 0-2,75 mg/l. Pada pengukuran waktu hujan

rata nilai konsentrasi fosfat 1,2 mg/l sementara untuk ni lai

pada waktu tidak hujan 0,9 mg/l. Nilai rata -rata ini menunjukan bahwa nilai

konsentrasi fosfat melebihi ambang batas baku mutu kualitas air yaitu sebesar

menunjukkan tidak terjadi perbedaan flukutuasi yang besar

atau hampir sama antara nilai fosfat pada hasil perhitungan waku tidak hujan

Pada grafik tersebut terlihat bahwa nilai fosfat hampir sama pada

waktu tidak hujan dan hujan yang mencapai nilai 2,75 mg/l.

lokasi sampel yang memiliki nilai fosfat lebih dari 2,0 mg/l baik pada kondisi

tidak hujan dan hujan. Hampir 80% lokasi memiliki nilai konsentrasi fosfat

2 mg/l dan itu tergolong kedalam kelas air yang

fosfat, karena batas baku mutu kualitas air untuk air bersih dan minum adalah

Berdasarkan hasil pengukuran pada waktu hujan menunjukkan perbedaan

engukuran waktu tidak hujan. Untuk wilayah dengan nilai

fosfat kurang dari 0,2 mg/l terdapat di bagian u

beberapa lokasi A1, A1’, B2, C1, D1, D3, dan E3, luas wilayah sebaran 0,48

berada dibagian selatan yaitu lokasi B7, C6, dan C8. Sedangkan

wilayah yang termasuk kedalam nilai konsentrasi antara 0,2

61

Universitas Indonesia

E2

-3

Nilai Konsentrasi Fosfat Pada Waktu Tidak Hujan

Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi fosfat pada waktu hujan dan

2,75 mg/l. Pada pengukuran waktu hujan

lai rata-rata fosfat

rata ini menunjukan bahwa nilai

ku mutu kualitas air yaitu sebesar

di perbedaan flukutuasi yang besar

antara nilai fosfat pada hasil perhitungan waku tidak hujan

Pada grafik tersebut terlihat bahwa nilai fosfat hampir sama pada

Lebih dari lima

0 mg/l baik pada kondisi

Hampir 80% lokasi memiliki nilai konsentrasi fosfat

2 mg/l dan itu tergolong kedalam kelas air yang tercemar akan

h dan minum adalah

pengukuran pada waktu hujan menunjukkan perbedaan

waktu tidak hujan. Untuk wilayah dengan nilai

utara TPA yaitu

beberapa lokasi A1, A1’, B2, C1, D1, D3, dan E3, luas wilayah sebaran 0,48

lokasi B7, C6, dan C8. Sedangkan

konsentrasi antara 0,2-1,0 mg/l

BatasBakuMutu

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

62

Universitas Indonesia

menyebar di bagian barat dan timur TPA Cipayung, lokasi yang berada pada

klasifikasi ini adalah A6 dan A10. Namun, wilayah pengaruh dari titik ini

menyebar merata dengan luas wilayah sebesar 49,20 Ha atau sebesar 50%

yaitu hampir setengah dari luas daerah kajian merupakan wilayah yang

tercemar akan fosfat karena lebih dari 0,2 mg/l seperti yang terlihat pada Tabel

5.9. Untuk wilayah dengan nilai fosfat lebih dari 2,0 mg/l terdapat pada lokasi

A2, A7, B1, C3, dan C4 yang berada di bagian barat dan bagian timur TPA.

(lihat peta 12)

Tabel 5.9 Luas Klasifikasi Kualitas Air Parameter Fosfat

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Hasil pengukuran pada waktu tidak hujan kondisi secara umum kualitas

parameter fosfat dibawah baku mutu kualitas air tidak lebih dari 0,2 mg/l. Peta

17 terlihat wilayah dengan nilai konsentrasi fosfat kurang dari 0,2 mg/ berada di

bagian Selatan TPA. Beberapa lokasi pada wilayah ini adalah A2, D1, D3, B4,

B8, C6, dan C8 dengan luas 0,024 Ha wilayah ini adalah wilayah yang paling

kecil. Dengan demikian, hanya sedikit daerah yang tidak tercemar akan

konsentrasi fosfat. Pada peta 17 terlihat bahwa sebaran lokasi yang merupakan

wilayah dengan nilai konsentrasi fosfat berkisar antara 0,2-1,0 mg/l berada di

bagian barat dan timur, serta utara TPA Cipayung. Lokasi titik sampel yang

terdapat pada wilayah ini adalah A7, C3, dan C4 luas daerah 43,93 Ha atau 45%

Dengan demikian, wilayah ini merupakan wilayah yang tercemar oleh parameter

fosfat, karena nilainya lebih dari 0,2 mg/l.

Klasifikasi(mg/l)

Luas (Ha) PersentaseTidak Hujan Hujan Tidak Hujan Hujan

< 0,2 0,02 0,04 0% 0%0,2 - 1,0 43,93 37,73 45,0% 39,0%1,0 - 2,0 47,04 49,28 48,0% 50,0%

> 2,0 6,77 10,81 7,0% 11,0%Total 97,76 100%

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

63

Universitas Indonesia

Sedangkan untuk wilayah dengan nilai fosfat 1,0 hingga 2,0 mg/l

membentang dari arah barat, timur, dan utara di sekitar TPA yaitu lokasi tersebut

dekat dengan pemukiman, dan lahan pertanian. Dengan luas wilayah persebaran

seluasa 47,39 Ha atau 45% untuk klasifkasi lebih dari 2,0 mg/l terdapat pada

lokasi C2, D1, dan E2 yang jarak dari TPA lebih dari 300 meter, Lokasi ini juga

merupakan lokasi yang tercemar dari kondungan fosfat dalam air (lihat peta 17).

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

64

Universitas Indonesia

5.2 Pembahasan

Untuk mengetahui hubungan konsentrasi TDS, DHL, serta konsentrasi

senyawa nitrat, amoniak, dan fosfat dalam airtanah dangkal di daerah sekitar TPA

Cipayung dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini, analisis yang

digunakan adalah analisis overlay dan analisis statistik. Analisis overlay

digunakan untuk melihat hubungan keruangan yang kemudian diperkuat dengan

analisis statistik.

Tabel 5.10 Nilai Rata-Rata Konsentrasi Parameter Terhadap Jarak, Jenis Batuan,Jenis Tanah, dan Penggunaan Tanah

Sumber : Diolah dan Hasil Survey Lapang, 2011

5.2.1 Analisis Spasial Konsentrasi TDS dan DHL

Konsentrasi nilai TDS dan DHL, kedua parameter ini tidak tercemar karena

nilai menunjukan dibawah batas maksimum adalah 1000 ppm dan DHL adalah

750 µS. Secara umum diperlihatkan terdapat variasi yang muncul pada masing-

masing nilai TDS dan DHL. Peta 8 dan Peta 13 memperlihatkan nilai TDS lebih

besar di daerah yang dekat dengan TPA dengan jarak kurang dari 100 meter.

