Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

33
Pekerjaan Beton Hal 1 dari 33 PEKERJAAN BETON PASAL 1. UMUM 1.1. Persyaratan Umum A. Semua pekerjaan beton harus memenuhi peraturan Beton Indonesia, kecuali telah ditetapkan pada bagian lain. B. Kontraktor harus memperhatikan semua pekerjaan mekanikal, sanitary dan pekerjaan listrik serta lubang-lubang untuk pipa atau pekerjaan ducting yang harus ditanam di dalam beton, berdasarkan persyaratan dari gambar- gambar M & E. C. Beton harus terbuat dari semen, aggregat dan air. Bahan tambahan lain yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas . 1.2. Lingkup Pekerjaan. A. Pekerjaan yang termasuk meliputi : 1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperhatikan, disyaratkan atau sebagaimana diperlukan.. Tanggung jawab Kontraktor atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia SK SNI 032847-2002 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. 2. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Perencana atau Pengawas guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang disetujui oleh Perencana.

Transcript of Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Page 1: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 1 dari 33

PEKERJAAN BETON

PASAL 1. UMUM

1.1. Persyaratan Umum

A. Semua pekerjaan beton harus memenuhi peraturan Beton Indonesia,

kecuali telah ditetapkan pada bagian lain.

B. Kontraktor harus memperhatikan semua pekerjaan mekanikal, sanitary dan

pekerjaan listrik serta lubang-lubang untuk pipa atau pekerjaan ducting

yang harus ditanam di dalam beton, berdasarkan persyaratan dari gambar-

gambar M & E.

C. Beton harus terbuat dari semen, aggregat dan air. Bahan tambahan lain

yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas .

1.2. Lingkup Pekerjaan.

A. Pekerjaan yang termasuk meliputi :

1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,

instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua

pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan

semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya

dengan itu, lengkap sebagaimana diperhatikan, disyaratkan atau

sebagaimana diperlukan..

Tanggung jawab Kontraktor atas instalasi semua alat-alat yang

terpasang,

selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton.

Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton

Indonesia SK SNI 032847-2002 : Tata Cara Penghitungan Struktur

Beton Untuk Bangunan Gedung.

2. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak

termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah

ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu

pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur

konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara

kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus

dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Perencana atau Pengawas

guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang disetujui oleh

Perencana.

Page 2: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 2 dari 33

3. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna

kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh

berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat

didalam SNI 03-2847-2002. Dalam hal ini “Pengawas yang ditunjuk”

harus segera diberitahukan untuk persetujuannya.

4. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk membuat dan membiayai

semua desain campuran beton dan test-test untuk menentukan

kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk

setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan

bekerja/ berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan,

dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Pengawas. Kontraktor

berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.

5. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :

a. Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini.

b. Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting.

c. Mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali

tulangan beton.

d. Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian.

e. Landasan beton untuk peralatan.

f. Grouting dibawah base plate.

g. Memasang vapor barrier di bawah slab beton yang langsung diatas

tanah, termasuk lantai beton pelat dasar, tangga dan lain

sebagainya yang terletak di atas tanah.

h. Menambal, membersihkan dan memperbaiki semua beton yang

disyaratkan.

i. Menyerahkan laporan-laporan, contoh-contoh, data produk,

sertifikat mill dan gambar-gambar kerja konstruksi.

6. Pekerjaan beton untuk struktur atas termasuk kolom, lapisan tahan api,

dinding, balok, lantai, beton pada metal deck, slab atap, parapet,

tangga, platform dan pekerjaan beton lainnya serta komponen-

komponen seperti terlihat pada gambar.

B. Catatan-catatan pada gambar-gambar struktur adalah merupakan bagian

dari bab ini.

Page 3: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 3 dari 33

C. Pekerjaan yang berhubungan :

1 Pekerjaan cetakan, acuan dan perancah.

2 Pekerjaan pembesian.

1.3. Referensi dan standar-standar

Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini kecuali tercantum dalam

gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standar

dan spesifikasi berikut :

A. PBI – NI 2 – 1971 Peraturan beton bertulang Indonesia – 1971

B. SNI 03-2847-2002 Tata cara penghitungan struktur beton untuk bangunan

gedung

C. PUBI-1982 Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia

D. ACI-304 Preplaced Aggregate Concrete for Structural and

Mass

ACI 304.IR-79 Concrete, Part 2.

ACI 304.2R-71 Placing Concrete by pumping Methods, Part 2.

ACI 304, 304-71 High Density Concrete : Measuring, Mixing,

Transporting, and Placing, Part 2.

E. ASTM – C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete.

F. ASTM – C33 Standard Specifications for Concrete Aggregates.

G. ACI – 318 Buildings Code Requirements for Reinforced Concrete

H. ACI – 301 Specification for Structural Concrete of Building

I. ACI – 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part-1

ACI 212.2R-71 Guide for use of Admixture in Concrete, Part-1

J. ASTM – C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement

Concrete.

K. ASTM – C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly

Mixed Concrete by the Pressure Method.

L. ASTM –C171 Standard Specifications for Sheet Materials for Curing

Concrete.

M. ASTM – C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete

N. ASTM – C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test

Specimens in the Field.

Page 4: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 4 dari 33

O. ASTM – C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled

Cores and Sawed Beams of Concrete

P. ASTM – C309 Standard specification for Liquid Membrane Forming

Compounds for Curing Concrete

Q. ASTM – D1752 Standard specification for Performed Spange Rubber

and Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving

and Structural Construction.

R. ASTM – D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint

Fillers for Concrete Paving and Structural Construction

(Non-extruding and Resilient Bituminous Types).

1.4. Penyerahan-penyerahan

Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada

“Pengawas yang ditunjuk” sesuai dengan jadwal yang telah disetujui dan

dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan

sendiri maupun pada pekerjaan konraktor lain.

A. Gambar kerja.

Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh

Kontraktor kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan ijin. Penyerahan

harus dilakukan sekurang-kurangnya 5 (lima) hari kerja sebelum jadwal

pelaksanaan pekerjaan beton untuk diperiksa.

B. Data dari pabrik.

Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum

pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Pengawas

sedikitnya 5 (lima) hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan

laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan

campuran yang diperuntukan proyek ini.

C. Hasil dari trial mix

Semua data untuk trial mix yang disyaratkan pada 2.10.C. (Trial Mix) dari

bab ini, harus diserahkan kepada Pengawas.

D. Contoh-contoh untuk beton eksposed.

1 Perlu perhatian untuk bahan-bahan dan metoda konstruksi. Keputusan

penting untuk bahan-bahan atau metode-metode konstruksi, ataupun

keduanya, untuk mendapatkan penyelesaian yang disyaratkan, harus

menjadi tanggung jawab kontraktor tanpa biaya tambah kepada

Pemberi Tugas.

Page 5: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 5 dari 33

2 Untuk beton exposed dengan agregat warna harus cocok dengan

pendapat arsitek.

a. Sedikitnya 14 hari sebelum pengecoran beton expose berwarna,

sample harus diserahkan kepada Arsitek untuk mendapatkan

persetujuan. Contoh dari beton exposed berwarna sebesar 40 m2

dengan tebal 7,5 cm diajukan untuk persetujuan Arsitek.

b. Contoh harus dicuring selama 28 hari.

c. Persetujuan Arsitek harus telah didapatkan mengenai warna dan

texture sebelum pengecoran dilaksanakan. Contoh panel tambahan

harus disediakan jika Perencana tidak menyetujui contoh beton

yang diajukan.

3 Semua beton pada waktu selesainya pekerjaan harus cocok dengan

pendapat arsitek, contoh panel yang telah dicor dan disetujui. Contoh

panel di lapangan yang telah disetujui harus disimpan dan dilindungi

untuk dipakai sebagai pembanding oleh Arsitek terhadap hasil beton

yang jadi, sampai persetujuan akhir pekerjaan secara keseluruhan oleh

pihak Pemberi Tugas. Kemudian menyingkirkan dari site setelah

selesai.

