uji keseragaman kandungan tablet furosemide

download uji keseragaman kandungan tablet furosemide

of 35

description

uji keseragaman kandungan tablet furosemide di PT. Sampharindo Perdana

Transcript of uji keseragaman kandungan tablet furosemide

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangObat merupakan zat kimia baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan dan atau mengobati penyakit berikut gejalanya. Pada jaman dahulu pengobatan kebanyakan menggunakan obat yang berasal dari tanaman yang didapat secara turun temurun, lalu disimpan dan dikembangkan sehingga muncul ilmu pengobatan rakyat.Pada awal abad 20, obat-obat kimia sintetis mulai tampak kemajuaannya dengan ditemukannya salvarsan dan aspirin sebagai pelopor, yang kemudian disusul dengan penemuan dan pengembangan obat-obat lain. Kini dengan semakin berkembangnya IPTEK, penemuan obat semakin banyak dan menambah pustaka bidang farmasi. Obat pun digolongkan menjadi beberapa macam menurut penyakitnya, seperti analgetika, antibiotic, diuretika, sedative hipnotik, obat jantung, dan lain-lain.Obat-obat tersebut juga telah mengalami perkembangan dibidang sintetis. Salah satunya adalah Furosemide yang merupakan derivate asam antranilat yang efektif sebagai diuretik. Mekanisme kerja Furosemide adalah menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel tubuli ginjal. Furosemide meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorid, kalium dan tidak mempengaruhi tekanan daray normal. Efek samping jarang terjadi dan relatif ringan seperti : mual, muntah, diare, ruam kulit, pruritus dan penglihatan kabur, pemakaian furosemida dengan dosis tinggi atau pemberian dengan jangka waktu lama dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan elektrolit.Karena perkembangan obat yang begitu cepat menyebabakan persaingan antar Negara untuk menghasilkan obat-obat yang bermutu. Upaya nasional dan internasional untuk menghasilkan obat yang bermutu antara lain dengan menerbitkan buku-buku sebagai acuan dalam pembuatan obat, serta diberlakukannya syarat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) pada industri farmasi dibanyak Negara termasuk Indonesia.Di Indonesia, standart yang digunakan untuk pemeriksaan obat hingga saat ini adalah Farmakope Indonesia yang telah mencapai edisi keempat yang diterbitkan pada tahun 1995. Sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995, bahwa tablet Furosemide harus mengandung Furosemide tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari kadar yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatifnya kurang dari sama dengan 6,0%. Dengan demikian bila syarat tersebut telah terpenuhi maka dapat dikatakan bahwa tablet tersebut telah memenuhi standart dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.Karena Furosemida yang terkandung dalam tablet furosemide 40mg, maka untuk mengetahui kadar zat aktifnya dilakukan uji keseragaman kandungn. Uji keseragaman kandungan ini dilakukan jika tablet mengandung kurang dari 50,0mg dan atau kurang dari 50,0% dari berat satuan sediaan. Untuk mengurangi kemungkinkan terjadi kesalahan kadar yang besar pada saat diproduksi, maka dilakukan uji keseragaman kandungan.

B. Rumusan MasalahDari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :1. a. Berapa kadar Furosemida dalam uji keseragaman kandungan Furoseide 40mg yang diproduksi oleh PT. SAMPHARINDO PERDANA Sermarang?

b. Apakah hasil tersebut sesuai dengan persyaratan kadar tablet Furosemide pada Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995?

2. Apakah kadar tersebut memenuhi syarat Uji Keseragaman Kandungan dalam Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995?

C. Tujuan Penelitian1. a. Untuk mengetahui kadar Furosemida dalam uji keseragaman kandungan Furoseide 40mg yang diproduksi oleh PT. SAMPHARINDO PERDANA Sermarang.

b. Untuk mengetahui apakah hasil tersebut sesuai dengan persyaratan kadar tablet Furosemide pada Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995.

2. Untuk mengetahui apakah hasil tersebut memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang tertera dalam Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995.

D. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang diperoleh dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini antra lain:1. Bagi penulisDapat menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang keseragaman kandungan Furosemide dalam tablet Furosemide 40mg secara spektrofotometri ultraviolet (UV).