Kondisi Fisik TDS (ppm) DHL (µS) Nitrat (mg/l)Amoniak

(mg/l)Fosfat(mg/l)

Jarak H TH H TH H TH H TH H TH

> 100 m 110,7 123,3 138,2 138,2 5,01 3,5 0,44 0,06 1,58 0,95100 - 200 m 128,2 141,4 207,7 219,8 6,06 13,8 0,93 0,07 0,95 0,35200 - 300 m 85,3 83,9 122,8 138,5 7,01 4,8 0,15 0,24 1,59 0,67300 - 400 m 111,4 115,2 216,3 202,3 15,4 5,5 0,22 0,02 1,08 2,23

< 400 m 123,5 128,2 211,5 232,3 6,7 8,0 0,03 0,08 0,47 1,07Jenis Batuan

Kipas Aluvium 99,10 105,3 150,2 165,2 5,05 8,91 0,22 0,09 1,43 0,59Aluvium 107,4 103,2 188,8 175,8 13,93 5,27 0,06 0,15 0,64 1,77

Formasi Bojong manik 150,0 179,82 210,9 235,3 3,42 7,65 0,27 0,01 1,35 0,38Jenis tanah

Latosol Merah 116,6 115,4 163,3 156,4 9,41 4,77 0,24 0,11 1,19 1,14Aluvium Kelabu 91,9 99,0 149,9 166,5 2,20 9,22 0,17 0,01 1,50 0,13Regosol Coklat 115,7 124,3 221,2 230,2 10,0 9,73 0,11 0,03 0,97 1,58

Asosiasi Latosol 132,0 145,4 181,9 199,0 4,20 11,60 0,18 0,19 1,39 0,35Asosiasi Regosol 83,0 103,1 144,2 209,5 5,85 6,30 0,11 0,00 0,69 0,72

Penggunaan Tanah(% non-permukiman)

<40% 83,25 80,45 142,7 131,0 9,6 7,2 0,36 0,00 1,09 1,1640-70% 132,3 147,9 198,3 202,4 8,3 5,2 0,16 0,12 0,96 1,19>70% 96,82 100.0 152.7 176,2 4,7 10,6 0,16 0,09 1,54 0,37

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

65

Universitas Indonesia

Sementara pada peta 9 dan 14 diperlihatkan persebaran nilai konsentrasi DHL

juga tidak berbeda dengan nilai TDS dengan nilai tertinggi berada di dekat TPA

dan membentang dari barat daya hingga timur laut.

5.2.1.1 Hubungan Konsentrasi TDS dan DHL Dengan Jenis Batuan

Sebaran nilai konsentrasi TDS dan DHL pada setiap jenis batuan

memiliki variasi baik pada kondis hujan dan tidak hujan. Wilayah dengan

nilai TDS dan DHL dengan nilai rata-rata yang tinggi berada pada wilayah

dengan jenis batuan formasi bojong manik.

Untuk memperkuat analisis overlay, uji statistik ANOVA

diberlakukan. Berdasarkan hasil perhitungan uji ANOVA, tidak terdapat

perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata konsentrasi TDS dan DHL pada

waktu hujan dan tidak hujan yang ada pada ke tiga jenis batuan di sekitar

TPA Cipayung. Dengan kata lain, rata-rata konsentrasi TDS dan DHL pada

setiap jenis batuan di daerah penelitian memiliki nilai yang sama. Hasil nilai

signifikan untuk nilai TDS hujan, TDS tidak hujan, DHL hujan, dan DHL

tidak hujan masing-masing yang diperoleh dari tabel ANOVA, yaitu 0,21,

0,11, 0,33, dan 0,30. Pada Tabel 5.9 diperlihatkan bahwa pada jenis batuan

formasi bojong manik menunjukan nilai rata-rata konsentrasi TDS dan DHL

tertinggi dibandingkan kedua jenis batuan yang lain.

5.2.1.2 Hubungan Konsentrasi TDS dan DHL dengan Jenis Tanah

Hasil overlay antara Peta 5 dengan Peta 8, 9, 13, 14 memperlihatkan

bahwa nilai konsentrasi TDS dan DHL pada waktu hujan dan tidak hujan

memiliki variasi di setiap jenis tanah. Hal ini menunjukan bahwa nilai

konsentrasi TDS dan DHL tersebar pada seluruh jenis tanah. Untuk

mendukung analisi overlay antara peta diberlakukan uji statistik ANOVA.

Hasil perhitungan ANOVA menunjukan bahwa, nilai rata-rata konsentrasi

TDS dan DHL dalam airtanah di setiap jenis tanah tidak menunjukan

perbedaan yang nyata, artinya masing-masing jenis tanah di sekitar TPA

memiliki nilai rata-rata kandungan konsentrasi yang sama. Nilai signifikan

untuk TDS dan DHL berkisar 0,6-0,9, yang menunjukan nilai tersebut lebih

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

66

Universitas Indonesia

besar dari nilai αyang digunakan dalam penelitian, yaitu 0,05, ini berarti

hasil menunjukan tidak signifikan.

Tabel 5.9 diperlihatkan bahwa nilai rata-rata tertinggi konsentrasi

TDS pada waktu hujan dan tidak hujan terdapat pada jenis tanah asosiasi

latosol coklat kemerahan dengan laterit airtanah sebesar 132 dan 145,4 ppm.

Sementara untuk nilai rata-rata konsentrasi DHL pada waktu tidak hujan

tertinggi pada jenis tanah asosiasi regosol coklat dengan laterit coklat

dengan nilai 181,9 µS, dan pada waktu hujan nilai tertinggi yaitu 209,5 µS

pada jens tanah asosiasi latosol. Hal ini disebabkan faktor tekstur tanah

asoisiai regosol dan latosol coklat memiliki tekstur tanah agak kasar dan

halus. Kondisi tekstur tersebut berpengaruh pada drainase yang cepat.

5.2.1.3 Hubungan Konsentrasi TDS dan DHL dengan Penggunaan Tanah

Nilai konsentrasi TDS dan DHL terendah pada penggunaan tanah

sekitar 40% non permukiman. Sedangkan untuk nilai yang tertinggi terdapat

pada wilayah dengan 40-70% non permukiman. Hal ini juga juga berlaku

sama pada waktu hujan dan tidak hujan (lihat Tabel 5.10)

Untuk memperkuat analisi ovelay, uji statistik ANOVA

diberlakukan. Berdasarkan hasil perhitungan uji ANOVA, tidak terdapat

perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata konsentrasi TDS dan DHL pada

waktu hujan dan tidak hujan yang ada pada persentase penggunaan tanah

non permukima. Nilai signifikan untuk TDS hujan, tidak hujan, dan DHL

hujan dan tidak hujan masing-masing yaitu 0,180, 0,156, dan 0,353, 0,365.

Dengan demikian, tidak ada perbedaan yang nyata nilai konsentrasi TDS

dan DHL terhadap penggunaan tanah.

