KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN...

8
Konferensi Nasional Teknik Sipil 12 Batam, 18-19 September 2018 ISBN: 978-602-60286-1-7 KL - 29 KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN PEKALONGAN UTARA AKIBAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS: PANTAI PANJANG) Rokhman Ristadi 1 , Eldo Stannyson 1 , Djoko Suwarno 2 , dan Budi Santosa 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata, Jl. Bendan Duwur IV/1, Semarang Email: [email protected] Email: [email protected] 2 Dosen Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata, Jl. Bendan Duwur IV/1, Semarang Email: [email protected] 3 Dosen Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata, Jl. Bendan Duwur IV/1, Semarang Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian intrusi air laut ke daratan di pantai utara Pulau Jawa telah dilakukan. Salah satunya adalah Kota Pekalongan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pekalongan Utara, yaitu di pantai Panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi air sumur dangkal terhadap masuknya air laut. Sebaran air tanah asin didasarkan pada nilai daya hantar listrik (DHL) dan pH. Peralatan yang dipergunakan adalah EC Meter (Electric Conductance) untuk mengukur tingkat salinitas dan pH meter digunakan mengukur derajat keasaman dan basa. Hasil penelitian menghasilkan akuifer dangkal air tanah (<8,5 m) agak payau dengan DHL 650-1500 μS/cm dijumpai di bagian tengah, meliputi sebagian Desa Degayu, Panjang Wetan, Panjangsari dan Krapyak Lor. Sedangkan nilai pH 6,36-7,88 di daerah pantai Panjang. Sebagian sumur penduduk kondisinya tercemar, hal itu dipengaruhi oleh peningkatan penduduk dan pengambilan air tanah sehingga mempercepat intrusi air laut ke daratan. Kata kunci: intrusi, pantai Panjang, air tanah, daya hantar listrik, pH 1. PENDAHULUAN Air adalah zat kehidupan bagi mahluk hidup di dunia. Air di muka bumi secara kuantitas maupun secara kualitas semakin terbatas menurut ruang dan waktu (Suripin, 2004). Mengingat pentingnya peran air, maka sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air baik dari segi kuantitas dan kualitas, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan, air tanah dan air hujan (Mulia, 2005). Air tanah digunakan sebagai salah satu alternatif memenuhi kebutuhan air baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan industri (Jasrotia, 2009). Oleh karena, keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat berdampak luas dan pemulihannya sulit dilakukan. Pengambilan air tanah melebihi daya produksi dapat menimbulkan pengaruh negatif yaitu menurunnya cadangan air memicu terjadinya intrusi air laut kedalam sumber air bawah tanah dan menyebabkan penurunan lapisan tanah permukaan (Kodoatie, 1995). Perkembangan penduduk yang diikuti dengan perkembangan teknologi, mengakibatkan terjadinya pemompaan air tanah secara besar-besaran yang berdampak negatif terhadap sumber air serta menyebabkan penurunan lapisan tanah di sekitar wilayah pesisir Kecamatan Pekalongan Utara di Kota Pekalongan, Jawa Tengah (Rappel, 2004). Menurut Bappeda Kota Pekalongan 2013, Kecamatan Pekalongan Utara perkembangan pesat sebagai wilayah pertanian dan perikanan. Sejalan pertumbuhan ekonomi, maka pertumbuhan penduduk juga terus meningkat dari 78.631 jiwa pada tahun 2014 menjadi 79.470 pada tahun 2015. Berdasarkan Laporan Kependudukan Kecamatan Pekalongan Utara 2015, peningkatan jumlah penduduk sejalan dengan peningkatan kebutuhan air bersih mengandalkan air tanah untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga, sumur penduduk berubah jadi payau. Penelitian intrusi air laut telah dilakukan, yaitu Indriastoni (2014) tentang instrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal di Surabaya, Indahwati (2012) tentang studi salinitas air tanah dangkal di Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, dan Widada (2007) tentang pengaruh intrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal di Kota Pekalongan. Hasil penelitian air tanah dangkal di Kota Pekalongan telah terintrusi air laut secara merata pada bagian tepi pantai dan akuifer dalam mulai terjadi intrusi. Penelitian ini mengenai pengaruh intrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal di Kecamatan Pekalongan Utara dengan uji kualitas air tanah, menggunakan alat Ec meter untuk mengukur nilai konduktivas (DHL) dan pH meter untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan.

