UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA...

26
Page 1 of 26 UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR: 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN MAHASISWA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan Universitas Lampung sebagai universitas yang menganut asas legalitas, setiap Lembaga Kemahasiswaan berkewajiban melaksanakan penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan yang dilakukan secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan dalam sistem hukum universitas yang menjamin pelindungan hak dan kewajiban segenap mahasiswa universitas lampung berdasarkan Konstitusi keluarga besar mahasiswa Univesitas Lampung; b. bahwa pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan salah satu syarat dalam rangka menjamin kepastian hukum yang dapat terwujud apabila didukung oleh cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua lembaga kemahasiswaaan yang berwenang membuat Peraturan Perundang-Undangan; c. bahwa untuk lebih meningkatkan koordinasi dan kelancaran proses pembentukan Peraturan Perundang-undangan, maka Lembaga kemahasiswaan universitas lampung perlu memiliki peraturan mengenai pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang terpadu tanpa asas atributif; d. bahwa dalam Konstitusi KBM Unila masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan kebutuhan mahasiswa mengenai aturan pembentukan peraturan perundang-undangan; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d maka perlu membentuk ketetapan tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Mengingat : a. Pasal 11 ayat (5), dan Pasal 20 ayat (3) Konstitusi Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Lampung b. Pasal 2 TAP MPM Nomor : VIII/KTTP/MPM/UL/VI/2011

Transcript of UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA...

Page 1: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 1 of 26

UNDANG - UNDANG

KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

NOMOR: 3 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN MAHASISWA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

KELUARGA BESAR MAHASISWA

UNIVERSITAS LAMPUNG,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan Universitas Lampung sebagai universitas yang

menganut asas legalitas, setiap Lembaga Kemahasiswaan berkewajiban

melaksanakan penyelenggaraan kegiatan kemahasiswaan yang dilakukan

secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan dalam sistem hukum universitas

yang menjamin pelindungan hak dan kewajiban segenap mahasiswa

universitas lampung berdasarkan Konstitusi keluarga besar mahasiswa

Univesitas Lampung;

b. bahwa pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan salah satu

syarat dalam rangka menjamin kepastian hukum yang dapat terwujud apabila

didukung oleh cara dan metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat

semua lembaga kemahasiswaaan yang berwenang membuat Peraturan

Perundang-Undangan;

c. bahwa untuk lebih meningkatkan koordinasi dan kelancaran proses

pembentukan Peraturan Perundang-undangan, maka Lembaga kemahasiswaan

universitas lampung perlu memiliki peraturan mengenai pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan yang terpadu tanpa asas atributif;

d. bahwa dalam Konstitusi KBM Unila masih terdapat kekurangan dan belum

dapat menampung perkembangan kebutuhan mahasiswa mengenai aturan

pembentukan peraturan perundang-undangan;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf

b, huruf c, dan huruf d maka perlu membentuk ketetapan tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Mengingat : a. Pasal 11 ayat (5), dan Pasal 20 ayat (3) Konstitusi Keluarga Besar Mahasiswa

Universitas Lampung

b. Pasal 2 TAP MPM Nomor : VIII/KTTP/MPM/UL/VI/2011

Page 2: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 2 of 26

Dengan persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

Dan

PRESIDEN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

MEMUTUSKAN

Menetapkan : UNDANG – UNDANG KBM UNILA TENTANG PEMBENTUKAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam ketetapan ini yang dimaksud dengan :

1. Universitas Lampung adalah universitas negeri yang bertempat di Provinsi Lampung.

2. Keluarga Besar Mahasiswa Unversitas Lampung yang selanjutnya disebut KBM Unila adalah

wadah formal dan legal bagi seluruh aktivitas kemahasiswaan di Universitas Lampung.

3. Konstitusi KBM Unila yang selanjutnya disebut Konstitusi KBM Unila adalah peraturan

tertinggi sebagai konstitusi didalam Lembaga Kemahasiswaan Universitas Lampung dan dibentuk

oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Lampung.

4. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Majelis

Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Lampung untuk menjalankan perintah Peraturan

Perundang - undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan

KBM Unila.

5. Undang-Undang adalah Peraturan Perundang - undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan

Mahasiswa dengan persetujuan bersama Presiden.

6. Peraturan Presiden Mahasiswa adalah peraturan yang dikeluarkan Presiden Mahasiswa dalam hal

menjalankan hak dan kewenangan, menjalankan perintah undang – undang dan dalam keadaan

tertentu dan keadaan luar biasa dapat mengatasnamakan mahasiswa Universitas Lampung.

7. Peraturan Mahasiswa Fakultas yang disebut PMF adalah Peraturan Perundang-undangan yang

dibentuk oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dengan persetujuan bersama Gubernur

Fakultas berdasarkan usulan Geburnur Fakultas, aspirasi mahasiswa dan lembaga kemahasiswaan

fakultas dan diketahui oleh seluruh Mahasiswa Fakultas.

8. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang

mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga kemahasiswaan atau pejabat

pemerintahan KBM Unila yang berwenang melalui suatu prosedur yang ditetapkan dalam

Program legislasi Mahasiswa.

9. Program Legislasi Mahasiswa adalah instrumen pembuatan Peraturan Perundang-undangan yang

mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan

pengundangan didalam KBM Unila yang disusun secara sistematis, berencana, terpadu baik, dan

nonatributif.

10. Universitas disebut Prolegma dan tingkat Fakultas disebut prolegma Fakultas.

11. Materi Muatan Peraturan Perundang-Undangan adalah materi yang dimuat dalam Peraturan

Perundang-Undangan sesuai jenis, fungsi, dan hierarki Peraturan Perundang-Undangan.

12. Lembaga Kemahasiswaan yang selanjutnya disebut LK adalah lembaga kegiatan mahasiswa yang

sah terdaftar dalam KBM Unila.

13. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa adalah lembaga permusyawaratan tertinggi mahasiswa,

berkedudukan ditingkat universitas yang selanjutnya disebut MPM.

14. Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Lampung yang selanjutnya disebut DPM U adalah

lembaga tinggi dalam KBM Unila yang memiliki kewenangan legislatif.

15. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung yang selanjutnya disebut BEM U adalah

lembaga tinggi dalam KBM Unila yang memiliki kewenangan eksekutif yang dipimpin seorang

Presiden Mahasiswa.

16. Dewan Mahasiswa Perwakilan Fakultas yang selanjutnya disebut DMP F adalah perwakilan

mahasiswa yang berasal dari fakultas untuk tergabung kedalam Majelis Perwakilan Mahasiswa

Universitas.

17. Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya disebut DPM F adalah lembaga tinggi

dilingkungan fakultas yang menjalankan Kewenangan legislatif fakultas.

Page 3: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 3 of 26

18. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas yang selanjutnya disebut BEM F adalah lembaga tinggi

dilingkungan fakultas yang menjalankan Kewenangan eksekutif fakultas yang dipimpin oleh

seorang Gubernur Fakultas.

19. Naskah Akademik adalah naskah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai

konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang ingin diwujudkan dan

lingkup, jangkauan, objek, atau arah pengaturan rancangan peraturan perundang-undangan KBM

Unila.

20. Pengujian materil adalah pengujian isi dari sebuah peraturan perundang-undangan KBM Unila.

21. Lembaran Universitas adalah pengundangan dan penempatan peraturan perundang-undangan

dalam tingkat universitas.

