Ujian Anestesi Ayu
-
Upload
ndryliciouz -
Category
Documents
-
view
223 -
download
2
Transcript of Ujian Anestesi Ayu
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
1/15
1
BAB I
STATUS UJIAN
A.IDENTITAS PASIENNama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
Tanggal periksaDiagnosis
: Ny. P
: 28 tahun
: Perempuan
: Klaras Canden Jetis Bantul
: Ibu Rumah Tangga
: 17 September 2012: Fibroadenoma Mammae Bilateral
B.ANAMNESIS(Dilakukan secara autoanamnesis, pada tanggal 17 september 2012 di bangsal
Bedah dengan melihat rekam medis pasien atas izin dokter yang merawat)
1. Keluhan utamabenjolan pada payudara kanan dan kiri
2. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan utama benjolan pada payudara kanan dan
kiri, teraba sejak 3 bulan lalu, semakin lama dirasa semakin membesar,
tidak nyeri, tidak mengeluarkan cairan dari puting dan tidak dipengaruhi
oleh siklus haid.
3. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Asma : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riyawat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat Gastristis : disangkal
4. Riwayat KeluargaRiwayat penyakit serupa pada keluarga disangkal
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
2/15
2
C.PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign
A : Clear, TMD > 6.5 cm , M I
B : Spontan, RR : 16x/menit, vesikuler (+/+), wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)
C : TD = 120/80 mmHg, N = 80x/menit
D : compos mentis, E4V5M6
D.PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Thorak Foto : Cor dan Pulmo dalam batas normal2. EKG : sinus rythm3. EEG : Tidak dilakukan4. Laboratorium : dalam batas normal
Hb : 12,3 AL : 9,6
AE : 4,11 AT : 311
HMT : 35 E/B/B/S/L/M : 2/0/3/68/23/4
PPT : 13,9 detik APTT : 32,9 detik
C. PTT : 14 detik C. APTT : 31,3 detik
GDS : 92 Ureum : 23
Kreatinin : 0,54 Natrium : 140,5
Kalium : 3,74 Clorida : 110
HbSAg : negatif
E.DIAGNOSIS KERJAPre Op. ekstirpasi fibroadenoma mamae bilateral dengan status Fisik
ASA I
Rencana General Anesetesi
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
3/15
3
F.PENATALAKSANAAN1. Persiapan Operasi
- Lengkapi Informed Consent Anestesi- Puasa 8 jam sebelum operasi- Tidak menggunakan perhiasan/kosmetik- Tidak menggunakan gigi palsu- Memakai baju khusus kamar bedah
2. Premedikasi : Midazolam 2 mg; Fentanyl 50 g3. Diagnosis Pra Bedah : Fibroadenoma Mamae bilateral4.
Diagnosis pasca Bedah : Post Ekstirpasi a/i Fibroadenoma
Mamae bilateral
5. Jenis Anestesi : General Anestesi6. Teknik : Semi Closed, napas spontan assist, LMA
no.3
7. Induksi : Propofol 90 mg8. Pemeliharaan : 02, N2O, Sevoflurane9. Obat-obat : Ondansentron 4 mg, Ketorolac 30 mg10.Jenis Cairan : Ringer laktat11.Kebutuhan cairan selama Operasi
MO : 90 ml
PP : 720 ml
SO : 180 ml
Keb. Cairan jam I : 630 ml
Keb. Cairan jam II/III : 450 ml
EBV : 2925 ml
ABL : 585 ml
12.Instruksi Pasca BedahPosisi : Supine
Infus : Ringer laktat 20 tpm
Antibiotik : Sesuai Operator
Analgetik : Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam/IV bolus mulai jam 17.00
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
4/15
4
Anti muntah : Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam/IV bolus K/P mulai jam
17.00
Lain-lain : - Awasi Vital sign dan KU
-Jika sadar penuh, Peristaltik (+) , mual (-), muntah (-),coba minum makan perlahan.
