Hadis Tablet

103
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Teori Umum II.1.1 Defenisi Tablet Tablet adalah bentuk sediaan padat dari substansi obat yang biasanya dibuat dengan bantuan zat tambahan yang cocok. Tablet memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan dan karateristik penghancur dan aspek lainnya tergantung dari tujuan penggunaan tablet dan metode pembuatannya.( 2 ; 291) Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau sirkular, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung suatu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. (5 ; 6) Tablet didefinisikan sebagai suatu bentuk sediaan obat padqat yang dibuat dengan pemadatan.

Transcript of Hadis Tablet

Page 1: Hadis Tablet

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

II.1.1 Defenisi Tablet

Tablet adalah bentuk sediaan padat dari substansi obat yang

biasanya dibuat dengan bantuan zat tambahan yang cocok. Tablet

memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan,

ketebalan dan karateristik penghancur dan aspek lainnya tergantung

dari tujuan penggunaan tablet dan metode pembuatannya.( 2 ; 291)

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa

cetak dalam tabung pipih atau sirkular, kedua permukaannya rata

atau cembung, mengandung suatu jenis obat atau lebih dengan

atau tanpa zat tambahan. (5 ; 6)

Tablet didefinisikan sebagai suatu bentuk sediaan obat

padqat yang dibuat dengan pemadatan. Kebanyakan terdiri atas

campuran serbuk yang dipadatkan dalam die untuk menghasilkan

suatu padatan tunggal dank eras. Kebanyakan tipe atau jenis tablet

dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan

melepaskan bahan obat ke dalam saluran pencernaan. Sebagian

lagi diformulasikan agar larut atau terdispersi dalam air sebelum

digunakan. (4 ; 333)

Page 2: Hadis Tablet

Tablet adalah bentuk sediaan padat dari satu atau lebih

bahan obat, dengan atau tanpa pengisi. Dibuat dengan

pengempaan dalam mesin tablet atau pencetakan. Tablet bervariasi

dalam bentuk, ukuran, dan bobot. Faktor-faktor ini tergantung pada

perbedaan sesuai kegunaan yg diinginkan dan bobot komponen

obat yg terkandung dalam masing-masing tablet. (10 ; 82)

Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat

yang dibuat dengan pengempaan dari sebuah formula, yang terdiri

dari bukan obat dan beberapa pengisi atau zat tambahan yang

dipilih untuk membantu dalam pengolahan dan khasiat obat. (15 ;

131)

Tablet kempa adalah bentuk sediaan yg disiapkan dgn

pengempaan bahan obat yg digramulasikan dn punches dan dies.

Walaupun tablet konvensional berbentuk cakram dengan ketebalan

kurang dari ½ diameter, ada tablet dgn bentuk, ukuran dan warna yg

berbeda.(19 ; 73)

Tablet adalah sediaan padat yang dibuat dengan cara

memadatkan bahan obat atau granul dengan bahan mesin tablet.

Meskipun memungkinkan untuk membuat tablet dalam berbagai

bentuk namun kebanyakan tablet berbentuk bulat pipih dengan

permukaan rata atau cembung. (20 ; 269)

Page 3: Hadis Tablet

Tablet kempa adalah bentuk sediaan yang disiapkan dengan

pengempaan di bawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 granul

bukan obat menjadi bentuk cakram sesuai dies. Tablet biasanya

mempunyai ketebalan kurang dari ½ diameternya. (21 ; 125)

Tablet adalah bentuk sediaan yang disiapkan dengan

pencetakan atau pengempaan substansi obat dalam dies.

Mempunyai berbagai bentuk tetapi kebanyakan dalam bentuk

cakram. Mempunyai beragam bobot dan dimaksudkan untuk

pemakaian oral dengan bobot rata-rata antara 0,06g–0,6g. (22 ;

436)

Tablet dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat

farmasetika yang terdiri dari substansi obat dengan atau tanpa zat

pengisi yang sesuai dan disiapkan dengan pengempaan maupun

dengan pencetakan. Tablet telah digunakan secara luas sejak akhir

abad ke-19 dan popularitasnya berlanjut. Istilah tablet kempa

dipercaya telah digunakan pertama kali oleh John Wyeth & Brother

of Philadelphia. Selama periode ini, tablet cetak diperkenalkan untuk

digunakan sebagai tablet hipodermik untuk larutan injeksi yang

diolah tanpa persiapan.(8 ; 858)

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung satu

atau lebih bahan obat dengan atau tanpa berbagai zat tambahan

untuk menaikkan sifat alirannya, sifat kohesif penghancuran dan

Page 4: Hadis Tablet

kualitas anti lekatnya yang dibuat dengan pengempaan dengan

mesin tablet atau dengan pencetakan.(12 ; 52)

Page 5: Hadis Tablet

II.1.2 Jenis-Jenis tablet

Jenis-jenis tablet yaitu : (7 ;1633-1634)

Tablet kempa,dibentuk dengan pengempaan dan tanpa lapisan

khusus. Dibuat dari serbuk, kristal atau bahan granulsendiri atau

penggabungan dengan pengikat, penghancur, pelican, pengisi

dan dan dalam banyak kasus, pewarna.

Tablet salut film, tablet kempa yang dilapisi dengan lapisan tipis

dari bahan yang tidak larut air.

Tablet salut enteric, tablet kempa yang disalut dengan bahan yang

tahan terhadap larutan / cairan lambung tetapi dapat larut di

dalam usus.

Tablet tempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih dari

satu kali siklus tekanan.

Tablet berlapis, tablet yang disiapkan dengan pengempaan

granuler tablet pada granulasi yang baru dikempa. Proses ini

dapat diulangi untuk menghasilkan tablet berlapis banyak dari 2

atau 3 lapisan.

Tablet pelepasan yang dikendalikan : tablet kempa dapat

diformulasikan untuk melepaskan obat secara lambat dalam

periode waktu yang lama.

Tablet untuk larutan, tablet kempa yang digunakan dalam

penyiapan larutan.

Page 6: Hadis Tablet

Jenis-jenis tablet yaitu : (12 ; 53-57)

1. Tablet kempa

a. Tablet yang diangkut ke dalam sistem gastrointestinal

Tablet kempa konvensional, disiapkan dengan pengempaan

tunggal lingkaran dan biasanya tersusun atas bahan aktif,

sendiri atau digabungkan dengan zat pengisi seperti

laktosa, pengikat seperti larutan sukrosa, atau pasta pati

untuk memberikan keadhesifan, dan penghancur seperti

pati untuk menyebabkan pemecahan tablet jika

bersingggungan dengan cairan gastrointestinal.

Tablet kempa ganda adalah tablet kempa yang secara

konvensional disiapkan dengan lebih dari kompresi bulat

tunggal.

Tablet salut enterik adalah tablet kempa konvensional

disalut dengan bahan seperti pengikat atau derivat selulosa

yang tidak hancur di lambung tetapi larut di usus. Penyalut

dapat dibuat dari bahan yang pH-nya tergantung, tidak larut

dalam medium asam lambung tetapi larut pada lingkungan

sedikit asam atau lingkungan basa usus.

Tablet salut gula adalah tablet kempa yang disalut dengan

beberapa lapisan tipis berturut-turut dengan larutan sukrosa

dengan atau tanpa pewarna. Penyalut ini berguna karena

Page 7: Hadis Tablet

dapat melindungi bahan obat dengan berperan sebagai

barrier terhadap kelembaban dan udara, menutupi bahan

obat yang rasa dan baunya tidak enak dan memperbaiki

penampilan tablet.

Tablet salut film adalah tablet kempa yang disalut dengan

lapisan tipis berwarna atau tidak berwarna dari larutan

bahan polimer yang hancur dengan cepat dalam saluran

pencernaan. Penyalut film memiliki fungsi yang sama

dengan salut gula dengan tambahan keuntungan yang

kurang lebih lebih tahan lama.

Tablet bersalut coklat adalah tablet konvensional yang

disalut dengan coklat yang merupakan bahan pewarna.

Sekarang ini besi oksida lebih banyak digunakan sebagai

pewarna menggantikan coklat.

Tablet effervescent adalah tablet kempa umum yang

berbusa jika terkena air, tablet harus dialrutkan dalam air

sebelum diminum. Timbulnya karbon dioksida merupakan

hasil reaksi antara asam sitrat dan atau asam tartrat dan

natrium bikarbonat yang termasuk dalam tablet.

Tablet kunyah merupakan tablet kempa yang didesain untuk

diisap atau dikunyah sebelum ditelan. Untuk tambahan

Page 8: Hadis Tablet

pada bahan aktif, tablet kunyah mengandung manitol yang

mempunyai rasa yang enak sebagai bahan dasarnya.

Tablet penopang aksi merupakan tablet yang disiapkan

mengandung banyak bahan obat yang menyebabkan

respon terapetik yang cepat, tambahan lagi kebanyakan

obat ini mempertahankan respon pada level awal untuk

ditujukan menghasilkan efek setelah beberapa jam pada

dosis umum.

b. Tablet yang digunakan di dalam mulut

Tablet bukal dan sublingual adalah tablet yang biasanya

rata, bentuknya oval dan ditujukan untuk memberikan efek

sistemik dengan meletakkannya pada kantung bukal antara

pipi dan gusi atau di bawah lidah dan memungkinkan untuk

larut di tempat tersebut.

Lozenges atau troches adalah tablet berbentuk cakram,

sediaan padat yang dibuat dari bahan obat dan zat pemberi

rasa bertujuan untuk larut lambat di dalam mulut. Lozenges

biasanya mengandung satu atau beberapa jenis obat

seperti antiseptik, anestesi lokal, antibiotik, antihistamin,

antitusif, analgesik atau dekongestan.

Dental cones digunakan untuk menghindari multiplikasi dari

mikroorganisme pathogen pada sela-sela gigi. Bahan aktif

Page 9: Hadis Tablet

yang digunakan untuk dental cones misalnya Na-

bikarbonat, NaCl atau laktosa.

c. Tablet untuk berbagai penggunaan

Tablet vaginal adalah tablet kempa yang berbentuk oval

atau pear ditujukan untuk dimaksudkan untuk dimasukkan

ke dalam vagina yang larut dan melepaskan bahan obat.

Tablet vaginal biasanya mengandung antiseptic,

adstringens atau steroid dan mungkin juga dapat untuk

menghasilkan pH yang diinginkan.

Tablet diagnostik: untuk diagnostik penyakit tertentu.

Tesnya biasanya dilakukan baik oleh pasien maupun di

klinik.

Tablet implantasi yang juga disebut pellet dibuat dengan

teknik aseptik dan ditujukan untuk pemberian obat

subkutan. Tablet implantasi berukuran kira-kira 3,2 x 8 mm2

dan pelepasan obatnya lambat.

