bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami...

72
http://bulelengkab.bps.go.id

Transcript of bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami...

Page 1: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 2: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 3: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

No. ISBN : 978-602-0910-36-9

No. Publikasi : 9201001.5108

Ukuran Buku : 21 x 16 cm

Jumlah halaman : v + 40

Naskah : Ayu Manik Pratiwi

Gambar Kulit : Nyoman Pasek Susena

Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten

Buleleng

Dicetak oleh : Percetakan “Teleng Indah” - Singaraja

Bab V

INFLASI

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 4: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

ii

KATA PENGANTAR Publikasi Indikator Ekonomi merupakan publikasi yang berisikan tabel-tabel dan grafik statistik ekonomi, yang umumnya dibutuhkan oleh para pengguna data untuk berbagai keperluan pengamatan dan analisa ekonomi. Data statistik yang disajikan dalam Indikator Ekonomi ini dihimpun berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan dari Instansi lain diwilayah Kabupaten Buleleng. Publikasi Indikator Ekonomi Buleleng Tahun 2015 dilengkapi dengan ulasan singkat sederhana dengan harapan dapat mempermudah memahami dalam rangka memperoleh gambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan tersusunnya publikasi Indikator Ekonomi Kabupaten Buleleng Tahun 2015.

Singaraja, November 2016 Kepala Badan Pusat Statistik

Kabupaten Buleleng

Eman Sulaeman NIP. 19696091993121001

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 5: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

iii

DAFTAR ISI

KATALOG ………………………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ………………..……………………………………………………………………. iii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………………… iv

DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………………………………… v

I PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1

1.1 LATAR BELAKANG .……………………………………………….. 2

1.2 LATAR BELAKANG .……………………………………………….. 2 TUJUAN PENULISAN .…………………………………………… 3

1.3 SUMBER DATA …………………………………………………….. 4

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN ……………………………………. 4

II GEOGRAFIS DAN KEPENDUDUKAN ……………………………………. 5

2.1 GEOGRAFIS …………………………………………………………… 6

2.2 PENDUDUK …………………………………………………………… 7

2.3 TENAGA KERJA ……………………………………………………… 10

III PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO ……………………. 14

3.1 PERTUMBUHAN EKONOMI …………………………………… 16

3.2 STRUKTUR EKONOMI BULELENG ………………………….. 18

3.3 TINGKAT KEMAKMURAN ……………………………………… 20

IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI ……………………………….. 22

4.1 PERTANIAN …………………………………………………………… 23

4.2 PERKEBUNAN ……………………………………………………….. 32

4.3 PETERNAKAN ……………………………………………………….. 38

4.4 PERIKANAN ………………………………………………………….. 40

4.5 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN…………………….. 41

4.6 INDUSTRI PENGOLAHAN ………………………………………. 42

4.7 LITSRIK DAN GAS ………………………………………………….. 43

4.8 PENGADAAN AIR DAN PENGELOLAAN SAMPAH …… 46

4.9 KONSTRUKSI …………………………………………………………. 47

4.10 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN……..…………….. 47

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 6: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

iv

4.11 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM…. 49

4.12 TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN ………………….. 52

4.13 JASA KEUANGAN DAN ASURANSI………………………….. 53

4.14 KEUANGAN DAERAH…………………………………………….. 54

V INFLASI ……………..………………………………………………………………. 57

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 7: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

v

DAFTAR TABEL

Tabel. 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan

Kecamatan serta Sex Rasio Kabupaten Buleleng 2015.. 8

Tabel. 4.1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas

Padi di Buleleng Tahun 2015……………………………………… 25

Tabel. 4.2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas

Jagung di Buleleng Tahun 2015 …………………………………. 27

Tabel. 4.3. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas

Ubi Kayu di Buleleng Tahun 2015 ……………………………… 29

Tabel. 4.4. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas

Kacang Tanah di Buleleng Tahun 2015 ………………………. 31

Tabel. 4.5. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas

Kelapa Dalam di Buleleng Tahun 2015 ………………………. 33

Tabel. 4.6. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas

Kopi Robusta di Buleleng Tahun 2015 ……………………….. 35

Tabel. 4.7. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas

Cengkeh di Buleleng Tahun 2015 ………………………………. 37

Tabel. 4.8. Populasi Ternak di Kabupaten Buleleng Tahun 2014 …. 38

Tabel. 4.9. Produksi Perikanan Menurut Kecamatan di Kabupaten

Buleleng Tahun 2015 …………………………………………….….. 41

Tabel. 4.10. Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama

Menginap Di Kabupaten buleleng Tahun 2014-2015 … 51

Tabel. 4.11. Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Buleleng

Tahun 2014 – 2015 ……………………………………….………….. 55

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 8: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1. Piramida Penduduk Kabupaten Buleleng Tahun 2015… 10

Grafik 2.2. Proporsi Penduduk Bukan Angkatan Kerja Menurut

Jenis Kelamin dan Kegiatan di Kabupaten Buleleng

Tahun 2015 ………………………………………………………………. 11

Grafik 2.3. Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja

Seminggu Yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan di

Kabupaten Buleleng Tahun 2015 ………………………………. 13

Grafik 3.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Buleleng dan Bali Tahun

2011 - 2015 ………………………………………………………………. 17

Grafik 3.2. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten

Buleleng Tahun 2015…………………………………………………. 20

Grafik 3.3. Perkembangan PDRB per Kapita Tahun 2011-2015 …… 21

Grafik 4.1. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Kategori Pada Lapangan Usaha Pertanian Tahun

2015………………………………………………………………………….. 24

Grafik 4.2. Perkembangan Peranan Subkategori Penggalian di

Kabupaten Buleleng Tahun 2010-2015 ……………………… 42

Grafik 4.3. Perkembangan Peranan Kategori Industri Pengolahan

di Kabupaten Buleleng Tahun 2010 – 2015 ……………….. 43

Grafik 4.4. Perkembangan Peranan Kategori Listrik dan Gas di

Kabupaten Buleleng Tahun 2010 – 2015 …………………… 44

Grafik 4.5. Persentase Pengguna Listrik Menurut Kecamatan di

Kab. Buleleng Tahun 2015 ……………………………………….… 45

Grafik 4.6. Perkembangan Peranan Kategori Pengadaan Air dan

Pengelolaan Sampah di Kabupaten Buleleng Tahun

2011-2015 ………………………………………………………………… 46

Grafik 4.7. Perkembangan Peranan Kategori Konstruksi di

Kabupaten Buleleng Tahun 2011 – 2015 …………………… 47

Grafik 4.8. Perkembangan Peranan Kategori Perdagangan Besar

dan Eceran di Kabupaten Buleleng Tahun 2011 – 2015 48

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 9: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

vii

Grafik 4.9. Peranan Kategori Penyedia Akomodasi dan Makan

Minum di Kabupaten buleleng Tahun 2011-2015 ……… 50

Grafik 4.10. Peranan Kategori Transportasi dan Pergudangan di

Kabupaten Buleleng Tahun 2011-2015 ……………………… 53

Grafik 4.11. Peranan Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi

Kabupaten Buelleng Tahun 2011-2015 ……………………… 54

Grafik 5.1. Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2015 …….. 60

Grafik 5.2. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Komoditas

di Kota Singaraja Tahun 2015…………………………………….. 61

htt

p://bu

lelen

gkab

.bps.g

o.id

Page 10: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab I PENDAHULUAN

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 11: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab I PENDAHULUAN

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

2

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur

keberhasilan pembangunan nasional. Di tengah kinerja

perekonomian Indonesia yang selalu menghadapi tantangan,

pemerintah tetap ingin mewujudkan kemandirian ekonomi dengan

menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Tidak

hanya pada level nasional saja, masing-masing pemerintah daerah

pun diharapkan lebih menggenjot sektor-sektor strategis di

wilayahnya, serta lebih mengikutsertakan peran masyarakat dalam

upaya pembangunan ekonomi. Dengan landasan pengembangan

ekonomi kerakyatan, diharapkan pembangunan ekonomi tidak hanya

tumbuh, namun hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Tentunya hal ini menjadi harapan kita bersama, selain mewujudkan

daerah yang mandiri, hasil pembangunan ekonomi dapat

mengurangi jurang pemisah distribusi pendapatan masyarakat di

wilayahnya.