4 Sebelum pengecoran beton manapun seperti contoh yang disetujui,

harus didapatkan persetujuan Arsitek atas contoh-contoh yang

diajukan. Apabila contoh-contoh yang diajukan tidak disetujui oleh

Perencana , maka harus disediakan contoh-contoh tambahan sampai

mendapat persetujuan untuk hal tersebut.

E. Contoh-Contoh Lain

- Aggregate halus (0,5 kg)

- Kerikil (0,5 kg)

- Admixture (0,51 each)

- Curing material (0,5 l)

- Water stop (300 mm)

- Joint filler

- Water proofing sheet (0,3 m2

)

- Floor hardener (0,1kg)

- Reinforcement supports

F. Laporan-laporan

Laporan percobaan laboratorium harus diserahkan kepada Pengawas

termasuk kurva percobaan campuran (trial mix curves), pada semua

percobaan dan design mixes, untuk mendapat persetujuan dalam waktu

hari setelah mendapat perintah kerja, atau sedikitnya hari sebelum

pengecoran awal beton, tanggal manapun yang lebih awal.

Page 6: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 6 dari 33

G. Pengecoran beton

Tahapan pengecoran harus diserahkan.

1.5. Percobaan dan Pemeriksaan.

A. Umum

Test bahan : sebelum membuat campuran, test laboratorium harus

dilakukan untuk test berikut sehubungan dengan prosedur-prosedur

ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi

proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.

B. Semen : Berat jenis semen

C. Aggregat. Aggregat halus maupun kasar : analisa tapis, berat jenis,

persentasi dari void (kekosongan), penyerapan, dan kelembaban dari

aggregat kasar dan halus. Berat kering dari aggregat kasar. Modulus halus

dri aggregat halus.

D. Air Test kimia

E. Percobaan beton

1 Gudang/ tempat penyimpanan contoh benda uji. Gudang penyimpanan

yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh Kontraktor untuk

menyimpan benda-benda uji kubus beton, selama pemeliharaan.

Gudang harus mempunyai ruang yang cukup untuk menampung semua

fasilitas yang diperlukan dan dan semua benda uji kubus yang

dimaksudkan. “Kontraktor” harus menyerahkan detail dari gudang

kepada Pengawas untuk persetujuan. Gudang harus dilengkapi

dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik. Pengawas

berhak untuk langsung meninjau ruang/gudang penyimpanan contoh

benda uji kubus tersebut.

2 Percobaan laboratorium

Jumlah silinder percobaan untuk struktur beton kecuali tiang bor adalah

sebagai berikut :

a. Untuk batching plant

Contoh untuk percobaan kekuatan beton untuk kolom dan

dinding harus diambil minimum 3 contoh untuk setiap 20 m3

dari setiap macam mutu, satu untuk percobaan kekuatan beton

umur 7 hari dan lainnya untuk 28 hari.

Page 7: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 7 dari 33

i. Jumlah contoh yang diambil sedikitnya 12 contoh setiap 100 m3

dari pengecoran beton setiap hari dimana 6 contoh untuk

percobaan kekuatan beton umur 7 hari dan 6 contoh lainnya

untuk 28 hari.

ii. Dari no. 1 dan 2, jumlah yang lebih kecil harus diambil untuk

percobaan.

b. Untuk ready mix : Untuk pengiriman harian, pada pengiriman setiap

hari harus dilakukan percobaan sebagai berikut :

Contoh dari satu batch yang dipilih secara acak harus diambil

sebagai berikut :

Truk mixer Jumlah contoh

1 truk mixer 1 X 3 contoh

2-5 truk mixer 2 X 3 contoh

6-10 truk mixer 3 X 3 contoh

setiap tambahan 10 truk mixer tambahan 1 X 3 contoh

Contoh-contoh tersebut di atas harus diambil pada tempat

penuangan dari truk dan pada rentang waktu antara kira-kira 15 %

sampai 85% dari beban muatan truk. Pada setiap pengambilan

contoh dari satu batch, harus diambil beton segar sebanyak kira-

kira 30 kg, dengan memakai ember atau alat yang tidak menyerap.

Contoh tersebut harus diaduk ulang lagi dengan baik pada suatu

alas yang datar kemudian dibagi menjadi dua bagian dan prosedur

membuat contoh harus mengikuti SK SNI ; Metoda Pembuatan

dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium. Tingkat kekuatan

dari suatu mutu beton dinyatakan memenuhi kekuatan beton yang

disyaratkan fc’ bila memenuhi ketentuan berikut :

1. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-

masing terdiri dari tiga hasil uji kuat tekan tidak kurang dari fc’ +

0.82 S dimana S adalah standar deviasi dari kelompok nilai hasil

uji yang ditinjau.

2. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder)

mempunyai nilai di bawah 0.85 fc’

3. Dua dari hasil percobaan kekuatan tekan tidak boleh

mempunyai deviasi lebih dari 20 % dari nilai tertinggi.

Page 8: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 8 dari 33

Dimana :

S : Deviasi standar dari sekelompok benda uji

N

S = √ ∑ ( f’ c i – f c

r)2

1

f ‘ci = nilai

kekuatan tekan

rata-rata dari hasil

percobaan

f cr = nilai percobaan kekuatan tekan beton

Jumlah maksimum penolakan beton dilapangan dari keputusan

apapun adalah sebagai berikut :

Untuk Contoh M3

elemen-elemen struktur

dengan tegangan tinggi

Kolom, dinding geser, balok-balok

utama, pile cap 30

pekerjaan struktur yang biasa Anak balok, pelat lantai 60

3. Penyelidikan pada hasil-hasil percobaan dengan kekuatan rendah :

Apabila mutu benda uji berdasarkan hasil percobaan kekuatan silinder

ternyata lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan

percobaanpercobaan dengan tahapan sebagai berikut :

(a) “Hammer test” percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM

C805-79. Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari

yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut :

(b) “Drilled Core Test” harus seuai dengan ASTM C42-27 apabila hasil

dari percobaan “drilled core” ini masih lebih rendar dari yang

disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut :

(c) Loading test/ percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71

dan ACI-318-89. Apabila hasil percobaan pembebanan ini masih

lebih rendah dari yang disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak

layak pakai.

Page 9: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 9 dari 33

F. Pengujian Slump

1 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana

nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI

1971,ASTM C 143 dan ASTM C231, pada saat yang sama percobaan

silinder dibuat kecuali ditentukan lain oleh Pengawas .

2 Kontraktor harus menjamin bahwa dia mampu dengan slump berikut,

beton dengan mutu kekuatan yang memuaskan, yang akan

menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-

rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa Kontraktor

bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian

mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.

Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di

pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maksimum slump harus 100 mm

sampai 150 mm.

PASAL 2. BAHAN-BAHAN/ PRODUK

Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan

peraturanperaturan Indonesia.

2.1. Semen

A. Mutu semen

1 Semen portland harus memenuhi persyaratan standar Internasional

atau spesifikasi bahan bangunan bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau

sesuai sesuai SII-0013-82. Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal,

kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen

yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan jika ada ijin tertulis

dari pihak Pengawas .

2 Pada kondisi tertentu Kontraktor boleh memakai lebih dari satu merek

semen untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti yang disetujui oleh

Pengawas .

3 Jika mempergunakan semen portland pozoland pozolan (campuran

semen portland dan bahan pozoland) maka semen tersebut harus

memenuhi ketentuan SII 0132 “ Mutu dan Cara Uji Semen Portland

Pozoland” atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.

4 Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan

dengan jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis ini harus sesuai

dengan jenis semen yang digunakan dalam menentukan rencana

campuran beton berdasarkan ketentuan persyaratan mutu beton.

Page 10: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 10 dari 33

B. Penyimpanan semen

1 Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan

dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan dasar/alas terangkat

bebas dari tanah dan kemasan ditumpuk sesuai dengan syarat

penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang

telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun

tercampur bahan lain, tidak boleh digunakan dan harus disingkirkan

dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam kemasan yang utuh dan

terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya

dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah

disimpan lebih dari 90 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.