5.2.1.4 Hubungan Konsentrasi TDS dan DHL dengan Jarak dari TPA

Nilai Konsentrasi TDS dan DHL secara umum bervariasi. Tabel

5.10 diperlihatkan bahwa pada kondisi hujan atau tidak hujan pada jarak 100

hingga 200 meter dari TPA merupakan jarak dengan nilai konsentrasi rata-

rata TDS tertinggi dengan nilai 128,2 ppm dan 141,4 ppm. Sementara

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

67

Universitas Indonesia

0

200

400

0 100 200 300 400 500TDS

(ppm

)

Jarak (meter)Tidak Hujan

0

200

400

0 100 200 300 400 500

TDS

(ppm

)

Jarak (meter)Hujan

konsentrasi DHL nilai rata-rata tertinggi berada pada jarak lebih dari 400

meter dari TPA pada kondisi tidak hujan dengan nilai rata-rata 216,3 µS dan

pada waktu hujan nilai rata-rata tertinggi pada jarak 200 hingga 300 meter

dengan nilai 232,3 µS. fluktuasi perberdaan nilai TDS di setiap jarak TPA

dapat dilihat pada Gambar 5.9, sedangkan untuk nilai konsentrasi DHL

dapat dilihat pada Gambar 5.10.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan Person’s

Product Moment dengan taraf kepercayaan 95% antara titik sampel ke TPA

dengan konsentrasi TDS dan DHL, menunjukan tidak adanya hubungan

yang signifikan antara jarak ke TPA dengan konsentrasi TDS dan DHL

dalam airtanah dangkal. Dengan nilai r=0,42 pada waktu hujan dan r=-0,37

untuk konsentrasi TDS dan yang artinya mempunyai hubungan yang sangat

lemah. Sementara nilai r DHL pada waktu hujan 0,229 dan pada waktu tidak

hujan 0,262.

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Gambar 5.9 Hubungan antara Nilai TDS Waktu Tidak Hujan dan Waktu Hujandengan Jarak dari TPA Cipayung

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

68

Universitas Indonesia

0

200

400

0 100 200 300 400 500

DHL

(µS)

jarak (meter)Hujan

0

200

400

0 100 200 300 400 500

DHL

(µS)

Jarak (meter)Tidak Hujan

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Gambar 5.10 Hubungan antara Nilai DHL Waktu Tidak Hujan dan Waktu Hujandengan Jarak dari TPA Cipayung

5.2.2 Analisis Spasial Konsentrasi Senyawa Nitrat

Secara umum nilai konsentrasi senyawa nitrat menunjukan nilai yang

bervariasi di daerah penelitian. Pada waktu tidak hujan nilai konsentrasi senyawa

nitrat lebih tinggi dibandingkan waktu hujan. Titik yang memiliki nilai

konsentrasi nitrat tertinggi pada waktu tidak hujan adalah titik sampel B6 dan B8

lokasi ini berada pada jarak antara 200-300 meter dari TPA, lokasi ini secara

administrasi terdapat di kampung Bulak Barat dan Kelurahan Pasir Putih. Kondisi

fisik sekitar lokasi ini adalah dekat dengan aliran sungai di bagian selatan TPA

serta dikeliling oleh penggunaan tanah lahan pertanian. Nilai konsentrasi nitrat di

daerah penelitian secara umum ada hubungan dengan keberadaan TPA. Namun,

karena nitrat adalah senyawa yang bebas dan sudah ada di alam dan peningkatan

senyawa ini dalam tanah juga dapat berasal dari sumber lain dan kondisi fisik.

5.2.2.1 Hubungan Konsentrasi Senyawa Nitrat dengan Jenis Batuan

Sebaran nilai konsentrasi senyawa nitrat pada setiap jenis batuan

memiliki variasi. Hampir di setiap jenis batuan alluvium, kipas alluvium,

dan formasi bojong manik terdapat lokasi yang memiliki nilai senyawa nitrat

lebih dari 10 mg/l, lokasi ini merupakan lokasi yang tercemar.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

69

Universitas Indonesia

Untuk memperkuat analisis, uji statistik ANOVA diberlakukan.

Berdasarkan hasil perhitungan uji ANOVA, tidak terdapat perbedaan yang

nyata antara nilai rata-rata senyawa nitrat yang ada pada ke tiga jenis batuan

pada waktu tidak hujan. Namun, pada waktu hujan terdapat perbedaan yang

nyata antara nilai rata-rata senyawa nitrat pada ke tiga jenis batuan, hal ini

dibuktikan dengan nilai signifikan 0,05.

Berdasarkan Tabel 5.10 nilai rata-rata konsentrasi nitrat pada waktu

hujan tertinggi terdapat pada jenis batuan alluvium sebesar 13,93 mg/l dan

pada waktu tidak hujan nilai rata-rata tertinggi terdapat pada jenis batuan

kipas alluvium. Alluvium memiliki endapan material endapan material lepas

berupa pasir, kerikil, dan lempung, kondisi tersebut yang menyebabkan sifat

batuan ini sangat porous, sehingga dapat lebih menyerap konsentrasi

senyawa nitrat terlebih pada waktu hujan.

5.2.2.2 Hubungan Konsentrasi Senyawa Nitrat dengan Jenis Tanah

Hasil overlay Peta 5 dengan Peta 10 dan 15 memperlihatkan bahwa

nilai konsentrasi senyawa nitrat memiliki variasi pada setiap jenis tanah. Hal

ini menunjukan bahwa nilai konsentrasi senyawa nitrat tersebar pada seluruh

jenis tanah. Hampir di setiap jenis tanah memiliki nilai konsentrasi nitrat

yang melebihi standar baku mutu kualitas air yaitu 10 mg/l. lokasi yang

memiliki nilai konsentrasi senyawa tetringgi yaitu sebesar 33,0 mg/l terdapat

pada jenis tanah regosol coklat dan asosiasi latosol coklat kemerahan.

Untuk mendukung analisis overlay antar peta diberlakukan uji

ANOVA. Hasil pengujian ANOVA menunjukan bahwa, nilai rata-rata

konsentrasi nitrat dalam airtanah di setiap jenis tanah tidak menunjukan

perbedaan yang nyata. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan nitrat pada

waktu hujan tidak hujan masing-masing 0,74 dan 0,38, yang menunjukan

nilai tersebut lebih besar dari nilai αyang digunakan dalam penelitian, yaitu

0,05.

Selanjutnya dapat terlihat pada Tabel 5.10 nilai rata-rata tertinggi

senyawa nitrat pada waktu hujan sebesar 9,41 terdapat pada jenis tanah

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

70

Universitas Indonesia

latosol merah. Sementara nilai rata-rata senyawa nitrat pada waktu tidak

hujan terdapat pada asosiasi latosol coklat. Sedangkan untuk nilai rata-rata

terendah pada waktu hujan sebesar 2,2 terdapat di jenis tanah alluvium

kelabu, jenis alluvium kelabu memiliki tekstur halus, kondisi ini

menyebabkan drainase terhambat.pada waktu tidak hujan sebesar 4,77 pada

terdapat pada latosol merah.

5.2.2.3 Hubungaan Konsentrasi Nitrat dengan Penggunaan Tanah

Bedasarkan nilai nitrat Tabel 5.10, nilai rata-rata konsentrasi

senyawa nitrat pada wilayah dengan presentase kurang dari 40% lebih tinggi

yaitu saat waktu hujan sebesar 9,6 mg/l. sementara pada waktu tidak hujan

nilai rata-rata tertinggi konsentrasi senyawa nitrat terdapat pada wilayah

dengan presentase lebih dari 70% sebesar 10,6 mg/l.