2. Bagi akademiDapat menambah pustaka mengenai uji keseragaman kandungan dalam tablet secara spektrofotometri ultraviolet (UV), terutama bagi mahasiswa yang sedang menempuh Ahli Madya Analis Farmasi dan Makanan di AKAFARMA 17 Agustus 1945.

3. Bagi pembacaDapat memberikan informasi tentang keseragaman kandungan Furosemide dalam tablet Furosemide 40mg serta dapat mengetahui khasiat dan mekanisme kerja dari Furosemide.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori1. TabletTablet adalah sediaan mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan (Dep. Kes. RI, 1995 : 4).Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancur dan dalam hal lainnya, tergantung pada cara pemakaian dan cara pembutannya. Kebanyakan dari tablet digunakan pada pemberian obat secara oral.a. Penggolongan tabletBerdasarkan metode pembuatannya tablet digolongkan menjadi dua macam yaitu :1) Tablet kempaYaitu tablet yang dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja.

2) Tablet cetakYaitu tablet yang dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada ikatan Kristal yang terbentuk selama proses pengeringan selanjutnya dan tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang berikan (DepKes RI, 1995 : 4).b. Jenis tablet1) KapletTablet yang berbentuk seperti kapsul.2) BolusTablet yang berukuran besar dan umumnya digunakan untuk hewan besar.3) Tablet triturateTablet cetak atau kempa berbentuk kecil, umummnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.4) Tablet hipodermikTablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau larut sempurna dalam air, umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi hipodermik.

5) Tablet bukalAdalah tablet yang digunakan dengan cara meletakan tablet diantara pipi dan gusi.6) Tablet sublingualAdalah tablet yang digunakan dengan cara meletakan tablet dibawah lidah.7) Tablet efervesenAdalah yang dibuat dengan cara kempa yang selain zat aktif juga ditambah campuran asam (asam citrate, asam tatrat) dan natrium bicarbonate, yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon dioksida (Dep.Kes.RI, 1995 : 4).8) Tablet kunyahTablet yang dibuat dengan maksud untuk dikunyah, member residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit dan tidak enak (Dep.Kes.RI, 1995 : 4).9) Tablet lepas lambatTablet lepas lembat dibuat sedemikian sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan (Dep. Kes RI, 1995 : 6 ).

10) Tablet implantasiBerupa pellet, bulat atau oval pipih, steril untuk dimasukan secara implantasi dalam kulit badan (Moh. Anief, 1994 : 108).11) Tablet bersalutTablet yang disalut dengan zat penyalut yang cocok untuk maksud dan tujuan tertentu.c. Metode pembuatan tabletDalam pembuatan tablet ada 3 metode, yaitu :1) Granulasi basahMetode ini memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi(http://pinkiepinkiepinkie.blogspot.com/2012/10/metode-granulasi-basah.html).

2) Granulasi keringAdalah proses pembuatan tablet dengan cara mencampurkan zat aktif dan bahan dalam keadaan kering, untuk kemudian dikempa, lalu dihancurkan menjadi partikel yang lebih besar, lalu dikempa kembali untuk mendapatkan tablet yang memenuhi persyaratan (http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/03/metode-pembuatan-tablet.html).3) Kempa langsungAdalah proses pembuatan tablet dengan cara pengempaan zat aktif dan bahan tambahan secara langsung tanpa perlakuan awal terlebih dahulu. metode ini digunakan apabila sifat alirannya baik, dosis kecil, rentang dosis terapi zat tidak sempit, zat aktif tidak tahan pemanasan dan lembab(http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/03/metode-pembuatan-tablet.html).d. Komponen tabletTersusun atas 2 bahan yaitu,1) Bahan atau zat berkhasiatAdalah bahan-bahan yang telah dan atau harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam farmakope Indonesia (Dep.Kes.RI, 1995 : 27).2) Bahan tambahanAdapun bahan tambahan yang digunakan untuk membuat tablet tediri dari :a) Bahan pengisi (diluents)Penambahan bahan ini dimaksudkan agar memperbesar volume tablet sehingga tablet mudah dicetak, bila zat berkhasiat sudah cukup banyak maka zat pengisi tidak perlu lagi.Contoh dari bahan pengisi adalah saccarum lactis, amylum, calcii phospas, calcii carbonas (Moh.Anief,1987:211).b) Bahan pengikat (binder)Penambahan ini dimaksudkan untuk menjaga kekompakan dan daya tahan dari tablet, agar tablet tidak pecah dan dapat merekat atau untuk menyatukan dan mengikat bahan menjadi tablet.Contoh dari bahan pengikat adalah gom arab, tragakan, gula, jenis pati dan larutan gelatin.c) Bahan penghancur (disintegran)Merupakan zat yang ditambahkan dengan tujuan membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Sehingga dapat hancur bila terkena air atau cairan lambung.Contoh dari bahan penghancur adalah amylum kering, gelatin, agar agar, natrium elginate dan sam alginate.d) Bahan pelicin (lubricant)Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan.Contohnya talcum 5%, magnesii stearas, acidum stearicum.e) GlidanAdalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan. Mengalir serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung, tanpa proses granulasi.f) Bahan pewarna dan lakBahan pewarna dan lak yang diijinkan sering ditambahkan pada proses formulasi tablet untuk menambah estetika atau untuk identitas produk. Kebanyakan bahan pewarna peka terhadap cahaya dan warna akan memudar jika terpapar cahaya (Depkes RI, 1995 : 5).e. Syarat syarat tabletTablet harus memenuhi syarat - syarat sebagai berikut :1) Keseregaman ukuranKecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari sepertiga tablet.