2 Semen curah harus disimpan didalam konstruksi silo secara tepat

untuk melindungi terhadap penggumpalan semen selama

penyimpanan.

2.2. Aggregate

A. Aggregate untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII

0051-82 “Aggregate Untuk Adukan Beton, Cara Penentuan Besar butir “

dan SII 0052-80 “ Mutu dan Cara Uji Aggregate Beton” dan bila tidak

tercakup dalam SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi aggregate

untuk beton dan disetujui oleh Pengawas .

B. Semua Aggregate harus bersih, keras dan mempunyai sifat kekekalan

(tahan lama) seperti disyaratkan. Mencuci, memproses, memisahkan,

mencampur dan sebagainya harus dilaksanakan seperlunya untuk

mendapatkan gradasi dan syarat-syarat mekanik yang disyaratkan.

C. Aggregate boleh berasal dari sumber/ tambang atau sumber alam lain dan

harus diproses seperlunya untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Semua

sumber harus disetujui oleh Pengawas seperti dinyatakan dalam kondisi

umum dari kontrak.

1. Aggregate halus (pasir)

Aggregate halus terdiri dari pasir

a) Aggregate halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%

(ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur

adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan0,063mm. Apabila

kadar lumpur melampaui 5% maka aggregate halus harus dicuci.

Sesuai PBI’71 ban 3.3 atau SII 0051-82.

b) Aggregate halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel seperti

Page 11: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 11 dari 33

yang ditentukan di pasal 3.5 dari NI-2. PBI’71 dan SII 0051-82 dan

SII 0052-80.

c) Ukuran butir-butir aggregat halus, sisa di atas ayakan 4mm harus

minimum 2% berat; sisa diatas ayakan 1mm harus minimum 10%

berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan

90% berat.

d) Sifat kekal, diuji dengan larutan jenuh garam sulfat,

sebagai berikut:

(1) Jika dipakai Natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum

10%

(2) Jika dipakai Magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimum

15%

e) Sifat organik tidak boleh melampaui persyaratan-persyaratan di SII-

0077

f) Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari

pengotoran oleh bahan-bahan lain.

g) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai aggregat halus untuk semua

mutu beton.

2. Aggregat kasar (kerikil dan/ atau batu pecah)

Yang dimaksud dengan aggregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi

alami dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan

batu, dengan besar butir lebih kecil dari 30 mm, keras, kuat dan bebas

dari lumpur, tanah liat dan bahan-bahan organik.

a) Gradasi dari aggregat kasar harus sesuai dengan PBI – 1971, SII

0051-82 dan SII 0052-80

b) Butir-butir harus terdiri dari berbagai ukuran seperti dinyatakan di

PBI – 1971 NI-2 Bab 3.5. Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0%

berat; sisa dia tas ayakan 4mm, harus berkisar antara 90% dan

98% berat, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan

yang berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.

c) Mutu koral; butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah

jumlah butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung

zat-zat aktif alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh

pengaruh cuaca.

Page 12: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 12 dari 33

d) Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut:

(1) Jika dipakai Natrium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 12%

(2) Jika dipakai Magnesium-sulfat, bagian yang hancur maksimum 18%.

e) Kekerasan butir-butir aggregat kasar diperiksa dengan bejana

penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20lt, harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut:

(1) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari

24% berat

(2) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari

22% atau dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh

terjadi kehilangan berat lebih dari 50% sesuai SII 0087-75, atau

PBI-71.

f) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat

kering) yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui

ayakan 0,063 mm apabila kadar lumpur melalui 1% maka aggregat

kasar harus dicuci.

g) Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat

merusak beton

h) Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar

terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.

3. Tabel gradasi standard dari aggregat normal (*)

Ukuran

max.

agregat

( mm )

Ukuran tapis ( mm )

50 40 30 25 20 15 10 5 2.5 1.2 0.8 0.3 0.15

Agregat

kasar

atau batu

pecah

40 100 - - 35-70 - 10-30 0.5 - - - - -

30 - 100 95-100 - - 10-35 0-10 0-5 - -

25 - - 100 90-100 60-90 - 20-50 0-10 0-5 - -

20 - - 100 90-100 20-55 0-10 - - - -

Agregat 100 90 80 50 25 10 2-15

halus 100 100 90 65 35

Catatan : (*) adalah untuk referensi saja

Page 13: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 13 dari 33

2.3. A i r

Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh

mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-

bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat

baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan,

maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Pengawas .

2.4. Bahan campuran tambahan (Admixture)

Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari

container. Admixture harus sesuai dengan ACI 212 2 R-64. Segala macam

Admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh

Pengawas. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh

dipakai.

2.5. Bahan-bahan untuk curing beton

Bahan -bahan untuk curing yang diperbolehkan sesuai persyaratan adalah

sebagai berikut : - Karung goni, Liquid membrane forming compound, plastik

tertutup dan atau mengikuti ASTM C-309.

2.6. Waterstop

A. Waterstops dipasang pada semua sambungan-sambungan kontruksi yang

berhubungan langsung dengan air tanah dan ditempat yang ditunjukkan

pada gambar. Waterstop harus menerus dan dipasang secara akurat dan

dikencangkan dengan baik dan ditunjang untuk mencegah lendutan.

Waterstop harus dari jenis PVC yang ada perkuatannya untuk mengadakan

suatu perekatan yang permanen terhadap beton, mencegah pergerakan

dari waterstop setelah hidrasi.

B. PVC waterstop harus mengikuti persyaratan minimum berikut :

- Kekuatan tarik : 0 kg/cm2

- Terulurnya pada waktu putus : 30%

- Berat jenis : 13 t/m3

Dimensi minimum dari waterstop-waterstop harus

sesuai tabel berikut (semua dimensi dalam mm) :

Lebar Tebal Diameter bulatan

ditepi*)

Diameter bulatan

ditengah*) Tinggi bulatan ditepi**)

140 190 240 4.5 4.5 4.5 125 125 19 8 8 10 --22

Catatan : *) hanya waterstop untuk bagian dalam (internal waterstop only) **) hanya waterstop untuk bagian luar (external waterstop only)

Page 14: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 14 dari 33

C. Jumlah pertemuan sambungan di lapangan haruslah seminimum mungkin.

2.7. Joint filler

Kontraktor harus memasok dan memasang premorded joint filler pada

semua expansion joints dan dimana ditunjukkan pada gambar. Kecuali

disyaratkan lain, joint filler haruslah yang resin atau bitumen bonded cork.

Bahannya harus dari pabrik yang disetujui oleh Perencana dan harus

sesuai dengan :

- ASTM D-1752, type II for resin Bonded Cork

- ASTM D-1751, for Bitumen Bonded Cork

2.8. Waterproofing sheet

Sesuai dengan bab spesifikasi detail dari waterproofing pada spesifikasi

arsitektur.

2.9. Floor Hardener.

Untuk lantai beton yang diexposed dan untuk keperluan beban berat, harus

diberikan floor hardener dengan kepadatan sebagai berikut :

- Ruang M/E : kepadatan normal 3 kg/m3

- Loading dock/ sirkulasi lalu lintas padat, kepadatan tinggi 16 kg/m3

2.10. Mutu dan Konsistensi Dari Beton

A. Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari,

kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut (Mpa) :

1 Pilecap, semua pelat dan balok diatas tanah : f’c-0

2 Kolom-kolom, dinding kolom diatas pondasi : f’c-0

3 Semua pelat dan balok-balok beton bertulang diatas lantai dasar : f’c-0

4 Semua balok-balok prestress : f’c-0

5 Semua beton non struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : f’c-0

Page 15: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 15 dari 33

B. Semua beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau air harus

memenuhi kadar semen minimum seperti pada tabel berikut:

Pengaruh luar

Beton bertulang Beton pratekan

Agregat yang berukuran nominal

maks (mm)

Agregat yang berukuran nominal

maks (mm)

40 20 14 10 40 20 14 10

Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3 Kg/m3

Ringan : misal dilindungi sempurna

terhadap cuaca atau keadaan cuaca

normal selama konstruksi

220 250 27 290 300 300 300 300

Sedang : misal telindung dari hujan

besar dan terhadap pembekuan

ketika jenuh air. Beton terpendam dan

beton yang terendam air sepenuhnya

26 290 320 340 300 300 320 340

Berat : misal terpengaruh oleh air laut,

air rawa, terpaan hujan, kering dan

basah silih berganti dan pembekuan

ketika masih basah. Mengalam

kondensasi berat atau uap yang

menimbulkan korosi

32 360 390 410 320 36 390 410

C. Trial Mixes

1. Umum

Setiap design mix harus menunjukan water cement ratio, water content,

aggregate gradation, slump, air content dan kekuatan (strenght).