Transcript of KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN...

Page 1: KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN …konteks.id/web/wp-content/uploads/2018/10/KL_04.pdfIntrusi air laut menimbulkan dampak negatif antara lain menurunnya kualitas air tanah

Konferensi Nasional Teknik Sipil 12 Batam, 18-19 September 2018

ISBN: 978-602-60286-1-7 KL - 29

KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN PEKALONGAN UTARA AKIBAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS: PANTAI PANJANG)

Rokhman Ristadi1, Eldo Stannyson1, Djoko Suwarno2, dan Budi Santosa3

1Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata, Jl. Bendan Duwur IV/1, Semarang

Email: [email protected] Email: [email protected]

2Dosen Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata, Jl. Bendan Duwur IV/1, Semarang Email: [email protected]

3Dosen Teknik Sipil, Universitas Katolik Soegijapranata, Jl. Bendan Duwur IV/1, Semarang Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian intrusi air laut ke daratan di pantai utara Pulau Jawa telah dilakukan. Salah satunya adalah Kota Pekalongan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pekalongan Utara, yaitu di pantai Panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi air sumur dangkal terhadap masuknya air laut. Sebaran air tanah asin didasarkan pada nilai daya hantar listrik (DHL) dan pH. Peralatan yang dipergunakan adalah EC Meter (Electric Conductance) untuk mengukur tingkat salinitas dan pH meter digunakan mengukur derajat keasaman dan basa. Hasil penelitian menghasilkan akuifer dangkal air tanah (<8,5 m) agak payau dengan DHL 650-1500 µS/cm dijumpai di bagian tengah, meliputi sebagian Desa Degayu, Panjang Wetan, Panjangsari dan Krapyak Lor. Sedangkan nilai pH 6,36-7,88 di daerah pantai Panjang. Sebagian sumur penduduk kondisinya tercemar, hal itu dipengaruhi oleh peningkatan penduduk dan pengambilan air tanah sehingga mempercepat intrusi air laut ke daratan.

Kata kunci: intrusi, pantai Panjang, air tanah, daya hantar listrik, pH

1. PENDAHULUAN Air adalah zat kehidupan bagi mahluk hidup di dunia. Air di muka bumi secara kuantitas maupun secara kualitas semakin terbatas menurut ruang dan waktu (Suripin, 2004). Mengingat pentingnya peran air, maka sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air baik dari segi kuantitas dan kualitas, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan, air tanah dan air hujan (Mulia, 2005).

Air tanah digunakan sebagai salah satu alternatif memenuhi kebutuhan air baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan industri (Jasrotia, 2009). Oleh karena, keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat berdampak luas dan pemulihannya sulit dilakukan. Pengambilan air tanah melebihi daya produksi dapat menimbulkan pengaruh negatif yaitu menurunnya cadangan air memicu terjadinya intrusi air laut kedalam sumber air bawah tanah dan menyebabkan penurunan lapisan tanah permukaan (Kodoatie, 1995).

Perkembangan penduduk yang diikuti dengan perkembangan teknologi, mengakibatkan terjadinya pemompaan air tanah secara besar-besaran yang berdampak negatif terhadap sumber air serta menyebabkan penurunan lapisan tanah di sekitar wilayah pesisir Kecamatan Pekalongan Utara di Kota Pekalongan, Jawa Tengah (Rappel, 2004).

Menurut Bappeda Kota Pekalongan 2013, Kecamatan Pekalongan Utara perkembangan pesat sebagai wilayah pertanian dan perikanan. Sejalan pertumbuhan ekonomi, maka pertumbuhan penduduk juga terus meningkat dari 78.631 jiwa pada tahun 2014 menjadi 79.470 pada tahun 2015. Berdasarkan Laporan Kependudukan Kecamatan Pekalongan Utara 2015, peningkatan jumlah penduduk sejalan dengan peningkatan kebutuhan air bersih mengandalkan air tanah untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga, sumur penduduk berubah jadi payau.