2. Tablet cetak

a. Tablet cetak adalah tablet kecil yang dibuat dengan

mencetak massa lembab yang biasanya terdiri dari bahan

obat poten, pengisi yaitu laktosa atau pelembab alkohol.

b. Tablet triturat, penggunaannya secara sublingual atau

meletakkannya di lidah dan ditelan dengan air. Di kalangan

Page 10: Hadis Tablet

farmasis tablet ini dibuat dengan mencetak tetapi di industri

dibuat dengan kempa menggunakan mesin tablet.

c. Tablet hipodermik adalah tablet triturat yang digunakan oleh

dokter untuk menyiapkan injeksi tanpa persiapan dengan

melarutkan tablet ke dalam air steril untuk injeksi dan

menghasilkan larutan injeksi hipodermik.

Jenis-jenis tablet : (15 ;131-132)

1. Tablet kempa

2. Tablet kunyah

3. Tablet bukan didesain untuk melarut lambat dalam kantung

bukal.

4. Tablet sublingual untuk kelarutan cepat di bawah lidah.

5. Tablet efervesen diformulasikan untuk melarut dalam air dengan

baik disebabkan oleh reaksi asam sitrat dengan Na2CO3 atau

kombinasi efervescen lainnya yang menghasilkan buih dalam

air.

6. Suppositoria dapat dibuat dengan pengempaan formulasi

menggunakan die desain khusus untuk menghasilkan bentuk

yang tepat.

7. Tablet lapisan ganda dibuat dengan pengempaan berganda,

terdiri atas 2 atau kadang-kadang 3 lapisan untuk memisahkan

komponen incomp dengan menformulasikannya dalam lapisan

Page 11: Hadis Tablet

yang terpisah untuk membuat produk yang terus-menerus atau

dihasilkan 2 rangkap atau hanya untuk penampilan dimana

lapisan-lapisan tersebut diwarnai berbeda.

8. Tablet kempa bersalut dibuat dengan pengempaan sebuah

tablet didalam sebuah tablet sehingga lapisan luar menjadi salut.

Sebanyak 2 lapisan dapat dikempa mengelilingi tablet bagian

tengah atau inti, karena dengan tablet berlapis, teknik ini juga

digunakan untuk memisahkan komponen incomp dan membuat

tablet yang diperpanjang.

9. Tablet salut gula adalah tablet kempa dengan salut gula. Salut

dapat bervariasi dalam ketebalan dan warna dari tambahan

bahan-bahan celupan ke salut gula.

10. Tablet salut film adalah tablet kempa dengan film tipis dari

sebuah polimer mert yang digunakan dalam pelarut yang cocok

dan dikeringkan. Salut film sekarang ini adalah metode yang

lebih disukai untuk membuat tablet salut. Lebih ekonomis dan

memakan waktu, tenaga, biaya yang minimum dan

mendapatkan tablet tahan panas dan pelarut.

11. Tablet salut enteric adalah tablet kempa yang dilapisi dengan

substansi inert yang tahan terhadap cairan lambung, tetapi larut

atau hancur dan melepaskan bahan obat di dalam usus

.

Page 12: Hadis Tablet

Jenis-jenis tablet : (10 ; 90)

1. Tablet kempa, dibuat dengan proses produksi skala besar untuk

substansi obat yang diserbukkan atau digranulasikan dengan

pengisi yang cocok, ditekan ke dalam dies di bawah tekanan

beberapa ton/inch2. Kebanyakan tablet kempa terdiri dari satu

atau lebih bahan aktif, pengisi seperti CaCO3 atau pati, pengikat

seperti akasia untuk memberi sifat adhesive dan

penghancurseperti pati untuk menjamin perpecahan dari tablet

dan pelepasan dari bahan obat untuk absorpsi. Pelicin juga

digunakan dalam proses pembuatan untuk mencegah bahan

melekat pada dies dan punches selama pengempaan.

2. Tablet bukal, tablet kempa kecil, oval tetapi bentuknya rata dan

dimaksudkan untuk diletakkan di dalam kantung bukal diantara

pipi dan gusi. Dan dilarutkan disana. Tablet bukal digunakan

terutama bentuk pemberian beberapa hormone steroid yang

mungkin sebagian akan dihancurkan oleh kerja enzim atau

dinonaktifkan oleh hati. Jika ditelan bahan obat yang

ditempatkan di kantung bukal dapat dengan cepat menembus

mucus mulut. Ketika diabsorpsi obat akan masuk ke sirkulasi

dari aliran darah vena mulut ke jantung kanan melalui hati yang

memberikan hasil dari penggunaan yang sempurna.

Page 13: Hadis Tablet

3. Tablet sublingual, obat ditempatkan di bawah lidah dan larut

disitu. Obat diserap secara bukal maupun sublingual. Pelepasan

obat untuk pengobatan diabsorpsi oleh mukosa mulut. Contoh

obat : gliserol trinitrat, hormone steroid.

4. Tablet dispensing, bukan merupakan suatu bentuk sediaan

untuk pemberian banyak pada pasien karena mengandung obat

paten dalam jumlah besar yang dapat menyebabkan kematian

jika diberikan pada pasien dengan cara yang salah. Karena

alasan inilah umumnya dibentuk persegi untuk menghindari

kemungkinan obat disalurkan pada tempat tablet biasa.

5. Tablet salut, merupakan tablet-tablet kempa dimana dibuat

dengan cara berturut-turut melapisi masing-masing lapisan tipis

sukrosa atau bahan lain yang sesuai. Tablet salut dapat diwarnai

atau tidak.

6. Tablet salut enterik merupakan tablet yang penyalutnya tahan

terhadap larutan dalam medium atau asam lambung tetapi

hancur dalam lingkungan basa pada usus. Penyalutan ini

digunakan jika obat mengiritasi lambung, kerja obat ditujukan

pada usus seperti pada obat cacing (anthelmentika), dan obat

dinonaktifkan oleh getah lambung.

Page 14: Hadis Tablet

7. Tablet cetak, dibuat dengan menekan secara manual campuran

basah bahan obat, dan pengisi laktosa atau sukrosa dalam

cetakan.

a. Tablet triturat adalah tablet cetak yang dapat memudahkan

pembuatan tanpa persiapan ketika dokter meminta bahan

paten dalam resep. Tablet ini memiliki berat rata-rata 60mg,

larut dalam air biasanya.

b. Tablet hipodermik adalah tablet cetak maupun kempa yang

dapat larut dalam air untuk dibentuk menjadi larutan injeksi.

8. Pellet adalah bentuk lain dari tablet kempa. Tabletnya kecil,

berbentuk balok atau oval, pengempaan steril dari hormone

steroid, dimaksudkan untuk diimplantasi dalam jaringan tubuh,

ini disiapkan dan disimpan, dilepaskan secara lambat.

Jenis-jenis tablet : (5 ; 6)

1. Tablet bersalut adalah tablet yang disalut dengan penyalut

yang cocok untuk maksud dan tujuan tertentu.

a. Tablet bersalut gula atau tablet salut gula adalah tablet yang

disalut dengan larutan gula atau zat lain yang cocok dengan

atau tanpa penambahan zat warna.

b. Tablet bersalut kempa adalah tablet yang disalut secara

kempa-cetak dengan massa granulat yang tadi laktosa,

kalsium fosfat atau zat lain yang cocok.

Page 15: Hadis Tablet

c. Tablet bersalut selaput adalah tablet yang disalut dengan

lapisan yang dimuat dengan cara pengendapan zat penyalut

dari pelarut yang cocok. Lapisan selaput umumnya tidak lebih

dari 10 % berat tablet.

d. Tablet bersalut enterik adalah tablet yang disalut dengan zat

penyalut yang relative tidak larut dlm asam lambung, tetapi

larut dan hancur dalam lingkaran basa usus halus.

Jenis-jenis tablet : (19 ;70-74)

1. Tablet triturat adalah tablet yang diameternya ± 5mm dengan

permukaan atas dan bawahnya rata. Tablet triturat dibuat

dengan membentuk bahan lembab ke dalam cetakan secara

manual atau tekanan rendah. Kecepatan melarut merupakan

keuntungan dari tablet triturat dihasilkan dari laktosa yang sangat

mudah larut atau laktosa dan gula yang digunakan sebagai

pengisi. Hanya obat patent yang dapat diformulasikan ke dalam

tablet triturat karena ukurannya kecil.

2. Tablet hipodermik adalah tablet triturat steril dimaksudkan dalam

keadaan aseptic pada penyiapan larutan untuk injeksi. Tablet ini

mempunyai diameter 4mm jadi dapat dimasukkan dalam

tempat injeksi. Tablet hipodermik harus cepat larut dengan

sempurna.

Page 16: Hadis Tablet

3. Tablet kempa

a. Tablet bucal dan tablet sublingual berukuran kecil, rata

atau cembung yang diletakkan berturut-turut diantara pipi dan

gusi dan di bawah lidah. Penyerapan obat terjadi melalui

mukosa bukal ke dalam sirkulasi sistemik. Tidak semua obat

dapat diabsorsi melalui jalur ini. Tablet bucal dikempa dengan

tenaga yang sedang sehingga dapat larut dlm sekitar 30 menit.

Pemberi aroma dan pemanis tidak ditambahkan karena akan

menstimulasi saliva yang akan menyebabkan penelanan dan

kehilangan obat.

b. Pelet / implant adalah tablet steril yang dikempa dari bahan

murni obat kristalin di bawah keadaan aseptic 3,2 dari 8 mm

pellet ditanamkan secara subkutan oleh penyuntik Kearns atau

Perloff atau dengan insane atau torehan dan dipergunakan

tempat penyimpanan dari obat-obat yang lambat dikeluarkan

selama lebih 1 periode dari satu sampai beberapa bulan.

Implant tersedia untuk penggunaan rumah sakit dan klinik dan

terbatas pada hormone seprti estradisi dan testoteron.

Page 17: Hadis Tablet

II.1.3 Keuntungan Tablet

Keuntungan penggunaan tablet yaitu :(12 ; 52)

1. Rasa pahit, mual, dan rasa tidak enakdari obat dapat diubah dan

kadang-kadang menjadi enak dengan menyalut isi tablet atau

granul tablet dengan penyalut yang cocok. Penyalut ini hanya

dibutuhkan untuk melindungi tablet selama waktu yang normal.

2. Keuntungan di bidang pemasaran dari tablet adalah mudah

diatur denga dosis yang akurat. Jika dibagi dapat memiliki

keseragaman distribusi ke seluruh tablet untuk menjamin

keakuratan ketika tablet dibelah atau satu/lebih bahan terapetik

dapat dibagi menjadi bagian spesifik seperti lapisan, pellet, atau

granul untruk meneambah efek terapetik.

3. Tablet tidak mengandung alcohol. Alkohol merupakan bahan

pentinguntuk meningkatkan kelarutan atau stabilitas dari bentuk

lain dari obat. Tidak adanya alcohol dalam tablet secara normal

mengurangi biaya produksi.