2) Keseragaman sediaanKeseragaam sediaan dapat ditetapkan salah satu dari dua metode yaitu :a) Keragaman bobotPersyaratan keragaman bobo dapat ditetapkan pada produk kapsul lunak berisi cairan atau pada produk sediaan padat yng mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan sediaan. Persyaratan keragaman bobot dapat ditetapkan pada sedian padat (termasuk sediaan steril) dengan atau tanpa zat aktif yang ditambahkan yang telah dibuat dari larutan asli dan dikeringkan dengan cara pembekuaan dalam wadah akhir dan pada eiket dicantumkan cara penyapan ini (Dep. Kes RI, 1995 : 999).b) Keseragaman kandunganPersaratan keseragaman kandungan dapat diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg dan atau kurang dari 50,0% dari berat satuan sediaan.Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan keseragaman kandungan dipenuhi, jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative kurang dari atau sama dengan 6,0%.Jika ada 1 satuan terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera pada etiket dan atau jika simpangan baku relative lebih besar dari 6,0% dilakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak dalam rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8% (Dep. Kes. RI, 1995).a) Prosedur Keseragaman kandunganDiambil 30 satuan sediaan secara acak, dari 30 diambil 10 satuan sediaan untuk diuji, memenuhi syarat jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative kurang dari atau sama dengan 6,0%.Jika ada 1 satuan terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera pada etiket dan atau jika simpangan baku relative lebih besar dari 6,0% lakukan uji 20 satuan lagi. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak dalam rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8%.3) Keseragaman bobotDigunakan untuk tablet tidak bersalut.4) Uji disolusi (uji waktu larut)Uji ini dimaksdkan untuk memnentukan kesesuaian dg persyaratan disolusi yg tertera pada masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul kecuali pada etiket dinyatakn bahwa tablet harus dikunyah (Dep. Kes RI, 1995 : 1084).5) Uji disintegrasi (uji waktu hancur)Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yg tertera pada masing monografi kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet digunakn sbg tablet hisap atau kunyah.6) Kekerasan tabletPengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui kekerasannya agar tablet tidak terlalu rapuh atau tidak terlalu keras (Dep. Kes RI, 1995 : 37).7) Kerapuhan tablet / keregasan tabletAdalah persen bobot yang hilang setelah diguncang (Dep. Kes RI, 1995 : 37).Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan metode uji keseragaman kandungan.2. FurosemideFurosemide atau furosemid adalah loop diuretik yang digunakan dalam pengobatan gagal jantung kongestif dan edema . Seiring dengan beberapa diuretik lain, furosemide juga termasuk pada Anti-Doping Dunia 's obat terlarang daftar karena dugaan penggunaan sebagai agen masking untuk obat lain (http://en.wikipedia.org/wiki/Furosemide). Furosemide merupakan turunan sulfonamida ini berdaya deuretik kuat dan bertitik kerja dilengkungan Henley bagian menaik (Tjay dan Rahardja, 2010 : 523).a. Rumus bangun Furosemide