22. Lembaran Fakultas adalah pengundangan dan penempatan peraturan perundang-undangan dalam

tingkat fakultas.

Pasal 2

Konstitusi KBM Unila merupakan hukum dasar dalam pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

KBM Unila.

BAB II

ASAS, MATERI MUATAN, JENIS DAN HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN

Pasal 3

Dalam membentuk Peraturan Perundang-Undangan harus berdasarkan pada asas pembentukan peraturan

perundang-undangan yang baik yang meliputi:

a. Kejelasan Tujuan;

b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;

c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan;

d. Dapat dilaksanakan;

e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan;

f. Kejelasan rumusan;

g. Keterbukaan ; dan

h. Tidak bertentangan dengan konstitusi KBM Unila 2006 serta Undang – Undang KBM Unila .

Pasal 4

Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan asas:

a. pengayoman;

b. kemanusiaan;

c. kekeluargaan;

d. keadilan;

e. Kesamaan kedudukan didalam hukum dan pemerintahan;

f. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau

g. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Pasal 5

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-Undangan adalah sebagai berikut:

a. Konstitusi KBM Unila;

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa;

c. Undang-Undang KBM Unila;

d. Peraturan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa;

e. Peraturan Mahasiswa Fakultas;

BAB III

PROGRAM LEGISLASI MAHASISWA

Bagian Pertama

Ketetapan MPM

Pasal 6

1. Ketetapan MPM dikeluarkan setelah melalui suatu Sidang Istimewa dalam rangka menjalankan

perintah konstutisi KBM Unila tahun 2006 dan perintah undang – undang KBM Unila.

Page 4: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 4 of 26

2. Ketetapan MPM bersifat final dan mengikat.

3. Penyebarluasan ketetapan MPM yang telah disahkan dilakukan oleh MPM dan dicantumkan

kedalam Lembaran Universitas.

Bagian Kedua

Undang – Undang KBM Unila

Pasal 7

(1) Perencanaan penyusunan Peraturan perundang-undangan dilakukan dalam Prolegma.

(2) Perencanaan penyusunan Rancangan Undang-Undang disusun secara sistematis, berencana, dan

terpadu dilakukan oleh Komisi Perundang - undangan DPM U kemudian atas persetujuan DPM U

ditetapkan dalam prolegma.

(3) Prolegma sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan melalui mekanisme Sidang Paripurna

DPM U.

(4) Dalam penyusunan Prolegma sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), didasarkan atas:

a. perintah Konstitusi Keluarga Besar Mahasiswa tahun 2006;

b. perintah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa;

c. perintah Undang-Undang KBM Unila lainnya;

d. aspirasi dan kebutuhan hukum mahasiswa.

(5) Penyusunan Prolegma sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) memuat program pembentukan

Undang-Undang dengan judul Rancangan Undang-Undang, materi yang diatur, dan

keterkaitannya dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya.

(6) Materi yang diatur dan keterkaitannya dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keterangan mengenai konsepsi Rancangan

Undang-Undang yang meliputi:

a. latar belakang dan tujuan penyusunan;

b. sasaran yang ingin diwujudkan; dan

c. jangkauan dan arah pengaturan.

(7) Materi yang diatur sebagaimana dimaksud pada ayat (6) yang telah melalui pengkajian dan

penyelarasan dituangkan dalam Naskah Akademik.

Persiapan Pembentukan Rancangan Undang-Undang

Pasal 8

(1) Rancangan Undang-Undang KBM Unila dapat berasal dari DPM U, dan Presiden Mahasiswa.

(2) Rancangan Undang-Undang yang berasal dari DPM U sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

berasal dari DMP F.

(3) Penyebarluasan Rancangan Undang-Undang dilaksanakan oleh DPM U kepada LK dan

mahasiswa Universitas Lampung.

(4) Setelah disebarluaskan maka dirapatkan oleh DPM U untuk disahkan menjadi Rancangan

Undang-undangan.

Pembahasan Dan Pengesahan Rancangan Undang-Undang

Pasal 9

(1) Pembahasan Rancangan Undang-Undang dilakukan oleh DPM U bersama Presiden Mahasiswa

atau kementerian bidang hukum BEM KBM Unila.

(2) Proses pembahasan didahului dengan sosialisasi draft Rancangan Undang-Undang yang

dikeluarkan DPM U kepada LK dan mahasiswa untuk menjaring aspirasi dari mahasiswa.

(3) Sosisalisasi draft terdiri dari 2 (dua) tahap, yaitu:

a. Tahap 1 dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah Rancangan Undang-

Undang dihasilkan;

b. Tahap 2 dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima tanggapan

pertama dilakukan;

(4) Selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah rapat sosialisasi draft dilakukan, DPM U

melakukan pembahasan untuk mempertimbangkan aspirasi dan pendapat yang disampaikan;

(5) Pembahasan berdasarkan hasil tahap 1 dan 2 terdiri dari 2 (dua) tahap, yaitu:

a. Tahap 1 dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah Rancangan Undang-Undang

diberikan kepada LK;

b. Tahap 2 dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah Rancangan Undang-Undang

diumumkan kepada Mahasiswa Universitas Lampung;

Page 5: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 5 of 26

c. Pembahasan Tahap 1 akan menghasilkan revisi Rancangan Undang-Undang untuk

disampaikan disosialisasi draft Tahap 2;

(6) Pembahasan Tahap 2 akan menghasilkan Rancangan Undang-Undang yang siap untuk disahkan.

(7) Rancangan Undang-Undang yang telah dibahas dan disetujui bersama oleh DPM U dan Presiden

Mahasiswa disampaikan oleh Pimpinan DPM U kepada Presiden Mahasiswa untuk disahkan

menjadi Undang-Undang.

(8) Pengesahan dilakukan dengan mekanisme rapat paripurna DPM U bersama Presiden Mahasiswa.

(9) Pengesahan dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah pembahasan Tahap 2

dilaksanakan.

(10) Jika dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari Presiden Mahasiswa tidak menandatangani

Rancangan Undang-Undang yang telah disetujui bersama antara DPM U dan Presiden

Mahasiswa, maka Rancangan Undang-Undang akan sah dan diundangkan oleh DPM U.

Penyebarluasan Undang–undangan

Pasal 10

Penyebarluasan Undang-Undang yang telah disahkan dalam Prolegma dilakukan oleh Kementerian

bidang Hukum BEM U KBM Unila setelah diundangkan kedalam Lembaran Universitas.

Bagian Ketiga

Peraturan Presiden Mahasiswa

Pasal 11

Perencanaan penyusunan Peraturan Presiden dilakukan dalam suatu program penyusunan Peraturan

Presiden.

Pasal 12

(1) Perencanaan penyusunan Peraturan Presiden Mahasiswa dilakukan deangan mekanisme sidang

internal BEM U KBM Unila yang memuat daftar judul dan pokok materi muatan Rancangan

Peraturan Presiden Mahasiswa untuk menjalankan perintah Undang - Undang sebagaimana

mestinya.

(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan untuk maksimal jangka waktu 1

(satu) tahun.

Pasal 13

(1) Perencanaan penyusunan Peraturan Presiden Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

(2) Perencanaan penyusunan Peraturan Presiden Mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan Keputusan Presiden Mahasiswa.

Pasal 14

(1) Peraturan Presiden Mahasiswa dikeluarkan dalam rangka menjalankan kewenangan, perintah

undang – undang dan dalam keadaan tertentu serta keadaan luar biasa yang dapat

mengatasnamakan mahasiswa Universitas Lampung.