4. Tablet dapat dengan mudah disesuaikan dengan berbagai

variasi sediaan dari bahan obat. Oleh karena itu konsentrasi obat

yang sesuai tersedia dengan mudah dan ekonomis., baik untuk

dokter, pasien, maupun farmasis.

5. Sifat alami tablet memberi kesan layak secara psikologis karena

hampir semua diterima oleh pasien.

Page 18: Hadis Tablet

6. Untuk kenyamanan dalam penggunaan, tablet dibuat dalam

bentuk sangat praktis dan efisien untuk pengobatan. Tablet

menyenangkan bagi farmasis karena kemudahan dalam

pengemasan dan penyaluran.

Keuntungan penggunaan tablet yaitu :( 19; 73)

1. Tablet merupakan sediaan yang kompak, mudah dikemas,

diangkut, dan disimpan. Mudah untuk digunakan dan tidak

memerlukan bantuan sendok the untuk penggunaannya.

Meskipun tablet merupakan sediaan yang memiliki dosis tunggal

tetapi tablet dapat dibagi menjadi 2 atau 4 bagian sehingga

pasien dapat menggunakannya dalam dosis yang lebih kecil.

2. Tablet yang elegan, dipasarkan dengan harga terjangkau

dengan metode produksi besar-besaran yang digunakan untuk

meningkatkan produksi dan mengurangi biaya.

Keuntungan penggunaan tablet yaitu :( 13; 645)

1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan

kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk

ketepatan serta visibility kandungan yang paling rendah.

2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling ringan dan paling

kompak.

3. Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling mudah dan paling

murah untuk dikemas dan dikirim.

Page 19: Hadis Tablet

4. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan

murah tidak memerlukan langkah pengerjaan tambahan bila

menggunakan pencetak yang bermonogram yang yang

berhiasan timbul.

5. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan

tertinggal di tenggorokan terutama bila bersalut yang

kemungkinan pecah atau hancurnya tablet dapat segera terjadi.

Keuntungan penggunaan tablet yaitu :( 21; 125)

1. Kemudahan dalam pengangkutan baik bagi perusahaan,

farmasis, dan pasien.

2. Memiliki keakuratan dosis.

3. Tablet dapat dibagi menjadi ½ atau ¼ bagian sehingga praktis

bagi pasien untuk mendapatkan ½ atau ¼ dari dosis total.

4. Rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan penyalut tablet,

dapat digunakan penyalut gula, penyalut selaput, atau salut

kempa.

5. Pasien umumnya menemukan bahwa tablet merupakan bentuk

sediaan yang simpel untuk digunakan.

6. Tablet dapat diletakkan di lidah dan ditelan dengan air. Beberapa

individu mempunyai masalah psikologis untuk menelan tablet.

Dapat diatasi dengan menghancurkan atau melembabkannya

dengan air.

Page 20: Hadis Tablet

7. Industri farmasi mengembangkan cara penggunaan tablet

dengan membuat tablet kunyah.

Page 21: Hadis Tablet

II.1.4 Kerugian Tablet

Kerugian penggunaan tablet yaitu: (13; 645)

1. Beberapa bahan tidak dapat dikempa menjadi padat dan

kompak tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi atau

rendahnya berat jenis.

2. Obat yang sukar dibasahkan lambat melarut, absorpsinya tinggi

dalam saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di atas akan

sukar atau tiodak mungkin diproduksi untuk menghasilkan

bioavailibilitas yang tidak cukup atau kurang.

3. Obat yang biasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat

dihilangkan atau obat yang peka terhadap oksigen atau

kelembaaban udara perlu penyalutan atau pengkapsulan

sebelum dikempa.

Kerugian penggunaan tablet yaitu (19; 73)

1. Kematian yang disebabkan karena tablet tersengkut di laring

anak-anak.

2. Penyalut, pewarna, dan pemberi rasa pada tablet menarik bagi

anak-anak. Tablet dan semua obat harus dijauhkan dari

jangkauan anak-anak karena dapat disangka sebagai permen.

Page 22: Hadis Tablet

Kerugian penggunaan tablet yaitu (21; 125)

1. Beberapa individu mempunyai sifat psikologis yang tidak

memungkinkan untuk menelan tablet. Untuk orang seperti ini

tablet harus dihancurkan dan dibasahkan dengan air.

2. Kematian dari anak-anak akibat aspirin yang tertinggal di laring

telah dilaporkan.

Kerugian penggunaan tablet yaitu (12; 52)

1. Beberapa individu memiliki kesulitan sifat psikologis untuk

menelan tablet.

2. Pada umumnya tablet tidak dapat dibuat tanpa persiapan

terlebih dahulu.

Kerugian penggunaan tablet yaitu (20; 67)

1. Tablet tidak cocok untuk bahan yang tidak dapat dikurangi untuk

persiapan pengeringan dan tablet juga lambat memberikan efek

karena membutuhkan waktu untuk hancur.

2. Kelebihan dari penambahan penghancur di dalam campuran

tablet.

Page 23: Hadis Tablet

II.1.5 Sifat-sifat Tablet

Sifat-sifat dari sediaan tablet (10; 85)

1. Kekerasan

Sebuah tablet yang baik adallah tablet yang cukup keras

untuk dipegang sampai digunakan. Dalam bentuk lain tablet

tidak boleh terlalu keras karena akan gagal dalam penghancuran

atau gagal dalam larut dengan mudah.

2. Keseragaman Bahan Aktif

Farmakope Amerika dan Formularium Nasional

menetapkan batasan dalam potensi tablet.

3. Keseragaman Bobot

Walaupun telah diketahui sejak lama bahwa secara kasat

variasi kadang-kadang terjadi dalam berat dari banyak yg sama

dan secara praktis cukup sulit dalam menyusun batasan yg

layak lain daripada dinyaatakan secara langsung dalam

pengujian yg baru saja dinyatakan.

4. Proses Penghancuran

Jika tablet diharapkan efektif dalam pengobatan maka jelas

tablet tersebut harus larut atau hancur dengan cepat.

Sifat-sifat dari sediaan tablet (14: 132)

1. Tablet harus cukup kuat dan resisten terhadap guncangan

selama pembuatan, pengepakan, pengiriman dan penggunaan.

Page 24: Hadis Tablet

2. Tablet harus seragam dalam bobot dan dalam kandungan obat

masing-masing terdiri dari tablet tunggal.

3. Tablet harus mempunyai bentuk yang bagus dan mempunyai

karakteristik warna, bentuk lain yang penting untuk

diidentifikasikan dari suatu produk.

4. Harus bioavailabel.

5. Tablet harus mempertahankan semua kelengkapan fungsi

termasuk stabilitas dan efisiensi obat, khasiat dan

pengguanaanya.

Sifat-sifat dari sediaan tablet (12; 64)

1. Akurat dan keseragaman bobot. Agen resmi pengatur dan

pemegangizin dan bemacam-macam lembaga dunia menuntut

tablet harus mengandung bahan obat khusus untuk tujuan terapi

dan kualitas yang telah ditetapkan.

2. Homogenitas; menunjukkan distribusi yang layak dan akurat dari

bahan aktif atau bahan lain.

3. Tidak adanya incomp; tablet harus secara murni bebas dari

incomp dengan tujuan untuk menjamin kebutuhan efek terapi.

Ketidakhaditran incomp dari aspek farmasetika dan kimia berarti

tablet mempunyai kekonstanan dan memberi efek terapi yang

diinginkan.

Page 25: Hadis Tablet

4. Kestabilan dan kekerasan; tablet harus stabil untuk menjamin

bahwa kuantitas terapi yang diinginkan dari obat diterima oleh

pasien. Ini berarti konstan dalam sifat fisis.

5. Kemudahan penghancuran; ini adalah hal penting bahwa

penghancuran tablet dalam perut atau usus, sehingga obat

memiliki kesempatan unutk mengeluarkan sifat terapinya.

6. Penampilan yang menyenangkan; penampilan menarik,

menyenangkan dan secara total harus menghindari hal-hal yang

bersifat mengganggu melalui satu beberapa dari pancaindra kita.

7. Mudah dalam pembuatan; produksi dalam jumlah besar dari

beberapa permintaan komoditas secara layak mudah dalam

pembuatan, baik dari segi pembiayaan dan juga dari sudut

pemeliharaan bahan.

8. Ekonomis dalam produksi.

Sifat-sifat dari sediaan tablet (15; 131)

1. Tablet harius kuat dan tahan terhadap goncangan dan abrasi

selama pembuatan, pengemasan, dan pengguanaan.

2. Tablet harus seragam dalam bentuk dan ukuran.

3. Tablet harus bioavailabel

4. Tablet harus elegan dan mempunyai karakteristik bentuk dan

warna.

Page 26: Hadis Tablet

II.1.6. Metode pembuatan tablet

Metode pembuatan tablet ( 14;148)

1. Granulasi basah

- Penyiapan bahan obat dan zat tambahan

- Penyediaan larutan pengikat

- Pencampuran larutan pengikat pada pencampuran serbuk

massa lembab/basah.

- Pengayakan granul kering dengan lubrikan dan penghancur.

- Pengayakan granul kasar dan massa basah dan pengahancur

- Pencampuran granul yang diayak dengan pelicin dan

penghancur

- Pengempaan tablet

2. Granulasi kering

-Penggerusan bahan obat dan bahan tambahan

-Pencampuran serbuk yang digerus

-Pengempaan massa tablet besar dan keras yang disebut slug

-Pengayakan slug

-Pencampuran dengan lubrikan dan penghancur

3. Kempa langsung

-Penggerusan bahan obat dan zat tambahan

-Pencampuran bahan-bahan

-Pengempaan tablet

Page 27: Hadis Tablet

Metode pembuatan tablet (2)

1. Granulasi basah, langkah-langkahnya:

- Penimbangan dan pencampuran bahan-bahan aktif dan zat

tambahan, sesuai jumlah yang diproduksi.

- Pembuatan granul basah

- Penyaringan adonan lembab menjadi granul

- Pengeringan granul

- Lubrikan ditambahkan

- Pengempaan tablet

2. Granulasi kering, pada granulasi ini dibentuk

oleh penambahan atau pelembaban bahan pengikat kedalam

campuran serbuk obat. Setelah itu, memecahkan dan

menjadikan pecahan-pecahan kedalam granul yang lebih kecil,

setelah penimbangan dan pencampuran bahan dengan cara

yang tertera pada granulasi basah. Kemudian pelincir

ditambahkan dan tablet dikempa.

3. Kempa langsung, beberapa granul bahan kimia seperti kalium

klorida, kalium iodida, amonium klorida memiliki sifat mudah

mengalir dan sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang

memungkinkan untuk langsung dikempa dalam mesin tablet

tanpa memerlukan granulasi basah dan kering.

