Ulkus Duodenum Dan Lambung

download Ulkus Duodenum Dan Lambung

of 10

Transcript of Ulkus Duodenum Dan Lambung

  • 8/10/2019 Ulkus Duodenum Dan Lambung

    1/10

    A. Definisi

    Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding mukosal

    lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disebut juga sebagai ulkus lambung,

    duodenal atau esofageal, tergantung pada lokasinya. (Bruner and Suddart, 2001).

    Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai di

    bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut sebagaierosi, walaupun sering dianggap sebagai ulkus (misalnya ulkus karena stres). Menurut definisi,

    ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam

    lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga

    jejenum.(Sylvia A. Price, 2006).

    Ulkus peptikum atau tukak peptic adalah ulkus yang terjadi pada mukosa, submukosa dankadang-kadang sampai lapisan muskularis dari traktus gastrointestinalis yang selalu berhubungan

    dengan asam lambung yang cukup mengandung HCL. Termasuk ini ialah ulkus (tukak) yang

    terdapat pada bagian bawah dari oesofagus, lambung dan duodenum bagian atas (first portion of

    the duodeum). Mungkin juga dijumpai tukak di yeyenum, yaitu penderita yang mengalami

    gastroyeyenostomy. (Sujono Hadi, 1999: 204).

    Ulkus duodenalis,merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak ditemukan, terjadipada duodenum(usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter pertama dari usus halus, tepat

    dibawah lambung. Ulkus peptikum adalah suatu penyakit denganadanya lubang yang terbentuk

    pada dinding mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.

    B.

    EtiologiPenyebab ulkus peptikum diantaranya :

    1. Infeksi bakteri H. pylori

    Dalam lima tahun terakhir, ditemukan paling sedikit 75% pasien ulkus peptikim menderitainfeksi kronis pada bagian akhir mukosa lambung, dan bagian mukosa duodenum oleh bakteri H.

    pylori. Sekali pasien terinfeksi, maka infeksi dapat berlangsung seumur hidup kecuali bila kuman

    diberantas dengan pengobatan antibacterial. Lebih lanjut lagi, bakteri mampu melakukan

    penetrasi sawar mukosa, baik dengan kemampuan fisiknya sendiri untuk menembus sawarmaupun dengan melepaskan enzimenzim pencernaan yang mencairkan sawar. Akibatnya,

    cairan asam kuat pencernaan yang disekresi oleh lambung dapat berpenetrasi ke dalam jaringanepithelium dan mencernakan epitel, bahkan juga jaringanjaringan di sekitarnya. Keadaan ini

    menuju kepada kondisi ulkus peptikum (Sibernagl, 2007).

    2. Peningkatan sekresi asam

    Pada kebanyakan pasien yang menderita ulkus peptikum di bagian awal duodenum, jumlahsekresi asam lambungnya lebih besar dari normal, bahkan sering dua kali lipat dari normal.

    Walaupun setengah dari peningkatan asam ini mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri,

  • 8/10/2019 Ulkus Duodenum Dan Lambung

    2/10

    percobaan pada hewan ditambah bukti adanya perangsangan berlebihan sekresi asam lambung

    oleh saraf pada manusia yang menderita ulkus peptikum mengarah kepada sekresi cairan

    lambung yang berlebihan (Guyton, 1996). Predisposisi peningkatan sekresi asam diantaranya

    adalah factor psikogenik seperti pada saat mengalami depresi atau kecemasan dan merokok.