-Bed rest 24 jam post op.13.Lama Operasi : 50 menit14.Maintanence anastesi
B1 (Breathing) : Suara nafas vesikuler, nafas terkontrol
B2 (Bleeding) :Perdarahan 80 ccB3 (Brain) : Pupil Isokor
B4 (Bladder) :tidak terpasang kateter
B5 (Bowel) : BU (-)
B6 (Bone) : Intak
15. Monitoring pasca OperasiSkor Lockharte/Aldrete Pasien
Jam I (per 15) Jam II Jam III Jam IV
Aktivitas 1 2
Respirasi 2 2
Sirkulasi 2 2
Kesadaran 1 2
Warna kulit 2 2
Skor total 8 10
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
5/15
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fibroadenoma Mamae1. Definisi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada payudara yang paling
umum -ditemukan. Fibroadenoma terbentuk dari sel-sel epitel dan jaringan
ikat, dimana komponen epitelnya menunjukkan tanda tanda aberasi yang
sama dengan komponen epitel normal. Etiologi penyakit ini belum
diketahui secara pasti. Namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitasestrogen. Fibroadenoma pertama kali terbentuk setelah aktivitas ovarium
dimulai dan terjadi terutama pada remaja muda.
Fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita muda, terutama dengan
usia di bawah 30 tahun dan relatif jarang ditemukan pada payudara wanita
postmenopause. Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian payudara,
namun tersering pada quadran atas lateral. Penyakit ini bersifat
asimptomatik atau hanya menunjukkan gejala ringan berupa benjolan pada
payudara yang dapat digerakkan, sehingga pada beberapa kasus, penyakit ini
terdeteksi secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan fisik. Penanganan
fibroadenoma adalah melalui pembedahan pengangkatan
tumor.Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor jinak ini akan terus
membesar
Fibroadenoma mamae merupakan tumor jinak yang
memperlihatkan adanya proses hyperplasia atau proliferatif pada satu unit
ductus terminalis; perkembangannya dianggap suatu kelainan dari
perkembangan normal. Sekitar 10% fibroadenoma menghilang mendadak
tiap tahunnya dan kebanyakan berhenti bertumbuh setelah mencapai
ukuran 2-3 cm.
Fibroadenoma mammae dibedakan menjadi 3 macam:
Common Fibroadenoma
Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
6/15
6
Juvenile fibroadenoma pada remaja.
Gambar 1. Lokasi terjadinya patologi Fibroadenoma pada payudara
2. InsidensiNeoplasma jinak ini paling sering terjadi pada wanita muda,
umumnya 20 tahun pertama setelah pubertas. Tumor ini ternyata lebih
sering terjadi pada wanita kulit hitam dan terjadi pada umur yang lebih
muda. Tumor multiple ditemukan pada 10-15% pasien.
3. EtiologiPenyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun, terdapat
beberapa faktor yang dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain
peningkatan mutlak aktivitas estrogen, yang diperkirakan berperan dalam
pembentukannya. Selain itu, diperkirakan terdapat prekursor embrional
yang dormant di kelenjar mammaria yang dapat memicu pembentukan
fibroadenoma yang akan berkembang mengikuti aktivitas ovarium.
4. DiagnosisFibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan
pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau
ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada
pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan
palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil
atau tidak, kenyal atau keras,dll. Mammography digunakan untuk
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
7/15
7
membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis
wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita
usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan
ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga
tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography. Pada FNAC
kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan
penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat
tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu
hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk
diperiksa dibawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumor tersebut tampakseperti berikut :
a. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikatfibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk
lobus-lobus;
b. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yangberbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler);
c. Saluran tersebut dibatasisel-sel yang berbentuk kuboid ataukolumnar pendek uniform
5. TerapiTerapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal diantaranya
ukuran, terdapat rasa nyeri atau tidak, usia pasien dan hasil biopsy. Terapi
dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic
pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara,
tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan
diganti oleh jaringan normal secara perlahan.