Untuk memperkuat analisis, uji statistik ANOVA diberlakukan.

Berdasarkan hasil perhitungan uji ANOVA, tidak terdapat perbedaan yang

nyata antara nilai rata-rata konsentrasi senyawa nitrat pada waktu hujan dan

tidak hujan. Nilai signifkan pada perhitungan ini lebih besar dari 0,005 yaitu

0,37-0,458, sehingga tidak signifikan.

5.2.2.4 Hubungan Konsentrasi Senyawa Nitrat dengan Jarak dari TPA

Nilai Konsentrasi senyawa nitrat secara umum bervariasi. Tabel

5.10 diperlihatkan bahwa nilai rata-rata tertinggi pada waktu hujan terdapat

pada jarak 300-400 meter dari TPA. Sementara nilai konsentrasi nitrat pada

waktu tidak hujan tertinggi pada jarak 100-200 meter (lihat gambar 5.11).

Hal ini dapat terjadi karena pada waktu hujan senyawa nitrat dalam airtanah

terbawa dan mengalir berbarengan dengan air hujan yang turun.

Untuk mendukung analisis tersebut, maka di berlakukan uji korelasi

statistik menggunakan Person’s Product Moment dengan taraf kepercayaan

95% antara titik sampel ke TPA dengan konsentrasi nitrat, menunjukan tidak

adanya hubungan yang signifikan antara jarak ke TPA dengan konsentrasi

senyawa nitrat dalam airtanah dangkal. Hal ini diperkuat dengan hasil nilai

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

71

Universitas Indonesia

0

20

40

0 100 200 300 400 500Nitr

at(m

g/l)

Jarak (meter)Hujan

0

20

40

0 100 200 300 400 500Nitr

at(m

g/l)

Jarak (meter)Tidak Hujan

r=0,224 pada waktu hujan dan r=-0,34 untuk konsentrasi senyawa nitrat

pada waktu tidak hujan.

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Gambar 5.11 Hubungan antara Nilai Nitrat Waktu Tidak Hujan dan Waktu Hujandengan Jarak dari TPA Cipayung

5.2.3 Analisis Spasial Konsentrasi Senyawa Amoniak

Nilai konsentrasi senyawa amoniak secara umum di daerah penelitian

menunjukan nilai yang bervariasi. Pada waktu hujan nilai konsentrasi amoniak

lebih tinggi dibandingkan pada waktu tidak hujan. Titik lokasi yang memiliki nilai

konsentrasi amoniak tertinggi terdapat pada lokasi C2 sebesar 0,95 mg/l pada

pengukuran tidak hujan yang terletak secara administrasi di Kampung Benda

Kelurahan Cipayaung dan berjarak 300 meter dari TPA. Lokasi ini berada di

sebelah utara TPA dengan kondisi fisik sekitar lokasi merupakan permukiman

yang padat dan terdapat lahan pertanian. Sementara pada pengukuran hujan lokasi

yang memiliki nilai konsentrasi amoniak tertinggi terdapat pada lokasi A2 sebesar

1,42 mg/l yaitu lokasi yang berada kurang dari 100 meter dari TPA, serta dekat

dengan aliran sungai dan penggunaan tanah sekitar dikelilingi oleh lahan

pertanian, lokasi ini saat survey lapang merupakan lokasi yang berada

dipertengahan lahan pertanian dan juga d ibagian timur lokasi terdapat area

pertenakan kambing.

BatasBakuMutu

BatasBakuMutu

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

72

Universitas Indonesia

5.2.3.1 Hubungan Konsentrasi Amoniak dengan Jenis Batuan

Sebaran nilai konsentrasi pada setiap jenis batuan memiliki variasi

di setiap ke tiga jenis batuan, yaitu kipas alluvium, alluvium, dan formasi

bojong manik. Lokasi yang tercemar oleh konsentrasi senyawa amoniak

yaitu dengan nilai lebih dari 0,5 mg/l terdapat pada dua jenis batuan yaitu

kipas alluvium dan formasi bojong manik.

Untuk memperkuat analisis uji statistik ANOVA diberlakukan.

Berdasarkan hasil perhitungan uji ANOVA, tidak terdapat perbedan yang

nyata antara nilai rata-rata senyawa amoniak yang ada pada ke tiga jenis

batuan pada waktu hujan dan tidak hujan. Hal ini dibuktikan dari nilai

siginifikan nilai senyawa amoniak pada waktu hujan sebesar 0,76 dan pada

waktu tidak hujan sebesar 0,97. Kedua nilai tersebut lebih besar dari nilai α

yang digunakan dalam penelitian, yaitu 0,05 (tidak signifikan).

Berdasarkan Tabel 5.10 nilai rata konsentrasi amoniak pada waktu

hujan tertinggi terdapat pada jenis batuan formasi bojong manik sebesar 0,27

mg/l, dan pada waktu tidak hujan terdapat pada jenis alluvium sebesar 0,15

mg/l. Formasi bojong manik merupakan persilangan batu pasir dan batu

lempung dengan sisipan batu gamping.

5.2.3.2 Hubungan Konsentrasi Senyawa Amoniak dengan Jenis Tanah

Hasil overlay Peta 5 dengan Peta 11 dan 16 memperlihatkan bahwa

nilai konsentrasi senyawa amoniak memiliki variasi pada setiap jenis tanah.

Hal ini menunjukan bahwa nilai konsentrasi amoniak tersebar pada seluruh

jenis tanah. Namun, hanya pada jenis tanah latosol merah dan regosol coklat

terdapat lokasi yang tercemar oleh senyawa amoniak karena nilainya lebih

dari 0,5 mg/l

Untuk mendukung analisis overlay antar peta diberlakukan uji

ANOVA. Hasil pengujian ANOVA menunjukan bahwa nilai rata-rata

konsentrasi amoniak dalam airtanah di setiap jenis tanah tidak menunjukan

perbedaan yang nyata. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan amoniak

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

73

Universitas Indonesia

pada waktu hujan sebesar 0,76 dan pada waktu tidak hujan sebesar 0,97.

Nilai ini lebih besar dari nilai αyang digunakan dalam penelitian ini yaitu

0,05.

Pada Tabel 5.10 nilai rata-rata tertingi senyawa amoniak terdapat

pada jenis tanah latosol merah waktu pengkuran hujan sebesar 0,24 mg/l.

Sementara pada waktu tidak hujan nilai tertinggi pada jenis tanah asosiasi

latosol coklat kemerahan dengan laterit airtanah, sebesar 0,19 mg/l. Jenis

tanah latosol merah dan asosiasi latosol memiliki tekstur tanah yang halus

dengan sistem drainase yang sedang. Dengan demikian zat pencemar sulit

untuk mengalir dan tertahan didalam tanah.

5.2.3.3 Hubungan Konsentrasi Amoniak dengan Penggunaan Tanah

Nilai rata-rata konsentrasi amoniak di presentase penggunaan tanah

non permukiman bervariasi. Pada Tebl 5.10 diperlihatkan nilai tertinggi

nailai rata-rata amoniak pada waktu tidak hujan terdapat pada wilayah

dengan kurang dari 40 % non permukiman yaitu sebesar 0,36 mg/l.

sedangkan pada waktu hujan nilai rata-rata tertinggi pada wilayah dengan

40-70% non permukiman yaitu sebesar 0,124 mg/l.