(2) Keadaan tertentu dan keadaan luar biasa lainnya yang memastikan adanya urgensi KBM Unila

atas suatu Peraturan Presiden dapat dibahas bersama oleh alat kelengkapan DPM U yang khusus

menangani bidang kelembagaan dan bidang perundang-undangan serta Kementerian BEM U

KBM Unila yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

Penyebarluasan Peraturan Presiden Mahasiswa

Pasal 15

Penyebarluasan Peraturan Presiden yang telah disahkan dilakukan oleh Kementerian BEM U KBM

Unila yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum setelah dicantumkan kedalam

Lembaran Universitas.

Bagian Keempat

Peraturan Mahasiswa Fakultas

Pasal 16

(1) Perencanaan penyusunan PMF dilakukan dalam Prolegma Fakultas.

(2) Perencanaan penyusunan Rancangan PMF dilakukan oleh Komisi bidang legislasi DPM F atas

persetujuan DPM F yang disusun secara sistematis, berencana, dan terpadu dilakukan oleh Komisi

Page 6: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 6 of 26

Perundang - undangan DPM F kemudian atas persetujuan DPM F ditetapkan dalam prolegma

fakultas.

(3) Penyusunan Prolegma Fakultas dilaksanakan oleh DPM F dan Gubernur Fakultas.

(4) Hasil penyusunan Prolegma Fakultas antara DPM F dan Gubernur Fakultas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) disepakati menjadi Prolegma Fakultas dan ditetapkan dalam

Rapat Paripurna DPM F.

(5) Prolegma Fakultas sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (3) ditetapkan dengan Ketetapan DPM F.

Pasal 17

(1) Prolegma Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) memuat program pembentukan

Rancangan PMF dengan judul Rancangan PMF, materi yang diatur, dan keterkaitannya dengan

Peraturan Perundang-undangan lainnya.

(2) Prolegma Fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan melalui mekanisme Rapat

Paripurna DPM F.

(3) Dalam penyusunan Prolegma Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1),

penyusunan daftar Rancangan PMF didasarkan atas:

a. perintah Peraturan Perundang-undangan lebih tinggi;

b. penyelenggaraan otonomi pemerintahan kampus universitas lampung dan tugas

pembantuan; dan

c. aspirasi mahasiswa fakultas.

(4) Prolegma Fakultas ditetapkan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berdasarkan skala prioritas

pembentukan Rancangan PMF.

(5) Materi muatan yang diatur serta keterkaitannya dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keterangan mengenai konsepsi Rancangan PMF

yang meliputi:

a. latar belakang dan tujuan penyusunan;

b. sasaran yang ingin diwujudkan;

c. pokok pikiran, lingkup, atau objek yang akan diatur; dan

d. jangkauan dan arah pengaturan.

(6) Materi yang diatur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah melalui pengkajian dan

penyelarasan dituangkan dalam Naskah Akademik

Pembahasan Dan Pengesahan Rancangan Peraturan Mahasiswa Fakultas

Pasal 18

(1) Proses pembahasan bersama Gubernur fakultas didahului dengan sosialisasi draft Rancangan

PMF yang dikeluarkan DPM F untuk menjaring aspirasi dari mahasiswa fakultas.

(2) Draft rancangan PMF disosialisasikan kepada BEM F, lembaga kemahasiswaan fakultas,

mahasiswa fakultas, DPM U, BEM U.

(3) Sosisalisasi draft terdiri dari 2 (dua) tahap, yaitu:

a. Tahap 1 dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah Rancangan PMF

dihasilkan;

b. Tahap 2 dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima tanggapan

pertama dilakukan;

(4) Selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah rapat sosialisasi draft dilakukan, DPM F

melakukan pembahasan untuk mempertimbangkan aspirasi dan pendapat yang disampaikan;

(5) Pembahasan bersama Gubernur fakultas terdiri dari 2 (dua) tahap, yaitu:

a. Tahap 1 dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah Rancangan PMF

diumumkan kepada BEM F, UKM F, dan lembaga kemahasiswaan fakultas;

b. Tahap 2 dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah Rancangan PMF

diumumkan kepada Mahasiswa Fakultas;

(6) Pembahasan Tahap 1 akan menghasilkan revisi Rancangan PMF Fakultas untuk disampaikan

ketika sosialisasi draft Tahap 2.

(7) Pembahasan Tahap 2 akan menghasilkan PMF yang siap untuk disahkan.

(8) Rancangan PMF yang telah disetujui bersama oleh DPM F dan Gubernur Fakultas disampaikan

oleh DPM F kepada Gubernur Fakultas untuk disahkan menjadi PMF.

(9) Pengesahan dilakukan dengan mekanisme rapat paripurna DPM F.

(10) Pengesahan dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah pembahasan Tahap 2

dilaksanakan.

Page 7: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 7 of 26

(11) Jika dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari Gubernur Fakultas tidak menandatangani

Rancangan PMF yang telah disetujui bersama antara DPM F dan Gubernur Fakultas, maka

Rancangan Undang-Undang akan sah dan diundangkan oleh DPM F.

Penyebarluasan Peraturan Mahasiswa Fakultas

Pasal 19

Penyebarluasan PMF yang telah disahkan dalam Prolegma Fakultas dilakukan Dinas yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum di BEM F setelah diundangkan kedalam

Lembaran Fakultas.

Bagian kelima

Proses dan Pengujian peraturan perundang-undangan

Pasal 20

(1) Pemohon pengujian materil adalah pihak yang menganggap hak dan/atau kewenangan

konstitusionalnya dirugikan oleh berlakunya undang-undang dalam hal ini pemohon, yaitu :

a. perorangan mahasiswa universitas lampung;

b. lembaga kemahasiswaan.

(2) Permohonan wajib dibuat dengan uraian tertulis yang jelas mengenai pengujian suatu peraturan

perundang-undangan.

(3) Permohonan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dan ditandatangani oleh Pemohon

dalam 6 rangkap yang memuat sekurang-kurangnya:

a. Identitas Pemohon, meliputi:

1. Nama

2. Tempat tanggal lahir- Umur

3. Agama

4. Pekerjaan

5. Kewarganegaraan

6. Alamat Lengkap

7. Nomor telepon/faksimile/telepon selular/e-mail

b. Uraian mengenai hal yang menjadi dasar permohonan yang meliputi:

1. kedudukan hukum (legal standing) Pemohon yang berisi uraian yang jelas mengenai

anggapan Pemohon tentang hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yang

dirugikan dengan berlakunya suatu peraturan perundang-undangan KBM Unila yang

dimohonkan untuk diuji;

2. pemohon wajib menguraikan dengan jelas bahwa materi muatan dalam ayat, pasal,

dan/atau bagian dari peraturan perundang-undangan dianggap bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan KBM Unila;

3. alasan permohonan pengujian diuraikan secara jelas dan rinci dalam bentuk Essay.

c. Hal-hal yang dimohonkan untuk diputuskan dalam permohonan pengujian materil, yaitu:

1. mengabulkan permohonan Pemohon;

2. menyatakan bahwa materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari peraturan

perundang-undangan yang dimaksud bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan diatasnya;

3. menyatakan bahwa materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari UU dimaksud

tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

d. Pengajuan permohonan harus disertai dengan alat bukti yang mendukung permohonan

tersebut yaitu alat bukti berupa:

1. surat atau tulisan;

2. keterangan saksi;

3. keterangan para pihak; dan

4. alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan

secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu.

e. permohonan juga diajukan dalam format digital yang disimpan secara elektronik dalam

bentuk soft file PDF.