    3. Konsumsi obat-obatan

    Obatobat seperti OAINS/obat anti-inflamasi nonsteroid seperti indometasin, ibuprofen, asamsalisilat mempunyai efek penghambatan siklo-oksigenase sehingga menghambat sintesis

    prostaglandin dari asam arakhidonat secara sistemik termasuk pada epitel lambung dan

    duodenum. Pada sisi lain, hal ini juga menurunkan sekresi HCO3-sehingga memperlemah

    perlindungan mukosa (Sibernagl, 2007). Efek lain dari obat ini adalah merusak mukosa local

    melalui difusi non-ionik ke dalam sel mukosa. Obat ini juga berdampak terhadap agregasi

    trombosit sehingga akan meningkatkan bahaya perdarahan ulkus (Kee, 1995)

    4. Refluks usus lambung

    Refluks usus lambung dengan materi garam empedu dan enzim pancreas yang berlimpah dan

    memenuhi permukaan mukosa dapat menjadi predisposisi kerusakan epitel mukosa.

    C. Patofisiologi

    o Faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi dan ulkus pada saluran pencernaan bagian atas

    adalah perimbangan antara faktor agresif (asam dan pepsin) dan faktor pertahanan (defensif)dari mukosa. Faktor pertahanan ini antara lain adalah pembentukan dan sekresi mukus,

    sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa dan difusi kembali ion hidrogen pada epitel serta

    regenerasi epitel.

    o

    Di samping kedua faktor tadi ada faktor yang merupakan faktor predisposisi (kontribusi)untuk terjadinya tukak peptik antara lain daerah geografis, jenis kelamin, faktor stress,

    herediter, merokok, obat-obatan dan infeksi bakteria

    a. faktor agresif

    Asam dan Pepsin

    o Peranan asam dan pepsin dalam hal patofisiologi ulkus peptikum telah banyakdipelajari secara intensif. Pepsin adalah suatu enzim yang bekerja sama dengan

    asam klorida (HCl) yang dihasilkan oleh lapisan lambung untuk mencerna

    makanan, terutama protein. Asam hidroklorida disekresikan secara kontinyu,

    tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang

    dimulai dari rangsangan lambung dan usus.

    o Peranan faktor agresif untuk terjadinya ulkus peptikum secara jelas belum

    terungkap secara keseluruhan, walaupun pada penderita ulkus duodenum peranan

    asam memegang peranan penting, mungkin dengan kombinasi faktor lain sepertimeningkatnya sekresi sel parietal, meningkatnya sekresi lambung seperti gastrin,

    asetilkolin atau histamin.

  • 8/10/2019 Ulkus Duodenum Dan Lambung

    3/10

  • 8/10/2019 Ulkus Duodenum Dan Lambung

    4/10

    mempertahankan integritas jaringan mukosa saluran cerna; berkurangnya mukosa yang

    disebabkan oleh satu atau beberapa faktor mekanisme pertahanan mukosa akan

    menyebabkan timbulnya ulkus peptikum.

    Obat-obatan golongan NSAID (aspirin), alcohol, garam empedu, dan obat-obatan lain

    yang merusak mukosa lambung, mengubah permeabilitas sawar epitel, memungkinkandifusi balik asam klorida dengan akibat kerusakan jaringan (mukosa) dan khususnya

    pembuluh darah. Hai ini mengakibatkan pengeluaran histamin. Histamine akan

    merangsang sekresi asam dan meningkatkan pepsin dari pepsinogen. Histamine ini akanmengakibatkan juga peningkatan vasodilatasi kapiler sehingga membrane kapiler menjadi

    permeable terhadap protein, akibatnya sejumlah protein hilang dan mukosa menjadi

    edema

    Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa. Biasanya ulserasi

    mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah mukosa lambung. Selainitu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia, asam dan pepsin menciptakan

    suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus stress harus dibedakan dari ulkus

    cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari ulkus lambung.

    Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus ini dapat terjadi pada

    esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam dan lebih penetrasidaripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72 jam setelah luka bakar

    luas.

    Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari duodenal atau

    area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara fisiologis. Kondisi stress

    seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma dengan organ multiple dapatmenimbulkan ulkus stress. Bila kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasien

    sembuh, lesi sebaliknya.

    c. Peranan prostaglandin

    Prostaglandin barangkali mempunyai peranan penting untuk mempertahankan mukosa

    saluran cerna terhadap pengaruh sekitarnya. Banyak zat iritan yang didapatkan pada

    mukosa saluran cerna yang merusak epitel bila sekresi prostaglandin terganggu.