Kabupaten Buleleng, sebagai salah satu kabupaten di wilayah

Republik Indonesia memiliki rencana pembangunan ekonomi yang

sejalan dengan program pemerintah yaitu pembangunan ekonomi di

Kabupaten Buleleng tidak hanya dilakukan untuk mengejar

pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga harus mampu menciptakan

pemerataan pendapatan masyarakatnya. Oleh karena itu perlu

upaya-upaya pembangunan yang bertujuan untuk lebih

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 12: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab I PENDAHULUAN

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

3

menyejahterakan masyarakat sehingga akan memperkuat pondasi

pembangunan Kabupaten Buleleng di segala bidang.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam

pembangunan ekonomi yaitu menyusun perencanaan yang lebih

komprehensif dan terintegrasi guna dapat mencapai hasil-hasil

pembangunan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam perencanaan

pembangunan selalu dibutuhkan data yang tepat dan terpercaya

sebagai sarana penunjang yang melandasi perencanaan

pembangunan. Tidak hanya itu, data yang akurat dapat dijadikan

landasan evaluasi kebijakan terdahulu yang sudah dilaksanakan agar

kedepannya dapat dicapai sasaran yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana

perkembangan pembangunan perekonomian di Kabupaten Buleleng,

dapat kita ketahui melalui perkembangan Produk Domestik Regional

Bruto, perkembangan sektor produksi yang berkembang di wilayah

Kabupaten Buleleng, serta tingkat inflasi yang terjadi di wilayah

Kabupaten Buleleng. Hal ini sangat berkaitan mengingat

pembangunan ekonomi dapat tumbuh dengan baik apabila tingkat

inflasi di suatu daerah dapat dikendalikan.

1.2 Tujuan Penulisan

Penyusunan publikasi Indikator Ekonomi Kabupaten Buleleng

2015 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kondisi

perekonomian Kabupaten Buleleng pada Tahun 2015 meliputi

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 13: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab I PENDAHULUAN

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

4

perkembangan penduduk, produk domestik regional bruto,

perkembangan sektor produksi, dan inflasi yang terjadi di Kabupaten

Buleleng.

1.3 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh hingga terbitnya publikasi ini

adalah hasil survei pengumpulan data yang dilakukan oleh BPS baik

pengumpulan data primer maupun pengumpulan data sekunder

yang berasal dari instansi-instansi terkait.

1.4 Sistematika Penulisan.

Publikasi ini dibagi menjadi empat bab, yaitu :

Bab I : Pendahuluan, menguraikan gambaran umum,

maksud dan tujuan, sumber data dan sistematika

penulisan.

Bab II : Geografis dan Kependudukan.

Bab III : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Buleleng

Bab IV : Perkembangan Sektor Produksi di Kabupaten

Buleleng

Bab V : Inflasi di Kabupaten Buleleng

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 14: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab II GEOGRAFIS &

KEPENDUDUKAN

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 15: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab II GEOGRAFIS DAN KEPENDUDUKAN

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

6

2.1 GEOGRAFIS

Kondisi Geografis suatu daerah sangat menentukan

kondisi perekonomian di daerah tersebut. Tanah merupakan salah

satu kekayaan alam yang dimiliki negara, baik meliputi luas lahan,

tingkat kesuburan tanah, kondisi iklim, kekayaan hasil hutan dan

tambang. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas wilayah

Kabupaten Buleleng sebesar 136.588 hektar atau seperempat dari

total luas Provinsi Bali. Tidak hanya memiliki wilayah yang paling

luas, topografi Buleleng juga sangat bervariatif.

Pada bagian selatan wilayah Kabupaten Buleleng

merupakan daerah perbukitan, sedangkan di bagian utara

merupakan dataran rendah pantai dengan panjang pantai

mencapai 144 km. Diantara perbukitan tersebut terdapat beberapa

gunung yang sudah tidak aktif sehingga tidak mempengaruhi

aktivitas masyarakat di sekitarnya. Selain itu Kabupaten Buleleng

dialiri banyak sungai besar dan kecil, sebagian diantaranya

merupakan sungai tadah hujan. Dua buah danau yang dimiliki,

yaitu Danau Tamblingan dengan luas mencapai seratus hektar

berada di wilayah Kecamatan Banjar dan Danau Buyan dengan luas

tiga kali lipat dari Danau Tamblingan terletak di Kecamatan

Sukasada. Luas dan variatifnya topografi di Buleleng merupakan

kekayaan alam yang berpotensi terhadap peningkatan

pembangunan ekonomi.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 16: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab II GEOGRAFIS DAN KEPENDUDUKAN

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

7

2.2 PENDUDUK

Disamping ketersediaan sumber daya alam, pembangunan

ekonomi suatu wilayah harus didukung oleh adanya sumber daya

manusia yang baik untuk mengelolanya. Pertambahan penduduk dari

waktu ke waktu menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi.

Pertambahan penduduk akan meningkatkan jumlah angkatan kerja

yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan produksi.

Dengan pendidikan dan pelatihan yang memadai akan diperoleh

sumber daya manusia yang terlatih dan terampil, sehingga mampu

menjadi acuan pembangunan.

Jumlah penduduk Kabupaten Buleleng pada Tahun 2015

menurut hasil proyeksi diperkirakan sebanyak 646,20 ribu jiwa.

Dengan luas wilayah yang mencapai 136.588 hektar atau 1.365,88

km2, maka dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk di

Kabupaten Buleleng mencapai 473 jiwa/km2. Hal ini menunjukkan

bahwa Kabupaten Buleleng dirasa masih ideal sebagai wilayah untuk

bertempat tinggal, walaupun memiliki jumlah penduduk terbesar

kedua di wilayah Provinsi Bali. Suatu wilayah masih dapat dikatakan

ideal apabila kepadatan penduduknya tidak melebihi 1.000 jiwa/km2.

Jumlah penduduk Kabupaten Buleleng terdiri dari 321,9

ribu laki-laki dan 324,3 ribu perempuan. Keterbandingan (sex ratio)

tercatat sebesar 99,26 persen, artinya dari 100 orang perempuan

terdapat 99 laki-laki. Secara langsung hal ini menandakan bahwa

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 17: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab II GEOGRAFIS DAN KEPENDUDUKAN

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

8

penduduk laki-laki memiliki jumlah yang lebih kecil dibandingkan

dengan jumlah penduduk perempuan di wilayah Kabupaten

Buleleng.

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan serta Sex Rasio

Kabupaten Buleleng Tahun 2015 (000 Jiwa)

Sumber : Proyeksi Penduduk Tahun 2015

Distribusi penduduk menurut kelompok umur menunjukkan

bahwa 26,34 persen penduduk Kabupaten Buleleng berusia muda

(umur 0-14 tahun), sebanyak 66,17 persen penduduk berusia

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Gerokgak 41.47 41.17 82.64 100.73

2. Seririt 35.24 36.53 71.77 96.47

3. Busungbiu 20.13 20.40 40.53 98.68

4. Banjar 35.38 36.06 71.44 98.11

5. Sukasada 37.72 38.07 75.79 99.08

6. Buleleng 67.06 67.75 134.81 98.98

7. Sawan 29.63 30.40 60.03 97.47

8. Kubutambahan 27.90 27.22 55.12 102.50

9. Tejakula 27.37 26.70 54.07 102.51

Jumlah 321.90 324.30 646.20 99.26

2014 320.00 322.30 642.30 99.29

2013 318.00 320.30 638.30 99.28

2012 315.90 318.40 634.30 99.21

2011 313.90 316.40 630.30 99.21

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 18: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab II GEOGRAFIS DAN KEPENDUDUKAN

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

9

produktif (umur 15-64 tahun) dan hanya 7,49 persen penduduk yang

berumur 65 tahun ke atas. Proporsi penduduk usia produktif pada

tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yang mencapai 65,89 persen. Proporsi penduduk

produktif yang semakin besar mengindikasikan adanya penurunan

angka ketergantungan sehingga bisa dikatakan peluang penciptaan

nilai tambah akan semakin besar, karena penduduk yang seharusnya

aktif dalam penciptaan nilai tambah mengalami peningkatan proporsi

terhadap penduduk yang belum/tidak bisa lagi menciptakan nilai

tambah.

