Ujian Dr Agah

download Ujian Dr Agah

of 12

description

anastesi

Transcript of Ujian Dr Agah

Refraksi

Pengertian refraksi: Fisika:Pembiasan lintasan berkas cahaya saat melewati satu medium transparan ke medium lain yang berbeda kedalamannya Oftalmologi: Pemeriksaan tajam penglihatan dengan atau tanpa koreksi

Emetrop Sinar datang sejajar sumbu utama bola mata, tanpa akomodasi dibiaskan oleh media refraksi, jatuh tepat pada retina Sumbu utama bola mata adalah suatu garis khayal yang menghubungkan titik pada refleks kornea dengan fovea Semua definisi refraksi harus tanpa akomodasi karena orang normal harus hidup tanpa akomodasi. Pada saat akomodasi, mata akan terus bekerja. Komponen-komponen akomodasi antara lain: Akomodasi , karena kontraksi m.siliaris Miosis, karena kontraksi m. sfingter pupil Konvergen, karena kontraksi m.rectus medialis

Miopia Definisi: Sinar datang sejajar sumbu utama bola mata, tanpa akomodasi dibiaskan oleh media refraksi jatuh di depan retina. Koreksi dengan lensa sferis negatif terkecil yang memberikan penglihatan terbaik tanpa akomodasi Miopia disebut juga rabun jauh dan apabila pasien melihat dekat akan lebih jelas. Apabila orang miopia berakomodasi, maka penglihatan akan semakin buram karena lensa semakin cembung dan kekuatan refraksi semakin positif dan bayangan akan jatuh semakin ke depan

Hipermetropia Sinar datang sejajar sumbu utama bola mata, tanpa akomodasi dibias oleh media refraksi, jatuh di belakang retina Koreksi dengan lensa sferis positif terbesar yang memberikan penglihatan terbaik tanpa akomodasi. Hipermetropia disebut juga rabun jauh dan dekat. Saat orang tersebut meilhat jauh, penglihatan akan buram, dan apabila melihat dekat, penglihatan juga buram Apabila orang hipermetropia tidak memakai kacamata, orang tersebut akan terus menerus berakomodasi. Akomodasi yang terus menerus ini akan menimbulkan gejala berupa kelelahan pada mata. Gejala ini disebut juga astenopia

Presbiopia Sinar datang dari titik baca, dibiaskan oleh media refraksi, jatuh di belakang retina karena tanpa akomodasi Biasa terjadi pada orang tua karena pada orang tua lensa lebih kaku dan otot-otot siliaris lebih lemah Koreksi dengan lensa sferis positif terkecil yang memberikan penglihatan dari titik baca terbaik tanpa akomodasi

Anisometropia Perbedaan koreksi refraksi antara mata kanan dan mata kiri yang lebih dari 3D Keadaan ini dapat menyebabkan aniseikonia, yaitu pembentukan bayangan di retina antara mata kanan dan mata kiri yang tidak sama Aniseikonia selanjutnya akan memberikan keluhan binokular pusing. Apabila terjadi pada masa perkembangan akan menyebabkan ambliopia, dan apabila terjadi pada saat dewasa dapat menyebabkan supresi akibat kegagalan fusi Koreksi: Lensa kontak. Lensa kontak menghilangkan vertex distance, yaitu jarak antara lensa koreksi dan kornea sehingga bayangan yang terbentuk hampir sama besar atau bahkan sama besar. Efek pembesaran bayangan akibat vertex distance ditiadakan. Efek samping lensa kontak antara lain iritasi, infeksi, penurunan sensitibilitas kornea LASIK (Laser Assisted Insitu Keratomileusis). Prinsip kerja dari LASIK adalah mengurangi daya refraksi kornea. Daya refraksi normal kornea adalah 40D Kacamata toleransi dan latihanKacamata toleransi adalah kacamata dengan perbedaan lensa koreksi yang tidak lebih dari 3D. Pada penggunaan kacamata latihan, salah satu mata ditutup dengan matt glass (buram) dan mata yang lain memakai lensa sesuai dengan koreksi refraksinya. Kacamata dipakai selama 1 jam kemudian dilepas selama 15-30 menit, kemudian dipakai lagi

