UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI PELAKSANAAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20319807-S-PDF-Elvira...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI PELAKSANAAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20319807-S-PDF-Elvira...
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANANANTENATAL OLEH BIDAN
DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAHKOTA SINGKAWANG TAHUN 2012
SKRIPSI
ELVIRA KURNIAWATINPM 1006819491
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATPROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
DEPOKJUNI 2012
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
EVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANANANTENATAL OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG
TENGAHTAHUN 2012 (STUDI KUALITATIF)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSarjana Kesehatan Masyarakat
ELVIRA KURNIAWATINPM 1006819491
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATPROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIADEPOK
JUNI 2012
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkah dan rahmat-Nyalah skripsi dengan judul “Evaluasi
Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal Oleh Bidan di Puskesmas
Singkawang Tengah Kota Singkawang Pada Tahun 2012” dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat.
Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan dorongan dari berbagai
pihak sulit rasanya skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini
perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tidak
terhingga kepada:
1. Bapak Prof.dr. Amal Chalik Sjaaf, SKM.Dr.PH, selaku pembimbing akademik
yang telah membimbing dan memberi masukan dalam penyelesaian skripsi
ini.
2. Bapak Drs. Anwar Hassan, MPH, dari Departemen PKIP FKM UI, selaku
penguji yang telah berkenan menguji serta memberikan masukan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
3. Bapak H. Hermansyah, SKM, MPH, dari Poltekkes Bengkulu, selaku penguji
yang telah berkenan menguji serta memberikan masukan untuk kesempurnaan
skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan staf FKM UI yang telah memberikan dukungan serta ilmu
yang bermanfaat selama proses perkuliahan hingga tersusunnya skripsi ini.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kota Singkawang yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Singkawang
khususnya di Puskesmas Singkawang Tengah.
6. Bapak Mursalin,SKM Kepala Puskesmas Singkawang Tengah atas dukungan
serta ijin yang telah diberikan.
7. Keluarga besar Puskesmas Singkawang Tengah atas dukungan, bantuan serta
semangat yang diberikan dari awal perkuliahan sampai penyusunan skripsi.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
8. Adik-adik yang selalu memberikan dukungan semangat, berkat doa yang
dipanjatkan dan dukungan yang diberikan penulis mampu menyelesaikan
semuanya.
9. Teman – teman tersayang di geng ijo (elida, ayu, riris, christina, dewi, eka,
komang & sartika) yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis
dan teman-teman peminatan kebidanan komunitas angkatan III, yang
bersama-sama saling bertukar pikiran, berbagi informasi dan saling
mendoakan agar diberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya secara khusus kepada kedua orang tua tersayang Bapak M.
Saleh Suali dan mamak Halimah Sa’diah, suami tercinta Nur Ali Mahfud dan
ananda tersayang Eka Putri Wahyuningtyas (mbak uti), Dwi Novia Setyorini
(de erin) dan Arikah Tri Widyaninggar (dede), yang selalu sabar saat
ditinggalkan dan selalu memberikan semangat dan pelukan hangatnya, serta
dorongan moril maupun materi yang tak terhingga. Semoga Allah SWT
membalas ketulusan kalian semua.
Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan
pengalaman, sehingga dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu masukan dan saran yang membangun dari berbagai
pihak sangat penulis diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Depok, Juni 2012
Penulis
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Elvira kurniawati
Tempat/Tanggal Lahir : Mempawah, 5 Mei 1972
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Telp : 0812 5642124
Alamat : Jln. Ratu Sepudak Gg. Family Sei Garam Hilir
Kota Singkawang Kalimantan Barat
Email : [email protected]
Pendidikan
Tahun 1979-1984 : SD Negeri Senggiring
Tahun 1984-1987 : SLTP Negeri 3 Mempawah
Tahun 1987-1990 : SPK Yarsi Pontianak
Tahun 1991-1992 : Program Pendidikan Bidan SPK Depkes
Singkawang
Tahun 2007-2009 : Diploma Kebidanan Poltekkes Depkes Pontianak
Tahun 2010 – sekarang : Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Pekerjaan
Tahun 1992-1994 : Bidan di desa Hulu Gurung Kabupaten Putussibau
Tahun 1994-1998 : Bidan di Desa Sungai Daun Kabupaten Sambas
Tahun 1998-Sekarang : Staf Puskesmas kec. Singkawang Tengah Kota
Singkawang
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Elvira KurniawatiNPM : 1006819491Judul : Evaluasi Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan di
Puskesmas Singkawang Tengah Pada Tahun 2012 (Studi Kualitatif)
Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu, dewasa inimasih tinggi di Indonesia bila dibandingkan dengan AKI di negara ASEANlainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2007),Angka kematian Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka KematianBayi 34 per 1.000 kelahiran hidup. penyebab AKI di Indonesia dikelompokan kedalam penyebab langsung, penyebab tak langsung, dan penyebab mendasar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan 11T dalam pelayananantenatal oleh bidan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Komponen yangdi evaluasi meliputi: komponen input (kompetensi bidan, sarana dan prasarana),proses (pelaksanaan 11T oleh bidan, masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan11T dalam pelayanan antenatal ) serta komponen output (meningkatnyakepatuhan dan cakupan kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan). Lokasipenelitian di wilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang,Kalimantan Barat pada tahun 2012. Sebagai informan penelitian adalah bidanyang memberikan pelayanan antenatal.Pengumpulan data dilakukan dengan carawawancara mendalam, Diskusi Group Terarah dan Observasi.
Kata kunci: Evaluasi, 11T, puskesmas
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name : Elvira Kurniawati
NPM : 1006819491
Title : The evaluation of 11-T implementation in antenatal care bymidwives in Public Health Center of Middle Singkawang in year2012 (qualitative study).
Maternal mortality is one of health indicator,that still high if it be compared withmaternal mortality in ASEAN countries. According to Demography andIndonesian Health Survey 2007, maternal mortality rate is 228/100.000 live birthsand infant mortality rate 34/1000 live births, The cause of maternal mortality inIndonesia consist of direct causes and indirect causes. This research aims is toknow the implementation of 11-T in antenatal care by midwives that usequalitative research. The component that will be evaluated are input components(Midwives competency, infrastructure), Process components (Implementation of11-T of midwives, problem encountered in 11-T implementation) and outputcomponents (increased compliance and coveraged the pregnant women visit inhealth care service). The location of this research in working area of MiddleSingkawang Public Health Center Singkawang city West Kalimantan in year2012. The informant of this research are midwives that give antenatal care.TheData aggregation are by depth interviews, Focus group discussion andobservation.
Keywords : Evaluation, 11T, Public Health Center
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... iHALAMAN JUDUL............................................................................................. iiSURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME............................................ iiiHALAMAN PERNYATAAN ORISINALLTAS................................................. ivHALAMAN PENGESAHAN............................................................................... vKATA PENGANTAR .......................................................................................... viHALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................ viiiDAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. ixABSTRAK ............................................................................................................ xABSTRACT.......................................................................................................... xiDAFTAR ISI......................................................................................................... xiiDAFTAR TABEL................................................................................................. xiiiDAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xvDAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xviDAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1.1 Latar Belakang................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah............................................................................ 71.3 Pertanyaan Penelitian....................................................................... 71.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7
1.4.1 Tujuan Umum ...................................................................... 71.4.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 81.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 8
BAB 2 DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 92.1 Evaluasi............................................................................................ 9
2.1.1 Tujuan Evaluasi.................................................................... 92.1.2 Proses Evaluasi .................................................................... 102.1.3 Waktu Evaluasi .................................................................... 112.1.4 Penelitian Evaluasi ............................................................... 112.1.5 Evaluasi Pelaksanaan Program ............................................ 11
2.2 Unsur-Unsur Sistem......................................................................... 112.2.1 Pendekatan Sistem ............................................................... 132.2.2 Analisa Sistem...................................................................... 132.2.3 Ruang Lingkup Penilaian terhadap Sistem .......................... 14
2.3 Pelayanan Antenatal ........................................................................ 142.3.1 Pengertian Pelayanan Antenatal........................................... 142.3.2 Tujuan Pelayanan Antenatal ................................................ 15
2.4 Standar Minimal Pelayanan Antenatal ............................................ 152.5 Kebijakan Program Pelayanan Antenatal ........................................ 212.6 Faktor-Faktor Penunjang Pelayanan Antenatal ............................... 22
2.6.1 Kompetensi Bidan................................................................ 22
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
2.6.2 Prosedur / Standar ................................................................ 232.6.3 Fasilitas / Alat ...................................................................... 23
2.7 Tugas dan Fungsi Bidan .................................................................. 232.7.1 Tugas Bidan ......................................................................... 232.7.2 Kompetensi Bidan................................................................ 242.7.2 Peran Bidan .......................................................................... 25
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI ISTILAH ........................ 323.1 Kerangka Teori ................................................................................ 323.2 Kerangka Konsep............................................................................. 323.3 Defenisi Istilah ................................................................................. 33
3.3.1 Variabel input....................................................................... 333.3.2 Variabel Proses .................................................................... 343.3.3 Variabel Output.................................................................... 34
BAB 4 METODE PENELITIAN..................................................................... 354.1 Desain Penelitian ............................................................................. 354.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 354.3 Instrumen Penelitian ........................................................................ 354.4 Informan Penelitian.......................................................................... 354.5 Pengumpulan Data ........................................................................... 364.6 Proses Pengumpulan Data ............................................................... 36
4.6.1 Validitas Data ...................................................................... 374.6.2 Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 37
BAB 5 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN................................ 395.1 Sejarah Puskesmas Singkawang Tengah ......................................... 395.2 Geografi ........................................................................................... 395.3 Demografi ........................................................................................ 405.4 Sumber Daya Kesehatan .................................................................. 41
5.2.1 Sarana Pelayanan Kesehatan................................................ 415.2.2 Jumlah Petugas Kesehatan ................................................... 41
BAB 6 HASIL PENELITIAN .......................................................................... 436.1 Karakteristik Informan..................................................................... 436.2 Komponen Input .............................................................................. 44
6.2.1 Kompetensi Teknis Bidan Dalam PelaksanaanPelayanan Antenatal............................................................. 44
6.2.2 Sarana dan Prasarana Penunjang dalam PelayananAntenatal .............................................................................. 53
6.3 Evaluasi Proses ................................................................................ 586.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal...................... 586.3.2 Masalah dalam Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan
Antenatal .............................................................................. 786.4 Komponen Output............................................................................ 83
6.4.1 Kepatuhan Bidan melaksanakan 11T dalamPelayanan Antenatal............................................................. 83
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
6.4.2 Cakupan Pelayanan Antenatal ............................................. 99
BAB 7 PEMBAHASAN .................................................................................... 1007.1 Keterbatasan Penelitian.................................................................... 1007.2 Input ................................................................................................. 100
7.2.1 Kompetensi Bidan dalam Pelayanan Antenatal ................... 1007.2.2 Sarana Dan Prasarana Yang mendukung Dalam
Pelayanan Antenatal............................................................. 1037.3 Proses ............................................................................................... 104
7.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal...................... 1047.3.2 Masalah dalam melaksanakan 11T dalam Pelayanan
Antenatal .............................................................................. 1097.4 Output .............................................................................................. 110
7.4.1 Kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan 11T........................ 1107.4.2 Cakupan Kunjungan ibu hamil ke pelayanan
kesehatan meningkat ............................................................ 112
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 1138.1 Kesimpulan ...................................................................................... 1138.2 Saran ................................................................................................ 114
8.2.1 Untuk Dinas Kesehatan Kota Singkawang .......................... 1148.2.2 Untuk Puskesmas Singkawang Tengah ............................... 1148.2.3 Untuk Bidan Puskesmas Singkawang Tengah..................... 114
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 115LAMPIRAN
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Rekap laporan KIA, Gizi dan Imunisasi............................... 4
Tabel 1.2 Cakupan PWS KIA Puskesmas Singkawang Tengah
Tahun 2011........... ................................................................. 5
Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Pelaksanaan 11T dalam PelayananAntenatal di Puskesmas Singkawang Tengah....................... 6
Tabel 6.1 Karakteristik informan wawancara mendalampenelitian evaluasi pelaksanaan 11T dalam pelayananantenatal oleh bidan.................................................... .......... 43
Tabel 6.2 Karakteristik informan FGD penelitian evaluasipelaksanaan 11T dalam pelayanan antenataloleh bidan.............................................................................. 44
Tabel 6.3 Karakteristik informan triangulasi penelitian pelaksanaan11 T dalam pelayanan antenatal oleh bidan.......................... 44
Tabel 6.4 Hasil wawancara mendalam kepada informan tentangpelatihan pelayanan antenatal................................................ 46
Tabel 6.5 Hasil wawancara mendalam kepada informan tentangpelatihan pelayanan antenatal................................................ 47
Tabel 6.6 Hasil FGD informan tentang pelatihanpelayanan antenatal............................................................... 48
Tabel 6.7 Hasil wawancara mendalam tentang standarpelayanan antenatal................................................................ 49
Tabel 6.8 Hasil wawancara mendalam tentang standarpelayanan antenatal............................................................... 50
Tabel 6.9 Hasil FGD tentang standarpelayanan antenatal................................................................ 52
Tabel 6.10 Hasil wawancara mendalam tentang sarana dan prasaranapenunjang dalam pelayanan antenatal................................... 54
Tabel 6.11 Hasil wawancara mendalam tentang sarana dan prasaranapenunjang pelayanan antental............................................... 55
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.12 Hasil FGD tentang sarana dan prasaranapelayanan antenatal............................................................... 56
Tabel 6.13 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11Tdalam pelayanan antenatal..................................................... 61
Tabel 6.14 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11Tdalam pelayanan antenatal..................................................... 62
Tabel 6.15 Hasil FGD tentang pelaksanaan 11T dalampelayanan antenatal............................................................... 63
Tabel 6.16 Hasil wawancara tentang mendalam pelaksanaan 11Tyang difokuskan pada trimester I........................................... 67
Tabel 6.17 Hasil wawancara mendalam tentang mendalam pelaksanaan11T yang difokuskan pada trimester I.............. .................... 68
Tabel 6.18 Hasil FGD tentang pelaksanaan 11T yang difokuskan padatrimester I.............................................................................. 70
Tabel 6.19 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11Tyang difokuskan pada trimester II........................................ 73
Tabel 6.20 Hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11Tyang difokuskan pada trimester II......................................... 74
Tabel 6.21 Hasil FGD tentang pelaksanaan 11T yang difokuskanpada trimester II......................................................... ........... 76
Tabel 6.22 Hasil wawancara mendalam tentang masalah dalampelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal......................... 79
Tabel 6.23 Hasil wawancara mendalam tentang masalah dalampelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal......................... 80
Tabel 6.24 Hasil FGD tentang masalah dalam pelaksanaan11T dalam pelayanan antenatal............................................. 82
Tabel 6.25 Hasil wawancara mendalam tentang bagian mana dari11T yang selalu dilaksanakan........................................... .... 84
Tabel 6.26 Hasil wawancara mendalam tentang bagian mana dari11T yang selalu dilaksanakan............................................. .. 85
Tabel 6.27 Hasil FGD tentang bagian dari 11Tyang selalu dilaksanakann................................................... . 87
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.28 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11Tyang jarang ilaksanakan........................................................ 89
Tabel 6.29 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11Tyang jarang dilaksanakan....................................................... 90
Tabel 6.30 Hasil FGD tentang bagian dari 11Tyang jarang dilakukan........................................................... 92
Tabel 6.31 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11Tyang tidak pernah dilakukan.................................................. 93
Tabel 6.32 Hasil wawancara mendalam tentang bagian dari 11Tyang tidak pernah dilakukan.................................................. 95
Tabel 6.33 Hasil FGD tentang bagian dari11T yangtidak pernah dilakukan........................................................... 97
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
AKI : Angka Kematian IbuANC : Antenatal CareAKB : Angka Kematian BalitaASI : Air Susu IbuBBLR : Berat Badan Lahir RendahBTA : Bakteri Tahan AsamBPS : Bidan Praktek SwastaD1 : DiplomaDJJ : Denyut Jantung JaninFGD : Focus Group DiscussionHb : HaemoglobinHIV : Human Immunodeficiency VirusHPHT : Hari Pertama Haid TerakhirIMD : Inisiasi Menyusu DiniKEK : Kekurangan Energi KronisKIE : Komunikasi Informasi EdukasiKB : Keluarga BerencanaKIA : Kesehatan Ibu AnakKK : Kepala KeluargaLILA : Lingkar Lengan AtasMTBS : Manajemen Terpadu Balita SakitMPS : Making Pregnancy SaferPWS : Pemantauan Wilayah SetempatPLKB : Penyuluh Lapangan Keluarga BerencanaPuskel : Puskesmas KelurahanPoskeskel : Pos Kesehatan KelurahanPosyandu : Pos Pelayanan TerpaduRT : Rukun TetanggaRW : Rukun WargaSDKI : Survey Demografi Kesehatan IndonesiaSKRT : Survey Kesehatan Rumah TanggaTT : Tetanus ToksoidWHO : World Health Organization
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 3.1.Kerangka Teori .................................................................... 32
Gambar 3.2.Kerangka Konsep ................................................................ 33
Gaambar 5.1.Jumlah tempat Pelayanan Kesehatan................................... 41
Gambar 5.2.Jumlah Petugas Kesehatan .................................................. 42
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian dari Puskesmas
Singkawang Tengah.
Lampiran 2. Pedoman wawancara mendalam
Lampiran 3. Pedoman FGD
Lampiran 4. Format daftar tilik pelaksanaan 11 T
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu,
dewasa ini masih tinggi di Indonesia bila dibandingkan dengan AKI di negara
ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI
2007), Angka kematian Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup. Besarnya AKI menggambarkan
masih rendahnya tingkat kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat, status gizi
dan status kesehatan ibu, cakupan dan kualitas pelayanan untuk ibu hamil, ibu
melahirkan, dan ibu nifas, serta kondisi kesehatan lingkungan (Sulaeman, 2011).
Berdasarkan analisis penyebab kematian ibu, penyebab AKI di Indonesia
dikelompokan ke dalam penyebab langsung, penyebab tak langsung, dan
penyebab mendasar. Penyebab langsung kematian ibu menurut SKRT (2001)
adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium
(11%), abortus (5%), trauma obstetrik (5%), emboli obstetrik (5%), partus
lama/macet (5%) serta lainya (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu
adalah rendahnya status gizi, rendahnya status kesehatan serta adanya faktor risiko
kehamilan pada ibu (Sulaeman, 2011).
Angka Kematian Ibu atau AKI di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2007
sebesar 404 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB)
sebesar 46 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Kalimantan Barat,
2007).
Kasus kematian ibu di Kota Singkawang tahun 2011 sebanyak 3 kasus, dan
kasus kematian bayi sebanyak 21 kasus (Profil Dinas Kesehatan Kota
Singkawang, 2011).
Kasus kematian ibu di Kecamatan Singkawang Tengah tahun 2011 tidak
ada kasus, sedangkan kasus kematian bayi sebanyak 8 kasus, dan kasus kematian
balita sebanyak 2 kasus.
Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkes RI dalam mempercepat
penurunan AKI adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang
membutuhkannya. Untuk mendukung upaya kesehatan dan pencapaian sasaran
1
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
pembangunan maka diperlukan tenaga kesehatan dalam jumlah, jenis dan kualitas
yang tepat dan dapat diandalkan khususnya dalam akselerasi penurunan AKI dan
AKB (Kemenkes RI, 2010).
Pelayanan antenatal atau Antenatal Care (ANC) merupakan jenis pelayanan
yang diberikan kepada ibu hamil selama masa kehamilan. Peningkatan pelayanan
kesehatan ibu pada saat ini memiliki enam kegiatan prioritas, yaitu peningkatan
pelayanan antenatal berkualitas, peningkatan pertolongan persalinan ditolong
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, peningkatan pencegahan dan penanganan
komplikasi maternal, peningkatan kualitas pelayanan KB, peningkatan kualitas
kesehatan reproduksi, serta penguatan program kesehatan ibu dan reproduksi
(Kemenkes RI, 2012).
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan antenatal yang
sesuai dengan standar pelayanan antenatal dengan 11T yaitu perlu dilakukan
perencanaan dengan baik, untuk melihat dan menilai suatu kegiatan atau
pelaksanaan, diperlukan adanya suatu perencanaan yang baik dan mantap.
Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dapat menjawab masalah–
masalah kesehatan yang ada, efektif, realistis dan fleksibel terhadap situasi dan
kondisi. Menurut Azwar (1996), suatu perencanaan yang baik memiliki beberapa
ciri antara lain bagian dari sistem administrasi, dilaksanakan secara
berkesinambungan, berorientasi masa depan, mampu menyelesaikan masalah,
mempunyai tujuan, dan bersifat mampu kelola.
Perencanaan yang matang disemua sektor pembangunan merupakan
kebutuhan utama dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Untuk
mengetahui bahwa perencanaan yang telah dirumuskan mencapai tujuan, maka
perlu dilakukan evaluasi yang bersifat periodik selama program dilaksanakan.
Evaluasi dimulai pada taraf perencanaan, yaitu dengan menilai berbagai alternatif
tindakan, yang kemudian meluas melalui proses penggerakan atau pelaksanaan.
Selama proses pelaksanaan kegiatan harus terus dimonitor melalui evaluasi
formatif dan dilakukan perbaikan-perbaikan yang disesuaikan dengan tujuan yang
telah direncanakan. Seperti halnya pada pelaksanaan pelayanan antenatal yang
dilakukan oleh bidan dipelayanan kesehatan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tujuan pelayanan antenatal sesuai standar adalah untuk menjaga agar ibu
sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas, mengusahakan bayi yang
dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko–risiko kehamilan, dan
merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi
serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Depkes RI, 2005).
Pelayanan antenatal dengan standar adalah pelayanan kesehatan oleh
tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu
bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama kehamilanya sesuai standard minimal
pelayanan antenatal yang meliputi 11T yaitu timbang berat badan, ukur lingkar
lengan atas (LILA), ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, hitung denyut
jantung janin (DJJ), tentukan presentasi janin, Beri imunisasi tetanus toksoid
(TT), beri tablet tambah darah (tablet besi), pemeriksaan laboratorium (rutin dan
khusus), tatalaksana/penanganan kasus dan KIE efektif (Kemenkes RI, 2010).
Pelayanan antenatal dengan 11T merupakan cara penting untuk memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil dan dalam upaya menurunkan Angka
Kesakitan dan Kematian Ibu maupun Perinatal. Pengawasan antenatal
memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai
kehamilan secara dini, sehingga dapat dipersiapkan langkah-langkah dalam
pertolongan persalinan(Manuaba, 1998).
Secara operasionalnya Kemenkes RI (2010), menentukan pelayanan yang
sesuai dengan standar pelayanan yaitu dengan 11T. Pelayanan antenatal secara
keseluruhan menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan dalam sistem
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak
(Runjati, 2011).
Di Puskesmas Singkawang Tengah pelaksanaan pelayanan antenatal
dengan 11T sudah dilakukan oleh bidan dalam memberikan pelayanan kepada
ibu hamil. Bidan yang bertugas diwilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah
sebanyak 22 orang, 6 orang bertugas di Puskesmas induk, selebihnya tersebar di
4 Puskesmas Kelurahan dan di Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel).
Melihat pelaksanaan pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar
pelayanan dengan 11T yang dilakukan oleh bidan di Puskesmas Singkawang
Tengah, perlu dilakukan evaluasi kepada bidan sebagai pelaksana pelayanan. Hal
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pemahaman bidan dalam pelaksanaan
pelayanan antenatal dengan 11T.