B. Tata Laksana Anestesi dan Reanimasi pada Tindakan Ekstirpasi1. Batasan
Tindakan anestesi yang dilakukan pada operasi pengangkatan
jaringan payudara akibat tumor jinak
2. Masalah anestesi dan Reanimasi
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
8/15
8
a. Ancaman depresi nafas akibat manipulasi dadab. Perdarahan luka operasi
3. Penatalaksanaan Anestesi dan Reanimasia. Penilaian status pasien
b. Evaluasi status generalis dengan pemeriksaan fisik danpenunjang yang lain sesuai dengan indikasi
4. Persiapan Pra Operatifa. Persiapan rutin
b. Persiapan donor5.
PremedikasiDiberikan secara intravena 30 45 menit pra induksi dengan obat-obat
sebagai berikut:
a. Midazolam : 0,050,10 mg/kgBBb. Fentanyl : 1-2 g/kgBB
6. Pilihan AnestesiAnestesi umum induksi intravena dan maintenance inhalasi
(imbang) dengan pemasangan LMA atau pipa endotrakea.
7. Terapi Cairan dan TranfusiDiberikan cairan pengganti perdarahan apabila perdarahan yang
terjadi, 20%, berikan tranfusi darah.
8. Pemulihan Anestesia. Segera setelah operasi, hentikan aliran obat anesthesia,
berikan oksigen 100%
b. Berikan obat penawar pelumpuh otot jika diberikanpelumpuh otot
c. Bersihkan jalan nafasd. Ekstubasi dilakukan setelah pasien nafas spontan dan
adekuat serta jalan nafas sudah bersih
9. Pasca bedah/anestesia. Dirawat diruang pulih, sesuai dengan tata laksana pasca
anestesi
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
9/15
9
b. Perhatian khusus pada periode ini adalah ancaman depresinafas akibat nyeri dan kompresi luka operasi
c. Pasien dikirim kembali keruangan setelah memenuhi kriteriapenegeluaran
C. General AnestesiTindakan anestesi dilakukan dengan menghilangkan nyeri secara
sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali atau
reversible. Persiapan prabedah yang kurang memadai merupakan faktor
terjadinya kecelakaan dalam anestesia. Sebelum pasien dibedah sebaiknyadilakukan kunjungan pasien terlebih dahulu sehingga pada waktu pasien
dibedah pasien dalam keadaan bugar. Tujuan kunjungan praanestesi adalah
untuk mengurangi angka kesakitan operasi, mengurangi biaya operasi dan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Sebelum pasien diberi obat anestesi, langkah selanjutnya adalah
dilakukan premedikasi yaitu pemberian obat sebelum induksi anestesi diberi
dengan tujuan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesi
diantaranya :
a. Meredakan kecemasan dan ketakutanb. Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkusc. Mengurang mual dan muntah pasca bedahd. Mengurangi isi cairan lambunge. Membuat amnesiaf. Memperlancar induksi anestesig. Meminimalkan junmlah obat anestesih. Mengurangi reflek yang membahayakan.
1. Obat Premedikasi
a. MidazolamMidazolam adalah obat induksi tidur jangka pendek untuk premedikasi,
induksi dan pemeliharaan anestesi. Midazolam merupakan suatu golongan
imidazo-benzodiazepin dengan sifat yang sangat mirip dengan golongan
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
10/15
10
benzodiazepine. Dibandingkan dengan diazepam, midazolam bekerja cepat
karena transformasi metabolitnya cepat dan lama kerjanya singkat. Pada pasien
orang tua dengan perubahan organik otak atau gangguan fungsi jantung dan
pernafasan, dosis harus ditentukan secara hati-hati. Efek obat timbul dalam 2
menit setelah penyuntikan.
Dosis premedikasi dewasa 0,07-0,10 mg/kgBB, disesuaikan dengan
umur dan keadaan pasien. Pada orang tua dan pasien lemah dosisnya 0,025-
0,05 mg/kgBB.