Gambar 1.Rumus Bangun Furosemideb. Rumus Molekul = C12H11ClN2O5Sc. Massa Molekul = 330,745 d. Mekanisme KerjaFurosemide bertitik kerja di lengkung Henley bagian menaik dari Henleys Loop ini k.l. 25% dari semua ion Cl- yang telah difiltrasi direabsorbsi secara aktif, disusul dengan reabsorbsi pasif dari Na+ dan K+ tetapi tanpa air, hingga filtrate menjadi hipotonis (Tjay dan Rahardja, 2010 : 520).e. Uji kualitatif Furosemide1) Pemerian Serbuk hablur berwarna putih sampai hampir kuning dan tidak berbau.2) KelarutanPraktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam aseton, dalam dimetilformamida dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam metanol; agak sukar larut dalam etanol; sukar larut dalam eter; sangat sukar larut dalam kloroform.3) Identifikasia) Spectrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromide P menunjukan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Furosemida BPFI.

b) Spectrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 125.000) dalam Natrium Hidroksida 0,02 N menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Furosemide BPFI; daya serap masing-masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 271 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.

c) Larutkan kurang lebih 5mg zat dalam 10ml methanol P. Masukkan 1 ml larutan ke dalam labu, tambahkan 10ml HCl 2,5 N dan refluk di atas tangas uap selama 15 menit. Dinginkan, tambahkan 15 ml NaOH 1 N dan 5 ml NaNO2 P (1 dalam 1000). Biarkan selama 3 menit, tambahkan5 ml Ammonium Sulfamat P (1 dalam 200), campur dan tambahkan 5 ml N-1-naftiletilendiamina dihidroklorida P (1 dalam 1000) yang dibuat segar terjadi warna merah sampai merah ungu (Dep.Kes.RI,1995 : 401).

3. Penetapan Kadar Furosemidea. Syarat Penetapan KadarFurosemide mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C12H11ClN2O5S, dihitung dari zat yang telah dikeringkan (Dep.Kes.RI,1995 : 400).b. Prosedur Penetapan KadarTimbang seksama 600 mg serbuk furosemide, larutkan dalam 50 ml dimetilfurmamida P yang telah ditambah 3 tetes biru bromotimol LP, dan sebelumnya telah dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV sampai titik akhir berwarna biru (Dep.Kes.RI,1995 : 401).4. Tablet FurosemideTablet Furosemide mengandung Furosemida tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari yang tertera pada etiket.a. PemerianBentuk: TabletWarna: PutihBau: Tidak berbauRasa: PahitTanda: Logo SML dan Breaklineb. IdentifikasiMasukkan sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 40mg furosemide ke dalam labu takar 100ml. Tambahkan 25ml natriun hidroksida 0,1 N, biarkan selama 30 menit dengan sekali-sekali dikocok. Encerkan dengan air sampai tanda. Saring larutan, buang 10ml filtrate pertama, pipet 2,0ml filtrate ke dalam labu takar 100ml kedua. Tambahkan natrium hidroksida 0,02 N sampai tanda. Larutkan lebih kurang 10mg Furosemide BPFI dalam 6,0ml natrium hidroksida 0,1 N dalamlabu takar 25ml, encerkan dengan air sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif 2,0ml larutan dengan natrium hidroksida 0,02 N untuk memperoleh larutan baku dengan kadar 8g per ml. Ukur spectrum serapan ultraviolet kedua larutan : spectrum serapan ultraviolet menunjukan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama (Dep.Kes.RI,1995).c. KomposisiTiap tablet mengandung 40mg Furosemide.d. IndikasiPengobatan edema yang menyertai payah jantung kongestif, sirosis hati dan gangguan ginjal termasuk sindrom nefrotik. Pengobatan hipertensi, baik diberikan tunggal atau kombinasi dengan obat antihipertensi. Furosemida sangat berguna untuk keadaan-keadaan yang membutuhkan diuretik kuat. Pendukung diuresis yang dipaksakan pada keracunan(http://health.detik.com/read/2009/08/06/141642/1178584/769/furosemide-40-mg).e. Mekanisme KerjaMekanisme kerja furosemida adalah menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel tubuli ginjal. Furosemida meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, kalium dan tidak mempengaruhi tekanan darah yang normal (http://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/03/furosemide.html).f. Efek samping Efek samping jarang terjadi dan relatif ringan seperti : mual, muntah, diare, ruam kulit, pruritus dan penglihatan kabr, pemakaian furosemida dengan dosis tinggi atau pemberian dengan jangka waktu lama dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan elektrolit. Hiperglikemia. Reaksi dermatologik seperti : urtikaria dan eritema multiforma. Gangguan hematologik seperti : agranulositosis, anemia, trombositopenia (http://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/03/furosemide.html).