Palpebra

KongenitalPtosis Kongenital Kelopak mata tidak dapat dielevasi sejak lahir. Dapat disebabkan oleh paralisis m. levator palpebra, akibat kelumpuhan n.okulomotor Berat ringannya ptosis kongenital bergantung pada seberapa luas palpebra menutupi pupil Tatalaksana: Membuka mata 4-5x/menit selama 15-30 menit (orang normal berkedip 4-5x/menit) Pada ptosis bilateral, terdapat defense mechanism sebagai usaha untuk dapat melihat. Defense mechanism berupa ekstensi colli, mengangkat alis mata

Koloboma Kelainan kongenital dimana terdapat celah/notch pada margo palpebra Keadaan ini dapat membuat kornea kering karena pada saat menutup mata celah makin besar akibat kontraksi m.orbicularis oculi Tatalaksana: Pemerataan air mata pada saat mata menutup, palpebra superior dipijat dengan telunjuk dari temporal ke nasal agar air mata keluar dan merata ke seluruh permukaan mata

Infeksi palpebraHordeolum Infeksi supuratif akut kelenjar palpebra Hordeolum dibagi menjadi 2, yaitu: Hordeolum Internum: mengenai kelenjar Meibom Hordeolum eksternum: mengenai kelenjar Zeiss dan Moll Tatalaksana: Kompres air hangat 10-15 menit selama 3-4x/hari untuk vasodilatasi Antibiotik topikal dan sistemik Apabila dalam stadium supuratif (terdapat abses) dilakukan insisi. Hordeolum internum: insisi vertikal untuk mencegah entropion dan agar tidak mengenai kelenjar meibom lain Hordeolum eksternum: insisi horizontal sesuai garis Langer

Kalazion Infeksi kronik kelenjar meibom yang tersumbat. Tatalaksana: Kompres air hangat 10-15 menit 3-4x/hari sambil ditekan-tekan Insisi dan kuretase: insisi vertikal

Blefaritis Infeksi margo palpebra Ada 2 jenis blefaritis: Blefaritis ulseratif: terdapat krusta pada pangkal bulu mata, apabila krusta diangkat ada ulkus. Bulu mata rontok dan tidak digantikan dengan yang baru karena dstruksi folikel Blefaritis skuamosa: terdapat skuama-skuama halus seperti ketombe Blefaritis dapat disebabkan oleh Demodex folliculorum, untuk memeriksanya maka bulu mata dicabut sampai ke akarnya, diberikan minyak immers, dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x Tatalaksana: dibersihkan dengan wash benzene atau alkohol 70%

Konjungtivitis

Oftalmia neonatorum Infeksi konjungtiva pada bayi baru lahir sampai dengan usia 3 hari yang terjadi pada saat bayi melewati jalan lahir Etiologi: gonokokus, stafilokokus, chlamydia, pneumococcus Pemeriksaan: Swab konjungtiva: dari sekret konjugntiva dibuat sediaan apus, kemudian diberi pewarnaan gram. Gram negatif: gonokokus. Gram positif: stafilokokus, pneumokokus Tes reduksi gula: tidak dapat mereduksi: gonokokus, dapat mereduksi: stafilokokus Kultur dan tes resistensi: dilakukan untuk mengetahui apakah kuman sudah resisten terhadap obat. Hasil pemeriksaan lama. Diagnosis blennorhea: gram negatif diplokokus intraseluler (akut) apabila ekstraseluler berarti penyakit berjalan kronis Tatalaksana: Rawat dalam ruang isolasi Sekretdibersihkan setiap 15 menit dan diberikan salep penisilin setiap 15 menit Injeksi penisilin 50.000IU/kgbb selama 3 hari, 2 kali sehari.Penisilin 3.000.000 IU = 10 cc ; 150.000 IU= cc Evaluasi setelah 3 hari Boleh pulang apabila pemeriksaan gram negatif sampai 3 hari berturut-turut Apabila tidak membaik maka harus dipikirkan: Resistensi obat Kesalahan cara pemberian (salep tidak sampai ke forniks) Komplikasi: Oftalmia neonatorum akibat gonokokus dapat menyebabkan perforasi kornea karena enzim proteolitik yang dimiliki oleh bakteri tersebut