Penelitian intrusi air laut telah dilakukan, yaitu Indriastoni (2014) tentang instrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal di Surabaya, Indahwati (2012) tentang studi salinitas air tanah dangkal di Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, dan Widada (2007) tentang pengaruh intrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal di Kota Pekalongan. Hasil penelitian air tanah dangkal di Kota Pekalongan telah terintrusi air laut secara merata pada bagian tepi pantai dan akuifer dalam mulai terjadi intrusi.

Penelitian ini mengenai pengaruh intrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal di Kecamatan Pekalongan Utara dengan uji kualitas air tanah, menggunakan alat Ec meter untuk mengukur nilai konduktivas (DHL) dan pH meter untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan.

Page 2: KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN …konteks.id/web/wp-content/uploads/2018/10/KL_04.pdfIntrusi air laut menimbulkan dampak negatif antara lain menurunnya kualitas air tanah

KL - 30

ISBN: 978-602-60286-1-7

Tujuan Penelitian, mengetahui pemanfaatan air tanah dangkal dan kualitas air tanah akibat intrusi air laut di pantai Panjang Kecamatan Pekalongan Utara.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Intrusi Air Laut Intrusi air laut ke daratan merupakan proses masuknya air laut di bawah permukaan tanah melalui akuifer daratan / daerah pantai. Keseimbangan hidrostatik antara air bawah tanah dan air asin di daerah pantai bila terganggu, maka akan menyebabkan rusaknya air tanah berupa air tidak bersih dan terasa asin.

Hal tersebut diakbatkan oleh aktivitas manusia mengambil air tanah yang berlebihan. Sesuai penjelasan Hendrayana (2011), bahwa intrusi air laut merupakan bentuk degradasi sumber daya air pada kawasan pantai terutama oleh aktivitas manusia. Batuan penyusun akuifer pada suatu tempat yang berbeda dengan tempat yang lain. Batuan penyusun berupa pasir akan menyebabkan air laut lebih mudah masuk ke dalam air tanah.

Dampak dan Pengendalian Intrusi Air Laut Intrusi air laut menimbulkan dampak negatif antara lain menurunnya kualitas air tanah dan penurunan permukaan tanah. Dampak selanjutnya dari intrusi air laut terhadap berbagai aspek kehidupan, yaitu gangguan kesehatan penduduk sekitar pesisir pantai karena kurangnya konsumsi air bersih, kebutuhan akan air bersih semakin sulit, karena air tanah sudah terkontaminasi dengan air laut sehingga rasanya menjadi asin, penurunan kesuburan tanah, kerusakan bangunan dan lain sebagainya (Saputra, 1998).

Pengendalian intrusi air laut dapat dilakukan dengan mengurangi pengambilan air tanah, pola pemompaan ke arah hulu dan pengisian air tanah buatan. Pengisian air tanah buatan dilakukan supaya muka air tanah naik. Pada akuifer bebas dilakukan dengan menyebarkan air dipermukaan tanah, sedangkan pada akuifer tertekan dapat dilakukan pengisian sumur yang menembus akuifer.

Kawasan pantai memiliki fungsi sebagai sistem penyangga kehidupan. Kawasan pantai sebagai daerah pengontrol siklus air dan proses intrusi air laut, memiliki vegetasi yang keberadaannya akan menjaga ketersediaan cadangan air permukaan yang mampu menghambat terjadinya intrusi air laut ke arah daratan. Kerapatan jenis vegetasi di sepadan pantai dapat mengontrol pergerakan material pasir akibat pergerakan arus setiap musimnya. Kerapatan jenis vegetasi dapat menghambat kecepatan dan memecah tekanan terpaan angin yang menuju ke pemukiman penduduk apabila fluktuasi air tanah tinggi maka kemungkinan intrusi air laut berkurang. Rongga yang terbentuk akibat air tanah rendah maka air laut akan mudah untuk menekan air tanah dan mengisi cekungan atau rongga air tanah.

Kualitas Air Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Berdasarkan Permenkes No.416 / Menkes / Per / IX / 1990, yang membedakan antara kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis maksimum yang diperbolehkan.

Standar Kualitas Air Bersih Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I No: 416 / MENKES / PER / IX / 1990 Tanggal: 3 September 1990. Persyaratan kualitas air bersih parameter pH dan suhu. Daftar persyaratan kualitas air bersih disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Persyaratan Kualitas Air Bersih.

