Spek Bab2 BETON Flat 45 R1
-
Upload
heri-priatno-saputra -
Category
Documents
-
view
377 -
download
1
Transcript of Spek Bab2 BETON Flat 45 R1
Pekerjaan Beton
Hal 1 dari 33
PEKERJAAN BETON
PASAL 1. UMUM
1.1. Persyaratan Umum
A. Semua pekerjaan beton harus memenuhi peraturan Beton Indonesia,
kecuali telah ditetapkan pada bagian lain.
B. Kontraktor harus memperhatikan semua pekerjaan mekanikal, sanitary dan
pekerjaan listrik serta lubang-lubang untuk pipa atau pekerjaan ducting
yang harus ditanam di dalam beton, berdasarkan persyaratan dari gambar-
gambar M & E.
C. Beton harus terbuat dari semen, aggregat dan air. Bahan tambahan lain
yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas .
1.2. Lingkup Pekerjaan.
A. Pekerjaan yang termasuk meliputi :
1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua
pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan
semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya
dengan itu, lengkap sebagaimana diperhatikan, disyaratkan atau
sebagaimana diperlukan..
Tanggung jawab Kontraktor atas instalasi semua alat-alat yang
terpasang,
selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton.
Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton
Indonesia SK SNI 032847-2002 : Tata Cara Penghitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung.
2. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak
termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah
ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu
pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur
konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara
kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Perencana atau Pengawas
guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang disetujui oleh
Perencana.
Pekerjaan Beton
Hal 2 dari 33
3. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna
kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh
berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat
didalam SNI 03-2847-2002. Dalam hal ini “Pengawas yang ditunjuk”
harus segera diberitahukan untuk persetujuannya.
4. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk membuat dan membiayai
semua desain campuran beton dan test-test untuk menentukan
kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk
setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan
bekerja/ berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan,
dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Pengawas. Kontraktor
berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
5. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
a. Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini.
b. Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting.
c. Mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali
tulangan beton.
d. Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian.
e. Landasan beton untuk peralatan.
f. Grouting dibawah base plate.
g. Memasang vapor barrier di bawah slab beton yang langsung diatas
tanah, termasuk lantai beton pelat dasar, tangga dan lain
sebagainya yang terletak di atas tanah.
h. Menambal, membersihkan dan memperbaiki semua beton yang
disyaratkan.
i. Menyerahkan laporan-laporan, contoh-contoh, data produk,
sertifikat mill dan gambar-gambar kerja konstruksi.
6. Pekerjaan beton untuk struktur atas termasuk kolom, lapisan tahan api,
dinding, balok, lantai, beton pada metal deck, slab atap, parapet,
tangga, platform dan pekerjaan beton lainnya serta komponen-
komponen seperti terlihat pada gambar.
B. Catatan-catatan pada gambar-gambar struktur adalah merupakan bagian
dari bab ini.
Pekerjaan Beton
Hal 3 dari 33
C. Pekerjaan yang berhubungan :
1 Pekerjaan cetakan, acuan dan perancah.
2 Pekerjaan pembesian.
1.3. Referensi dan standar-standar
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini kecuali tercantum dalam
gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standar
dan spesifikasi berikut :
A. PBI – NI 2 – 1971 Peraturan beton bertulang Indonesia – 1971
B. SNI 03-2847-2002 Tata cara penghitungan struktur beton untuk bangunan
gedung
C. PUBI-1982 Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia
D. ACI-304 Preplaced Aggregate Concrete for Structural and
Mass
ACI 304.IR-79 Concrete, Part 2.
ACI 304.2R-71 Placing Concrete by pumping Methods, Part 2.
ACI 304, 304-71 High Density Concrete : Measuring, Mixing,
Transporting, and Placing, Part 2.
E. ASTM – C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete.
F. ASTM – C33 Standard Specifications for Concrete Aggregates.
G. ACI – 318 Buildings Code Requirements for Reinforced Concrete
H. ACI – 301 Specification for Structural Concrete of Building
I. ACI – 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part-1
ACI 212.2R-71 Guide for use of Admixture in Concrete, Part-1
J. ASTM – C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement
Concrete.
K. ASTM – C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly
Mixed Concrete by the Pressure Method.
L. ASTM –C171 Standard Specifications for Sheet Materials for Curing
Concrete.
M. ASTM – C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
N. ASTM – C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test
Specimens in the Field.
Pekerjaan Beton
Hal 4 dari 33
O. ASTM – C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled
Cores and Sawed Beams of Concrete
P. ASTM – C309 Standard specification for Liquid Membrane Forming
Compounds for Curing Concrete
Q. ASTM – D1752 Standard specification for Performed Spange Rubber
and Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving
and Structural Construction.
R. ASTM – D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint
Fillers for Concrete Paving and Structural Construction
(Non-extruding and Resilient Bituminous Types).
1.4. Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada
“Pengawas yang ditunjuk” sesuai dengan jadwal yang telah disetujui dan
dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan
sendiri maupun pada pekerjaan konraktor lain.
A. Gambar kerja.
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan ijin. Penyerahan
harus dilakukan sekurang-kurangnya 5 (lima) hari kerja sebelum jadwal
pelaksanaan pekerjaan beton untuk diperiksa.
B. Data dari pabrik.
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum
pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Pengawas
sedikitnya 5 (lima) hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan
laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan
campuran yang diperuntukan proyek ini.
C. Hasil dari trial mix
Semua data untuk trial mix yang disyaratkan pada 2.10.C. (Trial Mix) dari
bab ini, harus diserahkan kepada Pengawas.
D. Contoh-contoh untuk beton eksposed.
1 Perlu perhatian untuk bahan-bahan dan metoda konstruksi. Keputusan
penting untuk bahan-bahan atau metode-metode konstruksi, ataupun
keduanya, untuk mendapatkan penyelesaian yang disyaratkan, harus
menjadi tanggung jawab kontraktor tanpa biaya tambah kepada
Pemberi Tugas.
Pekerjaan Beton
Hal 5 dari 33
2 Untuk beton exposed dengan agregat warna harus cocok dengan
pendapat arsitek.
a. Sedikitnya 14 hari sebelum pengecoran beton expose berwarna,
sample harus diserahkan kepada Arsitek untuk mendapatkan
persetujuan. Contoh dari beton exposed berwarna sebesar 40 m2
dengan tebal 7,5 cm diajukan untuk persetujuan Arsitek.
b. Contoh harus dicuring selama 28 hari.
c. Persetujuan Arsitek harus telah didapatkan mengenai warna dan
texture sebelum pengecoran dilaksanakan. Contoh panel tambahan
harus disediakan jika Perencana tidak menyetujui contoh beton
yang diajukan.
3 Semua beton pada waktu selesainya pekerjaan harus cocok dengan
pendapat arsitek, contoh panel yang telah dicor dan disetujui. Contoh
panel di lapangan yang telah disetujui harus disimpan dan dilindungi
untuk dipakai sebagai pembanding oleh Arsitek terhadap hasil beton
yang jadi, sampai persetujuan akhir pekerjaan secara keseluruhan oleh
pihak Pemberi Tugas. Kemudian menyingkirkan dari site setelah
selesai.
4 Sebelum pengecoran beton manapun seperti contoh yang disetujui,
harus didapatkan persetujuan Arsitek atas contoh-contoh yang
diajukan. Apabila contoh-contoh yang diajukan tidak disetujui oleh
Perencana , maka harus disediakan contoh-contoh tambahan sampai
mendapat persetujuan untuk hal tersebut.
E. Contoh-Contoh Lain
- Aggregate halus (0,5 kg)
- Kerikil (0,5 kg)
- Admixture (0,51 each)
- Curing material (0,5 l)
- Water stop (300 mm)
- Joint filler
- Water proofing sheet (0,3 m2
)
- Floor hardener (0,1kg)
- Reinforcement supports
F. Laporan-laporan
Laporan percobaan laboratorium harus diserahkan kepada Pengawas
termasuk kurva percobaan campuran (trial mix curves), pada semua
percobaan dan design mixes, untuk mendapat persetujuan dalam waktu
hari setelah mendapat perintah kerja, atau sedikitnya hari sebelum
pengecoran awal beton, tanggal manapun yang lebih awal.