g. Kontra IndikasiPasien dengan gangguan defisiensi kalium, glomerolunefritis akut, insufisiensi ginjal akut, wanita hamil dan pasien yang hipersensitif terhadap furosemida. Anuria, Ibu menyusui.h. Interaksi obatFurosemide memiliki potensi interaksi dengan obat berikut:1) Analgesik: peningkatan risiko nefrotoksisitas dengan NSAID, antagonisme efek diuretik dengan NSAID 2) Antiaritmia: risiko toksisitas jantung dengan antiaritmia jika hipokalemia terjadi, efek lidokain dan mexiletine antagonized 3) Antibakteri: peningkatan risiko ototoxicity dengan aminoglikosida, dan vankomisin polymyxins, hindari penggunaan bersama dengan lymecycline 4) Antidepresan: peningkatan risiko hipokalemia dengan reboxetine; meningkatkan efek hipotensi dengan MAOIs, peningkatan risiko hipotensi postural dengan trisiklik 5) Anti-epilepsi: peningkatan risiko hiponatremia dengan carbamazepine 6) Antijamur: peningkatan risiko hipokalemia dengan amfoterisin 7) Antihipertensi: efek hipotensi ditingkatkan, peningkatan risiko dosis pertama efek hipotensi dengan alpha-blocker; peningkatan risiko aritmia ventrikel dengan sotalol jika hipokalemia terjadi 8) Antipsikotik: peningkatan risiko aritmia ventrikel dengan amisulpiride, sertindole atau pimozide (hindari dengan pimozide) jika hipokalemia terjadi, efek hipotensi ditingkatkan dengan fenotiazin 9) Atomoxetine: hipokalemia meningkatkan risiko aritmia ventrikel 10) Glikosida jantung: meningkatkan toksisitas jika hipokalemia terjadi 11) Siklosporin: Laporan variabel meningkat nefrotoksisitas, ototoxicity dan hepatotoksisitas 12) Lithium: risiko toksisitas (http://en.wikipedia.org/wiki/Furosemide).

i. DosisPada udema oral 40 80mg pagi p.c., jika perlu atau pada insufisiensi ginjal sampai 250 2000mg sehari dalam 2 3 dosis (Tjay dan Rahardja, 2010 : 523).Dewasa : sehari 1 2 kali, 1 2 tablet.Dosis maksimum adalah 5 tablet sehari.Dosis pemeliharaan adalah 1 tablet selang 1 hari.Anak anak: Sehari 1 3 mg per kg bb/hari, maksimum 40 mg/hari.j. Syarat uji keseragaman kandunganDikatakan memenuhi syarat jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative kurang dari atau sama dengan 6,0%.

5. Penetapan Kadar Tablet Furosemide secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)a. Fase gerakBuat campuran air-tetrahidrofuran P-asam asetat glacial P (70:30:1), saring dan awaudarakan.

b. Larutan pengencerLarutkan 1,2 g natrium 1-penta-nasulfonat P dalam 22ml asam asetat glacial P dalam labu takar 1000ml. Encerkan encerkan dengan campuran asetonitril P-air (50:50) sampai tanda.

c. Larutan resolusiLarutkan sejumlah Furosemide BPFI dalam larutan pengencer sehingga diperoleh lautan yang mengandung 20g per liter.d. Larutan bakuTimbang seksama sejumlah Furosemida BPFI, larutkan dalam larutan pengencer hingga kadar 1,0mg per ml.

e. Larutan ujiTimbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk tablet yang setara dengan lebih kurang 50mg Furosemida, masukkan ke dalam labu takar 50ml, tambahkan 30ml larutan pengencer, sonikasi selama 10 menit. Tambah larutan pengencer sampai tanda. Saring, buang 10ml filtrate pertama.

Suntikkan secara terpisah sejumlah volume yang sama (lebih kurang 20l) larutan baku dan larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, ukur luas puncak. Larutan yang diperoleh dari larutan uji tidak lebih besar dari luas puncak yang diperoleh dari larutan baku masing-masing pada 254nm (Dep.Kes. RI, 1995).