Di Kecamatan Singkawang Tengah terdapat 1 Puskesmas Induk, 4
Puskesmas Kelurahan, dan 2 Pos Kesehatan Kelurahan. Dari data pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), didapatkan cakupan pelayanan KIA dalam 2
tahun terakhir, yaitu Kunjungan ibu hamil K1, kunjungan ibu hamil K4, Deteksi
risiko tinggi oleh tenaga kesehatan, persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan
kunjungan neonatus, status imunisasi dan TT2+, serta pemberian tablet tambah
darah Fe1 dan Fe 3, dan kasus anemia pada ibu hamil, seperti pada tabel di bawah
ini.
Tabel 1.1 Rekap Laporan KIA, Gizi, ImunisasiPuskesmas Singkawang Tengah
Tahun 2010 dan 2011
No Tahun 2010 2011
1 K1 100% 100%
2 K4 100% 90,2%
3 Deteksi risiko tinggi 12.2% 27,5%
4 Neonatus 100% 100%
5 Persalinan 85,7% 81,6%
6 Cakupan Fe 100% 90,2%
7 Cakupan TT2+ 68,4 6,5%
8 Kasus anemia ibu hamil 172 kasus 229 kasus
Sumber : Laporan PWS KIA, Gizi dan Imunisasi
Berdasarkan data diatas, untuk cakupan kunjungan K1 dan K4 tahun 2010
sudah mencapai target, untuk deteksi risiko tinggi ada kenaikan pada tahun 2011
dari 12,2 % menjadi 27,5%, neonatus untuk tahun 2010 dan 2011 mencapai sudah
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
mencapai target, persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2010 sebanyak 85,7%
untuk tahun 2011Turun menjadi 81,6%, cakupan pemberian Fe sama dengan
cakupan kunjungan K4, cakupan TT2+ tahun 2010 sebanyak 68,4% sedangkan
untuk tahun 2011 mengalami penurunan yang sangat drastis sebanyak 6,5% dan
untuk penjaringan kasus anemia pada ibu hamil tahun 2010 sebanyak 172 kasus
dan tahun 2011 naik menjadi 229 kasus.
Tabel 1.2 Cakupan PWS KIA Puskesmas Singkawang tengahTahun 2011
No Kelurahan K I K 4 Risti Nakes Persalinan Neonatus
1 Roban 99,4% 85,8% 36,0% 75,2% 79,8%
2 Condong 100% 86% 13,3% 91,0% 96,0%
3 Sekip Lama 100% 99,5% 19,5% 86,6% 89,7
4 Jawa 100% 94,2% 23,8% 87,6% 90,5%
5 Sei Wie 91,6% 93,9% 19,2% 83,2% 85,7%
6 Bukit Batu 100% 98,3% 30,4% 86,4% 89,5%
Puskesmas 100% 90,2% 27,5% 81,6% 85,7%
Sumber : Rekap PWS KIA
Berdasarkan dari data PWS KIA tersebut diatas, 5 kelurahan yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah untuk kunjungan K1 sudah
mencapai target, sedangkan 1 kelurahan masih dibawah target. Untuk cakupan
Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2011, kunjungan K1 ibu hamil sudah
mencapai target, tetapi untuk Kunjungan K4 (90,2%), persalinan oleh tenaga
kesehatan(81,6%), neonatus (85,7%) dan Deteksi resiko tinggi oleh tenaga
kesehatan (27,5%) masih belum mencapai target. Kematian ibu untuk tahun 2011
tidak ada kasus, kematian bayi ada 8 kasus dan kematian balita 2 kasus, kasus
lahir mati ada 15 kasus, dengan kasus terbanyak adalah BBLR.
Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal sangat dipengaruhi banyak
faktor diantaranya faktor manusia atau tenaga, metode berupa pemantauan
pelaksanaan, pelatihan pelayanan antenatal secara berkala, sarana, proses
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
pelaksanaan, masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan serta penentuan target
keberhasilan dan tindak lanjutnya.
Di Puskesmas Singkawang Tengah bidan yang bekerja di Puskesmas induk
dan 4 Puskesmas Kelurahan serta 2 Poskeskel sebanyak 22 orang. Semua bidan
melaksanakan 11T dalam pelayanan antental, namun pelaksanaannya masih
belum sesuai dengan standar pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan
melakukan wawancara kepada 4 orang bidan dan pengamatan pada saat pelayanan
di Puskesmas didapatkan bahwa :
1. Dari 4 orang bidan menyatakan bahwa bidan memiliki peran yang cukup
besar dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas, tidak hanya melaksanakan
pelayanan KIA, juga melakukan tugas tambahan seperti sebagai bendaraha.
2. Dari 4 orang bidan menyatakan bahwa sudah melaksanakan standar
pelayanan antental, namun pelaksanaannya masih belum maksimal.
3. Dari 4 orang yang dilakukan pengamatan, ada beberapa poin dari 11T yang
sering terlewatkan saat pelayanan antenatal.
4. Dari 4 orang yang dilakukan pengamatan, masih ada beberapa poin dari 11T
yang tidak dilakukan.
Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Pelayanan Antenatal dengan 11Tdi Puskesmas Singkawang tengah
Kegiatan atau variabelNama Bidan
A B C D
1. Timbang berat badan √ √ √ √
2. Ukur lingkar lengan (LILA) − − − −
3. Ukur tekanan darah √ √ √ √
4. Ukur tinggi fundus uteri √ √ √ √
5. Hitung DJJ √ √ √ √
6. Tentukan presentasi janin √ √ √ √
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
7. Imunisasi TT √ - - √
8. Beri tablet besi √ √ √ √
9. Periksa Laboratorium rutin dan khusus √ √ √ √
10. Tatalaksana kasus
11. KIE efektif − − − −
Sumber : Data primer hasil survey
Keterangan : Untuk tatalaksana kasus dilaksanakan jika pada hasil pelayanan antenataldan hasil periksa laboratorium rutin dan khusus ditemukan risiko pada ibu.
Dari 4 orang bidan yang di wawancara, 2 orang mengatakan mendapat tugas
rangkap sebagai bendahara program, dan 4 orang bidan mengatakan belum
maksimalnya pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal karena fasilitas
pendukung seperti ruangan untuk pelayanan antenatal hanya 1, sedangkan pasien
yang dilayani rata-rata 10 sampai 18 kadang sampai 20 orang per hari, serta bidan
yang melakukan pelayanan di KIA terbagi untuk pelayanan di ruangan lain seperti
KB, MTBS dan pelayanan di luar gedung (Posyandu).
Berdasarkan hal tersebutlah penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dengan mengevaluasi pelaksanaan 11T oleh bidan dalam pelayanan
antenatal di Puskesmas Singkawang Tengah melalui pendekatan sistem mulai dari
komponen input, proses dan output yang diperoleh.
1.2 Rumusan Masalah
Cakupan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas
Singkawang Tengah tahun 2011 mengalami penurunan. Berdasarkan dari data
PWS KIA tahun 2011 pencapaian cakupan K4, Persalinan oleh tenaga kesehatan,
kunjungan neonatus serta deteksi risiko tinggi oleh tenaga kesehatan, cakupan
TT2+ masih belum mencapai target. Pelaksanaan standar pelayanan antenatal 11T
tergantung dari kepatuhan bidan. Pelaksanaan yang dilakukan juga tergantung
pada beberapa faktor. Keadaan ini berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan oleh bidan, karena semakin dipatuhi pedoman atau prosedur tetap
semakin baik pencapaian standar pelayanan dan pencapaian cakupan kunjungan.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
1. Bagaimanakah pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal di
Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2012?
2. Bagaimanakah komponen input (tenaga bidan, sarana dan prasarana)
dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012?
3. Bagaimanakah komponen proses (pelaksanaan 11 T dan
masalah/kenada) dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang
Tengah tahun 2012?
4. Bagaimanakah komponen output (kepatuhan dan cakupan pelayanan)
dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan di
Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2012.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya input dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang
Tengah tahun 2012.
2. Diketahuinya proses dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang
Tengah tahun 2012.
3. Diketahuinya output dalam pelaksanaan 11 T di Puskesmas Singkawang
Tengah tahun 2012.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Singkawang
Sebagai bahan masukan untuk mengetahui pelaksanaan 11T oleh bidan
dalam pelayanan antenatal.
2. Bagi Puskesmas Kecamatan Singkawang Tengah
Sebagai gambaran bagi puskesmas tentang standar pelayanan antenatal
yang dilaksanakan oleh bidan.
3. Bagi Bidan Puskesmas Singkawang Tengah
Membuka wawasan dan pengetahuan tentang standar pelayanan
antenatal dan kebijakan pelayanan antenatal.
4. Bagi Instansi Pendidikan
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Bagi instansi pendidikan yang berlatar belakang kesehatan agar
menjadikan sebagai masukan dalam mata kuliah kesehatan ibu dan anak.
5. Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan, pengalaman, yang masukan yang kelak
bermanfaat untuk memperbaiki sistem program kerja selanjutnya
khususnya yang berhubungan dengan standar pelayanan antenatal dengan
pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian di lakukan pada bidan yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas
Singkawang Tengah. Ruang lingkup penelitian dilakukan untuk mengetahui
pelaksanaan 11T oleh bidan dalam pelayanan antenatal. Materi di batasi pada
standar pelayanan antenatal.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi
Penilaian (evaluasi) adalah kegiatan untuk membandingkan antara hasil
yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Penilaian merupakan
alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan
kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program (Wijono, 1996).
Pada setiap organisasi dalam setiap kegiatannya bertujuan untuk mencapai
hasil yang diinginkan bersama. Sejauhmana pencapaian hasil tersebut harus
diukur sehingga dapat ditetapkan apakah hasilnya sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam organisasi. Fungsi yang melakukan pengukuran
tersebutadalah fungsi evaluasi.
Menurut WHO dalam Azwar (1996), pengertian evaluasi adalah suatu cara
yang sistematis untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan
sekarang serta untuk meningkatkan perencanaan yang lebih baik.
2.1.1 Tujuan Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna
perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan atau program serta memberikan
petunjuk dalam pengelolaan tenaga dan fasilitas untuk program yang ada dan
yang akan datang (Wijono, 1996).
Tujuan lain dari evaluasi adalah untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang
sedang berjalan sekarang serta untuk meningkatkan perencanaan yang lebih baik
dengan menyeleksi alternatif tindakan dimasa yang akan datang (WHO, dalam
Reni Agustina, 2004).
Evaluasi menyangkut analisis yang kritis mengenai berbagai aspek
pengembangan dan pelaksanaan suatu program dan kegiatan-kegiatan yang
membentuk program, relevansinya, rumusannya, efisiensinya dan efektifitasnya,
biayanya, dan penerimaan oleh semua pihak yang terlibat (Wijono, 1996).
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan
9
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria
yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003).
2.1.2 Proses Evaluasi
Proses evaluasi terdiri dari suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan
termasuk rumusan kebijakan, penyusunan program serta anggaran, biaya, tenaga,
yang merupakan dukungan informasi secara menyeluruh (WHO, 1990).
Proses evaluasi dimaksudkan untuk digunakan secara luwes dan harus
disesuaikan dengan keadaandimana proses tersebut akan digunakan. Proses ini
terdiri dari komponen -komponen sebagai berikut:
- Penentuan masalah tertentu yang akan di evaluasi
- Memastikan adanya dukungan informasi
- Memeriksa relevansi informasi
- Menilai apakah sudah cukup
- Meninjau kemajuan
- Mengukur efisiensi
- Mengukur dampak
- Menarik kesimpulan dan membuat usulan – usulan mengenai tindakan yang
perlu diambil
2.1.3 Waktu Evaluasi
Kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan pada tahap yang berbeda seperti
diuraikan dibawah ini:
1. Evaluasi terhadap input
Biasa dilakukan sebelum kegiatan program dimulai untuk mengetahui apakah
pemilihan sumber daya sudah sesuai kebutuhan.
2. Evaluasi terhadap proses
Dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung untuk mengetahui apakah
apakah metode yang dipilih sudah efektif, apakah motivasi dan komunikasi
sudah berlangsung atau berkembang dengan baik.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
3. Evaluasi terhadap output
Dilaksanakan setelah pekerjaan selesai untuk mengetahui apakah output efektif
atau sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.1.4 Penelitian Evaluasi
Penelitian ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap suatu
pelaksanaan kegiatan atau program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari
umpan balik yang akan dijadikan dasar unutk perbaikan suatu program atau
sistem. Penelitian evaluasi ada 2 tipe yaitu: Penelitian evaluasi bersifat tinjauan
yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program berjalan serta sejauh
mana mempunyai hasil atau dampak. Penelitian evaluasi yang kedua adalah
penelitian pengujian, yang dilakukan untuk menguji efektifitas dan efisiensi suatu
pengobatan atau program-program yang lain (Muninjaya, 1999).
2.1.5 Evaluasi Pelaksanaan Program
Tujuan utama evaluasi ini adalah untuk menyiapkan informasi bagi
penyelenggara program mengenai perkembangan program dalam mencapai target
yang dinginkan. Informasi digunakan meningkatkan penampilan program dimasa
yang akan datang. Evaluasi pelaksanaan program digunakan untuk meningkatkan
manajemen dari orogream atau enjelaskan dampak dari program dengan
melakukan monitoring kegiatan, perilaku tenaga, serta hal-hal lain yang terkait
dengan program (Grembawski, 2001 dalam Reni Agustina, 2004).
2.2 Unsur – Unsur Sistem
Sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi. Yang dimaksud elemen adalah sesuatu yang mutlak harus
ditemukan, jika tidak berarti bukan merupakan bagian dari sistem tersebut. Unsur
sistem dapat dikelompokkan menjadi enam unsur, yaitu:
1. Masukan
Yang dimaksud masukan (input) yakni bagian atau elemen yang terdapat
dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem. Unsur
masukan terpenting dalam penyelenggaraan kesehatan adalah tenaga, dana,
sarana serta metode. Secara umum disebut apabila tenaga, sarana, dana serta
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
metode (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai standar yang telah ditetapkan,
serta jika dana yang tersedia tidak sesuai kebutuhan, maka sulit diharapkan
mutu pelayanan menjadi baik (Sulaeman, 2011).
2. Proses
Yang dimaksud dengan proses yakni bagian atau eleman dari sistem yang
berfungsi melakukan transformasi/konversi yakni mengubah masukan
menjadi keluaran yang direncanakan. Tindakan tersebut secara umum dapat
dibedakan atas dua macam tindakan yakni tindakan medis dan non medis.
Secara umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan maka sulit diharapkan baiknya mutu pelayanan
(Sulaeman, 2011).
3. Keluaran
Yang dimaksud dengan keluaran (output) atau hasil akhir yakni hasil yang
dicapai dari suatu pelaksanaan atau program berupa indikator-indikator
keberhasilan. Unsur keluaran ini menunjuk pada penampilan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan baik penampilan medis maupun non medis
(Sulaeman, 2011).
4. Umpat Balik
Yang dimaksud dengan umpan balik yakni bagian atau elemen dari sistem
yang merupakan hasil antara dan hasil akhir dari sistem dan sekaligus sebagai
masukan bagi sistem tersebut serta informasi yang diterima dari lingkungan
organisasi (Sulaeman, 2011).
5. Dampak
Yang dimaksud dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu
sistem.
6. Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah dunia diluar sistem yang tidak
dikelolah oleh sistem tapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dalam administrasi kesehatan rincian yang ada dalam masukan, proses dan
keluaran dapat dibedakan dua macam, yakni:
1. Sistem sebagai upaya menghasilkan pelayanan kesehatan
Sistem kesehatan yang dipandang sebagai upaya menghasilkan pelayanan
kesehatan, yakni:
a. Masukan adalah perangkat administrasi yaitu tenaga, dana, sarana dan
metode atau dikenal dengan istilah sumber, tata cara, kesanggupan.
b. Proses adalah fungsi administrasi yang terpenting ialah perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian.
c. Keluaran adalah pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat.
2. Sistem sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah kesehatan
Sistem kesehatan yang dipandang sebagai penyelesai masalah kesehatan,
yakni:
a. Masukan adalah setiap masalah kesehatan yang ingin diselesaiakan
b. Proses adalah perangkat administrasi yakni tenaga, dana, sarana, dan
metode atau yang dikenal sebagai sumber tata cara dan kesanggupan.
c. Keluaran adalah selesainya masalah yang dihadapi.
2.2.1 Pendekatan Sistem
Suatu sistem dibentuk pada dasarnya untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan. Terbentuknya suatu sistem perlu dirangkai dengan berbagai
unsur dan secara keseluruhan menjadi satu kesatuan yang berfungsi untuk
mencapai tujuan (Azwar, 1996).
2.2.2 Analisa Sistem
Analisa sistem adalah penguraian operasional suatu sistem yang meliputi
upaya pengidentifikasian tujuan, kegiatan, situasi yang dihadapi serta informasi
yang dibutuhkan oleh sistem pada setiap saat pelaksanaannya (Azwar, 1996).
Langkah – langkah analisa sistem dibedakan atas enam macam, yaitu:
1. Lakukan penguraian sistem sehingga bagian – bagian yang dimiliki saling
berhubungan antara satu dan lainnya.
2. Perumusan masalah yang dihadapi oleh bagian – bagian sistem dilanjutkan
secara keseluruhan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
3. Lakukan pengumpulan data untuk lebih menjelaskan masalah yang
ditemukan serta untuk merumuskan kemungkinan jalan keluarnya.
4. Kembangkan model-model sistem berdasarkan informasi yang dimiliki.
5. Lakukan uji coba, dan jika diperlukan lakukan perbaikan serta dicatat setiap
hasil yang diperoleh. Dari catatan yang ada dapat dipilih model yang paling
menguntungkan.
6. Melakukan pemantauan dan penilaian secara berkala berdasarkan penerapan
model sistem yang telah dipilih.
2.2.3 Ruang lingkup penilaian terhadap sistem
Secara sederhana ruang lingkup penilaian sistem dapat dibedakan
menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Penilaian terhadap masukan
Penilaian terhadap masukan yang menyangkut pemanfaatan berbagai sumber
daya, baik tenaga, dana maupun sarana dan prasarana.
2. Penilaian terhadap proses
Pelaksanaan program merupakan titik berat dalam penilaian terhadap proses,
apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Proses yang dimaksud mencakup
semua tahapan administrasi, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian,
dan pelaksanaan.
3. Penilaian terhadap keluaran
Penilaian terhadap keluaran (output) adalah penilaian terhadap hasil yang
didapat dari pelaksanaan program.
4. Penilaian terhadap dampak
Penilaian terhadap dampak program mencakup pengaruh yang ditimbulkan
dari pelaksanaan program.
2.3 Pelayanan Antenatal
2.3.1 Pengertian
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan) untuk ibu selama kehamilanya.(DepKes RI, 2005:2).
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
untuk ibu selama masa kehamilan, yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan (Wijono, Djoko. 2008).
2.3.2 Tujuan
Asuhan pelayanan antenatal bertujuan :
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan bayi.
c. Mengenal secara dini ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal, dengan trauma
seminimal mungkin.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kehamilan, agar
bayi dapat tumbuh kembang secara normal. (Syafrudin, 2008).
Kualitas pelayanan sangat erat dengan hubungannya dengan penerapan.
Pelayanan yang diberikan harus mengacuh pada standar yang telah ditetapkan
yaitu standar pelayanan kebidanan. Penerapan standar sangat berguna untuk
melindungi masyarakat karena proses kegiatan yang dilakukan mempunyai dasar
yang jelas. Standar pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin mutu
pelayanan, khususnya untuk memberikan kesempatan yang cukup dalam
menangani kasus risiko tinggi (Syafrudin, 2009).
2.4 Standar Minimal Pelayanan Antenatal
Secara operasionalnya Kemenkes RI (2010), menentukan pelayanan
antenatal dengan standar pelayanan, yaitu :
1. Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Berat badan selama
kehamilan harus bertambah. Pertambahan berat badan selama kehamilan
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
rata–rata 0.3–0.5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan,
kenaikan berat badan selama hamil muda kurang lebih 1 kg, selanjutnya tiap
trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan
pertambahan berat badan total adalah 9–12 kg, kenaikan berat badan
menunjukan bahwa ibu mendapat cukup makanan juga kenaikan berat badan
ibu yang normal menunjukan bahwa janin tumbuh dengan baik.
2. Ukur lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
3. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan dan preeklamsi
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah, dan atau
proteinuria). Tekanan darah pada ibu hamil biasanya tetap normal, kecuali
bila ada kelainan. Tekanan darah tinggi dalam kehamilan merupakan risiko.
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan
darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, dan diastolik 15 mmHg
atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi kalau
tidak di tangani dengan tepat.
4. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan usia
kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan usia kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran dengan
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. Pertumbuhan
janin dinilai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan
semakin tinggi fundus uteri, namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
uteri akan turun kembali karena kepala janin telah/masuk ke panggul. Pada
kehamilan 12 minggu, fundus uteri biasanya sedikit di atas tulang pubis. Pada
kehamilan 24 minggu, fundus uteri berada di pusat.(DepKes, 1998:21).
Menurut DepKes RI, (1998:21), mengukur tinggi fundus uteri dianjurkan
dengan memakai ukuran tinggi fundus uteri dari simfisis pubis dalam
sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:
Umur Kehamilan Tinggi fundus uteri
20 minggu 20 cm
24 minggu 24 cm
28 minggu 28 cm
32 minggu 32 cm
36 minggu 34 – 36 cm
5. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih
dari 160/menit menunjukan adanya gawat janin.
6. Tentukan presentasi janin
Menentukan presenatsi janin dolakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, kepala janin belum masuk ke panggul bearti ada kelainan
letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
7. Beri Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status
imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan
dengan status imunisasi ibu saat ini.
8. Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
sejak kontak pertama. Di mulai dengan memberikan satu tablet sehari. Tiap
tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500mg.
Satu tablet besi per hari, selama kehamilan minimal 90 tablet.
9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi :
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darahn ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon donor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau
tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan
salah satu indikator terjadinya preeklamsi pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester
ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
e. Pmeriksaan malaria
Semua ibu hamil didaerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah
Malaria dalam rangka skrining kontak pertama. Ibu hamil di daerah non
endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada
indikasi.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
f. Pemeriksaan tes sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga sifilia. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini
mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV
dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani
konseling kemudian diberikan kesempatan untuk menetapkan sendiri
keputusannya untuk menjalani tes HIV.
h. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
Tuberculosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberculosis tidak
mempengaruh kesehatan janin.
10. Tatalaksana /Penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-
kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
11. KIE Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjugan antenatal yang meliputi:
a. Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat
yang cukup selama kehamilanny (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak
bekerja berat.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan
sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama
suami. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya
persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah.
Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
i. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik
selama kehamila, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil
muda mau hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir pada saat
nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segra
mencari pertolongan ke tenaga kesehatan.
d. Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi seimbang karena hal ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu.
e. Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular dan
penykit tidak menular, karena dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
janin.
i. Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah
tertentu (risiko tinggi)
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko
penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
f. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya
segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh
yang penting untuk kesehatann bayi.
g. KB pasca persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu
merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
h. Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.
i. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu
hamil dianjurkan memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nitrisi
pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode
kehamilan.