Dari distribusi penduduk tersebut maka dapat diketahui

angka ketergantungan (dependency ratio) penduduk Kabupaten

Buleleng pada tahun 2015 sebesar 51,12 persen, yang artinya bahwa

Artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung

sekitar 51 orang penduduk usia tidak produktif. Angka ini mengalami

penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai

51,77 persen. Hal ini berarti memang benar peningkatan jumlah usia

produktif mengurangi beban ketergantungan yang terjadi di

Kabupaten Buleleng. Pada Tahun 2015, penduduk usia produktif di

Kabupaten Buleleng dibebani tanggung jawab lebih besar terhadap

penduduk usia muda dibandingkan dengan tanggung jawab terhadap

penduduk usia tua.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 19: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab II GEOGRAFIS DAN KEPENDUDUKAN

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

10

Grafik 2.1 Piramida Penduduk Kabupaten Buleleng Tahun 2015

Sumber : Proyeksi Penduduk Tahun 2015

2.3 TENAGA KERJA

Angkatan Kerja didefinisikan sebagai penduduk usia 15

tahun keatas atau lebih yang kegiatan utamanya bekerja atau

mencari pekerjaan. Dengan kata lain angkatan kerja merupakan

kelompok penduduk usia kerja ( 15 tahun atau lebih ) yang sedang

atau siap melakukan kegiatan ekonomi. Sedangkan yang tergolong

bukan angkatan kerja bila mereka tidak melakukan kegiatan ekonomi

seperti bersekolah, mengurus rumah tangga dan melakukan kegiatan

lainnya. Lima puluh lima persen penduduk Buleleng berada pada

golongan angkatan kerja. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, 97,96

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75+

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 20: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab II GEOGRAFIS DAN KEPENDUDUKAN

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

11

persen bekerja dan 2,04 persen sisanya menganggur. Tingkat

partisipasi angkatan kerja tersebut didominasi oleh angkatan kerja

laki-laki.

Dari jumlah penduduk Buleleng yang tergolong bukan

angkatan kerja pada tahun 2015, 29.36 persen sebagai anak sekolah,

55,01 persen mengurus rumah tangga, dan 15.63 persen melakukan

kegiatan lainnya. Untuk golongan anak sekolah, proporsi laki-laki

lebih besar dibandingkan perempuan. Sedangkan, untuk golongan

yang mengurus rumah tangga proporsi perempuan dua kali lipat

dibandingkan dengan laki-laki.

Grafik 2. 2 Proporsi Penduduk Bukan Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin dan Kegiatan

di Kabupaten Buleleng Tahun 2015

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional, 2015

40,7323,56 29,36

38,9863,20 55,01

20,29 13,24 15,63

Laki-laki Perempuan L + P

Sekolah Mengurus RT Lainnyahttp:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 21: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab II GEOGRAFIS DAN KEPENDUDUKAN

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

12

Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Buleleng mayoritas berada di

sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan dengan

proporsi sebesar 35.73 persen. Sektor selanjutnya yang banyak

digeluti oleh penduduk Kabupaten Buleleng adalah sektor

perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi yaitu sebesar 27.07

persen mengingat Kabupaten Buleleng sebagai salah satu kabupaten

di Pulau Dewata yang menjadi tujuan utama bagi wisatawan

domestik maupun mancanegara.

Sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan

menempati urutan ketiga sebagai mata pencaharian penduduk

Buleleng, yakni sebanyak 14,80 persen dari seluruh pekerja.

Sedangkan sektor yang paling kecil persentasenya adalah sektor

pertambangan dan penggalian yakni hanya 0,42 persen karena

Kabupaten Buleleng memang kuang potensial terhadap hasil

pertambangan dan penggalian.

Jika diklasifikasikan kedalam tiga kelompok lapangan

pekerjaan (primer, sekunder dan tersier), tumpuan perekonomian di

Buleleng kini berada pada klaster ekonomi tersier, terutama di sektor

perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi. Sebanyak 47,61

persen pekerja di Kabupaten Buleleng bekerja pada lapangan kerja

tersier (Perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi ; Lembaga

keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan ; jasa

kemasyarakatan, sosial, dan perorangan).

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 22: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab II GEOGRAFIS DAN KEPENDUDUKAN

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

13

Grafik 2.3 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Seminggu Yang Lalu Menurut

Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Buleleng Tahun 2014-2015

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional, 2014-2015

Primer, 33.38

Sekunder,

19.19

Tersier, 47.43

Primer, 36.16

Sekunder, 16.23

Tersier, 47.61

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 23: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab III PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 24: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab III PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

15

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai

tambah yang dihasilkan oleh semua kegiatan / sektor ekonomi

suatu wilayah. Apabila PDRB tersebut dikurangi dengan nilai

penyusutan barang modal tetap dan pajak tak langsung neto,

maka merupakan Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar

Biaya Faktor, yang lebih sering disebut Pendapatan Regional.

Perhitungan PDRB dilakukan dengan dua cara penilaian yaitu

pertama atas dasar harga yang berlaku dipasar pada saat

terjadi transaksi dan kedua dinilai atas dasar harga tahun

dasar tertentu yang disebut harga konstan.

Penyajian PDRB harga yang berlaku bertujuan untuk

memberikan gambaran tentang jumlah nilai tambah (PDRB)

yang telah diciptakan oleh setiap kegiatan ekonomi pada

periode berjalan (berlaku). Disamping itu juga dapat diperoleh

gambaran tentang peranan dari setiap kegiatan ekonomi

dalam menciptakan nilai tambah maupun rata-rata

pendapatan perkapita penduduk pada periode berjalan.

Sedangkan penyajian PDRB berdasarkan harga konstan (tetap)

bertujuan untuk melihat perubahan pertumbuhan produksi

secara nyata dari masing-masing kategori ekonomi dan

perubahan struktur ekonomi dari daerah yang bersangkutan.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 25: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab III PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

16

3.1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi diperlihatkan dengan laju

pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan yang

menggambarkan pertumbuhan produksi barang dan jasa

dihasilkan oleh seluruh sektor yang berperan dalam kegiatan

ekonomi. Dalam penghitungan PDRB Atas Dasar Harga

Konstan faktor harga pada tahun berjalan / bersangkutan

telah dikeluarkan terlebih dahulu dengan perkataan lain

seluruh produksi maupun biaya antara pada tahun berjalan

dihitung dengan menggunakan harga pada tahun dasar yaitu

tahun 2000. Dengan memakai patokan tahun dasar ini bisa

dilihat perkembangan produksi yang dihasilkan suatu daerah

yaitu produksi barang dan jasa dari sektor-sektor yang

berperan dalam perekonomian suatu wilayah.

Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Buleleng selama tahun 2011 sampai dengan tahun

2015 mengalami fluktuasi. Peningkatan laju pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Buleleng terjadi selama tahun 2011

sampai dengan pada tahun 2013 mengalami puncaknya. Pada

tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi Buleleng sebesar 7,15

persen. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan laju

pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang pada saat itu

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 26: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab III PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

17

mencapai 6,69 persen. Pada tahun 2014 sampai dengan tahun

2015, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buleleng

mengalami perlambatan hingga pada tahun 2015 mencapai

6,11 persen. Walaupun pertumbuhan ekonomi Buleleng

mengalami perlambatan selama dua tahun terakhir,

Kabupaten Buleleng patut berbangga karena mampu

mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi tetap diatas 6

persen. Bahkan dapat melebihi laju pertumbuhan ekonomi

Provinsi Bali.

Grafik 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Buleleng dan Bali Tahun

2011 - 2015

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015

6,66

6,96

6,696,73

6,04

6,44

6,78

7,15

6,96

6,11

2011 2012 2013 2014 2015

Bali Buleleng

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 27: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab III PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

18

3.2 STRUKTUR EKONOMI BULELENG

Struktur ekonomi suatu wilayah merupakan komposisi

peranan masing-masing sektor menurut lapangan usaha

dalam perekonomian. Struktur ekonomi digunakan untuk

mengetahui sejauh mana peranan masing-masing kategori

dalam mengambil peranan kue pembangunan ekonomi di

suatu wilayah sehingga dapat diketahui potensi dari wilayah

tersebut. Salah satu indikator yang sering dipakai untuk

mengamati struktur perekonomian suatu daerah/wilayah

adalah distribusi persentase dari nilai tambah bruto menurut

kategori.

