umi-mudawamah.pdf
-
Upload
yildiz-nazmi-tyarta -
Category
Documents
-
view
46 -
download
0
description
Transcript of umi-mudawamah.pdf
ISOLASI ASAM LEMAK PADA MINYAK IKAN LEMURU
(SARDINELLA LONGICEPS) DENGAN VARIASI PELARUT DAN
IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS –
SPEKTROSKOPI MASSA (KG-MS)
Skripsi
Oleh: UMI MUDAWAMAH
NIM. 03530001
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MALANG
2007
ISOLASI ASAM LEMAK PADA MINYAK IKAN LEMURU (SARDINELLA LONGICEPS) DENGAN VARIASI PELARUT DAN
IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS–SPEKTROSKOPI MASSA (KG-MS)
SKRIPSI
Diajukan Kepada : Universitas Islam Negeri Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Oleh : UMI MUDAWAMAH
NIM : 03530001
JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG MALANG
2008
HALAMAN PERSETUJUAN
ISOLASI ASAM LEMAK PADA MINYAK IKAN LEMURU (SARDINELLA LONGICEPS) DENGAN VARIASI PELARUT DAN
IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS–SPEKTROSKOPI MASSA (KG-MS)
SKRIPSI
Oleh :
UMI MUDAWAMAH NIM : 03530001
Disetujui Oleh : Pembimbing I
Diana Candra Dewi, M. Si NIP. 150 327 251
Pembimbing II
Munirul Abidin, M. Ag NIP : 150 321 634
Pembimbing III
Akyunul Jannah, S.Si, MP NIP : 150 368 798
Mengetahui Ketua Jurusan Kimia
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
Diana Candra Dewi, M. Si NIP. 150 327 251
HALAMAN PENGESAHAN
ISOLASI ASAM LEMAK PADA MINYAK IKAN LEMURU (SARDINELLA LONGICEPS) DENGAN VARIASI PELARUT DAN
IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS–SPEKTROSKOPI MASSA (KG-MS)
SKRIPSI
Oleh :
UMI MUDAWAMAH NIM : 03530001
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Tanggal 29 Desember 2007
Susunan Dewan Penguji : Tanda Tangan
1. Penguji Utama : Himmatul Barroroh, M.Si (………………)
NIP. 150 327 251
Diana Candra Dewi, M.Si (………………)
NIP. 150 327 246
2. Ketua Penguji : A. Ghanaim Fasya, S.Si (………………)
NIP. 150 377 943
3. Sekr. Penguji : Akyunul Jannah, S.Si, MP (……………...)
NIP. 150 377 943
4. Anggota Penguji : Munirul Abidin, M.Ag (……………...)
NIP. 150 321 634
HALAMAN PENGESAHAN
ISOLASI ASAM LEMAK PADA MINYAK IKAN LEMURU (SARDINELLA LONGICEPS) DENGAN VARIASI PELARUT DAN
IDENTIFIKASI MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS–SPEKTROSKOPI MASSA (KG-MS)
SKRIPSI
Oleh :
UMI MUDAWAMAH NIM : 03530001
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)
Tanggal 5 Januari 2008
Susunan Dewan Penguji : Tanda Tangan
1. Penguji Utama : Himmatul Barroroh, M.Si (………………)
NIP. 150 327 251
Diana Candra Dewi, M.Si (………………)
NIP. 150 327 246
2. Ketua Penguji : A. Ghanaim Fasya, S.Si (………………)
NIP. 150 377 943
3. Sekr. Penguji : Akyunul Jannah, S.Si, MP (……………...)
NIP. 150 377 943
4. Anggota Penguji : Munirul Abidin, M.Ag (……………...)
NIP. 150 321 634
HALAMAN PERSEMBAHAN
" Ingatlah Sesungguhnya kini Lembah kedudukan telah berubah tanahnya menjadi Harum Bagai Bak Bunga Kasturi dan
Pepohonannya menjadi Kayu Cendana "
Itu tiada lain, karena pada suatu petang Hindun telah berjalan melaluinya dan Menebah Butiran Salju yang menyejukkan semua
pinggirannya. (Umi Mudawamah)
First of all, I would say thanks to my almighty lord, Allah Swt, who loves, cares, guide me and make me stronger every day to face this life. Special thanks to my beloved parents, Ibu’ yang tercinta, Bapak yang terhormat, Mbah Kakong , Mbah Putri Trimakasih atas segala do’a dan kasih sayangnya, “Semoga rahmat dan hidayah Allah Swt selalu menyertai disetiap langkah Beliau” Amiin….. Tak lupa juga lautan Kasih sayangku…. Adik Fatul dan Adik kecilku Halimah yang selalu memberiku support untuk maju terus dan mendo’akan kelancaran penulis disetiap langkah kehidupan. Untuk Guru, Dosen, dan Kyai saya yang atasnya tercurahkan selalu salam ta’dzim, seraya mengharap ridho dan berkah ilmunya terpanjatkan untaian do’a... ”Semoga Allah Swt meridhoi amal Sholehnya, dan menempatkannya dalam tempat MaqomamMahmuuda” Amiin...... Untuk The best My friend (Iin Imoet, Nanik, n Irul... Kan Kukenang slalu Kesetiaan n Kebaikan kalian) tak lupa juga (Zahro’, Ern, Inay Cute, hanik) Thanks bangett atas Motivasi + Do’a kalian......serta teman2 seperjuanganKU (M’ Arni, M’ ulwi, Hurin, Ifa, Nia, Lia, Ely, tak ketinggalan Dik Alim, H-5, Afifah, Cepat nyusul ya.....!Irma (mkacih Lap-topnya) Jazakumulloh n Success Slalu utk Smua.....Amiin
MOTTO
" Malam itu Panjang, maka jangan kau Pendekkan dengan Tidurmu,
Siang itu Bersih, maka Jangan engkau cemarinya dengan Dosa-dosaMu"
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Tuhan Pencipta
semesta alam yang hanya karena rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, penulisan
skripsi dengan judul “Isolasi Asam Lemak pada Minyak Ikan Lemuru
(Sardinella Longiceps) dengan Variasi pelarut dan Identifikasi Menggunakan
Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM)” dapat diselesaikan. Penulis
menyadari bahwa selama berlangsung penelitian, penyusunan sampai pada tahap
penyelesaian skripsi ini yang tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UniversitasIslam Negeri
Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
proses belajar S-1.
2. Bapak Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro , SU.DSc selaku Dekan Fakultas
Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang.
3. Ibu Diana Candra Dewi, M.Si selaku Ketua Jurusan Kimia dan pembimbing 1
yang telah dengan telaten memberikan petunjuk, nasehat dan bimbingan
selama studi dan mengerjakan skripsi ini.
4. Ibu Akyunul Jannah, S.Si., MP., selaku pembimbing III yang telah dengan
sabar memberikan bimbingan dan dukungan selama penelitian dan penulisan
skripsi ini.
5. Bapak Munirul Abidin, M.Ag, selaku Pembimbing agama yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam mengintegrasikan ilmu kimia
dengan agama.
6. Ibu Himmatul Baroroh M.Si, selaku Dewan penguji utama dan Bapak A.
Ghanaim Fasya, S.Si selaku Dewan Penguji anggota yang telah memberikan
banyak kritik dan saran yang membangun.
7. Ibu Rini Nafsiati Astuti, M.Pd selaku Kepala Laboratorium Kimia UIN
Malang yang telah membantu kelancaran dalam pelaksanaan penelitian ini.
8. Kepala Laboratorium fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya yang
telah memberikan kesempatan dalam menyelesaikan peneletian lanjutan.
9. Kepala Laboratorium Forensik POLDA Jatim yang telah mengizinkan
mengidentifikasikan sampel.
10. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Kimia Fakultas Sain Dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Malang yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan pada
penulis selama mengikuti pendidikan S-1.
11. Kedua orang tua, adik-adik serta keluaraga yang selalu mendo’akan
keberhasilanku.
12. Abah Yahya dan Bunda Syafi’iyyah, serta Ustad-Ustadzku yang telah
memberikan bimbingan serta dukungan selama menimba ilmu di Pesantren
Al-Hikmah Al-Fathimiyyah.
13. Teman-teman mahasiswa Kimia (angkatan ’03) yang telah memberikan
motivasi, semangat dan kerjasama selama ini.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terselesaikan Skripsi ini.
Penulisan skripsi ini merupakan upaya optimal penulis untuk memberikan
yang terbaik selama penelitian. Meskipun demikian, Penulis sangat mengharap
saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar diperoleh hasil yang terbaik.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, Amiin.
Malang, 14 Desember 2007 Penulis Umi Mudawamah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ xiv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................6
1.3. Batasan Masalah ................................................................................6
1.4. Tujuan Penelitian ..............................................................................6
1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Lemuru.......................................................................................7
2.1.1. Karakteristik Ikan Lemuru.......................................................7
2.1.2.Kandungan Ikan Lemuru ........................................................10
2.2. Minyak dan Lemak ..........................................................................11
2.3. Minyak Ikan .....................................................................................14
2.4. Asam Lemak ....................................................................................15
2.4.1. Asam Lemak Essensial ..........................................................16
2.4.2. Sintesis Asam Lemak.............................................................18
2.5. Ekstraksi Minyak Ikan .....................................................................28
2.6. Esterifikasi Dan Transesterifikasi pada Minyak Ikan......................21
2.7. Analisis Asam lemak Metil Ester Dengan Kromatografi Gas
Spektroskopi Massa..........................................................................23
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................29
3.2. Alat dan Bahan ................................................................................29
3.2.1. Alat.........................................................................................29
3.2.2. Bahan .....................................................................................29
3.2.2.1. Bahan Sampel ..........................................................29
3.2.2.2. Bahan Kimia ............................................................30
3.3. Tahapan Penelitian ..........................................................................30
3.4. Perlakuan Penelitian ........................................................................30
3.4.1. Preparasi Sampel...................................................................30
3.4.2. Ekstraksi Minyak Ikan Dari Ikan Kering ..............................30
3.4.3. Pembentukan Metil Ester Asam Lemak Dari Minyak Ikan..31
3.4.4. Identifikasi asam Lemak Dari Minyak Ikan dengan
Rendemen yang Tertinggi .................................................... 32
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Prepasi Sampel ................................................................................36
4.2. Ekstraksi Minyak Ikan Lemuru .......................................................36
4.3. Transesterifikasi Minyak Ikan Lemuru ...........................................39
4.3.1. Transesterifikasi dengan Katalis BF3 dalam Metanol.............39
4.4. Analisis Komposisi Metil ester Asam Lemak Pada Minyak Ikan
Lemuru .............................................................................................43
4.5. Analisis Hasil Penelitian Dalam Prespektif Islam...........................51
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ......................................................................................55
5.2. Saran.................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Abstrak
Mudawamah, U., 2007, Isolasi Asam Lemak pada Minyak Ikan Lemuru (Sardinella Longiceps) dengan Variasi Pelarut dan Identifikasi Menggunakan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM), Skripsi Jurusan kimia, Fakultas Sains dan Teknologi (UIN) Malang.
Pembimbing I : Diana Candra Dewi, M.Si Pembimbing II : Munirul Abidin, M.Ag Pembimbing III : Akyunul Jannah, S.Si., MP.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan variasi pelarut terhadap rendemen hasil isolasi asam lemak pada ikan lemuru dan untuk mengetahui jenis asam lemak hasil isolasi pada ikan lemuru (Sardinella Longiceps) menggunakan kromatografi gas-spektroskopi massa (KG-SM). Pada penelitian ini sampel daging ikan lemuru yang telah dikeringkan diekstraksi dengan metode sokshlet menggunakan variasi pelarut: (petroleum eter, kloroform, etanol, campuran etanol:petroleum eter (1:5)). Minyak ikan yang diperoleh ditransesterifikasi dengan katalis BF3/metanol (katalis asam) terlebih dahulu sehingga diperoleh metil ester asam lemaknya. Senyawa hasil transesterifikasi dianalisis menggunakan kromatografi gas-spektroskopi massa (KG-SM).