2.5 Kebijakan Program Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal yang bermutu pada hakekatnya merupakan suatu
pelayanan medik dasar yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Disamping itu kualitas
pelayanan yang diberikan harus selalu terjaga, sehingga meningkatkan
kesinambungan pemeriksaan antenatal yang pada gilirannya dapat terpelihara
derajat kesehatan kehamilan (Depkes RI, 2007).
Kebijakan Departemen kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada dasarnya
mengacu kepada intervensi strategis “ Empat Pilar Safe Motherhood” (keluarga
berencana, ANC, persalinan bersih dan aman, pelayanan obstetrik essensial).
Pendekatan pelayanan obstetrik dan neonatal kepada ibu hamil ini sesuai dengan
pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan
kunci (Depkes RI, 2007), yaitu:
1) Setiap persalinan obstetrik ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2) Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
3) Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan
penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran.
Kebijakan program pelayanan antenatal selain menetapkan frekuensi
kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit dilakukan paling sedikit 4
(empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu, yaitu minimal 1 (satu)
kali pada trimester pertama, 1 (satu) kali pada trimester kedua dan minimal 2
(dua) kali pada trimester ketiga (Depkes RI, 2007).
Kebijakan teknis pelayanan antenatal yaitu, setiap saat kehamilan dapat
berkembang menjadi masalah atau mengalami penyulit/komplikasi. Oleh karena
itu diperlukan pemantauan kesehatan ibu hamil selama kehamilannya (Depkes RI,
2007).
Penatalaksanaan pelayanan pemeriksaa ibu hamil secara keseluruhan
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2) Melakukan deteksi dini penyulit/komplikasi, melakukan penatalaksanaan
awal serta rujukan bila diperlukan.
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi penyulit/komplikasi.
2.6 Faktor-Faktor Penunjang Kualitas Pelayanan Antenatal
2.6.1 Kompetensi teknis
Kompetensi teknis menyangkut keterampilan, kemampuan, dan penampilam
atau kinerja pemberi layanan kesehatan. Kompetensi teknis berhubungan dengan
bagaimana pemberi layanan kesehatan mengikuti standar layanan kesehatan yang
telah disepekati. Tidak dipenuhinya kompetensi teknis dapat mengakibatkan
berbagai hal, mulai dari penyimpangan terhadap standar layanan kesehatan
sampai kepada kesalahan fatal yang dapat menurunkan mutu layanan kesehatan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
2.6.2 Prosedur / Standar
Aplikasi program jaminan mutu di puskesmas adalah dalam bentuk
penerapan standar dan prosedur tetap pelayanan, agar hasil tetap terjaga
kualitasnya, meskipun kondisi lingkungan dan petugas yang berbeda/ bergantian.
Standar adalah spesifikasi dari fungsi dan tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu
sarana pelayanan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan
yang maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan (Rowland & Rowland dalam
Runjati, 2011). Standar yang diterapkan pada setiap pelayanan akan menjadikan
pelayanan yang diberikan menjadi lebih bermutu serta akan semakin tercapai
standar yang ditetapkan.
2.6.3 Fasilitas / Alat
Fasilitas / alat adalah salah satu faktor yang mendukung dalam
melaksanakan tindakan. Lingkungan yang mendukung yaitu ruangan tempat
pelayanan yang memenuhi standar kesehatan, dan fasilitas, alat, serta sarana untuk
mendukung pada saat melaksanakan kegiatan seperti pencatatan, pelaporan.
2.7 Tugas dan Fungsi Bidan
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan, yang
diakui oaleh negara tempat tinggal dan telah menyelesaikan studi terkait
kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan / atau memiliki izin
formal untuk praktik bidan (Zulvadi, 2010). Menurut Churchill Medical Directory
dalam Zulvadi (2010), bidan adalah seorang petugas kesehatan yang terlatih
secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter, yang membantu pelahiran
bayi serta memberi perawatan materrnal terkait.
2.7.1 Tugas Bidan
Berdasarkan penjelasan mengenai asuhan / pelayanan kebidanan di atas,
tugas seorang bidan adalah sebagai berikut:
Memberi bimbingan, asuhan, dan nasehat kepada remaja, ibu hamil, termasuk
ibu hamil risiko tinggi, ibu melahirkan, ibu menyusui, serta ibu dalam masa
klimakterium dan menopause.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Menolong ibu yang melahirkan dan memberi asuhan pada bayi dan anak-anak
sekolah.
Memberi pelayanan keluarga berencana
Melakukan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap kondisi ibu dan anak
balita yang mengalami gangguan kesehatan.
Melakukan penyuluhan kesehatan
Membimbing dan melatih calon bidan, dukun bayi, serta kader kesehatan
dalam lingkup pelayanan kesehatan
Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan untuk
perbaikan dan peningkatan
Memotivasi dan menggerakkan masyarakat terutama kaum wanita dalam
rangka mewujudkan kesehatan serta kesejahteraan keluarga.
2.7.2 Kompetensi Bidan
Seorang bidan harus memiliki kompetensi bidan yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melaksanakan praktik kebidanan
secara aman dan bertanggung jawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
Ada 9 kompetensi yang harus dikuasai seorang bidan (Zulvadi, 2010:55), yaitu:
1) Kompetensi I: Bidan memiliki persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari
ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etik yang membentuk dasar dari
asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru
lahir, serta keluarganya.
2) Kompetensi ke 2: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan
kesehatan dalam yang tanggap terhadap budaya, dan pelayanan menyeluruh di
masyarakat dalam rangka meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat ,
perencanaan kehamilan, dan kesiapan menjadi orang tua.
3) Kompetensi ke 3: Bidan memberikan asuhan antenatal yang bermutu tinggi
untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi,
pengobatan, atau rujukan untuk komplikasi tertentu.
4) Kompetensi ke 4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap
terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan ibu dan bayinya yang baru lahir.
5) Kompetensi ke 5: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi pada ibu
nifas dan menyusui dan tanggap terhadap budaya setempat.
6) Kompetensi ke 6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan usia satu bulan.
7) Kompetensi 7: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, dan
komprehensif pada bayi dan balita sehat sampai usia 1 bulan – 5 tahun.
8) Kompetensi ke 8: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komprehensif pada keluarga, kelompok, serta masyarakat sesuai dengan
budaya setempat.
9) Kompetensi ke 9: Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita / ibu dengan
ganguan sistem reproduksi.
2.7.3 Peran Bidan
Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai berikut:
1. Peran sebagai pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan memilik itiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri,
tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan. Tugas mandiri meliputi:
Tugas mandiri:
a. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
yang diberikan.
b. Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita
dengan melibatkan mereka sebagai klien.
c. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
d. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan melibatkan klien / keluarga.
e. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
f. Memberi asuhan kebidanan pada klien masa nifas,
g. Memberi asuhan kebidanan pada usia usia subur.
h. Memberi asuhan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksidan
wanita dalam masa klimakterium dan masa menopause.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
i. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan
keluarga.
Tugas Kolaborasi
Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien/ keluarga .
b. Memberi asuhan kepada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan.
c. Memberi asuhan kepada ibu hamil dalam masa persalinan dengan
risiko tinggi.
d. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dan dalam masa nifas, serta
kegawatdaruratan yang memerlukan.
e. Memberi asuhan kebidanan pada pada bayi baru lahir risiko dengan
risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
f. Memberikan asuhan kepada balita dengan risiko tinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien, dan keluarga.
Tugas Ketergantungan
Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan
sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluar.
b. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan merujuk kasus
kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawat daruratan.
c. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan
keluarga.
d. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
ibu nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
e. Memberi asuhan kebidanna pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta
rujukan dengan melibatkan klien dan keluarga.
f. Memberi asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu
dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan
dengan melibatkan klien dan keluarga.
2. Peran Sebagai Pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki dua (2) tugas, yaitu:
a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan.
Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan
masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien,
mencakup:
1) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan
ibu dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan
pemuka masyarakat.
2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian bersama
masyarakat.
3) Mengelolakegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat,
khususnya kesehatan ibu dan anak.
4) Mengkoordinir, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau
petugas kesehatan lain dalam rangka melaksanakan program /
kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB.
5) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
khususnya ibu dan anak, termasuk pemanfaatan sumber-sumber
yang ada pada program dan sektor terkait.
6) Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta
memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi
yang ada.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
7) Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik
profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang, serta kegiatan-
kegiatan dalam kelompok profesi.
8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Berpartisipasi dalam tim
Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan
dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan
dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan lain yang berada
di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya, mencakup:
1) Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagaia anggota tim
dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi
rujukan dan tindak lanjut.
2) Membina hubungan baik dengan dukun bayi dan kader kesehatan
atau petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) dan masyarakat.
3) Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan
petugas kesehatan lain.
4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
5) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, yang berkaitan
dengan kesehatan.
3. Peran sebagai pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki dua (2) tugas, yaitu:
a. Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada klien.
Pendidikan dan penyuluhan tentang penanggulangan masalah
kesehatan, khususya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak,
dan keluarga berencana, mencakup:
1) Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan,
khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga
berencana bersama klien.
2) Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka waktu pendek
maupun jangka waktu panjang bersama klien.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
3) Menyiapkan alat serta materi pendidikan dan penyuluhan sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
4) Melaksanakan program / rencana pendidikan dan penyuluhan
kesehatan sesuai dengan rencana jangka pendek dan jangka
panjang dengan melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk klien.
5) Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama
klien dan mempergunakannya untuk memperbaiki serta
meningkatkan program di masa yang akan datang.
6) Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil
pendidikan/penyuluhan kesehatan secara lengkap serta
sistematis.
b. Melatih dan membimbing kader
Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan dan
keperawatan, serta membina dukun di wilayah atau tempat
kerjanya, mencakup:
1) Mengkaji kebutuhan pelatihan dan bimbingan bagi kader, dukun
bayi serta peserta didik.
2) Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil
kajian.
3) Menyiapkan alat bantu mengajar dan bahan untuk keperluan
pelatihan bimbingan dan pelatihan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
4) Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai
dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur-
unsur terkait.
5) Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam
lingkup kerjanya.
6) Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang btelah diberikan.
7) Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program
bimbingan.
8) Mendokunentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi
pelatihan serta bimbingan secara sistematis dan lengkap.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
4. Peran Sebagai Peneliti / Investigator
Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang
kesehatan baik secara mandiri maupun berkelompok, mencakup:
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
b. Menyusun rencana kerja pelatihan.
c. Melaksanakan investigasisesuai dengan rencana.
d. Mengelolah dan menginterpretasikan data basil investigasi.
e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI ISTILAH
3.1 Kerangkan Teori
Berdasarlkan kerangka teori menurut Azwar (1994), mengenai
hubungan yang terbentuk berdasarkan sistem yang saling berhubungan
antaramasukan, proses, keluaran dan dampak dalam pelayanan kesehatan. Lebih
lanjut karena tuntutan kesehatan berkaitan dengan tersedia atau tidaknya
pelayanan kesehatan. Sistem yang saling berhubungan bisa diamati dan dievaluasi
yaitu input (masukan sumber daya, dan sarana), proses (proses pelaksanaan
pelayanan antenatal yang ditunjang oleh standar mutu pelayanan), dan Outcome
(hasil akhr) dan impact (manfaat dan dampak).
s
Gambar 3.1 Hubungan unsur-unsur sistemsSumber: Azwar, 1994
3.2 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori maka dapat dirancang kerangka konsep/
kerangka pikir untuk memudahkan pelaksanaan penelitian sesuai keinginan
peneliti. Kerangka konsep penelitian ini mengacu pada teori pendekatan
Manajemen Sistem Pelayanan Kesehatan Azwar (2011) yang akan menjadi
pengarah dalam penelitian. Teori tersebut akan dikaitkan dengan pelaksanaan
11T dalam pelayanan antenatal. Adapun kerangka konsep yang dibangun adalah
sebagai berikut :s
30
Program Kesehatan
Keluaran Dampak
Penilaian Program kesehatan
ProsesMasukan
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Gambar 3.2 Kerangka Konsep
Sumber : Azwar, 1996Keterangan : Telah Dimodifikasi
3.3 Defenisi Istilah
3.3.1 Variabel Input
Merupakan sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan 11T dalam
pelayanan antenatal. Komponen input terdiri dari beberapa variabel, antara lain:
a. Kompetensi teknis
Adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja
pemberi layanan kesehatan. Kompetensi teknis berhubungan dengan
bagaimana pemberi layanan melaksanakan standar kesehatan yang telah ada,
yang telah disepakati meliputi kepatuhan, ketepatan, kebenaran, dan
konsistensi.
b. Sarana dan Prasarana
Adalah Fasilitas atau alat serta lingkungan yang merupakan faktor pendukug
dalam melaksanakan tindakan.
INPUT
Tenaga Bidan Pelatihan
Pengetahuan
Sarana /Prasaran Ketersediaan
PROSES
Pelaksanaan11T
Masalah /Kendala yangdihadapi dalampelaksanaan 11 T
OUTPUT
Tingkat kepatuhanBidan
Cakupankunjungan ibuhamil kepelayanankesehatan
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
3.3.2 Variabel Proses
1. Merupakan langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan. Pelaksanaan
pemeriksaan kehamilan sesuai dengan 11 langkah standar pelayanan
antenatal, yaitu:
- Timbang berat badan
- Ukur lingkar lengan atas (LILA)
- Ukur tekanan darah
- Ukur tinggi fundus uteri
- Hitung denyut jantung janin (DJJ)
- Tentukan presentasi janin
- Beri imunisasi tetanus toksoid (TT)
- Beri tablet tambah darah (tablet besi)
- Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
- Tatalaksana/penanganan kasus
- KIE Efektif
2. Masalah dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan 11T pada
pelayanan antenatal.
3.3.3 Variabel Output
Output (keluaran) adalah hal yang dihasilkan dari proses pelaksanaan
11T tentang kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal dengan
melaksanakan 11T dalam pelayanan antenatal. Proses pelaksanaan 11T yang
memberikan gambaran tentang pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal
berupa:
a. Kepatuhan bidan: bidan yang melaksanakan semua poin 11T dalam
pelayanan antenatal.
b. Cakupan kunjungan ibu hamil: jumlah kunjungan ibu hamil ke pelayanan
kesehatan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian
Rapid Assessment Procedures (RAP) yaitu penelitian yang berjangka waktu 1-2
bulan yang dimaksudkan untuk memperbaiki, memahami dan menilai
keberhasilan serta masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan program-
program kesehatan (Sumantri, 2011). Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memahami dan menilai dari segi input, proses dan output tentang pelaksanaan 11
T dalam pelayanan Antenatal oleh bidan di Puskesmas Singkawang Tengah Kota
Singkawang.
4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Singkawang Tengah dan
waktu penelitian yaitu dari bulan Mei sampai Juni 2012.
4.3 Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah pedoman wawancara mendalam dan FGD, lembar observasi
serta alat pencatat.
4.4 Informan Penelitian
Informasi penelitian berasal dari bidan yang bertugas di Puskesmas
Singkawang induk sebanyak 6 orang bidan, bidan yang bertugas di Puskesmas
Kelurahan Roban sebanyak 5 orang, bidan Kelurahan Condong 4 orang, bidan
kelurahan Bukit Batu 3 orang, bidan Kelurahan Sei Wie sebanyak 3 orang dan
bidan yang bertugas di Pos Kesehatan Kelurahan Jawa 1 orang dan Pos Kesehatan
Kelurahan Sekip Lama 1 orang, serta tiga orang bidan yang bertugas di 3 wilayah
berbeda yaitu bidan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Barat, Puskesmas
Singkawang Timur dan bidan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Utara.
33
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
4.5 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam
penelitian (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan:s
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan FGD serta observasi langsung
kepada informan yang terlibat dalam pelayanan antenatal. Data primer meliputi
jumlah bidan sebagai pelaksana pelayanan antenatal serta pengamatan terhadap
sarana dan prasarana sebagai penunjang pelaksanaan pelayanan antenatal.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari telaah dokumen terhadap hasil laporan kunjungan
harian ibu hamil serta cakupan kunjungan K1 dan K4.
4.6 Proses Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data mencakup tahap persiapan dengan
mengajukan permohonan ijin pengumpulan data di lokasi penelitian, penyusunan
dan kesepakatan jadwal pelaksanaan serta selanjutnya dilakukan wawancara
mendalam dan FGD sesuai jadwal. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan tehnik wawancara mendalam (indepth interview), dan telaah
dokumen.
a. Wawancara Mendalam
Sebelum melakukan wawancara mendalam peneliti melakukan pendekatan
dengan informan yang akan digali informasinya dengan wawancara mendalam.
Informan yang wawancarai saat selesai melakukan pelayanan.
b. FGD (Focus Group Discussion)
Pengumpulan data dengan teknik FGD dilakukan kepada informan bidan yang
melakukan pelayanan antenatal yaitu sebanyak 6 orang. FGD dilaksanakan
diruangan pelayanan. Diskusi berlangsung setelah bidan selesai melakukan
pelayanan kepada pasien. Para informan sebelumnya dihubungi oleh peneliti
untuk kepastian dan dijelaskan maksud dan tujuan diadakannya FGD. Dalam
pelaksanaan FGD peneliti memimpin sendiri jalannya diskusi dan dibantu
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
seorang yang mencatat hasil diskusi. Dalam diskusi tidak ada yang dominan,
partisipasi semuanya baik, semua peserta memberikan pendapat dalam diskusi.
c. Telaah Dokumen
Telaah dokumen dilakukan dengan melihat laporan kunjungan harian ibu hamil
dan laporan bulanan K1 dan K4 di Puskesmas Singkawang Tengah.
d. Observasi
Dalam daftar observasi yang berisi poin-poin 11T dalam pelayanan antenatal
yang digunakan sebagai daftar pengamatan. Pengamat mengisi “ Ya” kalau
kegiatan dikerjakan dan mengisi “Tidak” kalau kegiatan tidak dikerjakan dan
“tidak berlaku” kalau variabel tidak sesuai dengan kondisi ibu yang sedang
mendapatkan pelayanan antenatal dan kelompok :tidak berlaku” tersebut tidak
diperhitungkan dalam mengukur tingkat kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan
11T dalam pelayanan antenatal
4.6.1 Validitas Data
Untuk mendapatkan data yang valid, maka dilakukan dengan triangulasi
sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah
bidan yang bertugas di beberapa wilayah yang berbeda. Sedangkan triangulasi
metode dilakukan dengan cara wawancara mendalam, dan telaah dokumen.
4.6.2 Pengolahan dan Analisis Data
Informasi atau data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, maka
pengelolahan data dilakukan dengan cara mencatat, membuat transkrip hasil
wawancara dan menyusun hasil wawancara mendalam dalam matrik hasil
wawancara.
Jenis analisis yang dilakukan yaitu content analysis atau analisis isi, yaitu
analisis sesuai topik atau masalah dan setiap hasil wawancara dibagi menjadi
berbagai kategori topik. Analisisi isi dapat melibatkan suatu jenis analisis, dimana
isi komunikasi yang berupa percakapan, teks tertulis, wawancara dan sebagainya
dikategorikan dan diklasifikasikan (Emzir, 2011). Peneliti membaca hasil
wawancara mengidentifikasi beberapa topik. Selanjutnnya dilakukan interpretasi
data untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan
dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan
informasi akurat yang diperoleh dari lapangan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 5
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Sejarah Puskesmas Singkawang Tengah
Singkawang sebelum resmi menjadi daerah otonom Pemerintahan Kota,
adalah merupakan Ibu Kota Kabupaten Sambas yang dikelilingi oleh Wilayah
Kecamatan Tujuh Belas. Pada Tanggal 14 April 1974 di Kelurahan Condong
Kecamatan Tujuh Belas Kabupaten Sambas telah dibangun Pelayanan Kesehatan
dengan nama Puskesmas Singkawang yang di pimpin oleh bapak dr. Hamzah,
tepatnya di Jalan Raya Salam Diman. Puskesmas Singkawang ini selain berfungsi
sebagai tempat pelayanan pengobatan dasar, juga melayani pemeriksaan
Laboratorium, sebagai upaya kesehatan penunjang yang pada saat itu di tangani
langsung oleh tenaga perawat.
Kecamatan Singkawang Tengah secara geografis sebelah Utara berbatasan
langsung dengan Kecamatan Singkawang Utara, sebelah, sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Timur, sebelah selatan berbatasan
dengan Kecamatan Singkawang Barat sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Singkawang barat. Puskesmas Singkawang Tengah merupakan
puskesmas yang terletak di pusat kota Singkawang, yang daerah wilayahnya
terdiri dari jalan sutra dan sebagin kecil jalan semen serta mudah di jangkau
dengan alat angkutan roda dua dan empat.
5.2 Geografi
Wilayah kerja Puskesmas Singkawang tengah mempunyai luas wilayah
3.304 Km² dan terbagi menjadi 6 kelurahan, 168 RT dan 42 RW. Kelurahan yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Singkawang tengah yaitu: Roban, Condong,
Jawa, Sekip lama, Bukit Batu dan Sei Wie. Diantara 6 kelurahan terdapat
kelurahan dengan luas wilayah terbesar adalah kelurahan Roban dengan luas
wilayah 2000 Km² (60,53%) dan yang terkecil adalah kelurahan Sekip Lama
dengan luas wilayah 97 Km² (2,93%).
Batas wilayah kerjanya meliputi:
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Utara
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Barat
37
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Timur
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Singkawang Barat.
Puskesmas Singkawang tengah merupakan Puskesmas yang terletak di
pusat kota Singkawang, yang daerah wilayah binaannya terletak pada dataran
rendah, sebagian besar jalan sutra dan selebihnya jalan semen sehingga mudah
diijangkau dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua (Profil
Kesehatan Puskesmas Singkawang Tengah, 2009).
5.3 Demografi
Jumlah penduduk kecamatan Singkawang Tengah pada tahun 2011
57,998 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 15320 KK dapat dilihat pada grafik
dibawah ini:
Tabel 5.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Singkawang TengahTahun 2011
No Nama kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah KK Jumlah Rumah
1 Roban 27345 6756 5469
2 Condong 8775 2734 1993
3 Sekip Lama 8025 2241 1605
4 Jawa 4121 1041 861
5 Bukit Batu 4553 1226 1025
6 Sei Wie 5182 1322 1037
JUMLAH 57998 15320 11990
Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2011
Berdasarkan data di atas, penyebaran penduduk terbanyak terdapat di
kelurahan Roban sebanyak 27345 jiwa dan jumlah penduduk yang lebih sedikit
terdapat di kelurahan Jawa yaitu sebanyak 4121 jiwa.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
5.4 Sumber daya kesehatan
5.4.1 Sarana Pelayanan Kesehatan
Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2011
Grafik 5.1 Jumlah Tempat Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan yang terbanyak yang ada di wilayah
Kecamatan Singkawang Tengah adalah BPS, selebihnya Puskesmas kelurahan
dan Puskeskel. Keadaan ini dikarenakan Wilayah Kecamatan singkawang Tengah
berada di tengah – tengah Kota Singkawang, sehingga akses penduduk ke
pelayanan kesehatan dekat dan mudah.
5.4.2 Jumlah Petugas Kesehatan
Tenaga kesehatan yang di Puskesmas Singkawang Tengah terdapat di
Puskesmas induk dan tersebar di 6 kelurahan yang ada. Tenaga kesehatan yang
paling banyak adalah tenaga perawat, sedangkan tenaga farmasi dan tenaga gizi
paling sedikit. Jumlah tenaga gizi yang ada tidak seimbang bila dilihat dari jumlah
penduduk.