    Prostaglandin seri A dan E telah diketahui sejak 1967 menghambat sekresi asam lambung

    dan dapat mencegah tukak peptik, prostaglandin pada binatang dan manusia juga

    meningkatkan sekresi mukus. Prostaglandin telah diyakini mempertahankan integritas

    saluran cema dengan cara regulasi sekresi asam lambung, sekresi mukus, bikarbonat dan

    aliran darah mukosa.

    Mekanisme Anti Ulkus Peptikum Dari Prostaglandin

    o Sitoprotektif :

    Sekresi mukus.

    Sekresi bikarbonat.

  • 8/10/2019 Ulkus Duodenum Dan Lambung

    5/10

    Aliran darah lambung.

    o Inhibisi sekresi asam.

    Pada suatu penelitian didapatkan aktivitas sintesa prostaglandin pada mukosa bulbus

    duodenum selama puasa lebih tinggi pada penderita tukak duodenum dari kontrol.

    Hasil rasio total prostaglandin setelah makan dan sebelum makan lebih rendah padapenderita tukak duodenum dari pada penderita normal. Pada suatu penelitian penderitadengan tukak lambung dan orang normal kadar prostaglandin jaringan di daerah antrum

    dan korpus lambung pada tukak lambung didapatkan lebih rendah dari orang normal.

    Sedangkan pada tukak lambung yang menyembuh didapatkan kadar prostaglandin

    jaringan lebih tinggi dari yang tidak sembuh.

    D. Gejala Klinis

    Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan dan

    bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab yang dapatdiidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi

    atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.

    1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau

    sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeriterjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan

    merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi

    dengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus

    sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam ataudengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak

    digunakan nyeri kembali timbul.2. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi

    gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau

    pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada

    ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeriberat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam lambung.

    3. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan

    sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahangastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya

    tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya. (Bruner and

    Suddart, 2001)

    E. Diagnosis dan pemeriksaan penunjang

    Nyeri lambung yang khas merupakan petunjuk adanya ulkus. Diperlukan beberapa

    pemeriksaan untuk memperkuat diagnosis karena kanker lambung juga bisa menyebabkan

    gejala yang sama.

  • 8/10/2019 Ulkus Duodenum Dan Lambung

    6/10

    1. Endoskopi adalah suatu prosedur dimana sebuah selang lentur dimasukkan melalui

    mulut dan bisa melihat langsung ke dalam lambung. Pada pemeriksaan endoskopi, bisa

    diambil contoh jaringan untuk keperluan biopsy.Keuntungan dari endoskopi:

    a. Lebih dapat dipercaya untuk menemukan adanya ulkus dalam duodenum dan

    dinding belakang lambung dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen.b. Lebih bisa diandalkan pada penderita yang telah menjalani pembedahan lambung.c. Bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan karena ulkus.

    2. Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum (juga disebut barium

    swallow atau seri saluran pencernaan atas) dilakukan jika ulkus tidak dapat ditemukandengan endoskopi.

    3. Analisa lambung merupakan suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap secara

    langsung dari lambung dan duodenum sehingga jumlah asam bisa diukur.

    Prosedur ini dilakukan hanya jika ulkusnya berat atau berulang atau sebelumdilakukannya pembedahan.

    4. Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi hitung jenis darah bisa

    menentukan adanya anemia akibat perdarahan ulkus. Pemerisaan darah lainnya bisamenemukan adanya Helicobacter pylori.

    F. Perbedaan ulkus duodenum dan ulkus gaster(lambung)

    Ulkus lambung atau ulkus duodenum merupakan bagian dari ulkus peptikum, pemberian

    nama ini hanya di dasarkan pada letak perbedaan anatomis terbentuknya ulkus. Dimana

    ulkus gaster terbentuk di lambung sedangkan ulkus duodenum terbentuk di usus halusatau tepatnya pada bagian duodenum.