Untuk mendukung analisis tersebut, uji statistik ANOVA

diberlakuan. Berdasarkan hasil uji ANOVA tersebut nilai signifikan

amoniak pada waktu hujan dan tidak hujan masing-masing sebesar 0,576

dan 0,645. Angka ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata

antara nilai rata-rata senyawa amoniak dengan penggunaan tanah non

pertanian.

5.2.3.4 Hubungan Konsentrasi Amoniak dengan Jarak dari TPA

Nilai Konsentrasi senyawa amoniak secara umum bervariasi. Tabel

5.10 diperlihatkan bahwa nilai rata-rata tertinggi pada waktu hujan terdapat

pada jarak 100-200 meter dari TPA sebesar 0,93 mg/l. Sementara nilai

konsentrasi amoniak pada waktu tidak hujan tertinggi pada jarak 200-300

meter sebesar 0,24 mg/l. (lihat Gambar 5.12). Penyebaran senyawa amoniak

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

74

Universitas Indonesia

0.0

1.0

2.0

0 100 200 300 400 500

Amon

iak

(mg/

l)

Jarak (meter)Hujan

0.0

0.5

1.0

0 100 200 300 400 500

Amon

iak

(mg/

l)

Jarak (meter)Tidak Hujan

ada hubungannya dengan jarak dari TPA. Namun, senyawa amoniak adalah

senyawa yang merupakan bagian dari hasil siklus nitrogen di alam membuat

keberadan senyawa amoniak ini sudah ada di dalam tanah, dan peningkatan

kandungan senyawa amoniak dapat berasal dari penggunaan tanah sekitar

dan aktivitas manusia di sekitar lokasi.

Untuk mendukung analisis tersebut, maka di berlakukan uji korelasi

statistik menggunakan Person’s Product Moment dengan taraf kepercayaan

95% antara titik sampel ke TPA dengan konsentrasi amoniak, menunjukan

tidak adanya hubungan yang signifikan antara jarak ke TPA dengan

konsentrasi senyawa amoniak dalam airtanah dangkal. Hal ini diperkuat

dengan hasil nilai r= -0,293 pada waktu hujan dan r=-0,19 untuk

konsentrasi senyawa nitrat pada waktu tidak hujan.

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Gambar 5.12 Hubungan antara Nilai Amoniak Waktu Tidak Hujan dan WaktuHujan dengan Jarak dari TPA Cipayung

5.2.4 Analisis Spasial Konsentrasi Fosfat

Nilai konsentrasi senyawa fosfat secara umum di daerah penelitian

menunjukan nilai yang bervariasi dan hampir seluruh lokasi sampel tersebut sudah

tercemar oleh senyawa fosfat dalam airtanah. Karena nilai konsentrasi senyawa

fosfat melebihi ambang batas baku mutu kualitas airtanah yaitu 0,2 mg/l. Nilai

konsentrasi fosfat rata-rata tertinggi terdapat pada pengukuran waktu hujan. Titik

BatasBakuMutu

BatasBakuMutu

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

75

Universitas Indonesia

lokasi yang memiliki nilai konsentrasi fosfat tertinggi waktu hujan terdapat pada

lokasi-lokasi di bagian barat, timur TPA sebesar 2,75 mg/l. lokasi ini hampir

tersebar di seluruh daerah penelitian dengan penggunaan tanah seperti padat akan

permukiman dan lahan pertanian. Hal ini pun juga terjadi pada pengukuran waktu

tidak hujan. Namun, lokasi waktu tidak hujan bagian yang tecemar lebih di bagian

utara TPA Cipayung. Senyawa fosfat merupakan senyawa yang sudah ada di

alam, seperti dilahan pertanian, industry, lingkungan padat akan permukiman

seperti hasil buangan kotoran manusia (tinja).

5.2.4.1 Hubungan Konsentrasi Senyawa Fosfat dengan Jenis Batuan

Hasil overlay Peta 4 antara Peta 12 dan Peta 17, memperlihatkan

bahwa sebaran nilai konsentrasi fosfat pada setiap jenis batuan memiliki

variasi. Pada setiap jenis batuan nilai konsentrasi fosfat memiliki nilai yang

lebih dari 0,2 mg/l atau tercemar. Namun, nilai rata-rata konsentrasi fosfat

tertinggi pada waktu hujan terdapat pada jenis batuan kipas alluvium sebesar

1,43 mg/l. Sementara pengukuran waktu tidak hujan nilai tertinggi pada

jenis alluvium sebesar 1,77 mg/l (lihat Tabel 5.10).

Untuk memperkuat analisi overlay, uji statistik ANOVA

diberlakukan. Berdasarkan hasil perhitungan uji ANOVA, tidak terdapat

perbedaan yang nyata pada pengukuran waktu hujan. Namun, terdapat

perbedaan yang nyata pada waktu tidak hujan. Hal ini dibuktikan dari nilai

signifikan pada waktu hujan 0,22 dan pada waktu tidak hujan 0,009, nilai

pada waktu tidak hujan lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai αsebesar

0,05 yang digunakan dalam penelitian.

5.2.4.2 Hubungan Konsentrasi Senyawa Fosfat dengan Jenis Tanah

Hasil overlay Peta 5 dengan Peta 12 dan 17 memperlihatkan bahwa

nilai konsentrasi senyawa fosfat memiliki variasi pada setiap jenis tanah. Hal

ini menunjukan bahwa nilai konsentrasi fosfat tersebar pada seluruh jenis

tanah. Di seluruh jenis tanah yang berbeda di daerah penelitian terdapat

lokasi yang tercemar akan senyawa fosfat.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

76

Universitas Indonesia

Untuk mendukung analisis overlay antara peta diberlakukan uji

ANOVA. Hasil pengujian ANOVA menunjukan bahwa nilai rata-rata

konsentrasi fosfat dalam airtanah di setiap jenis tanah tidak menunjukan

perbedaan yang nyata. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan fosfat pada

waktu hujan sebesar 0,14 dan pada waktu tidak hujan sebesar 0,88. Nilai ini

lebih besar dari nilai αyang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0,05.

Pada Tabel 5.10 nilai rata-rata tertinggi senyawa fosfat terdapat pada

jenis alluvium kelabu saat hujan sebesar 1,5 mg/l. Sementara pada waktu

tidak hujan nilai rata-rata tertinggi di jenis tanah regosol coklat. Jenis tanah

alluvium kelabu adalah jenis tanah yang memiliki tekstur halus dan drainase

yang terhambat, kondisi ini yang menyebabkan senyawa fosfat terhambat

untuk mengalir.

5.2.4.3 Hubungan Konsentrasi Fosfat dengan Penggunaan Tanah

Berdasarkan Tabel 5.10 nilai rata-rata konsentrasi fosfat tertinggi

pada waktu tidak hujan terdapat pada wilayah dengan leboh besar dari 70%

wilayah non permukiman yaitu sebesar 1,54 mg/l. Sementara pada waktu

hujan nilai fosfat tertinggi pada wilayah dengan presentase wilayah non

permukiman sebesar 40-70%.