4
2
Universitas Indonesia
5.4 Sumber daya kesehatan
5.4.1 Sarana Pelayanan Kesehatan
Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2011
Grafik 5.1 Jumlah Tempat Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan yang terbanyak yang ada di wilayah
Kecamatan Singkawang Tengah adalah BPS, selebihnya Puskesmas kelurahan
dan Puskeskel. Keadaan ini dikarenakan Wilayah Kecamatan singkawang Tengah
berada di tengah – tengah Kota Singkawang, sehingga akses penduduk ke
pelayanan kesehatan dekat dan mudah.
5.4.2 Jumlah Petugas Kesehatan
Tenaga kesehatan yang di Puskesmas Singkawang Tengah terdapat di
Puskesmas induk dan tersebar di 6 kelurahan yang ada. Tenaga kesehatan yang
paling banyak adalah tenaga perawat, sedangkan tenaga farmasi dan tenaga gizi
paling sedikit. Jumlah tenaga gizi yang ada tidak seimbang bila dilihat dari jumlah
penduduk.
8
2
Universitas Indonesia
5.4 Sumber daya kesehatan
5.4.1 Sarana Pelayanan Kesehatan
Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tengah Tahun 2011
Grafik 5.1 Jumlah Tempat Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan yang terbanyak yang ada di wilayah
Kecamatan Singkawang Tengah adalah BPS, selebihnya Puskesmas kelurahan
dan Puskeskel. Keadaan ini dikarenakan Wilayah Kecamatan singkawang Tengah
berada di tengah – tengah Kota Singkawang, sehingga akses penduduk ke
pelayanan kesehatan dekat dan mudah.
5.4.2 Jumlah Petugas Kesehatan
Tenaga kesehatan yang di Puskesmas Singkawang Tengah terdapat di
Puskesmas induk dan tersebar di 6 kelurahan yang ada. Tenaga kesehatan yang
paling banyak adalah tenaga perawat, sedangkan tenaga farmasi dan tenaga gizi
paling sedikit. Jumlah tenaga gizi yang ada tidak seimbang bila dilihat dari jumlah
penduduk.
BPS
Puskel
Poskeskel
RS Swasta
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tahun 2011
Grafik 5.2 Jumlah Petugas Kesehatan
Berdasarkan dari data diatas, jumlah tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas Singkawang Tengah terdiri dari tenaga medis 7 orang, bidan 24 orang,
perawat 27 orang, gizi 4 orang, analis kesehatan 5 orang, farmasi 4 dan tenaga
sanitasi 5 orang.
0
10
20
30
medis
Universitas Indonesia
Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tahun 2011
Grafik 5.2 Jumlah Petugas Kesehatan
Berdasarkan dari data diatas, jumlah tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas Singkawang Tengah terdiri dari tenaga medis 7 orang, bidan 24 orang,
perawat 27 orang, gizi 4 orang, analis kesehatan 5 orang, farmasi 4 dan tenaga
sanitasi 5 orang.
7
2427
4 5 4 5
Bidan Perawat Gizi Analis Farmasi
Universitas Indonesia
Sumber : Profil Puskesmas Singkawang Tahun 2011
Grafik 5.2 Jumlah Petugas Kesehatan
Berdasarkan dari data diatas, jumlah tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas Singkawang Tengah terdiri dari tenaga medis 7 orang, bidan 24 orang,
perawat 27 orang, gizi 4 orang, analis kesehatan 5 orang, farmasi 4 dan tenaga
sanitasi 5 orang.
sanitasi
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 6
HASIL PENELITIAN
6.1 Karakteristik Informan
Tabel 6.1 Karakteristik Informan Wawancara MendalamPenelitian Evaluai Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan
di Puskesmas Singkawang tengah Kota Singkawang Tahun 2012
No
Informan Unit Kerja Umur Pendidikan JabatanMasaKerja
1 I.01 PusKel Condong 55 thn D1 Bidanpelaksana
30 thn
2 I.02 PusKel Condong 42 thn D1 Koordinator Puskel
24 thn
3 I.03 PusKel Condong 32 thn D1 Bidanpelaksana
10 thn
4 I.04 Puskel Sei Wie 43 thn D1 Koordinator Puskel
24 thn
5 I.05 Puskel Sei Wie 32 thn D3 Bidanpelaksana
10 thn
6 I/06 Puskel Sei Wie 32 thn D1 Bidanpelaksana
13 thn
7 I.07 Puskel Bikit Batu 45 thn D1 Koordinator Puskel
24 thn
8 I.08 Puskel Bikit Batu 33 thn D3 Bidanpelaksana
16 thn
9 I.09 Puskel Bikit Batu 32 thn D1 Bidanpelaksana
10 thn
10 I.10 Puskel Roban 45 thn D1 Bidanpelaksana
24 thn
11 I.11 Puskel Roban 54 thn D1 Bidanpelaksana
32 thn
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
12 I.12 Puskel Roban 30 thn D1 Bidanpelaksana
10 thn
13 I.13 Puskel Roban 33 thn D1 Bidanpelaksana
12 thn
14 I.14 Puskel Roban 24 thn D3 Bidanpelaksana
2 thn
15 I.15 Poskeskel Jawa 36 thn D1 Bidanpelaksana
17 thn
16 I.16PosKesKel Sekip
Lama28 thn D4
BidanPelaksana 4 thn
Informan yang di lakukan wawancara mendalam sebanyak 16 orang dari22 orang informan. Informan bertugas di Puskesmas induk, Puskesmas Kelurahandan Pos Kesehatan Kelurahan.
Tabel 6.2 Karakteristik Informan FGDPenelitian Evaluai Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan
di Puskesmas Singkawang tengah Kota Singkawang Tahun 2012
No Nama Unit Kerja UmurPendidika
nJabatan
MasaKerja
1 I.01 Puskesmas Induk 55 thn D1 Bidanpelaksana
32
thn
2 I.02 Puskesmas Induk 47 thn D1 Bidanpelaksana
24
thn
3 I.03 Puskesmas Induk 32 thn D3Bidan
Koordinator
7 thn
4 I.04 Puskesmas Induk 32 thn D1 Bidanpelaksana
4 thn
5 I.05 Puskesmas Induk 28 thn D3 Bidanpelaksana
2 thn
41
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
6 I.06 Puskesmas Induk 35 thn D1 Bidanpelaksana
16
thn
Tabel 6.3 Karakteristik Informan TriangulasiPenelitian Evaluai Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal oleh Bidan
di Puskesmas Singkawang tengah Kota Singkawang Tahun 2012
No Nama Unit Kerja UmurPendidika
nJabatan
MasaKerja
1 I.01PuskesmasSingkawang
Barat
s51
thnD1
BidanKoordinato
r
32
thn
2 I.02
PuskesmasKelurahan
SingkawangBarat
42 thn D4 Bidanpelaksana
24
thn
3 I.03PuskesmasSingkawang
Utara
29 thn D3 BidanPelaksana
7 thn
6.2 Komponen Input
Evaluasi input dilakukan pada penelitian ini meliputi komponen antara
lain kompetensi teknis bidan, sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal. Pada bagian input ini peneliti
melakukan wawancara mendalam serta diskusi group terarah pada semua bidan
yang melakukan pelayanan antenatal baik di Puskesmas induk, Puskesmas
Kelurahan dan di Pos Kesehatan Kelurahan.
6.2.1 Kompetensi Teknis Bidan dalam Pelaksanaan Pelayanan Antenatal
Bidan Puskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal berdasarkan
pada standar pelayanan antenatal. Kompetensi teknis menyangkut pengetahuan,
keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi layanan
kesehatan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
a. Pelatihan tentang pelayanan antenatal yang pernah diikuti oleh informan:
Berikut ini petikan hasil wawancara mendalam:
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.4 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Tentang Pelatihan Antenatal
Apakah informan pernah mengikuti mengikuti pelatihan? Kapan? Dimana dilaksanakan?
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09
Saya tidakpernah ikutpertemuanANC
Saya Belumpernahdengar adapelatihanantenatal
Kalau sayabelumpernah,tapi dulumungkinpernah adapelatihan
Tidakpernahdengar adapelatihan,saya belumpernah ikut
Pelatihantentangpelayananantenatalpernahada, tapiudah lama,saya ajabelumpernah ikut
Ndakpernahpelatihan
Belum,mnungkinndak adakalipelatihankarenabidan udahdapatmateriwaktu D1
Kayaknyasaya ndkpernahdengar la..
Saya belumpelatihan
Bidan ygsenior ajaada ygbelumpelatihan,saya belumpernahpelatihanANC
Kesimpulan Dari 9 informan mengatakan tidak pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.5 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Tentang Pelatihan Antenatal
Apakah informan pernah mengikuti mengikuti pelatihan? Kapan? Dimana dilaksanakan?
Informan
I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16
Ndak pernah,tentangantenatalkayaknya ndakpernah adapelatihannya
Belum pernah,mungkin nantiada pelatihanbaru ikut
Saya memangbelum pernahpelatihan, tapiudah dapatmateri waktuD1
Belum pernahpelatihan
Tidak pernahpetihan,memang dinasbelum pernahmengadakanpelatihan ANC
Saya belumpelatihan,
Belum pernahpelatihantentangpelayananantenatal,setau sayakarena belumpernah adapelatihannya
Kesimpulan Dari 7 informan mengatakan tidak pernah mengikuti pelatihan tentang pelayanan antenatal
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Berdasarkan tabel di atas wawancara mendalam terhadap 16 orang informan
bidan dapat disimpulkan bahwa semua informan belum pernah mengikuti
pelatihan tentang pelayanan antenatal. Informan berpendapat bahwa pelatihan
tentang pelayanan antenatal sangat bermanfaat untuk lebih meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan dalam memberikan pelayanan antenatal.
Tabel 6.6 Hasil FGD kepada Informan tentang PelatihanPelayanan Antenatal
Apakah informan pernah mengikuti pelatihan? Kapan? Dimana pelatihan tersebutdilaksanakan?
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06
Saya pernahikutpelatihantapi udahlama sekali,kira –kiratahun 1995di dinaskesehatan
Kalau sayaudah pernahikutpelatihanANC tahun1995 di dinaskesehatan
Bidan ygudahsenior ajayg udahpernahpelatihan,kalau sayabelumpernah
Kayaknyabelumpernahdengartentangpelatihan,sayabelumpernahpelatihan
Memangdinaskayaknyabelumpernahmengadakanpelatihan,makanyakamitidakpernahpelatihan
Bidan ygudah lamaaja belumpernah, sayalulus bidanbaru, jdbelumpernahpelatihan,tapi wktkuliah D3dapatmateri ANC
Kesimpulan Dari 6 informan mengatakan tidak pernah mengikuti pelatihanantenatal
Sumber : Data primer terolah
Berdasarkan dari hasil FGD diketahui bahwa dari 6 orang informan hanya 2
orang yang mengatakan pernah mengikuti, pelatihan pelayanan antenatal
sedangkan yang lainnya belum pernah. Kesimpulan dari hasil FGD bahwa
sebagian besar bidan di wilayah Puskesmas Singkawang Tengah belum pernah
pelatihan tentang pelayanan antenatal.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Pernyataan triangulasi informan yang bertugas di luar wilayah
Puskesmas Singkawang pada kotak 1 berikut ini membenarkan hal tersebut:
.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam informan triangulasi diketahui
bahwa 3 informan triangulasi belum pernah pelatihan tentang pelayanan
antenatal. Kesimpulanya bahwa semua informan triangulasi tidak pernah
pelatihan tenatang pelayanan antenatal.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan fokus group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan
informan triangulasi tentang pelatihan pelayanan antenatal adalah sebagian
besar informan belum pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal.
b. Pengetahuan Informan Tentang Standar Pelayanan Antenatal
Pengetahuan informan tentang standar pelayanan antenatal dan manfaat
standar pelayanan antenatal. Berikut ini hasil wawancara mendalam dengan
informan mengenai pengetahuan informan tentang standar pelayanan
antenatal.
IT.01:“ ...Ya...selama saya jadi bidan belum pernah ada pelatihan antenatal...”
IT.02:“...saya tidak pernah mengikuti pelatihan tentang ANC...”
IT.03:“...seingat saya belum pernah ada pelatihan antenatal di DinasKesehatan...”
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.7 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Tentang Standar Pelayanan Antenatal
Apa yang di maksud dengan standar pelayanan antenatal?
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09
Batas-batasanwewenangbidandalampelakukanpelayananantenatal.Manfaatnyaagar bisamendeteksidini risikopada ibu
Aturan yangudahditetapkandalammemberikanpelayanan.Manfaatnyaagar risikopada ibuhamil cepatditangani
Denganstandarsupayabidanbekerjasesuaidenganaturan.Manfaatnyauntukmemberikanpelayananyg bermutupd ibu hamil
Pelayananyg diberikanberdasarkanaturan yangtelahditetapkan.Manfaatnyamengetahuikomplikasipada ibuhamil
Standaradalahaturan danbatasandalampelayananantenatalyg telahditetapkan.Manfaatnyamendeteksiibu hamilapakahnormal atautidak
Standarminimal ygharusdilakukanoleh bidandlmmemberikanpelayanan.Manfaatnyamendeteksiapakah adakomplikasipada ibuhamil
Supayabidanbekerjasesuaidenganaturan.Manfaatnyauntukmemberikanpelayananyg baik danbermutudan utkdeteksirisiko padaibu
Dg standarbidan bsmenberikanpelayananyg bermutu.Manfaatnyakasus risikopada ibuhamil cepatterdeteksidan cepatditindaklanjuti
Dg standarbidanbekerjasesuai dgaturan.Manfaatnyauntukdeteksirisiko dankomplikasipada ibu
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Kesimpulan Dari 9 informan mengetahui pengertian standar dan manfaat standar pelayanan antenatal
Standar : Untuk mempermudah dalam memberikan pelayanan, bekerja sesuai aturan dan sesuai standar.
Manfaat : Untuk mendeteksi risiko, risiko cepat ditindak lanjuti dan pelayanan yang diberikan berkualitas.
Sumber : Data primer
Tabel 6.8 Hasil Wawancara Mendalam Pengetahuan Bidan Tentang Standar Pelayanan Antenatal
Apa yang di maksud dengan standar pelayanan antenatal
Informan
I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16
Aturan yg udahditetapkan,manfaatnya biarbidanmemberikanpelayananteratur
Suatu aturanyg ada dalammemberikanpelayananantenatal,manfaatnyapelayanan jadiberkualitas
Standar adalahpelayanan yang7T itu,manfaatnyabidan bekerjaada aturanya
Kegiatan ygdilakukan sesuaipedomanpelayananantenatal.Manfaatnyabidan bekerjaada
Prosedurpemeriksaankehamilan ygudahditetapkan,manfaatnyabidan bekerjasesuai dg
Standar ituadalah 7T,manfaatnyakalau periksahamil adaaturanya
Batasan danwewenangbidan dlmmemberiakanpelayanan,manfaatnyaANC menjadibaik dan
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
pedomannya aturan bermutu
Kesimpulan Dari 7 informan mengetahui tentang standar pelayanan antenatal dan manfaatnya
Standar : Pelayanan berdasarkan pedoman yg ada, dg aturan yg sudah ditetapkan dan batasan yg jelas
dlm memberikan pelayanan.
Manfaat : Memberikan pelayanan yg berkualitas, deteksi dini risiko dan kasus risiko tinggi cepat
Ditangani
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan ke 16 informan, diketahui
bahwa semua informan mengetahui standar pelayanan antenatal serta manfaat
dari pelaksanaan standar pelayanan antenatal.
Tabel 6.9 Hasil FGD kepada Informan tentangStandar Pelayanan Antenatal
Apa yang dimaksud dengan standar pelayanan antenatal
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06
Mempermudah bidan dlmmemberikanpelayanankarena adastandar ygtelahditetapkan.Manfaatnyautkmeningkatkan penampilanbidan dlmbekerja
Pelayananyg bermutuyg dinerikanpd ibuhamil.Manfaatnya agar ibumendaptkan pelayananyg baik.
Standarpelayananminimal ygdiberikanbidan kpdibu hamil.Manfaatnya agar ibuhamilmendptkanpelayananygberkualitas
Bidanmenjdterarah dlmmemberikan pelayanankpd ibuhamil.Manfaatnya ibumendppelayananyg bermutu
Pemeriksaan sesuai dgstandar ygdiberikanoleh bidan.Manfaatnya ibu lebihcepatditanganijikaterdeteksirisiko sejakdini
Dg standarpelayananantenatalibu dptpelayananygberkualitas.Manfaatnyakomplikasipd ibu dptterdeteksi
Kesimpulan Dari 6 informan semuanya mengetahui tentang standar pelayananantenatal dan manfaatnya.
Standar : Mempermudah bidan dlm memberikan pelayanan, bidan
Menjadi terarah dlm memberikan pelayanan
Manfaat : Ibu mendapatkan pelayanan yg berkualitas, risiko pd ibudpt
Di deteksi lebih dini dan lebih cepat ditangani
Sumber : Data primer terolah
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari hasil FGD yg diadakan yaitu 6 informan mengetahui tentang standar
pelayanan antenatal serta manfaat standar dalam pelayanan antenatal.
Pernyataan triangulasi informan yang bertugas di luar wilayah Puskesmas
Singkawang pada kotak 1 berikut membenarka hal tersebut.
.
Dari hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi didapat
bahwa semua informan mengetahui tentang standar pelayanan antenatal dan
manfaat dari pelaksanaan standar.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan
informan triangulasi adalah semua informan mengetahui tentang standar
pelayanan antenatal dan manfaat dari pelaksanaan standar pelayanan
antenatal.
6.2.2 Sarana dan Prasarana yang mendukung dalam pelayanan antenatal
IT.01:“ ...standar adalah sebagai panduan bagi bidan dalam pelayananantenatal, sedangkan manfaatnya untuk mengetahui lebih dini risikopd ibu...”
IT.02:“...Aturan yg sudah ditetapkan dlm memberikan pelayanan pd ibu
hamil dan manfaatnya agar ANC yg bidan berikan lebih baik...”
IT.03:“...Lebih mempermudah bidan dalam bekerja dan manfaatnya agarpelayanan berkualitas...”
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Puskesmas Singkawang tengah membawahi 6 Puskesmas kelurahan,
yang ada hanya 1 Puskesmas Kelurahan yang mempunyai sarana yang lengkap,
sedangkan untuk 5 Puskesmas Kelurahan dan 1 pos kesehatan kelurahan belum
mempunyai sarana yang memadai. Sarana yang masih kurang terutama untuk
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus serta kulkas vaksin untuk menyimpan
vaksin TT.
Berikut hasil wawancara mendalam :
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.10 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Sarana dan Prasarana Penunjang Pelayanan Antenatal
Bagaimana ketersedian sarana dan prasarana yang ada sebagai menunjang pelayanan antenatal
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09
Sarana tidakmencukupi,terutama utkdilaboratorium yaitureagen ygterbatas,kalauprasaranasudah baikkarenaruangan ygtersedia cukupluas utkmelakukanpelayananantenatal.
Sarana belummendukung,utk dilaboratoriumseringkehabisanreagen utkHb dnlainnya, tapiutk ruangansudah cukupbagus danbidan leluasadlmmemberikanpelayanan
Saranabelummendukung,utk dilaboratoriumseringkehabisanreagen utkHb dnlainnya, tapiutk ruangansudah cukupbagus danbidan leluasadlmmemberikanpelayanan
Sarana belummencukupi,krn Puskelbelum lamaditempati,terutama utkperiksalaboratorium,utk ruangansudahnyaman danluas. Kalaukurang buatpermintaanke puskesmas
Sarana ygblmmenunjangpelayananadalahketersediaanlaboratoriumtdk ada, tapiutk ruangansudah baikjika habiskami mintakepuskesmas .
Sarana belummencukupi,krn Puskelbelum lamaditempati,terutama utkperiksalaboratorium,utk ruangansudahnyaman danluas.
Sarana lainsudahmendukungpelayananantenatalhanyalaboratoriumyang belumlengkap,hanya utkperiksa Hbsaja, dan utkruangansudah baikyaituruanganluas,nyaman, dan
Sarana yglain sudahtersediahanyalaboratoriumyang belumlengkap, bisautk periksaHb saja, danutk ruangansudah baikyaituruanganluas,nyaman, danbersih
Sarana lainsudah adakecualilaboratoriumyang belumlengkap,hanya utkperiksa Hbsaja, dan utkruangansudah baikyaituruanganluas,nyaman, danbersih
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
bersih
Kesimpulan Dari 9 informan, semua bertugas di Puskesmas Kelurahan dengan sarana yang masih terbatasan, tapi untukprasarana semua informan mengatakan sudah tersedia dan memenuhi syarat untuk memberikan pelayananantenatal. Kekurangan sarana dengan mengajukan permintaan ke Puskesmas.
Sumber : Data primer
Tabel 6.11 Hasil Wawancara Mendalam kepada Informan Sarana dan Prasarana Penunjang Pelayanan Antenatal
Bagaimana ketersedian sarana dan prasarana yang ada dalam menunjang pelayanan antenatal
Informan
I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16
utk sarana danprasarana sudahlengkap, bilahabismengajukanpermintaan ke
utk sarana danprasaranasudah lengkap,bila habismengajukanpermintaan kePuskesmas
utk sarana danprasaranasudah lengkap,bila habismengajukanpermintaan kePuskesmas
utk sarana danprasaranasudah lengkap,bila habismengajukanpermintaan kePuskesmas
utk sarana danprasaranasudah lengkap,bila habismengajukanpermintaan kePuskesmas
Utk diPoskeskelsarana yg adaterbatas, Hbbisa diperiksatapi yg lainharus ke
Utk diPoskeskelsarana yg adaterbatas, Hbbisa diperiksatapi yg lainharus ke
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Puskesmas Puskesamas,ruangan temptmelayanipasien tidakleluasa, saturuangan utkmelayanisemua pasienyg datang
Puskesamas,ruangan temptmelayanipasien tidakleluasa, saturuangan utkmelayanisemua pasienyg datang
Kesimpulan Dari 7 informan 5 orang yang bertugas di Puskesmal kelurahan yang tersedia sarana dan prasaranalengkap sedangkan 2 orang informan bertugas di Pos Kesehatan kelurahan. Jika sarana habis mengajukanpermintaan ke Puskesmas.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari hasil wawancara mendalam dengan 16 informan didapat bahwa ada 5
informan orang yang bertugas di Puskesmas Kelurahan dengan sarana dan
prasarana penunjang yang lengkap, tetapi ada 8 informan yang bertugas di
Puskesmas Kelurahan dengan sarana dan prasarana yang tidak lengkap serta 2
orang informan yang bertugas di Pos Kesehatan Kelurahan dengan sarana dan
prasarana yang juga tidak lengkap, jika ada peralatan yang kurang mengajukan
permintaan ke puskesmas.