    PERBEDAAN ULKUS DUODENUM DENGAN ULKUS GASTER

    Ulkus Duodenum

    Insiden

    Usia 3060 tahun

    Pria : Wanita = 3 :1

    Terjadi lebih sering daripadaulkus lambung

    Lokasi

    Pada bulbus duodenalis

    Tanda dan gejala

    Nyeri terjadi 2 -3 jam setelahmakan, sering terbangun dari

    tidur antara jam1 dan 2 pagi

    Makan makanan

    dapatmenghilangkan nyeri

    Muntah tidak umum

    Hemoragi jarang terjadi

    Ulkus Lambung

    Insiden

    Biasanya pada usia 50 tahun

    Pria : Wanita = 2 : 1

    Kejadiannya kurang seringdibanding ulkus duodenum

    Lokasi

    Kurvatura minor lambung

    Tanda dan gejala

    Nyeri terjadi sampai 1 jamsetelah makan; jarang terbangun

    pada malam hari dapat hilangdengan muntah

    Makan makanan tidak

    membantu dan kadangmeningkatkan nyeri

  • 8/10/2019 Ulkus Duodenum Dan Lambung

    7/10

    G. Penatalaksanaan

    a. Terapi Non Medikamentosa

    - Istirahat

    Istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.

    - Diet

    Cabai, makanan yang merangsang, dan makanan yang mengandung asam dapat

    menimbulkan rasa sakit, walaupun belum didapat bukti keterkaitannya. Pasien mungkin

    mengalami intoleransi terhadap makanan tersebut, atau makanan tersebut mempengaruhi

    motilitas usus. Dalam hal ini dianjurkan untuk menghindari makanan tersebut. Beberapapeneliti menganjurkan makanan biasa, lunak, tidak merangsang, dan diet seimbang. Merokok

    sebaiknya dihindari.

    Merokok dapat menghalangi penyembuhan ulkus gaster kronik, menghambat sekresi

    bikarbonat pankreas, menambah keasaman bulbus duodenum, menambah refluks

    duodenogastrik akibat relaksasi sfingter pilorus, sekaligus meningkatkan kekambuhan ulkus.Alkohol sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan risiko perdarahan dan komplikasi

    lain. Air jeruk yang asam, coca cola, bir, kopi tidak mempunyai pengaruh ulserogenik padamukosa lambung, tetapi dapat menambah sekresi asam lambung sehingga sebaiknya jangan

    dikonsumsi saat perut kosong.

    dibandingkan ulkus lambung

    tetapi bila ada melena lebih

    umum dari pada hematemesis

    Lebih mungkin terjadi perforasi

    dari pada ulkus lambung

    Dapat mengalami penambahanberat badan

    Rasa sakit

    Rasa sakit sebelum makan atauberpuasa

    Sekresi asam lambung

    Hipersekresi atau sekresi

    berlebihan asam lambung

    Faktor Risiko

    Golongan darah O, PPOM,gagalginjal kronis, alkohol,merokok, sirosis, stress

    Kemungkinan Malignasi

    Jarang

    Muntah umum terjadi

    Hemoragi lebih umum terjadidaripada ulkus duodenal

    hematemesis lebih umum terjadi

    daripada melena

    Tidak mungkin atau jarangterjadi perforasi

    Penurunan berat badan dapat

    terjadi

    Rasa sakit

    Rasa sakit setelah makan

    Sekresi asam lambung

    Normal sampai hiposekresi atausekresi asam lambung berkurang

    Faktor Risiko

    Gastritis, alkohol, merokok,NSAID,stress

    Kemungkinan Malignasi

    Kadang-kadang

  • 8/10/2019 Ulkus Duodenum Dan Lambung

    8/10

    - Obat-obatan

    Menghindari penggunaan NSAID karena seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa

    NSAID dapat menekan produksi prostaglandin yang sangat berperan dalam proteksi

    mukosa lambung. Saat ini telah tersedia COX 2 inhibitor yang selektif untuk penyakit

    osteoartritis/rematoid artritis yang kurang menimbulkan keluhan pada lambung.b.