Konjungtivitis vernalis Konjungtivitis yang terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe 1 Hipersensitivitas tipe 1: Tahap inisialAntigen masuk ke dalam tubuh. Dikenali oleh sistem imun, kemudian dibentuk antibodi terhadap antigen tersebut Tahap elisitasiPaparan kedua terhadap antigen. Antibodi dalam tubuh (IgE) mengikat antigen tersebut. IgE kemudian akan mengikat sel mast dan memicu degranulasi dan pengeluaran histamin dan slow reacting substance lainnya. Tatalaksana: Memperkuat dinding sel: kompres dingin, sodium kromoglikat tetes, vitamin C, kalsium Obat utama: steroid

Konjungtivitis hemoragik akut Konjungtivitis yang ditandai dengan adanya perdarahan subkonjungtiva. Biasanya musiman, dapat mengenai satu keluarga, visus normal, sekret banyak, sangat gatal tetapi tidak boleh dipegang karena sangat infeksius Dapat disebabkan oleh pikornavirus, enterovirus, coxsakie virus. Tatalaksana: Kompres air dingin Antibiotik Steroid: tidak dianjurkan diberikan steroid pada hari pertama karena dapat menurunkan imunitas dan merusak kornea. Komplikasi yang sering terjadi: akibat penggunaan steroid, dapat menyebabkan keratitis pungtata superfisialis. Pada KPS, ditemukan sensibilitas kornea menurun. Pemeriksaan dengan memakai ujung kapas yang sangat tipis, kemudian digoreskan pada kornea dana dilihat refleks mengedip. Apabila ada mata normal, dicoba pada mata normal dahulu. Tatalaksananya dengan antivirus (acyclovir), antibiotik untuk profilaksis infeksi sekunder, sikloplegik untuk anti inflamasi.

KORNEA

Infeksi pada kornea KeratitisKeratitis berdasarkan kedalamannya dapat dibagi menjadi 2: Keratitis superfisialis (Cth: keratitis pungtata)Biasanya disebabkan oleh infeksi, sehingga tatalaksananya dengan memberikan antibiotik, antivirus Keratitis profunda (Cth: keratitis disiformis, keratitis numularis)Biasa disebabkan oleh proses autoimun, sehingga tatalaksana diberikan steroid Ulkus Ulkus marginalBiasa di limbus karena pada limbus sering terjadi pertukaran antigen-antibodiCth: ulkus Mooren: tatalaksana: peritomi, memotong konjungtiva Ulkus SentralDisebabkan oleh : Bakteri Jamur: ada lesi satelit, lesi satelitnya aktifTatalaksana: amfoterisin (harus fresh), ketokonazol, scraping, spooling betadine

UVEITIS ANTERIOR Peradangan pada iris dan badan siliar (iridosiklitis), biasa karena ada fokal infeksi di tempat lain seperti TBC, infeksi gigi, hidung, tenggorokan,cacing, rheumatoid arthritis Gejala: mata merah, visus turun mendadak Pada pemeriksaan dapat ditemukan: Injeksi siliar: pembuluh darah kecil, lurus, radier Flare: berkas cahaya dari kornea ke iris. Normalnya tidak ada. Hipopion: pengendapan sel radang pada COA Sel PMN/limfosit pada COA Keratik presipitat: pengendapan protein pada endotel kornea Sinekia posterior (perlekatan iris dengan lensa), sinekia anterior (perlekatan iris dengan kornea) Tatalaksana: Kortikosteroid topikal untuk peradangan Sikloplegik untuk anti inflamasi dan mencegah sinekia Antibiotik sistemik untuk infeksi fokal