Tabel 6.12 Hasil tentangFGD Sarana dan Prasarana penunjang dalamPelayanan Antenatal
Bagaimana ketersediaan sarana dan prasaran penunjang dalam pelayanan antenatal
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06
Sarana sudahtersedia danlengkap, tapiruangantempatperiksapasiensempit,sarana yangkurang buatpermintaanke dinaskesehatan
Kalausaranasudahlengkap,hanyaruang KIAyang sempit
Alat-alatpenunjangsudahlengkap,hanyaruangperiksayang sempit
Kalausaranalengkap,hanyakamar yangsempit,apalagikalaupasienramai
Saranasudahlengkap,tapiruangantempatpelayananANC sempitdan tidakleluasa
Saran sudahlengkap,tapi kamarperiksasempit,kalau alat-alat habisbendaharabarang buatpermintaanke dinaskesehatan
Kesimpulan Dari 5 informan yang bertugas di Puskesmas induk didapat bahwaketersediaan sarana sudah lengkap, sedangkan prasarana beruparuangan tempat pemeriksaan tidak mendukung bila dibandingkandengan jumlah kunjungan pasien hamil, jika sarana kurang atau habismengajukan permintaan ke dinas kesehatan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari hasil FGD dari 5 informan yang bertugas di Puskesmas induk,
diketahui bahwa sarana yang tersedia sudah lengkap, hanya ruangan tempat
pemeriksaan yang sempit bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan pasien
hamil.
Pernyataan triangulasi informan yang bertugas di luar wilayah Puskesmas
Singkawang pada kotak berikut ini :
Dari hasil wawancara mendalam pada informan yang bertugas di luar
wilayah Puskesmas didapatkan bahwa sarana sebagai alat penunjang pelayanan
antenatal sudah tersedia dan lengkap, sedangkan untuk ruangan tempat
pemeriksaan masih belum memenuhi syarat seperti ruangan sempit, masih bersatu
dengan pelayanan pasien lain.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam, diskusi group terarah dengan
informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang dan informan triangulasi serta
berdasarkan pengamatan peneliti tentang kelengkapan sarana dan prasarana
penunjang pelayanan antenatal adalah sebagian besar informan sudah
mengatakan sarana dan prasarana penunjang belum lengkap, sedangkan sebagian
lagi informan mengatakan sarana dan prasarana penunjang sudah lengkap dan
IT.01:“ ...Kalau di Puskesma ini sarana sudah lengkap, hanya ruanganbelum di pisah-pisah, semua pasien yang datang ke KIA di layanidalam ruangan yang sama...”
IT.02:
“...untuk sarana udah lengkap, ruangan disini juga sudah terbagi-bagitempat pelayanannya”.
IT.03:“...untuk alat-alat dan sarana lainya sudah ada tersedia, termasukruangan tempat pelayanan ...”
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
hasil pengamatan peneliti juga melihat bahwa sarana dan prasarana yang
penunjang pelayanan antenatal masih terbatas, terutama untuk informan yang
bertugas di Puskesmas Kelurahan dan Pos Kesehatan Kelurahan.
6.3 Evaluasi Proses
Evaluasi pada proses meliputi pelaksanaan 11T yang dilakukan bidan
dalam memberikan pelaysanan antenatal baik di Puskesmas induk, Puskesmas
Kelurahan maupun di Pos Kesehatan Kelurahan. Pelaksanaan 11T dievaluasi
dengan melakukan pengamatan, cara wawancara mendalam dan diskusi group
terarah kepada bidan yang memberikan pelayanan kepada ibu hamil. Dibawah ini
diuraiakan hasil penelitian mengenai pelaksanaan 11T oleh bidan dalam
pelayanan antenatal :
6.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal
Pelaksanaan 11T yang harus dilakukan bidan dalam pelayanan antenatal,
yaitu:
- Timbang berat badan
Semua informan mengatakan bahwa timbang berat selalu dilakukan kepada
semua ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya dan semua
informan mengetahui tujuan timbang berat badan.
- Ukur lingkar lengan atas (LILA)
Sebagian besar informan mengatakan bahwa ukur lingkar lengan atas
dilakukan pada ibu hamil kunjungan pertama dan sebagian kecil mengatakan
bahwa ukur LILA kadang sering terlupakan, terutama jika kunjungan pasien
ramai. Semua informan mengatahui tujuan ukur LILA yang dilakkukan pada
ibu hamil.
- Ukur Tekanan Darah
Semua informan mengatakan bahwa ukur tekanan darah selalu dilakukan pada
setiap ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya dan semua informan
mengetahui tujuan ukur tekanan darah pada ibu hamil.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
- Ukur Tinggi Fundus Uteri
Semua informan mengatakan bahwa ukur tinggi fundus uteri selalu dilakukan
pada ibu hamil dan semua informan mengetahui tujuan ukur tinggi fundus uteri
pada ibu hamil.
- Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)
Semua informan mengatakan bahwa setiap ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya selalu di hitung denyut jantung janin dan semua informan
mengetahui tujuan hitung denyut jantung janin pada setiap ibu datang untuk
memeriksakan kehamilannya.
- Tentukan presentasi janin
Semua informan mengatakan bahwa presentasi janin selalu dilaksanakan dan
informan mengetahui tujuan presentasi janin dilakukan.
- Beri imunisasi tetanus toksoid (TT)
Semua informan mengatakan bahwa imunisasi TT diberikan kepada ibu hamil
dengan melihat status imunisasinya dan informan juga mengetahui tujaun
pemberian imunisasi TT pada ibu hamil.
- Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Semua informan mengetahui bahwa semua ibu hamil diberi tablet tambah
darah sebanyak 90 tablet selama kehamilanya dan mengetahui tujuan ibu hamil
minum tablet tambah darah atau tablet besi selama kehamilan.
- Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Semua informan mengatakan bahwa periksa darah rutin dan khusus selalu
dilakukan pada setiap ibu hamil pada saat pelayanan antenatal dan informan
mengetahui tujuan memeriksaan darah rutin dan khusus pada ibu hamil.
- Tatalaksana/penanganan kasus
Semua informan mengatakan bahwa tatalaksana atau penanganan kasus
dilaksanakan jika pada ditemukan masalah pelayanan antenatal atau hasil
pemeriksaan darah rutin dan khusus dan informan mengetahui tujuan dari
pelaksanaan tatalaksana atau penanganan kasus pada ibu hamil.
- KIE efektif
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Semua informan mengatakan bahwa KIE efektif dilaksanakan setelah ibu
menjalani pemeriksaan kehamilan dan informan mengetahui tujuan KIE pada
pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dengan informan yang
bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan triangulasi tentang
pelaksanaan 11T pada pemeriksaan kehamilan adalah semua informan
mengetahui semua langkah – langkah pelaksanaan 11T dalam pelayanan
antenatal.
a. Bagian dari pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester 1 yaitu:
Dari hasil informan wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T yang
lebih difokuskan pada trimester I, adalah:
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.13 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1
Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1 dan tujuannya
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09
Pd trimester 1yg sayalaksanakanTB,LILA,TD,TT,Fe,periksadarah dan KIE
Tujuannya utkmendeteksikasus risiko pdibu hamil
pd TM 1 sayaperiksaTB,LILA,TD,TT,Fe,periksadarah danKIE, tujuanyautk deteksirisiko
Karenapertamaperiksahamil, ygsayautamakanTB,LILA,TD,TT,Fe,periksaLab dan KIE,tujuanya utkdeteksi risiko
Sesuai dgusiakehamilanibu saya ygsaya periksaTB,LILA,TD,TT,Fe,periksadarah danKIE, tujuanyautk deteksikasus risikotinggi
TM 1 sayafokuskanpadaTB,LILA,TD,TT,Fe,periksadarah danKIE, tujuanyautk deteksirisiko
Menurut sayaTM 1 yangdiutamakanTB,LILA,TD,TT,Fe,periksadarah danKIE, tujuanyautk deteksirisiko dn jikakasus barudilakukantatalaksanakasus
TM 1 selalusaya periksaTB,LILA,TD,TT,Fe,periksadarah danKIE, tujuanyautk melihatapakah ibuada kasusrisiko tinggiatau tidak
Karena baruTM 1 sayaperiksaTB,LILA,TD,TT,Fe,periksadarah danKIE, tujuanyautk deteksirisiko
Pasti sayalakukansemuanya,hanyakarena TM 1yang sayaperiksahanyaTB,LILA,TD,TT,Fe,periksadarah danKIE, tujuanyautk deteksirisiko
Kesimpulan Dari 9 informan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan 11T pada trimester 1 difokuskan pada timbang beratbadan, ukur LILA, tekanan darah, imunisasi TT, tablet Fe, periksa laboratorium dan KIE, untuk tatalaksana kasus
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
dilakukan jika dari hasil pemeriksaan dan laboratorium terdapat risiko pada ibu.
Tujuan : Untuk mendeteksi faktor risiko dan kasus risiko pada ibu hamil sehingga bisa ditindak lanjuti.
Sumber : Data primer
Tabel 6.14 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1
Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester 1 dan tujuannya
Informan
I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16
Pd tm 1 yg sayaperiksa adalah
TB,LILA,TD,TT,Fe,periksa darah danKIE, tujuanya utkdeteksi risiko,tujuannya utkmendeteksi kasus
TB,LILA,TD,TT,Fe,periksa darah danKIE, tujuanya utkmengetahuiapakah ibu adamasalah tentangkesehatannya
TB,LILA,TD,TT,Fe,periksadarah dan KIE,tatalaksanakasus biasadilakukan tapijika ada kasus,tujuanya agarbs mendeteksi
Yg Saya perikasapd TM 1 adalahTB,LILA,TD,TT,Fe,periksa darah danKIE, tujuanya utkdeteksi risiko
Diperiksa TM 1TB,LILA,TD,TT,Fe,periksa darah danKIE, tujuanya utkdeteksi risikotinggi pada ibuhamil
Pd tm I yg sayaperiksa adalahTB,LILA,TD,TT,Fe,periksa darah danKIE, tujuanyaagar kasus risikotinggi yg ibualami cepat
TB,LILA,TD,TT,Fe,periksa darahdan KIE, tujuanyautk deteksi risikoutk tatalaksanakasus dikerjakanhanya jika adakasus risiko pada
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
pd ibu hamil risiko pd ibu ditangani ibu
Kesimpulan Dari 7 informan mengatakan bahwa pelaksanaan 11T pada trimester 1 difokuskan pada timbang berat badan,ukur LILA, tekanan darah, imunisasi TT, tablet Fe, periksa darah dan KIE, untuk tatalaksana kasus dilakukan jikadari hasil pemeriksaan dan laboratorium terdapat risiko pada ibu, jika ada kasus risiko pada ibu dapat segeraditangani.
Tujuan : Untuk mendeteksi faktor risiko dan kasus risiko pada ibu hamil
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari hasil wawancara mendalam, dapat diketahui bahwa yang lebih
difokuskan semua informan pada pelaksanaan 11T di trimester 1 adalah timbang
berat badan, ukur tekanan darah, ukur LILA, imunisasi TT, beri tablet besi,
periksa laboratorium dan KIE efektif, sedangkan untuk tatalaksana kasus
dilakukan jika pada hasil pelayanan antenatal dan hasil pemeriksaan laboratorium
terdapat kasus risiko pada ibu. Semua informan mengetahui tujuan dari
pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester 1 yaitu untuk mendeteksi
secara dini kasus risiko tinggi pada ibu dan kasus risiko tinggi sehingga cepat
tertangani.
Pernyataan dari informan FGD tentang pelaksanan 11T yang difokuskan
pada trimester 1 adalah:
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.15 Hasil FGD pada informan tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan apda Trimester 1
Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester 1
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06
yang saya periksapd trimester 1adalah TB, TD,periksalaboratoriumrutin dan khusus,LILA, imunisasiTT, tablet Fe,tatalaksana kasusjika ada kasus,KIE, tujuannyaagar kasus risikotinggi pd ibucepat terdeteksi
Biasanya ygsaya periksa TB,TD, LILA, TT,tablet Fe,laboratorium,periksalaboratoriumrutin dankhusus, KIE.Tujuanya utkjika ada risikocepat ditangani,tatalaksanakasusdilaksanakn jikaada kasus
TB, TD, LILA, TT,tablet Fe,laboratorium,periksalaboratoriumrutin dankhusus, KIE.Tujuanya utk jkaada risiko cepatditangani
Ini yg sayaperiksa padatm 1TB, TD,LILA, TT, tabletFe,laboratorium,periksalaboratoriumrutin dankhusus, KIE.Tujuanya utkjika ada risikocepatditangani
TB, TD, LILA, TT,tablet Fe,laboratorium,periksalaboratoriumrutin dan khusus,KIE. Tujuanya utkmendeteksi kasuspd ibu hamil
Poin yg sy periksadlm tm1TB, TD,LILA, TT, tabletFe, laboratorium,periksalaboratoriumrutin dan khusus,KIE. Tujuanya utkjika ada risikocepat ditangani
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Kesimpulan Dari 6 informan mengatakan bahwa pada trimester 1 lebih difokuskan pada timbang beratbadan, ukur tekanan darah, ukur LILA, imunisasi TT, beri tablet besi, periksa laboratoriumrutin dan khusus, KIE sedangkan tatalaksana kasus dilaksanakan jika ada kasus.
Tujuanya : Untuk mendeteksi risiko tinggi pada ibu dan cepat ditangani jika ada kasus.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari hasil dari informan FGD diketahui bahwa pada pelaksanaan 11T yang
lebih difokuskan pada trimester 1 adalah timbang berat badan, ukur tekanan
darah, ukur LILA, imunisasi TT, beri tablet besi, periksa laboratorium rutin dan
khsusus, KIE, sedangkan untuk tatalaksana kasus baru dilaksanakan jika dari hasil
pelaksanaan pelayanan antenatal dan dari hasil periksa laboratorium rutin dan
khusus ditemukan adanya faktor risiko dan risiko tinggi pada ibu. Informan juga
mengetahui tujuannya yaitu untuk mendeteksi secara dini kasus risiko dan dapat
ditangani lebih cepat jika ada risiko.
Pernyataan dari informan triangulasi pada wawancara mendalam tentang
pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester I serta tujuannya, yaitu:
Dari hasil wawancara mendalam pada informan triangulasi dapat diketahui
bahwa semua informan mengatakan pelaksanaan 11T yang difokuskan pada
trimester 1 adalah ukur tekanan darah, ukur LILA, timbang berat badan,
imunisasi TT, Beri tabet Fe, periksa darah, KIE, dan tatalaksana kasus, tujuannya
agar bisa mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil.
IT.01:“ ...pd trimester 1 yg saya periksa yaitu ukur tekanan darah, ukurLILA, timbang berat badan, imunisasi TT, Beri tabet Fe, periksadarah, KIE, dan tatalaksana kasus jika ada kasus dari hasilpemeriksaan...tujuannya agar bisa mendeteksi risiko tinggi...”
IT.02:
“...periksanya adalah ukur tekanan darah, ukur LILA, timbang beratbadan, imunisasi TT, Beri tabet Fe, periksa darah, KIE, dantatalaksana kasus jika ada kasus dari hasil pemeriksaan...tujuannyaagar bisa mendeteksi risiko tinggi...”
IT.03:“....ukur tekanan darah, ukur LILA, timbang berat badan, imunisasiTT, Beri tabet Fe, periksa darah, KIE, dan tatalaksana kasus jika adakasus dari hasil pemeriksaan...tujuannya agar bisa mendeteksi risikotinggi...”
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam, dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah maupun
informan triangulasi pelaksanaan 11T dari pelayanan antenatal yang lebih
difokuskan pada trimester 1 adalah periksa timbang berat badan, ukur tekanan
darah, ukur lingkar lengan atas (LILA), beri imunisasi tetanus toksoid (TT), beri
tablet tambah darah, periksa laboratorium (rutin dan khusus), dan KIE efektif
sedangkan untuk tatalaksana kasus dilakukan bila pada hasil pelayanan antenatal
dan pada hasil pemeriksaan darah terdapat kasus risiko pada kehamilan.
Tujuannya adalah untuk melakukan deteksi risiko secara dini pada ibu, serta kasus
risiko yang ditemukan dapat mendapatkan tindakan secepatnya.
b. Bagian dari pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester II yaitu:
Semua informan mengatakan bahwa semua yang dilaksakan di trimester 1
dilanjutkan dengan terus di pemeriksaan pada trimester II, hanya ditambah ukur
tinggi fundus uteri, presentasi janin, dengar denyut jantung janin, tablet besi,
periksa darah dan tatalaksana kasus. Informan berpendapat bahwa poin –poin
yang lebih ditekan pada trimester II karena denyut jantung janin sudah terdengar,
fundus uteri sudah teraba, presentasi janin sudah bisa ditentukan, KIE dan
tatalaksana kasus jika pada hasil pemeriksaan antenatal dan hasil periksa
laboratorium rutin dan khusus ditemukan risiko pada kehamilan ibu.
Berikut petikan hasil wawancara mendalam :
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.16 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II
Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II dan tujuannya
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09
Pd tm II samadg yg sayaperiksa pd tm1, LILA tdk diukur,ditambah djj, tentukanTfu, tentukanpresentasijanin dan KIE,tujuannyauntukmenetukanusiakehamilan ibu
Kalau saya,yg diperiksaya...sama dgtm 1, LILA tdkdiukur hanyakarena hamiludah 6 blndiperiksa DJJ,TFU,presentasijanin,tatalaksanakasus jikaada kasusdan KIE, biartahu usiakehamilann
Semua ygsaya lakukandi TM1 sayalakukan jg diTM II hanyaLILA tdkdiukurditambah dgtentukan tfu,presentasijanin, djj, KIEdantatalaksanajika adakasus,tujuannyamemastikanusia
Sama dg TM1 tapi LILAtdk di ukurdanditambah djj,karena sudahbisadidengar, tfu,presentasijanin, KIE, utktatalaksanakasus kalauada kasus,tujuannyaselain deteksijugamemastikanusia
Karena hamilibu sudah 24mg jd semuapoin dlm 11Tdilakukankecuali LILAtdk diukur,tujuannyamenetukanletak janin,dan usiakehamilancocok tidakdg hasil ygkiat periksa
Ya...diperiksasemuakarena hamilsudah 12 mg,terutamakalau ibu dgrisiko haruslebih intensifdipantaukehamilannyatujuannyamemastikanletak anak,jika salahletak cepatketahuan
Semua sayaperiksaapalagihamil ibusudah 6 bln,agar tahuletak janindan usiapastikehamilan
Di TM II yglebih semuadilakukan,hanya lebihdifokuskanlagi pada djj,presentasijanin, TFU,tablet fe, KIEdantatalaksanakasus,tujuannyamemastikanusiakehamilandg hasil yang
Saya lakukansemua,kecuali LILA,karenasemuapentinguntukdipantau,tujuannyabiar tahuletak janinnormal atautidak
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
ibu kehamilanibu
kehamilanibu
kita periksa
Kesimpulan Dari 9 informan didapat bahwa semua poin dalam 11T dilaksanakan, kecuali ukur LILA. Pemeriksaan hanya difokuskan padadengar denyut jantung janin, tentukan tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin, tablet fe, serta tatalaksana kasus jikaada kasus risiko tinggi pada ibu hamil
Tujuannya : Untuk memastikan usia kehamilan dan menentukan posisi janin
Sumber : Data primerTabel 6.17 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II
Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester II
Informan
I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16
Semua saya lakukantapi ukur LILA tidakdan periksa darahtergantung kasus.lakukan pada tm IItatalaksana kasusdilakukan jika adakasus Yg sayaperiksa djj, TFU dan
Sudah sayalakukan semauhanya LILA tdksaya ukur, padaTM II, terutamadjj, tfu, presentasijanin dan KIEkarena utkkonseling,
Pd periksa TM 1diperiksa tinggalditambah djj,tfu, presentasijanin dan KIEtapi LILA tdkdiukur karenahanyakunjungan
Diperiksa semua,hanya LILA tdk lgdiukur.ygdifokuskan djj,tfu dan presentasijanin
Yg sudahdiperiksa pdtrimester Iditambah dg djj,tfu, presentasijanin dan KIE, utktatalaksana kasusdi laksanakn jikaada kasus risiko.
Sudah dilakukansemua yg di11T, tujuannyabiar pasti usiahamil ibu danyang pentingletak janinnormal atau
TM II diperiksa djj,ukur tinggi fundusuteri, tentukanpresentasi janinditambah dg yglainya.LILA danperiksa Lab tdkdilakukan lagi,tujaunya
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
presentasijanin.tujuannyamemastikan usiakehamilan ibu dghasil hitungan ibu
tujuannya untukagar tahu posisijanin
pertama,tujuannya biartahu letak janinsunsang ataunormal
Utk LILA tdkdiukur, tujuannyabiar tahu usiapastinya hamilibu
tidak memastiakn umurkehamilan ibu dghitungan ibu danbiar tahu letakjanin
Kesimpulan Dari 7 informan didapat bahwa semua yang dilakukan pada trimester 1 dilakukan lagi pada tm II, kecuali tidak ukurLILA dan lebih difokuskan pada dengar denyut jantung janin, tentukan tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin,untuk tatalaksana kasus dilaksanakan jika ditemukan kasus risiko pada ibu hamil.
Tujuan : Untuk memastikan usia kehamilan ibu dan menentukan letak janin.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa semua informan
mengatakan, pelaksanaan 11T pada trimester I dilakukan juga pada trimester II,
kecuali ukur LILA tidak dilakukan lagi, karena kehamilan ibu sudah 6 bulan jadi
lebih difokuskan pada dengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri,
tentukan presentasi janin, KIE dan tatalaksana pada hasil pemeriksaan kehamilan
dan hasil periksa laboratorium ditemukan kasus risiko pada ibu dilanjutkan
dengan pelaksanaan tatalaksana kasus.
Berikut hasil FGD tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan
pemeriksaan kehamilan trimester ke II :
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.18 Hasil FGD pada informan tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada Trimester II
Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester II
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06
Yang saya periksapada trimester 1saya lakukan jg pdtrimester II, hanyalebih fokus padadjj, Tfu, presentasijanin ditambah KIE,utk tatalaksanakasus jika adakasus dan LILA jgtdk saya ukur,tujuannyamemastikan letakjanin sunsang ataunormal
Sama dg Tm1,LILA tdk di ukur,ditambah djj, tfu,tentukanpresentasi janin,ibu hamilyganemia dilakukancek ulang Hb,tujannya biarmemastikan usiakehamilan ibu dghitungan ibu
Semuanya sayalakukan kecualiLILA tdkdiukur,dan lebihfokus terutamapd djj,tfu,presentasijanin ditambahKIE dantatalaksana kasustujuanya biartahu letak janin
Lebih fokus padadjj, tentukanpresentasi janin,ukur tinggi fundusuteri ditambah dgyg dilaksanakanpada tm , utktatalaksana kasuskalau ada kasusbaru dikerjakan,tujuanyamemastikan usiakehamilan ibudan letak janin
Biasa pada ANC,semuadilaksanakan,apalagi djj sudahbisa didengar,ukur tinggi fundusdan presentasijanin,periksa Labrutin utk kasusanemia,tujuannyamemastikan usiahamil ibu dghitungan ibu danHitungan haripertama haid
Dari awal sampaiakhir dilakukanpada 11T hanyakarena ibu sudah24 mg hamilnyajadi yg lebihpenting djj, tfu, danpresentasi janin,utk tm II LILa tdk lgdiukur, tujaunnyamemastikan usiakehamilan danletak bayi
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
terakhir (HPHT)
Kesimpulan Dari informan FGD diketahui bahwa semua pemeriksaan pada trimester 1 kecuali LILA tidak di ukur,yang lebih difokuskan yaitu dengar denyut jantung, ukur tinggi fundus uteri dan presentasi janin,tatalaksana kasus dilaksanakan jika ada kasus risiko pada ibu hamil.
Tujuan : Untuk memastikan usia kehamilan dan mengetahui letak janin
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari hasil FDG diketahui bahwa semua informan melakukan pelaksanaan
11T pada trimester II denga lebih fokus pada pelaksanaan dengar denyut jantung
janin, ukur tinggi fundus uteri dan tentukan presenatsi janin, dan untuk
pelaksanaan tatalaksana kasus tetap dilakukan jika ada ksus risiko pada ibu hamil.
