Umi Hanum_4401411082_laporan Kkl Kwu

4
Kerajinan Gerabah Pak Jumiran di Kasongan Disusun Oleh: Umi Hanum 4401411082 Pendidikan Biologi UNNES

description

laporan kkl kwu

Transcript of Umi Hanum_4401411082_laporan Kkl Kwu

Page 1: Umi Hanum_4401411082_laporan Kkl Kwu

di Kasongan

Disusun Oleh:

Umi Hanum

4401411082

Pendidikan Biologi UNNES

Page 2: Umi Hanum_4401411082_laporan Kkl Kwu

KERAJINAN GERABAH PAK JUMIRAN DI KASONGAN

I. LATAR BELAKANG

Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah kabupaten

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan hasil kerajinan

gerabahnya. Tempat ini tepatnya terletak di daerah pedukuhan Kajen, desa

Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, (~

S 7.846567° - E 110.344468°) sekitar 6 km dari Alun-alun Utara

Yogyakarta ke arah Selatan. Kasongan mulanya merupakan tanah

pesawahan milik penduduk desa di selatan Yogyakarta. Pada Masa

Penjajahan Belanda di Indonesia, di daerah pesawahan milik salah satu

warga tersebut ditemukan seekor kuda yang mati. Kuda tersebut

diperkirakan milik Reserse Belanda. Karena saat itu Masa Penjajahan

Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera

melepaskan hak tanahnya yang kemudian tidak diakuinya lagi. Ketakutan

serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya

yang akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Karena banyaknya tanah

yang bebas, maka penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut.

Penduduk yang tidak memiliki tanah tersebut kemudian beralih

profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang mulanya hanya

mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya

tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot

dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun,

Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal.

Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami

kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman besar Yogyakarta)

membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina

masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk memberikan berbagai

sentuhan seni dan komersil bagi desain kerajinan gerabah sehingga

gerabah yang dihasilkan tidak menimbulkan kesan yang membosankan

dan monoton, namun dapat memberikan nilai seni dan nilai ekonomi yang

1

Page 3: Umi Hanum_4401411082_laporan Kkl Kwu

tinggi. Keramik Kasongan dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid

Keramik sekitar tahun 1980an.

Kerajinan gerabah yang sekarang ditekuni oleh bapak Jumiran

memperoleh bahan baku dengan membeli langsung 1 truk dengan harga

empat ratus ribu rupiah setiap truknya, bahan baku tersebut berupa tanah

liat yang telah dicampur dengan pasir halus yang biasa disebut warga

“wedi”, perbandingan tanah liat dengan pasir halis ini 4:1. Usaha yang

digeluti Pak Jumiran ini sudah berjalan selama 4 tahun.

Pak Jumiran memiliki pegawai sebanyak 4 orang yang bekerja

dirumahnya, namun ada juga yang bekerja di rumah masing-masing

sebanyak 5 orang. Penghasilan yang didapat tidak menentu setiap

bulannya. Kendala yang didapat yaitu ketika musim penghujan tiba,

gerabah yang sudah jadi menjadi susah untuk kering, biasanya untuk

mengeringkan gerabah hanya membutuhkan waktu 4 hari, namun jika

musim penghujan membutuhkan waktu 3 minggu.

II. TARGET PASAR

Target pasar yang dituju oleh Pak Jumiran yaitu beliau menjual ke

pedagang-pedagang yang

III. KONSEP PEMASARAN

IV. PRODUKSI DAN PENETAPAN HARGA

V. DISTRIBUSI DAN PROMOSI

2