Uji Protein

download Uji Protein

of 14

description

uji protein praktikum biokimia

Transcript of Uji Protein

I. Nomor Percobaan : 02II. Tanggal Praktikum : 04 September 2014.III. Judul Praktukum : Reaksi uji terhadap asam amino.IV. Tujuan Praktikum : untuk menguji kandungan yang terdapat didalam protein.V. Alat dan BahanAlatBahan

1. pipet tetes2. gelas ukur3. beker gelas4. neraca analitik5. tabung reaksi6. rak tabung reaksi7. batang pengaduk 8. pengaduk1. Kuning telur 2. Putih telur3. Ikan4. Biuret5. HgCl26. PbCH3COO

VI. Dasar TeoriProtein berasal dari bahasa Yunani protos, yang berarti yang paling utama. Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen.Protein dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O dan senyawa nitrogen. (Agustina,Irene. 2013)Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Pada struktur primer ini ikatan antar asam amino hanya ikatan peptida (ikatan kovalen). Struktur ini dapat digambarkan sebagai rumus bangun yang biasa ditulis untuk senyawa organik. Pada ikatan ini tidak terdapat ikatan atau kekuatan lain yang menghubungkan asam amino dengan satu dan lainnya. Pada struktrur sekunder dimana rantai asam amino bukan hanya dihubungkan oleh ikatan peptida tetapi juga diperkuat oleh ikatan hidrogen. Karena ikatan peptida adalah planar maka dalam satu molekul protein dapat berotasi hanya C-N dan C-C terhadap sumbu (struktur primer).Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, yaitu: adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan. Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi kimia. Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein (albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu sama dengan pereaksi uji lainnya(Samuel,joksan. 2013)Uji protein dengan metode identifikasi protein secara kualitatif dapat menggunakan prinsif(Khoiriah, 2012):Uji Biuret: pembentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna yang dibentuk oleh Cu++dengan gugus CO dan NH pada ikatan peptida dalam larutan suasana basa. Pengendapan dengan logam : pembentukan senyawa tak larut antara protein dan logam berat. Pengendapan dengan garam: pembentukan senyawa tak larut antara protein dan ammonium sulfat. Pengendapan dengan alkohol : pembentukan senyawa tak larut antaraprotein dan alkohol. Uji koagulasi : perubahan bentuk yang ireversibel dari protein akibat dari pengaruh pemanasan.Denaturasi protein: perubahan pada suatu protein akibat dari kondisi lingkungan yang sangat ekstrim.Berbagai protein globular mempunyai daya kelarutan yang berbeda dalam air. Variabel yang mempengaruhi kelarutan ini adalah pH, kekuatan ion, sifat dielektrik pelarut, dan temperatur. Pemusahan protein dari campuran dengan pengaturan pH didasarkan pada harga pH isoelektrik yang berbeda-beda untuk tiap macam protein. Pada umumnya molekul protein mempunyai daya kelarutan minimum pada pH isoelektriknya. Pada pH isoelektriknya beberapa protein akan mengendap dari larutan, sehingga dengan cara pengaturan pH larutan, masing-masing protein dalam campuran dapat dipisahkan satu dari yang lainnya dengan teknik yang disebut pengendapan isoelektrik Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi pada albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan AgNO3dan(CH3COO)2Pb. Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat. Protein juga mengendap bila terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam anorganik mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan pereaksi millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang direaksikan dengan biuret berwarna biru muda. Hal ini berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah ditambahkan garam(Sri, 2012).Denaturasi adalah proses yang mengubah struktur molekul tanpa memutuskan ikatan kovalen. Proses ini bersifat khusus untuk protein dan mempengaruhi protein yang berlainan dan sampai yang tingkat berbeda pula. Denaturasi dapat terjadi oleh berbagai penyebab yang paling penting adalah bahan, pH, garam, dan pengaruh permukaan. Denaturasi biasanya dibarengi oleh hilangnya aktivitas biologi dan perubahan yang berarti pada beberapa sifat fisika dan fungsi seperti kelarutan Sebagian besar protein dapat diendapkan dari larutan air dengan penambahan asam tertentu seperti, asam trikloroasetat dan asam perklorat. Penambahan asam ini menyebabkan terbentuknya garam protein yang tidak larut. Zat pengendapan lainnya adalah tungstat, fosfotungstat dan metanofosfat. Protein juga diendapkan dengan kation tertentu seperti Zn2+danPb2+

VII. PROSEDUR PERCOBAANUji Biuret Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk.Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. aduk,jika tidak timbul warna tambahkan lagi setetes atau dua tetes CuSO4.Uji Pengendapan dengan Logam Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgC2 0,2 M. ulangi percobaan dengan menggunakan Pb asetat 0,2 M.