    Pengobatan medikamentosa

    AntacidAntasid mengurangi gejala, mempercepat penyembuhan dan mengurangi jumlah

    angka kekambuhan dari ulkus. Sebagian besar antasid bisa diperoleh tanpa resepdokter. Kemampuan antasid dalam menetralisir asam lambung bervariasi berdasarkan

    jumlah antasid yang diminum, penderita dan waktu yang berlainan pada penderita

    yang sama. Pemilihan antasid biasanya berdasarkan kepada rasa, efek terhadap saluran

    pencernaan, harga dan efektivitasnya. Tablet mungkin lebih disukai, tetapi tidakseefektif obat sirup.

    Obat Penangkal Kerusakan Mukus

    1.

    Koloid Bismuth

    Mekanisme kerjanya belum jelas, kemungkinan membentuk lapisan penangkal

    bersama protein pada dasar ulkus dan melindunginya dari pengaruh asam danpepsin, berikatan dengan pepsin, merangsang sekresi prostaglandin, bikarbonat,dan mukus. Obat ini memiliki efek bakterisidal terhadap H.pylori sehingga

    mengurangi kemungkinan terjadinya relaps. Obat ini diberikan dengan dosis 2 x

    2 tablet sehari. Efek sampingnya berupa tinja berwarna kehitaman sehinggamenimbulkan keraguan terhadap perdarahan. Efek samping jangka panjang

    berupa neurotoksik.

    2.

    Sukralfat.

    Cara kerjanya adalah dengan membentuk lapisan pelindung menutupi ulkus

    untuk mempercepat penyembuhan. Sangat efektif untuk mengobati ulkus.Sukralfat diminum 2 sendok takar (10ml) 4 kali/hari sewaktu lambung kosong (1

    jam sebelum makan dan tidur). Efek samping biasanya terjadi konstipasi dan

    mulut kering.3.

    Antagonis H2 (simetidin, ranitidine, famotidine, nizatidine). Struktur homolog

    dengan histamin. Mekanisme kerjanya memblokir efek histamine pada sel

    parietal sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam

    lambung. Inhibisi ini bersifat reversibel. Pengurangan sekresi asam post prandial

    dan nocturnal, yaitu sekresi nocturnal lebih dominan dalam rangka

    penyembuhan dan kekambuhan tukak/sikardian.Dosis terapeutik :

    Simetidin : 2 x 400 mg atau 800 mg malam hariRanitidin : 300 mg malam hari

    Nizatidine : 1 x 300 mg malam hari

    Famotidin : 1 x 40 mg malam hariRoksatidin : 2 x 75 mg atau 150 mg malam hari.

  • 8/10/2019 Ulkus Duodenum Dan Lambung

    9/10

    4. Proton Pump Inhibitor/PPI (Omeprazol, Lansoprazol, Pantoprazol, Rabeprazol,

    Esomeprazol).

    Omeprazol dan lansoprazol obat terlama digunakan, keasaman labil dalambentuk enteric coated granules, dipecah dalam usus dengan pH 6. Rabenprazol

    dan Pantoprazol enteric coated tablet, lipofilik terperangkap ke dalam system

    tubulovesikuler dan kanalikuli. Mekanisme kerja PPI adalah memblokir kerjaenzim K+H

    +-ATPase yang akan memecah K

    +H

    +-ATP menghasilkan energi yang

    digunakan untuk mengeluarkan asam HCl dari kanalikuli sel parietal ke dalam

    lumen lambung.Esomeprazol adalah sangat potensial karena punya isomer op

    tikal S dan R. Efek penekan sekresi asam PPI maksimal 2-6 jam dan lamanyakerja 72-96 jam. PPI mengganggu absoprsi dari obat ampisilin, ketonazole, besi

    dan oksigen.