No Parameter Satuan Kadar maksimum yang diijinkan 1 pH - 6,5-8,5 2 Suhu ˚C Suhu udara ±3˚C

Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990.

Page 3: KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN …konteks.id/web/wp-content/uploads/2018/10/KL_04.pdfIntrusi air laut menimbulkan dampak negatif antara lain menurunnya kualitas air tanah

KL - 31

ISBN: 978-602-60286-1-7

Nilai Daya Hantar Listrik (DHL) Analisis nilai Daya Hantar Listrik bersifat kuantitatif sehingga perlu adanya pengukuran langsung terhadap sampel air sumur di daerah penelitian. Pengukuran dilakukan langsung di lapangan menggunakan alat Electric Conductance Meter (EC). digunakan satuan µS/cm (Mikromhos/cm).

Standar baku nilai DHL dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Kriteria Penilaian DHL air sumur

No DHL (μmhos/cm) Klasifikasi 1 <650 Air tawar 2 650-1500 Air payau 3 >1500 Air asin Sumber: Simoen, dalam Indahwati dkk, 2012.

Nilai Potensial Hidrogen (pH) pH adalah satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Material tersebut bersifat asam jika nilai pH mulai dari 1 - <7, material tersebut dikatakan netral bila nilai pH 7 – 7,9, sedangkan jika nilai pH ≥8 maka material tersebut bersifat basa (lihat Tabel 3). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I No: 416 / MENKES / PER / IX / 1990 Tanggal 3 September 1990 pH yang diperbolehkan untuk di konsumsi yaitu nilai pH 6,5 - 8,5.

Tabel 3 Kriteria Penilaian pH air sumur

No Nilai pH Klasifikasi 1 Nilai pH 1 - <7 Bersifat Asam 2 Nilai pH 7 – 7,9 Bersifat Netral 3 Nilai pH ≥8 Bersifat Basa

3. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian sumur penduduk daerah pantai Panjang Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Kecamatan tersebut terbagi menjadi 7 Kelurahan, dengan luas 1.488 km2, yang terletak di daerah pesisir pantai utara Jawa. Lokasi tersebut berbatasan dengan lokasi lain, yaitu sebelah timur Kabupaten Batang, sebelah barat Kabupaten Pekalongan, sebelah selatan Kecamatan Pekalongan Selatan, sedangkan sebelah utara langsung dengan Laut Jawa.

Tahap-tahap Penelitian Tahap Awal, inventarisasi lapangan dilanjutkan mencari akar masalah mengenai sejauh mana instrusi air laut di Kecamatan Pekalongan Utara dan bagaimana kualitas air yang terkena instrusi air laut, dari masalah tersebut. Mencari study literatur untuk mendukung penelitian yaitu dengan menentukan alat-alat yang digunakan pada penelitian.

Tahap Survei Lapangan, melakukan perizinan di BAPPEDA Pekalongan dan Rukun Tetangga setempat guna mendapatkan izin meneliti serta melakukan wawancara dengan penduduk yang memiliki sumur untuk mendapatkan data primer, setelah itu mempelajari karakteristik lapangan.

Tahap Kerja Lapangan, wawancara ke setiap rumah penduduk di daerah pantai Panjang mengenai sumur yang masih digunakan untuk menentukan titik lokasi pengambilan sampel, selanjutnya melakukan pengukuran dengan alat GPS yang ditujukan untuk mengetahui titik koordinat tiap titik pengambilan sampel. Setelah itu melakukan pengukuran kualitas air dengan alat Ec meter dan pH meter digital untuk mendapatkan nilai DHL dan nilai derajat keasaman. Cara pengujiannya yaitu air sumur diambil menggunakan timba lalu air sumur dimasukkan kedalam gelas lalu diukur kualitas air tersebut dengan alat Ec meter dan pH meter dengan mencelupkan masing-masing alat tersebut kedalam gelas selama 15 menit, kemudian hasil dicatat dan alat dicuci dengan air bersih lalu dikeringkan dengan kain bersih untuk melanjutkan ke sampel berikutnya.