Berikut hasil triangulasi sumber tentang pelaksanaan 11T yang lebih
difokuskan pada kehamilan trimester II, yaitu:
Dari hasil wawancara mendalam kepada informan triangulasi diketahui
bahwa yang lebih difokuskan pada trimester II adalah dengar denyut jantung
janin, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan KIE serta untuk
tatalaksana kasus tetap dilakukan jika ditemukan kasus pada ibu hamil.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi tentang pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester II
adalah dengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi
IT.01:“ ...semua saya periksa, sama dg trimester 1 tapi LILA tdk saya ukur lg,karena usia kehamilan ibu sudah 24 minggu jadi lebih difokuskan padadengar denyut jantung janin, ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasijanin ditambah dg KIE. Tapi untuk tatalaksana kasus kalau ibu terdeteksikasus risiko tinggi baru dialkukan...karena untuk lebih memastikan usiakehamilan ibu...”
IT.02:“...semau yang saya periksa pada trimester 1 juga saya periksa padatrimester II,tapi LILA tdk lg. menurut saya lebih fokus pada ukur tinggifundus uteri, dengar denyut jantung janin, tentukan presentasi janin.utk ibudg Hb rendah cek darah rutin...karena untuk melihat perkembangan janindan usia kehamilan sesuai tidak dg hasil yg saya periksa dan denganHPHT...”
IT.03:“...pada trimester II yang saya periksa semaunya, kehamilannya sudah 24minggu jadi djj diperiksa, tfu dan presenatsi janin juga sudah bisadilakukan...untuk mencocokan hitungan ibu dengan hasil yang sayaperiksa...”
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
janin, KIE efektif. Tujuannya untuk memastikan usia kehamilan dengan hasil
pemeriksaan dan dengan hitungan hari pertama haid terakhir (HPHT) serta untuk
memastikan letak janin.
c. Bagian dari pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester III yaitu:
Pelaksanaan 11T pada trimester III sama dengan yang dilakukan pada
trimester 1 dan II. Berikut petikan hasil wawancara mendalam :
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.19 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III
Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III dan tujuanya
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09
Semuanya,kecuali LILA.
Sayatekankankonseling jugatentangpersalinan,imunisasi bayidan nifas,tujuannyauntukmemantausemuanya
Saya periksasemua ditambah dgkonselingpersiapanpersalinan,nifas, KB dankonselingtentangimunisasibayi, LILA tdkukur,tatalaksanahanya kalauada kasus
Saya fokuspd semuapoin hanyatdk ukurLILA, danperiksa Lab,tujuannyakarena hamilsudah 9 blnjadisemuanyadipantau
Setiap ibuhamil selalusaya periksalengkap, utktm III hanyaLILA tdk,periksa Labliat keadaanibu....untukmemantaudjj, letakjanin
Saya lakukansemuanya,apalagikunjunganibu 2 mgsekali.....tujuannya untukmemantausemuanya...
Sudah sayalakukansemauanya,konselingjugaditekankanterutamapersiapanpersalinan,tujuannyauntukmemantaukondisi ibudan janinnya
Saya periksasemua,konselingjuga sayalakukan,tujuannyamemantaukelainan, djjdan letakjanin
Saya lakukansemuanyadari awalsampai KIE,untukmemastikankondisi ibudan janinnya
Kehamilanibu sudahaterm semaudilakukan,konselingbiasanyatentangpersiapanpersalinan,tujuannyabiar kondisiibuterpantau
Kesimpulan Dari 9 informan semua menyatakan bahwa pelaksanaan 11T pada timester III dilakukan semua kecuali ukur lingkar lenganatas (LILA) karena diukur pada kunjungan pertama dan ditambah konseling tentang persiapan persalinan, perawatan nifas,
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
imunisasi bayi.
Tujuan : Untuk memantau kondisi ibu dan janin serta kasus risiko pada ibu hamil.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.20 Hasil Wawancara Mendalam pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III
Pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester III
Informan
I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16
Saya periksasemuanya hanyalila tidak sayaukur lagi...karenahamil ibu sudahaterm, biar tahudenyut jantungjanin normalatau tidak danposisi janin
Saya lakukansama denagn tm Idan tm II tapi LILAtidak, untuktatalaksana kasusdan periksa Lablihat keadaannyaaja....tujuannyauntuk melihatsecarakeseluruhankondisi ibu danjaninnya...
Semuanyasaya periksatapi LILA tidak,karena ibusudah anc tiapminggu jadiharus lebihdipantau takutada kelainanpada janinnya.
Karena udahaterm sayaperiksa semua,tapi lila tidak,terus sayakonselingtentangpersiapanpersalinan,tujuan untukmemantaurisiko pada ibu
Harus semuadifokuskankarena sudahTM III, hanya lilatidakdiukur...karenausia hamil ibusudah 36minggu, untukmemantau djj,letak janin dantekanan darahibu
Pasti diperiksasemuanya....karena sudah tmIII harus lebihintensif jugasaya konselingtentangpersiapanpersalinan,untuk mengetahuikondisi ibu danjaninnya, dankasus risiko
Untuk tm III dariawal sampaiakhir sayaperiksa tapi lilatidak, apalagi ibuanc sudah tiapminggu....untukmenastikanposisi janin,denyut jantungjanin
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Kesimpulan Dari 7 informan didapat bahwa dari 11T yang lebih difokuskan pada trimester III yaitu semua di laksanakankecuali ukur lingkar lengan atas karena hanya dilakukan pada kunjungan pada trimester I, dan ditambahkankonseling tentang persiapan persalinan.
Tujuan : Untuk memantau kondisi ibu dan janin serta memantau kasus risiko pada ibu.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dapat diketahui bahwa yang
difokuskan oleh semua informan pada trimester III dalam pemeriksaan kehamilan
yaitu semua poin dalam 11T dilaksanakan dan ditambah dengan konseling tentang
persalinan normal, tentang imunisasi bayi, keluarga berencana serta perawatan
nifas. Tujuannya untuk memantau kondisi ibu dan janin serta memantau kasus
risiko pada ibu.
Berikut hasil FGD tentang pelaksanaan 11T yang difokuskan pada trimester
III:
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.21 Hasil FGD pada informan tentang Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada Trimester III
Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester III dan tujuannya
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06
Karena hamil ibusudah 36 minggujadi semua poin11T saya, tp LILAdn periksa Labtdk dilakukan lg,tujuannya untukmemastikankondisi ibu danjanin baik
Periksa darisemua poin 11T,tujuannya untukmemantaudenyut jantungjanin, tekanandarah ibu danyg lainya
LILA tdk sayaukur lg tapiyang lainnyasayalaksanakan,tujuannya biarterpantausemua baik ibudan janin
Dari 11T yg tdksy lakukanhanya ukur LILAdan periksa Lab,tujuannyamengontroldenyut jantungjanin, letakjanin, tekanandarah ibu
Yg laindilakukan hanyaLILA yg tdk lgdiukur,tujuannya dankondisi ibuterpantaumisalnyatekanan darah
Dilakukansemuanya, tapiLILA tidak lagi diukur, tujuannyamelihat kondisiibu menjelangpersalinan, jugarisiko pada ibumisalnya tekanandarah yg tiba-tibanaik...
Kesimpulan Dari 6 informan mengatakan bahwa semua pelaksanaan 11T dilakukan, hanya ukur LILA danperiksa Lab yang tidak lagi dilakukan.
Tujuan : Untuk memantau kondisi ibu dan janin serta memantau kasus risiko.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari hasil FGD didapatkan bahwa semua informan fokus pada semua poin
dalam 11T, kecuali ukur LILA dan periksa Lab tidak dilakukan lagi, mengingat
dua item tersebut sudah dilakukan pada trimester I.
Berikut wawancara mendalam dengan informan triangulasi :
Dari hasil wawancara mendalam pada triangulasi informan didapatkan
bahwa yang dilakukan pada kehamilan trimester III, yaitu pelayanan antenatal
dengan fokus pada semua item dari 11T, kecuali LILA tidak lagi diiukur, periksa
laboratorium rutin dan khusus tidak lagi dilakukan kecuali ada kasus.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi adalah timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus
uteri, hitung denyut jantung janin, tentukan presentasi janin, tablet besi diberikan
bila ibu dengan kasus anemia, periksa laboratorium dilakukan jika ada periksa
ulang dari trimester I dan II, tatalaksana kasus juga dilakukan jika hasil
pemeriksaan ada kasus risiko serta KIE tentang KB dan persiapan persalinan.
Tujuannya untuk memantau kondisi ibu dan janin terutama untuk ibu
dengan riwayat risiko.
IT.01:“ ...pada hamil aterm yang saya periksa ya semuanya, hanya LILA tdk diukurlagi...yang penting adalah untuk mengecek kondisi ibu dan janin...”
IT.02:“...semua dari pelaksanaan 11T saya kerjakan, tapi karena LILA diukurhanya 1 kali di TM III tdk di ukur...tujuannya biar kondisi ibu dan janinterpantau, kedudukan janin, denyut jantung janin serta tekanan darah ibujuga penting untuk dipantau...”
IT.03:“...pasti dikerjakan semua, tapi periksa Lab, LILA tidak kerjakanlagi...tujuannya pastinya untuk memantau keadaan ibu dan janinnya, apalagiuntuk ibu dengan risiko...misalnya tekanan darah tinggi atau riwayat operasisebelumnya...”
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
6.3.2 Masalah dalam Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal
Setiap kegiatan atau pelaksanaan sudah tentu mempunyai kendala atau
masalah, sama halnya yang dirasakan oleh informan dalam melaksanakan 11T
dalam pelayanan antenatal.
Berikut ini hasil wawancara mendalam tentang masalah yang dirasakan
informan dalam pelaksanaan 11T :
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.22 Hasil Wawancara Mendalam tentang masalah dalam pelaksanaan 11T
Masalah dalam pelaksanaan 11T
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09
Saya tugasnyadi puskel,punya wilayahbinaan, punyaposyandubinaan, jadikami dipuskelpunya tugasrangkap
Kami dipuskel ada 4orang, yangharusbergantian keposyandu,terbagiantara tugasdalamgedung danluar gedung
Saya rasatenaga bidankurangkarena dipuskel kamijuga turun keposyandudankunjunganrumah
Saya tugasdipuskel,pasien kamiramai, ibuhamil aja 1hari bisasampai 20orang,sedangkankami harusturunkeposyandu,biasanyayang di KIAhanya tinggal2 orang
Saya dipuskel jugaturun keposyandudan haruskunjunganrumah
Saya dipuskel punyatugas ragkap,untukprogram,pelayananKIA, turunposyandudankunjunganrumah
Sayakebetulantugas dipuskel yangkunjunganpasiennyasedikit jadihanyamasalahsarana saja
KarenaPuskel kamitidak terlaluramai ibuhamil yangperiksa jadimasalahnyahanyasarana
Wilayahkerja puskelsaya kanluas, ibuhamil adajuga yg ancdi posyandu,pasti tidakbisa lengkappelaksanaannya
Kesimpulan Dari 9 informan mengatakan bahwa informan bertugas di Puskesmas Kelurahan, yang menjadi masalah dalam pelaksanaan
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
11T karena kurang tenaga
Sumber : Data primer
Tabel 6.23 Hasil Wawancara Mendalam Tentang Masalah dalam Pelaksanaan 11T
Masalah informan dalam pelaksanaan 11T
Informan
I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16
Saya tugas dipuskel,kunjungan ibuhamil dalam1hari antara 5 –8 orang, tidakmasaslah dg
Pasien saya dipuskel tidakterlalu banyak,kami berbagi adayang ke posyanduada yang di KIA
Saya bersamabidan lainnyabergantianturunposyandu jadipelayanan diKIA tidaksendiri
Masalah yangsaya rasakanhanya kurangsarana
Di puskeltempat sayabertugasmasalahnyahanya saranayang kurang
Di poskeskel inisaya sendiri,semua sayakerjakansendiri,kadang ibuhamil periksahamil di
Saya tugas diposkekel sendiri,turun keposyandu,kunjunganpasien umumdan hamil dlm 1hari sampai
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
tenaga posyandu dgkeadaan yangterbatas
antara 10sampai 15 orang,saya melayanipasien setelahpulang dariposyandu,
Kesimpulan Dari 7 informan mengatakan masalah dalam pelaksanaan 11T ada karena keterbatasan sarana, prasarana dantugas rangkap yang mereka kerjakan
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa sebagian besar
informan mengatakan masalah dalam pelaksanaan 11 dalam pelayanan antenatal
adalah tenaga bidan masih kurang, karena setiap bidan yang bertugas baik di
Puskesmas Kelurahan maupun Pos Kesehatan Kelurahn punay tugas rangkap.
Berikut hasil diskusi group terarah dengan informan yang bertugas di
Puskesmas induk :
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.24 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Masalah Dalam Pelaksanaan 11T dalamPelayanan Antenatal
Masalah dalam pelaksanaan 11T
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06
Saya tugas diinduk, kami disinimelayani ibuhamil yangperiksa 1 hari 10– 15 orangkadang kalauramai sampai 20orang...
di induk bidanyang bertugasdibagi perruangan, untukdi KIA 2 orang,ibu hamilkadang sampai20 orang,banyak ibuhamil kadangtidak sabarnunggu giliran,karena 11T itulama jugapelaksanaannya
Kadang kalauibu hamil ramai,11T nya tidakbisa lama-lamakarena kasihanibu hamilnyalama nunggu,karena di KIAhanya 2 orang,..
Kalau adaprogram kamiharuskelapangan,yang di KIAhanya sendiri,ibu hamilramai...11Ttidak sempurna
Ibu hamilkadang tidaksabar kalaupelayanan agaklama, merekatidak fokusdengan yg kitajelaskan....
Selain ruanganyang sempit yanglainnya tidaklainnya tidakbegitubermasalah
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Kesimpulan Dari 6 informan menyatakan bahwa masalah dalam pelaksanaan 11T karena kunjungan ibuhamil yang ramai, pelaksanaan 11T agak lama dan bidan yang bertugas terbagi di beberaparuangan.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari hasil diskusi group terarah diketahui bahwa masalah yang dihadapi
informan yaitu jumlah kunjungan ibu hamil ramai dan bidan yang bertugas terbagi
pada masing-masing ruangan pelayanan yang lain, karena pelaksanaan 11T agak
lama sehingga ibu hamil tidak sabar menunggu giliran pemeriksaan.
Berikut hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi :
Dari hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi, dapat
diketahui masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan 11T yaitu tenaga yang
terbatas dalam memberikan pelayanan antenatal.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesma Singkawang tengah dan informan
triangulasi tentang masalah yang dihadapi informan dalam pelaksanaan 11T
adalah kurangnya tenaga bidan untuk pelayanan di ruangan KIA.
6.3 Komponen Output
6.4.1 Kepatuhan Bidan Melaksanakan 11T dalam Pelayanan Antenatal
a. Bagian dari 11T yang selalu dilaksanakan
Kepatuhan dalam melaksanakan 11T dapat dilihat pada saat bidan
memberikan pelayanan antenatal. Berikut petikan dari wawancara
mendalam:
IT.01:“ ...karena saya bertugas di Puskemas, masalah yang saya rasakan hanyaruangan periksa yang masih gabung dengan pasien lain...”
IT.02:“...masalah yang saya rasakan hanya terbatasan sarana...yang kayaknya udahlengkap...”
IT.03:...masalah lainnya tidak ada sih...hanya tenaga yang saya rasakan kurang ...”
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.25 Hasil Wawancara Mendalam tentang Kepatuhan Bidan
Bagian mana dari 11T yang selalu di kerjakan
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09
Yang selalusaya kerjakanpastinyatimbang beratbadan, ukurtekan darah,ukur tinggifundus uteri,djj kalau TM IIdan III, yanglain selalausaya periksa,hanya seringlupa ukurLILA, apalagikalau pitanyandak keliatan
Semuanyapasti selalaudikerjakan,karenasemuanyapenting,hanya ygtidakdilakukan jikaalatnya ndakada atauhabis...
Saya periksasemua, lihatusiakehamilanibu waktuperiksa, yangseringterlupakanbiasanyaukur lila danKIE tidaksemuanya...
Biasanyasayasesuaikandengankehamilanibu,semuanyadiperiksa...tapi kalau ibuhamil ramaiperiksakadang adayang ndaksaya periksamisanya ukurlila dan KIEhanya yangpenting aja
Yang lainsaya periksasemuanya,tapi yangseringkelewatanukur lila danKIE karenaagak lamajadi kadangibu hamilndak betahlama-lama
Selaludiperiksa,lihat usiakehamilanibu dan lihatalatnya adaatau tidak...
Kalau alat-alatnyalengkapndak jadimasalahsemuanyasaya periksa,tapi inikantergantungpersediaanyang lainjuga....
ANC inikanbukan hanyabidannya,tapitergantungjuga denganalat yanglain....kalausaya sihsemua mausayalakukan....
Kalau saatANCsemuanyadilakukankadangalatnya yangndaklengkap...otomatisbesoknyakita suruhibu hamil keinduk untukperiksa....
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
makin lupa... karena jadilamapelayanannya
Kesimpulan Dari 9 informan mengatakan bahwa semua poin dalam 11T tersebut diperiksa, hanya yang sering terlupakan ukur LILA sertauntuk poin lainya tergantung ketersediaan sarana menunjang pelayanan antenatal.
Sumber : Data primer
Tabel 6.26 Hasil Wawancara Tentang Kepatuhan Petugas
Bagian mana dari 11T yang selalau dilaksanakan
Informan
I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Semuanya sayalakukan karenapentingsemuanyapenting....kalaupasien ramai diKIA kadangKIEnya yangsering ndak lama
Saya periksasemaunya...hanya lihat ibu periksapada TM berapa,saya sesuaikandengan usiakehamilasn ibusaat datangperiksa.....
Diperiksasemaunya.Tergantungumur hamil ibuwaktu periksahanya kadangkalau pasienramai KIEnyayang tidakmaksimal...
Saya periksakalau lihat umurkehamilan ibu,tapi intinyasemuanyadiperiksa...
Diperiksasemuanya....Cuma kalau di KIAsaya tugassendiri KIEnyayang tidaklama...
Di poskeskelkan tidaklengkap, yangbisa sayaperiksa tapiyang tidak adasaya rujuk keinduk...
Kalau sayamaunya semuasaya periksa, tapikarena sayatugas diPoskeskel sayasesuaikandengan kondisiyang ada,periksa lain sayarujuk ibu keinduk...
Kesimpulan Dari 7 informan mengatakan bahwa semaunya dilaksanakan hanya tergantung ketersediaan sarana danprasarana pendukung dan ketersediaan tenaga yang cukup.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Dari hasil wawancara mendalam dapat diketahui bahwa semua poin dalam
11T dilaksanakan, hanya tergantung ketersedian sarana dan prasarana yag
menunjang pelaksanaan 11T dalam pelayana antenatal.
Berikut hasil diskusi group terarah :
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.27 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Kepatuhan Bidan
Bagian mana dari 11T yang selalu dilaksanakan
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06
Semua sayakerjakan tapitergantung usiakehamilan ibuwaktu datangperiksa...yanglupa biasanyalila....
Karena di induksarana lengkapjadi semaunyabisadilaksanakan,tapi kalau ibuhamil ramaiKIEnya yangtidakmaksimal...
Semaunya sayaperiksa...kadangkalau ibu hamilramai jadi ndakfokus denganKIEnya....
Dilaksanakansemuanya, tapikalau dinas diKIA sendiri, ibuhamil ramai jadindak bisasemuanyadikerjakan, lilayang seringlupa...
Saya periksasemuanya,hanyatergantung ibuhamilperiksanyaramai atautidak, yangsering lupalila...dan KIEnyatidaksemuanya...
Di induk saranalengkap, hanyaruangan yangsempit jadi kalaupasien ramaiperiksanya buru-buru, kadang adayangterlewatkan...
Kesimpulan Dari 6 informan mengatakan bahwa semua dari poin 11T dilaksanakan hanya tergantungsituasi pada saat memberikan pelayanan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil diskusi group terarah dapat diketahui bahwa semua poin
dalam 11T dilaksanakan, tapi ada beberapa poin yang pelaksanaanya belum
maksimal diantaranya lupa ukur lingkar lengan atas dan KIE yang semuanya
dilakukan.
Berikut hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi:
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi
dapat diketahui bahwa poin dalam 11T pada dasarnya semua dilaksanakan hanya
ada beberapa poin yang sering terlupakan atau tidak sempurna waktu
dilaksanakan.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi tentang kepatuhan bidan dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan
antenatal yaitu bagian dari 11T yang selalu dilaksanakan adalah timbang berat
badan, ukur tekanan darah, tentukan tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin,
imunisasi TT, beri tablet Fe, hitung denyut jantung janin, periksa darah rutin.
b. Bagian dari 11T yang jarang dilakukan
Kepatuhan bidan dalam melaksanakan 11T dilihat dari poin yang
dikerjakan pada saat memberikan pelayanan antenatal. Berikut wawancara
mendalam:
IT.01:“ ...yang lain saya kerjakan hanya yang sering lupa ukur lila, apalagi kalaupitanya ndak nampak..hanya kalau ibu hamilnya ramai jadi tidak KIEnyandak bisa lama...”
IT.02:...saya lakukan sesuai dengan usia hamil ibu waktu datang, yang sering lupalila dan KIE ndak sempurna...”
IT.03:...dilakukan semuanya..tapi kadang ada aja yang lupa..yang sering lila danKIEnya sebentar....”
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.28 Hasil Wawancara Mendalam tentang Kepatuhan Bidan
Bagian dari 11T yang jarang dilakukan
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09
Yang jarangsaya lakukanhanya ukurlila aja sih...
Biasanyayang jarangsaya lakukanlila...
Saya seringlupa ukurlila, ndakselalu juga...
Yang jarangukur lila...
Ukur lilayang jarangsayalakukan, KIEjuga adayang tidakseringdilakukan....
Saya kerjakansemuanya,yang jarangkalau alatnyatidak adasepertilaboratoriumpasti jarangdilakukan...
Kalaualatnya adapastidilakukan,tapi karenalaboratoriumnya ndaklengkap jadindakdilakukan...
Yang jarangsaya lakukanukur lila danperiksadarah....
Lila yangjarang sayaukur....
Kesimpulan Dari 9 informan mengatakan bahwa yang jarang dilakukan ukur lingkar lengan atas
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.29 Hasil Wawancara Tentang Kepatuhan Petugas
Bagian dari 11T yang jarang dilaksanakan
Informan
I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16
Ndak ada yangjarang sayalakukan....
Kayaknya ndakada yang jarangsaya kerjaskan...
Semua sayaperiksa, jarangyang tidak...
Ndak yangjarangsih...semuaselalaudilakukan...
Semua sayakerjakan...
Jarang sayalakukankarena saranatidak ada...
Ukur lila...
Kesimpulan Dari 7 informan sebagian besar tidak ada yang jarang dilakukan, sebagian kecil yang mengatakan yang jarangdilakukan ukur lingkar lengan atas.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Berdasarksan hasil wawancara mendalam tentang pelaksanaan 11T yang
jarang dilakukan dalam pelayanan antenatal, hanya sebagian kecil yang
mengatakan ukur lingkar lengan atas yang jarang dilakukan.