6. Spektrofotometer UV Visa. Definisi spektrofotometer UV-VisSpektrofotometri serapan merupakan pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia (Dep. Kes. RI, 1995 : 1061).

b. Komponen komponen spektrofotmeter1) Sumber cahayaPada spektrofotometer Ultraviolet (UV) sumber cahaya yang digunakan adalah lampu deuterium dengan panjang gelombang 200-380 nm, sedangkan pada spektrofotometer visible (sinar tampak) cahaya yang digunakan adalah lampu tungsten atau sering disebut lampu wolfram dengan panjang gelombang 380 750 nm.

2) MonokromatorMonokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis.3) Sel sampelSel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel, pada Spektrofotometer UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Cuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.4) DetektorDetektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :a) Kepekaan yang tinggib) Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggic) Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.d) Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.e) Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi (http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/).

5) Read Out (Pembaca)Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor.

Gambar 2.Skema Kerja Spektrofotometer

B. Kerangka teori

C. Kerangka konsep

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis penelitianJenis penelitian adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan, diolah, disajikan serta dianalisis yang merupakan campur tangan penulis dan studi pustaka.

B. Waktu dan tempat penelitian1. Waktu penelitianPenelitian dilaksanakan pada tanggal 3 28 Maret 2014

2. Tempat penelitianPenelitian dilakukan di Laboratorium Quality Control PT. Sampharindo Perdana Semarang.

C. Objek penelitianObjek penelitian adalah keseragaman kandungan Furosemide dalam tablet Furosemide 40mg produksi PT. Sampharindo Perdana Semarang.

D. Populasi dan sampel1. Populasi penelitianPopulasi yang diambil adalah tablet Furosemide 40 mg yang diproduksi PT.Sampharindo Perdana Semarang.2. Sampel penelitianSampel penelitian adalah tablet Furosemide 40 yang diproduksi oleh PT. Sampharindo Perdana Semarang dengan nomor batch CB 033 1, CB 034 1, CB 035 1. Tiap batch diambil 30 tablet secara acak, 10 tablet pertama untuk uji tahap I dan 20 tablet lagi untuk uji tahap II jika tahap I tidak memenuhi syarat Uji Keseragaman Kandungan.E. Definisi oprasionalObat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.Tablet adalah sediaan padat yang berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, dibuat dengan mengempa atau mencetak obat atau campuran obat dengan atau tanpa zat tambahan.Furosemida adalah diuretik derivat asam antranilat, aktivitas diuretik furosemida terutama dengan jalan menghambat absorpsi natrium dan klorida, tidak hanya pada tubulus proksimal dan tubulus distal, tapi juga pada loop of Henle.Spektrofotometri UV-Vis adalah teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (200-400nm) dan sinar tampak (400-800nm) dengan memakai instrument spektrofotometer. Pada prinsipnya analisa ini didasarkan pada interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik yang menimbulkan pristiwa absorbs yang kemudian diamati.Uji Keseragaman Kandungan dilakukan pada sediaan obat yang mengandung zat aktif kurang dari 50 mg dan atau bobot zat aktif lebih kecil dari 50% bobot sediaan.F. Teknik pengumpulan data1. Uji FarmasetikDilakukan penetapan keseragaman sediaan yaitu keseragaman kandungan, dengan cara ditimbang 10 sediaan satu per satu dan dihitung rata-ratanya, kemudian dihitung kadar zat aktifnya dari masing-masing sediaan. Kecuali dikatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan keseragaman kandungan dipenuhi jika kadar zat aktif antara 85,0% - 115,0% (FI IV tahun 1995) dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatifnya kurang dari atau sama dengan 6,0%.

2. Prinsip Penetapan KadarKadar Furosemide ditetapkan dengan metode spektrofotometri ultraviolet (UV) pada panjang gelombang 271 nm. Pada analisa kuantitatif, pengukuran dilakukan dengan membandingkan larutan cuplikan dengan larutan standart. Suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan dan dan intensitas sinar yang diteruskan diukur besarnya.

G. Instrument pengumpulan dataCara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :1. Metode ObservasiMengamati langsung kegiatan yang dilakukan staff analisis dibagian Laboratorium Quality Control PT.Sampharindo Perdana Semarang.