2 Percobaan laboratorium

Apabila design mixes sudah disetujui, percobaan-percobaan pada

setiap campuran harus dilaksanakan dilapangan untuk membuktikan

cukup tidaknya desain mixes dan menunjukan :

a. Water cement ratio

b. Workability/ slump

c. Drying shrinkage

d. Kekuatan beton pada umur 7,14 dan 28 hari

e. Kepadatan

Page 16: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 16 dari 33

Kekuatan beton dari trial mixer harus memenuhi ekuatan yang

disyaratkan. Dari setiap trial beton mix, dibuat sedikitnya 6 (enam)

contoh untuk memutuskan.

3. Percobaan di lapangan

Begitu percobaan laboratorium telah lengkap dengan memuaskan,

percobaan dengan skala penuh memakai tempat dan peralatan yang

akan dipakai untuk pekerjaan permanen harus dilaksanakan. Denah

dan peralatan harus dipelajari dan dicoba untuk pemenuhan

persyaratan-persyaratan sebelum percobaan-percobaan lapangan

tersebut diadakan. Percobaan seperti di atas harus diadakan dan

campuran dimodifikasi sampai hasilnya sesuai dengan persyaratan-

persyaratan yang disyaratkan. Untuk setiap trial mix, dibuat sedikitnya 6

(enam) contoh untuk memutuskan.

D. Bahan Tambahan ( additives )

Kontraktor boleh memakai plasticizers, retarder dan additives dengan

persetujuan Pengawas . Pemakaian bahan harus sesuai dengan instruksi

pabrik dan persetujuan pendahuluan harus diperoleh dari Pengawas dalam

setiap kasus. Kontraktor harus memastikan bahwa pemakaian dari setiap

bahan tambahan yang disetujui tidak akan mempengaruhi kekuatan,

ketahanan atau penampilan dari penyelesaian akhir pekerjaan beton.

Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.

E. Slump untuk beton

1 Konsistensi dari beton harus diperiksa dengan pemeriksaan slump.

2. Kontraktor harus meyakinkan dirinya bahwa ia mampu memproduksi

beton dengan slump seperti pada tabel berikut, beton yang memenuhi

mutu maupun kekuatan, yang akan menghasilkan penyelesaian seperti

disyaratkan, bebas dari keropos atau gelembung udara yang

berlebihan. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa

Kontraktor menerima tanggung jawab penuh untuk produksi beton dan

mencapai mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi batas

slump. Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada

pengukuran dipelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maksimum slump

harus 100 mm sampai 150 mm.

Page 17: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 17 dari 33

3. Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan/

kondisi normal :

Slump

Konstruksi beton Minimum ( cm ) Maksimum ( cm )

Dinding, pelat pondasi, dan pondasi telapak bertulang

Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi di

bawah tanah

Pelat, balok, kolom dan dinding

Pembetonan massal

7.5

12.5

10

2.5

12.5

17.5

14.5

7.5

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, nilai slump dapat

dinaikkan sampai maksimum 1.5 cm diatas harga maksimum.

2.1.1. Beton Ready Mixed

A. Beton Ready Mixed haruslah berasal dari perusahaan ready-mixed,

pengukuran, pencampuran dan pengiriman sesuai dengan ASTM C 94 –

78a.

B. Pemeriksaan bagi pengawas yang ditunjuk diadakan jalan masuk ke proyek

dan ketempat pengantaran contoh atau pemeriksaan pekerjaan yang dapat

dilalui setiap waktu. Denah dan semua peralatan untuk pengukuran,

adukan dan pengantaran beton harus diperiksa oleh Pengawas sebelum

pengadukan beton.

C. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang

sesuai dengan yang telah diuji dilaboratorium, serta secara konsisten harus

dikontrol bersama-sama oleh kontraktor dan suplier beton ready mixed.

Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil

pengujian yang diadakan laboratorium.

D. Beton temperatur yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh

melampaui 35ºC.

E. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan instruksi

yang diberikan dari pabrik. Bila dipakai dua atau lebih bahan tambahan,

maka bahan tambahan harus ditambahkan secara terpisah untuk bahan

yang lain dan mengikuti instruksi pabrik. Bahan tambahan harus sesuai

dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.IR-64.

Page 18: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 18 dari 33

F. Menambahkan air pada batch dan/ atau pada lapangan proyek pada

kesempatan terakhir yang memungkinkan dan dibawah supervisi dari

Pengawas. Air tidak boleh ditambahkan selama pengangkutan beton.

Penambahan air untuk menaikkan slump atau untuk alasan lain apapun

hanya boleh dilakukan bila diijinkan dan dibawah Supervisi dari Pengawas .

G. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air yang akurat dan

alat untuk menghitung putaran.

H. Mulailah operasi pemutaran dalam waktu 30 menit sesudah semen dan

aggregat dituang ke dalam mixer.

I. Beton harus dituangkan seluruhnya dilapangan proyek dalam waktu satu

setengah jam atau sebelum truk mixer mencapai 300 putaran yang mana

yang lebih dulu, setelah semen aggregat dituang kedalam mixer. Dalam

cuaca panas, batasan waktu harus diturunkan seperti ditentukan oleh

Pengawas .

J. Penggetaran ulang beton (yang sudah mulai pengikatan awal) tidak

diijinkan.

K. Apabila temperatur atau kondisi lain menyebabkan suatu perbedaan

(deviasi) pada slump atau sifat pengecoran, harus diberikan ukuran yang

disetujui oleh Pengawas untuk menjaga kondisi normal. Penggumpalan

beton karena aggregat yang panas, air, semen, atau kondisi lainnya tidak

diijinkan, dan beton harus ditolak.

L. Menggetarkan beton harus mengikuti ACI 309-72 (Recommended Practice

for Consolidation of Concrete)

PASAL 3. PELAKSANAAN BETON

3.1. Umum

Kecuali disetujui oleh Pengawas ’ semua beton haruslah beton ready-mixed

dengan takaran, adukan serta cara pengiriman/ pengangkutannya harus

memenuhi persyaratan didalam ASTM C94-78a,ACI 304-73,ACI Committee

304 serta mengikuti pasal 2.11 dari bab ini.

3.2. Pengadukan dan Pencampuran beton

Beton dari bahan-bahan dan desain mixes disini harus mengikuti pengukuran,

pencampuran dan pengadukan dengan pelat sesuai PBI-1971 (Bab 6.2 dan

Bab 6.3).

Page 19: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 19 dari 33

A. Pengadukan

1 Proporsi campuran beton diukur dengan ukuran berat. Penampung,

penuang dan mekanisme penimbangan harus disediakan. Jika

digunakan semen curah, penampung yang kedap air, penuang dan

mekanisme penimbangan harus disediakan. Perangkat penimbang yang

digunakan dalam mekanisme penimbangan harus selalu tersedia di

batching plant.

2 Penimbangan berat harus akurat, antara 0.5% dalam kondisi operasional

dan penunjukan skala beratnya harus mudah dibaca oleh Operator.

3 Air harus ditambahkan dalam campuran dari tempat air yang terpisah

dan harus senantiasa dikontrol dengan penyesuaian kadar air yang ada

dalam agregat.

Jika diijinkan penggunaan bahan tambahan, maka tempat penampungan

yang yang disediakan dan direkomendasikan oleh pabrikannya dan

disetujui oleh Pengawas harus digunakan.