Page 8: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 8 of 26

Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengujuian

Pasal 21

(1) Permohonan pengujian diajukan kepada MPM.

(2) Proses pemeriksaan kelengkapan administrasi permohonan bersifat terbuka melalui forum

konsultasi oleh calon Pemohon dengan MPM.

(3) MPM wajib memeriksa kelengkapan alat bukti yang mendukung permohonan sekurang-kurangnya

berupa:

a. Bukti diri Pemohon sesuai dengan kualifikasi sebagaimana dimaksud Pasal 20 ayat (3)

huruf a;

b. Bukti surat atau tulisan yang berkaitan dengan alasan permohonan pengujian;

c. Daftar calon saksi disertai pernyataan singkat tentang hal-hal yang akan diterangkan

terkait dengan alasan permohonan, serta pernyataan bersedia menghadiri persidangan;

d. Daftar bukti-bukti lain yang dapat berupa informasi yang disimpan dalam atau dikirim

melalui media elektronik, bila diperlukan.

(4) Apabila berkas permohonan telah lengkap, berkas permohonan dinyatakan diterima oleh MPM

dengan memberikan Akta Penerimaan Berkas Perkara pengajuan pengujian kepada Pemohon.

(5) Apabila permohonan belum lengkap, MPM memberitahukan kepada Pemohon tentang

kelengkapan permohonan yang harus dilengkapi, dan Pemohon harus sudah melengkapinya dalam

waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya Surat Pemberitahuan

Kekuranglengkapan Berkas.

(6) Apabila kelengkapan permohonan sebagaimana dimaksud ayat (5) tidak dipenuhi, maka MPM

menerbitkan surat yang menyatakan bahwa permohonan tersebut tidak terdaftar dalam pengajuan

pengujian dan diberitahukan kepada Pemohon disertai dengan pengembalian berkas permohonan.

Pengujian

Pasal 22

1. Pengujian setiap peraturan perundang-undangan di KBM Unila hanya dapat dilakukan oleh

MPM.

2. Pengujian dilakukan dengan mekanisme sidang pengujian MPM bersama Pemohon dan terbuka

untuk umum.

3. MPM melakukan pengujian materil untuk setiap;

a. PMF terhadap PMF;

b. PMF terhadap Peraturan Presiden;

c. PMF terhadap Undang-undang KBM Unila;

d. Peraturan presiden terhadap peraturan presiden;

e. Peraturan presiden terhadap undang-undang KBM Unila;

f. Undang-undang KBM Unila terhadap Undang-undang KBM Unila;

BAB VI

PARTISIPASI MAHASISWA

Pasal 23

(1) Mahasiswa Universitas Lampung berhak memberikan masukan kepada DPM U secara lisan

maupun tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan Rancangan Undang-Undang.

(2) Mahasiswa Fakultas berhak memberikan masukan kepada DPM F secara lisan maupun tertulis

dalam rangka penyiapan atau pembahasan Rancangan PMF.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 24

Pada setiap pembuatan Peraturan Perundang-Undang di KBM UNILA harus berpedoman pada teknik

penyusunan yang terdapat dalam Peraturan Perundang-Undangan KBM UNILA yang berlaku.

Pasal 25

Pemerintahan mahasiswa fakultas dalam pembentukan PMF tidak berasas atributif untuk hal - hal

sebagai berikut :

Page 9: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 9 of 26

a. Peraturan perundang–undangan tentang Pemilihan Raya;

b. Peraturan perundang-undangan tentang Pembentukan Perundang – undangan;

c. Peraturan perundang-undangan tentang Pembentukan dan pembubaran Lembaga Kemahasiswaan.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26

(1) Dengan diberlakukannya ketentuan ini, maka ketentuan yang mengatur tentang peraturan yang

serupa dinyatakan tidak berlaku lagi.

(2) Perihal Lampiran undang-undang ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan bersama undang-

undang ini.

(3) Segala sesuatu yang belum diatur dalam undang - undang ini, berlaku jika peraturan dan/

keputusan tidak bertentangan dengan konstitusi KBM Unila.

(4) Undang-undang ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Disahkan di Bandar Lampung

Pada Tanggal, 20 Februari 2013

Presiden BEM U KBM Unila

Arjun Fatahilah

0815041026

Diundangkan di Bandar Lampung

Pada Tanggal, 20 Februari 2013

Menteri Sekretaris Kabinet

Aprilia Fitriningsih

0813021020

Page 10: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 10 of 26

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

NOMOR 3 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

I. UMUM

Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan merupakan pelaksanaan dari

perintah Pasal 11 ayat (5) Konstitusi KBM Unila Tahun 2006 yang menyatakan bahwa “Membuat

Undang-Undang KBM Unila.” Namun, ruang lingkup materi muatan Undang-Undang ini diperluas tidak

saja Undang-Undang tetapi mencakup pula Peraturan Perundang undangan lainnya, selain Konstitusi

KBM Unila Tahun 2006. Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

didasarkan pada pemikiran bahwa Universitas Lampung adalah universitas yang menganut hukum

pemerintahan walfarestate. Sistem hukum universitas lampung merupakan hukum yang berlaku di

universitas lampung dengan semua elemennya yang saling menunjang satu dengan yang lain dalam

rangka mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat yang

berdasarkan Pancasila dan Konstitusi KBM Unila Tahun 2006. Undang-Undang ini merupakan

penyempurnaan terhadap kelemahan-kelemahan dalam Konstitusi KBM Unila Tahun 2006, yaitu antara

lain:

a. materi dari Konstitusi KBM Unila Tahun 2006 banyak yang menimbulkan kerancuan atau

multitafsir sehingga tidak memberikan suatu kepastian hukum;

b. teknik penulisan rumusan banyak yang tidak konsisten;

c. terdapat materi baru yang perlu diatur sesuai dengan perkembangan atau kebutuhan hukum dalam

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; dan

d. penguraian materi sesuai dengan yang diatur dalam tiap bab sesuai dengan sistematika yang baku.

Tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan dan penetapan, serta pengundangan

merupakan langkah-langkah yang pada dasarnya harus ditempuh dalam Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan. Namun, tahapan tersebut tentu dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan atau kondisi

serta jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan tertentu yang pembentukannya tidak diatur

dengan Undang-Undang ini, seperti pembahasan Rancangan PMF, Rancangan Peraturan Presiden

Mahasiswa, atau pembahasan Rancangan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 ayat (1). Selain materi baru tersebut, juga diadakan penyempurnaan teknik penyusunan Peraturan

Perundang-undangan beserta contohnya yang ditempatkan dalam Lampiran II. Penyempurnaan terhadap

teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan dimaksudkan untuk semakin memperjelas dan

memberikan pedoman yang lebih jelas dan pasti yang disertai dengan contoh bagi penyusunan Peraturan

Perundangundangan, termasuk PMF di Fakultas.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Penempatan Konstitusi KBM Unila merupakan hukum dasar dalam pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan KBM Unila adalah sesuai dengan Pasal 11 ayat (2) Konstitusi KBM Unila Tahun 2006.

Pasal 3

Yang dimaksud dengan “asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik” adalah

norma dasar bagi Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang merupakan sumber hukum

bagi Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di bawah Konstitusi KBM Unila Tahun 2006.