2. Wawancara (Interview)Mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada staff analisis dibagian Laboratorium Quality Control PT.Sampharindo Perdana Semarang mengenai segala hal yang berhubungan dengan pengendalian dan pemastian mutu produk.

3. Studi KepustakaanMetode ini dilakukan dengan mencari keterangan atau mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku atau literature yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan dibagian Laboratorium Quality Control PT.Sampharindo Perdana Semarang.

4. PemeriksaanMelakukan percobaan dan pemeriksaan langsung di Laboratorium Quality Control PT.Sampharindo Perdana Semarang.

H. Pengolahan data1. Alat dan bahan penelitiana. Alat penelitian1) Labu takar 50 ml dan 100 ml2) Pipet volume 1 ml3) Pipet tetes4) Beaker glass5) Corong6) Kertas saring7) Botol timbang8) Sendok tanduk9) Timbangan analitik10) Palleus ball11) Bransond12) Spektrofotometer UV-Vis13) Cuvet14) Tissue

b. Bahan penelitian1) Sampel : Tablet Furosemide 40 mg2) Baku Furosemide3) Pereaksi : NaOH 0,1 N

2. Prosedur penelitiana. Larutan Standart1) Ditimbang seksama 50,0 mg baku Furosemide, masukan dalam labu takar 50 ml.2) Ditambah 25 ml NaOH 0,1 N.3) Dibrandson 15 menit hingga larut sempurna.4) Ditambah NaOH 0,1 N sampai tanda batas. Dihomogenkan.5) Dipipet 1 ml dimasukkan dalam labu takar 100 ml.6) Ditambah NaOH 0,1 N sampai tanda batas. Dihomogenkan.

b. Larutan Sampel1) Ditimbang 10 tablet satu per satu, masing-masing dimasukkan dalam labu takar 50 ml.2) Ditambah 25 ml NaOH 0,1 N.3) Dibrandson 15 menit hingga larut sempurna.4) Ditambah NaOH 0,1 N sampai tanda batas. Dihomogenkan.5) Disaring dengan kertas saring.6) Dipipet 1 ml dimasukkan dalam labu takar 100 ml.7) Ditambah NaOH 0,1 N sampai tanda batas. Dihomogenkan.

c. BlangkoLarutan NaOH 0,1 N digunakan sebagai larutan blangko.

d. Cara penetapanDiukur serapan dari larutan standart dan larutan sampel dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 271 nm yang sebelumnya telah diblangko menggunakan NaOH 0,1 N.

I. Perhitungan

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil1. Deskripsi produkPada penelitian ini menggunakan sampel uji sebanyak 3 batch, adapun pemeriksaan secara visual terhadap sampel yang dianalisis adalah sebagai berikut :a. Nama produk: Tablet Furosemideb. No. Batch: CB 033 1, CB 034 1, CB 035 1c. Organoleptis4) Bentuk: Tablet5) Warna: Putih6) Bau: Tidak berbau7) Rasa: Pahit8) Tanda: Logo SML dan Breaklined. Komposisi: Tiap tablet mengandung 40mg Furosemidee. Indikasi: Pengobatan edema yang menyertai payah jantung kongestif, sirosis hati dan gangguan ginjal termasuk sindrom nefrotik.Pengobatan hipertensi, baik diberikan tunggal atau kombinasi dengan obat antihipertensi. Furosemida sangat berguna untuk keadaan-keadaan yang membutuhkan diuretik kuat. Pendukung diuresis yang dipaksakan pada keracunan.f. Kemasan: Box isi 10 strip @ 10 tablet

2. Analisa kualitatifa. Spectrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromide P menunjukan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Furosemida BPFI.b. Spectrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 125.000) dalam Natrium Hidroksida 0,02 N menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Furosemide BPFI; daya serap masing-masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 271 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.c. Larutkan kurang lebih 5mg zat dalam 10ml methanol P. Masukkan 1 ml larutan ke dalam labu, tambahkan 10ml HCl 2,5 N dan refluk di atas tangas uap selama 15 menit. Dinginkan, tambahkan 15 ml NaOH 1 N dan 5 ml NaNO2 P (1 dalam 1000). Biarkan selama 3 menit, tambahkan5 ml Ammonium Sulfamat P (1 dalam 200), campur dan tambahkan 5 ml N-1-naftiletilendiamina dihidroklorida P (1 dalam 1000) yang dibuat segar terjadi warna merah sampai merah ungu.