Pekerjaan Beton
Hal 6 dari 33
G. Pengecoran beton
Tahapan pengecoran harus diserahkan.
1.5. Percobaan dan Pemeriksaan.
A. Umum
Test bahan : sebelum membuat campuran, test laboratorium harus
dilakukan untuk test berikut sehubungan dengan prosedur-prosedur
ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi
proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
B. Semen : Berat jenis semen
C. Aggregat. Aggregat halus maupun kasar : analisa tapis, berat jenis,
persentasi dari void (kekosongan), penyerapan, dan kelembaban dari
aggregat kasar dan halus. Berat kering dari aggregat kasar. Modulus halus
dri aggregat halus.
D. Air Test kimia
E. Percobaan beton
1 Gudang/ tempat penyimpanan contoh benda uji. Gudang penyimpanan
yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh Kontraktor untuk
menyimpan benda-benda uji kubus beton, selama pemeliharaan.
Gudang harus mempunyai ruang yang cukup untuk menampung semua
fasilitas yang diperlukan dan dan semua benda uji kubus yang
dimaksudkan. “Kontraktor” harus menyerahkan detail dari gudang
kepada Pengawas untuk persetujuan. Gudang harus dilengkapi
dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik. Pengawas
berhak untuk langsung meninjau ruang/gudang penyimpanan contoh
benda uji kubus tersebut.
2 Percobaan laboratorium
Jumlah silinder percobaan untuk struktur beton kecuali tiang bor adalah
sebagai berikut :
a. Untuk batching plant
Contoh untuk percobaan kekuatan beton untuk kolom dan
dinding harus diambil minimum 3 contoh untuk setiap 20 m3
dari setiap macam mutu, satu untuk percobaan kekuatan beton
umur 7 hari dan lainnya untuk 28 hari.
Pekerjaan Beton
Hal 7 dari 33
i. Jumlah contoh yang diambil sedikitnya 12 contoh setiap 100 m3
dari pengecoran beton setiap hari dimana 6 contoh untuk
percobaan kekuatan beton umur 7 hari dan 6 contoh lainnya
untuk 28 hari.
ii. Dari no. 1 dan 2, jumlah yang lebih kecil harus diambil untuk
percobaan.
b. Untuk ready mix : Untuk pengiriman harian, pada pengiriman setiap
hari harus dilakukan percobaan sebagai berikut :
Contoh dari satu batch yang dipilih secara acak harus diambil
sebagai berikut :
Truk mixer Jumlah contoh
1 truk mixer 1 X 3 contoh
2-5 truk mixer 2 X 3 contoh
6-10 truk mixer 3 X 3 contoh
setiap tambahan 10 truk mixer tambahan 1 X 3 contoh
Contoh-contoh tersebut di atas harus diambil pada tempat
penuangan dari truk dan pada rentang waktu antara kira-kira 15 %
sampai 85% dari beban muatan truk. Pada setiap pengambilan
contoh dari satu batch, harus diambil beton segar sebanyak kira-
kira 30 kg, dengan memakai ember atau alat yang tidak menyerap.
Contoh tersebut harus diaduk ulang lagi dengan baik pada suatu
alas yang datar kemudian dibagi menjadi dua bagian dan prosedur
membuat contoh harus mengikuti SK SNI ; Metoda Pembuatan
dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium. Tingkat kekuatan
dari suatu mutu beton dinyatakan memenuhi kekuatan beton yang
disyaratkan fc’ bila memenuhi ketentuan berikut :
1. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-
masing terdiri dari tiga hasil uji kuat tekan tidak kurang dari fc’ +
0.82 S dimana S adalah standar deviasi dari kelompok nilai hasil
uji yang ditinjau.
2. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder)
mempunyai nilai di bawah 0.85 fc’
3. Dua dari hasil percobaan kekuatan tekan tidak boleh
mempunyai deviasi lebih dari 20 % dari nilai tertinggi.
Pekerjaan Beton
Hal 8 dari 33
Dimana :
S : Deviasi standar dari sekelompok benda uji
N
S = √ ∑ ( f’ c i – f c
r)2
1
f ‘ci = nilai
kekuatan tekan
rata-rata dari hasil
percobaan
f cr = nilai percobaan kekuatan tekan beton
Jumlah maksimum penolakan beton dilapangan dari keputusan
apapun adalah sebagai berikut :
Untuk Contoh M3
elemen-elemen struktur
dengan tegangan tinggi
Kolom, dinding geser, balok-balok
utama, pile cap 30
pekerjaan struktur yang biasa Anak balok, pelat lantai 60
3. Penyelidikan pada hasil-hasil percobaan dengan kekuatan rendah :
Apabila mutu benda uji berdasarkan hasil percobaan kekuatan silinder
ternyata lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan
percobaanpercobaan dengan tahapan sebagai berikut :
(a) “Hammer test” percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM
C805-79. Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari
yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut :
(b) “Drilled Core Test” harus seuai dengan ASTM C42-27 apabila hasil
dari percobaan “drilled core” ini masih lebih rendar dari yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut :
(c) Loading test/ percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71
dan ACI-318-89. Apabila hasil percobaan pembebanan ini masih
lebih rendah dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak
layak pakai.
Pekerjaan Beton
Hal 9 dari 33
F. Pengujian Slump
1 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana
nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI
1971,ASTM C 143 dan ASTM C231, pada saat yang sama percobaan
silinder dibuat kecuali ditentukan lain oleh Pengawas .
2 Kontraktor harus menjamin bahwa dia mampu dengan slump berikut,
beton dengan mutu kekuatan yang memuaskan, yang akan
menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-
rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa Kontraktor
bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian
mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di
pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maksimum slump harus 100 mm
sampai 150 mm.
PASAL 2. BAHAN-BAHAN/ PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan
peraturanperaturan Indonesia.
2.1. Semen
A. Mutu semen
1 Semen portland harus memenuhi persyaratan standar Internasional
atau spesifikasi bahan bangunan bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau
sesuai sesuai SII-0013-82. Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal,
kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen
yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan jika ada ijin tertulis
dari pihak Pengawas .
2 Pada kondisi tertentu Kontraktor boleh memakai lebih dari satu merek
semen untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti yang disetujui oleh
Pengawas .
3 Jika mempergunakan semen portland pozoland pozolan (campuran
semen portland dan bahan pozoland) maka semen tersebut harus
memenuhi ketentuan SII 0132 “ Mutu dan Cara Uji Semen Portland
Pozoland” atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.
4 Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan
dengan jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis ini harus sesuai
dengan jenis semen yang digunakan dalam menentukan rencana
campuran beton berdasarkan ketentuan persyaratan mutu beton.
Pekerjaan Beton
Hal 10 dari 33
B. Penyimpanan semen
1 Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan
dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan dasar/alas terangkat
bebas dari tanah dan kemasan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang
telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun
tercampur bahan lain, tidak boleh digunakan dan harus disingkirkan
dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam kemasan yang utuh dan
terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya
dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah
disimpan lebih dari 90 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
2 Semen curah harus disimpan didalam konstruksi silo secara tepat
untuk melindungi terhadap penggumpalan semen selama
penyimpanan.
2.2. Aggregate
A. Aggregate untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII
0051-82 “Aggregate Untuk Adukan Beton, Cara Penentuan Besar butir “
dan SII 0052-80 “ Mutu dan Cara Uji Aggregate Beton” dan bila tidak
tercakup dalam SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi aggregate
untuk beton dan disetujui oleh Pengawas .