Page 28: Hadis Tablet

Metode pembuatan tablet (15;138)

1. Metode granulasi basah

- Digiling bahan obat dan zat tambahan

- Dicampur bahan tersebut

- Disiapkan larutan pengikat

- Dicampur larutan pengikat dengan serbuk campuran

membentuk massa

- Diayak campuran menggunakan ayakan nomor 6 – 12

- Dikeringkan granul tersebut

- Granul yang ada diayak dan ditambahkan pelicin dan

penghancur

- Tablet dikempa

2. Granulasi kering

- Dicampur bahan obat dan zat tambahan

- Digerus campuran tersebut menjadi serbuk

- Dikempa menjadi massa besar

- Massa besar tersebut diayak

- Dicampur dengan pelicin dan penghancur

- Tablet dikempa

3. Kompres langsung

- Dicampur bahan obat dan zat tambahan

- Dihomogenkan semua bahan tersebut

Page 29: Hadis Tablet

- Dikempa menjadi tablet

Metode pembuatan tablet (19;77)

1. Metode granulasi basah

- Larutan granulasi disiapkan

- Komponen yang diserbukkan, ditimbang dan dicampur

- Campuran dibasahkan dengan penambahan larutan granulasi

dalam jumlah yang secukupnya dan untuk memperoleh

konsistensi yang sesuai atau tepat

- Massa basah dibentuk menjadi granulasi

- Granulasi dikeringkan di dalam oven

- Granulasi kering dibentuk ke ukuran rata-rata untuk

pengempaan

- Ditambahkan lubrikan dan penghancur

- Formulasi yang sudah tercampur dikempa menjadi tablet

2. Metode prekompression

Formulasi kering dikempa kedalam bentuk yang

berukuran besar atau slug yang dibentuk keukuran yang

seragam untuk kempa pertama ke bentuk tablet. Metode ini

digunakan dengan obat-obat yang dirusak karena kelembaban

dan panas. Prekompresion ini menghemat waktu dan tenaga,

sehingga mengurangi pengolahan dari pencampuran basah,

pengeringan dan granulasi. Dengan menghilangkan air,

Page 30: Hadis Tablet

campuran obat yang bereaksi dengan adanya kelembaban

dapat dikempa menjadi tablet tunggal. Agar berhasil formula

harus memiliki keadesifan, bobot yang cocok dan mudah

mengalir. Kebanyakan spray-dried lactose dianjurkan, dengan

bobot yang elasisnya kecil, sebagai zat pengisi dalam

prekompressi

Page 31: Hadis Tablet

II.1.7. Komposisi tablet

Komposisi dari sediaan tablet yaitu (12 ; 57-58)

1. Diluent

Dikenal juga sebagai pengisi atau dasar yang ditambahkan

kedalam formula tablet untuk menambah besarnya tablet untuk

kemudahan dan keserasian ukuran yang dapat dikerjakan. Ini

benar-benar perlu ketika dosis dari obat dalam setiap tablet

sangat kecil, misalnya tablet 10 mg metiltestosteron. Diluent,

seperti zat tambahan lain harus cocok dengan obat, stabil

secara fisik, inert secara psikologis dan tidak bereaksi dengan

bahan-bahan lain. Contohnya garam kalsium tidak boleh

digunakan sebagai pengisi untuk tetrasiklin karena garam ini

dapat berpengaruh terhadap absorbsi antibiotik. Penggunaan

lempung adsorbent seperti bentonit dan kaolin harus dihindari

ketika membuat tablet yang mengandung sedikit sediaan obat

seperti glikosida jantung, alkaloid dan estrogen. Berikut ini

adalah bahan-bahan serbuk yang merupakan contoh pengisi :

laktosa, sukrosa, NaCl, mannitol, susu padat pilihan, amilum,

kaolin, dan bahan murni lain, kalsium karbonat, kalsium sulfat,

dikalsium sulfat,. Jumlah yang sama dari laktosa dan dikalsium

fosfat digranulasikan dengan pasta amilum biasanya digunakan

sebagai pengikat granul. Ternyata semua komponen, termasuk

Page 32: Hadis Tablet

pengisi dalam tablet ditujukan untuk persiapan larutan, harus

dapat melarut.

2. Pengikat / Binder

Adalah bahan adhesif yang digunakan untuk menyatukan serbuk

menjadi granul dan membantu dalam pengempaan tablet,

setelah pengempaan, pengiriman, dan selama berada ditangan

farmasis dan pasien. Sebagai tambahan, granul memberi aliran

yang pantas pada granulasi selama proses produksi tablet.

Binder harus memiliki sifat adhesif yang layak untuk mengikat

serbuk formulasi tablet tetapi tidak cukup untuk menyebabkan

kekerasan tablet melampaui batas karena dapat menunda atau

menghindari terjadinya disintegrasi dan melarutnya tablet.

Bahan-bahan berikut ini adalah contoh pengikat : air, alkohol,

aseton, pasta amilum (10-17%), sirup sukrosa (50-85%), larutan

gelatin (10-20%), mucilago akasia (10-20%), larutan glukosa

(25-50%), larutan alkohol-glukosa (50% alkohol, 25% glukosa

dan 25% air), pasta amilum (5% amilum dan 2% akasia dalam

air), metilselulosa-400 (4%), etil selulosa (5%) dalam alkohol,

Na-CMC, PEG 4000 atau 6000, dan polivinilpirolidon dalam air,

alkohol dan larutan hidroalkohol. Air, alkohol dan aseton atau

campurannya bukan merupakan pengikat yang tepat. Mereka

Page 33: Hadis Tablet

bekerja dengan tujuan efek larutnya diatas bahan lain misalnya

selulosa pada formula tablet.

3. Disintegrator / Penghancur

Adalah bahan yang ditambahkan pada formula tablet yang

ditujukan untuk menginduksi penghancuran tablet setelah

digunakan dan memperbesar kelarutan dari bahan obat. Faktor-

faktor yang mempengaruhi laju kelarutan atau laju disintegrasi

adalah :

- sifat fisik dan kimia dari bahan dalam formula tablet

- kekerasan tablet

- luas permukaan

Pati jagung kering atau kentang, derivat selulosa, alginat, vegum

HV, bentonite, agar dan surfaktan tertentu adalah contoh dari

penghancur yang biasa digunakan. Penghancuran diyakini

terjadi karena penggelembungan penghancur yang terkena

cairan gastrointestinal dan menambah pori-pori dan aksi

kapilaritas tablet.

4. Pelicin

Ditambahkan ke dalam granulasi tablet dengan tujuan:

- menambahkan sifat aliran dari granul

-menghilangkan adhesi pada permukaan dan dies

Page 34: Hadis Tablet

-mengurangi gesekan dinding die dan memfasilitasi

pengeluaran tablet setelah selesai.

Banyak serbuk halus (ayakan 80 – 200) digunakan sebagai

lubrikan. Pemilihan sifat lubrikan berkaitan dengan tujuan dari

lubrikan yang disebutkan di atas. Contohnya ”glidants” yang

menambah sifat aliran dari granulasi adalah kalsium stearat,

magnesium sterarat, amilum, NaCl, dan talk. Untuk

menghilangkan sifat adhesif antar permukaan punch dan dies

paling baik dicapai menggunakan materi yang lunak seperti

lemak coklat, dan lemak alami lainnya, lemak atau minyak sayur

terhidrogenasi, petroleum cair dan padat, natrium stearat, dan

sabun lainnya, parafin cair, asam stearat , dan lilin atau bahan

mirip lilin. Lubrikan ditambahkan untuk mengurangi pemakaian

punch dan die dan untuk mengurangi gesekan adalah kalsium

stearat, magnesium stearat dan talk.

5. Bahan pewarna

Bahan pewarna digunakan, sertifikasi FD dan C secara normal

ditambahkan dengan cara :

-Melarutkan bahan cat pada larutan pengikat

-Menyemprotkan granul dengan larutan cat khusus

- Mendistribusikan cat selama pencampuran kering kemudian

menggunakan granulasi basah

Page 35: Hadis Tablet

- Menambahkan triturat dari cat ke amilum atau kalsium sulfat

(hanya cocok untuk pastel berwarna)

Triturat zat warna seperti ini tersedia secara komersil, granulasi

ayakan no. 40 atau halus sangat penting untuk menghindari

tablet yang berbintik-bintik. Bahan pewarna menambah

penampilan tablet dan membantu dalam identifikasi produk.

6. Bahan pengaroma

Jika bahan pengaroma digunakan, biasanya dilakukan

dengan penyemprotan larutan alkohol dari minyak atsiri atau

bahan pengaroma lain keatas granul-granul kering sebelum

pengempaan dari penyelesaian tablet. Setelah penyemprotan

granul, digulingkan dan kadnag-kadang disimpan dalam wadah

tertutup. Untuk memungkinkan penyerapan yang besar dari

pengaroma kadang-kadang pengaroma buah juga dicampurkan

kedalam campuran serbuk massa sebelum granulasi.

Komposisi dari sediaan tablet yaitu (10 ; 94-96)

1. Bahan obat

Adalah bahan aktif yang pemilihannya otomatis secara

luas, bagaimanapun keterampilan farmasis dilatih dalam

pemilihan bahan obat seperti ukuran partikel, bentuk kimia dan

derajat kebasahannya. Ketika beberapa bahan obat

Page 36: Hadis Tablet

dikombinasikan, teknik khusus mungkin dibutuhkan untuk

menghindari inkompatibilitas secara fisik dan kimia.

2. Diluent

Disebut juga pengisi atau basis adalah bahan yang tidak

berbahaya yang ditambahkan untuk menambah besarnya tablet

menjadi ukuran yang sesuai. Pengisi umum untuk tablet adalah

laktosa dan sukrosa. Amilum dan kalsium karbonat cocok

digunakan sebagai diluent jika tidak diinginkan tablet larut untuk

menghasilkan larutan jernih. Absorbent adalah pengisi khusus

dipilih untuk membantu kuantitas kecil dari larutan. Amilum dan

Magnesium Karbonat umumnya digunakan absorbent,

magnesium oksida tidak cocok dalam kebanyakan kasus karena

kecenderungannya menjadi keras dan membentuk semen.

3. Binder / pengikat

Pengikat, bahan tambahan atau adhesif adalah suatu

bahan yang ditambahkan dengan tujuan untuk menyatukan

serbuk menjadi granul dan menyatukan granul menjadi tablet.

Pengikat harus inerrt secara fisiologis, cocok secara kimia

dengan bahan lain dan memiliki sifat adhesif tetapi tidak cukup

untuk menghalangi kelarutan atau disinetgrasi dari tablet. Yang

digunakan secara luas sebagai pengikat, dengan tujuan untuk

mengurangi sifat adhesif adalah glukosa 25-50%, mucilago

Page 37: Hadis Tablet

akasia 10-20%, larutan gelatin 10-20% (harus digunakan hangat

dalam bentuk cair), sirup sukrosa, 2 bagian dalam 3 bagian

mucilago amilum, 1 bagian dalam 16 bagian air dan alkohol.

Sukrosa, akasia dan laktosa dapat digunakan dalam bentuk

serbuk, tetapi pengikat lebih efektif digunakan dalam bentuk

larutan.

