Unej Journal Template

download Unej Journal Template

If you can't read please download the document

Transcript of Unej Journal Template

HUBUNGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN POLI PENYAKIT DALAM RSD Dr. SOEBANDI JEMBER

Amalia Firdaus, dr. Alif Mardijana, Sp. KJ, dr. KristianningrumDian Sofiana
Pendidikan Dokter Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: [email protected]

Abstrak

Kata Kunci: Beck's Depression Inventory, Diabetes Melitus Tipe 2, Depresi

AbstractThe authors is asked to supply abstract both in Indonesian and English. Untuk penulisan ABSTRAK diatur sebagai berikut: 1)judul Abstrak dan Abstract ditulis dan diletakkan di posisi tengah (center) dengan menggunakan front Times New Roman ukuran 12 point tebal secara Title Case di bawah alamat dengan jarak 3 spasi; 2)naskah dibuat di bawah judul dengan jarak 1 spasi dan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; 3)naskah dalam bahasa Indonesia ditulis dengan huruf tegak/lurus dan dalam bahasa Inggris ditulis dengan huruf miring; 4)naskah dibuat dalam bentuk paragraf dan hanya terdiri atas satu paragraf (berbeda dengan ringkasan) dalam bentuk kalimat penuh yang terdiri atas 100 150 kata, serta ditulis dalam 1 halaman dan 1 kolom; 5)naskah ditulis dengan menggunakan front Times New Roman ukuran 10 point tebal dengan jarak 1 spasi dan ditulis lebih sempit (1 tab) baik dari sisi kiri maupun sisi kanan dari teks utama; 6)jarak antara abstrak dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Inggris 1 spasi.

Keywords: Beck's Depression Inventory, Diabetes Melitus Type 2, Depression

PendahuluanDiabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang akhir-akhir ini semakin banyak dijumpai. PenyakitDiabetes Melitusjuga sering disebut dengan istilah kencing manis atau penyakit gula darah. Penyakit ini termasuk jenis penyakit kronis yang tanda awalnya yaitu meningkatnya kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh. Organ tubuh yang terganggu adalah pankreas yang mana sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pankreas sudah tidak mampu memproduksi hormon insulin dalam memenuhi kebutuhan tubuh.Insulin adalah sejenis hormon jenis polipeptida yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Fungsi utama insulin ialah untuk menjaga keseimbangan glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel badan. Kegagalan tubuh untuk menghasilkan insulin, atau jumlah insulin yang tidak mencukupi akan menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam tubuh dan digunakan oleh sel-sel dalam tubuh (tidak terserap oleh sel-sel dalam tubuh). Dengan demikian glukosa meningkat di dalam darah menyebabkan berlakunya penyakit kencing manis juga dikenal sebagai DM sehingga banyak pakar menyebutkan bahwa DM merupakan gangguan metabolik yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi glukosa (Price dan Wilson, 2006). Diabetes Melitus tipe 2 merupakan salah satu tipe Diebetes dimana terjadi resistensi atau kekurangan insulin yang terjadi akibat dari gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin disertai definisi insulin relatif. Berbeda dengan Diabetes Melitus tipe 1, dimana tidak terjadi destruksi sel beta (Sudoyo,2009).Beberapa peneliti menunjukan jumlah peningkatan tertinggi pasien DM ternyata terdapat di asia tenggara, dimana salah satunya adalah Indonesia. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 1995, jumlah pengidap DM yang berusia di atas 20 tahun adalah sebesar 135,3 juta orang dan diperkirakan akan bertambah pada tahun 2025 menjadi 300 juta orang. Indonesia sendiri diprediksi menjadi peringkat ke lima sedunia pada tahun 2025 dengan jumlah penyandang DM sekitar 12,4 juta orang (Sudoyo,2009). Diabetes Melitus tipe 2 mendapat perhatian lebih dari para klinisi di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar penyandang DM di Indonesia kebanyakan adalah penyandang DM tipe 2. Indonesia sendiri telah memasuki epidemi Diabetes tipe 2 dimana peningkatan pasien DM tipe 2 ini nampaknya disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan urbanisasi (Perkeni, 2011).Depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (sindroma), sedangkan tingkat depresi merupakan derajat kondisi emosional berkepanjangan yang mempengaruhi proses berpikir, berperasaan, dan berperilaku seseorang (Kusmanto, 1981).Salah satu dari penyebab dari depresi adalah faktor psikoanalitik dan psikodinamik dimana Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankolis. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa (Kusmanto, 1981).Hal ini juga yang terjadi pada penderita DM tipe 2 dimana DM dapat menimbulkan perubahan psikologis antara lain perubahan konsep diri dan depresi. Stres psikologis dapat timbul pada saat seseorang menerima diagnosa DM. Mereka beranggapan bahwa DM akan banyak menimbulkan permasalahan seperti pengendalian diet serta terapi yang lama dan kompleks. Selama ini pasien diabetes sering tidak terdiagnosis mengalami depresi. Menurut data, di Amerika Serikat 15 juta orang menderita depresi dan 23,5 juta orang menderita diabetes. Seperempat pasien diabetes juga menderita depresi, yang berarti jumlahnya dua kali lipat dibanding orang yang tidak menderita diabetes. Penyakit diabetes dapat mempengaruhi keseimbangan sistem monoamine di otak. Ini adalah suatu sistem yang mengatur kerja neurotransmitter di otak yang bernama dopamin, serotonin dan norephinephrine.Ketidakseimbangan serotonin dalam otak inilah yang dapat membuat pasien diabetes menjadi sangat rentan terhadap depresi. Pasien yang sudah menderita diabetes sejak usia kanak-kanak mungkin lebih tahan depresi dibandingkan dewasa. Hal ini dikarenakan penderita sudah terbiasa dan menerima kenyataan dirinya menderita diabetes sejak kecil. Sementara pada sebagian orang dewasa proses adaptasi berjalan lambat (Andry,2013).Kenyataan harus mengonsumsi obat sepanjang hidupnya juga membuat sebagian pasien menjadi depresi. Depresi pada penderita diabetes akan mempengaruhi pengobatan dan sulitnya mengubah pola hidup. Penderita depresi cenderung tidak antusias dalam pengobatan. Akibatnya, penderita depresi mengalami kemajuan pengobatan yang lambat (Tarigan, 2003).Berdasarkan permasalahan dan fakta- fakta yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Lamanya Menderita Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien Poli Penyakit Dalam RSD Dr. Soebandi Jember .

Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dengan desain penelitian korelasional dan pendekatan cross sectional serta menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode survei.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan diagnosis DM Tipe 2 yang melakukan pengobatan di Poli Penyakit Dalam RSD Dr.Soebandi Jember. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang dari seluruh pasien dengan diagnosis DM Tipe 2 yang ada pada saat diadakannya penelitian di poli penyakit dalam RSD Dr. Soebandi, Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 . Variabel independen dalam penelitian ini adalah lamanya pasien menderita DM T ipe 2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat depresi yang diderita oleh pasien DM Tipe 2.Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner untuk mengetahui lama menderita DM T ipe 2 dan tingkat depresi (kuisioner BDI/ Beck's Depression Inventory). Analisis statistik diperoleh dengan perangkat komputer menggunakan uji statistik Spearman Rho dengan derajat kemaknaan =0,05 artinya jika uji statistik menunjukkan p kurang dari sama dengan 0,05 maka ada hubungan yang signifikan antara akedua variabel.

Hasil PenelitianBerdasarkan hasil uji statistik Spearman Rho yang dihitung dengan program SPSS 22 didapatkan Significancy lama menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan tingkat depresi adalah sebesar 0,002 yang menunujukkan p 0,05>0,002 berarti Ho ditolak yang mana terdapat hubungan lama menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan tingkat depresi pada pasien poli penyakit dalam RSD Dr Soebandi Jember. Nilai korelasi Spearman sebesar -0,543 menunjukkan bahwa arah korelasi negatif dengan kekuatan sedang, dalam hal ini menunjukkan bahwa semakin lama menderita Diabetes Melitus Tipe 2, maka gejala depresi akan semakin menurun.

Pembahasan Hasil peneltian yang dilakukan terhadap 30 responden di poli penyakit dalam RSD Dr. Soebandi Jember pada tanggal 16- 20 September 2013 menunjukkan bahwa responden yang mendertita Diabetes Melitus Tipe 2 selama kurang dari 1 tahun sebanyak 6 responden (20%), menderita selama 1 sampai 5 tahun sebanyak 14 responden (47 %), menderita selama 6 sampai 10 tahun sebanyak 7 responden (23%), dan yang menderita lebih dari 10 tahun sebanyak 3 responden (10%). Hal ini menunjukkan mayoritas respoden terbilang belum terlalu lama menderita Diabetes Melitus Tipe 2 yakni sekitar 1 sampai 5 tahun. Berdasarkan tingkat depresi yang diderita, didapatkan sebanyak 17 responden (56 %) tidak mengalami gejala depresi, 11 responden (37%) mengalami depresi ringan, 2 responden (7 %) mengalami depresi sedang dan tidak ada yang mengalami depresi berat. Hal ini menunjukkan bahwa dari 30 responden yang diteliti sebagian besar tidak mengalami gejala depresi. Menurut Andry (2013), Penderita diabetes sebaiknya mewaspadai depresi. Pasalnya, mereka yang memiliki penyakit gula sangat rentan terhadap gangguan kesehatan jiwa ini. Walaupun tak memiliki hubungan kausalitas, diabetes menjadi penyakit endokrin yang paling sering dihubungkan dengan depresi.Penyakit diabetes dapat mempengaruhi keseimbangan sistem monoamine di otak. Ini adalah suatu sistem yang mengatur kerja neurotransmitter di otak yang bernama dopamin, serotonin dan norephinephrine. Ketidakseimbangan serotonin dalam otak inilah yang dapat membuat pasien diabetes menjadi sangat rentan terhadap depresi. Lama seseorang menderita Diabetes Melitus Tipe 2 juga banyak berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari pasien. Sesorang yang telah didiagnosis dengan penyakit DM akan secara langsung maupun tidak langsung mengubah pola kesehariannya. Biaya pengobatan yang dikeluarkan akan semakin meningkat dan masalah kesehatan terkait Diabetes yang dideritanya akan bermunculan, serta kenyataan harus mengonsumsi obat sepanjang hidupnya menyebabkan lama kelamaan sebagian dari penderita diabetes jatuh menjadi depresi (Arjana, 2008).Berdasarkan fakta dan teori di atas dan pada uji analisis data Spearman Rho di dapatkan nilai signifikansi 0,002 yang berarti nilai signifikansi