Pasal 4

Page 11: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 11 of 26

Cukup jelas.

Pasal 5

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan

yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan dalam ketentuan ini

yang dimaksud dengan “hierarki” adalah penjenjangan setiap jenis Peraturan Perundang-

undangan yang didasarkan pada asas bahwa Peraturan Perundang-undangan yang lebih rendah

tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Ayat (1)

Yang dimaksud perencanaan penyusunan adalah pembahasan yang dilakukan oleh komisi bidang

perundang-undangan DPM U yang telah menjadi program kerja komisi bidang perundang-

undangan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Huruf a

Yang dimaksud Perintah Konstitusi KBM Unila Tahun 2006 adalah perintah yang

mengharuskan adanya suatu peraturan perundang-undangan yang lebih khusus untuk

mengatur suatu hal.

Huruf b

Yang dimaksud perintah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa adalah perintah

yang berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa mengharuskan adanya

suatu peraturan perundang-undangan yang lebih khusus untuk menindaklanjuti ketetapan

tersebut.

Huruf c

Yang dimaksud perintah Undang-Undang KBM Unila lainnya adalah perintah peraturan

perundang-undangan agar secara khusus dapat mengatur apa yang belum dapat diatur oleh

undang-undang KBM Unila.

Huruf d

Yang dimaksud aspirasi dan kebutuhan hukum mahasiswa adalah masukan yang diberikan

mahasiswa kepada DPM U dan kebutuhan akan suatu peraturan perundang-undangan yang

harus dibentuk oleh DPM U guna memenuhi kebutuhan mahasiswa Universitas Lampung.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Page 12: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 12 of 26

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Yang dimaksud dalam keadaan tertentu adalah keadaan yang mendadak dimana mahasiswa

membutuhkan sesegera mungkin agar DPM U membentuk undang-undang terhadap suatu

permasalahan sedangkan, keadaan luar biasa adalah keadaan dimana universitas lampung

mengalami suatu permasalahan yang dahsyat yang sangat sulit diselesaikan maka demi

kepentingan besama DPM U dapat membentuk suatu undang-undang untuk menyelesaikan

masalah tersebut.

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Yang dimaksud 10 (sepuluh) hari kerja adalah jumlah hari berdasarkan total hari aktif

yang telah dilalui dan tidak termasuk hari tidak aktif kerja seperti sabtu dan minggu serta

hari-hari libur lainnya didalamnya.

Huruf b

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Huruf a

Yang dimaksud 10 (sepuluh) hari kerja adalah jumlah hari berdasarkan total hari aktif

yang telah dilalui dan tidak termasuk hari tidak aktif kerja seperti sabtu dan minggu serta

hari-hari libur lainnya didalamnya.

Huruf b

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Ayat (10)

Yang dimaksud paling lama 30 (tiga puluh) hari adalah jumlah hari berdasarkan total hari

aktif yang telah dilalui dan sudah termasuk hari tidak aktif kerja seperti sabtu dan minggu

serta hari-hari libur lainnya didalamnya.

Pasal 10

Dengan diundangkannya Peraturan Perundang-undangan dalam lembaran universitas

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini, setiap orang dianggap telah mengetahuinya.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Ayat (1)

Page 13: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 13 of 26

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 13

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 14

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 17

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Yang dimaksud perintah Peraturan Perundang-undangan lebih tinggi adalah

pembentukan PMF berdasarkan perintah undang-undang KBM Unila.

Huruf b

Yang dimaksud penyelenggaraan otonomi pemerintahan kampus universitas

lampung adalah penyelengagaraan pemerintahan mahasiswa di fakultas

berdasarkan hak, wewenang, dan kewajiban fakultas untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan fakultas seluas-luasnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dan tugas pembantuan adalah tugas pemerintahan

mahasiswa fakultas untuk menjalankan urusan yang diberikan pemerintahan

mahasiswa universitas dan/ melaksanakan perintah undang-undang.

Huruf c

Yang dimaksud rancangan PMF didasarkan asas aspirasi mahasiswa fakultas

adalah membentuk suatu PMF berdasarkan saran, masukan berdasarkan kebutuhan

hukum mahasiswa fakultas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat 5

Huruf a

Page 14: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 14 of 26

Yang dimamksud latar belakang penyusunan PMF adalah alasan serta penyebab yang

menyebabkan disusunnya suatu PMF dan tujuan penyusunan PMF adalah target atau hasil

yang ingin didapatkan dengan menyusun PMF tersebut.

Huruf b

Yang dimaksud sasaran yang ingin diwujudkan oleh penyusunan PMF adalah sasaran atau

objek suatu PMF tersebut akan dibagaimanakan apakah diatur, dihilangkan, dicabut, atau

diganti.

Huruf c

Yang dimaksud pokok pikiran adalah unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi

pertimbangan dan alasan pembentukan PMF, lingkup adalah objek yang akan diatur itu

apa saja.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 18

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Yang dimaksud 10 (sepuluh) hari kerja adalah jumlah hari berdasarkan total hari aktif

yang telah dilalui dan tidak termasuk hari tidak aktif kerja seperti sabtu dan minggu serta

hari-hari libur lainnya didalamnya.

Huruf b

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Ayat (10)

Cukup jelas.

Ayat (11)

Yang dimaksud paling lama 30 (tiga puluh) hari adalah jumlah hari berdasarkan total hari

aktif yang telah dilalui dan sudah termasuk hari tidak aktif kerja seperti sabtu dan minggu

serta hari-hari libur lainnya didalamnya.

Pasal 19

Dengan diundangkannya Peraturan Perundang-undangan dalam lembaran fakultas sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan ini, setiap orang dianggap telah mengetahuinya.

Page 15: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 15 of 26

Pasal 20

Ayat (1)

Cukup jelas.

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Point I

Yang dimaksud surat atau tulisan adalah uraian yang secara benar dikeluarkan oleh

suatu pihak yang jelas didalam KBM Unila yang membahas pelanggaran oleh

peraturan perundang-undangan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Poin ii

Yang dimaksud kewenangan konstitusional pemohon adalah

kewenangan sebagai mahasiswa universitas lampung.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Untuk alat bukti saksi adalah mahasiswa yang masih terdafatar secara

sah sebagai pelajar di universitas lampung.

Huruf e

Cukup jelas.

Pasal 21

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Atyat (4)

Yang dimaksud akta penerimaan berkas adalah surat tanda terima penyerahan

berkas yang dikeluarkan oleh MPM.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Page 16: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 16 of 26

Ayat (6)

Cukup jleas.

Pasal 22

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 23

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Yang dimaksud Kewenangan pemerintahan mahasiswa fakultas dalam pembentukan PMF tidak

menganut asas atributif adalah bahwa untuk ketiga hal didalam huruf a, b, dan c pasal 22 tersebut

bersifat umum kongkret dan kewenangan pembentukannya terdapat pada pemerintahan

mahasiswa universitas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Page 17: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 17 of 26

LAMPIRAN I

UNDANG–UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA

UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR ... TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN

TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN UNDANG – UNDANG KBM UNILA DAN

RANCANGAN PERATURAN MAHASISWA FAKULTAS

Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya

terhadap suatu masalah tertentu yang dapatdipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan

masalah tersebut dalam suatu Rancangan Undang-Undang, Rancangan PMF, Sistematika Naskah

Akademik adalah sebagai berikut:

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGUNDANGANTERKAIT

BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI

MUATAN UNDANG-UNDANG KBM UNILA, PERATURAN MAHASISWA

FAKULTAS

BAB VI PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Uraian singkat setiap bagian:

1. BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan memuat latar belakang, sasaran yang akan diwujudkan, identifikasi masalah, tujuan dan

kegunaan, serta metode penelitian.