B. Pencampuran

1 Mixing Plant harus mempunyai penampung yang mampu menampung

seluruh material adukan dan air serta mencampur mereka secara

homogen dalam waktu yang rasional. Waktu pencampuran ini harus

ditentukan di lapangan dengan percobaan berdasarkan rekomendasi

dari pembuat mixing plant.

2 Bak penampung dari alat pencampur harus dibuat sedemikian untuk

dapat mengeluarkan seluruh hasil campuran secepatnya tanpa adanya

tumpahan.

3.3. Pengiriman dan Pengangkutan Beton

A. Pengiriman :

1 Pengiriman beton dari mixing plant ke lokasi proyek harus dilakukan

sedemikan rupa sehingga terjadinya pemisahan/ segegrasi dan

kehilangan material beton dapat dicegah.

2 Lamanya pengiriman, waktu pemuatan, pencampuran dan penuangan

dari beton yang akan di gunakan tidak boleh melebihi 1 ( satu ) jam

terhitung dari waktu pencampuran air dan semen dalam mesin

pencampur.

Page 20: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 20 dari 33

B. Pengangkutan

1 Campuran Beton harus diangkut dari mixer ke tempat akhir pengecoran

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan ditangani dengan metoda

yang dapat mencegah terjadinya pemisahan/ segegrasi material beton.

2 Bagaimanapun air tidak boleh ditambahkan dalam mixer selama

pengiriman dan pengangkutan agar kadar air rencana dapat

dipertahankan.

3 Dalam pengecoran untuk kolom, dinding tipis yang cukup tinggi, harus

digunakan bukaan-bukaan bekisting, pipa fleksibel, pipa tremie, atau

peralatan lain yang disetujui sehingga memungkinkan penuangan

campuran beton dengan baik padat.

4 Tinggi jatuh bebas dari campuran beton yang dituangkan tidak boleh

lebih dari 1.50 meter.

3.4 Pengecoran dan Pemadatan

A. Persiapan :

1 Siapkan rencana pengecoran dan serahkan kepada pengawas untuk

mendapatkan persetujuan sebelum melakukan pekerjaan pengecoran.

2 Sebelum pengecoran, semua bekisting, penulangan, dan item-item yang

tertanam atau dicor harus sudah diinspeksi dan disetujui oleh pengawas.

Formulir untuk inspeksi harus diserahkan kepada Pengawas paling

lambat 24 jam sebelum waktu pengecoran. Genangan air yang

berlebihan, serpihan-serpihan beton yang telah mebgeras, kotoran,

material-mateial lepas dan benda-benda asing lainnya harus dibersihkan

dari lokasi pengecoran dan peralatan cor.

3 Penggalian di sekitar lokasi pengecoran bila perlu harus dibuat sehingga

lokasi pengecoran dapat dijaga kekeringannya. Lokasi pengecoran harus

selalu dijaga dari kemungkinan rembesan air, luapan dan genangan air,

baik dengan menggunakan pompa,saluran maupun peralatan/ cara

lainnya. Beton tidak boleh dicor kecuali jika lokasi pengecoran telah

bebas dari air dan atau Lumpur.

4 Besi tulangan harus senantiasa dijaga sesuai dengan persyaratan dalam

Bab 3 dan diinspeksi dan disetujui. Logam-logam yang tertanam dalam

beton harus bebas dari beton lama, minyak/ lemak, tanda/ tulisan dari

pabrik, dan material lain yang melekat padanya, karena akan

Page 21: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 21 dari 33

mengurangi lekatan. Peralatan yang dapat merusak susunan dan posisi

besi tulangan tidak boleh lewat diatas besi tulangan . Pada lokasi dimana

akan dipasang dowel antara beton baru dan beton lama, lubangi beton

lama, masukkan besi dowel dan sumbat dengan bahan non-shrink grout.

5 Basahi bekisting kayu secukupnya untuk mencegah retak. Basahi

material lainnya secukupnya untuk menghindari penyerapan dan

menjaga kinerja beton.

6 Kecuali ditentukan lain dalam gambar atau dalam spesifikasi ini, selimut

beton harus sesuai dengan ACI 318 -89 atau SK SNI T-15-1991-03.

7 Perhatian khusus harus diberikan dalam menjaga selimut beton, beton

pengganjal (concrete block) yang digunakan untuk membuat selimut

beton harus mempunyai mutu yang sama atau lebih dari beton yang

dicor.

Kecuali ditentukan lain, beton atau besi pengganjal atau harus diberikan

dalam jumlah minimum 8 (delapan) buah per meter persegi baik di atas

bekisting ataupun lantai kerja.

B. Item-item tertanam (Embedded)

1 Termasuk item yang tertanam dalam beton antara lain adalah lubang-

lubang, baut angkur, paku-paku, piping, fitting atau material lain yang

dtetapkan oleh Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal. Sediakan fasilitas dan

pengawasan yang diperlukan untuk penasangan material ini and lakukan

perkuatan yang diperlukan untuk pemasangan ini. Jangan melakukan

pengecoran sampai semua material yang mestinya tertanam dalam

beton telah dipasang di lokasi yang benar, terpasang dengan kuat,

bersih, telah diperiksa dan disetujui. Pasang semua item tertanam sesuai

dengan gambar kerja dan denah pemasangan yang telah disetujui.

Lengkapi dengan pengikat dan penumpu yang diperlukan agar item-item

tertanam tersebut tetap dalam posisinya selam pengecoran beton.

2 Pipa dan lubang harus dipasang sedemikian sehingga tidak mengurangi

kekuatan sturktur. Bagaimanapun pipa dan lubang tidak boleh dibuat

didalam pelat lantai yang tebalnya kurang dari 12 cm.

3 Lubang pipa dapat menembus pelat lantai atau dinding, tetapi tidak

boleh terbuka sehingga berkarat atau mengakibatkan penurunan

kekuatan struktur. Lubang pipa harus dibuat cukup untuk dapat dilewati

sambungan pipa . Jarak antar lubang pipa tidak boleh kurang dari 3 kali

diameter lubang ( as ke as )

4 Lubang dapat dibuat di dinding tetapi diameternya tidak boleh lebih dari

1/3 tebal dinding dan jarak antar lubang tidak boleh kurang dari empat

Page 22: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 22 dari 33

kali diameter lubang atau 10 cm as ke as, dan tidak menyebabkan

pengurangan kekuatan struktur.

5 Pipa dan lubang-lubang pipa lainnya yang terbuat dari aluminium tidak

boleh ditanam dalam beton structural.

6 Pemasangan item-item tertanam bagaimanapun tidak boleh merusak /

memindahkan besi tulangan utama.

7 Pipa atau lubang-lubang dalam pelat lantai tidak boleh mempunyai

ukuran lebih dari 1/3 tebal pelat lantai dan tidak boleh dipasang di

selimut beton, harus diletakkan diantara tulangan atas dan tulangan

bawah.

C. Pengecoran Beton.

1 Pekerjaan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI 1971, ACI-304-

73, ACI Committee 304, ASTM 94-78.

2 Beton harus dicor dalam bekisting sedekat mungkin dengan lokasi

akhirnya secara seragam dengan ketebalan tidak lebih dari 30 cm,

Bekisting atau besi tulangan yang terkena cipratan beton harus

dibersihkan sebelum proses pengecoran berikutnya.

3 Kecuali ditetntukan lain atau disetujui pengawas, beton tidak boleh dicor

bebas dari ketinggian lebih dari 2 m.

4 Beton tidak boleh dituangkan secara bebas lebih dari ketinggian 1.5 m

dalam areal terbuka. Penggunaan alat cor yang disetujui bagaimanapun

harus dikendalikan sehingga beton yang tertuang dapat secara efektif

dipadatkan dengan ketebalan yang tidak lebih dari 30 cm.

5 Beton yang telah mengeras sebagian atau tercemar dengan bahan lain

harus ditolak.

Pengecoran beton harus dikerjakan segera setelah pencampurannya.