Hasil analisis kromatografi gas dan spektra massa menunjukkan bahwa minyak ikan lemuru mengandung 45 komponen utama asam lemak ikan lemuru. Salah satunya asam lemak omega-3 serta asam lemak yang disinyalir merupakan turunan dari EPA dan DHA. Asam-asam lemak tersebut adalah 9-12-15 asam oktadekatrinoat (asam omega-3), asam Eikosanoat dan11-asam eikosenoat (diduga turunan EPA), sedangkan 13-asam dokosenoat, dan asam dokosanoat (turunan dari DHA). Kata kunci: Identifikasi, Asam lemak, Minyak Ikan Lemuru
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Segala bentuk kekayaan alam di muka bumi ini adalah ciptaan Allah Swt.
Semua kejadian di alam ini merupakan bukti tanda-tanda keagungan dan
kebesaran Allah Swt, agar makhluk ciptaan-Nya sadar akan kedudukannya
dan saling melindungi antar sesamanya. Oleh karena itu perlu diketahui bahwa
segala isi yang terkandung didalamnya itu penuh hikmah. Seperti dalam
Firman Allah Swt, sebagai berikut: (QS. Al-A’raaf: 54)
�� ����� �� ������� ���� �� �� ����� �� ��������� ������� � ���� � ������ �� ���� ������� ��� �� ���� ������ ���
�� ���� ������ � �� ���� �� ������� �� ������� �� �� � �� ��� ��� �� ������ ����� � ��� � � ���� � ������ ����� � ������ �� �� ���
�� � �� !�� �����" ����� ���� �� �#�����! ���� � ����$ �� �! "��� ����# ����%&�' (�$ �����)*+,�
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam" bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya”.
Telah ditegaskan dalam (QS. Al-Jatsiyah: 36 dan QS. Al-Shaad: 87 ) adalah sebagai berikut:
�� %��&�- �' �#��� !# ��������� ������ !# �� � �" � �����#� ����%&�' ( �$�����)./,���
1
Artinya: “Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan
semesta alam”.
�0 ����� 1��" ���$� �2 �(��%& �' ( �$ ���%��)34,5
Artinya: ”Al-Quran Ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam”.
Meningkatnya kepadatan penduduk pada saat ini telah membawa akibat
yang cukup luas di berbagai segi kehidupan alam semesta ini. Jumlah
penduduk tidak hanya menuntut peningkatan penyediaan bahan pangan, tetapi
juga peningkatan di bidang gizi. Salah satu bahan pangan yang mengandung
banyak gizi adalah produk laut, misalnya ikan, selain halal untuk dikonsumsi
juga sangat tinggi nilai gizinya (Afrianto dan Lifianto, 1998). Seperti telah
dijelaskan dalam firman Allah Swt sebagai berikut (Lajnah, 2000)
�� �� &��� �� ���&�� �)�'� �* �� ������ �� �� �$ + � � ($�, ���� �� ����6 �� �� ������ �)���'*� �� � �� �� �� �� �-��&�� �)��*. �/ �� ���
����7 �,�� �0� (� �� ���������� �" �� � ��� ���+8 �� �� ����� �9 ������ �.�1 �' &2�):/,5
Artinya:
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan yang berasal dari laut, sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan, dan diharamkan atas mu menangkap binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertaqwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan (Lajnah, 2000)
Maksud dari ayat di atas adalah: bahwa sesungguhnya segala binatang
yang hidup di laut (ikan, cumi-cumi, dan binatang laut lainnya) itu adalah
halal, baik yang masih hidup maupun yang telah mati (terapung, atau
terdampar) di laut tersebut. Selain itu kekayaaan yang ada di lautan itu
merupakan produk penting untuk meningkatkan nilai gizi dan ekonomi
masyarakat luas. Karena pentingnya akan kesehatan bagi manusia. Seperti
dalam surat An-Nahl: 14 yaitu sebagai berikut:
�� 1� �8 �� �� ����� �� ����� �* ���� ������ � �;�� ��������� ��� ,�* �� -� '� +���� �3 '��� ���� �4 � ��� �<������9 �� ��� �= �>� .��! �� "�
8 �� " � ��� ���5 ������� 6� �� �����9 �%���� �� �,� �,�� � �? ������ �� �7 %���@ /� �$ � � ��� �� �� �� "�)A+,�
Artinya:
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
Dari ayat-ayat tersebut diatas sesungguhnya Rasulullah Saw juga
menegaskan dalam sabdanya yang berbunyi: (Rasyid, S. 1995)
����������� ���������Artinya:
”Lautan itu suci airnya, halal bangkainya (Riwayat Malik dan Lainnya)”.
Maksud dari hadist tersebut diatas adalah bahwa segala sesuatu yang ada
di laut itu adalah halal, baik binatangnya yang masih segar maupun
bangkainya. Karena selain itu air yang ada di laut itu adalah suci. Seperti Ikan
Lemuru (Sardinella Longiceps).
Ikan lemuru (Sardinella Longiceps) merupakan jenis ikan yang di
produksi secara melimpah di perairan laut Indonesia. Selain itu, ikan lemuru
mempunyai harga yang relatif murah, dan termasuk jenis ikan yang
mempunyai nilai ekonomis penting. Ikan lemuru adalah ikan yang berlemak
(fatty fish), karena kandungan lemaknya relatif tinggi pada saat tertentu, disisi
lain ikan lemuru juga mengandung cukup banyak asam-asam lemak
(Moeljanto, 2005).
Menurut Stansby (1982), minyak ikan banyak mengandung jenis asam
lemak omega-3 yakni EPA (Eicosapentaenoic Acid) dan DHA
(Docosahexaenoic Acid). Hasil penelitian Dewi (1996) menujukkan bahwa
kandungan EPA dan DHA pada minyak ikan lemuru masing-masing sebesar
15 % dan 11 %. Minyak ikan lemuru ini dapat diperoleh dari hasil samping
pengolahan pengalengan dan penepungan ikan lemuru yang banyak terdapat di
daerah Muncar, Jawa Timur.
Minyak ikan lemuru mempunyai kandungan protein sampai 18 % dan
lemak sampai 21 % (tergantung dari usia dan jenisnya) (Utomo dan Mahdi,
1995). Minyak Ikan lemuru terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh. Asam lemak jenuh yang paling banyak adalah asam lemak palmitat
yaitu 15-50 % dari seluruh asam lemak yang ada. Sedangkan asam lemak tak
jenuh ini adalah asam lemak omega-3, yang mempunyai rantai karbon panjang
dan merupakan bagian dari asam lemak essensial, yang banyak sekali
memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia (Winarno, 2002).
Banyak asam lemak yang dikelompokkan dalam omega-3, tetapi ada dua
macam asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan lemuru, yaitu:
EPA (Asam EikosaPentaenoat 20:53) dan DHA (Asam EikosaHeksaenoat
22:63). Keduanya merupakan jenis asam lemak omega-3 yang telah di
manfaatkan untuk obat-obatan. Berbagai potensi senyawa omega-3 untuk
keperluan kesehatan antara lain: dapat merangsang produksi hormon,
melancarkan peredaran darah, menurunkan kolesterol dan pencegah jantung
koroner, mencegah kanker, dan mencegah Diabettus Mellitus (Ikrawan, 2003).
Ikan lemuru (Sardinella Longiceps) yang dikenal pula sebagai ikan
Sarden, merupakan salah satu jenis ikan laut yang mempunyai kandungan
asam lemak relatif tinggi. Terutama kandungan omega-3 (DHA dan EPA)
pada saat tertentu dan bervariasi dari tahun ke tahun, tetapi belum
dibudidayakan secara luas dan dijadikan komoditas komersial oleh nelayan.
Padahal ikan lemuru selain halal untuk di konsumsi juga mempunyai nilai gizi
yang cukup tinggi. Ikan lemuru juga dapat diolah menjadi ikan pindang (-cue),
ikan lemuru kaleng (Sardencis), ikan asin dan limbahnya dapat diolah menjadi
tepung ikan (Moeljanto, 2005).
Penelitian Puspito (2002) menunjukkan kandungan asam lemak omega-
3 (EPA dan DHA) pada ikan lemuru dengan menggunakan pelarut petroleum
eter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak ikan yang kaya akan asam-
asam lemak tak jenuh (asam lemak omega) yaitu, asam palmitoleat (asam
lemak omega-7: 6 (12,06 %)), asam oleat (asam lemak omega-9: 6 (15,37 %)),
dan asam eikosapentaenoat (EPA) dalam jumlah kecil (asam lemak omega-3:
6 (1,28 %)), akan tetapi pada penelitian ini akan di lakukan isolasi dan
identifikasi asam lemak pada minyak ikan lemuru dengan variasi pelarut
(Petroleum eter, kloroform, n-heksan, etanol dan campuran Petroleum
eter:etanol).
1.2 Rumusan Masalah
Adanya informasi tentang kandungan asam lemak pada ikan lemuru,
maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh variasi pelarut terhadap rendemen minyak ikan hasil
isolasi pada ikan Lemuru (Sardinella Longiceps)?
2. Jenis asam lemak apa saja yang terdapat pada ikan Lemuru (Sardinella
Longiceps) ?
1.3 Batasan Masalah
1. Sampel Daging ikan lemuru diperoleh dari Sendang Biru Malang selatan.
2. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah petroleum eter, kloroform,
n-heksan, etanol, dan campuran Etanol:Petroleum eter (1:5).
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh variasi pelarut terhadap rendemen minyak ikan
hasil isolasi pada ikan Lemuru (Sardinella Longiceps).
2. Mengetahui jenis asam lemak hasil isolasi pada ikan Lemuru (Sardinella
Longiceps) menggunakan metode KG-SM.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini di harapkan memberikan informasi tentang:
pemanfaatan dari ikan lemuru yang dapat meningkatkan nilai ekonominya
sebagai makanan kaleng dan minyak ikan lemuru dalam bentuk omega-3 yang
dapat meningkatkan nilai gizi yang cukup tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Lemuru (Sardinella Longiceps)
2.1.1 Karakteristik Ikan Lemuru (Sardinella Longiceps)
Ikan Lemuru (Sardinella Longiceps) merupakan jenis ikan yang
mempunyai tanda-tanda umum yaitu: berbentuk memanjang bulat, perut
bundar, sirip punggung berjari-jari lemah 16-17, sedangkan sirip duburnya
14-15. Tapis insang halus dan jumlahnya banyak sekali (130 pada bagian
bawah busur insang pertama) sirip ekor bercabang, termasuk pemakan
plankton, warna biru kehijauan bagian atas, putih perak bagian bawah, sirip
punggung abu-abu kekuningan, sirip ekor dan lain-lainnya tembus cahaya
dan (bening). Dapat mencapai panjang 20 cm (Dirjen Perikanan, 1990).
Demikianlah tadi merupakan salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan
Allah SWT tentang segala sesuatu yang diciptakan-Nya di muka bumi ini,
dengan kearanekaragaman dan manfaat serta hikmah yang terkandung
didalamnya. Salah satu contohnya adalah Ikan Lemuru, karena selain sehat
untuk tubuh ternyata juga halal untuk dikonsumsi. Ikan Lemuru merupakan
salah satu hewan yang hidup di laut. Oleh karena itu, Allah Swt berfirman
dalam surat Al-Maaidah, ayat 96 sebagai berikut:
�� �� &��� �� ���&�� �)�'� �* �� ������ �� �� �$ + � � ($�, ���� ������6 �� �� ������ �)��� '*� �� � �� ���� �� �-��&�� �)��*.�/ ��
����7 �,�� �0� (� �� ���������� �" �� � ��� ���+8 �� �� ����� �9 ������ �.�1 �' &2�):/,���
7
Artinya: ”Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal)
dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan ”.