Kabupaten Buleleng memiliki karakteristik tidak jauh

berbeda dengan kabupaten lainnya di Provinsi Bali. Pada

tahun 2015, kategori pertanian masih mendominasi

perekonomian di Kabupaten Buleleng dengan share sebesar

22,86 persen. Trend menunjukkan bahwa kategori pertanian

memiliki kontribusi yang cenderung mengalami penurunan.

Namun pada tahun 2015 kategori pertanian mampu

meningkatkan share terhadap perekonomian Kabupaten

Buleleng yang pada tahun sebelumnya mencapai 22,05

persen. Kondisi ini perlahan mampu menepis keraguan bahwa

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 28: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab III PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

19

Buleleng tidak mampu menjadi daerah yang berswasembada

pangan.

Sementara di posisi kedua, kategori akomodasi dan

penyediaan makan minum memberikan konstribusi sebesar

17,92 persen. Kategori ini mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 17,80

persen. Peran serta masyarakat, pihak swasta dan pemerintah

memperkenalkan pariwisata Buleleng melalui berbagai

gelaran festival dan pembangunan obyek pariwisata mampu

meningkatkan peranan kategori akomodasi dan makan minum

beberapa tahun terakhir. Kategori lain yang juga memberikan

kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Buleleng

adalah perdagangan besar dan eceran. Pada tahun 2015

kontribusi perdagangan besar dan eceran di Kabupaten

Buleleng sebesar 11,44 persen. Kemudian kategori konstruksi

dan jasa pendidikan menduduki posisi keempat dan kelima

dengan kontribusi masing-masing sebesar 8,55 persen dan

6,69 persen.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 29: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab III PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

20

22,86

17,92

11,44

8,55

6,69

5,98

5,22

5,11

4,78

4,36

2,01

1,74

1,25

1,21

0,63

0,13

0,11

A. Pertanian

I. Akomodasi & Mamin

G. Perdagangan

F. Konstruksi

P. Jasa Pendidikan

C. Industri Pengolahan

J. Informasi & Komunikasi

O. Pemerintahan

L. Real Estate

K. Jasa Keuangan

Q. Jasa Kesehatan

R,S,T,U. Jasa lainnya

H. Transportasi

B. Penggalian

M,N. Jasa Perusahaan

E. Pengadaan Air

D. Listrik & Gas

Grafik 3.2. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Buleleng Tahun 2015

Sumber : BPS Kab. Buleleng, 2015.

3. 3 TINGKAT KEMAKMURAN

Kemakmuran penduduk suatu wilayah tidak dapat

diukur dari PDRB, karena hanya menunjukkan ukuran ekonomi

dari wilayah yang bersangkutan. Namun umumnya, untuk

melihat indikator tingkat kemakmuran penduduk digunakan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 30: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab III PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

21

pendekatan pendapatan per kapita yaitu rata-rata pendapatan

regional dibagi dengan jumlah penduduk wilayah tersebut.

Pendapatan perkapita penduduk Buleleng lima tahun

terakhir menunjukkan peningkatan. Berdasarkan harga

konstan, pada tahun 2015 pendapatan perkapita penduduk

Buleleng mencapai Rp. 29,13 juta rupiah. Nilai tersebut

meningkat sebesar 5,46 persen dibanding tahun sebelumnya.

Sementara itu, pertumbuhan penduduk Buleleng tahun 2015

mencapai 0,607 persen. Hal ini menggambarkan terjadinya

peningkatan kemakmuran penduduk Buleleng dari tahun ke

tahun.

Grafik 3.3.

Perkembangan PDRB per Kapita Tahun 2011-2015

(Jutaan Rupiah)

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015

24,10 26,6929,99

34,78 39,45

23,00 24,41 25,99 27,62

29,13

2011 2012 2013 2014 2015

Berlaku Konstan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 31: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN

SEKTOR PRODUKSI

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 32: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

23

4.1 PERTANIAN

Pertanian merupakan sektor produksi unggulan bagi

Buleleng. Disamping banyak menyerap tenaga kerja, sektor

pertanian memberikan nilai tambah yang besar bagi PDRB

Buleleng. Namun dalam perkembangan lima tahun terakhir,

peranan sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB secara

umum menunjukkan penurunan.

Pada tahun 2011, peran kategori pertanian dalam

pembentukan PDRB sebesar 23.62 persen. Dalam jangka

waktu empat tahun, sumbangan sektor tersebut terus

menunjukkan penurunan hingga pada tahun 2014 menjadi

22,05 persen. Penurunan peranan dari kategori pertanian

harus dicermati, mengingat perekonomian Buleleng masih

bertumpu pada kategori ini.

Namun memasuki tahun 2015, peranan kategori

pertanian mengalami peningkatan yaitu mencapai 22,86

persen. Kondisi ini sangat menggembirakan mengingat

beberapa tahun terakhir terjadi penurunan peranan pertanian

sebagai dampak dari alih fungsi lahan. Dengan meningkatnya

peranan pertanian terhadap perekonomian Kabupaten

Buleleng, maka dapat menepis keraguan bahwa Buleleng

dapat menjadi wilayah yang berswasembada pangan. Adanya

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 33: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

24

23,62 23,28 22,74 22,05 22,86

2011 2012 2013 2014 2015

peningkatan peranan pertanian terhadap perekonomian

Kabupaten Buleleng, tidak terlepas dari peran serta

pemerintah yang menggalakkan program UPSUS di tahun

tersebut.

Grafik 4.1. Distribusi Kategori Pertanian Pada PDRB

Kabupaten Buleleng Tahun 2015

Sumber : BPS Kab. Buleleng, 2015 4.1.1 PADI

Beras yang merupakan hasil dari tanaman padi,

sampai saat ini masih merupakan makanan pokok sebagian

besar penduduk Bali, termasuk Kabupaten Buleleng. Oleh

karena itu komoditas beras memiliki peranan penting dalam

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 34: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

25

perekonomian masyarakat sehari-hari. Setiap perubahan yang

terjadi pada komoditi ini, baik dari segi jumlah yang tersedia

(pasokan) maupun dari segi harga sangat berpengaruh pada

berbagai aspek kehidupan yang luas dimasyarakat.

Tabel 4.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Padi

di Kaupaten Buleleng Tahun 2015

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Buleleng, 2015

Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas

(1) (2) (3) (4)

1. Gerokgak 679 4,136 6.09

2. Seririt 3,452 20,816 6.03

3. Busungbiu 1,757 10,678 6.08

4. Banjar 1,290 7,773 6.03

5. Sukasada 3,756 23,486 6.25

6. Buleleng 3,438 19,083 5.55

7. Sawan 5,458 34,311 6.29

8. Kubutambahan 1,305 7,925 6.07

9. Tejakula - - 0.00

Jumlah 21,135 128,208 6.07

2014 22,198 133,440 6.01

2013 22,804 136,286 5.98

2012 22,359 134,028 5.99

2011 22,950 127,798 5.57

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 35: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

26

Buleleng dikenal sebagai lumbung padi bagi Provinsi Bali

setelah Kabupaten Tabanan. Diantara 9 kecamatan di wilayah

Kabupaten Buleleng, Kecamatan Sawan merupakan sentra

produksi beras dengan luas lahan mencapai 5.458 hektar dan

produksi mencapai 34.311 ton pada tahun 2015. Sentra beras

lainnya adalah Kecamatan Sukasada, Seririt, dan Buleleng.

Sementara itu, Kecamatan Tejakula merupakan daerah yang

tidak mengusahakan padi sawah. Secara agregat, produksi

padi Buleleng pada tahun 2015 mencapai 128.208 ton, dengan

produktivitas sebesar 6,07 ton/hektar..

