Universitas Brawijaya -...
Transcript of Universitas Brawijaya -...
15
Semester Genap 2018/2019 Jurusan Teknik Industri
Universitas Brawijaya
O
U
T
L
I
N
E
1. Pengantar
2. Definisi Istilah
3. Perhitungan Dasar Perpajakan
4. Pengaruh Model Depresiasi Terhadap Pajak
5. Mentabulasikan Aliran Kas Setelah Pajak
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 2
3
Pajak harus dipertimbangkan dalam studi ekonomi teknik untuk menentukan potensi profit mendatang yang diperkirakan akan diterima dari suatu proposal teknik yang dianalisis
Pajak yang dipungut dari suatu perusahaan/perorangan akan mengurangi total besarnya keuntungan yang diperoleh
Pajak biasanya terdiri dari pajak pusat dan pajak daerah
PENGANTAR
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID
DEFINISI ISTILAH
Pendapatan kotor (Gross Income/GI)
jumlah semua pendapatan baik yang berasal dari penjualan
maupun pendapatan bunga selama satu periode akuntansi
Pengeluaran (Expenses/E)
ongkos-ongkos yang harus ditanggung ketika terjadi transaksi
bisnis, termasuk di antaranya pengeluaran bunga atas pinjaman
modal dan pengeluaran-pengeluaran lainnya
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 4
DEFINISI ISTILAH
Pendapatan terkena pajak (taxable income/TI)
jumlah pendapatan yang akan dikenakan pajak pendapatan sesuai
dengan peraturan perpajakan yang berlaku
TI = GI – E – D Dimana:
TI : Taxable Income/pendapatan terkena pajak
GI : Gross Income/pendapatan kotor
E : Expenses/pengeluaran
D : Depreciation/penyusutan
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 5
DEFINISI ISTILAH
Pendapatan Kapital (Capital Gain/CG)
suatu pendapatan yang diperoleh apabila harga jual (SP) dari suatu aset
melebihi harga belinya (PP)
§ Short Term Gain (STG) à penjualan berlangsung dalam selang kurang dari satu
tahun sejak pembelian aset yang bersangkutan
§ Long Term Gain (LTG) à penjualan berlangsung dalam selang lebih dari satu
tahun sejak pembelian aset yang bersangkutan
CG = SP – PP; CG > 0 Dimana:
CG : pendapatan capital
SP : harga jual aset
PP : harga beli aset
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 6
DEFINISI ISTILAH
Kerugian kapital (capital loss/CL)
Terjadi bila harga jual (SP) suatu aset kurang dari nilai bukunya (BV)
§ Short-Term Loss (STL) à selang penjualan dan pembelian < 1 tahun
§ Long-Term Loss (LTL) à selang penjualan dan pembelian > 1 tahun
CL = BV – SP Dimana:
CL : kerugian capital
BV : nilai buku aset saat penjualan berlangsung
SP : harga jual aset
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 7
DEFINISI ISTILAH
Recaptured Depreciation (RD)
Terjadi apabila suatu aset yang terdepresiasi dijual
dengan harga yang lebih tinggi dari nilai bukunya
RD = SP – BV
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 8
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 9
P = (TI) T
TI = GI – E – D
P = (GI – E – D) T
P = Besarnya pajak
TI = Taxable income (pendapatan
terkena pajak)
T = Tingkat pajak yang dikenakan
untuk
pendapatan terkena pajak sebesar TI
GI = Gross income (pendapatan kotor)
E = Expenses (pengeluaran)
D = Depresiasi atau penyusutan
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 10
BESARNYA PAJAK
BESARNYA PAJAK
• berbeda-beda tergantung TI Tingkat pajak
• dikenai pajak lebih rendah TI lebih rendah
• berubah-ubah tergantung kebijakan pemerintah
Besarnya tingkat pajak untuk tiap
interval TI tertentu
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 11
CONTOH (1)
Pada tahun 2012 PT. FGH memiliki pendapatan kotor sebesar Rp 5,5 milyar dengan total pengeluaran dan
depresiasi untuk tahun tersebut adalah Rp 3,7 milyar.
Berapakah pajak pendapatan yang harus dibayar oleh
perusahaan bila pada interval TI tersebut tingkat
pajak yang dikenakan adalah 45%?