3. Analisa kuantitatifPersyaratan kadar Furosemide dalam tablet Furosemide berpedoman padaa Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995 bahwa kadar Furosemide tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatifnya kurang dari atau sama dengan 6,0%.Setelah dilakukan penelitian terhadap sampel tablet Furosemide secara spektrofotometri di Laboratorium Quality Control PT.Sampharindo Perdana, diperoleh data sebagai berikut :TABEL 1Hasil Penetapan Kadar dan Simpangan Baku Relatif FurosemideNo.Nomor BatchRata-rataKadar Zat Aktif(%)Simpangan Baku Relatif (RSD)(%)

1.CB 033 1102,961,95

2.CB 034 1103,731,10

3.CB 035 1103,911,29

B. PembahasanDari hasil uji kuantitatif dapat dilihat bahwa perolehan kadar Furosemide dalam tablet Furosemide adalah 102,96% ; 103,73% ; 103,91% telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh PT. Sampharindo Perdana yang berpedoman pada Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995 yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatifnya kurang dari atau sama dengan 6,0%, sehingga sediaan tablet Furosemide yang diproduksi oleh PT. Sampharindo Perdana Semarang tersebut memenuhi syarat uji keseragaman kandungan dan layak serta aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas.Dari hasil tersebut terdapat perbedaan kadar Furosemide dalam tablet Furosemide yang diproduksi dalam satu batch. Hal tersebut disebabkan oleh proses homogenitas yang kurang sempurna antara zat aktif dan bahan tambahannya. Dan jika terdapat perbedaan kadar Furosemide dalam tablet Furosemide yang diproduksi berbeda batch dapat disebabkan karena penambahan dari bahan-bahan tambahan. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995 minimal penimbangan bahan adalah 50 mg, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkat penyimpangan dari kadar yang telah ditetapkan karena semakin kecil penimbangan maka penyimpangannya akan semakin besar. Oleh karena itu, untuk menentukan kadar Furosemide dalam tablet Furosemide 40mg dilakukan uji keseragaman kandungan.Dalam metode spektrofotometri Ultra Violet (UV) mempunyai beberapa kelebihan antara lain : lebih praktis, efisien, lebih mudah, dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam penelitian serta hasilnya lebih tepat dan akurat.

BAB VKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanDari hasil uji keseragaman kandungan Furoemide dalam tablet Furosemide 40mg, maka dapat disimpulkan bahwa tablet Furosemide 40 mg yang diproduksi oleh PT. Sampharindo Perdana Semarang diperoleh kadar rata-rata zat aktif masing-masing no. batch sebagai berikut :1. a. Dengan no. batch CB 033 1 kadar rata-rata zat aktif 102,96%; CB 034 1 kadar rata-rata zat aktif 103,73%; CB 035 1 kadar rata-rata zat aktif 103,91%.

b. Dengan melihat dari hasil penelitian diatas maka dapat disipulkan bahwa tablet Furoseide 40mg memenuhi syarat kadar tablet Furosemide pada Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995.

2. Dengan melihat hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tablet Furosemide 40mg memenuhi syarat kadar uji keseragaman kandungan yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995, yaitu setiap tablet harus mengandung Furosemide tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari kadar yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatifnya kurang dari sama dengan 6,0%.

B. Saran1. Bagi pihak penelitiDisarankan dapat melakukan penelitian lainnya selain uji keseragaman kandungan, misalnya uji disintegritas untuk mengetahui waktu hancur tablet, uji disolusi untuk mengetahui waktu larut tablet, uji kekerasan tablet, uji ketebalan tablet.

2. Bagi pihak industriDiharapkan agar selalu menjaga kualitas dan kuantitas dari produk-produk obat yang dihasilkan serta mematuhi aturan-aturan yang berlaku sehingga semua produk obat yang beredar dapat dipercaya oleh masyarakat.

3. Bagi masyarakat Sebagai konsumen harus selalu waspada dalam memilih obat yang akan dikonsumsi, serta harus memperhatikan indikasi, aturan pemakaian, efek samping, kontra indikasi dn jangan lupa melihat kondisi luar seperti wadah atau bungkus obat dan tanggal kadarluarsa.24