Efek sampingnya terjadi perubahan tekanan darah arteri, denyut nadi
dan pernafasan, umumnya hanya sedikit.b. Fentanil
Fentanil merupakan salah satu preparat golongan analgesik opioid dan
termasuk dalam opioid potensi tinggi dengan dosis 1-2 mcg/kgBB, termasuk
sufentanil (0,25-0,5 mcg/kgBB). Bahkan sekarang ini telah ditemukan
remifentanil, suatu opioid yang poten dan sangat cepat onsetnya, telah
digunakan untuk meminimalkan depresi pernapasan residual. Opioid dosis
tinggi yang deberikan selama operasi dapat menyebabkan kekakuan dinding
dada dan larynx, dengan demikian dapat mengganggu ventilasi secara akut,
sebagaimana meningkatnya kebutuhan opioid potoperasi berhubungan dengan
perkembangan toleransi akut. Maka dari itu, dosis fentanyl dan sufentanil yang
lebih rendah telah digunakan sebagai premedikasi dan sebagai suatu tambahan
baik dalam anestesi inhalasi maupun intravena untuk memberikan efek analgesi
perioperatif.
Sebagai analgesik, potensinya diperkirakan 80 kali morfin. Lamanya
efek depresi nafas fentanil lebih pendek dibanding meperidin. Efek euphoria
dan analgetik fentanil diantagonis oleh antagonis opioid, tetapi secara tidak
bermakna diperpanjang masanya atau diperkuat oleh droperidol, yaitu suatu
neuroleptik yang biasanya digunakan bersama sebagai anestesi IV. Dosis tinggi
fentanil menimbulkan kekakuan yang jelas pada otot lurik, yang mungkin
disebabkan oleh efek opioid pada tranmisi dopaminergik di striatum. Efek ini
di antagonis oleh nalokson. Fentanyl biasanya digunakan hanya untuk anestesi,
meski juga dapat digunakan sebagai anelgesi pasca operasi. Obat ini tersedia
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
11/15
11
dalam bentuk larutan untuk suntik dan tersedia pula dalam bentuk kombinasi
tetap dengan droperidol. Fentanyl dan droperidol (suatu butypherone yang
berkaitan dengan haloperidol) diberikan bersama-sama untuk menimbulkan
analgesia dan amnesia dan dikombinasikan dengan nitrogen oksida
memberikan suatu efek yang disebut sebagai neurolepanestesia.
c. KetorolacKetorolac dapat diberikan secara oral, intramuscular atau intravena.
Tidak dianjurkan untuk intratekal atau epidural. Setelah suntikan intramuscular
atau intravena efek analgesinya dicapai dalam 30 menit, maksimal setelah 1-2
jam dengan lama kerja sekitar 4-6 jam dan penggunannya dibatasi untuk 5 hari.Dosis awal 10-30 mg dan dapat diulang setiap 4-6 jam dan
penggunannya sesuai kebutuhan. Untuk pasien normal dosis sehari dibatasi
maksimal 90 mg dan untuk berat < 50kg, manula atau gangguan faal ginjal
dibatasi maksimal 60 mg. sifat analgetik ketorolac setara dengan opioid, yaitu
30 mg ketorolac = 12 mg morfin = 100 mg petidin, sedangkan sifat antipiretik
dan antiinflamasinya rendah. Ketorolac dapat digunakan secara bersamaan
dengan opioid.Cara kerja ketorolac adalah menghambat sintesis prostaglandin
di perifir tanpa menggangu reseptor opioid di sistema saraf pusat. Tidak
dianjurkan digunakan untuk wanita hamil, menghilangkan nyeri
persalinan,wanita sedang menyusui, usia lanjut, anal usia < 4 tahun, gangguan
perdarahan.
d. OndansentroneMerupakan suatu antagonis 5-HT3 yang sangat efektif yang dapat
menekan mual dan muntah karena sitostatika misalnya cisplatin dan radiasi.