B. Semua Aggregate harus bersih, keras dan mempunyai sifat kekekalan
(tahan lama) seperti disyaratkan. Mencuci, memproses, memisahkan,
mencampur dan sebagainya harus dilaksanakan seperlunya untuk
mendapatkan gradasi dan syarat-syarat mekanik yang disyaratkan.
C. Aggregate boleh berasal dari sumber/ tambang atau sumber alam lain dan
harus diproses seperlunya untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Semua
sumber harus disetujui oleh Pengawas seperti dinyatakan dalam kondisi
umum dari kontrak.
1. Aggregate halus (pasir)
Aggregate halus terdiri dari pasir
a) Aggregate halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%
(ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur
adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan0,063mm. Apabila
kadar lumpur melampaui 5% maka aggregate halus harus dicuci.
Sesuai PBI’71 ban 3.3 atau SII 0051-82.
b) Aggregate halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel seperti
Pekerjaan Beton
Hal 11 dari 33
yang ditentukan di pasal 3.5 dari NI-2. PBI’71 dan SII 0051-82 dan
SII 0052-80.
c) Ukuran butir-butir aggregat halus, sisa di atas ayakan 4mm harus
minimum 2% berat; sisa diatas ayakan 1mm harus minimum 10%
berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan
90% berat.
d) Sifat kekal, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat,
sebagai berikut:
(1) Jika dipakai Natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum
10%
(2) Jika dipakai Magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimum
15%
e) Sifat organik tidak boleh melampaui persyaratan-persyaratan di SII-
0077
f) Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari
pengotoran oleh bahan-bahan lain.
g) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai aggregat halus untuk semua
mutu beton.
2. Aggregat kasar (kerikil dan/ atau batu pecah)
Yang dimaksud dengan aggregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi
alami dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
batu, dengan besar butir lebih kecil dari 30 mm, keras, kuat dan bebas
dari lumpur, tanah liat dan bahan-bahan organik.
a) Gradasi dari aggregat kasar harus sesuai dengan PBI – 1971, SII
0051-82 dan SII 0052-80
b) Butir-butir harus terdiri dari berbagai ukuran seperti dinyatakan di
PBI – 1971 NI-2 Bab 3.5. Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0%
berat; sisa dia tas ayakan 4mm, harus berkisar antara 90% dan
98% berat, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan
yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.
c) Mutu koral; butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah
jumlah butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung
zat-zat aktif alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca.
Pekerjaan Beton
Hal 12 dari 33
d) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:
(1) Jika dipakai Natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 12%
(2) Jika dipakai Magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 18%.
e) Kekerasan butir-butir aggregat kasar diperiksa dengan bejana
penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20lt, harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
(1) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari
24% berat
(2) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari
22% atau dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh
terjadi kehilangan berat lebih dari 50% sesuai SII 0087-75, atau
PBI-71.
f) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat
kering) yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui
ayakan 0,063 mm apabila kadar lumpur melalui 1% maka aggregat
kasar harus dicuci.
g) Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat
merusak beton
h) Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar
terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.
3. Tabel gradasi standard dari aggregat normal (*)
Ukuran
max.
agregat
( mm )
Ukuran tapis ( mm )
50 40 30 25 20 15 10 5 2.5 1.2 0.8 0.3 0.15
Agregat
kasar
atau batu
pecah
40 100 - - 35-70 - 10-30 0.5 - - - - -
30 - 100 95-100 - - 10-35 0-10 0-5 - -
25 - - 100 90-100 60-90 - 20-50 0-10 0-5 - -
20 - - 100 90-100 20-55 0-10 - - - -
Agregat 100 90 80 50 25 10 2-15
halus 100 100 90 65 35
Catatan : (*) adalah untuk referensi saja
Pekerjaan Beton
Hal 13 dari 33
2.3. A i r
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat
baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan,
maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Pengawas .
2.4. Bahan campuran tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari
container. Admixture harus sesuai dengan ACI 212 2 R-64. Segala macam
Admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh
Pengawas. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh
dipakai.
2.5. Bahan-bahan untuk curing beton
Bahan -bahan untuk curing yang diperbolehkan sesuai persyaratan adalah
sebagai berikut : - Karung goni, Liquid membrane forming compound, plastik
tertutup dan atau mengikuti ASTM C-309.
2.6. Waterstop
A. Waterstops dipasang pada semua sambungan-sambungan kontruksi yang
berhubungan langsung dengan air tanah dan ditempat yang ditunjukkan
pada gambar. Waterstop harus menerus dan dipasang secara akurat dan
dikencangkan dengan baik dan ditunjang untuk mencegah lendutan.
Waterstop harus dari jenis PVC yang ada perkuatannya untuk mengadakan
suatu perekatan yang permanen terhadap beton, mencegah pergerakan
dari waterstop setelah hidrasi.
B. PVC waterstop harus mengikuti persyaratan minimum berikut :
- Kekuatan tarik : 0 kg/cm2
- Terulurnya pada waktu putus : 30%
- Berat jenis : 13 t/m3
Dimensi minimum dari waterstop-waterstop harus
sesuai tabel berikut (semua dimensi dalam mm) :
Lebar Tebal Diameter bulatan
ditepi*)
Diameter bulatan
ditengah*) Tinggi bulatan ditepi**)
140 190 240 4.5 4.5 4.5 125 125 19 8 8 10 --22
Catatan : *) hanya waterstop untuk bagian dalam (internal waterstop only) **) hanya waterstop untuk bagian luar (external waterstop only)
Pekerjaan Beton
Hal 14 dari 33
C. Jumlah pertemuan sambungan di lapangan haruslah seminimum mungkin.
2.7. Joint filler
Kontraktor harus memasok dan memasang premorded joint filler pada
semua expansion joints dan dimana ditunjukkan pada gambar. Kecuali
disyaratkan lain, joint filler haruslah yang resin atau bitumen bonded cork.
Bahannya harus dari pabrik yang disetujui oleh Perencana dan harus
sesuai dengan :
- ASTM D-1752, type II for resin Bonded Cork
- ASTM D-1751, for Bitumen Bonded Cork
2.8. Waterproofing sheet
Sesuai dengan bab spesifikasi detail dari waterproofing pada spesifikasi
arsitektur.
2.9. Floor Hardener.
Untuk lantai beton yang diexposed dan untuk keperluan beban berat, harus
diberikan floor hardener dengan kepadatan sebagai berikut :
- Ruang M/E : kepadatan normal 3 kg/m3
- Loading dock/ sirkulasi lalu lintas padat, kepadatan tinggi 16 kg/m3
2.10. Mutu dan Konsistensi Dari Beton
A. Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari,
kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut (Mpa) :
1 Pilecap, semua pelat dan balok diatas tanah : f’c-0
2 Kolom-kolom, dinding kolom diatas pondasi : f’c-0
3 Semua pelat dan balok-balok beton bertulang diatas lantai dasar : f’c-0
4 Semua balok-balok prestress : f’c-0
5 Semua beton non struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : f’c-0
Pekerjaan Beton
Hal 15 dari 33
B. Semua beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau air harus
memenuhi kadar semen minimum seperti pada tabel berikut:
Pengaruh luar
Beton bertulang Beton pratekan
Agregat yang berukuran nominal
maks (mm)
Agregat yang berukuran nominal
maks (mm)
40 20 14 10 40 20 14 10
Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3
Ringan : misal dilindungi sempurna
terhadap cuaca atau keadaan cuaca
normal selama konstruksi
220 250 27 290 300 300 300 300
Sedang : misal telindung dari hujan
besar dan terhadap pembekuan
ketika jenuh air. Beton terpendam dan
beton yang terendam air sepenuhnya
26 290 320 340 300 300 320 340
Berat : misal terpengaruh oleh air laut,
air rawa, terpaan hujan, kering dan
basah silih berganti dan pembekuan
ketika masih basah. Mengalam
kondensasi berat atau uap yang
menimbulkan korosi
32 360 390 410 320 36 390 410
C. Trial Mixes
1. Umum
Setiap design mix harus menunjukan water cement ratio, water content,
aggregate gradation, slump, air content dan kekuatan (strenght).