Page 4: KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN …konteks.id/web/wp-content/uploads/2018/10/KL_04.pdfIntrusi air laut menimbulkan dampak negatif antara lain menurunnya kualitas air tanah

KL - 32

ISBN: 978-602-60286-1-7

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Titik Lokasi Pengambilan Sampel Kecamatan Pekalongan Utara terdiri dari dua pantai yang dibatasi oleh sungai Banger, di sebelah kiri terdapat Pantai Panjang. Pengambilan sampel dilakukan pada seluruh sumur penduduk di daerah Pantai Panjang yang masih digunakan dan total pengambilan sampel yang didapat sebanyak 28 air sumur penduduk, 3 air sungai dan 1 air laut.

Gambar 1 Titik lokasi Pengambilan sampel Sumber: Data Primer.

Sampel yang diambil yaitu 4 sampel air sumur di bagian pesisir pantai Panjang yang berjarak 35 meter dari pantai, 8 sampel air sumur di bagian pesisir pantai berjarak sekitar 200 meter dari pantai, 7 sampel di daerah Panjang Wetan yang berjarak mulai dari 1060 meter dari pantai dan sisanya 9 sampel air sumur yang berjarak mulai dari 2470 meter dari pantai dan 3 sampel air sungai.

Hasil Wawancara Hasil wawancara yang di dapat sebagian besar penduduk daerah Pantai Panjang masih memanfaatkan air sumur untuk kebutuhan keluarga dari 28 sampel air sumur digunakan 7 untuk kebutuhan primer diantaranya untuk minum, memasak, mandi, 15 untuk kebutuhan sekunder diantaranya mencuci pakaian, dan 6 untuk kebutuhan tersier yang hanya sesekali digunakan dan tidak dipakai sebagai kebutuhan pokok sehari-hari, rata-rata penduduk daerah Pantai Panjang belum mengunakan air PDAM karena keadaan ekonomi yang kurang memungkinkan.

Analisis Dan Pembahasan Air sumur yang dijadikan sampel di daerah penelitian secara umum adalah:

- Kedalaman sumur mulai dari sekitar 1-8 m - Rasa dan warna air tergantung lokasi pengambilan sampel sumur. Sumur yang airnya berwarna kekuning-

kuningan rasanya asin, sedangkan yang airnya jernih rasanya tawar. - Sebagian sumur mudah tercemar atau kotor karena kelalaian dalam menutup mulut sumur dan kebanyakan

sumur berada di atap terbuka (outdoor).

Kedalaman sumur yang diukur menunjukkan bahwa hampir seluruh sumur memiliki kedalaman < 8,5 m. Sumur terdangkal hanya memiliki kedalaman 1,5 m, sedang yang terdalam mencapai kedalaman 8,1 m. Alasan penduduk lebih banyak menggunakan air tanah dangkal diantaranya karena cara ini merupakan cara pengambilan air tanah yang paling tua dan sederhana yakni hanya dengan membuat sumur gali pada kedalaman lebih rendah dari

Page 5: KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN …konteks.id/web/wp-content/uploads/2018/10/KL_04.pdfIntrusi air laut menimbulkan dampak negatif antara lain menurunnya kualitas air tanah

KL - 33

ISBN: 978-602-60286-1-7

posisi permukaan air tanah. Jumlah air yang dapat diambil dari sumur gali biasanya terbatas. Sementara untuk pengambilan air yang lebih besar diperlukan luas dan kedalaman galian yang lebih besar pula. Kedalaman sumur gali tergantung lapisan tanah, ketinggian dari permukaan air laut, dan ada tidaknya air bebas di bawah lapisan tanah. Sumur gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak lebih dari 5-8 meter di bawah permukaan tanah. Sementara besarnya salinitas pada sumur gali di akuifer pantai juga dapat dipengaruhi oleh kedalaman sumur. Semakin dalam, maka salinitas akan semakin besar karena perbatasan antara air asin dan air tawar dalam akuifer terkekang ditentukan oleh dalamnya akuifer, permeabilitas, besar tekanan dan lain-lain. Terkadang meskipun terdapat sumur yang terletak di tepi pantai, tidak akan terdapat pencampuran air asin. Pencampuran tersebut justru bisa terjadi cukup jauh dari tepi pantai. (Susilawati dan Mester Sitepu, 2008: 134)

Berikut adalah hasil analisis parameter intrusi air laut pada daerah penelitian.