Untuk memperkuat analisis, uji statistik ANOVA diberlakukan.

Berdasarkan hasil perhitungan uji ANOVA tidak terdapat perbedaan yang

nyata antara nilai rata-rata senyawa fosfat pada waktu hujan dan tidak hujan,

karena nilai signifikan lebih dari 0,05, yaitu sebesar 0,402 dan 0,120.

5.2.4.4 Hubungan Konsentrasi Fosfat dengan Jarak dari TPA

Nilai Konsentrasi senyawa fosfat secara umum bervariasi. Pada

Tabel 5.10 diperlihatkan bahwa nilai rata-rata tertinggi pada waktu hujan

terdapat pada jarak 200-300 meter dari TPA sebesar 1,59 mg/l. Sementara

nilai konsentrasi fosfat pada waktu tidak hujan tertinggi pada jarak 300-400

meter sebesar 2,23 mg/l. Penyebaran senyawa fosfat ada hubungannya

dengan jarak dari TPA (lihat Gambar 5.13). Namun, senyawa fosfat adalah

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

77

Universitas Indonesia

0.01.02.03.0

0 100 200 300 400 500

Fosf

at(m

g/l)

Jarak (meter)Tidak Hujan

0.0

2.0

4.0

0 100 200 300 400 500Fosf

at(m

g/l)

Jarak (meter)Hujan

senyawa yang merupakan bagian dari hasil siklus fosfar di alam membuat

keberadan senyawa fosfat ini sudah ada di dalam tanah, dan peningkatan

kandungan senyawa fosfat dapat berasal dari penggunaan tanah sekitar dan

aktivitas manusia di sekitar lokasi.

Untuk mendukung analisis tersebut, maka di berlakukan uji korelasi

statistik menggunakan Person’s Product Moment dengan taraf kepercayaan

95% antara titik sampel ke TPA dengan konsentrasi fosfat, menunjukan

tidak adanya hubungan yang signifikan antara jarak ke TPA dengan

konsentrasi senyawa fosfat dalam airtanah dangkal. Hal ini diperkuat dengan

hasil nilai r= -0,331 pada waktu hujan dan r= 0,242 untuk konsentrasi

senyawa nitrat pada waktu tidak hujan.

Sumber : Diolah dari Hasil Survey Lapang, 2011

Gambar 5.13 Hubungan antara Nilai Fosfat Waktu Tidak Hujan dan Waktu Hujandengan Jarak dari TPA Cipayung

BatasBakuMutu

BatasBakuMutu

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

78 Universitas Indonesia

BAB VI

KESIMPULAN

Pola spasial kualitas airtanah dangkal dengan parameter total zat terlarut,

daya hantar listrik, nitrat (NO3), amoniak (NH3-N), dan fosfat (PO4)-3 di sekitar

TPA Cipayung Depok membentuk pola acak atau pola yang tidak seragam saat

hujan dan tidak hujan. Dengan kualitas airtanah dangkal waktu hujan dan tidak

hujan di sekitar TPA tidak tercemar untuk parameter total zat terlarut dan daya

hantar listrik, tetapi untuk parameter nitrat (NO3) dan amoniak (NH3-N) wilayah

yang tercemar terdapat di bagian utara, dan barat, sedangkan untuk parameter

fosfat (PO4)-3 hampir seluruh wilayah tercemar.

Tidak ada pengaruh perbedaan untuk setiap parameter yang diuji statistik

One Way of Anova terhadap jenis batuan, jenis tanah, dan penggunaan tanah.

Namun, terdapat perbedaan yanga nyata antara senyawa nitrat saat waktu hujan

dan senyawa fosfat saat waktu tidak hujan pada jenis batuan yang ada di daerah

penelitian. Sementara untuk faktor jauh atau dekatnya jarak dari TPA, tidak

memberikan pengaruh terhadap tinggi rendahnya nilai konsentrasi parameter total

zat terlarut, daya hantar listrik, nitrat, amoniak, dan fosfat. Berdasarkan uji

statistik Person’s Product Moment antara jarak dengan konsentrasi parameter

tidak menunjukan adanya hubungan.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

79 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. dan S.S. Santika. 1984. Metode Penelitian Air, Surabaya: Usaha

Nasional.

Arsadi, dkk. 2007. Optimalisasi Sumber Daya Air di Wilayah Pesisir,Studi

Kasus:Pantai Utara Kabupaten Karawang,Jawa Barat. Kumpulan

Jurnal Sumber Daya Air dan Lingkungan,Potensi, Degradasi, dan Masa

Depan: 47-74. Jakarta: LIPI Press.

Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Astuti, D. 2008 “Analisis Kualitas Air Lindi di Tempat Pembungan Akhir Sampah

Putri Cempo Mojosongo Surakarta.” Oktober 02, 2010 pukul 17.23.

http://eprints.ums.ac.id/1441/1/4._Dwi_Astuti.pdf

Clark, J.R. 1977. Coastal Ecosystem Management. John Willey and Sons, New

York.

Departemen Pekerjaan Umum. 1994. Domestic Solid Waste Disposal. UP3KT

Bidang Air Bersih dan PLP, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Diana, E, 1992. Pemantauan Dampak Lokasi Pembungan Akhir sampah Secara

Sanitary Landfill Bantar Gebang Terhadap Kualitas Air permukaan,

Air Tanah dan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitarnya. Tesis. Program

Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Dwinanto, R. 2007. Wilayah Kerentanan Airtanah di Kecamatan Sawangan.

Depok : Skripsi Geografi FMIPA Universitas Indonesia.

Foth, H.D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, terj. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Fuller, W.H & Warrich, A.W, 1986. Soil inWaste Treatment and Utilization, CRC

Presc. Inc. Boca Raton, Florida, vol II.

Freeze, R.A. and John A.C, 1979. Groundwater. United States of America : Prentice-

Hall.

Ghufran, H.M & Andi B.T, (2007). Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya

Perairan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

80

Universitas Indonesia

Lyman, W.J. & Guswa J.H., 1983 Groundwater Contamination and Emergency

Response Guide, New York

Lechie, J.O., & Pacey, J.G., 1975. Landfill Management With Moisture Control.

Journal ASCE En. Eng, DIV, vol.101. No. Eei

Kodoatie, R. J., 1996. Pengantar Hidrogeologi. Andi Offset, Yogyakarta.

Mato, R. (2002). Groundwater Pollution In Urban Dar es Salaam, Tanzania :

Assesing Vulnerability and Protection Priorities. Netherlands : Eindhoven

University of Technology. November 13, 2011 pukul 23.05 WIB.

http://alexandria.tue.nl/extra2/200211708.pdf.

Masduqi. (2007). Kualitas Air Sebagai Indikator Pengolahan DAS. April 13, 2011

pukul 13.45 WIB. http://blog.its.ac.id/masduqi/2007/11/04/kualitas-air-

sebagai-indikatorpengelolaan-daerah-pengaliran-sungai/

Notodarmojo, S., 2005. Tanah dan Air tanah; ITB , Bandung.