A. Latar Belakang

Latar belakang memuat pemikiran dan alasan-alasan perlunya penyusunan Naskah Akademik

sebagai acuan pembentukan Rancangan Undang - Undang KBM Unila atau Rancangan PMF

tertentu. Latar belakang menjelaskan mengapa pembentukan Rancangan Undang-undangan

KBM Unila atau Rancangan PMF suatu Peraturan Perundang - Undang KBM Unila memerlukan

suatu kajian yang mendalam dan komprehensif mengenai teori atau pemikiran ilmiah yang

berkaitan dengan materi muatan Rancangan Undang - Undang KBM Unila atau Rancangan PMF

yang akan dibentuk. Pemikiran ilmiah tersebut mengarah kepada penyusunan argumentasi

filosofis, sosiologis serta yuridis guna mendukung perlu atau tidak perlunya penyusunan

Rancangan Undang - Undang KBM Unila atau Rancangan PMF.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah memuat rumusan mengenai masalah apa yang akan ditemukan dan diuraikan

dalam Naskah Akademik tersebut. Pada dasarnya identifikasi masalah dalam suatu Naskah

Akademik mencakup 4 (empat) pokok masalah, yaitu sebagai berikut:

a. Permasalahan apa yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan

bermasyarakat serta bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi.

b. Mengapa perlu Rancangan Undang - Undang KBM Unila atau Rancangan PMF dasar

pemecahan masalah tersebut, yang berarti membenarkan pelibatan universitas dalam

penyelesaian masalah tersebut.

Page 18: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 18 of 26

c. Apa yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan

Rancangan Undang - Undang KBM Unila atau Rancangan PMF.

d. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah

pengaturan.

C. Tujuan dan Kegunaan

Kegiatan Penyusunan Naskah Akademik Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang

dikemukakan di atas, tujuan penyusunan Naskah Akademik dirumuskan sebagai berikut:

a. Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan

bermasyarakat serta cara-cara mengatasi permasalahan tersebut.

b. Merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai alasan pembentukan Rancangan

Undang - Undang KBM Unila atau Rancangan PMF sebagai dasar hukum penyelesaian

atau solusi permasalahan dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

c. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan

Rancangan Undang - Undang KBM Unila atau Rancangan PMF.

d. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan

arah pengaturan dalam Rancangan Undang - Undang KBM Unila atau Rancangan PMF.

e. Sementara itu, kegunaan penyusunan Naskah Akademik adalah sebagai acuan atau

referensi penyusunan dan pembahasan Rancangan Undang - Undang KBM Unila atau

Rancangan PMF.

D. Metode

Penyusunan Naskah Akademik pada dasarnya merupakan suatu kegiatan penelitian sehingga

digunakan metode penyusunan Naskah Akademik yang berbasiskan metode penelitian hukum

atau penelitian lain. Penelitian hukum dapat dilakukan melalui metode yuridis normatif dan

metode yuridis empiris. Metode yuridis empiris dikenal juga dengan penelitian sosiolegal. Metode

yuridis normatif dilakukan melalui studi pustaka yang menelaah (terutama) data sekunder yang

berupa Peraturan Perundang-undangan, atau dokumen hukum lainnya, serta hasil penelitian, hasil

pengkajian, dan referensi lainnya. Metode yuridis normatif dapat dilengkapi dengan wawancara,

diskusi (focus group discussion), dan rapat dengar pendapat. Metode yuridis empiris atau

sosiolegal adalah penelitian yang diawali dengan penelitian normatif atau penelaahan terhadap

Peraturan Perundang-undangan (normatif) yang dilanjutkan dengan observasi yang mendalam

serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang

berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan yang diteliti.

2. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

Bab ini memuat uraian mengenai materi yang bersifat teoretis, asas, praktik, perkembangan pemikiran,

serta implikasi sosial, politik dari pengaturan dalam suatu Undang-Undang KBM Unila, PMF, Bab ini

dapat diuraikan dalam beberapa sub bab berikut:

A. Kajian teoretis.

B. Kajian terhadap asas/prinsip yang terkait dengan penyusunan norma. Analisis terhadap penentuan

asas-asas ini juga memperhatikan berbagai aspek bidang kehidupan terkait dengan Peraturan

Perundang-undangan yang akan dibuat, yang berasal dari hasil penelitian.

C. Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada, serta permasalahan yang dihadapi

masyarakat.

D. Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru yang akan diatur dalam Undang-Undang

terhadap aspek kehidupan mahasiswa.

3. BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN TERKAIT

Bab ini memuat hasil kajian terhadap Peraturan Perundangundangan terkait yang memuat kondisi hukum

yang ada, keterkaitan Undang - Undang KBM Unila dan PMF baru dengan Peraturan Perundang

undangan lain, harmonisasi secara vertikal dan horizontal, serta status dari Peraturan Perundang-

undangan yang ada, termasuk Peraturan Perundang-undangan yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

serta Peraturan Perundang-undangan yang masih tetap berlaku karena tidak bertentangan dengan

Undang- Undang atau PMF yang baru. Kajian terhadap Peraturan Perundang-undangan ini dimaksudkan

Page 19: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 19 of 26

untuk mengetahui kondisi hukum atau peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai substansi

atau materi yang akan diatur. Dalam kajian ini akan diketahui posisi dari Undang - Undang KBM Unila

atau PMF yang baru. Analisis ini dapat menggambarkan tingkat sinkronisasi, harmonisasi Peraturan

Perundang-undangan yang ada serta posisi dari Undang - Undang KBM Unila dan PMF untuk

menghindari terjadinya tumpang tindih pengaturan. Hasil dari penjelasan atau uraian ini menjadi bahan

bagi penyusunan landasan filosofis dan yuridis dari pembentukan Undang-Undang, PMF yang akan

dibentuk.

4. BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

A. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan

yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi

suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Konstitusi

KBM Unila tahun 2006..

B. Landasan Sosiologis

Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan

yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan

sosiologis sesungguhnya menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan masalah dan

kebutuhan mahasiswa dan universitas.

C. Landasan Yuridis

Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan

yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan

mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna

menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan mahasiswa. Landasan yuridis menyangkut

persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu

dibentuk Peraturan

Perundang-Undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yang sudah

ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan yang lebih

rendah dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya sudah ada tetapi

tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada.

5. BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI MUATAN

UNDANG-UNDANG KBM UNILA, PERATURAN MAHASIWA FAKULTAS

Naskah Akademik pada akhirnya berfungsi mengarahkan ruang lingkup materi muatan Rancangan

Undang-Undang, Rancangan PMF yang akan dibentuk. Dalam Bab ini, sebelum menguraikan ruang

lingkup materi muatan, dirumuskan sasaran yang akan diwujudkan, arah dan jangkauan pengaturan.

Materi didasarkan pada ulasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya. Selanjutnya

mengenai ruang lingkup materi pada dasarnya mencakup:

A. ketentuan umum memuat rumusan akademik mengenai pengertian istilah, dan frasa;

B. materi yang akan diatur;

C. ketentuan sanksi; dan

D. ketentuan peralihan.

6. BAB VI PENUTUP

Bab penutup terdiri atas subbab simpulan dan saran.