HIFEMA Adanya darah pada COA Dapat terjadi akibat trauma yang menyebabkan pecahnya sirkulus iridis mayor Tatalaksana: Rawat minimal 5 hari, karena setelah ahri kelima bisa terjadi rebleeding atau perdarahan sekunder Kepala dielevasi 30-45 agar darah tidak menutupi pupil, karena apabila menutupi pupil bisa terjadi pupillary block, dan dapat menyebabkan glaukoma Antifibrinolitik untuk mencegah lisisnya koagulum. Kortikosteroid apabila pada hifema penuh, untuk menyelamatkan makula, karena keadaan makula tidak diketahuiParasentesis dilakukan apabila mulai ada tanda-tanda awal komplikasi Komplikasi: Glaukoma akibat pupillary block (darah membeku di pupil) Bekuan darah pada sudut COA dapat menyebabkan glaukoma Imbibisio kornea: masuknya hemosiderin ke dalam kornea (staining)

GLAUKOMA Berdasarkan sudutnya ada 2: Glaukoma sudut sempit Glaukoma sudut terbuka Glaukoma sudut sempit menimbulkan gejala yang lebih nyata karena perjalanan penyakitnya akut dan tidak ada proses adaptasi. Gejala pada glaukoma sudut sempit terutama muncul pada kondisi: remang-remang, emosi Tata laksana: Topikal Pilokarpin 2% (miotikum) tiap menit selama 5 menit, tiap jam selama 6 jam, maintenance 6x/hari Timolol (beta blocker, mengurangi produksi aqueous humor) 2x/hari Oral Acetazolamide (inhibitor carbonic anhidrase, mengurangi produksi aqueous humor) 4x250mg, ditambah dengan pemberian suplementasi kalium Gliserin 50% (glycerin oral solution) 1ml/kgBB Parenteral Manitol 20% Bedah Trabekulektomi: prinsip trabekulektomi adalah filtrasi

ABLASIO RETINA Lepasnya sel batang dan sel kerucut dari sel epitel pigmen retina Terdapat 3 jenis: Ablasio retina regmatogenosaTerdapat robekan pada retina, menyebabkan cairan vitreus dapat masuk ke ruang subretina Ablasio retina eksudatifTerjadi penimbunan eksudat di bawah retina sehingga retina terangkat Ablasio retina traksiLepasnya jaringan retina akibat tarikan dari jaringan parut pada badan kaca Sebagai dokter umum, berikan sikloplegik Tatalaksana: Diatermi dan laser Scleral buckle Vitrektomi

KATARAK Berdasarkan maturitasnya: Katarak insipien Katarak imatur Katarak matur Katarak hipermatur Yang dapat menyebabkan glaukoma: Katarak imaturTerjadi hidrasi lensa, sehingga lensa semakin cembung di bagian anteroposterior dan menyebabkan blok pupil, sehingga menyebabkan glaukoma Katarak hipermaturKorteks lensa mencair dan keluar dari kapsul akibat proses degeneratif, lensa ini bersifat toksik dan mengakitfkan makrofag. Makrofag ini akan menyumbat sudut COA sehingga terjadi glaukoma Tatalaksana komplikasi: ECCE, sebelum ECCE, berikan manitolENDOFTALMITIS dan PANOFTALMITIS Endoftalmitis: Infeksi intra okuler Panoftalmitis: infeksi intra dan ekstraokuler Pada panoftalmitis terdapat oftalmoplegi karena ada kerusakan otot. Untuk memeriksa dilakukan tes gerak bola mata Tatalaksana: Endoftalmitis: eviserasi dan enukleasi Panoftalmitis: eviserasi, karena enukleasi dapat menyebabkan penyebaran hematogen menjadi meningitis

Eviserasi: pengeluaran isi bola mata sampai skleraEnukleasi: pengeluaran bola mataEksenterasi: pengeluaran isi rongga orbita termasuk periosteum dan palpebra, biasa dilakukan pada kasus tumor ganas

TRAUMA TEMBUS Single perforation

Double perforation

selain antibiotik diberikan ATS untuk mencegah tetanus karena tetanus bersifat anaerob sehingga dapat berkembang di tempat luka.