Nilai Daya Hantar Listrik (DHL) Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui nilai DHL tertinggi daerah penelitian adalah sebesar 878 µmhos/cm yang terletak pada jarak 139 m dari titik sumur sampai bibir pantai, tepatnya di Desa Degayu Pantai sumur 8. Sementara DHL terendah dengan nilai 103 µmhos/cm yang terletak pada jarak 2570 m dari titik sumur sampai bibir pantai, yaitu di Desa Klego sumur 14, Kecamatan Pekalongan Utara. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa ada kaitan antara nilai DHL dengan arah aliran air tanah pada daerah penelitian. Semakin menuju ke arah pantai atau sungai yang bermuara ke arah laut, maka nilai DHL akan semakin besar. Hal ini dibuktikan dengan fakta nilai DHL tertinggi di Kecamatan Pekalongan Utara rata-rata sebesar 818 µmhos/cm dan 776 µmhos/cm terdapat pada jarak 139 m dan 35 m dari garis pantai. Nilai DHL terendah berkisar pada angka 103 µmhos/cm yang dijumpai pada jarak lebih dari 2500 m dari titik sumur sampai bibir pantai. Meskipun demikian, besaran nilai DHL tiap sumur berbeda-beda. Hal ini dikarenakan air pada titik sampel sudah dipengaruhi air sungai. Selain hal tersebut, faktor macam tanah juga turut berperan. terdapat dua macam tanah yakni aluvial kelabu dan coklat tua dan alluvial hidromorf. Sebanyak 10 dari seluruh sumur yang berjumlah 28 buah atau sekitar 35% sampel sumur yang berjarak kurang dari 1 km dari garis pantai yang mempunyai nilai EC melebihi nilai 650 µmhos/cm, yang menurut standart Depkes air tersebut tidak layak dikonsumsi. Grafik hubungan anatar nilai DHL dengan jarak dapat dilihat Gambar 2.

Gambar 2 Grafik hubungan antara nilai DHL dengan jarak

Page 6: KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN …konteks.id/web/wp-content/uploads/2018/10/KL_04.pdfIntrusi air laut menimbulkan dampak negatif antara lain menurunnya kualitas air tanah

KL - 34

ISBN: 978-602-60286-1-7

Nilai pH Nilai pH air tanah dangkal daerah penelitian bergerak pada kisaran angka 6,36 sampai 7,88. Kesimpulannya bahwa air tanah dangkal di Kecamatan Pekalongan Utara hampir 50% termasuk dalam kategori bersifat basa. Hal ini disinyalir karena laut sudah mulai masuk ke air tanah dangkal. Hasil analisis diketahui nilai pH terendah di Kecamatan Pekalongan Utara berkisar pada angka 6,36 yang terdapat pada jarak 184 m dari titik sumur sampai bibir pantai. Nilai pH tertinggi rata-rata sebesar 7,88 dan terdapat pada jarak 2730 m dari titik sumur sampai bibir pantai. Jarak sumur semakin dekat dengan pantai nilai pH semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, besaran nilai pH berangsur-angsur naik seiring bertambahnya jarak. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa persebaran nilai pH berhubungan dengan faktor jarak. Sebaran nilai pH dapat lihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Peta Sebaran pH.

Sumber: software arcgis

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Pengaruh Intrusi Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal di Kecamatan Pekalongan Utara menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil wawancara yang didapat sebagian besar penduduk daerah pantai Panjang masih memanfaatkan air sumur untuk kebutuhan keluarga.

2. Hasil penelitian dan wawancara diketahui bahwa ada 7 anggota keluarga yang masih menggunakan air tanah dangkal yang dimanfaatkan sebagai air sumur untuk kebutuhan primer, 15 anggota keluarga memanfaatkan untuk kebutuhan sekunder dan 6 anggota keluarga memanfaatkan untuk kebutuhan tersier, hal tersebut terjadi karena daerah tersebut tidak memakai PDAM karena permasalahan minimnya ekonomi

3. Daerah pantai Panjang Kecamatan Pekalongan Utara, air tanah tawar dengan DHL < 650 μS/cm dijumpai di Kelurahan Degayu bagian selatan, Desa Klego, daerah Kraton dan sepanjang jalan wr.supratman. Untuk air tanah payau dengan DHL 650 μS/cm – 1.500 μS/cm dijumpai di bagian tengah, meliputi sebagian Desa Degayu, Panjang Wetan, Panjangsari dan Krapyak Lor, terhadap air sumur di daerah pantai Panjang memiliki hasil 15 sampel yang tergolong air tawar, 4 sampel tergolong Keasinan Sedang/Payau, 3 sampel tergolong Agak Asin/Payau dan 9 sampel tergolong air asin sedangkan untuk nilai pH di daerah pantai Panjang rata-rata kandungan air tersebut bersifat asam.