2 Percobaan laboratorium
Apabila design mixes sudah disetujui, percobaan-percobaan pada
setiap campuran harus dilaksanakan dilapangan untuk membuktikan
cukup tidaknya desain mixes dan menunjukan :
a. Water cement ratio
b. Workability/ slump
c. Drying shrinkage
d. Kekuatan beton pada umur 7,14 dan 28 hari
e. Kepadatan
Pekerjaan Beton
Hal 16 dari 33
Kekuatan beton dari trial mixer harus memenuhi ekuatan yang
disyaratkan. Dari setiap trial beton mix, dibuat sedikitnya 6 (enam)
contoh untuk memutuskan.
3. Percobaan di lapangan
Begitu percobaan laboratorium telah lengkap dengan memuaskan,
percobaan dengan skala penuh memakai tempat dan peralatan yang
akan dipakai untuk pekerjaan permanen harus dilaksanakan. Denah
dan peralatan harus dipelajari dan dicoba untuk pemenuhan
persyaratan-persyaratan sebelum percobaan-percobaan lapangan
tersebut diadakan. Percobaan seperti di atas harus diadakan dan
campuran dimodifikasi sampai hasilnya sesuai dengan persyaratan-
persyaratan yang disyaratkan. Untuk setiap trial mix, dibuat sedikitnya 6
(enam) contoh untuk memutuskan.
D. Bahan Tambahan ( additives )
Kontraktor boleh memakai plasticizers, retarder dan additives dengan
persetujuan Pengawas . Pemakaian bahan harus sesuai dengan instruksi
pabrik dan persetujuan pendahuluan harus diperoleh dari Pengawas dalam
setiap kasus. Kontraktor harus memastikan bahwa pemakaian dari setiap
bahan tambahan yang disetujui tidak akan mempengaruhi kekuatan,
ketahanan atau penampilan dari penyelesaian akhir pekerjaan beton.
Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
E. Slump untuk beton
1 Konsistensi dari beton harus diperiksa dengan pemeriksaan slump.
2. Kontraktor harus meyakinkan dirinya bahwa ia mampu memproduksi
beton dengan slump seperti pada tabel berikut, beton yang memenuhi
mutu maupun kekuatan, yang akan menghasilkan penyelesaian seperti
disyaratkan, bebas dari keropos atau gelembung udara yang
berlebihan. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa
Kontraktor menerima tanggung jawab penuh untuk produksi beton dan
mencapai mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi batas
slump. Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada
pengukuran dipelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maksimum slump
harus 100 mm sampai 150 mm.
Pekerjaan Beton
Hal 17 dari 33
3. Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan/
kondisi normal :
Slump
Konstruksi beton Minimum ( cm ) Maksimum ( cm )
Dinding, pelat pondasi, dan pondasi telapak bertulang
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi di
bawah tanah
Pelat, balok, kolom dan dinding
Pembetonan massal
7.5
12.5
10
2.5
12.5
17.5
14.5
7.5
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, nilai slump dapat
dinaikkan sampai maksimum 1.5 cm diatas harga maksimum.
2.1.1. Beton Ready Mixed
A. Beton Ready Mixed haruslah berasal dari perusahaan ready-mixed,
pengukuran, pencampuran dan pengiriman sesuai dengan ASTM C 94 –
78a.
B. Pemeriksaan bagi pengawas yang ditunjuk diadakan jalan masuk ke proyek
dan ketempat pengantaran contoh atau pemeriksaan pekerjaan yang dapat
dilalui setiap waktu. Denah dan semua peralatan untuk pengukuran,
adukan dan pengantaran beton harus diperiksa oleh Pengawas sebelum
pengadukan beton.
C. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang
sesuai dengan yang telah diuji dilaboratorium, serta secara konsisten harus
dikontrol bersama-sama oleh kontraktor dan suplier beton ready mixed.
Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil
pengujian yang diadakan laboratorium.
D. Beton temperatur yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh
melampaui 35ºC.
E. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan instruksi
yang diberikan dari pabrik. Bila dipakai dua atau lebih bahan tambahan,
maka bahan tambahan harus ditambahkan secara terpisah untuk bahan
yang lain dan mengikuti instruksi pabrik. Bahan tambahan harus sesuai
dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.IR-64.
Pekerjaan Beton
Hal 18 dari 33
F. Menambahkan air pada batch dan/ atau pada lapangan proyek pada
kesempatan terakhir yang memungkinkan dan dibawah supervisi dari
Pengawas. Air tidak boleh ditambahkan selama pengangkutan beton.
Penambahan air untuk menaikkan slump atau untuk alasan lain apapun
hanya boleh dilakukan bila diijinkan dan dibawah Supervisi dari Pengawas .
G. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air yang akurat dan
alat untuk menghitung putaran.
H. Mulailah operasi pemutaran dalam waktu 30 menit sesudah semen dan
aggregat dituang ke dalam mixer.
I. Beton harus dituangkan seluruhnya dilapangan proyek dalam waktu satu
setengah jam atau sebelum truk mixer mencapai 300 putaran yang mana
yang lebih dulu, setelah semen aggregat dituang kedalam mixer. Dalam
cuaca panas, batasan waktu harus diturunkan seperti ditentukan oleh
Pengawas .
J. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal) tidak
diijinkan.
K. Apabila temperatur atau kondisi lain menyebabkan suatu perbedaan
(deviasi) pada slump atau sifat pengecoran, harus diberikan ukuran yang
disetujui oleh Pengawas untuk menjaga kondisi normal. Penggumpalan
beton karena aggregat yang panas, air, semen, atau kondisi lainnya tidak
diijinkan, dan beton harus ditolak.
L. Menggetarkan beton harus mengikuti ACI 309-72 (Recommended Practice
for Consolidation of Concrete)
PASAL 3. PELAKSANAAN BETON
3.1. Umum
Kecuali disetujui oleh Pengawas ’ semua beton haruslah beton ready-mixed
dengan takaran, adukan serta cara pengiriman/ pengangkutannya harus
memenuhi persyaratan didalam ASTM C94-78a,ACI 304-73,ACI Committee
304 serta mengikuti pasal 2.11 dari bab ini.
3.2. Pengadukan dan Pencampuran beton
Beton dari bahan-bahan dan desain mixes disini harus mengikuti pengukuran,
pencampuran dan pengadukan dengan pelat sesuai PBI-1971 (Bab 6.2 dan
Bab 6.3).
Pekerjaan Beton
Hal 19 dari 33
A. Pengadukan
1 Proporsi campuran beton diukur dengan ukuran berat. Penampung,
penuang dan mekanisme penimbangan harus disediakan. Jika
digunakan semen curah, penampung yang kedap air, penuang dan
mekanisme penimbangan harus disediakan. Perangkat penimbang yang
digunakan dalam mekanisme penimbangan harus selalu tersedia di
batching plant.
2 Penimbangan berat harus akurat, antara 0.5% dalam kondisi operasional
dan penunjukan skala beratnya harus mudah dibaca oleh Operator.
3 Air harus ditambahkan dalam campuran dari tempat air yang terpisah
dan harus senantiasa dikontrol dengan penyesuaian kadar air yang ada
dalam agregat.
Jika diijinkan penggunaan bahan tambahan, maka tempat penampungan
yang yang disediakan dan direkomendasikan oleh pabrikannya dan
disetujui oleh Pengawas harus digunakan.
B. Pencampuran
1 Mixing Plant harus mempunyai penampung yang mampu menampung
seluruh material adukan dan air serta mencampur mereka secara
homogen dalam waktu yang rasional. Waktu pencampuran ini harus
ditentukan di lapangan dengan percobaan berdasarkan rekomendasi
dari pembuat mixing plant.