Purwanti. 2006. Pemodelan Salinitas Air Tanah Di Surabaya Timur. Prosiding

Seminar Nasional Manajemen Teknologi III. Mei 15, 2011 pukul 22.15

WIB. www.mmt.its.ac.id/library/wp-content/uploads/2008/06/30/8-

prosidingipung-ok.

Salvato, J.A. 1972. Enviromental Enigineering and Sanitation. John Willy &

Sons, New York.

Sandy, I Made. 1996. Republik Indonesia Geografi Regional Depok; Geogarfi

FMIPA UI.

____________. 1987. Iklim Regional Indonesia. Depok: Geografi FMIPA UI.

Slamet, 1994, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

Seyhan, E., (1997). Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press. Sparks, Donald L.( 2003) Environtmental Soil Chemistry.Second

edition. USA: Elsevier Science.

Soemarto., 1995, Hidrologi Teknik, Erlangga, Jakarta

Sundra, I Ketut. (1997). “ Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Kualitas Air

Sumur Gali di Sekitar Tempat Pembuangan Sampah Akhir Sampah

Suwung Denpasa Bali.” Jurnal Lingkungan dan Pembangunan 19:3,

206-214

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

81

Universitas Indonesia

____________.2006. Kualitas Air Bawah Tanah Di Wilayah Pesisir Kabupaten

Badung. Jurnal Ecotrophic Volume 1 No 2. 1 Juli 2009 Mei 2011 pukul

14.45 WIB. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/i%20ketut%20sundra.pdf.

Tchobanaglous, G.H. Theisen & R. Elliasen. 1977. Solid Waste. Mc. Graw-Hill,

Tokyo

Wallce H.F. & Arthur W.W., 1986. Soils inWaste Treatment an Utilization, Boca

Raton, florida.

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

Universitas Indonesia

L A M P I R A N

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

Universitas Indonesia

No TitikKoordinat MAT

Jarak (m)BT LS (meter)

1 A1 106°47'16.07" -6°25'8.51" 8.0 16.23

2 A1’ 106°47'16.95" -6°25'8.94" 4.8 6.35

3 A2 106°47'15.11" -6°25'6.76" 13.0 71.50

4 A3 106°47'12.47" -6°25'11.13" 0.0 24.27

5 A4(1) 106°47'14.25" -6°25'17.15" 0.0 37.76

6 A4(2) 106°47'14.27" -6°25'16.43" 0.0 36.76

7 A4 (3) 106°47'14.27" -6°25'15.34" 0.0 31.61

8 A5 106°47'13.22" -6°25'15.85" 0.0 67.36

9 A6 106°47'21.60" -6°25'22.40" 25.0 72.04

10 A7 106°47'21.38" -6°25'14.71" 0.1 68.40

11 A8 106°47'20.32" -6°25'27.26" 0.0 96.45

12 A9 106°47'13.98" -6°25'11.66" 0.0 24.86

13 A10 106°47'18.95" -6°25'7.40" 3.2 63.00

14 B1 106°47'9.63" -6°25'11.30" 6.3 106.95

15 B2 106°47'9.98" -6°25'5.94" 14.0 183.65

16 B3 106°47'21.50" -6°25'4.72" 17.0 169.66

17 B4 106°47'24.66" -6°25'16.81" 10.5 153.06

18 B5 106°47'23.41" -6°25'22.38" 18.0 125.45

19 B6 106°47'22.93" -6°25'25.99" 3.1 137.42

20 B7 106°47'13.80" -6°25'29.07" 3.8 130.46

21 B8 106°47'8.49" -6°25'24.10" 7.6 177.34

22 C1 106°47'13.07" -6°25'0.39" 10.0 276.51

23 C2 106°47'19.04" -6°25'0.75" 6.6 264.46

24 C3 106°47'23.77" -6°25'31.15" 3.5 256.07

25 C4 106°47'4.89" -6°25'22.88" 8.0 288.50

26 C5 106°47'5.73" -6°25'12.70" 13.5 226.99

27 C6 106°47'11.21" -6°25'30.95" 15.0 214.87

28 D1 106°47'19.60" -6°24'57.28" 4.4 372.35

29 D2 106°47'28.03" -6°25'4.08" 2.1 332.20

30 D3 106°47'4.73" -6°25'3.76" 9.0 344.75

31 E1 106°47'1.06" -6°25'5.11" 9.0 419.67

32 E2 106°47'16.48" -6°24'54.42" 17.5 449.11

33 E3 106°47'29.05" -6°24'59.69" 6.0 438.63

Lampiran 1. Kedalaman Muka Airtanah dan Jarak Lokasi Sampel TerhadapTPA Cipayung

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

Universitas Indonesia

Lampiran 2. Hasil Pengujian Nilai Konsentrasi Parameter Airtanah Waktu Tidak Hujan dan Hujan

No TitikTanggal Pengambilan Waktu TDS DHL Nitrat Amoniak FosfatTH H TH H TH H TH H TH H TH H TH H

1 A1 23-Apr-11 5 Mei 2011 10.4 9.23 52.2 50.3 87 93 5.6 3.4 0 0.01 0.87 0.572 A1’ 23-Apr-11 5 Mei 2011 10.5 9.3 53.2 48.4 93 84 5.2 4.5 0 0.01 2.75 0.723 A2 23-Apr-11 5 Mei 2011 11.25 9.45 72.4 78.3 110 118 5.7 20.4 0 1.42 0.5 2.754 A3 20-Apr-11 5 Mei 2011 10.13 9.5 103 105.6 138.2 143 33 7.8 0.27 0.56 2.75 2.755 A4(1) 20-Apr-11 5 Mei 2011 10.28 10.05 2380 2460 3630 3750 3.4 8.5 0.3 0 2.75 06 A4(2) 20-Apr-11 5 Mei 2011 10.4 10.1 2250 2050 3670 3560 3.1 1.3 0.25 0.36 0 0.677 A4(3) 20-Apr-11 5 Mei 2011 10.42 10.13 2200 2100 2730 2650 0 0.7 0.05 0.41 0 0.818 A5 20-Apr-11 12 Mei 2011 10.51 10 93.9 145 173 544 10.5 6.5 0 0 0.58 0.759 A6 20-Apr-11 12 Mei 2011 11.22 9.58 323 234.8 118.5 108.9 1.3 0 0.01 0.71 0.58 1.04

10 A7 20-Apr-11 12 Mei 2011 11.4 10.15 166 178 302 300 0.7 0 0.34 0.48 0.83 2.7511 A8 20-Apr-11 12 Mei 2011 13.05 9.4 91.6 87 142.2 134.3 1.6 1.9 0.44 1.26 0.65 2.7512 A9 20-Apr-11 5 Mei 2011 12.08 10.19 2600 2300 4720 3450 1.8 1.75 0.5 0.01 0 1.7913 A10 23-Apr-11 5 Mei 2011 10.55 10.2 72.9 74.4 119 125.2 2.7 1.8 0 0.03 0.15 1.714 B1 20-Apr-11 12 Mei 2011 11.45 10.17 73 65.3 114 105.6 32 3.4 0.03 0 0 2.7515 B2 23-Apr-11 12 Mei 2011 14.15 9.24 51.9 62 75 79.2 2.3 4.2 0 0 0.05 0.5316 B3 23-Apr-11 12 Mei 2011 11.4 10.34 71 87.2 111 125.7 5.9 17.7 0 0 0.69 0.1517 B4 20-Apr-11 12 Mei 2011 14.05 10.45 177 165 324 287.5 0.5 0 0 0.68 0.25 0.5318 B5 20-Apr-11 5 Mei 2011 14.16 11.05 168 152 323 297 0.34 4.4 0 0 0.5 2.75