Berikut diskusi group terarah informan triangulasi:
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.30 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Kepatuhan Bidan
Bagian dari 11T yang jarang dilaksanakan
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06
Ndak ada yangjarang....hanyalila yang lupa tapindak jarang...
Kalau saya ndakada yang jaranghanya kadanglupa aja....
Ndak ada yangjarang...
Ndak ada yangjarang sayakerjkan....
Ndak ada yangjarang....
Ndak ada yangjarang....
Kesimpulan Dari 6 informan mengatakan tidak ada yang jarang dilakukan, semua selalu dilakukan.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil diskusi group terarah dapat diketahui bahwa tidak ada
yang jarang dilakukan dalam pelayanan antenatal.
Berikut hasil diskusi group terarah :
Hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi diketahui bahwa
tidak ada dari pelaksanaan 11T yang jarang dilakukan.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi tentang bagian fari 11T yang jarang dilakukan yaitu ada sebagian besar
informan yang mengatakan tidak dari 11T yang jarang dilakukan, sedang sebagian
lagi informan mengatakan yang jarang dilakukan jika ada alat yang dibutuhkan
habis atau rusak.
c. Bagian dari 11T yang tidak pernah dilakukan
Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal sangat tergantung dari
ketersedian sarana penunjang, antara lain adanya ketersediaan alat audiotorik
untuk meningkatkan kemampuan intelegensia pada janin yang merupakan salah
satu item dalam KIE fektif.
Berikut wawancara mendalam dengan informan:
IT.01:“ ...kayaknya ndak ada yang jarang saya lakukan...”
IT.02:...semuanya selalu saya lakukan...ndak ada yang jarang...”
IT.03:...ndak ada yang jarang..semua selalu saya lakukan....”
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.31 Hasil Wawancara Mendalam tentang Kepatuhan Bidan
Bagian dari 11T yang tidak pernah dilakukan
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06 I.07 I.08 I.09
yang tidakpernah sayalakukan yaitupada KIE itukanmennggunakan alat, disinindak adaalatnya.....
Di KIE itu adaalat untukperangsangotak, ndakada alatnyalagi pulaperlu waktulama...
Ya...yangalatya ndakya..ndakpernahdilakukan...
Yang sayatau di KIE ituada alat yangharus kitagunakan,ndak adaya...ndakdikerjakan...
Setau sayaada alatyang kitatidakpunya...yatidakdikerjakan...
Alat yangmudah ajandak tersediaapalagi yanglainnya...yandakdikerjakanlah.....
Tunggualatnya adatrus bidandilatih dulubaru bisadilaksanakan
Ada bagiandari KIE yangndak pernahsayakerjakan.......
KIE efektifyang bagianterakhir ygndak pernahdikerjakan....
Kesimpulan Dari 9 informan mengatakan yang tidak pernah dikerjakan yaitu pelaksanaan barain booster pada KIE efektif
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.32 Hasil Wawancara Tentang Kepatuhan Petugas
Bagian dari 11T yang tidak pernah dilaksanakan
Informan
I.10 I.11 I.12 I.13 I.14 I.15 I.16
Di Puskesmasbelum ada alatuntukmerangsangotak, jadi ndakpernahdikerjakan....
Lihat alatnya jugandak pernah,ya...ndak pernahdilakukan.....
Belum adaalatnya yatidakdikerjakan....
Ndak taualatnya sepertiapa....ndakdilakukan lah....
Di KIE itu kanada bagianyang untukmerangsangotak...itu yangndak pernahsaya lakukan....
KIE efektifkanmemakanwaktulama...adabagiantertentu yangndak pernahsaya lakukan
KIE yang tidakada alatnya ndaksaya lakukan...
Kesimpulan Dari 7 informan mengatakan yang tidak pernah dilakukan yaitu pada bagian KIE yang membutuhkan alatkhusus tidak pernah dilakukan.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil dari wawancara mendalam dengan informan diketahui
bahwa yang tidak pernah dilakukan bagian terakhir dari KIE efektif yaitu harus
menggunakan alat untuk merangsang intelegensia pada janin.
Berikut hasil diskusi group terarah:
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel 6.33 Hasil Diskusi Group Terarah tentang Kepatuhan Bidan
Bagian dari 11T yang tidak pernah dilaksanakan
Informan
I.01 I.02 I.03 I.04 I.05 I.06
KIE efektif adabagian yangalatnya ndak ada,itu yang ndakpernah sayakerjakan.....
Kalau alatnyaada sih pastisayakerjakan..karena ndak ada yandakdikerjakan...
Alat untukmerangsangintelegensi yangbelum ada jaditidakdikerjakan....
Saya aja barudengar tentangalat itu, itu yangndak pernahsaya lakukan...
KIE efektif lamakalau dikerjakansemuanya, tapiyang ndakpernah hanyabagianterakhirnya....
Bagian akhir dariKIE itukan adaalat untukmerangsangotak, alatnyandak ada ndakpernah juga sayalakukan...
Kesimpulan Dari 6 informan FGD mengatakan tidak pernah melakukan yaitu bagian akhir dari KIE efektifyang menggunakan alat khusus karena tidak tersedia di Puskesmas.
Sumber : Data primer
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil diskusi group terarah diketahui bahwa pada KIE efektif
pada bagian yang harus mengunakan alat khusus, bagian tersebut yang tidak
pernah dilakukan oleh informan.
Berikut petikan wawancara mendalam dengan informan triangulasi:
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan triangulasi
diketahui bahwa semua informan mengatakan yang tidak pernah melakukan yaitu
kegiatan untuk merangsang intelegensia pada janin.
Kesimpulan dari hasil wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dengan informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi tentang bagian yang tidak pernah dilakukan pada pelaksanaan 11T
adalah pada poin KIE efektif ada tindakan yang menggunakan alat untuk
merangsang intelegensia janin dengan alat auditori. Alat yang digunakan untuk
saat ini memang belum tersedia di Puskesmas Singkawang Tengah.
IT.01:“ ...di KIE efektif itu yang ndak pernah saya lakukan yang menggunakanalat ...”
IT.02:... yang ndak pernah saya lakukan yaitu di KIE itu yang menggunakanalat ...”
IT.03:...kalau alatnyan ndak ada ya ndak bisa saya lakukan, apalagi itubelum disosialisasikan.....”
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
6.4.2 Cakupan Pelayanan Antenatal
Kunjungan ibu hamil di Puskesmas dilihat dari laporan bulanan PWS
KIA. Dari telaah dokumen dapat diketahui bahwa cakupan kunjungan ibu hamil
ke Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2010 untuk cakupan kunjungan K1
sebanyak 100% (target SPM 100%) , dan K4 sebanyak 100% ( target 95%),
untuk cakupan kunjungan K1 sebanyak 100% (target SPM 100%), K4 sebanyak
90,2% (target SPM 95%).
Kesimpulan dari hasil telaah dokumen untuk cakupan kunjungan ibu hamil
ke Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2011 untuk kunjungan K4 mengalami
penurunan sebanyak 4,8%.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 7PEMBAHASAN
7.1 Keterbatasan Penelitian
Dalam proses penyelesaian penelitian ini, ada beberapa hambatan dan
keterbatasan penelitian yang ditemui dalam melakukan pengumpulan data.
Hambatan dan keterbatasan penelitian yang ditemui yaitu:
1. Pada saat melakukan wawancara mendalam dan diskusi group terarah dengan
jumlah informan sebanyak 22 orang dan 3 informan triangulasi, kesulitan
yang dirasakan yaitu bidan sebagai informan merasa diuji dengan pertanyaan
yang diajukan, ada sebagian bidan yang sedang menjalani pendidikan D3 dan
bidan dengan jumlah kunjungan pasien yang ramai serta bidan yang
mempunyai wilayah binaan. Wawancara mendalam dan diskusi group terarah
dilakukan setelah bidan melakukan pelayanan di ruang KIA, setelah kegiatan
posyandu dan diantara jadwal kuliah.
2. Pengumpulan data melalui teknik wawancara mendalam dengan
menggunakan pedoman wawancara mendalam terdiri dari beberapa item
pertanyaan, membutuhkan waktu lama, sehingga kemungkinan subjektifitas
jawaban cukup besar dan membuat informan jenuh. Antisipasi jawaban ini
adalah dengan cara croschek dengan triangulasi dan pengamatan terhadap
bidan dalam pelaksana pelayanan antenatal dan sarana dan prasarana yang
ada di Puskesmas Induk, Puskesmas Kelurahan dan Poskeskel.
7.2 Input
7.2.1 Kompetensi Bidan dalam Pelayanan Antenatal
Seorang bidan harus memiliki kompetensi bidan yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melaksanakan praktik kebidanan
secara aman dan bertanggung jawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan
(Zulvadi, 2010). Kompetensi teknis menyangkut pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan.
98
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
a. Pelatihan tentang pelayanan antenatal
Pelatihan adalah salah satu bentuk proses pendidikan, melalui
pelatihan sasaran belajar akan memperoleh pengalaman yang akhirnya akan
menimbulkan perubahan perilaku mereka (Notoatmodjo, 1998). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Mariana (2004) bahwa ada hubungan yang bermakna
antara pelatihan yang diperoleh dengan kualitas pelayanan antenatal yang
diberikan. Hasil penelitian Wariyah (2001) di Karawang juga menemukan
adanya hubungan antara pelatihan dengan kepatuhan bidan terhadap standar
pelayanan antenatal.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 22 orang
informan, yang pernah pelatihan tentang pelayanan antenatal hanya 2 orang,
itupun sudah lama berlangsung dan sampai sekarang belum pernah ada
penyelenggaraan pelatihan tentang pelayanan antenatal. Dari 22 orang
informan, yang berpendidikan D1 sebanyak 9 orang dengan masa kerja lebih
dari 10 – 35 tahun, dan informan yang berpendidikan D3 sebanyak 5 orang, D4
1 orang dan yang sedang menjalani pendidikan D3 sebanyak 7 orang.
Kompetensi teknis menyangkut pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan. Kompetensi teknis
berhubungan dengan bagaimana pemberi layanan kesehatan mengikuti standar
pelayanan kesehatan yang telah ada. Tidak dipenuhinya kompetensi teknis
dapat mengakibatkan berbagai hal, mulai dari penyimpangan kecil terhadap
standar layanan kesehatan, sampai kepada kesalahan fatal yang dapat
menurunkan mutu layanan kesehatan dan membahayakan jiwa pasien.
Pelatihan pelayanan antenatal bagi bidan akan mampu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan antenatal.
Pelatihan pelayanan antenatal diharapkan bidan akan mampu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilanya dalam memberikan pelayanan
antenatal. Pelatihan pelayanan antenatal penting dilaksanakan untuk
meningkatkan kompetensi bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, khususnya pada ibu hamil.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Menurut Siagian (1998) dalam Sulistyarini (2008) menyatakan bahwa
pelatihan adalah proses belajar dengan menggunakan teknik dan metode
tertentu. Secara konsepsional dapat dikatakan bahwa latihan yang dimaksud
untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan seseorang atau kelompok
orang. Biasanya sasarannya adalah seseorang atau sekelompok orang yang
sudah bekerja pada suatu organisasi yang efisiensi, afektivitas dan
produktivitas kerjanya dirasakan perlu untuk dapat ditingkatkan secara terarah.
b. Pengetahuan Informan tentang Standar Pelayanan Antenatal
Melihat sejauh mana pengetahuan bidan tentang standar pelayanan
antenatal, dapat diketahui bahwa sebagian besar informan mengetahui standar
pelayanan antenatal. Standar merupakan sarana penunjang yang sangat penting
artinya sebagai salah satu alat yang efektif dan efisien guna menggerakan
kegiatan pelayanan dalam meningkatkan mutu pelayanan (Wijono, 1996).
Menurut Al-assaf (2009), standar menyatakan apa yang kita harapkan
terjadi dalam perjalanan kita untuk mencapai layanan kesehatan yang bermutu
tinggi. Standar membuat tempat pelayanan kesehatan dapat mengukur mutu
pelayanan yang diberilkan.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dapat disimpulkan bahwa
sebenarnya bidan sudah melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar
walaupun belum sempurna karena ada beberapa bagian dari 11T yang
pelaksanaannya cukup memakan waktu sehingga ibu hamil yang datang ke
Puskesmas akan menunggu lebih lama lagi, pada hal aplikasi program jaminan
mutu yang sekarang sedang dijalankan adalah dalam bentuk penerapan standar
dan prosedur tetap pelayanan. Menurut Azwar (1996), suatu program
kesehatan dianggap baik, jika kualitas pelayanan telah sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian, bidan memiliki pengetahuan yang cukup
untuk melaksanakan pelayanan antenatal sesuai standar terutama untuk bidan
dengan latar belakang pendidikan D1 dengan masa kerja lebih dari 20 tahun.
Hasil penelitian Mariana (2004) mengatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan bidan dan kualitas pelayanan antenatal yang
diberikan. Hasil ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Bloom (1908)
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
dalam Mariana (2004) bahwa salah satu domain utama perilaku adalah
pengetahuan sehingga dengan yang baik, besar kemungkinan dapat
mempengaruhi seseorang dalam bertindak atau berperilaku.
7.2.2 Sarana dan Prasarana yang Mendukung dalam Pelayanan Antenatal
a. Ketersedian sarana
Ketersediaan sarana yang cukup sangat mendukung dalam pelaksanaan
pelayanan antental. Lingkungan dan fasilitas serta alat merupakan faktor yang
mendukung dalam melaksanakan kegiatan atau tindakan dan keberhasilan
program yang akan dilaksanakan.
Keberadaan sarana yang ada di Puskesmas Singkawang Tengah dalam
pelaksanaan 11T belum semua tersedia, terutama untuk beberapa Puskesmas
Kelurahan dan Poskeskel, terutama sarana penunjang seperti laboratorium.
Kekurangan sarana di beberapa tempat pelayanan disikapi dengan
menyediakan sarana yang dibutuhkan dengan mengajukan ke Dinas Kesehatan
bila Puskesmas tidak bisa atau sanggup mengadakan sendiri. Padahal menurut
Azwar (1994) dalam Mariana (2004) bahwa sarana (alat) adalah merupakan
salah satu unsur untuk mencapai pelayanan yang bermutu.
Menurut Dhiah Farida Ariyanti (2010) dalam penelitiannya tentang
kualitas pelayanan antenatal oleh bidan di Puskesmas di Kabupaten
Purbalingga menyatakan bahwa untuk Puskesmas yang mempunyai sarana dan
prasarana yang sudah lengkap dan sesuai standar, tidak ada alasan bagi bidan
untuk tidak melakukan pelayanan antenatal yang berkualitas.
Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal memang membutuhkan
ketersediaan sarana dan prasaran yang lengkap. Dalam buku Pedoman
Pelayanan Antenatal terpadu Kemenkes RI (2010) 11 item dalam pelayanan
antenatal tersebut membutuhkan alat seperti Dopler, tensimeter, timbangan,
pita ukur LILA, vaksin TT, tablet tambah darah serta kelengkapan alat dan
petugas laboratorium seperti reagen untuk pemeriksaan Hb, golongan darah,
malaria, gula darah, urin protein, tes sifilis, pemeriksaan HIV dan pemeriksaan
BTA.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
b. Ketersedian prasarana
Lingkungan dan fasilitas merupakan faktor pendukung dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan antenatal. Prasarana meliputi ruangan
pemeriksaan ibu hamil yang memenuhi standar kesehatan yaitu tersedia air
bersih yang mengalir, pencahayaan dan ventilasi yang cukup, serta luas
sehingga bidan yang memberikan pelayanan leluasa dalam bekerja.
Prasarana yang tersedia di Puskesmas Singkawang Tengah hampir semua
sudah ada, untuk 6 Puskesmas Kelurahan sudah mempunyai prasarana
mendukung untuk pelayanan antenatal, hanya untuk Poskeskel yang masih
menumpang di Kantor Kelurahan. Ketersediaan prasarana untuk Poskel perlu
keterlibatan pihak lain selain Puskesmas misalnya aparat kelurahan tempat
bidan sehari-hari bertugas.
Kesimpulan dari hasil wawancara bahwa keberhasilan suatu kegiatan atau
program sangat tergantung dari ketersedian sarana dan prasarana penunjang.
7.3 Proses
7.3.1 Pelaksanaan 11T dalam Pelayanan Antenatal
Pemeriksaan kehamilan menurut DepKes RI, (2005) yaitu pelayanan
kesehatan oleh tenaga profesional(dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama
kehamilannya.Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, bidan harus memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar. Sedang tujuan pemeriksaan
kehamilan adalah menjaga agar ibu sehat selama kahamilan, persalinan dan nifas,
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-
risiko kehamilan dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap
kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas ibu dan perinatal (DepKes
RI, 2005). Berdasarkan hasil wawancara dengan 22 informan tentang poin-poin
dalam 11T yang dilaksanakan bidan dalam pelayanan antenatal, yaitu:
- Timbang Berat Badan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua ibu hamil dengan
kunjungan pelayanan antenatal dilakukan timbang berat badan. Menimbang
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
badan berat merupakan langkah awal pada saat bidan memberikan pelayanan
antenatal kepada ibu hamil. Penimbangan berat badan pada setiap kali
kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan janin. Ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal harus
ditimbang berat badannya. Penimbangan berat badan dilakukan untuk melihat
kenaikan berat badan ibu selama kehamilan serta untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan pada janin (Kemenkes RI, 2010).
Menurut Salmah (2006) dalam penelitian Riris Situmeang penambahan
berat badan per trimester lebih penting daripada penambahan berat badan
keseluruhan. Penambahan berat badan yang kurang selama kehamilan
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin atau jika penambahan berat
badan yang berlebihan juga ada gangguan pada pertumbuhan janin.
- Ukur lingkar lengan atas (LILA)
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengukuran LILA dilakukan
pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis
(KEK). Kurang Energi Kronis adalah ibu hamil yang mengalami kekurangan
gizi dan telah berlangsung lama (Kemenkes RI, 2010).
- Ukur Tekanan Darah
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengukuran tekanan darah
pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya
hipertensi pada kehamilan dan preeklamsi hipertensi yang disertai edema
wajah dan atau tungkai bawah atau proteinuria (Kemenkes RI, 2010).
Menurut Salmah (2006) dalam penelitian Riris Situmeang, tekanan darah
yang adekuat diperlukan untuk mempertahankan fungsi plasenta, tapi jika
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada awal
kehamilan mengindikasikan petensi hipertensi dan ibu hamil membutuhkan
pemantauan ketat selama masa kehamilan. Pengukuran tekanan darah pada
setiap kali kunjungan antenatal dan dilakukan untuk mendeteksi adanya
hipertensi pada kehamilan dan preeklamsi.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
- Ukur Tinggi Fundus Uteri
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengukuran tinggi fundus
uteri pada setiap kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan, jika tinggi fundus
uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah
kehamilan 24 minggu (Kemenkes RI, 2010).
- Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hitung denyut jantung janin
dilakukan pada akhir semester 1 dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari
160/menit menunjukkan gawat janin (Kemenkes RI, 2010). Denyut jantung
janin normal antara 120 – 160 /menit. Jika kurang dari 120/menit artinya
denyut jantung jantung lambat dan jika lebih dari 160/menit berarti denyut
jantung janin cepat.
- Menentukan Presentasi Janin
Berdasarkan hasil penelitian menetukan presentasi janin dilakukan akhir
semester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antental. Jika pada trimester
III bagian bawah janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak,
panggul sempit atau masalah lain (Kemenkes RI, 2010).
- Beri Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Berdasarkan hasil penelitian imunisasi tetantus toksoid diberikan sesuai
dengan status imunisasi ibu, yang berguna untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum, ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT. Pemberian imunisasi
TT disesuaikan dengan status imunisasi ibu (Kemenkes RI, 2010).
- Beri Tablet Tambah Darah (Tablet Besi)
Berdasarkan hasil penelitian tablet besi diberikan pada ibu hamil dari
trimester 1 yang bertujuan untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil
harus mendapatkan tablet besi minimal 90 tablet yang diberikan sejak kontak
pertama (Kemenkes RI, 2010). Menurut Achsin (2003) dalam penelitian Riris
Situmeang mengatakan bahwa tanpa persedian zat besi yang cukup, ibu dapat
mengalami anemia.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
- Periksa Laboratorium Rutin
Berdasarkan hasil penelitian periksa laboratorium rutin dan khusus
dilakukan pada trimester pertama, dan dilanjut ke trimester II dan III jika pada
pemeriksaan awal ditemukan ada paktor risiko pada kehamilan. Pemeriksaan
dilakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil kondisi kesehatan ibu hamil dan
sebagai skrining kasus risiko tinggi (Kemenkes RI, 2010). Dalam hal ini bidan
dituntut mampu mendeteksi keadaan ibu hamil yang dicurigai mengalami
masalah kesehatan,jangan menunggu sampai ada kasus. Pemeriksaan
laboratorium dapat dilaksanakan jika ada ketersedian petugas, sarana dan
ruangan khusus untuk pemeriksaan.
- Tatalaksana Kasus
Berdasarkan hasil penelitian, tatalaksana kasus dilakukan pada trimester I,
dan bisa berlajut jika ibu hamil mempunyai risiko lain pada kehamilannya
berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil periksa laboratorium.
Tatalaksana kasus dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil
pemeriksaan laboratorium. Setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil
harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan (Kemenkes RI,
2010). Untuk kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem
rujukan. Dalam hal ini informan memahami betul tindakan apa yang harus
dilakukan jika menemukan kasus pada ibu hamil.
Semua informan mengatakan kasus risiko tinggi yang ditemukan pada
setiap pelayanan antenatal selalu ditindak lanjuti sesuai dengan sistem rujukan
yang ada.
- KIE Efektif
Berdasarkan hasil penelitian KIE dilakukan pada kunjungan ibu trimester I
dan dilakukan pada tirmester III. Komunikasi informasi dan edukasi
merupakan suatu strategi dan metode pendidikan kesehatan dengan
meningkatkan hubungan saling percaya dengan ibu hamil sehingga dapat
membantu perubahan perilaku ke arah yang positif.
Tujuan utama dari komunikasi yang dilakukan adalah untuk perubahan
perilaku kesehatan masyarakat dan selanjutnya masyarakat yang sehat tersebut
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
akan berpengaruh kepada meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
(Notoatmodjo, 2007).
Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya atau kegiatan untuk
menciptakan perilaku ibu yang kondusif untuk kesehatannya. Artinya
pendidikan kesehatan berupaya agar ibu menyadari atau mengetahui
bagaimana cara memelihara kesehatannya. Kesehatan bukan hanya untuk
diketahui atau disadari dan disikapi, melainkan harus dikerjakan / dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari.
KIE dilakukan pada setiap kunjungan ibu ke pelayanan kesehatan untuk
memeriksakan kehamilannya. KIE efektif meliputi: kesehatan ibu, perilaku
hidup bersih dan sehat, peran suami dan keluarga dalam kehamilan, tanda
bahaya pada kehamilan, asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular,
konseling dan tes HIV, inisiasi menyusu dini dan ASI ekslusif, KB pasca salin,
imunisasi dan peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Kemenkes
RI, 2010).