Maksudnya: binatang buruan laut yang diperoleh dengan jalan usaha
seperti mengail, memukat dan sebagainya. Termasuk juga dalam pengertian
laut disini ialah: sungai, danau, kolam dan sebagainya. Ikan atau binatang
laut yang diperoleh dengan mudah, karena telah mati terapung atau
terdampar dipantai dan sebagainya.
Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa dihalalkan bagi kamu berburu
binatang buruan di laut, sungai dan danau atau tambak, dan makanannya
yang berasal dari laut seperti ikan, udang, atau apapun yang hidup disana
dan tidak hidup di darat walau telah mati atau mengapung, adalah makanan
lezat bagi kamu maka halal (QS. Al-Anfal: 69), yang berbunyi sebagai
berikut:
��� ��� %� 0 ���� �,� �<�8�1B�� ��� (� �*� +�2���� �� �" �� � ��� �� ����� ���$�� �5 �8�37� �� ������2�)/:,���
Artinya:
”Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang Telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dari ayat tersebut di atas, telah jelas diketahui bahwa Allah Swt
menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini pasti ada manfaatnya
tidak sia-sia, seperti pada surat Ad-dukhan (44: 38)
�� � � �<�� �� �6������� ������� � ���� � � ��� � � 4� ��� ����C& �!�$ ��).3,�� �
Artinya:
”Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main ”.
Maksud dari ayat tersebut di atas adalah Allah Swt menciptakan langit
dan bumi juga segala yang ada di antara keduanya dengan tata aturan yang
demikian rapi, indah serta harmonis. Ini menunjukkan bahwa Allah Swt
tidak bermain-main yakni tidak menciptakannya secara sia-sia tanpa arah
dan tujuan yang benar (Shihab, 2002).
Seandainya penciptaan alam ini tanpa tujuan yang Haq, maka itu
berarti apa yang dilakukan Allah Swt menyangkut kehidupan dan kematian
makhluk, serta penciptaan dan pemusnahannya, semua dilakukannya tanpa
tujuan. Tetapi karena itu bukan permainan, bukan juga tanpa tujuan, maka
pasti yang Maha Kuasa itu membedakan antara yang berbuat baik dan yang
berbuat buruk, lalu memberi ganjaran balasan sesuai dengan amal perbuatan
masing-masing. Jadi, Allah Swt telah menghalalkan ikan lemuru itu tiada
lain adalah banyak mengandung hikmah dan manfaat.
Islam menyeru kapada umatnya agar memilih makanan yang halal dan
baik, maksudnya bukan makanan yang hanya sekedar makanan, akan tetapi
makanan yang mempunyai manfaat dan khasiat kepada orang yang telah
memakannya. Seperti ikan lemuru, karena banyak diketahui manfaat yang
sangat besar bagi kehidupan manusia (Tarikh, 2007).
Menurut Shihab (2002) dalam tafsir Al-Mishbah bahwa segala
binatang laut yang diciptakan Allah Swt untuk kemaslahatan umat manusia,
diantaranya sebagai salah satu sumber pangan bagi manusia dan dapat
dinikmati hasilnya oleh makhluk hidup terutama manusia.
2.1.2 Kandungan ikan Lemuru (Sardinella Longiceps)
Menurut Dwiponggo (1973) sistematika taksonomi dari Ikan Lemuru
(Sardinella Longiceps) adalah sebagai berikut:
Phylum : Animalia
Sub phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Telestoi
Ordo : Malacoptergie
Sub Ordo : Clupeidae
Family : Sardinella
Spesies : Sardinella Longiceps
Daerah penyebaran ikan lemuru adalah perairan pantai yang terdapat di
laut bebas, lepas pantai, laut dalam, konsentrasi terbesar di selat Bali dan
sekitarnya, selatan Sumbawa dan timur Sumbawa. Gerombolan ikan lemuru
hanya terkonsentrasi pada kedalaman 20 sampai 50 meter. Komposisi kimia
ikan lemuru disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Ikan Lemuru
Komposisi Kadar (%) Air Protein Minyak Abu Garam
64,55 – 69,86 20,36 – 23,01 4,48 – 11,8 2,07 – 3,03 0,11 – 0,17
Sumber : Dwiponggo (1973 )
2.2. Minyak Dan Lemak
Perbedaan antara minyak dan lemak tidak terletak pada bentuk umum
triasilgliserolnya, melainkan komposisi dan jenis asam lemaknya. Lemak
banyak mengandung asam lemak jenuh sehingga berwujud padat pada suhu
kamar, sedangkan minyak banyak mengandung asam lemak tak jenuh
sehingga berwujud cair pada suhu kamar.
Minyak dengan nama umum gliserida merupakan triasilgliserol, yaitu
triester dari gliserol dan asam lemak. Dalam minyak dan lemak terdapat tiga
gugus hidroksil molekul gliserol yang berada dalam ikatan ester dengan
rumus sebagai berikut :
H2C
HC
OH
H2C
OH
OH
HOOCR2
HOOCR3
HOOCR1
H2C
HC
H2C
O
O
O
C
C
C
O
O
O
R1
R2
R3
3 H 2O+
Gliserol Asam lemak
Trigliserida
Air
Gambar 2.1. Proses pembentukan Trigliserida
Gliserida dalam minyak dan lemak merupakan gliserida sederhana dan
gliserida campuran. Namun pada umumnya merupakan gliserida campuran
yaitu ketiga bagian asam lemak dari gliserida tersebut tidak sama. Hidrolisis
satu molekul gliserida akan menghasilkan tiga molekul asam lemak
satu molekul gliserol (Ketaren,1986) selain itu minyak dan lemak
merupakan senyawa organik non polar yang tidak larut dalam air dan dapat
diekstrak dari sel atau jaringan oleh pelarut non polar seperti, kloroform,
petroleum eter, dan lain-lain.
Berdasarkan asal sumbernya, lemak digolongkan menjadi dua yaitu
lemak yang berasal dari hewan dan lemak nabati yang berasal dari
tumbuhan. Adapun perbedaan antara lemak hewani dan lemak nabati adalah:
1) Lemak hewani umumnya bercampur dengan steroid hewani yang
disebut kolesterol sedangkan lemak nabati yang disebut fitosterol.
2) Kadar asam lemak jenuh dalam lemak hewani lebih sedikit
dibandingkan lemak nabati.
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang semua ikatan antar
atom karbonnya adalah ikatan tunggal, sedangkan asam lemak tak jenuh
merupakan asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap
antara dua atom karbonnya. Asam – asam lemak yang di temukan di alam
biasanya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan rantai lurus dan
mempunyai atom genap dari C-2 sampai C-30. Asam lemak jenuh yang
banyak ditemukan dalam bahan pangan adalah asam palmitat yaitu 15% -
50 % dari seluruh asam-asam lemak yang ada (Winarno, 1986).
Lipida merupakan senyawa yang sangat sukar didefinisikan, sebab
tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan
fungsi biologinya juga berbeda – beda. Oleh karena itu, para ahli Biokimia
bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik mempunyai sifat fisika
seperti lemak, yaitu: 1). tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik, 2). Ada hubungan dengan asam lemak atau esternya, 3).
Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup (Poedjiadi, 1994).
Lemak tergolong dalam kelompok senyawa organik yang larut dalam
pelarut organik tetapi tidak larut dalam air. Lemak merupakan ester asam
lemak dengan gliserol. Gliserol suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3
atom C, yang tiap atom C mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol
dapat mengikat 1,2 atau 3 molekul asam lemak dalam bentuk ester yang
disebut monogliserida, digliserida dan trigliserida. Lemak adalah suatu
trigliserida (Poedjiadji, 1994).
Istilah lemak pada umumnya digunakan untuk campuran trigliserida
yang berbentuk padat pada suhu ruangan, sedangkan minyak merupakan
campuran trigliserida yang berbentuk cair pada suhu ruangan (Buckle et al.,
1987). Sedangkan menurut Winarno (1993), rantai molekul lemak lebih
panjang bila dibandingkan dengan minyak, gabungan antara minyak dan
lemak disebut lipida.
Lemak seperti juga karbohidrat merupakan senyawa organik yang
terdiri dari unsur C, H, O, perbedaannya adalah bahwa pada karbohidrat
mengandung lebih sedikit oksigen dan lebih banyak karbon dan hidrogen.
Dalam lemak makanan terdapat sejumlah kecil fosfolipid, glikolipid dan
pitosterol. Sterol dalam lemak makanan tersebut biasa dalam keadaan bebas
atau teresterifikasi oleh asam lemak rantai panjang (Roth and Blaschke,
1988).
2.3 Minyak Ikan
Minyak ikan merupakan salah satu jenis minyak yang mempunyai
kandungan asam lemak tak jenuhnya lebih tinggi di bandingkan kandungan
asam lemak jenuhnya. Bila dibandingkan hewan darat maka lemak hewan
air memiliki komposisi asam lemak yang lebih kompleks yang terdiri atas
semua kisaran asam lemak jenuh dari C-14 sampai C-22 dan asam lemak tak
jenuh dari satu hingga enam ikatan rangkap. Keberadaan asam lemak tak
jenuh ini dapat mengakibatkan ikan mudah mengalami oksidasi sehingga
akan menyebabkan ketengikan.
Umur, panjang-pendek badan, siklus reproduksi, serta musim saat ikan
ditangkap itu berpengaruh terhadap komposisi dan kadar asam lemak dalam
ikan (Enser dalam Rossel dan Pritchard, 1991). Misalnya kadar lemak ikan
lemuru pada musim penghujan lebih tinggi dari pada saat musim kemarau.
Semakin berkembangnya produk-produk farmasi menyebar luas di
masyarakat yang menuntut untuk lebih selektif dalam memilih produk
tersebut. Produk farmasi yang bermanfaat bagi umat, selain mutu dan
kegunaannya juga perlu diperhatikan keamanannya. Termasuk keamanan
dalam segi kehalalan produk yang akan dihasilkan, sehingga diperlukan
pemilihan bahan-bahan yang halal dalam obat tersebut (Hendri, 2007)
Minyak ikan yang mengandung asam lemak omega-3 memiliki
peranan penting dalam kesehatan, seperti dapat mencegah kekejangan
pembuluh darah dan serangan jantung koroner. Oleh karena itu, akhir-akhir
ini asam lemak omega-3 (DHA dan EPA) mendapat perhatian besar, dengan
struktur sebagai berikut :
CH 3 - CH 2 -(CH=CH-CH 2 ) 5 -(CH 2 ) 2 -COOH
(Struktur Asam Eikosapentaenoat)
CH 3 -CH 2 -(CH=CH-CH 2 ) 6 -CH 2 -COOH
(Struktur Asam Dokosaheksaenoat)
Gambar 2.2 Struktur Asam lemak Omega-3 (DHA dan EPA)
2.4. Asam Lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat dalam bentuk ester
trigliserida atau lemak. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai
rantai karbon panjang dengan rumus umum:
R C OH
O
Dimana R adalah rantai karbon jenuh atau tidak jenuh yang terdiri atas
4 sampai 24 atom karbon (Poedjiadji, 1994). Asam lemak yang paling
banyak terdapat dalam makanan terutama adalah asam lemak dengan
struktur lurus dengan jumlah atom karbon genap, dengan satu gugus asam
karboksilat (Winarno, 1993).