2 Bak penampung dari alat pencampur harus dibuat sedemikian untuk
dapat mengeluarkan seluruh hasil campuran secepatnya tanpa adanya
tumpahan.
3.3. Pengiriman dan Pengangkutan Beton
A. Pengiriman :
1 Pengiriman beton dari mixing plant ke lokasi proyek harus dilakukan
sedemikan rupa sehingga terjadinya pemisahan/ segegrasi dan
kehilangan material beton dapat dicegah.
2 Lamanya pengiriman, waktu pemuatan, pencampuran dan penuangan
dari beton yang akan di gunakan tidak boleh melebihi 1 ( satu ) jam
terhitung dari waktu pencampuran air dan semen dalam mesin
pencampur.
Pekerjaan Beton
Hal 20 dari 33
B. Pengangkutan
1 Campuran Beton harus diangkut dari mixer ke tempat akhir pengecoran
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan ditangani dengan metoda
yang dapat mencegah terjadinya pemisahan/ segegrasi material beton.
2 Bagaimanapun air tidak boleh ditambahkan dalam mixer selama
pengiriman dan pengangkutan agar kadar air rencana dapat
dipertahankan.
3 Dalam pengecoran untuk kolom, dinding tipis yang cukup tinggi, harus
digunakan bukaan-bukaan bekisting, pipa fleksibel, pipa tremie, atau
peralatan lain yang disetujui sehingga memungkinkan penuangan
campuran beton dengan baik padat.
4 Tinggi jatuh bebas dari campuran beton yang dituangkan tidak boleh
lebih dari 1.50 meter.
3.4 Pengecoran dan Pemadatan
A. Persiapan :
1 Siapkan rencana pengecoran dan serahkan kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuan sebelum melakukan pekerjaan pengecoran.
2 Sebelum pengecoran, semua bekisting, penulangan, dan item-item yang
tertanam atau dicor harus sudah diinspeksi dan disetujui oleh pengawas.
Formulir untuk inspeksi harus diserahkan kepada Pengawas paling
lambat 24 jam sebelum waktu pengecoran. Genangan air yang
berlebihan, serpihan-serpihan beton yang telah mebgeras, kotoran,
material-mateial lepas dan benda-benda asing lainnya harus dibersihkan
dari lokasi pengecoran dan peralatan cor.
3 Penggalian di sekitar lokasi pengecoran bila perlu harus dibuat sehingga
lokasi pengecoran dapat dijaga kekeringannya. Lokasi pengecoran harus
selalu dijaga dari kemungkinan rembesan air, luapan dan genangan air,
baik dengan menggunakan pompa,saluran maupun peralatan/ cara
lainnya. Beton tidak boleh dicor kecuali jika lokasi pengecoran telah
bebas dari air dan atau Lumpur.
4 Besi tulangan harus senantiasa dijaga sesuai dengan persyaratan dalam
Bab 3 dan diinspeksi dan disetujui. Logam-logam yang tertanam dalam
beton harus bebas dari beton lama, minyak/ lemak, tanda/ tulisan dari
pabrik, dan material lain yang melekat padanya, karena akan
Pekerjaan Beton
Hal 21 dari 33
mengurangi lekatan. Peralatan yang dapat merusak susunan dan posisi
besi tulangan tidak boleh lewat diatas besi tulangan . Pada lokasi dimana
akan dipasang dowel antara beton baru dan beton lama, lubangi beton
lama, masukkan besi dowel dan sumbat dengan bahan non-shrink grout.
5 Basahi bekisting kayu secukupnya untuk mencegah retak. Basahi
material lainnya secukupnya untuk menghindari penyerapan dan
menjaga kinerja beton.
6 Kecuali ditentukan lain dalam gambar atau dalam spesifikasi ini, selimut
beton harus sesuai dengan ACI 318 -89 atau SK SNI T-15-1991-03.
7 Perhatian khusus harus diberikan dalam menjaga selimut beton, beton
pengganjal (concrete block) yang digunakan untuk membuat selimut
beton harus mempunyai mutu yang sama atau lebih dari beton yang
dicor.
Kecuali ditentukan lain, beton atau besi pengganjal atau harus diberikan
dalam jumlah minimum 8 (delapan) buah per meter persegi baik di atas
bekisting ataupun lantai kerja.
B. Item-item tertanam (Embedded)
1 Termasuk item yang tertanam dalam beton antara lain adalah lubang-
lubang, baut angkur, paku-paku, piping, fitting atau material lain yang
dtetapkan oleh Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal. Sediakan fasilitas dan
pengawasan yang diperlukan untuk penasangan material ini and lakukan
perkuatan yang diperlukan untuk pemasangan ini. Jangan melakukan
pengecoran sampai semua material yang mestinya tertanam dalam
beton telah dipasang di lokasi yang benar, terpasang dengan kuat,
bersih, telah diperiksa dan disetujui. Pasang semua item tertanam sesuai
dengan gambar kerja dan denah pemasangan yang telah disetujui.
Lengkapi dengan pengikat dan penumpu yang diperlukan agar item-item
tertanam tersebut tetap dalam posisinya selam pengecoran beton.
2 Pipa dan lubang harus dipasang sedemikian sehingga tidak mengurangi
kekuatan sturktur. Bagaimanapun pipa dan lubang tidak boleh dibuat
didalam pelat lantai yang tebalnya kurang dari 12 cm.
3 Lubang pipa dapat menembus pelat lantai atau dinding, tetapi tidak
boleh terbuka sehingga berkarat atau mengakibatkan penurunan
kekuatan struktur. Lubang pipa harus dibuat cukup untuk dapat dilewati
sambungan pipa . Jarak antar lubang pipa tidak boleh kurang dari 3 kali
diameter lubang ( as ke as )
4 Lubang dapat dibuat di dinding tetapi diameternya tidak boleh lebih dari
1/3 tebal dinding dan jarak antar lubang tidak boleh kurang dari empat
Pekerjaan Beton
Hal 22 dari 33
kali diameter lubang atau 10 cm as ke as, dan tidak menyebabkan
pengurangan kekuatan struktur.
5 Pipa dan lubang-lubang pipa lainnya yang terbuat dari aluminium tidak
boleh ditanam dalam beton structural.
6 Pemasangan item-item tertanam bagaimanapun tidak boleh merusak /
memindahkan besi tulangan utama.
7 Pipa atau lubang-lubang dalam pelat lantai tidak boleh mempunyai
ukuran lebih dari 1/3 tebal pelat lantai dan tidak boleh dipasang di
selimut beton, harus diletakkan diantara tulangan atas dan tulangan
bawah.
C. Pengecoran Beton.
1 Pekerjaan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI 1971, ACI-304-
73, ACI Committee 304, ASTM 94-78.
2 Beton harus dicor dalam bekisting sedekat mungkin dengan lokasi
akhirnya secara seragam dengan ketebalan tidak lebih dari 30 cm,
Bekisting atau besi tulangan yang terkena cipratan beton harus
dibersihkan sebelum proses pengecoran berikutnya.
3 Kecuali ditetntukan lain atau disetujui pengawas, beton tidak boleh dicor
bebas dari ketinggian lebih dari 2 m.
4 Beton tidak boleh dituangkan secara bebas lebih dari ketinggian 1.5 m
dalam areal terbuka. Penggunaan alat cor yang disetujui bagaimanapun
harus dikendalikan sehingga beton yang tertuang dapat secara efektif
dipadatkan dengan ketebalan yang tidak lebih dari 30 cm.
5 Beton yang telah mengeras sebagian atau tercemar dengan bahan lain
harus ditolak.
Pengecoran beton harus dikerjakan segera setelah pencampurannya.
Pengecoran harus menghasilkan permukaan yang datar, pengaliran
beton dari satu lokasi ke lokasi lainnya, setelah pengecoran selesai,
tidak diperkenankan.