Ondansetron mempercepat pengosongan lambung, bila kecepatan pengosongan
basal rendah. Tetapi waktu transit saluran cerna memanjang sehingga dapat
terjadi konstipasi. Ondansetron dieliminasi dengan cepat dari tubuh.
Metabolisme obat ini terutama secara hidroksilasi dan konjugasi dengan
glukonida atau sulfat dalam hati.5 Dosis ondansentron yang biasanya diberikan
untuk premedikasi antara 4-8 mg iv. Dalam suatu penelitian kombinasi antara
Granisetron dosis kecil yang diberikan sesaat sebelum ekstubasi trakhea
ditambah Dexamethasone yang diberikan saat induksi anestesi merupakan
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
12/15
12
suatu alternatif dalam mencegah muntah selama 0-2 jam setelah ekstubasi
trakhea daripada ondansetron dan dexamethasone.
2. Obat Induksi
Profofol
Propofol adalah obat anestesi intravena yang bekerja cepat dengan
karakter recovery anestesi yang cepat tanpa rasa pusing dan mual-mual.
Profofol merupakan cairan emulsi minyak-air yang berwarna putih yang
bersifat isotonik dengan kepekatan 1% (1ml=10 mg) dan mudah larut dalam
lemak. Profopol menghambat transmisi neuron yang dihantarkan olehGABA. Propofol adalah obatanestesi umum yang bekerja cepat yang efek
kerjanya dicapai dalam waktu 30 detik.
Dosis induksi 1-2 mg/kgBB. Dosis rumatan 500ug/kgBB/menit
infuse. Dosis sedasi 25-100ug/kgBB/menit infuse. Pada pasien yang
berumur diatas 55 tahun dosis untuk induksi maupun maintanance anestesi
itu lebih kecil dari dosis yang diberikan untuk pasien dewasa menyebabkan
depolarisasi, hanya menghalangi asetilkolin menempatinya, sehingga
asetilkolin tidak dapat bekerja.
Dosis awal 0,5-0,6 mg/kgBB, dosis rumatan 0,1 mg/kgBB, durasinya
selama 20-45 menit dan dapat meningkat menjadi 2 kali lipat pada suhu 250
C, kecepatan efek kerjanya 1-2 menit.
Penawar pelumpuh otot atau antikolinesterase bekerja pada
sambungan saraf-otot mencegah asetilkolin-esterase bekerja, sehingga
asetilkolin dapat bekerja. Antikolinesterase yang paling sring digunakan
ialah neostigmin dengan dosis (0,04-0,08 mg/kgBB) atau obat
antikolinergik lainnya. Penawar pelumpuh otot bersifat muskarinik
menyebabkan hipersalivasi, keringatan, bradikardia, kejang bronkus,
hipermotilitas usus dan pandangan kabur, sehingga pemberiannya harus
disertai obat vagolitik seperti atropin dosis 0,01-0,02 mg/kgBB atau
glikopirolat 0,005-0,01 mg/kgBB sampai 0,2-0,3 mg/kgBB pada dewasa.
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
13/15
13
3. Maintanance
a. N2O
N2O (gas gelak, laughling gas, nitrous oxide, dinitrogen monoksida)
2H2O + N2O) N2O dalam ruangan berbentuk gas tak berwarna, bau manis,
tak iritasi, tak terbakar, dan beratnya 1,5 kali berat udara. Pemberian anestesi
dengan N2O harus disertai O2 minimal 25%. Gas ini bersifat anestesik lemah,
tetapi analgesinya kuat, sehingga sering digunakan untuk mengurangi nyeri
menjelang persalinan. Pada anestesi inhalasi jarang digunakan sendirian,
tetapi dikombinasi dengan salah satu anestesi lain seperti halotan dansebaagainya. Pada akhir anestesi setelah N2O dihentikan, maka N2O akan
cepat keluar mengisi alveoli, sehingga terjadi pengenceran O2 dan terjadilah
hipoksia difusi. Untuk menghindari terjadinya hipoksia difusi, berikan O2
100% selama 5-10 menit. Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai
dalam kombinasi N2O : O2 yaitu 60% : 40%, 70% : 30%. Dosis untuk
mendapatkan efek analgesik digunakan dengan perbandingan 20% : 80%,
untuk induksi 80% : 20%, dan pemeliharaan 70% : 30%. N2O sangat
berbahaya bila digunakan pada pasien pneumothorak, pneumomediastinum,
obstruksi, emboli udara dan timpanoplasti.
