Uji Spora Flat Sour
-
Upload
fadillahhutami -
Category
Documents
-
view
280 -
download
9
Transcript of Uji Spora Flat Sour
UJI SPORA FLAT SOUR
Produk makanan yang banyak mengandung gula sering terkontaminasi oleh mikroba
karena kondisi pengempakan ataupun penyimpanannya yang kurang higienis. Mikroba yang
sering tumbuh pada sirup terdiri dari jenis spora penyebab busuk asam (spora flat sour), spora
bakteri anaerobik dan spora bakteri anaerobik termofilik (Martanti, 2012)
Spora bakteri penyebab busuk asam (flat sour) yang mudah tumbuh pada makanan
berasam rendah dengan pH 4-4,5 adalah Bacillus stearothermophillus. Spora bakteri busuk
asam yang sering tumbuh pada makanan asam dengan pH < 4 adalah Bacillus coagulans
(Bacillus thermoacudurans). Pada praktikum untuk menguji spora bakteri penyebab busuk
asam ini, dilakukan dengan memasukan larutan gula yang akan diuji kemudian ditambahkan
media DTBPA (Dextrose Tryptone Brom Cresol Purple Agar) pada 5 cawan. Pengerjaan
larutan gula dilakukan oleh kelompok 5, 6, dan 7.
Dari hasil percobaan, kelompok 5 terdapat areal kuning pada semua cawan petri, hal
ini berarti pada gula yang digunakan banyak mengandung bakteri pembentuk asam. Warna
kuning yang dihasilkan adalah bukti bahwa bakteri pembentuk asam itu tumbuh karena
munculnya degradasi warna akibat perubahan pH. Pada kelompok 6 masih tetap tumbuh
bakteri penyebab asam tetapi hanya pada cawan ke 1 dan 4. Mungkin hal ini terjadi karena
sampel gula yang diuji hanya sedikit terdapat bakteri penyebab busuk asam, sehingga ketika
diamati hanya 2 cawan saja yang positif. Sedangkan kelompok 7 menguji bakteri penyebab
busuk asam pada sampel minuman serbuk. Pada hasil percobaannya, diperoleh bahwa pada
cawan ke 2 hingga ke 4 positif terdapat areal kuning. Hal ini berarti pada minuman serbuk
pun memungkinkan tumbuhnya bakteri penyebab busuk asam. Warna kuning yang menjadi
penanda bakteri flat sour terjadi akibat perubahan Brom Cresol yang pada keadaan atau pH
asam berubah dari ungu menjadi kuning. Penanda warna kuning ini menunjukkan adanya
aktivitas bakteri flat sour yang terkandung dalam sampel gula kelompok 5, 6, dan minuman
serbuk pada kelompok 7.
Produk makanan yang banyak mengandung gula sering mengandung spora bakteri
termofilik, yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu 40-60oC atau lebih. Spora bakteri termofilik
penyebab kerusakan pada makanan pada umumnya tergolong Bacillus dan Clostridium.
Kerusakan yang disebabkan oleh bakteri termofilik bervariasi tergantung dari spesies bakteri.
Spora bakteri anaerobik yang tidak memproduksi H2S yang bersifat termofilik misalnya
Clostridium thermosaccharolyticum, sedangkan yang bersifat mesofilik misalnya Clostridium
botulinum dan Clostridium sporogenes. Bakteri anaerob yang dapat tumbuh pada makanan
asam Clostridium pasteurianum dan Clostridium thermosaccharolyticum. Untuk menghitung
jumlah spora termofilik, sampel harus mengalami perlakuan pemanasan untuk membunuh
sel-sel vegetatif dan untuk memberikan kejutan panas (heat shock).
Produk makanan yang banyak mengandung gula sering mengandung spora bakteri
anaerob penyebab kebusukan sulfida (sulfide spoilage) yaitu bakteri anaerob yang
memproduksi gas H2S, misalnya Clostridium nigricans. Ada pula bakteri yang menyebabkan
kebusukan sulfida namun bakteri tersebut bersifat anaerob fakultatif, misalnya Bacillus
betanigrificans.
Martanti, R. 2012. Uji mikrobiologigula. http:// http://ridderisdererecta.blogspot.com [27
November 2012].
Lampiran
Gula
tepung