A. Simpulan

Simpulan memuat rangkuman pokok pikiran yang berkaitan dengan praktik penyelenggaraan,

pokok elaborasi teori, dan asas yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya.

B. Saran

Saran memuat antara lain:

a. Perlunya pemilahan substansi Naskah Akademik dalam suatu Peraturan Perundang-undangan

atau Peraturan Perundang-undangan di bawahnya.

b. Rekomendasi tentang skala prioritas penyusunan Rancangan Undang-Undang/Rancangan PMF

dalam Prolegma dan Prolegma Fakultas.

Page 20: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 20 of 26

c. Kegiatan lain yang diperlukan untuk mendukung penyempurnaan penyusunan Naskah

Akademik lebih lanjut.

7. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat buku, Peraturan Perundangundangan, dan jurnal yang menjadi sumber bahan

penyusunan Naskah Akademik.

Page 21: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 21 of 26

LAMPIRAN II

UNDANG–UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

NOMOR 3 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN

TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERATURAN

PERUNDANG–UNDANGAN

A. JUDUL

B. PEMBUKAAN

1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan

3. Konsiderans

4. Dasar Hukum

5. Diktum

C. BATANG TUBUH

1. Ketentuan Umum

2. Materi Pokok yang Diatur

3. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)

4. Ketentuan Penutup

D. PENUTUP

E. PENJELASAN

F. LAMPIRAN

Contoh:

A. JUDUL

KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA

KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

NOMOR 87 TAHUN 2010

TENTANG

MEMUTUSKAN PERSELISIHAN TENTANG HASIL PEMILIHAN RAYA,

UNDANG-UNDANG

KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

NOMOR 2 TAHUN 2012

TENTANG

PEMILIHAN RAYA,

PERATURAN PRESIDEN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

NOMOR 82 TAHUN 2009

TENTANG

MENETAPKAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

FAKULTAS,

PERATURAN MAHASISWA FAKULTAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

NOMOR 8 TAHUN 2007

TENTANG

KETERTIBAN UMUM FAKULTAS,

Page 22: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 22 of 26

B. PEMBUKAAN

Pembukaan Peraturan Perundang–undangan terdiri atas:

a. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa;

b. Jabatan pembentuk Peraturan Perundang-undangan KBM Unila;

c. Konsiderans;

d. Dasar Hukum; dan

e. Diktum.

a. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Pada pembukaan tiap jenis Peraturan Perundang–undangan KBM Unila sebelum nama jabatan

pembentuk Peraturan Perundang–undangan KBM Unila dicantumkan Frasa Dengan Rahmat

Tuhan yang Maha Esa yang ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah

marjin

b. Jabatan pembentuk Peraturan Perundang-undangan KBM Unila

Jabatan pembentuk Peraturan Perundang–undangan KBM Unila ditulis seluruhnya dengan huruf

kapital yang diletakkan di tengah marjin dan diakhiri dengan tanda baca koma (,).

Contoh :

Contoh jabatan pembentuk Ketetapan MPM KBM UNILA:

KETUA MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG,

Contoh jabatan pembentuk Undang-Undang KBM UNILA:

PRESIDEN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG,

Contoh jabatan pembentuk Peraturan Mahasiswa Fakultas:

GUBERNUR FAKULTAS TEKNIK,

c. Konsiderans

Konsiderans diawali dengan kata Menimbang. Konsiderans memuat uraian singkat mengenai

pokok pikiran yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan Peraturan Perundang–

undangan KBM Unila. Pokok pikiran pada konsiderans Undang–Undang dan Peraturan

Mahasiswa Fakultas memuat unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan

dan alasan pembentukannya yang penulisannya ditempatkan secara berurutan dari filosofis,

sosiologis, dan yuridis.

1. Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan

pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta

falsafah universitas lampung yang bersumber dari Pancasila dan Konstitusi KBM Unila

Tahun 2006;

2. Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi

kebutuhan mahasiswa dalam berbagai aspek;

3. Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi

permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan

yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian

hukum dan rasa keadilan mahasiswa.

Konsiderans Ketetapan MPM KBM UNILA cukup memuat satu pertimbangan yang berisi uraian

ringkas mengenai perlunya melaksanakanketentuan pasal atau beberapa pasal dari Undang–

Undang yang memerintahkan pengeluaran ketetapan tersebut dengan menunjuk pasal atau

beberapa pasal dari Undang–Undang KBM Unila yang memerintahkan pembentukannya untuk

menyelenggarakan perintah konstitusi KBM Unila tahun 2006, memuat unsur filosofis,

sosiologis, dan yuridis yangmenjadi pertimbangan dan alasan pembentukan Ketetapan MPM

KBM UNILA.

Konsiderans Peraturan Presiden cukup memuat satu pertimbangan yang berisi uraian ringkas

mengenai perlunya melaksanakan ketentuan pasal atau beberapa pasal dari Undang–Undang yang

memerintahkan pembentukan Peraturan Presiden tersebut dengan menunjuk pasal atau beberapa

pasal dari Undang–Undang atau Peraturan Pemerintah yang memerintahkan pembentukannya.

Page 23: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 23 of 26

Konsiderans Peraturan Presiden untuk menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan Universitas

memuat unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan dan alasan

pembentukan PMF.

Konsiderans PMF cukup memuat satu pertim bangan yang berisi uraian ringkas mengenai

perlunya melaksanakan ketentuan pasal atau beberapa pasal dari Undang–Undang yang

memerintahkan pembentukan PMF tersebut dengan menunjuk pasal atau beberapa pasal dari

Undang–Undang KBM Unila atau Peraturan Presiden Mahasiswa yang memerintahkan

pembentukannya.

d. Dasar Hukum

Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat. Dasar hukum memuat: Dasar kewenangan

pembentukan Peraturan Perundang - undangan; dan Peraturan Perundang-undangan yang

memerintahkan pembentukan Peraturan Perundang-undangan KBM Unila.

1. Dasar hukum pembentukan Ketetapan MPM KBM UNILA yang berasal adalah Pasal 7 dan Pasal

8 Konstitusi KBM UNILA tahun 2006.

2. Dasar hukum pembentukan Undang-Undang KBM UNILA oleh DPM U adalah Pasal 10 dan

Pasal 11 Konstitusi KBM UNILA tahun 2006.

3. Dasar hukum pembentukan Peraturan Presiden Mahasiswa Universitas Lampung yang adalah

Pasal 19 dan Pasal 20 Konstitusi KBM UNILA tahun 2006.

4. Dasar hukum pembentukan Peraturan Mahasiswa Fakultas adalah Pasal 29 Konstitusi KBM

UNILA tahun 2006.

Peraturan Perundang-undangan KBM Unila yang digunakan sebagai dasar hukum hanya Peraturan

Perundang undangan KBM Unila yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.

Peraturan Perundang-undangan KBM Unila yang akan dicabut dengan Peraturan Perundang-

undangan KBM Unila yang akan dibentuk, Peraturan Perundang–undangan KBM Unila yang sudah

diundangkan tetapi belum resmi berlaku,tidak dicantumkan dalam dasar hukum.

Jika jumlah Peraturan Perundang-undangan KBM Unila yang dijadikan dasarhukum lebih dari satu,

urutan pencantuman perlu memperhatikan tata urutan Peraturan Perundang-undangan KBM Unila

dan jika tingkatannyasama disusun secara kronologis berdasarkan saat pengundangan atau

penetapannya.