4. Pewarna

Meskipun kebanyakan tablet tidak diwarnai, pewarna dapat

ditambahkan biasanya dengan melarutkan pewarna makanan

buatan dalam larutan pengikat. Untuk efek psikologis, tablet

aspirin biasanya tidak hanya tersedia dalam warna putihtetapi

juga merah muda, oranye, coklat, dll.

5. Penghancur

Penghancur adalah bahan atau kombinasinya digunakan

dalam tablet untuk memecahnya, jika kontak dengan

kelembaban, menjadi partikel kecil sehingga aksi bahan obat

cepat diperoleh. Jumlah dari penghancur tablet dipengaruhi oleh

kealamiahan bahan dan kekerasannya.

Komposisi dari sediaan tablet yaitu (17 ; 785)

Obat tablet kempa mengandung 2 kelompok dasar dari

komposisinya, yaitu (1) zat aktif/bahan obat, (2) zat tambahan

seperti (1) diluent/pengisi, (2) pengikat, (3) penghancur, (4)

Page 38: Hadis Tablet

lubricant, (5) pewarna, dan (6) pemberi rasa. Terkadang, satu zat

tambahan dapat memiliki fungsi ganda mislanya sukrosa dapat

berfungsi sebagai pengisi dan juga pengikat.

1. Diluent / Pengisi

Ditambahkan kedalam tablet untuk menambah ukuran

tablet menjadi ukuran yang praktis, nyaman dan dapat bekerja.

Misalnya penambahan zat pengisi dibutuhkan pada tablet yang

mengandung dosis obat yang sangat kecil seperti 10 mg

metiltestosteron. Contoh bahan pengisi adalah laktosa, sukrosa,

NaCl, mannitol, susu padat terpilih, amilum, kaolin, kalsium

karbonat, kalsium sulfat, dikalsium sulfat, dll.

2. Pengikat

Merupakan bahan yang ditambahkan untuk mengikat

serbuk menjadi granul dan membantu dalam pengikatan granul

membentuk tablet kempa. Contoh pengikat sebagai berikut : air,

alkohol, aseton, pasta amilum (10-17%), sirup sukrosa (50-85%),

larutan gelatin (10-20%), mucilago akasia (10-20%), larutan

glukosa (25-50%), larutan alkohol-glukosa (50% alkohol, 25%

glukosa dan 25% air), pasta amilum (5% amilum dan 2% akasia

dalam air), metilselulosa-400 (4%), etil selulosa (5%) dalam

alkohol, Na-CMC, PEG 4000 atau 6000, dan polivinilpirolidon

dalam air, alkohol dan larutan hidroalkoholik, dll.

Page 39: Hadis Tablet

3. Penghancur

Merupakan zat tambahan dalam formula tablet yang

berfungsi untuk menghancurkan tablet setelah pemakaian, kadar

kehancuran tablet diukur dengan metode USP menggunakan

mesin penghancur tablet Van Dir Kamp. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kadar disintegrasi/penghancuran tablet adalah :

sifat fisika dan kimia bahan-bahan yang terdapat dalam

formula tablet

permukaan tablet

jagung kering atau amilum kentang dan derivat / turuna selulosa

(contoh : solka-floc, amvicel, dll) merupakan penghancur populer

yang digunakan.

4. Lubrikan

Ditambahkan kedalam granulasi tablet, jika perlu, untuk tujuan:

Meningkatkan sifat aliran dari granul

Menghindari terjadinya adhesi antara granul dengan

permukaan punch dan die

Mengurangi gesejan pada dinding die untuk memfasilitasi

pengeluaran hasil akhir tablet.

Mengurangi pemakaian punch dan die yang berlebihan.

Glidan berfungsi meningkatkan sifat alir granul, contohnya

kalsium stearat, amilum, NaCl dan talk.

Page 40: Hadis Tablet

Anti adheren, contohnya: mentega cokelat dan lemak alami

lainnya, cairan dan padatan petroleum, Na- stearat dan sabun-

sabun lainnya, parafin, lilin, asam stearat, dll. Contoh lubrikan

yang berfungsi mengurangi pemakaian punch dan die serta

mengurangi gesekan pada dinding die seperti kalsium stearat,

Mg-stearat dan talk.

5. Pewarna

Penambahan pewarna yang diizinkan untuk makanan dan

obat-obatan dengan cara berikut : (a) melarutkan pewarna

tersebut ke dalam larutan pengikat, (b) menyemprot granul

dengan larutan khusus dari zat pewarna, (c)

mendistribusikan/mencampurkan pewarna kedalam campuran

kering lalu ditambahkan pada granulasi basah, (d)

menambahkan triturat pewarna tersebut ke dalam amilum atau

kalsium sulfat.

6. Pemberi rasa

Ditambahkan dengan menyemprotkan larutan alkoholik

atau larutan eter dari minyak menguap atau pemberi rasa

lainnya kepada granul kering sebelum pengempaan tablet.

Setelah disemprot, granul-granul tersebut diguling-gulingkan dan

terkadang disimpan dalam bekal tertutup agar pemberi rasa

tersebut meresap masuk kedalam granul.

Page 41: Hadis Tablet

II.1.8 Kerusakan-Kerusakan Tablet

Kerusakan-kerusakan pada tablet:(23; 84 – 85)

1. Binding adalah kerusakan tablet akibat massa

yang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan.

2. Sticking/picking adalah perlekatan yang terjadi

pada punch atas dan bawah karena permukaan punch tidak

licin, pencetak masih ada lemaknya, zat licinnya kurang, atau

massanya basah.

3. Wishkering terjadi karena pencetak tidak pas

dengan ruang cetakan sehingga terjadi pelelehan zat aktif saat

pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan

dalam botol, sisi tablet yang berlebih akan lepas dan

menghasilkan serbuk.

4. Splitting adalah lepasnya lapisa tipis dari

permukaan tablet terutama pada bagian tengah; capping adalah

membelahnya tablet di bagian atas.

5. Mottling terjadi karena zat warna tersebut tidak

merata pada permukaan tablet.

6. Crumbling adalah tablet menjadi retak dan rapuh.

Penyebabnya adalah kurangnya tekanan pada pencetakan

tablet dan kurangnya zat pengikat.

Page 42: Hadis Tablet

Kerusakan-kerusakan pada tablet (20 ; 288-289)

1. Binding pada die

Ini terjadi ketika pelepasan dari tablet sulit dan sering diikuti

bunyi rebut/menderik yang karakteristik; tepi tablet tergores atau

kasar. Masalah ini terjadi dari beberapa kondisi di mana

perlekatan yang kurang pada dinding die yaitu penggesekan,

lubrikannya kurang baik, granul yang lembab, dan die yanh kotor

dan cacat. Lubrikan yang kurang baik termasuk campuran yang

tidak efisien dari lubrikan dengan granul. Sama halnya dengan

kesalahan kuantitas dan pemilihan pembantu. Sebab lain dari

masalah ini adalah terlalu besarnya jarak antara punch yang

rendah dan lubang die sebagai akibat pemakaian yang

berlebihan. Serbuk halus meresap ke bawah melalui celah dan

padat untuk membentuk lapisan yang kuat yang mengurangi

gesekan pada punch.

2. Picking dan sticking

Di sini masalah ini terjadi oleh gaya adhesi oleh bahan obat

terhadap permukaan punch. Jika terlokalisasi, sebagian dari

permukaan tablet tampak menghilang, hal ini disebut picking.

Tablet memiliki permukaan yang kasar dan tidak mengkilap

Page 43: Hadis Tablet

ketika sticking terjadi akibat adhesi dari tablet terhadap seluruh

permukaan punch. Pada kasus lain, jika tidak dinyatakan lain,

kecacatan semakin buruk dan sebuah lapisan pada granul padat

terkumpul pada permukaan punch.

3. Capping dan laminasi

Masalah ini biasanya meninggalkan bekas akibat

ketidaksempurnaan perpindahan udara dari granul pada rongga

die sebelum dan selama pengempaan. Udara yang

terperangkap bercampur dengan ikatan granul. Ketika

pengembangan berikutnya pada pelepasan melepaskan bagian

atau “cap” dari tablet. Pada kasus, ini tablet terbagi menjadi

beberapa lapisan, serbuk yang sangat banyak talk secara baik

atau granul yang terlalu kering atau terlalu kecilnya lubang pada

punch/die, menghilangnya semua udara sisa dalam rongga die

dan mungkin menyebabkan capping/laminating.

4. Variasi bobot

Masalah ini berhubungan dengan aliran granul yang buruk dan

pemisahan bahan pokok granul. Granul yang terlalu kering,

terlalu besar, terlalu halus atau mengandung bagian besar dari

serbuk-serbuk halus, terlubrikasi secara tidak sempurna atau

mencakup unsur yang memiliki berat jenis atau ukuran yang

sangat berbeda semuanya dapat merupakan penyebab yang

Page 44: Hadis Tablet

mungkin menghasilkan variasi berat yang banyak. Jika

kesalahan ini terjadi karena putaran dan aliran granul yang tidak

memuaskan, cukup baik mengingat kemungkinan satu atau lebih

punch, berbeda panjangnya antara kedua contoh campuran

yang tidak merata pada bagian bawah punch. Kadang granul

diproduksi pada saat proses dan banyak tablet seragam dan

penampilan mungkin diperoleh karena lambatnya kecepatan

mesin, ini memakan waktu untuk mengisi kapasitas die.

5. Mottling

Dikarenakan jika penyalutan ukuran granul, partikel lebih

memberikan dasar warna yang berbeda yang menunjukkan

bertambah granul pada permukaan tablet.

6. Tablet rapuh

Disebabkan karena kurangnya tekanan dalam menekan tablet.

Masalah ini dikarenakan granul kurang kering dengan baik atau

aliran granul yang buruk (dapat menyebabkan capping) atau

kelebihan jumlah dari lubrikan lemak seperti Mg-stearat.

7. Penghancur

Dalam hal ini tablet secara rapat patah membentuk partikel

besar yang bertahan unutk waktu yang lama atau partikel serbuk

halus dibuat, tapi secara keseluruhan waktu hancur sangat lama.

Kesalahan ini diatasi dengan :

Page 45: Hadis Tablet

a. Zat penggranulasi yang adhesive harus sangan kuat.

b. Tindakan yang efisien dari penggunaan zat penghancur yang

salah tipenya atau kurangnya lubrikan.

8. Ketidakstabilan

Keutamaan dari air-dry drugs dan tambahan tablet yang

mengandung air dan hal ini juga ditambahkan dan mungkin tidak

dapat dipindahkan secara sempurna dalam proses pelembaban

granul kelembaban harus dikontrol tidak semata-mata untuk

alasan teknik yang berhubungan dengan proses fisika pada

produksi tablet tapi juga untuk menjamin kestabilan obat.