KIE efektif yang dilakukan pada setiap kunjungan antenatal merupakan
poin terakhir dari pelaksanaan 11T. Dalam pelaksanaannya membutuhkan
waktu yang agak lama. Efektif tidaknya pelaksanaan KIE tergantung dari
kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia di Puskesmas, seperti jumlah
pasien yang banyak, sarana laboratorium, ruangan tempat pelayanan yang
nyaman, luas dan pencahayaan yang cukup. Karena KIE sama halnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dhiah Farida Ariyanti (2010) tentang Kualitas
Pelayanan Antenatal di Kabupaten Purbalingga, bahwa ada beberapa item
dalam KIE yang tidak dilakukan karena jumlah pasien yang banyak.
a. Pelaksanaan 11T yang lebih difokuskan pada trimester I
Menurut Pedoman Pelayanan Antenatal terpadu (Kemenkes RI, 2010),
bahwa item yang ada di dalam pelaksanaan 11T dilakukan sesuai dengan usia
kehamilan ibu pada saat pelayanan antenatal.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan 11T pada
kehamilan trimester I adalah periksa timbang berat badan, ukur tekanan darah,
ukur lingkar lengan atas (LILA), beri imunisasi tetanus toksoid (TT), beri
tablet tambah darah, periksa laboratorium (rutin dan khusus), dan KIE efektif
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
sedangkan untuk tatalaksana kasus dilakukan bila pada hasil pelayanan
antenatal dan pada hasil pemeriksaan darah terdapat kasus risiko pada
kehamilan. Tujuannya adalah untuk melakukan deteksi risiko secara dini pada
ibu, serta kasus risiko yang ditemukan dapat mendapatkan tindakan
secepatnya. Menurut Kemenkes RI (2010), yang difokuskan pada trimester I
adalah timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas, ukur tekanan
darah,ukur tinggi fundus uteri, dengar denyut jantung janin, beri imunisasi TT,
beri tablet Fe, periksa laboratorium rutin (khusus atas indikasi),dan KIE
dilakukan setiap kali kunjungan dan atas indikasi.
b. Pelaksanaan 11T yang Lebih Difokuskan pada Kehamilan Trimester II
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan yang lebih
difokuskan pada kehamilan trimester II adalah dengar denyut jantung janin,
ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin, KIE efektif. Tujuannya
untuk memastikan usia kehamilan dengan hasil pemeriksaan dan dengan
hitungan hari pertama haid terakhir (HPHT) serta untuk memastikan letak
janin. Menurut Kemenkes RI (2010), ukur tinggi badan, ukur lingkar lengan
atas, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, dengar denyut jantung janin,
beri imunisasi TT, beri tablet Fe, tentukan presentasi janin, periksa
laboratorium rutin (khusus atas indikasi),dan KIE dilakukan setiap kali
kunjungan dan atas indikasi.
c. Pelaksanaan 11T yang Lebih Difokuskan pada Kehamilan Trimester III
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan yang lebih difokuskan
pada kehamilan trimester III adalah timbang berat badan, ukur tekanan darah,
ukur tinggi fundus uteri, hitung denyut jantung janin, tentukan presentasi janin,
tablet besi diberikan bila ibu dengan kasus anemia, periksa laboratorium
dilakukan jika ada periksa ulang dari trimester I dan II, tatalaksanakan juga
dilakukan jika hasil pemeriksaan ada kasus risiko dan KIE tentang KB dan
persiapan persalinan. Menurut Kemenkes RI (2010), timbang berat badan, ukur
tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, dengar denyut jantung janin, tentukan
presentasi janin, periksa laboratorium jika ada indikasi, KIE.
Tujuannya untuk memantau kondisi ibu dan janin terutama untuk ibu
dengan riwayat risiko.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
7.3.2 Masalah dalam melaksanakan 11T dalam Pelayanan Antenatal
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masalah yang dihadapi
oleh informan di Puskesmas Singkawang Tengah dalam pelaksanaan 11T
diantaranya adalah keterbatasan tenaga yang memberikan pelayanan terutama
tenaga bidan, baik yang bertugas di Puskesmas Induk maupun yang bertugas di
Puskesmas Kelurahan dan Pos Kesehatan Kelurahan. Sebagian besar informan
mengatakan bahwa bidan yang terlibat didalam pelayanan di Puskesmas
menpunyai tugas rangkap seperti menjadi bendahara, penanggung jawab wilayah
dan sebagai pengelolah program.
Selain keterbatasan petugas bidan di Puskesmas Singkawang Tengah,
petugas lain yang terlibat didalam pelayanan antenatal adalah ketersediaan
petugas laboratorium. Tenaga laboratorium yang ada masih belum mencukupi bila
dilihat dari kunjungan pasien yang berobat ke Puskesmas, baik itu yang berobat di
Puskesmas induk maupun Puskesmas Kelurahan.
Kedua masalah tersebutlah yang paling dirasakan oleh semua informan yang
berpengaruh dalam melaksanakan 11T dalam pelayanan antenatal. Dalam Azwar
(1996), disebutkan bahwa pelayanan kesehatan dikatakan baik harus memenuhi
berbagai syarat pokok, diantaranya : tersedia dan berkesinambungan, dapat
diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau dan bermutu.
7.4 Output
7.4.1 Kepatuhan bidan terhadap pelaksanaan 11T
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua informan
dalam memberikan pelayanan antenatal belum sepenuhnya menggunakan dan
memanfaatkan standar pelayanan antenatal dengan maksimal. Kepatuhan
informan melaksanakan 11T dalam pelayanan antenatal dapat dilihat pada saat
peneliti melakukan observasi kepada informan ketika memberikan pelayanan
antenatal serta dari kesimpulan hasil wawancara mendalam. Dalam melaksanakan
11T bidan masih melihat jumlah kunjungan pasien dan saat melakukan pelayanan
ada beberapa dari poin 11T yang tidak dilaksanakan diantaranya: ukur LILA,
pemeriksaan laboratorium dan KIE.
Menurut Syafrudin (2009), operasional pelayanan antenatal yang tidak
memenuhi standar 11T tersebut belum dianggap suatu pelayanan antenatal.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Kepatuhan bidan dalam melaksanakan semua poin dalam 11T dalam pelayanan
antenatal sebenarnya sudah baik, hanya ada beberapa bagian yang sulit untuk
dilaksanakan karena tidak tersedianya sarana dan prasarana mendukung
pelaksanaan 11T.
a. Bagian dari 11T yang selalu dilaksanakan:
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bagian yang selalu
dilaksanakan pada pelaksanaan 11T adalah semua poin dalam 11T sudah
dilaksanakan seperti timbang berat badan, ukur tekanan darah, tablet fe, DJJ,
ukur tinggi fundus uteri, presentasi janin, ukur LILA, tatalaksana kasus dan KIE
efektif. Tatalaksana kasus laksanakan jika ada kasus yang ditemui dari hasil
pemeriksaan laboratorium maupun dari hasil pelayanan antenatal, periksa darah
rutin dilakukan, hanya untuk tempat pelayanan yang tersedia sarana
laboratoriumnya, jika tidak pasien dirujuk ke Puskesmas induk untuk
mendapatkan pemeriksaan darah rutin dan khusus. Pelaksanaan KIE efektif,
pelaksanaannya melihat dari jumlah pasien yang datang dan jumlah bidan yang
bertugas, karena membutuhkan waktu lama dengan 11 item yang harus
dilakukan konseling, informasi dan edukasi pada ibu hamil.
b. Bagian dari 11T yang jarang dilaksanakan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada dari poin 11T
yang jarang dilaksanankan. Secara keseluruhan semua poin dari 11T
dilaksanakan, hanya kadang-kadang lupa yaitu ukur lingkar lengan atas (LILA).
Pengukuran lingkar lengan atas di lakukan dengan menggunakan pita pengukur
(Kemenkes RI, 2010).
c. Bagian dari 11T yang tidak pernah dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa yang tidak pernah dilakukan
dari 11T dalam pelayanan antenatal adalah salah satu dari kegiatan dalam KIE
efektif. KIE yang dilakukan pada ibu hamil salah satunya tentang kegiatan Brain
Booster yaitu stimulasi pengungkit otak. Kegiatan Brain Booster terdiri dari
penjelasan tentang nutrisi bagi ibu hamil dan stimulasi auditori. Stimulasi yang
diberikan adalah stimulasi auditorik, yaitu kepada janin diperdengarkan musik
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
selama satu jam kira-kira pukul 20 sampai 21 melalui alat audio. Kegiatan ini
merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan ketersedian penunjang yang
lengkap sehingga tujuan dari kegiatan tersebut tercapai. Menurut Azwar (1994)
dalam Mariana (2004) bahwa sarana (alat) adalah merupakan salah satu unsur
untuk mencapai pelayanan yang bermutu.
7.4.2 Cakupan Kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan meningkat
Puskesmas sebagai tempat yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Menurut Muninjaya (2011), yang disebut pelanggan
pelayanan kesehatan adalah masyarakat, individu atau kelompok dan salah
satunya adalah ibu hamil. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan
yang dapat memuaskan setiap pasien dan diselenggarakan sesuai dengan kode etik
dan standar pelayanan profesi (Zulvadi, 2010). Tujuan akhirnya adalah pelayanan
antenatal yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan pasien yang dilayani
oleh bidan yaitu ibu hamil.
Kesimpulan dari hasil telaah dokumen untuk cakupan kunjungan ibu hamil
ke Puskesmas Singkawang Tengah tahun 2011 untuk kunjungan K4 mengalami
Penurunan sebanyak 4,8%.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 8KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dibuat suatu
kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan dari penelitian, yaitu:
1. Gambaran input untuk pelaksanaan 11T yaitu kompetensi bidan dilihat dari
pelatihan pelayanan antenatal dan pengetahuan bidan tentang standar
pelayanan antenatal, dari 22 orang informan hanya 2 orang yang pernah
mengikuti pelatihan antenatal, tapi tahunnya sudah terlalu lama yaitu pada
tahun 1995 dan semua informan mengetahui tentang standar pelayanan
antenatal.
2. Dari 22 informan semua mengetahui tujuan dan manfaat dari standar
pelayanan antenatal, yaitu untuk memudahkan pelayanan antenatal, bekerja
sesuai standar. Sedangkan manfaatnya yaitu ibu dan janin dapat terdeteksi
secara dini bila ada kelainan dan pelayanan yang diberikan berkualitas.
3. Ketersedian sarana dan prasarana dari 4 Puskesmas Kelurahan dan 2 Pos
Kesehatan Kelurahan belum semuanya lengkap dan sesuai standar. Dari 4
Puskesmas Kelurahan yang ada hanya 2 Puskesmas Kelurahan yang sudah
lengkap, sedangkan untuk 2 Puskesmas Kelurahan yang lain dan 2 Pos
kesehatan kelurahan belum lengkap. Kekurangan sudah diusulkan ke Dinas
Kesehatan.
4. Gambaran proses pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal, semua
informan yang bertugas di Puskesmas Singkawang Tengah dan informan
triangulasi mengetahui tentang pelaksanaan 11 T dalam pelayanan antenatal.
Bagian yang lebih difokuskan bidan pada trimester I, II dan pada trimester III
dalam pelayanan antenatal sudah sesuai dengan pedoman dari Kemenkes RI
(2010).
111
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
5. Gambaran output dari pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal yaitu ada
beberapa informan yang belum patuh terhadap pelaksanaan 11T seperti
periksa darah lengkap, KIE dan periksa lingkar lengan atas.
Penyebab ketidakpatuhan informan ini karena tidak semua bagian dalam
pelaksanaan 11T tersebut dikerjakan karena kunjungan pasien banyak serta
sarana penunjang yang tidak lengkap. Telaah dokumen untuk cakupan
kunjungan ibu hamil K1 naik dari tahun 2010 sedangkan K4 turun dari
tahun 2010.
8.2. Saran
8.2.1 Untuk Dinas Kesehatan Kota Singkawang
1. Dinas Kesehatan membentuk tim monitoring dan evaluasi, karena
pelayanan antenatal terutama penerapan standar pelayanan antenatal
secara operasional selalu berubah seperti dari 5T, 7T sampai 11T.
Fungsi dari monitoring dan evaluasi adalah untuk memantau
pelaksanaan dan penerapannya di Puskesmas. Melalui monitoring dan
evaluasi diharapkan penerapan 11T menjadi terpantau dan selalu
dinilai pelaksanaannya sehingga akhirnya semua bidan mampu
melaksanakan pelayanan antenatal sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
2. Membuat jadwal tetap pertemuan pelaksanaan standar pelayanan
antenatal dengan semua bidan.
3. Melengkapi sarana dan prasarana untuk Puskesmas dan Puskemas
Kelurahan.
8.2.2 Untuk Puskesmas Singkawang Tengah
1. Membentuk tim untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala pelaksanaan standar pelayanan antenatal yang dilaksanakan
oleh bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah.
2. Melengkapi sarana yang mendukung pelayanan antenatal dengan
mengajukan anggaran ke Dinas Kesehatan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
3. Sarana dan prasarana penunjang yang telah tersedia dilakukan
perawatan dan pemeliharaan dengan baik sehingga pelaksanaan 11 T
dalam pelayanan antenatal dapat dilaksanakan walaupun dengan
terbatasan sarana dan prasarana yang ada.
8.2.3 Untuk Bidan Puskesmas Singkawang Tengah
1. Dalam memberikan pelayanan antenatal harus sesuai dengan standar
pelayanan antenatal.
2. Melakukan koreksi pelaksanaan bila ada yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan antenatal.
3. Melakukan evaluasi setelah melakukan pelayanan antenatal.
4. Selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi terkini.
8.2.4 Untuk Instansi Pendidikan
Menjadikan sebagai bahan dalam mata kuliah yang berhubungan dengan
kesehatan ibu dan anak.
8.2.5 Untuk Peneliti
1. Melakukan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditentukan
2. Selalu mengikuti perkembangan ilmu terutama ilmu kesehatan
khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak.
3. Melakukan eveluasi dari setiap pelaksanaan yang telah dilakukan.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Azwar. Azrul. ” Pengantar Administrasi Kesehatan”. Binarupa Aksara. Jakarta,
1996
Al-Assaf. ” Mutu Pelayanan Kesehatan Perspektif Internasional ”.EGC. Jakarta.
2009
DepKes RI. “Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan”. Jakarta. 2008
Emir. “ Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data “. Rajawali Pers. Jakarta.
2011
Kemenkes RI. “ Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu “. Jakarta. 2010
Moleong. “Metodologi Penelitian Kualitatif “. Edisi Revisi. Remaja Rosdakarya.
Bandung. 2005
Manuaba. “ Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan”. Cetakan I. EGC. Jakarta. 1998
Muninjaya. “ Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan “. EGC. Jakarta. 2011
Mariana. “Kualitas Pelayanan Antenatal oleh bidan di desa di kabupaten
lampung barat”. Skripsi, Universitas Indonesia, 2004
Notoatmodjo. “ Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku “. Rineka Cipta. Jakarta.
2007
Reni Agustina. “ Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Anemia Gizi
Besi pada Balita di Yayasan Balita Sehat Kecamatan Cilandak Jakarta
Selatan”. Skripsi, Universitas Indonesia, 2004
Runjati. “ Asuhan Kebidanan Komunitas”. EGC. Jakarta. 2010
Riris Situmeang. “ Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan
Terhadap Pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan di Kelurahan Pasir
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
Bidang Kec. Sarudik Kab. Tapanuli Tengah”. Skripsi, Universitas Sumatera
Utara, 2004
Sulaeman. Endang.”Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas”.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, 2011
Sumantri. Arif. “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Predana Media. Jakarta, 2011
Syafrudin, Hamidah. “Kebidanan Komunitas”. Cetakan I. EGC. Jakarta. 2009
Sugiyono. “ Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D “. Alfabeta.
Bandung. 2011
------------------Profil Dinas Kesehatan Kota Singkawang. 2010
------------------Profil Puskesmas Singkawang Tengah.2010
Wariyah. “ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Bidan di Desa
Terhadap Standar Pelayanan Antenatal di Kabupaten Karawang”. Tesis,
Universitas Indonesia, 2001
Wijono.Djoko. “ Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori, Strategi dan
Aplikasi”. Airlangga University Press. Surabaya, 1999
Zulvadi, Dudi. ”Etika & Manajemen Kebidanan”.Cahaya Ilmu. Yogyakarta. 2010
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI INFORMAN
Informan yang saya hormati,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Elvira Kurniawati
NIM : 1006819491
Alamat : Jl. Ratu Sepudak Gg. Mulia Kec. Singkawang Utara Kota
Singkawang
Adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Peminatan Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia, akan malakukan
penelitian tentang “Evaluasi Pelaksanaan 11T oleh bidan dalam pelayanan
antenatal di Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang tahun 2012”
Bersama ini saya mohon kesediaan ibu / saudara untuk menandatangani
lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang ada dalam lembar pernyataan
yang tersedia. Jawaban ibu / saudara akan saya jaga kerahasiannya dan hanya
digunakan untuk penelitian.
Atas bantuan dan partisipasi ibu / saudara saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Singkawang, Mei 2012
Informan Penulis
(............................) Elvira Kurniawati
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
TATA CARA WAWANCARA MENDALAMEVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL
OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAHKOTA SINGKAWANG TAHUN 2012
Tanggal Wawancara :
Pewawancara :
Pemanasan dan perkenalan
1. Perkenalan
2. Tujuan wawancara
a. Mendapatkan informasi dan tanggapan saudara tentang Evaluasi
Pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan, benar atau salah,
semua tanggapan positif maupun negatif akan diterima, sehingga bebas
mengeluarkan pendapat sesuai dengan pandangan saudara.
3. Prosedur
a. Setiap informasi yang diberikan semua penting untuk dicatat, semua
tanggapan dijaga kerahasiaan dan hanya digunakan untuk tujuan survei /
penelitian ini.
b. Beberapa masalah yang ada harus dibicarakan dan sampaikan,dapat
saudara tambahkan sesuatu bila perlu.
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAMEVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL
OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAHKOTA SINGKAWANG TAHUN 2012
Identitas Responden
1. Hari / tanggal wawancara :
2. Nomor responden :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Masa kerja :
6. Tempat kerja :
Pertanyaan :
I. Kompetensi teknis bidan tentang pelayanan antenatal:
1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal?
Kapan pelatihan dilaksanakan?
Dan dimana dilaksanakan?
2. Pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal?
- Tujuan pelaksanaan standar pelayanan antenatal?
- Manfaat standar pelayanan antenatal?
InformanBidan
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
II. Sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan anttenatal:
1. Bagaimana dengan sarana yang ada?
2. Bagaimana dengan prasarana?
3. Cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana?
III. Pelaksanaan 11 T oleh bidan
a. Apa sajakah poin-poin dalam 11 T tersebut? Seperti apa pelaksanaannya?
b. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester I?
c. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester II?
d. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester III?
IV. Masalah dan kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan 11 T diluar
sarana dan prasarana?
V. Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah dan kendala dalam
pelaksanaan 11 T.
VI. Kepatuhan bidan tentang standar pelayanan antenatal (11T):
a. Bagian dari poin 11T yang selalu dilaksanakan?
b. Bagian dari poin 11T yang jarang dilaksanakan?
c. Bagian dari poin 11T yang tidak pernah dilaksanakan?
VII. Cakupan kunjungan ibu, peneliti melakukan telaah dokumen, yaitu laporan
bulanan PWS KIA.
VIII. Masalah apa yag dihadapi bidan?
IX. Upayan yang dilakukan dalam mengatasi masalah?
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
PEDOMAN FGDEVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL
OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAHKOTA SINGKAWANG TAHUN 2012
Identitas Responden
1. Hari / tanggal wawancara :
2. Nomor responden :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Masa kerja :
6. Tempat kerja :
Pertanyaan :
I. Kompetensi teknis bidan tentang pelayanan antenatal:
1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal?
Kapan pelatihan dilaksanakan?
Dan dimana dilaksanakan?
2. Pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal?
- Tujuan pelaksanaan standar pelayanan antenatal?
- Manfaat standar pelayanan antenatal?
InformanBidan
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
II. Sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan anttenatal:
1. Bagaimana dengan sarana yang ada?
2. Bagaimana dengan prasarana?
3. Cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana?
III. Pelaksanaan 11 T oleh bidan
a. Apa sajakah poin-poin dalam 11 T tersebut? Seperti apa pelaksanaannya?
b. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester I?
c. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester II?
d. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester III?
IV. Masalah dan kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan 11 T diluar
sarana dan prasarana?
V. Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah dan kendala dalam
pelaksanaan 11 T.
VI. Kepatuhan bidan tentang standar pelayanan antenatal (11T):
1. Bagian dari poin 11T yang selalu dilaksanakan?
2 Bagian dari poin 11T yang jarang dilaksanakan?
3. Bagian dari poin 11T yang tidak pernah dilaksanakan?
VII. Cakupan kunjungan ibu, peneliti melakukan telaah dokumen, yaitu laporan
bulanan PWS KIA.
VIII. Masalah apa yag dihadapi bidan?
IX. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah?
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAMEVALUASI PELAKSANAAN 11T DALAM PELAYANAN ANTENATAL
OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAHKOTA SINGKAWANG TAHUN 2012
Identitas Responden
1. Hari / tanggal wawancara :
2. Nomor responden :
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Masa kerja :
6. Tempat kerja :
Pertanyaan :
I. Kompetensi teknis bidan tentang pelayanan antenatal:
1. Apakah bidan pernah mengikuti pelatihan pelayanan antenatal?
Kapan pelatihan dilaksanakan?
Dan dimana dilaksanakan?
2. Pengetahuan bidan tentang standar pelayanan antenatal?
- Tujuan pelaksanaan standar pelayanan antenatal?
- Manfaat standar pelayanan antenatal?
Informantriangulasi
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
II. Sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan anttenatal:
1. Bagaimana dengan sarana yang ada?
2. Bagaimana dengan prasarana?
3. Cara mengatasi kekurangan sarana dan prasarana?
III. Pelaksanaan 11 T oleh bidan
a. Apa sajakah poin-poin dalam 11 T tersebut? Seperti apa pelaksanaannya?
b. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester I?
c. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester II?
d. Bagian dari 11 T yang difokuskan pada kehamilan trimester III?
IV. Masalah dan kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan 11 T diluar
sarana dan prasarana?
V. Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah dan kendala dalam
pelaksanaan 11 T.
VI. Kepatuhan bidan tentang standar pelayanan antenatal (11T):
a. Bagian dari poin 11T yang selalu dilaksanakan?
b. Bagian dari poin 11T yang jarang dilaksanakan?
c. Bagian dari poin 11T yang tidak pernah dilaksanakan?
VII. Cakupan kunjungan ibu, peneliti melakukan telaah dokumen, yaitu laporan
bulanan PWS KIA.
VIII. Masalah apa yag dihadapi bidan?
IX. Upayan yang dilakukan dalam mengatasi masalah?
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR TILIK PELAKSANAAN 11 T PADAPELAYANAN ANTENATAL
No Jenis pemeriksaan Trimester I Trimester II Trimester III Keterangan
1 Tekanan darah Rutin
2 Timbang berat badan Rutin
3 Ukur LILA Rutin
4 Ukur tinggi fundus uteri Rutin
5 Tentukan presentasi janin Rutin
6 Dengar denyut jantung janin Rutin
7 Imunisasi Rutin
8 Beri tablet Fe Rutin
9 Tatalaksana kasus Rutin
10Periksa darah rutin dankhusus
Pemeriksaan Hb Rutin
Golongan darah Rutin
Protein urine Atas indikasi
Gula darah/reduksi Atas indikasi
Darah malaria Atas indikasi
BTA Atas indikasi
Darah sifilis Atas indikasi
HIV Atas indikasi
11 KIE Rutin
Evaluasi pelaksanaan..., Elvira Kurniawati, FKM UI, 2012