4.1.2 JAGUNG

Disamping beras, jagung merupakan komoditi

unggulan Buleleng. Apabila melihat siklus produksi dalam

beberapa tahun terakhir, produksi jagung cenderung

mengalami penurunan. Pada tahun 2011, produksi jagung

mencapai 23.674 ton dari 7.330 hektar lahan. Kemudian

meningkat pada tahun 2012 dengan produksi jagung

mencapai 24.941 ton. Pada tahun-tahun berikutnya, produksi

jagung di wilayah Kabupaten Buelleng mengalami penurunan

hingga pada tahun 2015 mencapai 15.489 ton atau turun

sebesar 13,85 persen dari tahun sebelumnya.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 36: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

27

Tabel 4.2 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Jagung di

Buleleng Tahun 2015

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Buleleng, 2015

Kantong produksi jagung terbesar berasal dari

Kecamatan Gerokgak, dengan produksi mencapai 74,81

persen dari produksi jagung Buleleng. Sementara itu

Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas

(1) (2) (3) (4)

1. Gerokgak 4,290 11,857 2.76

2. Seririt 238 768 3.23

3. Busungbiu - - -

4. Banjar 36 129 3.58

5. Sukasada 134 481 3.59

6. Buleleng - - -

7. Sawan - - -

8. Kubutambahan 520 1,458 2.80

9. Tejakula 456 1,156 2.54

Jumlah 5,674 15,849 2.79

2014 6,603 18,397 2.79

2013 5,860 23,524 4.01

2012 7,714 24,941 3.23

2011 7,330 23,674 3.23

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 37: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

28

Kecamatan Busungbiu, Buleleng, dan Sawan merupakan

wilayah yang tidak memproduksi jagung pada tahun 2015.

4.1.3 UBI KAYU

Ubi kayu banyak dimanfaatkan masyarakat Buleleng

sebagai bahan kudapan, karena secara umum masyarakat

Buleleng umumnya gemar membuat jajanan. Secara agregat,

produksi ubi kayu di Buleleng berfluktuatif. Pada tahun 2015,

produksi ubi kayu mengalami penurunan hingga separuh dari

produksi tahun sebelumnya yaitu dari 14.572 ton menjadi

7.777 ton.

Pada tahun 2015, ubi kayu banyak diproduksi di

Kecamatan Tejakula. Dengan luas panen sebesar 393 hektar,

hasil produksi ubi kayu di kecamatan tersebut mencapai 3.541

ton. Wilayah sentra produksi ubi kayu lainnya adalah

Kecamatan Kubutambahan, dimana produksi mencapai 2.146

ton dari luas lahan 224 hektar. Sementara itu, ada dua

kecamatan yang tidak mengusahakan ubi kayu yaitu

Kecamatan Buleleng dan Sawan. Dan satu kecamatan yaitu

kecamatan Sukasada mengalami gagal panen.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 38: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

29

Tabel 4.3 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Ubi Kayu

di Buleleng Tahun 2015

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Buleleng, 2015

Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas

(1) (2) (3) (4)

1. Gerokgak 45 429 9.53

2. Seririt 22 222 10.09

3. Busungbiu 20 316 15.80

4. Banjar 5 1,123 224.60

5. Sukasada 4 - 0.00

6. Buleleng - - 0.00

7. Sawan - - 0.00

8. Kubutambahan 224 2,146 9.58

9. Tejakula 393 3,541 9.01

Jumlah 713 7,777 10.91

2014 635 14,572 22.95

2013 627 15,974 25.48

2012 553 12,657 22.89

2011 636 10,525 16.55http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 39: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

30

4.1.4 KACANG TANAH

Produksi kacang tanah di Buleleng dalam lima tahun

terakhir berfluktuasi. Puncak produksi terjadi pada tahun 2012

yaitu sebesar 2.555 ton atau meningkat 45 persen

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun pada tahun

2013 produksi kacang tanah kembali anjlok menjadi 1.538 ton

atau turun 39% dibandingkan tahun 2012.

Wilayah-wilayah di Buleleng yang menjadi kantong

produksi kacang tanah terbesar ada di Kecamatan Gerokgak

dan Kubutambahan, dimana masing-masing kecamatan

tersebut memproduksi 530 ton dan 496 ton kacang tanah.

Pada tahun 2015, hanya kecamatan Busungbiu dan Kecamatan

Buleleng yang tidak mengusahakan kacang tanah. Apabila

dilihat dari sisi produktivitas, Kecamatan Sawan memiliki

produktivitas yang besar yaitu 1,5 ton/Ha.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 40: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

31

Tabel 4.4 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas

Komoditas Kacang Tanah di Buleleng Tahun 2015

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Buleleng 2015

Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas

(1) (2) (3) (4)

1. Gerokgak 432 530 1.23

2. Seririt 29 40 1.38

3. Busungbiu - - 0.00

4. Banjar 26 36 1.38

5. Sukasada 1 1 1.00

6. Buleleng - - 0.00

7. Sawan 2 3 1.50

8. Kubutambahan 463 496 1.07

9. Tejakula 108 109 1.01

Jumlah 1,061 1,215 1.15

2014 996 1,200 1.20

2013 1,093 1,538 1.41

2012 1,860 2,555 1.37

2011 1,320 1,758 1.33

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 41: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

32

4.2 PERKEBUNAN

Tidak hanya sebagai sentra penghasil tanaman pangan,

Kabupaten Buleleng juga memiliki potensi untuk

mengembangkan tanaman perkebunan karena kontur tanah

yang cocok untuk tanaman perkebunan. Salah satu hasil

perkebunan yang terkenal di Kabupaten Buleleng adalah

kelapa, kopi robusta, dan cengkeh.

4.2.1 KELAPA

Produksi kelapa di Buleleng berfluktuatif dari tahun ke

tahun. Dalam periode tahun 2011-2012 produksi kelapa

menunjukkan penurunan yaitu dari 8.105 ton menjadi 6.855

ton. Kemudian pada tahun 2013 meningkat 16,92 persen

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan

produksi kelapa terjadi hingga tahun 2015, dengan total

produksi sebesar 8.995 ton.

Sentra produksi kelapa pada tahun 2015 berada di

Kecamatan Sawan dan Kubutambahan yang menyumbangkan

lebih dari 45 persen dari total produksi kelapa dalam di

Kabupaten Buleleng.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 42: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

33

Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas

(1) (2) (3) (4)

1. Gerokgak 1,624.50 433.92 0.27

2. Seririt 301.34 161.69 0.54

3. Busungbiu 431.85 416.26 0.96

4. Banjar 946.00 659.99 0.70

5. Sukasada 760.00 699.48 0.92

6. Buleleng 395.00 1,461.30 3.70

7. Sawan 1,065.00 2,353.19 2.21

8. Kubutambahan 1,790.00 1,717.00 0.96

9. Tejakula 1,460.00 1,092.15 0.75

Jumlah 8,773.69 8,994.98 1.03

2014 8,773 8,994 1.03

2013 8,731 8,026 0.92

2012 8,631 6,865 0.80

2011 8,734 8,105 0.93

Tabel 4.5 Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas

Komoditas Kelapa Dalam di Buleleng Tahun 2015

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng, 2015

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 43: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

34

4.2.2 KOPI ROBUSTA

Kopi robusta merupakan salah satu produk

perkebunan unggulan dari Buleleng. Dengan luas lahan lebih

10 ribu hektar, pada tahun 2015 secara agregat Buleleng

menghasilkan lebih dari 9 ribu ton kopi. Nilai produksi

tersebut meningkat secara signifikan, yaitu sekitar 448 persen

dari tahun sebelumnya. Meningkatnya produksi ini banyak

dipengaruhi kondisi iklim dimana Perkebunan Kopi baik di

daerah yang dingin.

Tidak semua wilayah di Buleleng mempunyai lahan

perkebunan kopi robusta. Dari Sembilan kecamatan yang ada,

kecamatan Gerokgak dan Buleleng tidak memiliki lahan

perkebunan kopi. Luas lahan perkebunan terbesar ada di

Busungbiu yaitu mencapai 5.880 hektar. Produktivitas hasil

kopi robusta tertinggi tercatat di Kecamatan Sawan dengan

hasil rata-rata 1,34 ton/Ha, sedangkan di Kecamatan

Busungbiu sebagai sentra produksinya hanya mencapai 1,16

ton/Ha.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 44: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

35

Tabel 4.6 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Kopi

Robusta di Buleleng Tahun 2015

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng, 2015

Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas

(1) (2) (3) (4)

1. Gerokgak - - 0.00

2. Seririt 54.91 39.08 0.71

3. Busungbiu 5,078.00 5,880.83 1.16

4. Banjar 1,715.00 730.45 0.43

5. Sukasada 1,743.00 863.83 0.50

6. Buleleng - - 0.00

7. Sawan 1,126.00 1,507.00 1.34

8. Kubutambahan 567.00 299.14 0.53

9. Tejakula 229.00 134.29 0.59

Jumlah 10,512.91 9,454.62 0.90

2014 10,745.00 2,106.71 0.20

2013 10,765.00 6,215.90 0.58

2012 10,810.00 8,977.21 0.83

2011 10,810.00 2,230.31 0.21

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 45: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

36

4.2.3 CENGKEH

Cengkeh merupakan komoditi yang bergantung

terhadap iklim. Pada tahun 2015, produksi cengkeh

mengalami peningkatan kembali menjadi sebesar 4,9 ribu ton,

setelah tahun 2014 petani cengkeh hanya mampu melakukan

panen sebanyak 1,15 ribu ton. Dalam kurun waktu lima tahun

terakhir, produksi cengkeh tertinggi terjadi pada tahun 2012

yang mencapai 6,5 ribu ton. Hal ini menunjukkan bahwa siklus

panen raya tanaman cengkeh di Kabupaten Buleleng

berselang sekitar 2-3 tahun.