Penulisan jenis Peraturan Perundang-undangan KBM Unila dan rancangan Peraturan Perundang–

undangan KBM Unila, diawali dengan huruf kapital.Contoh : Undang-Undang, Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Mahasiswa, Peraturan Presiden Mahasiswa Universitas Lampung, Peraturan

Mahasiswa Fakultas.

e. Diktum

Diktum terdiri atas:

a. kata Memutuskan;

b. kata Menetapkan; dan

c. jenis dan nama Peraturan Perundang-undangan KBM Unila.

Kata Memutuskan ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpaspasi di antara suku kata dan diakhiri

dengan tanda baca titik duaserta diletakkan di tengah marjin.

Pada Undang-Undang, sebelum kata Memutuskan dicantumkan Frasa Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG dan PRESIDEN

MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG yang diletakkan di tengah marjin.

Page 24: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 24 of 26

Contoh Undang-Undang:

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

dan

PRESIDEN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

MEMUTUSKAN:

Pada Peraturan Mahasiswa Fakultas, sebelum kata Memutuskan dicantumkan frasa, Dengan

Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS....(nama fakultas) dan

GUBERNUR, yang ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan diletakkan di tengah marjin.

Contoh:Peraturan Mahasiswa Fakultas

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS

dan

GUBERNUR FAKULTAS HUKUM

MEMUTUSKAN:

Kata Menetapkan dicantumkan sesudah kata Memutuskan yang disejajarkan ke bawah dengan kata

Menimbang dan Mengingat. Huruf awal kata Menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri

dengan tanda baca titik dua.Jenis dan nama yang tercantum dalam judul Peraturan Perundang-

undangan dicantumkan lagi setelah kata Menetapkan tanpa frasa Universitas Lampung, serta ditulis

seluruhnya dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.

Contoh:

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANG–UNDANG TENTANG PEMILIHAN RAYA

C. BATANG TUBUH

Batang tubuh Peraturan Perundang-undangan KBM Unila memuat semua materimuatan Peraturan

Perundang-undangan yang dirumuskan dalampasal atau beberapa pasal. Pada umumnya materi muatan

dalam batang tubuh dikelompokkanke dalam:

a. ketentuan umum;

b. materi pokok yang diatur;

c. ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan

e. ketentuan penutup.

Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai dengan kesamaan materi yang

bersangkutan dan jika terdapat materi muatan yang diperlukan tetapi tidak dapat dikelompokkan

dalam ruang lingkup pengaturan yang sudah ada, materi tersebut dimuat dalam bab ketentuan lain-

lain.

D. PENUTUP

Penutup merupakan bagian akhir Peraturan Perundang-undangan yang memuat:

a. penandatanganan pengesahan atau penetapan Peraturan Perundang-undangan;

b. pengundangan atau Penetapan Peraturan Perundang-undangan;dan

c. akhir bagian penutup.

a. Rumusan perintah pengundangan dan penempatan Peraturan Perundang-undangan dalam

Lembaran Univeristas Lampung yang berbunyi sebagai berikut

Contoh Undang-Undang:

Page 25: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 25 of 26

“Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Univeristas Lampung”

Rumusan perintah pengundangan dan penempatan PeraturanPerundang-undangan dalam

Lembaran Fakultas (nama fakultas) atau Berita Fakultas yang berbunyi sebagai berikut:

Contoh Peraturan Mahasiswa Fakultas:

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Mahasiswa Fakultas

ini dengan penempatannya dalam Lembaran Fakultas Teknik.

Pengundangan Peraturan Perundang-undangan memuat:

1. tempat dan tanggal Pengundangan;

2. nama jabatan yang berwenang mengundangkan;

3. tanda tangan; dan

4. nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar;

5. Nomor Pokok Mahasiswa;

Tempat tanggal pengundangan Peraturan Perundang-undangan diletakkan di sebelah kiri (di

bawah penandatanganan pengesahanatau penetapan). Nama jabatan dan nama pejabat ditulis

dengan huruf kapital. Pada akhir nama jabatan diberi tanda baca koma.

Contoh:

Diundangkan di Bandar Lampung

Pada tanggal 28 Mei 2011

Menteri Sekretaris Kabinet BEM U KBM UNILA

ttd

(Nama Menteri)

(Nomor Pokok Mahasiswa)

b. Penandatanganan pengesahan atau penetapan Peraturan Perundang-undangan memuat:

a. tempat dan tanggal pengesahan atau penetapan;

b. nama jabatan;

c. tanda tangan pejabat; dan

d. nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar;

e. Nomor Pokok Mahasiswa

Rumusan tempat dan tanggal pengesahan atau penetapan diletakkan di sebelah kanan.Nama

jabatan dan nama pejabat ditulis dengan huruf kapital. Padaakhir nama jabatan diberi tanda baca

koma.

a. Pengesahan:

Contoh:

Disahkan di Bandar Lampung

Pada tanggal 22 Juli 2011

PRESIDEN MAHASISWA UNILA,

ttd

(Nama Presiden)

b. untuk penetapan:

Contoh:

Ditetapkan di Bandar Lampung

Pada tanggal 22 Juli 2011

PRESIDEN MAHASISWA UNILA,

ttd

(Nama Presiden)

Page 26: UNDANG - UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA …dpm.u.kbm.unila.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/UU-No.-3-Tahun... · konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang

Page 26 of 26

E. PENJELASAN

Setiap Undang-Undang, PMF diberi penjelasan.Penjelasan berfungsi sebagai tafsir resmi pembentuk

Peraturan Perundang-undangan atas norma tertentu dalam batang tubuh. Oleh karena itu, penjelasan

hanya memuat uraian terhadap kata, frasa, kalimat atau padanan kata/istilah asing dalam norma yang

dapat disertai dengan contoh. Penjelasan sebagai sarana untuk memperjelas norma dalam batang

tubuh tidak boleh mengakibatkan terjadinya ketidakjelasan dari norma yang dimaksud.

Penjelasan tidak dapat digunakan sebagai dasar hukum untuk membuat peraturan lebih lanjut dan

tidak boleh mencantumkan rumusan yang berisi norma. Penjelasan tidak menggunakan rumusan yang

isinya memuat perubahan terselubung terhadap ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Naskah

penjelasan disusun bersama-sama dengan penyusunan rancangan Peraturan Perundang-undangan.

Rincian penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal diawali dengan angka Romawi dan ditulis

dengan huruf kapital.

Contoh:

I. UMUM

II. PASAL DEMI PASAL

F. LAMPIRAN

Dalam hal Peraturan Perundang-undangan memerlukan lampiran, hal tersebut dinyatakan dalam

batang tubuh bahwa lampiran dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Perundang-undangan. Lampiran dapat memuat antara lain uraian, daftar, tabel, gambar,peta, dan

sketsa.Dalam hal Peraturan Perundang-undangan memerlukan lebih darisatu lampiran, tiap lampiran

harus diberi nomor urut dengan menggunakan angka romawi.

Contoh1:

LAMPIRAN I

UNDANG–UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA

UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR ... TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Contoh 2:

LAMPIRAN II

UNDANG–UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA

UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR ... TAHUN …

TENTANG

PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG–UNDANGAN

Ditetapkan di Bandar Lampung

Pada tanggal 22 Juli 2011

PRESIDEN MAHASISWA UNILA,

(Nama Menteri)

(Nomor Pokok Mahasiswa)