Pengecoran harus menghasilkan permukaan yang datar, pengaliran

beton dari satu lokasi ke lokasi lainnya, setelah pengecoran selesai,

tidak diperkenankan.

6 Jika cara penuangan beton tidak sesuai dengan PBI atau ACI, termasuk

dalam pengakhiran antara beton lama dan beton baru, Kontraktor harus

mengajukan proposalnya termasuk menujukkan hasilnya untuk

mendapatkan persetujuan Pengawas. Proposal dimaksud harus sudah

diserahkan 3 ( tiga ) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.

Page 23: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 23 dari 33

D. Pemadatan Beton

1 Segera setelah pengecoran, dilakukan pemadatan dengan alat

penggetar (vibrator).

2 Alat penggetar harus dari jenis penggerak elektris atau atau tekanan

(pneumatic), tipe imers, 7000 rpm untuk kepala penggetar kurang dari

180 mmm atau 6000 rpm untuk kepala penggetar 180 mm atau lebih,

semua dengan amplitude yang cukup dan untuk menghasilkan

pemadatan konsolidasi yang memadai.

3 Penggunaan penggetar harus sesuai dengan persyaratan ACI-304.

4 Peralatan dan suku cadang alat penggetar harus senantiasa dirawat dan

disimpan/ diletakkan dekat dengan lokasi pengecoran. Keterlambatan

akibat belum/ tidak disetujuinya penggunaan alat penggetar, metoda

kerja yang diajukan Kontraktor sepenuhnya menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

3.5. Sambungan

A. Sambungan Pengendali (Control Joints) :

Sambungan pengendali – lokasi dan pelaksanaannya seperti dalam gambar.

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, semua baris besi tulangan menerus

melewati sambungan pengendali. Jika sambungan pengendali tidak

ditunjukkan dalam gambar kontrak, Kontraktor wajib mengajukan proposal

lokasinya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

B. Sambungan Konstruksi (Construction Drawing)

1. Lokasi – sambungan konstruksi harus dibuat sedemikian rupa sehingga

hanya menimbulkan perlemahan struktur yang paling minimal.

Sambungan konstruksi pada bagian struktur ekspose harus ditempatkan

pada lokasi yang ditunjukkan dalam gambar. Jika sambungan konstruksi

tidak ditunjukkan dalam gambar, ajukan proposal lokasinya untuk

mendapatkan persetujuan Perencana/ Arsitek. Secara umum, jika tidak

ditunjukkan dalam gambar, lokasi sambungan konstruksi harus

diletkakan pada :

a. Pelat lantai, balok dan girder : pada tengah bentang, kecuali jika

balok berpotongan dengan balok/girder lainnya di tempat ini, maka

lokasi sambungan ditempatkan pada jarak 2 (dua) kali dari tebal

balok terbesar.

b. Dinding dan Kolom : pada sisi bawah dari lantai, balok atau girder

Page 24: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 24 dari 33

dan pada sisi atas dari pondasi telapak atau lantai paling bawah.

c. Sebelum pengecoran beton baru di tempat sambungan, permukaan

sambungan harus harus dikasarkan, dibersihkan dan semua kotoran

harus disingkirkan dan tulangannya dibersihkan. Kemudian beri

permukaan sambungan dengan calbond.

C. Sambungan Ekspansi (Expansion Joints)

1 Beton tidak boleh dicor secara bersamaan pada kedua sisi sambungan

pada waktu yang sama.

2 Jangan meneruskan besi tilangan melewati sambungan expansi.

3 Pengisi sambungan expansi harus berupa bahan telah tercetak sesuai

dengan persyaratan ASTM D-1751 dan dipasok dalam satu satuan

material dengan ukuran terpanjangnya.

4 Lebar total dari sambungan dijaga tetap bebas dari material tambahan

yang dapat mencegah sambungan berfungsi dengan semestinya.

D. Penutup sambungan (Joint Sealants) :

Penutup sambungan (joint sealants) harus disediakan pada sambungan-

sambungan beton yang ditunjukkan. Persiapan areal sambungan, perapihan,

pencampuran dan pemasangan material penutup harus sesuai dengan

instruksi tertulis dari pabrik dan seperti yang disyaratkan disini.

3.6. Perawatan dan Perlindungan beton (Curing and Protection )

A. Perawatan Beton

1 Secara umum harus sesuai dengan ACI 301-72/75

2 Perawatan Beton harus sesuai dengan persyaratan ACI-308, ACI-305

3 Lakukan perwatan beton segera setelah pengecoran dilaksanakan.

4 Lindungan beton cor segar dari pengeringan dini dan pertahankan

kehilangan kelembaban seminimal mungkin pada suhu yang relative

tetap dalam jangka waktu tertentu yang diperlukan untuk proses hidrasi

dari semen dan proses pengerasan beton yang memadai.

B. Jangka waktu dan Metoda Perawatan Beton

1 Perawatan beton harus segera dilakukan segera setelah pengecoran

Page 25: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 25 dari 33

beton dan harus dilaksanakan sesuai dengan ACI 301 – 72/75.

Temperatur beton pada waktu pengecoran pertama tidak boleh lebih dari

35ºC.

2 Bekisting yang kontak dengan beton harus dijaga tetap basah selama

proses perawatan. Jika bekisting dibongkar selama proses perawatan,

beton harus tetap dirawat selama sisa waktu perawatan yang ditentukan

dengan menggunakan air (dengan menggunakan selimut atau karung)

atau bahan lain yang disetujui Pengawas.

3 Perawatan dengan menggunakan uap tekanan tinggi, pemanasan atau

proses lain untuk menunda waktu setting beton harus diajukan untuk

mendapatkan persetujuan Pengawas.

C. Perawatan dengan Kompon (Curing Compound)

1 Harus sesuai dengan persyaratan ASTM C309-80 Type I dan ASTM

C.171-75.

2. Beton permukaan datar ( flatwork ) Segera setelah pekerjaan

penyelesaian cor beton, beri bahan kompon di atas permukaan beton

sesuai dengan instruksi tertulis dari pabriknya, kecuali :

a. Pada cuaca panas

b. Pada permukaan yang akan kontak langsung dengan beton atau

bahan mengandung semen

c. Pada permukaan yang menunjukkan menerima waterproofing

membrane atau lapisan atap. Dalam hal cuaca panas, dinama udara

sekitar bertemperatur 32 ºC atau lebih, perawatan dengan air

dilakukan pada 24 jam pertama, kemudian baru diberikan perawatan

kompon. Permukaan beton yang akan kontak dengan beton lainnya

atau bahan material yang mengandung semen atau yang akan diberi

hardener atau pelindung debu, atau yang akan diberi waterproofing

membrane atau lapisan atap, harus dirawat dengan air dan ditutup

dengan kertas pelindung khusus atau bahan lain yang disetujui,

untuk menjaga proses perawatan beton selama masa perawatan.

Bahan kompon yang bersifat mencegah proses pelekatan antara

beton dan lapisan finishingnya tidak boleh digunakan dan Kontraktor

harus menyerahkan bahan dan metoda lain kepada Pengawas untuk

mendapatkan perstujuan. Jangan menggunakan perawatan kompon

pada permukaan beton yang akan diberi hardener, pelindung debu,

ataupun waterproofing membrane.

Page 26: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 26 dari 33

D. Perlindungan terhadap cuaca

1 Selama pencampuran Dalam cuaca yang panas, dinginkan bahan-bahan

beton sebelum pencampuran (siram dengan air) untuk menjaga

temperature campuran sehingga memenuhi syarat maksimum

temperatur campuran beton. Jangan menggunakan air hujan untuk

mencampur bahan beton.

2 Selama pengecoran dan peratawan. Sediakan dan lakukan perlindungan

selama pengecoran dan perawatan beton untuk melindungi beton dari

hujan dan paparan sinar matahari yang terlalu panas.

3 Dalam cuaca yang panas Gunakan penutup, semprotan kabut atau

penutup basah dengan warna cerah selama pengecoran dan perawatan

beton untuk melindungi beton dari kehilangan kelembaban karena

panas, matahari atau angin yang berlebihan.