Busungbiu merupakan kantong produksi cengkeh di

Buleleng. Wilayah tersebut mempunyai lahan cengkeh terluas

di Buleleng yaitu 2.624 hektar. Pada tahun 2015, produksi

tanaman cengkeh di Kecamatan Busungbiu mencapai 1.663

ton. Kecamatan lain yang juga menjadi kantong produksi

cengkeh adalah Kecamatan Banjar. Kecamatan ini mampu

memproduksi 1.305 ton cengkeh di tahun 2015. Namun

produktivitas tertinggi untuk komoditas Cengkeh berada di

Kecamatan Tejakula dengan hasil rata-rata 0,93 ton/Ha.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 46: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

37

Tabel 4.7 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Cengkeh

di Buleleng Tahun 2015

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng, 2015

Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas

(1) (2) (3) (4)

1. Gerokgak - - -

2. Seririt 468.77 140.27 0.30

3. Busungbiu 2,624.05 1,663.17 0.63

4. Banjar 1,897.00 1,305.33 0.69

5. Sukasada 694.00 374.78 0.54

6. Buleleng 43.00 26.04 0.61

7. Sawan 289.00 39.64 0.14

8. Kubutambahan 1,008.00 674.70 0.67

9. Tejakula 731.00 683.47 0.93

Jumlah 7,754.82 4,907.40 0.63

2014 7,858.00 1,157.67 0.15

2013 7,572.00 2,359.98 0.31

2012 7,552.00 6,553.97 0.87

2011 7,570.00 483.11 0.06

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 47: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

38

4.3 PETERNAKAN

Sapi potong merupakan salah satu ternak unggulan di

Kabupaten Buleleng. Jumlah populasi sapi potong berfluktuasi

dalam periode lima tahun terakhir. Tahun 2015, jumlah

populasi sapi potong sebanyak 119.473 ekor atau turun 1,75 %

dibandingkan tahun 2014 yang berjumlah 121.613 ekor.

Jumlah tersebut masih jauh lebih kecil dibanding jumlah

populasi sapi potong tahun 2010 yang mencapai 150 ribu

ekor.

Tabel 4.8 Populasi Ternak di Kabupaten Buleleng Tahun 2015

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng, 2015

Kecamatan Sapi Potong Kerbau Kambing Babi

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Gerokgak 40 719 22 2 667 25 805

2. Seririt 10 246 56 359 15 049

3. Busungbiu 2 321 - 206 5 502

4. Banjar 13 035 - 1 693 14 472

5. Sukasada 10 773 7 431 5 427

6. Buleleng 5 767 - 213 9 104

7. Sawan 9 051 18 22 10 894

8. Kubutambahan 15 603 - 237 16 729

9. Tejakula 11 958 - 162 8 820

Jumlah 119 473 103 111 802 5 990

2014 121 613 134 133 457 6 191

2013 120 127 106 134 794 6 105

2012 145 780 173 222 676 …

2011 136 189 148 146 765 6 466

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 48: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

39

Terdapat enam wilayah dengan jumlah populasi ternak

sapi potong diatas 10 ribu ekor, yaitu: Gerokgak, Seririt,

Banjar, Sukasada, Kubutambahan dan Tejakula. Sementara

wilayah yang lain memiliki populasi ternak antara 2 ribu

hingga 9 ribu ekor.

Gerokgak merupakan kantong populasi sapi terbesar di

Buleleng. Jumlah populasi sapi potong di wilayah ini lebih dari

40 ribu ekor, atau 34 persen dari total populasi sapi potong di

Buleleng.

Populasi kerbau di Buleleng pada tahun 2015 hanya

berjumlah 103 ekor, dengan populasi terbanyak berada di

Kecamatan Seririt yang mencapai 54 persen dari seluruh

populasi kerbau di Buleleng.

Sama seperti kondisi yang terjadi pada sapi potong dan

kerbau, jumlah populasi babi pada tahun 2015 mengalami

penurunan. Populasi ternak babi pada tahun 2015 sebanyak

111.802 ekor atau turun 16,22 persen. Jika dibandingkan

jumlah ternak babi tahun 2014 yang berjumlah 133.457 ekor.

Semua wilayah di Buleleng memiliki populasi ternak babi.

Hanya wilayah Gerokgak memiliki jumlah populasi ternak babi

diatas 20 ribu ekor. Tingginya populasi ternak di Buleleng

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 49: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

40

berkaitan dengan tingginya permintaan akan ternak tersebut

terutama pada saat hari-hari Raya umat Hindu.

4.4 PERIKANAN

Sebagai kabupaten terluas di Propinsi Bali, Buleleng

juga memiliki garis pantai terpanjang yaitu 157,05 km2 atau

sekitar 27,2% dari total panjang pantai di Pulau Bali. Dengan

potensi ini dapat dikembangkan dua sektor sekaligus yaitu

sektor pariwisata dan sektor kelautan khusunya perikanan

tangkap. Pada 5 tahun terkahir Produksi Perikanan di

Kabupaten Buleleng khususnya untuk perikanan tangkap di

laut menunjukan tren yang meningkat. Berbeda halnya

dengan produksi perikanan yang berasal dari perairan umum

yang mengalami fluktuasi bahkan mengalami penurunan di

tahun-tahun terakhir. Sementara produksi ikan yang

dihasilkan oleh budidaya sama dengan yang ditunjukkan oleh

perikanan laut yaitu mengalami trend yang meningkat. Hal ini

perlu diperhatikan agar pemerintah Kabupaten Buleleng

semakin memperhatikan perikanan karena memiliki potensi

yang bagus untuk mendorong perekonomian Kabupaten

Buleleng.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 50: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

41

Tabel 4.9 Produksi Perikanan Menurut Kecamatan

di Kabupaten Buleleng Tahun 2015

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng, 2015

4.5 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

Peran kategori pertambangan dan penggalian bagi

perekonomian Buleleng masih sangat kecil. Dalam

perkembangan enam tahun terakhir, subkategori penggalian

mengalami fluktuasi. Peranan tertinggi subkategori penggalian

di Kabupaten Buleleng terjadi pada tahun 2013, dimana share

menurut ADHB sebesar 1,45 persen dan ADHK sebesar 1,48

Kecamatan Penangkapan di Laut Penangkapan di Perairan Umum Budidaya

(1) (2) (3) (4)

1. Gerokgak 1 219,3 - 3 021

2. Seririt 1 241 0 - 7,5

3. Busungbiu - 1,1 4,3

4. Banjar 1 254,7 21,2 2,5

5. Sukasada - 32,8 45,4

6. Buleleng 1 352,4 - 4,3

7. Sawan 947 0 - 121,9

8. Kubutambahan 5.014,1 - 7,6

9. Tejakula 5 234,8 - 2,4

Jumlah 16 263,3 55,1 3 216,9

2014 17 711,8 97,4 2 055,2

2013 14 243,4 104,8 1 979,7

2012 2 276,6 94,6 1081,9

2011 12 703,4 81,0 2 221,1

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 51: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

42

persen. Share subkategori penggalian selama kurun waktu

2010-2015 hanya berkisar 1 persen terhadap perekonomian

Buleleng.