4. Hasil hipotesis yang diuji disimpulkan air sumur di daerah pantai Panjang Kecamatan Pekalongan Utara sebagian besar sudah terintrusi, hal tersebut dilihat dari pengukuran hasil dari nilai DHLdan pH berpengaruh terhadap jarak dan kedalaman sumur.

Page 7: KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN …konteks.id/web/wp-content/uploads/2018/10/KL_04.pdfIntrusi air laut menimbulkan dampak negatif antara lain menurunnya kualitas air tanah

KL - 35

ISBN: 978-602-60286-1-7

Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu:

1. Peningkatan permasalahan air bawah tanah di Kecamatan Pekalongan Utara yang semakin komplek, khususnya mulai terjadinya intrusi air asin ke daerah pantai, sudah selayaknya dilakukan usaha-usaha pengendalian dan pengawasan terhadap kelestarian lingkungan.

2. Pemerintah Kota Pekalongan perlu berupaya untuk memberikan pelayanan air bersih ke daerah-daerah sekitar pantai, karena air baku dari sumur dangkal yang terintrusi air laut.

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan. Tahun. Kecamatan Pekalongan Utara Dalam Angka 2017.

11020013375040. Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan. Tahun. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pekalongan 2016.

41020043375. Hendrayana, 2011. Intrusi Air Laut. http://www.blogjaya.com/intrusi.html (19 Desember 2014). Indahwati Nur. 2012. Studi Salinitas Air Tanah Dangkal di Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang Tahun

2012. Surakarta: FKIP UNS. Indriastoni, Novi. 2014. Intrusi Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal di Kota Surabaya, Pendidikan

Teknik Bangunan. Fakultas teknik Universitas Negri Surabaya. Jasrotia, A. 2009. Water Balance Approach for Rainwater Harvesting, Jammu Himalaya, India. Water Resource

Manage (2009) 23:3035–3055 .DOI 10.1007/s11269-009-9422-5 Kecamatan Pekalongan Utara. 2015. Laporan Kependudukan Kecamatan Pekalongan Utara Tahun 2015. Kodoatie. 1995. Air Tanah. Pustaka pelajar. Yogyakarta. Mulia, R. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Permenkes No.416 / Menkes / Per / IX / 1990. Kualitas air bersih Rappel, 2004. Tesis Pendektesian air laut di sekitar Kawasan Industri Medan (KIM) dengan Metode Konduktivitas

Listrik. Jakarta. Saputra, 1998. Telaah Geologi Terhadap banjir dan Rob Kawasan Pantai Semarang, Jurnal Ilmu Kelautan 3 (10):

85-92. Simoen, S. 2000. Sistem Akuifer dan Intrusi Air laut di Daerah Semarang, Jurusan Geografi Fisik Fakultas Geografi

UGM, Yogyakarta. Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi, Yogyakarta. Susilawati dan Mester Sitepu, 2008. Study Intrusi Air Laut dengan Pengukuran Konduktivitas Listrik Air Sumur di

Kecamatan Sibolga Kabupaten Tapanuli Tengah. Jurnal Teknology Proses, 7: 133-14. Widada, S. 2007. Gejala Intrusi Air Laut di Kota Pekalongan. Jurnal Ilmu Kelautan, Vol. 12 (1): 45 – 52.

Page 8: KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN …konteks.id/web/wp-content/uploads/2018/10/KL_04.pdfIntrusi air laut menimbulkan dampak negatif antara lain menurunnya kualitas air tanah

KL - 36

ISBN: 978-602-60286-1-7

KONFERENSI NASIONAL TEKNIK SIPIL 12 (KoNTekS 12) Batam, 18 – 19 September 2018