VIII. Hasil pengamatanUji BiuretPerlakuanHasil Pengamatan

Uji Biuret

Putih Telur

1. 3 ml putih telur 1 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Putih telur (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

2. 3 ml putih telur 2 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Putih telur (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

3. 3 ml putih telur 3 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Putih telur (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

4. 3 ml putih telur 4 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Putih telur (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

5. 3 ml putih telur 5 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Putih telur (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

PerlakuanHasil Pengamatan

Uji Biuret

Kuning Telur

1. 3 ml kuning telur 1 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Kuning telur (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

2. 3 ml kuning telur 2 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Kuning telur (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

3. 3 ml kuning telur 3 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Kuning telur (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

4. 3 ml kuning telur 4 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Kuning telur (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

5. 3 ml kuning telur 5 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Kuning telur (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

PerlakuanHasil Pengamatan

Uji Biuret

Ikan

1. 3 ml ikan 1 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Ikan (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

2. 3 ml ikan 2 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Ikan (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

3. 3 ml ikan 3 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Ikan (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

4. 3 ml ikan 4 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Ikan (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

5. 3 ml ikan 5 % + 1 ml larutan NaOH 2,5 N + 2 tetes CuSO4Ikan (bening) + larutan NaOH 2,5 N (bening) + 2 tetes CuSO4 (biru) larutan berwarna ungu

Pengendapan Dengan LogamPerlakuanHasil Pengamatan

Pengendapan Dengan Logam HgCl2

Putih Telur

1. 3 ml putih telur 1 % + 5 tetes HgCl2 0,2 MPutih telur (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

2. 3 ml putih telur 2 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Putih telur (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

3. 3 ml putih telur 3 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Putih telur (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

4. 3 ml putih telur 4 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Putih telur (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

5. 3 ml putih telur 5 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Putih telur (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

PerlakuanHasil Pengamatan

Pengendapan Dengan Logam HgCl2

Kuning Telur

1. 3 ml kuning telur 1 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Kuning telur (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

2. 3 ml kuning telur 2 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Kuning telur (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

3. 3 ml kuning telur 3 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Kuning telur (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

4. 3 ml kuning telur 4 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Kuning telur (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

5. 3 ml kuning telur 5 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Kuning telur (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

PerlakuanHasil Pengamatan

Pengendapan Dengan Logam HgCl2

Ikan

1. 3 ml ikan 1 % + 5 tetes HgCl2 0,2 MIkan (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan larutan keruh terdapat endapan putih

2. 3 ml ikan 2 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Ikan (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan larutan keruh terdapat endapan putih

3. 3 ml ikan 3 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Ikan (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan larutan keruh terdapat endapan putih

4. 3 ml ikan 4 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Ikan (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan larutan keruh terdapat endapan putih

5. 3 ml ikan 5 % + 5 tetes HgCl2 0,2 M Ikan (bening) + larutan HgCl2 (bening) larutan larutan keruh terdapat endapan putih

PerlakuanHasil Pengamatan

Pengendapan Dengan Logam PbCH3COO

Putih Telur

1. 3 ml putih telur 1 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 MPutih telur (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

2. 3 ml putih telur 2 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Putih telur (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

3. 3 ml putih telur 3 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Putih telur (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

4. 3 ml putih telur 4 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Putih telur (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

5. 3 ml putih telur 5 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Putih telur (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

PerlakuanHasil Pengamatan

Pengendapan Dengan Logam PbCH3COO

Kuning Telur

1. 3 ml kuning telur 1 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 MKuning telur (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

2. 3 ml kuning telur 2 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Kuning telur (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

3. 3 ml kuning telur 3 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Kuning telur (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

4. 3 ml kuning telur 4 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Kuning telur (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

5. 3 ml kuning telur 5 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Kuning telur (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

PerlakuanHasil Pengamatan

Pengendapan Dengan Logam PbCH3COO

Ikan

1. 3 ml ikan 1 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 MIkan (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

2. 3 ml ikan 2 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Ikan (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

3. 3 ml ikan 3 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Ikan (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

4. 3 ml putih telur 4 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Ikan (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

5. 3 ml ikan5 % + 5 tetes PbCH3COO 0,2 M Ikan (bening) + larutan PbCH3COO (bening) larutan keruh terdapat endapan putih