4 Perubahan temperatur yang berlebihan Lindungi beton untuk menjaga

agar terjadi perubahan suhu yang seragam, tidak melebihi 3 ºC selama

1 jam.

5 Material Pelindung Sediakan selalu material dan peralatan pelindung

beton di proyek yang siap digunakan.

E. Perlindungan beton terhadap kegiatan pelaksanaan lainnya

Selama masa perawatan, beton harus dilindungi terhadap kegiatan lainnya,

goncangan yang berat, tegangan yang besar dan getaran-getaran yang

berlebihan agar tidak terjadi kerusakan atau kegagalan proses perawatan.

3.7. Toleransi Pelaksanaan

A. Harus sesuai dengan persyaratan dimensi dan toleransi yang ditunjukkan

dalam ACI301 dan ACI-347.

B. Toleransi maksimum

1 Kecuali ditunjukkan lain, harus sesuai dengan ACI-301 ( spesifikasi

beton struktur untuk bangunan )

2 Jika terjadi perbedaan antara beberapa batasan nilai toleransi yang

akan digunakan, maka toleransi yang paling aman/keras yang harus

digunakan.

Page 27: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 27 dari 33

3.8. Toleransi kerataan untuk pelat lantai

A. Slab / Pelat lantai – Interior dan Exterior

1 Selesaikan slab/pelat secata monolit. Buat kemiringan yang seragam

pada pelat yang ditunjukkan harus miring. Perhatian khusus harus

diberikan agar didapatkan sambungan yang halus dan rapi antara batas

pengecoran satu dengan lainnya. Jangan menggunakan semen kering,

pasir ataupun campuran semen dan pasir untuk mengeringkan beton.

2 Toleransi untuk slab/pelat lantai beton yang akan expose dan lantai yang

akan menerima karpet adalah ± 3 mm dalam jarak 3 m.

3 Toleransi untuk slab/pelat lantai beton yang akan diberi finish lantai

adalah ± 3 mm dalam jarak 3 m.

4 Toleransi untuk slab/pelat lantai beton yang akan diberi mortar untuk

keramik, marmer dan bahan lain sejenis adalah ± 5 mm dalam jarak 1

m.

3.9 Finishing Beton

Gunakan berbagai finish beton sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar

atau ditunjukkan dalam kontrak.

A. Finishing Lantai

Ganti dan perbaiki lantai yang tidak sesuai dengan persyaratan ini. Buat

kemiringan lantai sesuai dengan yang ditunjukkan. Jika lantai ternyata tidak

dapat mengalirkan air sesuai yang dikehendaki, perbaiki bagian lantai yang

gagal dan bentuk lagi kemiringannya sehingga dapat mengalirkan air. Dalih

apapun untuk melunakkan toleransi tidak boleh diberikan karena akan

mengakibatkan penyimpangan atas spesifikasi ini. Atur permukaan lantai/

balok agar hasil akhirnya dapat mengalirkan air seperti yang disyaratkan.

B. Finish beton

1 Semua finish beton untuk lantai harus difinish sesusi dengan garis yang

benar.

2 Beton yang akan difinish oleh pihak lain harus dibersihkan dari minyak

atau material lain yang menyulitkan pelekatan dengan material finishing

yang akan digunakan.

3 Perawatan finishing harus dilaksanakan segera setelah pekerjaan

perataan dilakukan.

Page 28: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 28 dari 33

a. Finish monolit

1 Finish monolit lantai harus diberikan pada lantai exposed, kecuali

terdapat material finishing lain yang akan dipasang.

2 Lantai finish beton monolit harus dilakukan untuk meratakan level

dengan menggunakan campuran beton (screed), rapikan ketidak

rataan dan tutup lubang-lubang agar permukaan benar-benar rapi.

Permukaan lantai harus dibiarkan tak terganggu sampai semua air

permukaan telah hilang dan beton telah cukup kuat untuk

pekerjaan selanjutnya.

3 Ketika permukaan telah cukup keras, maka prose perataan

(trowelling) kedua dilakukan untuk meratakan dan mengeraskan

finish permukaan.

4 Penggunaan bahan floor hardener, lihat bagian 2.9 spesifikasi ini.

C. Finishing Beton Exposed

1 Semua permukaan beton cor ditempat dengan finish exposed, baik yang

dicat maupun tidak dicat, harus mempunyai permukaan yang halus dan

rata, kecuali bila akan dibuat tektur kasar. Buat permukaan beton yang

halus dan rata dan bebas dari tambalan, sirip, tonjolan, cerukan, lubang-

lubang, tanda-anda pelaksanaan, kantung-kantung.

2 Semua besi pengikat, termasuk pengikat-pengikat bekisting, harus

dipotong ke dalam dan bekasnya dibersihkan. Semua tambalan, jika

memang ada, harus dirapikan sehingga tidak menampakkan perbedaan

pada permukaan beton pada waktu pekerjaan selesai.

D. Finishing pada beton yang tersembunyi

1 Beton yang tidak exposed memerlukan penambalan dan perbaikan untuk

menutup semua lubang-lubang dan cacat-cacat permukaan, kemudian

buat permukaannya rata dengan permukaan sekitarnya.

2 Permukaan beton yang tersembunyi termasuk semua beton yang berada

dibawah finishing arsitektural, kecuali finish cat dan material finishing

yang tipis dan fleksibel.

E. Penambalan Beton

Siapkan mortar penambal yang terdiri atas 1 bagian semen Portland sesuai

dengan mutu dan warna beton yang ditambal, dan 2.5 bagian pasir ditambah

air secukupnya untuk kemudahan kerja. Sesuaikan komposisi mortar

sedemikian sehingga diperoleh konsistensi campuran mortar yang paling

tepat untuk penambalan. Sikat dan berikan semen perekat basah pada

Page 29: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 29 dari 33

lokasi tambalan dan lakukan penambalan ketika air telah berkurang di

semen perekat. Buat tambalan mortar sedikit menonjol dari permukaan

sekitar selama 1 – 2 jam untuk memungkin terjadinyan susut dan kemudian

ratakan dengan permukaan sekitarnya.

3.10 Beton kedap air (waterproof concrete)

A. Beton di tangki air, dinding basement, lantai paling bawah basement, struktur

dinding yang bersentuhan langsung dengan penahan tanah, lubang dasar

lift, atap taman, dan struktur lain yang kontak dengan air harus dibuat kedap

air dengan bahan tambahan (additive) dan atau lembaran membran seperti

yang disyaratkan dalam gambar atau spesifikasi. Bahan kedap air dan atau

lembaran membran kedap air harus disetujui oleh Pengawas.

B. Dalam penggunaan bahan adiktif untuk kedap air, perhatian dan petunjuk

berdasarkan persetujuan dari pengawas harus dilaksanakan untuk menjamin

bahwa betonnya sendiri telah dicampur, ditangani, dicor dan dirawat dengan

benar sehingga dapat diperoleh kekedapan yang dikehendaki.

C. Slump campuran beton harus dibuat minimum untuk menjamin pengecoran

dan pemadatan yang layak

D. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk membuat beton kedap air

benarbenar kedap air. Jika terjadi rembesan atau kegagalan kekedapan

lainnya, maka biaya perbaikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

E. Kontraktor memberi jaminan minimum selama 10 tahun untuk kekedapan ini,

terhitung sejak selesainya pekerjaan beton kedap air ini dilakukan. Jaminan

meliputi semua kegagalan material dan semua kegagalan untuk memenuhi

syarat dalam spesifikasi ini.

F. Jika terjadi rembesan, lembab, kegagalan selama masa jaminan 10 tahun,

Kontraktor, dengan biaya Kontraktor sendiri, harus segera melakukan

pekerjaan perbaikan pada lokasi yang cacat/ rusak/ gagal dan memperbaiki

semua kerusakan akibat kegagalan ini.