Komposisi asam merupakan sumber utama variasi antar lipida. Asam
lemaknya terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam
lemak jenuh adalah asam lemak yang semua ikatan antar atom karbon
dihubungkan dengan ikatan tunggal, kecuali pada gugus karboksilnya,
sedangkan posisi lainnya ditempati oleh atom hidrogen. Pada asam lemak
tidak jenuh terdapat ikatan rangkap antar dua atom C-nya. Semakin panjang
rantai karbon dari asam lemak, maka semakin tinggi titik leburnya. Bila
dibandingkan dengan asam lemak jenuh maka asam lemak tidak jenuh
mempunyai titik lebur yang lebih rendah. Sedangkan sifat kelarutannya
dalam air akan semakin berkurang dengan semakin bertambahnya rantai
karbon (Poedjiadji, 1994).
Hasil yang di peroleh dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
minyak ikan lemuru mengandung minyak yang kaya akan asam-asam lemak
tak jenuh (asam lemak omega) yaitu: asam palmitoleat (asam lemak omega-
7: 6 (12,06 %)), asam oleat (asam lemak omega-9:6 (15,37 %)), dan asam
eikosapentaenoat (EPA) dalam jumlah kecil (asam lemak omega-3: 6 (1,28
%)), Asam-asam lemak ini memiliki peranan vital dalam kesehatan,
khususnya asam lemak omega-3. Peranan asam lemak omega-3 antara lain
untuk meningkatkan kecerdasan otak, mampu menurunkan kadar kolesterol
dalam darah, mengurangi resiko tekanan darah tinggi dan lain-lain (Puspito,
2002).
2.4.1 Asam Lemak Essensial
Asam lemak essensial (Essensial Fatty Acid: EFA) adalah komponen
lemak makanan yang dibutuhkan karena tubuh tidak dapat mensintesisnya
seperti komponen lemak lainnya. Yang termasuk dalam asam lemak
essensial adalah: Asam lemak linoleat (C18:2n-6), asam linolenat (C18:3n-
3), dan asam arakidonat (C20:4n-6) (Karyadi et al., 1987).
Diantara asam lemak famili omega-3 yang penting dan berkaitan
dengan aspek gizi dan kesehatan adalah EPA dan DHA. Asam lemak yang
terdapat pada ikan lemuru mempunyai bagian yang dapat dimakan dan
mengandung omega-3 sebanyak 290 mg / 100 g daging. Adapun struktur
dari omega-3 adalah sebagai berikut (Sumardi, 1998) :
�
Gambar 2.3 Contoh Struktur Asam lemak Omega-3
Asam linoleat dan linolenat merupakan asam-asam lemak yang sangat
diperlukan bagi kelangsungan fungsi dan pertumbuhan normal dari semua
jaringan. Essensialitas asam linoleat dan linolenat telah dibuktikan dengan
percobaan tikus yang ransumnya diberi tambahan asam linoleat dan
linolenat. Dalam waktu singkat dapat menghilangkan gejala defisiensi asam
lemak essensial. Adapun gejala defisiensi asam lemak essensial tersebut
adalah: laju pertumbuhan lambat, kulit dan kaki bersisik dan mengelupas,
terjadi nekrosis pada ekor dan pada urinnya mengandung darah. Binatang
dan manusia secara alami tidak mampu mensintesis kedua asam lemak
tersebut dalam tubuh. Melalui proses biosintesis dalam tubuh, asam linoleat
dapat diubah menjadi asam arakhidonat, sehingga dipandang tidak begitu
essensial, selama kebutuhan asam linoleat dalam tubuh terpenuhi (Martin et
al., 1984).
2.4.2. Sintesis Asam Lemak
Metabolisme asam lemak intraseluler meliputi beberapa reaksi yang
diantaranya adalah oksidasi asam lemak dan sintesis asam lemaknya.
Oksidasi asam lemak bertujuan menghasilkan energi untuk menunjang
aktivitas fisiologis. Pada sintesis asam lemak dikenal ada 2 cara, yaitu sistem
mitokondria dan sistem ekstra-mitokondria (sistem sitoplasma). Sistem
ekstra-mitokondria merupakan sintesa asam lemak yang sebenarnya, dalam
arti mulai dari awal (Supardan, 1988). Sistem mitokondria merupakan
sistem untuk memperpanjang atau memperpendek rantai asam lemak yang
sudah ada, atau dengan kata lain untuk konversi satu asam lemak ke jenis
asam lemak yang lain. Umumnya untuk mensintesa asam lemak tidak jenuh
(unsaturated fatty acid) dengan cara memperpanjang rantai asam lemak
yang sudah ada (elongasi) disertai desaturasi. Sedangkan sistem ekstra-
mitokondria lebih umum digunakan. Pada jaringan lemak digunakan untuk
menimbun kelebihan kalori sebagai cadangan kalori yang dapat digunakan
setiap saat.
2.5 Ekstraksi Minyak Ikan
Ekstraksi menurut Brown (1995) adalah metode isolasi suatu senyawa
berdasarkan sifat kelarutan senyawa tersebut terhadap dua pelarut yang tidak
saling campur dengan tujuan mengambil suatu zat dari bahannya.
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan senyawa atau zat. Secara
umum digolongkan menjadi dua, yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi
padat-cair. Dimana pada ekstraksi cair-cair, senyawa yang dipisahkan
terdapat dalam campurannya yang berupa cairan. Sedangkan ekstraksi padat
cair adalah suatu metode pemisahan senyawa dari campurannya yang berupa
padatan (Vogel, 1994).
Pada umumnya alat yang digunakan untuk ekstraksi padat cair yang
berkesinambungan adalah ekstraksi soxhlet. Dalam ekstraksi soxhlet
dimasukkan kertas saring yang berbentuk melingkar atau sering disebut
timbal, dimana timbal ini adalah tempat sampel yang akan diekstrak atau
diisolasi. Ekstraksi kontinu dengan alat soxhlet ini merupakan salah satu
cara ekstraksi yang efisien karena alat ini membatasi volume pelarut yang
dibutuhkan (Hamzar, 1991). Faktor yang menentukan berhasilnya proses
ekstraksi adalah mutu dari pelarut yang digunakannya (Brian, 1993).
Variasi pelarut mempunyai tujuan untuk menghasilkan rendemen yang
lebih banyak, pemisahan asam lemak bebasnya (FFA) dilakukan dengan
penggaraman, agar lebih mudah larut dalam air (proses salting out), dan
kemudian dapat terpisahkan dari trigliseridanya. Garam dari asam lemak
yang terpisah dapat dilepaskan kembali menjadi asam dengan pengasaman,
asam–asam lemak yang terlepas kemudian dapat dimurnikan dan ditentukan
beratnya (Anonymous, 2007a).
Pemilihan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi harus bersifat
(Brian, 1993):
a. dapat melarutkan bahan-bahan atau zat yang akan diekstraksi
dengan cepat
b. dapat mengekstraksi sedikit atau tidak sama sekali kotoran atau
bahan lain (selektif)
c. memiliki titik didih rendah
d. pelarut mudah menguap
e. perbedaan titik didih yang ekstrim dengan zat yang akan di isolasi
f. bersifat inert artinya pelarut tidak bereaksi dengan senyawa yang
diisolasi akan tetapi dapat berinteraksi dengan senyawa tersebut
g. pelarut murni, tidak bercampur dengan air, dapat dipisahkan
dengan mudah dari zat padatnya setelah proses ekstraksi
h. pemakaiannya sedikit mungkin
i. harga murah, mudah didapat dan tidak berbahaya bila ada
pemanasan.
Beberapa bahan pelarut yang sering digunakan dalam ekstraksi minyak
atau lemak harus mempunyai tingkat kepolaran lebih rendah, di mana urutan
kepolaran pada pelarut adalah sebagai berikut: asam dan basa > asam
organik > piridin > air > methanol > etanol > aseton > diklorometan > etil
asetat > kloroform dan etil eter > toulena > karbon tetraklorida (CCl 4 ) >
heksan > petroleum eter. Petroleum eter lebih banyak digunakan dari pada
yang lain, karena lebih murah dan tidak terlalu berbahaya, untuk isolasi dan
pemurnian ikan lemuru tersebut (Haryono, dkk., 1996).
Secara fisika, tingkat polaritas dapat ditunjukkan dengan lebih pasti
melalui pengukuran konstanta dielektrikum suatu bahan pelarut. Konstanta
dielektrikum secara matematis ditunjukkan dalam rumus :
D = i
i
rfee..
Dimana, D adalah konstanta dielektrikum, f adalah gaya tolak menolak
dua partikel bermuatan listrik e dan ei , sedangkan r adalah jarak antara
partikel e dan ei semakin besar konstanta dielektrikum suatu bahan pelarut
maka tingkat kepolarannya semakin besar.
Tabel 2.2 Konstanta Dielektrikum
Tingkat kelarutan dalam air Bahan Pelarut
Konstanta Dielektrikum
(D) Tak larut Sedikit larut Missibel Non polar
Ethanol 24.30 � n-hexan 1.89 � Khloroform
4.81 �
Petroleum eter
1.90 �
Air 80.40 � Sumber : Sudarmadji, dkk. (2003)
2.6.Esterifikasi Dan Transesterifikasi pada Minyak Ikan
Ester dalam asam lemak di alam terdapat dalam bentuk ester antara
gliserol dengan asam lemak. Terkadang ada gugus hidroksilnya yang
teresterkan tidak dengan asam lemak, tetapi dengan phospat seperti pada
phospolipida. Dimana esterifikasi adalah suatu reaksi pembentukan ester
dengan cara merefluks suatu campuran asam organik dengan alkohol,
dengan reaksi sebagai berikut:
Esterifikasi bertujuan untuk menurunkan titik didihnya, sehingga
mudah menguap menjadi gas dan dapat mengatur kembali komponen asam-
asam lemak dalam seluruh trigliserida. Jenis perubahan yang terjadi
tergantung pada sifat minyak dan lemak yang asli itu sendiri dan tingkat
reaksinya (Bukle, dkk., 1987).
Transeserifikasi adalah suatu reaksi antara ester dan alkohol
menghasilkan ester baru dan alkohol baru. Dimana reaksi transesterifikasi
merupakan reaksi dapat balik, sehingga untuk memperoleh rendemen yang
tinggi, kesetimbangan harus bergeser ke arah sisi ester yang diinginkan
(ester hasil) dengan cara menggunakan salah satu pereaksi berlebih.
Shantha (1992) menyebutkan bahwa pereaksi-pereaksi transesterifikasi
secara umum dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu pereaksi katalis asam
dan basa. Pereaksi katalis asam yang dapat digunakan antara lain HCl dalam
metanol, H 2 SO 4 dalam metanol dan BF 3 dalam metanol. Sedangkan
pereaksi katalis basa yang digunakan adalah logam natrium dan kalium
dalam bentuk metoksilat dan etoksilat. Dalam reaksi ini ion logam natrium
atau kalium akan menyebabkan terbentuknya ion enolat yang selanjutnya
diikuti dengan pertukaran gugus alkil (Anonymous, 2007b).
OCR
H+
O-H
CR
O H
O+ H-H2O
R C+ OR'-O-H
CR
O
O R'-H+
CR
O
O R'
ester
Dimana reaksi Inesterifikasi adalah sebagai berikut :
R C OR
O
R C
O
O R
Na-OCH3
NaOCH3
R C O
O
R
R C O
O
R
R C
O
O Na
R C
O
O R
R C O
O
R
R C O
O
Na
R C
O
O
R C
O
O
Na
Na
Ester Natrium Metoksilat Ion Enolat
+
+
2.7 Analisis Asam Lemak Metil Ester Dengan Kromatografi Gas-
Spektrofotometri Massa ( KG-SM )
Kromatografi gas adalah suatu proses pemisahan campuran menjadi
komponen-komponennya oleh fase gas yang bergerak melalui suatu lapisan
serapan (sorben) yang stasioner (Gritter, 1991)
Prinsip kromatografi gas didasarkan atas partisi zat yang hendak
dianalisis antara dua fase yang saling kontak tetapi tidak bercampur. Partisi
tercapai melalui adsorpsi atau absorpsi atau proses keduanya. Sebagai fase
gerak digunakan gas pembawa. Bagian pokok alat kromatografi gas adalah
injektor, kolom pemisah, dan detektor, (Roth dan Blaschke, 1991).