    Dosis :

    Omeprazol 2 x 20 mg /standard dosis atau 1 x 40 mg / double dosis.

    Lansoprazol/Pantoprazol 2 x 40 mg /standard dosis atau 1 x 60 mg /

    double dosis.PPI mencegah pengeluaran asam lambung dari sel kanalikuli, menyebabkan

    pengurangan rasa sakit pasien tukak, mengurangi aktivitas factor agresif pepsindengan pH>4 serta meningkatkan efek eradikasi oleh regime triple drugs.

    5. Antibiotik.

    Digunakan bila penyebab utama terjadinya ulkus adalah Helicobacter pylori.Pengobatan terdiri dari satu macam atau lebih antibiotik dan obat untuk

    mengurangi atau menetralilsir asam lambung. Yang paling banyak digunakan

    adalah kombinasi bismut subsalisilat (sejenis sukralfat) dengan tetracyclin dan

    metronidazole atau amoxycillin. Kombinasi efektif lainnya adalah omeprazoledan antibiotik. Pengobatan ini bisa mengurangi gejala ulkus, bahkan jika ulkus

    tidak memberikan respon terhadap pengobatan sebelumnya atau jika ulkussering mengalami kekambuhan.6. Misoprostol.

    Digunakan untuk mencegah ulkus gastrikum yang disebabkan oleh obat-obat

    anti peradangan non-steroid. Obat ini diberikan kepada penderita artritis yangmengkonsumsi obat anti peradangan non-steroid dosis tinggi. Tetapi obat ini

    tidak digunakan pada semua penderita artritis karena menyebabkan diare (pada

    30% penderita).

    Pengobatan Untuk Infeksi Helicobacter Pylori- Terapi tripel

    Kombinasinya adalah :

    1.

    PPI 2 x 1Amoksisilin 2 x 1 g/hariKlaritromisin 2 x 500 mg

    2. PPI 2 x 1

    Amoksisilin 2 x 1 g/hariMetronidazol 2 x 500 mg

    3. PPI 2 x 1

    Klaritromisin 2 x 500 mg/hari

  • 8/10/2019 Ulkus Duodenum Dan Lambung

    10/10

    Metronidazol 2 x 500 mg

    Masing-masing diberikan selama 7-10 hari

    - Terapi kuadripelJika gagal dengan terapi tripel maka dianjurkan memberikan regimen dengan

    terapi kuadripel, yaitu :

    PPI 2 x 1Bismuth Subsalisilat 4 x 2 tabletMNZ 4 x 250

    Tetrasiklin 4 x 500 mg

    Tindakan Operasi

    Indikasi operasi pada ulkus peptikum adalah :

    - Elektif, karena gagal terhadap pengobatan

    - Darurat, karena terdapat komplikasi berupa perforasi, perdarahan, atau

    stenosis pilorik

    - Ulkus gaster dengan dugaan keganasan pada korpus dan fundus (70%

    keganasan)

    Ulkus pada daerah antrum dilakukan anterektomi, dan Bilroth 1 anastomosis/gastroduodenostomi, bila disertai ulkus duodenum dilakukan vagotomi. Ulkus di

    daerah esofago-gastrik dilakukan operasi radikal/subtotal gastrektomi dengan Roux-en-Y/esofagogastro jejunostomi (prosedur Csendo).Tetapi setelah dilakukan

    pembedahan, ulkus masih dapat kambuh dan dapat timbul masalah-masalah lain

    seperti pencernaan yang buruk, anemia dan penurunan berat badan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Akil, H A M.2006. Tukak Duodenum dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta: PIPFKUI

    2. Sukandar E.Y, Prof. Dr, Apt; Dkk, 2009, ISO Farmakoterapi, PT. ISFI Penerbit,

    Jakarta, Indonesia.3. Price, Silvia A. 2005.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed. 6.

    Volume 1. Jakarta: EGC