Grafik 4.2 Perkembangan Peranan Subkategori Penggalian

di Kabupaten Buleleng Tahun 2010 – 2015

Sumber : BPS Kabupeten Buleleng, 2015

4.6 INDUSTRI PENGOLAHAN

Pertumbuhan PDRB dari kategori industri dalam

periode lima tahun terakhir menunjukkan rata-rata

pertumbuhan 6,79 persen. Artinya bahwa kegiatan di sektor

ini selalu mampu memberikan nilai tambah yang positif

terhadap perekonomian Kabupaten Buleleng. Begitu pula

1,29

1,35 1,44 1,45 1,40

1,21

1,29 1,35

1,47 1,48

1,38

1,20

2010 2011 2012 2013 2014 2015

ADHB ADHK

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 52: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

43

dengan peranannya dalam pembentukan PDRB cenderung

mengalami peningkatan, walaupun sempat terjadi penurunan

share pada tahun 2012. Peranan industri pengolahan terhadap

perekonomian Buleleng berkisar 5,6-5,9 persen.

Grafik 4.3 Perkembangan Peranan Kategori Industri Pengolahan

di Kabupaten Buleleng Tahun 2010 - 2015

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015 4.7 LISTRIK DAN GAS

Kegiatan dari kategori listrik dan gas di Kabupaten

Buleleng dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Namun

peranannya terhadap pembentukan Produk Domestik

Regional Bruto Kabupaten Buleleng relatif masih kecil yaitu

5,96

5,77 5,78 5,79 5,87

5,98

5,96

5,66 5,65

5,77

5,89 5,97

2010 2011 2012 2013 2014 2015

ADHB ADHK

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 53: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

44

berkisar antara 0,10-0,14 persen. Perkembangan kategori ini

cukup baik jika dilihat dari peranannya dalam pembentukan

PDRB. Menurut harga berlaku, peranan kategori ini cenderung

mengalami penurunan hingga pada tahun 2013. Namun

kembali meningkat hingga pada tahun 2015 mencapai 0,11

persen.

Grafik 4.4 Perkembangan Peranan Sektor Listrik dan Gas

di Kabupaten Buleleng Tahun 2010 – 2015

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015

0,13

0,11 0,10

0,08 0,09

0,11

0,13 0,14 0,14 0,13

0,13

2010 2011 2012 2013 2014 2015

ADHB ADHK

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 54: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

45

Grafik 4.5 Persentase Pengguna Listrik Menurut Kecamatan

di Kab. Buleleng Tahun 2015

Sumber : PT. PLN (Persero) Distribusi Bali Aj. Bali Utara, 2015

Jumlah pelanggan listrik dari tahun ke tahun terus

menunjukkan peningkatan, meskipun besarnya peningkatan

berfluktuatif. Perkembangan jumlah pelanggan tahun 2015

mencapai 8,55 persen dibanding tahun sebelumnya. Dengan

adanya peningkatan jumlah pelanggan dari tahun ke tahun,

wajar saja jika seluruh desa dan dusun sudah mendapat aliran

Gerokgak, 12.34

Seririt, 11.10

Busungbiu, 6.58

Banjar, 9.52

Sukasada, 10.47

Buleleng, 24.72

Sawan, 9.18

Kubutambahan, 7.93

Tejakula, 8.17

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 55: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

46

listrik. Hal ini menunjukkan kinerja dari industri listrik berjalan

dengan baik.

4.8 PENGADAAN AIR DAN PENGELOLAAN SAMPAH

Perkembangan kategori pengadaan air dan

pengelolaan sampah di Kabupaten Buleleng memiliki peranan

yang sangat kecil terhadap perekonomian Kabupaten

buleleng. Selama kurun waktu 2010-2015, peranan kategori ini

tidak lebih dari 1 persen terhadap perekonomian Buleleng.

Grafik 4.6 Perkembangan Peranan

Kategori Pengadaan Air dan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Buleleng Tahun 2011 – 2015

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015

0,16

0,15

0,14 0,14 0,13

0,17 0,16 0,16 0,16

0,16

2011 2012 2013 2014 2015

Berlaku Konstan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 56: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

47

4.9 KONSTRUKSI

Perkembangan peranan kategori konstruksi dalam lima

tahun terakhir sedikit mengalami fluktuasi. Tahun 2015,

kategori kostruksi memiliki peranan 8,55 persen terhadap

perekonomian Kabupaten Buleleng. Kategori ini rata-rata

tumbuh 8,03 persen selama tahun 2011-2015.

Grafik 4.7 Perkembangan Peranan Kategori Konstruksi di Kabupaten Buleleng Tahun 2011 – 2015

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015 4.10 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

Kegiatan perdagangan pada dasarnya merupakan

usaha untuk menyalurkan suatu barang dari produsen ke

8,16

9,32 9,18

8,56 8,55

8,07

9,04 9,01 8,57

8,47

2011 2012 2013 2014 2015

Berlaku Konstan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 57: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

48

konsumen. Oleh karena itu perkembangan kategori ini sangat

tergantung pada produksi dan distribusi barang baik yang

dilakukan melalaui jalur darat antar kabupaten maupun jalur

laut yang menghubungkan antar pulau.

Grafik 4.8 Perkembangan Kategori Perdagangan Besar dan Eceran

di Kabupaten Buleleng Tahun 2011 – 2015

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015

Peranan kategori perdagangan di dalam perekonomian

Kabupaten Buleleng sangatlah penting. Terbukti dengan share

kategori ini terhadap PDRB Kabupaten Buleleng yang

mencapai 11,44 persen. Kategori perdagangan merupakan

kategori penyumbang terbesar ketiga perekonomian di

11,77

11,40

11,27

11,43

11,44

11,42 11,36

11,65 11,69 11,85

2011 2012 2013 2014 2015

Berlaku Konstan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 58: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

49

Kabupaten Buleleng setelah kategori Pertanian dan kategori

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.

4.11 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM

Tidak bisa dipungkiri bahwa seluruh daerah di wilayah

Provinsi Bali mengandalkan pariwisata sebagai salah satu

motor penggerak perekonomian. Tidak terlepas dari

Kabupaten Buleleng yang juga memiliki kekayaan alam dan

panorama indah yang dapat menjadi daya tarik wisatawan.

Hal ini yang mendorong peranan kategori penyediaan

akomodasi dan makan minum dapat berlangsung dengan baik

di Kabupaten Buleleng.

Kategori penyediaan akomodasi dan makan minum di

Kabupaten Buleleng memiliki peranan yang sangat strategis.

Selama kurun waktu 2011-2015, peranan kategori penyediaan

akomodasi dan makan minum selalu bertahan di peringkat

kedua setelah kategori pertanian. Kondisi ini tidak jauh

berbeda dengan Kabupaten lain di Provinsi Bali, karena

Provinsi Bali sangat identik dengan pariwisatanya. Pada tahun

2015, peranan penyediaan akomodasi dan makan minum

sebesar 17,92 persen.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 59: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

50

Grafik 4.9 Peranan Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

di Kabupaten Buleleng Tahun 2011 – 2015

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015 Indikator lain yang berhubungan dengan penyediaan

akomodasi dan makan minum adalah Tingkat Penghunian

Kamar (TPK) dan Rata-rata Lama Menginap (RTLM). TPK

merupakan perbandingan antara banyaknya malam kamar

yang terpakai dengan banyaknya malam kamar yang tersedia.

Sementara rata-rata lama menginap merupakan perbandingan

banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dengan

banyaknya tamu yang datang menginap.

15,23 15,73

16,57

17,80 17,92

14,97 15,05 15,16 15,14 15,14

2011 2012 2013 2014 2015

Berlaku Konstan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 60: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

51

Tabel 4.10 Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama Menginap di

Kabupaten Buleleng Tahun 2014 – 2015

Bulan 2014 2015

TPK RTLM TPK RTLM

Januari 33.05 2.62 26.61 2.43

Pebruari 39.44 2.07 22.32 1.94

Maret 44.82 2.19 24.32 2.19

April 43.62 2.24 34.79 2.16

Mei 45.28 3.39 37.84 1.82

Juni 41.66 1.76 33.90 1.94

Juli 60.56 2.14 46.97 1.72

Agustus 56.29 2.13 44.62 1.76

September 46.85 2.02 53.36 2.25

Oktober 44.69 2.21 51.71 2.26

Nopember 46.47 2.38 40.19 2.16

Desember 30.36 1.84 36.51 2.04

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015

Pada tahun 2015, TPK Kabupaten Buleleng cenderung

lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2014. Kondisi ini

dipengaruhi oleh prevalensi wisatawan akan pemanfaatan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 61: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

52

akomodasi di Kabupaten Buleleng. Promosi yang dilakukan

oleh penyedia akomodasi di Kabupaten Buleleng dirasa masih

belum bisa menyaingi daerah Bali selatan. Selama tahun 2015,

TPK tertinggi terjadi pada bulan September 2015 dengan nilai

53,36.