Gambar 2.4 Bagan Alat Kromatografi Gas
Tabung gas paling depan adalah gas pembawa serta pengatur tekanan.
Cuplikan disuntikkan dengan bantuan jarum suntik dalam injektor yang
dipanaskan yang segera akan menguap. Kemudian akan dibawa oleh gas
pembawa pada kecepatan volume konstan melalui kolom pemisah dan akan
sampai pada detektor yang dapat bekerja dengan berbagai prinsip. Detektor
akan menimbulkan sinyal yang proporsional dengan jumlah senyawa yang
datang dengan gas pembawa. Pencatat akan memberikan kromatogram dari
komponen yang terpisah yang akan tampak sebagai puncak.
Analisis komposisi asam lemak dilakukan dengan kromatografi gas
(KG). Kromatografi Gas merupakan suatu teknik pemisahan senyawa yang
didasarkan pada distribusi antara dua fase (fase diam dan fase gerak).
Kromatografi Gas dapat digunakan untuk analisis asam lemak, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif berarti penentuan sifat-sifat
dari suatu komponen atau campuran kamponennya. Sedangkan analisis
Tabung gas pembawa dengan pengatur tekanan
injektor Kolom pemisah detektor
penampung
amplifier
pencatat
Integrator elektron
perekam
Sampel
kuantitatif berarti penentuan jumlah dari suatu komponen atau komponen-
komponen dari campuran itu sendiri (Sastrohamidjojo, 1984)
Dasar dari analisa kualitatif adalah waktu retensi dari senyawa yang
diinjeksikan. Dalam hal ini Retensi Relatif merupakan perbandingan dari
waktu Retensi komponen-komponen yang dianalisa terhadap waktu Retensi
Standar.
tRsampel = tR1 – tR 0 ( 2 . 1 )
dimana,
tRsampe = waktu relatif sampel terhadap zat standar
tR 1 = waktu Retensi terkoreksi
tR0 = waktu Retensi terkoreksi dari zat standar
Dengan cara menghitung retensi relatif, kita dapat mengeliminasikan
semua pengaruh variabel–variabel percobaan. Pada retensi relatif ini hanya
tergantung dari tamperatur kolom dan jenis fase diam yang dipakai. Jika
seandainnya variabel percobaan berubah, maka waktu retensi dari komponen
dan zat standar memang akan berubah, tetapi untuk jenis kolom yang sama
dan pada temperatur percobaan yang sama, retensi relatif tiap komponen
tidak akan berubah. Cara ini merupakan cara yang dianjurkan untuk
identifikasi komponen yang didasarkan pada data setiap komponen (Day dan
Underwood, 2002).
Identifikasi dan penentuan kuantitatif asam lemak didasarkan pada
kromatogram yang diperoleh. Asam lemak yang beratom C sedikit akan
muncul terlebih dahulu, diikuti oleh asam-asam lemak dengan jumlah atom
C yang lebih besar secara berurutan. Apabila mengandung ikatan rangkap,
satu ikatan rangkap akan keluar lebih awal, baru kemudian diikuti dengan
jumlah ikatan rangkapnya lebih banyak. Sebagai pembanding digunakan
eksternal asam-asam lemak berbentuk metil ester yang telah diketahui,
sesuai dari jenis fase diam dan fase geraknya.
Hasil dari kromatografi gas (KG) dinyatakan dengan parameter waktu
retensi (Rt) yaitu waktu yang digunakan untuk mengelusi komponen
cuplikan sampai menghasilkan kromatogram (Sastrohamidjojo, 1985)
Prinsip kerja Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM) yaitu,
cuplikan diinjeksikan kedalam injektor. Aliran gas dari gas pengangkut akan
membawa cuplikan yang telah teruapkan masuk kedalam kolom. Kolom
akan memisahkan komponen-komponen dari cuplikan. Komponen-
komponen tersebut terelusi sesuai dengan urutan semakin membesarnya
nilai koefisien partisi (K), selanjutnya masuk dalam spektrofotometer massa
(MS). Pada spektroskopi massa komponen cuplikan ditembaki dengan
berkas elektron dan diubah menjadi ion-ion muatan positif yang bertenaga
tinggi (ion-ion molekuler atau ion-ion induk) dan dapat pecah menjadi ion-
ion yang lebih kecil(ion-ion anak pecahan atau ion-ion induk), lepasnya
elektron dari molekul /komponen-komponen menghasilkan radikal kation.
Ion-ion molekul, ion-ion pecahan, dan ion-ion radikal pecahan dipisahkan
oleh ion pembelokan dalam medan magnet yang berubah sesuai dengan
massa dan muatannya. Perubahan tersebut menimbulkan arus (arus ion) pada
kolektor yang sebanding dengan limpahan relatifnya. Kemudian dicatat
sebagai spektra massa yang merupakan gambaran antara limpahan relatif
dengan rasio massa/muatan (m/e) (Sastrohamidjojo, 1985):
M + e M+ + 2e
M+ M+ + M2
Radikal
M+ M1+ + M2
Molekul
Spektrometri massa (SM) adalah suatu instrumen yang dapat
menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massanya.
Spektrum massa diperoleh dengan mengubah senyawa cuplikan menjadi
ion-ion yang bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan perbandingan
massa terhadap muatan (m/e) (Fessenden,1992).
Berdasarkan kaedah hukum islam bahwa segala sesuatu yang
bermanfaat berasal dari yang halal (Muhammad, 1995). Sebagaimana sabda
Rasulullah Saw, yang artinya adalah sebagai berikut:
”Sesungguhnya Allah tidak menjadikan sebagai obat sesuatu yang diharamkan atas hambaNya (HR. Baihaqi dan dianggap Shohih jika diriwayatkan Ahmad Bukkhori)”
Berdasarkan uraian diatas manusia diharapkan tahu akan urusan dunia,
dan memanfaatkan semua fakta ilmiah mengenai fenomena-fenomena di
alam, sehingga menghasilkan banyak kebaikan, menegakkan urusan agama,
dan mewujudkan kekhalifahan dimuka bumi ini (Pasya, 2004) seperti pada
firman Allah SWT sebagai berikut: (QS. Al-Baqarah: 30)
�( ��� ��D E��� 5������ ��F ��� ��� �����6G ���7� ��9�:����" � ������� �5� ���6�)��� 8� �� E��� �$ �; �2 ��� ��H �%�I ����&� �5 ��� ��H �%��J �5 �� �K � ��L� �� �9�� ����I�' �M � ��< �:� �� �>��$ �&� �' ;=��> �<& � �> � ��J ��)��D E�8��6G����� ���� ���
���"��0� � �� �$ "�).N,��
�Artinya: ”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dengan judul "Isolasi Asam Lemak pada Ikan Lemuru
(Sardinella Longiceps) dengan Variasi Pelarut Dan Identifikasi menggunakan
Kromatografi Gas-Spektoskopi Massa (KG-SM)" dilakukan di Laboratorium
Kimia UIN Malang, Laboratorium Farmasi Universitas Airlangga Surabaya,
dan Laboratorium Forensik POLDA Jatim Surabaya, pada bulan Juni –
November 2007.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik,
seperangkat sokshlet, seperangkat alat gelas, seperangkat alat refluks,
refraktometer, evaporator vakum, seperangkat alat kromatografi Gas-
Spektroskopi Massa (KG-SM), pipet tetes, pipet ukur, kertas saring whatman,
batang pengaduk, Erlenmeyer, corong pisah, tabung ulur.
3.2.2 Bahan
3.2.2.1 Bahan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging ikan
lemuru (Sardinella Longiceps) yang diperoleh dari Sendang Biru Malang.
3.2.2.2 Bahan Kimia 29
Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah kalsium klorida (CaCl2),
natrium klorida (NaCl) jenuh, kloroform, etanol, petroleum eter, boron
trifluorida/Metanol 15% (BF3/Metanol 15%), n-heksan, aquadest,
NaOH/Metanol, aseton, dan gas helium (He).
3.3 Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah :
1. Preparasi sampel minyak ikan lemuru
2. Ekstraksi minyak ikan lemuru dari ikan kering dengan variasi pelarut : PE,
kloroform, n-heksan, etanol, dan campuran PE:etanol (5:1)
3. Pembuatan metil ester asam lemak dari minyak ikan lemuru
4. Identifikasi asam lemak dari minyak ikan lemuru
3.4 Perlakuan Penelitian
3.4.1 Preparasi Sampel
Daging Ikan lemuru segar diambil sebesar 777,6684 gr, di keringkan
dengan di oven dengan di setting pada T = 80° C selama 24 jam, kemudian
diblender sehingga di peroleh serbuk ikan lemuru kering dengan berat
konstant sebesar 139,8836 gr.
3.4.2 Ekstraksi Minyak Ikan dari Ikan Kering
Sampel ikan lemuru kering sebesar 25 gr di masukkan dalam thimbel,
diekstraksi sokshlet dengan pelarut Petroleum eter sebanyak 150 ml,
kemudian di tambahkan CaCl 2 dengan 6 kali sirkulasi sampai menghasilkan
filtrat jernih berwarna, filtrat yang diambil di evaporasi untuk memisahkan
pelarut sehingga di peroleh minyak ikan lemuru dengan Rendemen sebagai
berikut :
% Minyak Ikan = %100ikan sampelberat
ekstrak hasil ×
Perlakuan yang sama juga dilakukan dengan menggunakan Pelarut yang
berbeda-beda/variasi pelarut, yaitu : kloroform, etanol, campuran petroleum
eter dengan etanol.
3.4.3 Pembentukan Metil Ester Asam Lemak dari Minyak Ikan
Minyak ikan lemuru sebesar 0,5 gr yang diperoleh diambil dan
ditambahkan dengan 2 ml NaOH/Metanol, lalu dipanaskan selama 10 menit
dengan kompor pemanas, dan didinginkan selama ± 8 menit. Kemudian
ditambahkan 2 ml BF 3 /metanol 15 %, di panaskan selama 40 menit dan
didinginkan selama ± 8 menit. Kemudian ditambahkan 4 ml n-heksan (pa.).
Selanjutnya di forteks selama 3 menit kemudian ditambahkan larutan NaCl
jenuh dan terbentuklah 2 fasa (lapisan atas berupa metil ester dan lapisan
bawah berupa senyawa – senyawa lain (pengotor)).
3.4.4 Identifikasi Asam Lemak dari Minyak Ikan dengan Rendemen yang
tertinggi
Identifikasi asam lemak dalam minyak ikan dilakukan dengan langkah
sebagai berikut: mula-mula syring dibilas larutan aseton beberapa kali (2-3
kali) dan dibilas kembali dengan larutan cuplikan (sebanyak satu kali).