6 Jika cara penuangan beton tidak sesuai dengan PBI atau ACI, termasuk
dalam pengakhiran antara beton lama dan beton baru, Kontraktor harus
mengajukan proposalnya termasuk menujukkan hasilnya untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas. Proposal dimaksud harus sudah
diserahkan 3 ( tiga ) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.
Pekerjaan Beton
Hal 23 dari 33
D. Pemadatan Beton
1 Segera setelah pengecoran, dilakukan pemadatan dengan alat
penggetar (vibrator).
2 Alat penggetar harus dari jenis penggerak elektris atau atau tekanan
(pneumatic), tipe imers, 7000 rpm untuk kepala penggetar kurang dari
180 mmm atau 6000 rpm untuk kepala penggetar 180 mm atau lebih,
semua dengan amplitude yang cukup dan untuk menghasilkan
pemadatan konsolidasi yang memadai.
3 Penggunaan penggetar harus sesuai dengan persyaratan ACI-304.
4 Peralatan dan suku cadang alat penggetar harus senantiasa dirawat dan
disimpan/ diletakkan dekat dengan lokasi pengecoran. Keterlambatan
akibat belum/ tidak disetujuinya penggunaan alat penggetar, metoda
kerja yang diajukan Kontraktor sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
3.5. Sambungan
A. Sambungan Pengendali (Control Joints) :
Sambungan pengendali – lokasi dan pelaksanaannya seperti dalam gambar.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, semua baris besi tulangan menerus
melewati sambungan pengendali. Jika sambungan pengendali tidak
ditunjukkan dalam gambar kontrak, Kontraktor wajib mengajukan proposal
lokasinya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
B. Sambungan Konstruksi (Construction Drawing)
1. Lokasi – sambungan konstruksi harus dibuat sedemikian rupa sehingga
hanya menimbulkan perlemahan struktur yang paling minimal.
Sambungan konstruksi pada bagian struktur ekspose harus ditempatkan
pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar. Jika sambungan konstruksi
tidak ditunjukkan dalam gambar, ajukan proposal lokasinya untuk
mendapatkan persetujuan Perencana/ Arsitek. Secara umum, jika tidak
ditunjukkan dalam gambar, lokasi sambungan konstruksi harus
diletkakan pada :
a. Pelat lantai, balok dan girder : pada tengah bentang, kecuali jika
balok berpotongan dengan balok/girder lainnya di tempat ini, maka
lokasi sambungan ditempatkan pada jarak 2 (dua) kali dari tebal
balok terbesar.
b. Dinding dan Kolom : pada sisi bawah dari lantai, balok atau girder
Pekerjaan Beton
Hal 24 dari 33
dan pada sisi atas dari pondasi telapak atau lantai paling bawah.
c. Sebelum pengecoran beton baru di tempat sambungan, permukaan
sambungan harus harus dikasarkan, dibersihkan dan semua kotoran
harus disingkirkan dan tulangannya dibersihkan. Kemudian beri
permukaan sambungan dengan calbond.
C. Sambungan Ekspansi (Expansion Joints)
1 Beton tidak boleh dicor secara bersamaan pada kedua sisi sambungan
pada waktu yang sama.
2 Jangan meneruskan besi tilangan melewati sambungan expansi.
3 Pengisi sambungan expansi harus berupa bahan telah tercetak sesuai
dengan persyaratan ASTM D-1751 dan dipasok dalam satu satuan
material dengan ukuran terpanjangnya.
4 Lebar total dari sambungan dijaga tetap bebas dari material tambahan
yang dapat mencegah sambungan berfungsi dengan semestinya.
D. Penutup sambungan (Joint Sealants) :
Penutup sambungan (joint sealants) harus disediakan pada sambungan-
sambungan beton yang ditunjukkan. Persiapan areal sambungan, perapihan,
pencampuran dan pemasangan material penutup harus sesuai dengan
instruksi tertulis dari pabrik dan seperti yang disyaratkan disini.
3.6. Perawatan dan Perlindungan beton (Curing and Protection )
A. Perawatan Beton
1 Secara umum harus sesuai dengan ACI 301-72/75
2 Perawatan Beton harus sesuai dengan persyaratan ACI-308, ACI-305
3 Lakukan perwatan beton segera setelah pengecoran dilaksanakan.
4 Lindungan beton cor segar dari pengeringan dini dan pertahankan
kehilangan kelembaban seminimal mungkin pada suhu yang relative
tetap dalam jangka waktu tertentu yang diperlukan untuk proses hidrasi
dari semen dan proses pengerasan beton yang memadai.
B. Jangka waktu dan Metoda Perawatan Beton
1 Perawatan beton harus segera dilakukan segera setelah pengecoran
Pekerjaan Beton
Hal 25 dari 33
beton dan harus dilaksanakan sesuai dengan ACI 301 – 72/75.
Temperatur beton pada waktu pengecoran pertama tidak boleh lebih dari
35ºC.
2 Bekisting yang kontak dengan beton harus dijaga tetap basah selama
proses perawatan. Jika bekisting dibongkar selama proses perawatan,
beton harus tetap dirawat selama sisa waktu perawatan yang ditentukan
dengan menggunakan air (dengan menggunakan selimut atau karung)
atau bahan lain yang disetujui Pengawas.
3 Perawatan dengan menggunakan uap tekanan tinggi, pemanasan atau
proses lain untuk menunda waktu setting beton harus diajukan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas.
C. Perawatan dengan Kompon (Curing Compound)
1 Harus sesuai dengan persyaratan ASTM C309-80 Type I dan ASTM
C.171-75.
2. Beton permukaan datar ( flatwork ) Segera setelah pekerjaan
penyelesaian cor beton, beri bahan kompon di atas permukaan beton
sesuai dengan instruksi tertulis dari pabriknya, kecuali :
a. Pada cuaca panas
b. Pada permukaan yang akan kontak langsung dengan beton atau
bahan mengandung semen
c. Pada permukaan yang menunjukkan menerima waterproofing
membrane atau lapisan atap. Dalam hal cuaca panas, dinama udara
sekitar bertemperatur 32 ºC atau lebih, perawatan dengan air
dilakukan pada 24 jam pertama, kemudian baru diberikan perawatan
kompon. Permukaan beton yang akan kontak dengan beton lainnya
atau bahan material yang mengandung semen atau yang akan diberi
hardener atau pelindung debu, atau yang akan diberi waterproofing
membrane atau lapisan atap, harus dirawat dengan air dan ditutup
dengan kertas pelindung khusus atau bahan lain yang disetujui,
untuk menjaga proses perawatan beton selama masa perawatan.
Bahan kompon yang bersifat mencegah proses pelekatan antara
beton dan lapisan finishingnya tidak boleh digunakan dan Kontraktor
harus menyerahkan bahan dan metoda lain kepada Pengawas untuk
mendapatkan perstujuan. Jangan menggunakan perawatan kompon
pada permukaan beton yang akan diberi hardener, pelindung debu,
ataupun waterproofing membrane.
Pekerjaan Beton
Hal 26 dari 33
D. Perlindungan terhadap cuaca
1 Selama pencampuran Dalam cuaca yang panas, dinginkan bahan-bahan
beton sebelum pencampuran (siram dengan air) untuk menjaga
temperature campuran sehingga memenuhi syarat maksimum
temperatur campuran beton. Jangan menggunakan air hujan untuk
mencampur bahan beton.
2 Selama pengecoran dan peratawan. Sediakan dan lakukan perlindungan
selama pengecoran dan perawatan beton untuk melindungi beton dari
hujan dan paparan sinar matahari yang terlalu panas.
3 Dalam cuaca yang panas Gunakan penutup, semprotan kabut atau
penutup basah dengan warna cerah selama pengecoran dan perawatan
beton untuk melindungi beton dari kehilangan kelembaban karena
panas, matahari atau angin yang berlebihan.
4 Perubahan temperatur yang berlebihan Lindungi beton untuk menjaga
agar terjadi perubahan suhu yang seragam, tidak melebihi 3 ºC selama
1 jam.