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

Universitas Indonesia

Lampiran 2. Hasil Pengujian Nilai Konsentrasi Parameter Airtanah Waktu Tidak Hujan dan Hujan (Lanjutan)

Keterangan :

TH : Waktu Tidak Hujan H : Waktu Hujan

No TitikTanggal Pengambilan Waktu TDS DHL Nitrat Amoniak FosfatTH H TH H TH H TH H TH H TH H TH H

19 B6 20-Apr-11 5 Mei 2011 11.52 11.1 137 123 259 234 33 11.5 0.06 0 0.34 0.2520 B7 20-Apr-11 5 Mei 2011 12.18 11.15 321 234 331 295 3.52 0.5 0.02 0.06 0.75 0.2921 B8 20-Apr-11 12 Mei 2011 12.31 9.41 132 136.8 222 238 33 6.8 0.44 0 0.22 0.3822 C1 23-Apr-11 5 Mei 2011 11.42 11.2 71 67.5 113 98 3.8 4.6 0 0.01 0.21 0.3523 C2 23-Apr-11 5 Mei 2011 13 11.25 64.6 75.3 124 135 1.5 22.25 0.95 0.02 2.75 0.6924 C3 23-Apr-11 12 Mei 2011 13.48 9.45 94.1 75.3 152 127.3 2.1 1.2 0 0 0.25 2.2225 C4 23-Apr-11 12 Mei 2011 14.07 9.28 117 143 205 174 6.9 5.1 0.49 0.48 0.14 2.7526 C5 23-Apr-11 12 Mei 2011 14.19 9.15 49.1 36.9 65 64.8 3.1 0.8 0 0.37 0.48 2.7527 C6 23-Apr-11 12 Mei 2011 13.56 9.35 108 114 172 137.7 11.5 8.1 0 0 0.2 0.828 D1 23-Apr-11 12 Mei 2011 11.58 9.46 71.4 68.3 11912 120 0.5 19.9 0 0.44 2.75 0.3929 D2 23-Apr-11 5 Mei 2011 13.02 11.35 180 178.2 310 333 7.5 18.6 0 0 2.75 2.1230 D3 23-Apr-11 5 Mei 2011 12.15 11.4 94.3 87.6 183 196 8.5 7.8 0 0.23 1.2 0.7531 E1 23-Apr-11 12 Mei 2011 14.29 9.2 112 78.5 236 92.4 4.1 3.9 0 0 0.23 0.6432 E2 23-Apr-11 5 Mei 2011 12.01 11.46 121 119.8 225 234 5.1 4.2 0.07 0.01 2.75 0.533 E3 23-Apr-11 5 Mei 2011 13.09 11.53 144 156 234 276 12.6 10.3 0 0 0.53 0.3432 E2 23-Apr-11 5 Mei 2011 12.01 11.46 121 119.8 225 234 5.1 4.2 0.07 0.01 2.75 0.533 E3 23-Apr-11 5 Mei 2011 13.09 11.53 144 156 234 276 12.6 10.3 0 0 0.53 0.34

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

Universitas Indonesia

Lampiran 3. Perhitungan Person’s Product Moment antara Jarak dari TPA

dengan Konsentrasi TDS 1 (Tidak Hujan) dan TDS 2 (Hujan)

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed ).

Lampiran 4. Perhitungan Person’s Product Moment antra Jarakdari TPA dengan

Konsentrasi DHL 1 (Tidak Hujan) dan DHL 2 (Hujan)

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed ).

TotalDissolved 1

TotalDissolved 2 Jarak TPA

Total Dissolved 1 Pearson CorrelationSig. (2-tailed ) N

1

30

.938**.000

30

-.037.847

30

Total Dissolved 2 Pearson CorrelationSig. (2-tailed ) N

.938**.000

30

1

30

.042

.82830

Jarak TPA Pearson CorrelationSig. (2-tailed ) N

-.037.847

30

.042

.82830

1

30

Daya HantarListrik 1

Daya HantarLsitrik 2 Jarak TPA

Daya Hantar Lis trik 1 Pearson CorrelationSig. (2-tailed) N

1

30

.871**.000

30

.262

.16130

Daya Hantar Lsitrik 2 Pearson CorrelationSig. (2-tailed) N

.871**.000

30

1

30

.229

.22330

Jarak TPA Pearson CorrelationSig. (2-tailed) N

.262

.16130

.229

.22330

1

30

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS AIR TANAH …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20291640-S989-Kualitas airtanah.pdf · universitas indonesia kualitas air tanah dangkal di sekitar tempat

Universitas Indonesia

Lampiran 5. Perhitungan Person’s Product Moment antra Jarakdari TPA dengan

Konsentrasi Nitrat 1 (Tidak Hujan) dan Nitrat 2 (Hujan)

**. Correlation is signi ficant at the 0.01 level (2-tailed ).

Lampiran 6. Perhitungan Person’s Product Moment antra Jarakdari TPA dengan

Konsentrasi Amoniak 1 (Tidak Hujan) dan Amoniak2 (Hujan)

**. Correlation is signi ficant at the 0.01 level (2-tailed ).

Lampiran 7. Perhitungan Person’s Product Moment antra Jarakdari TPA dengan

Konsentrasi Fosfat 1 (Tidak Hujan) dan Fosfat2 (Hujan)

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed ).

Nitrat 1 Nitrat 2 Jarak TPA

Nitrat 1 Pearson CorrelationSig. (2-tailed ) N

1

30

.110

.56330

-.034.859

30

Nitrat 2 Pearson CorrelationSig. (2-tailed ) N

.110

.56330

1

30

.224

.23530

Jarak TPA Pearson CorrelationSig. (2-tailed ) N

-.034.859

30

.224

.23530

1

30

Amoniak 2 Jarak TPA

Amoniak 1 Person CorrelationSig. (2-tailed)

N

1

30

.008

.96530

-.019.922

30

Amoniak 2 Pearson Correlat ionSig. (2-tailed) N

.008

.96530

1

30

-.293.116

30

Jarak TPA Pearson Correlat ionSig. (2-tailed) N

-.019.922

30

-.293.116

30

1

30

Fosfat 1 Fosfat 2 Jarak TPAFosfat 1 Pearson Correlation

Sig. (2-tailed) N1

30

-.178.347

30

.242

.19730

Fosfat 2 Pearson CorrelationSig. (2-tailed) N

-.178.347

30

1

30

-.331.074

30Jarak TPA Pearson Correlation

Sig. (2-tailed) N.242.197

30

-.331.074

30

1

30

Kualitas airtanah ..., Yuli Nurraini, FMIPA UI, 2011