Lapisan atas hasil sentrifugasi diambil sebanyak 1 µL dari hsil esterifikasi
dengan syring kemudian diinjeksikan ke KG-SM dan ditunggu hasil
kromatogramnya. Selanjutnya cuplikan dicocokkan dengan spektrum massa
acuan referensi yang sudah terprogram dalam komputer. Adapun spesifikasi
dan kondisi kromatografi gas-spektrometri massa yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Suhu injektor : 320 ºC
Gas pembawa : Helium (He)
Kec. Aliran gas : 0,5 ml/ Menit
Tekanan gas pembawa : 62,3 KPa
Suhu detektor : 280 ºC
Jenis kolom : HP-1 adsorben metil silikon (gum) sifat
non polar
Suhu kolom : 70 ºC
Sistem ionisasi : elektron impact (EI)
Energi ionisasi : 70 eV,
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Preparasi Sampel
Preparasi sampel ikan lemuru (Sardinella Longiceps) menggunakan
daging ikan lemuru kering bertujuan untuk memperoleh hasil ekstrak yang
maksimal. Daging Ikan lemuru segar berwarna sedikit kemerahan dan semu
coklat yang diketahui berat konstannya dalam keadaan basah sebesar =
777,6648 gr, kemudian dikeringkan dengan oven dengan disetting pada T = 80
°C selama 24 jam. Pemanasan dilakukan pada suhu 80 °C untuk
menghilangkan kadar air yang terdapat pada daging ikan lemuru tersebut.
Selain itu, suhu pemanasan pada sampel tidak terlalu tinggi bertujuan agar
tidak mudah rusak (teroksidasi), karena asam lemak tidak tahan terhadap
pemanasan yang tinggi. Proses pengeringan daging ikan lemuru tersebut juga
untuk mempermudah proses ekstraksi dengan menggunakan metode Sokshlet.
Setelah kering sampel diblender sehingga diperoleh serbuk ikan lemuru,
kemudian disimpan di dalam Toples. Hasil berat konstannya sebesar
139,8836gr.
4.2. Ekstraksi Minyak Ikan Lemuru
Ekstraksi menurut Brown (1995) adalah metode isolasi suatu senyawa
berdasarkan sifat kelarutan senyawa tersebut terhadap dua pelarut yang tidak
saling campur dengan tujuan mengambil suatu zat dari bahannya.
36
Ekstraksi terhadap daging ikan lemuru ini dilakukan dengan
menggunakan variasi pelarut yaitu: petroleum eter, kloroform, n-heksan,
etanol, dan campuran etanol: petroleum eter 1:5. Bertujuan untuk
membandingkan hasil rendemen yang lebih besar, diantara beberapa pelarut
tersebut. Ekstrak yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam evaporator
vakum untuk memisahkan pelarut dengan menghasilkan minyak ikan lemuru.
Tabel 4.1 Hasil Ekstraksi dengan variasi Pelarut pada Ikan Lemuru
Variasi pelarut
Berat ekstrak ikan lemuru
(gr)
Bentuk dan Warna
Berat hasil ekstrak (gr)
Rendemen hasil ekstrak
(%)
Petroleum eter
kloroform
n-heksan
etanol
campuran PE:etanol
25
25
25
25
25
Cairan pekat kental,coklat kehitaman
Cairan kental,
coklat tua Cairan pekat kental, coklat
tua Cairan keruh,
putih
Cairan sedikit kental, coklat
jernih
17,1376
15,0225
0,0425
9,3690
11,2776
68,55
60,09
0,17
37,47
45,11
Dalam penelitian ini, minyak ikan yang diperoleh dengan beberapa
variasi pelarut adalah: 1). Pelarut PE berupa cairan pekat kental berwarna
coklat kehitaman dengan berat sebesar 17,1376 gr, 2). Pelarut kloroform
berupa cairan kental berwarna coklat tua dengan berat konstant 15,0225 gr, 3).
Pelarut n-heksan yang berupa cairan pekat kental berwarna coklat tua dengan
berat konstant sebesar 0,0425 gr, 4). Pelarut etanol juga berupa cairan keruh
berwarna putih dengan berat konstant sebesar 9,3690 gr, dan 5). Campuran
pelarut PE:etanol dengan berat konstan sebesar 11,2776 gr berupa cairan
sedikit kental berwarna coklat jernih. Hasil ekstrak dengan pelarut n-hexan
diperoleh berat yang sangat sedikit, sebab dari pelarut n-hexan tersebut
dimungkinkan kurang murni (pure). Hasil ekstrak yang diperoleh dengan berat
terbesar adalah ekstraksi dengan pelarut petroleum eter, karena pelarut
tersebut mempunyai sifat kimia dengan tingkat kepolaran yang sangat rendah
(bersifat non polar). Senyawa hasil ekstraksi harus bersifat sesuai dengan
prinsip "like dissolves like". Dimana Petroleum eter/PE sangat tepat digunakan
untuk mengekstrak lipida/ asam-asam lemak. Selain itu, konstanta
dielektrikum dari pelarut PE mempunyai nilai yang lebih rendah dibandingkan
dengan pelarut-pelarut lain, oleh karena itu hasil ekstrak yang diperoleh
mempunyai nilai rendemen yang sangat tinggi. Ekstrak yang diperoleh
kemudian ditambahkan dengan garam (CaCl2) sebagai proses Salting Out
yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pemisahkan. Hasil yang
diperoleh dimasukkan dalam evaporator vakum dengan maksud untuk
memisahkan pelarut yang masih bercampur pada fasa organik tersebut,
sehingga akan diperoleh minyak ikan lemuru dengan tingkat kemurnian yang
tinggi. Dari hasil perhitungan diperoleh ekstrak dengan rendemen yang paling
besar adalah ekstrak dengan pelarut petroleum eter. Sehingga diketahui bahwa
petroleum eter merupakan pelarut yang paling efektif untuk diekstraksi.
Perhitungan Rendemen Minyak Ikan Lemuru terdapat pada Lampiran 2.
4.3.Transesterifikasi Minyak Ikan Lemuru
Transesterifiksi merupakan reaksi antar ester dengan alkohol
menghasilkan ester baru. Transesterifikasi terhadap minyak ikan lemuru
dilakukan untuk mengubah asam–asam lemak yang terikat pada ester
trigliserida menjadi campuran metil esternya. Sehingga bisa diidentifikasi
dengan Kromatografi Gas (KG), karena metil ester tersebut mudah menguap.
4.3.1. Transesterifikasi Dengan Katalis BF3 Dalam Metanol
Pada penelitian ini, proses Transesterifikasi ini masing-masing sampel
dengan pelarut yang berbeda-beda diambil sebesar 0,5 gr, kemudian
ditambahkan dengan hexan (pa.) sebanyak 4 ml dan diforteks (dicampur
antara sampel minyak ikan lemuru dengan hexan (pa.) tersebut). Minyak ikan
lemuru diambil sebanyak 4 ml dari masing-masing pelarut (petroleum eter/PE,
kloroform, etanol, dan campuran etanol dengan PE 1:5), kemudian
dimasukkan kedalam tabung ulur dengan ditutup rapat. Setelah itu
ditambahkan dengan NaOH/metanol (1gr/ 50 ml) kedalam masing-masing
tabung ulur tersebut dengan pelarut yang berbeda-beda, bertujuan untuk
proses Penyabunan (Saponifikasi) dimana proses hidrolisis (proses
pembentukan garam karboksilat ester dengan basa menghasilkan alkohol dan
garam) (Arsyad, 2001). Selain itu untuk menghilangkan senyawa senyawa lain
(pengotor-pengotor) yang masih tercampur pada minyak ikan lemuru tersebut.
Kemudian dipanaskan selama 10 menit diatas penangas air dengan temperatur
stabil pada masing-masing pelarut, yang bertujuan untuk mempercepat reaksi
pada penambahan NaOH/methanol, seperti pada reaksi berikut:
Setelah itu hasil yang diperoleh didinginkan, kemudian masing-masing
pelarut tersebut diperoleh hasil yang berbeda-beda. Pada pelarut petroleum
eter/PE minyak ikan lemuru yang diperoleh menjadi pekat kental berwarna
coklat kehitaman, sedangkan dengan pelarut kloroform minyak ikan lemuru
yang diperoleh pekat berwarna coklat tua, dan pelarut etanol minyak ikan
lemuru yang diperoleh menjadi encer dan berwarna bening/jernih, sedangkan
pelarut dengan campuran etanol:PE (1:5) hasil minyak ikan lemuru yang
diperoleh menjadi sedikit encer dan berwarna coklat muda kekuningan.
Diperkirakan ekstrak yang dihasilkan dengan warna yang tidak sama, Jachum
(2004) menyebutkan kemungkinan terjadinya senyawa kompleks antara
karbohidrat dengan lemak yang menyebabkan rendahnya rekoveri, selain itu
mungkin karena pelarut etanol mempunyai sifat kepolaran hampir mendekati
dengan sifat kepolaran air. Jadi, etanol cenderung lebih bersifat polar
dibandingkan dengan beberapa pelarut yang lain tersebut (Petroleum eter/PE,
H2C
HC
O
CO
O
CO
R1
+ NaOCH3
O
CO
R3
H2C
R2
H2C
H2C
CH
OCH3
OCH3
OCH3
R1COONa
R3COONa
+ R2COONa
minyaksabun
kloroform, n-hexan) tersebut, sedangkan campuran antara pelarut etanol
dengan petroleum eter yang mempunyai perbandingan 1:5 itu masih dapat
dilihat warnanya yaitu coklat muda agak kuning, akan tetapi, sampel minyak
ikan lemuru yang diperoleh sedikit encer dibandingkan dengan pelarut
Petroleum eter dan kloroform. Masing-masing variasi pelarut tersebut, hasil
ekstraknya setelah dipanaskan dengan NaOH/Metanol dilanjutkan dengan
proses esterifikasi/Transesterifikasi minyak pada ikan lemuru, dengan tujuan
untuk menurunkan titik didihnya, sehingga mudah menguap menjadi gas dan
akhirnya dapat mengatur kembali komponen - komponen asam lemak pada
minyak ikan lemuru tersebut dalam seluruh Trigliseridanya (Buklet, dkk.,
1987). Selain itu, reaksi Transesterifikasi merupakan reaksi dapat balik untuk
memperoleh Rendemen yang tinggi sehingga diperoleh kesetimbangan dengan
cara menggunakan salah satu pereaksi berlebih. Dimana pereaksi yang tepat
adalah menggunakan pereaksi dengan katalis asam, Shantha (1992)
menyebutkan bahwa pereaksi tersebut dapat mengubah asam – asam lemak
pada minyak ikan lemuru dari asil gliserol menjadi metil esternya. Proses
transesterifikasi minyak ikan lemuru ini menggunakan pereaksi katalis asam
yaitu BF3/ metanol. Diantara berbagai macam katalis asam, BF3/metanol
merupakan katalis yang efektif untuk mengubah asam lemak dari asil gliserol
menjadi metil ester, BF3 mempunyai sifat sebagai asam Lewis. Atom Boron
memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p2. Atom Boron BF3 akan mengalami
hibridisasi sp2, dari hibridisasi dihasilkan 3 orbital hibrid sp2 dan orbital 2p
yang kosong. Akibat perbedaan elektronegativitas yang besar menyebabkan
kerapatan elektron pada atom B tertarik ke atom F. Hal ini menyebabkan
molekul BF3 memiliki kemampuan besar untuk membentuk suatu ikatan
dengan donor elektron. Senyawa ester mempunyai 4 pasang elektron bebas (2
pasang elektron pada atom O karbonil dan 2 pasang elektron pada Atom
Lainnya) sehingga termasuk donor elektron. (Retno, 2002)
Pereaksi dengan katalis asam yang digunakan dalam proses
transesterifikasi minyak ikan lemuru ini adalah BF3/Metanol ditambahkan
pada masing–masing sampel sebanyak 2 ml kedalam tabung ulur dengan tutup
yang rapat. Proses selanjutnya dilakukan pemanasan diatas penangas air
selama 40 menit, dimana pada proses inilah akan terjadi penguapan dan
terbentuklah suatu ester asam lemak berupa metil ester, kemudian didinginkan
selama ± 8 menit. Setelah dingin ditambahkan n-heksan (pa.) sebanyak 4 ml
pada masing – masing tabung ulur, kemudian di forteks selama 3 menit. Pada
proses pencampuran antara n-heksan dengan metil ester bertujuan untuk
OCH3
OCR
OR'
+ BF3
+OCR
OR'
- BF3
-OBFCR
+OR,
H
O+
CR
-OBF3CR
OR'
OR,
- BF3
+OCH3
OCR
OR'
+ CH3OH
+ CH3OH
ester 1
ester 2metanol
metanol
minyak
OCO
R1
H2C
OCO
R3
H2C
OCO
R2
HC
memperoleh metil ester murni dan dapat terpisah dengan senyawa-senyawa
lain (pengotor–pengotornya). Karena proses pemisahan antara metil ester
dengan pengotornya belum terpisah secara sempurna. Maka ditambahkan
dengan garam dapur (NaCl) untuk proses Salting Out, yang bertujuan untuk
mengoptimalkan proses pemisahan. Setelah terjadi proses pemisahan secara
sempurna, maka fasa atas tersebut diambil hasil yang rendemennya paling
banyak yaitu dengan petroleum eter. Kemudian dilakukan proses selanjutnya
dengan menganalisiskan sampel yang berupa metil ester tersebut dengan
menggunakan metode Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (KG-SM).