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 12
PENYELESAIAN (1)
GI = Rp 5,5 milyar
(E + D) = Rp 3,7 milyar
T = 45%
TI = GI – (E + D)
= Rp 5,5 milyar – Rp 3,7 milyar
= Rp 1,8 milyar
Pajak yang harus dibayar = Rp 1,8 milyar (45%)
= Rp 810 juta
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 13
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 14
PEMILIHAN MODEL DEPRESIASI
Besarnya depresiasi secara langsung mempengaruhi besarnya
pendapatan terkena pajak à mempengaruhi besarnya pajak yang
harus dibayar
TI = BTCF – D BTCF = before tax cash flow (aliran kas sebelum pajak); BTCF = GI – E
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 15
PEMILIHAN MODEL DEPRESIASI
Dengan metode depresiasi yang berbeda, nilai present worth dari pajak yang akan dibayar akan semakin rendah apabila metode depresiasi yang digunakan semakin cepat menurunkan nilai dari aset yang didepresiasi
Bila depresiasi dibuat besar pada tahun awal dari umur suatu aset maka nilai Taxable Income akan kecil
Bila Taxable Income kecil, besarnya pajak yang harus dibayar juga kecil
Total present worth dari pajak yang ditanggung akan lebih kecil bila depresiasi dibuat besar pada tahun awal periode depresiasi
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 16
PEMILIHAN MODEL DEPRESIASI
Besarnya aliran kas setelah pajak
ATCF = BTCF – P
ATCF = after tax cash flow (aliran kas setelah pajak)
BTCF = before tax cash flow (aliran kas sebelum pajak)
P = besarnya pajak yang harus dibayar
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 17
CONTOH (2)
Misalkan harga awal sebuah aset adalah Rp 50 juta dengan umur 5
tahun. Aliran kas sebelum pajak setiap tahunnya adalah Rp 20
juta. Apabila tingkat pajak yang dikenakan adalah 30% dan ROR
setelah pajak adalah 10%, bandingkan nilai present worth dari
pajak yang dikenakan apabila digunakan metode:
§ Depresiasi garis lurus
§ Depresiasi SOYD
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 18
PENYELESAIAN (2)
Menggunakan Depresiasi Garis Lurus
Dt = Rp 50 juta / 5 tahun
= Rp 10 juta
TI = Rp 20 juta – Rp 10 juta
= Rp 10 juta (besarnya pendapatan terkena pajak)
P = 30% x Rp 10 juta
= Rp 3 juta (besarnya pajak/tahun)
PW = Rp 3 juta (P/A, 10%, 5)
= Rp 3 juta (3,791)
= Rp 11,373 juta (nilai present worth dari pajak selama 5 tahun)
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 19
PENYELESAIAN (2)
Menggunakan Depresiasi SOYD
SOYD = N(N+1)/2
= 5(5+1)/2 = 15
Dt = (N – t + 1)/SOYD x (P – S)
= (5 – t + 1)/15 x Rp 50 juta
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 20
Tahun(t) BTCF depresiasi TI pajak
0 -50
1 20 16,667 3,333 1,000
2 20 13,333 6,667 2,000
3 20 10,000 10,000 3,000
4 20 6,667 13,333 4,000
5 20 3,333 16,667 5,000
Menggunakan Depresiasi SOYD
PW = 1 juta (P/A, 10%, 5) + 1 juta (P/G, 10%, 5)
= 1 juta (3,791) + 1 juta (6,862)
= 10,653 juta
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 21
CONTOH (3)
Sebuah peralatan penunjang produksi direncanakan akan dibeli
oleh PT. ABC. Harga awal alat adalah Rp 50 juta dengan masa
pakai 5 tahun dan nilai sisa nol. Selama 5 tahun, pendapatan
yang diharapkan adalah sebesar (28 juta – 1 juta n) dimana n
adalah tahun terjadinya aliran kas. Sedangkan pengeluaran
tahunan diperkirakan sebesar (9,5 juta + 0,5 juta n).
a. Apabila tingkat pajak efektif 30% dan metode depresiasi
garis lurus, tabulasikanlah aliran kas setelah pajak dari alat
tersebut
b. Hitung nilai PW dari aliran kas tersebut bila MARR setelah
pajak adalah 8%
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 22
PENYELESAIAN (3)
Tahun Pendapatan Pengeluaran BTCF Depresiasi TI Pajak ATCF
B-C D-E 30%xF D-G
D F G H
0 50 -50 -50
1 27 10 17 10 7 2,1 14,9
2 26 10,5 15,5 10 5,5 1,65 13,85
3 25 11 14 10 4 1,2 12,8
4 24 11,5 12,5 10 2,5 0,75 11,75
5 23 12 11 10 1 0,3 10,7
A B C E
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 23
Dt = Rp 50 juta / 5 tahun = Rp 10 juta
a.
PENYELESAIAN (3)
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 24
b. Tahun ATCF (P/F,8,t) PW
0 -50 1,0000 -50
1 14,9 0,9259 13,7959
2 13,85 0,8573 11,8736
3 12,8 0,7938 10,1606
4 11,75 0,7350 8,6363
5 10,7 0,6806 7,2824
TotalPW 1,7488