5 Material Pelindung Sediakan selalu material dan peralatan pelindung
beton di proyek yang siap digunakan.
E. Perlindungan beton terhadap kegiatan pelaksanaan lainnya
Selama masa perawatan, beton harus dilindungi terhadap kegiatan lainnya,
goncangan yang berat, tegangan yang besar dan getaran-getaran yang
berlebihan agar tidak terjadi kerusakan atau kegagalan proses perawatan.
3.7. Toleransi Pelaksanaan
A. Harus sesuai dengan persyaratan dimensi dan toleransi yang ditunjukkan
dalam ACI301 dan ACI-347.
B. Toleransi maksimum
1 Kecuali ditunjukkan lain, harus sesuai dengan ACI-301 ( spesifikasi
beton struktur untuk bangunan )
2 Jika terjadi perbedaan antara beberapa batasan nilai toleransi yang
akan digunakan, maka toleransi yang paling aman/keras yang harus
digunakan.
Pekerjaan Beton
Hal 27 dari 33
3.8. Toleransi kerataan untuk pelat lantai
A. Slab / Pelat lantai – Interior dan Exterior
1 Selesaikan slab/pelat secata monolit. Buat kemiringan yang seragam
pada pelat yang ditunjukkan harus miring. Perhatian khusus harus
diberikan agar didapatkan sambungan yang halus dan rapi antara batas
pengecoran satu dengan lainnya. Jangan menggunakan semen kering,
pasir ataupun campuran semen dan pasir untuk mengeringkan beton.
2 Toleransi untuk slab/pelat lantai beton yang akan expose dan lantai yang
akan menerima karpet adalah ± 3 mm dalam jarak 3 m.
3 Toleransi untuk slab/pelat lantai beton yang akan diberi finish lantai
adalah ± 3 mm dalam jarak 3 m.
4 Toleransi untuk slab/pelat lantai beton yang akan diberi mortar untuk
keramik, marmer dan bahan lain sejenis adalah ± 5 mm dalam jarak 1
m.
3.9 Finishing Beton
Gunakan berbagai finish beton sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
atau ditunjukkan dalam kontrak.
A. Finishing Lantai
Ganti dan perbaiki lantai yang tidak sesuai dengan persyaratan ini. Buat
kemiringan lantai sesuai dengan yang ditunjukkan. Jika lantai ternyata tidak
dapat mengalirkan air sesuai yang dikehendaki, perbaiki bagian lantai yang
gagal dan bentuk lagi kemiringannya sehingga dapat mengalirkan air. Dalih
apapun untuk melunakkan toleransi tidak boleh diberikan karena akan
mengakibatkan penyimpangan atas spesifikasi ini. Atur permukaan lantai/
balok agar hasil akhirnya dapat mengalirkan air seperti yang disyaratkan.
B. Finish beton
1 Semua finish beton untuk lantai harus difinish sesusi dengan garis yang
benar.
2 Beton yang akan difinish oleh pihak lain harus dibersihkan dari minyak
atau material lain yang menyulitkan pelekatan dengan material finishing
yang akan digunakan.
3 Perawatan finishing harus dilaksanakan segera setelah pekerjaan
perataan dilakukan.
Pekerjaan Beton
Hal 28 dari 33
a. Finish monolit
1 Finish monolit lantai harus diberikan pada lantai exposed, kecuali
terdapat material finishing lain yang akan dipasang.
2 Lantai finish beton monolit harus dilakukan untuk meratakan level
dengan menggunakan campuran beton (screed), rapikan ketidak
rataan dan tutup lubang-lubang agar permukaan benar-benar rapi.
Permukaan lantai harus dibiarkan tak terganggu sampai semua air
permukaan telah hilang dan beton telah cukup kuat untuk
pekerjaan selanjutnya.
3 Ketika permukaan telah cukup keras, maka prose perataan
(trowelling) kedua dilakukan untuk meratakan dan mengeraskan
finish permukaan.
4 Penggunaan bahan floor hardener, lihat bagian 2.9 spesifikasi ini.
C. Finishing Beton Exposed
1 Semua permukaan beton cor ditempat dengan finish exposed, baik yang
dicat maupun tidak dicat, harus mempunyai permukaan yang halus dan
rata, kecuali bila akan dibuat tektur kasar. Buat permukaan beton yang
halus dan rata dan bebas dari tambalan, sirip, tonjolan, cerukan, lubang-
lubang, tanda-anda pelaksanaan, kantung-kantung.
2 Semua besi pengikat, termasuk pengikat-pengikat bekisting, harus
dipotong ke dalam dan bekasnya dibersihkan. Semua tambalan, jika
memang ada, harus dirapikan sehingga tidak menampakkan perbedaan
pada permukaan beton pada waktu pekerjaan selesai.
D. Finishing pada beton yang tersembunyi
1 Beton yang tidak exposed memerlukan penambalan dan perbaikan untuk
menutup semua lubang-lubang dan cacat-cacat permukaan, kemudian
buat permukaannya rata dengan permukaan sekitarnya.
2 Permukaan beton yang tersembunyi termasuk semua beton yang berada
dibawah finishing arsitektural, kecuali finish cat dan material finishing
yang tipis dan fleksibel.
E. Penambalan Beton
Siapkan mortar penambal yang terdiri atas 1 bagian semen Portland sesuai
dengan mutu dan warna beton yang ditambal, dan 2.5 bagian pasir ditambah
air secukupnya untuk kemudahan kerja. Sesuaikan komposisi mortar
sedemikian sehingga diperoleh konsistensi campuran mortar yang paling
tepat untuk penambalan. Sikat dan berikan semen perekat basah pada
Pekerjaan Beton
Hal 29 dari 33
lokasi tambalan dan lakukan penambalan ketika air telah berkurang di
semen perekat. Buat tambalan mortar sedikit menonjol dari permukaan
sekitar selama 1 – 2 jam untuk memungkin terjadinyan susut dan kemudian
ratakan dengan permukaan sekitarnya.
3.10 Beton kedap air (waterproof concrete)
A. Beton di tangki air, dinding basement, lantai paling bawah basement, struktur
dinding yang bersentuhan langsung dengan penahan tanah, lubang dasar
lift, atap taman, dan struktur lain yang kontak dengan air harus dibuat kedap
air dengan bahan tambahan (additive) dan atau lembaran membran seperti
yang disyaratkan dalam gambar atau spesifikasi. Bahan kedap air dan atau
lembaran membran kedap air harus disetujui oleh Pengawas.
B. Dalam penggunaan bahan adiktif untuk kedap air, perhatian dan petunjuk
berdasarkan persetujuan dari pengawas harus dilaksanakan untuk menjamin
bahwa betonnya sendiri telah dicampur, ditangani, dicor dan dirawat dengan
benar sehingga dapat diperoleh kekedapan yang dikehendaki.
C. Slump campuran beton harus dibuat minimum untuk menjamin pengecoran
dan pemadatan yang layak
D. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk membuat beton kedap air
benarbenar kedap air. Jika terjadi rembesan atau kegagalan kekedapan
lainnya, maka biaya perbaikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
E. Kontraktor memberi jaminan minimum selama 10 tahun untuk kekedapan ini,
terhitung sejak selesainya pekerjaan beton kedap air ini dilakukan. Jaminan
meliputi semua kegagalan material dan semua kegagalan untuk memenuhi
syarat dalam spesifikasi ini.
F. Jika terjadi rembesan, lembab, kegagalan selama masa jaminan 10 tahun,
Kontraktor, dengan biaya Kontraktor sendiri, harus segera melakukan
pekerjaan perbaikan pada lokasi yang cacat/ rusak/ gagal dan memperbaiki
semua kerusakan akibat kegagalan ini.