Dengan tujuan untuk mengetahui kandungan asam lemak pada minyak ikan
lemuru tersebut.
4.4. Analisis Komposisi Metil Ester Asam Lemak Pada Minyak Ikan
Lemuru
Analsis metil ester hasil trasesterifikasi Minyak ikan lemuru
menggunakan pelarut terbaik dilakukan dengan instrumen KG-SM tersebut
sekalian dihidupkan untuk memanaskan kondisi alat dan memprogram
suhunya. Karenan identifikasi senyawa metil esternya menggunakan komputer
agar lebih efektif. Gas pembawa dialirkan ke seluruh bagian instrumen
tersebut dengan kecepatan alir 0,5 ml/ menit, agar semua bagian jenuh dengan
gas pembawa. Dalam hal ini digunakan gas helium (He) sebagai gas
pembawanya. Karena gas ini bersifat inert, murni, tidak mudah terbakar dan
mempunyai konduktifitas panas tinggi.
Supernatan berupa metil ester disentrifugasi terlebih dahulu sebelum
diinjeksikan kedalam detektor. Dimana supernatan diambil sebanyak 1µL
dengan syring. Sebelumnya syring dibilas beberapa kali dengan aseton dan
larutan supernatan itu sendiri, hal ini dilakukan untuk menghindari
kontaminasi dari senyawa lain. Kemudian cuplikan diinjeksikan melalui
injektor, suhu injektor diprogram pada suhu tinggi 320 °C untuk menguapkan
fase cair menjadi fase gas. Filtrat cuplikan yang diinjeksikan segera diubah
menjadi fase gas dan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom.
Suhu kolom diprogram pada suhu rendah yaitu pada 70 °C agar
pemisahan terjadi dengan baik serta untuk mencegah kerusakan komponen
dalam kolom, suhu maksimum kolom ini adalah 325 °C . jenis kolom untuk
KG-SM yang dipakai adalah kolom kapiler HP-1 metilsilikon yang bersifat
non polar. Di dalam kolom inilah terjadinya proses pemisahan senyawa-
senyawa dalam cuplikan berdasarkan prinsip ”like dissolve like”, artinya
senyawa-senyawa yang bersifat sama dengan kolom akan tertahan lebih lama,
sedangkan untuk senyawa-senyawa yang berbeda sifatnya akan diteruskan
menuju detektor dan memilki waktu retensi yang lebih singkat. Senyawa metil
ester yang bersifat sama dengan kolom yakni non polar akan tertahan lebih
lama dalam kolom dan memilki waktu retensi yang lebih lama dibandingkan
dengan senyawa lain yang bersifat non polar.
Suhu detektor diprogram pada suhu 280 °C untuk mencegah
kondensasi dari cuplikan setelah keluar dari kolom. Detektor yang digunakan
adalah TCD (Thermal Conductifity Detector). Gas pembawa yang mengalir ke
detektor, terionkan oleh sumber radioaktif dan menghasilkan elektron,
cuplikan dalam gas pembawa akan menangkap elektron itu, sehingga
mengurangi arus listrik. Penurunan arus listrik ini diperkuat dan direkam oleh
detektor TCD. Perubahan ini diubah oleh arus listrik yang akan digunakan
untuk menghasilkan kromatogram. Kromatogram hasil kromatografi gas pada
Lampiran 4 menunjukkan bahwa sampel dengan pelarut petroleum eter
mengandung 45 puncak dengan waktu retensi dan luas area yang berbeda-
beda.
Senyawa-senyawa cuplikan yang telah melalui detektor akan
diteruskan menuju sistem masukkan pada spektrometer massa. Proses tersebut
bertujuan untuk memisahkan komponen-komponen cuplikan dengan gas
pembawa sebelum masuk keruang ionisasi dan detektor massa. Senyawa-
senyawa yang bersifat polar akan masuk secara cepat ke ruangan pengionisasi
dan diikuti oleh senyawa-senyawa cuplikan yang bersifat non polar. Molekul
tersebut akan terpecah menjadi ion bermuatan. Ion-ion ini akan masuk ke
penganalisis massa per muatan, dan diteruskan pada detektor dan pencatat
untuk diubah menjadi kromatogram spektrum massa.
Hasil dari Kromatografi Gas (KG) pada asam lemak berupa metil ester
dapat ditunjukkan pada gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.1 Kromatogram Metil Ester hasil Transesterifikasi Minyak ikan Lemuru dengan pelarut PE menggunakan katalis BF3/Metanol
Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui kromatogram yang terdiri dari 45
puncak yang berarti dalam minyak ikan lemuru tersusun atas 45 komponen
Metil Ester asam lemak. Pada Library/Data base minyak ikan lemuru ada
beberapa puncak yang akan dianalisis yaitu pada asam lemak omega-3 dan
senyawa asam lemak yang disinyalir merupakan turunan dari EPA dan DHA.
Waktu retensi metil ester hasil Transesterfikasi minyak ikan lemuru
yang terdapat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil puncak utama Minyak ikan lemuru dengan waktu retensi (tR) tertentu
No. Puncak Waktu retensi (tR) Asam Lemak
29 22,25 11-Eikosenoat 30 22,34 Eikosanoat 35 23,93 9-12-15 Oktadekatrinoat 36 24,22 13-dokosenoat 37 24,35 Dokosanoat
Puncak-puncak dengan waktu retensi (tR) seperti pada tabel 4.1 diatas
akan mempunyai spektrum massa yang dijelaskan pada pola fragmentasi
dengan puncak utama melalui data base. Akan tetapi, pada penelitian ini akan
dijelaskan pola fragmentasi dengan nomor puncak utama 30 dan waktu retensi
(tR) 22,34 yang diduga merupakan asam disinyalir turunan dari EPA yaitu
asam Eikosanoat pada gambar 4.3 sebagai berikut:
Gambar 4.2 Pola fragmentasi Asam Eikosanoat
Spektrum massa yang diperoleh dibandingkan terhadap spektrum
massa yang ada dalam Library Searched. C/Data base/Wiley 13.L yang
terdapat pada lampiran 3 dari spektrum massa asam eikosanoat. Berdasarkan
pengamatan diperoleh puncak-puncak utama yang sesuai dengan pola
fragmentasinya.
Pola Fragmentasi yang mungkin terjadi pada senyawa metil ester asam
eikosanoat terutama pada puncak-puncak utama dengan m/z 326, 295 dan 283,
241, 227, 199, 171, 143, dan 97 adalah sebagai berikut:
CH3 (CH2)18 CO
OCH3
CH3 (CH2)18 CO
OCH3
CH3CH2 CH2
CH3 (CH2)18 CH
O
CH2 CH2 CO
OCH3
CH2 (CH2)7 CO
OCH3
CH2 (CH2)11 CO
OCH3
CH2 (CH2)9 CO
OCH3
CH2 (CH2)5 CO
OCH3
CH2 (CH2)12 CO
OCH3
CH2(CH2)15 CO
OCH3
OCH3+
(b)
m/z = 326 m/z = 295
m/z = 326
+
m/z = 283m/z = 43
m/z = 241
m/z = 227
m/z = 199
m/z = 171
m/z = 143
m/z = 97
6. Asam elkosapentanoic
(a)
Gambar 4.3 Dugaan Fragmentasi Asam Eikosanoat
Munculnya Data Base dengan peak/puncak m/z 74 diduga merupakan
fragmentasi yang terbentuk melalui penataan ulang Mc lafferty adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.4 Dugaan Fragmentasi Asam Eikosanoat dengan puncak m/z = 74
Hasil analisis kromatografi gas dan spektra massa dari hasil
transesterifikasi minyak ikan lemuru menunjukkan bahwa terdapat 45
komponen utama asam lemak ikan lemuru. Salah satunya asam omega-3 dan
asam lemak yang disinyalir merupakan turunan dari EPA (EicosaPentaenoic
Acid) dan DHA (Docosahexaenoic Acid). Asam-asam lemak tersebut adalah
9-12-15 asam oktadekatrinoat (asam omega-3), asam Eikosanoat dan11-asam
eikosenoat (diduga turunan EPA), sedangkan 13-asam dokosenoat, dan asam
dokosanoat (turunan dari DHA).
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ikan
lemuru mengandung minyak yang kaya akan asam-asam lemak. Asam-asam
lemak tersebut mempunyai peranan vital dalam kesehatan. Diantaranya asam
lemak omega-3 dan turunan dari EPA (EicosaPentaenoic Acid) dan DHA
(Docosahexaenoic Acid) mempunyai peranan antara lain: untuk meningkatkan
kecerdasan otak, mampu menurunan kadar kolesterol dalam darah mengurangi
resiko tekanan darah tinggi dll.
4.5. Analisis Hasil Penelitian Dalam Prespektif Islam
Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta
ini tidak lain adalah banyak hikmah dan manfaatnya. Terutama kita sebagai
salah satu makhluk yang diberi akal dan pikiran supaya benar-benar dapat
memanfaatkan ciptaanNya. Seperti dalam firman Allah Swt (QS. Al-
Imron:190-191) adalah sebagai berikut:
�� ������=� �� �6������ � ������" � ���� � � O�� �, �6 �� � �=� �9 ������� �� ����� � �>?�� �P���Q � ���� @ �! ���� ���
)A:N,��%R �� �� ����0 �� �2 ?A ����� ��� ,�9 �E�� (0� �$ E � ����� �� � �� �= ����� �3��0 �� �@ �5 ���� � ����=� ���6�
����� �- ������" � ���� � � �� ����� ����? �� �� �6�� �A�1�1B ������J �<�* ! ��� �< � %��#� �A ����� ������)A:A��
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang selalu
mengingat Allah Swt dalam keadaan apapun adalah termasuk orang-orang
yang berakal. Ia akan selalu berusaha merenungkan ciptaan Allah Swt,
maksudnya : ia akan selalu berusaha mencari tahu sesungguhnya Allah Swt
menciptakan segala sesuatu dialam semesta ini adalah tidak ada yang sia-sia.
Dengan demikian, setelah ia mengetahuinya, maka ia akan menjadi seorang
hamba yang selalu bersyukur atas segala yang telah dikaruniakan Allah Swt
padanya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat
kandungan asam lemak pada minyak ikan lemuru (Sardinella Longiceps).