9. Variasi kandungan bahan obat

Standar akan secara pasti diatur unutk kandungan tablet

tunggal. Jika kandungan menunjukkan variasi yang sangat besar

dan factor tersebut mengakibatkan variasi bobot yang dapat

dihilangkan sebagai suatu penyebab sumber masalah yang

paling sering terjadi adalah perpindahan pelarut absorpsi fisika

dengan pemisahan pada beberapa tiap dalam proses produksi

dan pencampuran.

Kerusakan-kerusakan pada tablet (15 ; 188 – 190)

1. Binding

Page 46: Hadis Tablet

Binding pada dies atau kesulitan pengeluaran biasanya menuju

pada kekurangan atau kurangnya lubrikan. Binding merupakan

perlawanan dari tablet untuk keluar dari dinding dies.

Cara mengatasinya :

a. Meningkatkan lubrika

b. Menggunakan suatu lubrikan yang lebih efisien.

c. Merubah distribusi dari pelicin dengan penyaringan melalui

pengayak mesh 30 dan pencampuran dengan bagian yang

bagian dari penyaringan.

d. Mengurangi ukuran dari granul.

e. Merubah penguapan dari granulasi.

f. Menggunakan dies yang telah dilicinkan.

g. Mengempa dengan temperature/kelembapan yang rendah.

h. Sticking dan picking

2. Sticking biasanya terjadi pada pengeringan yang kurang baik

dari granulasi menyebabkan permukaan tablet menempel pada

permukaan punch. Hasilnya permukaan tablet tidak mengkilap

(tergores atau bintik) keadaan ini biasanya menjadi buruk.

3. Picking adalah suatu bentuk dari sticking di mana sebagian kecil

dari granulasi menempel pada permukaan punch dan bertambah

pada pelapisan membentuk suatu rongga/lubang pada

permukaan tablet.

Page 47: Hadis Tablet

4. Filming adalah bentuk lanjut dari picking dan meningkat dengan

kenaikan kelembapan pada granul. Hal ini terjadi karena

temperature tinggi dan kurangnya pelumas pada permukaan

punch yang digunakan.

Hal ini dapat diatas dengan :

- Mengurangi kelembapan granulasi

- Mengganti/mengurangi lubrikan

- Menambahkan suatu penyerap (seperti aerosol silica,

aluminium hidroksida, makrokristal selulosa)

- Melicinkan/mengkilapkan permukaan punch

- Membersihkan dan membalut/menutupi permukaan-

permukaan dengan minyak mineral dan viskositas rendah.

5. Capping dan Laminating

Capping terjadi pada saat bagian atas tablet dari bagian utama

tablet dan menjadi penutup. Ini biasanya terjadi pada udara

granulasi yang terperangkap pada cetakan selama pengempaan

dan kemudian mengembang saat tekanan ditiadakan.

Laminating dapat terjadi karena hal yang sama pada capping

jika tablet retak dan menjadi 2 bagian. Jika laminating terjadi

hanya pada daerah tertentu maka biasanya disebabkan karena

kurangnya bahan lubrikan. Berikut dapat dilakukan untuk

mengatasi capping dan laminating :

Page 48: Hadis Tablet

- Mengubah prosedur granulasi

- Mengganti/menambah bahan pengikat

- Menambahkan pengikat kering seperti gom arab, serbuk

sorbitol, PVP, atau serbuk gula.

- Menambah atau mengubah lubrikan/pelicin.

- Mengurangi atau mengubah lubrikan.

- Menggunakan cetakan lain.

- Mengurangi diameter atas lubang cetakan dari 0,0005 –

0,002 inchi sesuai ukuran.

6. Chipping dan cracking

Chipping dapat terjadi pada tablet yng meiliki bagian yang

hancur/rusak, biasanya pada sisinya. Hal ini dapat terjadi karena

kerusakan alat atau penyetelan yang tidak sesuai. Hal ini dapat

terjadi karena kerusakan alat atau penyetelan yang tidak sesuai.

Tablet terbelah biasanya pada bagian tengah atas yang terjadi

pada pemuaian tablet, yang mana berbeda dengan capping. Hal

ini dapat mnyebabkan laminating dan capping dan atau dapat

menyebabkan lubang cetakan cembung. Dalam masalah ini

dapat diatasi.

1. Melumasi permukaan lubang cetakan.

2. Menurunkan kehalusannya

3. Memindahkan torehan/kepingan lubang retak

Page 49: Hadis Tablet

4. Menambahkan bahan pengikat yang kering seperti pati

pregelatin, gom arab, sirup jagung semprot kering, serbuk

gula atau serbuk gelatin halus.

Kerusakan-kerusakan pada tablet (14 ; 329)

1. Capping, Laminating, dan Chipping

Capping adalah melukiskan pemisahan sebagian atau

seluruhnya pada bagian atas atau bawah tablet dari bagian

tengah.

Laminating adalah pemisahan tablet menjadi dua atau lebih

lapisan berbeda. Biasanyan pemecahan ini terjadi setelah

pengempaan tapi dapat terjadi dalam beberapa jam atau hari.

Penggenggaman/tekanan pada tablet secara kuat dalam

genggaman tangan atau pokoknya menajdi gampang telah lebih

cepat dan menghasilkan masalah. Sebabnya biasanya

disebabkan oleh udara yang terperangkap dalam granul. Udara

tidak dapat lepas selama pengempaan tetapi setelah itu tekanan

dilepaskan.

2. Picking atau sticking

Picking digambarkan sebagai pemindahan modern dari

permukaan tablet dan kedudukannya ke depan punch. Ini

menunjukkan spesifik monogram atau maksud lainnya. Ini lebih

banyak dalam daerah yang kecil dalam letter A dan letter B atau

Page 50: Hadis Tablet

bagian tablet letter lain seperti M dan W yang memiliki sudut

yang tajam. Semua daerah lain sulit untuk memotong dengan

bersih dan untuk peralatan pembuat untuk melembabkan.

Sticking melukiskan kerusakan pada granulasi ke tumbukan

dies. Ketika ini terjadi, punch lebih rendah jatuhnya untuk pindah

dengan bebas.

3. Mottling adalah distribusi warna yang tidak rata pada tablet,

dnegan daerah terang dan gelap keluap dari cairan pada

permukaan. Salah satu penyebabnya kerusakan ini adalah obat

memiliki perbedaan warna daripada bahan tambahan atau

penurunan produksi. Penggunaan pewarna dapat menyebabkan

mottling dengan cara berpindah ke permukaan granulasi selama

pengeringan. Untuk mengatasi masalah ini, formulator dapat

mencegah system pelarutan, mengganti system pengikat,

menurunkan temperature pengeringan, atau mengikisnya

menjadi partikel yang lebih kecil. Penggunaan zat pewarna pada

proses kempa langsung mengakibatkan mottling jika serbuk

kering tidak terdispersi dengan baik/buruk karena partikelnya

besar.

Page 51: Hadis Tablet

4. Variasi berat

Ketika granulasi tidak memuaskan setiap tablet yang dibuat

mungkin bervariasi beratnya melebihi aturan yang disetujui. Hal

ini disebabkan oleh empat :

-Ukuran dan distribusi granul sebelum pengempaan

- Aliran yang buruk

- Pencampuran yang buruk

- Variasi punch

5. Variasi kekerasan

Variasi kekerasan merupakan suatu problem/masalah yang

penyebabnya sama dengan variasi berat. Kekerasan tergantung

pada berat bahan dan ruang antara punch atas dan bawah. Jika

volume dari bahan jarak antara punch bervariasi, demikian juga

kekerasan tidak tetap.

6. Cetakan yang ganda

Masalah terakhir untuk didiskusikan adalah pencetakan ganda.

Hal ini melibatkan hanya punch atau di mana semua monogram

atau selain mereka. Pada saat pengempaan, tablet menerima

pencetakan dari punch. Pada beberapa mesin, punch yang lebih

rendah dan bebas untuk menekan dan kemudian menjalankan

dalam jangka pendek sebelum ini mengangkat penyemprot

untuk mendorong tablet keluar dari die selama perjalanan bebas

Page 52: Hadis Tablet

ini, ini juga berotasi. Pada saat itu punch membuat baru, bagian

atas mesin yang menggunakan dua pengempaan untuk

mengempa sebuah tablet. Tahap pertama, prekompresi

menggunakan tenaga kempa pada tahap kempa akhir. Tetapi

tablet tidak mendapatkan pencetakan dari punch. Jika punch

bagian atas tidak terkontrol ini dapat berotasi selama perjalanan

yang singkat sampai tahap kempa akhir dan hal itu

menghasilkan cetak gerak. Pada saat itu, hal ini telah dibagi

sebagai bagian integrasi.

Masalah ini biasanya meninggalkan bekas akibat

ketidaksempurnaan perpindahan udara dari granul pada rongga

die sebelum dan selama pengempaan. Udara yang

terperangkap bercampur dengan ikatan granul. Ketika

pengembangan berikutnya pada pelepasan melepaskan bagian

atau “cap” dari tablet. Pada kasus, ini tablet terbagi menjadi

beberapa lapisan, serbuk yang sangat banyak talk secara baik

atau granul yang terlalu kering atau terlalu kecilnya lubang pada

punch/die, menghilangnya semua udara sisa dalam rongga die

dan mungkin menyebabkan capping/laminating.

Page 53: Hadis Tablet

II.1.9 Defenisi Granul

Granul adalah penyempurnaan dari serbuk massa yang

dibentuk menjadi serbuk kasar dan dikeringkan dalam oven.

(7:1631)

Granul adalah granulasi obat terdiri dari pertikel yang tidak

beraturan, range ukuran 4-10 mesh. granul diukur dengan sendok

the, dibutuhkan ketelitian dalam mengukurnya. granul jarang

digunakan untuk obat keras. (21 ; 111)

Granul adalah bulatan – bulatan atau agregat – agregat

dalam bentuk beraturan. (13 ; 680)

Granul adalah partikel yang berukuran 4 – 10 mesh. Granul

tidak digunakan pada obat keras karena adanya kesalahan pada

sifat yang melekat ketika diukur dengan ketelitian sendok teh. (19 ;

64)

Aglomerat dan granul didefenisikan sebagai massa yang

berhubungan dengan akumulasi dari pertikel yang kecil menjadi

kumpulan yang besar. (16;246)

Granul adalah gumpalan – gumpalan dari partikel kecil,

umumnya berbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel

tunggal yang lebih besar, umumnya berkisar antara ayakan 4 – 12.

(1 ;212)

Page 54: Hadis Tablet

Granul yang digunakan sebagai bentuk dosis terdiri dari

serbuk partikel yang besar biasanya diameternya 2 – 4 mm. Ini

merupakan granul yang cukup besar dipersiapkan sebagai hasil

antara pembuatan tablet. ( 3 ;300)

II.1.10 Study Preformulasi

Langkah pertama dalam setiap pendesainan tablet atau

aktivitas preformulasi adalah merupakan suatu kehati – hatian

yang penuh dengan kesadaran berdasarkan data preformulasi.