IX. Reaksi a. Uji Biuret

b. Uji pengendapan logam NH3- NH3+ NH3+R CH COO Hg3+ R CH COO Hg COO CH R

NH2+ NH3+ NH3+R CH COO- Pb2+ R CH COO Pb COO CH R

X. PembahasanPada percobaan kali ini, yaitu uji protein bertujuan untuk mengetahui kandungan yang ada pada protein. dilakukan dua macam uji yaitu uji biuret, dan pengendapan dengan logam. Percobaan pertama yaitu uji biuret Hal pertama yang dilakukan adalah memasukan 3ml larutan putih telur 1%,2%,3%,4%,5% pada masing-masing tabung reaksi, lalu ditambahkan dengan 1 ml NaOH 2,5M penambahan NaOH bertujuan untuk menciptakan suasana basa pada larutan putih telur kemudian ditambah 2 tetes CuSO4. perubahan warna pada larutan menjadi warna ungu. Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya.Pada percobaan menggunakan kunig telur dan larutan ikan dengan perlakuan yang sama,warna yang terjadi adalah sama yaitu warna ungu akan tetapi kuning telur larutannya lebih keruh.hal ini dikarnakan adanya lipid pada kuning telur.Hal ini dikarekan Kupri sufat (CuSO4) dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang mengandung dua ikatan peptida atau lebih memberikan senyawa kompleks berwarna ungu. Keadaan warna ungu menunjukan jumlah ikatan peptide dalam protein. Reaksi menunjukan hasil positif terhadap dua senyawa yang mengandung dua gugus karbonil yang dihubungkan melalui satu atom N dan C.Percobaan yang ke dua yaitu uji pengendapan dengan logam. Pada percobaan ini masing-masing tabung disi dengan larutan putih telur 3ml ber5 tetes HgCl2sedangkan tabung reaksi kedua ditambahkan 5 tetes PbSO4. Pada percobaan ini dapat diamati pengendapan yang terjadi pada masing-masing tabung, pada tabung pertama yang berisi larutan putih telur ditambahkan HgCl2 menghasilkan endapan yang lebih banyak dibandingkan dengan tabung reaksi dua yang berisi larutan ditambahkan PbSO4.Larutan protein yang ditambahkan HgCl2 lebih banyak menghasilkan endapan karena apabila protein direaksikan dengan logam akan terjadi ikatan lebih kuat dan itu yang menyebabkan terjadi reaksi lebih cepat, sehingga akan mempengaruhi logam berat terhadap larutan protein. Dan hal ini juga terjadi karena tetapan disosiasi HgCl2 lebih besar daripada PbSO4. Pada saat ditambahkan ke dalam larutan protein, HgCl2 akan terionisasi dan lebih banyak dalam bentuk Hg2+sehingga protein lebih cepat bereaksi dengan Hg2+ tersebut dan menghasilkan endapan dalam jumlah yang lebih banyak kdaripadapengendapan oleh logam PbSO4 yang memiliki tetapan disosiasi lebih kecil dari Hg. Jumlah endapan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kereaktifan logam berat yang ditambahkan. Logam Hg lebih reaktif daripada logam Pb karena merupakan logam transisi pada sistem periodik.

XI. Kesimpulan1. Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya.2. Pada uji pengendapan logam, endapan yang dihasilkan bewarna putih dan larutan yang keruh, endapan yang dihasilkan tersebut berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein.3. Endapan pada uji logam lebih sedikit pada penambahan Pbasetat karena kelarutan Pb asetat yang lebih tinggi.4. Uji biuret menunjukkan positif ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi ungu.5. Pada uji biuret, larutan kuning telur lebih keruh karena terdapat lipid.

XII. Daftar Pustaka

Agustina,Irene. 2013. Uji kandungan Protein menggunakan biuret ( Online ) http://rennedisini. wordpress.com /2013/01/21/uji-kandungan-protein-menggunakan-biuret . diakses pada 5 September 2014.

Samadi. 2012.Konsep Ideal Protein (Asam Amino) Fokus pada Ternak Ayam Pedaging(online). http://jurnal.unsyiah.ac.id/agripet/article/view/202.Jurnal Penelitian, Vol: 12 (2), Hal : 42-48, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.Samuel,joksan. 2013. Pengeertian Protein Uji Biuret. (Online) http://joksansamuel. blogspot. com /2013/05/ pengertian -protein-uji-biuret.html.diakses pada 5 september 2014.Sri, 2012. Praktikum Reaksi Uji Protein.(online) http:// ruanglingkup gurukimia. blogspot.com. diakses pada tanggal 5 september 2014.