Sementara Rata-rata Lama Menginap pada tahun

2015 di Kabupaten Buleleng secara rata-rata mencapai 2,06

hari. Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun 2015, baik

wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik

bermalam 2 hari di Kabupaten Buleleng.

4.12 TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN

Dalam lima tahun terakhir, peranan kategori

transportasi dan pergudangan cenderung mengalami

peningkatan. Namun pada tahun 2015, peranan kategori

transportasi dan pergudangan terhadap perekonomian

Buleleng mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Pada tahun 2015, peranan kategori tersebut

sebesar 1,32 persen.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 62: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

53

Grafik 4.10 Peranan Kategori Transportasi dan Pergudangan

di Kabupaten Buleleng Tahun 2011 – 2015

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015

4.13 JASA KEUANGAN DAN ASURANSI

Peranan kategori ini dalam pembentukan PDRB dari

tahun 2011 – 2015 cenderung mengalami peningkatan. Hanya

di tahun 2015 saja yang mengalami penurunan karena lesunya

perekonomian. Peranan kategori Jasa Keuangan dan Asuransi

di Kabupaten Buleleng pada tahun 2015 sebesar 4,36 persen.

1,31

1,27

1,30

1,34

1,25

1,36 1,34 1,35 1,38

1,32

2011 2012 2013 2014 2015

Berlaku Konstan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 63: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

54

Grafik 4.11 Peranan Kategori Jasa Keuangan dan Asuransi

di Kabupaten Buleleng Tahun 2011-2015

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015

4.14 KEUANGAN DAERAH

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng tahun

anggaran 2015 sebesar 1,937 triliun rupiah atau mengalami

peningkatan sebesar 25,54 persen dibandingkan tahun 2014.

Dalam melaksanakan roda pemerintahan, pemerintah daerah

Kabupaten Buleleng pada tahun 2015 menggunakan dana

sebesar 1,695 triliun rupiah atau mengalami peningkatan

15,56 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari realisasi

anggaran tersebut terdapat surplus sebesar 163 milyar rupiah.

4,03

4,33

4,59 4,63

4,36

4,01 4,10

4,38 4,49

4,45

2011 2012 2013 2014 2015

Berlaku Konstan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 64: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

55

Tabel 4.11 Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Buleleng

Tahun 2014-2015 (Rupiah)

Sumber : Bagian Keuangan Setda Kabupaten Buleleng, 2015

Berdasar APBD Tahun 2015, realisasi pendapatan

mencapai 101,67 persen dari target pendapatan yang telah

ditetapkan. Realisasi PAD mencapai 293 milyar rupiah atau

110,74 persen dari target PAD. Realisasi PAD pada tahun

2015 ini mengalami peningkatan 33,39 persen dari tahun

sebelumnya. Pencapaian realisasi pajak daerah pada tahun

2015 sebesar 110,72 milyar rupiah. Pencapaian ini tidak

sesuai dengan target APBD yang mencapai 115,75 milyar

rupiah. Sementara realisasi retribusi daerah tahun 2015

sangat optimal, hal ini terlihat dari realisasi retribusi yang

Realisasi Anggaran 2014 2015

(1) (2) (3)

1. Pendapatan 1,543,584,630,668.08 1,937,771,344,639.04

2. Belanja 1,467,019,443,145.70 1,695,226,353,195.69

3. Realisasi Pembiayaan 108,688,273,138.59 91,254,054,667.91

a. Penerimaan Daerah 111,631,931,788.59 93,312,054,667.91

b. Pengeluaran Daerah 2,943,658,650.00 2,058,000,000.00

4. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 93,312,054,667.91 163,028,843,959.34

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 65: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab IV PERKEMBANGAN SEKTOR PRODUKSI

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

56

mencapai 19,94 milyar rupiah melebihi target APBD

sebesar 17,72 milyar rupiah.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 66: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab V INFLASI

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 67: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab V I N F L A S I

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

58

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai

meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.

Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat

disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau

mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Kebalikan dari inflasi disebut dengan deflasi.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur

tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan

harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

Paket barang dan jasa dalam keranjang IHK di Kota Singaraja

telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun

2012 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten Buleleng. Kemudian, BPS akan memonitor

perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara

bulanan di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa

jenis barang/jasa.

Inflasi Kota Singaraja pada tahun 2015 mencapai 2,97

persen. Inflasi yang terjadi di Kota Singaraja ternyata lebih

tinggi dibandingkan dengan inflasi Kota Denpasar dan Bali

yang masing-masing mencapai 2,70 persen dan 2,75 persen.

Namun inflasi Kota Singaraja tercatat masih berada di bawah

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 68: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab V I N F L A S I

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

59

inflasi nasional yang mencapai 3,35 persen dan jauh lebih

rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang

mencapai 10,32 persen. Rendahnya angka inflasi di tahun 2015

tidak terlepas dari suplay dan demand yang masih terjaga terutama

untuk kebutuhan paling pokok dari masyarakat yaitu bahan

makanan. Setelah mengalami kenaikan harga yang cukup tajam di

tahun 2013-2014, harga-harga beberapa komoditas justru bergerak

landai di tahun selanjutnya. Kondisi ini merupakan hal yang positif

mengingat inflasi Kota Singaraja dapat terkendali tidak sampai

menyentuh dua digit. Inflasi yang tinggi dapat berdampak

secara tidak langsung pada permasalahan-permasalahan

ekonomi makro seperti pengangguran, kemiskinan, dan

distribusi pendapatan.

Selama tahun 2015, inflasi Kota Singaraja mengalami

fluktuasi. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember 2015

yaitu mencapai 1,54 persen. Tingginya inflasi didorong oleh

tingginya laju inflasi kelompok bahan makanan yang mencapai

4,64 persen. Hal ini diduga disebabkan karena adanya

perayaan Tahun Baru dan Natal di bulan tersebut. Selain itu

inflasi yang cukup tinggi juga terjadi pada bulan Juli 2015 yaitu

sebesar 0,87 persen. Kondisi ini diduga karena adanya

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 69: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab V I N F L A S I

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

60

pengaruh hari-hari besar keagamaan yang jatuh pada bulan

tersebut yaitu Idul Fitri dan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Grafik 5.1

Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015

Sementara deflasi yang paling dalam terjadi pada

bulan Oktober 2015 yang mencapai 1,05 persen. Deflasi

terjadi karena didorong oleh menurunnya harga kelompok

bahan makanan yang memiliki laju deflasi sebesar 3,36

persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan

harga pada Oktober 2015 antara lain cabai rawit, cabai merah,

(0,61)

0,42 0,34

0,64

0,21

(0,18)

0,87

0,20 0,27

(1,05)

0,32

1,54

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 70: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab V I N F L A S I

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

61

daging ayam ras, ikan tongkol/ambu, ketimun, buncis, telur

ayam ras, kangkung, pasir, dan bahan bakar rumahtangga.

Grafik 5.2 Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Komoditas

di Kota Singaraja Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Buleleng, 2015

Pergerakan Inflasi di Kota Singaraja pada tahun 2015

sebagian besar dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran bahan

makanan sebesar 4,74 persen, makanan jadi sebesar 4,22

persen, sandang sebesar 7,73 persen, perumahan sebesar

3,33 persen, pendidikan sebesar 3,29 persen, kesehatan

-10

-5

0

5

10

15

BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR SANDANG

KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 71: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

Bab V I N F L A S I

INDIKATOR EKONOMI KABUPATEN BULELENG 2015

62

sebesar 2,61 persen. Sementara kelompok pengeluaran

transportasi pada tahun 2015 mengalami deflasi sebesar 5,23

persen.

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d

Page 72: bulelengkab.bps.go filegambaran umum mengenai perkembangan ekonomi Kabupaten Buleleng. Akhirnya kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan

http:/

/bulel

engk

ab.bp

s.go.i

d