Hal ini penting bahwa seorang formulator memiliki profil atau data

yang lengakap mengenai sifat fisika – kimia dari bahan aktif yang

tersedia, sebelum memulai aktivitas formulasi. Kumpulan dari

informasi ini diketahui sebagai preformulasi. Hal ini biasanya

merupakan tanggung jawab daerah yang diunjukkan dibawah ini

pada bahan obat:

- Stabilitas (bentuk padat)

Cahaya, temperature, kelembaban.

- Stabilitas (Larutan)

Stabilitas zat tambahan obat (analisis diferensial suhu atau

metode lain yang bersangkutan).

- Sifat fisika – mekanik

Page 55: Hadis Tablet

Ukuran partikel, massa dan berat jenis, bentuk kristalin,

kompressibilitas, foto mikrograf, titik leleh, rasa, warna,

penampilan, bau.

- Sifat fisika – kimia

Kelaruan dan profil pH dari larutan, disperse (air, pelarut lain).

- Disolusi in vitro

Obat murni, dialysis dari obat murni, kemampuan absorbsi,

efek dari zat tambahan dan surfaktan

Tujuan dasar dari aktivitas preformulasi adalah untuk

menyiapkan dasar rasional untuk metode preformulasi, untuk

memaksimalkan kesempatan dalam mengoptimalkan sebuah

produk obat dan penampilannya. Dari sudut pandang seorang

formulator tablet, informasi preformulasi yang paling penting

adalaha study kestabilan zat tambahan obat. Pertanyaan

berikutnya, untuk obat baru. Sebuah obat dimana formulasinya

memiliki pengalaman yang kurang adalah untuk memilih bahan,

zat tambahan yang mana baik secara kimia – fiika cocok dengan

obatnya. (16I ; 77)

Preformulasi dapat dideskripsikan sebagai tahap

perkembangan yang mana ahli farmasi mengkatagorikan sifat

fisika kimia dari bahan obat dalam peranyaan yang mana

Page 56: Hadis Tablet

dianggap pening dalam formulasi yang stabil, efektif dan bentuk

yang aman.

Beberapa parameter seperti ukuran kristal dan bentuk,

sifat pH, solubility, sifat pH stabilitas, polymorphisin, efek

pembagian, permaebilitas obat dan disolusi dievaluasi selama

evaluasi tersebut mungkin saja terjadi. Interaksi dengan berbagai

bahan – bahan inert yang dimaksudkan untuk penggunaan dalam

bentuk akhir, yang mana diketahui. Data yang didapat dari

evaluasi ini berhubungan dengan data yang didapat dari

pendahuluan farmakologi dan studi biokimia dan memberikan ahli

farmasi informasi yang mengizinkan pemilihan dari dosis yang

optimum mengandung bahan – bahan inert yang paling diminati

perkembanganya dalam perkembangan. (7 ; 436)

Penerangan formula menggunakan pengalaman dan

pengetahuan mengetahui bahan tambahan untuk menjaga ukuran

tablet ini seminimal mungkin tanpa mengorbankan bagian –

bagian yang perlu. Formulasi dari tablet membutuhkan

pertimbangan antara lain : (15 ; 153)

1. Ukuran dari dosis atau kuantias dari bahan aktif.

2. Stabilitas dari bahan aktif.

3. Kelarutan dari bahan aktif.

4. Kerapatan dari bahan aktif.

Page 57: Hadis Tablet

5. Kemampuan pengampaan dari bahan aktif.

6. Penyeleksian bahan tambahan.

7. Metode dari granulasi.

8. Karakter dari granulasi.

9. Kempa tablet, tipe, ukuran, dan kapasitas.

10. Kondisi lingkungan (kontaminasi dan kontrol kelembaban).

11. Stabilitas dari produk obat.

12. ketersediaan.

Page 58: Hadis Tablet

II.1.11 Evaluasi Granul dan Evaluasi Tablet

I. Evaluasi Granul

1. Uji kadar air (13 : 110-111)

a. Susut pengeringan ( LOD = Loss On Drying ) yaitu suatu

pernyataan kadar, kelembaban berdasarkan berat basah dengan

rumus :

Berat air dalam sampel % LOD = x 100% Berat seluruh sample basah

Syarat nilai % LOD yang baik adalah antara 0% - 100%

b. Kandungan kelembaban (MC = Mouisture Consentration )

yaitu suatu perhitungan berdasarkan berat kering dengan rumus

Berat air dalam sample % MC = x 100% Berat seluruh sample kering

Syarat nilai % MC yang baik adalah dari 0% sampai tak

terbatas

2. Uji bobot jenis (13 : 284)

Dilakukan untuk menentukan 3 macam berat jenis yaitu :

a. Berat jenis sejati yaitu massa partikel dibagi volume partikel

tetapi tidak termasuk rongga terbuka dan tertutup

b. Berat jenis nyata adalah massa partikel dibagi volume partikel

tidak termasuk rongga terbuka tetapi termasuk rongga tertutup

Page 59: Hadis Tablet

c. Berat jenis efektif adalah massa partikel dibagi volume partikel

termasuk rongga terbuka dan tertutup

3. Uji porositas (19 : 17 )

Porositas merupakan perbandingan antara volume total

masing-masing rongga dengan volume bulk dan volume sebelum

dimampatkan, dapat dihitung dengan rumus :

ρa

Void = 1 - x 100% ρ

Keterangan :

ρa = massa jenis sebelum dimampatkan

ρ = massa jenis setelah dimampatkan

Nilai persentase yang baik untuk uji ini adalah tidak menyimpang

dari 90%-10% porositas

4. Uji kecepatan aliran ( 13 : 142 )

Dengan cara mengalirkan granul melalui celah yaitu lingkaran

yang dipasang pada wadah silinder, suatu petunjuk sederhana

dari kemudahan dimana bahan dapat diinduksi untuk mengalir

diberikan dengan menggunakan indeks komprebilitas dengan

persamaan :

V I = 1 - X 100% V0

Keterangan :

Page 60: Hadis Tablet

I = indeks komprebilitas

V = volume sesudah , V0 = volume sebelum

Syarat nilai uji kecepatan aliran :

Nilai I < 15% = memberikan sifat alir yang baik

Nilai I > 25% = menunjukkan kemampuan alir yang buruk

II. Evaluasi tablet

1. Uji keseragaman Ukuran

Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3

kali atau tidak boleh kurang dari 1 1/3 tebal tablet. ( 5 : 6)

2. Uji keseragaman Bobot

Digunakan untuk tablet tidak bersalut yang harus

memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai

berikut :

Dengan cara ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap

tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet

yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-

ratanya lebihi besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A,

dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot

rata-ratanya lebih besar dari haarga yang ditetapkan pada kolom

B. jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet,

tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari

bobot rata-rata yang ditetapkan pada kolom A dan tidak satu

Page 61: Hadis Tablet

tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot

rata-rata yang ditetapkan pada kolom B.( 5 ; 7)

Bobot rata-rata

Penyimpangan bobot rata-rata (%)

Kolom A kolom B

25 mg atau kurang

26 mg sampai dengan 150 mg

151 mg sampai dgn 300 mg

Lebih dari 300 mg

15 % 30 %

10 % 20%

7,5 % 15 %

5 % 10%

3. Uji kekerasan

Daya tahan suatu tablet untuk penggunaan mekanik

terlihat pada saat dikempa kekerasan suatu tablet tersebut dan

kekuatnnya pada saat dikempa. Kekerasan suatu tablet

dilukiskan sebagai ukuran partikel untuk pecahnya tablet.

Kekerasan juga dapat digunakan untuk karakteristik tablet sebab

lebih mudah dan untuk mengukur lebih konvensional. Kekerasan

tablet diukur dengan alat Strong Cobb, dan alat tes kekerasan

yaitu Pfizer dan Stokes. Kekerasan dilukiskan dalam kilogram

tekanan yang diberikan, meskipun alat-alat yang digunakan

berbeda nilai kekerasannya untuk setiap tablet, tetapi rata-rata

Page 62: Hadis Tablet

kekerasannya konstan bila diukur dengan Strong Cobb atau

Stokes. Praktek dalam farmasi mungkin dilakukan dengan tes

tablet dengan cara mematahkan tablet diantara jari jempol dan

jari telunjuk, jika tablet tidak patah artinya sangat keras daan

mungkin susah dihancurkan. Tablet oral normalnya mempunyai

kekerasan dari i4-6 pounds, meskipun pada nyatanya ada yang

mengatakan kuran dari 10 pounds.(21 :138)

4. Uji kerapuhan

Alat penguji kerapuhan laboratorium dikenal sebagai

Friabilator Roche yang memperlakukan sejumlah tablet terhadap

gabungan pengaruh goresan dan goncangan dengan memekai

kotak plastic yang berputar dengan kecepatam 26 rpm,

menjatuhkan sejumlah tablet sejauh 6 inci pada setiap putaran.

Biasanya tablet yang telah dtimbang diulang, kehilangan berat

0,5 – 1 % masih dapat dibenarkan. (13;654)

5. Uji waktu hancur

Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas

hancur yang tertera dalam masing-masing monographi kecuali

pada etiket dinyatakan bahwa tablet digunkan untuk tablet hisap

atau kunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat

secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau pelepasan

obat dalam 2 periode pelepasan tersebut.( 6 ; 1086)

Page 63: Hadis Tablet

6. Uji waktu hancur

a. Waktu hancur tablet tidak bersalut enterik :

Alat : tabung gelas panjang 80 mm sampai 100 mm, diameter

dalam lebih kurang 28 mm, dimater luar kira-kira 30 mm

hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kasa kawat tahan

karat, lubang sesuai dengan pengayak nomor 4 berbentuk

keranjang. Keranjang didipkan searah ditengah- tengah

tabung kaca, diameter 45 mm, dicelupkan kedalam air bersuhu

antara 36-380C sebanyak lebih kurang 1000 ml, sedalam

tidaak kurang dari 15 cm sehingga dapat dinaik-turunkan

dengan teratur. Kedudukan kawat kasa pada posisi tertinggi

tepat diatas permukaan air dan kedudukan terendah mulut

keranjang tepat dipermukaan air

Cara : masukkan 5 tablet ke dalam keranjang, turun-naikkan

kerajang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan

hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa,

kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Keculai

dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan

kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak

bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula

dan bersalut selaput. Jika tablet tidak memenuhi syarat ini,

ulangi pengujian menggunakan tablet satu per satu, kemudian

Page 64: Hadis Tablet

ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun.

Dengan pengujian ini tablet harus memenuhi syarat. ( 5 ;7)

b. Waktu hancur tablet bersalut enteric

Lakukan pengujian waktu hancur menggunakan alat dan cara

tersebut diatas, air diganti dengan lebih kurang 250 ml asam

klorida 0,05N. pengerjaan dilakukan selama 3 jam, tablet tidak

larut kecuali zat penyalut . angkat keranjang cuci segera tablet

dengan air. Ganti larutan asam dengan larutan dapar pH 6,8

atur suhu antara 36-380 C. celupkan keranjangn kedalam

larutan tersebut, lanjutkan pengujian ini selama 60 menit. Pada

akhir pengujian tidak terdapat bagian tablet diatas kasa kecuali

fragmen zat penyalut. Jika tidak memenuhi syarat ini, ulangi

pengujian menggunakan 5 tablet dengan cakram penuntun.