3.11 Cacat pekerjaan (Defect Works)

A. Struktur beton ini dianggap cacat/ rusak/ gagal

1 Beton yang tidak dibentuk sesusai dengan yang ditunjukkan, tidak lurus

sesuai dengan yang dikehendaki, tidak tegak atau rata sesuai dengan

yang dikehendaki, tidak sesuai kemiringan atau levelnya.

Page 30: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 30 dari 33

2 Keropos atau berlubang, walaupun telah ditutup, diisi ataupun diratakan ,

kecuali dengan persetujuan Pengawas.

3 Terdapat serbuk kayu, serpihan kayu atau kotoran yang tertanam.

4 Atau yang sepenuhnya tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak.

5 Atau jika menurut pendapat Arsitek/ Perencana terdapat satu atau

beberapa bagian material beton, finishing, ataupun pekerjaan beton yang

tidak sesuai dengan persyaratan yang relevan dari spesifikasi ini.

B. Semua pekerjaan yang digolongkan sebagai pekerjaan cacat/rusak/gagal

harus diganti dan diperbaiki sesusi dengan spesifikasinya.

C. Cara menangani hasil pekerjaan cacat yang akan diganti dan metoda

pelaksanaannya harus sesuai dengan arahan dari Arsitek/ Perencana.

Dalam segala hal, perbaikan cacat beton harus dapat menghasilkan beton

yang dikehendaki.

D. Semua biaya perbaikan dan perapihan cacat beton menjadi tanggung jawab

Kontraktor.

E. Retakan-retakan yang terjadi pada beton harus diperbaiki sesuai dengan

petunjuk Arsitek/ Perencana. Dalam hal terjadi retak kecil (honeycomb),

retak non-struktural, atau cacat lain pada beton akibat pembongkaran

bekisting, Arsitek/Perencana harus segera diberitahu, tidak boleh dilakukan

pemberian plaster atau penambalan kecuali atas perintah Arsitek/

Perencana. Pekerjaan grouting harus dilaksanakan metoda yang paling

tepat.

3.12. Pengecoran beton baru diatas beton lama

A. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan dengan semprotan angin

atau sejenisnya.

B. Sebelum beton baru dicorkan, permukaan beton lama harus dilabur

campuran air dan semen dalam perbandingan 1:1 ( dalam volume).

C. Untuk beton kedap air, sebelum pengecoran beton baru, permukaan beton

lama harus di labur dengan bahan bonding yang disetujui Pengawas.

D. Cor beton baru segera setelah lapisan bonding pada beton lama telah

kering.

Page 31: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 31 dari 33

3.13. Pengecoran topping beton yang terpisah.

A. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan beton dasar dan bersihkan dari

benda-benda asing.

B. Termpatkan pemisah, pembesian, pembatas tepi, dan item lainnya yang

harus ditanam.

C. Berikan bonding pada permukaan beton dasar sesuai dengan instruksi

pabrikan. Berikan lapisan pasta semen dan pasir encer pada permukaan

beton dasar sebelum pengecoran beton toppingnya.

D. Cor beton topping sesuai dengan kelurusan dan level yang disyaratkan.

E. Pada lantai dan atap beton, floor hardener harus diberikan sesuai yang

disyaratkan bagian 2.9 spesifikasi ini.

3.14. Pekerjaan Beton massal (Mass Concrete)

A. Umum

1 Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.IR-70, ACI 207.2R-73 dan

ACI 207 207.3R-79

2 Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan kepada Engineer untuk

mendapatkan persdetujuan, metoda rencana campuran beton (design

mix), pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pengendalian

temperature dan perawatannya.

B. Bahan-bahan

1 Semen. Semen harus tipe I atau IV ( semen berhidrasi panas rendah)

2. Agregat. Ukuran maksimum butiran kasar harus sesuai dengan

persyaratan bagian 2.2 spesifikasi ini.

3. Bahan tambahan pozzolanik : Bahan-bahan tambahan pozzolanik harus

sesuai dengan persyaratan ASTM-C 618.

4. Semua material beton harus mempunyai temperatur serendah mungkin.

C. Kadar semen

1 Kadar semen harus sesuai dengan bagian 2.10.B spesifikasi ini.

2 Slump campuran tidak boleh lebih dari 15 cm, kecuali menggunakan

superplasticizer yang disetujui Perencana.

Page 32: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 32 dari 33

D. Pembesian

1 Pembesian harus kuat dan kokoh agar tidak berubah tempat selama

pengecoran.

2 Persyaratan lainnya mengenai pembesian harus sesuai dengan

persyaratan dalam Bab 3. Pekerjaan pembesian.

E. Pengecoran

1 Temperatur campuran beton tidak boleh lebih dari 35ºC.

2 Setiap ukuran bagian struktur beton masal harus diketahui sehingga

temperatur yang timbul dari panas hidrasi beton tidak melampaui

temperatur maksimum yang ditetapkan.

3 Urut-urutan pengecoran dan jeda antara pengecoran antar bagian beton

masal harus ditetapkan agar retakan yang terjadi akibat panas hidrasi

beton dapat diminimalkan.

F. Metoda Pengecoran

Metoda pengecoran beton masal harus dengan pola papan catur.

G. Perawatan dan pengendalian Temperatur

1 Setelah beton dicor, permukaan beton harus dijaga kelembabannya

dengan penyemprotan air atau cara lainnya. Dan harus dilindungi dari

sinar matahari langsung, pengeringan yang cepat.

2 Untuk mengetahui dengan pasti kenaikan suhu beton dan untuk

mengendalikan perawatan, suhu permukaan dan bagian dalam beton

massal harus diukur, setelah beton dicor.

3 Ketika suhu dalam beton naik, beton harus dirawat sehingga tidak tejadi

perningkatan suhu yang terlalu cepat. Harus senantiasa dijaga agar

beda suhu pada permukaan beton tidak terlalu rendah dibandingkan

dengan suhu di dalam beton ( beda suhu maksimum 20ºC ).

4. Setelah suhu bagian dalam beton mencapai maksimum, permukaan

beton harus ditutup dengan material insulasi atau sejenisnya untuk

mempertahankan panas agar tidak terjadi perbedaan suhu yang telalu

besar antara permukaan dan bagian dalam beton. Bekisting dan penutup

dapat dibuka bila beda suhu antara suhu luar dan bagian dalam beton

tidak lebih dari 20ºC.

Page 33: Spek Bab2 BETON Flat 45 R1

Pekerjaan Beton

Hal 33 dari 33

3.15. Lain-lain

A. Grouting dan Drypack

1 Bahan grouting. Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan sejumlah air

secukupnya sehingga grouting akan mudah mengalir sendiri. Bahan

pengurang air dan bahan pemudah kerja dapat ditambahkan.

2 Drypack. Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air secukupnya

untuk mengikat material.

3 Pelaksanaan. Lembabkan permukaan dan ulas dengan semen. Tekan

bahan grouting ketempatnya dan isikan sehingga lubang / celah dapat

terisi penuh. Buat permukaan gouting yang halus pada beton exposed

dan rawat kelembabannya paling tidak selama 3 hari.

B. Goutting tidak-susut (Non-Shrink-Grout) digunakan pada pemasangan

dowel, base plate/ plat penumpu, celah sekitar lubang pipa yang menembus

beton ataupun tempat lain yang ditunjukkan. Campur dan corkan ketempat

yang ditunjukkan sesuai dengan instruksi dan rekomendasi tertulis

pabriknya. Kontraktor harus melakukan tes yang membuktikan tidak terjadi

susut setelah setting. Satu hari setelah pemasangan, kekuatan tidak boleh

kurang dari 3000 psi dan 8000 psi setelah 28 hari sesuai ASTM C109. Non

shrink grout harus mengisi minimal 95%– 100% dari volume/ area yang

digrout. Grouting yang mengandung bahan tambahan in-organik, pengurang

air, atau pelicin harus tidak menyusut lebih besar dari yang setara dengan

campuran semen,pasir, air yang diuji sesuai dengan ASTM C596. Semua

bahan non-shrink-grout harus sesuai dengan persyaratan kinerja dalam

CRD- C611-80 (Flow Cone).