b. Sevoflurane
Sevofluran (ultane) merupakan halogenasi eter. Induksi dan pulih dari
anestesi lebih cepat dibandingkan dengan isofluran. Baunya tidak menyengat
dan tidak merangsang jalan napas, sehingga digemari untuk induksi anestesi
inhalasi disamping halotan. Efek terhadap kardiovaskuler cukup stabil, jarang
menyebabkan aritmia. Efek terhadap sistem saraf pusat seperti isofluran dan
belum ada laporan toksik terhadap hepar. Setelah pemberian dihentikan
sevofluran cepat dikeluarkan oleh badan. Walaupun dirusak oleh kapur soda
(soda lime, baralime), tetapi belum ada laporan membahayakan terhadap
tubuh manusia.
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
14/15
14
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis fibroadenoma mamae pada pasien ini ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan fisik melalui palpasi ditemukan adanya benjolan lunak, mobile dan
dirasa semakin membesar serta di tunjang oleh pemeriksaan ultrasonografi
mamae.
Status fisik pada pasien ini dimasukkan ke dalam ASA I (pasien dalam
keadaan sehat normal, tidak ada kelainan organ/gangguan fisiologis, biokimia,psikiatri). Teknik general anestesi pada pasien ini dilakukan atas pertimbangan
lama waktu operasi yang relatif lama, yaitu sekitar 1 jam.
Pada pasien ini diberikan premedikasi berupa midazolam 2 mg (0,05-0,1
mg/kgBB) intravena, kemudian fentanyl 50 g. Induksi anestesia dilakukan
dengan pemberian propofol 90 mg (2 2,5 mg/kgBB) (intravena), yang segera
setelah itu dilakukan pemasangan LMA no.3. Untuk maintenance selama operasi
berlangsung diberikan N2O 50%, O2 50%, dan Sevoflurane 2 vol % dengan cara
inhalasi dengan mesin anestesia. Selama operasi berlangsung, dilakukan
monitoring perioperasi untuk membantu ahli anestesi mendapatkan informasi
fungsi organ vital selama perioperasi, supaya dapat bekerja dengan aman.
Monitoring secara elektronik membantu ahli anestesi mengadakan observasi
pasien lebih efisien secara terus menerus. Selama operasi berlangsung juga tetap
diberikan cairan intravena RL. Setelah operasi selesai, dilakukan tindakan suction
dan reoksigenasi dengan Oksigen 2-3 liter/menit.
Pasien dipindah ke ruang pemulihan dan dilakukan observasi sesuai skor
Aldrete. Bila pasien tenang dan Aldrete Score 8 dan tanpa nilai 0, pasien dapat
dipindahkan ke bangsal. Pada kasus ini Aldrete Score-nya yaitu kesadaran 1
(merespon bila nama dipanggil), aktivitas motorik 1 (dua ekstremitas dapat
digerakkan), pernapasan 2 (bernapas tanpa hambatan), sirkulasi 2 (tekanan darah
dalam kisaran
-
7/28/2019 Ujian Anestesi Ayu
15/15
15
BAB IV
KESIMPULAN
Seorang wanita, 29 tahun, dengan fibroadenoma mammae dextra
direncanakan operasi ekstirpasi fibroadenoma mammae, pemeriksaan status
preoperatif pasien ASA I dengan teknik general anestesi dengan induksi
menggunakan propofol intravena dan anestesi maintenance inhalasi O2 N2O dan
sevofluran dengan pemasangan LMA (no.3) nafas spontan assist. Dengan nilai
aldrete score di ruang pemulihan 8.