(5;8)

II.2 Alasan Penggunaan Bahan

1. Loperamid HCl (Zat Aktif)

Page 65: Hadis Tablet

Loperamid HCl mencegah atau menghambat motilitas usus

dan digunakan pada diare akut dan kronik. Efek merugikan meliputi

keracunan pada kehamilan, mulut kering, pusing, lelah dan reaksi

hipersensivitas dan depresi mungkin terjadi jika hanya penggunaan

over dosis.(18; 388)

Loperamid HCl digunakan sebagai agen sintetik untuk

mengontrol reaksi simtomatis dari penyakit diare nonspesifik dan diare

kronik yang dihubungkan dengan penyebab inflamasi pada sakit perut.

Kebanyakan dari obat ini dieksresikan melalui feses.(7)

Obat ini memperlambat motilitas saluran cerna dengan

mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat ini berikatan

dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan

oleh ikatan Loperamid dengan resptor tersebut. (9;200)

Dibandingkan dengan zat aktif lainnya jelas bahwa :

1. Meskipun derivat opioid tetapi tidak menyebabkan

ketergantungan seprti difenoksilat.

2. Lebih cepat bereaksi karena langsung berikatan dengan

reseptor dibandingkan dengan zat aktif lainnya misalnya kaolin dan

bismuth.

3. Efek samping jarang terjadi.

4. Waktu paruhnya 7-14 jam.

2. Talkum (Glidant)

Page 66: Hadis Tablet

Talkum digunakan sebagai lubrikan dan glidant dalam pembuatan

tablet dengan konsentrasi 1-10%. talk berfungsi mencegah melekatnya

tablet pada pencetak tablet. Bahan lain yang biasa digunakan adalah

asam stearat, lemak, parafin cair atau bahan lain yang cocok. Namun

dibandingkan dengan bahan-bahan tersebut, talk mempunyai daya

aliran serbuk dan granul yang lebih baik dengan jalan mengurangi

gerakan partikel. (11;701)

3. Magnesium Stearat

Magnesium stearat dalam konsentrasi 0,2 sampai 1% adalah

bahan pelicin yang baik. Magnesium stearat dapat menambah waktu

hancur dari tablet karena bentuk lapisan permukaannya yang tidak

mudah dipenetrasi dengan cairan lambung. (10 ; 97)

Magnesium stearatdigunakan secara luas dalam kosmetik,

makanan dan formulasi farmasi. Utamanya digunakan sebagai pelicin

pada kapsul dan tablet dengan konsentrasi antara 0,25-50%. (11;280)

4. Pati Jagung

Pati jagung adalah salah satu bahan yang biasa digunakan

sebagai penghancur dalam sediaan tablet. Penghancur pati jagung ini

dipilih karena beberapa alasan:

- Memiliki permukaan yang luas untuk penyerapan air.

- Sangat higroskopik yang dapat mengabsorpsi 1/3 dari berat air dari

atmosfer tanpa memberi pembasahan.

Page 67: Hadis Tablet

- Memiliki afinitas terhadap air dan menggelembung jika dibasahkan,

ini memudahkan putusnya ikatan tablet.

Bahan lain seperti gelatin dan agar efisiensinya dibandingkan pati

jagung kurang jika ditambahkan pada tablet. Bahan lain seperti Veegum

HV, dapat menghasilkan perbedaan warna pada tablet jika digunkana.

(10;95)

5. Laktosa

Laktosa digunakan secara luas sebagai bahan dasar tablet, kapsul

dan lebih terbatas luasnya pada produk liofil. Laktosa stabil jika

disimpan dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering. Incomp :

Aminoacid, aminophyllin dan amfetamin. Konsentrasinyadalam tablet

65-85% dari berat tiap tablet. (11;276)

Kelebihan Laktosa (13 ;699)

- Tidak bereaksi dengan semua bahan obat baik yang digunakan

dalam bentuk hidrat maupun anhidrat.

- Umumnya menunjukkan laju pelepasan obat yang baik.

- Granulnya cepat kering dan waktu hancurnya tidak terlalu peka

terhadap perubahan pada kekerasan tablet.

6. Selulosa Asetil Ftalat (SAF)

Page 68: Hadis Tablet

Selulosa Asetil Ftalat digunakan sebagai penyalut film enterik atau

pengikat matriks kapsul dan tablet. Penyalut seperti ini tahan ketika

kontak dengan cairan asam kuat dari lambung tetapi melarut dalam

sedikit asam dan lingkungan usus. Konsentrasi yang digunakan adalah

0,5-0,9% dari berat keseluruhan. (11 ; 99)

7. Metil Selulosa

Metil selulosa digunakan secara luas pada formulasi oral atau

formula yang lain. Dalam formula tablet, nilai viskositas yang rendah

atau sedang dari metil selulosa digunakan sebagai bahan pengikat,

metil selulosa dapat ditambahkan baik dalam bentuk serbuk maupun

larutan. (11;306)

Larutan glukosa dapat menghasilkan granulasi basah yang bila

dibuat tablet akan menghasilkan massa yang keras tetapi agak rapuh,

bila kadarnya tidak tinggi maka akan timbul masalah profilasi bakteri.

(13;702)

8. Asam Sorbat

Asam sorbat adalah pengawet antimikroba, yang memiliki sifat

antibakteri dan antifungi dalam bidang farmasi, makanan dan kosmetik.

Umumnya digunakan pada konsentrasi 0,05-0,2% pada produk oral dan

formula farmasi yang lain, khususnya bahan yang mengandung

surfaktan nonionis. Asam sorbat juga digunakan pada protein, enzim,

gelatin dan gum sayur. (11;508)

Page 69: Hadis Tablet

DAFTAR PUSTAKA

Page 70: Hadis Tablet

1. Ansel, H., (1989),”Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, UI Press, Jakarta.

2. Ansel, Howard, C., (1995),”Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System”, Williams and Wilkins Chester Field, USA.

3. Aulton, Michael, E., (1988),”Pharmaceutics;The Science of Dosage Form Design”, Curchill Living Stone, Edinburg London Melbourn New York.

4. Banker, Gilbert, S., (1995),”Modern Pharmaceutics”, Marckel Dekker, New York Bassel Hongkong.

5. Ditjen POM, (1979),”Farmakope Indonesia, Edisi III”, Depkes RI, Jakarta .

6. Ditjen POM, (1995),”Farmakope Indonesia, Edisi IV”, Depkes RI, Jakarta.

7. Gennaro, A.R., (1998),”Remington’s Pharmaceutical Science 18th

Edition”, Mack Publishing Company, Easton.

8. Gennaro, A.R., (2000),”Remington’s Pharmaceutical Science 20th

Edition”, Mack Publishing Company, Philadelphia.

9. Ganiswara, Sulistia, (1995),”Farmakologi dan Terapi Edisi IV”, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.(200)

10. Jenkins, G.L., (1957),”Scoville’s The Art of Compounding”, The Blackston

Division Mc. Graw Hill Book Company Inc, New York, USA.

11. Kibbe, Arthur, H., (1994),”Handbook of Pharmaceutical Excipient, Third Edition”, The Pharmaceutical Press, London.

12. King, R. E., (1984),”Dispending Of Medication, Ninth Edition”, Mack Publishing Company, Philadelphia.

13. Lachmann, Leon, dkk., (1994),”Teori dan Praktek Farmasi Industri Jilid II”, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

14. Lachmann, Leon, et, al.,(1986),”The Theory and Practice of Industrial Pharmacy”, Lea and Febiger, Philadelphia.

15. Lieberman, Herbert, a., et, al., (1990),”Pharmaceutical Dosage Form: Tablets Volume 1”, Marcell Dekker, New York.

Page 71: Hadis Tablet

16. Lieberman, Herbert, a., et, al., (1990),”Pharmaceutical Dosage Form: Tablets Volume 2”, Marcell Dekker, New York.

17. Martin, W. Eric, (1971),”Dispending of Medication”, Mack Publishing Company, USA.

18. Martindale, (1989),”The Extra Pharmacopeia, 29th Edition”, The Pharmaceutical Press, London.

19. Parrot, L.E., (1971),”Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics”, Burgess Publishing Company, USA.

20. Rawlins, R.A., (2000),” Textbook Of Pharmaceutics, 8th Edition”, Bailliere Tindall, London.

21. Sprowl. J. B., (1970),”Prescription Pharmacy, Second Edition”, J.B

Lippiconott Company Toronto, Philadelphia.

22. Sprowl, Joseph, B., (1960),”American Pharmacy Textbook of Pharmaceutical Principles, Processes and Preparation Fifth Edition”, JB Lippincott Company Philadelphia, USA.

23. Syamsuni, (2006),”Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi”, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Page 72: Hadis Tablet

1. Ansel, H., (1989),”Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”, UI Press, Jakarta.

2. Aulton, Michael, E., (1988),”Pharmaceutics;The Science of Dosage Form Design”, Curchill Living Stone, Edinburg London Melbourn New York

3. Ditjen POM, (1979),”Farmakope Indonesia, Edisi III”, Depkes RI, Jakarta .

5. Ditjen POM, (1995),”Farmakope Indonesia, Edisi IV”, Depkes RI, Jakarta.

6. Gennaro, A.R., (1998),”Remington’s Pharmaceutical Science 18th

Edition”, Mack Publishing Company, Easton.

7. Ganiswara, Sulistia, (1995),”Farmakologi dan Terapi Edisi IV”, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.(200)

8. Jenkins, G.L., (1957),”Scoville’s The Art of Compounding”, The Blackston Division Mc. Graw Hill Book Company Inc, New York, USA.

9. Kibbe, Arthur, H., (1994),”Handbook of Pharmaceutical Excipient, Third Edition”, The Pharmaceutical Press, London.

10. King, R. E., (1984),”Dispending Of Medication, Ninth Edition”, Mack Publishing Company, Philadelphia.

11. Lachmann, Leon, dkk., (1994),”Teori dan Praktek Farmasi Industri Jilid II”, Universitas Indonesia Press, Jakarta

12. Martindale, (1989),”The Extra Pharmacopeia, 29th Edition”, The Pharmaceutical Press, London.

13. Martin, Alfred, (1990),” Farmasi Fisik, Dasar-Dasar Kimia Fisik Dalam Ilmu Farmasetik”, UIP Press, Jakarta.

14. Parrot, L.E., (1971),”Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics”, Burgess Publishing Company, USA

15. Sprowl. J. B., (1970),”Prescription Pharmacy, Second Edition”, J.B Lippiconott Company Toronto, Philadelphia.