3.11 Cacat pekerjaan (Defect Works)
A. Struktur beton ini dianggap cacat/ rusak/ gagal
1 Beton yang tidak dibentuk sesusai dengan yang ditunjukkan, tidak lurus
sesuai dengan yang dikehendaki, tidak tegak atau rata sesuai dengan
yang dikehendaki, tidak sesuai kemiringan atau levelnya.
Pekerjaan Beton
Hal 30 dari 33
2 Keropos atau berlubang, walaupun telah ditutup, diisi ataupun diratakan ,
kecuali dengan persetujuan Pengawas.
3 Terdapat serbuk kayu, serpihan kayu atau kotoran yang tertanam.
4 Atau yang sepenuhnya tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak.
5 Atau jika menurut pendapat Arsitek/ Perencana terdapat satu atau
beberapa bagian material beton, finishing, ataupun pekerjaan beton yang
tidak sesuai dengan persyaratan yang relevan dari spesifikasi ini.
B. Semua pekerjaan yang digolongkan sebagai pekerjaan cacat/rusak/gagal
harus diganti dan diperbaiki sesusi dengan spesifikasinya.
C. Cara menangani hasil pekerjaan cacat yang akan diganti dan metoda
pelaksanaannya harus sesuai dengan arahan dari Arsitek/ Perencana.
Dalam segala hal, perbaikan cacat beton harus dapat menghasilkan beton
yang dikehendaki.
D. Semua biaya perbaikan dan perapihan cacat beton menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
E. Retakan-retakan yang terjadi pada beton harus diperbaiki sesuai dengan
petunjuk Arsitek/ Perencana. Dalam hal terjadi retak kecil (honeycomb),
retak non-struktural, atau cacat lain pada beton akibat pembongkaran
bekisting, Arsitek/Perencana harus segera diberitahu, tidak boleh dilakukan
pemberian plaster atau penambalan kecuali atas perintah Arsitek/
Perencana. Pekerjaan grouting harus dilaksanakan metoda yang paling
tepat.
3.12. Pengecoran beton baru diatas beton lama
A. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan dengan semprotan angin
atau sejenisnya.
B. Sebelum beton baru dicorkan, permukaan beton lama harus dilabur
campuran air dan semen dalam perbandingan 1:1 ( dalam volume).
C. Untuk beton kedap air, sebelum pengecoran beton baru, permukaan beton
lama harus di labur dengan bahan bonding yang disetujui Pengawas.
D. Cor beton baru segera setelah lapisan bonding pada beton lama telah
kering.
Pekerjaan Beton
Hal 31 dari 33
3.13. Pengecoran topping beton yang terpisah.
A. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan beton dasar dan bersihkan dari
benda-benda asing.
B. Termpatkan pemisah, pembesian, pembatas tepi, dan item lainnya yang
harus ditanam.
C. Berikan bonding pada permukaan beton dasar sesuai dengan instruksi
pabrikan. Berikan lapisan pasta semen dan pasir encer pada permukaan
beton dasar sebelum pengecoran beton toppingnya.
D. Cor beton topping sesuai dengan kelurusan dan level yang disyaratkan.
E. Pada lantai dan atap beton, floor hardener harus diberikan sesuai yang
disyaratkan bagian 2.9 spesifikasi ini.
3.14. Pekerjaan Beton massal (Mass Concrete)
A. Umum
1 Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.IR-70, ACI 207.2R-73 dan
ACI 207 207.3R-79
2 Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan kepada Engineer untuk
mendapatkan persdetujuan, metoda rencana campuran beton (design
mix), pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pengendalian
temperature dan perawatannya.
B. Bahan-bahan
1 Semen. Semen harus tipe I atau IV ( semen berhidrasi panas rendah)
2. Agregat. Ukuran maksimum butiran kasar harus sesuai dengan
persyaratan bagian 2.2 spesifikasi ini.
3. Bahan tambahan pozzolanik : Bahan-bahan tambahan pozzolanik harus
sesuai dengan persyaratan ASTM-C 618.
4. Semua material beton harus mempunyai temperatur serendah mungkin.
C. Kadar semen
1 Kadar semen harus sesuai dengan bagian 2.10.B spesifikasi ini.
2 Slump campuran tidak boleh lebih dari 15 cm, kecuali menggunakan
superplasticizer yang disetujui Perencana.
Pekerjaan Beton
Hal 32 dari 33
D. Pembesian
1 Pembesian harus kuat dan kokoh agar tidak berubah tempat selama
pengecoran.
2 Persyaratan lainnya mengenai pembesian harus sesuai dengan
persyaratan dalam Bab 3. Pekerjaan pembesian.
E. Pengecoran
1 Temperatur campuran beton tidak boleh lebih dari 35ºC.
2 Setiap ukuran bagian struktur beton masal harus diketahui sehingga
temperatur yang timbul dari panas hidrasi beton tidak melampaui
temperatur maksimum yang ditetapkan.
3 Urut-urutan pengecoran dan jeda antara pengecoran antar bagian beton
masal harus ditetapkan agar retakan yang terjadi akibat panas hidrasi
beton dapat diminimalkan.
F. Metoda Pengecoran
Metoda pengecoran beton masal harus dengan pola papan catur.
G. Perawatan dan pengendalian Temperatur
1 Setelah beton dicor, permukaan beton harus dijaga kelembabannya
dengan penyemprotan air atau cara lainnya. Dan harus dilindungi dari
sinar matahari langsung, pengeringan yang cepat.
2 Untuk mengetahui dengan pasti kenaikan suhu beton dan untuk
mengendalikan perawatan, suhu permukaan dan bagian dalam beton
massal harus diukur, setelah beton dicor.
3 Ketika suhu dalam beton naik, beton harus dirawat sehingga tidak tejadi
perningkatan suhu yang terlalu cepat. Harus senantiasa dijaga agar
beda suhu pada permukaan beton tidak terlalu rendah dibandingkan
dengan suhu di dalam beton ( beda suhu maksimum 20ºC ).
4. Setelah suhu bagian dalam beton mencapai maksimum, permukaan
beton harus ditutup dengan material insulasi atau sejenisnya untuk
mempertahankan panas agar tidak terjadi perbedaan suhu yang telalu
besar antara permukaan dan bagian dalam beton. Bekisting dan penutup
dapat dibuka bila beda suhu antara suhu luar dan bagian dalam beton
tidak lebih dari 20ºC.
Pekerjaan Beton
Hal 33 dari 33
3.15. Lain-lain
A. Grouting dan Drypack
1 Bahan grouting. Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan sejumlah air
secukupnya sehingga grouting akan mudah mengalir sendiri. Bahan
pengurang air dan bahan pemudah kerja dapat ditambahkan.
2 Drypack. Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air secukupnya
untuk mengikat material.
3 Pelaksanaan. Lembabkan permukaan dan ulas dengan semen. Tekan
bahan grouting ketempatnya dan isikan sehingga lubang / celah dapat
terisi penuh. Buat permukaan gouting yang halus pada beton exposed
dan rawat kelembabannya paling tidak selama 3 hari.
B. Goutting tidak-susut (Non-Shrink-Grout) digunakan pada pemasangan
dowel, base plate/ plat penumpu, celah sekitar lubang pipa yang menembus
beton ataupun tempat lain yang ditunjukkan. Campur dan corkan ketempat
yang ditunjukkan sesuai dengan instruksi dan rekomendasi tertulis
pabriknya. Kontraktor harus melakukan tes yang membuktikan tidak terjadi
susut setelah setting. Satu hari setelah pemasangan, kekuatan tidak boleh
kurang dari 3000 psi dan 8000 psi setelah 28 hari sesuai ASTM C109. Non
shrink grout harus mengisi minimal 95%– 100% dari volume/ area yang
digrout. Grouting yang mengandung bahan tambahan in-organik, pengurang
air, atau pelicin harus tidak menyusut lebih besar dari yang setara dengan
campuran semen,pasir, air yang diuji sesuai dengan ASTM C596. Semua
bahan non-shrink-grout harus sesuai dengan persyaratan kinerja dalam
CRD- C611-80 (Flow Cone).