Salah satunya asam lemak omega-3 dan asam lemak yang disinyalir
merupakan turunan dari EPA dan DHA. Diketahui bahwa ikan lemuru tersebut
adalah salah satu binatang yang habitatnya di air laut, ikan lemuru termasuk
makanan yang halal dan juga banyak menyimpan manfaat dalam kesehatan
tubuh manusia. Seperti yang terkandung dalam (Qur’an surat Al-Maaidah: 96)
adalah sebagai berikut:
�� �� &��� �� ���&�� �)�'� �* �� ������ �� �� �$ + � � ($�, ���� �� ����6 �� �� ������ �)���'*� �� � �� �� �� �� �-��&�� �)��*. �/ �����
����7 �,�� �0� (� �� �������� �� �" �� � ��� ���+8 �� �� ����� �9 ������ �.�1 �' &2�):/,�
Artinya:
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. dan bertakwalah kepada Allah Swt yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Maksudnya: binatang buruan laut yang diperoleh dengan jalan usaha
seperti mengail, memukat dan sebagainya. termasuk juga dalam pengertian
laut disini ialah: sungai, danau, kolam dan sebagainya dan ikan atau binatang
laut yang diperoleh dengan mudah, karena telah mati terapung atau terdampar
dipantai dan sebagainya.
Seperti firman Allah Swt dalam ( QS. An-Nahl: 14) adalah sebagai berikut:
�� 1� �8 �� �� ����� �� ����� �* �� �������� ��; �� �� ����� �� ��� , �* �� -�'� +���� �3 '� �� �� �� �4� ��� �<����� �9�� ���
�= �>� .� �! �� "�8 �� " � ��� �� �5 ������� 6� �� �����9 �%���� �� �, � �, ��� �? ���� �� �� �7 %�� �@/� �$ �� �
�� �� �� �� "�)A+,� ��
Artinya:
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
Kandungan yang diperoleh dari ikan lemuru (Sardinella Longiceps)
adalah turunan EPA dan DHA dan asam yang termasuk bagian dari asam
lemak omega-3. Dalam kesehatan telah dijelaskan bahwa asam lemak tersebut
berkemampuan untuk mencerdaskan Otak, melancarkan peredaran darah,
membantu mencegah serangan jantung (pada penderita jantung koroner),
menurunkan kadar kolesterol, mengontrol tekanan darah, mengontrol kadar
gula dalam darah (pada penderita Diabettes Millitus), serta berkemampuan
mencegah penyakit kanker ( Moeljanto, 2002 )
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Allah Swt telah menciptakan
segala yang ada di muka bumi ini dengan penuh hikmah. Oleh karena itu, kita
sebagai makhluk yang diberi akal tidaklah melupakan segala nikmat yang
Allah Swt berikan kepada kita dengan cara memikirkan tentang keagungan
dan kebesaran Allah Swt.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kandungan Minyak ikan lemuru (Sardinella Longiceps) hasil ekstraksi
dari variasi pelarut adalah (a. Petroleum Eter dengan rendemen sebesar
68.55 % b. Kloroform dengan rendemen sebesar 60.09 % c. Etanol
dengan rendemen sebesar 37.47 % d. Sedangkan pelarut yang
menggunakan n-heksan dengan rendemen sebesar 0,17 % dan e.
campuran petroleum eter : etanol (5:1) dengan rendemen sebesar 45.11
%.
2. Identifikasi terhadap minyak ikan lemuru (Sardinella Longiceps)
dengan kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM) menunjukkan
bahwa 45 komponen utama asam lemak yang salah satunya terdiri dari
9-12-15 asam oktadekatrinoat (asam omega-3), asam Eikosanoat
dan11-asam eikosenoat (diduga turunan EPA), sedangkan 13-asam
dokosenoat, dan asam dokosanoat (turunan dari DHA).
5.2. Saran
Untuk melengkapi dan menyempurnakan penelitian ini disarankan untuk
dilakukan penelitian lanjutan sebagai berikut:
55
1. Menggunakan ikan lain yang diduga memilki peranan penting dalam
usaha peningkatan kesehatan masyarakat untuk diidentifikasi jenis
asam lemak omega-3 nya.
2. Mengidentifikasi asam lemak omega-3 pada minyak ikan lemuru
(Sardinella Longiceps ) dengan metode lain yang belum dianalisis
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2007a, Transesterifikasi, ( http:// library.usu.ac.id, di akses 4 maret 2007 )
Anonymous, 2007b, Ikan lemuru , ( http:// www.indomedia.com, di akses 9 maret 2007 ) Afrianto, E. dan E. Livianto, 1998, Beberapa Metode Budidaya Ikan, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, M. Wooton, 1987, Ilmu Pangan, Alih
bahasa Hari Purnomo dan Adiono, UI Press, Jakarta Brian, 1983, Vogel’s Text Book of Practical Organikc Chemistry, 5 th edition,
Longman Group VR, London Brown, H.W., 1995, Organic Chemistry, Saunder College Publishing,
Philadelphia, New York Day,R.A., dan Underwood A.L., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga,
Jakarta Dewi, E.N., 1996, Isolasi Asam Lemak Omega-3 Dari Minyak Hasil Limbah
Penepungan dan Pengalengan Ikan Lemuru, Skripsi, Fateta, IPB-Bogor
Direktorat Jendral Perikanan, 1990, Buku Pedoman Perikanan Laut (Jenis-jenis
Ikan Ekonomis penting, Departemen Pertanian, Jakarta
Dwiponggo, A., 1973, Beberapa Aspek Biologi Ikan Lemuru (Sardinella
Longiceps) Prosiding Seminar Perikanan Lemuru Banyuwangi 18-21 Januari 1982. Balai Penelitian Perikanan Laut, Departemen Pertanian RI. Jakarta
Eristland, j., 2001, Safety Consideration of Polyunsaturated Fatty Acids,
American Journal of Clinical Nutrition, ( Online ), Vol.71 ( http:// www.alvista.ac.id )
Fessenden, F., 1992, Kimia Organik, Penerbit Erlangga, Jakarta Gritter, R.J, Bobbit, J.M. dan Schwarting, A.E., 1991, Pengantar Kromatografi,
Penerbit ITB, Bandung Haryono, Bambang. Dkk, 1981, Prosedur AnalisaUntuk Bahan Makanan Dan
Pertanian, Penerbit Liberty, Yogyakarta Hamzar, S., 1991, Kimia Dan Sumber Daya Alam, Pusat Penelitian Universitas
Andalas, Padang
Hendri, 2007, Enrichment of Omega-3 Fatty Acids in Suckling Pigs by Maternal Dietary Fish Oil Supplementation, Departement of Animal Sciences, University of Missouri, Columbia
Ikrawan, 2003, Ester Asam Lemak, Jurnal Jurusan Kimia, Universwitas Sumatera
Utara, Sumatera Utara Karyadi, D., Abdoel DJ., Kartomo W., Mien KMS dan Hermana, 1987, Seminar
Manfaat Ikan Bagi Pembangunan Sumber Daya Manusia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Pnerbit
UI,Jakarta Lajnah, 2000, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung Martin, Jr. DW, PA. Mayes, dan VW. Rodwell. 1984. Biokimia (Review of
Biokimia) Edisi 19. alih bahasa: Adji Dharma, dr. Andreas Sanusi Kurniawan. CV. EGC. Penerbit buku Kedokteran Jakarta
Miwa, K. 1972, Fish Oil and Fish Liver OIl. In: Utilization of Marine Product
Overseas Technica Cooperation Ageney Government of Japan Moeljanto, R., 2005, Hubungan Kandungan Lemak Ikan Lemuru Dengan
Beberapa Sifat Biologinya, Artikel ikan Lemuru, Tangerang Montgomery, R., RI. Dryer, T.W. Conway dan A.A. Spector, 1993, Biokimia
suatu Pendekatan Berorientasi Kasus, Jilid 2, Edisi Keempat, Alih bahasa: M. Ismadi. Penerbit UGM Press, Yogyakarta
Muhammad, A.B., 1995, Hadist Tarbiyah II, Penerbit Al-ikhlas, Surabaya Pasya, 2004, Agama Menurut Fenomena-fenomena Alam, PT. Bina Aksara,
Bandung Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta Rasjid, S., 1995, Fiqih Islam, Penerbit PT. Sinar Baru Algensindo, Bandung Retno, D.P., 2002, Isolasi Dan Identifikasi Asam Lemak Dari Minyak Ikan
Lemuru ( Sardinella Longiceps ) Dengan Metode GC-MS, Skripsi tidak diterbitkan, FMIPA Universitas Negeri Malang, Malang
Rossell, J.B. and Pritchard, J,L.R., 1991, Analysis of Oilseeds, Fat and Fatty
Foods, ElsevierApplied Science, London and New York
Roth, H.J. dan Blaschke, G., 1988, Analisis Farmasi, Penerjemah: Kisman R. dan
Ibrahim S., UGM Press, Yogyakarta Shanta, 1992, Esterifikasi Asam Lemak, Digital Library, Universitas Sumatera
Utara, Sumatera Utara Sastrohamidjojo, H., 1985, Kromatografi, edisi Pertama, Liberty, Yogyakarta Shihab, M.Q., 2002, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-
Qur’an, Lentera Hati, Jakarta
Stansby, M.E., 1982, Properties of Fish Oil and Their Application to Handling of Fish and to Nutrinional and Industrial Use, di dalam R E. Martin, G.J.. Flick, C.E. Hebord and D.R Ward ( Ed ), Chemistry and Biochemistry of Marine Food Products, AVI Publishing Company, Connecticut
Skoog, D.A. and Leary, J.J., 1992, Principles of Instrumental Analysis,Fourt
edition, Sauder Colledge Publishing, USA Stock, R. and Rice, 1967, Chromatography Methods,2 th edition, Chapman and
Hall Ltd., England Sumardji, dkk., 2003, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Universitas
Gajahmada, Yogyakarta Supardan. 1998. Metabolisme Lemak. Lab. Kimia Universitas Brawijaya. Malang Tarikh, 2007, Makanan Halal Dalam Islam, Penerbit CV. Toha Putra, Semarang Utomo dan Mahdi, 1995, Penelitian Pemanfaatan Enzim Papain Hasil Isolasi
Getah Pepaya untuk Mengekstraksi Minyak Ikan Lemuru (Sardinella Longiceps) Diuji Kualitasnya, Universitas Brawijaya, Malang
Vogel, 1994, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Alih bahasa : Hadyana
Pudjaatmaka dan Setiono, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta Winarno, F.G., 1986, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Winarno, F.G., 1993, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Winarno, F.G., 2004, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
LAMPIRAN
Lampiran 1. Ekstraksi Pada Ikan Lemuru 1.1 Preparasi Sampel
- di oven pada T = 80° C, t = 60 menit, 24 jam
- diblender - ditimbang
1.2 Ekstraksi Minyak Ikan Dari Ikan Kering
- dimasukkan dalam kertas saring (dalam timbel)
- diekstraksi Sokshlet dg pelarut kloroform 150 ml
- ditambahkan CaCl 2 dg beberapa kali sirkulasi ( 6 kali sirkulasi )
Residu Filtrat - di evaporasi Minyak Ikan Pelarut Catatan : Metode di ulangi dg pelarut berbeda ( petroleum eter, n- hexana, etanol, Campuran Petroleum eter : etanol)
Lampiran 2. Pembuatan Metil Ester Asam Lemak dari Minyak Ikan
Daging Ikan 777.6648gr gr
Daging Kering 139.8836 gr
25 gr Daging Kering
Minyak Ikan Lemuru 0,5 gr
- ditambahkan NaOH/Metanol ( 1gr/50ml) - dipanaskan selama 10 menit - didinginkan selama ± 5 menit - ditambahkan 2 ml BF3/Metanol 15 % - dipanaskan selama 40 menit - didinginkan selama ± 8 menit - ditambahkan 4 ml n-hexan (pa.) - ditambahkan Na Cl jenuh
- di Identifikasi dg KG-SM
Lapisan bawah Lapisan Atas/ Metil ester
Data Spektra KG-SM